View
258
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/3/2019 kisah sahabat 2
1/40
'Abdullah bin 'Umar r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Dalam kitab Al-Thabaqat, Al-Subki menceritakan bahwa Abdullah bin 'Umar pernah berbicara dengan
seekor singa yang mengaum dan menghadang orang-orang di tengah jalan. Singa itu mengibaskan
ekornya, lalu pergi. (Dikemukakan dalam kitabHujjatullah 'ala al-Alamin)
Riwayat senada juga dikemukakan dalam kitab Thabaqah karya Al-Munawi. Diceritakan bahwa ketika
Abdullah bin 'Umar sedang menempuh suatu perjalanan, ada seekor singa menghalangi orang-orang di
tengah jalan. Ia menghentikan untanya, lalu turun menghampiri singa itu, menggosok telinganya, dan
menyingkirkannya dari tengah jalan. Abdullah bin `Umar mengatakan bahwa ia pemah mendengar
Rasuulah Saw bersabda, "Jika manusia hanya takut kepada Allah, maka tidak ada hal lain yang bisa
menguasainya."
Hal senada juga dinyatakan dalam kitab Al-Risalatal-Qusyairiyyah, "Sesungguhnya yang menguasai
manusia adalah sesuatu yang menakutkannya. Jika manusia hanya takut kepada Allah, maka tak ada apa
pun yang bisa menguasainya."
'Ala' bin Hadhrami r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Table of contents [hide]
1. Kisah 12. Kisah 23. Kisah 3
Kisah 1
Abu Hurairah r.a. bercerita, 'Aku melakukan perjalanan bersama `Ala' bin Hadhrami dalam suatu
rombongan, lalu aku melihatnya berperilaku aneh yang tidak masuk akal. Kami berhenti di tepi pantai,
lalu 'Ala' berkata, `Sebutlah nama Allah dan terjunlah ke laut!' Kami menyebut nama Allah lalu
menceburkan diri ke laut. Kami menyeberangi laut itu, tetapi airnya hanya setinggi kaki unta kami. Dalam
perjalanan pulang, kami sampai di padang sahara padahal kami sama sekali tidak memiliki air, maka kami
mengadu kepada `Ala'. la melakukan shalat dua rakaat, lalu berdoa. Tiba-tiba langit gelap, kemudian
hujan turun menyirami kami, sehingga kami bisa meminum airnya. Kemudian `Ala' meninggal dunia,
kami menguburkannya di hamparan tanah berpasir. Beln jauh kami melanjutkan perjalanan, kami
khawatir ada binatang buas yang akan memangsa jenazahnya. Maka kami kembali, namun pusaranya
sudah tidak ada." (Riwayat Abu Na'im)
Dalam riwayat lain, Abu Hurairah menceritakan bahwa dalam suatu perjalanan, Ala' menyeberangi lautdengan mengendarai kudanya. Ketika pulang, mereka sampai di sebuah padang sahara padahal mereka
tidak memiliki air. `Ala lalu berdoa kepada Allah, tiba-tiba memancar sumber air dari bawah tanah
berpasir. Mereka minum dan merasa segar kembali, lalu melanjutkan perjalanan. Salah seorang dari
mereka ketinggalan barang bawaannya, maka ia kembali lagi, tetapi tidak menemukan sumber air itu.
Kemudian `Ala' meninggal dunia, padahal mereka tidak memiliki air. Tiba-tiba muncul mendung, laluhujan turun. Mereka memandikan dan memakamkannya. Ketika mereka kembali ke tempat Ala
dimakamkan, pusaranya sudah tidak ada. (Riwayat Ibnu Sa'ad)
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ala-bin-hadhrami-r-a8/3/2019 kisah sahabat 2
2/40
Kisah 2
Alias r.a. bertutur, "Aku menemukan tiga keajaiban yang dimiliki umat Islam ini. Seandainya Bani Isra'il
yang memiliki keajaiban itu, niscaya umat-umat lain tidak akan mengadakan perjanjian dengan mereka."
Salah satu keajaiban yang diceritakan Anas: 'Umar bin Khattab mempersiapkan pasukan perang termasukAnas dan mengangkat `Ala' bin Hadhrami sebagai pemimpinnya. Selanjutnya mereka mendatangi medan
peperangan, dan melihat musuh telah mempersiapkan strateginya dengan menutup saluran-saluran air.Hari teramat panas, mereka dan binatang-binatang mereka merasa kehausan. Menjelang matahari
terbenam, mereka shalat dua rakaat. Kemudian 'Ala' bin Hadhrami mengangkat tangannya, padahal di
langit tidak ada apa-apa. Sebelum ia menurunkan tangannya, Allah mengirimkan angin dan memunculkanmendung. Lalu turunlah hujan, sehingga tempat berbatu yang sulit dilewati juga celah di antara dua bukit
penuh dengan air. Mereka minum dan membawa bekal minuman.
Kemudian mereka mendatangi musuh, tetapi musuh telah melintasi teluk menuju daratan di seberang laut.
'Ala' berhenti di atas teluk itu, lalu berdoa, "Wahai Zat Yang Maha Tinggi, Maha Agung, dan Maha
Mulia." Lalu berkata, "Seberangilah dengan menyebut asma Allah." Mereka menyeberangi laut itu, airnya
hanya setinggi kuku kaki binatang. Ala' kemudian meninggal dunia, dan dimakamkan. Selesai
dimakamkan, ada seorang laki-laki datang dan bertanya, "Siapa dia?" Mereka menjawab, "Manusia yang
paling baik, putra Hadhrami." Laki-laki itu berkata, "Daerah ini tidak bisa digunakan untuk menguburjenazah, karena sering ada binatang buas yang menggali tanah untuk mencari makan. Sebaiknya kalian
memindahkan jenazahnya ke daerah yang aman, satu atau dua mil dari sini." Mereka khawatir ada
binatang buas yang memangsa jenazah Ala, maka mereka sepakat untuk menggali makamnya, tetapi
jenazahnya sudah tidak ada di sana lagi, dan mendadak liang lahatnya terlihat memanjang dan
mengeluarkan cahaya berkilauan. Mereka mengurug makamnya kembali, lalu melanjutkan perjalanan."
(Riwayat Al-Baihaqi)
Kisah 3
Dalam kitab Al Aghani li Abi al-Faraj al-Ashbahani, kisah Ala' bin Hadhrami diceritakan secara panjang
lebar berdasarkan riwayat Muhammad bin Jarir. Munjab bin Rasyid (sahabat Rasulullah Saw)
menuturkan kisah tersebut sebagai berikut, Abu Bakar mengutus Ala' bin Hadhrami dan pasukannya
unruk mcmerangi orang-orang murtad di Bahrain. Orang-orang muslim yang tidak murtad menyusul
pasukan Ala' sewaktu mereka, berjalan di padang terbuka. Ketika sampai di tengah-tengah padang itu,Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada mereka. Ala' turun dari kendaraannya dan menyuruh
pasukannya untuk turun.
Di tengah malam, unta-unta mereka lari ketakutan sampai tak tersisa satu pun, dengan membawa semua
perbekalan dan tenda yang belum sempat mereka turunkan dari punggung unta-unta itu. Mereka tidak
mengerti sekelompok hewan apa yang menyerang unta-unta itu, tetapi tidak menyerang diri mereka.
Mereka saling memperingatkan untuk tetap waspada, lalu pemberi aba-aba menyuruh mereka berkumpul.
Ala' kemudian berkata, "Apa yang telah menyerang dan mengalahkan kalian?" Orang-orang mengadu
kepadanya, "Kita terjebak di tengah-tengah padang pasir tanpa air. Jika kita di sini sampai besok
meskipun matahari tidak menyengat, maka kita hanya pulang tinggal nama." Ala' berkata, "Jangan takut!
Bukankah kalian orang-orang muslim? Bukankah kalian berjuang di jalan Allah! Bukankah kalian
penolong-penolong agama Allah?" Mereka menjawab, "Ya." Ala' berkata lagi, "Bergembiralah! Demi
Allah, Allah Yang Maha Suci dan Maha Luhur tidak akan menelantarkan kalian dalam kondisi seperti
ini."
Seorang muazin kemudian mengumandangkan azan shalat subuh ketika fajar terbit. Ala' shalat bersama
pasukannya. Sebagian dari mereka bersuci dengan tayammum, dan sebagian lagi masih dalam keadaan
8/3/2019 kisah sahabat 2
3/40
suci. Selesai shalat, Ala' berlutut diikuti oleh pasukannya.Aa berdoa dengan sungguh-sungguh begitu juga
pasukannya. Kemudian mereka melihat fatamorgana. Belum selesai Ala berdoa, mereka melihat
fatamorgana lagi. Komandan perang berseru, 'Air." Ala' berdiri dikuti oleh pasukannya. Mereka
mendekati air itu, lalu minum dan mandi. Matahari belum begitu tinggi, ketika unta-unta datang dari
berbagai arah mendekati mereka. Setiap orang menunggang satu unta, sehingga tak satu pun yang
berjalan. Setelah minum, mereka merasa puas dan segar kembali, lalu melanjutkan perjalanan.
Pada waktu itu, Munjab bin Rasyid berjalan bersisian dengan Abu Hurairah. Setelah jauh dari tempat itu,
Abu Hurairah bertanya kepada Munjab, "Menurutmu, di mana sumber air yang tadi kita pakai?" Munjab
menjawab, "Aku orang yang paling mengetahui daerah ini." Abu Hurairah berkata, "Kalau begitu, marikita kembali sampai kau bisa menunjukkan kepadaku sumber air tersebut." Munjab dan Abu Hurairah
kembali ke tempat itu, tetapi keduanya tidak menemukan kolam dan jejak air itu. Munjab berkata kepada
Abu Hurairah, "Demi Allah, meski aku tidak melihat kolam air, aku yakin ini tempat kita tadi, dan aku
tidak pernah melihat air di tempat ini sebelumnya." Kemudian Abu Hurairah melihat sekeliling, tiba-tiba
ada kantong kulit penuh dengan air. Abu Hurairah berkata, "Hai Sahm, demi Allah, inilah tempat itu.
Mari kita isi kembali kantong kulit kita, lalu letakkan di tepi lembah." Munjab menimpah, "Ini adalah
anugerah dan tanda kekuasaan Allah." Munjab meyakini hal itu, lalu memuji Allah.
Kemudian Ala dan pasukannya melanjutkan perjalanan, hingga tiba di tempat bernama Hijr. Pasukanmuslimin berperang dengan orangorang kafir dan berhasil mengalahkan mereka di sana. Orang-orang
kafir melarikan diri ke daratan di seberang laut. Mereka menyeberangi laut dengan menggunakan kapal.
Allah mengumpulkan mereka di daratan tersebut. Ala' memerintahkan pasukannya mengejar mereka, dan
berkhutbah, 'Allah Yang Maha Agung dan Perkasa telah membuat kalian nenghadapi pasukan setan dan
perang yang berat pada hari ini. Dia telah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kalian di
daratan, agar kalian bisa mengambil pelajaran darinya untuk bisa menyeberangi laut ini. Bangkitlah untuk
melawan musuh kalian, perlihatkan kepada mereka bahwa kalian bisa menyeberangi laut meski tanpa
kapal, karena Allah juga telah mengumpulkan mereka di daratan tersebut." Pasukannya menjawab, "Kami
akan melakukannya, kami tidak akan takut. Demi Allah, kami telah berhasil menaklukkan padang sahara
tadi maka kami yakin Allah akan menolong kami untuk menaklukkan lautan itu."
Ala' dan pasukannya melanjutkan perjalanan, sampai tiba di tepi laut. Mereka melintasi laut itu dengannaik kuda, beserta binatang angkutan, sekawanan unta, bagal, dan ada pula yang berjalan kaki. Ala
membaca doa, "Wahai Zat Yang Maha Pengasih di antara Yang Pengasih, Yang Maha Mulia, Yang Maha
Bijaksana, tempat berlindung, Yang Maha Hidup, Yang menghidupkan yang mati, Yang Maha hidup lagi
Maha menegakkan, dada tuhan selain Engkau, wahai Tuhan kami."
