View
15
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU SMP DI YAYASAN PENDIDIKAN X
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna memperoleh derajat Magister
Program Magister Psikologi Sains
Minat Utama Psikologi Pengembangan SDM
Diajukan oleh:
Nama : KWINNA RADHA SAMURA,S.Pd
NIM : 127049001
PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI SAINS FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2014
TESIS
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU SMP DI YAYASAN PENDIDIKAN X
Dipersiapkan dan disusun oleh
Kwinna Radha Samura
Telah dipertahankankan didepan dewan penguji
Pada tanggal
Susunan Dewan Penguji
Dosen Pembimbing Anggota Dewan Penguji
Prof.Dr.Irmawati,Psikolog
___________________
Ferry Novliadi,S.Psi, M.Psi
___________________
Vivi Gusrini R.Pohan, M.Sc,MA,Psikolog
___________________
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Magister
Tanggal………………..
_______________________
P E R N Y A T A A N
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Kwinna Radha Samura,SPd
dengan disaksikan oleh tim penguji tesis, dengan ini menyatakan
bahwa tesis ini adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Dan sepanjang penetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis / diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Jika terdapat hal hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan, maka
saya berserdia derajat kesarjanaan saya di cabut.
Medan,
Yang menyatakan, Kwinna Radha Samura,SPd
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
Ijin-Mu Ya Allah penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian ini melibatkan
banyak pihak terkait yang turut berkontribusi terhadap penelitian ini dan
proses yang menyertainya. Oleh sebab itu, diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang tetap
sabar dalam membimbing peneliti dan meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.
Semoga Tuhan membalas setiap kebaikan ibu dengan pahala yang
melimpah, Amin.
2. Bapak Ferry Novliadi, S.Psi, M.Psi, selaku dosen pembimbing yang ke
dua, terima kasih atas bimbingan dan diskusi yang mencerahkan.
3. Bapak dan ibu dosen staf pengajar Fakultas Psikologi USU. Terima
kasih atas segala ilmu yang telah diberikan. Semoga peneliti dapat
memanfaatkan ilmu tersebut dengan sebaik-baiknya.
4. Pt. Doman Sembiring, SPd, selaku Bapak Ketua Yayasan Pendidikan
X yang mengijinkan peneliti melakukan penelitian di Yayasan yang
dipimpinnya.
5. Subjek penelitian yakni guru-guru di Yayasan Pendidikan X yang telah
bersedia membantu peneliti dalam mengisi skala penelitian sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan
6. Keluarga yang kucintai. Suami yang selalu membantu baik moral
maupun material Bapak Edwin Marhen Ginting,ST.,SPd.K., ketiga
putra kami yang kucintai Edra Prima Ginting, Wahyu Dwi Putra
Ginting, dan Drie Youngen Ginting serta buat yang kukenang
sepanjang masa Ayahnda tercinta Drs. Jusup Samura dan ibunda
tercinta Kerja Ulina Sembiring, serta selaku abang Darius Eka Gustin
Samura, Satrianos Samura, selaku kakak Juni Erbi Samura, Susi Riana
Samura dan adik saya Prem Judha Samura, yang banyak memberikan
motivasi selama kuliah di Fakultas Psikologi USU.
7. Kepada teman-teman angkatan 2012 yang sama-sama berjuang di
dalam aktifitas kuliah.
8. Semua pihak yang telah membantu selama ini dan tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari yang
sempurna. untuk itu, dengan segala kerendahan hati peneliti terbuka
menerima kritik dan saran untuk perbaikan demi kesempurnaan ini.
Semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang
membacanya.
Medan, 9 Desember 2014 Peneliti
KWINNA RADHA SAMURA,SPd
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………. i
Halaman Pengesahan …………………………………………………….. ii
Halaman Pernyataan …………………………………………………….. iii
Kata Pengantar …………………………………………………………… iv
Daftar isi ………………………………………………………………….. vi
Daftar Tabel ……………………………………………………………… ix
Daftar Gambar …………………………………………………………… x
Abstrak …………………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 13
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 13
D. Keaslian Penelitian ………………………………………………. 14
E. Manfaat Penelitian ……….……………………………………… 14
F. Sistematika Penulisan……………………………………………. 15
BAB II KAJIAN TEORITIS …………………………………………. 17
A. Kinerja …..………………………………………………………. 17
1. Pengertian …………………………………………………….. 17
2. Penilaian Kinerja………………………………………………. 19
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ………………… 26
B. Kemampuan ………………………………………………………… 27
1. Pengertian ……………………………………………………. 27
2. Indikator Pengukuran Kemampuan…………………………. 28
C. Motivasi……………………………………………………………… 30
1. Pengertian……………………………………………………. 30
2.Jenis / Tipe Motivasi…………………………………………. 31
3. Pengukuran Motivasi………………………………………... 32
D. Kerangka Pikir ……………………………………………………… 33
E. Hipotesis…………………………………………………………….. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 36
A. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………………….. 36
B. Definisi Operasional Variabel………………………………………. 36
C. Subjek Penelitian …………………………………………… …….. 40
D. Metode Pengumpulan Data .………………………………………. 40
1. Alat pengumpulan data…………………………………….. 41
2. Validitas dan Reabilitas alat ukur ………………………… 42
a. Uji Validitas ………………………………………. 43
b. Uji Reabilitas ……………………………………… 44
3. Hasil Uji Coba …………………………………………….. 44
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitan ………………………………….. 49
F. Metode Analisa Data ……………………………………………… 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….. 54
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian……………………… 54
2. Analisa Deskripsi ………………………………………… 61
3. Uji Asumsi Penelitian…………………………………….. 62
4. Uji Hipotesis Penelitian………………………………….. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………. 77
A. Kesimpulan ……………………………………………… 77
B. Saran …………………………………………………….. 78
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….. 80
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indikator Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2011/2012 4
Table 2 Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2011/2012………… 5
Tabel 3 Indikator Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2012/2013 7
Tabel 4 Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2012/2013……….. 8
Tabel 5 Distribusi aitem-aitem skala kemampuan sebelum ujicoba 41
Tabel 6 Distribusi aitem-aitem skala Motivasi sebelum uji coba….. 42
Tabel 7 Distribusi aitem-aitem skala kemampuan setelah ujicoba.. 45
Tabel 8 Distribusi aitem-aitem skala motivasi setelah uji coba…... 46
Tabel 9 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin…………………. 52
Tabel 10 Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan…………… 53
Tabel 11 Karakteristik berdasarkan usia…………………………… 53
Tabel 12 Karakteristik berdasarkan masa kerja……………………. 54
Tabel 13 Nilai empirik dan nilai hipotetik variable kemampuan…. 55
Tabel 14 Nilai empirik dan nilai hipotetik variable motivasi.…….. 56
Tabel 15 Norma kategorisasi data penelitian……………………… 57
Tabel 16 Kategorisasi skor kemampuan…………………………… 57
Tabel 17 Kategorisasi skor motivasi ……………………………… 58
Tabel 18 Kategori kinerja guru T.P. 2012/2013…………………… 59
Tabel 19 Hasil Statistik Deskriptif …………………………………. 59
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas…………………………………….. 62
Tabel 21 Hasil Uji Multikolinearitas variable bebas………………. 66
Tabel 22 Hasil Uji Autokorelasi…………………………………... 68
Tabel 23 Uji Regresi ………………………………………………. 68
Tabel 24 Uji F……………………………………………………… 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep……………………………………33 Gambar 2 Alur piker Penelitian …………………………………34 Ganbar 3 Hasil uji Normalitas …………………………………. .63 Gambar 4 hasil Uji P-Plot Normalitas …………………………..64 Gambar 5 Grafik uji Heteroskedastisitas…………………………67
Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMP di Yayasan Pendidikan X
Kwinna Radha Samura
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi menurunnya kinerja guru-guru di
Yayasan Pendidikan X pada tahun pelajaran 2012/2013. Oleh sebab itu perlu diteliti hal-hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di Yayasan Pendidikan X. Data penelitian diperoleh melalui skala Kemampuan berdasarkan teori Sutermeister (dalam Suprianto, 2011), dan skala Motivasi berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003). Sedangkan data kinerja guru diperoleh dari kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Data yang telah terkumpul diolah dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Secara Simultan Variabel Kemampuan (X1), dan Motivasi (X2
) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Dengan demikian perlu penelitian lanjut untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi kinerja guru selain variabel kemampuan dan variabel motivasi sehingga dapat memperoleh informasi lain, terkait upaya peningkatan kinerja guru. Karena penilaian kinerja, kemampuan maupun motivasi guru memperlihatkan hasil yang belum optimal, maka pihak Yayasan Pendidikan X perlu mengupayakan peningkatan kinerja, kemampuan dan motivasi guru.
Kata kunci : Kemampuan, Motivasi, Kinerja Guru
Influence Ability and Motivation on Teacher Performance in Education Fondation Junior X
Kwinna Radha Samura
ABSTRACT
The background of this study reduced performance of teachers in the
Education Foundation X in the school year 2012/2013. Therefore it is necessary to study the things that affect performance, so do efforts to develop appropriate performance with the teacher. This study aimed to determine the effect of ability and motivation to the Teacher Performance in Education Foundation X. The data were obtained through the scale's ability based on the theory Sutermeister (in Suprianto, 2011), and Motivation scale based on the theory Arep & Tanjung (2003). While the teacher performance data obtained from the performance of teachers conducted by the school superintendent in accordance with Permendikbud No. 65 of 2013. The collected data is processed by multiple regression analysis method. The research concludes that there is no influence on the performance capabilities of teachers in the Education Foundation X. There is no motivation influence on the performance of teachers in the Education Foundation X. Simultaneously Variable Capability (X1), and motivation (X2) has no effect on teacher performance. Thus the need for additional research to determine the variables that affect the performance of teachers in addition to the variable ability and motivation variables so as to obtain other information, related to efforts to improve teacher performance. So the assessment of performance, ability and motivation of teachers shows the result is not optimal, then the Education Foundation X needs to work on improving performance, ability and motivation
of teachers.
Keywords : Ability, Motivation, teacher performance
Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMP di Yayasan Pendidikan X
Kwinna Radha Samura
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi menurunnya kinerja guru-guru di
Yayasan Pendidikan X pada tahun pelajaran 2012/2013. Oleh sebab itu perlu diteliti hal-hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di Yayasan Pendidikan X. Data penelitian diperoleh melalui skala Kemampuan berdasarkan teori Sutermeister (dalam Suprianto, 2011), dan skala Motivasi berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003). Sedangkan data kinerja guru diperoleh dari kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Data yang telah terkumpul diolah dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Secara Simultan Variabel Kemampuan (X1), dan Motivasi (X2
) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Dengan demikian perlu penelitian lanjut untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi kinerja guru selain variabel kemampuan dan variabel motivasi sehingga dapat memperoleh informasi lain, terkait upaya peningkatan kinerja guru. Karena penilaian kinerja, kemampuan maupun motivasi guru memperlihatkan hasil yang belum optimal, maka pihak Yayasan Pendidikan X perlu mengupayakan peningkatan kinerja, kemampuan dan motivasi guru.
Kata kunci : Kemampuan, Motivasi, Kinerja Guru
Influence Ability and Motivation on Teacher Performance in Education Fondation Junior X
Kwinna Radha Samura
ABSTRACT
The background of this study reduced performance of teachers in the
Education Foundation X in the school year 2012/2013. Therefore it is necessary to study the things that affect performance, so do efforts to develop appropriate performance with the teacher. This study aimed to determine the effect of ability and motivation to the Teacher Performance in Education Foundation X. The data were obtained through the scale's ability based on the theory Sutermeister (in Suprianto, 2011), and Motivation scale based on the theory Arep & Tanjung (2003). While the teacher performance data obtained from the performance of teachers conducted by the school superintendent in accordance with Permendikbud No. 65 of 2013. The collected data is processed by multiple regression analysis method. The research concludes that there is no influence on the performance capabilities of teachers in the Education Foundation X. There is no motivation influence on the performance of teachers in the Education Foundation X. Simultaneously Variable Capability (X1), and motivation (X2) has no effect on teacher performance. Thus the need for additional research to determine the variables that affect the performance of teachers in addition to the variable ability and motivation variables so as to obtain other information, related to efforts to improve teacher performance. So the assessment of performance, ability and motivation of teachers shows the result is not optimal, then the Education Foundation X needs to work on improving performance, ability and motivation
of teachers.
Keywords : Ability, Motivation, teacher performance
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah dengan meningkatkan kualitas sumber daya
pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen sumber daya manusia yang
harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus (Jasmani Asf, 2013).
Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan
strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam
pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang berhadapan dengan peserta didik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-
nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Sejalan dengan amanat UU RI tentang Guru dan Dosen No.14 Tahun
2005 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Untuk mengetahui keterlaksanaan tugas guru tersebut, diperlukan penilaian
kinerja dengan kriteria penilaian yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Maler (dalam Kusumastuti,
2001) bahwa kinerja sebagai unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Ilyas (2001) juga menyatakan bahwa kinierja
adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun
kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada
personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga
kepada keseluruhan jajaran personel didalam organisasi.
Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta
kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan
baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik
(Gibson et.al., 2007).
Sehubungan dengan itu Raharja (2004) mengungkapkan bahwa
kinerja adalah prestasi kerja. Selanjutnya Hadari Nawawi (2006: 63)
mengatakan bahwa kinerja “adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang
diperlihatkan, (c) kemampuan kerja”. Sedangkan menurut Mangkunegara
(2007: 155) mengatakan “ bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya”.
