View
34
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH PADA REMAJA MAZZIYATUL FATAA
DESA SAMBAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
Nur Kholis
111-12-127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
i
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id
IMAM MAS ARUM, M. Pd.
DOSEN IAIN SALATIGA
PersetujuanPembimbing
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : NaskahSkripsi
Saudara : Nur Kholis
Kepada :
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikumWr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Nur Kholis
NIM :111-12-127
Fakultas/Jurusan :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan /Pendidikan Agama Islam
Judul :Pembinaan Akhakul Karimah pada Remaja Mazziyatul
Fataa Dalam Membentuk Akhlakul Karimah Remaja Di
Desa Samban KecamatanBawen Kabupaten Semarang
Tahun 2019
Dengan ini kami mohon skripsi mahasiswa tersebut di atas supaya segera
dimunaqasyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Salatiga, 14 Maret 2016
Pembimbing
Imam Mas Arum, M.Pd
NIP. 197905072011011008
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
PEMBINAAN AKHAKUL KARIMAH PADA
REMAJA MAZZIYATUL FATAA DALAM
MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH REMAJA
DI DESA SAMBAN KECAMATAN BAWEN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019
DISUSUN OLEH:
NUR KHOLIS
NIM : 111 12 127
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Prodi Pendidikan
Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada Hari Selasa tanggal 2 April 2019 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil ...................................
Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M.Pd ...................................
Penguji I : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. ...................................
Penguji II : Dr. Ahmad Sultoni, M.Pd ...................................
Salatiga, 2 April 2019
Dekan IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1 002
iv
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Kholis
NIM : 111-12-127
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau
karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga
Penulis
Nur Kholis
NIM. 111-12-127
v
MOTTO
"من جد و جد"
Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dialah yang berhasil (Umar bin
Abd Aziz)
من ن كنت إن اا ون و نت تحزنوا و تهنوا و مم
-١٣٩ -
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman.
(Qs. Ali-Imron : 139)
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT, sehingga skripsi ini selesai. Skripsi ini
saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendukung saya untuk selalu
memperjuangkan mimpi saya:
1. Kepada kedua orang tua saya, ayah Sukardi dan bunda Kartini, Jazakumullah
bi akhsanil jaza’ atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk
setiap do‟a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai.
2. Kakak saya Nanik Murniyati dan Farida Fitriyani yang selalu memberi
semangat dan motivasi dalam menggapai cita.
3. Teman saya Enjang Mya Afiyati yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam menggapai cita-cita.
4. Bapak Imam Mas Arum yang telah sabar membimbing dan mendo‟akan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Dosen-dosen Tarbiyah, yang telah memberikan ilmu-ilmu, motivasi, dan
segala inspirasi untuk menjadi bekal di masa yang akan datang.
6. Rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi, dan selalu mengiringi langkahku dalam doa.
7. Seluruh rekan-rekan dan Pengurus Mazziyatul Fataa, jazakumullah khoiron
katsir telah menghadirkan semangat dalam setiap langkah. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi diri saya pribadi maupun orang lain atas ilmu-ilmu
yang telah didapatkan dalam berorganisasi.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirromanirrohim
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A., Selaku Dosen Pembimbing Akademik
4. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam.
5. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
7. Ayah dan bunda di rumah yang selalu mendoakan dan membantu dalam
bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN
Salatiga.
Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan
balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah
meridhoi persaudaraan ini. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam menambah khasanah keilmuannya serta dapat mengambil
hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 4 Maret 2019
Penulis
Nur Kholis
NIM 111 12 127
ix
ABSTRAK
Kholis, Nur. 2019. Pembinaan Akhlakul Karimah Remaja Mazziyatul Fataa
Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2019.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas
Arum, M. Pd.
Kata kunci: Pembinaan Akhlak Karimah Remaja
Untuk menemukan jalan hidupnya remaja pastilah melakukan tindakan-
tindakan untuk menuju tujuannya dan ini menyangkut akhlak. Pembenahan akhlak
ini dimulai dari diri kita sendiri, dimulai dari diri kita dengan menjaga sikap atau
memperbaiki sikap menjadi pribadi yang lebih baik. Kemudian baru keluarga,
lingkungan, sekolah, masyarakat. Dalam masyarakat bisa melalui organisasi-
organisasi masyarakat, contohnya karang taruna ataupun sejenisnya. Dalam hal ini
di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang ada sebuah organisasi
yang bernama Mazziyatul Fataa yang artinya pemuda harapan. Untuk merubah
menjadi lebih baik tentunya butuh proses yang tidak mudah dan menjadi tugas
yang besar untuk pengurus organisasi Mazziyatul Fataa. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Pembinaan Akhlakul
Karimah Pada Remaja Mazziyatul Fataa di Desa Samban Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang Tahun 2019. Rumusan masalah yang ingin dicari jawabanya
adalah (1) Bagaimana kegiatan remaja Desa Samban Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang tahun 2019 (2) Bagaimana Pembinaan Akhakul Karimah
pada remaja Mazziyatul Fataa dalam membentuk akhlak karimah remaja Desa
Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2019? (3) Apa hambatan
dan solusi Pembinaan Akhakul Karimah pada remaja Mazziyatul Fataa dalam
membentuk akhlak karimah remaja Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).
Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu dilaksanakan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi kemudian dianalisis menggunakan analisis kualitatif yang bersifat
derkriptif-analitik, kemudian mengembangkan hasil penelitian agar menjadi suatu
teori yang bisa memperbaiki organisasi remaja yang akan datang.
Hasil penelitian ini setelah adanya pembinaan ini, sudah dikatakan baik,
hal ini mengacu pada kegiatan kegiatan yang dilakukan serta perubahan sikap
pada remaja yang juga lebih bai. Pembinaan akhlakul karimah yang dilakukan
pada remaja Mazziyatul Fataa Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang yaitu dengan mengadakan acara yang melatih remaja untuk berakhlak
karimah, penugasan secara bergantian saat acara serta semua remaja diberikan
tanggung jawab. Hambatan yang dihadapi dalam membina akhlakul karimah pada
remaja Mazziyatul Fataa yaitu, (1) Latar Belakang Remaja. (2) Kesadaran Diri
Remaja. (3) Lingkungan remaja. Setelah dianalisis kurangnya dari upaya
organisasi remaja Mazziyatul Fataa yaitu belum ada kegiatan yang mengacu pada
akhlak kepada orang tua dan alam.
x
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... iv
MOTTO................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
ABSTRAK .............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Fokus Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
E. Definisi Operasional ................................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .......................................................................................... 10
B. Kajian Penelitian Terdahulu ..................................................................... 26
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 29
B. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 29
C. Sumber Data .............................................................................................. 30
D. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 30
E. Analisis Data ............................................................................................. 32
F. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................... 33
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data ............................................................................................. 34
B. Temuan Penelitian .................................................................................... 40
C. Analisis Data ............................................................................................. 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 65
B. Saran ......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi
2. Daftar SKK
3. Lembar Konsultasi
4. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa arab, khuluq
yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khalq yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan kholiq yang berarti pencipta. Demikian pula dengan makhluk
yang berarti yang diciptakan (Abuddin, 2010; 54).
Dalam Alquran hanya ditemukan kata khuluq dan tidak ditemukan
kata akhlāq yang berbentuk jamak. Adapun ayat yang di dalamnya
terdapat kata khuluq adalah ayat yang terdapat dalam Alquran surah al-
Qalam ayat 4 sebagai berikut:
يم ع ظ ن ع لععع ى خ خ م ع ظ
Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti
yang agung. (QS. al-Qalam [68]: 4).(DepAg, 2005: 565)
Akhlak merupakan dasar yang utama dalam pembentukan
kepribadian manusia yang seutuhnya. Pendidikan yang mengarah pada
terbentuknya kepribadian berakhlak merupakan hal yang pertama yang
harus dilakukan, sebab akan melandasi kestabilan kepribadian secara
keseluruhan (Khatib, 2001; 87).
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat
yang penting sekali, baik sebagai individu maupun masyarakat dan
2
bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera, rusaknya suatu
bangsa dan masyarakat tergantung kepada Bagaimana kegiatannya
(Djatmika, 1992; 11). Seperti dijelaskan pada hadis berikut:
نظ لحخخ خ ظ .( ع ح ع خ ع عةخ ح ع خ ع ) ضح نح خ حزع نظ أعثحقعلخ مظ م فظى لح ظ حئظ نح شع ا مظ مع
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan dari akhlak
yang baik.” (HR. Ahmad dan Abu Daud). (Al-Jazairi, 2007 : 218).
Akhlak di sini ada dua macam yaitu akhlak mazmumah (akhlak
tercela) dan akhlak mahmudah atau karimah (akhlak mulia). Tentunya
untuk menjadi pribadi yang baik harus mempunyai akhlak yang baik juga
yaitu akhlak karimah.
Seperti yang penyair besar Ahmad Syauqi Bey katakan yaitu yang
artinya “Kekalnya suatu bangsa ialah selama akhlaknya kekal, jika
akhlaknya sudah lenyap, musnah pulalah bangsa itu” (Nazaruddin, 1973;
47).
Jelas sudah bahwa apabila suatu bangsa (umat) itu telah rusak,
maka hal ini juga akan mempengaruhi akhlak generasi-generasi
mendatang. Dan akan terus menurun kepada generasi-generasi
selanjutnya. Apalagi kalu masalah akhlak seperti ini tidak segera diatasi
maka bangsa atau umat akan semakin rusak. Jadi sangat diperlukan adanya
pembenahan akhlak, khususnya pada generasi muda atau remaja.
3
Menurut Daradjat (dalam Syafaat, 2008:87) Remaja adalah tahap
peralihan dari masa kanak-kanak; tidak lagi anak, tetapi belum dipandang
dewasa. Remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak
dan umur dewasa. Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau
masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada
periode tersebut terjadi perubahan-perubahan besar mengenai kematangan
fungsi-fungsi rohani dan jasmani. Terutama fungsi seksuil, yang sangat
menonjol pada periode ini ialah: kesadaran yang mendalam mengenai diri
sendiri, dengan mana orang muda mulai meyakini kemauan, potensi dan
cita-cita sendiri. Dengan kesadaran tersebut ia berusaha menemukan jalan
hidupnya, dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti kebaikan,
keluhuran, kebijaksanaan, keindahan, dan sebagainya (Kartono,
1986:149).
Untuk menemukan jalan hidupnya remaja pastilah melakukan
tindakan-tindakan untuk menuju tujuannya dan ini menyangkut akhlak.
Karena, masa remaja sangat potensial untuk berkembang ke arah positif
maupun negatif. Karena bagaimanapun remaja dipandang dan dari segi
apapun remaja dinilai, remaja merupakan suatu proses peralihan dari anak
menjelang remaja (Daradjat, 1975:11). Dari sinilah bangsa atau umat bisa
dilihat apakah bangsa atau umat akan menjadi lebih baik ataupun akan
semakin rusak.
Pembenahan akhlak ini dimulai dari diri kita sendiri, dimulai dari
diri kita dengan menjaga sikap atau memperbaiki sikap menjadi pribadi
4
yang lebih baik. Kemudian baru keluarga, lingkungan, sekolah,
masyarakat. Dalam masyarakat bisa melalui organisasi-organisasi
masyarakat, contohnya karang taruna ataupun sejenisnya.