Mereka melintasi laut itu dengan izin Allah seperti berjalan di atas pasir, dan airnya hanya setinggi tapak
kaki kuda. Laut itu biasanya ditempuh selama sehari semalam dengan naik kapal. Pasukan muslimin
sampai ke daratan. Mereka tidak membiarkan satu orang musyrik pun lolos, menawan anak-anak, dan
mengambil harta rampasan perang. Saat itu, pasukan berkuda kaum muslimin berjumlah 6000 orang dan
yang berjalan kaki 2000 orang. Selesai perang, mereka pulang dengan menyeberangi laut seperti
sebelumnya.
'Atiq menyenandungkan syair tentang peristiwa ini:
Tidakkah engkau lihat Allah telah menundukkan laut-Nya
Dan menyerang orang-orang kafir dengan kekuasaan-Nya
Orang yang membelah lautan kembali datang kepada kami
Dengan keajaiban yang lebih mengagumkan daripada membelah lautan
8/3/2019 kisah sahabat 2
4/40
Ala' dan pasukannya pulang dari daratan itu kecuali orang-orang yang ingin tinggal di sana. Di Hijr, ada
seorang rahib yang masuk Islam. Rahib itu ditanya, "Apa yang mendorongmu untuk masuk Islam?" Ia
menjawab, 'Ada tiga keajaiban pasukan muslimin yang telah aku saksikan, yakni munculnya banyak air di
padang yang gersang, terbukanya jalan di lautan, dan doa mereka yang kudengar di udara seperti sihir.
Setelah menyaksikannya, aku takut Allah akan memperburuk keadaanku bila aku tidak masuk Islam."
Orang-orang bertanya, "Doa apa itu?" Ia menjawab, "Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pcngasih dan
Penyayang, tiddatuhan selain Engkau, Yang Menciptakan scgala sesuatu yang sebelumnya tidak ada,Yang Maha Kekal dan tidak pernah lengah, Yang Maha Hidup dan tidak akan mati, Yang menciptakan
sesuatu yang terlihat dan tak terlihat. Setiap hari ada karena kehendak-Mu. Ya Allah yang mengetahui
segala sesuatu tanpa belajar. Aku yakin kekalahan kaum kafir adalah kehendak dan perintah Allah."
Sahabat-sahabat Rasulullah Saw mendengarkan doa yang diungkapkan seorang rahib dari Hijr itu.
'Amir bin Fuhairah r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Table of contents [hide]
1. Kisah 12. Kisah 23. Kisah 34. 'Amr bin `Ash
Kisah 1
'Urwah mengisahkan bahwa ketika orang-orang yang pergi ke Bi'r Ma'unah terbunuh dan Amr bin
Umayyah al-Dhamri ditawan, Amir bin Thufail bertanya kepada Amr bin Umayyah, "Siapa orang ini?"
sambil menunjuk kepada salah scorang yang terbunuh. Amr bin Umayyah menjawab, "Ini Amir bin
Fuhairah." Amir bin Thufail berkata, "Setelah ia terbunuh, aku melihatnya diangkat ke atas, sehinggaberada di antara langit dan bumi. Kemudian diletakkan kembali ke bumi."
Berita tentang mereka sampai kepada Nabi Saw, lalu beliau mengabarkan kematian mereka kepada parasahabat. Beliau berkata, "Sahabat-sahabat kalian telah gugur dan mereka telah berdoa kepada Allah, 'Ya
Tuhan kami, beritahukanlah kepada saudara-saudara kami bahwa kami ridha kepada-Mu dan Engkau
ridha kepada kami." Maka Rasulullah Saw. mengabarkan hal terscbut kepada para sahabat. (RiwayatBukhari dari jalur Hisyam bin `Urwah)
Kisah 2
Riwayat lain dari Ibnu Mas'ud r.a. menceritakan bahwa Rasulullah Saw mengirim pasukan. Tak lama
kemudian Rasulullah berdiri, memuji Allah, dan berkata, "Saudara-saudara kalian telah berhadapan
dengan orang-orang musyrik dan mereka gugur, hingga tidak tersisa scorang pun. Mcreka telah berdoa,
`Ya Tuhan, sampaikan kepada kaum kanu bahwa kami ridha kepada-Mu dan Engkau ridha kepada kami.'
Aku adalah utusan mereka untuk menyampaikan hal ini kepada kalian. Mereka telah ridha dan Allah
meridhai mereka." (Riwayat Al-Baihaqi)
Kisah 3
Mundzir bin Amr menceritakan tentang kisah orang-orang utusan Nabi yang biasa mengajarkan Al-
Qur'an dan Sunnah kepada kaumnya. Dalam kisah itu, ia menyebutkan bahwa Amir bin Thufail bertanya
kepada Amr bin Umayyah, "Apakah engkau kenal rekan-rekanmu?"'Amr bin Umayyah menjawab, "Ya."
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#AmrbinAshhttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#AmrbinAshhttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#AmrbinAshhttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/amir-bin-fuhairah-r-a8/3/2019 kisah sahabat 2
5/40
Lalu Amir bin Thufail mengelilingi jenazah para syahid yang gugur dan menanyakan nasab mereka
kepada Amr bin Umayyah, lalu bertanya, "Apakah kamu kehilangan salah scorang dari mereka?" Amr bin
Umayyah menjawab,'Aku mencari budak Abu Bakar yang bernama Amir bin Fuhairah." Amir bin Thufail
bertanya lagi, "Bagaimana perilakunya?" Amr bin Umayyah menjawab, "Ia orang yang paling baik di
antara kami."
Amir bin Thufail berkata, "Aku akan memberitahukan keadaan Amir bin Fuhairah. Ia tertusuk tombak dimedan perang, lalu tombak itu lepas sendiri. Kemudian jenazahnya diangkat ke langit, hingga, demi
Allah, aku tidak bisa melihatnya lagi. Yang membunuhnya adalah seorang laki-laki dari suku Kilab
bernama Jabbar bin Salma. Ketika Jabbar berhasil menusuknya, ia mendengar Amir bin Fuhairah berkata,`Demi Allah, aku menang.'
Lalu Mundzir, menemui Dhahhak bin Sufyan al-Kilabi dan menceritakan kisah Amir bin Fuhairah.
Mundzir masuk Islam setelah mengetahui kisah Amir bin Fuhairah yang jeenazahnya diangkat ke langit
dan tiada satu orang pun yang seperti itu. Dhahhak menulis hadis yang disandarkan kepada Rasulullah
Saw. yang menyatakan bahwa para malaikat menguburkan jenazah Amir bin Fahirah dan menempatkan
nya di surga yang tertinggi. (Riwayat Al Waqidi dari Mash'ab bin Tsabit dari Abdul Aswad dari `Urwah)
Menurut riwayat Al-Baihaqi, jenazah Amir bin Fuhairah mungkin diangkat ke langit, diletakkan lagi ke
bumi, lalu hilang, senada dengan riwayat Bukhari dari jalur `Urwah yang menyatakan bahwa jenazah
Amir bin Fuhairah diangkat ke langit, kemudian diletakkan kembali ke bumi, dan sampai saat ini belum
ditemukan. Orang-orang mengatakan bahwa malaikat telah menguburkannya.
Al-Baihaqi juga meriwayatkan dari `Urwah yang terhubung dengan `Aisyah dengan redaksi, "Setelah
peperangan, aku melihat jenazah Amir bin Fuhairah terangkat ke atas, berada di antara langit dan bumi,
sampai aku tidak bisa melihatnya lagi." Riwayat tersebut tidak menceritakan bahwa jenazahnya
diturunkan kembali ke bumi, dan banyak riwayat yang menyatakan bahwa Amir bin Fuhairah
dimakamkan di langit.
Ibnu Sa'ad juga meriwayatkan dari Waqidi dari Muhammad bun 'Abdullah dari Al-Zuhri, dari `Urwah,
dari Aisyah r.a. bahwa Amir bin Fuhairah naik ke atas langit, dan tidak dikctemukan jenazahnya. Orang-orang menceritakan bahwa malaikat telah menguburnya di langit.
'Amr bin `Ash
Dalam kitab Tuhfat al-Ahbab fi Mazarat Misra, Al-Sakhawy menceritakan bahwa ada seorang laki-laki
menziarahi makam Amr bin Ash. Di pemakaman, si peziarah melihat seorang laki-laki sedahg duduk, lalu
ia bertanya tentang makam Amr bin Ash kepada laki-laki itu. Laki-laki yang duduk itu memberi isyarat
dengan kakinya dan tidak beranjak dari tempatnya. Amr bin Ash wafat di Mesir pada malam 'Idul Fitri
tahun 43 H.
'Ibad bin Basyar dan Asid bin Hadhir r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Anas r.a. menceritakan bahwa `Ibad bin Basyar dan Asid bin Hadhir menemui Rasulullah Saw untuk satu
keperluan, hingga mereka harus pulang larut malam, padahal malam begitu gelap. Keduanya berjalan
dengan memegang tongkat. Salah satu tongkat itu mengeluarkan cahaya yang menerangi jalan mereka.
Sewaktu keduanya berpisah jalan, tongkat satunya juga menyala, sehingga masing-masing berjalan
8/3/2019 kisah sahabat 2
6/40
diterangi cahaya tongkatnya sampai di rumah. (Riwayat Ibnu Sa'ad dan Al-Hakim yang dianggap sahih
oleh Al-Baihayi dan Abu Na'im)
Dalam riwayat lain, Anas r.a menceritakan bahwa ada dua sahabat Nabi Saw keluar pada waktu malam
yang gelap gulita. Di tangan mereka ada cahaya terang yang mirip lampu. Sewaktu mereka berpisah jalan,masing-masing berjalan diterangi cahaya itu sampai tiba di rumah.
'Imran bin Hashin r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Karamah `Imran bin Hashin yang paling termashur adalah kemampuannya mendengar para malaikat
bertasbih kepada Allah, dan ia mengobati sakitnya dengan menempelkan besi panas tetapi ia bisa
menahannya, lalu Allah mengembalikan kesehatannya seperti semula. (Riwayat Al Subki)
Ibnu Atsir meriwayatkan dalam kitab Usud al-Ghabah bahwa Rasulullah Saw melarang membuat tato
(cap atau tanda pada tubuh) dengan cara menempelkan besi panas. 'Imran berkata, "Kami pernah
menempelkan besi panas di tubuh tetapi kami tidak berhasil dan tidak selamat."
Ibnu Atsir menjelaskan bahwa ketika 'Imran sakit, malaikat mendoakan kesehatannya. 'Imran kemudian
mengobati sakitnya dengan menempelkan besi panas, maka malaikat berhenti mendoakannya, lalu
mendoakannya lagi. 'Imran juga pernah menderita penyakit busung air selama bertahun-tahun, tetapi ia
tetap sabar. 'Imran membelah perutnya dan mengambil lemaknya. Ia membuat lubang pada perutnya dan
bertahan dalam keadaan seperti itu selama 30 tahun. Seseorang menjenguknya dan berkata, "Ya AbuNajid, demi Allah, Allah pasti melarangku menjengukmu kalau kedaaimu begini." 'Imran menjawab, "Hai
putra saudaraku, jangan duduk. Demi Allah, sesuatu yang aku sukai juga sangat disukai Allah."
'Ubaidah bin Harits bin 'Abdul Muthalib, anak paman Nabi Saw.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
`Ubaidah adalah orang yang paling lanjut usianya dari golongan kaum muslimin yang ikut perang Badar.
Dalam perang itu, kakinya terpotong. Lalu Rasulullah Saw meletakkan kepala `Ubaidah di pangkuannya.
'Ubaidah kemudian berkata, "Ya Rasulullah, seandainya Abu Thalib melihatku, tentu ia akan tahu bahwa
aku sesuai dengan syair yang dilantunkannya:
Kami akan menyelamatkari Muhammad meski harus memerangi sekitarnya
Melupakan anak dan istri kami"
`Ubaidah kembali bersama Rasulullah Saw daril perang Badar, lalu ia wafat di Shafra'. Ada yang
menceritakan bahwa ketika Nabi Saw bersama sahabat-sahabatnya sampai di sana setelah `Ubaidah
wafat, para sahabat berkata kepada beliau, "Kami mencium harum minyak wangi." Beliau berkata,"Kalian pasti menciumnya karena ini adalah pusara Abu Mu'awiyah." (Riwayat Ibnu Atsir dalam kitab
Usud al-Ghabah)
Ketika terbunuh, `Ubaidah berusia 63 tahun, tetapi wajahnya terlihat sangat tampan. (Riwayat Ibnu
Mandah, Abu Na'im, dan 'Umar bin Abdil Barr)
'Umar bin Khattab r.a.
