PEMBERDAYAAN BERBASIS MODAL SOSIAL PADA...

Preview:

Citation preview

PEMBERDAYAAN BERBASIS MODAL SOSIAL PADA

MASYARAKAT LAHAN SUBOPTIMAL

Syaikhu Usman Lembaga Penelitian SMERU | www.smeru.or.id

Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian yang Inklusif

untuk Memajukan Petani Lahan Suboptimal Palembang, 26-27 September2014

1. Mengembangkan teknologi pertanian yang inklusif untuk memajukan petani lahan suboptimal sehingga mampu mencapai kemandirian pangan nasional.

2. Menyebarluaskan hasil penelitian atau pemikiran/ulasan tentang iptek dalam pengelolaan lahan suboptimal dari perguruan tinggi maupun lembaga litbang kepada pemangku kepentingan (stakeholder).

3. Membuka wahana diskusi untuk memberikan alternatif solusi pemecahan masalah lahan suboptimal terutama masalah kapasitas adopsi teknologi oleh petani.

2

Tujuan Seminar

www.smeru.or.id

1 • Modal Sosial

2. • Modal Sosial Masyarakat

Lahan Suboptimal

3. • Pemberdayaan Berbasis Modal Sosial

4. • Peran Peneliti, Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi

3

Garis Besar Materi

www.smeru.or.id

MODAL SOSIAL

Bagian 1

4

5

Modal Ekonomi Aset

Modal Budaya Nilai/Prilaku/Kepercayaan/Benda

Modal Manusia Pengetahuan/Keterampilan

Modal Sosial Akses

Modal Sosial

Modal Budaya

Modal Ekonomi

Modal Manusia

Perbaikan satu aspek akan membantu memperbaiki aspek lain

Konsep Terkait Modal Sosial

www.smeru.or.id

6

Nilai atau norma informal yang dimiliki bersama warga masyarakat yang memungkinkan terjalinnya kerjasama

di antara mereka (Fukuyama, 1995).

Rangkaian hubungan antar manusia yang ditopang jaringan, norma, dan kepercayaan untuk memungkinkan kerjasama yang

efisien dan efektif dalam mencapai kebajikan bersama (Cox, 1995).

Kemampuan masyarakat untuk bekerjasama, guna mencapai tujuan bersama, melalui kegiatan terorganisir yang direkat oleh saling percaya.

www.smeru.or.id

Definisi Modal Sosial

Jaringan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi berfungsi dalam: mempengaruhi pikiran anggotanya, mengatur dan mengontrol kegiatan kelompok.

vs

7

Organisasi kelompok demokratis

Tokoh individual feodal

www.smeru.or.id

Organisasi

Diagram Venn: Bapak vs Ibu (Kasus Nias Selatan)

www.smeru.or.id

8

Kelompok Bapak Kelompok Ibu

9

Modal Sosial

• Tertutup: homogen, ketat, sulit berubah (Martapura, Kayu Agung) • Terbuka: heterogen, longgar, gampang berubah

(Metro, Natar, Lubuk Linggau)

Perekat modal sosial cenderung melemah dengan makin banyaknya pendatang masuk ke suatu komunitas/masyarakat/daerah.

www.smeru.or.id

Jenis Modal Sosial

10

Asosiatif: mendekatkan/mempersatukan

(kerjasama, akomodasi, asimilasi)

Disosiatif: menjauhkan/mempertentangkan

(persaingan, kontravensi, konflik)

keduanya berdampak perubahan

www.smeru.or.id

Bentuk Interaksi Sosial

11

Dalam beberapa kasus modal sosial bahkan membuat masyarakat terjerat kemiskinan misal berhutang untuk: hajatan (terjadi di banyak daerah) mas kawin (NTT-belis).

www.smeru.or.id

Sisi Negatif Modal Sosial (1)

12

Geng Motor

www.smeru.or.id

Sisi Negatif Modal Sosial (2)

