View
664
Download
14
Category
Preview:
Citation preview
Neonatus dan bayi dengan masalah Neonatus dan bayi dengan masalah serta penatalaksanaannyaserta penatalaksanaannya
oleholeh
Asrining SAsrining S
1. 1. Bercak MongolBercak Mongol2. Hemangioma/ nevi vakkuler2. Hemangioma/ nevi vakkuler
- Nevi flameus/ bercak anggur- Nevi flameus/ bercak anggur- Nevi Vaskulosis/ strawbery nevi- Nevi Vaskulosis/ strawbery nevi
3. Ikterus3. Ikterus4. Muntah dan gumoh4. Muntah dan gumoh5. 5. Oral trushOral trush6.6.Diaper rash/ ruam popokDiaper rash/ ruam popok7. Seborrhoea7. Seborrhoea 8. Miliriasis8. Miliriasis
Bercak MongolBercak Mongol
Daerah/ area berpigmentasi gelap ( berwarna Daerah/ area berpigmentasi gelap ( berwarna coklat sampai biru gelap ) pada kulit terlihat coklat sampai biru gelap ) pada kulit terlihat bercak lebar hitam/biru gelap, tidak menonjol bercak lebar hitam/biru gelap, tidak menonjol terlihat pada punggung sebelah bawah, terlihat pada punggung sebelah bawah, bokong, genitalia. Biasanya menghilang bokong, genitalia. Biasanya menghilang dalam tahun pertama atau kedua Bercak ini dalam tahun pertama atau kedua Bercak ini tidak ada kaitannya dengan sindrom tidak ada kaitannya dengan sindrom mongoloid ( Down sindrom) mongoloid ( Down sindrom)
Tidak memerlukan tindakan khusus, orang tua Tidak memerlukan tindakan khusus, orang tua bayi sebaiknya diberi penjelasan tentang hal bayi sebaiknya diberi penjelasan tentang hal iniini
Hemangioma/ nevi vaskulerHemangioma/ nevi vaskuler
Suatu area dimana terdapat pertumbuhan yang Suatu area dimana terdapat pertumbuhan yang berlebihan dari pembuluh darah, sehingga kulit berlebihan dari pembuluh darah, sehingga kulit berwarna lebih gelap dari area berwarna lebih gelap dari area disekitarnya,dapat hilang secara spontan atau disekitarnya,dapat hilang secara spontan atau menetap. Bila menetap dapat menimbulkan menetap. Bila menetap dapat menimbulkan masalah kosmetik masalah kosmetik
Ini merupakan tanda abnormal yang mungkin Ini merupakan tanda abnormal yang mungkin terdapat saat lahir atau timbul kemudian. terdapat saat lahir atau timbul kemudian.
Jenis Nevi vaskuler yang umum ditemukanJenis Nevi vaskuler yang umum ditemukan : : Nevi flameus atau biasa disebut bercak anggurNevi flameus atau biasa disebut bercak anggur Lesi berwarna ungu atau merah gelap, rata, terdapat didaerah muka Lesi berwarna ungu atau merah gelap, rata, terdapat didaerah muka
dan leher, biasanya tidak menghilang, penemuan obat-obatan make- dan leher, biasanya tidak menghilang, penemuan obat-obatan make- up dapat membantu sebagian dari mereka hidup seperti orang up dapat membantu sebagian dari mereka hidup seperti orang normal.normal.
Nevi Vaskulosis / Strawberry nevi biasa disebut tanda strawberryNevi Vaskulosis / Strawberry nevi biasa disebut tanda strawberry Lesi berwarna merah cerah dan menonjol, terdapat saat lahir dan Lesi berwarna merah cerah dan menonjol, terdapat saat lahir dan
terlihat lebih jelas setelah usia 1 minggu atau lebih. Nevus terdiri terlihat lebih jelas setelah usia 1 minggu atau lebih. Nevus terdiri dari venula yang berdilatasi , kapiler dan arteriole yang cenderung dari venula yang berdilatasi , kapiler dan arteriole yang cenderung membesar, kemudian secara bertahap mengalami regresi membesar, kemudian secara bertahap mengalami regresi meninggalkan jaringan parut dan pigmentasi. menghilang dalam meninggalkan jaringan parut dan pigmentasi. menghilang dalam kurun waktu 3 - 4 tahun bergantung pada ukuran dan lokasi kurun waktu 3 - 4 tahun bergantung pada ukuran dan lokasi timbulnya timbulnya
Ikterus Warna kuning yang terlihat pada sclera mata,selaput lendir
dan kulit
Penyebab Kelebihan jumlah billirubin dalam jaringan, karena reduksi
normal sel-sel darah merah ( bill. adalah pigmen haemoglobin dan empedu )
Ikterus fisiologi Terlihat mulai hari ke 2-3 setelah lahir Menghilang hari ke 7 maksimal hari ke 14 setelah lahir Bayi tampak sehat/ aktif, menyusu kuat Ikterus maksimal Kramer II Kadar bill. direk bayi aterm < 12,5 mg% , Premat < 10 mg
%
Penanganan bayi dengan ikterus fisiologis :
• Bayi dengan ikterus fisiologis tidak memerlukan perawatan khusus, perlu dilakukan pengawasan dan penanganan yang memadai agar ikterus tidak berubah menjadi ikterus yang pathologis, karena dapat berakibat fatal.
• Penanganan yang dilakukan adalah pemberian minum dengan jumlah yang adekuat,
• Segera setelah lahir bayi di beri minum/ tidak dipuasakan/ berikan early feeding
• Paparkan bayi selama 10 – 20 menit pada cahaya matahari pagi ( jam 07.00 – 08.30 ), setiap hari sampai ikterus tidak terlihat.
Muntah dan gumoh
• Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang ditelan seketika atau beberapa saat setelah minum/menyusu dan dalam jumlah sedikit. Gumoh yang tidak berlebihan terutama usia,
< 6 bulan merupakan hal yang normal.
• Penyebab gumoh adalah adanya hubungan spincter oesofagus dan lambung yang belum sempurna.
