View
36
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
laporan fisiologi tumbuhan
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses fisiologi dalam jaringan tanaman terjadi dengan adanya air yang
memiliki peran penting dalam proses tersebut. Peran penting air bagi
pertumbuhan air antara lain sebagai pelarut bahan organik, untuk proses
fotosintesis dan lain-lain. Air masuk dalam sel tumbuhan melalui suatu proses
difusi yang terjadi karena perbedaan konsentrasi yaitu konsentrasi di dalam sel
lebih rendah dari pada konsentrasi yang ada di luar sel.
Proses osmosis terjadi pada sel hidup. Perubahan bentuk sel terjadi apabila
terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik,
volumenya akan konstan. Hal tersebut terjadi karena sel mendapat dan
kehilangan jumlah air yang sama. Jika sel terdapat pada larutan hipotonik, maka
sel akan mendapatkan banyak air sehingga tumbuhan akan mengalami
turgiditas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan
panjang umbi jalar?
2. Pada Konsentrasi berapa larutan sukrosa tidak mempengaruhi panjang
umbi jalar?
3. Berapakah nilai potensial air jaringan umbi jalar?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap
perubahan panjang potongan jaringan umbi jalar.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak
menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi jalar.
3. Menghitung nilai potensial air jaringan umbi jalar.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Osmosis adalah suatu proses difusi yang melalui suatu membrane
semipermeabel karena perbedaan konsentrasi satu dengan konsentrasi yang
lainnya. Dengan demikian osmosis akan berlangsung sampai adanya
keseimbangan antara kepekatan cairan. Komponen potensial air pada tumbuhan
terdiri dari potensial osmosis dan potensial turgor. Dengan adanya potensial
osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial
turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan potensial
osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi
saat sel mengalami plasmolisis (Meyer and Anderson, 1952).
Potensial air merupakan suatu alat yang memungkinkan penentuan
secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan. Semakin rendah potensial
dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan
tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi
potensial air, semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada
sel yang mempunyai kandungan air lebih rendah.
Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potensial osmosis
(solute) dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis cairan
sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel
mengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis dapat
dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel
mengalami plasmolisis (Meyer and Anderson, 1952).
Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan
mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan
ada tiga faktor yang menentukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan
dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan
potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu
potensial matriks, potensial osmotic dan potensial tekanan (Wilkins, 1992). Nilai
potensial air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
3
PA = PO + PT dan PA = - TO
Dimana :
PO = Potensial osmotik
PA= Potensial Air
Untuk mencari nilai tekanan osmotik (TO) menggunakan rumus :
TO sel =
Dimana :
TO = Tekanan Osmotik
M = Molaritas
T = Temperatur mutlak (273+ t )
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
Ketebalan membran.
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
Suhu
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah percobaan eksperimental,hal ini dapat
dilihat saat proses percobaan ini dilakukan di laboratorium dan
menggunakan beberapa variabel,yaitu variabel kontrol,variabel manipulasi
dan variabel respon.
B. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa,17 Februari 2015
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Gedung C10 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
C. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa (0 M, 0,2 M,
0,4 M, 0,6 M, 0,8 M, 1 M)
2. Variabel kontrol : Volume larutan sukrosa, beakerglass,
panjang umbi jalar,jumlah umbi
jalar,waktu perendaman (1 jam 30
menit),dan perbesaran mikroskop 10x
3. Variabel respon : pertambahan panjang umbi jalar
D. Alat dan Bahan
Bahan
1. Umbi jalar
2. Larutan sukrosa dengan molaritas (0 M, 0,2 M,0,4 M, 0,6 M, 0,8
M, 1 M)
Alat
Mikroskop
beakerglass 6 buah
Kaca benda
Cover glass
Pinset
Pipet
E. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan 6 buah beakerglass.
5
2. Menyiapkan 6 buah beakerglass dengan masing-masing beakerglass
diisi dengan 25 ml larutan sukrosa yang telah disediakan, kemudian
masing-masing beakerglass diberi label berdasarkan konsentrasinya.
3. Mengambil umbi jalar, lalu umbi jalar tersebut dibentuk silinder
dengan menggunakan alat penggebor gabus, kemudian potongan
umbi jalar dipotong sepanjang 2 cm
4. Potongan umbi jalar tersebut dimasukkan ke dalam beakerglass yang
masing-masing telah diisi dengan larutan sukrosa pada berbagai
konsentrasi , masing-masing beakerglass diisi 5 potong umbi jalar.
