View
236
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SEJARAH PERKEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Disusun Oleh:
Eka Nurshafniati (8105123305)Muhammad Nur Pirdaus (8105123315)Nurhidayat (8105123345)Reska Fitria A. (8105123225)Shinta Ningrum Wulandari (8105123327)
PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER 2012EKONOMI DAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah strategi belajar mengajar tentang Sejarah
Perkembangan Kegiatan Pembelajaran.
Pada kesempatan ini kami selaku penulis dari makalah ini mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam penulisan
makalah ini, yaitu:
1. Ibu Santi Susanti, S.Pd M.Ak selaku dosen mata kuliah strategi belajar
mengajar;
2. Semua pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materi.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kepada semua pihak dengan sangat
terbuka kami mengharapkan saran, masukan, maupun kritik untuk
penyempurnaan karya tulis ini. Akhirnya besar harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, Februari 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 2
BAB II : ISI
2.1 Pengertian Pembelajaran................................................................... 3
2.2 Perkembangan Kegiatan Pembelajaran............................................. 3
2.3 Kegiatan Pembelajaran Dari Waktu ke Waktu...................................8
2.4 Hakikat Pembelajaran...................................................................... 10
2.5 Perkembangan Pembelajaran di Indonesia.......................................12
BAB III : PENUTUP
2.1 Kesimpulan...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih
mengarah pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan
klaksikal, dengan berorientasi pada kuantitas agar mampu melayani
sebanyak-banyaknya peserta didik, sehingga tidak dapat mengakomodir
kebutuhan peserta didik secara individual diluar kelompok, pada hakikatnya
pendidikan hendaknya mampu mengembangkan potensi kecerdasan serta
bakat yang di miliki peserta didik secara optimal sehingga peserta didik dapat
mengembangkan potensi diri yang di milikinya menjadi suatu prestasi yang
punya nilai jual.
Dalam hal ini jelas bahwa sistem pendidikan di Indonesia sudah mulai
difokuskan pada keberhasilan pada peserta didik dengan jaminan kemampuan
yang diarahkan pada life skill yang kelak kemudian hari dapat menopang
kesejahtraan peserta didik itu sendiri untuk keluarganya serta masa depannya
dengan kehidupan yang layak di masyarakat.
Suatu sistem pembelajaran dari waktu ke waktu berubah. Salah satu faktor
yang mempengaruhinya yaitu semakin berkembangnya teknologi yang ada.
Sistem atau metode pembelajaran yang ada saat ini adalah proses
pengembangan dari metode pembelajaran yang ada sebelumnya. Hal tersebut
merupakan latar belakang dari kami untuk membahas mengenai sejarah
perkembangan kegiatan pembelajaran dari waktu ke waktu.
1
1.2 Tujuan
a. Mengenal sejarah perkembangan kegiatan pembelajaran;
b. Mengetahui hakikat dari pembelajaran;
c. Mengetahui teori pembelajaran;
2
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan salah satu sub sistem dari sistem pendidikan.
Lefran Cois (1988; 370) pada Martinis berpendapat bahwa pembelajaran
merupakan persiapan kejadian-kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar
dalam rangka memudahkan pebelajar belajar, menyimpan atau mentransfer
pengetahuan atau keterampilan.
Menurut Yusufhadi Miarso (2004; 545) pada Martinis, pembelajaran
adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain
belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.
Smith dan Ragan (1993; 4) pada Martinis menyatakan bahwa
pembelajaran adalah desain dan pengembangan penyajian informasi dan
aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu. Walter (1996;
96-97) pada Martnis mendefinisikan pembelajaran sebagai intervensi
pendidikan yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu, bahan atau prosedur
yang ditargetkan pada pencapaian tujuan tersebut, dan pengukuran yang
menentukan perubahan yang diinginkan pada perilaku.
2.2 Perkembangan Kegiatan Pembelajaran
Dalam perkembangan pembelajaran, interaksi antar manusia, dapat terjadi
dalam berbagai kehidupan serta di berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan
perkembangan pembelajaran dapat diwujudkan melalui interaksi antar peserta
3
didik, interaksi antara peserta didik dengan guru, interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, interaksi antara guru dengan sesama rekan,
interaksi antara guru dengan masyarakat di sekitar lingkungannya.