MODAL SOSIAL MASYARAKAT LAHAN SUBOPTIMAL

Bagian 2

13

“pemberdayaan harus memperkuat modal sosial masyarakat miskin”

Beberapa Penelitian SMERU pada Masyarakat Lahan Marjinal

www.smeru.or.id

14

• Kabupaten Tapanuli Tengah, 2005

• Kabupaten Bima, 2005

• Kabupaten Belu, 2006

• Kabupaten Timur Tengah Selatan, 2006

• Kota Kupang, 2006

• Kabupaten Aceh Timur, 2008

• Kabupaten Nias Selatan, 2008

• Kota Makassar, 2011

Struktur Kesejahteraan Masyarakat Lahan Suboptimal

www.smeru.or.id

15

16

Kondisi modal sosial selalu lebih baik dibanding kondisi modal ekonomi, modal budaya, dan modal manusianya.

• Interaksi antar warga tinggi • Kecemburuan sosial dan egoism rendah • Saling bertukar informasi pekerjaan • Swadaya masyarakat tinggi, rukun, saling

membantu • Jarang terjadi konflik “besar”

www.smeru.or.id

Modal Sosial Masyarakat Lahan Marjinal (1)

17

Jaringan terbatas.

Berfungsi sebagai jaring pengaman sosial.

Tidak cukup kuat untuk membantu orang keluar dari kemiskinan.

www.smeru.or.id

Modal Sosial Masyarakat Lahan Marjinal (2)

18

Pengambilan keputusan di masyarakat didominasi laki-laki:

• rapat (keluarga dan adat),

• musyawarah dusun/desa (perencanaan dan pelaksanaan: gotong royong, pembangunan (fisik), program pemerintah, dll).

Kontribusi ekonomi perempuan tinggi.

www.smeru.or.id

Jender dalam Kehidupan Masyarakat Lahan Suboptimal

19

Lembaga paling penting: kepala dusun, kepala desa, guru agama, tokoh adat, tokoh agama dan rumah ibadah, toke/juragan.

Lembaga yang mudah dijangkau: kepala dusun, kepala desa, sekolah, kedai, puskesmas, toke/juragan.

Khusus bagi ibu-ibu, lembaga paling penting dan dekat: pengajian, perkumpulan kematian dan bidan desa.

www.smeru.or.id

Lembaga: Penting, Dekat

Pentagonal Aset: Kabupaten Nias Selatan

www.smeru.or.id

20

Penyelenggaraan

pemerintahan

belum optimal,

kepercayaan

masyarakat pada

hukum rendah

Pendidikan

rendah, kurang

gizi, kesehatan

kurang, kurang

kerja keras

Banyak kerusakan

alam karena

bencana dan

pengelolaan

kurang baik

Harga jual rendah krn monopoli,

lembaga keuangan kurang, bantuan

salah sasaran atau kurang efektif

Banyak daerah belum

terjangkau mobil, kualitas rumah

buruk, kualitas & jumlah sarana

pendidikan dan kesehatan

kurang

21

www.smeru.or.id

Pentagonal Aset: Desa Lolofaoso, Kabupaten Nias Selatan

Lolofaoso

0

1

2

3

4

5SDM

SDA

Ekonomi/KeuanganInfrastruktur

Modal Sosial

Umum

Miskin

Maks.

Sarana pendidikan

(SD) dan akses ke

sekolah lanjutan naik

(gol. mampu),

kemauan sekolah

naik, kesenjangan

L& P turun,

ketrampilan: tani

tetap, tukang naik,

kesehatan naik

Sawah irigasi kering

(krn pembangunan

dam yg terlantar),

ternak & karet kena

penyakit, pohon

karet tua & kurang

produktif

Hasil karet, sawah &

ternak turun, tidak ada

lembaga keuangan, lap.

kerja proyek naik,

banyak bantuan

Kondisi jalan, rumah,

fasilitas pendidikan &

kesehatan naik, ada

listrik & sinyal HP

Masy.

