View
253
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KEEFEKTIFAN MODEL TIME TOKEN
BERBANTU MEDIA KARIKATUR
TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn
KELAS V SD NEGERI PANGGUNG 11 KOTA TEGAL
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Novita Mariana
1401413134
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada
skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, Juli 2017
Novita Mariana
1401413134
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
di : Tegal
hari,tanggal : 10 Juli 2017
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Keefektifan Model Time Token Berbantu Media
Karikatur terhadap Motivasi dan Hasil Belajar PKn Kelas V SD Negeri
Panggung 11 Kota Tegal oleh Novita Mariana 1401413134, telah dipertahankan di
hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 2 Agustus 2017.
PANITIA UJIAN
Ketua
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang
lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8)
Ilmu tanpa akal ibarat seperti memiliki sepatu tanpa kaki. Dan akal tanpa ilmu
ibarat seperti memiliki kaki tanpa sepatu (Ali bin Abi Thalib).
Life is like riding a bicycle. To keep your balance , you must keep moving
(Albert Einstein)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tuaku
tercinta Bapak Beno dan Ibu Sapuroh (Almh) yang telah
memberi kasih sayang yang begitu besar, Kakak-kakak
dan Adikku tercinta Neli Purwanti, Leli Nurhidayah,
Shinta Mellasari, dan Benni Saputra yang selalu
memotivasi saya, Keponakanku tercinta Faezya Al-Fatih
Sudarmo dan Anindya Fauziah Sudarmo yang selalu
menghiburku.
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul”Keefektifan Model Time Token berbantu Media Karikatur terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar PKn Kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal”.
Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi,
tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dukungan, dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan untuk belajar di Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah mengijinkan melaksanakan penelitian.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan untuk
memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.
4. Drs. Utoyo, M.Pd. Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah memfasilitasi pemberian ijin untuk
melakukan penelitian.
vii
5. Dr. Kurotul Aeni, S.Pd., M.Pd. dan Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., sebagai
dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberi
motivasi yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi.
6. Darto, S.Pd.I. dan Surati, S.Pd., sebagai Kepala SD Panggung 10 dan SD
Panggung 11 Kota Tegal yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan
penelitian.
7. Sarwono, S.Pd. dan Sakina Prebawaningrum, S.Pd., sebagai guru SD
Panggung 10 dan SD Panggung 11 Kota Tegal yang telah memberi waktu,
partisipasi, dan bimbingan dalam membantu penulis melaksanakan
penelitian.
8. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
UNNES angkatan 2013 yang saling memberi semangat dan motivasi.
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca guna peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Tegal, Juli 2017
Penulis
viii
ABSTRAK
Mariana, Novita. 2017. Keefektifan Model Time Token Berbantu Media Karikatur
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar PKn Kelas V SD Negeri Panggung
11 Kota Tegal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing:
Dr. Kurotul Aeni, S.Pd., M.Pd. dan Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.
Kata Kunci: hasil belajar; model Time Token berbantu media karikatur; motivasi
belajar;
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran wajib yang
terdapat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter Pancasila.
Pembelajaran PKn selama ini masih berpusat pada guru. Pembelajaran belum
melibatkan siswa secara maksimal. Hal tersebut menjadikan siswa mudah bosan
dan kurang tertarik dengan pembelajaran PKn. Kurangnya ketertarikan siswa
terhadap pembelajaran akan berpengaruh pada hasil belajar. Model Time Token
berbantu media karikatur dapat menjadi model alternatif dalam pembelajaran
PKn. Penerapan model Time Token berbantu media karikatur dapat mendorong
siswa aktif dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan mengetahui keefektifan
model Time Token berbantu media karikatur terhadap motivasi dan hasil belajar
PKn kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal.
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi
experimental bentuk nonequivalent control group design. Populasi berjumlah 62
siswa terdiri dari 32 siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 KotaTegal dan 30
siswa kelas V SD Negeri Panggung 10 Kota Tegal. Teknik penentuan sampel
yang digunakan yaitu teknik sampling jenuh. Seluruh populasi digunakan sebagai
sampel penelitian. Analisis statistik yang digunakan yaitu pearson correlation
untuk uji validitas dan Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas instrumen. Metode
Lilliefors untuk menguji normalitas data, metode independent sample t test untuk
uji homogenitas, uji t dan uji pihak kanan untuk uji hipotesis.
