View
393
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
journal
Citation preview
PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING PADA LEHER
I. PENDAHULUAN
Sistem aliran getah bening leher penting untuk dipelajari, karena hampir semua
bentuk radang atau keganasan kepala dan leher akan terlihat dan bermanifestasi ke
kelenjar getah bening leher. Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat di tubuh
kita. Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. [1]
Kelenjar getah bening terdapat pada setiap sisi leher yaitu sekitar 75 buah.
Kebanyakan berada pada rangkaian jugularis interna dan spinalis assesorius. Kelenjar
getah bening yang selalu terlibat dalam metastasis tumor adalah kelenjar getah bening
pada rangkaian jugularis interna, yang terbentang antara klavikula sampai dasar
tengkorak. Rangkaian jugularis interna ini dibagi dalam kelompok superior, media dan
inferior. Kelompok kelenjar getah bening yang lain adalah submental, submandibula,
servikalis superficial, retrofaring, paratrakeal, spinalis assesorius, skalenus anterior dan
supraklavikula. [1]
Kelenjar getah bening terbungkus oleh kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-
sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein
asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh
getah bening akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga dari lokasi kelenjar getah
bening tersebut akan diketahui aliran pembuluh getah bening yang melewatinya. Oleh
karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen
(mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh, maka apabila ada antigen yang
menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh
yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar membesar.
Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan
tubuh yang berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri, seperti limfosit, sel plasma,
monosit dan histiosit, atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk
mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi sel-sel ganas atau
penyakit metabolik. [2]
Pembesaran kelenjar getah bening 55% berada di daerah kepala dan leher, 1%
pada supraklavikula, 5% pada bagian axilla, dan sekitar 14% di inguinal. Penyebab yang
paling sering adalah infeksi yang biasanya terjadi adalah infeksi oleh virus pada saluran
pernapasan bagian atas (rinovirus, virus parainfluenza, coronavirus). Virus lainnya adalah
virus Ebstein Barr, cytomegalovirus, rubela, varicella zooster, herpes simpleks,
coxsackievirus dan human immunodeficiency virus (HIV). Bakteri yang menyebabkan
peradangan pada kelenjar getah bening adalah bakteri streptokokus beta hemolitikus grup
A dan stafilokokus aureus. Selain itu, dapat disebabkan oleh bakteri anaerob bila
berhubungan dengan karies dan penyakit gusi. Keganasan seperti leukemia,
neuroblastoma, rhabdomyosarkoma dan limfoma juga dapat menyebabkan limfadenopati.
Obat-obatan juga menyebabkan limfadenopati. [1,2]
Masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan hanya dari pembesaran kelenjar
getah bening saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang menyertai pembesaran
kelenjar getah bening. [2]
II. ANATOMI LEHER DAN KELENJAR GETAH BENING
A. Leher
Leher adalah penghubung antara kepala dan badan. Leher terdiri dari beberapa
struktur neurovaskular vital (arteri, vena, saraf dan saluran getah bening) yang tersusun
dalam sebuah ruang yang terbatas. Sistem muskuloskeletal di leher, berfungsi untuk
melindung leher, menggerakkan leher secara maksimal, mengatur proses ventilasi,
menelan dan berbicara. Leher juga terdiri dari banyak kelenjar getah bening dan saluran
getah bening yang berdensitas tinggi [3]
Leher pada bagian atas dibatasi oleh inferior mandibula, ujung dari prossesus
mastoid, dan tonjolan oksipital. Batas lateral leher terdiri dari otot
sternokleidomastoideuseus yang dapat teraba dan otot trapezius. Struktur di medial yang
dapat teraba adalah tulang hyoid, kartilago tiroid, kartilago krikoid dan kelenjar tiroid,
bila kelenjar tiroid mengalami pembesaran. Otot leher, organ di leher (laring, trakea,
faring, kerongkongan, dan lain-lain) dan struktur neurovaskular di leher terbungkus oleh
lembaran jaringan ikat, yaitu fascial plane. Fascia ini terdiri dari lapisan luar, tengah dan
dalam. [3]
Nomenklatur tradisional untuk anatomi pada permukaan leher dibagi menjadi
trigonum anterior dan trigonum posterior. Trigonum anterior kemudian berbatas medial
pada garis tengah leher dan berbatas superior pada mandibula inferior. Sebaliknya,
trigonum posterior dimulai pada otot sternokleidomastoideus dan berbatas posterior pada
otot trapezius dan inferior pada klavikula. [4]
Trigonum anterior diklasifikasikan sebagai berikut: [4]
1. Trigonum Submental
Trigonum submental berbatas lateral pada otot-otot digastrik pars anterior dan
berbatas inferior pada tulang hyoid, dengan apex pada tonjolan mental dan basis di
tulang hyoid. Trigonum ini adalah struktur yang berada di garis tengah yang
berfungsi sebagai cekungan drainase limfatik untuk bibir bawah, dasar mulut, dan
mental. Di dalam praktek, trigonum submental dikelompokkan bersama trigonum
submandibula menjadi kelenjar getah bening level 1.