• Faktor predisposisi : terlalu kenyang, terdapat udara dalam lambung karena pemberian minum yang terburu – buru atau posisi saat menyusu yang kurang/tidak benar.
Penatalaksanaanya :
• Perbaiki tehnik menyusu, pengaturan posisi
• Setelah bayi minun/ menyusu disendawakan
• Setelah minum/ menyusu tidurkan dengan posisi miring ke kanan
Muntah
• Muntah adalah keluarnya kembali sebagian atau seluruh isi lambung setelah agak lama makanan masuk ke lambung
Penyebab :• Kelainan kongenital saluran pencernaan misalnya
atresia oesofagus, Hirschprung, peningkatan tekanan intra kranial,cara pemberian minum yang salah
• Penyakit infeksi hepatitis, peritonitis dll• Invaginasi, intoksikasi
Untuk menentukan penyebab diperlukan pengkajian tentang :
• Waktu yang berhubungan dengan pemberian makan
• Jumlah makan yang terakhir• Jumlah muntahan • Warna dan konsistensi muntahan• Kekuatan keluarnya muntah• Penampilan umum bayi dan respon
saat muntah• Bau
Sifat muntah • Keluar cairan terus menerus kemungkinan
obstruksi oesofagus• Muntah proyektil kemungkinan karena stenosis
pilorus• Muntah hijau kekuningan kemungkinan karena
obstruksi• Muntah segera setelah lahir & menetap
kemungkinan obstruksi usus, peningkatan TIK.
Komplikasi• Dehidrasi dan alkaliosis• Syok• Ketegangan otot dinding perut, perdarahan
conyungtiva, ruptura oesofagus, aspirasi muntahan
Penatalaksanaan• Waspadai bahaya aspirasi yang dapat menimbulkan
sumbatan jalan nafas
• Segara bersihkan muntahan, tidurkan dengan posisi kepala lebih rendah dari badan, kalau perlu lakukan pengispan
• Tidurkan bayi dengan kepala miring ke satu sisi• Berikan makan dalam jumlah lebih sedikit dan lebih lambat
• Sendawakan setiap habis minum dan jangan terlalu menggoncang – goncang bayi
• Tidurkan bayi dengan posisi miring kekanan, untuk meningkatkan aliran isi lambung ke usus halus
• Kalau perlu lapor dokter/ rujuk
Oral trush
• Bercak putih pada mukosa bukalis di dalam pipi, lidah,gusi,bibir. Terlihat seperti percikan susu, bila diusap dengan coton bad/ lidi kapas terlihat garis perdarahan. Penyakit ini menyebabkan rasa sakit dalam mulut, sehingga bayi tidak mau mengisap
Penyebab :• Candida albicans, penularan melalui vagina yang
terinfeksi saat persalinan atau tangan yang tidak dicuci bersih setelah memegang perineum, melalui alat – alat yang tercemar dot, pengisap lendir dll. Candida albicans terdapat dalam sekresi oral dan feses.
Penatalaksanaan • Rawat puting dengan nistatin topikal
• Iritasi mukosa oral dapat diberi gentian violet 1% atau nistatin gel
• Per oral diberi nistatin dengan dosis 100.000 iu 4 kali sehari selama 10 hari
• Alat- alat perawatan disendirikan untuk mencegah penularan
Diaper rash/ ruam popok
Penyebab• Cara membersihkan yang kurang benar• Penggunaan pampers/ popok yang tidak segera diganti
bila kotor/ basah• Cara pencucian popok yang kurang baik• Sensitivitas terhadap bahan – bahan popok tertentu
Tanda dan gejala• Erythema, iritasi pada kulit yang terkena • Erupsi pada daerah kontak yaitu bokong, genitalia,
perut bagian atas, paha atas• Pada keadaan yang parah terdapat papila
erythematosa,vesicula, ulcerasi
Penatalaksanaan :• Segera ganti popok bila kotor• Setiap habis bak/bab bersihkan dengan benar area
yang kotor• Cuci popok dan pakaian bayi dengan cara yang benar • Gunakan popok dan pakaian bayi yang terbuat dari
bahan yang lembut dan mudah menyerap keringat• Pajankan area yang terkena dengan cahaya matahari
dan udara• Posisi tidur diatur sedemikian rupa agar daerah yang
terkena tidak tertekan • Perhatikan kebersihan pakain dan alas tidur
Seborrhoea Lapisan kulit yang berlapis – lapis pada kepala bayi, lapisan
ini terdiri dari kulit ari dan kotoran
Penyebab• Kebersihan kulit kepala yang tidak baik• Pemakaian/pemberian obat – obat tradisional / tapel Penatalaksanaan• Olesi kulit kepala yang terkena dengan minyak kelapa• Biarkan selama 10 - 15 menit• Lepaskan kotoran dengan sisir yang bergigi halus atau
karton tipis/ kartu pos, jangan membersihkan dengan paksaan.
• Bila masih ada ulangi pada hari berikutnya dengan cara yang sama.
• Setelah bersih keramas dengan shampo yang lembut
Milliariasis • Bintik keputihan terlihat pada hidung,
dahi dan pipi bayi baru lahir.
• Bintik – bintik ini menyumbat kelenjar sebasea yang belum berfungsi.