Dalam hal ini di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang ada sebuah organisasi yang bernama Mazziyatul Fataa yang
artinya pemuda harapan. Organisasi ini berdiri pada tanggal 17 Mei 2003
M/ 15 Rabiul awal 1424 H. Nama Mazziyatul Fataa diberikan kepada
organisasi ini oleh bapak K.H Hasyim Hadi yaitu pengasuh pondok
pesantren Al Mujahiddin Ambarawa Kabupaten Semarang. Melalui
organisasi ini diharapkan remaja yang ikut dalam organisasi ini bisa
merubah generasi yang belum baik yaitu generasi yang sebelumnya hanya
mengikuti zaman tetapi tidak memperhatikan sikap yang entah itu baik
atau tidak, generasi yang tidak berani tampil didepan untuk menjadi
generasi yang bisa diandalkan, remaja yang hanya memikirkan
keegoisannya, generasi yang belum bisa jadi wakil orang tuanya, dan lain
sebagainya. Menjadi generasi yang lebih baik yaitu generasi yang selalu
menjaga sikapnya walaupun zaman semakin menggoda, generasi yang
memiliki mental yang besar, generasi yang bisa menjadi wakil dan
kebanggaan orang tuanya, generasi yang peduli dengan lingkungannya dan
lain sebagainya. Untuk merubah menjadi lebih baik tentunya butuh proses
yang tidak mudah dan menjadi tugas yang besar untuk pengurus organisasi
Mazziyatul Fataa. Maka dari ini penulis tertarik untuk meneliti tentang
bagaimana peran Mazziyatul Fataa untuk mengubah generasi yang lebih
5
baik atau generasi dengan akhlak karimah dengan judul “ Pembinaan
Akhlakul Karimah Pada Remaja Mazziyatul Fataa Desa Samban
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2019”
B. Fokus Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka perlu kiranya
masalah yang luas ini difokuskan agar dalam pelaksanaan penelitian nanti,
masalah atau segala sesuatu yang perlu dan ingin diketahui menjadi jelas.
Adapun fokus masalahnya adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana kegiatan remaja Desa Samban Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang tahun 2019?
2. Bagaimana membina akhlakul karimah remaja Mazziyatul Fataa Desa
Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2019?
3. Apa hambatan dan solusi dalam membina akhlakul karimah remaja
remaja Mazziyatul Fataa Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang tahun 2019?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kegiatan remaja Desa Samban Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang tahun 2019?
2. Untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhlakul karimah remaja
Mazziyatul Fataa Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang tahun 2019?
6
3. Untuk mengetahui hambatan dan solusi pembinaan akhlakul karimah
remaja Mazziyatul Fataa Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang tahun 2019?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara
teoretis maupun secara praktis:
1. Secara teoretis
Secara teoretis diharapkan dapat memberi sumbangan bagi
pengembangan pendidikan Islam pada umumnya, khususnya dapat
memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari
penelitan lapangan.
Serta temuan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam
pengembangan pengetahuan dan teori pembelajaran.
2. Secara praktis
a. Bagi penulis, dapat mengetahui cara yang tepat untuk membina
akhlak karimah di masyarakat
b. Bagi masyarakat, manfaat penelitian ini adalah untuk menjadi acuan
bagi masyarakat untuk lebih dapat membina dan meningkatkan
akhlak karimah.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekaburan dan biasanya pengertian dalam
memahami makna dan istilah dalam penulisan skripsi ini, maka perlu
dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
7
1. Pembinaan Akhlakul Karimah
Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. (KBBI,
2005: 156). Pembinaan juga dapat diartikan sebagai: “bantuan dari seseorang
atau sekelompok orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang
lain melalui materi pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan
kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan.( Tanzeh, 2009: 144).
Dengan demikian, pembinaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pembinaan kelompok di dalam lingkungan kehidupan
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah dalam
berbagai aspek kesejahteraan dalam kehidupan.
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun,
yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat.
Pembinaan akhlakul karimah adalah Sebuah proses, pembinaan
kelompok di dalam lingkungan kehidupan masyarakat, untuk mencapai
tujuan menjadikan individu berperilaku atau budi pekerti manusia yang
mulia, terpuji dan baik dan bersumber dari hati manusia dan terwujudkan
dalam tingkah laku manusia sehari-hari.
8
2. Remaja Mazziyatul Fataa
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan
manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa
(Santrock, 2003).
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,
berasal dari bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang
purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda
dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah
dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali & Asrori,
2006). Jadi remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa atau individu yang memiliki kematangan.
Mazziyatul Fataa artinya pemuda harapan, maksudnya pemuda
yang ikut dalam Mazziyatul Fataa diharapkan bisa mengubah generasi
yang sebelumnya (belum baik) menjadi lebih baik. Khususnya pada
masalah akhlak, diharapkan pemuda Mazziyatul Fataa bisa menjadi
contoh untuk remaja lain dan juga dapat mengajak remaja lain
mempunyai akhlak yang lebih baik. Mazziyatul Fataa ini adalah
organisasi dibawah naungan karang taruna, sehingga karang taruna ikut
mengawasi jalannya Mazziyatul Fataa.
Remaja Mazziyatul Fataa adalah suatu individu adalah masa
peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa atau individu yang
memiliki kematangan yang diharapkan dapat menjadi contoh dan bisa
9
mengajak remaja lain mempunyai akhlak yang lebih baik. Jadi organisasi
Remaja Mazziyatul Fataa berperan penting dalam pembinaan akhlakul
karimah di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari penelitian skripsi
maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, manfaat
penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang pengertian
akhlak karimah, sumber hukum akhlak karimah, ruang lingkup karimah,
pengertian organisasi, tujuan organisasi, pengertian remaja Mazziyatul
Fataa, serta kajian penelitian terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang
pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan keabsahan data.
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA. Bab ini berisi
tentang paparan data atau data penemuan dan analisis data.
BAB V PENUTUP. Bab ini meliputi: kesimpulan, saran-saran.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembinaan Akhlakul Karimah
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
(KBBI, 2005: 156). Pembinaan juga dapat diartikan sebagai: “bantuan dari
seseorang atau sekelompok orang yang ditujukan kepada orang atau
sekelompok orang lain melalui materi pembinaan dengan tujuan dapat
mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan.( Tanzeh,
2009: 144).
Menurut Sumodiningrat, pembinaan tidaklah selamanya,
melainkan dilepas untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh
lagi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti pembinaan melalui suatu masa
proses belajar, hingga mencapai status mandiri. Sebagaimana
disampaikan di muka bahwa proses belajar dalam rangka pembinaan
akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui
tersebut adalah meliputi :
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar
dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan, keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
11
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan.
c. Tahap Peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan, keterampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemadirian. (Sumodiningrat, 1999: 22).
Dengan demikian, pembinaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pembinaan kelompok di dalam lingkungan kehidupan
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah dalam
berbagai aspek kesejahteraan dalam kehidupan.
2. Akhakul Karimah
a. Pengertian Akhakul Karimah
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari
khuluqun, yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat.
Menurut Chabib Thoha yang mengutip pendapat Imam Al-
Ghazali mengemukakan bahwa Akhlak adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih
dahulu (Ilyas, 2012 : 1).
Dalam hal ini akhlak berarti sebuah perbuatan baik yang
dilakukan tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Akhlak adalah ilmu
yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji
12
dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan
batin (Ya‟qub, 1996: 12).
Manusia tidak bisa dilepaskan dari kata “akhlaq”. Akhlaq
inilah yang menjadi perangai atau watak yang terwujudkan dalam
segi tingkah laku kita sehari-hari karena ditimbulkan secara langsung
tanpa ada pemikiran karena akhlaq ini bersumber pada hati manusia
bukan pikiran manusia. Apabila hati seseorang baik, maka iapun
memiliki akhlaq yang baik, namun sebaliknya apabila ia memiliki
hati yang buruk, maka ia pun akan cenderung melakukan perbuatan
yang di luar norma atau ketentuan yang telah berlaku di masyarakat.
Perkataan Akhlak berasal dari bahasa arab yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku (tabiat) adat kebiasaan. Karimah
artinyamulia, terpuji, baik. Jadi, akhlaqul karimah ialah budi pekerti
atau perangai yang mulia.
Berdasarkan pengertian diatas pengertian akhlakul karimah
yang dimaksud oleh penulis adalah perilaku atau budi pekerti
manusia yang mulia, terpuji dan baik dan bersumber dari hati
manusia dan terwujudkan dalam tingkah laku manusia sehari-hari.
b. Sumber Hukum Akhlakul Karimah
Apabila diperhatikan dalam kehidupan umat manusia, maka
akan dijumpai tingkah laku manusia yang beraneka ragam.
Bahkan dalam penilaian tentang tingkah laku itu sendiri yang
bergantung pada batasan pengertian baik dan buruk dalam suatu
13
masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan norma. Sehingga
normalah yang menjadi sumber hukum akhlak seseorang. Namun
yang dimaksud dengan sumber akhlak di sini, yaitu berdasarkan
pada norma-norma yang datangnya dari Allah SWT dan Rasul-Nya
dalam bentuk ayat-ayat Al-Qur‟an serta pelaksanaannya dilakukan
oleh Rasulullah. Sumber itu adalah hukum Al-Qur‟an dan As-
Sunnah yang mana kedua hukum tersebut merupakan hukum ajaran
agama Islam. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Qalam: 4
يم ع ظ ن ع لععع عىى خ خ م ع ظArtinya: ”Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung”. (DepAg, 2005: 565)
ع ع لحع ح ع ٱح ع ظ ع ٱنانع ع ح خ ا ضع عجة ل عن ع ثة ع ظ أخصح ع صخ ٱظ ٱن يح فظى ع انع لع خ لنقع ح ع
ثظ ع ع ع ع ع ع ٱن
Artinya: “ Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. Q.S. Al-Ahzab : 21 (DepAg, 2005: 421)
Sedangkan hadist nabi yang mendasari sumber hukum akhlak
adalah
الظ ع ح ع ح ع ظ صع نيع : ع ح ظ ع خ ع ع ظ ع نى ن صخ ٱخ ن ثع عاٱع : عاٱع ع ح ع نح أعةظ خ ع ع
يع ع ثح خ ظ خ ا ةخعظ ظ ن ع
14
Artinya: “Dari Abu Hurairah R. A berkata : bersabda
sesungguhnya Aku diutus ke muka bumi adalah untuk
menyempurnakan akhlak”.(Marzuki, 2009: 14)
Masalah akhlak sudah seharusnya menjadi bagian terpenting
bagi bangsa Indonesia untuk dijadikan lansadan visi dan misi dalam
menyusun serta mengembangkan sistem pendidikan di negeri ini.
Melihat rumusan dalam UUSPN, masalah ilmu dan akhlak tersebut
sebenarnya telah menjadi jiwa atau roh bagi arah pendidikan kita.
UUSPN No. 20 Tahun 2003 bab II pasal 3 menjadi landasan
kedua dalam pembinaan akhlak, yang menegaskan bahwa “Tujuan
pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.(Malik, 2005: 123).
c. Ruang Lingkup Akhlakul Karimah
Ruang lingkup ajaran Akhlakul Karimah mencangkup
berbagai aspek, dimulai dari Akhlakul Karimah terhadap Allah,
manusia, dan lingkungannya.(Alim, 2006: 152)
Akhlak karimah (akhlak terpuji ) dapat dibagi dalam beberapa
bagian, yaitu:
1) Akhlak terhadap Allah SWT
15
Allah telah menganugerahkan nikmat yang tak terhitung
jumlahnya. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT,manusia
diberikan oleh Allah SWT kesempurnaan dalam penciptaan-Nya
yang mempunyai 20 kelebihan daripada makhuk ciptaan-Nya
yang lain yaitu diberikan akal untuk berfikir, perasaan dan nafsu
(Abdullah, 2007: 197).
Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap
atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai
makhuk Allah SWT. Berkenaan dengan akhlak kepada Allah
dilaksanakan dengan cara memuji-Nya, yakni menjadikan
Tuhan sebagai satu-satunya yang menguasai dirinya. Oleh sebab
itu, manusia sebagai hamba Allah SWT mempuyai cara-cara
yang tepat untuk mendekatkan diri (Abdullah, 2007: 197).
