View
243
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
NOBU BANK
LAPORAN TAHUNAN 2011
Tumbuh
Pertumbuhan menjadi kata
kunci bagi perusahaan
manapun di dunia ini tak
terkecuali bagi Nobu Bank.
Di tahun 2011, Nobu Bank
memaknai ‘pertumbuhan’
secara lebih mendalam
karena di tahun tersebut
pertumbuhan yang dialami
Nobu Bank betul-betul
bagaikan daun pertama yang
tumbuh dari sebutir biji yang
ditanam. Nobu Bank
menjadikan tahun 2011
sebagai awal pembangunan
fondasi yang kokoh guna
secara bertahap
mewujudkan pertumbuhan
yang diharapkan. Meskipun
fondasi yang disiapkan
memiliki dimensi yang luas,
namun kami tidak ingin
terjebak di dalamnya dan
melupakan pentingnya
‘pertumbuhan’. Selain
pertumbuhan aspek
keuangan yang nampak
pada Laporan Keuangan
kami, pertumbuhan juga
kami wujudkan dalam
pengembangan jaringan
distribusi, dan pertumbuhan
kualitas sumber daya
manusia melalui proses
transformasi pengetahuan
dan ketrampilan yang
menyeluruh. Semoga
pertumbuhan di tahun 2011
dapat menjadi awal yang
baik bagi kami untuk tumbuh
lebih baik lagi di tahun
berikutnya melalui
kemampuan kami memenuhi
kebutuhan nasabah akan
produk dan jasa layanan
yang berkualitas.
Salam Nobu Bank.
Nobu Bank | 2011
1
Daftar isi
Laporan Tahunan
PT Bank Nationalnobu Tahun 2011
A. Pendahuluan
1. Profil Singkat …………………………………………………………………………………………
2. Sekilas Logo Nobu Bank …………………………………………………………………………
3. Visi dan Misi .....................................….....………………………………………………
4. Penghargaan …………………………………………………………………………………………
5. Data Keuangan Penting …………………………………………………………………………
6. Struktur Kepemilikan ……………………………………………………………………………..
7. Laporan Dewan Komisaris ………………………………………………………………………
8. Laporan Direksi …............……………………………………………………………….………
9. Rencana & Strategi ke Depan .……………………………………………………….………
10. Susunan Pengurus Bank .……………………………………………………………….………
B. Laporan Bisnis dan Operasi
1. Aktivitas Penghimpunan Dana ……………………………………………………….………
2. Aktivitas Penyaluran Dana ……………………………………………………………..………
3. Pengembangan Produk ………………………………………………………………….………
4. Jaringan Distribusi ………………………………………………………………………….………
C. Pendukung Bisnis
1. Operasional dan Teknologi Informasi …………………..………………………..………
2. Sumber Daya Manusia dan Manajemen Pembelajaran ………………….………
3. Manajemen Risiko ………………………………………………............................……….
D. Tata Kelola
1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi …………….……….
2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite …………………….………
3. Fungsi Kepatuhan ..………………………………………………………………………….………
4. Fungsi Audit Internal ………………………………….....………………………………………
5. Fungsi Audit Eksternal ……………………………………………………………………………
E. Data Perusahaan
1. Sekilas PT Kharisma Buana Nusantra ……………………………………………..………
2. Struktur Organisasi ………………………………………………………………………..………
3. Profil Dewan Komisaris ………………………………………………………………….………
4. Profil Dewan Direksi ………………………………………………………………………………
5. Profil Komite-Komite ……………………………………………...........................………
6. Produk ………………………………………………………………………………………….………
7. Jaringan Kantor ……………………………………………………………………………..………
8. Penampilan Kantor ………………………………………………………………………..………
Laporan Kuangan 2011
Halaman
2
3
4
5
6
7
8
10
12
13
14
15
17
18
19
20
21
22
24
26
27
28
30
31
32
33
34
35
36
37
Nobu Bank | 2011
2
Profil Singkat
PT Bank Nationalnobu (“Nobu Bank”) didirikan di
Jakarta pada tanggal 13 Februari 1990
berdasarkan Akta Notaris No.86 dari Notaris
Drs.Entjoen Mansoer Wiriaatmadja, SH, notaris
di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah diubah
melalui notaris yang sama dengan Akta No.129
tanggal 10 April 1990 dan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No.C2-2610.HT.01.01.TH.90
tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No.80
Tambahan No.3865 tanggal 5 Oktober 1990.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990
tanggal 16 Agustus 1990, Bank memulai kegiatan
operasionalnya sebagai bank umum.
Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta
Notaris No. 2 tertanggal 5 Desember 2011,
dibuat dihadapan Unita Christina Winata, S.H.,
Notaris di Jakarta. Adapun perubahan Anggaran
Dasar tersebut adalah mengenai penambahan modal disetor menjadi 140.000.000 (seratus empat puluh
juta) lembar saham atau senilai Rp. 140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah). Perubahan
Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348.Tahun 2011, tanggal 12 Desember 2011.
Kantor Pusat Nobu Bank berlokasi di Plaza Semanggi Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG, Jalan Jenderal
Sudirman Kav 50 Jakarta Selatan 12930. Bank mempunyai 1 (satu) kantor pusat non operasional dan 13 (tiga
belas) Kantor Cabang dan Kantor Kas.
Nobu Bank | 2011
3
Sekilas Logo Nobu Bank
‘Nobu’ memiliki arti kepercayaan dan
integritas. Nama ini diambil sebagai
landasan utama yang kokoh yang
menjiwai setiap langkah yang diambil oleh
perusahaan.
Logo Singa merepresentasikan kekuatan
dan kebulatan tekad. Logo ini adalah
pengejawantahan dari visi, misi dan
harapan perusahaan untuk mampu
menjadi perusahaan yang tangguh di
masa datang dan menjadi leader dalam
inovasi produk dan layanan jasa
perbankan.
Warna utama merah melambangkan semangat yang tinggi untuk mencapai tujuan. Semangat ini didasari
oleh cita-cita dan keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik.
Nobu Bank | 2011
4
Visi & Misi
Bank telah menyusun Visi dan Misi perusahaan yang menjadi tujuan jangka panjang dan jangka menengah
yang mendasari penyusunan strategi perusahaan. Sebagai pilar utama berdirinya perusahaan, maka visi dan
misi ini didukung dengan nilai-nilai perusahaan yang manjadi nafas dari setiap kebijakan dan program kerja
yang telah disusun perusahaan. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan budaya perusahaan yang baik
yang menjadi identitas perilaku dan karakter dari setiap karyawan perusahaan.
Visi
Menjadi bank dengan standar global yang dapat memberikan kontribusi positif pada perekonomian dan
perbankan Indonesia serta menjunjung tinggi kepercayaan dan kepuasan nasabah.
Misi
1. Menjalankan fungsinya sebagai Bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dengan memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional dan membantu meningkatkan daya saing dan kompetensi dunia UKM dalam era globalisasi.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah serta didukung tenaga kerja profesional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Nilai-nilai Perusahaan
Kepercayaan Integritas Kemitraan
Nobu Bank | 2011
5
Penghargaan
Di bulan Juli tahun 2011, PT Bank Nationalnobu memperoleh Penghargaan Infobank Awards sebagai Bank
berpredikat “SANGAT BAGUS” atas kinerja keuangan tahun 2010.
Penghargaan diterima sebagai sebuah bentuk pengakuan pihak lain atas kinerja, sedangkan penghargaan
utama yang ingin diraih sesungguhnya adalah kepercayaan dari nasabah yang ingin dijaga melalui kualitas
produk dan layanan yang diberikan. Menerima penghargaan bukanlah tanda kepuasan dengan apa yang
telah dilakukan, namun bagi Nobu Bank, saat menerima penghargaan adalah saat yang mengingatkan untuk
berusaha lebih keras lagi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di masa datang.
Nobu Bank | 2011
6
Data Keuangan Penting
Neraca Dec 2011 Dec 2010
Total Aset 333.832 132.839
Penempatan pada Bank Indonesia 123.765 90.159
Surat Berharga 39.553 24.432
Kredit yang Diberikan 162.769 15.137
Dana Masyarakat 200.137 14.404
Giro 65.491 4.627
Tabungan 9.718 1.321
Deposito 124.928 8.457
Ekuitas-Bersih 129.955 118.040
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Bunga Bersih 12.811 6.163
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih (11.641) (4.007)
Laba (Rugi) Operasional 1.170 2.156
Pendapatan (Beban) Non Operasional-Bersih 1.441 (1)
Laba (Rugi) Tahun Berjalan Sebelum Pajak 2.611 2.155
Beban Pajak Penghasilan (696) (321)
Laba Bersih 1.915 1.834
Rasio Keuangan
I. Permodalan
Rasio Kecukupan Modal (CAR) 87,34% 489,58%
II. Aset Produktif
Aset Produktif Bermasalah 0,00% 0,60%
Kredit Bermasalah 0,00% 0,00%
Kredit Bermasalah-Bersih 0,00% 0,00%
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan terhadap Aset Produktif 0,48% 0,12%
III. Rentabilitas III. Rentability
Tingkat Pengembalian Aset (ROA) 1,16% 2,00%
Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) 1,60% 1,95%
Margin Bunga Bersih (NIM) 5,44% 5,89%
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 94,39% 68,62%
IV. Likuiditas IV. Liquidity
Kredit yang Diberikan thd Dana Masyarakat (LDR) 81,33% 105,08%
V. Kepatuhan
Persentase Pelanggaran BMPK 0,00% 0,00%
Persentase Pelampauan BMPK 0,00% 0,00%
Giro Wajib Minimum Rupiah 9,55% 11,25%
LAIN-LAIN
Jumlah Karyawan 116 37
Jumlah Jaringan Kantor 13 4
Jumlah Jaringan ATM 8 0
Nobu Bank | 2011
7
Struktur Kepemilikan
Pada tanggal 5 Desember 2011, para pemegang saham Bank melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dinyatakan dengan Akta Notaris No. 02 dari Notaris Unita Christina Winata, SH. Adapun hasil keputusan sebagai berikut :
1. Meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dengan mengeluarkan sebagian saham Perseroan yang masih ada dalam simpanan yakni sejumlah 10.000.000 (sepuluh juta) lembar saham masing-masing bernilai Rp.1000 (seribu Rupiah), dan karenanya mengubah ketentuan Pasal 4 ayat (2) anggaran dasar Perseroan.
2. Dari saham-saham yang dikeluarkan tersebut di atas sejumlah 10.000.000 (sepuluh juta) lembar saham seluruhnya telah diambil bagian dan disetor oleh PT Kharisma Buana Nusantara tersebut, sedangkan pemegang saham lainnya yaitu Tuan Nio Yantony telah menyatakan tidak berminat untuk ikut serta mengambil bagian atas saham-saham yang dikeluarkan tersebut serta telah melepaskan hak-hak yang dipunyainya (pre emptive right) berkaitan dengan pengeluaran saham termaksud.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatatkan dalam Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, tertanggal 12 Desember 2011, Nomor: AHU-AH.01.10-40348.
PEMEGANG SAHAM JUMLAH SAHAM
( LEMBAR ) PERSENTASE KEPEMILIKAN
JUMLAH ( RUPIAH )
PT Kharisma Buana Nusantara 100,000,000 71.43% 100,000,000,000
Nio Yantony 40,000,000 28.57% 40,000,000,000
Jumlah 140,000,000 100.00% 140,000,000,000
ULTIMATE SHAREHOLDERS KEPEMILIKAN
PT Kharisma Buana Nusantara yaitu Mochtar Riady 99.99%
Nobu Bank | 2011
8
Laporan Dewan Komisaris
Salam sejahtera bagi kita semua.
Apabila kita melihat beberapa indikator makroekonomi
Indonesia di tahun 2011, kita patut bergembira dengan perkembangan
yang terjadi di dalam negeri. Angka inflasi tahun 2011 dapat dikatakan
sebagai angka yang terpenting di tahun tersebut karena berhasil
mencatatkan penurunan bertahap dari 7,02% YoY di Bulan Januari
hingga menjadi 3,79%YoY di penghujung tahun. Angka inflasi yang
terkendali tersebut membuat Bank Indonesia melakukan pemotongan
suku bunga acuan BI (BI Rate) menjadi 6,5% di bulan September dan
secara drastis menjadi 6% di bulan November 2011. Sementara nilai
tukar Rupiah di tahun 2011 kemarin sempat menguat ke level Rp.
8.483,- per USD dengan rata-rata di level Rp. 8.735 per USD (Bank
Indonesia) mengindikasikan kestabilan nilai tukar yang kondusif untuk aktivitas ekspor-impor. Angka yang
membanggakan juga dicetak oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2011 yang
mencapai angka 6,5% (BPS) yang merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan ASEAN.
Indikator-indikator makroekonomi yang semakin membaik inilah yang telah mengantarkan Indonesia masuk
ke dalam kategori ”Investment Grade” (BBB-, Fitch Ratings) yang mengindikasikan kestabilan outlook
investasi di Indonesia.
Di tahun 2011 secara umum kinerja Bank menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Meskipun
disadari bahwa beberapa rencana yang tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2011 belum
sepenuhnya tercapai, namun beberapa peningkatan yang diraih saat ini telah menunjukkan komitmen
Manajemen Bank yang tinggi yang secara konsisten mengawal proses ekspansi usaha Bank dengan
berpedoman pada koridor kehati-hatian yang memadai baik dari sisi keuangan maupun dari sisi operasional.
Pencapaian kinerja keuangan dan non-keuangan yang telah dicapai Bank di tahun 2011 menunjukkan bahwa
pada tahap awal proses ekspansi usaha Bank ini, manajemen Bank memberi perhatian yang mendalam pada
proses bisnis yang akuntabel dan tidak hanya fokus pada pencapaian target hasil semata. Hal ini sejalan
dengan concern Dewan Komisaris yang berpendapat bahwa dalam fase saat ini, penting bagi Bank untuk
membangun fondasi yang kuat pada aspek tata kelola perusahaan yang baik yang seiring dengan proses
pengembangan bisnis dalam hal ini pembangunan jaringan cabang, produk dan layanan yang saat ini
menjadi fokus Bank.
Melalui rapat Dewan Komisaris yang telah terselenggara selama tahun 2011, tugas pengawasan
Dewan Komisaris dijalankan secara aktif guna membangun sinergi dengan Direksi melalui rekomendasi yang
dihasilkan. Rapat-rapat Komite Good Corporate Governance (GCG) seperti Komite Audit, Komite Pemantau
Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi terselenggara sebagai wujud komitmen pada penyelenggaraan
tata kelola perusahaan yang baik yang telah menjadi Misi Bank. Rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan
oleh komite-komite merupakan kontribusi aktif komite yang penting bagi Bank dalam mencari solusi-solusi
permasalahan yang diahapi oleh Bank dalam proses pengembangan bisnis yang sedang berjalan hingga saat
ini.
Di tahun 2012 yang penuh tantangan ini, Dewan Komisaris melihat bahwa meski peluang bisnis
terbuka lebar bagi Bank untuk melanjutkan tahapan ekspansi usahanya, namun kami juga melihat potensi
Nobu Bank | 2011
9
inflasi yang mungkin berdampak pada kondisi makroekonomi Indonesia. Tekanan harga minyak yang
mungkin akan memaksa pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai langkah
mengurangi beban APBN serta kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) di tahun 2012, akan berdampak pada inflasi
tahunan kebijakan suku bunga bank Indonesia yang pada gilirannya akan berpengaruh pada aktivitas
ekonomi secara umum. Untuk itu kami melihat pentingnya kajian risiko atas dampak inflasi ini pada strategi
bisnis Bank terutama karena Bank saat ini sedang membangun basis nasabah melalui pembangunan jaringan
cabang yang luas serta pengembangan produk dan layanan yang komprehensif.
Atas kinerja selama tahun 2011 ini maka Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan
terimakasih kepada jajaran Direksi dan karyawan Bank yang telah menunjukkan dedikasi dan ketangguhan
dalam memenuhi target-target bisnis yang telah ditetapkan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
Bank Indonesia yang selama ini telah memberikan dukungan dalam bentuk arahan dan bimbingan dan kami
mengharapkan bahwa kerjasama tersebut tetap berlanjut pada masa yang akan datang. Kepada pemegang
saham kami berharap bahwa kinerja Bank selama tahun 2011 dapat memenuhi ekspektasi anda. Terimakasih
dan penghargaan dengan rendah hati kami ingin juga sampaikan kepada seluruh nasabah atas kepercayaan
dan dukungan yang selama ini telah diberikan. Semoga kehadiran Nobu Bank dapat berkontribusi positif
pada terbangunnya daya saing perekonomian nasional yang kokoh dan berkelanjutan.
Jakarta, 29 Mei 2012
Adrianus Mooy
Komisaris Utama
Nobu Bank | 2011
10
Laporan Direksi
Salam sejahtera bagi kita semua.
Setelah ”fondasi yang kokoh” menjadi kata kunci kami di tahun 2010, maka ”pertumbuhan” menjadi
kata kunci yang mendasari setiap langkah kami di tahun 2011 yang lalu. Pertumbuhan tidak hanya menjadi
sebuah ’harapan’ bagi Nobu Bank, namun adalah sebuah target yang telah kami canangkan di awal tahun
yang merupakan bagian dari target jangka menengah dan jangka panjang yang ingin kami raih. Tahun 2011
telah menjadi tahun pembelajaran bagi kami terutama pada bagaimana akselerasi pertumbuhan jaringan
distribusi dan pengembangan produk dapat kami lakukan dengan mengacu pada target bisnis yang kami
tetapkan, namun tetap pada koridor proses yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian risiko dan tata
kelola perusahaan yang baik.
Di tahun 2011 Bank berhasil membukukan pertumbuhan
asset sebesar 151,3% dibandingkan tahun sebelumnya dan
menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 1.914,- juta atau
meningkat sebesar 4,4%% dibandingkan periode yang sama di
tahun 2010. Rasio Return on Equity (ROE) tercatat sebear 1,60%
dan Return on Asset sebesar 1,16%. Net Interest Margin berhasil
terjaga di level 5,44% dan Non Performing Loan (NPL) Netto
berhasil dipertahankan di angka 0%. Perbandingan Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) hingga akhir
tahun 2011 memang masih tercatat di angka 94, 39% yang
dikarenakan Bank berada pada fase ekspansi usaha dimana
pendapatan operasional belum ter-gernerate dengan kecepatan
yang seimbang dengan biaya operasional. Dari sisi bisnis, penyaluran dana yang dilakukan selama tahun
2011 mencapai Rp. 162.769,- juta dan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun adalah sebesar Rp.
200.137,- juta yang menjadikan posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank berada pada posisi 81,33%.
Tingkat Inflasi yang terkendali dengan baik di tahun 2011 yang menghasilkan keputusan
pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang diikuti oleh terpangkasnya suku bunga
penjaminan LPS, berpengaruh pada strategi harga yang ditetapkan Bank. Bank melakukan beberapa
penyesuaian suku bunga degan memperhatikan competitiveness produk yang dimiliki dan kebutuhan untuk
menjaga tingkat Net Interest Margin (NIM). Dari sisi produk dan layanan, Bank berada dalam proses
pemenuhan basic standard dari sebuah produk (khususnya produk simpanan) termasuk membangun
kerjasama dengan pengelola jaringan ATM Bersama yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemenuhan
layanan berbasis mobile dan internet. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun basis nasabah yang kuat
melalui keunggulan kompetitif dalam hal teknologi informasi yang ingin dibangun oleh Bank.
Dari sisi pembangunan jaringan, Bank telah mengembangkan jumlah kantor dari 4 kantor menjadi
13 kantor dan memasang 8 mesin Anjungan Tunai mandiri (ATM) serta membuka 1 layanan pembayaran
(payment point). Seluruh kantor telah ditunjang oleh teknologi tinggi untuk memberikan pelayanan prima
kepada para nasabah.
Nobu Bank | 2011
11
Direksi menyadari arti penting tata kelola perusahaan yang baik pada setiap proses yang dilakukan
dalam langkah mencapai pertumbuhan yang diharapkan. Untuk itu, mekanisme rapat Direksi yang
terselenggara secara reguler untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan operasional
Bank dilakukan agar mekanisme pengambilan keputusan, review dan evaluasi atas implementasi kebijakan
dapat berlangsung secara berkelanjutan tanpa menghambat proses akselerasi pengembangan bisnis.
Di tahun 2012 Direksi akan melanjutkan program kerja yang telah disusun khususnya dalam
pengembangan jaringan kantor, pengembangan produk dan layanan electronic channel, mendorong
pertumbuhan jumlah nasabah, pertumbuhan DPK dan penyaluran kredit.
Ancaman inflasi yang membayangi perekonomian sebagai imbas dari kenaikan harga BBM dan TDL akan
menjadi tantangan bagi kami di tahun 2012, namun kami yakin akan dapat melewati tantangan ini dengan
kerja keras dan strategi yang telah disiapkan.
Kami, Direksi dan Karyawan Nobu Bank mengucapkan terimakasih kepada Dewan Komisaris dan
Komite-komite yang telah melakukan tugas pengawasan selama tahun 2011. Kami juga berterimakasih atas
bimbingan Bank Indonesia yang selama ini menjadi mitra kami untuk bersama-sama mewujudkan industri
perbankan yang sehat. Kami juga menyampaikan pengharagaan kepada seluruh nasabah yang telah
mempercayakan kegiatan perbankannya melalui Nobu Bank. Semoga produk dan layanan yang telah kami
berikan secara bertahap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Jakarta, 29 Mei 2012
Telijani Tjandra
Direktur Utama
Nobu Bank | 2011
12
Rencana & Strategi ke Depan
Rencana dan strategi Bank ke depan akan berfokus pada :
Strategi Keuangan
Pencapaian kinerja keuangan seperti pertumbuhan asset, penghimpunan DPK, penyaluran kredit,
serta target-target keuangan lainnya yang meningkatkan shareholders’ value tentunya menjadi hasil
yang ingin dicapai dari setiap strategi yang diimplementasikan. Selain perimbangan penghimpunan
dan penyaluran dana, maka strategi pengelolaan portofolio Treasury diperlukan sebagai
penyeimbang yang turut menjaga tingkat Net Interest Margin (NIM) yang diinginkan.
Pertumbuhan Nasabah
Pertumbuhan jumlah nasabah akan menjadi concern utama manajemen di tahun mendatang yang
akan diwujudkan melalui strategi pengembangan jaringan, produk, program promosi dan
pemenuhan layanan perbankan yang berkualitas termasuk melalui electronic channel. Seluruh
strategi yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan value yang dapat diterima dan
dirasakan oleh nasabah ketika bertransaksi di Nobu Bank. Dengan meningkatnya value yang diterima
nasabah tersebut, maka akan secara langsung berdampak pada pertumbuhan nasabah yang
diharapkan dengan tetap memperhatikan aspek Know Your Customer (KYC).
Peningkatan Kualitas Operasi Internal
Keterlibatan teknologi informasi yang handal, adanya standard operating procedures (SOP) yang
jelas, mekanisme kontrol yang memadai, serta integritas individu menjadi penopang kelancaran
kinerja operasional yang menjadi jantung aktivitas perbankan. Untuk itu Bank memberi perhatian
besar pada aspek ini karena akan berpengaruh langsung pada kualitas layanan kepada nasabah.
Melalui pemenuhan elemen-elemen tersebut serta didukung oleh aktivitas internal audit yang
handal, maka kami yakin akan tercapai kualitas pelaksanaan operasional yang akuntabel yang
mengurangi potensi adanya kesalahan prosedur maupun kesalahan manusia (human error).
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Setiap perusahaan menginginkan pertumbuhan dan itupun yang menjadi harapan Bank.
Pertumbuhan yang diharapkan adalah pertumbuhan yang komprehensif, bukan pada kinerja
keuangan semata. Pertumbuhan kualitas sumber daya manusia yang tercermin dari adanya
transformasi nilai-nilai, pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pembelajaran yang dilakukan
secara bekelanjutan adalah pertumbuhan yang sesungguhnya menjadi tujuan Bank.
Keempat strategi diatas dilaksanakan dengan memperhatikan :
Aspek kehati-hatian (prudence).
Pengendalian dan mitigasi risiko.
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance).
Keempat aspek tersebut di atas selalu menjadi guidance bagi Bank untuk membangun strategi yang
menyeluruh berdasarkan analisis internal dan eksternal yang dilakukan. Implementasi strategi di tingkat area
fungsional (divisi) adalah hasil ‘penterjemahan’-nya ke dalam program kerja yang terukur dan termonitor
secara reguler.
Nobu Bank | 2011
13
Susunan Pengurus Bank
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 60 tanggal 28 April 2011
dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta dan Surat Keputusan Gubernur
Bank Indonesia yang dikeluarkan setelah Akta ini, maka susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris per
tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Prof. Dr. Adrianus Mooy Komisaris : Sodikin Arsyad Komisaris : Hadiah Herawati, SH, LLM
Direksi
Direktur Utama : Telijani Tjandra Direktur : Efen Lingga Utama Direktur : Januar Angkawidjaja
Nobu Bank | 2011
14
Aktivitas Penghimpunan Dana
A. Pemasaran Produk Simpanan
Pembangunan jaringan distribusi berupa jaringan kantor, ATM, dan payment point dilakukan untuk
menjadi titik-titik pemasaran, khususnya produk simpanan, untuk menjangkau calon nasabah di daerah-
daerah potensial. Kami juga meyakini bahwa pembangunan jaringan distribusi di berbagai lokasi juga
memiliki dampak pada keyakinan calon nasabah, dengan keberadaan jaringan yang luas maka akan
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah untuk melakukan transaksi.
Tenaga pemasaran produk simpanan bertugas di setiap kantor untuk memberikan informasi mengenai
Bank dan produk yang ditawarkan. Bank menaruh perhatian besar pada skill dan knowledge dari tenaga
pemasar yang menjadi ujung tombak pemasaran produk bank. Melalui pelatihan pemasaran, pelatihan
pengetahuan produk dan coaching yang dilakukan oleh setiap kepala kantor maka diharapkan tenaga
pemasar Bank dapat meningkatkan kemampuannya secara bertahap.
B. Realisasi Penghimpunan Dana dan Komposisi
Selama tahun 2011, penghimpunan dana yang dilakukan berhasil mencapai total 200,137 miliar atau
tumbuh 1.289,45% dari tahun sebelumnya.
Simpanan 2011 (Juta Rupiah) 2010 (Juta Rupiah) Pertumbuhan
Giro 65,491 4,627 1315,40%
Tabungan 9,718 1,320 636,21%
Deposito 124,928 8,457 1377,21%
Total DPK 200,137 14,404 1289,45%
Pencapaian komposisi Currrent Account Saving Account (CASA) Nobu Bank saat ini memperlihatkan
komposisi yang cukup ideal yaitu berkisar 40%. Komposisi Dana Pihak Ketiga ini dapat dijaga secara
berkelanjutan dengan kualitas yang terus meningkat.
32,72%
4,86% 62,42%
Komposisi 2011
Giro
Tabungan
Deposito
32,12%
9,16% 58,71%
Komposisi 2010
Giro
Tabungan
Deposito
Nobu Bank | 2011
15
Aktivitas Penyaluran Dana
A. Pemasaran
Strategy Bank adalah memilih pasar “retail komersial” untuk menyalurkan dana Bank. Pasar ini
terdiri dari usaha kecil dan menengah yang berkecimpung dalam berbagai jenis usaha mayoritas di
bidang perdagangan maupun industri manufaktur yang mendukung sektor riil. Dengan demikian
penyaluran dana ke segmen ini akan berpeluang menghasilkan diversifikasi portofolio kredit sehingga
risiko kreditnya dapat dimitigasi untuk mendukung binis Bank.
Sejalan dengan itu, Bank selama tahun 2011 telah menyalurkan dana dengan fokus pemberian pinjaman
komersial kepada Segmen UKM ( Usaha Kecil Menengah) untuk tujuan pembiayaan modal kerja maupun
investasi usaha dan sebagian kecil pemberian pinjaman konsumer dengan tujuan kepemilikan rumah
dan kenderaan mobil oleh nasabah individu.
B. Jaringan Distribusi
Pengembangan basis nasabah yang solid merupakan target unit bisnis dalam memasarkan produk
pinjaman maupun membangun portofolio pinjaman Bank dengan menggunakan seluruh jaringan
distribusi yang dimiliki Bank , antara lain :
Jaringan kantor cabang yang lokasinya pada umumnya adalah komersial area yang berfungsi sebagai
sales dan service outlet termasuk cross selling oleh bagian non kredit.
