View
30
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
MAKALAH
TAFSIR 2
AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG TUJUAN
PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada Mata Kuliah Tafsir 2
Cecep Hilman S,Pd.I.M,Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Ikmal Khoiri
2. Rini Rohmania
3. Supendi
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2107/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga tugas kelompok ini dapat tersusun. Adapun judul yang dibahas
dalam makalah ini yaitu “AYAT-AYAT Al-QURAN TENTANG TUJUAN
PENDIDIKAN”. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
pikirannya.
Kami harap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini, Terima Kasih.
Sukabumi, 23 Maret
218
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. I
DAFTAR ISI ................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................. 1
A. Pengertian Tujuan Pendidikan .................................................. 1
B. Perspektif Alquran dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan...... 2
C. Analisis Kritis Ayat-ayat Tujuan Pendidikan ........................... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang
benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang
akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya,
sekalipun institusi-institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan
fasilitas, namun institusi-institusi tersebut masih belum memproduksi
individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang
mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, terabaikan dalam
tujuan institusi pendidikan.
Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan
nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan
kondisi sebaliknya yang terjadi. Saat ini, banyak institusi pendidikan telah
berubah menjadi industri bisnis, yang memiliki visi dan misi yang
pragmatis. Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan
secepatnya diraih supaya modal yang selama ini dikeluarkan akan menuai
keuntungan. Sistem pendidikan seperti ini sekalipun akan memproduksi
anak didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun status
tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang
beradab.
Dalam budaya Barat sekular, tingginya pendidikan seseorang tidak
berkorespondensi dengan kebaikan dan kebahagiaan individu yang
bersangkutan. Dampak dari hegemoni pendidikan Barat terhadap kaum
Muslimin adalah banyaknya dari kalangan Muslim memiliki pendidikan
yang tinggi, namun dalam kehidupan nyata, mereka belum menjadi
Muslim-Muslim yang baik dan berbahagia.
Dalam makalah ini penulis berusaha menggali dan
mendeskripsikan tujuan pendidikan dalam Islam secara induktif dengan
melihat dalil-dalil naqli yang sudah ada dalam al-Qur’an maupun al-
Hadits, juga memadukannya dalam konteks kebutuhan dari masyarakat
secara umum dalam pendidikan, sehingga diharapkan tujuan pendidikan
dalam Islam dapat diaplikasikan pada wacana dan realita kekinian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tujuan pendidikan menurut beberapa tokoh?
2. Bagaimana tujuan pendidikan dalam perspektif Alquran dan hadist?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari tujuan pendidikan
2. Untuk menganalisis tujuan pendidikan dalam perspektif Alquran dan
hadist
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tujuan Pendidikan
Tujuan adalah arah atau sasaran yang ingin di capai.dalam bahasa
arab, tujuan itu di sebut dengan al-hadf muntadal fihi bi al-siham (sasaran
atau objek yang di perlombahkan dengan panah) atau kullu shay’in azim
murtafi’ (segala sesuatu yang besar dan tinggi). Dan al-ghard berarti
“maksud atau yang di inginkan”.
Berdasarkan makna harfiah ini, maka tujuan dapat diartikan kepada
sesuatu yang sangat di dambakan bagaikan pemanah yang berharap anak
panahnya dapat mencapai sasaran atau objek yang di panahnya. Setiap
target yang ingin di capai, dengan demikian, tujuan pendidikan berarti
sasaran yang ingin di capai atau di raih setelah melalui proses pendidikan.
Artinya pendidikan yang merupakan suatu proses mempunyai target atau
tujuan yang ingin di capai, dimana tujuan tersebut harus melekat atau
dimiliki oleh peserta didik setelah melalui proses tersebut. Peserta didik di
harapkan memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan peringkat
pendidikan yang dilaluinya. Kompetensi itu meliputi pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Penyelenggaraan pendidikan, baik pada tingkat lembaga
maupun dalam proses pembelajaran, mempunyai target atau sasaran yang
ingin di capai.
Tujuan pendidikan memegang peranan penting dalam pendidikan,
karena pendidikan dapat memberikan arahan yang jelas dalam
melaksanakan segala kegiatan pendidikan. Penentuan tujuan pembelajaran
menjadi penting tidak hanya untuk memastikan sasaran yang ingin di
capai, tetapi juga dapat memberikan arahan kepada guru dalam memilih
dam menentukan materi pembelajaran.
B. Perspektif Alquran dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan
Konsep tujuan pendidikan menurut Umar Muhammad At-Taumi
Ash-Shaibani adalah perubahan yang diinginkan melelui proses
pendidikan, baik dalam tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,
kehidupan masyarakat, dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan
serta pengajaran itu sendiri. Berdasarkan konsep ini, pendidikan dipandang
tidak berhasil atau tidak mencapai tujuan apabilatidak ada perubahan pada
diri peserta didik setelah menyelesaikan suatu progam pendidikan.
