View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-21
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN UNTUK PEMBELIANMULTI-ITEM PADA SUPPLIER TUNGGAL YANG MENERAPKAN
SKEMA DISKON DENGAN RATE TETAP PADA PC DENGANSHAPLEY VALUE SEBAGAI METODE PENGALOKASIAN SAVING
Nur Rahmawati1), Imam Baihaqi 2), Erwin Widodo3)
1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh NopemberJl. Jalan Raya ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia
e-mail: 1)nur.rahmawati87@yahoo.com2)Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember3)Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK
Purchasing Consortium (PC) adalah bergabungnya dua atau lebih organisasi dengan badanhukum terpisah baik secara sendiri, maupun melalui pihak ketiga melalui pembagian dan ataupenyatuan volume pembelian, informasi, dan resources yang dimiliki. Tujuan daripenggabungan tersebut adalah untuk dapat meningkatkan bargaining power, sehinggadiperoleh harga beli barang atau jasa yang lebih murah dari supplier. Penelitian ini mencobamelakukan permodelan untuk dapat meminimumkan total biaya tahunan, pada beberapa buyeryang melakukan pembelian multi item melalui PC pada supplier tunggal yang menawarkanskema diskon tetap dengan menggabungkan pengiriman.Dalam penelitian ini digunakan metode analitis untuk menyelesaikan permasalahan sertametode game theory untuk pengalokasian saving. Dari hasil percobaan numeric diperolehhasil bahwa dengan melakukan pembelian melalui PC, total biaya yang dihasilkan lebih baikbila dibandingkan dengan pembelian tanpa melalui PC pada setiap kombinasi jarak antarasupplier-buyer maupun buyer-buyer. Shapley value yang digunakan dalam pengalokasiansaving dapat membagi saving sesuai dengan kontribusi yang dilakukan tiap anggota dalampembentukan PC bila dibandingkan dengan pembagian sama rata.
Kata kunci: Purchasing Consortium, Multi Item Supplier Tunggal, Skema Diskon Tetap,Shapley Value.
PENDAHULUAN
Purchasing Consortium (PC) adalah suatu strategi dalam pembelian dimana dilakukanpenggabungan dua atau lebih organisasi dengan badan hukum terpisah baik secara sendiri,maupun melalui pihak ketiga (Huber et al., 2004). Penggabungan dilakukan melaluipembagian dan atau penyatuan volume pembelian, informasi, dan resources yang dimiliki(Schotanus dan Telgen, 2007). Dengan melakukan penggabungan tersebut, diharapkanbargaining power, dapat ditingkatkan sehingga diperoleh beberapa keuntungan dari supplier(Bloch et al., 2006).
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan pembelian melaluiPC. Beberapa keuntungan tersebut diantaranya dapat menurunkan biaya pembelian suatuproduk, menurunkan resiko pengiriman, menurunkan biaya transaksi dan menaikkanproduktivitas, menaikkan flexibilitas dari inventory, akses yang lebih baik terhadap sumberdaya maupun pasar, dapat menyediakan produk yang berkualitas tinggi, menurunkan biaya
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-22
logistic, menurunkan beban kerja dan biaya transaksi, dapat menjalin hubungan yang lebihbaik dengan supplier melalui komitmen untuk membuat kontrak, berbagi pengalaman daninformasi dalam meningkatkan kualitas produk dan pelayanan (Yu, 2012). Selain beberapamanfaat tersebut terdapat pula manfaat lain dari pembentukan PC antara lain pemanfaatan stafahli yang ada (Essig, 2000) serta terjadinya penurunan lead time pengiriman (Ghaderi danLeman, 2013).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada PC hanya difokuskan pada minimasi totalbiaya untuk item tunggal. Pada kenyataannya, sangat jarang suatu industri hanya melakukanpembelian untuk item tunggal. Masalah lain yang timbul dalam pembentukan PC adalahbagaimana mengalokasikan saving yang diperoleh. Apakah saving akan dibagi rata ke setiapanggota. Ataukah saving dibagi menggunakan metode pengalokasian saving yang lain.Berdasarkan Lozano (2013), metode pengalokasian yang sesuai diterapkan pada PC adalahShapley value yang merupakan salahsatu metode dalam cooperative game theory (CGT).CGT dipilih karena konsep CGT sangat sesuai dengan PC dimana semua anggota yangtergabung memiliki tujuan yang sama serta agar terjadi win-win solution pada setiapanggotanya.