Hasil uji hipotesis motivasi belajar siswa menggunakan uji t diketahui bahwa
thitung > ttabel (2,848 > 2,000) dengan nilai signifikansi 0,006 < 0,05, sedangkan uji
hipotesis hasil belajar siswa menunjukkan hasil thitung > ttabel ( 2,031 > 2,000)
dengan signifikansi 0,047 < 0,05. Sementara hasil uji hipotesis data motivasi
belajar siswa menggunakan uji pihak kanan menunjukkan bahwa bahwa thitung >
ttabel (4,660 > 1,696) dengan signifikansi 0,000 < 0,05 sedangkan hasil uji
hipotesis hasil belajar siswa menunjukkan bahwa thitung > ttabel (3,497 > 1,696)
dengan signifkansi 0,001< 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa penerapan model Time Token berbantu media karikatur efektif terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa. Model Time Token memerlukan alokasi waktu
yang panjang untuk itu, guru harus disiplin dalam penggunaan waktu sehingga
rencana pembelajaran yang sudah direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
Siswa hendaknya dapat memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-
baiknya. Demi kemajuan kualitas pendidikan hendaknya dilakukan pengawasan
berkala terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul... ................................................................................................................. i
Pernyataan Keaslian ............................................................................................ ii
Persetujuan Pembimbing ..................................................................................... iii
Pengesahan .......................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ...................................................................................... v
Prakata..... ............................................................................................................ vi
Abstrak...... .......................................................................................................... viii
Daftar Isi.............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii
Daftar Gambar ..................................................................................................... xv
Daftar Lampiran .................................................................................................. xvi
BAB
1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 9
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................. 10
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 10
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 11
1.5.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 12
1. 5.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 13
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 14
1.6.1 Manfaat Teoritis .................................................................................... 14
1.6.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 14
2 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 16
2.1 Landasan Teori ...................................................................................... 16
2.1.1 Belajar ................................................................................................... 16
x
2.1.2 Pembelajaran ......................................................................................... 17
2.1.3 Faktor yang Memengaruhi Belajar........................................................ 19
2.1.4 Model Pembelajaran ............................................................................. 20
2.1.5 Model Pembelajaran Time Token .......................................................... 21
2.1.6 Media Pembelajaran .............................................................................. 25
2.1.7 Konsep Dasar Karikatur ........................................................................ 27
2,1.8 Hakikat Motivasi Belajar ...................................................................... 31
2.1.9 Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran .............................. 32
2.1.10 PKn di Sekolah Dasar ........................................................................... 33
2.1.11 Materi Keputusan Bersama di SD ......................................................... 36
2.1.12 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ....................................................... 39
2.1.13 Hasil Belajar .......................................................................................... 42
2.2 Penelitian yang Relevan ........................................................................ 44
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 49
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 51
3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 53
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 53
3.1.1 Prosedur Penelitian............................................................................... 54
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 60
3.2.1 Populasi ................................................................................................. 60
3.2.2 Sampel ................................................................................................... 61
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 61
3.3.1 Variabel Bebas ..................................................................................... 61
3.3.2 Variabel Terikat ................................................................................... 61
3.4 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 62
3.4.1 Variabel Model Time Token Berbantu Media Karikatur....................... 63
3.4.2 Variabel Motivasi Belajar Siswa ........................................................... 63
3.4.3 Variabel Hasil Belajar Siswa ............................................................... 64
3.5 Data Penelitian ..................................................................................... 65
3.5.1 Sumber Data .......................................................................................... 65
3.5.2 Jenis Data .............................................................................................. 66
xi
3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 66
3.6.1 Wawancara Tidak Terstruktur............................................................... 66
3.6.2 Observasi ............................................................................................... 66