• Setelah 2 minggu ketika kelenjar keringat mulai bersekresi, milia secara bertahap menghilang
D i a r e
• Bayi baru lahir buang air besar 4 – 5 kali sehari, bila frekwensi bab lebih sering, ini disebut diare
• Diare yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan masalah yang serius,karena kehilangan Cairan dan elektrolit akan menyebabkan dehidrasi
• Diare pada bayi disebabkan karena banyak minum atau memberikan minuman/ susu formula yang banyak mengandung lemak, mikro organisme yang menyebabkan infeksi pada bayi
Pencegahan :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi
2. Alat – alat disendirikan untuk setiap bayi
3. Bayi yang menderita diare di isolasi
4. Berikan minum dengan jumlah sesuai kebutuhan
5. Berikan jenis minuman yang sesuai untuk bayi
Penatalaksanaan 1. Hitung kebutuhan minum bayi dan berikan sesuai
kebutuhan
2. Laporkan kondisi bayi pada dokter.
3. Bila penyebab diare karena susu yang tidak cocok, ganti dengan susu yang lain
4. Ambil feses untuk bahan pemeriksaan laboratorium
5. Catat intake dan out put
6. Pantau adanya tanda –tanda dehidrasi
7. Lakukan perawatan kulit peri anal dengan baik untuk mencegah terjadinya iritasi
Infeksi tali pusat
Faktor pre disposisi :
a. Pemotongan tali pusat yang tidak hygiene
b. Perawatan tali pusat yang tidak hygiene
Tanda – tanda :
a. Tali pusat basah atau lengket b. Berbau c. Mengeluarkan cairan d. Sekitar tali pusat bengkak kemerahan e. Bila tidak dirawat dengan baik infeksi dapat
menyebar sepanjang vena umbilikus dalam tubuh bayi yang dapat menimbulkan trombosis vena porta, abces hepar,septikema.
f. Keadaan umum bayi lemah, malas mengisap, suhu tubuh meningkat/ demam tinggi dan dapat berakhir dengan kematian
Penatalaksanaan :
• Rawat tali pusat secara higiene sampai tali pusat lepas dan bekasnya kering
• Bila ditemukan tanda – tanda infeksi laporkan pada dokter
• Setiap habis mandi tali pusat dikeringkan kemudian di diolesi dengan salep yang mengandung neomycin dan bacitrasin, atau salep gentamycin.
• Ambil sekret tali pusat untuk pemeriksaan kultur dan sensitiviti test
• Bila bayi dipulangkan sebelum tali pusat lepas, jelaskan pada ibu tentang
* Cara perawatan tali pusat * Tanda –tanda infeksi tali pusat ,bila ada tanda - tanda
infeksi anjurkan untuk segera membawa bayi ke klinik/ RB/ Puskesmas/ Rumah sakit
Asuhan neonatusdengan jejas persalinan
Oleh Asrining S.
1. Caput Suksedenium
2. Cephal hematoom
3. Moulage/ Penyisipan/Moulding
4. Trauma pada fleksus Brachialis
5. Fraktur clavicula
Caput SuksedeniumCaput Suksedenium
Pembengkakan diatas area kulit kepala. Karena timbunan cairan getah bening/ serum, disebabkan
oleh efusi serum ke dalam jaringan diuar periost akibat tekanan pada kepala Penyebab :• Tekanan yang kuat dan lama pada kepala bayi ( partus lama, Vaccum ekstraksi ) • Caput terjadi bila saat persalinan berlangsung, ketuban
sudah pecah, his kuat, anak hidup, presentasi kep.
Penatalaksanaan :
a. Ukuran dan letak benjolan dicatat, area benjolan di amati sampai benjolan hilang
b. Daerah benjolan jangan ditekan & dikompresc. Jaga kebersihan/ cegah infeksi pada area benjolan dan
sekitarnya d. Bayi jangan diangkat bila tidak benar – benar perlue. Berikan ASI yang adekuatf. Cairan akan hilang karena ter absorbsi,dalam waktu 2 -
4 hari
2. Cephal Haematom2. Cephal Haematom Pembengkakan pada kepala bayi, karena ada
penumpukan darah antara tulang tengkorak dan periost, ini terjadi karena ada robekan sub periost sebagai akibat dari trauma persalinan
Penyebab :• Tekanan jalan lahir yang lama dan kuat• Moulage/ penyisipan / overiding yang terlalu
berlebihan• Partus dengan tindakan ( forsep, Vakum ekstraksi )
Penatalaksanaan :Penatalaksanaan :
• Catat ukuran, bentuk dan lokasinya, area benjolan di amati sampai benjolan hilang
• Jaga kebersihan/ cegah infeksi pada area benjolan dan sekitarnya
• Bayi jangan diangkat bila tidak benar –benar perlu• Berikan ASI yang adekuat• Daerah benjolan tidak boleh di massage/ ditekan
dan dikompres• Berikan penjelasan pada orang tua tentang kondisi
bayi • Darah akan hilang karena terabsorbsi, pada kondisi
tertentu dokter akan melakukan pungsi secara bertahap.
3. Moulage/ Penyisipan/Moulding
• Perubahan bentuk kepala dalam usaha menyesuaikan dengan jalan lahir/ bentuk panggul
• Bergesernya tulang tengkorak yang satu di bawah tulang tengkorak yang lain , hal ini dapat terjadi karena ada sutura
Tanda – tanda :• Palpasi pada kepala tidak teraba sutura, teraba tulang
tengkorak yang satu berada di atas tulang tengkorak yang lain
Perawatan :• Bayi jangan diangkat bila tidak perlu• Catat lokasinya, amati area moulage , adanya tanda – tanda
cephal hematom, dan peningkatan tekanan intra kranial
4.Trauma pada fleksus Brachialis
Paralisis / kelumpuhan pada lengan atas/ fleksus brachial karena kerusakan syaraf cervical kelima dan keenam.
Penyebab : • Persalinan dengan penyulit, dimana dilakukan
tarikan lateral pada kepala dan leher untuk melahirkan bahu (letak kepala, bahu sukar lahir ), tarikan yang berlebihan pada bahu untuk melahirkan kepala pada letak sungsang
• Cedera terjadi ketika bahu ditarik menjauhi kepala selama proses persalinan
Tanda dan gejala :• Ada riwayat kesulitan dalam persalinan• Lengan atas yang terkena dalam keadaan
ekstensi dan abduksi ( mengarah ke dalam )• Jika anak di angkat lengan akan lemas tergantung• Reflek Moro pada lengan yang terkena negative ( tidak ada/ menurun )• Reflek meraih dengan tangan tidak ada• Paralisis lengan atas dan lengan bawah
Tindakan perawatan yang dilakukan bertujuan mencegah terjadinya kontraktur dan mempertahankan letak yang benar dari caput humeri dalam scapula
• Tindakan immobilisasi dengan posisi stand “ Hoera “• Bila mengenakan pakaian dahulukan pada lengan yang terkena• Latih orang tua mempertahankan tindakan immobilisasi dan
melepas serta memakai pakaian• Lengan dijaga agar selalu dalam keadaan range of motion ( ROM ) pasif, untuk mempertahankan tonus dan fungsi otot,
kadang dokter memasang bidai atau splints• Jelaskan pada orang tua ada kemungkinan untuk sembuh
tergantung derajad trauma. Waktu penyembuhan 2 bulan – 6 bulan, bila tidak ada perbaikan mungkin diusahakan operasi neuroplasti.