2. Trigonum Submandibular
Trigonum submandibula berbatas superior pada mandibula dan berbatas inferior
pada otot digastrik pars anterior dan posterior. Pada trigonum ini terdapat kelenjar
submandibular, arteri dan vena wajah, saraf mandibular marginal, dan jaringan
limfatik.
3. Trigonum Karotis
Trigonum karotis adalah komponen superior dari trigonum anterior leher.
Trigonum ini berbatas superior pada otot digastrik pars posterior, berbatas posterior
pada pada otot sternokleidomastoideus, dan berbatas inferior pada omohyoid
superior.
Trigonum posterior berbatas anterior pada otot sternokleidomastoideus, berbatas
inferior pada klavikula dan berbatas posterior pada otot trapezius. Trigonum ini terdiri
dari saraf spinal assesori, kelenjar getah bening, dan jaringan fibrofatty. [4]
Vaskularisasi leher bersal dari arteri karotid. Arteri karotid terbagi menjadi dua
cabang utama yaitu arteri karotid internal dan arteri karotid eksternal, yang terletak pada
perbatasan superior dari kartilago tiroid. Arteri karotid komunis berasal dari cabang
Gambar 1. Trigonum pada leher (Dikutip dari kepustakaan 4 )
lengkung aorta di sisi kiri sedangkan trunkus brachiosefalika berasal dari cabang
lengkung aorta di sisi kanan. Bagian bawah leher menerima sebagian besar suplai darah
dari trunkus tiroservikalis, yang berasal dari arteri subklavia. Cabang dari arteri karotid
eksternal mensuplai darah ke daerah leher dan wajah sedangkan arteri karotid internal
tidak mempunyai cabang di leher. [3]
Drainase vena dari kepala dan leher diterima oleh vena superfisial kulit yang
terbuka langsung ke dalam vena subklavia (vena jugularis eksternal dan vena jugularis
anterior) dan khususnya oleh vena jugularis internal, yang memiliki lumen yang jauh
lebih besar. Pembuluh darah vena vertebral dan pleksus vena dalam kanalis servikal
spinal biasanya menangani sekitar 30% dari aliran balik vena serebral. [3]
B. Kelenjar getah bening
Struktur pembuluh getah bening serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh getah bening tampaknya seperti rangkaian petasan atau
tasbih. Pembuluh getah bening yang terkecil atau kapiler getah bening lebih besar
daripada kapiler darah dan terdiri dari hanya atas selapis endotelium. Pembuluh getah
bening bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-
rongga getah bening di dalam jaringan berbagai organ. Kapiler-kapiler getah bening pada
jaringan membawa cairan menuju saluran limfatik kemudian akan menuju ke kelenjar
getah bening regional atau kelompok kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening di
leher berfungsi sebagai 'stasiun penyaringan' biologis yang merupakan gabungan dari
kapiler dan pembuluh limfatik. Dari sekitar 1000 kelenjar getah bening dalam tubuh
manusia, sekitar 300 kelenjar getah bening terletak di daerah kepala dan leher. Ia
ditemukan diantara lapisan tengah dan lapisan dalam dari fascia servikal. Berdasarkan
susunan saluran limfatik, kelenjar getah bening di persimpangan antara vena jugularis
fascialis dan vena jugularis internal menerima drainase dari hampir seluruh bagian kepala
dan leher dan merupakan tempat predileksi untuk metastasis lymphogenous dalam
persentase yang besar terhadap tumor ganas kepala dan tumor leher. [3,5]
Di sisi kiri leher, getah bening mengalir ke subklavia internal sinistra dan vena
jugularis pada ujung duktus thorasikus sinistra. Getah bening di sisi kanan leher mengalir
ke pertemuan antara subklavia internal sinistra dan vena jugularis pada ujung duktus
thoracicus kanan. Organ–organ limfatik di nasofaring dan orofaring (Waldeyer’s ring)
termasuk portal of entry pada sistem ini. Kelenjar getah bening leher yang normal tidak
terlihat atau teraba. Kelenjar getah bening yang membesar dengan diameter 1 cm atau
lebih dapat diraba. [3]
Drainase limfatik regional dari mukosa saluran aerodigestif atas, kelenjar ludah,
dan kelenjar tiroid terjadi pada kelompok kelenjar getah bening regional yang spesifik.
