View
238
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
1/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Dicky Maulana (12542012), Tr i Handayani (12542013), Fahmi Mubarok (12541058), Santi Nurhasanah
(12541059), Eneng Nurmuadif ah
Kelompok 2 PraktikumFISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B
Sabtu, 31 Januari 2015
praktikum sistem katak saraf pada
LAPORAN HASIL PRAK TIKUM
FISIOLOGI SARAF
(Katak) Diajukan untuk Memenuhi Syarat Tugas dalam Mata Kuliah
Pr aktikum pada Semester Ganjil
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Fahmi Mubarok (12541058)
Santi Nurhasanah (12541059)
Dicky Maulana (12542012)
Tri Handayani (12542013)
Eneng Nurmuadifah (11541060)
Biologi 3.B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI S-1
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANGARUT
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Waktu dan Tanggal Praktikum
Fisiologi Hewan
Dicky Maulana
Ikuti 0
Lihat profil lengkapku
Mengenai Saya
▼ 2015 (3)
▼ Januari (3)
praktikum sistem saraf pada katak
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWANRESPIRASI PADAINS...
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
2/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 2
Hari/tanggal : Kamis, 15 januari 2015
Waktu : 08.30 – selesai
Tempat : Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung.
B. Tujuan
1. Mengetahui gerak refleks yang dikendalikan oleh otak dan gerak refleks yang
dikendalikan oleh medula spinalis (susmsum tulang belakang ) .
2. Mengetahui gerak refleks pada manusia
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Aquarium
b) Bak bedah
c) Statif
d) Rantai penggantung
e) Sonde/pengaduk gelas
f) Gunting bedah
g) Gelas beker
h) Palu/alat pemukul lainnya
i) Alat tulis
j) Alat dokumentasi
2. Bahan
a) Larutan HNO3 encer
b) Larutan H2SO4; 1%, 3%, 5%
c) Larutan HNO3 pekat
d) Larutan fisiologis (NaCl 0,6%)
D. Prosedur Kerja
Kegiatan 1
1. Masing-masing praktikan memegang 1 ekor katak yang masih hidup dengan
tangan kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatakan
gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata, amati dan catatlah apa yang
terjadi dengan matanya.
2. Sentuh nares eksterna (hidung luar) . Perhatikan dan catat
bagaimana gerakan nares eksternanny ?
3. Lakukan dekapitasi pada salah satu katak dengan cara mengangkat otaknya
kerjakanlah dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya
(spinal cord) seperti berikut ;
Masukanlah gunting bedah kedalam mulut katak dan angkat kepalannya,
kemudian guntinglah dibawah membrane timpani. Tutuplah bagian potongan
tersebut dengan kapas yang sudah dibasahi larutan fisiologis (NaCl 0,6%) dan
gantunglah katak tersebut pada statip dengan mengkait rahang bawahnya.
Tetesi dengan larutan fisiologis agar kesadarannya pulih kembali.
Setelah katak siuman kerjakanlah hal berikut dibawah ini baik
normal dan katak yang didekapitasi.
4. Usaplah bagian submandibular sampai bagian perut dan perhatikan gerakan
anggota badan anterior (kaki depan)
5. Goreslahlah atau sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak
tersebut berbunyi ?adakah respon lain selain berbunyi ? catatlah !
6. Peganglah kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas,
kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan kedalah HNO3 encer
Fisiologi Hewan
pada katak
pada katak
pada katak
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
3/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 3
pada punggungnya, amati yang terjadi.
7. Masukan kedua katak tersebut kedalah aquarium, perhatikan gerakannya.
8. Kemudian terlentangkan kedua bak bedah, perhatikan apakah katak
berusaha membalikan badannya atau tidak
9. Selanjutny letakan kedua katak tadi pada bidang miring kebawah bidang
miring tersebut, perhatikan geraknnya.
10. Gantunglah kedua katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
11. Sediakan 3 gelas beker yang masing-masing berisi larutan H 2SO4 ; 1%, 3%,
5%,lakukannlah sumasi dengan rangsang zat-zat kimia seperti berikut.
Celuplan ujung jari kaki larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali
sampai terjadi respon, celupkan ujung jari kaki katak tersebut kepada larutan
yang lebih kuat. Perhatikan sebelum dicelupkan jari kaki katak harus dicuci
terlebih dahulu.
12. Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas,
perhatikan reaksinya.
13. Sentuh pula bagian ventral atau bagian perutnya dengan benda panas (sonde
yang dibakar), bagaimana reaksinya?
Catatlah semua respon katak terhadap rangsang yang terjadi.
Kegiatan 2
1. Mintalah teman anda untuk duduk pada kursi dan biarkan salah satu kakinyadalam keadaan bebas atau santai. Pukullah ligamentum patellanya (dibawah
tempurung lutut) dengan palu atau alat pemukul lainnya. Perhatikan gerakan
kaki tersebut.
2. Mintalah teman anda melipat tangan dengan telapak tangan menengadah
keatas, tekannlah telapak tangannya dengan telapak tangan anda. Tempatkan
telapak tangan anda dibagian atas telapak tangannya. Perhatikan respon apa
yang terjadi.
3. Lakukan hal yang sama pada anggota kelompok dan catatlah hasil kegiatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan saraf mengintegrasikan dan mengkoordinasikan fungsi-fungsi jaringan
lain dalam tubuh. Jaringan saraf terdiri atas macam-macam jenis sel neuron dan sel glia
yang berasal dari neuroepitel embrional.Sistem saraf sebenarnya dua sistem yang
struktur dan fungsi saling berhubungan.Sistem saraf pusat (SSP) yang mencakup otak dan medula spinalis, dan sistem saraf tepi (SST), yang mencakup saraf dan ganglion
yang terbesar diseluruh bagian tepi tubuh.Neuron merupakan dasar unsur sel sistem
saraf.Struktur neuron sangat bervariasi.Sel glia seperti glia seperti astrosit dan sel
Schwann, melakukan fungsi tambahan yang tidak berkaitan dengan komunikasi.
Sinapsis adalah tempat hubungan anatomik dan fungsional antarneuron ( Johnson, Kurt
E. , 1994: 215).
Pada dasarnya semua sel memiliki sifat iritabilitas , artinya sel dapat menanggapi
(merespon) rangsangan yang sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih sangat
menonjol pada sel otot dan sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila padanya
diberi rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang ditunjukkan oleh
katak pada
katak pada
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
4/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 4
sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang tidak
dapat diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang kemudian
dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada
efektornya.
Lintasan impuls saraf dari reseptor sampai efektor disebut lengkung refleks.
Apabila suatu saraf diberi rangsangan , maka sel saraf akan merespon yaitu mengubah
energi rangsangan menjadi energi elektrokimia impuls saraf yang akan dirambatkan
sepanjang serabut saraf. Rambatan impuls saraf ini tidak dapat diamati dengan mata
seperti kontraksi otot (Nukmal, Nismah, 2012 :14).
Pada tiap segmen tubuh vertebrata terdapat pasang saraf perifer.Pada sebagian
besar saraf spinal, neuron aferen dan eferen terletak berdekatan, tetapi dekat sumsum
tulang belakang saraf itu terbagi menjadi akar dorsal dan akar ventral, dan neuronnya
terpisah.Dalam akar neuron dorsal terdapat neuron aferen dan mempunyai suatu
pembesaran yaitu ganglion akar dorsal, yang mengandung badan-badan selnya
sendiri.Saraf dari hidung, mata, dan telinga berkembang dengan indera perasa khusus.
Saraf-saraf ini seluruhnya terdiri atas serabut aferen , kecuali beberapa neuron eferen
dalam saraf mata dan vestibulokoklear (pendengar) yang menjulur ke organ indera dan
dapat mengatur aktivitasnya. Saraf kranial selebihnya mengandung sejumlah besar
serabut aferen, dan eferen yang dianggap secara serial homolog dengan akar yang
terpisah dari saraf spinal vertebrata. Lokasi badan sel saraf kranial dan ujung akhirnya
di dalam otak mengikuti pola yang telah diutarakan pada neuron spinal (Villee, Claude
A. dkk, 1984 : 246-247).
Saraf spinal timbul dari saraf tunjang sebagai sebuah akar dorsal dan akar ventral
yang kemudian bersatu membangun saraf spinal.Pada akar dorsal terdapat ganglion
spinal dan akar dorsal ini terutama sensoris., sedangkan akar ventral motoris. Tidak jauh
sesudah munculnya kanalis vertebralis, setiap saraf spinal sekurang-kurangnya akan
pecah menjadi dua cabang. Sebuah ramus dorsal mensuplai otot epaksial dan kulit
punggung.
Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf periferi yangmengontrol aktivitas lingkungan dalam yang biasanya involuntary, seperti denyutan
jantung, gerakan peristaltik dan berkeringat.Dibangun oleh neuron motoris yang menuju
otot polos di organ-organ interna.Sistem saraf otonom terdiri atas neuron preganglionik
yang meninggalkan sistem saraf pusat melalui akar ventral dari saraf segmental sebelum
mengadakan sinapsis dengan neuron postganglionik yang menuju ke efektornya.
Terdapat 2 bagian dari sistem saraf otonom yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis (Nurcahyani,Nuning, 2005 : 62-66).
Serebelum berkembang dari bagian metensefalon.Fungsi primernya adalah
mengkoordinasikan pergerakan.Serebelum menerima informasi sensoris mengenai
posisi persendian dan panjang otot, juga informasi dan sistem audiotoris (pendenganran)
dan visual (penglihatan). Serebelum juga menerima input dari jalur motoris, yang
memberitahunya tindakan mana yang diperintahkan oleh serebrum. Serebelum
menggunakan informasi ini untuk menghasilkan koordinasi otomatis atas pergerakan
dan kesetimbangan. Jika salah satu bagian tubuh digerakkan , serebelum akan
mengkoordinasikan bagian tubuh lainnya untuk pergerakan yang mulus dan
pemeliharaan keseimbangan. Serebelum juga memainkan peranan dalam pembelajaran
dan pengingatan respon motoris.Koordinasi tangan-mata merupakan salah satu contoh
fungsi serebelum. Jika serebelum rusak, mata dapat mengikuti objek yang bergerak,
akan tetapi mata tidak akan berhenti bergerak pada tempat yang sama ketika objek
tersebut berhenti .
pada sel saraf
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
5/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 5
Serebrum, pusat integratif yang paling kompleks di SSP, berkembang dari
telensefalon embrionik.Serebrum dibagi menjadi belahan serebral. Masing-masing
belahan terdiri atas penutup bagian luar yang terbuat dari bahan abu-abu, yang disebut
korteks serebral, bahan putih di bagian dalam, dan kelompok nukleus yang berada di
dalam bahan putih, yang disebut nukleus nasal juga disebut ganglia basal adalah pusat
yang penting untuk koordinasi motoris dan bertindak sebagai saklar untuk impuls dari
sistem motoris lain. Jika nukleus basal rusak, seseorang bisa menjadi pasif dan tidak
mampu bergerak karena nukleus itu tidak lagi mengirimkan impuls motoris ke otot
(Cambell, 2002 : 221).
Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu.Respon tersebut melibatkan
suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur
refleks. Dua neutron aferen, sensoris, atau reseptor, dan neuron eferen, motoris , atau
efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak di antara
neuron reseptor dan neuron efektor.Meskipun refleks dapat melibatkan berbagai bagian
otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu
refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks
pemukulan ligamentum patela (suatu tendon) , sehingga menyebabkan otot lutut
terentang.
Kenyataan bahwa aksi refleks ini tidak memerlukan kontrol kesadaran dapatlah
ditunjukkan dengan seekor hewan, misalnya katak, yang otaknya telah diambil dengan
cara memotong korda spinalis. Seekor hewan yang telah diputuskan kolumna
spinalisnya disebut hewan spinal, karena semua aktivitas arah kandal dari lokasi
pemotongan itu pastilah hanya karena korda spinalisnya, tidak lagi ada hubungan
dengan otak.Katak amatlah berguna untuk mendemostrasikan refleks spinal karena
periode shock spinal yang menghilangkan aktivitas refleks dan membuat katak menjadi
lumpuh, berlangsung hanya dalam beberapa menit saja. Setelah pulih dari shock spinal,
hewan akan menarik sebuah kakinya apabila diberi stimulus seperti misalnya
rangsangan listrik atau diberi sedikit asam lemah ( Frandson, 1992 :158 ).