Caranya adalah sebagai berikut :
a) Mentauhidkan Allah
Mentauhidkan Allah SWT berarti bahwa seseorang
itu harus meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, hal
ini berarti seorang manusia hanya boleh bergantung kepada
Allah SWT. (Abdullah, 2007 : 197)
Definisi tauhid adalah pengakuan bahwa Allah SWT
satu satunya yang memiliki sifat rububiyyah dan
uluhiyyah, serta kesempurnaan nama dan sifat. Tauhid
dapat di bagi kedalam tiga bagian.
16
(1). Tauhid rububiyyah, yaitu meyakini bahwa Allah lah
satu satunya tuhan yang menciptakan alam ini, yang
memilikinya, yang mengatur perjalanannya, yang
menghidup dan mematikan, yang menurunkan
rezeki kepada mahkluk, yang berkuasa
mendatangkan manfaat dan menimpakan mudarat,
yang mengabulkan doa dan permintaan hamba
ketika mereka terdesak, yang berkuasa
melaksanakan apa yang di kehendakinya, yang
memberi dan mencegah, diangan-Nya seggala
kebaikan dan bagi-Nya penciptaan danjuga segala.
(Alim, 2006: 152)
(2). Tauhid uluhiyyah, yaitu mengimani Allah SWT.
Sebagai satu satunya AL-Ma,bud (yang disembah).
(3). Tauhid Asma dan Sifat.
(a) Berbaik sangka (husnuzhan) berbaik sangka
terhadap utusan Allah SWT. Merupakan salah
satu akhlak terpuji kepada-Nya. Diantara ciri
akhlak terpuji ini adalah ketaatan yang
sungguh-sunguh kepada-Nya.
(b) Zikrullah
Mengingat Allah (Zikrullah) adalah asas dari
setiap ibadah kepada Allah SWT. Karena
17
merupakan pertanda hubungan antara hamba
dan pencipta pada setiap saat dantempat.
(c) Tawakal
Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala
urusan kepada Allah „azza wa jalla,
membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan
tetap menapaki kawasan-kawasan hukum dan
ketentuan. Dengan demikian, hamba percaya
dengan bagian Allah SWT. Untuknya, Apa
yang ditentukan Allah SWT. Untuknya, ia
yakin pasti akan memperolehnya. Sebaliknya,
apa yang tidak di tentukan Allah SWT.
Untuknya, diapun yakin pasti tidak
memperolehnya. (Rohison, 2010: 89).
2) Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak Terpuji terhadap diri sendiri adalah sebagai berikut.
a) Sabar
Menurut penuturan Abu Thalib Al-Makky (w.
386/996), sabar adalah menahan diri dari dorongan hawa
nafsu demi menggapai keridhoan Tuhanya dan
menggantinya dengan sunggu-sungguh menjalani coban-
cobaan Allah SWT terhadapnya. Sabar dapat di
definisikan pula dengan tahan menderita dan menerima
18
cobaan dengan hati ridha serta menyerahkan diri kepada
Allah SWT setelah berusaha. Selain itu, sabar bukan
hanya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi dalam
hal ketaatan kepada Allah SWT, yaitu menjalankan
perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya.
b) Syukur
Syukur merupakan sikap seseorang untuk tidak
menggunakan nikmat yang di berikan oleh Allah SWT
dalam melakukan maksiat kepada-Nya. Bentuk syukur ini
di tandai dengan keyakinan hati bahwa nikmat yang di
peroleh berasal dari Allah SWT, bukan selain-Nya, lalu di
ikuti oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat tersebut
untuk sesuatu yang di benci pemberinya.
c) Menunaikan amanah
Pengertian amanah menurut arti bahasa adalah
kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan (tsiqah), atau
kejujuran, kebalikan dari khianat. Amanah adalah suatu
sifat dan sikap peribadi yang setia, tulus hati, dan jujur
dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan padanya,
berupa harta benda, rahasia, atau pun tugas kewajiban
pelaksanaan amanat dengan baik biasa di sebut al-amin
yang berarti dapat di percaya, jujur, setia, amanah.
(Rohison, 2010: 94)
19
d) Benar atau jujur
Maksud akhlak terpuji ini adalah berlaku benar dan
jujur, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
Benar dalam perkataan adalah mengatakan keadaan
sebenarnaya, tidak mengada-ngada, tidak pula
menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang
disembunyikan itu bersifat rahasia atau karena menjaga
namabaik seseorang. Benar dalam perbuatan adalah
mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa
yang boleh di kerjakan menurut perintah agama, berarti itu
benar. Dan apa yang tidak boleh dikerjakan sesuwai
dengan larangan agama, berarti itu tidak benar. (Rohison,
2010: 100)
e) Menepati janji (al-wafa’)
Janji dalam islam merupakan utang. Utang harus
dibayar (ditepati). Kalau kita mengadakan suatu perjanjian
pada hari tertentu,kita harus menunaikanya tepat pada
waktunya. Janji mengandung tanggung jawab. Apabila
kita tidak kita penuhi atau tidak kita tunaikan, dalam
pandangan Allah SWT, kita termasuk orang yang berdosa.
Adapun dalam pandangan manusia, mungkin kita tidak
dipercaya lagi, dianggap remeh, dan sebagainya.
20
Akhirnya, kita merasa canggung bergaul, merasa rendah
diri, jiwa gelisa, dan tidak tenang.
f) Memelihara kesucian diri
Memelihara kesucian diri (al-iffah) adalah menjaga
diri dari segala tuduhan, fitnah, dan memelihara
kehormatan, upaya memelihara kesucian diri hendaknya
dilakukan setiap hari agar diri tetap berada dalam setatus
kesucisn. Halini dapat di lakukan mulai dari memelihara
hati (qalbu) untuk tidak membuat rencana dan angan-
angan yang buruk. Menurut AL-Ghazali, dari kesucian diri
akan lahir sifat-sifat terpuji lainya, seperti kedermawanan,
malu, sabar, toleran, qanaah, wara’, lembut, dan
membantu.
3) Akhlak terhadap Keluarga
a) Berbakti kepada orang tua
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan faktor
utama diterimanya doa seseorang, juga merupakan amal
saleh paling utama yang dilakukan seorang muslim.
Banyak sekalih ayat AL-Qur‟an ataupun hadis yang
menjelaskan keutamaan berbuat baik kepada kedua orang
tua.
21
Oleh karena itu, perbuatan terpuji ini seiring
dengan nilai-nilai kebaikan untuk selamanaya dan di cintai
oleh setiap orang sepanjang masa. (Rohison, 2010: 104)
b) Bersikap baik kepada saudara
Agama islam memerintahkan untuk berbuat baik
kepada sanak saudara atau kaum kerabat sesuadah
menunaikan kewajiban kepada Allah SWT. Dan ibu bapak
hidup rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai
apabila hubungan tetap tejalin dengan saling pengertian
dan tolong menolong. Pertalian kerabat itu dimulai dari
yang lebih deket dengan menurut tertibnya sampai kepada
yang lebih jauh. Kita wajib membantu mereka, apabila
mereka dalam kesukaran. Sebab dalam hidup ini, hampir
semua orang mengalami berbagai kesukaran dan
kegoncangan jiwa. Apabila mereka memerlukan
pertolongan yang bersifat benda, bantulah dengan benda.
Apabila mereka mengalami kegoncangan jiwa atau
kegelisahan cobalah menghibur atau menasehatinya.
Sebab, bantuan itu tidak hanya berwijud uang (benda),
tetapi bantuan moril. Kadang-kadang bantuan moril lebih
besar artinya daripada bantuan materi.(Rohison, 2010:
109).
22
4) Akhlak terhadap sesama manusia
Islam memerintahkan pemeluknya untuk menunaikan
hak-hak pribadinya dan berlaku adil terhadap dirinya. Islam
dalam pemenuhan hak-hak pribadinya tidak boleh merugikan
orang lain (Abdullah, 2007: 212). Hal ini menunjukkan bahwa
Islam memgimbangi hak-hak pribadi dan hak orang lain supaya
tidak timbul pertentangan. Sebagai seorang muslim harus
menjaga perasaan orang lain, tidak boleh membedakan sikap
terhadap seseorang.
Akhlak terhadap sesama manusia merupakan sikap
seseorang terhadap orang lain. Sikap-sikap yang harus
dikembangkan, antara lain:
a) Menghormati perasaan orang lain dengan cara yang baik
seperti yang disyariatkan agama, jangan tertawa di depan
orang yang bersedih,jangan mencaci sesama
manusia,jangan menfitnah dan menggunjing, jangan
melaknat manusia dan jangan makan di depan orang yang
berpuasa.
b) Memberi salam dan menjawab salam dengan
memperlihatkan muka manis, mencintai saudara sesama
muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri, dan
menyenangi kebaikan.
23
c) Pandai berterima kasih. Manusia yang baik adalah manusia
yang pandai berterima kasih.
d) Memenuhi janji, karena janji adalah amanah yang harus
dipenuhi.
e) Tidak boleh mengejek atau merendahkan orang lain.
f) Jangan mencari-cari kesalahan. Orang yang sering mencari-
cari kesalahan orang lain adalah orang yang berakhlaqul
madzmumah.
g) Jangan menawar sesuatu yang sedang ditawar orang lain
dalam berbelanja (Abdullah, 2007: 212)
5) Akhlak terhadap Alam
Alam ialah segala sesuatu yang ada di langit dan bumi
beserta isinya, selain Allah SWT, Manusia sebagai khalifah
diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola alam semesta
ini. Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah
untuk mengelola alam semesta ini. (Abdullah, 2007: 230)
Hal ini menunjukkan manusia diturunkan ke bumi
membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya.
Ada kewajiban manusia untuk berakhlak kepada alam
sekitarnya. Ini didasarkan hal-hal sebagai berikut :
a) Bahwa manusia itu hidup dan mati di alam, yaitu bumi.
b) Bahwa alam merupakan salah satu yang dibicarakan oleh Al
Qur‟an
24
c) Bahwa Allah memerintahkan manusia untuk menjaga
pelestarian alam, agar kehidupannya menjadi makmur.
d) Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk
mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari alam agar
kehidupannya menjadi makmur.
e) Manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan
kebahagiaan di muka bumi (Abdullah, 2007: 230)
3. Pembinaan Akhlakul Karimah
Pembinaan akhlakul karimah adalah Sebuah proses, pembinaan
kelompok di dalam lingkungan kehidupan masyarakat, untuk
mencapai tujuan menjadikan individu berperilaku atau budi pekerti
manusia yang mulia, terpuji dan baik dan bersumber dari hati manusia
dan terwujudkan dalam tingkah laku manusia sehari-hari.
B. Remaja Mazziyatul Fataa
1. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan
manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa
(Santrock, 2003).
Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau
masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial
mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama
fungsi seksual (Kartono, 1995).
25
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,
berasal dari bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang
purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda
dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah
dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali & Asrori,
2006).
Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2004), masa remaja adalah masa
peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi
individu yang memiliki kematangan.
Pada masa tersebut, ada dua hal penting menyebabkan
remaja melakukan pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah, pertama,
hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan, dan
kedua adalah hal yang bersifat internal, yaitu karakteristik di dalam
diri remaja yang membuat remaja relatif lebih bergejolak
dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya (storm and stress
period).
Jadi remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa atau individu yang memiliki kematangan.
2. Mazziyatul Fataa
Mazziyatul Fataa artinya pemuda harapan, maksudnya pemuda
yang ikut dalam Mazziyatul Fataa diharapkan bisa mengubah generasi
yang sebelumnya (belum baik) menjadi lebih baik. Khususnya pada
26
masalah akhlak, diharapkan pemuda Mazziyatul Fataa bisa menjadi
contoh untuk remaja lain dan juga dapat mengajak remaja lain
mempunyai akhlak yang lebih baik. Mazziyatul Fataa ini adalah
organisasi dibawah naungan karang taruna, sehingga karang taruna ikut
mengawasi jalannya Mazziyatul Fataa.