Oleh karena itu, pada penelitian ini disusun model persediaan dan transportasi yang dapatmeminimumkan total biaya tahunan dari masing-masing anggota pada pembelian multi itemdengan skema diskon tetap. Bentuk PC yang diadopsi dari penelitian Schotanus (2007) sertaNollet dan Beauliu (2003) adalah lead buying pada fase concentration. Pada tipe keanggotaanPC jenis ini semua anggota mendapatkan porsi kerja yang sama. Metode analitis digunakanuntuk menghasilkan total biaya tahunan yang minimum. Sedangkan pada pembagian saving,digunakan Shapley value dari CGT yang menitik beratkan pada besar kontribusi tiap anggotadalam hal volume pembelian terhadap PC. Tidak ada anggota yang melakukan piggy backingatau hanya ikut menikmati hasil tanpa harus ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan di PC.Komponen biaya yang dianalisis meliputi biaya pembelian, pemesanan, penyimpanan, biayaoperasional PC, dan biaya transportasi.
METODE
Pada Gambar 1 berikut, ditunjukkan model konseptual yang digunakan dalam penelitianini. Beberapa pembeli yang membutuhkan item sejenis membentuk PC untuk dapat memenuhikuota diskon yang ditetapkan oleh supplier (K). Setiap buyer ke-j memiliki Demand item ke-isebesar Rij. Consortium bertugas untuk mengumpulkan Demand pada semua buyer untukmasing-masing item. Setelah itu, dilakukan penghitungan total kuota pembelian item ke-i (Qij)untuk kemudian dilakukan pemesanan pada supplier. Karena pembelian dilakukan dalamjumlah besar, kuota diskon dari supplier dapat terpenuhi. Supplier memberikan diskonsebesar r dari jumlah total pembelian. Harga untuk item ke-i dari supplier adalah Pi. Proporsiitem ke-i yang diberikan pada buyer ke-j sebesar Qij dengan harga item ke-i sebesar Pi. Selainitu, masing-masing buyer menerima saving yang diperoleh karena kolaborasi yang dilakukanberdasarkan kontribusi dari masing-masing buyer. Pengiriman item dilakukan secara terpisah.NotasiNotasi yang digunakan dalam model penelitian ini antara lain:
Pi = Biaya item per unit pembelian untuk item ke iRij = Demand tahunan item ke i buyer jCod
PCS = Biaya pemesanan dari PC ke supplierCod
RPC = Biaya pemesanan dari buyer ke PCCod
RS = Biaya pemesanan dari buyer ke supplierCop
PC = Biaya Biaya operasional PC
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-23
Gambar 1. Model konseptual pembelian multi item supplier tunggal pada PC
Qic = Order quantity dalam unit pertahun untuk item ke i oleh PCQij = Order quantity dalam unit pertahun untuk item ke i oleh PCF = Fraksi biaya penyimpanan pertahunm = Ri/Qi = Frekuensi order dalam satu tahunT = 1/m = Waktu antar pemesanandoj = Jarak dari Supplier ke buyer ke j tanpa menggabungkan pengirimann = Jumlah iteml = Jumlah BuyerK = Jumlah minimum pembelian yang mendapatkan potongan diskon darisupplier dalam rupiahnrdj = Lama penyewaan kendaraan (hari) pada buyer ke-jr = Diskon yang ditawarkan supplier untuk nominal pembelian K
= Saving yang diperoleh buyer ke j karena bergabung kedalam PC dalam
melakukan pembelianCtr = Biaya transportasi per unit jarakCrent = Biaya sewa kendaraan
AsumsiAdapun asumsi yang digunakan dalam model penelitian ini antara lain:
1. Hubungan peningkatan kuota purchasing dengan besarnya diskon yang diperolehdiasumsikan proporsional (Fix discount rate)
2. Semua member PC diasumsikan melakukan pemesanan pada semua jenis produksecara bersamaan
3. Biaya transportasi diasumsikan ditanggung sepenuhnya oleh pembeli4. Terdapat satu supplier yang memasok semua item ke semua buyer5. Tidak diperbolehkan melakukan backorder6. Item yang dibeli dari supplier langsung dikirim ke buyer7. Kapasitas kendaraan pengangkut diabaikan8. Kecepatan rata-rata mobil pengangkut adalah 60 km/jam
Model Matematisa) Pembelian tanpa melalui PC
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-24
Model joint replenishment berikut diturunkan dari konsep EOQ single item (Tersine,1994).
