View
2.964
Download
25
Category
Preview:
DESCRIPTION
makalah atau ringkasan lebih tepat dari beberapa buku, yang membahas akun kas dan akun bank dari sudur akuntansi komersial dan akuntansi pajak.
Citation preview
AKUNTANSI KAS DAN BANK
PENDAHULUAN
Kas adalah aset keuangan (paling likuid) yang digunakan untuk kegitan
operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan membayar kewajiban
perusahaan. Tidak ada standar akuntansi khusus terkait dengan kas namun secara
umum dibahas dalam standar tentang instrumen keuangan. Biasanya kas
perusahaan ada yang dipegang oleh perusahaan (cash on hand) atau yang
tersimpan di bank. Biasanya Kas dan Bank dilaporkan dalam satu akun yang
menunjukkan saldo uang kas dan simpanan yang ada di bank.
Untuk Kas, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2,
perusahaan juga perlu memperhatikan informasi arus kas yang berguna untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai
perusahaan.
Di lain pihak, akun Bank menunjukkan saldo perusahaan di bank yang
dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan. Dalam Kas dan Bank ini tidak
termasuk dana disisihkan untuk kepentingan tujuan tertentu, seperti persediaan
perangko dan materai, rekening giro pada bank di luar negeri, cek mundur, atau
cek kurang dari pihak ketiga.
Penggunaan kas dapat untuk kepentingan jumlah pembayaran yang besar
ataupun untuk pembayaran yang kecil – kecil saja, maka dikenali adanya metode
pencatatannya, kas juga mudah dipindahtangankan serta terkadang saldo antara
kas di perusahaan dan di bank seringkali berbeda. Oleh karenanya, berikut
akandijelaskan tentang pencatatan, pengendalian, rekosiliasi dan pengaturan Kas
dan Bank menurut undang – undang perpajakan.
Akuntansi Kas dan Bank| 1
AKUNTANSI KAS/PENGENDALIAN KAS
Kas merupakan aset likuid yang mudah digunakan, banyak pihak yang
menginginkan sehingga mudah dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu diperlukan rancangan pengendalian internal yang baik agar kas
perusahaan terlindungi. Perlindungan terhadap kas dapat berupa fisik maupun
perlindungan untuk menjaga kas tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak
seharusnya.
Bentuk – bentuk pengendalian antara lain :
1. Terdapat pemisahan tugas antar pihak yang melakukan otorisasi dengan
pembayaran, pihak yang melakukan pengelolaan kas dan pencatatan, pihak
pengguna, dan pihak pembayar. Tingkat pemisahan tugas disesuaikan dengan
kebutuhan entitas. Pada entitas yang besar pemisahan tugas dilakukan dalam
unit terpisah, namun dalam entitas kecil pemisahan tugas tidak dapat
dilakukan secara ideal. Utamanya, harus ada kroscek dan kontrol dari pihak
lain, sehingga penyalahgunaan wewenang dapat dihindari.
2. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda.
3. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehingga
terdapat pengedalian pencatatan oleh pihak lain.
4. Pengeluaran uang harus menggunkan cek, kecuali pengeluran – pengeluaran
yang jumlahnya kecil, yaitu menggunakan kas kecil.
5. Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tertentu.
6. Dibuat laporan pengeluaran kas harian sebagai pertanggungjawaban.
7. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan pengendalian
pencatatan.
8. Diadakannya pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
pencatatan kas.
9. Dibuat laporan kas setiap hari sebagai pertanggungjawaban.
10. Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau raung tertutup
dengan akses terbatas.
Akuntansi Kas dan Bank| 2
11. Penggunaan sistem kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam jumlah
kecil.
12. Rekosiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank.
PENGELOLAAN DAN SISTEM PENCATATAN KAS KECIL
Untuk keperluan pengeluaran dalam jumlah kecil, entitas tidak mungkin
melakukannya dengan menggunakan cek karena tidak efisien. Untuk memenuhi
kebutuhan pengeluaran kas dalam jumlah kecil entitas membentuk dana kas kecil.
Jumlah kas kecil disesuaikan kebutuhan entitas. Semakin besar ukuran entitas dan
kebutuhan pengeluaran jumlah dana kas kecil besar, maka akan dibentuk kas kecil
dalam jumlah besar. Tetapi untuk entitas dengan ukuran kecil dan tidak banyak
pengeluaran yang dilakukan, nilai kas kecil dibentuk kecil. Pengelola kecil adalah
kasir kas kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran – pembayaran
melalui kas kecil.