Jadi remaja Mazziyatul Fataa adalah suatu individu adalah masa
peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa atau individu yang
memiliki kematangan yang diharapkan dapat menjadi contoh dan bisa
mengajak remaja lain mempunyai akhlak yang lebih baik.
3. Penelitan Terdahulu
a. Penelitian yang dilaukan oleh Samsul Hadi pada tahun 2013 dengan
judul “Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di SMK Islam 2 Durenan”.
Fokus penelitian yang menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah (1)
hal yang dilakukan dalam pembinaan akhlakul karimah siswa di SMK
Islam Durenan Trenggalk yaitu membiasakan anak untuk berperilaku
terpuji di sekolah, membuat komunitas yang baik sesama siswa,
menerapkan sanksi bagi siswa yang tidak bersikap baik, dan memberikan
keteladanan yang baik kepada siswa. (2) pembinaan akhlakul karimah
siswa di SMK Islam 2 Durenan Trenggalek yaitu menerapkan
pembiasaan 5 S (Senyum, salam, sapa, sopan dan santun), sholat jamaah
ashar pada jam istirahat. (3) faktor pendukung dan penghambat dalam
pembinaan akhlakul karimah di SMK Islam 2 Durenan Trenggalek,
adanya kesadaran dari para siswa dan guru untuk berakhlak karimah,
27
penghambatnya yaitu kurang nya pengawasan dari pihak sekolah,
pengaruh lingkungan, dan tayangan televisi.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Herlin Khoirun Nisa‟ pada tahun 2015
dengan judul “Upaya Guru PAI Dalam Membentuk Akhlakil Karimah
Siswa Melalui Ekstrakurikuler Keagamaan Di Mts Negeri Bandung
Tulungagung”. Fokus dan hasil penelitian yang menjadi bahasan dalam
penelitian ini adalah: (1) upaya guru dalam membentuk akhlakul karimah
siswa melalui metode ceramah dalam ekstrakurikuler keagamaan adalah
guru mengajarkan dan menasehati siswa Bagaimana kegiatan yang baik
kepada Tuhan, pembentukan akhlak pada diri sendiri, saling tolong
menolong. (2) upaya guru dalam membentuk akhlakul karimah siswa
melalui metode pembiasaan dan keteladanan dalam ekstra kulikuler
keagamaan adalah membiasakan siswa bersikap sopan santun dalam
berbicara, berbusana dan bergaul dengan baik disekolah maupun di luar
sekolah. (3) upaya guru dalam membentuk akhlakul kharimah siswa
melalui metode hukuman dan ganjaran dalam ekstrakurikuler agama
adalah member hadiah berupa pujian dan pemberian semangat terhadap
prestasi siswa, memberikan hukuman kepada prestasi siswa yang
berakhlak buruk dengan cara hokum alam, dan menakut-nakuti siswa.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Chabiburrahman judul “Upaya Guru PAI
Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Melalui Kegiatan Bimbingan Islami
Di SMK Islam 1 Durenan”. Fokus penelitian ini dilaksanakan dengan
baik yaitu, yaitu (1) bimbingan islami dilaksanakan selama 2 minggu
28
yaitu dari pulang sekolah sampai jam 5 sore. (2) faktor penghambat:
kadang bapak ibu guru yang dikasih tugas tidak bisa hadir, anak kurang
antusias. (3) hasil yang dicapai yaitu siswa mengalami perubahan yang
positif setelah mengikuti kegiatan bimbingan islami, siswa yang lain
menjadi berfikir dua kali untuk melakukan pelanggaran.
Dalam penelitian-penelitian terdahulu yang menurut peneliti
memiliki kegiatan yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis
lakukan. Letak kesamaanya adalah terdapat pada pendekatan penelitian yakni
pendekatan kualitatif, metode pengumpulan data yakni metode observasi,
wawancara, dokumentasi, dan teknis analisis data yang meliputi reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Perbedaan
penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu adalah terletak pada
fokus/konteks penelitian, kajian teori, dan pengecekan keabsahan data.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan (sarjono, 2004;
21).
Pendekatan penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif yaitu dengan penyajian gambaran tentang situasi
secara rinci dan akurat mengenai peran organisasi Mazziyatul Fataa dalam
membentuk akhlak karimah, kegiatan yang dilakukan, serta faktor
pemdukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Penelitian kualitatif menurut Moloeng (2009:6) adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan persoalan
tentang manusia yang diteliti. Dengan cara mendeskripsikan data yang berupa
kata-kata lisan dan tulisan dari orang-orang yang diwawancarai.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat Desa Samban Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang. Lokasinya tidak jauh dari jalan raya semarang. Lokasi
ini dipilih karena sangat menarik untuk diteliti arena lokasinya bisa dikatakan
berada ditengah-tengah antara pedesaan dan perkotaan. Subyek pada
penelitian ini yaitu kepala desa, ketua remaja Mazziyatul Fataa, anggota
Mazziyatul Fataa serta masyarakat sekitar.
30
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh (arikunto, 2006: 129).
a. Sumber data primer
Menurut Umar (2003; 56) data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan.
Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah hasil
wawancara dari kepala desa, ketua remaja, anggota, serta masyarakat.
b. Sumber data sekunder
Menurut Sugiyono (2005; 62) data sekunder adalah data yang
tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitrian
harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen.
Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen yang memperkuat hasil temuan dan melengkapi
informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara sebelumnya.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data akurat serta memperhatikan relevansi data
dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan
beberapa teknik, yaitu:
a. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013 ; 145)
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psokologis. Dua diantara
31
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Observasi yang dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan keadaan lokasi obyek penelitian, yaitu pelaksanaan program
organisasi Mazziyatul Fataa dalam membentuk akhlak karimah
remaja Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun
2019.
b. Wawancara
Menurut Supriyati (2011; 48) wawancara adalah teknik
pengambilan data melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan
kepada responden.
Wawancara dilakukan dalam bentuk percakapan informal
dengan menggunakan lembaran wawancara yang berisi tentang
gambaran umum, kondisi remaja, peran oraganisasi Mazziyatul
Fataa, dan faktor pendukung serta penghambat organisasi
Mazziyatul Fataa dalam membentuk ahklak karimah remaja.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata document, yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan dokumentasi, penulis
meneliti benda-benda tertulis. Seperti buku-buku, dukumentasi,
majalah, dan sebagainya (Arikunto, 2006:101), yang berada di Desa
Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2019
sebagai pelengkap data.
32
E. Analisis Data
Menurut Moleong (2006; 66) Analisis data merupakan upaya dan manata
secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman tentang obyek dan menyajikan sebagai temuan
orang lain.
Sedangkan jenis analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif yang
bersifat derkriptif-analitik, maksudnya menjabarkan dan menganalisis segala
fenomena yang terjadi dari hasil penelitian yang diperoleh, baik fenomena itu
bersifat ilmiah ataupun rekayasa manusia (moleong, 2006; 6)
Dalam analisis data kualitatif ini penulis menggunakan prosedur analisis
data sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis
mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
b. Reduksi Data
Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan
(Miles, 1992; 16). Dengan kata lain reduksi data adalah
mempersingkat data yang terkumpul dengan memlakukan ringkasan,
pengkodean dan memo. Dalam reduksi data juga dilakukan juga
membuang data-data yang tidak perlu dengan tujuan untuk
33
mengorganisasi data yang terkumpul sehingga menjadi lebih mudah
dalam penarikan kesimpulan.
c. Penyajian Data
Penyajian data adalah rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh
berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.
d. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan yaitu dalam pengumpulan data, peneliti
harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung
dilapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab akibat
(miles, 1992: 15).
F. Keabsahan Data
Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka perlu dilakukan
pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Validitas adalah
derajat ketetapan anatar data yang terjadi pada obyek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti ( sugiyono, 2006; 267). Untuk
menjamin validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Trianggulasi
yang digunakan dalam metode trianngunasi data dimana dengan
mengcek data dengan beberapa metode yang digunakan
34
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Kondisi Umum Organisasi Remaja Mazziyatul Fataa
a. Sejarah Berdirinya Organisasi Remaja Mazziyatul Fataa
Organisasi ini berdiri pada tanggal 17 Mei 2003M/15 Rabiul
Awal 1424 H. Nama Mazziyatul Fataa diberikan kepada organisasi
ini oleh bapak K.H Hasyim Hadi yaitu pengasuh pondok pesantren
Al Mujahiddin Ambarawa Kabupaten Semarang. Mazziyatul Fataa
itu sendiri artinya pemuda harapan. Jadi, melalui organisasi ini
diharapkan remaja yang ikut dalam organisasi ini bisa merubah
generasi yang belum baik yaitu generasi yang sebelumnya hanya
mengikuti zaman tetapi tidak memperhatikan sikap yang entah itu
baik atau tidak, generasi yang tidak berani tampil didepan untuk
menjadi generasi yang bisa diandalkan, remaja yang hanya
memikirkan keegoisannya, generasi yang belum bisa jadi wakil
orang tuanya, dan lain sebagainya, menjadi generasi yang lebih baik
yaitu generasi yang selalu menjaga sikapnya walaupun zaman
semakin menggoda, generasi yang memiliki mental yang besar,
generasi yang bisa menjadi wakil dan kebanggaan orang tuanya,
generasi yang peduli dengan lingkungannya dan lain sebagainya.
35
b. Visi Dan Misi
1) Visi
Melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-
nilai baru yang lebih baik.
2) Misi
a) Membangun silaturahmi antar remaja
b) Mengembangkan akhlak remaja menjadi lebih baik
c) Mengembangkan interaksi sosial terhadap masyarakat
c. Lokasi Organisasi Remaja Mazziyatul Fataa
Organisasi Remaja Mazziyatul Fataa berada di Desa Samban,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Karena letaknya tidak
terlalu dekat dengan jalan raya, kira-kira 500m dari jalan raya
Semarang-Solo maka menjadikan suasana desa yang nyaman.
d. Struktur Organisasi Mazziyatul Fataa
Dalam melaksanakan tugas agar bisa berjalan dengan baik,
maka dibutuhkan komponen yang saling mendukung dan saling
bekerja sama dalam pelaksanaan tugas sehari-hari tersusun atas
komponen-komponen yang tersusun dalam bentuk struktur
organisasi sebagai berikut:
36
Penasehat : Kepala Desa Samban H. Maduri
Ketua : Danang Eko Setyo Adi, S.H.
Wakil Ketua : Buyung Surya Putra
Sekretaris : - Putri Siami Alfiatun
: - Eka Yunita Selfi
Bendahara : - Enjang Mya Afiyati
: - Ety Yuliyanti
Sie Humas : - Putro Dwi Retni S.Kom.
: - Supriyanto
Sie Rohani : - Ari Susilo
: - Fatkhul Karim
Sie Olahraga : - Nurokhim
: - Oka
Sie kesenian : - Setiyono
: - Aldi
Sie Mading : - Aji Sunoto
: - Indra Bagas
37
e. Sarana Prasarana
Remaja Mazziyatul Fataa merupakan organisasi yang memiliki
fasilitas lumayan lengkap sebagai penunjang kegiatan. Adapun
sarana prasarana tersebut adalah:
Tabel I
Sarana Prasarana
Sarana Prasarana Jumlah
Lapangan 1
Alat Kesenian Rebana 1 set
Alat Kesenian Kuda Lumping 1 set
Base camp 1
f. Kegiatan Remaja
1) Kegiatan Mingguan
a) Qur‟anan
Remaja Mazziyatul Fataa setiap sabtu malam minggu
rutin melaksanakan kegiatan Qur‟anan di masjid, kegiatan
ini dilaksanakan dengan cara membaca Al Qur‟an secara
bergilir, sedangkan yang tidak membaca menyimak dan
membenarkan yang salah apabila pembaca salah dalam
membaca.