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kegiatan praktikum 1
Jenis Rangsang Tanggapan yang
diberikan Katak Normal
Tanggapan yang
diberikan Katak
didekapitasi
Sentuhan sonde pada
daerah mata
Berkedip dan selaput mata
menutup
Berkedip dan selaput mata
menutup
Sentuhan nares
eksterna
Mata berkedip dan nares
eksterna gerak
Mata berkedip dan nares
eksterna gerak
Sentuhan Kaki depan bergerak Kaki depan bergerak
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
6/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 6
submandibular sampai
bagian perut
Sentuhan bagian lateral
atau dorsal tubuh katak
Perut bergerak, katak tidak
bunyi
Perut bergerak, katak tidak
bunyi
HNO3 encer Tidak terjadi gerakan
Direnangkan Berenang Tidakberenang
Diterlentangkan Tidak terjadi gerakan
H2SO4 1% Gerakan cepat
H2SO4 3% Gerkan sedikit lambat
H2SO4 5% Gerakan lambat
HNO3 pekat Tidak terjadi gerakan dan
kaki melingkup
Sentuhan benda panas
(jari kaki)
Terjadi gerakan yang cepat Tidak terjadi gerakan
Sentuhan benda panas
(bagian perut)
Terjadi gerakan cepat Tidak terjadi gerakan
Kegitan II
Nama Respon/gerakan
kaki
Respon gerak
tangan
keterangan
Eneng Terjadi gerakan
refleks
Tangan memantul normal
Tri Handayani Terjadi gerakan
reflex
Tangan memantul normal
Santi Nurhasanah Terjadi gerakan
reflex
Tangan memantul normal
Fahmi Mubarok Terjadi gerakan
reflex
Tangan memantul normal
B. Pembahasan
Kegiatan I
Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan.Katak dapat
merespon dengan baik.Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang mana
saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan
respon. Respon akan ditanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada
antara permukaan luar dan dalam dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut
dapat dirangsang (excitable) dan dapat diganggu (Irritable). Neuron ini segera
bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi potensial listrk dapat terbatas pada
tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh
membran. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls saraf, mampu melintasi
jarak yang jauh impuls saraf menerima informasi keneuron lain, baik otot maupun
kelenjar.
Pada katak normal yang diberikan hambatan maka pergerakan pada katak
akanterhambat, hal ini dikarenakan oleh alat gerak katak yang telah dihambat denganmengikatnya dengan tali pada saat praktikum. Pada katak yang diperlakuan dengan
merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang dihasilkan tetap ada namun katak
merespon stimulus sangat lama.Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah
mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau jarum pada saat
praktikum.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak
normal, rangsang yang diberikan menghasilkan respon yang normal pula.Namun
terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi.Akan tetapi
katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon.Hal ini disebabkan karena
jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
7/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 7
Kegiatan II
Sistem saraf somatik (saraf sadar) merupakan sistem saraf yang melayani
kulit, otot rangka, dan tendon.Saraf somatik meliputi saraf-saraf yang menerima dan
menghantarkan informasi dari reseptor sensori (rangsangan eksternal) ke SSP dan
menyampaikan penrintah dari SSP ke otot rangka.Sistem saraf somatik disebut saraf
sadar karena sistem saraf ini bekerja menurut kesadaran kita. Misalnya melalui alat
indra kita dapat menditeksi sesuatu yang berbahaya.
Beberapa aksi dalam sistem saraf sensorik adalah berupa gerak refleks, yaitu
gerakan spontan yang berlangsung secara otomatis sebagai tanggapan terhadap
rangsangan.Gerak refleks ini terjadi sangat cepat, tanpa melalui pertimbangan
otak.Pada gerak refleks, impuls saraf bergerak dari reseptor sensori di sepanjang serat
saraf sensori menuju akar dorsal pada sumsum tulang belakang.Di dalam sumsum
tulang belakang, pesan yang dibawa sel saraf sensori disampaikan ke sejumlah sel
saraf asosiasi. Beberapa sel saraf asosiasi membentuk sinapsis dengan sel saraf motor
yang terdapat pada akar ventral sehingga pesan mengalir disepanjang serat saraf
motor menuju efektor (otot). Selanjutnya otot berkontraksi sebagai respon terhadap
rangsangan.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari praktukum yang kami laksanakan maka ditarik
kesimpulan bahwa :
Katak normal menunjukan reaksi yang normal terhadap semua perlakuan atau
rangsangan .