Agar dapat terukur, sebelum melakukan proses pendidikan perlu
dibuat rumusan-rumusan tujuan yang jelas. Rumusan tersebut dapat digali
dari sumber pendidikan Islam yaitu Alquran dan hadist.
Berikut ini akan dikemukakan ayat-ayat Alquran dan hadist yang
berkenaan dengan tujuan pendidikan. Diantanya bertakwa kepada Allah,
beriman, dan berakhlak mulia.
1. Bertakwa kepada Allah
Berdasarkan rumusan para ahli tujuan pendidikan salah satunya
yaitu membentuk peserta didik menjadi insane yang saleh dan bertakwa
kepada Allah. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat: 13
ه ي ا ي ج ث ا و س و ذ ى لا خ ا ااس ااا اب ىع ش ى ع ىو ى ا وس ف ىاا خ ع از ل ب ائ و
بيس خ ي ع هللا ا د هللاا حم ى ع
Artinya: Wahai manusia sungguh kami telah menciptakan kau dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh, yang paling mulia diantara kau di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha teliti.
Ketakwaan dasalehan itu ditandai dengan kemapanan akidah dan
keadilan yang mewarnai segala aspek kehidupan seseorang: yang
meliputi pikiran, perkataan, perbuatan, pergaulan dan lain sebagainya.
Untuk mencapai tujuan pendidikan terdapat empat hal yang mesti di
perkenalkan kepada peserta didik melalui materi yang di ajarkan yaitu:
1. Memperkenalkan kepada mereka, bahwa manusia secara individu.
2. Memperkenalkan kepada mereka, bahwa manusia sebagai makhluk
sosial.
3. Memperkenalkan kepada mereka bahwa alam ini ciptaan Tuhan dan
mengajak peserta didik memahami hikmah Tuhan menciptakannya.
4. Memperkenalkan kepada mereka pencipta alam dan mendorong
mereka beribadah.
Keempat hal di atas di sebut oleh al- jamali sebagai inti dari
tujuan pendidikan islam yaitu mengenal Allah dan bertakwa
kepada-Nya. Sehubunagn dengan takwa sebagai tujuan pendidikan,
berikut ini hadist yang sesuai:
عأبيهسيسةزضيهللاعهسءيزسىيهللاملسو هيلع هللا ىلص
ااسلايأ حماههلل ا وس
Artinya: Abu hurairah meriwayatkan bahwa rasulullah
ditanya, “Ya, Rasulullah, siapa manusia yang paling mulia?”
Beliau menjawab, “Orang yang paling bertakwa.” (HR. Muslim)
Hadist ini menunjukkan bahwa manusia yang paling mulia
adalah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya. Sikap takwa
mengalahkan semua indikasi kemulian martabat yang lain. Simbol-
simbol kemodernan dan kesejahteraan yang dimiliki oleh
seseorang tidak dapat mengalahkan sikap takwa. Hal itu berarti
bahwa kendatipun sesesorang memiliki keterampilan
menggunakan teknologi mutakhir dan memiliki kekayaan yang
melimpa, tetapi ia tidak bertakwa kepada Allah, maka
sesungguhnya ia belum dapat dimasukkan kedalam kategori orang
yang paling mulia.
2. Beriman dan berilmu
Ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam sangat erat kaitannya
dengan iman, iman dibangun atas dasar ilmu pengetahuan maka
bertambahnya ilmu identik dengan bertambahnya iman.
Dalam Surat Ali- Imran Ayat 190-191 ditegaskan:
ازل ي جل وىال ب اب ا ه و فا ي اخخل زضو ال ثو ى كاس فيخ ا
ب ا ال زضز ثو ى كاس فيخ و ي خ ف ى س و ىبه خ ع ل ع ىد او او لي ا ال و ي رو س ا ري
ا از ر اب ف م اع ه ه راب اطل س بح مج اخ
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan
Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
Dalam ayat diatas memperbincangkan tentang orang
berakal (ulul Albab) orang yang dapat mengombinasikan antara
dzikir dengan piker atau sebaliknya. Ketika dia berfikir, meneliti
atau mengkaji alm sekitar munculah dzikirnya dan ketika dia
berdzikir munculah pikirnya. Sehingga setiap kali dia sampai
kepada suatu kesimpulan maka kajiannya, jiwanya yang paling
dalam berucap “ Hal ini Allah ciptakan dengan tidak sia-sia,
semuanya berguna dan bermanfaat bagi manusia”.
Menyimak hal tersebut maka dalam tujuan pendidikan
salah satunya harus mewujudkan peserta didik yang beriman
kepada Allah, karena dengan takwa dan beriman kepada Allah
maka akan mewujudkan peserta didik yang berakhlak muliadan
berprilaku terpuji.