3.6.3 Dokumentasi ......................................................................................... 67
3.6.4 Kuesioner (Angket) ............................................................................... 68
3.6.5 Tes ......................................................................................................... 68
3.7 Instrumen Penelitian.............................................................................. 69
3.7.1 Instrumen Penelitian Kualitatif (Non-tes) ............................................ 69
3.7.2 Instrumen Penelitian Kuantitatif (Tes) ................................................. 73
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................ 79
3.8.1 Analisis Deskripsi Data ........................................................................ 79
3.8.2 Teknik Analisis Statistik Data Hasil Penelitian.................................... 82
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 88
4.1 Objek Penelitian ................................................................................... 88
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...................................................... 88
4.1.2 Kondisi Responden ............................................................................... 89
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 91
4.2.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen .......................................................... 92
4.2.2 Pembelajaran Kelas Kontrol ................................................................. 96
4.3 Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................. 99
4.3.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Model Time Token .......................... 100
4.3.2 Analisis DataPretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Data Awal) ........................................................................................... 101
4.3.3 Deskripsi Data Variabel Motivasi Belajar Siswa .................................. 104
4.3.4 Deskripsi Data Variabel Hasil Belajar Siswa (Data Akhir).................. 115
4.4 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ................................................ 118
4.4.1 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 119
4.4.2 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ................................................... 125
4.5 Pembahasan .......................................................................................... 133
4.5.1 Variabel Model Time Token Berbantu Media Karikatur .................... 134
4.5.2 Variabel Motivasi Belajar Siswa ........................................................ 137
xii
4.5.3 Variabel Hasil Belajar Siswa .............................................................. 141
4.5.4 Perbedaan Motivasi Belajar Siswa dengan Penerapan Model
Time Token Berbantu Media Karikatur .............................................. 144
4.5.5 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model
Time Token Berbantu Media Karikatur .............................................. 146
4.5.6 Keefektifan Model Time Token Berbantu Media Karikatur
terhadap Motivasi Belajar Siswa ........................................................ 147
4.5.7 Keefektifan Model Time Token Berbantu Media Karikatur
terhadap Hasil Belajar Siswa .............................................................. 148
5. PENUTUP .......................................................................................... 149
5.1 Simpulan ............................................................................................. 149
5.2 Saran ................................................................................................... 151
5.2.1 Bagi Guru ........................................................................................... 152
5.2.2 Bagi Siswa .......................................................................................... 153
5.2.3 Bagi Sekolah ....................................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 155
LAMPIRAN ........................................................................................................ 159
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Perlakuan yang Diberikan pada Penelitian ......................................... 59
3.2 Penskoran Skala Likert ....................................................................... 71
3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar ....... 73
3.4 Kisi-kisi Soal Uji Coba Tes ................................................................ 74
3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Soal Uji Coba ........................................ 76
3.6 Kriteria Interprestasi Skor Angket ...................................................... 82
4.1 Kondisi Responden Berdasarkan Umur ............................................. 90
4.2 Nilai Pengamatan Model Time Token ................................................. 101
4.3 Deskripsi Data Pretest PKn Siswa ..................................................... 101
4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest PKn Siswa .................................... 102
4.5 Deskripsi Data Motivasi Belajar PKn Siswa ...................................... 104
4.6 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar PKn Siswa ..................... 105
4.7 Kategori Skor Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas Eksperimen ......... 107
4.8 Kategori Skor Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas Kontrol ................ 108
4.9 Kriteria Motivasi Belajar PKn Per Siswa ........................................... 109
4.10 Rekapitulasi Persentase Motivasi Belajar PKn Siswa
Per Indikator Kelas Eksperimen ......................................................... 111
4.11 Rekapitulasi Persentase Motivasi Belajar PKn Siswa
Per Indikator Kelas Kontrol ................................................................ 113
4.12 Paparan Data Hasil Belajar PKn Siswa (Data Akhir) ......................... 116
4.13 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Siswa ................................... 117
4.14 Uji Normalitas Data Pretest PKn Siswa Kelas Eksperimen ............... 120
4.15 Uji Normalitas Data Pretest PKn Siswa Kelas Kontrol ..................... 120
4.16 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar PKn Siswa
Kelas Eksperimen ............................................................................... 120