Perkembangan pembelajaran atas seseorang melibatkan proses berpikir,
dalam membangun serta mengembangkan suasana dialogis melalui interaksi
tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus serta berkesinambungan
guna menghasilkan kemampuan berpikir untuk memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan yang dapat membantu seseorang menemukan konsep diri serta
jati dirinya sehingga memiliki kepiawaian dalam mengkontruksi diri.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perkembangan pembelajaran
yang terjadi pada seseorang dapat dilakukan di suatu ruang dan waktu tertentu
atau di luar termasuk di dalamnya pada lingkungan dimana seseorang berada.
Untuk dapat menciptakan suasana perkembangan pembelajaran secara
efektif serta kondusif yang dilakukan di dalam suatu ruang tertentu maka
diperlukan seseorang dalam kapasitas sebagai pengajar (guru), yang
diharapkan dapat berperan sebagai pencipta suasana belajar sedemikian rupa
sehingga proses pembelajaran peserta didik di kelas tampak efektif serta
kondusif.
1. Pembelajaran Merupakan Proses.
Berbicara mengenai perkembangan pembelajaran adalah berbicara
mengenai pengetahuan yang harus di miliki serta di kuasai oleh
seseorang untuk mencapai kehidupan yang layak, manusia sebagai
4
individu memiliki sifat-sifat yang komplek agar mampu bersosialisasi
serta mengaktualisasikan dirinya di lingkungan masyarakat tempat
dimana individu itu bertempat tinggal.
Pembelajaran juga merupakan transper budaya, mengingat
pembelajaran dengan sendirinya diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mengarah pada pewarisan budaya dari suatu generasi ke genersi
berikutnya yang turun temurun serta berkelanjutan, melalui pendidikan
kita dapat mentrasfer nilai-nilai budaya seperti kejujuran, tanggung
jawab serta kesiapan untuk kehidupan di masyarakat. Pendidikan
memiliki tugas untuk menyiapkan individu-individu sebagai obyek
yang merupakan sasaran utama untuk kelangsungan bangsa pada masa
yang akan datang. Dalam hal ini ketika Pendidikan merupakan suatu
gambaran dari transfermasi budaya maka dapat kita katakan bahwa
sistem pendidikan adalah merupakan sub sistem dari sistem
pembangunan nasional yang harus singkron dengan GBHN dengan
memberikan tekanan pada upaya untuk melestarikan serta
mengembangkan budaya yaitu : (BP.7. Pusat,1990: 109-110).
a. Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah
perwujudan cipta, rasa karsa bangsa Indonesia.
b. Kebudayaan nasional yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa
terus di pelihara, dibina, dan dikembangkan sehingga mampu
menjadi penggerak bagi perwujudan cita-cita bangsa di masa depan.
5
c. Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-
nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai luar
yang yang positif dan yang diperlukan bagi pembaruan dalam proses
pembangunan.
d. Perlu terus diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan
berkembangnya disiplin nasional serta sikap budaya yang mampu
menjawab tantangan pembangunan dengan di kembangkan pranata
social yang dapat mendukung proses pemantapan budaya bangsa.
e. Usaha pembaruan bangsa perlu dilanjutkan di segala bidang
kehidupan, bidang ekonomi, dan sosial budaya.
2. Perkembangan Pembelajaran Merupakan Proses Pembentukan
Jati Diri
Pembelajaran yang berlangsung dan berkesinambungan dapat pula
diartikan sebagai media untuk pembentukan jati diri, dimana secara
proses dilakukan secara sistimatis serta sistemik yang diarahkan pada
pembentukan karakter serta jati diri sehingga individu yang
bersangkutan memiliki kepribadian, yang berlangsung di dalam situasi
serta kondisi kehidupan sosial di lingkungan masyarakat sekitarnya
melalui interaksi sosial sehingga terjalin hubungan saling
ketergantungan satu sama lain.
Satu sisi proses pembentukan pribadi serta jati diri seseorang terdiri dari
pembentulan masa kelahiran sampai balita, dan pembentukan masa
6
menuju ke arah pendewasaan, hal ini merupakan proses yang
berlangsung secara alami serta mutlak di jalani oleh setiap individu.
Pembentukan pribadi seseorang di alami melalui pengembangan
diri sehingga memiliki kualitas kepribadian yang di peroleh baik
melalui pendidikan atau pada lingkungan dimana individu yang
bersangkutan bersosialisasi dengan berbagai kendala serta tantangan
dalam mengarungi hidup serta kehidupan yang di alaminya serta
dijadikan pembelajaran sebagai upaya dalam proses pengembangan
kepribadian yang mandiri yang kesemuanya sejalan dengan prroses
perkembangan secara fisik yang alami pula.
