View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
MEDIA DAN PENCITRAAN LIGA BASKET PROFESIONAL
(Studi Kualitatif tentang Persepsi Pembaca Majalah Main Basket
terhadap Pencitraan Liga Basket Profesional di Kalangan
Peserta Honda DBL Solo 2014)
Dyah Puspitasari
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
The aim of this study is: To describe the reader's perception of the imaging Magazine Main Basketball Professional Basketball League Among Honda DBL Solo 2014. Participants This study is a qualitative description using the case study method. Data collection techniques using the technique of interview, observation, and literature study. The discussion analyzed through interviews and using the interpretation results. The selected speakers are magazine readers Main Basketball among participants Honda DBL Solo 2014.
These results indicate that the perception of readers of imaging professional basketball league in Main Basketball Magazine includes: 1) Perception news reader in response to the charge that exists in the charge of playing basketball magazine that can add information and pengetahaun participants about the 2014 Honda DBL solo professional basketball league. 2). Main Basketball magazine reader's perception that imaging is good Professional Basketball League and information about the world of basketball is in conformity with the wishes of the reader. It's just that there are some informants that there are some sections that convey the need to be developed. 3). The perception that the material presented news has been balanced and fit the facts are. Results of interviews that researchers do in the form of news and information presented has been balanced and candid. and 4) perceptions regarding the material / content of news and information is quite interesting the reader, which is in line with research findings that the news delivered cargo has been inspired to play basketball.
To further build the reader's perception positively to the imaging professional basketball league, the Basketball Main magazine media content management should be improved, that the quality and content of the magazine covers Main Basketball over the whole thing takes readers especially basketball lovers to note, that the magazine can be more open in conveying information related to professional basketball league. Keywords: media, imaging, basketball, magazines.
2
Pendahuluan
Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan essensial bagi masyarakat
adalah kebutuhan akan informasi1. Pada umumnya masyarakat selalu mencari
informasi yang dianggapnya perlu untuk mereka ketahui. Manusia dapat
mengikuti peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya ataupun tempat lain,
melalui informasi yang diperolehnya. Selain itu, dengan informasi manusia dapat
memperluas pengetahuannya sekaligus memahami kedudukan serta perannya
dalam masyarakat.
Media masssa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan informasi, informasi yang disajikan media massa merupakan
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga
antara manusia dan media massa, keduanya saling membentuk hubungan yang
saling membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Manusia
membutuhkan media massa untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi,
sedangkan media massa membutuhkan manusia untuk mendapatkan informasi dan
mengkonsumsi berita-berita yang disajikan oleh media tersebut2.
Studi penelitian terdahulu menemukan media massa juga telah mewarnai
hubungan antara dua negara. Hubungan Indonesia dan Malaysia misalnya,
sekarang ini secara informal lebih banyak diwarnai oleh media massa dibanding
oleh para pejabat negara atau orang-orang yang secara resmi mengatur hubungan
tersebut. Persepsi masyarakat tentang kedua negara lebih banyak dibentuk oleh
media massa dibanding oleh pejabat yang berwenang. Bahkan niat baik pejabat
kedua negara tidak akan tersosialisasikan tanpa bantuan media massa. Meskipun
isi media di kedua negara tersebut tidak hanya memberitakan yang negatif
mengenai negara tetangganya baik di Indonesia maupun di Malaysia, namun
berita-berita positif tentang negara tetangganya seolah “tenggelam” dibenak
1Abidin, Zaenal. 2009. “Sikap Masyarakat Muslim Pelaku Yoga di Surabaya tentang Berita Fatwa
MUI Haramkan Yoga”. Ilmu Komunikasi FISIP-UPNV Jatim. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 1. No.2. p. 111-120.
2Richard, W. Christ. 2009. Opini Pemain Basket di Surabaya Terhadap Features Streetball Pada Majalah Slam Indonesia. Skripsi. Surabaya: Universitas Veteran. Hal. 1.
3
audiencenya. Hal ini mungkin terperangkap dalam mitos the bad news is good
news3.
Perkembangan media massa sebagai sarana informasi di Indonesia tidak
terlepas dari jalannya pembangunan nasional di segala sektor kehidupan
masyarakat. Kecenderungan misi media massa ditunjukan untuk mendukung
pembangunan, menempatkan media massa pada posisi terpenting dalam
perumusan pola kebijakan pembangunan nasional, yaitu merupakan bagian dari
kekuatan institusional dalam masyarakat. Komunikasi massa sering digunakan
secara tidak benar untuk merujuk untuk penyebaran hiburan, seni, informasi dan
pesan dari televisi, radio, surat kabar, majalah, film, rekaman musik dan terkait
media.