Membangun sinergi antar nasabah dengan menyediakan jasa layanan perbankan pada lingkup bisnis
yang dimiliki nasabah, seperti dari manufaktur dengan supplier dan dengan wholeseller.
Seluruh jaringan kantor cabang dan jajaran kantornya sudah ditunjang dengan pengembangan IT
termasuk fasilitas On Line, centralized operation process sehingga dapat mendukung pelayanan yang
prima kepada nasabah dengan cost yang efisien.
C. Proses Kredit dan Komite Kredit
Setiap unit baik Unit Bisnis maupun Unit Kredit yang melaksanakan proses kredit dari tahap pendekatan
awal sampai keputusan kredit wajib memperhatikan prinsip kehati-hatian, menerapkan prinsip empat
mata, melaksanakan ketentuan Risk Management dan Kebijakan Perkreditan & Prosedur Bank.
Setiap proposal kredit yang diajukan oleh Unit Bisnis wajib dievaluasi secara independen oleh Credit
Review di Kantor Pusat sebelum diajukan ke Komite Kredit untuk mendapatkan keputusan kredit.
Komite Kredit adalah komite di bawah Direksi yang bertugas membuat keputusan kredit atas proposal
kredit yang diajukan dengan memperhatikan pendapat dari Unit Bisnis dan rekomendasi dari Unit Kredit.
Komite Kredit dalam membuat keputusan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudence) dan
kebijakan perkreditan Bank.
Nobu Bank | 2011
16
D. Realisasi Penyaluran Dana
Selama tahun 2011, pencapaian penyaluran kredit yang telah dilakukan adalah :
Jenis Kredit 2011 (Juta Rupiah) 2010 (Juta Rupiah) Pertumbuhan
Kredit Modal Kerja 75,035 906 8182,0%
Kredit Investasi 72,010 14,231 406%
Kredit Konsumsi 15,724 - -
Total Kredit 162,769 15,137 975,3%
E. Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana dilakukan oleh Treasury untuk mengamankan dan memastikan likuiditas Nobu Bank
sehari-hari senantiasa berada pada tingkat yang memadai. Seluruh kegiatan pengelolaan dana dan
pengendalian risiko suku bunga dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian melalui
pemanfaatan peran Asset and Liability Committee (ALCO) dalam mengidentifikasi dan memitigasi risiko
tersebut.
46,10%
44,24%
9,66%
2011
Kredit ModalKerja
KreditInvestasi
KreditKonsumsi
5,99%
94,01%
2010
Kredit ModalKerja
Kredit Investasi
Nobu Bank | 2011
17
Pengembangan Produk
Produk adalah jembatan yang menghubungkan Bank dengan nasabah sehingga nasabah memperoleh
keuntungan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas keuangannya sehingga melalui produk maka
peran Bank menjadi esensial dalam membangun sinergi antara pemilik dana dan nasabah yang
membutuhkan dana. Produk simpanan dan pinjaman adalah dua produk utama yang dipasarkan Bank.
Pengembangan produk pinjaman menjadi tanggung jawab Divisi Kredit, sedangkan untuk
pengembangan produk simpanan menjadi tanggung jawab Divisi Pengembangan Produk (Product
Development).
Divisi Pengembangan Produk menempatan pemenuhan fitur-fitur standar produk Nobu Bank sebagai
program kerja utamanya. Proses pemenuhan fitur-fitur standar pada fasilitas Bank melibatkan
kerjasama dengan berbagai pihak antara lain penyedia jasa tekonologi informasi yang bekerjasama
dengan Bank, Divisi Operation dan Divisi Legal untuk menyusun segala hal yang berkaitan dengan produk
dan layanan yang akan diberikan oleh Bank kepada nasabah. Perijinan, prosedur standar, kesiapan
sumber daya manusia, komunikasi dan sosialisasi menjadi kerja tim yang sinergis yang dimpimpin oleh
Divisi Pengembangan Produk.
Melalui kerja keras dan koordinasi dengan divisi-divisi terkait, maka Divisi Pengembangan Produk dapat
menyelesaikan beberapa tahapan penting rencana pengembangan produk ke depan. Kartu ATM yang
menjadi alat transaksi bagi nasabah tabungan telah dapat diperoleh ijinnya di penghujung tahun 2011
seiring dengan langkah penempatan beberapa mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di beberapa lokasi
kantor Bank.
Beberapa program pemasaran produk simpanan juga telah dipersiapkan oleh Divisi Pengembangan
Produk yang akan diluncurkannya beberapa produk dan layanan baru seperti Virtual Account dan
layanan e-channel seperti internet banking dan mobile banking.
Nobu Bank | 2011
18
Jaringan Distribusi
A. Jaringan Kantor
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan, maka pelayanan yang berkualitas
kepada nasabah menjadi kata kunci yang mendasari setiap langkah kerja yang diambil Nobu Bank. Dalam
rangka mewujudkan pelayanan yang berkualitas tersebut, salah satu elemen penting adalah bagaimana
Nobu Bank dapat semakin dekat kepada nasabah sehingga mampu menghadirkan kemudahan dan
kenyamanan yang diharapkan oleh nasabah. Untuk itu Nobu Bank secara bertahap membangun jaringan
kantor di berbagai lokasi strategis di Jabodetabek dan sekitarnya.
Sebanyak 13 (tiga belas) jaringan kantor yang telah beroperasi di Jabodetabek dan Bandung yang
menunjukkan komitmen Nobu Bank untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi
perbankan. Dukungan teknologi informasi yang memadai menjadi elemen penting pada pembangunan
jaringan kantor yang akan memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi secara online dan real
time.
Pembangunan jaringan kantor akan terus berlanjut di berbagai daerah di Indonesia di tahun-tahun
mendatang guna meningkatkan kemampuan Nobu Bank dalam menghadirkan layanan yang berkualitas
prima kepada seluruh nasabah.
B. Electronic Channel
Tahun 2011 adalah tahun awal pengembangan electronic channel yang dimulai dari fasilitas Nobu Card
(ATM) yang telah berhasil terkoneksi dengan jaringan ATM Bersama sehingga memudahkan nasabah
untuk melakukan transaksi baik di ATM Nobu Bank maupun di seluruh ATM yang tergabung dalam
jaringan ATM Bersama. Pengembangan electronic channel akan dilanjutkan sebagai langkah untuk
melengkapi layanan yang dapat diberikan kepada nasabah selain variasi produk yang juga sedang
dikembangkan. Mobile banking dan internet banking adalah layanan yang hendak diluncurkan guna
melengkapi fitur produk yang dimiliki. Electronic channel adalah channel distribusi yang penting bagi
Bank guna mengakselerasi pertumbuhan nasabah seiring meningkatnya jumlah pengguna telepon
genggam dan pengguna internet di Indonesia yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam
transaksi perbankan yang dilakukan.
Nobu Bank | 2011
19
Operasional & Teknologi Informasi
Tanggung jawab bidang Operasional dan Teknologi Informasi adalah untuk membangun dan menyediakan
sebuah sistem operasional perbankan yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan pengembangan bisnis
Bank, memastikan proses operasional Bank berjalan secara efektif serta memastikan kesesuaian sekaligus
pemenuhan aspek-aspek yang berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai standar sistem
operasional perbankan. Menyadari betapa besar lingkup kerja, tingkat urgensi dari setiap aspek dalam
sistem, dan potensi risiko yang mungkin timbul dari setiap aspek, maka Divisi Operasional dan Teknologi
Informasi menyusun program kerja secara hati-hati dan teliti melalui tahapan-tahapan yang terstruktur.
Implementasi Bank Vision sebagai core banking dari sistem operasional Bank telah melalui berbagai tahapan
uji sebelum tahun 2011 guna memastikan bahwa sistem tersebut dapat berfungsi dengan baik melalui
jaringan yang telah dibangun.
Menyangkut sistem setelmen pengiriman uang melalui sistem Bank Indonesia Real time Gross Settlement
(BI-RTGS) dan juga penyelesaian transaksi surat berharga melalui Bank Indonesia Scriptless Securities
Settlement System (BI-SSSS), maka Bank di tahun 2011 mempersiapkan pengembangan ke arah Generasi II
sejalan dengan rencana pengimplementasiannya oleh Bank Indonesia di tahun 2012.
Guna mengantisipasi adanya risiko interkoneksi antara kantor pusat dan kantor-kantor operasional, serta
sejalan dengan persyaratan Bank Indonesia, maka Bank telah membangun back up line guna mendampingi
primary line yang telah ada. Uji coba dilakukan secara bertahap untuk memastikan bahwa back up line
tersebut berfungsi dengan baik apabila primary line mengalami gangguan. Selain itu Disaster Recovery
Centre (DRC) juga dibangun untuk memastikan sistem Teknologi Bank tetap dapat mendukung jika terjadi
kendala pada Data Centre, hal ini sesuai dengan arahan Bank Indonesia yang dituangkan dalam Peraturan
Bank Indonesia - Manajemen Risiko Teknologi Informasi (PBI-MRTI). Disaster Recovery Centre ini secara
berkala dilakukan uji coba untuk memastikan kehandalannya.
Dengan tujuan meningkatkan koordinasi dan akuntabilitas dari setiap langkah yang dilakukan berkaitan
dengan implementasi teknologi informasi, maka Bank membentuk Komite Pengarah Teknologi Informasi
yang beranggotakan Direksi dan beberapa kepala divisi. Komite ini dibentuk sebagai bentuk komunikasi,
diskusi dan memberikan rekomendasi untuk pengambilan keputusan atas langkah dan kebijakan yang
penting sekaligus memonitor setiap tahapan proses yang dilakukan agar pemilihan, uji coba, implementasi
dan mitigasi risiko secara komprehensif dapat dipersiapkan dan dilaksanakan sesuai prosedur.
Dengan arahan dari Komite Pengarah Teknologi Informasi ini diharapkan Pengembangan Bisnis yang
berorientasi pada perluasan jaringan pelayanan baik secara Elektronik (E-Channel) maupun secara Fisik
(Opening New Office) berikut pengembangan Produk dan Layanan Unggulan dapat dicapai secara efektif.
Teknologi tepat guna dan Operasional Bank yang efektif akan menjadi kunci keberhasilan persaingan dalam
Industri Perbankan. Bank dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien sejalan dengan semakin mengecilnya
Net Interest Margin.
Nobu Bank | 2011
20
Sumber Daya Manusia dan Manajemen Pembelajaran
Pengembangan Sumber Daya Manusia (human capital) mempunyai nilai yang sangat penting dalam membangun pertumbuhan perusahaan yang berkualitas dan berkelanjutan. Upaya untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan kompetensi yang tinggi dilakukan sejak tahapan proses rekrutmen, in house training, on the job training, hingga penempatan, termasuk promosi dan rotasi bila diperlukan. Secara garis besar, selama tahun 2011, perusahaan menyusun prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam pengembangan sumber daya manusia antara lain :
1. Berpedoman pada visi misi untuk menjadi bank dengan standar global yang diterjemahkan dalam
penyusunan standar dan kriteria dalam kualitas penampilan, kemampuan dan ketrampilan serta
perilaku sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.
2. Melakukan perbaikan secara berkesinambungan di dalam proses rekrutmen guna memperoleh
sumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki latar belakang yang baik dan memiliki potensi
untuk tumbuh dan berkembang bersama perusahaan.
3. Melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang terstruktur dan memadai untuk dapat
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia secara bertahap dan terus menerus yang sesuai
dengan bidang kerjanya masing-masing.
4. Melakukan evaluasi kinerja secara menyeluruh dan berkala guna meningkatkan produktivitas dalam
bekerja dan sekaligus memberi kesempatan bagi karyawan untuk menapaki jenjang karir sesuai
dengan prestasi kinerjanya.
Data sumber daya manusia perusahaan pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Keterangan 2011 2010
Jumlah % Jumlah %
Jenjang Jabatan
Direksi 3 2,59 3 8,11
Manager 35 30,17 6 16,22
Supervisor 22 18,97 4 10,81
Pelaksana 56 48,28 24 64,86
Total 116 100,00 37 100,00
Jenjang Pendidikan
Sarjana (S1 & S2) 93 80,17 11 29,73
Akademi (D3) 17 14,66 5 13,51
SLTA 6 5,17 21 56,76
Total 116 100,00 37 100,00
Jenjang Umur
s/d 30 tahun 66 56,90 4 10,81
31 s/d 45 tahun 35 30,17 25 67,57
46 s/d 55 tahun 14 12,07 8 21,62
> 55 tahun 1 0,86 0 0,00
Total 116 100,00 37 100,00
Nobu Bank | 2011
21
Manajemen Risiko
Dalam rangka Penerapan Manajemen Risiko dan Sistim Pengendalian Intern, Bank menitikberatkan pada
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi sedini mungkin terhadap kemungkinan terjadinya
risiko yang dapat mempengaruhi kinerja Bank. Langkah-langkah tersebut disusun dan dilaksanakan kaidah-
kaidah manajemen risiko dan pengendalian intern yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan. Beberapa langkah tersebut antara lain :
Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. :
Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko.
Mengevaluasi tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.
Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang terkait dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
Direksi melaksanakan penerapan manajemen risiko sebagai berikut :
Memastikan kecukupan implementasi Sistem Informasi Manajemen dan ketepatan kebijakan,
prosedur dan penetapan limit telah memadai sesuai dengan skala dan kompleksitas usaha Bank.
Mengoptimalkan pengkajian ulang terhadap metodologi penilaian risiko secara optimal, sesuai
dengan kompleksitas usaha Bank.
Menyediakan sumber daya secara memadai untuk menyelesaikan tugas pengelolaan risiko yang
sesuai.
Meningkatkan mutu keterampilan sumber daya manusia pengelola risiko agar lebih optimal.
Sistim Pengendalian Intern Bank dilaksanakan sebagai berikut :
Telah diterapkan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko.
Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko telah dilaksanakan metode
sederhana yang disesuaikan dengan kompleksitas transaksi Bank termasuk sistem informasi
manajemen risiko yang mencukupi.
Menerapkan sistem pengendalian intern secara melekat pada setiap unit kerja serta tingkat
organisasi.
Nobu Bank | 2011
22
Tata Kelola
Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable growth), maka Bank
tidak hanya fokus pada aspek pengembangan bisnis semata, namun juga bagaimana membangun tata kelola
perusahaan yang akuntabel yang diyakini akan menjadi fondasi yang esensial bagi perusahaan. Aspek tata
kelola perusahaan selama ini pun telah terbukti menjadi faktor penting pada berbagai perusahaan berskala
nasional maupun internasional. Untuk itu dari waktu ke waktu Bank berusaha meningkatkan kualitas tata
kelola yang turut menentukan tingkat kesehatan Bank yang sangat berpengaruh pada pembangunan
reputasi perusahaan. Berikut ini adalah aspek-aspek cakupan dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance) yang telah dilaksanakan Bank.
A. Pelaksanaan Tugas & Tanggung Jawab Dewan Komisaris & Direksi
1. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi
Dewan Komisaris
Sampai dengan akhir Desember 2011, Bank telah memiliki 3 (tiga) orang Komisaris Independen yaitu
Komisaris Utama dan 2 orang Komisaris. Pengangkatan Komisaris Utama telah mendapat
persetujuan dari Bank Indonesia, sesuai dengan Keputusan dari Bank Indonesia tanggal 6 Maret
2011. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris Sodikin Arsjad juga telah memenuhi persyaratan
karena telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai persetujuan
Bank Indonesia tanggal 09 Oktober 1997. Adapun pengangkatan Komisaris Hadiah Herawatie telah
disetujui Bank Indonesia pada tanggal 5 Agustus 2011.
Masing-masing Anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi yang baik.
Anggota Dewan Komisaris juga tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan anggota Direksi maupun Komisaris lainnya. Selain itu, Anggota Komisaris tidak
merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain. Anggota Dewan
Komisaris seluruhnya berdomisili di Indonesia dan 100% berasal dari pihak independen terhadap
Pemegang Saham Pengendali. Adapun rincian Dewan Komisaris Bank adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Adrianus Mooy (Independen)
Komisaris : Sodikin Arsjad (Independen)
Komisaris : Hadiah Herawatie (Independen)
Direksi
Sampai dengan akhir Desember 2011, Bank memiliki 3 (tiga) orang Direktur. Anggota Direksi orang
yang seluruhnya berdomisili di Indonesia serta berasal dari pihak yang independen terhadap
Pemegang Saham Pengendali. Adapun rincian Anggota Direksi adalah sebagai berikut :
Direktur Utama : Telijani Tjandra
Direktur : Efen Linggautama
Direktur : Januar Angkawidjaja
Seluruh anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki (nihil) saham
pada Bank dan atau pada suatu perusahaan lain.
Nobu Bank | 2011
23
Pengangkatan Anggota Direksi telah memenuhi persyaratan karena telah lulus Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dari Bank Indonesia.
Seluruh Anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
dengan sesama anggota Direksi maupun dengan anggota Dewan Komisaris. Seluruh anggota Direksi
tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain.
2. Tugas dan Tanggung Jawab
Dewan Komisaris
Sesuai dengan kompetensi dan reputasi anggota Dewan Komisaris, maka perannya dalam hal
pengawasan terhadap kinerja Direksi sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang
diambil Direksi telah berada pada koridor ketentuan dan regulasi perbankan yang berlaku. Maka
berkaitan dengan tugas dan tanggung ajwabnya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance
(untuk selanjutnya disebut GCG) tersebut, Dewan Komisaris :
Telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.
Telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG pada sebagian kegiatan usaha atau
tingkat organisasi sesuai dengan skala, volume serta kompleksitas usaha Bank.
Telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta
memberikan nasihat kepada Direksi, termasuk mengarahkan, memantau serta mengevaluasi
kebijakan strategis Bank.
Telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari
satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan atau
hasil pengawasan otoritas lainnya.
Telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara
optimal.
Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal
penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
Bank dan atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi
pengawasan.
Bahwa sampai dengan akhir Desember 2011, tidak menemukan pelanggaran atas peraturan
perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan
yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
Telah menyusun dan menetapkan pedoman dan tata tertib kerja yang mencantumkan
pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
Direksi
Sebagai penentu kebijakan operasional perusahaan, maka Direksi memegang peranan krusial dalam
pengembangan usaha Bank dan bertanggung jawab pada monitoring pelaksanaan tata kelola dalam
setiap aspek dalam perusahaan. Untuk itu dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, maka
Direksi :
Telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.
Telah bertanggung jawab atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
Nobu Bank | 2011
24
Telah mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam
Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada sebagian
tingkat organisasi, sesuai dengan volume, skala dan kompleksitas usaha Bank.
Telah menyediakan data dan informasi secara cukup lengkap, akurat, kini dan tepat waktu
kepada Komisaris.
Secara responsif telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor
eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil pengawasan otoritas lain.
Telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada pemegang saham melalui RUPS.
Telah mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian
kepada pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai.
Telah membentuk Satuan Kerja Aufit Internal (SKAI), Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan
Satuan Kerja Kepatuhan.
Tidak menggunakan penasehat perorangan dan atau jasa profesional sebagai konsultan kecuali
untuk proyek yang bersifat khusus.
Telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika kerja,
waktu kerja, dan pengaturan rapat.
3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Rapat Dewan Komisaris telah dilaksanakan baik secara formal maupun informal. Dalam setiap rapat
tersebut apabila dirasa perlu, Dewan Komisaris merumuskan rekomendasi yang akan disampaikan
kepada Direksi mengenai suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Sesuai dengan ketentuan
tentang pelaksanaan GCG maka Dewan Komisaris telah memenuhi frekuensi pertemuan selama
tahun 2011.
4. Rekomendasi Dewan Komisaris
Rekomendasi-rekomendasi Dewan Komisaris yang dihasilkan dalam rapat-rapat telah
diimplementasikan dan dilaksanakan oleh Direksi semaksimal mungkin sesuai dengan materi
rekomendasi.
B. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa komite yang dibentuk untuk
membahas berbagai hal yang lebih spesifik untuk kemudian memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris.
1. Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite
Sesuai dengan ketentuan Pelaksanaan GCG, Bank telah membentuk 3 (tiga) Komite, yang terdiri dari
Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
Komite Audit
Dewan Komisaris telah melakukan pembentukan dan pengangkatan Komite Audit yang
angotanya adalah sebagai berikut:
Nobu Bank | 2011
25
Ketua : Adrianus Mooy
Anggota : Sukarwan
Anggota : I Nyoman Tjager
Anggota : Markus Permadi
Komite Pemantau Risiko
Dewan Komisaris telah melakukan pembentukan dan pengangkatan Komite Pemantau Risiko
yang anggotanya adalah sebagai berikut:
Ketua : Adrianus Mooy
Anggota : E Y Ruru
Anggota : I Nyoman Tjager
Anggota : Markus Permadi
Komite Remunerasi dan Nominasi
Dewan Komisaris telah melakukan pembentukan dan pengangkatan Komite Remunerasi dan
Nominasi yang anggotanya adalah sebagai berikut :
Ketua : Hadiah Herawatie
Anggota : Adrianus Mooy
Anggota : Markus Permadi
Anggota : Chandra Kusdianto
2. Tugas dan tanggung jawab Komite Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG, maka
Komite-komite yang telah terbentuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang penting khususnya
pada setiap aspek pokok yang menjadi perhatian Komite yang bersangkutan. Tugas dan tanggung
jawab setiap komite tersebut adalah sebagai berikut:
Komite Audit o Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan Audit serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
o Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
- Pelaksanaan tugas SKAI.
- Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar yang berlaku.
- Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku.
- Pelaksanaan tindaklanjut oleh Direksi atas hasil pengawasan Bank Indonesia guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
o Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan KAP kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS
Komite Pemantau Risiko
o Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut.
o Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko
Nobu Bank | 2011
26
o Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang evaluasi dan pemantauan manajemen risiko.
Komite Remunerasi dan Nominasi o Terkait dengan kebijakan remunerasi
- Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi.
- Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi (disampaikan pada RUPS) serta kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan Pegawai (disampaikan kepada Direksi).
o Terkait dengan kebijakan nominasi
- Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
- Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan pada RUPS.
- Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota Komite GCG.
3. Frekuensi Rapat Komite
Jumlah pelaksanaan rapat Komite-Komite GCG telah diselenggarakan minimal sama dengan rapat
Dewan Komisaris yaitu empat kali setahun.
C. Fungsi Kepatuhan
Dalam rangka memenuhi aspek kepatuhan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari aspek tata kelola,
maka Direktur Kepatuhan telah melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, melalui :
menetapkan langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian;
memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan;
memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat
oleh Bank kepada Bank Indonesia dan lembaga otoritas yang berwenang.
2. Mencegah Direksi agar tidak menempuh kebijakan atau menetapkan keputusan yang menyimpang
dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direktur kepatuhan telah secara berkala melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya
kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
4. Penunjukan Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Salah satu aspek yang juga telah dipenuhi oleh Bank pada awal tahun 2011 ini adalah dibentuknya
Satuan Kerja Kepatuhan yang independen atau terpisah dari unit kerja operasional lainnya. Satuan Kerja
Kepatuhan dipimpin oleh seorang Head of Compliance. Dalam kaitannya dengan penerapan fungsi
kepatuhan, Bank telah menjalankan aktivitas sebagai berikut :
1. Menyediakan sumber daya yang memadai untuk menyelesaikan tugas secara efektif.
2. Menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dan laporan khusus kepada
Bank Indonesia dan pihak terkait.
3. Melaksanakan training Pelaksanaan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
kepada seluruh pegawai Bank
Nobu Bank | 2011
27
4. Memantau pelaksanaan proses pengkinian data nasabah.
5. Mengembangkan sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan program Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
6. Membuat kebijakan dan Pedoman Kepatuhan.
D. Fungsi Audit Internal
Direksi Bank telah mengupayakan terciptanya struktur pengendalian intern yang memadai, dan
menjamin terselenggaranya fungsi audit internal Bank dalam setiap tingkatan manajemen. Selain itu,
Direksi juga telah melakukan tindak lanjut atas setiap temuan audit internal Bank sesuai dengan
kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Sebagai langkah monitoring, Direksi Bank juga memastikan
tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit internal Bank secara berkala.
Dalam kaitannya dengan fungsi Audit Internal, Bank telah melaksanakan hal-hal sbb. :
1. Memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), serta :
Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter);
Membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI);
Menyusun panduan audit intern.
2. Kelembagaan SKAI independen terhadap satuan kerja operasional.
3. Melakukan kaji ulang secara berkala atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya
terhadap SPFAIB oleh pihak eksternal setiap tiga tahun.
4. Menyediakan sumber daya yang memadai.
Salah satu aspek yang juga telah dipenuhi oleh Bank pada awal tahun 2011 ini adalah dibentuknya
Satuan Kerja Audit Intern yang independen atau terpisah dari unit kerja operasional lainnya. Satuan
Kerja Audit Intern dipimpin oleh seorang Kepala SKAI
Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank berpedoman pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
(SPFAIB). Pada tahun 2011, Divisi Audit Internal telah melakukan revisi atas Internal Audit Charter guna
menyesuaikan dengan perkembangan, kebutuhan dan kompleksitas usaha Bank.
Rencana kerja tahunan Satuan Kerja audit Internal (SKAI) disusun berdasarkan prioritas dan tingkat risiko
masing-masing unit kerja Auditee. Rencana kerja tahun 2011 telah disetujui oleh Direktur Utama dan
pencapaiannya telah sesuai rencana serta telah dilaporkan pula kepada Komite Audit. SKAI memiliki
peran penting dalam pengembangan produk dan sistem baru, baik dari sisi keikutsertaan dalam User
Acceptance Test (UAT) maupun dalam melakukan review terhadap kebijakan dan Prosedur Operasi
Standarnya.
Secara independen SKAI mengevaluasi keefektifan dari pelaksanaan manajemen risiko, sistem
pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan proses tata kelola perusahaan, baik di kantor
cabang maupun di unit kerja Kantor Pusat. Selama tahun 2011 SKAI telah melakukan pemeriksaan pada
4 unit kerja di Kantor Pusat dan 28 kali audit di kantor cabang dan kantor kas. Laporan hasil pemeriksaan
tersebut telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Komisaris melalui Komite Audit serta kepada
Direktur Kepatuhan.
Sebagai kelanjutan dari setiap pemeriksaan dan pelaporan audit, maka SKAI juga melakukan
pemantauan atas tindak lanjut dari setiap hasil audit internal maupun temuan hasil pemeriksaan Bank
Indonesia guna memastikan bahwa hasil temuan audit baik internal maupun eksternal telah betul-betul
Nobu Bank | 2011
28
ditindaklanjuti dan dipenuhi sehingga terjadi peningkatan kualitas pada setiap unit yang selama ini
menjadi perhatian Direksi dan Komite Audit.
Evaluasi atas kinerja Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dilakukan setiap 3 tahun sekali oleh Pihak
Independen dan untuk tahun 2011 telah dilakukan pada akhir Juni oleh Kantor Akuntan Publik Dedy
Zeinirwan Santosa.
Kegiatan Komite Audit
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum, maka susunan anggota Komite Audit Bank telah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan Komite Audit No. 197/DIR/NNB/III/2011
tanggal 29 Maret 2011, susunan Komite Audit adalah sebagai berikut:
Jabatan Nama Status Keahlian
Ketua Adrianus Mooy Komisaris Independen Keuangan & Perbankan
Anggota Sukarwan Anggota Independen Keuangan & Perbankan
Anggota I Nyoman Tjager Anggota Independen Hukum & Perbankan
Anggota Markus Permadi Komisaris Non Independen Keuangan & Perbankan
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit menggunakan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit
yang telah ditetapkan.
Pokok-pokok Persoalan yang ditangani pada tahun 2011 adalah :
1. Menyetujui dan mengesahkan revisi Internal Audit Charter pada tanggal 28 April 2011.
2. Melakukan penelaahan dan persetujuan terhadap Rencana kerja Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)
tahun 2011.
3. Melakukan penelaahan dan evaluasi atas penilaian Eksternal Auditor terhadap keefektifan SKAI.
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas SKAI, termasuk menelaah independensi dan
kecukupan jumlah auditor.
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan Direksi atas
hasil temuan SKAI, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia.
6. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan
peraturan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
7. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
8. Ketua Komite Audit bersama Direktur Utama menandatangani Laporan Pelaksanaan dan Pokok-
pokok hasil Audit Internal untuk disampaikan kepada Bank Indonesia.
