12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses fisiologi dalam jaringan tanaman terjadi dengan adanya air yang memiliki peran penting dalam proses tersebut. Peran penting air bagi pertumbuhan air antara lain sebagai pelarut bahan organik, untuk proses fotosintesis dan lain-lain. Air masuk dalam sel tumbuhan melalui suatu proses difusi yang terjadi karena perbedaan konsentrasi yaitu konsentrasi di dalam sel lebih rendah dari pada konsentrasi yang ada di luar sel. Proses osmosis terjadi pada sel hidup. Perubahan bentuk sel terjadi apabila terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, volumenya akan konstan. Hal tersebut terjadi karena sel mendapat dan kehilangan jumlah air yang sama. Jika sel terdapat pada larutan hipotonik, maka sel akan mendapatkan banyak air sehingga tumbuhan akan mengalami turgiditas. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang umbi jalar? 2. Pada Konsentrasi berapa larutan sukrosa tidak mempengaruhi panjang umbi jalar? 3. Berapakah nilai potensial air jaringan umbi jalar? C. Tujuan 1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang potongan jaringan umbi jalar. 2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi jalar. 3. Menghitung nilai potensial air jaringan umbi jalar.

Laporan Pertambahan Panjang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan fisiologi tumbuhan

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Proses fisiologi dalam jaringan tanaman terjadi dengan adanya air yang

    memiliki peran penting dalam proses tersebut. Peran penting air bagi

    pertumbuhan air antara lain sebagai pelarut bahan organik, untuk proses

    fotosintesis dan lain-lain. Air masuk dalam sel tumbuhan melalui suatu proses

    difusi yang terjadi karena perbedaan konsentrasi yaitu konsentrasi di dalam sel

    lebih rendah dari pada konsentrasi yang ada di luar sel.

    Proses osmosis terjadi pada sel hidup. Perubahan bentuk sel terjadi apabila

    terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik,

    volumenya akan konstan. Hal tersebut terjadi karena sel mendapat dan

    kehilangan jumlah air yang sama. Jika sel terdapat pada larutan hipotonik, maka

    sel akan mendapatkan banyak air sehingga tumbuhan akan mengalami

    turgiditas.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan

    panjang umbi jalar?

    2. Pada Konsentrasi berapa larutan sukrosa tidak mempengaruhi panjang

    umbi jalar?

    3. Berapakah nilai potensial air jaringan umbi jalar?

    C. Tujuan

    1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap

    perubahan panjang potongan jaringan umbi jalar.

    2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak

    menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi jalar.

    3. Menghitung nilai potensial air jaringan umbi jalar.

  • 2

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Osmosis adalah suatu proses difusi yang melalui suatu membrane

    semipermeabel karena perbedaan konsentrasi satu dengan konsentrasi yang

    lainnya. Dengan demikian osmosis akan berlangsung sampai adanya

    keseimbangan antara kepekatan cairan. Komponen potensial air pada tumbuhan

    terdiri dari potensial osmosis dan potensial turgor. Dengan adanya potensial

    osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial

    turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan potensial

    osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi

    saat sel mengalami plasmolisis (Meyer and Anderson, 1952).

    Potensial air merupakan suatu alat yang memungkinkan penentuan

    secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan. Semakin rendah potensial

    dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan

    tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi

    potensial air, semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada

    sel yang mempunyai kandungan air lebih rendah.

    Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potensial osmosis

    (solute) dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis cairan

    sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

    mengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis dapat

    dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel

    mengalami plasmolisis (Meyer and Anderson, 1952).

    Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

    mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan

    ada tiga faktor yang menentukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan

    dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan

    potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu

    potensial matriks, potensial osmotic dan potensial tekanan (Wilkins, 1992). Nilai

    potensial air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

  • 3

    PA = PO + PT dan PA = - TO

    Dimana :

    PO = Potensial osmotik

    PA= Potensial Air

    Untuk mencari nilai tekanan osmotik (TO) menggunakan rumus :

    TO sel =

    Dimana :

    TO = Tekanan Osmotik

    M = Molaritas

    T = Temperatur mutlak (273+ t )

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:

    Ukuran partikel

    Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan

    bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.