Sumber informasi yang dapat dijadikan sarana dalam pemenuhan
kebutuhan diperoleh baik melalui televisi, radio, internet ataupun media cetak.
Media cetak terbagi atas surat kabar dan majalah. Berbeda dengan surat kabar,
majalah lebih terspesialisasi dengan konsumen tertentu. Konsumen pada majalah
memiliki jumlah lebih sedikit, akan tetapi pasarnya lebih mengelompok
(tersegmentasi). Majalah memiliki usia yang lebih panjang daripada surat kabar
karena isi yang disajikan oleh majalah berbeda dan lebih menarik dibandingkan
surat kabar yang menyajikan berita4.
Majalah sebagai penyampaian dan penafsir pesan lebih dahulu melakukan
jurnalisme interpretative ketimbang koran ataupun kantor-kantor berita. Bagi
majalah, interpretasi justru menjadi sajian utama. Jika media siaran memberi
perhatian pada suatu peristiwa, biasanya waktu dan perhatian untuk peristiwa lain
akan berkurang. Majalah seringkali sengaja meliput sesuatu yang diberikan oleh
media siaran secara lebih panjang lebar. Seseorang yang tertarik untuk
mengetahui lebih banyak oleh sesuatu yang diberikan televisi akan mencarinya di
majalah. Sejak lama, aneka majalah sengaja menyajikan tinjauan atau analisis
terhadap suatu peristiwa secara mendalam, dan itulah hakikat interpretasi.
Kecenderungan ini menguat sejalan dengan spesialisasi majalah. Majalah-majalah
3Zakiah, Kiki. “Pencitraan Indonesia di Media Massa Malaysia”. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 2,
No.1, April 2012 ISSN: 2088-981X. p.76-101. 4 Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Hal. 82.
4
khusus laku karena menyajikan analisis panjang lebar. Dibandingkan koran,
majalah lebih kuat mengingat emosi pembacanya.
Majalah juga berkarakteristik memiliki fokus utama dan titik berat,
cenderung pada features artikel dan wawancara, serta lebih banyak foto. Memilik
fokus utama yang dimaksud adalah, setiap majalah selalu memiliki tidak lebih
dari satu tema, karena setiap majalah memiliki khalayaknya sendiri- sendiri.
Majalah lebih cenderung pada features karena isi dari majalah kebanyakan berita-
berita ringan yang dapat dibaca kapanpun dan dimanapun tanpa melihat
keaktualitasan dari berita tersebut. Sedangkan lebih banyak foto yang dimaksud
adalah untuk membuat tampilan dari majalah terlihat menarik, sehingga dapat
menarik minat para pembaca untuk lebih ingin mengetahui isi berita dari majalah
tersebut.
Jenis-jenis majalah yang ada antara lain majalah khusus wanita, majalah
khusus pria, majalah anak-anak, majalah musik, majalah otomotif, majalah bisnis,
majalah olah raga, dan lain-lain. Untuk majalah yang khusus membahas tentang
olah raga juga di klasifikasikan menurut berbagai jenis olah raga itu sendiri. Salah
satu jenis majalah olah raga yang ada di Indonesia adalah majalah Main Basket.
Majalah Main Basket merupakan majalah pertama dan satu-satunya yang
dikhususkan untuk membahas detail hal tentang olah raga basket secara di
Indonesia. Selain untuk mengulas semua info tentang basket; seperti tim, profil
pemain, jadwal pertandingan, ulasan pertandingan dan lain-lain, majalah ini pula
dibentuk untuk menyatukan fans basket Indonesia yang selama ini terpencar. Hal
yang berbau bola basket atau NBL Indonesia, NBA, WNBL, DBL, hingga ABL
akan dimuat lengkap semua di dalam aplikasi majalah Main Basket. Selain itu,
akan ada pula profil lengkap pemain dan jalannya pertandingan yang akan
berlangsung. Setiap majalah yang ditampilkan akan terus diupdate seiring edisi
terbaru yang akan keluar dan atau edisi khusus untuk adanya momen tertentu yang
akan tampil.