kurang

percaya dgn

pembagian

bantuan

22

Mobilisasi pengetahuan, pengalaman, keterampilan teknologis untuk menciptakan atau memperbaiki produk, prosedur, dan jasa (baru).

www.smeru.or.id

Adopsi Teknologi: Inovasi

Modal Ekonomi

Modal Sosial

• Menciptakan Lapangan Kerja • Meningkatkan Penghasilan • Memperbaiki Penghidupan

• Meningkatkan Kemampuan • Memperbanyak Pilihan • Memperkuat Kemandirian

Produksi

Produktivitas

23

Tujuan Adopsi Teknologi

www.smeru.or.id

23

Adopsi Teknologi: Kecanggihan vs Kegunaan

www.smeru.or.id

24

Adopsi Teknologi: Ketergantungan

www.smeru.or.id

25

Modal Manusia/Ekonomi

Meningkat Pesat

Program Inpres SD

Modal Sosial

Merosot Tajam

Ketergantungan Masyarakat

26

www.smeru.or.id

Akses pendidikan (menengah), terutama bagi warga miskin

Ketrampilan (pertanian, nelayan, tukang) tradisional.

Akses ke pelayanan kesehatan, KB & pertolongan kelahiran oleh tenaga medis.

Pemerintahan desa.

Masalah Utama Terkait Modal Sosial Masyarakat Lahan Suboptimal

27

Reformasi Indonesia cukup berhasil • Demokrasi berkembang • Pendapatan per kapita meningkat • Disintegrasi dapat diredam • Transfer keuangan pusat-daerah berjalan

Namun, kesejahteraan rakyat masih rendah • Belum banyak bukti perbaikan pelayanan publik • Bagian terbesar anggaran untuk belanja pegawai • Korupsi tidak dapat dicegah, luas dan besar • Pemekaran daerah berlangsung terus • Infrastruktur masih merupakan hambatan besar • Angka gini ratio mencapai 38 (2011)

Sumber: Hal Hill, 2014

www.smeru.or.id

Reformasi vs Kesejahteraan Rakyat

Kegiatan primer dan sekunder: pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan (semua dilaksanakan dalam skala terbatas dan cenderung subsisten), pengrajin kecil, penjahit, produsen makanan kecil, dll.

Kegiatan tersier: transportasi (dalam berbagai bentuk), kegiatan sewa menyewa rumah, tanah, alat produksi, dll.

Kegiatan distribusi: pedagang di pasar, pedagang kelontong, pedagang kaki lima, pedagang keliling, penyalur dan agen, serta usaha sejenisnya.

Kegiatan jasa lain: bengkel, tukang cukur, tukang sampah, juru potret jalanan, pengamen, penyemir sepatu dan sebagainya.

28

Sumber: Bina Swadaya, 2014

www.smeru.or.id

Jenis Pekerjaan Masyarakat Marginal: Usaha Mikro

Kelompok Usaha

www.smeru.or.id

29

Usaha Besar 4.968 (0,01%) Usaha Menengah 48.997 (0,09%) Usaha Kecil 629.418 (1,10%) Usaha Mikro 55.856.176 (98,8%) Total 56.539.560

Sumber : Kementerian Koperasi & UKM, 2012

30

Jumlah sangat besar dan potensial berkembang cepat.

Rentan, bila tak diberdayakan dapat menjadi beban bangsa.

Pendapatan usaha mikro meningkat rata-rata 87% per bulan, bila mendapat akses layanan keuangan.

(Mat Syukur, 2002)

Pembiayaan merupakan faktor determinan usaha mikro untuk “naik kelas” menjadi usaha kecil.