• Bila paralisis terjadi karena udema dan haemorrhagi sekitar serabut syaraf, fungsi normal lengan akan kembali sekitar 3 bulan
Fraktur claviculaFraktur clavicula
Patah tulang clavicula, keadaan ini dapat terjadi Patah tulang clavicula, keadaan ini dapat terjadi akibat manipulasi pengeluaran bahu yang sukar akibat manipulasi pengeluaran bahu yang sukar waktu persalinan ( letak kepala, letak bokong )waktu persalinan ( letak kepala, letak bokong )
Gejala :Gejala : Bayi tidak dapat menggerakan lengan secara bebas Bayi tidak dapat menggerakan lengan secara bebas
pada sisi yang terganggupada sisi yang terganggu Saat dilakukan palpasi pada clavicula bayi Saat dilakukan palpasi pada clavicula bayi
menangismenangis Saat palpasi teraba krepitasi atau benjolanSaat palpasi teraba krepitasi atau benjolan Reflek moro negativeReflek moro negative Perubahan warna jaringan yang terkenaPerubahan warna jaringan yang terkena Pada hasil foto roentgen terlihat tulang yang frakturPada hasil foto roentgen terlihat tulang yang fraktur
Penatalaksanaan :Penatalaksanaan :
Immobilisasi lengan dan bahu yang sakit Immobilisasi lengan dan bahu yang sakit Fraktur clavicula yang lengkap dilakukan Fraktur clavicula yang lengkap dilakukan
immobilisasi dan abduksi lengan dalam stand “ immobilisasi dan abduksi lengan dalam stand “ HOERA “HOERA “
Traksi atau splints mungkin digunakan untuk Traksi atau splints mungkin digunakan untuk mengimmobilisasi area yang cederamengimmobilisasi area yang cedera
Prognosa baik, dalam 6 - 8 minggu fraktur Prognosa baik, dalam 6 - 8 minggu fraktur menyambungmenyambung
FrakturFraktur
Fraktur tulang kadang – kadang terjadi Fraktur tulang kadang – kadang terjadi akibat proses kelahiran yang sulit atau akibat proses kelahiran yang sulit atau kelahiran dengan tindakan misalnya pada kelahiran dengan tindakan misalnya pada versi ekstraksi, ekstraksi bokong/ letak versi ekstraksi, ekstraksi bokong/ letak sungsang. sungsang.
Tulang yang sering mengalami cedera/ Tulang yang sering mengalami cedera/ fraktur adalah tulang klavikula, humerus fraktur adalah tulang klavikula, humerus
Tanda dan gejalaTanda dan gejala a. Perubahan warna jaringan yang terkena ( kebiruan/ a. Perubahan warna jaringan yang terkena ( kebiruan/
haematom )haematom ) b. Deformitas postur tubuh atau bengkakb. Deformitas postur tubuh atau bengkak c. Gangguan/ kurangnya gerakan, reflek MORO lemah/ c. Gangguan/ kurangnya gerakan, reflek MORO lemah/
tidak adatidak ada d. Teraba krepitasid. Teraba krepitasi e. Menangis saat bagian yang fraktur digerakan/ dirabae. Menangis saat bagian yang fraktur digerakan/ diraba f. Terlihat gambaran fraktur/ patahan pada hasil foto f. Terlihat gambaran fraktur/ patahan pada hasil foto
Rontgen Rontgen
Penatalaksanaan
a. Rujuk bayi ke Rumah sakit b. Dilakukan immobilisasi bagian yang fraktur c. Bila diperlukan dilakukan traksi atau splint oleh dokter d. Tanpa komplikasi , prognosa baik
Neonatus dengan kelainan bawaanNeonatus dengan kelainan bawaandan penatalaksanaannyadan penatalaksanaannya
OlehOleh
Asrining SAsrining S
Labio skizis dan labio palatoskizis/Bibir sumbing dan langit- langit sumbing
Kelainan kongenital berupa bibir dan atau langit – langit terbelah karena struktur embrionik wajah gagal untuk bersatu. Terdapat 1 dalam 1000 kelahiran. Kelainan ini mengganggu pemenuhan kebutuhan nutrisi dan oksigen dan dapat menyebabkan bayi mudah tersedak dan bahaya aspirasi yang dapat menyebabkan kematian
Penyebab : Hereditas dan teratogen, kelainan ini sering ditemukan
diantara anak – anak dengan abnormalitas kromosom
Tanda dan gejala a. Terdapat celah pada bibir biasanya bibir bagian
atas dapat satu atau dua tempatb. Terdapat celah pada langit–langit / palatum,
kadang bibir tidak terbelah tapi palatum terbelah, oleh karenanya raba seluruh palatum walaupun bibir tidak sumbing.
c. Bayi tersedak saat minum, tidak dapat mengisap dan menelan dengan baik
d. Perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat untuk menentukan adanya kelainan yang lain
Penatalaksanaan
a.Bila sumbing sedikit hanya pada bibir dan bayi masih dapat mengisap, bayi dapat dirawat seperti bayi lainnya sambil menunggu waktu untuk tindakan operasi yang biasanya dilakukan mulai usia 2 bulan
b. Bila sumbingnya parah dan atau juga terdapat pada palatum upayakan jalan nafas tetap terbuka dengan jalan
- Atur posisi bayi Fowler / digendong dalam posisi tegak terutama saat pemberian minum
- Lakukan pengisapan untuk mengeluarkan lendir atau susu yang menghalangi jalan nafas
- Sering disendawakan karena kecenderungannya menelan udara
- Berikan minum dengan sendok secara hati – hati atau menggunakan dot yang sangat lunak/ dot khusus
- Pada bayi dengan sumbing pada langit – langit dokter akan memasang protese menutupi palatum yang terbuka untuk menjaga terhadap regurgitasi dan membantu anak belajar bicara sampai operasi korektif dapat dilakukan
Penatalaksanaan lanjutan
c. Berikan nutrisi yang adekuat
d. Berikan dukungan pada orang tua, dan ajarkan cara perawatan dirumah
e. Diskusikan dengan orang tua untuk upaya rujukan ke rumah sakit. Pada sumbing palatum kemungkinan dilakukan operasi beberapa kali secara bertahap, dan biasanya operasi di mulai pada usia 6 bulan.