Karena itulah, penciptaan strategi untuk membangun dan mempertahankan
citra harus menjadi prioritas majalah Main Basket, salah satunya dengan
mengetahui berbagai motif yang mendasari para pembaca tetap menyukai dan
5
memilih majalah Main Basket. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda
khususnya tentang majalah Main Basket. Sebagian orang telah mengenal majalah
ini hingga tidak sedikit yang menjadi pelanggan setia, tetapi sebagian orang belum
mengenal bahkan tidak mengetahui majalah Main Basket ini. Persepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima
oleh individu melalui alat resptor yaitu indera. Alat indera merupakan
penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus
yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga
individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Dengan kata lain,
persepsi adalah proses yang menyangkut pesan atau informasi ke dalam otak
manusia. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa juga memiliki persepsi yang
berbeda setiap individunya. Hal ini wajar, karena setiap orang bebas untuk
berpendapat. Oleh sebab itulah dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk
mengetahui persepsi pembaca yang khususnya ditujukan untuk pelanggan majalah
Main Basket. Karena pelanggan sendiri sangat berperan penting dalam
perkembangan dan bertahannya majalah ini dalam persaingan di tengah tantangan
zaman saat ini.
Saat ini, hampir semua pihak yang berkepentingan dengan opini publik
menyadari pentingnya mengelola citra. Seitel menyebutkan bahwa kebanyakan
perusahaan meyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses
yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang. Citra perusahaan yang positif
diyakini akan mendatangkan goodwill dari publik terhadap perusahaan, dan
sebaliknya citra perusahaan yang buruk akan menjauhkan publik dari perusahaan.
Namun demikian, citra adalah fragile commodity. Jika tidak dikelola dengan benar
maka citra akan mudah sekali rusak, oleh karena itu meski citra adalah kesan,
perasaan, atau gambaran publik tentang perusahaan namun perusahaan tidak bisa
membiarkan citra terbentuk dengan sendirinya. Citra positif harus dibentuk
melalui proses pencitraan yang tepat5.
5 Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja
Rosda Karya. Hal. 111.
6
Berkaitan dengan penonjolan yang dilakukan media massa, Lazarsfeld dan
Merton6 memberikan fungsi media dalam memberikan status (status conferral).
Menurutnya, karena gambar, atau kegiatan dimuat oleh media massa, maka orang
atau organisasi atau lembaga mendadak mendapat reputasi yang tinggi yang
kemudian dikenal pomeo “names make news”. Sehubungan dengan pembentukan
citra, dapat disebut “news make names”. Artinya orang yang tidak dikenal,
mendadak melejit namanya karena ia diungkapkan besar-besaran dalam media
massa.
Menciptakan dan menjaga citra melalui majalah Main Basket merupakan
hal yang mutlak dilakukan oleh liga basket profesional, sebab apabila citra liga
basket profesional menjadi rusak, maka persepsi pembaca terhadap liga basket
tersebut akan menjadi buruk. Liga basket profesional yang rusak citranya akan
sulit untuk diperbaiki, hal ini disebabkan hilangnya kepercayaan pembaca
Majalah Main Basket dan penggemar bola basket. Berita ataupun cerita tentang
bola basket, bisa dikatakan nihil. Bola basket menjadi (salah satu) anak tiri, dan
sepak bola adalah anak emas. Fenomena ini sedikit banyak membuat resah para
penggemar basket di Indonesia. “Orang tua” (dalam hal ini televisi) bersikap pilih
kasih yang sangat ekstrim. Televisi memanjakan anak emas, sepak bola dengan
sangat berlebihan. Berlebihan hingga pada taraf berpotensi membuat cabang
olahraga lain yang seharusnya bisa berkembang dan jauh lebih berprestasi, justru
malah menjadi surut bahkan mati. Beruntung, basket adalah salah satu cabang
yang terus bergeliat meskipun tanpa banyak sorotan media televisi7.
Dengan adanya informasi-informasi mengenai profil pemain, cerita-cerita
menarik, gosip, bahkan keruwetan organisasi induk basket melalui Majalah Main
Basket, pasti menimbulkan banyak persepsi yang berbeda dari tiap-tiap pembaca
majalah Main Basket khususnya peserta Honda DBL Solo, mengingat bahwa
masih kurangnya anggapan positif terhadap citra liga basket profesional oleh
masyarakat bola basket khususnya para pemain seperti pada uraian diatas menjadi
alasan peneliti untuk tertarik mengadakan penelitian tantang “PERSEPSI 6 Rakhmat, 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Rosdakarya. Hal. 225. 7http://mainbasket.com/2011/11/08/mengubah-basket-indonesia-dari-anak-tiri-menjadi-anak-emas-
topic-of-the-month-november-2011.