4.1.7 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar PKn Siswa
Kelas Kontrol ...................................................................................... 121
4.18 Uji Normalitas Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Eksperimen ..... 121
xiv
4.19 Uji Normalitas Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Kontrol ............ 122
4.20 Uji Homogenitas Data Pretest PKn Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ............................................................................... 122
4.21 Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar PKn Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................................... 123
4.22 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar PKn Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................................... 124
4.23 Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Pretest PKn Siswa .............................. 125
4.24 Uji Perbedaan Data Motivasi Belajar PKn Siswa .............................. 127
4.25 Uji Perbedaan Data Hasil Belajar PKn Siswa .................................... 128
4.26 Uji Keefektifan Data Motivasi Belajar PKn Siswa ............................ 130
4.27 Uji Keefektifan Data Hasil Belajar PKn Siswa .................................. 132
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................ 50
3.1 Desain Penelitian Nonequivalen Control Group Desain ........................ 53
4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ........... 103
4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol .................. 103
4.3 Histogram Data Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas Eksperimen ........... 106
4.4 Histogram Data Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas Kontrol.................. 106
4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Eksperimen .......... 117
4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Kontrol ................. 118
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ................................................... 159
2. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol .......................................................... 160
3. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ........................................................ 161
4. Nilai Angket Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas Eksperimen................ 162
5. Nilai Angket Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas Kontrol ...................... 163
6. Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 164
7. Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Kontrol.................................................. 165
8. Silabus Pembelajaran .............................................................................. 166
9. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen....................... 167
10. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol ............................. 170
11. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1 ................................................ 172
12. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2 ................................................ 180
13. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1 ....................................................... 188
14. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2 ....................................................... 192
15. Materi Ajar kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan Ke-1 .................. 196
16. Materi Ajar kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan Ke-2 .................. 199
17. Kisi-kisi Soal Evaluasi PKn Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pertemuan Ke-1 ....................................................................................... 201
18. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pertemuan Ke-1 ....................................................................................... 202
19. Kisi-kisi Soal Evaluasi PKn Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pertemuan Ke-2 ....................................................................................... 204
20. Soal Evaluasi PKn dan Kunci Jawaban Kelas Eksperimen
dan Kontrol Pertemuan Ke-2 ................................................................... 205
21. Pedoman Pengamatan Pelaksanaan Model Time Token .......................... 206
22. Lembar Pengamatan Model Time Token Pertemuan 1 ............................ 210
xvii
23. Lembar Pengamatan Model Time Token Pertemuan 2 ............................ 211
24. Rekapitulasi Pengamatan Model Time Token .......................................... 212
25. Pedoman Pengamatan Pelaksanaan Model Konvensional ...................... 213
26. Lembar Pengamatan Model Konvensional Pertemuan 1 ........................ 215
27. Lembar Pengamatan Model Konvensional Pertemuan 2 ........................ 216
28. Rekapitulasi Pengamatan Model Konvensional ...................................... 217
29. Kisi-kisi Soal Uji Coba ........................................................................... 218
30. Soal Uji Coba .......................................................................................... 221
31. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 230
32. Soal Pretest dan Postest Kelas eksperimen dan Kontrol......................... 233
33. Telaah Soal Pilihan Ganda Tim Ahli 1 .................................................... 238
34. Telaah Soal Pilihan Ganda Tim Ahli 2 .................................................... 242
35. Telaah Soal Pilihan Ganda Tim Ahli 3 .................................................... 246
36. Kisi-kisi Uji Coba Angket Motivasi Belajar PKn Siswa ......................... 250
37. Lembar Uji Coba Angket Motivasi Belajar PKn Siswa .......................... 251
38. Lembar Angket Motivasi Belajar PKn Siswa ......................................... 255
39. Lembar Validitas Butir Penyataan Angket Motivasi Belajar PKn
Siswa ....................................................................................................... 258
40. Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ................. 261
41. Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Data Pretest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 262
42. Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Data Postest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 263