(Laporan JBIC, REDI, Bappenas, Development Alternatives)

Sudah ada UU No. 1, 2013 tentang LKM. Sumber: Bina Swadaya, 2014

www.smeru.or.id

Kondisi Usaha Mikro

PEMBERDAYAAN BERBASIS MODAL SOSIAL

31

Bagian 3

“berikan peluang bagi orang miskin dan komunitasnya untuk mengatasi masalah mereka secara mandiri”

Masalah vs Bantuan

www.smeru.or.id

32

Alat Bantu Memahami Masyarakat

www.smeru.or.id

33

1. Klasifikasi Kesejahteraan 10. Evaluasi Program Bantuan

2. Analisis Kecenderungan 11. Sebab Akibat Kemiskinan

3. Pemetaan Sosial dan Sumber Daya

12. Prioritas Pemecahan Masalah

4. Analisis Sumber Mata Pencaharian

13. Transect Walk

5. Analisis Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga

14. Wawancara Sejarah Perkembangan Desa

6. Kalender Musiman 15. Pengisian Profil Data Desa

7. Kalender Harian 16. Wawancara Sejarah Hidup

Individu

8. Analisis Gender 17. Diskusi Pleno

9. Diagram Venn dan Sumber Informasi

34

Pemberdayaan = Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Miskin

Era Hindia Belanda Tanpa target khusus (politik etis)

Era Orde Lama Belum ada target khusus

Era Orde Baru Target sektoral : pertanian, pendidikan, kependudukan (60%-1970 14%-1996) 1994 Target khusus komunitas tertentu melalui IDT *1991 sudah ada P4K Deptan-pembinaan

Era Reformasi Target komunitas tertentu (1998 PPK 2006 PNPM) 2005 target rumah tangga tertentu (BLT) 2011 Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS)

Masyarakat Lahan Suboptimal: komunitas dan rumah tangga

www.smeru.or.id

Penargetan dalam Pemberdayaan

35

Upaya memperluas akses, meningkatkan aset dan kemampuan kelompok untuk: berpartisipasi dalam, bernegoisasi dengan, mempengaruhi, mengontrol, dan mengendalikan akuntabilitas

lembaga yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Perluasan kebebasan untuk memilih dan bertindak.

Dimensi pemberdayaan: sosial, ekonomi, politik, budaya. Sumber: Bank Dunia, 2002

www.smeru.or.id

Definisi Pemberdayaan (1)

36

Usaha pengalokasian kembali kekuasaan (power) melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin, 1987).

Cara membantu rakyat dan masyarakat miskin melalui pengembangan organisasi masyarakat sipil (OMS) agar mampu berkuasa atas kehidupan mereka sendiri.

Upaya sosial yang memungkinkan masyarakat miskin mengorganisasikan tindakan bersama dalam menyelesaikan masalah berbasis sumberdaya yang mereka miliki.

www.smeru.or.id

Definisi Empowerment (1)

37

Pembangunan dengan partisipasi masyarakat lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan dibanding pendekatan top down tanpa dialog.

Pendekatan ini mempercayai rakyat sebagai aktor yang mampu untuk: menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, mengarahkan proses sosial ekonomi yang mempengaruhi kehidupan mereka.

www.smeru.or.id

Berdaya Secara Mandiri (1)

38

Pemberdayaan harus memberi ruang bagi inisiatif lokal, termasuk sistem nilai dan organisasi keswadayaan masyarakat.

Orang miskin tidak dipandang sebagai pihak yang serba kekurangan dan obyek pasif penerima pelayanan.

Konsep ini mengedepankan perspektif melihat komunitas miskin sebagai pemilik beragam kemampuan yang dapat dimobilisasi untuk memperbaiki kehidupan.

www.smeru.or.id

Berdaya Secara Mandiri (2)

39

Kemandirian masyarakat (individual/kolektif) dalam melakukan tugas-tugas pengembangan penghidupan berkelanjutan (P2B).

