View
233
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Perumusan Masalah Penelitian
Materi II Kuliah Metode Penelitian
Kuantitatif Bidang Kesmavet
Masalah adalah kesenjangan (discrepancy)
antara apa yang seharusnya (harapan) dengan
apa yang ada dalam kenyataan sekarang.
Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu
pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik,
sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya.
• Titik awal suatu penelitian.
• Pertanyaan-pertanyaan penting yang ingindijawab dalam penelitian.
• Dirumuskan dari masalah yang sudahdiidentifikasi, dipilih dan atau dibatasi.
• Titik acuan untuk: penyusunan tujuan, pengajuan hipotesis, analisis data, dankesimpulan.
Problem
Discovery
Identifikasi
bidang/masalah riset
Pemilihan topik
Perumusan masalah
Topik Masalah Judul
Tujuan Perumusan Masalah
Mencari sesuatu dalam kerangka pemuasan akademis
seseorang
Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang
akan hal-hal yg baru
Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa
penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar
untuk penelitian selanjutnya
Memenuhi keinginan sosial
Meyediakan sesuatu yang bermanfaat
Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai
penelitian
Masalah haruslah mempunyai keaslian
Masalah harus menyatakan suatu hubungan
Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah harus dapat diuji
Masalah harus dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan
Ciri masalah yang baik
Masalah harus fisibel
Data serta metode harus tersedia
Peralatan dan kondisi harus mengijinkan
Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang
Masalah harus didukung oleh sponsor yang kuat
Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Menarik bagi si peneliti
Sesuai dengan kualifikasi peneliti
Pengamatan terhadap kegiatan manusia
Pengamatan terhadap alam sekitar
Bacaan
Ulangan serta perluasan penelitian
Cabang studi yang sedang dikembangkan
Catatan dan pengalaman pribadi
Praktek serta keinginan masyarakat
Bidang spesialisasi
Sumber untuk Memperoleh Masalah
Pelajaran yang sedang diikuti
Diskusi-diskusi ilmiah
Perasaan intuisi
Sumber untuk Memperoleh Masalah
Pertimbangan objektif
Peneliti mempertimbangkan:
Apakah suatu masalah memiliki kualitas tertentu
atau tidak untuk dapat diteliti
Apakah masalah dapat dikonseptualisasikan atau
tidak sehingga memudahkan mendesain instrumen
penelitian
Pertimbangan penentuan masalah
Masalah berkualitas, jika:
Nilai penemuan yang tinggi
Sedang dirasakan oleh kebanyakan orang di suatu
masyarakat atau sekelompok masyarakat
Bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian
sebelumnya
Masalah yang akan diteliti memiliki referensi
teoritis yang jelas
Masalah dapat dikonseptualisasikan jika dapatmenjawab pertanyaan sbb: (khususnya padapenelitian kuantitatif)
Apakah memiliki batasan-batasan yang jelas
Bagaimana bobot dimensi operasionalnya
Apakah dapat dihipotesiskan
Apakah memiliki sumber data yang jelas
Apakah dapat diukur sehingga dapat didesain alatukur yang jelas
Analisis statistika apa yang dapat digunakan
Pertimbangan mengenai kredibilitas penelititerhadap apa yang ditelitinya.Hal yang dipertanyakan:
Apakah benar-benar sesuai dengan minat peneliti
Apakah sesuai dengan disiplin ilmu peneliti
Apakah peneliti memiliki kemampuan penguasaanteoritis yang memadai
Apakah cukup banyak hasil penelitian sebelumnyatentang masalah tersebut
Apakah biaya tersedia
Apakah alasan-alasan politik dan situasionalmasyarakat menyambut baik masalah tersebut
Pertimbangan Subjektif
Biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
Jelas dan padat
Berisi implikasi adanya data untuk
memecahkan masalah
Merupakan dasar dalam membuat hipotesa
Menjadi dasar bagi judul penelitian
Cara merumuskan masalah
Tidak semua masalah di lapangan dapat diuji secaraempiris
Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumberatau tempat mencari masalah
Kadang-kadang si peneliti dihadapkan kepada banyakmasalah penelitian, dan dia tidak dapat memilih masalahmana yang lebih baik untuk dipecahkan
Adakalanya suatu masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan sulit diperoleh
Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik dari masalahtersebut
Merumuskan masalah penelitian
dirasakan sukar karena:
1. Peneliti mengumpulkan data tanpa rencana
atau tujuan penelitian yang jelas.
2. Peneliti memperoleh sejumlah data dan
berusaha untuk merumuskan masalah
penelitian sesuai dengan data yang tersedia.
3. Peneliti merumuskan masalah peneliti dalam
bentuk terlalu umum dan ambiugitas sehingga
menyulitkan interprestasi hasil dan
pembuatan kesimpulan penelitian.