7
PEMBACA MAJALAH MAIN BASKET TERHADAP PENCITRAAN LIGA
BASKET PROFESIONAL DI KALANGAN PESERTA HONDA DBL
SOLO 2014”.
Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah: “Bagaimana persepsi pembaca Majalah Main
Basket terhadap pencitraan Liga Basket Profesional di Kalangan Peserta Honda
DBL Solo 2014?”.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disusun,
maka tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mendeskripsikan persepsi pembaca
Majalah Main Basket terhadap pencitraan Liga Basket Profesional di Kalangan
Peserta Honda DBL Solo 2014”.
Kajian Teori
1. Komunikasi
Komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia, yang dinyatakan
dalam bentuk pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya8.
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi
berasal dari bahasa Latin communicati, dan perkataan ini bersumber pada kata
communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama
sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam
kegiatan politik. Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama
makna, yaitu semua makna mengenal satu hal.
Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlihat
terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
8 Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan Kesembilanbelas. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya. Hal 27.
8
Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain
kepadanya, maka komunikasi telah berlangsung. Dengan kata lain, hubungan
yang terjadi antar mereka merupakan hubungan yang komunikatif.
Sebaliknya, jika tidak dimengerti, maka komunikasi tidak berlangsung
(hubungan antar orang tersebut tidak komunikatif).
Dari pengertian komunikasi tersebut, tampak adanya sejumlah
komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya
komunikasi. Dalam “bahasa komunikasi” komponen-komponen berikut
adalah sebagai berikut:
1) Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
2) Pesan: pernyataan yang didukung oleh lambang
3) Komunikan: orang yang menerima pesan
4) Media: sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh
tempatnya atau banyak jumlahnya.
5) Efek: dampak/ pengaruh dari pesan.
2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat9.
Definisi yang paling sederhana menurut Bitter (1980) tentang
komunikasi massa adalah “Mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa
adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang10.
9 Rakhmat, Jalaluddin. 2014. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 186. 10 Rakhmat, Jalaluddin. 2014. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 186.
9
Seseorang yang menggunakan media massa sebagai alat untuk
melakukan kegiatan komunikasi perlu mengetahui bahwa terdapat empat
karakteristik komunikasi massa yaitu11:
1. Komunikasi massa bersifat umum
2. Komunikasi bersifat heterogen
3. Media massa menimbulkan keserempakan
4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat pribadi
Definisi lain tentang komunikasi massa yang dikemukakan para ahli
komunikasi tentang komunikasi massa pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab pada awal
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media
of mass communication (media komunikasi massa). Media komunikasi massa
elektronika adalah internet, radio siaran, dan televisi.
Ciri-ciri komunikasi massa, diantaranya:
1) Sifat komunikan.
2) Sifat media massa.
3) Sifat pesan.
4) Sifat komunikator.
5) Sifat efek.
a. Karakteristik Komunikasi Massa
Melalui definisi-definisi komunikasi massa yang secara prinsip
mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi
lainnya dianggap saling melengkapi, maka dapat diketahui beberapa karakteristik
komunikasi massa, antara lain sebagai berikut 12: 1). Komunikator
Terlambangkan; 2). Pesan Besifat Umum; 3). Komunikasi Anonim dan
Heterogen; 4). Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan; 5). Komunikasi
Mengutamakan Isi Ketimbang Himbauan; 6). Komunikasi Massa Bersifat Satu
Arah; 7). Stimulasi Alat Indra Terbatas; 8). Umpan Balik Tertunda (delayed).
11Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan Kesembilanbelas. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya. Hal. 81. 12Ardianto. Elvinaro & Komala Lukiati, Karlinah Siti. 2004. Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal. 7.