43. Tabulasi Hasil Uji Coba Soal Pilihan Ganda .......................................... 264
44. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi Belajar PKn Siswa ............. 266
45. Output SPSS Versi 21 Uji Validitas Angket Motivasi Belajar
PKn Siswa ............................................................................................... 267
46. Output SPSS Versi 21 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar
PKn Siswa ............................................................................................... 270
47. Tabulasi Hasil Uji Coba Soal Pilihan Ganda .......................................... 271
48. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Pilihan Ganda ........................................ 273
xviii
49. Output SPSS Versi 21 Uji Validitas Soal Pilihan Ganda ......................... 274
50. Output SPSS Versi 21 Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda .................... 277
51. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda.............................. 278
52. Rekapitulasi Daya Beda Soal Pilihan Ganda .......................................... 279
53. Output SPSS Versi 21 Uji Normalitas Data Pretest ................................ 280
54. Output SPSS Versi 21 Uji Homogenitas Data Pretest ............................ 281
55. Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretest Siswa ........................................... 282
56. Output SPSS Versi 21 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar PKn
Siswa ....................................................................................................... 283
57. Output SPSS Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar PKn
Siswa ....................................................................................................... 284
58. Output SPSS Versi 21 Uji Perbedaan Data Motivasi Belajar
PKn Siswa ............................................................................................... 285
59. Output SPSS Versi 21 Uji Keefektifan Data Motivasi Belajar
PKn Siswa ............................................................................................... 286
60. Output SPSS Versi 21 Uji Normalitas Data Hasil Belajar
PKn Siswa ............................................................................................... 287
61. Output SPSS Versi 21 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar PKn
Siswa ....................................................................................................... 288
62. Output SPSS Versi 21 Uji Perbedaan Data Hasil Belajar
PKn Siswa .............................................................................................. 289
63. Output SPSS Versi 21 Uji Keefektifan Data Hasil Belajar
PKn Siswa ............................................................................................... 290
64. Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur .................................................. 291
65. Tabulasi Jawaban Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ...................... 292
66. Tabulasi Jawaban Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ............................ 294
67. Tabulasi Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen .................. 296
68. Tabulasi Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen .................. 298
69. Tabulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen ............................................... 300
70. Tabulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol ...................................................... 302
71. Dokumentasi Pembelajaran Time Token ................................................. 304
xix
72. Dokumentasi Pembelajaran Konvensional ............................................. 306
73. Sampel Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen .............................. 307
74. Sampel Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol ..................................... 308
75. Surat Ijin Penelitian dari Koordinator PGSD Tegal ................................ 309
76. Surat Rekomendasi Permohonan Ijin Riset BAPPEDA ......................... 310
77. Surat Keterangan telah Melaksanakan Uji Coba Instrumen ................... 311
78. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
di SDN Panggung 11Kota Tegal ............................................................. 312
79. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
di SDN Panggung 10 Kota Tegal ............................................................ 313
.............................................................................................................................
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian. Berikut penjelasan selengkapnya.
1.1 Latar Belakang Masalah
Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak
yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, mulai dari penyempurnaan
kurikulum pendidikan, peningkatan kualitas tenaga pendidik, hingga perbaikan
sarana pendidikan. Upaya tersebut, dilakukan dengan berlandaskan kesadaran
akan pentingnya peran pendidikan bagi kemajuan bangsa di masa yang akan
datang. Munib (2012: 27) menyatakan bahwa, “Pendidikan mengemban tugas
untuk menghasilkan manusia sebagai individu yang berbudaya, cerdas dan
memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat”. Pernyataan tersebut, sejalan dengan pengertian pendidikan yang
tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
2
Berdasarkan pendapat Munib dan pengertian pendidikan yang tercantum
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai sarana
pengembangan sumber daya manusia (SDM) sekaligus sarana pengembangan
karakter bangsa sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pengembangan SDM dan karakter bangsa tidak dapat dipisahkan. Kedua hal
tersebut akan memengaruhi masa depan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Pengembangan SDM yang diikuti dengan pengembangan
karakter yang baik akan membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara,
sebaliknya apabila pengembangan SDM tidak diikuti dengan pengembangan
karakter yang baik dapat mengancam masa depan bangsa dan negara. Usaha dan
kerjasama dari berbagai pihak terkait perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia
sangat diperlukan, demi terciptanya generasi penerus bangsa yang cerdas dan
berkarakter Pancasila.