E. Fungsi Audit Eksternal
Penerapan fungsi Audit Eksternal telah berjalan sebagaimana mestinya yang dapat dilihat dari hal-hal
sbb. :
a. Bank selalu menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Bank Indonesia.
b. Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Bank tidak lebih dari 5 (lima) tahun buku
berturut-turut. Selama lima tahun terakhir, KAP yang ditunjuk untuk mengaudit Bank adalah :
Junarto, Tjahjadi BAP (periode tahun 2004, 2005 dan 2006).
Kanto Tony Frans & Darmawan (periode tahun 2007).
Tjahjadi, Pradhono & Teramiharja (periode tahun 2008 dan 2009).
Nobu Bank | 2011
29
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (AAJ Associates) (periode tahun 2010 dan 2011).
c. Penunjukan Akuntan Publik dan KAP telah memperoleh persetujuan berdasarkan rekomendasi dari
Komite Audit.
d. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik telah memenuhi aspek-aspek :
Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk
Legalitas perjanjian kerja
Ruang lingkup audit
Standar profesional akuntan publik, dan
Komunikasi Bank Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk.
Akuntan Publik yang ditunjuk, telah :
1. Menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank tepat waktu.
2. Mampu bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian
kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan.
Nobu Bank | 2011
30
Sekilas PT Kharisma Buana Nusantara
PT Kharisma Buana Nusantara (Perusahaan) berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta No. 2
tanggal 4 Januari 2005 dari Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-
04382.HT.01.01.TH.2005 tanggal 21 Pebruari 2005. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 17 tanggal 22 Oktober 2009 dari Unita Christina Winata,
SH, Notaris di Jakarta mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 100.000.000 menjadi Rp
100.000.000.000, peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 100.000.000 menjadi Rp
60.000.000.000, dan penggantian susunan pengurus. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-60499.AH.01.02.Tahun
2009 tanggal 11 Desember 2009. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan
Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian, pertambangan,
percetakan, pertanian, pengangkutan darat, jasa dan perbengkelan. Perusahaan berkedudukan dan
berkantor pusat di Gedung Citra Graha Lantai 10, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 35-36, Jakarta
Selatan.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan Akta No. 17 tanggal 22 Oktober 2009 dari Notaris Unita Christina Winata, SH, susunan pengurus
Perusahaan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Mochtar Riady
Direksi
Direktur : Nio Yantony
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan dan Perusahaan Anak memiliki 166 karyawan tetap dan pada
tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Perusahaan Anak memiliki 37 karyawan tetap.
PT Bank Nationalnobu
Perusahaan mengakuisisi 60.000 saham PT Bank Nationalnobu (“Perusahaan Anak”) dari PT Gunawan
Sejahtera dengan harga per lembar saham adalah Rp 1.000.000. Jumlah nilai pembelian saham tersebut
sebesar Rp 60.484.200.000 setara dengan 60% dari jumlah saham Perusahaan Anak yang diterbitkan.
Perusahaan Anak didirikan pada tanggal 13 Pebruari 1990 di Jakarta dan bergerak dalam bidang industri
perbankan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus
1990, Perusahaan Anak memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum. Berdasarkan Akta RUPS Luar
Biasa No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, Perusahaan setuju
untuk menambah setoran modal di Perusahaan Anak secara tunai sebesar Rp 30.000.000.000. Atas
penambahan setoran modal tersebut, Perusahaan memiliki secara langsung sebanyak 90.000.000 saham
Perusahaan Anak atau setara dengan 69,231% (Terdapat perubahan nilai nominal saham dari Rp. 1.000.000,-
menjadi Rp. 1.000,-).
Nobu Bank | 2011
31
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Bank Per 31 Desember 2011
Nobu Bank | 2011
32
Profil Dewan Komisaris
Prof. Dr. Adrianus Mooy, Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1936 di Pulau Rote, Indonesia dan menjabat Gubernur Bank Indonesia tahun 1988-1993. Memulai karir profesional pada tahun 1958 di Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia, sebagai Asisten Pengajar sebelum melanjutkan studi pascasarjananya di University of Wisconsin, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar PhD pada tahun 1966. Menjabat Wakil Sekretaris Jenderal ESCAP PBB pada 1995-2000, Chief Consultant SEACEN Center, KL 2000-2001, Senior Advisor Foreign Aid Management UNSFIR 2004-2005 dan Institutional Advisor Bank ADB 2006-2007. Saat ini menjabat sebagai Mentor Senior di Fakultas Bisnis UPH Jakarta dan Profesor Kepala di ABFI Institute. Menjadi Komisaris Utama perseroan sejak tahun 2010.
Sodikin Arsjad, Komisaris
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Cirebon pada tahun 1934. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia, dan telah mengikuti berbagai seminar management dan investasi saham. Memulai karir dari Staff Keuangan Kementerian Pertahanan dari tahun 1951 – 1954. Pada tahun 1954 –1956, sebagai staff di Direktorat Pembendaharaan Kementerian Keuangan. Menjadi guru di SMA Negeri I dari tahun 1956 – 1964 dan diangkat menjadi Staff Direktur di Badan Pimpinan Umum (BPU) Perusahaan Bangun Negara sejak Tahun 1964. Bergabung dengan PT Departemen Store Sarinah sebagai Koodinator Keuangan pada tahun 1965 – 1966. Mulai tahun 1978 sampai sekarang menjabat sebagai pimpinan di Partner KAP Arsjad & CO. dan sejak Tahun 1997 hingga sekarang menjadi Komisaris perseroan.
Hadiah Herawati, SH, LLM, Komisaris
Warga Negara Indonesia, lulusan Universitas Indonesia dan memperoleh gelar LLM dari The London School of Economics and Political Science, University of London dengan spesialisasi Hukum Komersial dan Korporat. Dari tahun 1982 hingga 1986, menjabat visiting lecture di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejak 1998 hingga 2000 menjabat Kepala Departemen Hukum di Kantor Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara dan sejak 2000 menjadi anggota Tim ahli dari Sekretariat Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) dan Ketua Tim Bantuan Hukum (TPBH), yang menyarankan pemerintah untuk pemulihan dana negara dalam Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS). Pada 2001 menjabat Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kerjasama Lembaga Internasional, Deputi V Kerjasama Pembangunan Ekonomi Internasional - Menteri Koordinator Perekonomian. Menjabat Komisaris PT Bank Lippo Tbk tahun 2002-2003 dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Menjadi Komisaris perseroan sejak tahun 2011.
Nobu Bank | 2011
33
Profil Direksi
Telijani Tjandra, Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1960 dan menyelesaikan pendidikan formal pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1985. Karier di dunia perbankan dimulai ketika bekerja sebagai Internal Auditor di BCA group hingga tahun 1990 dan kemudian pada tahun yang sama bergabung dengan Bank Nationalnobu (dahulu Bank Alfindo) dengan jabatan Assistant Vice President di bidang audit. Pada tahun 1993, diangkat sebagai Direktur Operasional dan terakhir dipercaya sebagai Direktur Utama sejak tahun 2003 hingga sekarang.
Efen Lingga Utama, Direktur
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Pangkal Pinang pada tahun 1965, dan menyelesaikan pendidikan formal terakhir di Fakultas Ekonomi (S1) Universitas Jayabaya Jakarta. Awal karier dijalani di perusahaan Astra Auto 2000 pada tahun 1980-1990 sebagai Sales Representative. Menapaki karir di dunia perbankan pada tahun 1990-1993 di Bank Surya sebagai Assistant Manager, kemudian di Bank Artha Graha pada tahun 1993-1997, dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Manager. Dilanjutkan bergabung dengan Bank Harda pada tahun 1997-2003 sebagai Branch Manager, dan kemudian ditunjuk sebagai Direktur sejak tahun 2003 hingga sekarang.
Januar Angkawidjaja, Direktur
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1968, memperoleh Bachelor of Science in Economics dari University of Kansas, AS. Memulai karir perbankan di Lippobank Los Angeles sejak Tahun 1991 dan kemudian melanjutkan karirnya di Lippobank Jakarta di Tahun 1993. Menduduki berbagai jabatan mulai dari Relationship Manager – Corporate Finance Group, Credit Restructuring Division Head, BPPN Service Group Head, Risk Management Group Head, Commercial Banking Group Head, Restructuring & Settlement Group Head dan yang terakhir menjabat sebagai Head of Risk Management and Compliance Lippobank. Ditunjuk sebagai Direktur sejak Oktober 2010.
Nobu Bank | 2011
34
Profil Anggota-anggota Komite
Markus Permadi
Warga Negara Indonesia, lahir di Solo, 1946, memperoleh gelar sarjana teknik dan ekonomi dari Universitas
Indonesia. Memulai karirnya di Citibank NA pada tahun 1971 sebagai Vice President, dan melanjutkan
karirnya di industri perbankan di Bank Central Asia sebagai Direktur di tahun 1983 hingga 1990. Menjabat
Presiden Direktur Bank Lippo sejak tahun 1990 hingga 1998. Tahun 1998 hingga 2000 menjabat Asisten /
Deputi Menteri untuk Badan Usaha Milik Negara di Jasa Keuangan, Fasilitas Umum dan Industri Sumber.
Pernah menjabat Komisaris PT Bank Mandiri, PT Citra Marga Nusaphala Persada, PT Ciptadana, PT First
Media dan sejak 2009 menjabat Komisaris PT Star Pacific Tbk. Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2011.
Sukarwan
Warga Negara Indonesia, lahir di Yogyakarta pada tahun 1947. Memperoleh gelar master bidang manajemen
bisnis dari Asian Institute of Management, Manila, Filipina. Mengawali karirnya di Bank Indonesia sebagai
Staf Bagian Moneter di tahun 1977 hingga menjabat sebagai Direktur Direktorat Perijinan dan Informasi
Perbankan Bank Indonesia di tahun 1999 sebelum akhirnya menjadi Staf Ahli Dewan Gubernur di tahun 2000
hingga pensiun di tahun 2003. Anggota penulis Sejarah Bank Indonesia, Anggota Tim Kerja Pewawancara Fit
and Proper Test New Entry Bank Indonesia tahun 2003-2008 dan menjabat Komisaris Bank ICBC Indonesia
sejak 2008. Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2008.
I Nyoman Tjager
Warga Negara Indonesia, lahir di Tabanan Bali pada tahun 1950. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari
Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta; Master di bidang Ekonomi dari Fordham University,
New York, AS; Doktor dari Program Doktor Hukum, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia. Berkarir
di Biro Hukum Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), 1978-1997, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala
Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum. Menjabat Komisaris di beberapa Perusahaan (PT Jakarta
Lloyd, PT KSEI, Pupuk Kaltim, PT Bhakti Capital Investment, PT Bank Lippo.Tbk, PT Ancora Indonesia
Resources, PT Wahana Ottomitra Multiartha, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk). Tahun 1999-2005
menduduki di berbagai posisi penting di Kantor Menteri Negara PM-BUMN, terakhir sebagai staff ahli
Menteri Negara BUMN bidang KUK-Kementrian BUMN. Ketua Komite Audit PT Indocement Tunggal Prakasa
Tbk dan menjabat Komisaris Utama Bursa Efek Indonesia sejak Agustus 2008. Menjadi Anggota Komite sejak
tahun 2011.
E. Y. Ruru
Warga Negara Indonesia, lahir di Kediri pada tahun 1950. Memperoleh gelar LLM dari University of California
Berkeley, USA. Berkarir sebagai pengajar di Universitas Indonesia sejak 1981 hingga saat ini. Menjabat Staf
Khusus Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu II ( 2009 – 2014). Sebelumnya di tahun 2005 hingga 2007
menjabat Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi. Tahun 2007- 2009 menjabat Staf Khusus
Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu I. Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2011.
Nobu Bank | 2011
35
Produk-produk
A. Simpanan
1. Nobu Savings
Merupakan produk simpanan yang sesuai bagi nasabah yang mengutamakan likuiditas melalui
transaksi perbankan. Nobu Savings memiliki tingkat suku bunga yang kompetitif dengan layanan
kemudahan bertransaksi di seluruh cabang dan ATM Nobu Bank serta jaringan ATM Bersama.
2. Nobu Giro
Merupakan produk simpanan yang sesuai bagi nasabah individu dan institusi untuk keperluan
pembayaran dengan pihak lain.
3. Nobu Deposits
Merupakan produk simpanan yang sesuai bagi nasabah yang mengutamakan imbal hasil melalui
simpanan yang berjangka waktu.
B. Pinjaman
Jenis Kredit yang kami sediakan untuk pengembangan usaha dan kebutuhan konsumsi Anda :
Kredit Modal Kerja :
o Pinjaman Rekening Koran (PRK).
o Pinjaman Tetap untuk kebutuhan modal kerja permanen.
o Pinjaman Tetap yang penarikannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Kredit Investasi :
Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) untuk tujuan investasi.
Kredit Konsumsi :
o Kredit Pemilikan Rumah (KPR), untuk pembelian rumah, ruko/rukan, apartemen.
o Kredit Pemilikan Mobil (KPM).
Bank Garansi :
o Tender/Bid Bond.
o Performance Bond.
o Advance Payment Bond.
o Payment Bond.
o Custom Bond.
Nobu Bank | 2011
36
Jaringan Kantor
Plaza Semanggi Kawasan Bisnis Granadha The Plaza Semanggi Lt. UG Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Phone. 021-25535128 Fax. 021-25535130
Menara Matahari Gedung Menara Matahari lt. Dasar Jl. Boulevard Palem Raya No. 7 Lippo Karawaci 15811 Phone : 021-5469328 Fax : 021-5469329
Jatinegara Jl. Jatinegara Barat No.181 Jakarta Timur 13310 Phone : 021-29360084 Fax : 021-8190424
Mangga Dua Pasar Pagi Mangga Dua Blok C No. 25 B-C Jl. Arteri Mangga Dua Jakarta Barat 14430 Phone : 021-6013982 Fax : 021-6252267
Cinere Jl.Cinere Raya No.15 Depok Jawa Barat 16514 Phone : 021-7535766 Fax : 021-7535835
Gajah Mada Gajah Mada Tower Lt. GF Jl. Gajah Mada No.19-26, Petojo Utara Gambir Jakarta Pusat 10130 Phone : 021-6343856 Fax : 021-6345835
Pejaten Village Pejaten Village Mall Lt. GF Jl. Warung Jati Barat No.39 Jakarta Selatan 12510 Phone : 021-78833801 Fax : 021-78838274
MRCCC Jl. Garnisun Kavling 2-3 Karet Semanggi Jakarta 12930 Phone : 021-57974066 Fax : 021-57952044
Kelapa Gading Jl. Boulevard Barat Blok Lc 7 No.54 Kelapa Gading Jakarta Utara 14240 Phone : 021-45878965 Fax : 021-45878652
RS Siloam Kebon Jeruk Jl. Raya Pejuangan Kav 8 Kebon Jeruk Jakarta 11530 Phone : 021-536653016 Fax : 021-53663019
PX Puri PX Pavilion Lt GF (Lobby Floor) Jl. Puri Boulevard Blok U1 CBD Puri Indah Jakarta Barat 11610 Phone : 021-58300650 Fax : 021-58300560
WTC Serpong Jl. Raya Serpong WTC Matahari Serpong No.5833 Tangerang 15326 Phone : 021-53158624 Fax : 021-53158539
Bandung Mall Istana Plaza Lt. GF Unit A5 Jl. Pasirkaliki No. 121-123 Bandung 40173 Phone : 022-6074580 Fax : 022-6003317
Beberapa kantor Nobu Bank yang segera dibuka antara lain :
Kemang Village Jl. Pangeran Antasari No. 36 Jakarta Selatan 12150 Phone : 021-7203359 Fax : 021-7203349
Siloam Lippo Cikarang RS. Siloam Lippo Cikarang Jl. M.H. Thamrin Kav.105 Lippo Cikarang, Bekasi 17550 Phone : 021 – 89902715 Fax : 021 – 89902717
Medan- Palladium Mall Grand Palladium Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 8 Unit GE2 No. 7 & 8 Medan Sumatera Utara Phone : 061-4520045 Fax : 061-4520053
Metropolis Town Square Jl. Hartono Raya Modern Kelapa Indah Tangerang 15117 Phone : 021–55781552 Fax : 021–55781554
Mall Depok Town Square Jl. Margonda Raya No. 1 Depok 16424 Phone : 021-78870133 Fax : 021-78870135
Tamini Square Mall Tamini Square Jl. Taman Mini Raya, Garuda, Pinang Ranti, Jakarta Timur 13560 Phone : 021- 87787792 Fax : 022-87787890
Bekasi Grand Mall Grand Mall Bekasi Jl. Jend. Sudirman Medan Satria Bekasi 17143 Phone : 021-8852664 Fax : 021-8892931
Tangerang – Cyber Park Lippo Cyber Park 2121 Boulevard Gajah Mada 01-01 Lippo Village Tangerang 15811 Phone : 021-5513488 Fax : 021-5513323
Nobu Bank | 2011
37
Penampilan Kantor
Berikut ini adalah penampilan beberapa kantor Nobu Bank :
Nobu Center, Plaza Semanggi Bandung Istana Plaza Gajah Mada Plaza
Kemang Village Menara Matahari Jatinegara
Siloam Sudirman/MRCCC St. Moritz Puri Indah Pejaten Village
Kelapa Gading Mangga Dua WTC Serpong
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
The accompanying notes form integral part of these
financial statements
d3/April 18, 2012 1
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2011 and 2010
(in Full Rupiah)
ASET Catatan/ 2011 2010 ASSETS
Notes Rp Rp
Kas 3.c, 3.d, 3.h, 5 1,553,616,325 628,843,575 Cash
Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.d, 3.i, 6 16,946,675,242 1,813,033,623 Current Account with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain Current Accounts with Other Bank
(Setelah dikurangi cadangan kerugian (Net of allowance for impairment
penurunan nilai masing-masing sebesar losses of Rp 26,556,189 and
Rp 26.556.189 dan Rp 5.826.392 Rp 5,826,392 as of December 31,
per 31 Desember 2011 dan 2010) 3.c, 3.d, 3.i, 7 1,538,479,197 576,812,777 2011 and 2010, respectively)
Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia
(Setelah dikurangi cadangan (Net of allowance for
kerugian penurunan nilai impairment losses of
masing-masing sebesar Nihil Nil as of December 31,
per 31 Desember 2011 dan 2010) 3.c, 3.d, 3.j, 8 106,817,905,211 88,345,771,795 2011 and 2010)
Efek-efek Marketable Securities
(Setelah dikurangi cadangan (Net of allowance for
kerugian penurunan nilai impairment losses of
masing-masing sebesar Nihil Nil as of December 31,
per 31 Desember 2011 dan 2010) 3.c, 3.d, 3.k, 9 39,552,679,901 24,431,758,573 2011 and 2010)
Kredit yang Diberikan Loans
Pihak Ketiga Third Parties
(Setelah dikurangi cadangan kerugian (Net of allowance for impairment
penurunan nilai masing-masing sebesar losses of Rp 1,455,368,629 and
Rp 1.455.368.629 dan Rp 151.374.958 Rp 151,374,958 as of December 31,
per 31 Desember 2011 dan 2010) 3.c, 3.d, 3.l, 10 161,313,629,672 14,986,120,830 2011 and 2010, respectively)
Aset Tetap Fixed Assets
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan (Net of accumulated depreciation of
masing-masing sebesar Rp 2.224.993.350 Rp 2,224,993,350 and Rp 2,604,181,960
dan Rp 2.604.181.960 as of December 31, 2011 and 2010,
per 31 Desember 2011 dan 2010) 3.m, 11 1,135,453,543 612,961,321 respectively)
Aset Pajak Tangguhan 3.w, 15.c 345,626,588 204,060,369 Deferred Tax Assets
Biaya Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain Prepaid Expenses and Other Assets
(Setelah dikurangi cadangan kerugian (Net of allowance for impairment
penurunan nilai masing-masing sebesar losses of Nil and Rp 387,325,000
sebesar Nihil dan Rp 387.325.000 as of December 31, 2011 and 2010,
per 31 Desember 2011 dan 2010) 2.a, 3.n, 3.o, 12 4,627,506,212 1,239,485,968 respectively)
JUMLAH ASET 333,831,571,891 132,838,848,831 TOTAL ASSETS
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
The accompanying notes form integral part of these
financial statements
d3/April 18, 2012 2
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU
LAPORAN POSISI KEUANGAN
(Lanjutan)
Per 31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
(Continued)
As of December 31, 2011 and 2010
(in Full Rupiah)
LIABILITAS Catatan/ 2011 2010 LIABILITIES
DAN EKUITAS Notes Rp Rp AND EQUITY
Liabilitas Liabilities
Liabilitas Segera 3.p, 13 -- 60,466,618 Current Liabilities
Simpanan Nasabah 3.c, 3.q, 14 Deposits from Customers
Pihak-pihak Berelasi 3.y, 25 44,896,343,442 2,960,172,788 Related Parties
Pihak Ketiga 155,240,494,004 11,444,240,381 Third Parties
Utang Pajak 3.w, 15.a 828,994,632 65,811,356 Taxes Payable
Estimasi Kerugian Komitmen Estimated Losses on Commitments
dan Kontinjensi 2.a, 3.g, 26 -- 7,937,077 and Contingencies
Beban yang Masih Harus Dibayar Accruals and
dan Liabilitas Lain-lain 3.x, 16, 24 2,910,940,322 260,244,033 Other Liabilities
Jumlah Liabilitas 203,876,772,400 14,798,872,253 Total Liabilities
Ekuitas Equity
Modal Saham Share Capital
Nilai nominal Rp 1.000 per saham Par Value Rp 1,000 per share on
per 31 Desember 2011 dan 2010 December 31, 2011 and 2010
Modal Dasar - 520.000.000 saham Authorized - 520,000,000 shares on
per 31 Desember 2011 dan 2010 December 31, 2011 and 2010
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Issued and Fully Paid -
140.000.000 saham per 31 Desember 140,000,000 shares on December 31,
2011 dan dan 130.000.000 saham 2011 and and 130,000,000 shares
per 31 Desember 2010 17 140,000,000,000 130,000,000,000 on December 31, 2010
Saldo Rugi (10,045,200,509) (11,960,023,422) Accumulated Losses
Jumlah Ekuitas 129,954,799,491 118,039,976,578 Total Equity
JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES
DAN EKUITAS 333,831,571,891 132,838,848,831 AND EQUITY
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
The accompanying notes form integral part of these
financial statements
d3/April 18, 2012 3
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
For the Years Ended December 31, 2011 and 2010
(in Full Rupiah)
Catatan/ 2011 2010
Notes Rp Rp
PENDAPATAN (BEBAN) BUNGA INTEREST INCOME (EXPENSES)
Pendapatan Bunga 3.r, 18 17,725,002,283 6,809,839,022 Interest Income
Beban Bunga 3.r, 19, 25 (4,914,023,670) (646,792,295) Interest Expense
Pendapatan Bunga - Bersih 12,810,978,613 6,163,046,727 Interest Income - Net
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING INCOME
Provisi dan Komisi Selain Fees and Commisions other than
dari Pemberian Kredit 3.s 219,284,519 41,316,315 Loans
Keuntungan Penjualan dari Gain from Sale of
Instrumen Keuangan 2,243,979,952 -- Financial Instrument
Lain-lain 3.t 271,540,308 17,252,937 Others
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 2,734,804,779 58,569,252 Total Other Operating Income
PEMBENTUKAN CADANGAN ALLOWANCE FOR
KERUGIAN PENURUNAN NILAI IMPAIRMENT LOSSES
ATAS ASET KEUANGAN 20.a (1,234,787,218) (176,826,124) ON FINANCIAL ASSETS
PEMULIHAN CADANGAN RECOVERY OF
KERUGIAN PENURUNAN NILAI IMPAIRMENT LOSSES
ATAS ASET LAINNYA 20.b 395,325,827 30,255,447 ON OTHER ASSETS
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING EXPENSES
Tenaga Kerja 3.u, 22 (9,233,577,811) (2,294,086,437) Personnel
Umum dan Administrasi 3.v, 21 (4,301,871,665) (1,624,691,907) General and Administrative
Jumlah Beban Operasional Lainnya (13,535,449,476) (3,918,778,344) Total Other Operating Expenses
LABA OPERASIONAL 1,170,872,525 2,156,266,958 OPERATING INCOME
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERATING INCOME
NON OPERASIONAL - BERSIH 23 1,440,775,379 (1,431,900) (EXPENSES) - NET
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2,611,647,904 2,154,835,058 INCOME BEFORE INCOME TAX
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN INCOME TAX BENEFIT (EXPENSE)
Kini 3.w, 15.b (838,391,210) (384,701,625) Current
Tangguhan 3.w, 15.c 141,566,219 63,988,216 Deferred
(696,824,991) (320,713,409)
LABA TAHUN BERJALAN 1,914,822,913 1,834,121,649 NET INCOME
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -- -- OTHER COMPREHENSIVE INCOME
JUMLAH LABA RUGI KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK 1,914,822,913 1,834,121,649 FOR THE YEAR AFTER TAX
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes form integral part of these
financial statements
d3/April 18, 2012
4
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For the Years Ended December 31, 2011 and 2010
(In Full Rupiah)
Catatan/ Modal Saldo Rugi/ Jumlah
Notes Ditempatkan (Deficit) Ekuitas/
dan Disetor Retained Total
Penuh/ Earning Equity
Issued and
Fully Paid Capital
Rp Rp Rp
SALDO PER 31 DESEMBER 2009 100,000,000,000 (13,794,145,071) 86,205,854,929 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2009
Modal Disetor 17 30,000,000,000 -- 30,000,000,000 Paid in Capital
Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan Setelah Pajak -- 1,834,121,649 1,834,121,649 Total Comprehensive Income for the Year After Tax
SALDO PER 31 DESEMBER 2010 130,000,000,000 (11,960,023,422) 118,039,976,578 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2010
Modal Disetor 17 10,000,000,000 -- 10,000,000,000 Paid in Capital
Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan Setelah Pajak -- 1,914,822,913 1,914,822,913 Total Comprehensive Income for the Year After Tax
SALDO PER 31 DESEMBER 2011 140,000,000,000 (10,045,200,509) 129,954,799,491 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2011
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes form integral part of these
financial statements
d3/April 18, 2012
5
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF CASH FLOWS
For the Years Ended December 31, 2011 and 2010
(In Full Rupiah)
Catatan/ 2011 2010
Notes Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan Bunga, Provisi dan Komisi 18 16,923,041,729 6,809,839,022 Proceeds from Interest, Fees and Commissions
Pembayaran Bunga 19 (4,376,490,302) (646,792,295) Interest Payment
Provisi dan Komisi selain kredit 219,284,519 41,316,315 Fees and Commissions Other than Loan
Pembayaran Kepada Karyawan (8,338,888,587) (2,186,494,585) Payment to Employees
Penerimaan (Pengeluaran) Lainnya (2,433,778,365) (1,654,159,157) Other Revenue (Expenses)
Penerimaan Pajak Penghasilan 625,258,780 -- Income Tax Received
Pembayaran Pajak Penghasilan (838,391,210) (384,701,625) Income Tax Payment
Arus Kas Sebelum Perubahan dalam Aset dan Cash Flow Before Changes in Operating
Liabilitas Operasi 1,780,036,564 1,979,007,675 Assets and Liabilities
Perubahan Aset dan Kewajiban yang Digunakan Changes in Assets and Liabilities
untuk Operasi: Used for Operating:
Efek-efek (39,552,679,901) -- Marketable Securities
Kredit yang Diberikan (147,541,502,513) (13,762,706,237) Loans
Aset Lain-lain (2,026,010,091) (106,076,951) Other Assets
Liabilitas Segera (60,466,618) 8,260,071 Current Liabilities
Simpanan Nasabah 185,732,424,277 10,848,789,991 Customer Deposits
Utang Pajak 763,183,276 (676,267,361) Taxes Payable
Liabilitas Lain-lain 59,634,299 114,462,338 Other Liabilities
Kas Bersih yang Digunakan untuk Net Cash Flows Used in
Aktivitas Operasi (845,380,707) (1,594,530,474) Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Hasil Penjualan Aset Tetap 11 362,600,000 -- Proceeds from Sale of Fixed Assets
Hasil Penjualan Efek-efek 2,243,979,952 -- Proceeds from Sale of Marketable Securities
Perolehan Aset Tetap 11 (700,743,613) (7,025,000) Acquisition of Fixed Assets
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan Net Cash Flows Provided by (Used in)
untuk) Aktivitas Investasi 1,905,836,339 (7,025,000) Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Tambahan Modal Disetor 17 10,000,000,000 30,000,000,000 Increase in Paid in Capital
Kas Bersih yang Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by
Aktivitas Pendanaan 10,000,000,000 30,000,000,000 Financing Activities
KENAIKAN BERSIH KAS NET INCREASE IN CASH
DAN SETARA KAS 11,060,455,632 28,398,444,526 AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT
AWAL TAHUN 115,796,220,343 87,397,775,817 THE BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT
AKHIR TAHUN 126,856,675,975 115,796,220,343 THE END OF THE YEAR
Kas dan Setara Kas terdiri dari: Cash and Cash Equivalents consist of :
Kas 1,553,616,325 628,843,575 Cash
Giro pada Bank Indonesia 16,946,675,242 1,813,033,623 Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 1,538,479,197 576,812,777 Current Accounts with Other Banks
Penempatan pada Bank Indonesia - jangka waktu Placement with Bank Indonesia -
jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak mature within 3 (three) months
tanggal perolehan 106,817,905,211 88,345,771,795 since acquisition date
Sertifikat Bank Indonesia - jangka waktu jatuh Certificates of Bank Indonesia -
tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal mature within 3 (three) months
perolehan -- 24,431,758,573 since acquisition date
Jumlah 126,856,675,975 115,796,220,343 Total
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes form integral part of these
financial statements
d3/April 18, 2012
6
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU
LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)
For the Years Ended December 31, 2011 and 2010
(In Full Rupiah)
Catatan/ 2011 2010
Notes Rp Rp
INFORMASI TAMBAHAN SUPPLEMENTAL INFORMATION
Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas: Activities Not Affecting Cash Flows:
Akrual Pendapatan Bunga yang Masih
Harus Diterima 833,161,285 31,200,731 Accrued Interest Expense
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended December 31, 2011 and 2010
(In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012
7
paraf:
1. Umum 1. General
1.a. Pendirian Bank 1.a. Establishment of the Bank
PT Bank Nationalnobu (dahulu PT Bank Alfindo) (“Bank”) didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Pebruari 1990 berdasarkan Akta Notaris No. 86 dari Notaris Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, SH, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah diubah melalui notaris yang sama dengan akta No. 129 tanggal 10 April 1990 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-2610.HT.01.01.TH.90 tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 Tambahan No. 3865 tanggal 5 Oktober 1990.