8/3/2019 kisah sahabat 2
7/40
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Table of contents [hide]
1. Kisah 12. Kisah 23. Kisah 34. Kisah 45. Kisah 56. Kisah 67. Kisah 78. Kisah 89. Kisah 910.Kisah 10
Kisah 1
Ibnu Abi Dunya meriwayatkan bahwa ketika `Umar bin Khattab r.a. melewati pemakaman Baqi', ia
mengucapkan salam, "Semoga keselamatan dilimpahkan padamu, hai para penghuni kubur. Kukabarkanbahwa istri kalian sudah menikah lagi, rumah kalian sudah ditempati, kekayaan kalian sudah dibagi."
Kemudian ada suara tanpa rupa menyahut, "Hai `Umar bin Khattab, kukabarkan juga bahwa kami telahmendapatkan balasan atas kewajiban yang telah kami lakukan, keuntungan atas harta yang yang telah
kami dermakan, dan penyesalan atas kebaikan yang kami tinggalkan." (Dikemukakan dalam bab tentang
kubur)
Yahya bin Ayyub al-Khaza'i menceritakan bahwa `Umar bin Khattab mendatangi makam seorang
pemuda lalu memanggilnya, "Hai Fulan! Dan orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, akan
mendapat dua surga (QS Al-Ralunan [55]: 46). Dari liang kubur pemuda itu, terdengar jawaban, "Hai
'Umar, Tuhanku telah memberikan dua surga itu kepadaku dua kali di dalam surga." (Riwayat Ibnu
'Asakir)
Kisah 2
Al Taj al-Subki mengemukakan bahwa salah satu karamah Khalifah 'Umar al-Faruq r.a. dikemukakan
dalam sabda Nabi yang berbunyi, "Di antara umat-umat scbclum kalian, ada orang-orang yang menjadi
legenda. Jika orang seperti itu ada di antara umatku, dialah 'Umar."
Kisah 3
Diceritakan bahwa `Umar bin Khattab r.a. mengangkat Sariyah bin Zanim al-Khalji sebagai pemimpin
salah satu angkatan perang kaum muslimin untuk menycrang Persia. Di Gerbang Nihawan, Sariyah dan
pasukannya terdesak karena jumlah pasukan musuh yang sangat banyak, sehingga pasukan muslim
hampir kalah. Sementara di Madinah, `Umar naik ke atas mimbar dan berkhutbah. Di tengah-tengah
khutbahnya, 'Umar berseru dengan suara lantang, "Hai Sariyah, berlindunglah ke gunung. Barangsiapa
menyuruh esrigala untuk menggembalakan kambing, maka ia telah berlaku zalim!" Allah membuat
Sariyah dan seluruh pasukannya yang ada di Gerbang Nihawan dapat mendengar suara `Umar di
Madinah. Maka pasukan muslimin berlindung ke gunung, dan berkata, "Itu suara Khalifah `Umar."
Akhirnya mereka selamat dan memperoleh kemenangan.
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah4http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah4http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah5http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah5http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah6http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah6http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah7http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah7http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah8http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah8http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah9http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah9http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah10http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah10http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah10http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah10http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah9http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah8http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah7http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah6http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah5http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah4http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/umar-bin-khattab-r-a8/3/2019 kisah sahabat 2
8/40
Al Taj al-Subki menjelaskan bahwa ayahnya (Taqiyuddin al-Subki) menambahkan cerita di atas. Pada
saat itu, Ali menghadiri khutbah `Umar lalu ia ditanya, "Apa maksud perkataan Khalifah `Umar barusan
dan di mana Sariyah sekarang?" Ali menjawab, "'Doakan saja Sariyah. Setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya." Dan setelah kejadian yang dialami Sariyah dan pasukannya diketahui umat muslimin di
Madinah, maksud perkataan Umar di tengah-tengah khutbahnya tersebut menjadi jelas
Menurut al Taj al-Subki, `Umar r.a. tidak bermaksud menunjukkan karamahnya ini, Allah-lah yangmenampakkan karamahnya, sehingga pasukan muslimin di Nihawan dapat melihatnya dengan mata
telanjang, seolah-olah `Umar menampakkan diri secara nyata di hadapan mereka dan meninggalkan
majelisnya di Madinah sementara seluruh panca indranya merasakan bahaya yang menimpa pasukanmuslimin di Nihawan. Sariyah berbicara dengan `Umar seperti dengan orang yang ada bersamanya, baik
`Umar benar-benar bersamanya secara nyata atau seolah-olah bersamanya. Para wali Allah terkadang
mengetahui hal-hal luar biasa yang dikeluarkan oleh Allah melalui lisan mereka dan terkadang tidak
mengetahuinya. Kedua hal tersebut adalah karamah.
Kisah 4
Dalam kitab al-Syamil, Imain al-Haramain menceritakan Karamah 'Umar yang tampak ketika terjadigempa bumi pada masa pemerintahannya. Ketika itu, 'Umar malah mengucapkan pujian dan sanjungan
kepada Allah, padahal bumi bergoncang begitu menakutkan. Kemudian `Umar memukul bumi dengan
kantong tempat susu sambil berkata, "Tenanglah kau bumi, bukankah aku telah berlaku adil kepadamu."
Bumi kembali tenang saat itu juga. Menurut Imam al-Haramain, pada hakikatnya `Umar r.a. adalah
amirul mukminin secara lahir dan batin juga sebagai khalifah Allah bagi bumi-Nya dan bagi pendudukbumi-Nya, sehingga `Umar mampumemerintahkan dan menghentikan gerakan bumi, sebagaimana ia
menegur kesalahan-kesalahan penduduk bumi.
Kisah 5
Imam al-Haramain juga mengemukakan kisah tentang sungai Nil dalam kaitannya dengan karamah
'Umar. Pada masa jahiliyah, sungai Nil tidak mengalir sehingga setiap tahun dilemparlah tumbal berupa
seorang perawan ke dalam sungai tersebut. Ketika Islam datang, sungai Nil yang seharusnya sudahmengalir, tenyata tidak mengalir. Penduduk Mesir kemudian mendatangi Amr bin Ash dan melaporkan
bahwa sungai Nil kering sehingga diberi tumbal dengan melempar seorang perawan yang dilengkapi
dengan perhiasan dan pakaian terbaiknya. Kemudian Amr bin Ash r.a. berkata kepada mereka,
"Sesungguhnya hal ini tidak boleh dilakukan karena Islam telah menghapus tradisi tersebut." Maka
penduduk Mesir bertahan selama tiga bulan dengan tidak mengalirnya Sungai Nil, sehingga merekabenar-benar menderita.
'Amr menulis surat kepada Khalifah `Umar bin Khattab untuk menceritakan peristiwa tersebut. Dalam
surat jawaban untuk 'Amr bin Ash, 'Umar menyatakan, "Engkau benar bahwa Islam telah menghapus
tradisi tersebut. Aku mengirim secarik kertas untukmu, lemparkanlah kertas itu ke sungai Nil!" KemudianAmr membuka kertas tersebut sebelum melemparnya ke sungai Nil. Ternyata kertas tersebut berisi tulisan
Khalifah 'Umar untuk sungai Nil di Mesir yang menyatakan, "Jika kamu mengalir karena dirimu sendiri,
maka jangan mengalir. Namun jika Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa yang mengalirkanmu, maka
kami mohon kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk membuatmu mengalir." Kemudian
'Amr melempar kertas tersebut ke sungai Nil sebelum kekeringan benar-bcnar terjadi. Sementara itu
penduduk Mesir telah bersiap-siap untuk pindah meninggalkan Mesir. Pagi harinya, ternyata Allah Swt.
telah mengalirkan sungai Nil enam belas hasta dalam satu malam.
8/3/2019 kisah sahabat 2
9/40
Kisah 6
Imam al-Haramain menceritakan karamah `Umar lainnya. 'Umar pernah memimpin suatu pasukan ke
Syam. Kemudian ada sekelompok orang menghalanginya, sehingga 'Umar berpaling darinya. Lalu
sekelompok orang tadi menghalanginya lagi, `Umar pun berpaling darinya lagi. Sekelompok orang tadimenghalangi `Umar untuk ketiga kalinya dan 'Umar berpaling lagi darinya. Pada akhirnya, diketahui
bahwa di dalam sekelompok orang tersebut terdapat pembunuh 'Utsman dan Ali r.a.
Kisah 7
Dalam kitabRiyadh al-Shalihin, Imam Nawawi mengemukakan bahwa Abdullah bin `Umar r.a. berkata,
"Setiap kali `Umar mengatakan sesuatu yang menurut prasangkaku begini, pasti prasangkanya itu yang
benar."
Saya tidak mengemukakan riwayat dari Ibnu `Umar tersebut dalam kitab Hujjatullah 'ala al-'Alamin.
Kisah tentang Sariyah dan sungai Nil yang sangat terkenal juga disebutkan dalam kitab Thabaqat al-
Munawi al-Kubra. Dalam kitab tersebut juga dikemukakan karamah 'Umar yang lainnya yaitu ketika ada
orang yang bercerita dusta kepadanya, lalu `Umar menyuruh orang itu diam. Orang itu bercerita lagi
kepada `Umar, lalu Umar menyuruhnya diam. Kemudian orang itu berkata, "Setiap kali aku berdusta
kepadamu, niscaya engkau menyuruhku diam."
Kisah 8
Diccritakan bahwa 'Umar bertanya kepada seorang laki-laki, "Siapa namamu?" Orang itu menjawab,"Jamrah (artinya bara)." `Umar bertanya lagi, "Siapa ayahmu?" Ia menjawab, "Syihab (lampu)." `Umar
bertanya, "Keturunan siapa?" Ia menjawab, "Keturunan Harqah (kebakaran)." 'Umar bertanya, "Di mana
tempat tinggalmu?" Ia menjawab, "Di Al Harrah (panas)." `Umar bertanya lagi, "Daerah mana?" Ia
menjawab, "Di Dzatu Lazha (Tempat api)." Kemudian `Umar berkata, "Aku melihat keluargamu telah
terbakar." Dan seperti itulah yang terjadi.
Kisah 9
Fakhrurrazi dalam tafsir surah Al-Kahfi menceritakan bahwa salah satu kampung di Madinah dilanda
kebakaran. Kemudian `Umar menulis di secarik kain, "Hai api, padamlah dengan izin Allah!" 'Secarik
kain itu dilemparkan ke dalam api, maka api itu langsung padam.
Kisah 10
Fakhrurrazi menceritakan bahwa ada utusan Raja Romawi datang menghadap `Umar. Utusan itu mencari
rumah `Umar dan mengira rumah 'Umar seperti istana para raja. Orang-orang mengatakan, "'Umar tidak
memiliki istana, ia ada di padang pasir sedang memerah susu." Setelah sampai di padang pasir yang
ditunjukkan, utusan itu melihat `Umar telah meletakkan kantong tempat susu di bawah kepalanya dantidur di atas tanah. Terperanjatlah utusan itu melihat `Umar, lalu berkata, "Bangsa-bangsa di Timur dan
Barat takut kepada manusia ini, padahal ia hanya seperti ini. Dalam hati ia berjanji akan membunuh
`Umar saat sepi seperti itu dan membebaskan ketakutan manusia terhadapnya. Tatkala ia telahmengangkat pedangnya, tiba-tiba Allah mengeluarkan dua harimau dari dalam bumi yang siap
memangsanya. Utusan itu menjadi takut sehingga terlepaslah pedang dari tangannya. 'Umar kemudian
terbangun, dan ia tidak melihat apa-apa. 'Umar menanyai utusan itu tentang apa yang terjadi. Ia
menuturkan peristiwa tersebut, dan akhirnya masuk Islam.