Total biaya yang ditanggung oleh Buyer j adalah sebagai berikut:TCj = Biaya pembelian + Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan + Biaya transportasi
(1)
Dengan menurunkan TC terhadap m maka akan diperoleh frekuensi order optimum padamasing-masing buyer sebagai berikut :
(2)Dengan memasukkan m* kedalam TCj(m), maka akan dihasilkan total biaya optimum
pada masing-masing buyer. Batasan yang digunakan dalam skenario ini adalah:
Batasan pertama merupakan batasan kuota diskon. Persamaan 1 dan 2 hanya berlakujika total biaya pembelian item kurang dari K. sedangkan batasan kedua digunakanuntuk menjamin bahwa persamaan 2 memiliki hasil.
Total Biaya Sistem adalah:(3)
b) Pembelian melalui PCModel joint replenishment berikut diturunkan dari konsep EOQ single item (Tersine,
1994).Biaya total yang dialami oleh keseluruhan sistem antara lain:
TCs = Biaya Pembelian + Biaya Pemesanan + Biaya Operasional PC+ BiayaPenyimpanan + Biaya Transportasi
Dengan menurunkan TC terhadap m maka akan diperoleh frekuensi order optimum padaPC sebagai berikut:
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-25
Dengan syarat:(7)
Persamaan 8 merupakan batasan kuota diskon. Karena pembelian dilakukan melalui PC,maka total pembelian oleh PC dapat memenuhi kuota diskon dari supplier (K). Sedangkanpersamaan 7 digunakan untuk menjamin bahwa persamaan 6 memiliki hasil.
c) Shapley value
Shapley value adalah metode pengalokasian saving yang didasarkan pada rata-ratakontribusi marginal yang diperoleh tiap anggota dengan bergabungnya anggota tersebut kedalam grup yang sudah terbentuk sebelumnya. Persamaan 9 berikut adalah persamaan yangdigunakan dalam pengalokasian saving dengan menggunakan Shapley value.
Jika diberikan suatu game koalisi (N,v), maka Shapley value dari player i ( ) adalah
N adalah jumlah anggota. Jika anggota ke i dimasukkan kedalam set S, maka
kontribusi yang diberikan oleh anngota ke i terhadap set S adalah .
Kalikan nilai tersebut dengan yang merupakan kondisi cara yang mungkin terbentuk olehset S sebelum bergabungnya anggota ke i. Setelah itu kalikan nilai tersebut dengan
yang merupakan cara yang berbeda anggota yang tersisa dapat ditambahkankedalamnya. Jumlahkan semua nilai set S yang mungkin terbentuk. Pada Gambar 2ditunjukkan mekanisme pengalokasian saving dengan metode Shapley value dari CGT.d) Data dan Parameter
Berikut ini adalah adalah parameter dan data yang digunakan dalam model
Tabel 1. Data BuyerBuyer ke j 1 2 3
Item ke-i 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Harga Item(Pi)
10,000 15,000 20,000 10,000 15,000 20,000 10,000 15,000 20,000
DemandTahunan (Rij)
627 688 491 595 607 544 702 704 627
Pada penelitian ini terdapat tiga buyer yang melakukan pembelian tiga item yang samadengan kebutuhan yang berbeda seperti yang terlihat pada Tabel 1. Adapun data parameteryang digunakan dalam model ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-26
Tabel 2. Data Parameter ModelFraksi Biaya Simpan per Item (F) 0.3
Biaya Pemesanan dari Buyer ke Supplier(Cod_BS)
500,000
Biaya Pemesanan dari PC ke Supplier (Cod_PCS) 500,000 Biaya Sewa Kendaraan (Crent) 500,000
Biaya Pemesanan dari PC ke Supplier (Cod_PCS) 500,000 Biaya Transportasi per Km Jarak (Ctr) 10,000
Prosentase Diskon dari Supplier 30 %Minimum Pembelian yang Terkena Diskon dariSupplier
40,000,000
Hitung Total Saving padaBPS dengan PersamaanTotal Saving pada BPS =BPS Sk. 0 – BPS Skenario
yang dipilih
Hitung V(c) denganmenggunakan persamaan
11
Hitung saving yangditerima buyer j dengan
Shapley Valuemenggunakan persamaan 9
Menghitung nilai BPj
Selesai
Mulai
Gambar 2. Mekanisme pengalokasian saving
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan numerik yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:Validasi Model
Verifikasi model dilakukan untuk dapat mengetahui apakah model yang disusun telahbenar secara syntac. Sedangkan validasi dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimanaperilaku total biaya terhadap perubahan Demand. Pada tahap validasi, demand
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-27
dikelompokkan menjadi tujuh bagian yaitu normal, kenaikan dan penurunan sebesar 20 %,40%, dan 60%. Gambar 3 berikut adalah hasil percobaan yang telah dilakukan. Dari gambar 3dapat diketahui bahwa nilai total biaya selalu mengalami kenaikan seiring dengan naiknyademand. Hal tersebut sangat sesuai dengan kondisi dilapangan. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa model yang disusun telah tervalidasi.