5. Beakerglass yang sudah berisi larutan sukrosa dan potongan umbi
jalar ditutup rapat dengan plastik
6. Setelah 90 menit, potongan umbi jalar tersebut dikeluarkan dan
diukur kembali panjangnya
7. Mencatat pertambahan panjang masing-masing potongan umbi jalar
8. Menghitung nilai rata-rata pertambahan panjang umbi jalar untuk
setiap masing-masing konsentrasi larutan sukrosa
Rancangan Percobaan
Beakerglass diisi dengan larutan sukrosa, masing-masing beakerglass
diisi dengan 25 ml
Membuat potongan silinder umbi jalar dengan panjang 2 cm, lalu
potongan tersebut direndam dalam larutan sukrosa selama 90 menit (
satu beakerglass diisi dengan 5 potongan umbi jalar)
Setelah 90 menit, potongan bengkuang tersebut diambil dan diukur
kembali panjangnya
Mencatat hasil pengamatan pada tabel
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 1 Hasil Penelitian Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan
Konsentrasi
larutan
sukrosa (M)
Panjang
awal (cm)
Panjang
akhir (cm)
Pertambahan
panjang (cm)
Rata-rata
pertambahan
panjang (cm)
0
2 2,1 0,1
0,1
2 2,1 0,1
2 2,1 0,1
2 2,1 0,1
0,2
2 2,2 0,2
0,2 2 2,3 0,3
2 2,2 0,2
2 2,2 0,2
0,4
2 2 0
0,25 2 1,8 -0,2
2 2,2 0,2
2 2,1 0,1
0,6
2 2 0
0 2 2 0
2 2 0
2 2 0
0,8
2 1,9 -0,1
-0,075 2 1,9 -0,1
2 1,8 -0,2
2 2,1 0,1
1
2 1,8 -0,2
-0,2 2 1,8 -0,2
2 1,9 -0,1
2 1,7 -0,3
7
B. Analisis
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa setelah potongan umbi jalar
direndam selama 90 menit mengalami perubahan panjang dari panjang awal
yaitu 2cm. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0 M,panjang umbi jalar 1 hingga 4
menjadi 2,1 cm dengan pertambahan panjang rata-rata tiap potongan umbi jalar
sebesar 0,1 cm. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,2 M ,panjang umbi jalar 1,3
dan 4 menjadi 2,2 cm sedangkan pada umbi jalar kedua mengalami pertambahan
panjang menjadi 2,3 cm,dengan pertambahan panjang rata-rata 0,2 cm. Pada
konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M,panjang umbi jalar 1 tidak mengalami
perubahan panjang,umbi jalar 2 mengalami perubahan panjang menjadi 1,8
cm,panjang umbi jalar 3 mengalami perubahan panjang menjadi 2,2 cm,umbi
jalar 4 mengalami perubahan panjang menjadi 2,1 cm dengan pertambahan
panjang rata-rata0,025 cm. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,6 M,panjang umbi
jalar 1 hingga 4 tidak mengalami pertambahan panjang. Pada konsentrasi larutan
sukrosa 0,8 M panjang umbi jalar 1 dan 2 mengalami penyusutan panjang
menjadi 1,9 cm,panjang umbi jalar 3 mengalami penyusutan panjang menjadi 1,8
cm,panjang umbi jalar 4 mengalami pertambahan panjang menjadi 2,1 dengan
rata-rata penyusutan panjang sebesar 0,075 cm. Pada konsentrasi larutan sukrosa
1 M umbi jalar 1 dan 2 mengalami penyusutan panjang menjadi 1,8 cm,pada
umbi jalar 3 mengalami penyusutan panjang menjadi 1,9 cm dan umbi jalar 4
-0,25
-0,2
-0,15
-0,1
-0,05
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Rata
-rata
pe
rta
mb
ah
an
pa
nja
ng
(cm
)
Konsentrasi larutan sukrosa (M)
Grafik rata-rata pertambahan panjang umbi jalar
8
mengalami penyusutan panjang menjadi 1,7 cm dengan rata-rata penyusutan
panjang sebesar 0,2 cm.
C. Pembahasan
Pada percobaan ini potongan umbi jalar yang direndam dalam larutan
sukrosa 0,2 M memiliki rata-rata pertambahan panjang paling tinggi yaitu 0,2 cm
. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan pada saat perendaman
potongan umbi jalar memiliki potensial air yang cukup rendah sehingga larutan
sukrosa dapat berdifusi ke dalam potongan umbi jalar tidak mengalami
hambatan, sehingga potensi air dalam umbi jalar meningkat. Sedangkan
potongan umbi jalar yang direndam didalam larutan sukrosa 0,8 M dan 1 M
mengalami penurunan panjang, hal ini disebabkan karena larutan sukrosa di
luar umbi jalar memiliki potensial air lebih kecil dibandingkan potensial air
diluar di dalam jaringan umbi jalar yang menyebabkan air dalam jaringan umbi
jalar keluar dengan kata lain umbi jalar mengalami osmosis.
Konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan
panjang potongan umbi jalar adalah 0,6 M. Hal ini terjadi karena jumlah air yang
ada di dalam dan diluar sel umbi jalar sama atau isotonik.
Pada saat sudah diketahui bahwa konsentrasi larutan sukrosa yang tidak
menyebabkan pertambahan panjang potongan umbi jalar adalah 0,6 M, sehingga
dapat dihitung nilai potensial air yang ada pada umbi jalar tersebut, sebagai
berikut :
PA = PO + PO
PA = PO
PA = - TO
PA =
PA
PA -14,9 atm
Dari percobaan ini juga didapatkan bahwa pada konsentrasi larutan
sukrosa 0,2M potongan umbi mengalami pertambahan panjang lebih banyak jika
dibandingkan dengan konsentrasi larutan sukrosa 0 M,hal ini disebabkan karena
9
potongan umbi jalar tersebut memiliki tekstur kepadatan yang rendah sehingga
menyebabkan air bergerak memasuki jaringan umbi jalar yang dapat
mengakibatkan pertambahan panjang pada umbi jalar.
D. Diskusi
1. Mengapa perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak
menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder bengkuang dalam
menentukan nilai potensial air?
2. Mengapa nilai potensial air potongan silinder bengkuang yang tidak
berubah panjangnya sama dengan nilai potensial osmosis larutan sukrosa
yang tidak menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder
bengkuang tersebut?
Jawaban
1. Karena jika kita akan menentukan potensial air atau PA sebelumnya kita
harus mengetahui potensial tekanan atau (PT) dan potensial osmosis atau
PO. Potensial tekanan yang diperoleh adalah 0, sehingga tidak akan
terjadi pertambahan panjang potongan umbi jalar,dan potensial air sama
dengan potensial osmotik. PO=PA atau yang biasa kita jelaskan jika PO
dan PA setara maka tidak akan ada air yang keluar maupun masuk
kedalam sel umbi jalar hal ini yang menyebabkan panjang umbi jalar
tidak mengalami pertambahan maupun penyusutan .
2. Karena jika nilai PA (potensial air)setara dengan nilai PO (potensial
osmsis) kita akan mendapatkan nilai PT (potensial tekanan) 0,hal ini kita
dapatkan karena PA (potensial air) pada umbi jalar sama dengan
potensial osmotik dari larutan sukrosa,sehingga larutan bersifat
isotonik,dimana air yang ada di dalam sel sama dengan air yang ada
diluar sel.
10
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa maka panjang umbi jalar akan
mengalami penyusutan,hal ini di karenakan potensial air yang ada didalam
jaringan umbi jalar lebih tinggi di bandingkan potensial air yang ada di sekitar
jaringan umbi jalar sehingga air yang ada dalam jaringan umbi jalar akan
berjalan menuju keluar jaringan. Dengan demikian maka panjang umbi jalar
akan mengalami penyusutan. Sedangkan semakin rendah konsentrasi larutan
sukrosa maka panjang umbi jalar akan mengalami pertambahan panjang,hal ini
dikarenakan potensial air yang ada di dalam jaringan umbi jalar lebih rendah
dibanding potensial air yang ada di sekitar jaringan umbi jalar sehingga air yang
ada di sekitar jaringan akan bergerak masuk menuju ke dalam jaringan umbi
jalar hal ini membuat pertambahan panjang pada potongan umbi jalar. Selain itu
pada konsentrasi larutan sukrosa 0,6 M potongan umbi jalar tidak mengalami
perubahan panjang hal ini disebabkan oleh potensial air yang ada di dalam
jaringan umbi jalar dan potensial air diluar jaringan setara sehingga tidak ada air
yang bergerak menuju jaringan umbi jalar maupun keluar jaringan umbi jalar.
Dari percobaan ini juga didapatkan nilai potensial air sebesar -14,9 atm.
B. Saran
Saran untuk melakukan praktikum ini adalah saat kita akan
melakukan percobaan ini kita harus terlebih dulu memilih kepadatan umbi jalar
yang sama sehingga kita akan memiliki data yang valid.
11
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, B. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.Raja Grafindo Persada.Jakarta
Sasmita Mihardja, Dradjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung ITB.
Soerodikosoemo, Wibisono dkk. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sri Rahayu, Yuni dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya
Soewardiati. 1991. Biologi Umum. Surabaya : Unipress IKIP Surabaya.
12
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1
Berbagai konsentrasi
larutan sukrosa
2.
Umbi jalar
3.
Umbi jalar yang telah di
potong 2 cm
4.
Umbi jalar yang sedang
direndam
Recommended