8/3/2019 kisah sahabat 2
10/40
Menurut Fakhrurrazi, kejadian-kejadian luar biasa di atas diriwayatkan secara ahad (dalam salah satu
tingkatan sanadnya hanya ada satu periwayat). Adapun yang dikisahkan secara mutawatir adalah
kenyataan bahwa meskipun `Umar menjauhi kekayaan duniawi dan tidak pernah memaksa atau menakut-
nakuti orang lain, ia mampu menguasai daerah Timur dan Barat, serta menaklukkan hati para raja dan
pemimpin. Jika anda mengkaji buku-buku sejarah, anda tak akan menemukan pemimpin seperti 'Umar,
sejak zaman Adam sampai sekarang. Bagaimana 'Umar yang begitu menghindari sikap memaksa bisa
menjalankan politiknya dengan gemilang. Tidak diragukan lagi, itu adalah karamahnya yang paling besar.
Abbas r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Pada masa pemerintahan `Umar, kaum muslimin ditimpa kekeringan. 'Umar dan 'Abbas r.a. keluar rumah
untuk shalat istisqa'. 'Umar berdiri dan mengangkat kedua lengannya ke atas, lalu berdoa, "Ya Allah,
kami mendekatkan diri kepada-Mu melalui paman Nabi-Mu. Engkau pernah berfirman dan firman-Mu
pasti benar,Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak muda yang yatim di kota itu,dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdoa, sedang ayahnya adalah orang yang
saleh (QS Al-Kahfi [18]: 82). Kekayaan itu terjaga karena kesalehan ayah mereka. Oleh karena itu yaAllah, jagalah NabiMu karena pamannya. Kami sungguh-sungguh mendekati-Mu untuk memohon
pertolongan dan ampunan dengan perantaraan paman NabiMu."
Selanjutnya `Umar menghadap kepada orang-orang dan membaca ayat, Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat untukmu.
Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai. (QS
Nuh [71]: 10-12)
'Abbas merasa sangat sedih, air matanya menetes, jari telunjuknya berputar di atas dadanya, sembari
berdoa, "Ya Allah, Engkaulah Pelindung, jangan biarkan kami tersesat. Jangan biarkan kami putus asa,
terlantar di dalam rumah. Semua kaumku baik yang besar maupun kecil telah lemah, karena itu mengadu
kepada-Mu. Engkau mengetahui rahasia dan hal yang samar. Ya Allah, hujan mereka dengan hujan-Mu.
Kaumku mendekatkan diri kepada-Mu melalui perantaraanku karena kedudukanku yang dekat denganNabi-Mu Saw."
Tiba-tiba muncul mendung besar, lalu orang-orang berkata, "Lihatlah! Lihatlah!" Mendung itu semakin
menghitam dan digerakkan angin, lalu turunlah hujan lebat. Kaum muslimin tidak juga beranjak dari
tempat itu sampai kemudian mereka harus menyingsingkan pakaian karena air telah mencapai lutut.
Mereka menggandeng 'Abbas, mengusap selendangnya, dan berkata, "Semoga kebahagiaan terlimpah
untukmu, wahai orang yang menyirami Mekkah dan Madinah, sehingga Allah menyuburkan tanah dan
negeri kami, serta mengasihi hamba-hamba-Nya." (Riwayat Al Taj al-Subki).
Ibnu Atsir menccritakan dalam kitab Usud al-Ghabah bahwa 'Umar bin Khattab shalat istisqa' dengan
'Abbas r.a. ketika kaum muslimin dilanda kekeringan, lalu Allah menurunkan hujan dan menyuburkanbumi kembali karena kemulaan Abbas. 'Umar berkata, "Demi Allah, ini adalah wasilah kepada Allah.
Hasan bin Tsabit juga menyenandungkan syair:
Mintalah kepada sang imam.
Karena kegersangan telah lama melanda
Mendung mencurahkan hujan berkat kemuliaan Abbas
Paman Nabi dan saudara kandung ayahandanya
8/3/2019 kisah sahabat 2
11/40
Tang mewarisi mendung darn Nabi-Mu untuk umat manusia
Karena ia, Allah menghidupkan negeri ini
Menghijau segenap penjurunya, setelah lama mengering
Abdullah bin Abu Jabir
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Jabir menceritakan bahwa ketika ayahnya gugur dalam perang Uhud, bibinya menangis. Kemudian
Rasulullah Saw berkata, "Jangan menangisinya, untuk apa kau menangisinya, padahal para malaikat
memayungi Abdullah dengan sayap mereka, kemudian mengangkatnya." (HR Bukhari dan Muslim)
Jabir r.a. berkata, "Pada masa pemerintahan Mu`awiyah, aku membongkar pusara ayahku. Lalu aku
mengeluarkan jenazahnya, ternyata masih sama seperti ketika dimakamkan, tidak mengalami perubahan
sedikit pun. Akhirnya aku memakamkannya kembali." (Riwayat Al-Baihaqi)
Dalam riwayat lain Jabir bercerita, "Ketika Mu`awiyah ingin membuat saluran dari mata air di bukit
Uhud, kami disuruh menggali makam para pahlawan perang Uhud. Kami mendatangi pemakamanmereka, membongkar makam mereka yang sudah tertutup pohon-pohon kurma selama hampir 40 tahun,
dan mengeluarkan jenazah mereka. Kemudian ada sekop seorang penggali yang mengenai kaki Hamzah,
ternyata kakinya masih mengucurkan darah." (Riwayat Ibnu Sa'ad, Al-Baihaqi, dan Abu Na`im )
Versi lain menyebutkan bahwa ketika jenazah Abdullah, ayah Jabir, dikeluarkan dan pusaranya, posisi
tangan Abdullah berada di atas luka yang dialaminya ketika perang Uhud. Sewaktu tangannyadisingkirkan dari lukanya, luka itu mengucurkan darah, dan ketika dikembalikan ke posisi semula, darah
itu berhenti mengalir. Jabir berkata, "Dalam liang lahatnya, aku melihat ayahku seperti sedang tidur. Kain
kafan yang membungkus jenazahnya dan dan mantel pendek tanpa lengan yang membalut kakinya sama
sekali tidak berubah, padahal sudah terkubur selama 46 tahun. Kemudian ada sekop seorang penggali
yang mengenai kaki salah seorang pahlawan perang Uhud, dan mengucurlah darah dari kakinya." Abu
Sa'id Al-Khudri menegaskan cerita di atas bahwa setelah peristiwa itu, orang yang menyangkal karamahsahabat akhirnya mau menerima kebenaran. Para penggali makam mereka mencium harum minyak
wangi, setiap kali mereka mencangkul. (Riwayat Al-Baihaqi dari Al Wagidi)
Dalam kitab Kasyfal-Ghummah, Imam Sya'rani juga mengungkapkan karamah Abdullah, ayah Jabir,
disertai beberapa tambahan, meskipun sebagian besar sama dengan cerita-cerita sebelumnya. Jabir r.a.
bercerita, "Banjir telah menggerus pusara ayahku, juga satu pusara lain yang ada di sampingnya, maka
kami mengeluarkan jenazah keduanya. Ternyata keadaaan kedua jenazah masih utuh seperti ketika di
semayamkan waktu perang Uhud. Aku melihat posisi tangan ayahku berada di atas lukanya, lalu aku
menggeser posisi tangannya tetapi darahnya mengucur, sehingga kukembalikan ke posisi semula, padahal
waktu antara perang Uhud dengan terjadinya banjir yang menggerus makam ayahku itu 40 tahun. Jenazah
ayahku tidak berubah sedikit pun, hanya ada beberapa bulu jenggotnya yang jatuh ke tanah."
Imam Sya'rani juga meriwayatkan bahwa Jabir mengeluarkan jenazah ayahnya setelah dikubur selama 6
bulan, karena ia dikuburkan bersama pahlawan perang Uhud lain dalam satu liang lahat. Jabir berkata,
"Hatiku baru tenang setelah aku mengeluarkan jenazah ayahku dan memakamkannya kembali dalam
liang lahat tersendiri." Tak satu pun sahabat yang menyangkal ucapan Jabir.
Diceritakan pula bahwa ketika Mu`awiyyah r.a. ingin membuat saluran dari mata air di bukit Uhud, para
pekerja memberitahukan bahwa saluran itu hanya bisa dibuat dengan melewati makam para pahlawan
perang Uhud. Maka Mu'awiyyah menyuruh mereka menggali makam makam itu. Jabir r.a. berkata, `Aku
8/3/2019 kisah sahabat 2
12/40
sungguh-sungguh melihat jenazah para pahlawan perang Uhud yang dipanggul di atas pundak para
pekerja seperti orang yang sedang tidur. Kemudian ada sekop yang mengenai bagian tubuh Hamzah r.a.,
lalu mengucurlah darah darinya."
Abdullah bin Amr
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Thalhah bin `Ubaidillah r.a. bercerita, "Aku mencari sesuatu di dalarn hutan sampai malam menjelang.
Lalu aku singgah di pusara Abdullah bin Amr bin Haram. Aku mendengar bacaan Al-Qur'an yang sangat
merdu dari dalam pusaranya dan belum pernah kudengar suara semerdu itu. Kemudian aku menemui
Rasulullah Saw dan menceritakan kejadian itu. Beliau berkata, "Itu suara Abdullah. Tahukah kamu bahwa
Allah mengambil ruh para syahid, meletakkannya dalam lampu gantung dari zabarjad dan yaqut (sejenis
batu mulia), kemudian menggantungnya ditengah-tengah surga. Apabila malam menjelang, Allah
melepas ruh-ruh mereka, dan ketika fajar menyingsing, ruh-ruh mereka dikembalikan ke tempat semula."
(Riwayat Ibnu Mandah)
Ibnu 'Abbas r.a. menceritakan bahwa salah seorang sahabat Nabi Saw membuat kemah di atas sebuah
makam karena ia tidak tahu bahwa itu adalah makam. Dari dalam makam itu, terdengar suara orang
membaca surah Al-Mulk sampai selesai. Maka ia kemudian menemui Nabi Saw. dan melaporkan
kejadian tersebut. Beliau bersabda, "Surah Al Mulk itu berguna untuk menghalangi dan menyelamatkan
manusia dari siksa kubur." (Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi yang menganggapnya hasan, Al-Hakimyang menganggapnya sahih, dan Al-Baihaqi)
Referensi:Yusuf bin Ismail an-Nabhani, Kisah-kisah Karamah Wali Allah (Jami' Karamat al-Aulia')
Abu 'Abbas bin Jabbar r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Setelah Abu 'Abbas bin Jabbar shalat bersama Rasulullah Saw, ia hendak pulang ke rumahnya diperkampungan Bani Haritsah. Malam itu gelap gulita, ia berjalan dengan cahaya yang keluar dari
tongkatnya sampai ia memasuki rumahnya. (Diriwayatkan oleh Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Abu Na'im)
Abu Bakar r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Table of contents [hide]
1. Kisah 12. Kisah 2
Kisah 1
'Abdurrahman bin Abu Bakar r.a. menceritakan bahwa ayahnya datang bersama tiga orang tamu hendakpergi makan malam dengan Nabi Saw. Kemudian mereka datang setelah lewat malam. Istri Abu Bakar
bertanya, "Apa yang bisa kau suguhkan untuk tamumu?" Abu Bakar balik bertanya, "Apa yang kau miliki
untuk menjamu makan malam mereka?" Sang istri menjawab, 'Aku telah bersiap-siap menunggu engkau
datang." Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku tidak akan bisa menjamu mereka selamanya." Abu Bakar
mempersilakan para tamunya makan. Salah seorang tamunya berujar, "Demi Allah, setiap kami
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/abu-bakar-r-a8/3/2019 kisah sahabat 2
13/40
mengambil sesuap makanan, makanan itu menjadi bertambah banyak. Kami merasa kenyang, tetapi
makanan itu malah menjadi lebih banyak dari sebelumnya."