Kelenjar getah bening leher pada aspek lateral menerima aliran cairan limfatik dari
saluran aerodigestif bagian atas. Ini termasuk kelompok kelenjar getah bening submental
dan submandibular yang terletak di trigonum submental dan submandibular leher.
Kelenjar getah bening jugularis bagian dalam meliputi kelenjar getah bening
jugulodigastrik, jugulo-omohyoid, dan supraklavikula yang berdekatan dengan vena
jugularis interna. Kelenjar getah bening di trigonum posterior leher termasuk rantai
assesori kelenjar getah bening yang terletak di sepanjang saraf assesori tulang belakang
Gambar 2. Kelompok kelenjar getah bening kepala dan leher yang utama (Dikutip dari kepustakaan 6)
dan rantai servikalis transversal dari kelenjar getah bening di dasar trigonum posterior
leher. Kelenjar getah bening retrofaring berada pada resiko penyebaran metastasis dari
tumor faring. Pada kompartemen sentral leher terdapat kelenjar getah bening Delphian
yang ditutupi oleh kartilago tiroid pada garis tengah laring. Kelenjar getah bening
peritiroid berdekatan dengan kelenjar tiroid. [6]
Lokasi dari metastasis kelenjar yang teraba sering menunjukkan potensi sumber
primer tumor. Dalam rangka membangun konsistensi dan menyediakan bahasa umum
antara dokter, ahli patologi, ahli radiologi, bagian pelayanan kepala dan leher di
Memorial Sloan- Kettering Cancer Center telah menjelaskan sistem level pada kelenjar
getah bening leher. Sistem ini membagi kelenjar getah bening pada aspek lateral leher
Gambar 3. Anatomi saluran dan kelenjar getah bening pada leher dan kepala. (Dikutip dari kepustakaan 7)
menjadi lima kelompok nodal atau level. Selain itu, kelenjar getah bening di
kompartemen sentral leher adalah level VI dan VII. [6]
Level I: Kelompok submental dan submandibular. Kelenjar getah bening di
daerah trigonum dibatasi dengan posterior dari otot digastrik, yang batas inferior
korpus mandibula, dan tulang hyoid.
Level II: Kelompok jugularis superior. Kelenjar getah bening sekitar bagian atas
dari vena jugularis interna dan bagian superior dari saraf spinal assesori,
memanjang dari dasar tengkorak sampai dengan bifurkasi dari arteri karotis atau
tulang hyoid.
Level III: Kelompok Mid-jugularis. Kelenjar getah bening di sekitar sepertiga
tengah vena jugularis internal.
Level IV: Kelompok jugularis inferior. Kelenjar getah bening sekitar sepertiga
bagian bawah jugularis internal.
Level V: Kelompok trigonum posterior. Kelenjar getah bening sekitar bagian
bawah saraf spinal assesori dan sepanjang pembuluh servikalis transversal serta
dibatasi oleh trigonum yang dibentuk oleh klavikula, batas posterior dari otot
sternokleidomastoideus, dan perbatasan anterior dari otot trapezius.
Level VI: Kelompok kompartemen sentral. Kelenjar getah bening dalam
prelaryngeal, pretracheal, (Delphian), paratrakeal, dan sulcus tracheoesophageal.