Mangkuprawira (2007) juga menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil
atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama.
Dengan demikian, dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai
kinierja, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
seseorang, secara kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan tugas-tugas
sesuai dengan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dalam periode
tertentu berdasarkan standar hasil kerja yang telah ditetapkan.
Berkenaan dengan standar hasil kinerja guru, Piet A Sahertian (dalam
Rusman, 2010: 51) menjelaskan bahwa “standar guru itu berhubungan dengan
kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti bekerja dengan siswa secara
individual, persiapan dan perencanaan pembelajaran, melibatkan siswa dalam
berbagai pengalaman belajar dan kepemimpinan yang aktif dari guru”.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang pengurus
Yayasan Pendidikan X, kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja guru
SMP di sekolah X pada tahun pelajaran 2011/ 2012 adalah berdasarkan
Permenag PAN & RB No.16 Tahun 2009 yang dinyatakan dalam bab 1
Ketentuan Umum pasal 1 butir 3, bahwa indikator penilaian kinerja guru
meliputi Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian
Hasil Pembelajaran, Melatih dan Membimbing Siswa, dan Tugas Tambahan.
Sebagaimana tertera pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Indikator Penilaian Kinerja Guru SMP di Sekolah X
Tahun 2011/2012 No. Program Materi Penilaian Skor Nilai
0 1 2 3 4
1. Perencanaan Pembelajaran
a. Program tahunan b. Prgram Semester
c. Silabius d. RPP e. KKM
f. Agenda Harian Guru g. Jadwal tatap Muka h. Absensi Siswa i. Kalender Pendidikan
j. Buku Nilai 2. Pelaksanaan
Pembelajaran a. Pendahuluan b. Kegiatan inti melalui tatap
muka, penugasan,terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur kegiatan tatap muka yang dilakukan melalui : 1) Eksporasi 2) Elaborasi 3) Konfirmasi
c. Penutup 3. Penilaian Hasil
Pembelajaran a. Dafar nilai sesuai dengan
standar penilaian
b. Melakukan tes dengan Ulanagan Harian, UTS, UAS, UKK
c. Melakukan Penilaian ahlak mulia dan kepribadian
d. Melakukan penilaian psikomotor
e. Melakukan analisis ulangan harian
f. Remedial dan Pengayaan g. Instrumen tes setiap KD h. Bank Soal i. Kartu Soal j. Analisis Penilaian
4. Melatih dan Membimbing Siswa
a. Melatih dan membimbing siswa dalam remedial dan pengayaan
b. Membimbing siswa dalam pengembangan diri melalui BK dan kegiatan esktra Kurikuler
c. Kegiatan KIR
5. Tugas Tambahan
a. Wakil Kepala sekolah b. Wali kelas c. Pembina Ekstra Kurikuler
d. Piket e. Pembina Osis f. Pustakawan g. Laboratorium
J u m l a h Jumlah total …………….
Sumber : Permenag PAN & RB No.16 Tahun 2009.
Hasil penilaian kinerja guru SMP di YayasanPendidikan X dilakukan
Pengawas Binaan untuk periode tahun pelajaran 2011/2012, tertera pada tabel
2 dibawah ini:
Tabel 2 Kinerja guru periode T.P. 2011/2012
No Kategori
Jumlah Persentase (%)
1 2 3 4
Amat baik Baik
Cukup Kurang
4 24 2 0
13,3 % 83,0 % 3, 7 % 0 %
30 100 % Sumber : Penilaian Guru SMP Sekolah X tahun 2011/2012 Dari tabel 2 terlihat bahwa yang memperoleh penilaian kinerja dengan
kategori Amat Baik sebanyak 4 orang (13,3%), kategori Baik sebanyak 24
orang (83,0%), kategori Cukup sebanyak 2 orang (3,7%), dan tidak ada yang
memperoleh kategori kurang. Dengan demikian penilaian kinerja untuk ke 30
orang guru SMP di Yayasan Pendidikan X periode tahun pelajaran 2011/2012
cenderung pada kategori Baik, namun tetap ada yang memperoleh kategori
cukup. Jadi dapat dikatakan kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada
tahun pelajaran 2011/2012 belum optimal.
Pada tahun pelajaran 2012/2013 terjadi perubahan peraturan penilaian
kinerja guru, yaitu mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
( Permendikbud ) Republik Indonesia No.65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Indikator yang digunakan untuk
penilaian kinerja guru disekolah X, berdasarkan bab III dan bab IV
Permendikbud No.65 Tahun 2013, meliputi Perencanaan Pembelajaran dan
Pelaksanaan Pembelajaran.
Pada bab IV butir 2 Permendikbud tersebut, dinyatakan penilaian
kinerja guru dilakukan oleh Pengawas Manajerial dan Kepala Sekolah dalam
bentuk supervisi dan manajerial. Namun dari hasil wawancara penulis dengan
Pengawas Manajerial dan kepada seorang pengurus Yayasan, penilaian kinerja
guru SMP di Yayasan Pendidikan X hanya dilakukan oleh seorang Pengawas
Manajerial, bukan dengan Kepala Sekolah; walaupun di dalam Permendikbud
RI No.65 Tahun 2013 Bab IV butir 2 dinyatakan penilaian kinerja guru
dilakukan oleh Pengawas Manajerial dan Kepala Sekolah. Hal ini disebabkan
karena Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang belum pernah membuat
Surat Keputusan Penugasan kepada kepala sekolah untuk menilai kinerja
guru SMP khususnya di Yayasan Pendidikan X tersebut. Saat ini Kepala
Sekolah hanya menerima Surat Penetapan Tugas sebagai guru dan tugas
tambahan sebagai Kepala Sekolah dari Yayasan. Berikut ini Indikator-
indikator yang digunakan untuk penilaian kinerja guru tahun pelajaran
2012/2013.
Tabel 3 Indikator Penilaian Kinerja Guru SMP di Sekolah X Tahun 2012/2013
No. Aspek Indikator Pencapaian Skor Nilai
0 1 2 3 4 1. Perencanaan
Pembelajaran Silabus
a. Identitas mata pelajaran b. Identitas sekolah
c. Kompetensi inti d. Kompetensi dasar
e. Tema f. Materi pokok
g. Pembelajaran h. Penilaian
i. Alokasi waktu j. Sumber belajar
2. Pelaksanaan Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Menyiapkan peserta didik 2. Mengajukan pertanyaan pertanyaan
3. Menjelaskan tujuan Pembelajaran 4. Menyampaikan cakupan materi
B. Kegiatan Inti (Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi)
1. Eksplorasi a.Melibatkan peserta didik mencari informasi b.menggunakan beragam pendekatan pembelajaran c. mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik d.melibatkan peserta didik secara aktif
e.memfasilitasi peserta didi melakukan percobaan di Lab.
2. Elaborasi a.membiasakan peserta didik membaca b.pemberian tugas, diskusi c.memberi kesempatan utk berpikir d.memfasilitasi pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
e. memfasilitasi peserta didik berkompetisi f.membuat laporan eksplorasi g. melakukan pameran, turnamen, dan festival h. menumbuhkan rasa percaya diri
3. Konfirmasi a.memberikan umpan balik positif b.memberikan konfirmasi terhdp hasil eksplorasi dan elaborasi c.melakukan refeksi d. memperoleh pengalaman bermakna
e. berfungsi sebagai narasumber f.membantu menyelesaikan masalah g.dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
h. memberikan informasi i. memberikan motivasi kpd peserta didik
C. Kegiatan Penutup a.membuat rangkuman b.melakukan penilaian / refleksi
c. memberikan umpan balik terhdp proses
d. merencanakan tindak lanjut e. menyampaikan rencana pembelajaran
J u m l a h
Jumlah total ………………..
Sumber : Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013.
Hasil penilaian kinerja guru SMP di YayasanPendidikan X dilakukan
Pengawas Binaan untuk periode tahun pelajaran 2012/2013, tertera pada tabel
4 dibawah ini:
Tabel 4 Kinerja guru periode T.P. 2012/2013 No Kategori
Jumlah Persentase (%)
1 2 3 4
Amat baik Baik
Cukup Kurang
2 10 12 6
6,7 % 33,3 % 40 % 20 %
30 100 % Sumber : Penilaian Guru Sekolah X tahun 2012/2013
Berdasarkan kategori penilaian kinerja guru SMP di sekolah X pada
tahun 2012/2013, yang mendapat nilai Amat Baik sebanyak 2 orang (6,7%),
kategori nilai Baik sebanyak 10 orang (33,3%), kategori nilai Cukup sebanyak
12 orang (40%) dan kategori nilai Kurang sebanyak 6 orang (20%). Jadi dapat
disimpulkan penilaian kinerja guru SMP di sekolah X periode tahun
pelajaran 2012/2013 cenderung memperoleh nilai Cukup, yang berarti kinerja
guru-guru tersebut belum optimal.
Melihat kondisi kinerja pada tabel 2 dan tabel 4 dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan format penilaian kinerja guru SMP di sekolah X
periode tahun pelajaran 2011/2012 maupun tahun pelajaran 2012/2013, hasil
kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X dapat dikatakan belum optimal.
Oleh sebab itu perlu di teliti hal hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat
dilakukan upaya upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat.
Menurut Mitchel (dalam Sinambela, 2006) kinerja yang baik akan
dipengaruhi oleh 2 hal yaitu tingkat kemampuan dan motivasi kerja yang baik.
Hal ini sejalan dengan pendapat Mangkunegara (2007) yang mengatakan
bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan dan faktor motivasi atau dengan kata lain, “performance = ability
+ motivation”.
Berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi kinerja di atas, hasil
penelitian yang dilakukan oleh Bodroastuti (2012) tentang Pengaruh
Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja (Studi pada Guru SMK Palapa
Semarang) memperlihatkan bahwa kemampuan dan motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMK Palapa Semarang.
Penelitian yang dilakukan oleh Musafir (2007) berjudul Pengaruh
Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai Pemerintah propinsi
Gorontalo, menunjukan bahwa faktor kemampuan paling besar pengaruhnya
terhadap kinierja pegawai dibanding faktor motivasi dan secara simultan
kemampuan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinierja.
Penelitian lain dilakukan oleh Anggreini (2008) mengenai Pengaruh
Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Sekolah Tinggi
Seni Indonesia (STSI) Bandung. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
variabel motivasi dan kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syachroni (2013) Tentang
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kinerja Guru SMA Negeri 4 Kota
Jambi (The Analysis Of Factors That Affect Teacher Performance at State
Senior High School 4 In Jambi City) memperlihatkan bahwa faktor
kemampuan berpengaruh sebesar 87,6% terhadap kinerja guru.
Penelitian yang dilakukan oleh Eriyadi (2004) menjelaskan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja
(Prihantoro,2012).
Berdasarkan beberapa pendapat dan hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan dan motivasi mempengaruhi kinerja.
Zain (dalam Milman Yusdi, 2010) mengatakan kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan
Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001) mendefenisikan kemampuan sebagai
dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Robbins (2001) yang menyebutkan
kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai
tugas dalam menjalankan suatu pekerjaan. Selanjutnya Gordon (dalam
Mulyasa, 2003) mengemukakan kemampuan yaitu sesuatu yang dimilki oleh
seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Menurut teori Keith Davis dalam Mangkunegara (2007), kemampuan
terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +
skill). IQ adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Pengetahuan (knowledge) berarti segala sesuatu yang diketahui yaitu
kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal
pelajaran. Ketrampilan (Skill) adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Sejalan dengan pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara (2007)
seperti tersebut diatas Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan
kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan
(Skill) yang dimiliki seseorang.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya yang menentukan kinerja
seseorang adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Sehubungan dengan
itu motivasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
peningkatan kinerja. (Sinungan, 2000).
Menurut Gibson (2000) motivasi berasal dari kata motif artinya
dorongan kebutuhan sehingga motivasi selalu bertolak pada tingkat
kebutuhan, dengan kata lain dorongan dan keinginan manusia untuk
melakukan sesuatu didalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Sedangkan Fillmore H. Stanford (dalam Mangkunegara, 2002) mendefinisikan
motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu
tujuan tertentu. Demikian pula Gray (dalam Winardi, 2002) menyatakan
motivasi
Selanjutnya Mulyasa (2003) menyatakan motivasi adalah tenaga
pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu
tujuan tertentu.
merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi
seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Arep & Tanjung (2003) menyatakan motivasi merupakan suatu
dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang
agar mau bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Sementara menurut Ryan dan Deci (2000), motivasi terbagi menjadi
dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik
mengacu pada melakukan sesuatu karena adanya ketertarikan atau hal yang
menyenangkan. Sedangkan motivasi ektrinsik yaitu melakukan sesuatu karena
dapat menghasilkan sesuatu yang berguna.
Demikian pula Armstrong (dalam Wukir, 2013) mengemukakan dua
tipe motivasi, yaitu:
1. Motivasi intrinsik: faktor yang datang dari diri sendiri yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.
2. Motivasi ekstrinsik: faktor yang datang dari luar diri atau yang
dilakukan orang lain untuk memotivasi seseorang. Motivasi ektrinsik
mempunyai pengaruh yang cepat dan kuat namun biasanya tidak
bertahan lama.