38
b) Kumpulan Remaja
Setiap dua minggu sekali diadakan kumpulan semua
remaja. Kegiatan ini diadakan ditempat bergilir antara
remaja satu ke remaja yang lain, ini bertujuan untuk
mempererat tali silaturahmi antar remaja sekaligus dengan
keluarga yang ditempati. Biasanya dalam acara ini
membahas progam-progam yang akan diadakan.
2) Kegiatan Bulanan
Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap bulan yaitu
bersih-bersih masjid. Semua remaja berkumpul di masjid untuk
membersihkan masjid. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah
kecintaan remaja kepada tempat ibadah, sehingga cinta juga
untuk sering pergi ke masjid melaksanakan ibadah secara
berjamaah. Tidak untuk remaja saja, tapi untuk semua
masyarakat.
3) Kegiatan Tahunan
a) HUT RI
Setiap memperingati hari kemerdekaan Indonesia, yaitu
setiap tanggal 17 agustus, remaja Mazziyatul Fataa selalu
mengadakan acara-acara yang dapat menambah silahturahmi,
interaksi, kekompakan dan kerjasama masyarakat.
39
Tidak hanya di sekolah saja upacara peringatan hari
kemerdekaan Indonesia dilaksanakan, tetapi di Desa Samban
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang juga melaksanakan
upacara bendera. Mazziyatul Fataa mengadakan kegiatan
upacara bendera ini agar menambah jiwa nasionalisme
masyarakat. Selain upacara bendera, diadakan juga berbagai
lomba seperti lomba adzan, lomba kelereng, lomba makan
kerupuk dan lain-lain. Peringatan HUT RI ini juga diadakan
syukuran peringatan, jadi diadakan makan-makan bersama
yang melibatkan semua anggota masyarakat.
b) Harlah dan Maulud Nabi
Harlah ini biasanya dilaksanakan bersamaan dengan
peringatan maulud nabi Muhammad SAW dan hanya
dilaksanakan dua tahun sekali. Kegiatan ini berlangsung
selama lima hari. Empat hari sebelumnya diadakan lomba-
lomba untuk masyarakat, seperti lomba cerdas cermat, lomba
adzan, lomba kaligrafi dan lain sebagainya. Dan tidak
ketinggalan lagi juga diadakan jalan santai dengan banyak
dorprise. Kemudian hari kelimanya yaitu peringatan besar
dengan diadakan pengajian akbar dengan mendatangkan
mubaliq dari mana-mana.
40
c) Merti Dusun
Untuk merti dusun ini Mazziyatul Fataa hanya ikut
andil, bukan sebagai yang punya acara. Merti dusun ini
biasanya diadakan kegiatan wayangan kemudian hari
berikutnya pengajian akbar.
B. Temuan Penelitian
Kondisi akhlak remaja Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang sebelum adanya oraganisasi Mazziyatul Fataa, masih kurang baik.
Data ini diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara dari salah satu
warga yang berinisial Ahmad Sholeh.
“Dulu sebelum ada organisasi Mazziyatul Fataa remaja sini masih tidak
karuan mas, masih seenaknya sendiri, suka minum-minuman keras,
egois, sosialnya kepada teman yang lain kurang apalagi dengan warga,
sok-sokan tapi kalau disuruh maju kedepan tidak berani, ya begitu-
begitulah mas” (wawancara tgl 5 januari 2019 pukul 10.00 WIB)
Hal serupa juga dikatakan oleh kepala Desa Samban bapak H Maduri yaitu:
“walah mas dulu anak-anak sini susah dinasehati, adanya cuma
mengikuti zaman tapi tidak berfikir itu baik atau tidak, tidak peduli
dengan kegiatan-kegiatan yang ada di desa, apalagi suruh tanggung
jawab kepada kegiatan. Mereka masih memikirkan dirinya sendiri,
pernah salah satu remaja sini saya suruh mewakili jadi MC karena Mc
nya berhalangan datang, itu juga tidak berani, ya alhamdulillah
sekarang ada organisasi Mazziyatul Fataa yang bisa menggerakkan para
41
remaja, jadi lebih mendingan dari yang dulu, ya sudah dikatakan cukup
baik lah” (wawancara tgl 5 januari 2019 pukul 16.00 WIB)
Keadaan akhlak remaja Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang sekarang dalam kondisi yang cukup baik, data ini penulis dapatkan
setelah mengamati selama beberapa hari di lokasi. Kondisi kedisiplinan
penulis dapatkan dengan mengacu pada indikator-indikator kedisiplinan yang
telah penulis dapatkan sebelumnya. Indikator-indikator tersebut dijadikan
acuan oleh penulis untuk melakukan pengamatan sebagai penguat data yang
telah penulis dapatkan.
Secara umum kondisi akhlak remaja sudah cukup baik, hal ini juga
disampaikan oleh ketua remaja Mazziyatul Fataa. Sebagaimana disampaikan
oleh ketua Mazziyatul Fataa yaitu Danang Eko Setyo Adi sebagai berikut:
“Kalau masalah akhlak atau kelakuan remaja di sini sudah cukup,
dilihat dari sikap mereka sehari-hari seperti sikap kepada rutin
membaca asmaul husna, menolong sesama, amanah dan lain-lain.
Pengurus juga tidak kurang-kurang dalam mengajak para remaja
menjadi orang yang lebih baik. Tetapi karena latar belakang siswa yang
berbeda-beda, jadi ya masih ada juga yang sulit untuk diajak baik”.
(wawancara tgl 6 januari 2019 pukul 16.00 WIB)
Hal serupa juga diungkapkan oleh remaja yang bernama Septyaningsih
seperti berikut:
“akhlak remaja di sini sudah cukup baik, hanya saja masih ada remaja
yg sulit untuk dikendalikan seperti masih ada remaja yg acuh tak acuh,
42
tidak pernah membaca al qur‟an, meninggalkan tugas dan lain
sebagainya, jadi masih harus ada kegiatan-kegiatan yang bisa
menambah akhlak remaja disini menjadi lebih baik” (wawancara tgl 5
januari 2019 pukul 18.00 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara, penulis memperoleh data yang
dibutuhkan. Meskipun secara keseluruhan kondisi akhlak sudah cukup, tetapi
karena dari latar belakang remaja yang beraneka ragam, ada juga remaja yang
susit untuk diingatkan. sehingga pengurus harus memberikan tambahan
kegiatan yang melatih dan memperbaiki akhlak remaja menjadi lebih baik.
Hal ini senada dengan yang dipaparkan oleh remaja yang bernama Hasan:
“biasanya selain diingatkan, pengurus juga memberikan tugas pada
suatu kegiatan secara mendadak, jadi bisa tidak bisa harus maju ”
(wawancara tgl 5 januari 2019 pukul 19.00 WIB)
Langkah diatas seperti ini juga diungkapkan oleh ketua remaja
Danang Eko Setyo Adi, sebagai berikut:
“biasanya kalau remaja yang sudah diingatkan masih saja tidak berubah
menjadi lebih baik maka pengurus memberikan tugas pada suatu acara
secara mendadak agar remaja tersebut besok-besok menjadi lebih
bertanggung jawab, menghormati orang lain dan lain sebagainya.Ya
walaupun pas melaksanakan tugas masih dibantuteman yang lain, tetapi
setidaknya bisa merubah akhlak remaja tersebut secara perlahan. Tetapi
langkah seperti ini tidak hanya berlaku untuk remaja yang masih sulit
dikendalikan, tetapi juga berlaku untuk semua remaja, hal ini dilakukan
43
dengan harapan yang sudah baik agar semakin baik dan yang belum
baik agar menjadi baik”. (wawancara tgl 7 januari 2019 pukul 16.00
WIB)
Pernyataan senada juga disampaikan oleh remaja bernama Rudi
Setiawan sebagai berikut:
“biasanya kalo diingatkan masih belum mempan, remaja tersebut
dikasih tugas pada suatu acara, ya tetap dibantu teman yang lain, tetapi
hal serupa bisa mempengaruhi remaja menjadi lebih baik” (wawancara
tgl 7 januari 2019 pukul 17.00 WIB)
Sebenarnya kasihan kepada remaja yang memperoleh tugas dadakan
tersebut, tetapi demi memperbaiki yang belum baik maka tetap haruss
dilakukan.
Pembinaan Akhakul Karimah pada remaja Mazziyatul Fataa dalam
membentuk akhlak karimah remaja dimaksudkan agar para remaja menjadi
remaja yang lebih baik. Akhlak merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan, akhlak dapat menunjukkan identitas seseorang. Pengurus
organisasi remaja Mazziyatul Fataa dalam hal ini mempunyai tanggung
jawab dalam hal ini. Karena ini sudah menjadi visi dari organisasi remaja
Mazziyatul Fataa .
Pembinaan Akhakul Karimah pada remaja Mazziyatul Fataa dalam
membentuk akhlak karimah remaja selain mengingatkan juga menugaskan
remaja secara mendadak saat diadakan acara, dan juga mengadakan acara-
acara yang dapat melatih remaja untuk ke arah akhlak karimah, sebagaimana
44
yang disampaikan oleh ketua organisasi remaja Mazziyatul Fataa Danang Eko
Setyo Adi sebagai berikut:
“ya biasanya pengurus mengadakan acara-acara yang dapat melatih
para remaja untuk ke arah akhlak karimah seperti mengadakan qur‟anan
bersama, pengajian-pengajian kecil setiap minggu, kumpulan 2 minggu
sekali dan acara-acara yang lain dengan pemberian tugas yang berganti-
ganti, dengan begitu para remaja dapat mengambil hikmah ataupun
imbas setelah mendapat tugas-tugas tersebut, lha hikmahnya itu sadar
diri akan akhlak diri masing-masing dan terbiasa berakhlak ke arah
akhlak karimah, ya dengan diadakan acara secara rutin dan tugas
bergantian seperti itu perlahan akhlak remaja berubah, begitu mas ”.
(wawancara tgl 8 januari 2019 pukul 14.00 WIB)
Keterangan tersebut juga disampaikan oleh remaja yang bernama
septyaningsih:
“saya sudah merasakan imbas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pengurus mas, saya jadi bisa menghargai orang lain, menolong orang
lain, belajar membaca Al Qur‟an dengan baik dan benar padahal
sebelumnya saya masih belum lancar dan benar membacanya, bisa
lebih bertanggung jawab, belajar menepati janji dan masih banyak lagi
mas” (wawancara tgl 7 januari 2019 pukul 18.30 WIB)
Menurut keterangan yang penulis dapatkan di atas, dapat diambil data
bahwa Pembinaan Akhakul Karimah pada remaja Mazziyatul Fataa dalam
membentuk akhlak remaja yaitu dengan mengadakan banyak kegiatan dengan
45
tugas bergantian agar semua saling belajar dan berimbas ke akhlak karimah.
Dan ini bisa dikatakan cukup berhasil dengan mengacu pada indikator-
indikator yang telah dijelaskan diatas.
Yang menjadi faktor penghambat pengurus organisasi remaja
Mazziyatul Fataa dalam membentuk akhlak karimah adalah latar belakang
remaja yang berbeda-beda, yaitu dari pendidikan akhlak di rumah.
Dikarenakan kondisi ini sehingga sebagai pengurus organisasi remaja
Mazziyatul Fataa harus memahami kondisi masing-masing remaja.
Kondisi remaja yang bermacam-macam ini juga yang menjadi
hambatan pengurus organisasi remaja Mazziyatul Fataa dalam membentuk
akhlak karimah, sebagimana yang dikemukakan oleh ketua remaja Danang:
“ya kan latar belakang siswa itu berbeda-beda ya mas, jadi kita juga
tidak dapat menyalahkan seutuhnya kepada remaja, maka saya juga
harus memahami dulu latar belakang masing-masing remaja.