Kesalahan Umum Dalam Penemuan
Masalah
4. Peneliti menemukan masalah tanpa terlebih
dulu menelaah hasil-hasil penelitian
sebelumnya dengan topik sejenis, sehingga
masalah penelitian tidak didukung oleh
kerangka teoritis yang baik.
5. Peneliti memilih masalah penelitian yang
hasilnya kurang memberikan kontribusi
terhadap pengembangan teori atau
pemecahan masalah praktis.
Kesalahan Umum Dalam Penemuan
Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan mengenai apayang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan.
Masalah penelitian kalimat pertanyaan
Tujuan penelitian kalimat pernyataan
Biasanya dinyatakan dalam bentuk:
To explore …
To describe …
To determine whether …
To recommend ….
Harus dinyatakan secara lebih spesifik dibandingkandengan perumusan masalah
Deskripsikan besarnya masalah
Misalnya: prevalensinya, merupakan penyakitzoonosis berbahaya, CFR tinggi, dll.
Deskripsikan dampaknya
Merugikan secara ekonomi, menurunkan produksi, dll.
Deskripsikan discrepancy-nya
Pentingnya bagi perkembangan IPTEK, kesehatan dan kesejahteraan manusia, dll.
Mendeskripsikan masalah penelitian
Although widely viewed as devices for personal protection against
malaria, insecticide (permethrin)-treatedbednets (ITNs) may have
community-wideeffects as well. Such effects might be either
beneficial or harmful for those living in houses without ITNs. Early
fears that the repellant effect of the pyrethroid insecticides used to
treat bed nets would divert mosquitoes to neighboring houses
lacking nets have been largely allayed. No evidence exists that
mosquitoes are diverted to houses without ITNs. Indeed, studies
from various parts of Africa and Papua New Guinea indicate the
presence of a beneficial community effect (we propose use of this
term rather than the less descriptive mass effect) on malaria trans-
mission, severe malaria, and mortality in children. One study,
incontrast, yielded no evidence for either beneficial or harmful
community-wideeffects.
Teladan: COMMUNITY-WIDE EFFECTS OF PERMETHRIN-
TREATED BED NETS ON CHILD MORTALITY AND MALARIA
MORBIDITY IN WESTERN KENYA
If use of ITNs is beneficial to near neighbors lacking ITNs, newquestions arise.
How strong is the community effect of ITNs relative to their individual
protective effect?To what extent does the strength of the effect depend upon
the pro-portion of homes having ITNs? Answers to these questions have
important implications for policy makers trying to choose among various
models for ITN distribution in African communities.
In the context of a large-scale, group-randomized,controlled trial of ITNs in
westernK enya, Gimnig and others have shown that mosquito abundance was
reduced in com-pounds lacking ITNs but located close to compounds with
ITNs. In the present analysis, we determine whether a beneficial community
effect on the mosquito population extends to malaria-related morbidity and
all-cause mortality iny oung children, who are profoundly affected by malaria
in thisa rea. We show how the strength of the effect varies spatially, both
within villages lacking nets and in villages with ITNs. We also describe how
the strength of the community effect in individual houses lacking nets varies
with the proportion of neighboring houses that have nets. We show that
failing to control for the community effect in standard statistical analysis of
ITN efficacy results in a systematic underestimate of the true efficacy of ITNs.
Finally, we discuss implications of our results for mechanisms of ITN action.
Hawley et al. 2003
Laboratory wash resistance of long-lasting
insecticidal nets (Gimnig et al. 2005)
Insecticide-treated bed nets and curtains (ITNs) have repeatedly been shown
to reduce malaria morbidity and mortality in sub-Saharan Africa (Lengeler2004).
However, nets require yearly or twice-yearly treatment with insecticide to
maintain their efcacy and, in most African countries, <10% of nets are
adequately treated with insecticide (WHO2003). Long-lasting insecticidal nets
(LLINs) are currently being promoted as the solution to low insecticide
treatment rates in sub-Saharan Africa (Guillet et al.2001).
Many believe that washing is the main factor causing loss of insecticide from
nets. Therefore, wash resistance in the laboratory has been measured to
represent long-lasting eficacy in field conditions (WHOPES 2001, 2004; Mu¨ller
et al. 2002; Ordonez Gonzalez et al. 2002). In this study, we evaluated the wash
resistance of two WHO Pesticide EvaluationScheme(WHOPES)-recommended
LLINs, two candidate LLINs and one net treated using a process designed to
increase its wash resistance incomparison with a conventionally treatedITN. In
addition, we studied the dynamics of heat-assisted regeneration of a polythene
net with permethrin incorporated in the fibres.
Recommended