Merujuk teori-teori tentang kinerja, kemampuan dan motivasi diatas
maka kondisi kinerja guru guru di Yayasan Pendidikan X yang belum
optimal. dapat dianalisa dengan meneliti besarnya pengaruh kemampuan dan
motivasi terhadap kinerja guru guru di Yayasan Pendidikan X tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas
maka peneliti membuat suatu rumusan masalah yaitu ”Apakah terdapat
pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan
Pendidikan X ?”.
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan
motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.
D.Keaslian Penelitian
Penelitian di Yayasan Pendidikan X belum pernah dilakukan oleh
peneliti lain. Penelitian ini menekankan upaya untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di
Yayasan Pendidikan X. Telah banyak dilakukan penelitian tentang topik yang
sama, tetapi dengan tujuan, subjek dan tempat penelitian yang berbeda.
Penelitian tersebut memberi kesimpulan bahwa kemampuan dan motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Keaslian penelitian ini
merupakan hasil dari pemikiran penulis dengan mengambil panduan referensi
dari buku-buku, jurnal, hasil interview dan sumber lain yang berkaitan dengan
judul penelitian.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data empiris
mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP
di Yayasan Pendidikan X. Selain itu, untuk berbagi dasar
pengetahuan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
lanjutan dengan topik yang sama.
Manfaat Praktis :
a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi, gambaran dan wacana mengenai pengaruh kemampuan
dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.
b. Bagi Yayasan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh kemampuan dan motivasi, dan menjadi pertimbangan
dalam upaya peningkatan kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I : PENDAHULUAN. : Dalam bab ini memuat Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, keaslian penelitian dan Manfaat
Penelitian.
2. BAB II : KAJIAN TEORITIS. Berisikan mengenai tinjauan kritis
yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan, motivasi dan
kinerja guru.
3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini berisikan
mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi
variabel, definisi operasional, subjek penelitian, instrumen dan alat
ukur yang digunakan, metode pengambilan sampel dan metode analisis
data.
4. BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Berisikan uraian
mengenai analisa data dan pembahasan yang dikaitkan dengan teori
yang ada.
5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Berisikan uraian
kesimpulan sebagai jawaban permasalahan yang diungkapkan
berdasarkan hasil penelitian dan saran penelitian yang meliputi saran
metodologis dan saran praktis.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.Kinerja
1. Pengertian
Menurut Maler (dalam Kusumastuti, 2001) bahwa kinierja sebagai
unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Ilyas (2001) juga menyatakan kinerja adalah penampilan hasil
karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi.
Kinierja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
personel. Penampil tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan
fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel
didalam organisasi.
Menurut Simamora (2004), kinerja adalah kadar pencapaian tugas-
tugas yang membentuk pekerjaan karyawan dan merefleksikan seberapa baik
karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Sedangkan Mathis dan
Jackson (2006) menjelaskan bahwa kinerja adalah apa yang dilakukan atau
tidak dilakukan oleh karyawan.
Sehubungan dengan itu Raharja (2004) mengungkapkan bahwa
kinerja adalah prestasi kerja. Selanjutnya Hadari Nawawi (2006: 63)
mengatakan bahwa “Kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang
diperlihatkan, (c) Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
tugas, serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta
kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan
baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik
(Gibson et.al., 2007).
Mangkuprawira (2007) juga menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil
atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama. Sedangkan menurut Mangkunegara
(2007: 155) “ bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya”.
Menurut Sedarmayanti (2011) kinerja didefenisikan sebagai hasil kerja
seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya
secara konkrit dan dapat diukur.
Menurut Rusman (2013) kinerja adalah performance . Kinerja dapat
pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.
Sementara itu, menurut August W. Smith, performance is output derives from
proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari proses yang
dilakukan manusia.
Sementara Kinerja menurut kurikulum 2013 berdasarkan
Permendikbud No.65 tahun 2013 adalah kegiatan yang meliputi hasil proses
pengajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan
standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
2. Penilaian Kinerja guru
Menurut Rusman (2013) Penilaian Kinerja guru merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data
tentang proses dan hasil yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Penilaian Kinerja guru menurut kurikulum 2013 berdasarkan
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yang tertera pada Bab III tentang
Perencanaan Pembelajaran dan Bab IV tentang Pelaksanaan Pembelajaran.
Indikator penilaian kinierja guru adalah sebagai berikut:
2.1. Perencanaan pembelajaran:
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khususSMP/MTs/SMPLB/Paket B
dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C
Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran;
d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait
muatan atau mata pelajaran; e. tema
(khususSD/MI/SDLB/Paket A);
e. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
f. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik;
h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam
struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
2.2. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang merupakan implementasi
dari RPP, terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Pelaksanaan Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab-akibat.
Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses
pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa
merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai
figur sentral, harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang
dapat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan siswa yang aktif,
produktif dan efisien. Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti
penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan
pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar serta
penggunaan metode maupun strategi pembelajaran. Semua tugas
tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal
dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.
Berdasarkan Permendikbud No.65 Tahun 2013 mengungkapkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencakup
hal-hal sebagai berikut kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
2.2.1.Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2.2.2.Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai Kompetensi Dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber;
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya;
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
5) Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar
menggunakan bahasa yang baku dan benar
6) Membantu menyelesaikan masalah;
7) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
8) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
2.2.3.Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Kinerja menurut kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No.65
tahun 2013 adalah unjuk kerja dalam konteks profesi guru yang meliputi
kegiatan hasil proses pengajaran yaitu perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku
yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu
bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh
Pengawas Sekolah terhadap 30 guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada
Tahun Pelajaran 2012/2013 sesuai Permendiknas No.65 Tahun 2013, bab
IV ayat 3 butir b telah diperoleh gambaran penilaian Kinerja Guru.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut pendapat Robbins (2001), tingkat kinerja pegawai akan
sangat tergantung pada dua faktor yaitu kemampuan pegawai dan motivasi
kerja.
a. Kemampuan pegawai seperti: tingkat pendidikan, pengetahuan, dan
pengalaman. Tingkat kemampuan akan dapat mempengaruhi hasil
kinerja pegawai dimana semakin tinggi tingkat kemampuan pegawai
akan menghasilkan kinerja yang semakin tinggi pula.
b. Motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam diri pegawai untuk
melakukan suatu pekerjaan. Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi
pegawai akan terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik
mungkin yang akan mempengaruhi hasil kinerja. Semakin tinggi
motivasi yang dimiliki semakin tinggi pula kinerja yang dapat
dihasilkan.
Demikian pula Gibson (2003), menyatakan kinerja individual karyawan
selain dipengaruhi oleh faktor motivasi, juga oleh kemampuan karyawan.
Karyawan dengan kemampuan teknis maupun operasional yang tinggi
untuk sebuah tugas akan meningkatkan motivasi kerjanya. Seorang karyawan
merasa termotivasi dan memiliki kinerja yang baik, jika seorang karyawan
memiliki pengetahuan yang memadai terhadap bidang tugas dan tanggung
jawabnya, kondisi fisik, adanya dukungan faktor keluarga serta tidak adanya
hambatan geographi.
Menurut Robbins, (2001) kinerja diartikan sebagai fungsi dari interaksi
antara kemampuan (ability) dan motivasi (motivation) sehingga dapat
dikatakan bahwa kinerja = f ( A x M ).
B. Kemampuan
1. Pengertian
Menurut Gordon (dalam Mulyasa, 2003) kemampuan yaitu sesuatu yang
dimilki oleh seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Sementara menurut Robbin (2007) kemampuan terdiri atas dua kelompok
faktor yaitu:
a. kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir,
menalar dan memecahkan masalah.
b. kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan
tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan
karakteristik serupa.
Robbins dan Judge (2008) menyatakan kemampuan adalah kapasitas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas suatu pekerjaan.
Kemampuan adalah suatu penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang.
Sedangkan Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan
kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan
(Skill) yang dimiliki seseorang.
2. Indikator Pengukuran Kemampuan
Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan kemampuan dapat
diukur dengan indikator sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge) yaitu:
1) Tingkat pendidikan formal yang dimiliki seperti pendidikan formal
atau segenap bentuk pendidikan yang didapatkan secara terorganisir
dan berjenjang baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
2) Pelatihan tekhnis yang pernah diikuti. Arti pelatihan teknis adalah
pelatihan secara teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang pernah
diikuti.
3) Kemampuan menguasai pekerjaan adalah kecakapan karyawan dalam
bekerja.
b.Ketrampilan (skill) yaitu:
1) Petunjuk tekhnis pekerjaan merupakan tuntunan atau bimbingan
bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan.
2) Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan adalah ketelitian
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pengetahuan dan ketrampilan tersebut sangat dipengaruhi oleh
pendidikan dan latihan, yang diartikan sebagai proses persiapan
individu-individu untuk memikul tanggungjawab yang berbeda atau
lebih tinggi didalam organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan
kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Demikian pula di Yayasan
Pendidikan X, dalam meningkatkan kinierja guru secara maksimal,
maka faktor kemampuan guru merupakan faktor yang akan menentukan.
C. Motivasi
1. Pengertian
Motivasi berasal dari kata motif artinya dorongan kebutuhan sehingga
motivasi selalu bertolak pada tingkat kebutuhan, dengan kata lain
dorongan dan keinginan manusia untuk melakukan sesuatu didalam
memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Gibson, 2000).
Arep & Tanjung (2003) menyatakan motivasi merupakan suatu
dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mau bekerja untuk menentukan kebutuhannya.
Menurut Hamalik (2004) motivasi dapat berupa dorongan-dorongan
dasar, baik dari dalam maupun luar individu. Antoni (2006)
mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk
motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja sehingga
dapat mencapai hasil yang dikehendaki. Karena dengan pemberian
motivasi yang baik, maka kinerja akan meningkat dan hasil kerja akan
lebih optimal sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Armstrong (dalam Wukir, 2013) motivasi
merupakan seperangkat alasan dalam melakukan tindakan tertentu.
Motivasi dapat didefenisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas,
arah dan ketekunan seseorang dalam berusaha mencapai tujuannya.
Motivasi seseorang bergantung kepada seberapa kuat motif mereka.
2. Jenis / Tipe Motivasi
Ryan dan Deci (2000) menyatakan motivasi terbagi menjadi dua jenis,
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
mengacu pada melakukan sesuatu karena adanya ketertarikan atau hal
yang menyenangkan. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu melakukan
sesuatu karena dapat menghasilkan sesuatu yang berguna. Lebih lanjut
Ryan dan Deci (2000) menjelaskannya sebagai berikut:
a. Motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik didefenisikan sebagai “the doing of an activity for its
inherent satisfaction rather that for some separable consequence”. (
hal.55). Ketika seseorang memiliki motivasi intrinsik, maka ia akan
memiliki dorongan melakukan sesuatu untuk kesenangan.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah “ a contruct that pertains whenever an
activity is done in order to attain some separable outcome”. (hal. 57).
Motivasi ekstrinsik ini sangat berbeda dengan motivasi intrinsik karena
motivasi ekstrinsik ini lebih mementingkan aktifitas agar dapat
mendapatkan keuntungan.
Armstrong (dalam Wukir, 2013) mengemukakan dua tipe
motivasi, yaitu:
a. Motivasi intrinsik: faktor yang datang dari diri sendiri yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.
b. Motivasi ekstrinsik: faktor yang datang dari luar diri atau yang
dilakukan orang lain untuk memotivasi seseorang.
3. Pengukuran Motivasi
Menurut Arep & Tanjung (2003) motivasi dapat dapat diukur
dengan indikator sebagai berikut yaitu:
1) Bekerja sesuai standar
Bekerja sesuai standar adalah pekerjaan dapat diselesaikan
dengan tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan.
2) Senang dalam bekerja
Senang dalam bekerja adalah sesuatu yang dikerjakan karena
adanya motivasi yang mendorong yang akan membuat ia
senang mengerjakannya.
3) Merasa berharga
Merasa berharga adalah seseorang akan merasa dihargai karena
pekerjaannya itu betul betul berharga bagi orang yang
termotivasi.
4) Bekerja keras
Bekerja keras adalah seseorang akan bekerja keras karena
adanya dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai
target yang mereka tetapkan.
5) Sedikit pengawasan
Sedikit pengawasan yaitu kinierja akan dipantau oleh individu
yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak
pengawasan.
Motivasi seseorang bergantung kepada seberapa kuat motif mereka.
Dengan demikian semakin tinggi motivasi seseorang, akan semakin kuat
dorongan yang timbul untuk bekerja lebih giat sehingga dapat meningkatkan
kinerja. Sumber daya manusia khususnya guru yang memegang inti proses
kegiatan dalam sekolah merupakan faktor penting yang menentukan
kesuksesan sekolah. Oleh karena itu, kualitas kinerja guru didalam sekolah
harus mendapatkan perhatian khusus. Faktor yang mempengaruhi kinerja
antara lain motivasi. Jika guru tidak mempunyai motivasi yang besar dalam
bidang tugasnya maka sudah pasti kinerjanya akan kurang optimal. Motivasi
sangat mempengaruhi kualitas kinerja seseorang dan terdapat sejumlah faktor
yang dapat menjadi motivasi seseorang untuk bekerja.