Terdapat dua sistem yaitu :
Imprest Method
Sistem imprest kas kecil adalah mekanisme kas kecil dimana dana
dipertahankan tetap. Pada awal dibentuk dana kas kceil dalam jumlah tertentu.
Setiap ada pengeluaran akan dibuat bukti pengeluaran tetapi tidak dijurnal. Jika
jumlah kas kecil akan habis, maka akan dilakukan penggantian dana yang telah
dipakai. Pada saat penggantian akan dibuat jurnal terkait dengan pengeluaran
tersebut dan mengurangi kas perusahaan. Setelah penggantian saldo dana kas kecil
akan kembali sejumlah yang ditetapkan.
Akuntansi Kas dan Bank| 3
Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan entitas untuk membayar pengeluaran – pengeluaran yang jumlah relatif kecil dan tidak ekonomis jika dibayar menggunakan cek.
Fluctuation Method
Dalam sistem fluktuasi ini saldo uang yang dicatat pada akun kas kecil
selalu berubah (tidak tetap) dari waktu – waktu. Penggantian tidak didasarkan
jumlah terpakai tapi seringkali ditetapkan sejumlah tertentu. Misalnya, untuk
pertama kali dibentuk dana kas kecil sebesar Rp500.000,00. Setiap bulan
ditambahkan dana sejumlah nilai yang sama tanpa memperhatikan jumlah dana
yang terpakai. Akibatnya saldo kas kecil akan berubah – ubah.
Dalam rangka pengendalian, imprest method lebih baik, karena jumlah kas
kecil akan terkontrol dan tidak akan terjadi penumpukan dana dalam unit
pembayar (kasir). Mekanisme pengendalian juga terjadi, karena setiap
penggantian akan dilakukan penghitungan dana kas kecil terpakai dan tersisa
sehingga dapat memonitor pemakaian dan memastikan tidak ada uang hilang.
Sedangkan untuk fluctuation method, jumlah dana di kasir tidak terkontrol dan
jumlahnya dapat bertambah terus jika dana tidak terpakai.
Contoh imprest method dan fluctuatin method :
1. Pada awal bulan Februari 2013, PT Sukses membentuk kas kecil yang akan
digunakan untuk membayar pengeluaran – pengeluaran tunai yang tidak besar
jumlahnya dan sering terjadi. Dana kas kecil dibentuk itu disepakati sebesar
Rp1.500.000,00 yang akan diisi kembali setiap tanggal 1 dan 16 setiap
bulannya.
Selama bulan Februari 2013, transaksi PT Sukses yang menggunakan kas
kecil adalah sebagai berikut :
Feb, 4 Membeli materai dan perangko sebesar Rp225.000,00
10 Membayar beban perbaikan kendaraan sebesar Rp600.000,00
12 Membeli bensin, solar, dan minyak sebesar Rp275.000,000
17 Membayar beban perbaikan gedung sebasar Rp850.000,00
25 Membeli perlengkapan kantor Rp450.000,00
Akuntansi Kas dan Bank| 4
Imprest Method
Tanggal Jurnal
Feb 1 Kas kecil 1.500.000
Kas 1.500.000
16 Beban materai dan perangko 225.000
Beban perbaikan kendaraan 600.000
Beban bahan bakar 275.000
Kas 1.100.000
Mar 1 Beban perbaikan gedung 850.000
Perlengkapan kantor 450.000
Kas 1.300.000
Fluctuation Method
Tanggal Jurnal
Feb 1 Kas kecil 1.500.000
Kas 1.500.000
4 Beban meterai dan perangko 225.000
Kas kecil 225.000
10 Beban perbaikan kendaraan 600.000
Kas kecil 600.000
12 Beban bahan bakar 275.000
Kas kecil 275.000
Akuntansi Kas dan Bank| 5
16 Kas kecil 1.500.000
Kas 1.500.000
17 Beban perbaikan bangunan 850.000
Kas kecil 850.000
25 Perlengkapan kantor 450.000
Kas kecil 450.000
Mar 1 Kas kecil 1.500.000
Kas 1.500.000
REKONSILIASI BANK
Transaksi setiap hari dicatat, sedangkan uang yang diterima atau
dikeluarkan selalu melalui bank, kecuali jumlah yang kecil perlu
merekomedasikan laporan bank. Rekosiliasi ini sangat bermanfaat untuk
mengecek ketelitian pencatatan akun kas dan dapat mengurangi potensi hilangnya
uang perusahaan. Tujuan rekonsiliasi adalah untuk mencocokkan antara
pencatatan di perusahaan dan pencatatan kas yang dilakukan oleh bank yang
mengelola uang perusahaan.