    Ketebalan membran.

    Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

    Luas suatu area

    Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

    Jarak

    Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan

    difusinya.

    Suhu

    Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak

    dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

  • 4

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan adalah percobaan eksperimental,hal ini dapat

    dilihat saat proses percobaan ini dilakukan di laboratorium dan

    menggunakan beberapa variabel,yaitu variabel kontrol,variabel manipulasi

    dan variabel respon.

    B. Waktu dan Tempat

    Hari/tanggal : Selasa,17 Februari 2015

    Jam : 09.00 WIB

    Tempat : Gedung C10 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam

    C. Variabel Penelitian

    1. Variabel manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa (0 M, 0,2 M,

    0,4 M, 0,6 M, 0,8 M, 1 M)

    2. Variabel kontrol : Volume larutan sukrosa, beakerglass,

    panjang umbi jalar,jumlah umbi

    jalar,waktu perendaman (1 jam 30

    menit),dan perbesaran mikroskop 10x

    3. Variabel respon : pertambahan panjang umbi jalar

    D. Alat dan Bahan

    Bahan

    1. Umbi jalar

    2. Larutan sukrosa dengan molaritas (0 M, 0,2 M,0,4 M, 0,6 M, 0,8

    M, 1 M)

    Alat

    Mikroskop

    beakerglass 6 buah

    Kaca benda

    Cover glass

    Pinset

    Pipet

    E. Prosedur Kerja

    1. Menyiapkan 6 buah beakerglass.

  • 5

    2. Menyiapkan 6 buah beakerglass dengan masing-masing beakerglass

    diisi dengan 25 ml larutan sukrosa yang telah disediakan, kemudian

    masing-masing beakerglass diberi label berdasarkan konsentrasinya.

    3. Mengambil umbi jalar, lalu umbi jalar tersebut dibentuk silinder

    dengan menggunakan alat penggebor gabus, kemudian potongan

    umbi jalar dipotong sepanjang 2 cm

    4. Potongan umbi jalar tersebut dimasukkan ke dalam beakerglass yang

    masing-masing telah diisi dengan larutan sukrosa pada berbagai

    konsentrasi , masing-masing beakerglass diisi 5 potong umbi jalar.

    5. Beakerglass yang sudah berisi larutan sukrosa dan potongan umbi

    jalar ditutup rapat dengan plastik

    6. Setelah 90 menit, potongan umbi jalar tersebut dikeluarkan dan

    diukur kembali panjangnya

    7. Mencatat pertambahan panjang masing-masing potongan umbi jalar

    8. Menghitung nilai rata-rata pertambahan panjang umbi jalar untuk

    setiap masing-masing konsentrasi larutan sukrosa

    Rancangan Percobaan

    Beakerglass diisi dengan larutan sukrosa, masing-masing beakerglass

    diisi dengan 25 ml

    Membuat potongan silinder umbi jalar dengan panjang 2 cm, lalu

    potongan tersebut direndam dalam larutan sukrosa selama 90 menit (

    satu beakerglass diisi dengan 5 potongan umbi jalar)

    Setelah 90 menit, potongan bengkuang tersebut diambil dan diukur

    kembali panjangnya

    Mencatat hasil pengamatan pada tabel

  • 6

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Tabel 1 Hasil Penelitian Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan

    Konsentrasi

    larutan

    sukrosa (M)

    Panjang

    awal (cm)

    Panjang

    akhir (cm)

    Pertambahan

    panjang (cm)

    Rata-rata

    pertambahan

    panjang (cm)

    0

    2 2,1 0,1

    0,1

    2 2,1 0,1

    2 2,1 0,1

    2 2,1 0,1

    0,2

    2 2,2 0,2

    0,2 2 2,3 0,3

    2 2,2 0,2

    2 2,2 0,2

    0,4

    2 2 0

    0,25 2 1,8 -0,2

    2 2,2 0,2

    2 2,1 0,1

    0,6

    2 2 0

    0 2 2 0

    2 2 0

    2 2 0

    0,8

    2 1,9 -0,1

    -0,075 2 1,9 -0,1

    2 1,8 -0,2

    2 2,1 0,1

    1

    2 1,8 -0,2

    -0,2 2 1,8 -0,2

    2 1,9 -0,1

    2 1,7 -0,3

  • 7

    B. Analisis

    Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa setelah potongan umbi jalar