D. Kerangka Pikir
Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah :
Variabel Bebas (X) Variabel terikat (Y)
Gambar 1. Kerangka Konsep
Kemampuan guru (X1)
Motivasi Guru (X2)
Kinerja Guru (Y)
Variabel-variabel penelitian ini terdiri dari tiga variable yaitu variable
bebas (X) terdiri dari Kemampuan (X1), Motivasi (X2) dan varibel terikat (Y)
adalah Kinerja guru (Y). Adapun hubungan antara ketiga variabel ini yaitu
adanya pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru. Hal ini
diuraikan dalam alur pikir penelitian seperti yang tertera dalam diagram di
bawah ini.
Gambar 2. dibawah ini menggambarkan alur pikir penelitian :
G . A
lur
Gambar 2. Alur pikir Penelitian
Guru
Kinerja Guru menurut Permendikbud 2013
1.Perencanaan Pembelajaran 2.Pelaksanaan Pembelajaran a.Identitas mata pelajaran a. Kegiatan Pendahuluan b.identitas sekolah b. Kegiatan inti c.kompetensi inti - eksplorasi d.kompetensi dasar - Elaborasi e. materi pokok - konfirmasi f.pembelajaran c. Kegiatan penutup g.penilaian h.alokasi waktu i.sumber belajar
Motivasi Arep & Tanjung (2003)
1.Bekerja sesuai standar 2. Senang dalam bekerja 3. Merasa berharga 4. Bekerja keras 5. Sedikit pengawasan
Kemampuan Sutermeister
(Suprianto, 2011)
1. Pengetahuan (knowledge) diukur dengan indikator-indikator, yaitu; a. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki b. Pelatihan teknis yang pernah diikuti c. Kemampuan menguasai pekerjaan.
2. Keterampilan (skill) diukur dengan indikator-indikator, yaitu : a. Mengikuti petunjuk teknis pekerjaan; b. Ketelitian dalam menyelesaikan
pekerjaan.
Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan
ketrampilan (skill) yang dimiliki seseorang. Pengetahuan meliputi indicator
tingkat Pendidikan formal yang dimiliki, pelatihan tekhnis yang pernah
diikuti, kemampuan menguasai pekerjaan. Ketrampilan meliputi indicator
mengikuti petunjuk tekhnis pekerjaan, dan ketelitian dalam menyelesaikan
pekerjaan.
Menurut Arep & Tanjung (2003) motivasi dapat diukur dengan
indicator sebagai berikut yaitu: bekerja sesuai standar, senang dalam bekerja,
merasa berharga, bekerja keras dan sedikit pengawasan.
Dari ketiga variable ini adapun penjelasan sementara yang
mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan motivasi.
E. Hipotesis penelitian
Berdasarkan uraian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh positif kemampuan terhadap kinerja guru SMP
di Yayasan Pendidikan X, artinya jika kemampuan tinggi, kinerja
juga meningkat.
2. Terdapat pengaruh positif motivasi terhadap kinerja guru SMP di
Yayasan Pendidikan X, artinya jika motivasi tinggi, kinerja juga
meningkat
3. Terdapat pengaruh positif secara simultan kemampuan dan
motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variable Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal hal yang berhubungan
dengan metode penelitian yang meliputi variable penelitian, sampel penelitian,
alat ukur penelitian, uji validitas, uji reliabilitas, prosedur penelitian dan
metode analisis data.
Variabel tergantung (dependent): Kinerja Guru.
Variabel bebas (independent) : 1. Kemampuan
2. Motivasi.
B. Defenisi Operasional Variabel
1. Kinerja guru
Kinerja guru adalah unjuk kerja dalam konteks profesi guru yang
meliputi kegiatan hasil proses pengajaran.
Data mengenai kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X diperoleh dari
hasil penilaian Pengawas Binaan dari Dinas Pendidikan kabupaten Deli
Serdang yang disusun berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013. Kinerja
guru diukur dengan menggunakan alat ukur kinerja yang terdiri dari
Perencanaan Pembelajaran dan Pelaksanaan Pembelajaran.
Hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah
terhadap 30 guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada Tahun Pelajaran
2012/2013 diperoleh dari penjumlahan skor tiap indikator yang
memperlihatkan bahwa hasil kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan
tersebut mayoritas bernilai cukup.
2. Kemampuan
Kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas
kerja. Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan
keterampilan (Skill) yang dimiliki seseorang.
Kemampuan diukur dengan menggunakan skala kemampuan yang
disusun berdasarkan teori Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011), dengan
indikator sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge) yaitu:
1) Tingkat pendidikan formal yang dimilikinya yaitu pendidikan
formal yang dimiliki adalah segenap bentuk pendidikan yang
didapatkan secara terorganisir dan berjenjang baik yang bersifat
umum maupun yang bersifat khusus, dalam penelitian ini diukur
berdasarkan penilaian responden terhadap kesesuaian pendidikan
formal dengan tugas tugas yang dilaksanakan.
2) Pelatihan tekhnis yang pernah diikutinya Artinya pelatihan teknis
adalah pelatihan secara teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang
pernah diikuti, diukur berdasarkan penilaian responden terhadap
pengaruh pelatihan teknis yang diikuti dengan penyelesaian tugas
yang dilaksanakan.
3) Kemampuan menguasai pekerjaan adalah kecakapan karyawan
dalam bekerja, dalam penelitian ini diukur berdasarkan penilaian
responden terhadap kemampuan atau penguasaan pekerjaan.
b. Ketrampilan (skill) yaitu:
1) Petunjuk tekhnis pekerjaan yaitu adalah tuntunan atau bimbingan
bagaimana pekerjaan harus dilakukan, dalam penelitian ini diukur
berdasarkan penilaian responden terhadap pentingnya mengikuti
petunjuk teknis dalam melakukan pekerjaan.
2) Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan adalah ketelitian
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, dalam penelitian ini
diukur berdasarkan penilaian responden terhadap ketelitian dalam
menyelesaikan pekerjaan
Skor total kemampuan guru diperoleh dari total skor seluruh
indikator dari skala kemampuan. Skor tinggi pada skala kemampuan
menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat kemampuan yang
tinggi dan sebaliknya skor rendah yang didapatkan akan
menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat kemampuan yang
rendah pula.
3.Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja untuk
memenuhi kebutuhannya, diukur dengan menggunakan skala motivasi
berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003) yang terdiri atas 5 (lima)
indikator :
a. Bekerja sesuai standar
Bekerja sesuai standar adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan
tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan.
b. Senang dalam bekerja
Senang dalam bekerja adalah sesuatu yang dikerjakan karena adanya
motivasi yang mendorong yang akan membuat ia senang
mengerjakannya.
c. Merasa berharga
Merasa berharga adalah seseorang merasa dihargai karena
pekerjaannya itu betul betul berharga bagi orang yang termotivasi.
d. Bekerja keras
Bekerja keras adalah seseorang akan bekerja keras karena adanya
dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang
mereka tetapkan.
e. Sedikit pengawasan
Sedikit pengawasan yaitu kinerja akan dipantau oleh individu yang
bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak
pengawasan.
Skor motivasi guru diperoleh dari total skor seluruh
indikator dari skala motivasi. Skor tinggi pada skala motivasi
menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat motivasi yang tinggi
dan sebaliknya skor rendah menggambarkan bahwa subjek memiliki
tingkat motivasi yang rendah pula.
C.Subjek Penelitian
Jumlah subjek penelitian ditentukan sebanyak 30 orang guru SMP
dari Yayasan Pendidikan X. Adapun karakteristik subjek penelitian
adalah merupakan guru tetap yayasan maupun guru tidak tetap
yayasan.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Angket (Questionnaire).
Angket (Questionnaire) adalah Daftar pertanyaan yang diberikan kepada
guru yang bersedia memberikan respons (respondens) sesuai dengan
permintaan pengguna (Riduwan, 2010)
2. Dokumentasi.
Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan keterangan tentang
guru SMP sebagai responden di sekolah X antara lain hasil penilaian
kinerja ke 30 guru-guru, data statistik guru- guru, misalnya tentang jenis
kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, golongan kerja.
1.Alat Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui skala-skala yang telah disusun
sebelumnya dan teruji validitas dan reliabilitasnya. Uji coba terhadap
Skala Kemampuan dan Skala Motivasi dilakukan terhadap sejumlah
sampel. Untuk kedua skala tersebut uji coba dilakukan terhadap guru-guru
SMP di Kecamatan Delitua.
a. Skala Kemampuan
Aitem-aitem dalam skala kemampuan disusun berdasarkan aspek-
aspek yang dikemukakan oleh Sutermeister (Suprianto,2011), yakni
pengetahuan yang meliputi tingkat pendidikan formal yang dimiliki,
pelatihan tekhnis yang pernah diikuti, kemampuan menguasai pekerjaan.
Kemudian ketrampilan meliputi petunjuk tekhnis pekerjaan, ketelitian
dalam menyelesaikan pekerjaan. Skala terdiri dari aitem-aitem yang
favorable dan unfavorable dengan skala Likert. Jumlah aitem yang di uji
cobakan adalah 28 aitem.
Tabel 5 Distribusi aitem-aitem Skala Kemampuan sebelum Uji Coba
Aspek Aitem Jumlah Favorable Unfavorable
Tingkat pend.formal yang dimiliki
1 , 4 2 , 3 4
Pelatihan Tekhnis yang pernah diikuti
5, 6 , 7 8, 9, 10
11 , 12 , 13 , 14 10
Kemampuan menguasai pekerjaan
15 , 16 17 , 18 4
Petunjuk Tekhnis pekerjaan
19, 20 , 21 22 , 23 , 24 6
Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan
25 , 26 27 , 28 4
TOTAL 14 14 28
b. Skala Motivasi
Aitem-aitem skala motivasi disusun berdasarkan aspek-aspek
yang dikemukakan oleh Arep & Tanjung (2003), yakni bekerja sesuai
standar, senang dalam bekerja, merasa berharga, bekerja keras, dan
sedikit pengawasan. Skala terdiri dari aitem-aitem yang favorable dan
unfavorable dengan skala Likert. Jumlah aitem yang di uji cobakan
adalah 35 aitem.
Tabel. 6 Distribusi Aitem-aitem Skala Motivasi sebelum Uji Coba
Aspek Aitem Jumlah (%) Faporable Unfavorable
Bekerja sesuai Standar
1 , 2 , 3 , 4 5 , 6 , 7, 8 8
Senang dalam bekerja
9 , 10 , 11 , 12 13, 14, 15 , 16 8
Merasa berharga
17, 18 , 19 20 , 21, 22 6
Bekerja Keras 23, 24 , 25 , 26 27 , 28 , 29 7 Sedikit Pengawasan
30, 31, 32 33 , 34 , 35 6
TOTAL 18 17 35
2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk melihat sejauh
mana alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan
seberapa jauh alat ukur menunjukan kecermatan pengukuran (Azwar, 2005).
Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji
coba yang memiliki karakteristik hampir sama dengan karakteristik subjek
penelitian. Skala kemampuan dan skala motivasi disebarkan, dikumpulkan dan
diuji validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji Validitas Validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang
dimaksudkannya untuk diukur, artinya derajat fungsi mengukurnya suatu tes
atau derajat kecermatan suatu tes (Azwar, 2005). Untuk mengkaji validitas alat
ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang
diukur. Yang disebut dengan validitas isi (content validity).
Validitas isi menunjukan kepada sejauh mana aitem-aitem yang dilihat
dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksud untuk diukur (Suryabrata,
2000). Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasar derajat representatifnya
alat ukur itu bagi isi hal yang akan diukur. Validitas isi alat ukur ditentukan
melalui pendapat professional (professional judgement) dalam proses telaah
soal. Dengan menggunakan spesifikasi alat ukur yang telah ada, akan
dilakukan analisa logis untuk menetapkan apakah aitem-aitem yang telah
dikembangkan memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.
Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien
korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang
relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan
koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan
formula koefisien korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2005). Uji daya
beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah
skala kemampuan dan motivasi.
b.Uji Reliabilitas
Menurut Azwar (2007) reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Dari sejumlah aitem
yang terpilih dan memiliki daya beda aitem yang tinggi dilakukan komputasi
untuk memperoleh koefisien reliabilitas. Reliabilitas alat ukur yang dapat
dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indicator konsistensi aitem-aitem
tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama.
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan internal
Consistency yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan
tes terhadap subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan
berefesiensi tinggi (Azwar, 2007). Tekhnik yang digunakan adalah tekhnik
koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.
Perhitungan daya beda aitem dan koefisien reliabilitas dalam uji coba
ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 20,0 for windows.
3.Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba terhadap skala kemampuan dan motivasi dilakukan terhadap
sejumlah sampel. Untuk kedua skala tersebut, uji coba dilakukan terhadap 57
orang yang merupakan guru-guru dari SMP di Delitua.
a. Hasil Uji Coba Skala Kemampuan
Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji
coba dengan menggunakan aplikasi computer SPSS version 20 for
windows, kemudian nilai corrected item total correlation yang
diperoleh dibandingkan dengan Pearson Product Moment dengan
interval kepercayaan 95 % yang memiliki corrected item total
correlation diatas 0,300. Pengambilan corrected item total correlation
diatas 0,300 didasarkan atas kesepakatan umum meskipun kesepakatan
umum ini tidak didasarkan atas logika matematika, namun atas
konvensi tidak tertulis yang didasarkan atas pertimbangan professional
dan pengalaman (Aswar, 2007). Jumlah aitem yang di uji cobakan
adalah 28 aitem. Dan dari 28 aitem yang diuji cobakan tesebut terdapat
enam aitem yang gugur ( aitem nomor 5,7,9,10, 14, 19). Aitem yang
terseleksi sebanyak 22 aitem.