Level VII: Kelompok mediastinum Superior. Kelenjar getah bening pada
mediastinum superior anterior dan sulcus trakeoesophageal. [6]
III. FISIOLOGI SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Getah bening berasal dari plasma
darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini
kemudian dikumpulkan oleh sistem limfatik melalui proses difusi ke dalam kelenjar
getah bening dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Aliran darah yang dipompa
oleh jantung diedarkan di seluruh tubuh dan dibersihkan serta disaring oleh ginjal. [8]
Pembuluh getah bening sama seperti vena, mempunyai katup yang mencegah
aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh
tersebut membantu mengalirkan cairan ke dalam kelenjar getah bening. Pembuluh getah
bening juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk mengalirkan cairan ke
arah jantung. Di sepanjang pembuluh getah bening terdapat organ yang disebut nodus
(simpul) limfe atau nodus getah bening yang menyaring getah bening. Di dalam nodus
getah bening terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-
ruang yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk
menyerang virus dan bakteri. [8]
Organ-organ limfoid diantanya adalah kelenjar getah bening (limfonodus), tonsil,
tymus, limpa (spleen atau lien), limfonodulus. Sistem limfatik terdiri dari pembuluh getah
bening, nodus getah bening, organ limfatik, nodul limfatik, sel limfatik. Pembuluh getah
bening merupakan muara kapiler getah bening, menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3
lapisan dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan getah bening kembali
Gambar 4. Daerah kelenjar getah bening menurut
Memorial Sloan- Kettering Cancer Center (Dikutip dari kepustakaan 6)
Gambar 5. Skematik daerah kelenjar getah bening leher (Dikutip dari kepustakaan 3)
ke jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah cairan getah bening keluar
dari pembuluh darah. [8,9]
Secara garis besar, sistem limfatik mempunyai 4 fungsi : [2,9]
1. Mengembalikan cairan ke dalam pembuluh darah
Ketika darah mengalir ke seluruh tubuh, sebagian cairan keluar dari pembuluh darah
dan masuk ke dalam jaringan tubuh. Cairan ini sangat penting sebagai pembawa
nutrisi untuk sel dan membawa sisa metabolisme balik ke pembuluh darah. Cairan
tersebut dialirkan melalui pembuluh getah bening menuju pembuluh darah yang
berada di dasar leher.
2. Menyaring getah bening
Kelenjar getah bening menyaring cairan getah bening yang melewatinya. Sel darah
putih menyerang bakteri atau virus yang ditemukan di dalam cairan getah bening di
kelenjar getah bening. Apabila sel-sel kanker menyebar dari tumor primernya,
biasanya akan terperangkap kelenjar getah bening sekitarnya. Oleh karena itu dokter
melakukan pemeriksaaan pada kelenjar getah bening terlebih dahulu untuk
mengetahui pertumbuhan dan penyebaran dari sel kanker tersebut.
3. Menyaring darah
Limpa bekerja sebagai penyaring darah. Limpa menyaring darah untuk mengeluarkan
sel darah merah yang sudah tua dan menghancurkannya. Sel darah merah tersebut
digantikan dengan sel darah merah baru yang diproduksi di sum-sum tulang. Limpa
hanya menyaring bakteri, virus dan benda-benda asing di dalam darah sedangakan sel
darah putih menyerang bakteri dan virus.
4. Mencegah infeksi
Sistem limfatik membantu melawan infeksi dalam beberapa cara seperti:
a. membantu pembentukan sel darah putih (limfosit) yang menghasilkan antibodi
b. memiliki makrofag di dalam kelenjar getah bening yang akan memfagosit dan
membunuh benda asing
IV. PEMERIKSAAN FISIS KELENJAR GETAH BENING
Langkah- langkah dalam pemeriksaan kelenjar getah bening leher: [10]
1. Ucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien
2. Menanyakan identitas lengkap penderita dan keluhan umumnya dan menciptakan
suasana yang menyenangkan
3. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
4. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir
5. Meminta pasien untuk duduk tegak menghadap pemeriksa
6. Pemeriksa berdiri di depan atau di belakang penderita
7. Inspeksi
Kelenjar getah bening leher terletak di sepanjang bagian anterior dan posterior dari
leher dan tepat di bagian bawah dagu. Jika kelenjar getah bening cukup besar, dapat
terlihat adanya pembengkakan di bawah kulit dan lebih mudah lagi jika pembesarannya
asimetris.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada inspeksi:
Pembesaran kelenjar getah bening
Skar bekas operasi (cancer exision)
Massa yang jelas
8. Palpasi
Palpasi dilakukan secara sistematis, dimulai pada daerah yang diindikasikan oleh
pemeriksaan inspeksi. Palpasi kelenjar getah bening submental dan submandibular
yaitu pemeriksa berada di belakang penderita kemudian palpasi dilakukan dengan
kepala penderita condong ke depan sehingga ujung-ujung jari-jari meraba di bawah
tepi mandibula. Kepala dapat dimiringkan dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga
palpasi dapat dilakukan pada kelenjar yang superfisial maupun yang profunda. Juga
dapat dilakukan dengan palpasi bimanual.