Abu Bakar melihat makanan itu tetap seperti semula, bahkan jadi lebih banyak, lalu dia bertanya kepada
istrinya, "Hai ukhti Bani Firas, apa yang terjadi?" Sang istri menjawab, "Mataku tidak salah melihat,makanan ini menjadi tiga kali lebih banyak dari sebelumnya." Abu Bakar menyantap makanan itu, lalu
berkata, "Ini pasti ulah setan." Akhirnya Abu Bakar membawa makanan itu kepada Rasulullah Saw danmeletakkannya di hadapan beliau. Pada waktu itu, sedang ada pertemuan antara katun muslimin dan satu
kaum. Mereka dibagi menjadi 12 kelompok, hanya Allah Yang Maha Tahu berapa jumlah keseluruhan
hadirin. Beliau menyuruh mereka menikmati makanan itu, dan mereka semua menikmati makanan yangdibawa Abu Bakar. (HR Bukhari dan Muslim)
Kisah 2
'Aisyah r.a. bercerita, 'Ayahku (Abu Bakar Shiddiq) memberiku 20 wasaq kurma (1 wasaq = 60 gantang)
dari hasil kebunnya di hutan. Menjelang wafat, beliau berwasiat, `Demi Allah, wahai putriku, tidak ada
seorang pun yang lebih aku cintai ketika aku kaya selain engkau, dan lebih aku muliakan ketika miskin
selain engkau. Aku hanya bisa mewariskan 20 wasaq kurma, dan jika lebih, itu menjadi milikmu. Namun,pada hari ini, itu adalah harta warisan untuk dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuanmu, maka
bagilah sesuai aturan Al-Qur'an.' Lalu aku berkata, `Ayah, demi Allah, beberapapun jumlah harta itu, aku
akan memberikannya untuk Asma', dan untuk siapa lagi ya?' Abu Bakar menjawab, `Untuk anak
perempuan yang akan lahir."' (Hadis sahih dari `Urwah bin Zubair)
Menurut Al Taj al-Subki, kisah di atas menjelaskan bahwa Abu Bakar r.a. memiliki dua karamah.
Pertama, mengetahui hari kematiannya ketika sakit, seperti diungkapkan dalam perkataannya, "Pada hari
ini, itu adalah harta warisan." Kedua, mengetahui bahwa anaknya yang akan lahir adalah perempuan. Abu
Bakar mengungkapkan rahasia tersebut untuk meminta kebaikan hari `Aisyah r.a. agar memberikan apa
yang telah diwariskan kepadanya kepada saudara-saudaranya, memberitahukan kepadanya tentangketentuan-ketentuan ukuran yang tepat, memberitahukan bahwa harta tersebut adalah harta warisan dan
bahwa ia memiliki dua saudara perempuan dan dua saudara laki-laki. Indikasi yang menunjukkan bahwa
Abu Bakar meminta kebaikan hati 'Aisyah adalah ucapannya yang menyatakan bahwa tidak ada seorang
pun yang ia cintai ketika ia kaya selain `Aisyah (putrinya). Adapun ucapannya yang menyatakan bahwa
warisan itu untuk dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuanmu menunjukkan bahwa merekabukan orang asing atau kerabat jauh.
Kctika menafsirkan surah Al-Kahfi, Fakhrurrazi sedikit mengungkapkan karamah para sahabat, diantaranya karamah Abu Bakar r.a. Ketika jenazah Abu Abu Bakar dibawa menuju pintu makam Nabi
Saw., jenazahnya mengucapkan "Assalamu alaika ya Rasulullah, Ini aku Abu Bakar telah sampai di
pintumu." Mendadak pintu makam Nabi terbuka dan terdengar suara tanpa rupa dari makam, "Masuklah
wahai kekasihku."
Abu Darda' r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Qais menceritakan bahwa ketika Abu Darda' dan Salman sedang makan dalam piring besar tiba-tiba
makanan di atas piring itu bertasbih (kejadian ini disebutkan dalam kitab Hujjatullah 'ala al Alamin.
Dalam kitab Thabagat al-Munawi juga disebutkan bahwa di antara karamah Abu al-Darda' adalah ketika
ia sedang makan dalam mangkok ceper besar bersama Salman, makanan itu bertasbih. (Riwayat Al-
Baihagi dan Abu Na'im)
8/3/2019 kisah sahabat 2
14/40
Pada suatu hari, Abu Darda' menyalakan api di bawah tungku, di sampingnya ada Salman, terdengarlah
suara tasbih dari dalam tungku itu, seperti suara anak kecil. Kemudian tungku itu dibalik dan
dikembalikan ke posisi semula, tetapi tidak sedikit pun makanan yang tumpah. Salman merasa heran, lalu
berkata, "Lihatlah Abu Darda'! Tidak ada kejadian yang menyamainya." Abu Darda' menjawab,
"Seandainya engkau diam, maka engkau akan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang agung dan
menakjubkan, yakni bertasbihnya mangkuk besar itu." (Riwayat Al-Qusyairi)
Abu Hurairah r a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Al-Qadhi Abu Tayyib bercerita, "Ketika kami sedang berdiskusi, datanglah seorang pemuda Khurasanbertanya tentang ternak yang tidak diperah sehingga ambing susunya penuh, dan meminta dalil
tentangnya. Ia diberi dalil hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang berasal dari Abu Hurairah. Dia yang
pengikut Hanafi berkata, `Hadis Abu Hurairah tidak bisa diterima.' Belum sempat dia menyelesaikan
pembicaraannya, tibatiba ada seekor ular jatuh menimpanya sehingga orang-orang lari terbirit-birit. Ular
tersebut hanya mengejar pemuda itu, tidak yang lainnya. Lalu ia berkata, 'Celaka, celaka.' Ular tersebut
kemudian hilang tanpa jejak." (Dituturkan oleh Al-Munawi dalam kitabAl-Tabagatal-Qubra padapembahasan tentang biografi Ibnu Najjar dan perjalanan Ibnu Shalah)
Abu Musa Al-Asy`ari r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 16:48
Ibnu `Abbas r.a. menceritakan bahwa Nabi Saw mengangkat Abu Musa sebagai pemimpin pasukan laut.
Ketika kapal mereka sedang berlayar pada suatu malam, tiba-tiba ada suara memanggil dari atas mereka,
"Bukankah aku sudah memberitahu kalian bahwa Allah telah menentukan qadla atas diri-Nya, bahwa
barangsiapa dahaga karena Allah pada hari yang panas, maka Allah benar-benar akan memberinya minum
pada hari dahaga." (Diriwayatkan oleh Al-Hakim)
Abu Umamah Al-Bahili r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Abu Umamah bercerita, "Rasulullah Saw mengutusku untuk menyeru kaumku masuk Islam. Akumenemui mereka dengan perut lapar, sementara mereka sedang makan darah, lalu mereka berseru
kepadaku, `Kemarilah!' Aku menjawab, `Aku datang untuk melarang kalian memakannya.' Mereka
mentertawakan, mendustakan, dan mengusirku, sementara aku merasa lapar, haus, dan sangat letih.
Kemudian aku tertidur. Aku bermimpi didatangi sescorang yang memberiku sebuah wadah susu. Aku
mengambilnya, meminumnya, merasa sangat kenyang dan segar kembali, hingga perutku buncit.
Sebagian kaumku berkata kepada sebagian yang lain, `Seorang pemimpin mendatangi kalian, tetapi kalian
tolak. Temuilah ia, berilah makan dan minum yang ia sukai!' Kemudian mereka datang membawakanmakanan dan minuman. Aku menjawab, Aku tidak membutuhkannya.' Mereka berkata, `Kami melihatmu
sangat membutuhkannya.' Jawabku, Allah telah memberiku makan dan minum.' Lalu kuperlihatkan
perutku, dan akhirnya mereka masuk Islam." (Riwayat Al-Baihaqi dan Ibnu 'Asakir dari Abu Ghalib)
Dalam riwayat lain dari Ibnu 'Asakir disebutkan bahwa Abu Umamah berkata, "Aku mengajak kaumku
untuk masuk Islam, tetapi mereka menolak. Aku lalu berkata, `Berilah aku minum, karena aku sangat
haus.' Mereka menjawab, `Tidak akan kami beri, kami akan membiarkanmu mati kchausan.' Hari itu
terasa sangat panas, kututup kepalaku dengan mantel, lalu tertidur dalam teriknya matahari. Kemudian
8/3/2019 kisah sahabat 2
15/40
aku bermimpi didatangi seseorang dengan membawa gelas kaca yang indah yang belum pernah terlihat
oleh seorang pun. Di dalamnya ada minuman yang teramat lezat yang belum pernah dirasakan oleh
scorang pun, aku meminumnya. Ketika minumanku habis, aku bangun. Demi Allah, aku tidak merasa
haus dan lapar lagi, setelah meminumnya."
Abullah bin Jahsy
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Sehari sebelum perang Uhud, 'Abdullah bin Jahsy berdoa, "Ya Allah, sungguh aku bersumpah kepada-Mu. Jika besok aku berperang melawan musuh, lalu mereka membunuhku, membelah perutku, dan
memotong hidung serta telingaku. Kemudian Engkau bertanya mengapa aku melakukan itu, maka aku
akan menjawab, `Karena-Mu.' "
Ketika perang Uhud berkobar, Abdullah bin Jahsy gugur dan diperlakukan oleh musuh seperti dalam
doanya. Laki-laki yang mendengar doanya berkata, "Aku sungguh berharap semoga Allah mengabulkan
akhir sumpahnya seperti Dia mengabulkan awal sumpahnya." (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad, Al-Hakim,
dan Al-Baihaqi, dari Sa'id bin Musayyab)
Referensi:Yusuf bin Ismail an-Nabhani, Kisah-kisah Karamah Wali Allah (Jami' Karamat al-Aulia')
Anas bin Malik r.a., Pelayan Rasulullah Saw.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Anas meiniliki sebidang tanah, penjaganya mengadu bahwa tanahnya kekeringan. Kemudian Anas
mengerjakan shalat, lalu bertanya, "Apakah kamu melihat sesuatu?" Penjaga tanahnya menjawab,
"Tidak." Anas shalat lagi, lalu bertanya, "Apakah kamu melihat sesuatu?" Penjaga itu menjawab, "Aku
melihat sayap-sayap beterbangan dari awan."
Anas shalat lagi, lalu berdoa hingga langit menurunkan hujan dan bumi segar kembali. Anas berkata,
"Lihatlah, di mana hujan itu turun!" Penjaga itu berkata, "Hanya di atas tanahmu." (Diceritakan oleh
Syaikh 'Ulwan al-Hamwi dalam kitab Nasamat al-Ashardan Al-Bazili dalam kitab Ghayat al Maram
yang memuat sejarah para periwayat hadis Shahih Bukhari)
Anas bin al-Nadhar r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Anas r.a. menceritakan bahwa pada perang Uhud pamannya (Anas bin al-Nadhar) berkata, "Demi Zat
yang menguasai jiwaku, aku mencium wangi surga di bawah bukit Uhud, sungguh itu benar-benar wangi
surga." Anas bin Nadhar r.a. kemudian mati syahid dalam perang itu. (Diriwayatkan oleh Bukhari danMuslim)
Asid bin Hadhir r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Asid adalah orang yang paling merdu bacaan Al-Qur'annya. Ia bercerita, 'Pada suatu malam aku membaca
surah Al-Baqarah, sementara kudaku dalam keadaan terikat, di sampingku terbaring anak laki-lakiku yang
8/3/2019 kisah sahabat 2
16/40
masih kecil. Tiba-tiba kudaku berputar-putar, aku berdiri karena mencemaskan anakku. Aku melanjutkan
membaca Al-Qur'an, dan kuda itu berputar-putar lagi. Aku kembali bangkit karena mencemaskan anakku.
Aku kembali membaca surah Al-Baqarah, kudaku berputar-putar lagi. Maka aku mendongakkan
kepalaku, terlihat ada sesuatu seperti bayangan mirip lampu turun dari langit. Kejadian tersebut
membuatku takut, lalu aku terdiam. Esok paginya, aku segera menemui Rasulullah dan menceritakan
kejadian semalam. Beliau berkata, `Itu malaikat, mereka mendekat karena ingin mendengar suaramu.