Pendidikan diartikan juga sebagai kehidupan dalam arti luas,
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala
situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu
(Mudyaharjo,2001:3)
Dalam hal ini jelas bahwa manusia sebagai makhluk sosial dan
sebagai individu di tuntut secara sadar harus belajar dalam artian bagian
dari upaya untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan adalah melalui
pendidikan yang di tugaskan untuk menyiapkan peserta didik sebagai
pewaris budaya agar menjadi generasi muda yang produktif, handal dan
siap untuk dipasarkan, Dalam hai ini melalui pembelajaran maka
pendidikan disiapkan untuk membekali peserta didik dengan
7
pembentukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan untuk kelangsungan
hidup bagi peserta didik yang bersangkutan kelak kemudian hari.
Ada beberapa komponen dalam pembangunan pendidikan
diantaranya : pendidikan harus dapat menciptakan iklim budaya yang
memuat komitmen sumber daya manusia, Pendidikan harus mampu
membentuk akhlak mulia, berbudi pekerti luhur,demokratis,
berkeahlian, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berkeahlian
serta berdaya saing maju sehingga sejahtera, mengingat masyarakat
yang sejahtera adalah dimana dilingkungan wilayah tersebut
masyarakatnya telah benar-benar berpengetahuan dan mempunyai
pengetahuan akan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan
berdisiplin.
2.3 Kegiatan Pembelajaran Dari Waktu ke Waktu
Terdapat banyak macam kegiatan pembelajaran yang dikenal
sepanjang sejarah perkembangan strategi pembelajaran. Pada tahap
awal dikenal kegiatan pembelajaran yang berupa magang yaitu kegiatan
pembelajaran yang paling tua di dunia, dan bentuk kegiatan
pembelajaran magang pada umumnya masih bertahan sampai sekarang.
Magang semula adalah kegiatan pembelajaran peserta didik secara
perorangan telah dikembangkan menjadi kegiatan pembelajaran peserta
didik secara kelompok yang muncul sejak abad pertengahan yang
dilakukan terutama oleh perkumpulan serikat-serikat sekerja. Pada
perjalanan kemudian dengan semakin berkembangnya serikat kerja,
8
magang sebagai kegiatan pembelajaran kelompok mengalami
perubahan bentuk menjadi pelatihan (training) yang dikenal seperti
sekarang ini (Sudjana, 2005:7).
Mengenai pelatihan itu sendiri lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa
pelatihan merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik
terhadap peserta didik di tempat atau panti pelatihan yang tersedia atau
disediakan untuk kegiatan pelatihan seperti di tempat kerja, kantor,
bangunan umum, dan sekolah. Pada perkembangan kemudian, kegiatan
pembelajaran sering dilakukan dalam ruangan khusus yang disebut
kelas yang memiliki keuntungan yang berupa, pertama, pembelajaran di
kelas lebih efektif karena didukung oleh fasilitas, alat bantu, dan situasi
pembelajaran yang kondusif, kedua, hubungan antara pendidikan dan
peserta didik dengan bahan belajar dan lingkungan belajar semakin
jelas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pelatihan sebagai
pengembangan dari magang merupakan pembelajaran peserta didik
secara bekelompok yang memiliki karakteristik tersendiri dan
umumnya dilakukan di dalam ruangan atau ruang kelas pada tempat
pelatihan.
Pembelajaran di dalam kelas merupakan pengembangan lebih
lanjut dari kegiatan belajar magang dan pelatihan. Pembelajaran di
dalam kelas berkembang sangat pesat di dunia pendidikan formal yang
kemudian diikuti pengembangannya di dunia pendidikan nonformal.
Pada tahap lebih lanjut pembelajaran di dalam kelas didampingi oleh
9
pembelajaran mandiri melalui berbagai fasilitas modul pembelajaran
sehingga kemudian dikembangkan pula apa yang disebut pembelajaran
jarak jauh. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pendidikan, membawa perkembangan pembelajaran dengan
memanfaatkan media internet, maka dikenal kemudian dengan e-
learning (belajar melalui pemanfaatan internet dan sejenisnya).