Saldo bank dalam laporan keuangan adalah saldo kas berdasarkan hasil
rekosiliasi. Karena pencatatan oleh bank maupun pencatatan oleh kas terkadang
tidak menunjukkan saldo kas yang sebenarnya. Salah satu pihak sering terlambat
melakukan pencatatan, atau pihak lain belum mengambil atau menarik cek yang
Akuntansi Kas dan Bank| 6
Rekosiliasi bank adalah suatu daftar yang berisi penyebab perbedaan antara saldo kas menurut perusahaan dan menurut catatan bank.
telah dikeluarkan entitas, hal ini membuat pencatatan kas tersebut tidak
mencerminkan saldo yang sebenarnya.
Rekonsiliasi bank untuk tujuan pelaporan keuangan dilakukan pada setiap
akhir periode pelaporan, namun rekonsiliasi bank untuk tujuan pengendalian saldo
kas seharusnya dilakukan setiap bulan. Bahkan untuk entitas yang transaksi
kasnya cukup tinggi rekonsiliasi bank dalam rangka pengendalian dapat dilakukan
mingguan atau harian. Dengan perkembangan teknologi perbankan saat ini, entitas
dapat mengintegrasikan sistemnya dengan bank sehingga pencatatan transaksi kas
oleh entitas dilakukan hanya apabila kas telah dipastikan bertambah atau
berkurang dari rekening bank.
Untuk melakukan rekonsiliasi bank, entitas harus memiliki data pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan entitas. Berdasarkan data saldo
awal dan mutasi kas akan diperoleh saldo kas menurut pencatatan entitas. Entitas
akan menerima rekening koran yang berisikan mutasi pencatatan kas oleh bank.
Rekosiliasi dilakukan dengan membandingkan mutasi kas dalam pencatatan
entitas dan mutasi kas dalam catatan rekening bank. Jika terdapat perbedaan baik
nilai, transaksi yang hanya ada di salah satu pihak, maka item tersebut harus
diteliti lebih lanjut.
Dalam proses audit, rekonsiliasi tidak hanya dilakukan untuk mendapatkan
saldo kas yang sebenarnya harus disajikan dalam laporan keuangan. Auditor juga
perlu memastikan pembuktian. Rekonsiliasi ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi perbedaan antara kedua saldo tersebut. Saldo kas entitas
ditambahkan dan dikurangkan perbedaaan yang diidentifikasi akan memperoleh
saldo kas menurut rekening bank. Rekonsiliasi pembuktian ini dilakukan dalam
rangka audit, namun tidak dilakukan dalam rangka menentukan saldo kas dalam
laporan keungan.
Secara umum penyebab perbedaan saldo dalam rekening bank dengan
saldo kas menurut entitas adalah sebagai berikut :
Akuntansi Kas dan Bank| 7
1. Elemen – elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan
uang tetapi belum dicatat oleh bank. Sebagai contoh :
a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima
oleh bank sampai bulan berikutnya (Setoran dalam perjalanan).
b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan
sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur
dibuat (Setoran dalam perjalanan).
c. Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank
2. Elemen – elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi
belum dicatat oleh perusahaan. Sebagai contoh :
a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum
dicatat dalam buku perusahaan (Jasa giro).
b. Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan
tetapi perusahaan belum mencatatnya.
3. Elemen – elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran
tetapi belum dicatat oleh bank. Sebagai contoh :
a. Cek – cek yang beredar (outstanding checks), yaitu cek yang sudah
dikeluarkan oleh perusahaan dan dicatat sebagai pengeluaran kas, tetapi
oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum
mencatatnya sebagai pengeluaran.
b. Cek yang sudah ditulis dan dicatat dalam jurnal pengeluran uang tetapi
ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar, belum merupakan
pengeluaran sehingga jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir
periode.
4. Elemen – elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi
belum dicatat oleh perusahaan. Sebagai contoh :
a. Cek dari pelanggan yang ditolak oleh bank karena ternyata bersaldo
kosong, tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (penarikan di bank melebihi
saldo yang dimiliki) tetapi belum tercatat oleh perusahaan.
c. Biaya jasa bank yang dicatat oleh perusahaan.
Akuntansi Kas dan Bank| 8
5. Kesalahan mencatat dapat terjadi baik oleh bank maupun entitas. Jika terdapat
perbedaan nilai transaksi dengan bukti sama, maka harus ditelusuri pihak
mana yang melakukan kesalahan. Jika kesalahan tersebut dilakukan entitas,
maka dilakukan jurnal penyesuaian untuk membetulkan kesalahan tersebut.