    direndam selama 90 menit mengalami perubahan panjang dari panjang awal

    yaitu 2cm. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0 M,panjang umbi jalar 1 hingga 4

    menjadi 2,1 cm dengan pertambahan panjang rata-rata tiap potongan umbi jalar

    sebesar 0,1 cm. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,2 M ,panjang umbi jalar 1,3

    dan 4 menjadi 2,2 cm sedangkan pada umbi jalar kedua mengalami pertambahan

    panjang menjadi 2,3 cm,dengan pertambahan panjang rata-rata 0,2 cm. Pada

    konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M,panjang umbi jalar 1 tidak mengalami

    perubahan panjang,umbi jalar 2 mengalami perubahan panjang menjadi 1,8

    cm,panjang umbi jalar 3 mengalami perubahan panjang menjadi 2,2 cm,umbi

    jalar 4 mengalami perubahan panjang menjadi 2,1 cm dengan pertambahan

    panjang rata-rata0,025 cm. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,6 M,panjang umbi

    jalar 1 hingga 4 tidak mengalami pertambahan panjang. Pada konsentrasi larutan

    sukrosa 0,8 M panjang umbi jalar 1 dan 2 mengalami penyusutan panjang

    menjadi 1,9 cm,panjang umbi jalar 3 mengalami penyusutan panjang menjadi 1,8

    cm,panjang umbi jalar 4 mengalami pertambahan panjang menjadi 2,1 dengan

    rata-rata penyusutan panjang sebesar 0,075 cm. Pada konsentrasi larutan sukrosa

    1 M umbi jalar 1 dan 2 mengalami penyusutan panjang menjadi 1,8 cm,pada

    umbi jalar 3 mengalami penyusutan panjang menjadi 1,9 cm dan umbi jalar 4

    -0,25

    -0,2

    -0,15

    -0,1

    -0,05

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

    Rata

    -rata

    pe

    rta

    mb

    ah

    an

    pa

    nja

    ng

    (cm

    )

    Konsentrasi larutan sukrosa (M)

    Grafik rata-rata pertambahan panjang umbi jalar

  • 8

    mengalami penyusutan panjang menjadi 1,7 cm dengan rata-rata penyusutan

    panjang sebesar 0,2 cm.

    C. Pembahasan

    Pada percobaan ini potongan umbi jalar yang direndam dalam larutan

    sukrosa 0,2 M memiliki rata-rata pertambahan panjang paling tinggi yaitu 0,2 cm

    . Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan pada saat perendaman

    potongan umbi jalar memiliki potensial air yang cukup rendah sehingga larutan

    sukrosa dapat berdifusi ke dalam potongan umbi jalar tidak mengalami

    hambatan, sehingga potensi air dalam umbi jalar meningkat. Sedangkan

    potongan umbi jalar yang direndam didalam larutan sukrosa 0,8 M dan 1 M

    mengalami penurunan panjang, hal ini disebabkan karena larutan sukrosa di

    luar umbi jalar memiliki potensial air lebih kecil dibandingkan potensial air

    diluar di dalam jaringan umbi jalar yang menyebabkan air dalam jaringan umbi

    jalar keluar dengan kata lain umbi jalar mengalami osmosis.

    Konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan

    panjang potongan umbi jalar adalah 0,6 M. Hal ini terjadi karena jumlah air yang

    ada di dalam dan diluar sel umbi jalar sama atau isotonik.

    Pada saat sudah diketahui bahwa konsentrasi larutan sukrosa yang tidak

    menyebabkan pertambahan panjang potongan umbi jalar adalah 0,6 M, sehingga

    dapat dihitung nilai potensial air yang ada pada umbi jalar tersebut, sebagai

    berikut :

    PA = PO + PO

    PA = PO

    PA = - TO

    PA =

    PA

    PA -14,9 atm

    Dari percobaan ini juga didapatkan bahwa pada konsentrasi larutan

    sukrosa 0,2M potongan umbi mengalami pertambahan panjang lebih banyak jika

    dibandingkan dengan konsentrasi larutan sukrosa 0 M,hal ini disebabkan karena

  • 9

    potongan umbi jalar tersebut memiliki tekstur kepadatan yang rendah sehingga

    menyebabkan air bergerak memasuki jaringan umbi jalar yang dapat

    mengakibatkan pertambahan panjang pada umbi jalar.