Setiap usaha pendidikan, harus dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (UU RI Nomor 20
Tahun 2003: 5)
3
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, tampak bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memiliki tujuan menjadikan
bangsa Indonesia manusia yang cerdas, religius dan berakhlak mulia. Setiap
penyelenggara pendidikan khususnya pendidikan formal harus merancang
program pendidikan dengan sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan nasional dapat
tercapai. Rancangan program pendidikan tersebut akan dijadikan pedoman bagi
guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) mencakup beberapa mata pelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa,
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Winataputra (2009: 1.15) menjelaskan lebih lanjut mengenai tujuan
pembelajaran PKn. Tujuan pembelajaran PKn adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
(a) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan, (b) berpartisipasi secara aktif dan
bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi, (c)
berkembang secara positif dan demokratis, untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa lain, (d) berinteraksi dengan bangsa-
bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Kesimpulan dari uraian tersebut adalah bahwa mata pelajaran PKn
merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, artinya mata
4
pelajaran tersebut bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada nilai-nilai budaya
bangsa dan diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
bermasyarakat. Mengingat pentingnya peranan PKn sebagai mata pelajaran
pembentukan watak dan karakter bangsa, maka mata pelajaran tersebut tetap
dipertahankan dalam kurikulum pendidikan dasar maupun kurikulum pendidikan
di perguruan tinggi.
Mata Pelajaran PKn berdasarkan struktur kurikulum SD/MI khususnya
pada kelas tinggi, mendapat alokasi waktu dua jam pelajaran setiap minggunya.
Durasi untuk satu jam pelajaran adalah 35 menit. Jumlah minggu efektif dalam
satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu. Dalam jangka waktu
tersebut, guru harus menyampaikan semua materi pelajaran PKn dengan berbagai
pokok bahasan yang ada kepada siswa termasuk penyelenggaraan tes baik
formatif maupun tes sumatif. Guru berperan penting dalam penciptaan proses
pembelajaran yang efektif, seperti halnya yang dikemukakan oleh Rifa’i dan Anni
(2012: 65) bahwa, “Efektivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik di
sekolah tidak semata-mata ditentukan derajat pemilikan potensi peserta didik
yang bersangkutan, melainkan juga lingkungan, terutama pendidik yang
profesional”.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh potensi yang dimiliki siswa.
Lingkungan belajar serta cara guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran juga turut menentukan keberhasilan belajar siswa. Namun sangat
disayangkan bahwa dalam pelaksanaanya mata pelajaran PKn masih mengalami
5
beberapa keterbataan dan kendala yang disebabkan karena beberapa faktor baik
faktor guru, siswa, sarana dan prasarana, serta lingkungan belajar sehingga
mengakibatkan keberhasilan belajar seringkali tidak tercapai secara maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sakina Prebawaningrum, S.Pd. guru
kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal dan hasil observasi pada hari Senin
tanggal 16 Januari 2017 pukul 09.00-11.00 WIB diketahui bahwa proses
pembelajaran PKn di kelas masih menerapkan model konvensional. Guru masih
menjadi sentral dalam pembelajaran. Komunikasi pembelajaran di kelas masih
bersifat satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Penggunaan model dan media pada
pembelajaran PKn kurang dimaksimalkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran di
kelas lebih banyak diisi dengan mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi,
dan mengerjakan tugas sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk
mengungkapkan gagasan yang dimilikinya. Kegiatan yang terkesan monoton
tersebut mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang berinteraksi dengan siswa
lainnya. Kemudian masih ditemukan siswa yang mengobrol dan mengantuk saat
berlangsungnya pembelajaran PKn. KKM untuk mata pelajaran PKn di SD
tersebut adalah 75. Berdasarkan hasil ulangan akhir semester gasal kelas V tahun
ajaran 2016/ 2017 diketahui masih terdapat siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM.
Kondisi yang terjadi di kelas tersebut, tidak selaras dengan karakteristik
pembelajaran PKn paradigma baru. Winataputra (2012:1.3) menjelaskan
mengenai karakteristik pembelajaran PKn paradigma baru yaitu, membelajarkan
dan melatih siswa berpikir kritis, membawa siswa mengenal, memilih, dan
6
memecahkan masalah serta melatih siswa dalam berpikir sesuai dengan metode
ilmiah dan keterampilan sosial yang sejalan dengan pendekatan inkuiri.