Tergantung bagaimana orang tua masing-masing memberikan
pendidikan akhlak kepada anaknya.” (wawancara tgl 7 januari 2019
pukul 16.00 WIB)
Langkah pengurus dalam mengatasi masalah ini yaitu seperti yang
dikemukakan ketua pengurus Danang:
“Untuk menanggulangi masalah ini kami mengadakan kegiatan-
kegiatan yang melatih remaja untuk ke arah akhlak karimah, seperti
Qur‟anan, kerja bakti, membaca asmaul husna, pengajian dan lain
sebagainya. Selain itu juga mengajak kerja sama orang tua dari remaja
46
tersebut agar selalu mamantau, memotivasi dan menasehati remaja
tersebut, begitu mas”. (wawancara tgl 9 januari 2019 pukul 19.00 WIB)
Faktor lain yaitu kesadaran diri, apapun upaya pengurus kalau tidak
ada kesadaran diri remaja itu sendiri juga tidak akan merubah atau
membentuk akhlak karimah, seperti yang di ungkapkan oleh ketua remaja
Danang:
“apa gunanya upaya pengurus yang berbagai macam kalau pada remaja
tersebut tidak ada kesadaran diri, mengakui kesalahan dan merubah
akhlaknya” (wawancara tgl 7 januari 2019 pukul 19.00 WIB)
Langkah pengurus dalam mengatasi masalah ini yaitu seperti yang
dikemukakan ketua pengurus Danang:
“memberikan tugas secara bergilir dan mendadak serta semua remaja
diberikan tugas masing-masing pada suatu acara. Ini akan membuat
remaja berfikir dan sadar, bahwa tugas yang di jalankan itu tidak mudah
dan tidak menyepelekan orang lain saat mendapat giliran tugas. Dengan
begitu remaja akan lebih menghargai orang lain, amanah, sabar, dan
lain sebagainya mas”. (wawancara tgl 7 januari 2019 pukul 19.00 WIB)
Faktor yang terakhir adalah lingkungan dari remaja tersebut.
Lingkungan remaja Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
ini selain di Desa Samban pastinya ada lingkungan yang lain, karena remaja
disini ada yang masih sekolah berarti lingkungannya di sekolah, ada yang
mahasiswa berarti lingkungannya di kampul, ada yang kerja berarti
lingkungannya di tempat kerja masing-masing. Ini juga menjadi penghambat
47
dalam membentuk akhlak karimah remaja. Seperti yang dikatakan ketua
pengurus Danang:
“remaja disini ada yang masih sekolah, ada yang kuliah dan ada juga
yang kerja, berarti mereka mempunyai lingkungan yang berbeda-beda
selain lingkungan di desa ini, lha lingkungan yang berbeda itu juga
mempengaruhi dan menghambat kami dalam membentuk akhlak
karimah remaja” (wawancara tgl 7 januari 2019 pukul 19.00 WIB)
Langkah pengurus dalam mengatasi masalah ini yaitu seperti yang
dikemukakan ketua pengurus Danang:
“mengadakan pengajian-pengajian kecil yang menyangkut tentang
akhlak, mungkin memang membutuhkan waktu yang agak lama, tetapi
lama-lama juga akan merubah akhlak remaja menjadi yang lebih baik,
seperti batu yang ditetesi air setiap hari, lama-lama juga akan
berlobang”. (wawancara tgl 7 januari 2019 pukul 19.00 WIB)
Dari pernyataan-pernyataan diatas maka ini menjadi tugas dari
pengurus organisasi remaja Mazziyatul Fataa untuk menyatukan,
memperbaiki dan membentuk akhlak karimah remaja dengan melalui
hambatan-hambatan tersebut.
C. Analisis Data
1. Kondisi Akhlak Remaja Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang
Kondisi akhlak remaja Desa Samban Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang sebelum ada organisasi remaja Mazziyatul Fataa
48
yaitu tidak ada kekompakan atau solidaritas antar remaja. Masih banyak
remaja yang hanya mengikuti zaman tetapi tidak memperhatikan sikap
yang entah itu baik atau tidak. Remaja yang tidak berani tampil didepan
umum. Remaja yang sosialnya kurang. Remaja yang masih suka minum-
minuman keras, dan remaja yang belum bisa jadi wakil orang tuanya.
Kondisi akhlak remaja setelah ada organisasi Mazziyatul Fataa
yang penulis dapatkan dari data yang diperoleh pada saat observasi
melalui metode wawancara. Penulis melakukan wawancara kepada kepala
desa yaitu bapak Muduri, ketua pengurus remaja yaitu Danang Eko Setyo
Adi serta beberapa remaja yaitu septyaningsih, hasan dan Rudy setiawan
di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dalam
menganalisis kondisi akhlak remaja penulis berpedoman pada indikator
yang telah didapatkan pada pembahasan sebelumnya.
Kondisi akhlak remaja di lingkungan Desa Samban Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang sudah dikatakan baik, hal ini mengacu pada
kegiatan- kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Qur‟anan
Remaja Mazziyatul Fataa setiap sabtu malam minggu rutin
melaksanakan kegiatan Qur‟anan di masjid, kegiatan ini dilaksanakan
dengan cara membaca Al Qur‟an secara bergilir, sedangkan yang tidak
membaca menyimak dan membenarkan yang salah apabila pembaca
salah dalam membaca.
49
Ini menunjukkan bahwa bahwa remaja Mazziyatul Fataa sudah
dikatakan berakhlak karimah terhadap Allah. Karena Al-Qur‟an
didalamnya terdapat bacaan-bacaan tauhid, asma-asma Allah dan lain
sebagainya. Kegiatan ini juga sangat bagus untuk media belajar para
remaja, tidak hanya sekedar bisa membaca saja tetapi cara membaca
Al-Qur‟an dengan baik dan benar (mahraj) juga sangat diperhatikan.
Jadi seorang remaja membaca Al-quran, remaja yang lain menyimak,
dan apabila ada bacaan yang salah, remaja yang lain juga harus
membenarkan.Walaupun hanya seminggu sekali setidaknya bisa
melatih para remaja agar senantiasa membaca Al – Qur‟an. Mungkin
saat ini baru seminggu sekali, dan diharapkan selanjutnya bisa setiap
hari tanpa adanya kegiatan ini.
Membaca Al-Qur‟an sebenarnya tidak hanya untuk berakhlak
karimah kepada Allah saja tetapi membaca Al Qur‟an juga untuk diri
sendiri, selain mendapat pahala juga sebagai amal yang menemani di
alam sana. Membaca Al Qur‟an juga dapat menenangkan hati yang
sedang gundah. Seperti dijelaskan dalam Al Qur‟an surah Al Isra‟: 82
ا ضع نع علان ع لاع عزظ خ ل نالظ ظ نع ع مظ ظ ؤح جة ل ح خ فعا ع ع ح ع ا خ ع شظ آنظ مع نع لحقخ ح ٱخ مظ ع خ عز
Artinya : “Dan kami turunkan dari Al-Qur‟an (sesuatu) yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan
bagi orang zalim (Al-Qur‟an itu) hanya akan menambah kerugian”.
(DepAg, 2005: 283)
50
Dan juga dijelaskan dalam surah yunus ayat 57:
ا فظ لص خ ظ ع خ ى فعا ل ع شظ يح ع ة خ ن ن ي من ح ظ عجة م ا ح خ هعا ل ناسخ ع ح ع عا أع
نع مظ ظ ؤح جة ل ح خ ع ع ح ع
Artinya : “hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit (yang ada)
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman”. (DepAg, 2005: 216)
Jelas dalam ayat diatas sudah dijelaskan bahwa Al Quran dapat
menjadi penawar yaitu penyakit hati manusia. Dengan membaca Al
Qur‟an hati menjadi tenang, tentram dan damai sekalipun hati sedang
gundah dan sedih.
Seperti pesan lagu Tombo Ati yang dinyanyikan Opick, bahwa
obat hati itu ada lima yaitu, membaca Al Qur‟an dan maknanya, sholat
malam, berkumpul dengan orang-orang sholeh, banyak berpuasa, dan
banyak berdzikir.
Membaca Al Qur‟an menjadi salah satunya obat hati. Lebih baik
lagi kalau mempelajari makna dari Al Qur‟an tersebut setelah dibaca
maka manusia akan diberikan kebaikan bahkan jiwa yang tertutup
akan menjadi terbuka.
Dengan keutamaan-keutamaan membaca Al-Quran diatas
diharapkan para remaja mempunyai hati yang terbuka ketika dikasih
nasihat, hati yang lebih tenang tidak gegabah, hati yang terhindar dari
sifat-sifat iri dengki, terkontrol tingkah lakunya dan lain sebagainya.
51
Kegiatan ini sudah bagus dan berpengaruh baik pada akhlak
remaja, hanya saja apabila dalam kegiatan ini ditambah dengan kajian
isi dalam Al-Qur‟an akan lebih baik. jadi tidak hanya membaca
dengan baik dan benar saja, tetapi mengerti maksud yang dibaca agar
para remaja benar-binar bisa bertauhid, menyebut asma Allah dan
bertawakal dengan sepenuh hati sepenuh hati.
b. Kumpulan Remaja
Setiap dua minggu sekali diadakan kumpulan semua remaja.
Kegiatan ini diadakan ditempat bergilir antara remaja satu ke remaja
yang lain, ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar remaja
sekaligus dengan keluarga yang ditempati.
Biasanya dalam acara ini membahas progam-progam yang akan
diadakan. Dengan silaturahmi ini akan mempererat persaudaraan juga
menambah kedekatan pengurus kepada keluarga yang ditempati.
Dengan kegiatan ini menunjukkan bahwa remaja Desa Samban
berakhlak karimah terhadap sesama. Karena didalam kegiatan ini
mengandung unsur-unsur sosial seperti silaturahmi, mengormati dan
menghargai orang lain dan sebagainya. Akhlak kepada sesama sangat
penting dalam kehidupan bermasyarakat, supaya banyak teman,
banyak saudara dan tidak terjadi pertikaian. Kebanyakan remaja yang
punya kesibukan sendiri-sendiri kadang samapai lupa kalau punya
tetangga bakan teman kecilnya, ini yang menjadi keprihatinan
pengurus Maziyatul Fataa untuk mengadakan kegiatan ini. Silaturahmi
52
ini sangat dianjurkan sekali dalam agama islam karena dengan
silaturahmi selain memperpanjang umur juga akan menambah rejeki.
Pentingnya silaturahmi sudah dijelaskan dalam surah An Nisa
ayat 1:
هعا ثم ع ع ع ع مظ حهعا زع ح ع ن نفحشم ع ظ ع ي م يخ لنذظي ع عقع خ ةن خ هعا ل ناسخ نقخ ح ع عا أع
ع ا ع ظنن ه ا لخ نع ةظ ظ ع ع ح ع ع لنذظي عضع ا ع نقخ ح ه ثظ ع ظضع الا ع ا ظ ع ةعثن مظ حهخ ع انع ع ع
تا يح ع ظ ح خ ١- ع ع -
Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu
yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-
Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu.”(DepAg, 2005: 78)
نظ ةحنع تع ع ظى خ ح خشخ ع تع ع عا ةن ع حبم أ ح أع ح حتظ ع لتجظ مع عجخ ةن عحح ثع ع ع ح ع ن
طع تحضظ هخ أع نح صع ن صن عي عقخ ٱخ مع ح ظ ع خ ع ع صخ ع ٱ ٱن عح خ ع نح أ عشظ ةحنظ مع ظ م علع صع ظ هعبم ع شظ
لح ع ظ ع خ اع فظى أعثع ظهظ فعلح عصظ خضع ح ظ ظزح خ خ أع ع ع
Artinya: “Harmalah bin Yahya At-Tujibi menceritakan
kepadaku, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, Yunus
mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari Anas bin Malik ra.
mendengar Rasulalah SAW. Bersabda: “siapa yang ingin rizkinya
dilapangkan Allah, atau ingin usianya dipanjangkan, maka hendaklah
dia menghubungkan silaturrahim.” (Bukhari, 1992: 95)
Kegiatan ini menjadi salah satu media belajar silaturahmi, agar
tidak hanya setahun sekali silaturahminya yaitu setiap idul fitri saja.