2. Atresia oesofagus dan fistula trakea oesofagus
a. Atresia oesofagus adalah kelainan kongenital dimana segmen atas oesofagus berakhir dalam pounch buntu. Insiden 1 dalam 3500 kelahiran hidup
b. Fistula trackeaoesofagus adalah kelainan kongenital dimana terdapat celah antara oesofagus dan trakea, akibatnya makanan akan masuk ke saluran pernafasan bahkan dapat langsung ke paru
Tanda dan gejala :
a. Ada riwayat polihidramnion maternal b. Biasanya bayi dismatur c. Pengeluaran saliva yang berlebihan (meleleh keluar
) cenderung berbuihd. Timbul sesak nafas disertai pengeluaran air liur e. Saat pemberian minum, menelan normal tiba – tiba
batuk dan regurgitasi makan melalui hidung dan mulut, tersedak, sianosis
f. Sonde terhenti pada jarak kurang dari 10 cmg. Distensi abdomenh. Hasil foto Rontgen memberikan gambaran, sonde
berhenti pada tempat atresia
Penatalaksanaan
a. Segera rujuk ke rumah sakit yang memadai, bayi dipuasakan
b. Pasang sonde dalam oesofagus dan lakukan pengisapan terus bila diperlukan
c. Atur posisi tidur sbb : - bila ada fistula trakea – oesopfagus posisi tidur
semi fowler/ ½ duduk - bila tanpa fistula kepala lebih rendah dari badan
( trendelenburg ) - posisi tengkurep dapat dipakai untuk memungkinkan
drainase, mencegah aspirasi. Posisi direposisi secara teratur untuk membantu sirkulasi & ekspansi paru
3. Atresia rekti dan anus
a. Kelainan bawaan pada saluran anorectal/ anus sampai perineum
b. Suatu kelainan bawaan tidak adanya lubang anus c.Suatu kelainan bawaan dimana anus terlihat cukup
normal tapi berakhir pada pounch buntu
Bersamaan dengan atresia ani dapat ditemukan kondisi :a. Pada bayi perempuan terdapat fistula antara rectum dan
vaginab. Pada bayi laki – laki terdapat fistula antara rectum,
vesica urinaria dan saluran kemih
Tampilan kelainan ini bervariasi
Anus imperforata ringan tampak sebagai lekukan anal yang dalam, dan menujukan reaksi otot yang kuat terhadap tusukan jarum, indikasikan persyarafan ditempat tersebut. Pada anus imperforata yang lebih berat tampak sebagai perineum yang datar tanpa lekukan dan respon otot yang buruk terhadap tusukan jarum, ini karena persyarafan dan pembentukan otot yang terganggu. Kadang disertai kelainan lain
Insidens • Terdapat pada 1 dari 1500 sampai 5000 kelahiran
hidup• 20 % - 75 % bayi dengan atresia ani juga menderita
anomali lain• Terdapat sama banyak pada bayi laki – laki maupun
perempuan
Tanda dan gejala
a. Anus tidak terlihat , patensi rectum tidak ada (melalui pem. colok dubur atau dengan
thermometer terasa ada tahanan/ tidak dapat masuk ) b. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah
kelahiran c. Perineum menonjol tetapi tidak terlihat noda
mekonium. Hal ini terlihat saat bayi menangis d. Distensi bertahap dan adanya tanda – tanda obstruksi
usus, ( bila tanpa fistula ) e. Muntah – muntah dengan abdomen yang kembung f. Mekonium keluar melalui fistula atau keluar urin dengan
noda/ bercampur mekonium
Penatalaksanaan a. Segera rujuk bayi ke rumah sakit yang
memadai b. Bila terdapat distensi abdomen dan
muntah – muntah, pasang sonde lambung dan lakukan pengisapan atau drainase.
Di RS akan segera dilakukan pembedahan anoplasti, bila keadaan tidak memungkinkan akan dilakukan colostomi, anoplasti akan dilakukan kemudian bila kodisi bayi baik
4. Hirschprung/ Megakolon
Kelainan kongenital berupa a ganglionosis yang mengakibatkan obstruksi mekanik karena motilitas yang tidak adekuat pada kolon.
Aganglionosis mulai dari spincter ani internal ke arah proksimal dengan panjang yang bervariasi tetapi selalu termasuk anus setidak – tidaknya bagian rectum.