Tabel 7 Distribusi Aitem-aitem Skala Kemampuan setelah Uji Coba
Aspek Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable Tingkat pend.formal yang dimiliki
1 , 4 2 , 3 4 (18,2 %)
Pelatihan Tekhnis yang pernah diikuti
6 , 8 11 , 12 , 13 5 ( 22,7 %)
Kemampuan menguasai pekerjaan
15 , 16 17 , 18 4 ( 18,2 %)
Petunjuk Tekhnis pekerjaan
20 , 21 22 , 23 , 24 5 (22,7 %)
Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan
25 , 26 27 , 28 4 (18,2 %)
TOTAL 10 12 22 (100 %)
Sebelum skala digunakan untuk penelitian, maka aitem-aitem
terlebih dahulu disusun kembali. Dari 22 aitem yang sahih, kemudian
disusun penomoran aitem yang digunakan dalam penelitian seperti
terlihat pada tabel 7.
b. Hasil Uji Coba Skala Motivasi
Untuk skala motivasi jumlah aitem yang diuji cobakan adalah
35 aitem dan dari 35 aitem yang diuji cobakan tersebut terdapat 11
aitem yang gugur (aitem nomor, 2, 7, 8, 13, 14, 17, 22, 23, 27, 30, 31).
Aitem yang terseleksi sebanyak 24 item.
Tabel. 8 Distribusi Aitem-aitem Skala Motivasi setelah Uji Coba
Aspek Aitem Jumlah (%) Favorable Unfavorable
Bekerja sesuai Standar
1 , 3 , 4 5 , 6 5
Senang dalam bekerja
9 , 10 , 11 , 12 15 , 16 6
Merasa berharga 18 , 19 20 , 21 4 Bekerja Keras 24 , 25 , 26 28 , 29 5 Sedikit Pengawasan 32 33 , 34 , 35 4 TOTAL
13 11 24
Sebelum skala digunakan untuk penelitian, maka aitem-aitem
terlebih dahulu disusun kembali. Dari 24 aitem yang sahih dilakukan
penomoran aitem kembali yang akan digunakan dalam penelitian
seperti terlihat pada tabel 8.
Selanjutnya untuk memudahkan pengisian skala dan
mempertimbangkan lay out dari buku skala maka kedua ini
digabungkan didalam satu buku skala dan diberi penomoran berurut
sehingga 22 aitem skala kemampuan dan 24 aitem skala motivasi
diperoleh 46 aitem skala penelitian. Adapun untuk analisanya, masing-
masing skala kembali dipisahkan sesuai dengan penomoran penelitian
sebelumnya.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Berikut akan dijabarkan tahap tahap yang dilakukan oleh peneliti yang
terdiri dari:
1.Tahap Persiapan
Tahap persiapan penelitian dimulai dengan melakukan sudi
pustaka secara intensif dari berbagai sumber yang sesuai untuk
penelitian, seperti buku, jurnal, tesis, internet juga penentuan lokasi
penelitian. Kemudian dilakukan diskusi dengan dosen pembimbing
guna memastikan dan menyempurnakan landasan teori, variabel
penelitian, kisi kisi alat ukur. Langkah selanjutnya adalah mengajukan
proposal penelitian kepada Yayasan Pendidikan yang akan dijadikan
lokasi penelitian.
2.Pelaksanaan Penelitian
Setelah sebelumnya dilakukan uji coba dan revisi alat ukur,
maka selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Yayasan Pendidikan X yang merupakan lokasi
penelitian, peneliti melakukan koresponden dengan pengurus Yayasan,
kepala sekolah yang juga berperan sebagai guru sekaligus peneliti
dilokasi penelitian. Peneliti tersebut telah mendapatkan gambaran
mengenai karakteristik subjek penelitian yakni guru-guru SMP di
Yayasan Pendidikan X tersebut. Adapun Yayasan Pendidikan X
tersebut didirikan sejak tahun 1961 dengan tujuan untuk melakukan
kegiatan pendidikan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Yayasan
ini memiliki Visi untuk membiasakan berpikir cerdas, beriman dan
berakhlak mulia. Selanjutnya misi yang dimiliki adalah menjadikan
manusia hidup baru, berprestasi dalam berbagai kegiatan, berhasil
dalam memperoleh Ujian Nasional, memiliki kepedulian terhadap
lingkungan, dan melaksanakan pembelajaran yang demokratis sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Total jumlah guru yang ada di
Yayasan Pendidikan X ini adalah mulai dari unit TK, SD, SMP dan
SMA berjumlah 60 orang. Khusus tempat peneliti membuat penelitian
yaitu di unit SMP. Adapun Yayasan pendidikan X ini berada di daerah
kecamatan Delitua kabupaten Deli Serdang. Penelitian berlangsung
dari minggu ke empat bulan September 2014 sampai dengan minggu
pertama bulan Oktober 2014.
3.Pengolahan Data Penelitian dan Pelaporan
Setelah semua data terkumpul dari subjek yang memenuhi
kriteria, maka selanjutnya data diolah dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif statistik dengan bantuan SPSS version 20 for
windows. Hasil pengolahan data kemudian dianalisa dan
diinterpretasikan. Selanjutnya dibuat laporan dengan menggunakan
sistematika yang telah ditentukan.
F. Metode Analisa Data
Data dalam penelitian ini akan dianalisa dengan analisa
statistik, yang dapat bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan
universal (Hadi, 2002). Analisa data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisa regresi berganda.
Sebelum dilakukan Uji Regresi Berganda untuk menguji hipotesis
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang meliputi:
a. Uji Normalitas digunakan untuk melihat apakah data penelitian
kedua variable terdistribusi secara normal. Uji Normalitas ini
dilakukan dengan menggunakan uji one-sampel Kolmogorov-
Smirnov dengan bantuan SPSS versi 20,0 for windows. Data
dikatakan terdistribusi p>0,05.
b. Uji Linearitas merupakan uji linearitas merupakan suatu upaya
untuk memenuhi salah satu asumsi analisis regresi linear yang
mensyaratkan adanya hubungan variabel preditor dan variabel
kriteria yang saling membentuk kurva linear. Kurva linear
dapat terbentuk apabila setiap kenaikan/penurunan variabel
predictor diikuti pula oleh kenaikan/penurunan variabel
kriteria. Uji linearitas menggunakan bantuan SPSS version 20,0
for windows dengan menggunakan Compare Means test for
Linearity. Data dikatakan linear jika nilai Devition from
Linearity yang ditunjukan adalah p>0,05.
c. Uji heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan
pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi
meragukan. Kondisi ini dapat menyebabkan: (1). Penaksiran
(estimator) yang diperoleh menjadi tidak efisien. Hal ini
disebabkan oleh varians y ang tidak minim lagi/tidak efisien;
dan (2). Kesalahan baku koefisien regresi akan terpengaruh
sehingga memberikan indikasi yang salah. Dengan demikian
koefisien determinasi memperlihatkan daya penjelasan yang
terlalu besar. Uji Heteroskedastisitas menggunakan bantuan
SPSS version 20 for windows dengan menggunakan Linear
Regresision Plot. Data dikatakan mengalami
Heteroskedastisitas apabila diagram pencar residual
membentuk pola tertentu.
d. Uji Multikoliniearitas adalah untuk mengetahui apakah sesama
variabel prediktor berhubungan satu sama lain yang mendekati
sempurna. Jika ada hubungan yang kuat antar variabel predicto
(dalam hal ini antara kemampuan dan motivasi). Uji
Multikoliniearitas menggunakan bantuan SPSS version 20 for
windows dengan menggunakan Linear Regression Statistics.
Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas jika nilai
VIF dan Tolerance-nya tidak lebih besar dari angka 5. Atau
bisa juga dengan melihat nilai Eigenvalue pada Collinear
Diagnostics yang mendekati 0.
e. Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari
nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara
du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari
Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih
besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan
dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU
= α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah
jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini melibatkan 30 orang guru SMP di Yayasan
Pendidikan X yang telah memenuhi syarat dengan jumlah karakteristik
yang ditetapkan. Karakteristik yang akan digambarkan didalam
penelitian ini adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, dan masa
kerja.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh
gambaran mengenai jenis kelamin yang disajikan pada tabel 9.
Tabel 9 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 9 30% Perempuan 21 70%
Jumlah 30 100% Sumber : Diolah dari Output SPSS 20,0
Berdasarkan tabel 9 diperoleh gambaran bahwa kelompok jenis
kelamin yang paling banyak adalah kelompok perempuan yakni
sebesar 70%, sedangkan laki-laki sebesar 30 %. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa mayoritas jenis kelamin responden adalah
perempuan.
b.Tingkat Pendidikan
Tabel 10. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) S-2 - 0 S-1 30 100 D-3 - 0
SLTA - 0 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 10 diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan
responden seluruhnya berpendidikan S-1 (100 %).
c. Usia
Umur seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi
kinerja, karena semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih
bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari
pada usia muda (Notoatmodjo, 2003).
Dengan demikian pembagian umur guru dalam penelitian ini
didasarkan kepada pembagian umur menurut Hurlock, (2001) yaitu ;
a. Dewasa awal : dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun.
b. Dewasa madya : dimulai pada umur 41 tahun sampai umur 60 tahun
c. Dewasa lanjut : dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian
Tabel 11 Karakteristik Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Jumlah (orang)
Persentase (%)
Dewasa awal 18-40 9 27 Dewasa madya 41- 60 21 63 Dewasa Lanjut > 60 - -
Total 30 100 Sumber : Diolah dari Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 11 yakni mengenai usia responden, diperoleh
gambaran bahwa usia responden paling banyak adalah usia antara
41- 60 tahun yakni sebesar 63 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mayoritas usia guru di Yayasan Pendidikan X adalah antara 41- 60
tahun.
d.Masa kerja
Lama masa bekerja dalam penelitian ini dibagi ke dalam 3
tahap berdasarkan pengelompokan oleh Morrow dan McElroy (dalam
Seniati, 2002), yaitu tahap pemantapan (establish stage) untuk lama
bekerja kurang dari 2 tahun, tahap lanjutan (advancement stage) untuk
lama bekerja 2-10 tahun dan tahap pemeliharaan (maintenance stage)
untuk lama bekerja lebih dari 10 tahun. Berikut ini adalah tabel yang
dapat memperjelas berdasarkan lama masa bekerja di Yayasan
Pendidikan X.
Tabel 12 Karakteristik Berdasarkan Lama Masa Kerja Lama Masa Kerja (Tahun) Jumlah (orang)
Persentase (%)
Tahap Pemantapan 1-2 tahun 5 16,7 % Tahap Lanjutan 2-10 tahun 21 70 % Tahap Pemeliharaan >10 tahun 4 13,3%
Total 30 100 % Sumber : Diolah dari Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 12 yakni mengenai Lama Masa Kerja
responden, diperoleh gambaran bahwa Masa Kerja responden paling
banyak adalah 2-10 tahun yakni sebesar 70%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mayoritas Lama Masa Kerja guru di Yayasan
Pendidikan X adalah 2-10 tahun.
e. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Data Penelitian
1) Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Variabel Kemampuan
Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala kemampuan
terdapat 22 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian
dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang skor 1-5, sehingga
dihasilkan skor minimum 22 dan skor maksimum sebesar 110.
Berdasarkan data penelitian, maka diperoleh total skor minimum 22
dan skor maksimum 110 . Hasil perhitungan mean empirik dan mean
hipotetik kemampuan dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Variabel Kemampuan
Variable
Nilai Empirik Nilai Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
kemampuan 63 101 73,90 8,814 22 110 66 11
Berdasarkan tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa mean
empirik kemampuan sebesar 73,90 dengan standar deviasi sebesar
8,814 dan mean hipotetik sebesar 66 dengan standar deviasi sebesar
11. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean
hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih kecil daripada mean
hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan subjek penelitian
lebih rendah daripada rata-rata kemampuan pada populasi umumnya.
2) Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik motivasi
Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala motivasi,
terdapat 24 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian
dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang skor 1-5, sehingga
dihasilkan skor minimum 24 dan skor maksimum sebesar 120.
Berdasarkan data penelitian, maka diperoleh total skor minimum 70
dan skor maksimum 110. Hasil perhitungan mean empirik dan mean
hipotetik motivasi dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini.
Tabel 14 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik motivasi
Variabel
Empirik Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Motivasi 70 110 82,90 9,546 24 120 96 16
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa mean
empirik motivasi sebesar 82,90 dengan standar deviasi sebesar 9,546
dan mean hipotetik sebesar 96 dengan standar deviasi sebesar 16.
Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean
hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih kecil daripada mean
hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi pada subjek
penelitian lebih rendah daripada rata-rata motivasi pada populasi
umumnya.
a. Kategorisasi Data Penelitian
Hasil penelitian dapat dikelompokkan mengacu pada kriteria
pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek
penelitian terdistribusi secara normal (Azwar, 2010). Kriterianya
terbagi atas tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi.