Terjadi pengurangan reaksi respon terhadap katak yang di dekapitasi.Akan tetapi
katak yang di dekapitasi masih dapat memberikan respon hal ini disebabkan karena
jantung katak bersifat neurogenic sehingga katak masih mampu memberikan respon
Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan, katak akan melakukan gerak
reflex yang berlawanan dengan arah rangsangan (HETEROLATERAL).
Beberapa aksi dalam sistem saraf sensorik adalah berupa gerak refleks, yaitu
gerakan spontan yang berlangsung secara otomatis sebagai tanggapan terhadap
rangsangan. Gerak refleks ini terjadi sangat cepat, tanpa melalui pertimbangan otak.
Pada gerak refleks, impuls saraf bergerak dari reseptor sensori di sepanjang serat
saraf sensori menuju akar dorsal pada sumsum tulang belakang. Di dalam sumsum
tulang belakang, pesan yang dibawa sel saraf sensori disampaikan ke sejumlah sel
saraf asosiasi. Beberapa sel saraf asosiasi membentuk sinapsis dengan sel saraf
motor yang terdapat pada akar ventral sehingga pesan mengalir disepanjang serat
saraf motor menuju efektor (otot). Selanjutnya otot berkontraksi sebagai respon
terhadap rangsangan.
Refleks sentakan lutut merupakan respons sederhana. Satu ketukan pada lutut akan
menyebabkan tarikan pada tendon yang berkaitan dengan otot paha
(otot kuadrisep). Akibatnya, kaki bagian bawah ikut tertarik. Reseptor regangan
yang merupakan reseptor sensorik menerima tarikan itu. Kemudian,
reseptor sensorik mengirimkan informasi ke sinapsis dengan neuron motorik pada
sumsum tulang belakang. Selanjutnya, neuron motorik mengirimkan impuls / sinyal
menuju otot kuadrisep untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan kaki bagian
bawah tersentak ke arah depan.
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
8/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 8
BAB V
PERTANYAAN DAN JAWABAN
A. Pertanyaan
1. Apakah tujuan dari kegiatan praktikum 1 yang anda lakukan ?
2. Apakah tujuan dari kegiatan praktikum 2 yang anda lakukan ?
3. Bagaimanakah respon katak normal pada rangsang yang diberikan ?
4. Apakah katak yang didekapitasi masih sanggup merespon setiap rangsang yang
diberikan ?jelaskan jawaban anda !
5. Bagaimana gerakan kaki teman anda setelah dipukul ?mengapa demikian
jelaskan jawaban anda?
6. Bagaimana pula dengan gerakan tangannya ?jelaskan!
7. Apakah yang dimaksud dengan reflex?
8. Komponen system saraf manasajakah yang menyusun system reflex?9. Bagaimana mekanisme reflex?
10. Apa yang dapat anda simpulkan dari kegiatan yang anda lakukan !
B. Jawaban
1. Untuk mengetahui system saraf dengan menggunakan saraf pusat dan tulang
belakang
2. Untuk mengetahui gerak reflex
3. Terjadi respon yang sangat cepat, dan terjadinya gerak reflex
4. Masih terjadi respon, karena adanya gerak reflek yang tidak menggunakan
saraf pusat, tetapi menggunakan sumsum tulang belakang
5. Tidak terjadi reaksi, karena pukulan tidak terlalu kencang. Reaksi terjadi jika
pukulan kencang dan mengenai ligamentum patellannya. Kemudian setiap
orang respinya berbeda-beda karena tergantung pada kebiasaan reseptonya.
6. Tangan memantul keatas
7. Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut
melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron,
membentuk suatu busur refleks.
8. Reseptor, sumsum tulang belakang, efektor
9. Mekanisme refleks dimulai dari diterimanya rangsang oleh reseptor yang
kemudian diteruskan melalui saraf sensoris ke sumsum tulang belakang. Dari
sumsum tulang belakang rangsang diteruskan melalui saraf motoris ke efektor
sehingga terjadi gerak refleks.10. Setelah praktikum ini kami dapat mengambil kesimpulan bahwa terdapat
system saraf yaitu gerak disadari yang di kendalikan oleh system saraf pusat
dan tidak disadari atau reflex yang di kendalikan oleh medulla spinalis
(sumsum tulang belakang).