Seandainya kamu membaca sampai pagi, tentu orang-orang juga akan melihat mereka."' (Diriwayatkanoleh Ibnu Atsir dalam kitab Usud al-Ghabah)
Dzu'aib bin Kilab r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Ketika Aswad al-Ansi yang mengaku sebagai Nabi menguasai Shan`a (ibukota Yaman), Aswad
menangkap Dzu'aib bin Kilab lalu melemparkannya ke dalam api karena Dzu'aib mengakui kenabian
Muhammad Saw, tetapi api itu tidak membakar Dzu'aib. Nabi menceritakan kejadian itu kepada sahabat-
sahabat beliau. Lalu `Umar berkata, "Segala puji hanya bagi Allah yang telah menjadikan salah seorang
umat kita seperti Ibrahim, Khalilullah," (Diceritakan oleh Ibnu Wahab dari Ibnu Lahi'ah). Dalam kitabAl-Shahabat, Abdan mengemukakan bahwa Dzu'aib adalah anak laki-laki Kilab bin Rabi'ah al-Khaulani,
penduduk Yaman pertama yang masuk Islam.
Dalam versi lain diceritakan bahwa ada seorang laki-laki dari Khaulan masuk Islam, tetapi kaumnyamenghendakinya kafir lagi, maka mereka memasukkannya ke dalam api, tetapi ia tidak terbakar, kecuali
anggota badan yang tidak terkena wudhu. Lelaki itu kemudian menemui Abu Bakar dan berkata, Mintalah
ampun untukku." Abu Bakar menjawab, "Engkau lebih patut karena engkau pernah dilemparkan ke dalam
api tetapi tidak terbakar." Kemudian ia mohon ampun kepada Allah. Lalu ia pergi ke Syam. Orang-orang
menyamakannya dengan Nabi Ibrahim a.s, (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari Abu Basyir Ja'far bin Abi
Wahsyiyyah). Kami mengungkapkan kisah Dzu'aib di sini karena ia masuk Islam ketika Nabi Saw masihhidup meskipun tidak pernah bertemu dengan Nabi, seperti Raja Najasyi.
Fari'ah al-Anshariyah
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:15
Dalam kitab Al-'Ulum al-Fakhirah fi al-Nazhri fi Umur al-Akhirab, Sayyid `Abdurrahman bin
Muhammad al Tsa`labi al-Ja`fari al-Maghribi, yang dimakamkan di Aijazair, mengemukakan riwayat
Anas r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw berkata kepada Fari'ah, "Sesungguhnya anak laki-
lakimu, Ibrahim, telah mati." Fari'ah lalu berkata, "Sungguhkah,ya Rasululullah?" Rasul menjawab, "Ya."
Fari'ah lalu berdoa, "Segala puji bagi Allah. Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku berhijrah kepadaMu dan
kepada Nabi-Mu dengan harapan agar Engkau menolongku dalam setiap kesulitan. Oleh karena itu,
jangan Engkau timpakan musibah ini atasku." Rasulullah membuka penutup wajah anak Fari'ah,
kemudian anak itu hidup kembali dan makan bersama kami.
Hikayat ini juga dituturkan oleh Ibnu Qattan dan `Iyadh dari Anas r.a. dengan redaksi, `Ada seorang
pemuda dari golongan Anshar meninggal dunia. Ia mempunyai seorang ibu yang lemah dan buta. Kami
mengafani jenazahnya dan menghibur hati ibunya agar sabar. Kemudian ibunya bertanya, `Benarkah
putraku telah mati?' Kami menjawab, `Ya.' Ibunya lalu berdoa, `Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku benar-
benar berhijrah kepada-Mu dan kepada Nabi-Mu.' Kisah selanjutnya sama dengan hadis di atas. Riwayat
lain dan Ibnu Qattan menceritakan bahwa ketika itu, Allah Swt. menghidupkan anaknya, lalu anak itu
makan di hadapan Rasululahh Saw.
8/3/2019 kisah sahabat 2
17/40
Kisah tersebut juga saya kemukakan dalam bab IV kitab Hujjatullah 'ala al-Alamin. Anas r.a. berkata,
"Ketika kami sedang berada di beranda masjid di hadapan Rasulullah Saw, datanglah seorang perempuan
tua dan buta yang ikut hijrah membawa putranya yang telah baligh. Tak lama kemudian, putranya terkena
penyakit yang scdang mewabah di Madinah. Anak itu sakit beberapa hari, kemudian meninggal dunia.
Nabi Saw. menutupkan mata anak itu dan memerintahkan kami untuk mempersiapkan pemakamannya.
Ketika kami akan memandikannya, Rasulullah Saw berkata, Anas, panggillah ibunya dan beritahukan
kabar ini kepadanya.' Aku memberitahu ibunya, ia datang lalu duduk di depan kedua kaki anaknya. Iamemegang kedua kaki anaknya, dan bertanya, 'Benarkah anakku mati?' Kami menjawab, 'Ya.' Ibu itu
berdoa, 'Ya Allah, Engkau tahu aku benar-benar telah menyerahkan diri kepada-Mu dengan sukarela,
meninggalkan berhala-berhala dengan sungguh-sungguh, dan berhijrah kepada-Mu karena rasa cinta.Ya
Allah, janganlah Engkau masukkan aku ke dalam golongan penyembah berhala, dan janganlah Engkau
timpakan musibah yang tidak mampu aku pikul.' Demi Allah, belum sempat ibu itu menyelesaikan
doanya, kedua kaki anaknya bergerak-gerak dan menyibakkan pakaian yang menutupi wajahnya.
Kemudian anak itu makan bersama kami dan Rasulullah Saw. Anak itu hidup kembali sampai Nabi Saw
dan ibunya wafat." (HR Ibnu 'Adiy, Ibnu Abi Dunya, Al-Baihagi, dan Abu Na'im)
Ghalib bin `Abdullah al-Laitsi r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16Jundub bin Makits al-Jahni bercerita, "Rasulullah Saw mengirim Ghalib bin Abdullah al-Laitsi beserta
pasukannya termasuk aku untuk nenyerang Bani al-Muluh di Al-Kadiyah Kami menyerang mereka dan
berhasil memperoleh rampasan perang berupa binatang ternak. Tiba-tiba muncullah penolong Bani al-
Muluh tanpa kami perkirakan sebeumnya. Kami pun keluar dengan membawa ternak-ternak itu. Kami
nenemui Bani al-Muluh hingga mereka dapat melihat kchadiran kami karena kami dan mereka berada di
lembah di antara dua gunung. Kami berada di salah satu sisi lembah. Tiba-tiba Allah telah memenuhi
kedua isi lembah itu dengan air. Demi Allah, padahal pada hari itu tak ada mendung dan tidak turun
hujan. Air itu tiba-tiba datang sehingga tak ada seorang pun yang bisa melaluinya. Mereka hanya bisa
diam menatap kami karena terhalang air sehingga tidak dapat mengejar kami." Pada hakikatnya, kejadian
ini adalah tanda-tanda kebenaran agama Islam bukan semata-mata karamah Ghalib. (Riwayat Ibnu Sa'ad)
Hajar bin 'Adiy r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Hajar bin 'Adiy r.a.dan sahabat-sahabatnya dimakamkan di desa Adzra', wilayah Syam (Suriah). Mereka
dibunuh pada masa kekhalifahan Mu'awiyyah r.a. Rasulullah pemah meramalkan nasib mereka dalamsabdanya, 'Di Adzra' akan terbunuh orang-orang yang dicintai oleh Allah dan para panghuni langit."
Hajar adalah orang yang selalu menjaga wudhu dan selalu dalam keadaan suci. Sewaktu dipenjara, ia
'mimpi basah' (ihtilam), maka ia meminta air kepada sipir untuk mandi. Sipir menjawab, "Aku hanya
punya air untuk minummu." Hajar berkata, "Berikan padaku! Akan aku gunakan untuk bersuci." Sipir ituberkata, "Tak akan kuberikan, kalau kamu mati kehausan, atasanku akan membunuhku."
Selanjutnya Hajar berdoa kepada Allah agar menurunkan hujan. Akhirnya hujan turun, sehingga Hajar
dapat bersuci. Para penghuni penjara merajuk kepadanya, "Mintalah kepada Allah agar melepaskan kamidan engkau!" Hajar menegaskan, "Aku tidak suka melakukannya karena aku berada di sini karena
kehendak dan takdir-Nya. Aku memohon hujan karena berkaitan dengan ibadah." Syaikh al-Hifni
mengatakan, "Demikianlah perilaku orang-orang yang selalu dekat dengan Allah." (Dikemukakan oleh
Syaikh al-Hifni dalam catatan pinggir atas kitabAl Jami`al-Shagir)
8/3/2019 kisah sahabat 2
18/40
Hamzah al-Aslami r.a
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Hamzah al-Aslami berccrita, "Kami melakukan perjalanan jauh bersama Nabi Saw. Pada suatu malam,
kami terpisah karena begitu gelapnya. Tiba-tiba jari-jari tanganku mengeluarkan cahaya sehingga parasahabat Nabi Saw. bisa berkumpul kembali mengikuti cahaya itu, dan tak satu pun yang tersesat. Jari-
jariku benar-benar telah mengeluarkan cahaya." (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabAl-Tarikh,Al-Baihaqi dan Abu Na'im)
Hamzah bin 'Abdul Muthalib r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Table of contents [hide]
1. Kisah I2. Kisah 23. Kisah 34. Kisah 4
Kisah I
Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa Hamzah wafat dalam keadaan junub (belum suci dari hadas), lalu
Rasulullah Saw berkata, "Malaikat telah memandikannya." (HR Al-Hakim)
Hasan menceritakan bahwa ia mendengar Rasulullah Saw berkata, "Aku benar-benar melihat malaikat
sedang memandikan Hamzah." (HR Ibnu Sa'ad)
Kisah 2
Fatimah al-Khaza'iyyah bercerita, "Aku menziarahi makam Hamzah, lalu aku mengucapkan `Assalamu'alaika, wahai paman Rasulullah.' Aku mendengar jawaban `Wa 'alaikumussalam warahmatullah. "
(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari AI Waqidi)
Diceritakan juga bahwa Syaikh Mahmud al-Kurdi al-Syaikhani singgah di Madinah untuk menziarahi
makam Hamzah r.a. Sewaktu ia mengucapkan salam, terdengar jawaban salam dari makam Hamzah dan
perintah untuk menamai anaknya dengan nama Hamzah. Kemudian ia memiliki anak, maka ia
menamainya dengan Hamzah. Ia juga menceritakan bahwa sewaktu ia mengucapkan salam untuk Nabi
Saw di hadapan pusara beliau, Nabi Saw menjawab salamnya. Ia sungguh-sungguh mendengar jawaban
salam itunya, tak diragukan sedikit pun. (Dikutip dari kitabAl-Bagiyah al-Shalihat karya Syaikh Mahmud
al-Kurdi al-Syaihani)
Syaikh Abdul Ghani al-Nablusi menceritakan dalam Syarhnya atas kitab Shalat al-Ghauts al Jailani,bahwa ia pernah bertemu dengan Syaikh Mahmud al-Kurdi di Madinah pada tahun 1205 H. Iamengundang Syaikh Mahmud ke rumah, menjamu, dan memuliakannya. Syaikh Mahmud menceritakan
kepada Syaikh 'Abdul Ghani bahwa ia sering bertemu dengan Nabi Saw dalam keadaan terjaga dan Abdul
Ghani mempercayainya setelah melihat tanda-tanda kejujurannya. Pembahasan tentang bertemu Nabi
Saw dalam keadaan terjaga atau tidur sudah cukup saya (Yusuf bin Ismail An-Nabhani) kemukakan
dalam kitab Sa`adatal-Darain fs al-Shalah ala Sayyid al-Kaunaini.
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#KisahIhttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#KisahIhttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah4http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah4http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah4http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah3http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a#KisahIhttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/hamzah-bin-abdul-muthalib-r-a8/3/2019 kisah sahabat 2
19/40
Kisah 3
Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Dimyathi yang terkenal dengan sebutan Ibnu 'Abdul Ghani al-Bina',
seorang ulama yang memadukan antara syariah dan tasawuf (wafat di Madinah pada bulan Muharram 116
M.), bercerita, 'Aku menunaikan ibadah haji bersama ibuku pada masa paceklik. Kami menunggang duaekor unta yang dibeli di Mesir. Sesudah menunaikan haji, kami pergi ke Madinah, dan kedua unta itu mati
di sana, padahal kami sudah tidak punya uang untuk membeli atau menyewa unta dari orang lain. Hal itumembuatku risau, karena itu aku pergi menemui Syaikh Shafiyyuddin al-Qusyasyi. Aku menceritakan
keadaanku dan berkata, Aku beri'tikaf di Madinah, tetapi kemudian aku mengalami kesulitan untuk
melanjutkan perjalanan, sampai Allah memberi kelapangan.' Syaikh Shafiyuddin diam sejenak, laluberkata, `Pergilah sekarang juga ke makam Sayyidina Hamzah bin `Abdul Muthalib, paman Nabi
Muhammad Saw. Bacalah ayat-ayat Al-Qur'an yang paling mudah dan ceritakan keadaanmu dari awal
hingga akhir, seperti yang baru kau ceritakan kepadaku, lakukan itu sambil berdiri di sisi makamnya yang
mulia.'