Jika kesalahan dilakukan oleh bank, entitas harus melaporkan ke bank,
sehingga pihak bank dapat menindaklanjutkan kesalahan tersebut dengan
melakukan koreksi pada periode berikutnya.
Penyusunan rekosiliasi bank dapat dilakukan dalam dua macam, yaitu :
1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam dua kolom ;
a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo
yang benar.
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank pada saldo kas.
2. Rekosiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir bisa di buat
dalam dua bentuk :
a. Laporan rekonsiliasi saldo bank pada saldo kas (4 kolom).
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo
yang benar (8 kolom).
Contoh rekonsiliasi bank :
PT Sukses Makmur dalam catatannya menunjukkan saldo kas sebesar
Rp20.502.000,00 pada 31 Januari 2011, sedangkan rekening koran bank
menunjukkan saldo akhir kas sebesar Rp22.190.000,00. Berikut item - item yang
berbeda antara mutasi pencatatan di entitas dan rekening koran bank yang perlu
dikoreksi.
1. Setoran sebesar Rp3.680.000,00 dilakukan pada 31 Januari 2011, namun
belum rekening koran bank.
2. Cek yang tulis pada bulan Januari, namun belum dicairkan berjumlah
Rp5.001.000,00.
3. Bunga pinjaman sebesar Rp600.000,00 langsung didebit dari rekening belum
diketahui entitas.
Akuntansi Kas dan Bank| 9
4. Bank mengenakan beban administrasi sebesar Rp18.000,00 dan belum dicatat
oleh entitas.
5. Cek dari pelanggan sebesar Rp220.000,00, tidak dapat diuangkan karena
dananya tidak cukup.
6. Perusahaan melakukan kesalahan pencatatan, cek untuk pembayaran hutang
sebesar Rp131.000,00, namun dicatat sebesar Rp311.000,00.
7. Bank salah mencairkan cek sebesar Rp175.000,00, di mana seharusnya
merupakan cek dari rekening entitas lain bukan rekening PT Sukses Makmur.
PT Sukses Makmur
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Januari 2011
Saldo per laporan bank 22.190.000,00
+/+ Deposit in transit 3.680.000,00
Kesalahan bank 175.000,00
3.855.000,00
-/- Cek masih beredar (5.001.000,00)
21.044.000,00
Saldo per laporan entitas 20.502.000,00
+/+ Bunga 600.000,00
Kesalahan pencatatan cek 180.000,00
780.000,00
-/- Biaya administrasi bank (18.000,00)
Cek kosong (220.000,00)
(238.000,00)
21.044.000,00
Jurnal penyesuaian yang diperlukan dari rekonsiliasi di atas adalah :
Akuntansi Kas dan Bank| 10
- Kas Rp600.000,00
Pend. Bunga Rp600.000,000
(Mencatat bunga yang diterima dari bank)
- Kas Rp180.000,00
Hutang Usaha Rp180.000,00
(Kesalahan pencatatan angka cek oleh perusahan)
- Beban Adm. Bank Rp18.000,00
Kas Rp18.000,00
(Pencatatan beban administrasi dari bank)
- Piutang Usaha Rp220.000,00
Kas Rp220.000,00
(Cek dari konsumen yang tidak dapat diuangkan)
AKUTANSI PAJAK
Seperti yang telah dijelaskan dalam akuntansi komersial, kas dan bank
sebagai pos yang paling likuid dalam bentuk uang kertas, uang logam, saldo
rekening, giro dan tabungan. Perlakuan akuntansi kas dan bank ini tidak diatur
tersendiri dalam undang – undang pajak, sehingga pengertian kas juga mengikuti
ketentuan akuntansi komersial seperti yang tidak termasuk kategori kas, yaitu :
1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 bulan
Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan
atau rollover tidak termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat
digunakan sewaktu-waktu
2. Persediaan Prangko dan Materai
Akuntansi Kas dan Bank| 11
Terhadap persediaan perangko dan materai ini sering ditemui di perusahaan
yang sewaktu – sewaktu dapat digunakan. Jumlah persediaan prangko dan
materai kemungkinan cukup besar yang umumnya dimasukkan dalam
kategori akun “Persediaan Perlengkapan Kantor”(office supplies).
3. Uang Muka / Kas Bon
Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai tidak dapat
digolongkan ke dalam kas. Uang muka yang diberikan kepada karyawan,
meskipun belum digunakan oleh yang bersangkutan, tidak digolongkan
sebagai kas, selain itu Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktu-
waktu, sehingga tidak dapat dianggap uang tunai.
4. Cek Mundur atau Cek Kosong
Bentuk cek mundur atau cek kosong tidak memenuhi syarat sebagai uang kas.