10
b. Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan,
tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data,
fakta, dan ide. Oleh karena itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk13:
1. Informasi
2. Sosialisasi
3. Motivasi
4. Perdebatan dan Diskusi
5. Pendidikan
6. Memajukan Kebudayaan
7. Hiburan
8. Integrasi
c. Efek Komunikasi Massa
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa
timbul sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena hal tersebut, efek melekat pada
khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek komunikasi massa dapat
diklasifikasikan sebagai14:
1) Efek Kognitif (Cognitive effect)
Efek kognitif berhubungan dengan pikiran dan penalaran, sehingga
khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tidak tidak mengerti menjadi
mengerti dan bingung menjadi jelas. Contoh pesan yang menimbulkan efek
kognitif anatara lain berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara
pendidikan dan lainnya.
Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi
dirinya. Efek kognitif ini akan membahas tentang bagaimana media massa dapat
membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, kita
13
Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan Kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Hal. 27.
14Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan Kesembilanbelas. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya. Hal. 318.
11
memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita
kunjungi secara langsung.
2) Integratif Personal
Kebutuhan untuk memperkuat kreadibilitas seseorang, rasa percaya diri,
stabilitas dan status. Bagaimana suatu tayangan dapat berpengaruh kepada setiap
individu.
3. Konsep Media Massa
Media massa adalah sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung
dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Media adalah
alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri alat yang digunakan
dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan
alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi15. Media massa
adalah sarana komunikasi massa dimana proses penyampaian pesan, gagasan, atau
informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.
a. Karakteristik Media Massa
Sebuah media bisa disebut media massa jika memiliki karakteristik
tertentu16. Adapun karakteristik media massa: bersifat melembaga, artinya pihak
yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,
pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
1) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan
terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau
umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
2) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak,
karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana
informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang
sama.
15Cangara, H. Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo. 16
Cangara, H. Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
12
3) Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan
semacamnya.
4) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana
saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
b. Kategori Media: Jenis-Jenis Media Massa
Media massa dapat diklasifikasikan kepada tiga kategori yaitu17:
1. Media Cetak: surat kabar atau koran, majalah, buku, dan newsletter,
2. Media Elektronik: televisi, radio, video, dan film.
3. Media Online: Cyber Media, Media Internet, Media Berbasis Internet.
4. Majalah
Majalah merupakan salah satu media cetak yang fungsinya memberikan
informasi yang menghibur dan mendidik18. Majalah juga merupakan suatu bagian
dari komunikasi massa yang memiliki karakteristik berbeda dengan media cetak
lainnya. Karakteristik majalah dapat dilihat dari isi pesan yang disajikan oleh
majalah. Pesan yang disajikan oleh majalah biasanya dapat dikonsumsi dalam
jangka waktu yang cukup panjang dengan jumlah halaman yang banyak serta
pesan lebih dalam dan beragam karena frekuensi terbitnya yang sebulan sekali.
Daya tarik dari sebuah majalah adalah cover dan perpaduan berbagai warna.
Selain itu, tagline dari majalah itu sendiri menentukan daya tarik pembaca
terhadap suatu majalah.
5. Persepsi
Dalam proses pengambilan keputusan mengkonsumsi suatu produk atau
jasa tertentu, konsumen dipengaruhi oleh faktor psikologis, antara lain motivasi,
kepercayaan, sikap, dan yang paling penting adalah persepsi. Tiap perusahaan
berusaha merancang berbagai macam strategi agar produknya dapat menjadi
nomor satu dalam persepsi konsumen. Sedangkan konsumen juga akan merasa
puas apabila penyampaian jasa atau produk sesuai dengan apa yang dipersepsikan
17 Romli, Asep S M. 2009. Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa. 18 Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Hal.108.
13
konsumen. Hal ini juga berlaku untuk mengetahui perilaku khalayak dalam
menentukan pilihan mengkonsumsi suatu media massa dalam berkomunikasi.
Persepsi merupakan inti dari komunikasi, sedangkan penafsiran
(interpretasi) adalah inti dari persepsi, yang identik dengan penyandian balik
(decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu:
seleksi, organisasi dan interpretasi19. Selanjutnya Mulyana mendefinisikan
persepsi sebagai proses internal yang memungkinkan seseorang untuk memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungannya, dan
selanjutnya proses tersebut mempengaruhi perilakunya.
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan infomasi dan menaksirkan
pesan20. Dapat disimpulkan persepsi mengandung tiga pengertian, yaitu (1)
merupakan hasil yang mengatakan (2) merupakan hasil penilaian, dan (3)
merupakan pengolahan akal dari data indrawi yang diperoleh melalui pengamatan.