Untuk waktunya mungkin kegiatan ini terlalu keseringan sehingga
kadang membuat remaja yang lain kurang berpartisipasi. Alangkah
53
baiknya kalau sebulan sekali dengan waktu yang sama, semisal hari
minggu, minggu ketiga setiap bulannya. Sehingga para remaja bisa
mengatur jadwal mereka dan meluangkan setiap minggu, minggu
ketiga untuk berkumpul dengan remaja yang lain.
c. HUT RI
Setiap memperingati hari kemerdekaan Indonesia, yaitu setiap
tanggal 17 agustus, remaja Mazziyatul Fataa selalu mengadakan
acara-acara yang dapat menambah silahturahmi, interaksi,
kekompakan dan kerjasama masyarakat. Tidak hanya di sekolah saja
upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia dilaksanakan, tetapi di
Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang juga
melaksanakan upacara bendera.
Mazziyatul Fataa mengadakan kegiatan upacara bendera ini
agar menambah jiwa nasionalisme masyarakat. Selain upacara
bendera, diadakan juga berbagai lomba seperti lomba adzan, lomba
kelereng, lomba makan kerupuk dan lain-lain. Peringatan HUT RI ini
juga diadakan syukuran peringatan, jadi diadakan makan-makan
bersama yang melibatkan semua anggota masyarakat.
Dalam pembahasan diatas menunjukkan bahwa remaja
Mazziyatul Fataa peduli dengan negaranya terutama kepada
masyarakat sekitar. Ini termasuk akhlak kepada sesama juga, karena
didalamnya terdapat unsur komunikasi, kerejasama, kepedulian
54
terhadap sesama.dengan diadakan acara ini juga akan menambah tali
silaturahmi antar remaja sekaligus antar masyarakat.
Jelas saat diadakannya acara ini hampir semua masyarakat Desa
Samban berpatisipasi memeriahkan acara tersebut, tidak hanya
masyarakat Desa Samban saja tetapi masyarakat desa lain juga banyak
yang datang untuk ikut memeriahkan. Dengan acara ini remaja akan
lebih bertanggung jawab, amanah, kompak, serta mengerti bagaimana
susahnya dalam menjalin kerjasama. Jadi semua bisa saling
menghargai. Karena semua remaja dibebankan tugas masing-masing
yang menyangkut jalannya acara tersebut. Disinilah akhlak kepada
diri sendiri terjadi yaitu amanah, tanggung jawab. Jadi ada dua akhlak
karimah dalam acara tersebut.
Sangat berpengaruh sekali kegiatan ini untuk akhlak para
remaja. Tetapi alangkah baiknya kalau kegiatan lomba yang kurang
efektif seperti makan kerupuk dan kelereng diganti dengan lomba-
lomba yang lebih mendidik anak-anak, seperti lomba baca surat
pendek dan yang lainnya. Jadi tidak hanya sekedar lomba tetapi
mendidik dan melatih dengan cara yang lebih asyik.
d. Harlah dan Maulud Nabi
Harlah ini biasanya dilaksanakan bersamaan dengan peringatan
maulud nabi Muhammad SAW dan hanya dilaksanakan dua tahun
sekali. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari. Empat hari
55
sebelumnya diadakan lomba-lomba untuk masyarakat, seperti lomba
cerdas cermat, lomba adzan, lomba kaligrafi dan lain sebagainya.
Dan tidak ketinggalan lagi juga diadakan jalan santai dengan
banyak dorprise. Kemudian hari kelimanya yaitu peringatan besar
dengan diadakan pengajian akbar dengan mendatangkan mubaliq dari
mana-mana.
Seperti kegiatan sebelumnya yang melibatkan semua remaja.
Ini juga masuk dalam akhlak kepada diri sendiri yaitu pada sikap
tanggung jawab, amanah, dan sabar dalam melaksanakan tugas.
Akhlak kepada sesama yaitu komunikatif, ramah, saling menghargai
dan lain sebagainya. Akhlak kepada Allah SWT yaitu pada kegiatan
pengajiannya. Dalam pengajian, remaja mendatangkan mubaliq, dan
mubaliq disini menyampaikan ilmu, khususnya agama.
Ilmu agama ini ada tauhidnya, pelafalan asma Allah,
mengajarkan yang baik-baik, mengajarkan keimanan khususnya iman
kepada Allah dan lain sebagainya.
e. Merti Dusun
Untuk merti dusun ini Mazziyatul Fataa hanya ikut andil,
bukan sebagai yang punya acara. Merti dusun ini biasanya diadakan
kegiatan wayangan kemudian hari berikutnya pengajian akbar.
Remaja hanya ikut membantu dan memeriahkan acara tersebut. Untuk
pengaturan acara yaitu masyarakat sendiri. Walaupun begitu remaja
juga berperan banyak dalam membantu kegiatan ini, seperti menjaga
56
keamanan saat acara, membantu menyiapkan konsumsi, dan lain
sebagainya.
Remaja tetap ikut bertanggung jawab dalam acara ini, tidak
seenaknya sendiri karena ini salah satu bentuk kerjasama nyata atau
yang bisa dilihat antara remaja dengan masyarakat. Kerjasama ini
sangat bagus untuk membentuk masyarakat yang kompak, peduli,
guyup rukun serta solidaritas yang tinggi. Disinilah remaja dan
masyarakat berakhlak baik kepada sesama.
Selain itu dengan adanya pengajian yang isinya mentauhidkan
Allah, membaca asma-asma Allah berarti masyarakat berakhlak baik
kepada Allah SWT.
2. Pembinaan Akhlakul Karimah Remaja Mazziyatul Fataa Desa Samban
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
Adapun pembinaan yang dilakukan oleh pengurus Mazziyatul Fataa
dalam membentuk akhlak karimah remaja adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan acara yang melatih remaja berakhlak karimah
Acara-acara yang diadakan adalah Qur‟anan, membaca asmaul
husna sebelum rapat, kerja bakti, saling bersalaman saat bertemu dan
lain sebagainya. Pengadaan acara seperti ini dapat melatih para remaja
berakhlak karimah dengan sistem pembiasaan. Awalnya memang susah
untuk menggerakkan acara-acara ini, namun dengan sabar dan telaten
akhirnya remaja mau dan terbiasa sampai bisa. Karena dalam hidup
individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menentukan
57
akhlaknya, apakah mau dengan pembiasaan berperilaku baik ataupun
pembiasaan berperilaku jelek. Hal ini dijelaskan pada firman Allah as
syam ayat 7-10:
هعا فخجخ ع عا ع عقح ع عا (8) ا صع ن عا (7) فعأعلحهع ع مع ع عفحشم ع
صنا عا (10) نح ع ااع مع نح زع نا عا (9) ع ع ح ع ع ح أعفح ع ع مع
Artinya: “Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (DepAg, 2005:
596)
b. Penugasan secara bergantian saat acara
Dalam mengadakan acara-acara pengurus menugaskan para
remaja secara bergantian, terlebih acara-acara kecil atau acara-acara
mingguan ataupun bulanan. Dulu penugasan ini bergilir dan terjadwal
yang mengakibatkan remaja yang mendapat jadwal tugas tidak mau
berangkat , tetapi pada kepengurusan sekarang bergilir dan mendadak.
Artinya, para remaja dibiarkan berangkat terlebih dahulu kemudian saat
itu juga salah satu remaja ditunjuk untuk tugas memimpin acara pada
saat itu. Siap tidak siap, mau tidak mau tetap harus menjalankan dengan
teman yang lain membantu disampingnya ataupun remaja tersebut
diberikan kesempatan membuka handphone cara memimpin sebuah
acara.
Mengapa ini tidak dilarang? Karena pengurus berharap agar
remaja tersebut tetap bisa menjal ankan tugas dan tidak kapok untuk
datang ke acara-acara yang sudah diadakan. Selain itu, remaja tersebut
58
agar tidak meremehkan orang lain yang sedang mendapat jatah tugas,
menghargai orang lain dan mau belajar agar suatu saat nanti apabila
mendapatkan tugas kembali sudah bisa dan remaja tersebut berani
berbicara di depan umum, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
serta bertanggung jawab.
c. Semua remaja diberikan tanggung jawab
Semua remaja mendapatkan tanggung jawab ketika diadaka acara-
acara besar, seperti harlah, HUT RI dan lain sebagainya. Semua remaja
memegang tugas masing-masing dan tidak ada yang menganggur.
Disinilah kekompakan terjadi, remaja harus bisa menjalankan tugasnya
dengan baik. ini berimbas pada akhlak remaja tersebut. Biasanya
dengan acara-acara tersebut, remaja semakin baik akhlaknya, jadi tidak
gegabah, dapat menghargai dan menghormati orang lain, percaya diri,
berani mengungkapkan pendapat dan lain sebagainya. Seperti juga
dijelaskan pada al QUr‟an surat AN Naml ayat 18:
يح لاع ا ظ ع خ ضع لخ ح خ خ مع هعا ل ن ح لظ عالع ح ع ح عجة عا أع تنىى ظ ع أع ع ح ع عىى ع ظ ل ن ح ع
عخ خ نع هخ ع خيح لاع ع ح انخ ع خ خ خ ح ع يح صخ ع عحح ظ ع ن خ
Artinya: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,
agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan
mereka tidak menyadari” (DepAg, 2005: 378)
Dalam ayat tersebut menjelaskan seekor semut yang bertanggung
jawab atas sesamanya.
59
3. Hambatan Dan Solusi Pembinaan Akhlakul Karimah Remaja Mazziyatul
Fataa Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
Faktor penghambat yang menjadi penghalang bagi pengurus
Mazziyatul Fataa antara lain sebagai berikut:
a. Latar Belakang Remaja
Keadaaan keluarga dari remaja yang berbeda-beda menjadikan
kesadaran akan berakhlak karimah dari masing-masing remaja
menjadi hambatan paling besar dalam membentuk akhlak karimah
remaja. Peran keluarga yang kurang dalam memberikan pendidikan
akhlak kepada remaja memberikan dampak yang besar terhadap
akhlak remaja di lingkungan masyarakat. seperti yang sudah
dijelaskan dalam islam yaitu,
نح لز ح ظي عاٱع تع ع عا خ خشخ ع ظ أع ح تح خ ن تع ع عا ع تح ع نخ أع ح ثع عا ع أخبرني: حع ن
خ ع ح خ عاٱع ع ن ثع ع ظ ح ع نظ أعنن أعةعا خ ع تح ظ ل ن ح ع جع ةحنخ ع ظ : أعةخ صع ع ع صخ ٱخ ن : " عاٱع ع
ا ا ظ ظ ع ع ضع ج ثظ فعأعةع ع هخ خهع ع ظ ظ أع ح خ عص ع ظ ظ أع ح خ ع لخ م ظلان خ لع خ ع عى لحفظ ح ع نح مع ح ا مظ مع
ا ع ثخين عقخ ٱخ نح ع ح ع هعا مظ ض نع فظ ا ع علح خحظ عع ج ع ح جخ ةعهظ ع ظ لنتظ : خ حتع خ لحتعهظ ع ثع ن فظ ح ع
يخ نخ لحقع لظ ع ل لع لظخع ح ظ ل نهظ ع حهعاا لا عتح ظ فع ع ع ل ناسع ع ع
Artinya : “Abdan Menceritkan kepada kami (dengan berkata)
Abdullah memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari al-Zukhri
(yang menyatakan) Abu salamah bin Abd al-Rahman memberitahukan
kepadaku bahwa Abu Hurairah, ra. Berkata : Rasulullah SAW
bersabda “setiap anak lahir (dalam keadaan) Fitrah, kedua orang
tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi,
Nasrani, atau bahkan beragama Majusi. sebagimana binatan ternak
memperanakkan seekor binatang (yang sempurnah Anggota
tubuhnya). Apakah anda melihat anak binatang itu ada yang cacak
(putus telinganya atau anggota tubuhnya yang lain)kemudian beliau
60
membaca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptkan menurut
manusia fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah)
agama yang lurus.”( Ibnu Hajar, 2008: 258)
Jadi keluargalah yang menjadi faktor penting dalam pendidikan
anak, terutama pendidikan akhlak. Karena pendidikan dasar itu adalah
keluarga.