    D. Diskusi

    1. Mengapa perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak

    menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder bengkuang dalam

    menentukan nilai potensial air?

    2. Mengapa nilai potensial air potongan silinder bengkuang yang tidak

    berubah panjangnya sama dengan nilai potensial osmosis larutan sukrosa

    yang tidak menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder

    bengkuang tersebut?

    Jawaban

    1. Karena jika kita akan menentukan potensial air atau PA sebelumnya kita

    harus mengetahui potensial tekanan atau (PT) dan potensial osmosis atau

    PO. Potensial tekanan yang diperoleh adalah 0, sehingga tidak akan

    terjadi pertambahan panjang potongan umbi jalar,dan potensial air sama

    dengan potensial osmotik. PO=PA atau yang biasa kita jelaskan jika PO

    dan PA setara maka tidak akan ada air yang keluar maupun masuk

    kedalam sel umbi jalar hal ini yang menyebabkan panjang umbi jalar

    tidak mengalami pertambahan maupun penyusutan .

    2. Karena jika nilai PA (potensial air)setara dengan nilai PO (potensial

    osmsis) kita akan mendapatkan nilai PT (potensial tekanan) 0,hal ini kita

    dapatkan karena PA (potensial air) pada umbi jalar sama dengan

    potensial osmotik dari larutan sukrosa,sehingga larutan bersifat

    isotonik,dimana air yang ada di dalam sel sama dengan air yang ada

    diluar sel.

  • 10

    BAB V

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

    semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa maka panjang umbi jalar akan

    mengalami penyusutan,hal ini di karenakan potensial air yang ada didalam

    jaringan umbi jalar lebih tinggi di bandingkan potensial air yang ada di sekitar

    jaringan umbi jalar sehingga air yang ada dalam jaringan umbi jalar akan

    berjalan menuju keluar jaringan. Dengan demikian maka panjang umbi jalar

    akan mengalami penyusutan. Sedangkan semakin rendah konsentrasi larutan

    sukrosa maka panjang umbi jalar akan mengalami pertambahan panjang,hal ini

    dikarenakan potensial air yang ada di dalam jaringan umbi jalar lebih rendah

    dibanding potensial air yang ada di sekitar jaringan umbi jalar sehingga air yang

    ada di sekitar jaringan akan bergerak masuk menuju ke dalam jaringan umbi

    jalar hal ini membuat pertambahan panjang pada potongan umbi jalar. Selain itu

    pada konsentrasi larutan sukrosa 0,6 M potongan umbi jalar tidak mengalami

    perubahan panjang hal ini disebabkan oleh potensial air yang ada di dalam

    jaringan umbi jalar dan potensial air diluar jaringan setara sehingga tidak ada air

    yang bergerak menuju jaringan umbi jalar maupun keluar jaringan umbi jalar.

    Dari percobaan ini juga didapatkan nilai potensial air sebesar -14,9 atm.

    B. Saran

    Saran untuk melakukan praktikum ini adalah saat kita akan

    melakukan percobaan ini kita harus terlebih dulu memilih kepadatan umbi jalar

    yang sama sehingga kita akan memiliki data yang valid.

  • 11

    DAFTAR PUSTAKA

    Lakitan, B. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.Raja Grafindo Persada.Jakarta

    Sasmita Mihardja, Dradjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung ITB.

    Soerodikosoemo, Wibisono dkk. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.

    Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Sri Rahayu, Yuni dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya

    Soewardiati. 1991. Biologi Umum. Surabaya : Unipress IKIP Surabaya.

  • 12

    LAMPIRAN

    No Gambar Keterangan

    1

    Berbagai konsentrasi

    larutan sukrosa

    2.

    Umbi jalar

    3.

    Umbi jalar yang telah di

    potong 2 cm

    4.

    Umbi jalar yang sedang

    direndam