Penyajian dalam akun “Kas dan Bank” ini dalam neraca komersial atau
neraca dicantumkan sebesar nilai nominal. Apabila terdapat “Kas dan Bank”
dalam mata uang asing, maka kurs yang digunakannya adalah nilai kurs tetap
(historis) atau kurs pada tanggal neraca yang dilakukan secara konsisten (taat
asas).
Berdasarkan PP Nomor 131 Tahun 2000 dan KMK Nomor
51/KMK.04/2001, penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari
deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan jasa giro
(dengan pengecualian yang disebutkan di bagian selanjutnya) dikenakan Pajak
Penghasilan Pasal 4 ayat 2 Undang-undang PPh. Pengenaan pajak atas
penghasilan tersebut adalah: (a) sebesar 20 persen dari jumlah bruto dan bersifat
final apabila penerima penghasilan adalah WP dalam negeri dan Bentuk Usaha
Tetap, dan (b) sebesar 20 persen dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan bersifat final apabila
penerima penghasilan adalah WP luar negeri. Penghasilan atas bunga
deposito/tabungan, diskonto SBI, dan jasa giro dipotong langsung oleh bank
pembayar pada saat pembayaran atau pembebanan biaya; pihak bank tersebut
yang akan membayar atau menyetor PPh 4 ayat 2 tersebut ke Kas Negara
Akuntansi Kas dan Bank| 12
menggunakan Surat Setoran Pajak dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak
menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh 4 ayat 2.
Pemotongan pajak tidak dilakukan terhadap :
1) Bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp. 7.500.000 (tujuh
juta lima ratus ribu rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
2) Bunga data diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
3) Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau
diperoleh Dan Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
4) Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka
pemilikan rumah sederhana dan sangat sedehana, kaveling siap bangun untuk
rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga
secara fiskal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima, yaitu
pendapatan bunga dikurangi PPh 4 ayat 2 atas bunga.
Berikut adalah contoh transaksi Kas dan Bank yang berhubungan dengan
objek pajak yang dikenakan bagi pihak yang bertransaksi.
Contoh :
Pada tanggal 4 Februari 2011 Tn. Nurdin menerima bunga deposito dari
bank Mandiri sebesar Rp8.000.000,00 dengan tarif Pajak Penghasilan yang
pemungutan bersifat final (Pasal 4 Ayat 2 ) yang selajutnya ditindaklanjuti dengan
peraturan pemerintah No. 31 Tahun 2000 besarnya PPh atas bunga deposito
bersifat final = 20% x Rp8.000.000,00 = Rp1.600.000,00 ayat jurnal yang
diperluakan tergantung Wajib Pajak menggunakan metode pencatatannya yaitu :
1. Metode Bruto (Gross Method)
Akuntansi Kas dan Bank| 13
Pada metode tersebut PPh Pasal 4 (2) diperlakukan sebagai beban. Tetapi
perlu diperhatikan bahwa undang – undang PPh menyatakan pajak
penghasilan tidak diperkenankan untuk dibebankan. (Pasal 9 huruf “h”
Undang – Undang PPh)
Ayat Jurnal saat menerima deposito :
Tanggal Keterangan Dr Cr
Feb, 4 Kas dan Bank
PPh Pasal 4 (2)
Penghasilan bunga
Rp6.400.000,00
Rp1.600.000,00
Rp8.000.000,00
2. Metode Neto (Net Method)
Prinsip dasar sama dengan seperti metode bruto, hanya mencatatnya berdasarkan
pada jumlah bruto yang jumlah penghasilan setelah dikurangi pajak penghasilan
Pasal 4 (2), maka ayat jurnal dapat disusun :
Tanggal Keterangan Dr Cr
Feb, 4 Kas dan Bank
Penghasilan Bunga
Rp6.400.000,00
Rp6.400.000,00
Akuntansi Kas dan Bank| 14
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 131
Tahun 2002
. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51 Tahun 2001
.Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 2 Tentang
Laporan Arus Kas.
Martani, Dwi, Dkk. 2012 Akuntansi Keuangan Menengah Buku 1. Jakarta :
Salemba Empat
Sukrisno, Agoes, Estralita Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Jakarta:
Salemba Empat
Waluyo, 2012. Akuntansi Pajak Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
Diunduh tanggal 14 Maret 2012
http://belajarakuntansi.openthinklabs.com/home/zlampiran/glosarium/akuntansi-
kas-petty-cash
http://cial4ccounting.wordpress.com/2012/10/08/rekonsiliasi-laporan-bank/
Akuntansi Kas dan Bank| 15
Akuntansi Kas dan Bank| 16
Recommended