PT Bank Nationalnobu (formerly PT Bank Alfindo) (“the Bank”) was established in Jakarta on February 13, 1990 based on the Notarial Deed No. 86 from Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, SH, a Notary in Jakarta. The Bank’s Articles of Association was amended through the same notary by notarial deed No. 129 dated April 10, 1990 and was approved by Minister of Justice of Republic of Indonesia in his Decree No. C2-2610.HT.01.01.TH.90 dated May 7, 1990 and was published in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 80 Supplement No. 3865 dated October 5, 1990.
Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Notaris No. 2 tanggal 5 Desember 2011 dari Notaris Unita Christina Winata, SH, notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut mengenai penambahan modal disetor Bank dari 130.000.000 saham atau senilai Rp 130.000.000.000 menjadi 140.000.000 saham atau senilai Rp 140.000.000.000.
The Bank’s Articles of Association was amended several times, most recently by Notarial Deed No. 2 dated December 5, 2011 from Unita Christina Winata, SH, a Notary in Jakarta. These amendment part aims to the change in paid in capital of the Bank from 130,000,000 shares or Rp 130,000,000,000 to 140,000,000 shares or Rp 140,000,000,000.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348.Tahun 2011, tanggal 12 Desember 2011.
The amendment of the Articles of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348.Tahun 2011 dated December 12, 2011.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990, Bank memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum.
Based on the Decree of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 949/KMK.013/1990 dated August 16, 1990, the Bank started operation as a commercial bank.
Kantor Pusat Bank berlokasi di The Plaza Semanggi Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG, Jalan Jendral Sudirman Kav 50 - Jakarta Selatan 12930. Bank mempunyai kantor pusat non operasional, kantor cabang, kantor kas dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Indonesia dengan rincian sebagai berikut:
The Bank’s head office is located at The Plaza Semanggi Granadha Business District, UG Floor, Jalan Jendral Sudirman Kav 50 - South Jakarta 12930. The Bank has non operational head office, branch offices, cash offices and ATMs in Indonesia, as follow:
2011 2010
Kantor Pusat Non Operasional 1 1 Non Operational Head Office
Kantor Cabang 7 4 Branch Offices
Kantor Kas 6 -- Cash Offices
ATM 2 -- ATMs
1.b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan 1.b. Board of Commissioners, Directors and Employee Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 60 tanggal 28 April 2011 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Based on the Deed of Minute of Extraordinary General Meeting of Shareholders No. 60 dated April 28, 2011, as covered by notarial deed of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, the structure of the Bank’s Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2011 are as follows:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 8
paraf:
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komisaris Utama Prof. Dr. Adrianus Mooy President Commissioner
Komisaris Drs. Sodikin Arsyad Commissioners
Komisaris Ny. Hadiah Herawatie, SH, LLM Commissioners
Direksi Board of Directors
Direktur Utama Telijani Tjandra Tan President Director
Direktur Efen Lingga Utama Director
Direktur Januar Angkawidjaja Director
Prof. Dr. Adrianus Mooy dan Ny. Hadiah Herawatie efektif masing-masing sebagai Komisaris Utama Independen dan Komisaris Independen setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia No. 12/73/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 7 Juni 2010 dan No. 13/86/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 5 Agustus 2011. Sedangkan Januar Angkawidjaja efektif sebagai Direktur setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia No.13/33/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 8 April 2011.
Based on letter No. 12/73/GBI/DPIP/Rahasia dated June 7, 2010, and No. 13/86/GBI/DPIP/Rahasia dated August 5, 2011. Bank Indonesia approved Prof. Dr. Adrianus Mooy and Ny. Hadiah Herawatie as Independent President Commissioner and Independent Commissioner, respectively. Meanwhile, through letter No. 13/33/GBI/DPIP/Rahasia dated April 8, 2011, Bank Indonesia approved Januar Angkawidjaja as Director of the Bank.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Based on the Deed of Minute of Extraordinary General Meeting of Shareholders No. 30 dated October 13, 2010, as covered by notarial deed of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, the structure of the Bank’s Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2010 are as follows:
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komisaris Utama Prof. Dr. Adrianus Mooy * President Commissioner
Komisaris Drs. Sodikin Arsyad Commissioners
Direksi Board of Directors
Direktur Utama Telijani Tjandra Tan President Director
Direktur Winda Trihanny Director
Direktur Efen Lingga Utama Director
Direktur Januar Angkawidjaja * Director
Direktur Drs. Winardi Darmansa * Director
*) Pada tanggal 31 Desember 2010 Bank Indonesia belum memberikan persetujuan
*) On December 31, 2010 Bank Indonesia has not yet approved
Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang telah diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:
The salaries and other remunerations have been by the Board of Commissioners and Directors are follows:
2011 2010
Rp Rp
Direksi 1,238,598,699 1,021,057,750 Board of Directors
Dewan Komisaris 318,356,256 46,771,850 Board of Commissioners
1,556,954,955 1,067,829,600
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 166 dan 37 karyawan.
As at 31 December 2011 and 2010, the Bank had 166 and 37 employees, respectively.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 9
paraf:
1.c. Komite-komite Bank 1.c. Bank’s Committees Sesuai Peraturan Bank Indonesia (“PBI”) No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Bank telah membentuk beberapa Komite.
To comply with Bank Indonesia Regulation (“PBI”) No. 8/4/PBI/2006 dated January 30, 2006 regarding the implementation of Good Corporate Governance for commercial bank, the Bank has established several committees.
Susunan Komite Bank per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
The members of Bank’s Committees as of December 31, 2011 are as follows:
Komite Audit Audit Committee
Ketua Prof. Dr. Adrianus Mooy Chairman
Anggota Sukarwan Member
Anggota I Nyoman Tjager Member
Anggota Markus Permadi Member
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Ketua Prof. Dr. Adrianus Mooy Chairman
Anggota I Nyoman Tjager Member
Anggota Ny. E.Y. Ruru Member
Anggota Markus Permadi Member
Komite Remunerasi dan Nominasi Nomination and Remuneration Committee
Ketua Ny. Hadiah Herawatie, SH, LLM Chairman
Anggota Prof. Dr. Adrianus Mooy Member
Anggota Markus Permadi Member
Anggota Januar Angkawidjaja Member
2. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan yang Direvisi (PSAK Revisi dan ISAK)
2. Adoption of Revised Statement of Financial Accounting Standards and Interpretation
to Statement of Financial Accounting Standards (Revised PSAK and ISAK)
2.a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan 2.a. Standards Effective in the Current Year
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011.
The following are the new standards, revision to standards and interpretations of standards that had to be applied mandatory for the first time for the year beginning January 1, 2011.
PSAK
PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”
PSAK No. 2 (Revisi 2009) ”Laporan Arus Kas”
PSAK No. 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”
PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”
PSAK No. 5 (Revisi 2010) “Segmen Operasi”
PSAK No. 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”
PSAK No. 8 (Revisi 2010) “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”
PSAK No. 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”
PSAK
PSAK No. 1 (Revised 2009) “Presentation of Financial Statements”
PSAK No. 2 (Revised 2009) ”Statement of Cash Flows”
PSAK No. 3 (Revised 2010) “Interim Financial Reporting”
PSAK No. 4 (Revised 2009) “Consolidated and Separate Financial Statements”
PSAK No. 5 (Revised 2010) “Operating Segments”
PSAK No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosure”
PSAK No. 8 (Revised 2010) “Events after the Reporting Date”
PSAK No. 12 (Revised 2009) “Interests in Joint Venture”
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 10
paraf:
PSAK No. 15 (Revisi 2009) ”Investasi Pada Entitas Asosiasi”
PSAK No. 19 (Revisi 2010) “Aset Tak Berwujud”
PSAK No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis”
PSAK No. 23 (Revisi 2010) ”Pendapatan”
PSAK No. 25 (Revisi 2009) ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”
PSAK No. 48 (Revisi 2009) ”Penurunan Nilai Aset”
PSAK No. 57 (Revisi 2009) ”Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”
PSAK No. 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”
ISAK
ISAK No. 7 (Revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
ISAK No. 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa
ISAK No. 10: Program Loyalitas Pelanggan
ISAK No. 11: Distribusi Non Kas kepada Pemilik
ISAK No. 12: Pengendalian Bersama Entitas – Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
ISAK No. 14: Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web
ISAK No. 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
PSAK No. 15 (Revised 2009) ”Investment on Associates”
PSAK No. 19 (Revised 2010) “Intangible Assets”
PSAK No. 22 (Revised 2010): “Business Combinations”
PSAK No. 23 (Revised 2010) “Revenue”
PSAK No. 25 (Revised 2009) ”Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”
PSAK No. 48 (Revised 2009) ”Impairment of Assets”
PSAK No. 57 (Revised 2009) ”Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”
PSAK No. 58 (Revised 2009) “Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations”
ISAK
ISAK No. 7 (Revised 2009): Consolidation – Special Purpose Entities
ISAK No. 9: Amendment of Activity Liability Full Operation, Restoration and Similar Liabilities
ISAK No. 10: Customer Loyalty Programs
ISAK No. 11: Non-cash Distribution to Owners
ISAK No. 12: Jointly Controlled Entities – Non Monetary Contributions by Venturers
ISAK No. 14: Intangible Assets – Web Site Cost
ISAK No. 17: Interim Financial Reporting and Impairment
Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan dan yang signifikan terhadap laporan keuangan Bank:
The followings are the changes impacted by the above new standards that are relevant and significant to the Bank’s financial statements:
• PSAK No. 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan
Keuangan PSAK No. 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Bank memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan. PSAK ini memperkenalkan terminologi baru (termasuk revisi judul atas laporan keuangan) dan perubahan format dan penyajian laporan keuangan yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan Bank antara lain sebagai berikut: - Neraca berubah nama menjadi Laporan Posisi
Keuangan. - Laporan Laba Rugi berubah nama menjadi
Laporan Laba Rugi Komprehensif. - Istilah aktiva menjadi aset, kewajiban menjadi
liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan non-pengendali.
• PSAK No. 1 (Revised 2009): Presentation of Financial Statement PSAK No. 1 (Revised 2009): Presentation of Financial Statements Entities may choose to present one performance statement (statements of comprehensive income) or two performance statements (statements of income and statements of comprehensive income). The Bank chose to present in one performance statement. The financial statements have been prepared using the required disclosures. PSAK introduces new terminology (including the revised title of the financial statements) and changes in format and presentation of financial statements that affect the Bank's financial statements are as follows: - Balance Sheet changed its name to Statement of
Financial Position. - Statement of Income changed its name to
Statement of Comprehensive Income (Loss.) - The term Aktiva to aset, kewajiban to liabilitas and
minority interest to non-controlling interests.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 11
paraf:
• PSAK No. 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal bank yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2009). Pengambil keputusan operasional Bank adalah Direksi. Segmen operasi Bank disajikan berdasarkan segmen bisnis yang terdiri dari korporasi.
• PSAK No. 5 (Revised 2009): Operating Segments The standard requires the entities to disclose information that will enable users of the financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities. The standard also enhances the definition of operating segment and the procedures used to identify and report operating segment. It requires a “management approach” under which segment information is presented on the same basis as that used for internal reporting purposes. The Bank presents operating segment based on the Bank’s internal report that is presented to the chief operating decisionmaker in accordance with PSAK No. 5 (Revised 2009). The Bank’s chief operating decisionmaker is Board of Director. The Bank disclose the operating segment based on business segments that consists of corporate.
• PSAK No. 7 (Revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PSAK ini mengubah istilah “Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa” menjadi “Pihak Berelasi”, selain itu PSAK ini memperjelas definisi pihak- pihak berelasi dan mensyaratkan beberapa tambahan pengungkapan atas pihak-pihak berelasi. Penerapan PSAK ini mengakibatkan penambahan pengungkapan dalam laporan keuangan Bank.
• PSAK No. 7 (Revised 2010): Related Party Disclosure PSAK changed the term "Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa" to "Pihak Berelasi", otherwise it clarifies the definition of PSAK related parties and require some additional disclosures of the related parties that resulted in the additional application of PSAK disclosures in the financial statements of the Bank.
• PSAK No. 25 (Revisi 2010): Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan atas Kontrak Jaminan Keuangan
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit berdasarkan data kerugian historis. Sebelum 1 Januari 2011, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit berdasarkan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP tanggal 21 September 2010.
• PSAK No. 25 (Revised 2009): Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Errors
Allowance for Impairment Losses on Financial Guarantee Contracts with Credit Risk
Starting January 1, 2011, the Bank determined the allowance for impairment losses on financial guarantee contracts with credit risk is based on historical loss data. Prior to January 1, 2011, the Bank assessed the allowance for possible losses on guarantee contracts with credit risk based on Bank Indonesia Regulation No. 7/2/PBI/2005 dated 20 January 2005 and in accordance with Letter from Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP dated September 21, 2010.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Agunan yang Diambil Alih
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
Allowance for Possible Losses on Foreclosed Assets
Starting from January 1, 2011, the Bank determines allowance for possible losses on foreclosed assets at the lower of the carrying amount and fair value less selling expenses.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 12
paraf:
Sebelum 1 Januari 2011, cadangan kerugian penurunan nilai agunan yang diambil alih sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
Prior to January 1, 2011, allowance for possible losses on foreclosed assets has complied to PBI No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 regarding “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” which the latest amended by PBI No. 11/2/PBI/2009 dated January 29, 2009.
Perubahan metode penentuan cadangan kerugian penurunan nilai di atas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang seharusnya diterapkan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali laba rugi tahun-tahun sebelumnya. Namun, karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laba rugi tahun-tahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
The above changes on the determination of allowance for impairment losses represent changes in accounting policy which should generally be applied retrospectively requiring restatements of the prior years’ results. However, as the impacts of the change in respect of the prior years’ results are not material, no restatements were made and the impacts of the change are charged to the current year statement of comprehensive income.
2.b. Pencabutan Standar Akuntansi 2.b. Withdrawal of Accounting Standards
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: Pencabutan Standar Akuntansi dan Interprestasinya yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011 namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Bank, sebagai berikut:
PSAK No. 6: Akuntansi dan Pelaporan Entitas Tahap Pengembangan
PSAK No. 21: Akuntansi Ekuitas (PPSAK 6)
PSAK No. 40: Akuntansi Perubahan Ekuitas Perusahaan/Perusahaan Asosiasi (Pencabutan melalui PSAK 15 Revisi 2009)
ISAK No. 1: Penentuan Harga Pasar Dividen
ISAK No. 2: Penyajian Modal dalam Laporan Posisi Keuangan dan Piutang kepada Pemesan Saham (PPSAK 6)
ISAK No. 3: Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan
Effective on or after January 1, 2011:
Revocation of Accounting Standards and Interpretations which applications are required for the fiscal year starting from January 1, 2011, but are not relevant or have material impact to the Bank, are as follows:
PSAK No. 6: Accounting and Reporting by Development Stage Enterprises
PSAK No. 21: Equity Accounting (PPSAK 6)
PSAK No. 40: Accounting for Changes in Equity of Subsidiary/Associated Company (Revocation through PSAK 15 Revised 2009)
ISAK No. 1: Determination of Dividend Market Price
ISAK No. 2: Presentation of Equity on the Statement of Financial Position and Receivable to Stock Subsription (PPSAK 6)
ISAK No. 3: Accounting for Aid and Donation
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
PSAK No. 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)
PSAK No. 27: Akuntansi Koperasi
PSAK No. 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi
PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate
PSAK No. 52: Mata Uang Pelaporan (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)
ISAK No. 4: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)
Effective on or after January 1, 2012:
PSAK No. 11: Translation of Financial Statements in Foreign Currencies (withdrawn through PSAK No. 10 Revised 2010)
PSAK No. 27: Accounting for Cooperatives
PSAK No. 29: Accounting for Oil and Gas
PSAK No. 44: Accounting for Real Estate Development Activities
PSAK No. 52: Reporting Currencies (withdrawn through PSAK No.10 Revised 2010)
ISAK No. 4: Allowable Alternative Treatment of Foreign Exchange Differences (withdrawn through PSAK No. 10 Revised 2010)
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 13
paraf:
Bank sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan standar tersebut.
The Bank is still evaluating the possible impact on the withdrawal of those financial accounting standards.
2.c. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan
2.c. The Latest Pronouncement of Financial Accounting Standards
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpreatasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut:
As of the date of completion of the financial statements, Indonesian Institute of Accountants has issued revised Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) and Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) and pull out some specific PSAK. Financial accounting standards will become effective as follows:
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 Periods beginning on or after January 1, 2012 PSAK
PSAK No. 10 (Revisi 2010): ”Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”
PSAK No. 13 (Revisi 2011): “Properti Investasi”
PSAK No. 16 (Revisi 2011): “Aset Tetap”
PSAK No. 18 (Revisi 2010): “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”
PSAK No. 24 (Revisi 2010): ”Imbalan Kerja”
PSAK No. 26 (Revisi 2011): “Biaya Pinjaman”
PSAK No. 28 (Revisi 2010): “Akuntansi untuk Asuransi Kerugian”
PSAK No. 30 (Revisi 2011): “Sewa”
PSAK No. 33 (Revisi 2011): “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan”
PSAK No. 34 (Revisi 2010): “Kontrak Konstruksi”
PSAK No. 36 (Revisi 2010): “Akuntansi untuk Asuransi Jiwa”
PSAK No. 45 (Revisi 2011): “Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba”
PSAK No. 46 (Revisi 2010): “ Pajak Penghasilan”
PSAK No. 50 (Revisi 2010): ”Instrumen Keuangan: Penyajian”
PSAK No. 53 (Revisi 2010): “Pembayaran Berbasis Saham”
Psak No. 55 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
PSAK No. 60: ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
PSAK No. 61: “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”
PSAK No. 62: “Kontrak Asuransi”
PSAK No. 63: “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”
PSAK No. 64: “Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral”
PSAK
PSAK No. 10 (Revised 2010): “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”
PSAK No. 13 (Revised 2011): “Investment Property”
PSAK No. 16 (Revised 2011): “Fixed Assets”
PSAK No. 18 (Revised 2010): “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans”
PSAK No. 24 (Revised 2010): ”Employee Benefits”
PSAK No. 26 (Revised 2011): “Borrowing Costs”
PSAK No. 28 (Revised 2010): “Accounting for Loss Insurance”
PSAK No. 30 (Revised 2011): “Leases”
PSAK No. 33 (Revised 2011): “Stripping Activities and Environmental Management on General Mining”
PSAK No. 34 (Revised 2010): “Construction Contracts”
PSAK No. 36 (Revised 2010): “Accounting for Life Insurance”
PSAK No. 45 (Revised 2011): “Financial Reporting for Non-Profit Organizations”
PSAK No. 46 (Revised 2010): “Income Taxes”
PSAK No. 50 (Revised 2010): ”Financial Instrument: Presentation”
PSAK No. 53 (Revised 2010): “Share-based Payment”
PSAK No. 60: ”Financial Instrument: Disclosures”
PSAK No.55: ”(Revised 2010): “Financial Instrument: Recognition and measurement”.
PSAK No. 61: “Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance”
PSAK No. 62: “Insurance Contract”
PSAK No. 63: “Financial Reporting in Hyperinflationary Economies”
PSAK No. 64: “Exploration for and Evaluation of Mineral Resources”
ISAK
ISAK No. 13: “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”
ISAK
ISAK No. 13: “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 14
paraf:
ISAK No. 15: “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”
ISAK No. 16: “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”
ISAK No. 18: “Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”
ISAK No. 19: “Aplikasi Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”
ISAK No. 20: “Pajak Penghasilan-Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang Sahamnya”
ISAK No. 22: “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”
ISAK No. 23: “Sewa Operasi – Insentif”
ISAK No. 24: “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”
ISAK No. 25: “Hak Atas Tanah”
ISAK No. 26: “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”
ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”
ISAK No. 16: “Service Concession Arrangements: Disclosures”
ISAK No. 18: “Government Assistance - No Specific Relation to Operating Activities”
ISAK No. 19: “Applying the Restatement Approach under PSAK 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies”
ISAK No. 20: “Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”
ISAK No. 22: “Service Concession Arrangements: Disclosures”
ISAK No. 23: “Operating Leases – Incentives”
ISAK No. 24: “Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease”
ISAK No. 25: “Land Rights”
ISAK No. 26: “Remeasurement of Embedded Derivatives”
Bank masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.
The Bank is still evaluating the impact of applying PSAK and ISAK above and the impact to the financial statements of the application of PSAK and ISAK can not be determined.
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting 3. Summary of Significant Accounting Policies
3.a Pernyataan Kepatuhan 3.a. Statements of Compliance Laporan keuangan Bank telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) - Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”).
The Bank’s financial statements have been prepared in conformity with the Indonesia Financial Accounting Standard (“SAK”) published by Financial Accounting Standards Board (DSAK) – Indonesian Institute of Accountants (“IIA”).
3.b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan 3.b. Basis of Financial Statements Preparation Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008, peraturan serta pedoman Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. VIII G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk Surat Edaran No. SE-02-BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan sesuai dengan praktik-praktik perbankan pedoman Akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
The financial statements for the year ended December 31, 2011 and 2010 are prepared in accordance with the Financial Accounting Standards in Indonesia, include the accounting and reporting guidelines for Indonesian banking industry (“PAPI”) 2008, the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) rules and guidelines No. KEP-06/PM/2000 dated March 13, 2000, regarding the “Guidelines for the Presentation of Financial Statements” including Circular Letter No. SE-02-BL/2008 dated January 31, 2008 regarding Guidelines for Public Listed Bank’s Financial Statement Presentation and Disclosures and prevailing banking industry practices and accounting and reporting guidelines prescribed by Bank Indonesia.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 15
paraf:
Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip berkesinambungan (going concern) serta berdasarkan konsep biaya historis (historical cost), kecuali untuk efek-efek tertentu yang dinyatakan sebesar nilai wajar, aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah, dan agunan yang diambil alih yang dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.
The financial statements have been prepared with going concern principles and historical cost basis, except for certain marketable securities that carried at fair value, certain fixed assets which are revalued in accordance with Government Regulations, and foreclosed assets that are stated at net realizable value.
Laporan keuangan juga disusun berdasarkan konsep dasar akrual, kecuali untuk tagihan bunga atas aset produktif yang digolongkan sebagai “non performing” yang dicatat pada saat kas diterima (cash basis). Kebijakan akuntansi ini telah diterapkan secara konsisten kecuali apabila dinyatakan adanya perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dianut.
The financial statements are also prepared on the basis of accrual concept, except for the interest receivables on earning assets which are classified as “non performing” are recorded on cash basis. This policy has been consistently applied and otherwise will be noted if any changes in accounting policies applied.
Laporan arus kas disusun dengan menggolongkan transaksi ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung yang dimodifikasi. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
Statements of cash flows are prepared by classifying the transactions into operating, investing and financing activities. The cash flows statement is prepared based on the modified direct method. For the statements of cash flows presentation, cash and cash equivalents consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks and short term highly liquid investments with original maturities of 3 (three) months or less from the acquisition date which are not collateralized or not limited in use.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah.
The reporting currency used in the preparation of the financial statements is Indonesian Rupiah.
3.c. Aset dan Liabilitas Keuangan 3.c. Financial Assets and Liabilities (i) Aset Keuangan (i) Financial Assets Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam
kategori (A) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (B) pinjaman yang diberikan dan piutang, (C) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (D) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
The Bank classifies its financial assets in the following categories: (A) financial assets at fair value through profit and loss, (B) loans and receivables, (C) held-to-maturity financial assets, and (D) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
(A) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Komprehensif
(A) Financial Assets at Fair Value Through Profit or Loss
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 16
paraf:
dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini.
and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are recognized directly in the statement of comprehensive income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instruments are recognized directly in the statement of comprehensive income and are reported respectively as “Unrealized gain/(losses) from changes in fair value of financial instruments” and “Gains/(losses) on sale of financial instrument”. Interest income on financial instruments held for trading are included in “Interest income”.
Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diakui sebagai “Keuntungan bersih atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasi pada nilai wajar melalui laba rugi.
Fair value changes relating to financial assets designated at fair value through profit or loss are recognized in “Unrealized gain/(losses) from changes in fair value of financial instruments” The Bank has no financial assets classified at fair value through profit or loss.
(B) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (B) Loans and Receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
a) yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif;
b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
c) dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
a) those that the Bank intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
b) those that the Bank upon initial recognition designates as available for sale; or
c) those for which the Bank may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “ Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
In the case of impairment, the impairment loss is reported as “Allowance for impairment losses” as a component of deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “Allowance for impairment losses”.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 17
paraf:
(C) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (C) Held-to-Maturity Financial Assets
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
Held-to-maturity investments are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that the Bank has the positive intention and ability to hold to maturity, other than:
a) Investasi yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif;
b) Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
a) those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
b) those that the Bank designates as available
for sale; and c) those that meet the definition of loans and
receivables.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
These are initially recognized at fair value including transaction costs and subsequently measured at amortized cost, using the effective interest method.
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi komperensif dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
Interest income on held-to-maturity investments is included in the statement of comprehensive income and reported as ”Interest income”. In the case of an impairment, the impairment loss is reported as “Allowance for impairment losses” as a component of deduction from the carrying value of the investment and recognized in the financial statement as ”Allowance for impairment losses”.
(D) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (D) Available-for-Sale Financial Assets
Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Available-for-sale investments are financial assets that are intended to be held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity investments or financial assets at fair value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas
Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, plus transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognized in the statement of changes in equity until the financial
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 18
paraf:
kecuali untuk kerugian penurunan nilai hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
assets is derecognized, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses,. If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cummulative gain or loss previously recognized in the statement of changes in equity is recognized in the statement of comprehensive income. Interest income is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognized in the statement of comprehensive income. The Bank has no financial assets classified as available for sale. The Bank has no financial assets classified at available for sale financial asset.
(E) Pengakuan (E) Recognition
Bank menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler).
The Bank uses settlement date accounting for regular way contracts when recording financial asset transactions.
(ii) Liabilitas Keuangan (ii) Financial Liabilities Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam
kategori (A) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (B) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank classified its financial liabilities in the category of (A) financial liabilities at fair value through profit or loss and (B) financial liabilities measured at amortized cost. Financial liabilities are derecognized when extinguished.
(A) Liablilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai
Wajar melalui Laporan Laba Rugi Komprehensif
(A) Financial Assets at Fair Value Through Profit or Loss
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
This category comprises two subcategories: financial liabilities classified as held for trading, and financial liabilities designated by the Bank as fair value through profit or loss upon initial recognition.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.
A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari
Gains and losses arising from changes in fair value of financial liabilities classified held for trading are included in the statement of comprehensive income and are reported as “Unrealized gain/(losses) from changes if fair value of financial instruments”. Interest expenses
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 19
paraf:
liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”.
on financial liabilities held for trading are included in “Interest expenses”.