Aku ikuti anjuran Syaikh Shafiyyuddin. Aku segera pergi pada waktu dhuha ke makam Sayyidina
Hamzah. Aku membaca ayat-ayat AlQur'an, lalu menceritakan keadaanku seperti yang diperintahkan
Syaikh Shafiyuddin. Aku segera kembali sebelum zuhur, lalu memasuki tempat suci Babu Rahmah. Aku
berwudhu, lalu masuk ke dalam masjid. Tiba-tiba ibuku yang berada di dalam masjid berkata kepadaku,Ada seorang laki-laki menanyakanmu, temuilah dia!' Aku bertanya, 'Di mana dia?' Ibu menjawab,
`Lihatlah di ujung masjid.'
Aku menemui laki-laki yang mencariku. Sewaktu bertemu, ternyata ia seorang laki-laki berjenggot putihyang tampak disegani. Laki-laki itu menyapa, `Selamat datang Syaikh Ahmad.' Aku sambut uluran
tangannya, lalu ia berkata lagi, 'Pergilah ke Mesir!' Jawabku, 'Tuan, dengan siapa aku pergi?' Ia
menjawab, 'Pergilah bersamaku, aku akan menyewakan unta untukmu kepada seseorang.'
Aku pergi bersamanya hingga kami sampai di tempat singgah unta-unta jamaah haji asal Mesir diMadinah. Laki-laki berjenggot itu memasuki tenda salah seorang penduduk Mesir dan aku menyusul di
belakangnya. Ia menghaturkan salam kepada penghuni tenda, pemilik tenda berdiri dan mencium kedua
tangannya dengan sikap sangat hormat. Laki-laki berjenggot itu berkata kepada pemilik tenda, Aku ingin
anda membawa Syaikh Ahmad ini dan ibunya ke Mesir.'
Pada tahun itu, unta sangat berharga karena banyak yang mati, dan menyewa unta cukup sulit. Pemilik
tenda mengikuti kemauan laki-laki berjenggot itu. Lelaki berjenggot itu bertanya, Berapa Anda akan
menarik ongkosnya?' Pemilik tenda itu menjawab, 'Terserah Tuan.' Lelaki berjenggot berkata, 'Sekian,sekian.' Mereka berijab kabul dan lelaki berjenggot membayar uang sewa. Laki-laki berjenggot itu lalu
berkata kepadaku, `Bangkitlah, pergilah bersama ibumu, dan bawa serta barang-barangmu.' Aku berdiri,
sementara ia duduk di samping pemilik unta, kemudian mendatangi keduanya dan mengadakan perjanjian
untuk membayar sisa uang sewa setelah sampai di Mesir. Ia menyetujui perjanjian itu, membaca surah
Al-Fatihah, dan memujiku.
Aku berdiri di samping lelaki berjenggot putih itu lalu pergi bersamanya. Ketika sampai di masjid, ia
berkata, `Masuklah dulu!' Aku masuk dan menunggunya ketika waktu shalat tiba, tetapi aku tidak
melihatnya. Berulang kali aku mencarinya, tetapi tidak menemukannya.
Lantas aku menemui orang yang menyewakan unta untukku dan bertanya tentang lelaki berjenggot putih
itu dan tempat tinggalnya. Ia menjawab, Aku tidak mengenalnya dan belum pernah melihatnya sebelum
ini. Tetapi ketika ia masuk ke tempatku, aku merasa segan dan hormat kepadanya, sesuatu yang belum
pernah kurasakan seumur hidup.'
8/3/2019 kisah sahabat 2
20/40
Aku kembali mencari lelaki berjenggot putih itu, tetapi tidak menemukannya. Maka aku pergi menemui
Syaikh Shafiyyuddin Ahmad al-Qisyasyi r.a. dan menceritakan hal tersebut. Syaikh Shafiyuddin berkata,
'Itu ruh Sayyid Hamzah bin Abdul Muthallib r.a. yang mewujud padamu.'
Lalu aku kcmbali rnenemui orang yang menyewakan unta kepadaku. Aku pulang ke Mesir bersamanyasebagai teman haji. Aku melihatnya sebagai seorang yang penyayang, mulia, dan berakhlak baik, belum
pernah aku bertemu dengan orang seperti dirinya. Semua itu karena barakah dari Sayyidina Hamzah r.a.hingga kami bisa mengambil manfaat darinya. Segala puji hanya milik Allah atas semua yang terjadi."
(Cerita ini dikutip oleh Sayyid Ja'far bin Hasan al-Barzanji al-Madani dalam kitabnya Jaliyat al-Kurab bi
Ashhab al-Ajam wa al-Arabi Sallallahu `alaihi Wasallama, sebuah kitab tentang memohon pertolonganmelalui para sahabat yang mengikuti perang Badar dan Uhud, dari Al-Hamwi dalam kitabnya Nataij al-
Irtihal wa al-Safar fi Akhbari ithli al-Qarni al-Hadi Asyara)
Kisah 4
Karamah Sayyidina Hamzah yang lain adalah kisah yang diceritakan oleh Al-Marhum Abdul Lathif al
Tamtami al-Malaki al-Madani berikut ini, "Syaikh Sa'id bin Qutb al-Rabbani al-Mala Ibrahim al-Kurdi
pergi untuk menziarahi pemimpin para syahid, Hamzah paman Rasulullah Saw, sebelum melakukanziarah yang telah kami sepakati ke makam para syahid lain di Madinah pada tanggal 12 Rajab. Ia
mempercepat perjalanannya ke makam Sayyidina Hamzah agar bisa ikut berziarah bersama kami. Pada
tanggal 12 Rajab, kami pergi ziarah dengan Syaikh Sa'id bin Qutb yang masih setengah mengantuk. Lalu
kami istirahat di sebuah bangku bersandaran. Ketika gelap telah menyelimuti malam, teman-temanku
tidur dan aku berjaga-jaga. Tiba-tiba aku melihat seekor kuda mengelilingi tcmpat yang sedang kamipakai beberapa kali, tetapi aku malas bangun untuk mengusirnya. Dalam hati aku berkata, `Sampai kapan
ia berputar-putar?' Aku bangkit, lalu berjalan ke arahnya dan bertanya, 'Siapa kau?' Kuda itu menjawab,
`Sedang apa kamu? kamu singgah di wilayah perlindunganku dan menyakitiku karena kamu tidak tidur
untuk berjaga jaga, padahal aku selalu menjaga kalian semua?-Aku Hamzah bin Abdul Muthalib.' Kuda
itu kemudian menghilang."
Hanzhalah r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Qatadah menceritakan bahwa pada perang Uhud, Rasulullah Saw. berkata, ` Hanzhalah akan dimandikan
oleh malaikat." Maka para sahabat bertanya kepada keluarga Hanzhalah, "Apa yang terjadi dengannya?"
Qatadah juga bertanya kepada istri Hanzhalah, lalu ia menjawab, "Ketika terdengar seruan perang Uhud,
Hanzhalah segera pergi untuk berjihad padahal sedang berhadas besar." Rasulullah Saw. berkata, "Karena
itulah ia akan dimandikan malaikat." (HR Ibnu Ishaq dari Ashim bin `Umar bin Qatadah)
Dalam kisah lain, Urwah bercerita, "Aku benar-benar melihat malaikat sedang memandikan Hanzhalah di
antara langit dan bumi dengan air dari awan dalam sebuah tempat besar terbuat dari perak." Abu Asid al-
Sa`idi lalu berkata, "Kami pergi melihat Hamzah, kepalanya meneteskan air." (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ibnu Sa'ad dari Hisyam bin Urwah)
Hasan bin `Ali r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16Ada seorang laki-laki buang air besar di atas makam Hasan bin Ali r.a., kemudian ia menjadi gila dan
menggonggong seperti anjing, lalu mati. Dari dalam kubur orang tersebut terdengar suara gonggongan.
(Diceritakan oleh Al-Munawi dalam kitab Al-Tabaqat)
8/3/2019 kisah sahabat 2
21/40
Husein bin 'Ali r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Ibnu Syihab al-Zuhri menuturkan bahwa semua orang yang terlibat dalam pembunuhan Husein mendapat
siksa di dunia. Ada yang dibunuh, buta, wajahnya menghitam, atau kehilangan kekuasaan dalam waktu
singkat. Di antara yang mengalaminya adalah Abdullah bin Khashin. Ketika pihak Yazid bin Muawiyah
dan Husein berperang dan mereka menghalangi Husein untuk mendapatkan air, Abdullah memanggil
Husein lalu berkata, "Hai Husein! Tidakkah kamu lihat air itu seolah-olah berada di tengah-tengah langit.
Demi Allah, kamu tidak akan merasakan setetes air pun, sampai kamu mati kehausan." Kemudian Husein
berdoa, "Ya Allah, semoga dia mati kehausan." Lalu Abdullah meminum air itu tanpa henti tetapi
dahaganya tidak hilang juga, sampai ia mati kehausan. (Dikemukakan oleh Imam al-Syali Ba'lawi dalam
kitabAl Masyru' al-Marwi )
Dalam kisah lain diceritakan bahwa Husein berdoa ketika hendak meminum air yang dibawanya, tiba-tiba
seorang laki-laki yang dikenal sebagai seorang penakut memanah Husein. Anak panah itu mengenai
langit-langit rnulut Husein schingga ia tidak bisa minum. Lalu Husein r.a. berdoa, "Ya Allah, berikan rasa
haus kepadanya." Maka orang yang keji itu berteriak-teriak karena perutnya kepanasan dan punggungnyakedinginan. Kemudian di depannya diletakkan es dan kipas, scmentara di belakangnya diletakkan tungku
perapian, dia berteriak, "Beri aku minum!" Lalu ia diberi satu wadah besar berisi arak, air, dan susu, yang
cukup untuk lima orang. Ia meminumnya, tetapi ia tetap berteriak kehausan. Ia diberi minum lagi dengan
ukuran semula, lalu meminumnya sampai perutnya kembung seperti perut unta. (Dituturkan oleh Ibnu
Hajar dalam kitabAl-Shawa'iq)
Diceritakan pula bahwa ada seorang tua renta yang terlibat dalam pembunuhan Husein mendengar berita
bahwa semua orang yang terlibat dalam pembunuhan itu tidak akan mati kecuali telah mendapat siksa di
dunia. Orang tua itu berkata, "Aku ikut menyaksikan pembunuhan itu, tetapi belum pernah ditimpa
kejadian tidak mengenakkan." Kemudian ia berdiri di dekat lampu untuk memperbaikinya, tiba-tiba apiberkobar menyambarnya, sehingga ia berteriak-teriak, "Api! Api!" Sampai akhirnya dia tewas terbakar.
(Diceritakan oleh Al-Syali)
Al-Syali juga menceritakan bahwa ada seseorang yang hanya menghadiri pembunuhan Husein, lalu ia
menjadi buta. Ketika ditanya tentang sebab kebutaannya, ia menceritakan bahwa ia melihat Nabi Saw
memegang pedang, dan di depan beliau terhampar tikar dari kulit. Ia juga melihat 10 orang pembunuh
Husein disembelih di hadapan Nabi. Nabi mencela dan mencemoohnya karena telah ikut mendukung para
pembunuh itu. Kemudian Nabi menempelkan celak dari darah Husein ke matanya, lalu ia menjadi buta.