Tujuan ini dapat lahir melalui interaksi dengan pihak luar atau para pekerja sosial (pendamping), yang bekerja berdasarkan dorongan, baik karitatif maupun profesional.

www.smeru.or.id

Tujuan Pemberdayaan (1)

Kerangka Kerja P2B

www.smeru.or.id

40

Kerentan-an

Penguasaan Aset

Lembaga &

Kelemba-

gaan

Strategi P2B

Pengaruh & Akses

Hasil P2B

Sumber: DFID, 2001

Ke

giat

an U

tam

a P

2B

Pengembangan Penghidupan Masyarakat

Peningkatan Kapasitas Masyarakat

Peningkatan Kapasitas Pemda

• Pendampingan • Penyaluran dana bergulir • Penyaluran ke pasar kerja

Pelatihan Pengelolaan Kelompok

• Pelatihan pengenalan potensi daerah/lokal dan kemampuan masyarakat mengelolanya

• Penguatan Balai Latihan Kerja (BLK)

Pelatihan Keahlian sesuai dengan Minat Usaha Anggota Kelompok

Keterampilan Kerja

Keterampilan Usaha

41

Desain Kerja P2B

Sumber: Bappenas, 2014

42

Menata kekuasaan masyarakat miskin dengan cara meningkatkan: kapasitas menemukenali dan memprakarsai

pemecahan masalah berbasis sumber daya sendiri secara berkelanjutan,

kemampuan menilai sumber daya pendukung kegiatan,

rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap kesinambungan kegiatan pembangunan diri.

www.smeru.or.id

Tujuan Pemberdayaan (2)

43

Pengembangan kelembagaan OMS.

Perbaikan akses layanan keuangan mikro.

Peningkatan produksi dan usaha masyarakat.

www.smeru.or.id

Fungsi Pemberdayaan

44

Kemandirian dan pengembangan penghidupan berkelanjutan masyarakat dapat dicapai bila: memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatan, memperoleh barang dan jasa yang diperlukan, berpartisipasi dalam proses pembangunan, khususnya dalam keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.

www.smeru.or.id

Syarat Kemandirian

45

Pembangunan dengan pendekatan pemberdayaan partisipatif merupakan kunci untuk:

• terciptanya tatakelola pemerintahan yang baik,

• perbaikan layanan publik,

• pertumbuhan ekonomi yang memihak orang miskin,

• peningkatan efektivitas programpembangunan,

• terselenggaranya kualitas kehidupan yang lebih baik

• dapat meninggikan martabat manusia. Sumber: Bank Dunia, 2002

www.smeru.or.id

Pemberdayaan Partisipatif

46

Upaya memberikan bantuan teknis kepada OMS untuk meningkatkan kemandirian.

Pendamping adalah mitra masyarakat, berperan sebagai motivator, fasilitator dan komunikator.

Pendamping harus mempunyai komitmen dan kemampuan tentang pengembangan swadaya masyarakat.

Pendamping memerlukan pelatihan yang memadai.

www.smeru.or.id

Pendampingan OMS

Pemberdayaan OMS

www.smeru.or.id

47

OMS

ORGANISASI DEMOKRATIS DAN PARTISIPATIF

WAWASAN TERBUKA

ORIENTASI PENINGKATAN PENDAPATAN

PENGEMBANGAN EKONOMI RUMAH TANGGA

PEMUPUKAN MODAL PENGEMBANGAN

USAHA

GAGASAN BARU KERJASAMA BARU

PERTEMUAN TERATUR PENGURUS DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA ADMINISTRASI TERATUR DAN TERBUKA PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI

PROGRAM SECARA PARTISIPATIF PENDIDIKAN KADER

Sumber: Modifikasi Bina Swadaya, 2014

48

Wahana untuk:

pembelajaran (anggota/pihak),

identifikasi masalah,

pengambilan keputusan,

mobilisasi sumberdaya,

komunikasi dengan pihak lain.

www.smeru.or.id

Fungsi OMS

www.smeru.or.id

49

PERAN PENELITIAN, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

50

Bagian 4

“reposisi peran pihak luar dari agen menjadi fasilitator pemberdayaan”

51

Deng Xiaoping Membuka China (Tirai Bambu) Jiang Zemin Membuka CPC bagi Konglomerat Hu Jintao Pembangunan Berbasis Ilmu Pengetahuan Xi Jinping Pembangunan Berkelanjutan

www.smeru.or.id

Warisan Pemerintahan Partai Komunis China

52

Menyediakan pengetahuan, teknologi dan sistem intensifikasi baru.