Jika Bank pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
If the Bank designated certain debt securities upon initial recognition at fair value through profit or loss (fair value option), the designation cannot be changed subsequently. According to PSAK No. 55 (Revised 2006), the fair value option is applied on the debt securities consists of principal host and embedded derivatives that must otherwise be separated.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diakui di dalam “Keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Fair value changes relating to financial liabilities designated at fair value through profit or loss are recognized in “Unrealized gain/ (losses) from changes in fair value of financial instruments”. The Bank has no financial liabilities classified at fair value through profit or loss.
(B) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan
Biaya Perolehan Diamortisasi (B) Financial Assets at Amortized Cost
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this category and are measured at amortized cost.
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method.
3.d. Penentuan Nilai Wajar 3.d. Determination of Fair Value Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal posisi keuangan menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin.
The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on quoted market prices at the reporting date.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency, and those prices represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bid offer spread or significant increase in the bid offer spread or there are few recent transactions.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 20
paraf:
Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal posisi keuangan.
For all other financial instruments, fair value is determined using valuation techniques. In these techniques, fair values are estimated from observable data in respect of similar financial instruments, using models to estimate the present value of expected future cash flows or other valuation techniques, using inputs existing at the reporting date.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
For financial instruments with no quoted market price, a reasonable estimate of the fair value is determined by reference to the current market value of another instrument which substantially has the same characteristic or calculated based on the expected cash flows of the underlying net asset of the marketable securities.
Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit secara diskonto atau premium. Dalam menentukan suku bunga pasar, Bank menggunakan suku bunga acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang berbeda dan target profit margin, dengan demikian bank mengklasifikasikan jenis kredit tersebut menjadi kredit komersial (termasuk dengan jaminan back to back deposito), dan kredit konsumsi dengan agunan. Dengan demikian suku bunga acuan adalah biaya dana secara menyeluruh, ditambahkan dengan risk premium dan profit margin untuk kredit sesuai dengan jenis kreditnya.
In connection with the loans which are recorded on the basis of amortized cost, their carrying values at the time of initial recognition may vary with the value to be obtained at the maturity date, if the Bank receive the income or the transactions cost that are directly attributable to provide/purchase of such loans, giving loans with the interest rate below market rates, provide/purchase discount or premium credit. In determining the market rate, the Bank uses interest rate prevailing in the Bank. In principle, the market interest rate cannot be equated averaged for all types of credit, where each type of credit has a different risk premium and profit margin targets, thereby classifying the type of bank credit to commercial loans (including secured back to back deposits) and consumer credit with collateral. Thus the benchmark rate is the cost of funds as a whole, added to the risk premium and profit margin for credit in accordance with the type of credit.
Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali nilai wajar dari instrumen tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang sama di pasar terkini yang dapat diobservasi (yang tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan teknik penilaian dimana variabelnya termasuk hanya data dari pasar yang dapat diobservasi.
The best evidence of fair value at initial recognition is the transaction price (that is, the fair value of the consideration given or received), unless the fair value of the instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (that is, without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.
3.e. Penghentian Pengakuan 3.e. Derecognition Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan
ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exists or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (that is, if substantially all the risks and rewards have not been transferred, the Bank tests control to ensure that continuing involvement on the
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 21
paraf:
melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).
basis of any retained powers of control does not prevent derecognation).
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika
liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial liabilities are derecognized when they are redeemed or otherwise extinguished.
3.f. Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan 3.f. Classification and Reclassification of Financial
Assets
Klasifikasi Aset Keuangan Classificiation of Financial Assets Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam
klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
The Bank classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
Jenis Instrumen Keuangan/
Type of Financial Instrument
Klasifikasi Standar Pengukuran Awal/
Classification of Initial Measurement Standard
Aset Keuangan/ Financial Assets
Kas/ Cash Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain/ Current Account with Bank Indonesia and Other Banks
Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Penempatan pada Bank Indonesia dan dan pada Bank Lain / Placements with Bank Indonesia and Other Banks
Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Efek-efek/ Marketable Securities Dimiliki hingga Jatuh Tempo/ Held to Maturity
Kredit yang Diberikan/ Loans Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Tagihan Lainnya/ Other Receivables Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Liabilitas Keuangan/ Financial Liabilities
Liabilitas Segera/ Current Liabilities Liabilitas lainnya/ Other Liabilities
Simpanan Nasabah/ Deposits from Customers
Liabilitas lainnya/ Other Liabilities
Beban yang Masih Harus Dibayar/ Accruals
Liabilitas lainnya/ Other Liabilities
Liabilitas Lain-lain/ Other Payables Liabilitas lainnya/ Other Liabilities
Reklasifikasi Aset Keuangan Reclasification of Financial Assets Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen
keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki.
The Bank shall not reclassify any financial instrument out of or into the fair value through profit or loss category while it is held or issued.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
The Bank shall not classify any financial assets as held-to-maturity if the entity has, during the current financial year or during the two preceding financial years, sold or reclassified more than insignificant amount of held-to-maturity investments before maturity (more than insignificant in relation to the total amount of held-to-maturity investments) other than sales or reclassifications that:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 22
paraf:
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank .
a. are so close to maturity or the financial asset’s call date that changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the financial asset’s fair value;
b. occur after the Bank has collected substantially all of the financial asset’s original principal through scheduled payments or prepayments; or
c. are attributable to an isolated event that is beyond the
entity’s control, is non-recurring and could not reasonably anticipated by the Bank .
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Reclassification of financial assets from held to maturity to available for sale are recorded at fair value. The unrealized gains or losses are recorded in the equity section and shall be recognized directly in equity section until the financial assets is derecognized, at which time the cumulative gain or loss previously recognized in equity shall be recognized in statement of comprehensive income.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
Reclassification of financial assets from available for sale to held to maturity are recorded at carrying amount. The unrealized gains or losses is amortized by using effective interest rate up to the maturity date of that instrument.
3.g. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan 3.g. Impairment of Financial Assets
(i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi
(i) Financial Assets Carried at Amortized Cost
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Bank assesses at each reporting date whether there is an objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut:
The criteria that the Bank uses to determine that there is objective evidence of impairment loss include:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam; atau
b. terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
a. significant financial difficulty of the issuer obligor; or b. default or delinquency in interest or principal
payments; or
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 23
paraf:
c. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; atau
d. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
c. observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including adverse changes in the payment status of borrowers in the portfolio; or d. the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by management for each identified portfolio.
Pertama kali Bank menentukan apakah terdapat bukti obyektif seperti tersebut di atas mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif (lihat Catatan 30).
Initially the Bank assesses whether objective evidence of impairment for financial asset exists as described above. The individual assessment is performed on the significant impaired financial asset. The insignificant impaired financial asset included in a group of financial asset with similar credit risk characteristics and collectively assessed (see Note 30).
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun/rekening atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara kolektif. Aset keuangan yang signifikan dan telah terdapat bukti objektif terjadi penurunan nilai, tidak dimasukkan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Bank determined that there is no objective evidence of impairment in value of financial assets which are assessed on an individual basis, whether financial assets are significant or not, then the account on the financial assets are going to go into the group of financial assets that decline in value is assessed collectively. Significant financial assets that has objective evidence to be impaired are not included in the collective assessment of impairment.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi sebesar cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini pada saat terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai.
The total impairment loss is measured as the difference between the carrying value of financial assets with the present value of estimated future cash flows discounted using the effective interest rate beginning of the financial asset. The carrying amount of the asset is reduced by reserves and the amount of impairment losses is recognized as impairment losses in the statement of comprehensive income. If the loan is granted or held to maturity investment has a variable interest rate, the discount rate used to measure any impairment loss is the current effective interest rate when there is objective evidence of impairment.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 24
paraf:
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan discounted cashflow dilakukan hanya apabila arus kas masa datang atas aset keuangan tersebut memang benar-benar masih ada, dapat dibuktikan dan dapat dijaga akurasi realisasinya, dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan dari Manajemen. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of estimated future cash flows of financial assets using the discounted cashflow is done only if the future cash flows of financial assets are really still there, it can be proven and can be maintained the accuracy of their realization, and therefore must obtain approval from the Management. Calculating the present value of estimated future cash flows of financial assets using collateral reflects the cash flow that can be generated from the acquisition of collateral less costs for obtaining and selling the collateral, regardless of whether the takeover is likely to happen or not.
Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan di dalam beban penurunan nilai.
Impairment charges relating to loans and marketable securities (held to maturity and loans and receivables categories) are classified in impairment charges.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If in the subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting the allowance account. The amount of the impairment reversal is recognized in the statement of comprehensive income.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment loss. Such loans are written off after all the necessary procedures are completed and the amount of the loss is determined.
(ii) Aset yang Tersedia untuk Dijual (ii) Assets Classified as Available for Sale
Pada setiap tanggal posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
The Bank assesses at each date of the statement of financial position whether there is an objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is an objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any such evidence exists for available for sale financial assets, the cummulative loss, measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognised in profit or loss, is removed from equity and recognized in the statement of comprehensive income.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 25
paraf:
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available for sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in statatement of comprehensive income, the impairment loss is reversed through the statement of comprehensive income.
(iii) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan dan Non-keuangan Sebelum Berlaku PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(iii) Allowance for Impairment Losses of Financial Assets and Non Financial Assets Before Implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006)
Sebelum 1 Januari 2010, seluruh aset produktif dan non produktif wajib dibentuk cadangan kerugian yang lebih dikenal dengan istilah “Penyisihan Kerugian atas Aset Produktif dan Non Produktif” sebesar ketentuan minimum dari Bank Indonesia. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan serta komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit.
Before January 1, 2010, all earning assets should be covered by allowance for impairment losses on earning and non earning assets, which were known as “Allowance for possible losses of earnings and non earning assets” based on minimum Bank Indonesia regulation. Productive asset include current accounts with other banks, placements with other banks and Bank Indonesia, marketable securities, securities purchased under resale agreements, derivatives receivable, loans, acceptances receivable, investments and commitments and contingencies which carry credit risk.
Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit yang belum ditarik yang bersifat committed.
Commitments and contingencies with credit risk, includes issued guarantees, letters of credit, standby letters of credit and committed unused loan facility.
Penyisihan kerugian atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase penyisihan kerugian sebagai berikut:
The allowances for possible losses on earning assets are determined using Bank Indonesia criteria in accordance with PBI No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 on “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” which was amended by PBI No. 8/2/PBI/2006 dated January 30, 2006 and PBI regulation No. 9/6/PBI/2007 dated March 30, 2007 and PBI No.11/2/PBI/2009 dated January 29, 2009 that classify earning assets into five categories with the minimum percentage of allowance for possible losses as follows:
Klasifikasi/ Classification
Persentase Minimum Penyisihan/ Minimum Percentage of Allowance for Possible
Losses
Dasar Perhitungan/ Basis of Calculation
Lancar/ Current
1 % Tanpa faktor pengurang/ Without decreasing factor
Dalam Perhatian Khusus/ Special Mention
5 % Setelah dikurangi nilai agunan/ Net of collateral value
Kurang Lancar/ Substandard
15 % Setelah dikurangi nilai agunan/ Net of collateral value
Diragukan/ Doubtful
50 % Setelah dikurangi nilai agunan/ Net of collateral value
Macet/ Loss
100 % Setelah dikurangi nilai agunan/ Net of collateral value
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 26
paraf:
Persentase di atas berlaku untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan.
The above percentages are applied to earning assets and commitments and contingencies, less the collateral value, except for earning assets and commitments and contingencies categorized as current, where the rates are applied directly to the outstanding balance of earning assets and commitments and contingencies.
Aset produktif dengan klasifikasi lancar dan dalam perhatian khusus, sesuai dengan PBI, digolongkan sebagai aset produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aset produktif dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai aset produktif bermasalah.
Earning assets classified as current and special mention, in accordance with PBI, are considered performing. Non-performing earning assets consist of assets classified as substandard, doubtful and loss.
Penyisihan kerugian kredit terdiri dari penyisihan khusus dan umum.
The allowance for loan losses consists of specific and general provisions.
Penyisihan khusus dibuat jika kemampuan membayar diidentifikasikan kurang baik dan, menurut pertimbangan Direksi, estimasi kemampuan membayar peminjam berada di bawah jumlah pokok dan bunga kredit yang belum terbayar.
Specific provisions are made as soon as the debt servicing of the loan is questionable and the Directors consider that the estimated recovery from the borrower is likely to fall short of the amount of principal and interest outstanding.
Penyisihan umum dimaksudkan untuk menyisihkan kerugian yang belum teridentifikasi namun diperkirakan mungkin terjadi berdasarkan pengalaman masa lalu, dari keseluruhan portofolio kredit. Termasuk dalam penyisihan adalah penyisihan kerugian 1% seperti yang dikehendaki oleh PBI untuk aset produktif dengan klasifikasi lancar.
General provisions are maintained for losses that are not yet identified but can reasonably be expected to arise based on historical experience, from the existing overall loan portfolio. Included in the allowance is the 1% provision required under PBI for earning assets classified as current.
Sejak 20 Januari 2006, sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009, untuk aset produktif dengan nilai sama dengan atau di atas Rp 5.000.000.000, agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan penyisihan penghapusan aset produktif adalah apabila penilaian agunan tidak melampaui jangka waktu 24 bulan dan dilakukan oleh penilai independen.
Starting from January 20, 2006, in accordance with PBI No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 on “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” which was amended by PBI No. 8//2/PBI/2006 dated January 30, 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 dated March 30, 2007 and PBI No. 11/2/PBI/2009 dated January 29, 2009, for earning assets with balance equal or more than Rp 5,000,000,000, the collateral value can be counted as deduction of allowance for possible losses if valuation of the collateral not more than 24 months and appraised by independent appraisal.
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi disajikan sebagai liabilitas di laporan posisi keuangan (lihat Catatan 2.a untuk penjelasan mengenai perubahan kebijakan akuntansi dan perhitungan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi)
Estimated losses on commitments and contingencies are presented in the liability section of the financial position (see Notes 2.a for explanation on change in accounting policy and calculation of estimated losses on commitment and contingencies).
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 27
paraf:
Dalam peraturan tersebut juga diatur mengenai klasifikasi aset yang diambil alih yang ditetapkan sebagai berikut (lihat Catatan 2.a untuk penjelasan mengenai perubahan kebijakan akuntansi dan perhitungan cadangan kerugian aset yang diambil alih):
This regulation also classifies foreclosed assets into the following classification (see Notes 2.a for explanation on change in accounting policy and calculation of allowance for impairment losses of foreclosed assets) :
Klasifikasi/ Classification
Batas Waktu/ Period
Persentase Minimum Penyisihan/ Minimum Percentage of Allowance for
Possible Losses
Lancar/ Current
Sampai dengan 1 tahun/ Up to 1 year
--
Kurang Lancar/ Substandard
Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun/ More than 1 year up to 3 years
15 %
Diragukan/ Doubtful
Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun/ More than 3 years up to 5 years
50 %
Macet/ Loss
Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years
100 %
Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense account ditetapkan sebagai berikut:
The classification for interbranch accounts and suspense accounts are as follows:
Klasifikasi/ Classification
Batas Waktu/ Period
Persentase Minimum Penyisihan/ Minimum Percentage of Allowance for
Possible Losses
Lancar/ Current
Sampai dengan 180 hari/ Up to 180 days
--
Macet/ Loss
Lebih dari 180 hari/ More than 180 days
100 %
Kolektibilitas dan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai seluruh aset produktif dan non-produktif untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masih ditentukan berdasarkan PBI tersebut.
Collectibility and allowance for impairment losses of earning assets and non-earning assets for the year ended December 31, 2011 and 2010 are still determined by those Bank Indonesia Regulation.
3.h. Kas 3.h. Cash Kas meliputi kas kecil, kas besar, dan kas di dalam ATM. Cash includes petty cash, significant cash and cash in
ATM.
3.i. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain 3.i. Current Accounts with Bank Indonesia and Other Banks
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Current Accounts with Bank Indonesia and Other Banks are classified as loans and receivables.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (“GWM”) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Nopember 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (“LDR”).
On October 4, 2010, Bank Indonesia issued a regulation No. 12/19/PBI/2010 regarding Minimum Statutory Reserves (“GWM”) at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies. The regulation was effective on November 1, 2010. In accordance with the regulation, the minimum ratio of GWM consists of Primary Minimum Statutory Reserves, Secondary Minimum Statutory Reserves, and Loan to Deposit Ratio (“LDR”) Minimum Staturory Reserves.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 28
paraf:
GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (“DPK”) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010.
Primary Minimum Statutory Reserves is 8% of Third Party Fund (“TPF”) in Rupiah and Secondary Minimum Statutory Reserves is 2.5% of TPF in Rupiah were effective on November 1, 2010. LDR Minimum Staturory Reserves in Rupiah is determined in the amount of computation between parameters under disincentive and over disincentive for the difference between the Bank’s LDR and LDR target by taking into account the difference between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR Incentive, was effective on March 1, 2011. Meanwhile, the Minimum Statutory Reserves in foreign currency is 1% from TPF in foreign currency, was effective on November 1, 2010.
Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 13/10/PBI/2011, dimana ditetapkan bahwa GWM Utama dan Sekunder dalam Rupiah ditetapkan masing-masing sebesar 8% dan 2,50% dari DPK dalam Rupiah, sedangkan GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Juni 2011.
On 9 February 2011, Bank Indonesia issued a regulation No. 13/10/PBI/2011 whereas the minimum ratio of Primary and Secondary Statutory Reserves is 8% and 2.50%, respectively, from TPF in Rupiah and 8% from TPF in foreign currency. This regulation was effective on June 1, 2011.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.
Primary Statutory Reserve is the minimum deposit that should be maintained by the Bank in current account with Bank Indonesia in certain percentage of TPF which is determined by Bank Indonesia.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu.
Secondary Statutory Reserve is the minimum reserve that should be maintained by the Bank in the form of Bank Indonesia Certificates (“SBI”), Government Debenture Debt (“SUN”) and/or Excess Reserve, in certain percentage determined by Bank Indonesia.
3.j. Penempatan pada Bank Indonesia 3.j. Placements with Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Placements with Bank Indonesia are classified as loans and receivables.
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Placements with Bank Indonesia are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
3.k. Efek-efek 3.k. Marketable Securities Efek-efek yang dimiliki terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Marketable Securities consist of Certificate of Bank Indonesia (SBI).
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 3.c.(i) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Marketable Securities are classified as financial assets held for trading and held to maturity. Refer to Note 3.c.(i) for the accounting policy of financial assets held for trading and held to maturity.
Efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk efek-efek yang diukur melalui laporan laba rugi komprehensif.
Marketable Securities are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, except fair value through profit and loss marketable securities.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 29
paraf:
3.l. Kredit yang Diberikan 3.l. Loans Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan peminjam, mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
Loans represent provision of cash or cash equivalent based on agreements with borrowers, where borrowers required to repay their debts with interest after specified periods.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman
yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 3.c.(i).(B) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 3.c.(i).(B) for the accounting policy of loans and receivables.
Pengukuran Awal Initial Recognition Pada saat pengukuran awal, kredit diukur pada nilai wajar
atau nilai wajar ditambah/dikurangi biaya dan pendapatan transaksi.
Loans are initially recognized at fair value plus/minus transaction costs and income.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Subsequent Measurement Nilai wajar kredit setelah pengukuran awal dicatat
sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif
Loans, advances and financing are carried at amortized cost using the effective interest method.
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan
kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.
Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loans, conversion of loans into equity or other financial instruments and/or a combination of both.
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang
lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan penghasilan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Restructured loans are stated at the lower of carrying value of the loan at the time of restructuring or net present value of the total future cash receipts after restructuring. Losses arising from any excess of the carrying value of the loan at the time of restructuring over the net present value of the total future cash receipts after restructuring are recognized in the statements of comprehensive income. Thereafter, all cash receipts under the new terms shall be accounted for as the recovery of principal and interest revenue, in accordance with the restructuring scheme.
3.m. Aset Tetap 3.m. Fixed Assets Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan
setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan dan aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation, except for land right which is not depreciated and certain fixed assets revalued in accordance with government regulations.
Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”,
perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jumlah biaya yang material sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan jangka waktu yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah.
In compliance with PSAK No. 47, “Accounting for Land”, the acquisition of land after January 1, 1999 are stated at carrying cost and not depreciated. The material expense related to acquisition or extension of landrights is deferred and amortized based on the shorter period between landrights or economic lives of the land.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 30
paraf:
Penyusutan bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) sedangkan aset tetap lainnya menggunakan metode saldo menurun ganda dengan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation on buidings are calculated using straight-line method, while the other fixed assets are calculated using double declining method with estimated useful lives as follows:
Tahun/Year
Bangunan 20 Buildings Perlengkapan dan Peralatan Kantor 8 Office Equipment Kendaraan 8 Vehicle
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut, sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya menambah nilai manfaat aset secara signifikan dikapitalisasi.
The cost of repairs and maintenance is charged to the statements of comprehensive income as incurred, while significant renewals and improvement are capitalized when they increase the economic lives of such assets.
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
When assets are retired or disposed of, their costs and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements. The resulting gains or losses are recognized in the related period’s statements of comprehensive income.
3.n. Agunan yang Diambil Alih 3.n. Foreclosed Assets Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang
diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan.
Foreclosed assets represent assets acquired by the Bank, both from auction and non auction based on voluntary transfer by the debtor or based on debtor’s approval to sell the collateral where the debtor could not fulfill their obligations to the Bank. Foreclosed assets represent loan collateral acquired in settlement of loans.
AYDA diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value), yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Penilaian nilai wajar agunan AYDA dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan.
Foreclosed assets are presented at their net realisable value. Net realizable value is the fair value of the foreclosed assets less estimated cost of liquidating the foreclosed assets. Foreclosed assets is appraised based on Bank Indonesia regulation. Any excess of the loan balance over the value of the foreclosed assets, which is not recoverable from the borrower, is charged to the allowance for impairment losses.
Biaya pemeliharaan atas AYDA yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
Holding costs of foreclosed assets subsequent to the foreclosure or acquisition of the assets are charged to the current statements of comprehensive income as incurred. Gains or losses from sale of foreclosed assets are credited or charged to the current period statements of comprehensive income as incurred.
3.o. Biaya Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain 3.o. Prepaid Expenses and Other Assets Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah
AYDA, biaya dibayar dimuka, estimasi pajak penghasilan yang dapat diklaim, perlengkapan kantor, uang muka renovasi, dan tagihan bunga.
Included in other assets are foreclosed assets, prepaid expenses, estimated income tax which can be claimed, office supplies, advance renovation, and interest receivable.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 31
paraf:
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
Prepaid expenses are amortized over the useful life of each prepayment by using straight line method.
3.p. Liabilitas Segera 3.p. Current Liabilities Liabilitas segera adalah liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Current liabilities represent the Bank liabilities to other parties that are immediately payable in accordance with terms of the relevant agreements.
3.q. Simpanan Nasabah 3.q. Deposits from Customers Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh
masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka.
Deposits from customers are the funds placed by customers (excluding banks) with the Bank based on fund deposit agreements. Included in this account are demand deposits, saving deposits, and time deposits.
Simpanan dari nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 3.c.(ii).(B) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Deposits from customers are classified as financial liabilities at amortized cost. Refer to Note 3.c.(ii).(B) for the accounting policy for financial liabilties at amortized cost.
Pada pengukuran awal, simpanan nasabah sajikan
sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Deposits from customer is initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
3.r. Pendapatan dan Beban Bunga 3.r. Interest Income and Expense
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif.
Interest income and expense for all interest bearing financial instruments are recognized within interest income and interest expense in the statement of comprehensive income using the effective interest method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup komisi, provisi yang material, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, but does not consider future credit losses. The calculation includes significant fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums or discounts.
Pada saat aset keuangan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih
When financial asset is classified as non performing, recognized in statement of comprehensive income will be
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 32
paraf:
akan dibatalkan pengakuannya dalam laporan laba rugi komprehensif. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.
cancelled. Reversed interest income is recognized as a contingent receivable.
3.s. Pendapatan Provisi dan Komisi 3.s. Fees and Commissions Income
Sejak diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
Since the implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006) in January 1, 2010, fees and commissions income directly related to significant lending activities, are recognized as a part/(deduction) of lending cost and will be recognized as interest income by amortizing the carrying value of loan with effective interest rate method.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu jangka waktu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi sebagai pendapatan operasional lainnya.
Fees and commissions income which are not related to lending activities or a specific period are recognized as revenues on the transaction date as other operating income.
3.t. Penghasilan Jasa Perbankan Lainnya 3.t. Other Banking Services Income
Pendapatan jasa perbankan lainnya terdiri dari komisi transfer, komisi inkaso, biaya administrasi tabungan dan giro.
Other banking services income includes transfer fees, collection fees, commissions from deposits, saving deposits and demand deposits.
3.u. Beban Tenaga Kerja 3.u. Personnel expenses
Beban tenaga kerja meliputi beban berupa gaji karyawan, bonus, lembur, tunjangan dan pelatihan.
Personnel expense includes expenses related with salaries for employees, bonuses, overtime, allowances, and training.
3.v. Beban Umum dan Administrasi 3.v. General and Administrative Expenses
Beban umum dan administrasi merupakan beban yang timbul sehubungan dengan aktivitas kantor dan operasional Bank.
General and administrative expenses represent expenses which relate to office activities and the Bank’ operational activities.
Seluruh penghasilan dan beban yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
All of these income and expenses are recorded in the statements of comprehensive income when incurred.
3.w. Perpajakan 3.w. Taxation
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode liabilitas. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara aset dan liabilitas menurut ketentuan-ketentuan pajak dengan nilai tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided, using the balance sheet liability method. Deferred income tax on temporary differences arising between the tax base of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal di masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilized.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal has been determined.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 33
paraf:
3.x. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja 3.x. Estimated Liability on Employee Benefits Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Bank dalam suatu periode akuntansi.
Short term employee benefits are recognized when there is undiscounted amount of benefits expected to be paid in exchange of service provided to the Bank in an accounting period.
Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Bank dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula liabilitas konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Bank. Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan Projected Unit Credit Method.
Post employment benefits are recognized at amount calculated at the basic discount rate when the employee has provided services to the Bank during an accounting period. Liabilities and expenses are measured using actuarial techniques that include constructive obligation arising from the practices of the Bank. In calculating the liabilities, benefits should be discounted using the Projected Unit Credit Method.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Bank berkomitmen untuk: a. memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja
sebelum tanggal pensiun normal; atau b. menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima
penawaran mengundurkan diri secara sukarela.
Termination benefits are recognized when, and only if, the Bank is committed to: a. terminate an employee or group of employees before
the normal retirement date; or b. provide termination benefits for employees who
receive offers to resign voluntarily.
3.y. Transaksi dengan Pihak Berelasi 3.y. Transactions with Related Parties Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Definisi pihak berelasi adalah antara lain:
The Bank enter into transactions with parties which are defined as related parties in accordance to PSAK No. 7 (Revised 2010) regarding “Related party disclosures”. Related parties are principally defined as:
1. perusahaan di bawah pengendalian Bank; 2. perusahaan asosiasi; 3. perorangan yang memiliki hak suara, yang
memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan;
4. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam point (3) di atas; dan
5. karyawan kunci dan anggota keluarganya.
1. entities under the control of the Bank; 2. associated companies; 3. individuals who have voting rights, which give
investors a significant influence; 4. entities controlled by investors under point (3) above;
and 5. key employees and members of the family.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam laporan keuangan.
All significant transactions with related parties are disclosed in the financial statements.
3.z. Pelaporan Segmen 3.z. Operating Segment Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of entity which:
a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b. hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh kepala operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
6. a. involves with business activities to generate income and expenses (include income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity); b. operations result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and c. separate financial information is available.
Sejak 1 Januari 2011, Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Perubahan
Starting January 1, 2011, the Bank presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. This
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 34
paraf:
kebijakan akuntansi ini merupakan penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” dan diterapkan secara retrospektif. Sebelumnya, segmen operasi ditentukan dan disajikan berdasarkan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”. Berdasarkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya.
change in accounting policy is due to the adoption of PSAK No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments” and are applied retrospectively. Previously, operating segments were determined and presented in accordance with PSAK No. 5 (Revised 2000), “Segment Reporting”. Under PSAK No. 5 (Revised 2009), a business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments.