Berkaitan dengan iman, terdapat hadist berikut:
يازسىيهللاليفياإلسللىللاسأي عه عسفيابعبدهللااثمفيلايلج
باهللفسخم احدابعدنلايلاج
Artinya: Sufyan bin Abdullah Ats- Tsaqafi meriwayatkan
bahwa ia berkata kepada rasulullah, “Ya, Rasulullah, katakanlah
kepada saya sesuatu tentang Islam yang tidak akan saya tanyakan
lagi sesudah engkau.” Nabi berkata,” Katakanlah, “Saya beriman
kepada Allah.” Lalu tetaplah pendirianmu. (HR. Muslim dan
Ahmad).
Hadist diatas menjelaskan bahwa iman kepada Allah dan
Istiqomah dengan pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal
yang sudah cukup dan memadai bagi seorang Muslim. Oleh karena
itu, para pendidik harus berusaha agar peserta didik memiliki iman
yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan runtutan iman
tersebut.
Jika seorang yang beriman diyakini sebagai orang
yangdimuliakan dan diistimewakan oleh Allah didunia dan akhirat,
maka seyogianya segala proses pendidikan Islam diarahkan untuk
mencapai derajat itu.
3. Berakhlak Karimah
Misi utama Rasulullah SAW adalah menyempurnakan
kemuliaan Akhlak, maka proses pendidikan diarahkan menuju
terbentuknya pribadi dan umat yang berakhlak mulia.
Hal ini sesuai dengan penegasan Allah dalam firmannya Surat Al-
Ahzab: 21
و ث هللا و س ذ و خس ال ي ى ا و ىهللا ي سج و ا ت س ةح س ىيهللاا سى فيز ى ا ايس م دو
Sungguh, telah adad pada diri rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu yaitu orang yang mengharap rahmat Allah dan
Kedatangan Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Dalam hal ini dapat dilihat dari sebuah hadist berikut:
عأبيهسيسةزضيهللاعهلايلايزسىيهللاملسو هيلع هللا ىلص
ىازاألخلقإابعثج ألح
Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasullah SAW
bersabda “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
kemuliaan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).
هللابعثيبخاىاز عجابسبعبدهللالايلايزسىيهللاصىهللاعيهوسإ
األخلقووايحاساألفعاي
Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya Allah mengutusku dengan tugas
membina kesempurnaan akhlak dan kebaikan pekerjaan. (HR. Ath-
Thabrani)
Kedua hadist diatas menujukkan dengan tegas bahwa misi
utama Rasulullah adalah memperbaiki akhlak manusia. Beliau
melaksanakan misi tersebut dengan menghiasi dirinya dengan
berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar umatnya
senantiaa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan secara tegas, beliau mengatakan bahwa kualitas iman
seorang dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya. Itu berarti
bahwa semakin bagus kualitas iman seseorang Akan semakin baik
pula akhlaknya. Dengan kata lain, akhlak seseorang yang buruk
merupakan pertanda bahwa imannya juga buruk.
Para ahli pendidikan Islam telah merumuskan tujuan
pendidikan yang merangkum maksud-maksud hadist diatas.
Rumusan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil yang
didalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-
tugas kehambaan, kekhalifaan, dan pewaris nabi.
2. Rumusan tujuan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia
tanggal s.d. 11 Mei 1960 di Cipayung, Bogor; tujuan pendidikan Islam
adalah menanamkan takwa, akhlak, serta menegakkan kebenaran dalam
rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut
ajaran Islam.
Sehubungan dengan pernyataan tentang tujuan pendidikan yang
mencangkup tiga hal diatas yakni bertakwa kepada Allah, beriman dan
berilmu, dan juga berakhlak yang mulia terdapat sebuah firman Allah
SWT yang mencangkup tiga hal tersebut yakni sebagai berikut:
Artinya: Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Ayat ini menafikan kesamaan orang musyrik dengan orang-orang
yang taat kepada allah; orang yang taat beribadah kepada Allah lebih
beruntung dari pada orang-orang yang musyrik. Selain menafikan kesamaan
orang musyrik dengan orang yang taat beribadah kepada-Nya, ayat ini juga
menafikan kesamaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu;
ilmu semestinya dapat membangun pribadi yang menyadari akan kekuasaan
dan kemahabesaran Allah sehingga dia menjadi ulul al-bab.
Keadaan ilmu mestilah berpengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan
perilaku orang yang berilmu tersebut. Pengaruh inilah yang membuat diri
yang berpredikat saleh, takwa, atau ulul al-bab. Ada tiga indikator yang
menunjukan terbentuknya predikat tersebut. Atau dengan kata lain ada tiga
indikator yang menunjukan bahwa telah terciptanya tujuan pendidikan pada
peserta didik.