• ¼ neonatus dengan obstruksi baru didiagnosis “ H “ pada usia bayi dan balita
• Ratio laki – laki dan perempuan 4 : 1• Insiden pada down sindrom lebih banyak dibanding tanpa
down sindrom
Penyebab :
• Kegagalan sel – sel ganglion yang terdapat pada sub mukosa dan syaraf plexus intermuskuler
• Kegagalan sel – sel neural crest embrional yang beremigrasi ke dalam dinding usus
• Kegagalan plexus mesenterikus dan sub mukosa untuk berkembang ke arah cranio caudal di dalam dinding usus
Tanda dan Gejala Bervariasi tergantung : a. umur saat gejala ditemukan b. ada tidaknya komplikasi entero kolitis
Pada neonatal : a. Tidak ada pengeluaran mekonium dalam 24 – 48 jam
setelah lahirb. Muntah berupa cairan empedu ( berwarna hijau ) atau
feses dan distensi abdomen biasanya terjadi pada minggu I kehidupan
c. Serangan diare dan konstipasi terjadi selang seling dengan keadaan normal
d. Feses banyak dan sangat berbau, mengandung darah ( infeksi entero kolitis )e. Dehidrasif. Renjatan, gejala e dan f bila berat dapat berakibat fatal
Pada masa bayi akhir / tipe kurang berat
a. Secara bertahap konstipasi meningkatb. Feses yang keluar seperti peluru/ butiran – butiran kecil
atau pita c. Distensi abdomend. Diare dan muntah beselang- selinge. Masa fekal teraba pada abdomen kiri bawahf. Colok dubur, rectum tidak melebar, tidak teraba fesesg. Feses banyak dan sangat berbau, bercampur darah (infeksi
entero kolitis )h. Gagal tumbuh
Klasifikasi :
a. hirschprung segmen pendek
a ganglionik terbatas pada spincter ani internus berbatasan langsung pada rectum
b. hirschprung segmen panjang
a ganglionik diseluruh kolon, sering disertai aganglionik sepanjang ileum terminalis
Penatalaksanaan
a. Jelaskan kondisi bayi pada orang tuab. Rujuk pasien sesegera mungkin ke RS yang memadaic. Setelah pemeriksaan diagnosis, dan dinyatakan “ H “,
akan dilakukan tindakan pembuatan kolostomi dan akan dilanjutkan dengan pembedahan definitif.
d. Jangan memberikan obat – obat laksantife. Bila ada konstipasi lakukan huknah dengan minyak
kelapa/ zaitun, tidak boleh huknah menggunakan air
Sel ganglion para simpatik dari Fleksus aurbach dikolon tidak ada
Pengaturan perilstaltik dan tonus spincter interna ab normal
Obstruksi usus fungsional Spincter interna tdk dapat relaksasi
Bagian proksimal usus terjadi Penebalan dan pelebaran
Terjadi penimbunan gas dan feses
5. Atresia bilier Suatu kelainan kongenital tidak adanya atau obstruksi saluran empedu ektra hepatik atau intra hepatik
Penyebab : Belum jelas diduga karena suatu proses inflamasi yang
destruktif, kongenital oleh perkembangan yang salah
Tanda dan gejalaa. Warna tinja pucat, distensi abdomenb. Asites, hepatomegalic. Ikterus dalam 2 minggu – 2 buland. Lemah, prurituse. Anoreksia, lethargi
Obstruksi/ tidak adanya saluranEmpedu ekstra hepatic
Empedu tersumbat kembali ke hepar
Peradangan, udema, Mal absorbsi lemak Degenerasi hepatik vitamin
Fibrosis Malnutrisi
Chirosis hipertensi portal Kekurangan vitaminlarut lemak
Gagal hepatik Gagal tumbuh
Penatalaksanaan
a. Lakukan rujukan ke rumah sakit b. Berikan informasi tetang kondisi anak pada
keluargac. Pertahankan suhu lingkungan yang netrald. Berikan nutrisi yang adekuate. Jaga kebersihan diri dan lingkungan bayif. Ukur lingkar abdomen, pantau distensi
abdomeng. Monitor adanya tanda – tanda dehidrasi,
hitung dan catat intake dan out put
6. Omfaloke/ ekssomphalos
• Hernia visera abdomen ditempat tali pusat berhubungan dengan abdomen
• Kantong hernia dapat berisi sebagian isi lambung, kantong hernia dapat tebal atau tipis
• Masalah akan bertambah bila kantong mengalami ruptur
• Jika hernia kecil ada kemungkinan dapat dilakukan koreksi cacat tanpa pembedahan.
• Tali pusat mengalami rotasi dan usus secara berangsur – angsur mengalami kompresi ke dalam kavum abdomen
Penyebab :Kegagalan diding abdomen untuk
berkembang selama masa embrio
Tanda dan gejala :
a. area umbilikus menonjol, kelihatan lebih nyata/ bertambah besar saat bayi menangis kuat
b. Benjolan terasa lunak
Penatalaksanaan
a. Plester penahan diletakan diatas umbilikus , posisi ini dipertahankan selama 1minggu
b. Cegah bayi agar tidak menangis berlebihanc. Upayakan feses lunakd. Bila kantong tipis cegah agar tidak rupture. Berikan nutrisi yang adekuatf. Monitor penambahan ukuran benjolan
g. Monitor adanya tanda – tanda mal rotasi usus ( distensi abdomen, muntah, bayi rewel)
h. Tidak boleh melakukan Massage/ pengurutan atau meletakan kompres pada daerah hernia
i. Jelaskan kondisi bayi pada keluarga. Informasikan kemungkinan tidakan operasi
j. Bila terdapat tanda –tanda mal rotasi usus/ bejolan membesar secara progresif lakukan tindakan rujukan ke RS yang memadai
Hernia diafragmatika Gangguan pembentukan diafragma
Diafragma dibentuk dari • Membran pleura peritonii• Septum trasversum• Pertumbuhan otot – otot dinding dada (dari tepi )
• Kegagalan pembentukan sebagian diafragma ada lubang hernia
Gangguan fusi ketiga unsur
• Gangguan pembentukan otot-otot → diafragma tipis
Gambaran klinikBergantung pada derajat herniasi dari organ abdomenke dalam thorak, pergeseran paru dan,
obstruksi usus
• Sesak nafas terutama tidur datar• Dada menonjol tetapi gerakan nafas tidak nyata• Pulsasi apek jantung bergeser• Bila anak didudukan dan diberi oksigen sianosis