Mendampingi penerapan inovasi teknologi.

Pusat Informasi pengetahuan dan teknologi spesifik lokasi lahan suboptimal.

Memecahkan masalah adopsi teknologi spesifik lokasi lahan suboptimal.

www.smeru.or.id

Peran Universitas/Lembaga Penelitian

Ilmu Pengetahuan

Perkembangan IP merupakan dasar dari perubahan melalui temuan dan inovasi teknologi. Tanpa perubahan tidak akan ada kemajuan.

Teknologi Kemajuan teknologi menghidupkan dan memperluas bisnis.

Ambang Pintu Sukses

Bisnis

Perluasan bisnis melahirkan pengusaha yang akan menggairahkan perekonomian dan mempercepat pembangunan.

Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan fondasi kesejahteraan rakyat.

Iptek

Bisek

www.smeru.or.id

53

Orientasi Perkembangan

IPTEK

• Bervisi kuat, berjangka panjang, bahkan tidak pernah tuntas, tanpa akhir. • Menyelesaikan sekaligus menciptakan

masalah. • Berdana besar dan hampir tanpa dukungan dana global. • Berpikir substantif, tekun, dan fokus.

Ambang Pintu Sukses

Orientasi Pertumbuhan

BISEK

• Bervisi jangka pendek. • Berdana besar dengan dukungan besar dana global. • Berpikir pragmatis dan praktis dengan hasil relatif nyata dalam waktu cepat.

www.smeru.or.id

54

Globalisasi Bisek berlangsung hampir tanpa batas, globalisasi Iptek sangat terbatas. Bangsa penguasa Iptek akan terus menumpuk kekayaan, sementara bangsa pengagum Bisek akan masuk middle income trap. Sebagai bangsa kita perlu menata ulang isi hati dan kepala, terutama para pemimpin.

55

www.smeru.or.id

Saat ini dunia dibagi bukan oleh ideologi, melainkan oleh iptek

Sumber: Jeffrey Sachs, 2000

56

Sumber: Ary Mochtar Pedju, 2013

57

Booming minyak

Pemberhentian dukungan pada PT DI

Otomotif dan maritim

Tanaman padi

Buah-buahan (Thailand dan Filipina)

Ikan hias/asin (Singapore)

www.smeru.or.id

58

Beberapa Kasus untuk Bercermin

TIPOLOGI PENGEMBANGAN IPTEK & BISEK

www.smeru.or.id

59

Tergantung

Sukses

Gagal

“Sabar”

Pe

rtu

mb

uh

an B

ise

k

Perkembangan Iptek

Rendah Tinggi

Tin

ggi

Re

nd

ah

Tulis Angka Pecahan yang Lebih Kecil daripada

Singapore (top performer): 84% correct Korea and Japan: 81% Australia: 71% United States: 69% Malaysia: 43% South Africa: 30% Indonesia: 26% Ghana (bottom performer): 21% correct

Source: TIMSS 8th grade test

4

9

60

www.smeru.or.id

Masa Depan SDM

250

300

350

400

450

500

550

600

650

250

300

350

400

450

500

550

600

650

Korea Singapore Malaysia Thailand Turki ArabSaudi

Indonesia

2007 2011

61

Sumber: diolah dari data TIMMS 2007 & 2011 Sumber: diolah dari data PISA 2003, 2006 & 2009

TIMSS 2007-2011 Rata-rata nilai matematika PISA 2003-2009 Rata-rata nilai matematika, membaca & sains

Hasil test di tingkat internasional menunjukkan tidak ada perbaikan nilai secara signifikan siswa Indonesia untuk matematika dan sains.