Pertama: qanitun ana al-layl sajidan wa qo’iman. Dia menjadi
orang yang sangat taat dalam menjalankan ibadah walaupun dalam keadaan
apapun tetap taat melaksanakan ibadah apa saja yang si perintahkan Allah
dan Rasul-Nya.
Kedua: yahdar al-akhirah (takut kepada azhab akhirat). Dia sangat
berhati-hati dalam menjalankan kehidupannya jika suatu kegiatan yang
sedang di hadapinya itu dapat merugikan dan mengorbankan
kebahagiaannya di akhirat maka kegiatan itu langsung di tinggalkan.
Ketiga: yarju rahmata robbik (mengharap rahmat Tuhannya).
Orang yang saleh selalu mengharapkan rahmat-Nya jika kegiatan yang tidak
ada manfaatnya atau tidak berorientasi kepada rahmat Allah tidak menjadi
perhatiaannya bahkan dia menjauh dari kegiatan tersebut.
Ketiga karakter diatas ini dapat pula membentuk pribadi yang sabar
menerima cobaan dari Allah, baik cobaan dalam menghadapi musibah,
dalam menghadapi maksiat, ataupun dalam ketaatan kepadanya, dimana
kesabaran itu perpanjangan dari kesholehan dan ketakwaannya.
Ayat diatas menggambarkan pula efek atau dapat dari kesalehan dan
ketakwaan terhadap pribadi yang saleh, takwa, dan ulul albab tersebut, yaitu
kebahagian didunia dan balasan diakhirat yang tiada terkira.
C. Analisis Kritis Ayat-ayat Tujuan Pendidikan
Tujuan adalah suatu yang diharapakan tercapai setelah sesuatu kegiatan
selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal itu nampak yang ingin
diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak pada tujuan
akhir (ultimate aims of education). Adapun tujuan pendidikan adalah
perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses
pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya
maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup,
selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga
berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses
pendidikan.
Sebagai pendidikan yang notabenenya Islam, maka tentunya dalam
merumuskan tujuan harus selaras dengan syari’at Islam. Adapun rumusan
tujuan pendidikan Islam yang disampaikan beberapa tokoh adalah :
1. Ahmad D Marimba;
tujuan pendidikan Islam adalah; identiuk dengan tujuan hidup orang
muslim. Tujuan hidup manusia munurut Islam adalah untuk menjadi
hamba allah. Hal ini mengandung implikasi kepercayaan dan
penyerahan diri kepada-Nya .
2. Dr. Ali Ashraf;
“tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan
diri secara mutlak kepada Allah pada tingkat individu, masyarakat dan
kemanusiaan pada umumnya”.
3. Muhammad Athiyah al-Abrasy.
“the fist and highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual,
training” (tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah
kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa)”.
4. Syahminan Zaini;
“Tujuan Pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang
berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak cerdas dan berilmua
banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja
yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”.
Dari berbagai pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia
yang sehat jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dapat diartikan kepada sesuatu yang sangat di dambakan
bagaikan pemanah yang berharap anak panahnya dapat mencapai
sasaran atau objek yang di panahnya. Setiap target yang ingin di capai,
dengan demikian, tujuan pendidikan berarti sasaran yang ingin di capai
atau di raih setelah melalui proses pendidikan.
1. Didalam Alquran surat Az-Zumar ayat 9 dijelaskan bahwa tujuan
pendidikan meliputi tiga hal yakni:
2. Bertakwa kepada Allah
3. Beriman dan berilmu kepada Allah
4. Dan berakhlak mulia
Tujuan adalah suatu yang diharapakan tercapai setelah sesuatu
kegiatan selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal itu nampak
yang ingin diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu
tampak pada tujuan akhir (ultimate aims of education). Adapun tujuan
pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah
mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan
kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya
dimana individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam
pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrol maupun
mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa kurangnya kesempurnaan dari selesainya
makalah ini, karena keterbatasan wawasan penuls, oleh karena itu penulis
disini mengharapkan ada penulis lain yang membahas tentang Tafsir
Tarbawi Tentang Tujuan Pendidikan Islam lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ash- Shaibani Umar Muhammad At- Taumi,.1979. Falsafah Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bulan Bintang,).
Kadar M.2011,. Tafsir Tarbawi. (Yokjakarta: Nusa Media)
Manzur, Ibn,. Mukram, Abi al-Fadl Jamal al-Din Muhammad., 1990., Lisan
al’arab jilid IX Bairut: Dar al-Fikr,
Sudirman , 1988., Ilmu Pendidikan. Bandung. CV. Remadja Karya.. Yusuf,
Umar Bukhari. 2012,. Hadist Tarbawi. Jakarta: Amzah.
Recommended