Norma kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 15 Norma Kategorisasi Data Penelitian
Rentang nilai Kategori
X < (µ -1.0 SD) Rendah
(µ -1.0SD) ≤ X ≤ (µ +1.0 SD) Sedang
X ≥ (µ +1.0 SD) Tinggi
1) Kategorisasi kemampuan
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik kemampuan yang dapat
dilihat pada tabel 15 yaitu mean hipotetik sebesar 66 dengan standar
deviasi sebesar 11 sehingga didapatkan kategorisasi sebagai berikut :
Tabel 16 Kategorisasi Skor kemampuan
Variabel
Rentang
Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase
(%)
Kemampuan
X < 55 Rendah - - 55 ≤ X <
77 Sedang 2
5 83,33
X ≥ 77 Tinggi 5 16,67
Total 30 100 %
Berdasarkan tabel 16 yakni mengenai tingkat kemampuan
responden, diperoleh gambaran bahwa tingkat kemampuan responden
mayoritas sedang yakni sebesar 83,33%. Sedangkan kategori tinggi
sebesar 16,67%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas
kemampuan responden memiliki kemampuan yang sedang.
2) Kategorisasi motivasi
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik motivasi yang dapat
dilihat pada tabel 17 yaitu mean hipotetik sebesar 96 dengan standar
deviasi sebesar 16 sehingga didapatkan kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 17 Kategorisasi Skor Motivasi
Variabel
Rentang
Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase
(%)
Motivasi
X < 56 Rendah - - 56 ≤ X < 88 Sedang 25 83,33,%
X ≥ 88 Tinggi 5 16,67%
Total 30 100 %
Berdasarkan tabel 17 yakni mengenai tingkat motivasi
responden, diperoleh gambaran bahwa tingkat motivasi responden
mayoritas kategori sedang sebesar 83,33%. Sedangkan kategori tinggi
sebesar 16,67%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas
motivasi responden memiliki motivasi yang sedang.
3.Kategori Kinerja
Tabel 18 Kinerja guru periode T.P. 2012/2013
No Kategori Rentang Nilai Jumlah
Persentase (%)
1 Amat baik 64 -116 2 6,7 % 2 Baik 52 - 63 10 33,3 % 3 Cukup 41 - 51 12 40 % 4 Kurang 1 - 40 6 20 % Total 30 100 %
Sumber : Penilaian Guru SMP Sekolah X tahun 2012/2013
Berdasarkan kategori penilaian kinerja guru SMP di sekolah X
pada tahun 2012/2013, cenderung memperoleh nilai Cukup yakni
sebesar 40%. Sedangkan kategori Amat Baik sebesar 6,7%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa mayoritas kinerja responden memiliki
kinerja yang cukup.
2. Analisa Deskripsi
Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data
penelitian seperti mean, standar deviasi, minimum, maksimum dll.
Tabel 19 Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kemampuan (X1) 30 63 101 73.90 8.814
Motivasi (X2) 30 70 110 82.90 9.546
Kinerja (Y) 30 39 64 48.80 7.317
Valid N (listwise) 30
Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa variabel Kemampuan (X1)
dengan jumlah data (N) sebanyak 30 mempunyai rata-rata 73.90%;
dengan nilai minimal 63 dan nilai maksimal 101, sedangkan standar
deviasinya sebesar 8,814.
Variabel Motivasi (X2) mempunyai prosentase rata-rata sebesar
82.90%; dengan nilai minimal 70 dan maksimal 110 sedangkan standar
deviasinya sebesar 9.546.
Variabel Kinerja (Y) mempunyai prosentase rata-rata sebesar
48,80 dengan nilai minimal 39 dan maksimal 64 sedangkan standar
deviasinya sebesar 7,317.
3.Uji Asumsi Penelitian
Evaluasi ini dimaksudkan untuk apakah penggunaan model
regresi linear berganda (multiple Regression linear) dalam
menganalisis telah memenuhi asumsi. Model linear berganda akan
lebih tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat
apabila asumsi-asumsi berikut dapat terpenuhi yaitu :
a.Uji Normalitas
Pengujian Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah subjek data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk
mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis
menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus
terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak
berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah
nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non
parametrik.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji
normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji
Kolmogorov Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik atau paling
tepat. Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering
menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat,
sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas dari
keragu-raguan, meskipun tidak ada jaminan bahwa pengujian dengan
uji statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode grafik.
Dalam pembahasan ini akan digunakan Uji normalitas dapat dilakukan
dengan Uji Kurtosis Kolmogorov Smirnov, uji histogram, uji normal P
Plot, dalam uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas dengan Kolomogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 30 30 30
Normal
Parametersa,,b
Mean 73.90 82.90 48.80
Std. Deviation 8.814 9.546 7.317
Most Extreme
Differences
Absolute .229 .213 .164
Positive .229 .213 .164
Negative -.123 -.104 -.128
Kolmogorov-Smirnov Z 1.253 1.166 .897
Asymp. Sig. (2-tailed) .086 .132 .396
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil di atas kita lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov
dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk Kemampuan (X1)
sebesar 0,086; untuk Motivasi (X2
Santoso (2007), menjelaskan output test of normality, ada
pedoman pengambilan keputusan :
) sebesar 0,132; dan untuk Kinerja
(Y) sebesar 0,396.
a. Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal
c. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal
Karena signifikansi untuk seluruh variabel Kemampuan (X1)
dan variabel Motivasi (X2) dan variabel Y lebih besar dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data pada variabel Kemampuan
(X1),variabel Motivasi (X2
Selanjutnya mengetahui normalitas data dapat dilihat dari hasil
uji normalitas. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya (Santoso, 2007),. Adapun
dasar pengambilan keputusan:
), dan Y berdistribusi normal..Angka
Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka distribusi data
semakin normal. df = jumlah data (30).
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Hasil uji Normalitas dapat dilihat pada gambar dibawah :
Gambar 3.Hasil Uji Normalitas
Dari output diatas apabila kurva tidak mengarah ke kiri atau
mengarah kekanan (sisi kanan dan sisi kiri sama lebarnya) maka data
dapat dikatakan normal namun apabila sebaliknya maka data
berdistribusi tidak normal. Dengan melihat tampilan grafik histogram
maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram
memberikan pola distribusi yang tidak menceng (skewness) ke kiri atau
mengarah kekanan (sisi kanan dan sisi kiri sama lebarnya) maka data
dapat dikatakan normal.
Gambar 4.Hasil Uji P-Plot Normalitas
Menurut Santoso (2007) metode yang digunakan adalah
pengujian secara visual dengan metode gambar normal Probability
Plots dalam program SPSS yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik. Sebagaimana terlihat dalam grafik Normal P-P plot of
regression Standardized Residual , terlihat titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal, serta penyebarannya menyebar sekitar garis dan
mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah
normal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi yang
tidak menyalahi asumsi normalitas.
b.Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas perlu dilakukan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas,
jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
Multikolinieritas (Multiko). Untuk mengetahui multikolinieritas antar
variabel bebas tersebut, dapat dilihat melalui VIF (variance inflation
factor) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Apabila nilai VIF tidak lebih dari 5 berarti mengindikasi bahwa dalam
model tidak terdapat multikolinieritas. Pada pembahasan ini akan
dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai inflation factor
(VIF) pada model regresi dan membandingkan nilai koefisien
determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak
(R2
a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
). Santoso (2007) mengemukakan besaran VIF (variance inflation
factor) dan Tolerance, pedoman suatu model regresi yang bebas
multiko adalah :
b. Mempunyai angka Tolerance mendekati 1
Adapun hasil pengujian teringkas dalam tabel berikut :
Tabel 21 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas Variabel
Bebas Tolerance VIF Keputusan terhadap
Asumsi Multikolinieritas
X 0.080 1 12.428 > 5 Tidak Terpenuhi X 0.080 2 12.428 >5 Tidak Terpenuhi
Sumber : Diolah dari Output SPSS 20
Pada tabel 21 terlihat bahwa kedua variabel bebas memiliki
besaran angka VIF di sekitar angka 1 ( X1 = 12.428 > 5 dan X2 =
12.428 >5), Menurut Santoso (2007), pada umumnya jika VIF lebih
besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan
multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
c.Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Hasil pengujian ditunjukkan dalam gambar
berikut :
Gambar 5 Grafik Uji Heteroskedastisitas
Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
d.Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 –
dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika
nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti
terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin
Waston , yaitu n ilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah
jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan.
Tabel 22 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .069a .005 -.069 7.565 1.765
a. Predictors: (Constant), MotivasiX2, KemampuanX1
b. Dependent Variable: KinerjaY
Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%; n = 30; 3 – 1 = 2
adalah dL = 1.2837 dan dU = 1.5666. Hasil pengolahan data
menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1.765 dan nilai tersebut
berada di antara dU dan (4 – dU) atau 1.5666 < 1.765 < 3,434, maka
dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tersebut tidak
terdapat Autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan
pengganggu.
4. Uji Hipotesis Penelitian
Tabel 23 Uji Regresi Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 45.213 12.281 3.681 .001
Kemampuan (X1) .121 .562 .145 .215 .831
Motivasi (X2) -.064 .519 -.084 -.124 .902
a. Dependent Variable: KinerjaY
a. X1
Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,831.
Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,831 >
0,05, maka H
terhadap (Y)
1 ditolak atau Ho diterima. Variabel X1 mempunyai thitung
yakni 0,215 dengan ttabel =.1.69726. Dalam uji ini berlaku ketentuan
bahwa, bila harga t hitung ≥ harga t tabel, maka Ho diterima dan Ho
ditolak (Sugiyono 2011). Oleh karena mm thitung < ttabel dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 tidak memiliki kontribusi terhadap Y.
Jadi dapat disimpulkan X1 tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1
mempunyai hubungan yang searah dengan Y.
b). X2
Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig
0,902. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,902
> 0,05, maka H
terhadap (Y)
2 ditolak atau Ho diterima. Variabel X2 mempunyai
thitung yakni - 0.124 dengan ttabel=1.69726 . Oleh karena thitung < ttabel
dapat disimpulkan bahwa variabel X2 tidak memiliki kontribusi
terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan bahwa X2
mempunyai
hubungan yang berlawanan arah dengan Y.
Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel
independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila
nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel
maka hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Tabel 24 Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7.424 2 3.712 .065 .937a
Residual 1545.376 27 57.236
Total 1552.800 29
a. Predictors: (Constant), MotivasiX2, KemampuanX1
b. Dependent Variable: KinerjaY
Pengujian secara simultan X1, dan X2
Dari tabel diperoleh nilai F
terhadap Y:
hitung sebesar 0,065 dengan nilai probabilitas
(sig) = 0,937. Nilai Fhitung (0,065) < Ftabel (3,35 ), dan nilai sig. lebih besar
dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,937 >0,05; maka H1 ditolak, berarti
secara bersama-sama (simultan) X1, dan X2
tidak berpengaruh signifikan
terhadap Y.
B. Pembahasan
Penelitian ini memuat penjelasan tentang seberapa besar pengaruh
kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan
Pendidikan X. Hasil analisa data menunjukan bahwa hipotesis tidak
mendukung penelitian tersebut di mana didapatkan bahwa kemampuan
dan motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja guru SMP di Yayasan
Pendidikan X. Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa penjelasan
tentang pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru di
Yayasan Pendidikan X.
1. Pengaruh Kemampuan (X1) terhadap Kinerja Guru (Y) di Yayasan
Pendidikan X
Melalui pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel X1
tidak memiliki kontribusi terhadap Y, maka dari hasil analisa terlihat pada
kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,831. Nilai sig lebih besar
dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,067> 0,05, maka H1 ditolak atau
Ho diterima. Jadi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Y. Dengan
demikian dinyatakan bahwa hipotesis I tidak dapat dibuktikan dan ditolak.
Penelitian ini tidak berhasil menjelaskan pengaruh kemampuan
terhadap kinerja guru SMP di Yayasan pendidikan X, sesuai dengan
penelitian yang dikemukakan oleh Martoyo (2005) dan Handoko (2005)
diperoleh dari teori Moenir (2000) bahwa kemampuan berhubungan
dengan pekerjaan yang menyatakan suatu keadaan pada seseorang yang
secara penuh kesungguhan berdaya guna dan berhasil guna melaksanakan
pekerjaan, maka akan menghasilkan sesuatu yang optimal, tetapi secara
operasional tidak terbukti.
Hasil penelitian lain dilakukan oleh Indrawati (2011) tentang Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika dalam Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Sekolah Menengah Atas
Kota Palembang, hasil penelitian menunjukan bahwa faktor pengetahuan
guru tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru
matematika. teori yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu
Mangkunegara (2007) yang mengatakan bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor
motivasi.
Hasil Penelitian Widiastuti (2005) yaitu pengaruh beban kerja,
motivasi dan kemampuan terhadap pegawai administrasi dibagian tata
usaha propinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa tingkat pendidikan diduga
berhubungan positif dengan kinerja pegawai.
Hal ini terjadi karena kemampuan juga dipengaruhi oleh karaktristik
tingkat pendidikan. Atau juga secara umum kemampuan individu akan
meningkat sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah dilaluinya
(Robins, 2001). Dengan demikian kemampuan terhadap kinerja guru SMP
di Yayasan Pendidikan X kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik
subjek penelitian yakni tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan guru SMP
di yayasan Pendidikan X berijazah S1.
Selanjutnya faktor masa kerja guru. Masa kerja yang lama
menunjukkan pengalaman yang lebih. Masa kerja/pengalaman kerja
menjadi pertimbangan suatu perusahaan dalam mencari pegawai (Robbins,
2001). Berdasarkan hasil analisa diperoleh gambaran lama masa kerja
guru SMP di Yayasan Pendidikan X mayoritas masa kerja 2 - 10 tahun.