Dalam keadaan yang seperti ini maka pengurus organisasi
remaja Mazziyatul Fataa harus memahami terlebih dahulu latar
belakang dari remaja yang mempunyai masalah akhlak di lingkungan
masyarakat.
Setelah data dari latar belakang remaja telah didapatkan oleh
pengurus, maka dengan data ini pengurus organisasi remaja
Mazziyatul Fataa dapat menentukan cara apa yang akan digunakan
dalam menangani masalah akhlak remaja.
Untuk menanggulangi masalah ini pengurus mengadakan
kegiatan-kegiatan yang melatih remaja untuk ke arah akhlak karimah,
seperti Qur‟anan, kerja bakti, membaca asmaul husna, pengajian dan
lain sebagainya. Selain itu juga mengajak kerja sama orang tua dari
remaja tersebut agar selalu mamantau, memotivasi dan menasehati
remaja tersebut.
Dengan kegiatan-kegiatan dan kerjasama tersebut maka remaja
akan terbiasa untuk berakhlak karimah tanpa ada paksaan dari
siapapun.
61
Dengan cara ini pengurus sudah bisa dikatakan berhasil dalam
membentuk akhlak karimah, remaja yang sebelumnya tidak pernah
membaca Al Qur‟an, sekarang mau membaca Al Qur‟an walaupun
belum setiap hari, yang sebelumnya belum bisa membaca Al Qur‟an
dengan baik dan benar sekarang sudah ada peningkatan, yang
sebelumnya tidak tahu asmaul husna sekarang jadi tahu dan hafal dan
lain sebagainya.
b. Kesadaran Diri Remaja
Akhlak merupakan hal pertama dan utama yang harus dimiliki
oleh manusia. Namun banyak diantara remaja tidak peduli akan hal
itu. Kebanyakan dari mereka masih banyak yang bersikap semau
sendiri. Kurangnya kesadaran inilah yang menjadi salah satu
penghambat untuk menerapkan akhlak karimah di kalangan
masyarakat Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
Para remaja menganggap bahwa sikap baik atau jelek itu terserah
dirinya sendiri dan tidak penting, untuk kehidupan kedepannya
mereka tidak memperdulikan juga, padahal nasib diri tergantung
usaha diri untuk merubah nasib tersebut, seperti kalam Allah SWT QS
Ar- Ra‟d ayat 11,
ن بين يديه وهن خلفه يحفظىنه هن أهر - إن لا له هعقبات ه
يغير ها بقىم حتى يغيروا ها بأنفسهن وإذا أراد بقىم سىءا فلا هرد له وها
ن دونه هن وال -لهن ه -
62
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran dimuka dan dibelakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum melainkan mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”(DepAg,
2005: 251)
Jadi menurut ayat diatas, tergantung manusianya sendiri, mau
berubah atau tidak, mau menjadi lebih baik atau lebih buruk, mau
merubah nasibnya atau tetap pada sekarang dan lain sebagainya, maka
pengurus organisasi remaja harus selalu memberikan motivasi kepada
para remaja untuk senantiasa meningkatkan kesadaran akan
pentingnya berakhlak karimah.
Melihat keadaan yang demikian maka pengurus organisasi
remaja Mazziyatul Fataa memiliki peran yang penting dalam
membentuk akhlak karimah di kalangan remaja dan masyarakat, hal
ini dikarenakan pengurus organisasi remaja mempunyai visi dan misi
tersebut.
Untuk menangani masalah kesadaran diri tersebut pengurus
organisasi remaja Mazziyatul Fataa memiliki cara tersendiri yaitu
dengan memberikan tugas secara bergilir dan mendadak serta semua
remaja diberikan tugas masing-masing pada suatu acara.
Penugasan tersebut bukan semata-mata memberikan efek kapok
kepada remaja tetapi juga membuat remaja berfikir dan sadar, bahwa
tugas yang di jalankan itu tidak mudah dan tidak menyepelekan orang
63
lain saat mendapat giliran tugas. Dengan begitu remaja akan lebih
menghargai orang lain, amanah, sabar, dan lain sebagainya.
c. Lingkungan Remaja
Lingkungan remaja Desa Samban ini berbeda-beda ada yang
lingkungannya di sekolah, di kampus, dan lingkungan kerja.
Ini menyebabkan tingkat akhlak yang harus diperbaiki berbeda-
beda pula. Karena lingkungan yang baik akan menjadikan manusia
tersebut juga baik, sebaliknya lingkungan yang buruk juga berakibat
buruk terhadap akhlak manusia. Lingkungan disini khususnya teman,
siapa temannya itu sangat berpengaruh pada akhlak remaja seperti
yang dijelaskan Rosulullah
ا و كحام اام ونا ااك ي حام اام إم اا واا م ااج ي اال
ة ونا ااك ي ا ي ا ن تجد من ي حة ا ن ت تاا من وإم ن ح وإم
ا خبيي ا ن تجد ي حة ا ن حي ا وإم إم
Diriwatkan dari Muhammad bin Ala‟ dari Buraidi dari Abi
Burdah Abi Musa Radiaallahu‟anhu dari Nabi SAW
berkata:“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat
seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.Penjual
minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,atau engkau
bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau
tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa
jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak
engkau tetap mendapatkan bauasapnya yang tak sedap.” (HR.
Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Jadi untuk melihat bagaimana remaja tresebut lihatlah siapa
temannya, apabila temannya sholeh, maka remaja tersebut lama-lama
ikut dalam kesholehan tersebut, sebaliknya apabila remaja tersebut
64
berteman dengan teman yang kurang baik atau tidak baik, maka
remaja tersebut ikut tidak baik, walaupun awalnya baik tetapi lama-
lama juga terpengaruh oleh teman yang tidak baik tersebut. Hal ini
juga menjadi tugas pengurus untuk mengatasinya.
Cara pengurus mengatasi yaitu dengan mengadakan pengajian-
pengajian kecil yang menyangkut tentang akhlak, mungkin memang
membutuhkan waktu yang agak lama, tetapi lama-lama juga akan
merubah akhlak remaja menjadi yang lebih baik. lingkungan remaja
ini juga bersangkut paut dengan kesadaran dan latar belakang remaja,
jadi tidak bisa berdiri sendiri.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondisi akhlak remaja Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang sebelum ada organisasi remaja Mazziyatul Fataa yaitu tidak
ada kekompakan atau solidaritas antar remaja, kurangnya rasa tanggung
jawab, kurangnya jiwa sosial. Kondisi akhlak remaja setelah ada
organisasi Mazziyatul Fataa sudah dikatakan baik, hal ini mengacu pada
kegiatan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: Qur‟anan setiap sabtu
malam minggu rutin, Kumpulan Remaja setiap dua minggu sekali,
Memperingati hari kemerdekaan Indonesia, Harlah dan Maulud Nabi.
2. Pembinaan akhlakul karimah remaja Mazziyatul Fataa Desa Samban
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang adalah dengan mengadakan
acara yang melatih remaja untuk berakhlak karimah, dan penugasan
secara bergantian saat acara serta semua remaja diberikan tanggung
jawab.
3. Hambatan yang harus di lalui pengurus organisasi remaja Mazziyatul
Fataa dalam membentuk akhlak karimah Desa Samban Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang adalah: Latar Belakang Remaja yang
berbeda-beda, Kesadaran Diri Remaja, Lingkungan remaja.
66
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, penulis memberikan
sedikit saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
rangka meningkatkan dan menjaga akhlak karimah remaja Desa Samban
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Berkenaan dengan peningkatan dan
menjaga akhlak karimah remaja, penulis menyarankan dilakukan diantaranya:
1. Menambah kegiatan yang melatih akhlak karimah remaja, seperti
tahlilan, penggalangan dana untuk bencana atau hal yang lain.
2. Menambah motivasi remaja untuk berakhlak karimah.
3. Mengajak kerjasama orang tua remaja untuk lebih mamantau akhlak
anaknya.
4. Mengadakan kegaiatan yang melatih berakhlak karimah kepada
keluarga dan alam, seperti kegiatan menanam seribu pohon setahun
sekali, pada saat kegiatan-kegiatan seperti qur‟anan bisa diselingi
dengan mendoakan orang tua terlebih dahulu dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdullah Bin Ismail Bin Ibrahim Al-Bukhori. 2004. Shahih Bukhori 1-3.
Kairo: Darubnulhaitsamira.
Ahmad Tanzeh. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Teras.
Al-Jazairi, S.A.B.J. 2007. Tafsir Al-Qur’an Al-Aisar Jilid 2 dan 4. Jakarta: Darus
Sunnah.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bukhari, Imam. 1992. Shahih Bukhari. Beirut: Dar al Khotob al Ilmiyah
Daradjat, Zakiyah. 1975. Pembinaan Remaja. Jakarta:Bulan Bintang.
Departemen Agama RI. 2005. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Al Huda
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Djatmika, Rachmat. 1992. Sistem Etika Islam. Jakarta: Panjimas.
Gunawan Sumodiningrat. 1999. Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Gramedia
pustaka.
Hardjito, Dydiet. 1995. Teori Organisasi Dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta:
PT Raja Grasindo Persada.
Husein, Umar. 2003. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama.
Ibnu Hajar al-Asqalani. 2008. Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari).
Terj. Amiruddin, Jilid XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam.
Kartono. 1996. Psikologi Anak. Jakarta: Alumni Pers.
Khatib , Ramayulis Tuanku. 2001. Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga.
Jakarta: Kalam Mulia.
Miles, Mathew dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Pres.
Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
---------------------. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya.
Muhammad Alim. 2006. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Raja Grafindo .
Nata, Abudin. 2010. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers.
------------------. 2010. Tafsir Ayat-Ayat pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Razak , Nazzarudin. 1973. Dienul Islam. Bandung: Al-Ma‟arif.
Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Sidny, Irfan. 1998. Kamua Arab Indonesia. Jakarta : Andi Rakyat.
Soekanto, surjono. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
------------. 2006. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
-----------. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Supriyati. 2011. Belajar Dasar Akuntansi. Bandung: LABKAT PRESS UNIKOM
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur‟an. 2002. Mushaf Al-Qur‟an
Terjemah. Depok: Al Huda.
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Nur Kholis
2. Tempat/tanggal lahir : Kab. Semarang, 24 Januari 1991
3. Jenis kelamin : laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Dsn. Sorogenen RT 03/03, Ds. Samban,
Kec. Bawen, Kab. Semarang
B. Pendidikan
1. TK PGRI lulus tahun 1997
2. SD N Samban 02 lulus tahun 2003
3. MTS An-Nawawi Purworejo lulus tahun 2006
4. MA An-Nawawi Purworejo lulus tahun 2010
5. SI IAIN Salatiga sampai sekarang
Salatiga, 14 Maret 2019
Penulis
DOKUMENTASI
Recommended