-
20,000,000.00
40,000,000.00
60,000,000.00
80,000,000.00
100,000,000.00
120,000,000.00
140,000,000.00
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
TotalCost
Perubahan Demand Tahunan
Gambar 3. Validasi ModelRunning Model
Berikut ini adalah hasil running model yang telah dilakukan. Pada Tabel 3 dapatdiketahui bahwa dengan melakukan pembelia tanpa melalui PC, maka total biaya pembelianitem pada masing-masing buyer tidak memenuhi kuota jumlah pembelian yang memperolehdiskon dari supplier (K) sebesar empat puluh juta rupiah. Sehingga, pembelian yangdilakukan tidak mendapat potongan diskon dari supplier.
Sedangkan pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa dengan melakukan pembelian melaluiPC, total biaya pembelian item dapat memenuhi K sebesar empat puluh juta rupiah. Sehinggasupplier memberikan potongan diskon sebesar r% yang dalam hal ini 30% terhadap totalpembelian.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-28
Tabel 3. Total Biaya pembelian item pada buyer ke-j pada pembelian tanpa melalui PC
Q11 Q21 Q31 Q12 Q22 Q32 Q13 Q23 Q33
Dekat Dekat 372 431 323 353 380 358 462 463 412
Dekat Jauh 459 474 249 436 418 276 356 357 318
Sedang Dekat 573 644 442 544 568 490 632 634 565
Sedang Jauh 555 700 435 527 618 482 622 624 556
Jauh Dekat 792 911 616 752 804 682 881 883 787
Jauh Jauh 915 968 571 868 854 633 816 819 729
Jauh Jauh 790 927 568 750 818 629 812 814 725
Total biaya pembelianBuyer ke-j
33,165,000 32,350,000 34,830,000
35,090,000 34,150,000 35,025,000Total biaya pembelian
Buyer ke-j
33,220,000 37,795,000
24,230,000 23,760,000 27,130,000
24,180,000 26,700,000
Total biaya pembelianBuyer ke-j
Total biaya pembelianBuyer ke-j
Total biaya pembelianBuyer ke-j
33,905,000
24,750,000
Jarak BuyerTerhadapSupplier
Jarakantarbuyer
16,680,000
Total biaya pembelian itemBuyer ke-j
Total biaya pembelianBuyer ke-j
16,150,000 15,275,000
16,645,000 16,390,000 19,805,000
Qij
Tabel 4. Total Biaya pembelian item pada buyer ke-j pada pembelian melalui PC
Q11 Q21 Q31 Q12 Q22 Q32 Q13 Q23 Q33Dekat Dekat 445 488 349 422 431 386 498 500 445
Dekat Jauh 458 503 359 435 443 397 513 514 458
Sedang Dekat 669 734 524 635 648 581 749 751 669
Sedang Jauh 679 745 532 645 658 589 760 763 679
Jauh Dekat 947 1039 741 898 917 821 1060 1063 947
Jauh Jauh 993 1090 778 942 961 862 1112 1115 993
Jauh Jauh 926 1016 725 879 896 803 1037 1040 926Total biaya pembelian Buyer ke-j
Total biaya pembelian Buyer ke-j
130,608,094
121,770,244
Total biaya pembelian Buyer ke-j
Total biaya pembelian Buyer ke-j
89,327,882
124,512,730
Total biaya pembelian Buyer ke-j
Total biaya pembelian Buyer ke-j
60,236,700
87,999,183
Jarak BuyerTerhadap Supplier
Jarak antarbuyer
Qij
Total biaya pembelian item Buyer 58,540,534
Pada Gambar 4, dilakukan perbandingan skenario usulan yaitu pembelian melalui PCterhadap skenario 0 (pembelian tanpa melalui PC). dari hasil perhitungan tersebut diketahuibahwa total biaya yang harus ditanggung pada pembelian melalui PC selalu lebih baikdaripada pembelian tanpa melalui PC.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-29
Gambar 4. Perbandingan Pembelian tanpa melalui PC dan dengan melalui PCPengalokasian Saving
Berikut ini adalah hasil pengalokasian saving yang telah dilakukan denganmenggunakan metode Shapley value dari CGT.