4. Penggunaan Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting
4. Use of Critical Accounting Estimates and Judgement
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Certain estimates and assumption are made in the presentation of the financial statements. These often require management judgement in determining the appropriate methodology for valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Management makes estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities within the next financial year. All estimates and assumptions required in conformity with PSAK are best estimates undertaken in accordance with the applicable standard. Estimates and judgements are evaluated on a continuous basis, and are based on past experience and other factors, including expectations with regards to future events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Although these estimates and assumption are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual result may differ from those estimates and assumptions.
4.a. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 4.a. Allowance for Impairment Losses on Financial Assets Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya sesuai dengan Catatan 3.g.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on the basis described in Note 3.g.
Kondisi spesifik counterparty penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Manajemen Risiko.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to financial assets evaluated individually for impairment and is based upon management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimated cash flows considered recoverable are independently approved by the Risk Management.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen masih menggunakan perhitungan penyisihan
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, the management is still using the calculation allowances for
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 35
paraf:
kerugian atas aset produktif berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” (lihat Catatan 3.g.(III)).
possible losses on earning assets that have been determined using Bank Indonesia criteria in accordance with PBI No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 which was amended by PBI No. 8/2/PBI/2006 dated January 30, 2006 and PBI No. 9/6/PBI/2007 dated March 30, 2007 and PBI No. 11/2/PBI/2009 dated January 29, 2009 on “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” (see Note 3.g.(III)).
4.b. Menentukan Nilai Wajar Instrumen Keuangan 4.b. Determining Fair Values of Financial Instruments Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar, Bank menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 3.d untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank uses the valuation techniques as described in Note 3.d. For financial instruments that are traded infrequently and a lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
5. Kas 5. Cash
2011 2010
Rp Rp
Rupiah 1,553,616,325 628,843,575 Rupiah
Jumlah 1,553,616,325 628,843,575 Total
Per 31 Desember 2011, saldo kas termasuk kas pada ATM sebesar Rp 110.450.000.
As of December 31, 2011, cash balance includes cash in ATM amounting to Rp 110,450,000.
6. Giro pada Bank Indonesia 6. Current Accounts with Bank Indonesia
2011 2010
Rp Rp
16,946,675,242 1,813,033,623 Rupiah
16,946,675,242 1,813,033,623 TotalJumlah
Rupiah
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun mata uang asing.
According to the regulation of Bank Indonesia, each bank in Indonesia is required to maintain a minimum liquidity reserve in certain percentage of third party funds both in Rupiah and foreign currencies.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.
Primary Minimum Statutory Reserve is the minimum deposit that should be maintained by the Bank in current account with Bank Indonesia in certain percentage of TPF which is determined by Bank Indonesia.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah dari GWM Utama yang dipelihara di Bank Indonesia.
Secondary Statutory Reserve is the minimum reserve that should be maintained by the Bank in the form of Bank Indonesia Certificates (“SBI”), Government Debenture Debt (“SUN”) and/or excess reserve of the Bank’s current accounts from the Primary Statutory Reserve that should be maintained in Bank Indonesia.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 36
paraf:
Persentase GWM Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah:
The percentages of the Bank’s GWM as of December 31, 2011 and 2010, respectively are as follows:
2011 2010
(%) (%)
Rupiah Rupiah
Utama 9.56 11.57 Primary
Sekunder 23.79 155.49 Secondary
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, GWM Bank telah sesuai dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 sebagaimana terakhir diubah dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Pebruari 2011 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder masing-masing sebesar 8,00% dan 2,50%.
As at December 31, 2011 and 2010, the GWM complies with PBI No. 12/19/PBI/2010 dated October 4, 2010 which recently amended by PBI No. 13/10/PBI/2011 dated February 9, 2011 concerning Minimum Statutory Reserves of Commercial Banks with Bank Indonesia in Rupiah consist of Primary Statutory Reserves and Secondary Statutory Reserves of 8.00% and 2.50%, respectively.
7. Giro pada Bank Lain 7. Current Account with Other Bank
2011 2010
Rp Rp
Rupiah Rupiah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1,114,130,202 -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk 350,905,184 582,639,169 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 100,000,000 -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jumlah 1,565,035,386 582,639,169 Total
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (26,556,189) (5,826,392) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,538,479,197 576,812,777 Total - Net
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
The The changes in allowance for impairment losses on current account with other bank are as follow:
2011 2010
Rp Rp
Saldo Awal 5,826,392 2,817,750 Beginning Balance
Pembentukan selama Tahun Berjalan 20,729,797 16,039,927 Allowance during the Year
Pemulihan selama Tahun Berjalan -- (13,031,285) Recovery during the Year
Saldo Akhir 26,556,189 5,826,392 Ending Balance
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai atas giro pada bank lain telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
Management believes that the allowance for impairment losses on current account with other banks is adequate to cover possible losses, which might arise from uncollectible current accounts with other banks.
8. Penempatan pada Bank Indonesia 8. Placements with Bank Indonesia
Rincian penempatan pada Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
The details of placements with Bank Indonesia are as follows:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 37
paraf:
2011 2010
Rp Rp
Deposit Facility Deposit Facility
Rupiah Rupiah
Bank Indonesia 106,817,905,211 88,345,771,795 Bank Indonesia
Jumlah - Bersih 106,817,905,211 88,345,771,795
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Placements with Bank Indonesia based on the remaining periods to maturity are as follows:
Jenis Penempatan ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ Jumlah/ Placement Type
≤ 1 month > 1 - 3 months Total
Rp Rp Rp
Deposit Facility Deposit Facility
Rupiah Rupiah
Bank Indonesia 91,900,000,000 14,917,905,211 106,817,905,211 Bank Indonesia
Jumlah 91,900,000,000 14,917,905,211 106,817,905,211 Total
2011
Jenis Penempatan ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ Jumlah/ Placement Type
≤ 1 month > 1 - 3 months Total
Rp Rp Rp
Deposit Facility Deposit Facility
Rupiah Rupiah
Bank Indonesia 88,345,771,795 -- 88,345,771,795 Bank Indonesia
Jumlah 88,345,771,795 -- 88,345,771,795 Total
2010
Tingkat bunga penempatan pada Bank Indonesia untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing berkisar antara 4,50% - 6,55% dan 5,50% - 6,20%.
The interest rate on placements with Bank Indonesia for the years ended December 31, 2011 and 2010 ranged from 4.50% - 6.55% and 5.50% to 6.20%, respectively.
Bank tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 karena Bank tidak memiliki penempatan di bank lain, kecuali pada Bank Indonesia.
The Bank did not record any impairment loss reserves at December 31, 2011 and 2010 because the Bank did not have any placements with other banks, except on Bank Indonesia.
9. Efek-efek 9. Marketable Securities
2011 2010 2011 2010
(%) (%) Rp Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Held to Maturity
Sertifikat Bank Indonesia 6.69 6.45 39,552,679,901 24,431,758,573 Certificates of Bank Indonesia
Jumlah - Bersih 39,552,679,901 24,431,758,573 Total - Net
Jumlah/
Total
Rata-rata Tingkat Bunga per Tahun/
Annual Interest Rate
Nilai wajar dari efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Fair value of held to maturity marketable securities as of December 31, 2011 and 2010 based on outstanding period to maturity are as follows:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 38
paraf:
Jenis Efek ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 12 bulan Jumlah/ Securities Type
≤ 1 month > 1 - 3 months Total
Rp Rp Rp Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Held to Maturity
Sertifikat Bank Indonesia 4,991,081,515 24,815,098,298 9,746,500,088 39,552,679,901 Certificates of Bank Indonesia
Jumlah 4,991,081,515 24,815,098,298 9,746,500,088 39,552,679,901 Total
2011
Jenis Efek ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 12 bulan Jumlah/ Securities Type
≤ 1 month > 1 - 3 months Total
Rp Rp Rp Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Held to Maturity
Sertifikat Bank Indonesia -- 24,431,758,573 -- 24,431,758,573 Certificates of Bank Indonesia
Jumlah -- 24,431,758,573 -- 24,431,758,573 Total
2010
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia yang mengalami penurunan nilai.
As at 31 December 2011 and 2010, there were no impairment in respect of placements with other banks and Bank Indonesia.
10. Kredit yang Diberikan 10. Loans a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, dan Kualitas Kredit a. By Type of Loans, Currency, and Loan Quality
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Khusus/ Lancar/
Current Special Mention Sub Standard Doubtful Loss Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
Rupiah RupiahModal Kerja 74,186,795,776 -- -- -- -- 74,186,795,776 Working CapitalInvestasi 73,733,645,249 -- -- -- -- 73,733,645,249 Investment
Konsumsi 14,848,557,276 -- -- -- -- 14,848,557,276 Consumer
Jumlah 162,768,998,301 -- -- -- -- 162,768,998,301 TotalDikurangi: Less:
Cadangan Kerugian Allowance for
Penurunan Nilai (1,455,368,629) -- -- -- -- (1,455,368,629) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 161,313,629,672 -- -- -- -- 161,313,629,672 Total - Net
2011
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Khusus/ Lancar/
Current Special Mention Sub Standard Doubtful Loss Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
Rupiah RupiahModal Kerja 906,292,305 -- -- -- -- 906,292,305 Working CapitalInvestasi 14,231,203,483 -- -- -- -- 14,231,203,483 InvestmentJumlah 15,137,495,788 -- -- -- -- 15,137,495,788 Total
Dikurangi: Less:
Cadangan Kerugian Allowance for
Penurunan Nilai (151,374,958) -- -- -- -- (151,374,958) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 14,986,120,830 -- -- -- -- 14,986,120,830 Total - Net
2010
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 39
paraf:
b. Berdasarkan Sektor Ekonomi b. By Economic Sectors
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Khusus/ Lancar/
Current Special Mention Sub Standard Doubtful Loss Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
Rupiah RupiahPerdagangan, Restoran Trading, Restaurant
dan Hotel 49,531,086,069 -- -- -- -- 49,531,086,069 and HotelsIndustri 69,580,367,593 -- -- -- -- 69,580,367,593 ManufacturingKostruksi 5,506,716,981 5,506,716,981 ConstructionPertambagan 4,946,611,335 -- -- -- -- 4,946,611,335 MiningJasa 10,255,233,269 -- -- -- -- 10,255,233,269 ServicesLain-lain 22,948,983,054 -- -- -- -- 22,948,983,054 Others
Jumlah 162,768,998,301 -- -- -- -- 162,768,998,301 TotalDikurangi : Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (1,455,368,629) - - - - (1,455,368,629) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 161,313,629,672 -- -- -- -- 161,313,629,672 Total - Net
2011
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Khusus/ Lancar/
Current Special Mention Sub Standard Doubtful Loss Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
Rupiah RupiahPerdagangan, Restoran Trading, Restaurant
dan Hotel 99,595,599 -- -- -- -- 99,595,599 and HotelsIndustri 9,774,643,634 -- -- -- -- 9,774,643,634 ManufacturingPengangkutan, Pergudangan Transportation, Warehousing,
dan Komunikasi 132,749,738 -- -- -- -- 132,749,738 and CommunicationsJasa Sosial Masyarakat 247,917,987 -- -- -- -- 247,917,987 Social Community ServicesLain-lain 4,882,588,830 -- -- -- -- 4,882,588,830 Others
Jumlah 15,137,495,788 -- -- -- -- 15,137,495,788 TotalDikurangi : Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (151,374,958) - - - - (151,374,958) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 14,986,120,830 -- -- -- -- 14,986,120,830 Total - Net
2010
c. Berdasarkan Jangka Waktu Kredit c. By Loan Periods Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan perjanjian kredit adalah sebagai berikut:
Loan periods based on the loan agreements are as follows:
2011 2010
Rp Rp
Rupiah Rupiah
≤ 1 Tahun 73,747,085,552 906,292,305 ≤ 1 Year
> 1 - 3 Tahun 55,858,258,455 7,812,945,903 > 1 - 3 Years
> 3 - 5 Tahun 16,965,427,995 6,418,257,580 > 3 - 5 Years
> 5 Tahun 16,198,226,299 -- > 5 Years
Jumlah 162,768,998,301 15,137,495,788 Total
Dikurangi : Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (1,455,368,629) (151,374,958) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 161,313,629,672 14,986,120,830 Total - Net
d. Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo d. By Remaining Periods
Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan sisa waktu dari tanggal posisi keuangan sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Loans based on the remaining periods from statement of financial position date to maturity date are as follows:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 40
paraf:
2011 2010
Rp Rp
Rupiah Rupiah
≤ 1 Tahun 73,747,085,552 906,292,305 ≤ 1 Year
> 1 - 3 Tahun 55,858,258,455 7,812,945,903 > 1 - 3 Years
> 3 - 5 Tahun 16,965,427,995 6,418,257,580 > 3 - 5 Years
> 5 Tahun 16,198,226,299 -- > 5 Years
Jumlah 162,768,998,301 15,137,495,788 Total
Dikurangi : Cadangan Kerugian Less: Allowance forPenurunan Nilai (1,455,368,629) (151,374,958) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 161,313,629,672 14,986,120,830 Total - Net
Berdasarkan klasifikasi kredit yang mengacu pada ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Based on loans classification in accordance with Bank Indonesia’s regulations are as follows:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai/
Allowance for
Klasifikasi Impairment Losses Credit Risk
Risiko Kredit Jumlah Kredit Jumlah/ Classification
yang Diberikan/
Loan Amount Total
(%) Rp Rp
Lancar 100.00 162,768,998,301 (1,455,368,629) Current
Jumlah 100.00 162,768,998,301 (1,455,368,629) Total
2011
Portofolio Kredit yang Diberikan/
Loan Portofolio
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai/
Allowance for
Klasifikasi Impairment Losses Credit Risk
Risiko Kredit Jumlah Kredit Jumlah/ Classification
yang Diberikan/
Loan Amount Total
(%) Rp Rp
Lancar 100.00 15,137,495,788 151,374,958 Current
Jumlah 100.00 15,137,495,788 151,374,958 Total
2010
Portofolio Kredit yang Diberikan/
Loan Portofolio
Per 31 Desember 2011 dan 2010, Bank tidak mempunyai Non Performing Loan (NPL).
As of December 31, 2011 and 2010, the Bank has no Non Performing Loan (NPL).
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
The changes in the allowance for impairment losses are as follows:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 41
paraf:
2011 2010
Rp Rp
Saldo Awal 151,374,958 5,798,385 Beginning BalancePembentukan selama Tahun Berjalan 1,213,993,671 153,401,363 Allowance during the Year
Pemulihan selama Tahun Berjalan -- (7,824,790) Recovery during the Year
Penerimaan Kembali Kredit yang Diberikan
yang Telah Dihapusbukukan 90,000,000 -- Recovery of Written Off Loan
Saldo Akhir 1,455,368,629 151,374,958 Ending Balance
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
Management believes that the above allowance for impairment losses is adequate to cover possible losses, which might arise from uncollectible loans.
Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Other significant information related to loans are as follows:
1. Tingkat Bunga 1. Interest Rates Tingkat bunga rata-rata per tahun kredit yang diberikan
masing-masing sebesar 11,17% dan 15,70% untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
The average annual interest rate of loans were 11.17% and 15.70% for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively.
2. Batas Maksimum Pemberian kredit 2. Legal Lending Limit Pada tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011
dan 2010, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
For the years ended December 31, 2011 and 2010, the Bank did not violate or exceed the Legal Lending Limit (LLL) requirement.
3. Deposito Berjangka yang Dijaminkan 3. Time Deposits Pledged as Collateral Jumlah kredit yang dijamin dengan deposito berjangka per
31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp 15.474.225.531 dan Nihil.
Total loans secured by time deposits as of December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 15,474,225,531 and Nil, respectively.
Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas
kredit yang diberikan per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp 17.105.969.974 dan Nihil atau sebesar 13,69% dan Nihil dari jumlah deposito berjangka (lihat Catatan 14).
Time deposits pledged as collateral of loans as of December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 17,105,969,974 and Nil or 13.69% and Nil from total time deposits, respectively (see Note 14).
4. Kelonggaran tarik 4. Unused Loan Facilities Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan
(kelonggaran tarik) per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 35.092.914.446 dan Rp 793.707.695 (lihat Catatan 26).
Unused loan facilities as of December 31, 2011 and 2010, amounted to Rp 35,092,914,446 and Rp 793,707,695, respectively (see Note 26).
5. Kredit Hapus Buku 5. Written-Off Loans Per 31 Desember 2011 dan 2010, saldo kredit yang
dihapus buku masing-masing sebesar Nihil. As of December 31, 2011 and 2010, the balance of written-
off loans amounted to Nil.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 42
paraf:
11. Aset Tetap 11. Fixed Assets
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Ending
Balance Balance
Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan Acqusition Cost
Tanah 375,909,985 -- -- 375,909,985 Land
Bangunan 474,625,915 -- -- 474,625,915 Buildings
Kendaraan 557,440,000 -- 557,440,000 -- Vehicles
Perlengkapan dan Office Equipment
Peralatan Kantor 1,809,167,381 700,743,613 -- 2,509,910,994 and Supplies
3,217,143,281 700,743,613 557,440,000 3,360,446,894
Akumulasi Accumulated
Penyusutan Depreciation
Bangunan 403,470,545 10,254,504 -- 413,725,049 Buildings
Kendaraan 461,802,693 5,977,333 467,780,026 -- Vehicles
Perlengkapan dan Office Equipment
Peralatan Kantor 1,738,908,722 72,359,580 -- 1,811,268,302 and Supplies
2,604,181,960 88,591,417 467,780,026 2,224,993,351
Nilai Buku 612,961,321 1,135,453,543 Book Value
2011
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Ending
Balance Balance
Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan Acqusition Cost
Tanah 375,909,985 -- -- 375,909,985 Land
Bangunan 474,625,915 -- -- 474,625,915 Buildings
Kendaraan 557,440,000 -- -- 557,440,000 Vehicles
Perlengkapan dan Office Equipment
Peralatan Kantor 1,802,142,381 7,025,000 -- 1,809,167,381 and Supplies
3,210,118,281 7,025,000 -- 3,217,143,281
Akumulasi Accumulated
Penyusutan Depreciation
Bangunan 393,203,358 10,267,187 -- 403,470,545 Buildings
Kendaraan 421,981,300 39,821,393 -- 461,802,693 Vehicles
Perlengkapan dan Office Equipment
Peralatan Kantor 1,715,397,982 23,510,740 -- 1,738,908,722 and Supplies
2,530,582,640 73,599,320 -- 2,604,181,960
Nilai Buku 679,535,641 612,961,321 Book Value
2010
Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 88.591.417 dan Rp 73.599.320 dicatat sebagai beban umum dan administrasi (lihat Catatan 21).
Depreciation expense for the years ended December 31, 2011 and 2010 amounting to Rp 88,591,417 and Rp 73,599,320, respectively, are recorded as general and administrative expenses (see Note 21).
Per 31 Desember 2011, bangunan, dan peralatan dan perlengkapan kantor telah diasuransikan pada PT Lippo General Insurance Tbk sebesar Rp 8.470.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
As of December 31, 2011, buildings, and office equipment and supplies were insured with PT Lippo General Insurance Tbk amounting to Rp 8,470,000,000. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover the losses.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 43
paraf:
Per 31 Desember 2010, kendaraan, bangunan, dan peralatan dan perlengkapan kantor telah diasuransikan pada PT Asuransi Wahana Tata dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 1.350.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
As of December 31, 2010, vehicles, buildings, and office equipment and supplies were insured with PT Asuransi Wahana Tata amounting to Rp 1,350,000,000. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover losses.
Pada tahun 2011, Bank menjual kendaraan dengan total biaya perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku masing-masing sebesar Rp 577.440.000, Rp 467.780.026 dan Rp 89.659.974 dengan harga jual sebesar Rp 362.600.000. Atas penjualan tersebut, Bank mencatat keuntungan sebesar Rp 272.940.026 (Iihat Catatan 23).
In 2011, the Bank sold their vehicles and office supplies and equipments with total acquisition cost, accumulated depreciation and book value amounting to Rp 577,440,000, Rp 467,780,026 and Rp 89,659,974, respectively, with selling price amounting to Rp 362,600,000. The Bank recorded gain from sale of fixed assets amounting to Rp 272,940,026 (see Note 23).
12. Biaya Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain 12. Prepaid Expenses and Other Assets
2011 2010
Rp Rp
Uang Muka 1,767,701,255 163,405,000 Advance Payment
Biaya Dibayar Dimuka 1,364,513,942 54,226,061 Prepaid Expenses
Tagihan Bunga 833,161,285 31,200,731 Interest Receivables
Perlengkapan Kantor 311,569,741 64,226,785 Office Supplies
Estimasi Pajak Penghasilan Overpayment Corporate
yang Dapat Diklaim (lihat Catatan 15.b) 176,189,109 539,102,391 Income Tax (see Note 15.b)
Uang Jaminan 173,520,880 -- Security Deposits
Tagihan ATM Bersama 850,000 -- ATM Bersama Receivables
Agunan yang Diambil Alih Foreclosed Assets
(Setelah dikurangi cadangan kerugian (Net of allowance for impairment
penurunan nilai masing-masing sebesar losses of Nil and Rp 387,325,000
Nihil dan Rp 387.325.000 per as of December 31, 2011 and 2010,
31 Desember 2011 dan 2010) -- 387,325,000 rescpectively)
4,627,506,212 1,239,485,968 TotalJumlah
Uang muka terdiri dari uang muka renovasi dan uang muka lain-lain. Uang muka renovasi merupakan uang muka yang dikeluarkan untuk biaya renovasi gedung kantor pusat dan kantor cabang. Uang muka lain-lain merupakan uang muka pembelian perlengkapan dan peralatan kantor.
Advance payments consist of advance renovations and other advances. Advance renovations represent advances issued to the head office and branch office building renovation costs. Other advances represent advances for the purchase office equipment and office supplies.
Estimasi pajak penghasilan yang dapat diklaim merupakan kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan atas tahun pajak 2010 dan 2009.
Overpayment corporate income tax represents overpayment of Corporate Income Tax for fiscal years 2010 and 2009.
Berdasarkan Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor: KEP-00085.PPH/WPJ.04/KP.1203/2011 tanggal 12 Juli 2011 tentang “Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak PPh 25/29 Badan”, Bank telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran pajak PPh Badan atas Tahun Pajak 2009 sebesar Rp 625.258.780 pada tanggal 3 Agustus 2011. Penerimaan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp 262.345.498 dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
Based on decision of the Directorate General of Taxation No. KEP-00085.PPH/WPJ.04/KP.1203/2011 dated July 12, 2011 regarding “Excess Payment of Income Tax Return Article 25/29”, the Bank has received a refund for the excess tax payment of Corporate Income Tax for the Fiscal Year 2009 amounting Rp 625,258,780 on August 3, 2011. Receipts for the refund of Corporate Income Tax overpayment amounting Rp 262,345,498 was recorded as other operating income.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 44
paraf:
Agunan yang diambil alih yang dijual selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 774.650.000 dengan laba penjualan AYDA sebesar Rp 1.291.850.000 (lihat Catatan 23).
Total foreclosed assets sold for the year ended December 31, 2011 amounted to Rp 774,650,000 with gain from sale of foreclosed assets amounting to Rp 1,291,850,000 (see Note 23).
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai AYDA adalah sebagai berikut:
The changes in the allowance for impairment losses of foreclosed assets are as follows:
2011 2010
Rp Rp
Saldo Awal 387,325,000 387,325,000 Beginning Balance
Pemulihan selama Tahun Berjalan (387,325,000) -- Reversal during the Year
Saldo Akhir -- 387,325,000 Ending Balance
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Saldo awal cadangan kerugian penurunan nilai AYDA sebesar Rp 387.325.000 telah dibalik dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
In accordance with Bank Indonesia Letter No. 13/658/DPNP/IDPnP dated December 23, 2011, the Bank is not required to provide an allowance for losses from non-productive assets, but the Bank should still calculate the impairment losses in accordance with the applicable accounting standards. The beginning balance of allowance for impairment losses of other assets amounted to Rp 387,325,000 was reversed in the statement of comprehensive income for the year ended December, 31 2011.
13. Liabilitas Segera 13. Current Liabilities
2011 2010
Rp Rp
Honorarium Tenaga Ahli -- 49,500,000 Professional FeeLain-lain -- 10,966,618 Others
Jumlah -- 60,466,618 Total
14. Simpanan Nasabah 14. Deposits from Customers
Pihak-pihak Berelasi/ Pihak Ketiga/ Jumlah/
Related Parties Third Parties Total
Rp Rp Rp
Rupiah Rupiah
Giro 30,484,649,496 35,006,259,967 65,490,909,463 Current AccoutsTabungan 833,845,870 8,884,444,784 9,718,290,654 SavingsDeposito Berjangka 13,577,848,076 111,349,789,253 124,927,637,329 Time Deposits
Jumlah 44,896,343,442 155,240,494,004 200,136,837,446 Total
2011
Pihak-pihak Berelasi/ Pihak Ketiga/ Jumlah/
Related Parties Third Parties Total
Rp Rp Rp
Rupiah Rupiah
Giro 2,885,914,063 1,741,073,440 4,626,987,503 Current AccoutsTabungan 74,258,725 1,246,438,179 1,320,696,904 SavingsDeposito Berjangka -- 8,456,728,762 8,456,728,762 Time Deposits
Jumlah 2,960,172,788 11,444,240,381 14,404,413,169 Total
2010
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 45
paraf:
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.7 tahun 2009 tanggal 13 Januari 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008, LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.
Under the Law No 24 of the Indonesia Deposit Insurance Corporation (“IDIC”) dated 22 September 2004, effective from September 22, 2005, as amended by Act 7 of 2009 dated January 13, 2009 on Stipulation of Substituting of Government Regulation No. 3 year 2008, IDIC was formed to guarantee certain liabilities with commercial banks under the guarantee program, the amount of collateral values can change if they meet certain criteria applied.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000.000.000 untuk per nasabah per bank. Pada tanggal 31 Desember 2011, berdasarkan Surat Edaran LPS No. SE.011/KE/XII/2011 tanggal 12 Desember 2011, simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 6,50% (2010: 7,00%) untuk simpanan dalam Rupiah.
Based on Government Regulation of the Republic of Indonesia No 66/2008 on October 13, 2008 regarding the value of guaranteed deposits IDIC on December 31, 2011 and 2010, the amount of deposits guaranteed by IDIC is a savings of up to Rp 2.000.000.000 for each customer per bank. As at December 31, 2011, based on Circular Letter No. SE.011/KE/XII/2011 dated December 12, 2011, deposit from customers are only covered if the rate of interest rate is equal to or below 6.50% (2010: 7.00%) for deposits denominated in Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank adalah
peserta dari program penjaminan tersebut. On December 31, 2011 and 2010, the Bank is a participant of
the guarantee program.
a. Giro a. Current Accounts
2011 2010
Rp Rp
Rupiah RupiahPihak-pihak Berelasi 30,484,649,496 2,885,914,063 Related PartiesPihak Ketiga 35,006,259,967 1,741,073,440 Third Parties
Jumlah 65,490,909,463 4,626,987,503 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 1.66% 1.93% Rupiah
Per 31 Desember 2011 dan 2010, tidak ada saldo giro yang dijadikan jaminan kredit.
As of December 31, 2011 and 2010, there is no balance used as loan collateral.
b. Tabungan b. Savings
2011 2010
Rp Rp
Rupiah RupiahPihak-pihak Berelasi 833,845,870 74,258,725 Related PartiesPihak Ketiga 8,884,444,784 1,246,438,179 Third Parties
Jumlah 9,718,290,654 1,320,696,904 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 3.66% 4.00% Rupiah
Per 31 Desember 2011 dan 2010, tidak ada saldo tabungan yang dijadikan jaminan kredit.
As of December 31, 2011 and 2010, there is no balance used as loan collateral.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 46
paraf:
c. Deposito Berjangka c. Time Deposits
2011 2010
Rp Rp
Rupiah RupiahPihak-pihak Berelasi 13,577,848,076 -- Related PartiesPihak Ketiga 111,349,789,253 8,456,728,762 Third Parties
Jumlah 124,927,637,329 8,456,728,762 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 7.15% 6.48% Rupiah
Saldo deposito berjangka berdasarkan periodenya: The amount of time deposits based on their period:
2011 2010
Rp Rp
≤ 1 bulan 90,389,543,204 5,736,301,365 ≤ 1 month
> 1 bulan - 3 bulan 32,980,783,442 2,720,427,397 > 1 month - 3 months
> 3 bulan - 6 bulan 107,310,683 -- > 3 months - 6 months
> 6 bulan - 12 bulan 1,450,000,000 -- > 6 months - 12 months
Jumlah 124,927,637,329 8,456,728,762 Total
Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
The amount of time deposits based on their remaining period to maturity:
2011 2010
Rp Rp
≤ 1 bulan 83,873,747,905 5,736,301,365 ≤ 1 month
> 1 bulan - 3 bulan 39,501,323,712 2,720,427,397 > 1 month - 3 months
> 3 bulan - 6 bulan 102,565,712 -- > 3 months - 6 months
> 6 bulan - 12 bulan 1,450,000,000 -- > 6 months - 12 months
Jumlah 124,927,637,329 8,456,728,762 Total
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit yang diberikan adalah sebesar Rp 17.105.969.974 dan Nihil (lihat Catatan 10).