berkurang• Terdengar bising usus di daerah dada
Pemeriksaan Penunjang
Foto thorak terlihat bayangan usus di
derah dada
Tindakan
• Tidurkan anak dalam posisi Fowler• Pasang pipa naso gastrik, lakukan aspirasi
secara teratur tiap jam• Lakukan upaya rujukan ke RS yang memadai,
untuk tindakan pembedahan • Beri tahu orang tua tentang kondisi anak
8. Meningokel8. Meningokel Penonjolan dari pembungkus medula spinalis Penonjolan dari pembungkus medula spinalis melalui Spina bifida dan terlihat sebagai benjolanmelalui Spina bifida dan terlihat sebagai benjolan Pembengkakan ditutup oleh kulit yang tipis Pembengkakan ditutup oleh kulit yang tipis
Gambaran klinis Gambaran klinis Nampak benjolan pada daerah Nampak benjolan pada daerah
Vertebra,benjolan dapat tertutup oleh kulit Vertebra,benjolan dapat tertutup oleh kulit biasa atau selaput yang tipisbiasa atau selaput yang tipis
Bila kantong robek dapat memicu terjadinya Bila kantong robek dapat memicu terjadinya infeksi yang dapat berakibat burukinfeksi yang dapat berakibat buruk
Tindakan :Tindakan : Daerah benjolan ditutup dengan kasa steril yang Daerah benjolan ditutup dengan kasa steril yang
tidak melekat ( telfa ) yang telah dibasahi tidak melekat ( telfa ) yang telah dibasahi dengan Na Cl 0,9 % segera setelah lahirdengan Na Cl 0,9 % segera setelah lahir
Tidurkan dengan dengan posisi tengkurep, kepala Tidurkan dengan dengan posisi tengkurep, kepala miring ke satu sisi miring ke satu sisi
Lindungi/ cegah tekanan pada daerah benjolanLindungi/ cegah tekanan pada daerah benjolan Selama perjalanan ke RS kasa penutup harus selalu Selama perjalanan ke RS kasa penutup harus selalu
dalam keadaan lembab/ selalu dibasahi Na CL 0,9 dalam keadaan lembab/ selalu dibasahi Na CL 0,9 %%
99. Encefalokel. Encefalokel Penonjolan meningen yang mengandung jaringan Penonjolan meningen yang mengandung jaringan otak melalui celah pada tulang tengkorak atau otak melalui celah pada tulang tengkorak atau cervicalcervical
Penyebab Penyebab Neural tube tidak menutup pada ujung kranial Neural tube tidak menutup pada ujung kranial terbanyak di daerah occipital, kadang –kadang terbanyak di daerah occipital, kadang –kadang menon jol dalam rongga hidung atau orbitamenon jol dalam rongga hidung atau orbita
Gejala klinik Gejala klinik Bergantung pada besar dan lokalisasi Bergantung pada besar dan lokalisasi
enephalocel enephalocel
Pada rongga hidung seperti polip atau Pada rongga hidung seperti polip atau rhinorrhoe cairan cerebrospinalisrhinorrhoe cairan cerebrospinalis
Orbita tampak exopthalmusOrbita tampak exopthalmus occipital , tampak tonjolanoccipital , tampak tonjolan gangguan neurologi dipengaruhi oleh besar gangguan neurologi dipengaruhi oleh besar
dan bagian jaringan syaraf yang terkenadan bagian jaringan syaraf yang terkena diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan hasil diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan hasil
foto Rontgen dan CT scanfoto Rontgen dan CT scan
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Letakan pada posisi yang berlawanan dengan benjolanLetakan pada posisi yang berlawanan dengan benjolan Tutup benjolan dengan kasa steril yang tidak melekat / Tutup benjolan dengan kasa steril yang tidak melekat /
telfa yang telah basahi dengan Larutan Na CL 0,9 %telfa yang telah basahi dengan Larutan Na CL 0,9 % Lakukan Upaya rujukan ke RS yang memadaiLakukan Upaya rujukan ke RS yang memadai Beritahu orang tua tentang kondisi anakBeritahu orang tua tentang kondisi anak
10. Hidrocephalus10. Hidrocephalus
Kelebihan cairan cerebrospinal pada ruang Kelebihan cairan cerebrospinal pada ruang ventrikel dan sub arakhnoidventrikel dan sub arakhnoid
Penyebab :Penyebab :
Obstrusi cairan Css, Gangguan absorbsi Obstrusi cairan Css, Gangguan absorbsi Css, produksi CSS yang berlebihanCss, produksi CSS yang berlebihan
Manifestasi klinisManifestasi klinis
a. Ukuran lingkar kepala lebih dari normal/ a. Ukuran lingkar kepala lebih dari normal/ peningkatan ukuran lingkar kepalapeningkatan ukuran lingkar kepala
b. Sutura dan fontanel melebar, ubun –ubun b. Sutura dan fontanel melebar, ubun –ubun tegang dan menonjol tegang dan menonjol
c. Dahi menonjol/ kemungkinan ada perdarahan c. Dahi menonjol/ kemungkinan ada perdarahan intra ventrikel akibat trauma lahirintra ventrikel akibat trauma lahir
d. Terdapat tanda matahari terbenam/ sun set d. Terdapat tanda matahari terbenam/ sun set phenomena/ mata turun kebawah phenomena/ mata turun kebawah
e. Bila ada kelumpuhan nervus kranialis, dapat e. Bila ada kelumpuhan nervus kranialis, dapat ditemukan strabismus ditemukan strabismus
f. Muntah, lethargif. Muntah, lethargi
g. Irritabilitas, kejangg. Irritabilitas, kejangh. Dilatasi vena kulit kepalah. Dilatasi vena kulit kepalai. Tanda – tanda peningkatan TIKi. Tanda – tanda peningkatan TIK
- Perubahan kesadaran dan respons- Perubahan kesadaran dan respons- Muntah terutama bila ada perubahan - Muntah terutama bila ada perubahan
posisiposisi- Tangisan melengking- Tangisan melengking
j. Tanda Macewen”s/ suara retak pada perkusi j. Tanda Macewen”s/ suara retak pada perkusi tengkorak tengkorak