Palpasi rantai kelenjar jugularis dapat dimulai di superfisial dengan melakukan
penekanan ringan dengan menggerakkan jari-jari sepanjang muskulus
sternokleidomastoideus. Pada palpasi yang lebih dalam, dengan menggunakan ibu
jari, dilakukan penekanan di bawah muskulus sternokleidomastoideus pada kedua sisi
sehingga dapat dilakukan palpasi pada kelenjar yang terdapat di sub atau retro dari
muskulus ini. Bila pemeriksaan ini negatif atau meragukan, maka pemeriksa harus
berdiri di belakang penderita kemudian ibu jari digunakan untuk menggeser muskulus
sternokleidomastoideus ke depan sementara jari yang lain meraba pada tepi anterior
muskular tersebut. Perabaan secara bilateral dan simultan selalu dianjurkan untuk
menilai perabaan antara kedua sisi. Palpasi kelenjar leher ini agak sulit pada orang
gemuk, leher pendek dan leher yang berotot terutama bila kelenjarnya masih kecil.
Gambar 6. Palpasi kelenjar getah bening submental dan submandibular (Dikutip dari kepustakaan 10)
Palpasi kelenjar getah bening asessorius dilakukan dengan menekan menggunakan ibu
jari pada tepi posterior m. Trapezius ke depan dan jari-jari ditempatkan pada
permukaan anterior muskulus ini.
Palpasi kelenjar getah bening supraklavikular dapat dilakukan dengan duduk di
depan atau berdiri dibelakang penderita dimana jari-jari digunakan untuk palpasi fossa
supraklavikular.
Gambar 7. Palpasi kelenjar getah bening rantai kelenjar jugularis (Dikutip dari kepustakaan 10)
Gambar 8. Palpasi kelenjar getah bening asessorius (Dikutip dari kepustakaan 10)
9. Setelah selesai pemeriksaan, pemeriksa menjelaskan hasil pemeriksaan kepada
penderita
10. Mengucapkan terima kasih dan salam kepada penderita
11. Mencuci tangan dengan air dan sabun cair.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Biopsi jarum
Biopsi dilakukan, sesuai dengan kebutuhan pasien. Biopsi kelenjar getah bening
yang paling sederhana dikenal sebagai biopsi jarum atau fine needle aspiration (FNA).
Prosedur biopsi ini biasanya memakan waktu kurang dari 10 menit. Pasien berbaring di
atas meja, kemudian dilakukan disinfeksi dan anestesi pada daerah yang akan dibiopsi.
Kemudian dimasukkan jarum ke dalam kelenjar getah bening dan diambil sampel untuk
diperiksa. Kemudian ditekan pada tempat pengambilan sampel untuk menghentikan
perdarahan dan diperban untuk menutup luka dan mencegahan infeksi bakteri. [11]
Gambar 9. Palpasi kelenjar getah bening supraklavikular (Dikutip dari kepustakaan 10)
B. Biopsi terbuka
Biopsi kelenjar getah bening yang lebih komprehensif dikenal sebagai biopsi
terbuka. Seperti pada biopsi jarum, pasien berbaring di atas meja, dibawah general
anestesi. Kemudian diberikan disinfeksi pada daerah biopsi lalu insisi dan diambil
potongan-potongan jaringan. Kemudian daerah biopsi tersebut dijahit dan diperban.