As at 31 December 2011 and 2010, time deposits pledged as loan collateral amounted to Rp 17,105,969,974 and Nil, respectively (see Note 10).
15. Perpajakan 15. Taxation
a. Utang Pajak a. Taxes Payable
2011 2010
Rp Rp
Pajak Penghasilan Income Taxes
Pasal 21 2,927,731 54,929,794 Article 21
Pasal 4 (2) 134,426,784 8,659,340 Article 4 (2)
Pasal 23 14,349,844 2,222,222 Article 23
Pasal 25 28,400,000 -- Article 25
Pasal 29 478,391,210 -- Article 29
Lainnya 170,499,063 -- Others
Jumlah 828,994,632 65,811,356 Total
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 47
paraf:
b. Pajak Penghasilan Badan Kini b. Current Income Tax Expense Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang
disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif dan taksiran laba fiskal Bank adalah sebagai berikut:
The reconciliation between profit before income tax as presented in statements of comprehensive income and estimated taxable income of the Bank are as follows:
2011 2010
Rp Rp
Laba sebelum Pajak Penghasilan Profit before Current Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi 2,611,647,904 2,154,835,058 per Statement of Income
Perbedaan Waktu: Timing Difference:
Penyisihan Kerugian Aset Keuangan dan Allowance for Impairment Losses of
Aset Non Keuangan Financial Assets and Non Financial Assets
Giro pada Bank Lain 20,729,797 3,008,642 Current Acount With Other Bank
Kredit yang Diberikan (262,321,354) -- Loans
Agunan yang Diambil Alih (387,325,000) -- Foreclosed Assets
Komitmen dan Kontinjensi (8,000,827) (2,014,538) Commitment and Contingencies
Penyusutan Aset Tetap (51,508,657) (6,090,164) Fixed Assets Depreciation
Beban Imbalan kerja 896,029,598 107,591,852 Employee Benefits Expense
Tenaga Kerja 415,514,595 --
Pendidikan dan Seminar 196,218,260 75,000,000 Education and Seminars
Jumlah 3,430,984,316 2,332,330,850 Total
Perbedaan Tetap: Permanent Difference:
Tenaga Kerja 337,704,108 -- Personnel
Keuntungan Penjualan Efek-efek (1,479,952) -- Gain from Sale of Marketable Securities
Lain-lain 43,267,367 27,417,025 Others
Jumlah 379,491,523 27,417,025 TotalTaksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan 3,810,475,839 2,359,747,875 Estimated Taxable Income Current Year
Pembulatan 3,810,475,000 2,359,747,000 Rounded
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran Total of Taxable Income from the Gross
Bruto yang Memperoleh Fasilitas (a) 913,822,000 1,641,881,000 Turnover that Obtained Facility (a)
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran Total of Taxable Income from the Gross
Bruto yang Tidak Memperoleh Fasilitas (b) 2,896,653,839 717,866,000 Turnover that did not Obtain Facility (b)
Taksiran Pajak Penghasilan Estimated Income Taxes
(50%*25%*a)+(25%*b) 838,391,210 384,701,625 (50%*25%*a)+(25%*b)
838,391,210 384,701,625
Dikurangi: Kredit Pajak - PPh Pasal 25 360,000,000 560,890,734 Less: Tax Credit - Income Tax Article 25
Taksiran Hutang (Kelebihan) Pajak Penghasilan 478,391,210 (176,189,109) Estimated Income Tax Payable (Overpayment)
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tanggal 31 Desember 2011 tersebut di atas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Bank menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya.
The calculation of corporate income tax for the year ended December 31, 2011 represents temporary calculation for accounting purpose and subject to change when the Bank submits its Annual Tax Letter.
Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2010 sama dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Badan Bank untuk tahun 2010.
The calculation of corporate income tax for the years ended December 31, 2010 was in line with the Banks’ 2010 Annual Tax Letter.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 48
paraf:
c. Aset Pajak Tangguhan c. Deferred Tax Assets Pajak tangguhan dihitung berdasarkan perbedaan waktu
antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas. Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Deferred tax is computed based on the temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities as per financial statements and tax base of assets and liabilities with details as follows:
2011 2010
Rp Rp
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets
Penyisihan Kerugian Aset Keuangan dan Allowance for Impairment Losses of
Aset Non Keuangan 6,639,047 100,272,117 Financial Assets and Non Financial Assets
Cadangan Imbalan kerja 250,570,269 26,897,963 Provision for Employee Benefits
Cadangan Training 67,554,565 18,750,000 Allowance for Trainning
Penyusutan Aset Tetap 20,862,707 58,140,289 Fixed Assets Depreciation
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 345,626,588 204,060,369 Deferred Tax Assets - Net
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang
timbul dari perbedaan temporer kemungkinan besar dapat direalisasi pada tahun-tahun mendatang.
The management believes that total deferred tax assets arising from temporary differences are probable to be realized in the future years.
d. Administrasi c. Deferred Tax Assets Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank
melaporkan/menyetorkan pajak berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
Under the taxation laws in Indonesia, the Bank submit/pay tax returns on the basis of self assessments. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
16. Beban yang Masih Harus Dibayar 16. Accrued Expenses and Other dan Liabilitas Lain-lain Liabilities
2011 2010
Rp Rp
Beban yang Masih Harus Dibayar 1,274,790,789 74,000,000 Accrued Expenses
Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Estimated Liability on Employee Benefits
(lihat Catatan 24) 1,002,281,076 107,591,852 (see Note 24)
Bunga Deposito yang Masih Harus Dibayar 573,223,160 35,689,792 Accrued Deposit Interest Expenses
Pendapatan Diterima Dimuka -- 41,951,389 Unearned Revenue
Lain-lain 60,645,297 1,011,000 Others
2,910,940,322 260,244,033 TotalJumlah
Beban yang masih harus dibayar terutama terdiri dari pencadangan Tunjangan Hari Raya karyawan, biaya outsourching, dan beban kantor dan umum.
Accrued expenses mainly consist of accruals for employee’ Tunjangan Hari Raya, outsourcing expenses, and office and general expenses.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 49
paraf:
17. Modal Saham 17. Capital Stock
Rincian pemegang saham dan kepemilikannya per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The details of the shareholders and their ownerships as of December 31, 2011 and 2010 are as follows:
Jumlah Saham Ditempatkan Persentase Jumlah/
dan Disetor Penuh/ Pemilikan/ Total
Number of Shares Issued Percentage of
and Fully Paid Ownership
(%) Rp
PT Kharisma Buana Nusantara 100,000,000 71.43 100,000,000,000 PT Kharisma Buana Nusantara
Nio Yantony 40,000,000 28.57 40,000,000,000 Nio Yantony
Jumlah 140,000,000 100.00 140,000,000,000 Total
2011
Jumlah Saham Ditempatkan Persentase Jumlah/
dan Disetor Penuh/ Pemilikan/ Total
Number of Shares Issued Percentage of
and Fully Paid Ownership
(%) Rp
PT Kharisma Buana Nusantara 90,000,000 69.23 90,000,000,000 PT Kharisma Buana Nusantara
Nio Yantony 40,000,000 30.77 40,000,000,000 Nio Yantony
Jumlah 130,000,000 100.00 130,000,000,000 Total
2010
Berdasarkan Akta Notaris No. 33 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, saham Bank telah diakuisisi oleh PT Kharisma Buana Nusantara sebesar 60% dan oleh Nio Yantony sebesar 40%.
Based on the Notarial Deed No. 33 dated September 2010 from Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, a Notary, the Bank’ shares have been acquired by PT Kharisma Buana Nusantara for 60% and by Nio Yantony for 40%.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah dinyatakan melalui Akta Notaris No. 34 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, tentang penegasan susunan pemegang saham setelah proses akuisisi, sebagai berikut:
Based on Extraordinary General Meeting of Shareholders as stated by notarial deed of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH No. 34 dated September 28, 2010, regarding the reinstatement of the shareholders structure after the acquisition states that shareholders structure is as follows:
(i) PT Kharisma Buana Nusantara sebanyak 60.000 saham dengan nilai nominal Rp 60.000.000.000;
(ii) Nio Yantony sebanyak 40.000 saham dengan nilai nominal Rp 40.000.000.000.
(i) PT Kharisma Buana Nusantara has to 60,000 shares with a par value of Rp 60,000,000,000;
(ii) Nio Yantony has to 40,000 shares with a par value Rp 40,000,000,000.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, para pemegang saham Bank mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dinyatakan dengan Akta Notaris No. 30 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, dengan hasil keputusan antara lain:
On October 13, 2010, the Bank’ shareholders held Extraordinary General Meeting of Shareholders that stated in the Notarial Deed No. 30 from Notary Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, with for the decision included teh followings:
(i) Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru;
(ii) Mengubah tempat dan kedudukan Bank dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di Jakarta Selatan;
(iii) Mengubah nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000;
(i) To retire with respect all members of the previously Board of Directors and Board of Commissioners, to further appoint the new Board of Directors and Board of Commissioners;
(ii) Change the address and position of the Bank from West Jakarta to South Jakarta;
(iii) Change the nominal value of shares the Bank from Rp 1,000,000 to Rp 1,000;
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 50
paraf:
(iv) Meningkatkan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan meningkakan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000. Penambahan setoran modal sebesar Rp 30.000.000.000 dilakukan secara tunai oleh PT Kharisma Buana Nusantara;
(v) Melakukan perubahan Anggaran Dasar Bank untuk disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan.
(iv) Increasing the Bank's authorized capital from Rp 100,000,000,000 to Rp 520,000,000,000 and increase the issued capital/paid capital from Rp 100,000,000,000 to Rp 130,000,000,000. The paid in capital amounting to Rp 30,000,000,000 is paid cash by PT Kharisma Buana Nusantara;
(v) Amend the Articles of Association to reflect the changes of shareholders and the increased of the authorized and issued capital.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-52906.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 10 Nopember 2010.
These amendments were approved by the Minister of Justice and Human Rights Republic of Indonesia No. AHU-52906.AH.01.02.Tahun 2010 dated November 10, 2010.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal 5 Desember 2011 dari Notaris Unita Christina Winata, SH, disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 130.000.000.000 menjadi Rp 140.000.000.000.
Based on the Deed of Extraordinary General Meeting of Shareholders’ Minutes of Meeting No. 2 dated December 5, 2011 from Notary Unita Christina Winata, SH, it was agreed to increased subscribed and fully paid in capital from Rp 130,000,000,000 to Rp 140,000,000,000.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348.Tahun 2011, tanggal 12 Desember 2011. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, persetujuan efektif peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh masih dalam proses di Bank Indonesia.
The amendment of the Articles of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348 of 2011 dated December 12, 2011. As of the date of this report, approvals effectively increase the issued and paid up capital is still in progress at Bank Indonesia.
18. Pendapatan Bunga 18. Interest Income
2011 2010
Rp Rp
Kredit yang Diberikan 9,374,372,628 396,322,698 Loans
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia 5,580,270,301 1,417,071,322 Bank Indonesia Deposit Facility
Efek-efek 2,758,270,050 4,993,976,344 Securities
Lainnya 12,089,304 2,468,658 Others
17,725,002,283 6,809,839,022 Total Jumlah
Pendapatan bunga yang diperoleh dari pihak-pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Nihil.
Interest income earned from related parties for the years ended December 31, 2011 and 2010 amounted to Nil.
Sejak diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
Since the implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006) in January 1, 2010, significant fees and commissions income directly related to lending activities, are recognized as part/(deduction) of lending cost and will be recognized as interest income by amortizing the carrying value of loan with effective interest rate method.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 51
paraf:
19. Beban Bunga 19. Interest Expenses
2011 2010
Rp Rp
Simpanan Nasabah Deposits from Customers
Deposito Berjangka 4,170,933,774 590,538,765 Time Deposits
Giro 526,538,376 32,213,141 Demand Deposits
Tabungan 216,551,520 24,040,389 Savings Deposits
Jumlah 4,914,023,670 646,792,295 Total
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak-pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 936.351.762 dan Rp 6.391.974 atau sebesar 19,05% dan 0,99% dari seluruh beban bunga.
Interest expenses paid to the related parties for the years ended December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 936,351,762 and Rp 6,391,974 or reflect 19.05% and 0.99% of the total interest expense for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively.
20. Pembentukan (Pemulihan) Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai 20. Allowance For (Recovery Of)
Impairment Losses
a. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai a. Allowance for Impairment Losses
2011 2010
Rp Rp
Aset Keuangan Financial Assets
Kredit yang Diberikan Loans
(lihat Catatan 10) 1,213,993,671 153,401,363 (see Note 10)
Giro pada Bank Lain Current Account with Other Bank
(lihat Catatan 7) 20,729,797 16,039,927 (see Note 7)
Aset Non Keuangan Non Financial Assets
Estimasi Komitmen dan Kontinjensi Estimated Losses on Commitment
(lihat Catatan 26) 63,750 7,384,834 and Contingencies (see Note 26)
Jumlah 1,234,787,218 176,826,124 Total
b. Pemulihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai b. Recovery of Impairment Losses
2011 2010
Rp Rp
Aset Keuangan Financial Assets
Kredit yang Diberikan Loans
(lihat Catatan 10) -- (7,824,790) (see Note 10)
Giro pada Bank Lain Current Account with Other Bank
(lihat Catatan 7) -- (13,031,285) (see Note 7)
Aset Non Keuangan Non Financial Assets
Agunan yang Diambil Alih Foreclosed Assets
(lihat Catatan 12) (387,325,000) -- (see Note 12)
Estimasi Komitmen dan Kontinjensi Estimated Losses on Commitment
(lihat Catatan 26) (8,000,827) (9,399,372) and Contingencies (see Note 26)
Jumlah (395,325,827) (30,255,447) Total
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 52
paraf:
21. Beban Umum dan Administrasi 21. General and Administrative Expenses
2011 2010
Rp Rp
Jasa Pihak Ketiga 1,608,683,454 99,500,000 Third Parties Service
Barang dan Jasa 1,074,644,455 410,250,220 Goods and Services
Sewa Kantor 614,304,036 385,833,325 Rental Offices
Iklan dan Promosi 202,992,096 52,083,710 Advertising and Promotion
Perjalanan Dinas 194,315,382 69,744,250 Business Travel
Asuransi 141,752,654 28,909,458 Insurances
Pemeliharaan 248,611,386 451,319,841 Maintenance
Penyusutan (lihat Catatan 11) 88,591,417 73,599,320 Depreciations (see Note 11)
Keanggotaan 24,800,001 18,800,000 Membership
Pajak 11,226,139 13,629,308 Taxes
Kerugian Risiko Operasional 2,500,000 6,000,000 Operational Loss Risk
Jamuan -- 7,272,475 Entertainment
Lain-lain 89,450,645 7,750,000 Others
Jumlah 4,301,871,665 1,624,691,907 Total
22. Beban Tenaga Kerja 22. Personnel Expenses
2011 2010
Rp Rp
Gaji Pokok 6,289,889,630 1,541,559,052 Basic Salaries
THR dan Bonus 725,500,000 123,473,285 Holiday Allowances and Bonus
Pendidikan dan Pelatihan 389,100,000 101,587,500 Education and Training
Iuran Jamsostek 269,120,868 65,620,906 Jamsostek Contributions
Imbalan Kerja (lihat Catatan 24) 896,029,598 107,591,852 Employee Benefit (see Note 24)
Honorarium Komisaris 318,356,256 42,000,000 Commissioners Wages
Honorarium Komite 84,000,000 -- Committee Wages
Tunjangan Karyawan 30,349,749 80,094,601 Personnel Allowances
Lembur 13,393,615 58,857,147 Overtime
Lain-lain 217,838,095 173,302,094 Others
Jumlah 9,233,577,811 2,294,086,437 Total
23. Pendapatan (Beban) Non Operasional - Bersih 23. Non Operating (Expenses) Income - Net
2011 2010
Rp Rp
Laba Penjualan Aset Tetap Gain from Sale of Fixed Assets
(lihat Catatan 11) 272,940,026 -- (see Note 11)
Laba Penjualan AYDA Gain from Sale of Foreclosed Assets
(lihat Catatan 12) 1,291,850,000 -- (see Note 12)
Lain-lain - Bersih (124,014,647) (1,431,900) Others - Net
1,440,775,379 (1,431,900) TotalJumlah
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 53
paraf:
24. Imbalan Kerja 24. Employee Benefits Pada tahun 2011 dan 2010, Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.
In 2011 and 2010, the Bank calculates and records the employee benefits expense in accordance with the Labor Law No. 13 Year 2003 dated March 25, 2003.
Liabilitas imbalan kerja per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dihitung oleh Aktuaris Independen, PT Ricky Leonard Jasatama sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004).
Liability on employee benefits as of December 31, 2011 and 2010 is calculated by an independent actuary, PT Ricky Leonard Jasatama, in accordance with PSAK No. 24 (Revised 2004).
Jumlah liabilitas imbalan kerja berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Total employee benefits liability balance based on the Independent Actuary’s calculation as of December 31, 2011 and 2010 is as follows:
2011 2010
Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas Vested 1,084,352,745 10,499,977 Present Value of Vested Obligation
Nilai Kini Liabilitas Non Vested -- 97,091,875 Present Value of Non Vested Obligation
Kerugian Aktuaria yang Belum Diakui (82,071,669) Keuntungan Aktuaria yang Belum Diakui
Liabilitas yang Diakui di Liability Recognized in
Laporan Posisi Keuangan 1,002,281,076 107,591,852 the Statement of Financial Position
Perubahan pada liabilitas yang diakui sesuai perhitungan Aktuaria Independen:
The changes of liability that is recognized in accordance with the Independent Actuary’s calculation:
2011 2010
Rp Rp
Saldo Awal 107,591,852 -- Beginning Balance
Beban Imbalan Kerja pada Tahun Berjalan 894,689,224 107,591,852 Expense Recognized during the Year
Saldo Akhir 1,002,281,076 107,591,852 Ending Balance
Beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The employee benefits expense for the years ended December 31, 2011 and 2010 is as follows:
2011 2010
Rp Rp
Beban Jasa Kini 885,113,549 68,696,295 Current Service Cost
Beban Bunga 9,575,675 -- Interest Cost
Beban Jasa Masa Lalu (Non Vested) -- 28,395,580 Past Service Cost (Non Vested)
Beban Jasa Masa Lalu (Vested) -- 10,499,977 Past Service Cost (Vested)
Jumlah Beban Imbalan Kerja 894,689,224 107,591,852 Total Employee Benefits Expense
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun oleh Aktuaria Independen untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The key assumptions used by the Independent Actuary for the year ended December 31, 2011 and 2010 for the calculation of employee benefits expense is as follows:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 54
paraf:
2011 2010
Usia Pensiun Normal 55 Tahun/ Years 55 Tahun/ Years Normal Pension Age
Tingkat Diskonto 6,90% 8,90% Discount Rate
Tingkat Proyeksi Kenaikan Gaji 7,00% 7,00% Salary Increase Rate
Tingkat Mortalita Tabel Mortalita - CSO 1958/ Table
of Mortality - CSO 1958
Tabel Mortalita - CSO 1958/ Table of
Mortality - CSO 1958
Mortality Rate
Table of Mortality - CSO 1958 Table of Mortality - CSO 1958
Tingkat Cacat Tetap 1% dari Tingkat Mortalita/ 1% dari Tingkat Mortalita/ Disability Rate
1% of the Mortality Rate 1% of the Mortality Rate
Tingkat Pengunduran Diri 10% di Usia 20 Tahun dan 10% di Usia 20 Tahun dan Resignation Rate
Menurun Sampai Usia 54 Tahun/ Menurun Sampai Usia 54 Tahun/
10% at Age 20 Years and 10% at Age 20 Years and
Declined Until the Age of 54 Years Declined Until the Age of 54 Years
Metode Projected Unit Credit Projected Unit Credit Method
25. Sifat dan Transaksi dengan Pihak-pihak 25. Nature and Transactions of ……Berelasi Related Parties Sifat Hubungan Berelasi Nature of Relationship Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank.
Related parties are companies and individuals who directly or indirectly have relationships with the Bank through ownership or management.
Pihak Berelasi/ Sifat Hubungan Berelasi/ Transaksi/
Related Parties Nature of Related Parties Transactions
Mochtar Riady Pemilik Pemegang Saham Mayoritas/ Giro, Deposito Berjangka/
Owner of Majority Shareholder Current Account, Time Deposit
PT Aryaduta International Management Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro, Deposito Berjangka/
Under Common Control Current Account, Time Deposit
PT Golden Pradamas Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT Kharisma Buana Nusantara * Pemegang Saham Mayoritas/ Giro/
Majority Shareholder Current Account
PT Lippo General Insurance Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro, Deposito Berjangka/
Under Common Control Current Account, Time Deposit
PT Mandiri Cipta Gemilang Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT Mulia Bangun Semesta Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT Mulia Sentosa Dinamika Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro, Deposito Berjangka/
Under Common Control Current Account, Time Deposit
PT Siloam Dinamika Perkasa Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 55
paraf:
Pihak Berelasi/ Sifat Hubungan Berelasi/ Transaksi/
Related Parties Nature of Related Parties Transactions
PT Siloam International Hospitals Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT Siloam Karya Sejahtera Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT Tata Mandiri Daerah Lippo Karawaci Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT Villa Permata Cibodas Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Manajemen Bank/ Giro, Deposito Berjangka/
Eksekutif Bank/ Board of Commissioners, Bank's Management Current Account, Time Deposit
Directors and Executive Bank Officers
*) Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 termasuk pihak
berelasi *) As at December 31, 2011 and 2010, considered as related party
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Related Parties Transactions Dalam kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
In course of business, the Bank has transactions with related parties. These transactions are conducted in a normal terms and conditions as well as transactions with the third parties. The transactions are as follows:
2011 2010
Rp Rp
Simpanan Nasabah (lihat Catatan 14) Deposits from Customers (see Note 14)
Giro Current Accounts
Pihak Dibawah Pengendalian Parties under
Bersama 26,187,742,086 -- Common Control
Pemegang Saham 3,158,754,815 2,800,000,000 Shareholders
Keluarga Pemegang Saham 1,006,886,073 -- Shareholder's Family
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Board of Commissioners, Directors and
Eksekutif Bank 131,266,522 85,914,063 Executive Employee of the Bank
30,484,649,496 2,885,914,063
Tabungan Saving Deposits
Keluarga Pemegang Saham 511,904,831 -- Shareholder's Family
Keluarga Direksi dan 31,628,561 27,218,672 Family of the Bank's Director
Pejabat Eksekutif Bank and Executive Employee
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Board of Commissioners, Directors and
Eksekutif Bank 290,312,478 47,040,053 Executive Employee of the Banks
833,845,870 74,258,725
Deposito Berjangka Time Deposits
Pihak Dibawah Pengendalian Parties under
Bersama 9,850,661,884 -- Common Control
Pemegang Saham 3,000,000,000 -- Shareholders
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Board of Commissioners, Directors and
Eksekutif Bank 420,000,000 -- Executive Employee of Banks
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 56
paraf:
2011 2010
Rp Rp
Keluarga Direksi dan Family of the Bank's Director
Pejabat Eksekutif Bank 307,186,192 -- and Executive Employee
13,577,848,076 --
Jumlah 44,896,343,442 2,960,172,788 Total
Persentase dari Jumlah Liabilitas 22.02% 20.00% Percentage from Total Liabilities
Beban Bunga (lihat Catatan 19) Interest Expenses (see Note 19)
Pihak Dibawah Pengendalian -- Parties under
Bersama 751,611,835 Common Control
Pemegang Saham 128,446,116 -- Shareholders
Keluarga Pemegang Saham 31,675,687 -- Shareholder's Family
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Board of Commissioners, Directors and
Eksekutif Bank 17,551,852 4,532,060 Executive Employee of Banks
Keluarga Direksi dan Family of the Bank's Director
Pejabat Eksekutif Bank 7,066,272 1,859,914 and Executive Employee
Jumlah 184,739,927 6,391,974 Total
Persentase dari Beban Bunga 3.76% 0.99% Percentage from Interest Expenses
26. Komitmen dan Kontinjensi 26. Commitments and Contingencies Dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan.
As part of normal banking business, the Bank has commitments and contingencies that are not presented in the financial statements.
Ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak adalah sebagai berikut:
The following is a summary of the Bank’s commitments and contingencies at contractual amounts:
2011 2010
Rp Rp
Kewajiban Komitmen Commitment Liabilities
Fasilitas Kredit kepada Nasabah
yang Belum Digunakan 35,092,914,446 793,707,695 Unused Loans Facilities
Kewajiban Komitmen - Bersih 35,092,914,446 793,707,695 Commitment Liabilities - Net
Pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank telah membukukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi masing-masing sebesar Nihil dan Rp 7.937.077.
In the years ended December 31, 2011 and 2010, the Bank has recorded estimated losses on commitments and contingencies amounting to Nil and Rp 7,937,077.
Perubahan dalam estimasi kerugian komitmen dan kontijensi adalah sebagai berikut:
The changes in the estimated loss from commitments and contingencies are as follows:
2011 2010
Rp Rp
Saldo Awal 7,937,077 9,951,615 Beginning Balance
Pembentukan Selama Tahun Berjalan 63,750 7,384,834 Provision during the Year
Reklasifikasi -- Reclassification
Pemulihan Dalam Tahun Berjalan (8,000,827) (9,399,372) Recovery during the Year
Saldo Akhir -- 7,937,077 Ending Balance
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 57
paraf:
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya komitmen dan kontinjensi.
Management believes that the above allowance for possible losses is adequate to cover possible losses, which might arise from uncollectible commitments and contingencies.
27. Informasi Segmen Usaha 27. Operating Segment Information
Sejak 1 Januari 2011, Bank telah menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Perubahan kebijakan akuntansi ini merupakan penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”.
Starting January 1, 2011, the Bank presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. This change in accounting policy is due to the adoption of PSAK No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments”.
Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan melakukan penilaian atas performanya.
Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance.
Bank memiliki 1 (satu) pelaporan segmen usaha yaitu segmen korporasi, dalam hal ini termasuk kredit yang diberikan, simpanan, dan transaksi-transaksi lain serta saldo atas nasabah korporasi.
The Bank has 1 (one) reportable segment namely the corporate segment which includes loans, deposits and other transactions and corporate customers balances.
2011 2010
Rp Rp
Pendapatan Bunga 17,725,002,283 6,809,839,022 Interest Income
Beban Bunga (4,914,023,670) (646,792,295) Interest Expense
Pendapatan Operasional Lainnya 2,734,804,779 58,569,252 Other Operating Income
Pembentukan Cadangan Allowance for
Kerugian Penurunan Nilai (839,461,391) (146,570,677) Impairment Losses
Beban Tenaga Kerja (9,233,577,811) (2,294,086,437) Personnel Expenses
Beban Umum dan Administrasi (4,301,871,665) (1,624,691,907) General and Administration Expenses
Laba Operasional Bersih 1,170,872,525 2,156,266,958 Operating Income
Pendapatan (Beban) Non Operasional 1,440,775,379 (1,431,900) Non Operating (Expenses) Income
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 2,611,647,904 2,154,835,058 Income Before Income Taxes
Beban Pajak Penghasilan (696,824,991) (320,713,409) Tax Expense
Laba Bersih 1,914,822,913 1,834,121,649 Net Income
Jumlah Aset 333,831,571,891 132,838,848,831 Total Assets
Jumlah Liabilitas 203,876,772,400 14,798,872,253 Total Liabilities Informasi yang berkaitan dengan segmen usaha utama dari Bank disajikan dalam tabel di atas ini.
Information concerning the main business segments of the Bank is set out in the table above.
28. Manajemen Risiko 28. Risk Management
Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya selalu terdapat risiko bawaan dalam setiap kegiatan Bank, antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk itu Bank telah mengimplementasikan suatu Risk Management Framework terpadu, yang merupakan sarana untuk penentuan strategi,
The Bank realizes that in carrying out their activities there is always the inherent risk in any activities of the Bank, among others, in credit risk, liquidity risk, market risk and operational risk. Therefore, the Bank has implemented an integrated Risk Management Framework, which is a tool for determining the strategy, organization, policies and guidelines to ensure that all
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 58
paraf:
organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.
risks faced by the Bank can be recognized, measured, mitigated and reported properly.
Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapai Bank secara keseluruhan.
The Bank has a Risk Management Committee to determine policy and discuss issues of risk faced by the Bank as a whole.
Risiko Kredit Credit Risk Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Bank telah menyusun ketentuan mengenai Credit Risk Rating (CRR) serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan default probability tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai, modal (capital at risk), pricing, alokasi capital dan manajemen portofolio.
Credit risk is measured through the probability of default in the future. The Bank has formulated regulations on Credit Risk Rating (CRR) and has conducted the evaluation and roll out. The calculation of default probability will then be used as a basis for calculation of allowance for impairment losses, capital (capital at risk), pricing, capital allocation and portfolio management.
Manajemen risiko kredit terdiri dari: pengendalian risiko kredit yang bertujuan membatasi kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif dan pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan (monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut efektif.
Management of credit risk consist of: a credit risk control that aims to limit loans to debtors and business that contain high risk, speculative business purposes and the giving loans to non performing debtors, then conduct a rigorous monitoring and inspection, scale and continuously in the loans have been distributed, provide suggestions for improvement, so that the losses that might occur can be minimized; four eyes principles as one of controlling credit risk in loans process has been carried out work units; and Early Warning System (EWS) as one of the means of monitoring by means of early detection of potential debtors default. The system can support the loan monitoring process as a whole, identify corrective actions, and improve follow up effectively.
Konsentrasi kredit Bank berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
The Bank’s loan concentration based on economic sectors is as follows:
Sektor Ekonomi Rp (%) Rp (%) Economic Sector
Industri 69,580,367,593 42.75 9,774,643,634 64.57 Manufacturing
Perdagangan, Restoran dan Hotel 49,531,086,069 30.43 99,595,599 0.66 Trading, Restaurant and HotelJasa 10,255,233,269 6.30 -- 0.00 ServicesKonstruksi 5,506,716,981 3.38 -- Construction
Pertambangan 4,946,611,335 3.04 -- -- Minings
Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi -- -- 132,749,738 0.88 Transportation, Warehousing and Communications
Jasa Sosial Masyarakat -- -- 247,917,987 1.64 Social Community Services
Lain-lain 22,948,983,054 14.10 4,882,588,830 32.25 Others
Jumlah 162,768,998,301 100.00 15,137,495,788 100.00 Total
2011 2010
Risiko Likuiditas Liquidity Risk Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak mampu memenuhi liabilitasnya kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan pada waktunya. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar dari Bank, kemudian mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan komitmen / kontinjensi.
Liquidity risk is the risk which the Bank is unable to comply its obligations to customers and counterparties according to the time appointed in due course. The liquidity risk measurement is done by examining all cash inflows and outflows from the Bank, then identify all the possible shortage of funds in the future including the need for commitments / contingencies.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 59
paraf:
Pengelolaan likuiditas dan asset-liability meliputi pemeliharaan likuiditas pada tingkat yang cukup untuk memenuhi liabilitas-liabilitas yang jatuh tempo di setiap saat, serta pengelolaan risiko tingkat suku bunga yang timbul dari setiap transaksi yang tercantum pada laporan posisi keuangan maupun rekening administratif.
The management of liquidity and asset-liability include maintaining liquidity at a level sufficient to comply the obligations that mature at any time, and managing interest rate risk arising from each transaction listed on the statement of financial position or off balance sheet.
Ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan dana dari pihak ketiga yang pada umumnya lebih pendek dari jangka waktu penyaluran kredit yang diberikan, akan menyebabkan masalah likuiditas yang mempengaruhi kemampuan Bank dalam memenuhi liabilitasnya kepada para nasabah. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank.
The discrepancy between the period of funding from third parties which are generally shorter than the period of disbursement of loans, would cause liquidity problems affecting the ability of the Bank in fulfilling its obligations to its customers. This can affect the level of public confidence which in turn can affect the survival of the Bank.
Pengelolaan likuiditas Bank ditekankan pada penyesuaian arus dana masuk dan keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi melalui pemeliharaan alat likuid tingkat pertama yang memadai sejalan dengan perkiraan arus kas serta struktur liabilitas yang ada. Pemeliharaan alat likuid tingkat pertama terdiri dari pemeliharaan cadangan wajib (reserve requirement) yang ditetapkan Bank Indonesia pada tingkat yang optimal serta pemeliharaan efek-efek berjangka pendek yang sangat likuid seperti Sertifikat Bank Indonesia. Bank juga memelihara cadangan alat likuid tingkat kedua yang terdiri dari penempatan dana jangka pendek di bank lain serta efek-efek berjangka panjang yang likuid seperti obligasi pemerintah, obligasi bank dan obligasi swasta non bank yang memiliki peringkat baik. Pengelolaan likuiditas juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana dengan menerapkan batasan-batasan konsentrasi deposan dan berusaha mengurangi ketergantungannya pada dana mahal seperti deposito dan menggantinya dengan sumber dana murah seperti giro dan tabungan. Selain itu, Bank senantiasa memelihara kemampuan melakukan akses ke pasar uang, dengan selalu memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden. Bank secara berkala meninjau seluruh keadaan di atas sekaligus mengambil tindakan guna menganeka-ragamkan cara pendanaan.
The Bank liquidity management iemphasized on the adjustment of the flow of funds in and out. Anticipated gap in cash flow through equipment maintenance of adequate first tier in line with cash flow forecasts and the structure of existing obligations. Maintenance the first tier of liquidity tool consists of maintenance of reserve requirement set by Bank Indonesia at the optimal level and the maintenance of the highly liquid short-term marketable securities such as Certificates of Bank Indonesia. The Bank also maintains a second level of liquidity tool consisting of short-term placements with other banks and liquid long-term marketable securities such as government bonds, bank bonds and private non-bank bonds that are rated good. Liquidity management is also done through the management structure of the source of funds by applying the depositor concentration limits and trying to reduce its dependence on expensive funds such as deposits and replace them with cheaper funding sources such as demand deposits and saving deposits. In addition, the Bank continues to maintain the ability to access the financial market, by always maintaining relationships with correspondent banks. The Bank periodically reviews the whole situation over at the same time taking steps to diversify ways of funding.
Berikut adalah tabel analisa likuiditas (sisa jangka waktu jatuh tempo) dari aset dan liabilitas Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:
The following is the liquidity analysis table (based on the remaining term of maturity) of the Bank’s assets and liabilities as of December 31, 2011 and 2010:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 60
paraf:
Jumlah/ Tidak s/d 1 Bulan/ 1 s/d 3 Bulan/ 3 s/d 6 Bulan/ 6 s/d 12 Bulan/ > 12 Bulan/
Total Mempunyai up to 1 Month 1 up to 3 3 up to 6 6 up to 12 > 12 Months
Kontrak Months Months Months
Jatuh Tempo/
No Contractual
Maturity
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET ASSETS
Kas 1,553,616,325 1,553,616,325 -- -- -- -- -- Cash
Giro Pada Bank Indonesia 16,946,675,242 -- 16,946,675,242 -- -- -- -- Current Account with Bank Indonesia
Giro Pada Bank Lain 1,565,035,386 -- 1,565,035,386 -- -- -- -- Current Account with Other Banks
Penempatan Pada Bank Indonesia 106,817,905,211 -- 91,900,000,000 14,917,905,211 -- -- -- Placement with Bank Indonesia
Efek-efek 39,552,679,901 -- 4,991,081,515 24,815,098,298 9,746,500,088 -- -- Securities
Kredit yang Diberikan 162,768,998,301 -- 1,384,897,696 10,707,034,223 10,367,934,499 51,287,219,134 89,021,912,749 Loans
Aset Tetap - Bersih 1,135,453,543 1,135,453,543 -- -- -- -- -- Fixed Assets - Net
Aset Pajak Tangguhan 345,626,588 345,626,588 -- -- -- -- -- Deffered Tax Assets
Biaya Dibayar Dimuka dan Prepaid Expense and
Aset Lain-lain 4,627,506,212 -- 4,627,506,212 -- -- -- -- Other Assets
335,313,496,709 3,034,696,456 121,415,196,051 50,440,037,732 20,114,434,587 51,287,219,134 89,021,912,749
Cadangan Kerugian Allowance for Possible
Penurunan Nilai (1,481,924,818) Losses
Jumlah 333,831,571,891 Total
LIABILITAS LIABILITIES
Liabilitas Segera -- -- -- -- -- -- -- Current Liabilities
Simpanan Nasabah 200,136,837,446 -- 159,082,948,022 39,501,323,712 102,565,712 1,450,000,000 -- Customer Deposits
Utang Pajak 828,994,632 -- 180,104,359 170,499,063 478,391,210 -- -- Taxes Payable
Biaya yang Masih Harus Dibayar Accruals and Other
dan Liabilitas Lain-lain 2,910,940,322 -- 633,868,457 589,057,934 685,732,855 -- 1,002,281,076 Liabilities
Jumlah 203,876,772,400 -- 159,896,920,838 40,260,880,709 1,266,689,777 1,450,000,000 1,002,281,076 Total
Perbedaan Jatuh Tempo 131,436,724,309 3,034,696,456 (38,481,724,787) 10,179,157,023 18,847,744,810 49,837,219,134 88,019,631,673 Maturity Gap
Posisi Neto Setelah Cadangan Net Position After Allowance
Kerugian Penurunan Nilai 131,436,724,309 for Possible Losses
2011
Jumlah/ Tidak s/d 1 Bulan/ 1 s/d 3 Bulan/ 3 s/d 6 Bulan/ 6 s/d 12 Bulan/ > 12 Bulan/
Total Mempunyai up to 1 Month 1 up to 3 3 up to 6 6 up to 12 > 12 Months
Kontrak Months Months Months
Jatuh Tempo/
No Contractual
Maturity
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET ASSETS
Kas 628,843,575 628,843,575 -- -- -- -- -- Cash
Giro Pada Bank Indonesia 1,813,033,623 -- 1,813,033,623 -- -- -- -- Current Account with Bank Indonesia
Giro Pada Bank Lain 582,639,169 -- 582,639,169 -- -- -- -- Current Account with Other Banks
Penempatan Pada Bank Indonesia 88,345,771,795 -- 88,345,771,795 -- -- -- -- Placement with Bank Indonesia
Efek-efek 24,431,758,573 -- -- 24,431,758,573 -- -- -- Securities
Kredit yang Diberikan 15,137,495,788 -- -- 81,367,535 654,975,924 169,948,846 14,231,203,483 Loans
Aset Tetap - Bersih 612,961,321 612,961,321 -- -- -- -- -- Fixed Assets - Net
Aset Pajak Tangguhan 204,060,369 204,060,369 -- -- -- -- -- Deffered Tax Assets
Biaya Dibayar Dimuka dan Prepaid Expense and
Aset Lain-lain 1,239,485,968 -- 1,239,485,968 -- -- -- -- Other Assets
132,996,050,181 1,445,865,265 91,980,930,555 24,513,126,108 654,975,924 169,948,846 14,231,203,483
Cadangan Kerugian Allowance for Possible
Penurunan Nilai (157,201,350) Losses
Jumlah 132,838,848,831 Total
LIABILITAS LIABILITIES
Liabilitas Segera 60,466,618 -- 60,466,618 -- -- -- -- Current Liabilities
Simpanan Nasabah 14,404,413,169 -- 11,683,985,772 2,720,427,397 -- -- -- Customer Deposits
Utang Pajak 65,811,356 -- 65,811,356 -- -- -- -- Taxes Payable
Estimasi Kerugian Komitmen Estimated Losses on Commitments
dan Kontinjensi 7,937,077 -- 7,937,077 -- -- -- -- and Contingencies
Biaya yang Masih Harus Dibayar Accruals and Other
dan Liabilitas Lain-lain 260,244,033 -- 78,652,181 74,000,000 -- 107,591,852 Liabilities
Jumlah 14,798,872,253 -- 11,896,853,004 2,794,427,397 -- -- 107,591,852 Total
Perbedaan Jatuh Tempo 118,197,177,928 1,445,865,265 80,084,077,551 21,718,698,711 654,975,924 169,948,846 14,123,611,631 Maturity Gap
Posisi Neto Setelah Cadangan Net Position After Allowance
Kerugian Penurunan Nilai 14,641,670,903 for Possible Losses
2010
Jatuh tempo untuk perhitungan maturity gap adalah sisa waktu hingga jatuh tempo kontrak sejak tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
The maturity profile computation is based on the remaining period of each contracts starting from December 31, 2011 and 2010.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 61
paraf:
Analisa likuiditas/maturity gap adalah untuk mengukur beda kumulatif antara aset produktif (earning assets) dengan liabilitas berbunga (interest bearing liabilities) dan dampaknya terhadap likuiditas Bank serta exposure terhadap perubahan tingkat bunga.
Liquidity analysis/maturity gap analysis measure the cumulative differences between earning assets and interest bearing liabilities and its effect on the Bank’s liquidity and the exposure to interest and exchange rate changes.
Risiko tingkat bunga atau sensitivitas timbul apabila jatuh tempo aset produktif berbeda secara signifikan dengan jatuh tempo liabilitas berbunga. Pada dasarnya akun giro, tabungan dan deposito tidak begitu sensitif terhadap perubahan tingkat bunga.
Interest rate risk or sensitivity arises when the maturity of earning assets differs significantly from the maturity of interest-bearing liabilities. Basically, the current accounts, saving and time deposits are less sensitive to changes in interest rates.
Risiko tingkat bunga adalah risiko kemungkinan turunnya pendapatan bunga bersih dan nilai pasar portofolio aset akibat perubahan tingkat bunga di pasar uang. Oleh karena aset dan liabilitas seperti giro pada bank lain, investasi dalam bentuk efek-efek, pinjaman, giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito, pinjaman yang diterima dan liabilitas-liabilitas pasar uang lainnya memiliki berbagai tingkat bunga dan jangka waktu, perubahan-perubahan pada tingkat bunga dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan bunga bersih.
Interest rate risk is the possibility risk on the decrease of net interest income and market value of assets’ portfolio resulting from the change of interest rates in money market. Since assets and liabilities such as current accounts with other banks, marketable securities, loans, demand deposits, saving deposits, time deposits and certificate of deposits, borrowing and other money market liabilities have various interest rates and terms, the changes of interest rate may result in at the increase or decrease of net interest income.
Sepanjang tahun 2011 dan 2010 Bank telah menyediakan alat likuid yang cukup untuk mengantisipasi liabilitas jangka pendek, net cash flow dapat diatur dengan baik, cukup baik dan cukup mudah untuk memperoleh akses sumber dana pasar uang.
During 2011 and 2010, the Bank provided adequate liquidity tool to anticipate short-term liabilities, net cash flow can be measured with well, quite well, and fairly easy to gain access to sources of money market funds.
Dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakseimbangan aset dan liabilitas, manajemen Bank, melalui mekanisne rapat ALCO bulanan, selalu melakukan review beberapa hal yang sifatnya sangat strategis, antara lain:
To face the possibility of assets and liabilities mismatch, Management of the Bank, through monthly Asset Liability Committee (ALCO) meeting, always review strategic things, such as:
a. Pengelolaan pendanaan (funding) yang memiliki jatuh
tempo tidak seimbang b. Ketepatan pengelolaan aset dan liabilitas yang memiliki
sensitivitas terhadap perubahan suku bunga c. Analisis dana pihak ketiga yang menggambarkan trend
berbagai produk dana pihak ketiga yang berada pada wilayah diseluruh Indonesia
d. Penempatan dana pada portofolio efek-efek e. Laporan perkembangan kredit yang ada dan yang baru f. Strategi penetapan harga seusai dengan kondisi pasar saat
ini g. Perbandingan target dengan realisasi dana pihak ketiga
a. The mismatch maturities of fund management b. Accuracy of asset and liabilities management that has
sensitivity on the interest rate change c. Customer deposits analysis which describes all third party
fund product arround Indonesia d. Investment in marketable securities portfolio e. Existing and new loans progress report f. Pricing strategy in accordance with market condition
g. Comparation of goals with realization of third party fund
Risiko Pasar Market Risk Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank yang dapat merugikan Bank (Adverse movement).
Market risk arises from market variable movement from portofolio owned by the Bank which can adverse the Bank (Adverse movement).
Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku bunga dan risiko Surat Berharga (Bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit
Market risk measurement is done through the sensitivity analysis of interest rate approach to interest risk and interest rate risks of Securities (Bonds). Market risk is controlled by the application of limits, especially trading transaction limit. These
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 62
paraf:
tersebut antara lain adalah counterparty limit, dan position limit. Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out.
limits include counterparty limits, and position limits. Liquidity risk management becomes part of market risk management process. Monitoring of liquidity risk is through cash out maximum management.
Risiko Operasional Operational Risk Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengelolaan risiko operasional senantiasa dibuat, dikaji ulang dan disempurnakan untuk memastikan kecukupan mekanisme kontrol pada semua kebijakan dan prosedur. Bank secara aktif melakukan sosialisasi untuk membangun risk awareness dan meningkatkan kualitas kontrol dalam rangka mitigasi risiko operasional.
The related policy and procedures for the management of operational risk are issued, reviewed and improved continuously including the Minimum Controls Standard Policy to ensure the adequacy of control mechanisms in all of the Bank’s policy and procedures. The Bank actively conducts the socialization program to develop risk awareness and quality control to mitigate the operational risk.
Sesuai dengan tahap pengembangannya, pengendalian risiko operasional pada saat ini lebih ditekankan pada penyempurnaan kebijakan dan prosedur, peningkatan pengetahuan pekerja melalui pelatihan secara berkala, pengawasan internal serta peningkatan kesadaran dan biaya risiko pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank. Pada saat ini sedang disempurnakan fungsi, tugas dan tanggung jawab manajemen risiko operasional.
In accordance with the development stage, operational risk control at this time emphasize more on the improvement of policies and procedures, improvement of knowledge workers through regular training, as well as increased awareness of internal control and risk costs at all levels of management and employees of the Bank. This time, there are enhanced functions, duties and responsibilities of operational risk management.
Pemantauan risiko operasional yang selama ini dilakukan dengan memanfaatkan laporan audit intern secara bertahap akan digantikan dengan Data Base Bank yang disusun berdasarkan 6 (enam) kategori risiko yaitu: Proses Kredit, Proses Non Kredit, Proses Treasury, Human Fraud, Sistem/Teknologi Informasi dan External Events dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat konsolidasi secara sistematis dan sentralistis data risiko operasional. Data dalam data base merupakan bahan bagi analisis dan penetapan profil risiko operasional dan menjadi dasar bagi model prediktif risiko operasional.
Monitoring of operational risk has been done by utilizing the internal audit reports which will gradually replaced with the Bank’s Data Base which is based on 6 (six) categories of risk are: Process Loans, Non Credit Process, the Treasury, Human Fraud, Systems/Information Technology and External Events in order to be used as a tool in a systematic consolidation and centralized operational risk data. The data in the data base is the material for analysis and determination of the operational risk profile and the basis for predictive models of operational risk.
29. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 29. Capital Adequacy Ratio
Bank diwajibkan untuk memenuhi persyaratan Rasio Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan Bank Indonesia, dengan mempertimbangkan secara kuantitatif nilai pos-pos aset dan liabilitas, juga pertimbangan secara kualitatif tentang komponen dan risiko tertimbang (Aset Tertimbang Menurut Risiko atau ATMR). Rasio KPMM merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan Bank.
The Bank is subject to fulfill the requirement of Capital Adequacy Ratio (CAR) determined by Bank Indonesia by taking into consideration the quantitative measures of assets and liabilities, and qualitative judgment regarding component and weighted risk (Risk Weighted Assets or RWA). CAR is one of the indicators of the bank’s soundness.
Bank Indonesia menetapkan rasio KPMM adalah 8%. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhatikan risiko pasar. Rasio KPMM Bank setelah memperhitungkan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 87,34% dan 489,58%.
Bank Indonesia requires CAR ratio to be at 8% as regulated in Bank Indonesia’s Regulation No. 5/12/PBI/2003 regarding the obligation to provided capital adequacy ratio with market risk charge. The Bank’s CAR considered the market risk as of December 31, 2011 and 2010, at 87.34% and 489.58%, respectively.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 63
paraf:
Tabel di bawah ini menunjukkan modal dan rasio KPMM Bank masing-masing per 31 Desember 2011 dan 2010 sebagai berikut:
The table below shows the Bank’s capital and capital adequacy ratio for the years ended December 31, 2011 and 2010 as follows:
2011 2010
Rp Juta/Million Rp Juta/Million
Modal Inti (Tier I) Core Capital (Tier I)
Modal Disetor 140,000 130,000 Capital Stock
Laba Bersih Tahun Sebelumnya - Previous Year Net Income -
Setelah Pajak Tangguhan (12,306) (13,998) After Deferred Tax
Laba Bersih Tahun Berjalan - Current Year Net Income -
Sebelum Pajak Tangguhan 958 917 Before Deferred Tax
Jumlah 128,652 116,919 Total
Modal Pelengkap (Tier II) Supplement Capital (Tier II)
Penyisihan Penghapusan Aset Produktif Provision for Possible Losses on Earning
(Maksimum 1,25% dari Assets (Maximum 1.25% from
Aset Tertimbang Menurut Risiko) 1,482 165 Risk Weighted Assets)
Jumlah 1,482 165 Total
Jumlah Modal (Tier I dan Tier II) 130,133 117,084 Total Equity (Tier I and Tier II)
Jumlah ATMR Risiko Kredit 136,170 17,142 Total WRA Credit Risk
Jumlah ATMR Risiko Operasional 12,834 6,773 Total WRA Operational Risk
Rasio KPMM (Risiko Kredit & Operasional) 87.34% 489.58% CAR Ratio (Credit Risk & Operational Risk)
Rasio KPMM (Setelah Risiko Kredit, CAR Ratio (After Credit Risk,
Risiko Operasional dan Risiko Pasar) 87.34% 489.58% Operational Risk and Market Risk)
Rasio KPMM yang Diwajibkan 8% 8% CAR Ratio Required
30. Dampak Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
30. Impact on the Initial Implementation of PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55
(Revised 2006)
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut.
The Bank implements prospectively the PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) on January 1, 2010 in accordance with the transitional provisions of those standards.
Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman dibawah ini:
Transitional Provisions Upon First Time Implementation of PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) which is performed based on “Buletin Teknis” No. 4 issued by the Indonesian Institute of Accountants, provides additional guidances below:
Perhitungan Suku Bunga Efektif Effective Interest Rate Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.
The effective interest rate for financial instruments measured at amortized cost that were acquired prior to and still have a balance remaining as at January 1, 2010 is calculated by referring to the future cash flows that will be generated from the time PSAK No. 55 (Revised 2006) is first implemented up to the maturity of the financial instruments.
Penghentian Pengakuan Derecognition Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006).
Financial instruments that have been derecognised prior to January 1, 2010 should not be reassessed subsequently to determine whether they would meet the derecognition criteria under PSAK No. 55 (Revised 2006).
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 64
paraf:
Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau Ekuitas
Classification of Financial Instruments as Debt or Equity
Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK No. 50 (Revisi 2006).
The Bank should reassess its financial instruments existing as of January 1, 2010, to determine whether they should be classified as a debt or equity instrument in accordance with the requirements in paragraph 11 of PSAK No. 50 (Revised 2006).
Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Impairment of Financial Instruments Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada pada tanggal 1 Januari 2010.
As at January 1, 2010, the Bank should determine any possible impairment of financial instruments based on conditions existing at that date. Any difference between the impairment resulting from implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006) and the impairment calculated based on previous applicable accounting principles is recognized in retained earnings as of January 1, 2010.
Sebagai akibat penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Bank telah melakukan perhitungan kembali Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan sesuai dengan ketentuan CKPN transisi. Tidak ada perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo cadangan yang dihitung berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 untuk semua aset keuangan.
As a result of the initial and prospective implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006), on 1 January 2010, the Bank has recalculated the Allowance for Impairment of all financial assets in accordance with transitional provisions. There is no difference between the balances of such allowance as at 31 December 2009 and the required allowance calculated based on PSAK No. 55 (Revised 2006) for all financial assets as of January 1, 2010.
31. Perjanjian dan Perikatan Penting 31. Significant Agreements
a. Jaminan Pemerintah terhadap Liabilitas Pembayaran Bank Umum
a. Government’s Security on Payment Obligations of a Private Bank
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 27 September 2005, Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertfikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank adalah sebesar maksimum Rp 2.000.000.000.
Based on the copy of Deposit Insurance Corporation Regulation No. 1/PLPS/2005 dated September 26, 2005 regarding the Deposit Guarantee Program which states that since September 27, 2005, the Deposit Insurance Corporation ("DIC") guarantees deposits including demand deposits, time deposits, certificate of deposit, savings and other forms equivalent which is deposits from the community including those from other banks. On October 13, 2008, the President of the Republic of Indonesia issued Government Regulation No. 66 Year 2008 about the magnitude of the Deposit Value covered by DIC. Under the regulation, the value of insured deposits for each customer in one bank is at a maximum amount of Rp 2,000,000,000.
b. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang
Sewa dan Layanan Pengelolaan Branch IT Infrastructure b. Agreement with PT Visionet International about
Rental and Management Service of Branch IT Infrastructure
Pada tanggal 1 Nopember 2010, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International untuk penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) Branch IT Infrastructure. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2015 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
On November 1, 2010, the Bank signed a cooperation agreement with PT Visionet International to provide rental and management services IT Infrastructure Branch. This agreement is valid until October 31, 2015 and can be extended upon agreement of both parties.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Draft3/April 18, 2012 65
paraf:
Pada tanggal 1 Nopember 2011, Bank menandatangani addendum perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International untuk penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) Branch IT Infrastructure. Perjanjian ini merubah perjanjian sebelumnya. Addendum perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2017.
On November 1, 2011, the Bank signed an addendum cooperation agreement with PT Visionet International to provide rental and management services IT Infrastructure Branch. This agreement changed the previous agreement. This addendum agreement is valid until October 31, 2017.
c. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang
Sewa dan Layanan Pengelolaan c. Agreement with PT Visionet International about
Rental and Management Service Pada tanggal 1 Nopember 2010, Bank menandatangani
perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International tentang penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) sistem aplikasi perbankan bankvision dan Core IT Infrastructure. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2015 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
On November 1, 2010, the Bank signed a cooperation agreement with PT Visionet International to provide rental and management service for bankvision banking application system and Core IT Infrastructure. This agreement is valid until October 31, 2015 and can be extended upon agreement of both parties.
d. Perjanjian dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis
tentang Pemanfaatan ATM Bersama d. Agreement with PT Artajasa Pembayaran
Elektronis about the utilization of ATM Bersama Pada tanggal 1 April 2011, Bank menandatangani perjanjian
kerjasama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis tentang pemanfaatan ATM Bersama untuk principle member. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 1 April 2014 dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan berikutnya.
On April 1, 2011, the Bank signed a cooperation agreement with PT Artajasa Pembayaran Elektronis regarding the utilization of ATM Bersama for principle member. This agreement is valid until April 1, 2014 and can be automatically extended for a period 12 (twelve) months.
32. Kejadian Setelah Tanggal Posisi Keuangan 32. Subsequent Events
a. Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Baru a. Opening New Sub Branch Office Pada tanggal 12 Januari 2012, Bank membuka kantor
cabang pembantu baru di Kemang Village, Jakarta. Pembukaan kantor cabang pembantu baru tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan surat No. 13/770/DPIP/Prz tanggal 7 Desember 2011.
On January 12, 2012, the Bank opened a new sub branch office in Kemang Village, Jakarta. The opening of new sub branch office was approved by Bank Indonesia on its letter No. 13/770/DPIP/Prz dated December 7, 2011.
b. Pembukaan Kantor Cabang Baru b. Opening New Branch Office Pada tanggal 15 Maret 2012, Bank membuka kantor cabang
baru di Medan, Sumatera Utara. Pembukaan kantor cabang baru tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan surat No. 14/58/DPIP/Prz tanggal 14 Pebruari 2012.
On March 15, 2012 the Bank opened a new branch office in Medan, North Sumatera. The opening of new branch office was approved by Bank Indonesia on its letter No. 14/58/DPIP/Prz dated February 14, 2012.
33. Tanggung Jawab Manajemen 33. Management’s Responsibility atas Laporan Keuangan on The Financial Statements Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 21 Maret 2012.
Management of the Bank is responsible for the financial statements that were completed on March 21, 2012.
( _____________ )
Direktur Utama
( __________ )
Direktur
Recommended