k. Bayi menangis bila digendong. Diam bila k. Bayi menangis bila digendong. Diam bila ditidurkanditidurkan
Penatalaksanaan :Penatalaksanaan :
Beri tahu kondisi bayi pada keluargaBeri tahu kondisi bayi pada keluarga Diskusikan kemungkinan tidakan yang dapat Diskusikan kemungkinan tidakan yang dapat
dilakukan dilakukan Upayakan/ anjurkan rujukan ke RS yang memadaiUpayakan/ anjurkan rujukan ke RS yang memadai Pantau dan cegah terjadinya peningkatan TIKPantau dan cegah terjadinya peningkatan TIK Atur posisi nyaman, kepala lebih tinggi 30 derajatAtur posisi nyaman, kepala lebih tinggi 30 derajat Turunkan stimulus lingkungan Turunkan stimulus lingkungan Berikan minum yang adekuatBerikan minum yang adekuat Cegah terjadinya infeksi, perhatikan kebersihan diri Cegah terjadinya infeksi, perhatikan kebersihan diri
dan lingkungan dan lingkungan
Sindrom distres pernafasanSindrom distres pernafasan
- istilah yang digunakan untuk disfungsi pernafasan - istilah yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada neonatus pada neonatus - Kondisi penurunann pertukaran gas pulmoner yang - Kondisi penurunann pertukaran gas pulmoner yang menghasilkan retensi karbon dioksidamenghasilkan retensi karbon dioksida
Penyebab :a. Imaturitas paru/ hyalin membran disease/
HMD b. Aspirasi mekonium
Tanda/ gejala :
a. nilai apgar < 7/ lahir dengan asphiksia b. takipnea, pernafasan > 60 X/ menit c. pernafasan cuping hidungd. Sesak nafase. sianosis/ pucatf. retraksi otot- otot bantu pernafasan ( inter costal, suprasternal,
substernal )g. hipotermih. hipoaktif, flaksid i. tedapat banyak mukus putih, berbusa pada saluran pernafasanj. ikterus
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
a. bila terjadi di RS segera laporkan pada dokter b. Lakukan upaya resusitasi c. Upayakan suhu lingkungan netrald. Pertahankan suhu aksila 36.5 Ce. atur posisi kepala agak hiperektensif. lakukan drainase postural & pengisapan lendirg. berikan oksigen therapi h. monitor dan catat intake output i. beritahukan kondisi klien pada keluarga j. Lakukan upaya rujukan secepatnya
Tetanus neonatorumTetanus neonatorumPenyakit tetanus yang diderita neonatusPenyakit tetanus yang diderita neonatus
Penyebab
• Clostridium tetani, kuman bersifat an aerob menghasilkan tetano spasmin yaitu toksin yang menyerang susunan syaraf pusat.
• Spora tetanus tahan dalam air mendidih selama 4 menit tetapi mati bila dipanaskan selama 20 menit pada suhu 121 C
Masa inkubasi
• Umumnya 3 – 14 hari, tetapi bisa berkurang bisa lebih
• Gejala klinis umumnya timbul pada hari ke 3 sampai ke 10
Tanda/ gejala
a. Bayi rewelb. Bayi tiba–tiba tidak mau menetek/ trismus
(kesukaran membuka mulut karena spasme otot maseter) mulut mencucu ( capermood )
c. Kejang – kejang terutama bila ada rangsang ( suara, sinar, sentuhan )d. Kaku kuduk sampai opistotonuse. kesukaran menelan akibat spasme otot laringf. sianosis akibat spasme otot pernafasang. bayi sadar dan gelisah
PencegahanPencegahan
a. Lakukan pertolongan persalinan secara steril terutama saat pemotongan tali pusat ( 3 bersih ,alat, tangan, alas )
b. Perawatan tali pusat secara bersih sampai tali pusat puput dan kering
c. Berikan immunisasi TT pada calon pengantin dan ibu hamil.
d. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan /cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
a. bila terjadi di klinik segera lakukan upaya rujukanb. beri tahu keluarga tentang kondisi bayic. bila di RS. laporkan segera pada dokterd. pemberian anti tetanus serum ( ATS ) 10.000 unit.e. pemberian anti konvulsan diazepam, phenobarbital f. pemberian antibiotika sampai 3 hari bebas panasg. bila ada sianosis diberikan terapi oksigen
Prognosisa. masa inkubasi Makin pendek masa inkubasi, semakin buruk prognosenya
pada umumnya masa inkubasi < dari 7 hari prognosisnya buruk
b. Usia Semakin muda usia semakin buruk prognosisnyac. periode awitan semakin pendek waktu terjadinya trismus dengan kejang
prognose makin buruk.d. kenaikan suhu tubuh/ panas bila timbul demam akan memperburuk prognosee. pengobatan pengobatan yang terlambat memperburuk prognosisf. perawatan penunjang mutu perawatan berpengaruh terhadap prognosis penyakit
Ikterus dan hyperbilirubinemiaIkterus dan hyperbilirubinemia
Pengertian : a. Ikterus : Warna kuning yang terlihat pada sklera mata, mukosa dan kulit,
ini menunjukan adanya peningkatan kadar bilirubin dalam darah
fisiologisIkterus merupakan Gejala Patologis kern ikterus
gejala sisa kematian
b. Hyperbillirubinemia
adalah suatu keadaan dimana kadar billirubin dlm darah jumlahnya berlebihan
Bill direk :
> dari 10 mg% prematur
> dari 12,5 mg% aterm
c. Kern ikterus
kerusakan otak karena perlengketan billirubin direk pada otak ( > 20 mg% )
Pengeluaran billirubin
Sel darah merah
Haemoglobin
Heme globin
Besi billirubin indirek /un conjunggated
Asam glucorinic
Conjunggated billirubin glukoronil
Dikeluarkan melalui faeces atau urine
Ikterus fisiologiIkterus fisiologi
– billirubin indirek - aterm 02 – 1,0 mg% - prematur < 2 mg%
– ikterus terlihat pada hari hari ke 2 – 3, bayi terlihat sangat kuning pada hari ke : 5 - 7 , ikterus menghilang pada hari ke : 10 – 14.
- Kadar billirubin direk biasanya < 10 mg%
secara klinis : - tampak sehat - kramer I – II
Recommended