Dalam konteks pendidikan kesetaraan, model pembelajaran atau
layanan pembelajaran dikembangkan bervariasi sesuai kemajuan teori
pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Dikenal dalam pendidikan
kesetaraan: (1) model layanan pembelajaran langsung yaitu layanan
pembelajaran secara langsung, (2) lumbung sumber belajar yaitu
narasumber sebagai pemandu komunitas dalam menggerakan
pendidikan kesetaraan, (3) pangkalan belajar yaitu tempat mangkal para
tutor keliling, kelas berjalan, atau motor pembelajaran yang
menghubungkan titik-titik penyangga, (4) layanan pendidikan bergerak
atau kelas berjalan sebagai pelayanan pendidikan dengan sistem jemput
bola yang dilakukan oleh tutor pada peserta didik dari suatu tempat ke
tempat yang lain, dan (5) E-learning yaitu pembelajaran pendidikan
kesetaraan secara on-line sebagai alternatif bagi peserta didik yang
relatif sulit untuk bertemu langsung dengan tutor atau meninggalkan
tempat kerjanya (Ella Yulaelawati, 2007).
2.4 Hakikat Pembelajaran
10
Menurut aliran behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
atau stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan
memahami sesuatu yang sedang dipelajari (Darsono, 2000; 24). Adapun
humanistik mendeskripsikan pembelajaran sebagai memberikan kebebasan
kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai
dengan minat dan kemampuannya (Sugandi, 2004; 9).
Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik
setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari
sekitarnya. Pada dasarnya, semua siswa memiliki gagasan atau pengetahuan
awal yang sudah terbangun dalam wujud skemata. Dari pengetahuan awal dan
pengalaman yang ada, siswa menggunakan informasi yang berasal dari
lingkungannya dalam rangka mengonstruksi interpretasi pribadi serta makna-
maknanya. Makna dibangun ketika guru memberikan permasalahan yang
relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya,
memberi kesempatan kepada siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri. Untuk membangun makna tersebut, proses belajar mengajar berpusat
pada siswa.
2.5 Perkembangan Pembelajaran di Indonesia
Perkembangan pendidikan di Indonesia tidak luput dari adanya sistem
kurikulum yang dibentuk pemerintah Indonesia.kurikulum kerap berubah
setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan
11
Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional
telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Perubahan tersebut merupakan
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab,
kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang
sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok
dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Adapun
kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia yaitu:
1. Rencana Pelajaran 1947
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
3. Kurikulum 1968
4. Kurikulum 1975
5. Kurikulum 1984
6. Kuriukulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 (CBSA)
7. Kurikulum 2004 (KBK)
8. Kurikulum 2006 (KTSP)
9. Kurikulum 2013
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran adalah usaha yang disengaja dan terkendali agar orang lain
belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.
Perkembangan kegiatan pembelajaran di mulai dari interaksi, baik interaksi
antara peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan lingkungan,
guru dengnan rekan , dan guru dengan masyarakat di lingkungan sekitar. Dengan
adanya interaksi, proses perkembangan pembelajaran dimulai dari proses berpikir
yang kemudian akan terjadi dialog dan dilanjutkan dengan Tanya jawab yang
meningkatkan kemampuan berpikir sehingga menghasiilkan sebuah ilmu. Ilmu
tersebut yang akan membantu seseorang dalam menemukan jati diri.
Proses perkembangan pembelajaran tentu memerlukan sebuah lingkungan
yang efektif dan kondusif. Untuk menciptakan lingkungan tersebut diperlukan
keahlian seorang guru. Dalam proses perkembangan pembelajaran terdapat suatu
proses transfer budaya dari generasi ke generasi selanjutnya seperti kejujuran,
tanggung jawab, disiplin, dll. Dari proses itulah terbentuk suatu kepribadian yang
diperlukan dalam kehidupan sosial.
Dalam pembentukan perkembangan pembelajaran tentu harus
memperhatikan hakikat pendidikan itu sendiri. Menurut aliran behavioristik,
pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Menurut aliran kognitif,
pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
14
berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari.
Sedangkan menurut aliran humanistik, pembelajaran sebagai upaya memberikan
kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya
sesuai dengan minat dan kemampuannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. GP Press
Group : Jakarta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia : Bandung
http://bagusyogohutomo.blogspot.com/2013/05/perkembangan-dunia-pendidikan-
negara.html
16
17
Recommended