Persepsi juga didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu-individu
untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi
makna kepada lingkungan mereka.
Persepsi meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra, atensi, dan
interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui
penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Reseptor
indrawi-mata, telinga, kulit dan otot, hidung, dan lidah adalah penghubung antara
otak manusia dan lingkungan sekitar. Mata bereaksi terhadap gelombang cahaya,
telinga terhadap gelombang suara, kulit terhadap gelombang temperatur dan
tekanan, hidung terhadap bau-bauan dan lidah terhadap rasa. Lalu rangsangan-
rangsangan tersebut dikirimkan ke otak.
Berdasarkan teori di atas, maka indikator persepsi merupakan kemampuan
individu dalam memahami, mengetahui, bersikap dan kemudian memberikan
tanggapan tentang apa yang difahaminya.
19 Mulyana. Dedi. 2010. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Hal. 180. 20 Rahmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya . Hal. 51.
14
Sebagai komunikan yang diterpa stimuli atau rangsangan, para pembaca
Majalah Main Basket tentu akan memberikan respon terhadap informasi yang
diterima. Dan tentunya mereka akan memberikan tanggapan yang berbeda antara
satu dengan yang lain. Perbedaan respon ini menurut De Fleur dalam teori
perbedaan individu, karena masing-masing individu memiliki motivasi dan
pengalaman yang berbeda sebagai hasil belajar dari lingkungannya yang berbeda-
beda pula. Karenanya kepribadian masing-masing individu saling berbeda pula.
6. Motif Penggunaan Media
Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak,
alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
manusia berbuat sesuatu. Motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku
manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya.
7. Pencitraan
Pencitraan adalah salah satu bentuk komunikasi yang juga menuntut
kesamaan makna sebagai hasil akhirnya. Pelaku pencitraan berharap agar
masyarakat kemudian bisa memiliki kesan tentang diri, produk, perusahaan yang
dicitrakan sesuai dengan yang diharapkan. Pencitraan sangat terkait erat dengan
dimensi fisik, yaitu tempat berada. Seseorang akan mencitrakan diri secara
berbeda ketika berada di tempat yang berbeda. Pencitraan juga terkait erat dengan
dimensi sosial psikologis, yaitu lingkungan hubungan kejiwaan antara
komunikator dan komunikan. Seseorang akan mencitrakan dirinya berbeda ketika
berhubungan dengan orang dari status sosial ekonomi yang berbeda, tingkat
pendidikan berbeda, kedekatan emosional yang berbeda dan sebagainya. Terakhir,
pencitraan juga erat kaitannya dengan dimensi temporal, yaitu waktu dalam sehari
ataupun periode tertentu. Seorang politisi akan mencitrakan diri berbeda dalam
masa kampanye dan sesudah terpilih21.
21 Sutikna, Nana. Tanpa Tahun. Pencitraan: Sebuah Tinjauan Filsafat Komunikasi.
15
8. Hubungan Komunikasi Massa, Persepsi dan Citra
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara seretak dan
sesaat22. Secara umum media massa mempunyai berbagai fungsi bagi
khalayaknya, yakni: (1) pemberian informasi; (2) pemberian komentar atau
interpretasi yang membantu pemahaman makna informasi; (3) pembentukan
kesepakatan; (4) pertalian atau korelasi bagian-bagian masyarakat dalam
memberikan respon terhadap lingkungan; (5) transmisi warisan budaya; dan (6)
ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melesktarikan
identitas dan kesinambungan masyarakat23.
Jika informasi dalam masyarakat primitif diperoleh melalui pembicaraan,
upacara keagamaan, cerita dan sebagainya, sedangkan pada masyarakat modern
informasi diperoleh secara langsung melalui media massa, sebagai perpanjangan
alat indera, informasi yang ditampilkan dalam media adalah informasi yang telah
diseleksi, atau realitas tangan kedua (secondhand reality) biasanya tidak bisa atau
tidak sempat dicek kebenarannya24. Kecenderungan memperoleh informasi itu
semata-mata berdasarkan apa yang dilaporkan media massa, yang pada akhirnya
terbentuk persepsi tentang lingkungan sosial berdasarkan realitas kedua yang
ditampilkan oleh media massa.
Pembentukan citra pada dasarnya juga dipengaruhi oleh informasi yang
diterima dan dipersepsi. proses persepsi adalah proses kognitif25. Persepsi
membentuk individu dalam memilih, mengatur, menyimpan, dan
menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti.