Masa kerja seseorang menunjukan hubungan secara positif terhadap
kinerja seseorang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus
(2011), oleh teori Robbin (2003) tentang Pengaruh pelatihan dan masa
kerja terhadap kinerja karyawan (studi pada bank BRI Cabang Martadinata
Kota Malang) dimana hasil analisis dari penelitian ini adalah secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan masa kerja terhadap kinerja karyawan
Bank BRI Cabang Martadinata Kota Malang.
2. Pengaruh Motivasi (X2
Dari hasil analisa terdapat nilai sig 0,902. Nilai sig lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,902 > 0,05. Jadi X
) terhadap Kinerja Guru (Y) di Yayasan
Pendidikan X
2
Penelitian ini tidak berhasil menjelaskan pengaruh motivasi terhadap
kinerja guru SMP di Yayasan pendidikan X, sesuai dengan penelitian yang
dikemukakan Gusti (Septiana, 2013) motivasi kerja guru memiliki pengaruh
terhadap kinerja guru. Hasil korelasi tidak signifikan. Ini menunjukan tinggi
rendahnya motivasi kerja guru tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.
tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap Y. Dengan demikian dinyatakan bahwa hipotesis
II tidak dapat dibuktikan dan ditolak.
Hasil penelitian lain sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Eni, Herlina (2012). Oleh teori Mitchel (dalam Sinambela, 2006)
tentang Pengaruh Kemampuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan
Hasil penelitian Megawati (2004) menyatakan bahwa faktor jenis
kelamin berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan hasil analisa peneliti
diperoleh gambaran bahwa mayoritas karakteristik jenis kelamin guru SMP di
Yayasan X adalah perempuan. Sesuai dengan pendapat Robin (2001) terdapat
perbedaan antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerja. Studi-studi
psikologis telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi
wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar pengharapannya dari pada
wanita dalam memiliki pengharapan/ekspektasi untuk sukses. Selanjutnya
dimana hasil analisis dari penelitian ini adalah variabel motivasi
kerja tidak berpengaruh.
Robbin (2003) menyatakan wanita mempunyai tingkat keluar masuk
/kemangkiran yang lebih tinggi dari pada pria. Sehubungan dengan hal ini
bahwa motivasi terhadap kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh
karakteristik subjek penelitian yakni Jenis kelamin,dan usia.
Berdasarkan hasil analisa diperoleh gambaran bahwa mayoritas usia
guru SMP di Yayasan Pendidikan X adalah antara 41- 60 tahun. menurut
Robbins (2003) umumnya karyawan tua mempunyai tingkat kemangkiran
yang dapat dihindari lebih rendah dibanding karyawan muda. Sama halnya
dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) yaitu usia seseorang akan
mempengaruhi kinerja.
Jadi dari hasil penelitian dan teori sudah jelas terlihat bahwa faktor
jenis kelamin juga dapat mempengaruhi rendahnya kinerja guru guru di
Yayasan Pendidikan X. Selanjutnya hal yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kinerja guru yaitu haruslah lebih perhatian dalam penerimaan
guru untuk mengajar di Yayasan tersebut, agar kinerja yang diharapkan lebih
baik lagi.
3. Pengaruh Kemampuan (X1) dan Motivasi (X2
Dari tabel diperoleh nilai F
) terhadap Kinerja
Guru (Y) di Yayasan Pendidikan X
hitung sebesar 0,065 dengan nilai probabilitas
(sig) = 0,937. Nilai Fhitung (0,065) < Ftabel (3,35 ), dan nilai sig. lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,937 >0,05. maka H1 ditolak, berarti secara
simultan X1 dan X2 tidak berpengaruh terhadap Y. Dengan demikian
dinyatakan bahwa hipotesis III tidak dapat dibuktikan dan ditolak.
Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Luhgiatno (2012) tentang Pengaruh kemampuan dan Motivasi terhadap
Kinerja di PT Gelora Fajar Farma dimana hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa motivasi dan kemampuan secara simultan tidak berpengaruh
terhadap kinerja secara nyata. Hasil penelitian lain oleh Durinda Pupasari
(2010) yang hasil penelitan tidak berpengaruh terhadap kinerja yakni tentang
Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, dan Komitmen Organisasi Sekolah
terhadap Kinerja Guru Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Sekota Malang.
Selain kemampuan dan motivasi, variabel variabel yang terkait untuk
meningkatkan kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X, yakni supervisi
pengajaran, program penataran, iklim yang kondusif, sarana dan prasarana,
kondisi fisik dan mental guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, jaminan
kesejahteraan, kemampuan manajerial kepala sekolah dan lain-lain ( Stephen
P. Robbins, 2001). Karena dengan terbentuknya hal tersebut kemungkinan
kinerja guru-guru di Yayasan tersebut akan memperoleh nilai yang lebih baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa penelitian ini, dapat diperoleh dkesimpulan
sebagai berikut:
A.Kesimpulan
1. Tidak terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja guru SMP di
Yayasan Pendidikan X
2. Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru SMP di
Yayasan Pendidikan X
3. Secara simultan variabel kemampuan dan motivasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.
4. Berdasarkan kategorisasi data hipotetik kinerja, rata-rata subjek
berada pada kategorisasi cukup yakni sebesar 40%
5. Berdasarkan kategorisasi data hipotetik kemampuan dan motivasi,
hampir seluruh subjek berada pada kategori sedang yakni 83,33%.
6. Dalam kategorisasi subjek penelitian, diperoleh gambaran bahwa
jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan sebesar 70%,
tingkat pendidikan seluruhnya Sarjana sebesar 100%, usia yang paling
banyak adalah usia 40-61 tahun yakni sebesar 63%, lama masa kerja
yang paling banyak adalah 2-10 tahun yakni sebesar 70%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang
telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang
dibagi ke dalam dua bagian, yaitu saran metodologis dan saran praktis
(ditujukan kepada Yayasan Pendidikan X) sebagai berikut :
1. Saran Metodologis
Tidak terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja guru di
Yayasan Pendidikan X. Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap
kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Secara Simultan Variabel
Kemampuan (X1), dan Motivasi (X2
) tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Guru. Oleh karena itu disarankan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
kinerja guru, supaya mengkaji penilaian kinerja yang lebih objektif yang
dilaksanakan oleh Dinas pendidikan agar terciptanya kinerja guru yang
baik.
2. Saran Praktis
a. Guru diharapkan tetap mampu meningkatkan kinerja yang
baik. dengan cara merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai bidang studi yang diampu, melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan
pelatihan tekhnik, bekerja lebih teliti.
b. Pihak sekolah sebaiknya memberikan penghargaan baik material
maupun non material kepada guru yang berprestasi, juga
memberikan hukuman/sanksi bagi guru-guru yang melanggar
aturan sekolah, meningkatkan kesejahteraan guru, mengadakan
kegiatan kebersamaan agar terjadi hubungan keharmonisan antar
guru, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdul, (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Agus (2011) Pengaruh pelatihan Dan Masa Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Pada Bank BRI Cabang Martadinata Kota Malang), Abstrak Skripsi Universitas Negeri Malang, 2011, code Rs 658.314 AFA p.
Arikunto, S.(2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Cetakan Ketujuh,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Arep, I & Tanjung, H (2003). Manajemen Motivasi, Jakarta: PT Grasindo,
anggota IKAPI Azwar, S. (2005). Penyusunan skala psikologi (Edisi ke-2, Cetakan VII), Yokjakarta; Pustaka Pelajar. Azwar,S (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Agung Prihantoro, 2012. Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui
Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja, Dan Komitmen (Studi Kasus Madrasah di Lingkungan Yayasan Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati). VALUE ADDED, Vol.8, No.2, Maret 2012 – Agustus 2012.Jurnal
Arum Wibowo Sekti dan Tri Bodroastuti, (2012). Pengaruh Kemampuan dan
Motivasi terhadap Kinerja (Studi pada guru SMK Palapa Semarang).Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis. Vol.1 No.1(2012), hal.16
Ali Nina Liche Seniati. (2002), Pengaruh Masa Kerja, Trait Kepribadian,
Kepuasan Kerja, dan Iklim Psikologis Terhadap Komitmen Dosen pada Universitas Indonesia, Desertasi Psikologis, Universitas Indonesia, Jakarta.
Bahri (2011) faktor yang mempengaruhi kinerja guru SD di dataran Tinggi
Moncong Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan. Fakultas Tekhnik Universitas Negeri Makasar. Jurnal Meditek Vol.3 No.2 hal 11
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dessler, Gary, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Jakarta : PT. Index
EvaluasiKurikulum:http://www.sarjanaku.com//2011/11/evaluasi
kurikulum.html Gibson, James,L. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-
5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Edisi Ketiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Hamalik, Oemar, (2004), Psikologi Belajar dan Mengajar Bandung: Sinar
Baru Algensindo Hurlock, (2001). Psikologi Perkembangan. Jakarta: erlangga Hadi, S. (2002). Metodologi Research. Edisi 1. Jogjakarta; Andi Offset http://soalpembahasan.blogspot.com/2013/06/tes-kecerdasan-atau-iq-secara-
online. html#ixzz30DQjt39A Indrawati (2011) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. Jurnal. Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 4, No 7, hal :56
Indriantoro dan Supomo,( 2009). Metode Penelitan, Jakarta: Gramedia Jafriansen, (2011). Strategi Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Dasar.
Jakarta: PT Perca Jasmani, Syaiful Mustofa,( 2013). Supervisi Pendidikan, Terobosan Terbaru
dalam Peningkatan Jamil Suprihatiningrum, (2013). Guru Profesional. Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA Kunandar, (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Leonard, (2008). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Suasana Lingkungan Terhadap
Kinerja Guru Matematika Sekolah Imanuel Pondok Melati. Universitas Parahyangan Bandung, FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI Jakarta .
Diseminarkan dalam Seminar Nasional Matematika
Universitas Parahyangan Bandung, September 2008. Hal 8
Luhgiatno.(2012). Pengaruh kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja diPT Gelora Fajar Farma. Jurnal Stiepena. /pena Vol.1 No.1 Hal 2. ISSN : 19076304
Mangkunegara, Anwar Prabu, (2011). “Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan”, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Malayu S.P.Hasibuan, (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi
revisi, Jakarta: PT.Bumi Aksara Masnur Muslich, (2008). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara Mathis, Robert L, and John H, Jackson. (2002), Manajemen Sumber Daya
Manusia, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Megawati (2004) Analisis Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kinerja
Perawat Dl Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan Tahun 2004. Tesis.Hal.75 Mulyasa. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Musafir, (2007).Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja
Pegawai Pemerintah Provinsi Gorontalo, Jurnal
Ikhsan Gorontalo, Nomor 3, Volume. 2. Hal 14
Moenir, (2000). Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: Bina Aksara Muhlisin. (2008). “Profesionalisme Guru Masa Depan”. Tersedia pada
https://muhlis.files.wordpress.com/ 2008/05/ profesionalisme-guru- masa-depan. (Diakses tanggal 7 januari 2014
Notoadmojo, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Pupuh Fathurohman, (2012). Guru Profesional. Bandung: Refika Aditama Prihadi, Endra K, (2004). My Potensi. Jakarta. Efek Media Komputindo Rahmawati,dkk, (2013). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru GTT . Jurnal Riset Mahasiswa Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang. Home > Vol 1, No 2 (2013)
Rivai,Veithzal., Sagala,Ella J. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Edisi ke-2. RajaGrafindo Persada.
Rusman, (2008). Manajemen Kurikulum, Bandung: SPS UPI Rusman, (2013). Model Model Pembelajaran.Mengembangkan
Profesionalisme Guru edisi ke dua, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Robbins P. Stephen. (2001). Essentials of Organizational Behavior. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc. Robbins, S.P.2003. Perilaku Organisasi, Edisi Indonesia, Indeks Kelompok Gramedia. Ryan, R.M & Deci, E.L. (2000). Intrinsic and extrinsic motivation. Classic
definitions and new direction. Kumpulan jurnal self efficacy, motivasi belajar dan prestasi belajar, 54-67
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi S tandar Proses
Pendidikan. Rawamangun Jakarta : Kencana Prenada Media Group Sariyathi, Ni Ketut. 2003. Beberapa Faktor Yang Berasosiasi Dengan Prestasi
Kerja Karyawan PDAM Kabupaten Klungkung. Jurnal Manajemen Universitas Udayana
Santoso, (2007). Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Alex Media Septiana, (2013). http://www.scribd.com-jurnal Septiana, (2013) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi
Kerjaterhadap Kinerja Guru Smp Negeri Wonosari.Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 107 s/d 118
Simamora,(2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan. Profitabel. Edisi pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Sinambela, Lijan Poltak, (2006), Reformasi Pelayanan Publik (Teori, Kebijakan, dan Implementasi), Bumi Aksara, Jakarta.
Sinungan, Muchdarsyah, (2003). Produktivitas apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara Sistim Penilaian dalam Kurikulum (2013): http://www.kemdikbud.go.id Siagaan, S. P. (2002). Kiat meningkatkan produktifitas kerja, Jakarta : Rineka Cipta Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sofo, F. (2003) Pengembangan Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Airlangga University Press, Surabaya.