Prosedur ini berlangsung sedikit lebih lama daripada biopsi jarum, biasanya sekitar 45-60
menit total. [11]
C. Biopsi sentinel
Ketika kanker dicurigai sebagai penyebab peradangan, maka biopsi dilakukan
dengan cara yang berbeda. Biopsi ini merupakan prosedur khusus, yang dikenal sebagai
biopsi kelenjar getah bening sentinel. Dalam prosedur ini, sejumlah kecil cairan pelacak
berwarna biru atau isotop radioaktif disuntikkan ke dalam daerah biopsi. Pelacak ini
kemudian akan mengalir ke sumber yang dicurigai kanker, atau yang disebut sebagai
sentinel node. Sentinel node ini umumnya merupakan lokasi pertama di mana kanker
pertama kali ditemukan. Setelah kelenjar getah bening sentinel diambil, massa sampel
dikirim ke laboratorium untuk dianalisa. Satu atau dua kelenjar getah bening lainnya
dapat diambil pada saat yang sama sebagai sampel perbandingan. [11]
Gambar 10. Biopsi jarum dilakukan dengan memasukkan jarum ke dalam kelenjar getah bening (Dikutip dari kepustakaan 11)
VII. KESIMPULAN
Pemeriksaan kelenjar getah bening pada leher penting untuk mengetahui adanya
pembesaran kelenjar getah bening atau tidak. Kelenjar getah bening pada leher yang
normal tidak terlihat dan tidak teraba. Kelenjar getah bening dikatakan membesar
apabila diameternya 1 cm atau lebih. Pemeriksaan penunjang yang digunakan pada
kelenjar getah bening leher, yaitu biopsi jarum, biopsi terbuka, biopsi sentinel.
DAFTAR PUSTAKA
1.Roezin, Eferdi. Sistem Aliran Limfe Leher dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala Leher. Edisi keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2008. p. 174-77
2.Anonym. Nucleus Precise Newsletter : Kelenjar Getah Bening. Jakarta. 2010. p. 1-6
3.Probst, Rudolf. Basic Otorhino-laryngology, A Step-by-step Learning Guide. Germany.
Apply Wemding; 2006. P. 312-19
4.Smith, Richard. Frenz, Dorothy. Surgical Anatomu of The Neck and Classification of
Dissections; 2000. p. 598-609
5.Suparyanto. Fisiologi Sistem Limfatik. [online]2010 [cited 2013 August 22] Available
from: http: //dr-suparyanto.blogspot.com
6.Delaere, Pierrre. Clinical and Endoscopic Examination of the Head and Neck. Berlin.
Springer-Verlag. 2012. p. 19-32
7.Netter, Frank. Atlas of Human Anatomy. 4th Edition. Pennsylvania. Saunders Elsevier.
Gambar 11. Langkah-langkah biopsi sentinel (Dikutip dari kepustakaan 12)
2006. p. 72
8.Asih, Retno. Pamungkas, Sigit. Makalah Sistem Limfatik. Semarang. Universitas Negeri
Semarang. 2010. p. 1-3
9.Cancer Research UK. The Lymphatic System. [online]2011 [cited 2013 August 22]
Available from: http://www.cancerresearchuk.org/cancer-help/about-cancer/what-is-
cancer/body/the-lymphatic-system
10. Kuhuwael F. Penuntun Pembelajaran Keterampilan Palpasi Kelenjar Limfe Leher dalam
Buku Panduan Kerja Keterampilan Klinik Pemeriksaan Palpasi Kelenjar limfe. Makassar:
Fakultas Kedokteran UH; 2008
11. Shannon, Jake. Lymph System : Lymph Node Biopsi. [online]2012 [cited 2013 August
28] Available from : http://www.lymphsystem.net/lymphnode-biopsi
12. Anonym. National Cancer Institute : Sentinel Lymph Node Biopsi. [online] 2011 [cited
2013 August 28] Available from : http://www.cancer.gov
BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL ___REFERAT ___ FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2013UNIVERSITAS HASANUDDIN
PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING
PADA LEHER
Disusun Oleh :Nur Najwa Saroni C11109777Rezky Astarini T C11109299
Pembimbing :dr. Natalia Idam Sumule
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini , menyatakan bahwa :
Nama : Nur Najwa Saroni (C111 09 777)
Rezky Astarini T (C111 09 299)
Judul Referat : Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening pada Leher
Telah menyelesaikan referat dan laporan kasus tersebut dalam rangka
meyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar, September 2013
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
II. ANATOMI LEHER DAN KELENJAR GETAH BENING
A. Leher ...................................................................................................... 3
B. Kelenjar Getah Bening ...................................................................... .... 5
Mengetahui,
dr. Natalia Idam Sumule
III. FISIOLOGI SISTEM LIMFATIK ............................................................. 9
IV. PEMERIKSAAN FISIS KELENJAR GETAH BENING ......................... 11
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG ............................................................... 15
Recommended