Setiap orang memberi arti tersendiri terhadap rangsangan, individu akan berbeda
dalam “melihat” hal yang sama dengan cara yang berbeda26.
22 Yuniati, Yenni. 2002. “Pengaruh Berita di Surat Kabar terhadap Persepsi Mahasiswa Politik”.
Mediator Vol. 3 No. 1. 23 opcit. 24 opcit. 25 opcit. 26 opcit.
16
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif, yang didefinisikan oleh Bogdan dan Taylor (1992) sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan
tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut
pandang yang utuh, komprehensif dan holistic27 yang tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis/ membuat prediksi, tetapi hanya menggambarkan mengenai
persepsi pembaca majalah Main Basket terhadap pencitraan liga basket
profesional.
Peneliti memilih Liga DBL Solo sebagai objek penelitian berdasarkan
kebutuhannya dan menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif. Dengan
menggunakan penarikan sampel jenis purposive sampling ini maka peneliti akan
memilih informan yang dapat dipercaya untuk menjadi sumber informasi dan
diharapkan yaitu pembaca Majalah Main Basket. Adapun informan dalam
penelitian ini berjumlah 12 peserta Honda DBL Solo 2014.
Benang Merah
Adanya informasi mengenai perkembangan dunia basket yang selalu
teringat pada benak seseorang dapat mempengaruhi persepsi, sikap dan
perilakunya. Semakin sering teringat akan suatu informasi maka semakin besar
pula informasi tersebut dapat mempengaruhi persepsi, sikap dan perilakunya. Hal
ini memang menjadi harapan pemberi informasi, bahwa dengan media massa akan
dapat memberikan informasi kepada banyak orang dan lebih sering. Semakin
lama informasi disampaikan melalui media massa, maka semakin banyak orang
yang dapat dijangkau dan lebih sering pula. Namun jika terlalu sering juga dapat
menimbulkan rasa bosan pendengar atau pemirsanya dan hal ini dapat berakibat
negatif.
27
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo. Hal. 215.
17
Persepsi pembaca terhadap pencitraan liga basket profesional merupakan
proses penilaian yang ditentukan oleh faktor-faktor internal berupa karakteristik
individu yang menerima rangsangan dan faktor eksternal yang berupa
karakteristik objek yang memberikan rangsangan. Persepsi pembaca majalah
Main Basket yang termasuk kalangan peserta Honda DBL Solo 2014 bahwa
informasi pencitraan liga basket profesional disajikan dengan cukup baik, dan
sesuai dengan keinginan pembaca, Persepsi bahwa materi berita yang disajikan
sudah seimbang dan sesuai fakta apa adanya. Hasil wawancara yang peneliti
lakukan berupa berita dan informasi yang disajikan sudah berimbang dan apa
adanya. Persepsi mengenai materi/ isi berita dan informasi mengenai liga basket
profesional di Majalah Main Basket sudah memenuhi keinginan pembacanya.
Semakin banyak liputan berita yang disajikan maka kesempatan untuk menjaring
opini serta aspirasi pembaca semakin besar.
Kesimpulan
Melalui penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa persepsi pembaca
majalah Main Basket mengenai pencitraan Liga Basket Profesional sangat
bervariasi, persepsi pembaca majalah Main Basket bahwa pencitraan Liga Basket
Profesional sudah baik dan informasi mengenai dunia basket sudah sesuai dengan
keinginan pembaca dapat menambah informasi dan pengetahuan peserta Honda
DBL solo 2014 mengenai liga basket profesional.
Saran
Merujuk pada hasil kesimpulan berdasarkan dari analisa data mengenai
bagaimana persepsi pembaca di kalangan peserta honda DBL Solo 2014 terhadap
pencitraan liga basket profesional di Majalah MainBasket, maka bisa di peroleh
beberapa saran yang penting untuk kemudian dijadikan sebagai bahan perbaikan
dan peningkatan, adapun hal tersebut adalah:
1. Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka disarankan kepada manajemen
majalah Main Basket agar dapat menampilkan rubrik profil basket yang lebih
menarik bagi kalangan penggemar bola basket. Untuk dapat menampilkan
18
rubrik yang lebih menarik tersebut, manajemen dapat melakukan pooling
pendapat dari para pembaca dengan menyediakan hadiah. Selain itu, untuk
menambah kreativitas penggemar bola basket, manajemen mengadakan rubrik
tertentu yang berasal dari masyarakat dengan memberikan imbalan tertentu
bagi yang terpilih. Dengan cara-cara tersebut diharapkan dapat lebih menarik
masyarakat terutama pecinta bola basket yang menjadi sasaran utama
pemasaran majalah Main Basket.