(10)
Tabel 5. Total SavingBiaya Pembelian melalui
PCBuyer 1 26,410,000Buyer 2 25,935,000Buyer 3 30,120,000Buyer 1 dan 2 52,345,000Buyer 1 dan 3 56,530,000Buyer 2 dan 3 56,055,000Buyer 1, 2, dan 3 82,465,000 57,725,500
24,739,500
Biaya Pembelian tanpa melaluiPC
Saving
Total saving yang diperoleh dari pembentukan PC tersebut harus dialokasikan kembalipada masing-masing buyer. Berikut ini adalah metode pengalokasian saving denganmenggunakan metode Shapley value.
(11)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-210
Tabel 6. Metode Shapley value
Set S V(C)
1 7,923,0002 7,780,5003 9,036,0001,2 15,703,5001,3 16,959,0002,3 16,816,5001,2,3 24,739,500Kombinasi bergabungnya
Buyer ke-j kedalam PC1 2 3
1-2-3 7,923,000 7,780,500 9,036,0001-3-2 7,923,000 6,667,500 10,149,0002-1-3 7,780,500 7,923,000 9,036,0002-3-1 7,780,500 9,036,000 7,923,0003-1-2 9,036,000 7,923,000 7,780,5003-2-1 9,036,000 7,780,500 7,923,000Shapley Value 8,246,500 7,851,750 8,641,250
Buyer ke-j
Dari Tabel 6, diperoleh hasil pengalokasian saving pada buyer-j. setelah itu dilakukanpenghitungan total biaya pembelian yang dibebankan pada masing-masing buyer. Denganmenggunakan Shapley value, diperoleh hasil pengalokasian saving yang sesuai dengankotribusi masing-masing anggota PC bila dibandingkan dengan pengalokasian saving samarata. Karena, dengan membagi sama rata pada tiap anggota, anggota dengan kontribusi yanglebih besar memperoleh alokasi saving yang sama dengan anggota dengan kontribusi yanglebih kecil seperti yang terlihat pada Tabel 7. Pada Tabel 7, buyer 2 memperoleh penurunanbiaya sebesar 2% dari yang semestinya harus dibayarkan. Sementara itu, buyer 3 mengalamikenaikan biaya pembelian 2% dari yang semestinya harus dibayarkan.