Advertiser disclosure - When you are assisted by links on this s ite some retailers might pay us a small Hide
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
9/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 9
DAFTAR PUSTAKA
Mahfiroh, Ida. (2013). Laporan Praktikum Fisiologi Hewan. (Online). Diakses pada 23
Januari. Pukul 12.30 WIB. http://iddamahfiroh.blogspot.com/.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Cetakan pertama.
ALFABETA : Bandung.
Soewolo, dkk. 1994. Fisioloi Hewan. UT : Jakarta.
Wulangi. S. Kartolo. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud : Bandung.
Lampiran :
http://3.bp.blogspot.com/-ARAb86GC4R8/VM08cnghc6I/AAAAAAAAAJo/LZEJo3DUaDs/s1600/Picture3.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-9aBEz7mQCGg/VM08dvzV_EI/AAAAAAAAAJw/KMeBz8CmICE/s1600/Picture2.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-oCrLCiln5rg/VM08RMwZTlI/AAAAAAAAAJA/g183ELDPGNA/s1600/Picture1.jpg
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
10/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 10
http://2.bp.blogspot.com/-i8XtPNUQV1Y/VM08hZtbxOI/AAAAAAAAAKM/XtiuSDJbJBw/s1600/Picture7.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-0z0g7M82ldo/VM08hAS4GeI/AAAAAAAAAKI/6PWlnjaI-TA/s1600/Picture6.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-77pubiSH23g/VM08fyqZvoI/AAAAAAAAAKA/EGZ0Ka6JBzU/s1600/Picture5.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-E2Sstz8_e44/VM08ee40ozI/AAAAAAAAAJ4/qXlygQQQVYY/s1600/Picture4.jpg
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
11/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 1
http://4.bp.blogspot.com/-8SwXqdhdDEM/VM08WasRO4I/AAAAAAAAAJQ/zAebBfQEfOM/s1600/Picture12.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-OXW2pfYuSew/VM08RAWF5ZI/AAAAAAAAAI4/2x5Na-CNYas/s1600/Picture11.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-FI0vWLAIp6U/VM08RJcO6uI/AAAAAAAAAI8/S2WIZrUBuMc/s1600/Picture10.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-uJvbq6dwd-0/VM08jt4deII/AAAAAAAAAKg/GmunQSLCgHM/s1600/Picture9.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-lFFp-xaEE34/VM08i-FSZJI/AAAAAAAAAKY/ZyTETsutsP0/s1600/Picture8.jpg
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
12/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 12
Diposkan oleh Dicky Maulana di 12.45
+1 Rekomendasikan ini di Google
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=1224972449482989808&postID=8239306691014017525&target=pinteresthttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=1224972449482989808&postID=8239306691014017525&target=facebookhttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=1224972449482989808&postID=8239306691014017525&target=twitterhttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=1224972449482989808&postID=8239306691014017525&target=bloghttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=1224972449482989808&postID=8239306691014017525&target=emailhttp://2.bp.blogspot.com/-ynZ5t3Qv22U/VM08aAM6zHI/AAAAAAAAAJg/rhFIvw7JiPw/s1600/Picture14.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-EjBSinYQfSI/VM08ZXUYFLI/AAAAAAAAAJY/icofOz7P6Ko/s1600/Picture13.jpghttp://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.htmlhttps://plus.google.com/114423104178687874972
8/18/2019 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.pdf
13/13
1/25/2016 Kelompok 2 Praktikum FISIOLOGI HEWAN Biologi 3.B: praktikum sistem saraf pada katak
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Beri tahu saya
Keluar
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Unknown (Goo
Publikasikan
Pratinjau
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger .
https://www.blogger.com/http://dickymau.blogspot.com/logout?d=https://www.blogger.com/logout-redirect.g?blogID%3D1224972449482989808%26postID%3D8239306691014017525http://dickymau.blogspot.com/feeds/8239306691014017525/comments/defaulthttp://dickymau.blogspot.co.id/http://dickymau.blogspot.co.id/2015/01/laporan-respirasi-padainsecta-jangkrik.htmlRecommended