2. Untuk lebih membangun persepsi pembaca secara positif terhadap pencitraan
liga basket profesional, pihak majalah Main Basket sebaiknya pengelolaan isi
media lebih ditingkatkan, yaitu kualitas dan isi dari majalah Main Basket lebih
mencakup keseluruhan hal yang dibutuhkan pembaca khususnya pecinta
basket untuk diketahui, yaitu majalah dapat lebih terbuka dalam
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan liga basket profesional.
3. Majalah Main Basket memang sudah bersifat informatif, namun majalah Main
Basket kurang memenuhi kebutuhan informasi hiburan. Maka sebaiknya
bentuk maupun cara penulisan di dalam majalah Main Basket lebih bervariasi,
misalnya memperbanyak bentuk tulisan feature daripada hanya berbentuk
berita.
4. Isi majalah Main Basket yang berdasarkan fakta tentang liga basket
profesional memang sudah baik, namun apabila sesekali disisipkan rubrik
yang bersifat fiksional seperti cerita pendek atau fiksi yang masih menyangkut
liga basket lainnya akan lebih baik. Karena hal ini dapat membuat majalah
lebih variatif dan menjadikan pilihan bagi pembaca yang karakteristiknya
berbeda-beda.
5. Penerbitan majalah Main Basket sebaiknya selalu tepat waktu dan tidak
terlambat agar menciptakan konsistensi pada setiap penerbitan dan berita
masih akurat dan aktual.
6. Kepada peneliti yang akan datang, diharapkan dapat melakukan penelitian
lebih mendalam, terutama terkait dengan analisis secara lebih rinci untuk
mengungkap persepsi terhadap pencitraan liga basket profesional, tingkat
19
terpaan media secara lebih detail, dan faktor-faktor lain yang terkait dengan
ketertarikan khalayak terhadap majalah olah raga khususnya Basket.
20
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zaenal. (2009). “Sikap Masyarakat Muslim Pelaku Yoga di Surabaya
tentang Berita Fatwa MUI Haramkan Yoga”. Ilmu Komunikasi FISIP-UPNV Jatim. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 1. No.2.
Ardianto, Elvinaro & Komala Lukiati, Karlinah Siti. (2004). Komunikasi: Suatu
Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. Cangara, H. Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Raja
Grafindo. Effendy. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan Kesembilanbelas.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Kasali, Rhenald. (1994). Manajemen Public Relations. Jakarta: Pustaka Utama. Mulyana, Dedi. (2010). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya. Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Rakhmat, Jalaludin. (2014). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Richard, W. Christ. (2009). Opini Pemain Basket di Surabaya Terhadap Features
Streetball Pada Majalah Slam Indonesia. Skripsi. Surabaya: Universitas Veteran.
Romli, Asep S.M. (2009). Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa. Ruslan, Rosady. (2010). Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo. Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. (2002). Dasar-Dasar Public Relations.
Bandung: Remaja Rosda Karya. Sutikna, Nana. Pencitraan: Sebuah Tinjauan Filsafat Komunikasi. Tanpa Tahun. Yuniati, Yenni. 2002. “Pengaruh Berita di Surat Kabar terhadap Persepsi
Mahasiswa Politik”. Mediator Vol. 3 No. 1. Zakiah, Kiki. Pencitraan Indonesia di Media Massa Malaysia. Jurnal Ilmu
Komunikasi. Vol. 2, No.1, April 2012 ISSN: 2088-981X. p.76-101
21
Website: http://mainbasket.com/2011/11/08/mengubah-basket-indonesia-dari-anak-tiri-
menjadi-anak-emas-topic-of-the-month-november-2011.
22
JURNAL
MEDIA DAN PENCITRAAN LIGA BASKET PROFESIONAL
(Studi Kualitatif tentang Persepsi Pembaca Majalah Main Basket terhadap
Pencitraan Liga Basket Profesional di Kalangan Peserta Honda DBL Solo 2014)
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh:
DYAH PUSPITASARI
D0207010
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
Recommended