Hanya kemampuan membaca yang mengalami perbaikan, meskipun angkanya masih jauh dibawah dari rata-rata OECD.

320

340

360

380

400

420

440

460

480

500

Matematika Membaca Sains

2003 2006 2009

Rata-rata nilai OECD : 500

Nilai terendah: 330 (Kyrgyzstan)

www.smeru.or.id

Ilmuwan dan Teknolog unggul

0.4

1.51

0.83

18.2

6.52

0.29

0 5 10 15 20

Indonesia

Thailand

India

Korea

USA

Mexico

Superstars per 100 students

Share 8th graders scoring 625 or more

Sumber: Suryadarma, 2011

www.smeru.or.id

62

Pergeseran Serapan Tenaga Kerja

Sumber: Suryahadi & Hadiwidjaja, 2011

www.smeru.or.id

63

64

www.smeru.or.id

Fakta Pertanian Pangan

Uraian Keterangan

Jumlah ruta petani (2003-2013) Berkurang 5 juta

Laju konversi sawah menjadi lahan tani nonsawah (2003-2013)

0,2 ha/ruta petani/tahun

Porsi petani gurem (lahan > 0,5 ha) 50% lebih dibanding total petani pangan

Pendapatan ruta petani Rp917.000/bulan

Garis kemiskinan keluarga pedesaan

Rp1,2 juta/ruta/bulan

Sumber: Bisinis Indonesia, 050914

Kita hidup dalam persaingan global. Setiap orang bersaing dengan orang lain di seluruh dunia.

Pengembangan Iptek mensyaratkan dukungan pekerja berkualitas unggul.

Kita harus mengembangkan sistem pendidikan yang mampu melahirkan sebanyak mungkin ilmuwan dan teknolog unggul.

65

www.smeru.or.id

SDM Masa Depan

Kendala Biaya: Prosentase Pengeluaran R & D terhadap GDP (2011)

www.smeru.or.id

66

Sumber: Bank Dunia Group, 2014

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Peraturan perundangan yang tidak mendukung • Rekrutmen: penempatan staf buangan, bukan manusia unggul. • Pendidikan dan pelatihan: Jumlah mahasiswa di Eropa, akhir 2013 Indonesia 7.000; Malaysia 30.000. • Kompensasi: gaji rendah kerja sampingan atau kerja seadanya (tidak ada insentif bekerja keras).

Menempatkan Iptek di bawah Bisek Kasus kepemilikan tanah pertanian: Rata-rata 0,3 ha/keluarga Bisek: hanya efisien kalau 3 ha/keluarga Iptek: dengan pengembangan Iptek tanah pertanian 0,3 ha harus dapat menghidupi keluarga pemiliknya

(batas kemampuan dan kreatifitas harus diterobos).

67

www.smeru.or.id

Beberapa Kendala Lain

Kemajuan Iptek Memerlukan:

Lahirnya pemimpin dengan visi dan komitmen kuat terhadap pengembangan Iptek. UUD 1945, pasal 31 ayat (5): “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.

www.smeru.or.id

68

Potensi Harapan (1)

Kemajuan Iptek Memerlukan:

Pertumbuhan Bisek dan Pengembangan Iptek berjalan paralel.

Foxconn akan membangun fasilitas R & D, syarat transfer teknologi ke SDM lokal. “Urusannya bukan hanya investasi, tapi transfer teknologi.”

Hadirnya ilmuwan dan teknolog unggul sebanyak mungkin.

69

www.smeru.or.id

Potensi Harapan (2)

70

Peningkatan jumlah penduduk.

Konversi lahan pertanian.

Dampak fenomena pemanasan global terhadap lingkungan.

Tata perdagangan bebas dunia.

www.smeru.or.id

Tantangan Ke Depan Masyarakat Suboptimal

71

Recommended