Supriyanto, (2009). Metodologi Riset Bisnis. Indeks, Jakarta Sutermeister.R.A. (1976). People and Productivity (Third Edition) Mc.Grow
Hill Book Company. New York. (page:1) Supriyanto, (2011) Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Dosen
Terhadap Kualitas Layanan Kepada Mahasiswa. Jurnal: Malang Surachman S.A, 2008. Dasar-Dasar Manajemen Merek. Malang: Bayumedia
Publishing Suryabrata, S. (2000). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Utama.
Suharsimi Arikunto, (2013) Dasar dasar evaluasi pendidikan,Edisi kedua, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Kencana, Jakarta.
Sukidjo, Notoatmodjo (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudjana, N., (2005,) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja
Suprihadi Saputro dkk. 2000. Strategi pembelajaran. Malang. FIP UNM. Supriyanto, Budi. 2009. Manajemen Pemerintahan (Plus Dua Belas Langkah
Strategis)
. Tangerang: CV. Media Brilian
Syaiful, Mustofa, 2013. Supervisi Pendidikan, Terobosan Terbaru dalam Peningkatan
Sofan Amri, 2013. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Menengah.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Syamsul Bahri, (2011). Faktor yang Mempengaruhi Guru SD di Dataran
Tinggimoncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011
Syachroni,(2013). Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Guru
SMA Negeri 4 Kota Jambi (The Analysis Of Factors That Affect
Teacher Performance at State Senior High School 4 In Jambi City). Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 1 No. 2 April – Juni 2013
Suhaefri,2011. pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja pegawai.
http:// irsansuhaefri.blogspot.com/2011/05/pengaruh-kemampuan-dan
motivasi. Jurnal.Html
Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua, Penerbit RajaGrapindo Persada, Jakarta.
Uzer. (2000). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap
Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
Winardi. (2002), Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wukir, (2013) Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah,
Jakarta, Multi Presindo Yasaratodo Wau,(2013). Profesi Kependidikan.Medan: Unimed Press Yudha, (2013). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kemampuan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang).Jurnal Vol 2, No. 2 Hal 8
Undang-undang 1. Permenag PAN & RB No.16 Tahun 2009 tentang Tim PenilaiJabatan
Fungsional Guru
2. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013
3. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah 4. UURI, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional 5. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 6. Permendiknas No.32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah 7. Permendiknas RI No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Lampiran
Descriptives Deskripsi Variabel X1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR0001 30 3 5 4.27 .521
VAR0002 30 1 5 2.13 .937
VAR0003 30 1 4 1.87 .629
VAR0004 30 3 5 4.17 .531
VAR0005 30 3 5 4.33 .606
VAR0006 30 3 5 4.27 .640
VAR0007 30 1 5 2.60 1.329
VAR0008 30 1 5 2.43 .858
VAR0009 30 2 4 2.70 .794
VAR00010 30 2 5 4.13 .819
VAR00011 30 4 5 4.60 .498
VAR00012 30 2 5 3.93 1.015
VAR00013 30 1 5 2.60 1.037
VAR00014 30 3 5 4.10 .662
VAR00015 30 4 5 4.43 .504
VAR00016 30 1 5 3.27 1.258
VAR00017 30 2 5 2.80 1.157
VAR00018 30 1 5 2.43 1.006
VAR00019 30 2 5 3.80 .925
VAR00020 30 3 5 4.27 .521
VAR00021 30 1 5 2.63 1.098
VAR00022 30 1 5 2.13 1.008
Valid N (listwise) 30
Frequency Table
VAR0001
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3
Setuju 20 66.7 66.7 70.0
Sangat Setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0002
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 6 20.0 20.0 20.0
Tidak Setuju 18 60.0 60.0 80.0
Netral 3 10.0 10.0 90.0
Setuju 2 6.7 6.7 96.7
Sangat Setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0003
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 7 23.3 23.3 23.3
Tidak Setuju 21 70.0 70.0 93.3
Netral 1 3.3 3.3 96.7
Setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0004
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7
Setuju 21 70.0 70.0 76.7
Sangat Setuju 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0005
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7
Setuju 16 53.3 53.3 60.0
Sangat Setuju 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0006
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 3 10.0 10.0 10.0
Setuju 16 53.3 53.3 63.3
Sangat Setuju 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0007
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 7 23.3 23.3 23.3
Tidak Setuju 10 33.3 33.3 56.7
Netral 4 13.3 13.3 70.0
Setuju 6 20.0 20.0 90.0
Sangat Setuju 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0008
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 3.3 3.3 3.3
Tidak Setuju 20 66.7 66.7 70.0
Netral 5 16.7 16.7 86.7
Setuju 3 10.0 10.0 96.7
Sangat Setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0009
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 15 50.0 50.0 50.0
Netral 9 30.0 30.0 80.0
Setuju 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00010
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 3.3 3.3 3.3
Netral 5 16.7 16.7 20.0
Setuju 13 43.3 43.3 63.3
Sangat Setuju 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00011
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 12 40.0 40.0 40.0
Sangat Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00012
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 13.3 13.3 13.3
Netral 4 13.3 13.3 26.7
Setuju 12 40.0 40.0 66.7
Sangat Setuju 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00013
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 10.0 10.0 10.0
Tidak Setuju 14 46.7 46.7 56.7
Netral 6 20.0 20.0 76.7
Setuju 6 20.0 20.0 96.7
Sangat Setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00014
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 5 16.7 16.7 16.7
Setuju 17 56.7 56.7 73.3
Sangat Setuju 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00015
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 17 56.7 56.7 56.7
Sangat Setuju 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00016
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7
Tidak Setuju 7 23.3 23.3 30.0
Netral 9 30.0 30.0 60.0
Setuju 5 16.7 16.7 76.7
Sangat Setuju 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00017
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 18 60.0 60.0 60.0
Netral 5 16.7 16.7 76.7
Setuju 2 6.7 6.7 83.3
Sangat Setuju 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00018
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7
Tidak Setuju 20 66.7 66.7 73.3
Netral 3 10.0 10.0 83.3
Setuju 3 10.0 10.0 93.3
Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0
VAR00018
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7
Tidak Setuju 20 66.7 66.7 73.3
Netral 3 10.0 10.0 83.3
Setuju 3 10.0 10.0 93.3
Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00019
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 13.3 13.3 13.3
Netral 4 13.3 13.3 26.7
Setuju 16 53.3 53.3 80.0
Sangat Setuju 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00020
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3
Setuju 20 66.7 66.7 70.0
Sangat Setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00021
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7
Tidak Setuju 17 56.7 56.7 63.3
Netral 3 10.0 10.0 73.3
Setuju 6 20.0 20.0 93.3
Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00022
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 6 20.0 20.0 20.0
Tidak Setuju 19 63.3 63.3 83.3
Netral 2 6.7 6.7 90.0
Setuju 1 3.3 3.3 93.3
Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Deskripsi Variabel X2 Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR0001 30 3 5 4.27 .640
VAR0002 30 1 5 2.60 1.329
VAR0003 30 1 5 2.43 .858
VAR0004 30 2 4 2.70 .794
VAR0005 30 2 5 4.13 .819
VAR0006 30 4 5 4.60 .498
VAR0007 30 2 5 3.93 1.015
VAR0008 30 1 5 2.60 1.037
VAR0009 30 3 5 4.10 .662
VAR00010 30 4 5 4.43 .504
VAR00011 30 4 5 4.60 .498
VAR00012 30 2 5 3.93 1.015
VAR00013 30 1 5 2.60 1.037
VAR00014 30 3 5 4.10 .662
VAR00015 30 4 5 4.43 .504
VAR00016 30 1 5 3.27 1.258
VAR00017 30 2 5 2.80 1.157
VAR00018 30 1 5 2.43 1.006
VAR00019 30 2 5 3.80 .925
VAR00020 30 3 5 4.27 .521
VAR00021 30 1 5 2.63 1.098
VAR00022 30 1 5 2.13 1.008
VAR00023 30 2 5 3.97 .850
VAR00024 30 1 4 2.13 .860
Valid N (listwise) 30 Frequency Table
VAR0001
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 3 10.0 10.0 10.0
Setuju 16 53.3 53.3 63.3
Sangat Setuju 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0002
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 7 23.3 23.3 23.3
Tidak Setuju 10 33.3 33.3 56.7
Netral 4 13.3 13.3 70.0
Setuju 6 20.0 20.0 90.0
Sangat Setuju 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0003
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 3.3 3.3 3.3
Tidak Setuju 20 66.7 66.7 70.0
Netral 5 16.7 16.7 86.7
Setuju 3 10.0 10.0 96.7
Sangat Setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0004
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 15 50.0 50.0 50.0
Netral 9 30.0 30.0 80.0
Setuju 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0005
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 3.3 3.3 3.3
Netral 5 16.7 16.7 20.0
Setuju 13 43.3 43.3 63.3
Sangat Setuju 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0006
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 12 40.0 40.0 40.0
Sangat Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0007
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 13.3 13.3 13.3
Netral 4 13.3 13.3 26.7
Setuju 12 40.0 40.0 66.7
Sangat Setuju 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0008
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 10.0 10.0 10.0
Tidak Setuju 14 46.7 46.7 56.7
Netral 6 20.0 20.0 76.7
Setuju 6 20.0 20.0 96.7
Sangat Setuju 1 3.3 3.3 100.0
VAR0008
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 10.0 10.0 10.0
Tidak Setuju 14 46.7 46.7 56.7
Netral 6 20.0 20.0 76.7
Setuju 6 20.0 20.0 96.7
Sangat Setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR0009
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 5 16.7 16.7 16.7
Setuju 17 56.7 56.7 73.3
Sangat Setuju 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00010
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 17 56.7 56.7 56.7
Sangat Setuju 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00011
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 12 40.0 40.0 40.0
Sangat Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00012
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 13.3 13.3 13.3
Netral 4 13.3 13.3 26.7
Setuju 12 40.0 40.0 66.7
Sangat Setuju 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00013
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 10.0 10.0 10.0
Tidak Setuju 14 46.7 46.7 56.7
Netral 6 20.0 20.0 76.7
Setuju 6 20.0 20.0 96.7
Sangat Setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00014
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 5 16.7 16.7 16.7
Setuju 17 56.7 56.7 73.3
Sangat Setuju 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00015
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 17 56.7 56.7 56.7
Sangat Setuju 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00016
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7
Tidak Setuju 7 23.3 23.3 30.0
Netral 9 30.0 30.0 60.0
Setuju 5 16.7 16.7 76.7
Sangat Setuju 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00017
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 18 60.0 60.0 60.0
Netral 5 16.7 16.7 76.7
Setuju 2 6.7 6.7 83.3
Sangat Setuju 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00018
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7
Tidak Setuju 20 66.7 66.7 73.3
Netral 3 10.0 10.0 83.3
Setuju 3 10.0 10.0 93.3
Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00019
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 13.3 13.3 13.3
Netral 4 13.3 13.3 26.7
Setuju 16 53.3 53.3 80.0
Sangat Setuju 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00020
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3
Setuju 20 66.7 66.7 70.0
Sangat Setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00021
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7
Tidak Setuju 17 56.7 56.7 63.3
Netral 3 10.0 10.0 73.3
Setuju 6 20.0 20.0 93.3
Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00022
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 6 20.0 20.0 20.0
Tidak Setuju 19 63.3 63.3 83.3
Netral 2 6.7 6.7 90.0
Setuju 1 3.3 3.3 93.3
Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00023
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 3 10.0 10.0 10.0
Netral 2 6.7 6.7 16.7
Setuju 18 60.0 60.0 76.7
Sangat Setuju 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAR00024
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 6 20.0 20.0 20.0
Tidak Setuju 17 56.7 56.7 76.7
Netral 4 13.3 13.3 90.0
Setuju 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Frequencies statistik ketiga variabel
Statistics
X1 X2 Y
N Valid 30 30 30
Missing 0 0 0
Mean 73.90 82.90 48.80
Std. Error of Mean 1.609 1.743 1.336
Median 72.00 81.00 47.00
Std. Deviation 8.814 9.546 7.317
Minimum 63 70 39
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 30 63 101 73.90 8.814
X2 30 70 110 82.90 9.546
Y 30 39 64 48.80 7.317
Valid N (listwise) 30
Uji Normalitas (Non parametriks)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 30 30 30
Normal Parametersa,,b Mean 73.90 82.90 48.80
Std. Deviation 8.814 9.546 7.317
Most Extreme Differences Absolute .229 .213 .164
Positive .229 .213 .164
Negative -.123 -.104 -.128
Kolmogorov-Smirnov Z 1.253 1.166 .897
Asymp. Sig. (2-tailed) .086 .132 .396
a. Test distribution is Normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 30 30 30
Normal Parametersa,,b Mean 73.90 82.90 48.80
Std. Deviation 8.814 9.546 7.317
Most Extreme Differences Absolute .229 .213 .164
Positive .229 .213 .164
Negative -.123 -.104 -.128
Kolmogorov-Smirnov Z 1.253 1.166 .897
Asymp. Sig. (2-tailed) .086 .132 .396
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 45.213 12.281 3.681 .001
Kemampuan
X1
.121 .562 .145 .215 .831 .080 12.428
MotivasiX2 -.064 .519 -.084 -.124 .902 .080 12.428
a. Dependent Variable: KinerjaY
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .069a .005 -.069 7.565 1.765
a. Predictors: (Constant), MotivasiX2, KemampuanX1
b. Dependent Variable: KinerjaY
Recommended