Tabel 7. Perbandingan Metode Shapley value dengan pembagian sama rataBuyer ke-
j
Total Biaya Pembelian
dengan SV
Total Biaya Pembelian dengan
pembagian sama rataSelisih
Buyer 1 18,163,500 18,163,500 0%Buyer 2 18,083,250 17,688,500 2%Buyer 3 21,478,750 21,873,500 -2%Total 57,725,500 57,725,500
Analisis SensitivitasKondisi parameter pada uji sensitivitas dua parameter ini antara lain F dengan r, F
dengan Rij, F dengan P, r dengan Rij, r dengan P, dan Rij dengan P. Gambar 5 berikut iniadalah hasil analisis sensitivitas pada skenario pembelian melalui PC. Analisis sensitivitasdilakukan dengan menaikkan dan menurunkan nilai parameter sebesar 20%, 40%, 60%, dan80% terhadap kondisi normal.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-211
-
20,000,000.00
40,000,000.00
60,000,000.00
80,000,000.00
100,000,000.00
120,000,000.00
140,000,000.00
F r R P
TotalCost
Parameter
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
Gambar 5 Analisis Sensitivitas Dua Parameter pada Skenario 1Dari Gambar 5 dapat diketahui besarnya pengaruh dua parameter yang berubah secara
bersamaan yang digunakan pada model terhadap sensitivitas total biaya pada skenario 1. PadaGambar 5 tersebut diperoleh bahwa parameter Rij (Demand tahunan) dan Pi (Harga item)menyebabkan kenaikan total biaya tahunan yang sangat signifikan dengan naiknya keduaparameter tersebut. Sedangkan pada parameter F ( Fraksi biaya simpan) hanya menyebabkankenaikan yang tidak begitu sidnifikan terhadap total biaya tahunan. Sebaliknya kenaikan padaparameter r (Prosentase diskon yang ditawarkan supplier) menyebabkan penurunan totalbiaya tahunan yang sangat signifikan.
KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :1. Pada penelitian ini diketahui pentingnya melakukan koordinasi dalam hal kebijakan
persediaan, pemesanan, dan transportasi antar beberapa buyer yang melakukanpembelian multi item pada supplier yang sama dengan cara sharing informasi untukdapat meminimumkan total biaya tahunan masing-masing buyer. Hal ini ditandai denganturunnya total biaya pada skenario usulan bila dibandingkan dengan skenario 0(pembelian tanpa melalui PC).
2. Pada kasus pembelian multi item pada supplier tunggal yang menawarkan skema diskontetap skenario 1 (pembelian melalui PC) selalu lebih baik daripada skenario 0 (pembeliantanpa melalui PC).
3. Dengan melakukan pembagian saving berdasarkan Shapley value, keuntungan yangdiperoleh masing-masing anggota dapat disesuaikan dengan kontribusinya dalampembentukan PC. Hal tersebut sangat sesuai dengan konsep keadilan dalam pembagiansaving berdasarkan kontribusi daripada membaginya sama rata.
4. Parameter yang sangat berpengaruh pada naik turunnya total biaya secara signifikanadalah harga item ke-i, besarnya demand tahunan, dan prosentase diskon.
Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan serta potensi pengembangan penelitianselanjutnya antara lain :1. Mempertimbangkan adanya backorder dalam pembelian multi item pada supplier tunggal
yang menerapkan skema diskon tetap
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIVProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ISBN : 978-602-70604-3-212
2. Mempertimbangkan insentif lain yang ditawarkan supplier seperti credit in payment(kemungkinan melakukan pembayaran secara kredit)
3. Mempertimbangkan demand yang non deterministik.
DAFTAR PUSTAKA
Bloch, R. E., Perlman, S. P., & Brown, J. S. (2006). An analysis of group purchasingorganizations’ contracting practices under the Antitrust Laws: Myth and Reality.White Paper. Mayer, Brown, Rowe & Maw.
Essig, M. (2000). Purchasing consortia as symbiotic relationships: developing theconcept of “consortium sourcing”. European Journal of Purchasing & SupplyManagement, 6(1), 13-22.
Ghaderi, H., & Leman, Z. (2013). Horizontal collaboration in purchasing: A successfulcase from small and medium enterprises (SMEs). African Journal of BusinessManagement, 7(10), 750-753.
Huber, B., Sweeney, E., & Smyth, A. (2004). Electronic Purchasing Consortia: aProcurement Direction for the Future?.
Lozano, S., Moreno, P., Adenso-Díaz, B., & Algaba, E. (2013). Cooperative game theoryapproach to allocating benefits of horizontal cooperation. European Journal ofOperational Research, 229(2), 444-452.
Nollet, J., & Beaulieu, M. (2003). The development of group purchasing: an empiricalstudy in the healthcare sector. Journal of Purchasing and Supply Management,9(1), 3-10.
Pujawan, N. & Mahendrawathi (2010). Supply chain management. Guna widya.Schotanus, F. (2007). Horizontal cooperativepurchasing. University of Twente.Tersine, R. J. (1994). Principles of inventory and materials management.Yu, W. (2012). Cooperative purchasing in SME's: evidence from China's retail sector.
Recommended