Dalam kisah lain, Asy-Syali menceritakan bahwa ada seseorang yang menggantung kepala Husein
dengan tali pelana kudanya. Beberapa hari kemudian, wajahnya tampak lebih hitam daripada aspal. Ada
seseorang yang berkata kepadanya, "Anda adalah orang Arab yang paling hitam wajahnya." Dia
menjawab, "Pada malam ketika aku memegang kepala Husein itu, lewatlah dua orang yangmencengkeram lenganku. Mereka menggiringku ke arah api yang menyala-nyala dan mendorongku
masuk ke dalamnya. Aku hanya bisa menunduk lemah, api itu menghanguskan kulitku sehingga hitam
legam seperti yang kau lihat." Akhirnya ia tewas dalam kondisi mengenaskan.
Husein mati syahid pada hari Jumat, bulan Asyura (Muharram), 61 H.
Ibnu Ummi Maktum r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
8/3/2019 kisah sahabat 2
22/40
Ibnu `Umar r.a. menceritakan bahwa Ibnu Ummi Maktum selalu menanti fajar dan tidak pernah
melewatkannya, padahal ia seorang yang buta. la merupakan salah seorang muadzin pada masa
Rasulullah. Orang-orang berselisih tentang nama aslinya, ada yang mengatakan Abdullah atau Amr
seperti yang tercantum dalam kitab Usud al-Ghabah.
Khalid bin Walid r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Table of contents [hide]
1. Kisah 12. Kisah 2
Kisah 1
Suatu hari, Khalid bin Walid singgah di suatu kampung. Orang-orang memperingatkannya, "Waspadalah
terhadap racun, jangan minum suguhan orang-orang asing!" Namun Khalid menjawab, "Berikan racun itu
kepadaku!" Kemudian ia mengambil minuman beracun itu, lalu meneguknya sambil membaca basmalah,
dan tidak terjadi sesuatu pun yang membahayakannya. (Diriwayatkan oleh Abu Ya'la, Al-Baihaqi, dan
Abu Na`im dari Abu Safar)
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Khalid bin Walid pergi ke
suatu kampung. Penduduk kampung itu menyuruh Abdul Masih menyambut Khalid dengan membawa
minuman yang mengandung racun ganas. Khalid berkata kepada Abdul Masih, "Berikan minuman itu!"
Ketika ia istirahat, Khalid mengambil minuman beracun itu lalu berdoa, "Dengan menyebut nama Allah,
Tuhan langit dan bumi. Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan mencelakakan hamba-Nya, karena
nama-Nya mengandung obat." Kemudian Khalid meneguk minuman beracun itu. Abdul Masih kembali
ke kaumnya, lalu berkata, "Hai kaumku, ia telah minum racun ganas itu, tetapi ia tidak apa-apa."
Akhirnya kaum itu berdamai dengan orang-orang muslim. (Dikisahkan oleh Al-Kalbi)
Kisah 2
Diceritakan juga bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Khalid dengan membawa geriba berisi arak.
Khalid lalu berdoa, "Ya Allah jadikanlah arak ini madu." Lalu arak itu berubah menjadi madu. Dalamversi lain diceritakan bahwa ada seorang laki-laki melewati Khalid dengan membawa geriba berisi arak.
Khalid bertanya kepadanya, "Apa ini?" la menjawab, "Cuka." Kemudian Khalid berdoa, "Ya Allah,
jadikan isi geribah ini cuka". Lalu orang-orang melihat geribah itu berisi cuka, padahal sebelumnya arak.
(Riwayat Ibnu Abi Dunya dari Khaitsamah)
Riwayat lainnya menceritakan, Khalid bin Walid mendapat laporan bahwa ada angggota pasukannya
yang minum arak. Maka Khalid menginspeksi pasukannya, dan ia menemukan seseorang membawageriba berisi arak. Khalid bertanya, "Apa ini?" Laki-laki itu menjawab, "Cuka." Khalid berdoa, "Ya
Allah, jadikanlah geriba itu berisi cuka." Laki-laki itu membuka geriba, dan ternyata isinya telah berubah
menjadi cuka, ia lalu berujar, "Ini berkat doa Khalid." (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dari Maharib bin
Datstsar)
Maisarah bin Masruq al-Absi
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-ahttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-a#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-a#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/khalid-bin-walid-r-a8/3/2019 kisah sahabat 2
23/40
Table of contents [hide]
1. Kisah 12. Kisah 2
Kisah 1
Maisarah adalah salah satu di antara sembilan utusan Bani Absi yang datang kepada Rasulullah Saw.
Ketika Rasulullah Saw menunaikan haji wada', Maisarah berjumpa dengan beliau, lalu la bertanya,
"Wahai Rasulullah, aku sangat ingin menjadi pengikutmu." Kemudian ia masuk Islam dan keislamannya
sangat baik. Maisarah berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari neraka karena
adanya engkau (Muhammad)." Maisarah diberi jabatan bagus oleh Abu Bakar. (Diriwayatkan oleh Ibnu
Atsir dalam Usud al-Ghabah)
Maisarah bin Masruq al-'Absi r.a. termasuk salah satu pemimpin tentara di Palestina dan ia meninggal di
sana serta dimakamkan dekat daerah Baqah termasuk wilayah Nablus. Makamnya terkenal sebagai
tempat ziarah.
Kisah 2
Yusuf al-Nabhani bercerita, "Aku menziarahi makam Maisarah bin Masruq al-Absi r.a. kira-kira dua
puluh tahun yang lalu. Aku belum mengetahui lokasi makamnya, tetapi ketika aku melewati sebuah jalan
di samping makamnya, aku melihat orang-orang berbondong-bondong menziarahinya. Pada waktu itu
adalah hari Arafah tahun 1305 H. Kemudian aku bertanya kepada seorang penduduk daerah itu yang adadi sisiku. Penduduk itu memberitahuku bahwa hari Arafah adalah hari yang khusus untuk menziarahi
makam Maisarah, karenanya banyak penduduk daerah-daerah sekitar yang datang berziarah saat itu.
Sebuah tradisi lama yang berlangsung terus setiap tahun tanpa terputus. Mereka juga melakukan ziarah di
hari terakhir bulan Ramadhan.
Pada tahun itu juga, aku pergi ke Beirut untuk tugas pemerintahan negara yang mengharuskanku sampaisekarang menetap di sana. Kurang lebih tiga tahun setelah tinggal di Beirut, yakni 1308 H., aku jatuh
sakit yang divonis oleh semua dokter sebagai penyakit ganas lemahnya syaraf pencernaan. Penyakit itu
sangat memayahkanku. Ketika aku telah putus asa untuk sembuh, dalam mimpi aku mendengar ada orang
menyuruhku menziarahi makam Maisarah. Aku tahu yang dimaksud adalah Maisarah al-Absi, dan dengan
menziarahnya aku akan memperoleh obat penyakitku ini. Ketika terbangun, aku berniat kuat untuk
menziarahinya. Setelah melewati makamnya tiga tahun lalu, aku sudah melupakan keberadaan Maisarah
r.a. sebelum mimpi itu muncul. Oleh karena itu, aku yakin mimpi itu benar.
Aku memantapkan diri uiituk menziarahinya pada hari Arafah 1308 H. Aku memutuskan untuk bermalam
di daerah yang dekat dengan makamnya yang bernama Wadi 'Arah, di rumah 'Abdul Karim Affandi bin
Muhammad Husain Abdul Hadi. Ia sangat menghormatiku sebagai tamunya dan menjamuku dengan
sangat baik.
Malamnya, aku merasa sehat kembali lebih dari sebelumnya, padahal selama berbulan-bulan aku minum
berbagai macam obat dan mengikuti saran beberapa dokter terkenal. Pagi harinya, aku berangkat untuk
berziarah. Aku sampai ke'makamnya di siang hari ketika banyak orang berziarah ke sana. Di makamnya,
aku membaca surah-surah pendek dan kitab Dalail al-Khairat. Kemudian aku pulang dengan penuh rasasyukur dan pujian kepada Allah. Secara perlahan-lahan aku sehat kembali, hingga hilanglah penyakitku
itu secara total. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam."
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absihttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absihttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absihttp://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absi#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absi#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absi#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absi#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absi#Kisah2http://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absi#Kisah1http://kawansejati.ee.itb.ac.id/maisarah-bin-masruq-al-absi8/3/2019 kisah sahabat 2
24/40
Maslamah bin Mukhallid al-Shahabi
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Maslamah terkenal sebagai penguasa Mesir dan Afrika. Orang pertama yang memerintahkan membangun
menara di Mesir untuk mengumandangkan azan. Ia adalah orang yang dikabulkan doanya berkat doa
Rasulullah Saw dan memiliki banyak karamah. Di antaranya adalah ketika ia turun ke sebuah lembah
yang berada di antara dua gunung dan di sana tidak terdapat air, lalu ia berdoa kepada Allah Swt., maka
turunlah hujan seketika itu juga.
Karamahnya yang lain adalah ketika ia memasuki Afrika, ada orang yang berkata kepadanya, "Di lembah
ini terdapat binatang-binatang buas dan ular-ular ganas." Lalu Maslamah berkata, "Keluarlah," akhirnya
binatang-binatang buas dan ular-ular ganas itu keluar dengan membawa anak-anaknya. (Riwayat Al-
Munawi)
Najasyi
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Al-Sakhawy meriwayatkan dari Abu Ishaq dari Yazid bin Ruman dari'Urwah bahwa Aisyah r.a. berkata,
"Ketika Najasyi meninggal dunia, di atas makamnya muncul cahaya tanpa henti." Saya menceritakan
Najasyi pada bab tentang karamah para sahabat Rasulullah Saw., karena ia hidup pada masa Rasulullah
Saw dan Rasulullah melakukan shalat gaib untuknya ketika ia meninggal, meskipun ia belum pernah
berkumpul dengan Rasulullah sehingga tidak dianggap sebagai sahabat.
Sa'ad bin Mu'adz r.a.
Submitted by admin on Mon, 2007-11-19 17:16
Sa'ad bin Abi Waqash r.a. menceritakan bahwa ketika Sa'ad bin Mu'adz wafat setelah perang Khandaq,Rasulullah Saw tergesa-gesa keluar, sampai memutuskan tali sandal seseorang dan tidak
membetulkannya, tidak melilitkan kembali selendangnya yang terurai, dan tidak menyapa seorang pun.
Orang-orang bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau mengabaikan kami?" Beliau menjawab, "Aku
khawatir malaikat mendahului kita untuk memandikan jenazah Sa'ad bin Mu`adz, seperti halnya ia
mendahului kita memandikan jenazah Hanzhalah." (Riwayat Abu Na'im)
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa pada perang Khandaq, mata Sa'ad bin Mu'adz terkena tombak yang
dilemparkan Hayyan bin Arqah. Tenda untuk Nabi Saw. telah dipasang di dalam masjid karena beliau
akan segera kembali dari perang. Sewaktu Nabi Saw. pulang dari Khandaq, beliau melepas baju besinya,
kemudian mandi. Ketika beliau sedang mengibaskan debu di kepalanya, Jibril datang lalu berkata,
"Engkau telah melepas baju besimu. Demi Allah, jangan melepasnya dulu, temuilah mereka!" Nabi Saw
bertanya, "Ke mana?" Jibril menunjuk ke arah perkampungan Band Quraizhah. Rasulullah Saw segeramenuju ke sana. Mereka bertempur untuk menegakkan keadilan atas Sa'ad. Rasulullah berkata, "Sungguh
aku akan menghukum mereka, mengobarkan peperangan, menawan para wanita dan anak-anak, juga
membagi harta kekayaan mereka." Kemudian Sa'ad berdoa, "Ya Allah, Engkau Maha Tahu, tidak satupun yang begitu ingin aku perangi karena Engkau selain kaum yang mendustakan dan mengusir Rasul-
Mu. Ya Allah, aku sungguh yakin bahwa Engkau telah mengobarkan peperangan di antara kami dan
mereka. Jika masih ada peperangan dengan kaum Quraisy, beri aku kesempatan untuk memerangi mereka
karena Engkau. Jika Engkau mengobarkan peperangan, izinkan aku mengikutinya dan biarkan aku mati di
8/3/2019 kisah sahabat 2
25/40
sana." Malam itu, peperangan dengan Bani Quraizhah berkobar, akhirnya Sa'ad bin Muadz wafat
karenanya. (Diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Aisyah)
Recommended