Guru perlu melakukan suatu usaha agar pembelajaran PKn dapat terlaksana
dengan baik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut. Usaha yang dapat
dilakukan guru adalah membuat suatu variasi pembelajaran. Guru dituntut lebih
cerdas dan kreatif dalam membuat variasi pembelajaran. Salah satu cara untuk
mengadakan variasi pembelajaran adalah menerapkan model pembelajaran
didukung dengan penggunaan media. Menurut Kurniasih dan Sani (2015: 20),
suatu model pembelajaran dapat berfungsi secara efektif apabila guru
memerhatikan kondisi, bahan pelajaran serta sumber belajar. Hal tersebut
dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
PKn adalah model pembelajaran Time Token. Kurniasih dan Sani (2015: 107)
menjelaskan bahwa, model Time Token merupakan model pembelajaran
kooperatif yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan partisipasi
peserta didik. Model tersebut merupakan contoh penerapan pembelajaran yang
demokratis di sekolah. Pada tahun 1998 model Time Token pernah digunakan oleh
Arend dengan tujuan melatih dan mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Penerapan model Time Token menuntut siswa untuk aktif berpartisipasi dalam
pembelajaran. Siswa memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam pembelajaran.
Siswa memiliki kewajiban untuk mengemukakan pendapat sekaligus memiliki
hak untuk dihargai pendapatnya. Kesadaran siswa akan hak dan kewajibannya
membuat siswa lebih bertanggungjawab saat mengikuti pembelajaran.
7
Model Time Token dalam penelitian ini, akan didukung dengan penggunaan
media pembelajaran. Asra, dkk (2007: 5.5) berpendapat bahwa media
pembelajaran dapat melengkapi dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran,
meningkatkan hasil, aktivitas dan motivasi siswa dalam suatu proses
pembelajaran. Peran media pembelajaran memang besar dalam memicu timbulnya
ketertarikan siswa terhadap suatu materi pelajaran. Apabila siswa memiliki
ketertarikan yang lebih pada pembelajaran, maka motivasi siswa untuk
mempelajari suatu materi akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa
tentu akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajarnya.
Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn adalah
media karikatur. Media karikatur merupakan salah satu jenis media grafis yang
menyajikan desain materi dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual.
Waluyanto (2000: 131) menjelaskan bahwa,
Karikatur merupakan salah satu bentuk karya komunikasi visual
yang efektif dalam penyampaian pesan kritik sosial. Karikatur yang
baik ada perpaduan unsur-unsur kecerdasan, ketajaman dan
ketepatan berpikir kritis serta ekspresif dalam menanggapi fenomena
kehidupan masyarakat, kritik sosial tersebut dikemas secara humoris.
Pengertian tersebut mengandung arti bahwa, karikatur dapat melatih siswa
berpikir kritis dalam menanggapi suatu fenomena yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Harapannya media karikatur, dapat membuat siswa lebih tertarik pada
pembelajaran PKn, dan memudahkan siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Proses pengamatan siswa terhadap karikatur akan memunculkan
berbagai pendapat yang dapat siswa kemukakan melalui penerapan model Time
Token, dari hal tersebut dapat memicu timbulnya suasana belajar yang aktif.
8
Penelitian mengenai model Time Token dan media karikatur sudah pernah
dilakukan sebelumnya, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan Contesa
(2016) yang berjudul “Keefektifan Model Time Token terhadap Hasil Belajar PKn
Kelas V SD Negeri Gugus Cakra Kota Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, model Time Token efektif digunakan dalam pembelajaran PKn. Penelitian
selanjutnya adalah penelitian Chairia (2016) yang bejudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Time Token terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa
Kelas X8 di SMA Negeri 1 Bandar Sri Bawono Lampung Timur Tahun ajaran
2014/2015”. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa model pembelajaran
Time Token berpengaruh signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar sejarah
siswa kelas X8 SMA N 1 Bandar Sri Bawono.
Penelitian Widiastuti (2015) dengan judul “Melalui Media Karikatur dalam
Pembelajaran dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) Kompetensi Dasar Budaya Politik”. Hasil penelitian menyimpulkan: (1)
daya serap materi pembelajaran PKn pada kompetensi dasar Budaya Politik dapat
meningkat, (2) penggunaan media pembelajaran karikatur dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa Kelas XI di SMKN 1 Wonosobo tahun pelajaran 2011/2012
mata pelajaran PKn kompetensi dasar Budaya Politik, (3) nilai rata-rata pada
siklus 1= 77 dan siklus 2 = 86 dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan
adanya media karikatur hasil belajar PKn siswa kelas XI SMKN 1 Wonosobo
mengalami peningkatan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis berminat untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “Keefektifan Model Time Token Berbantu
9
Media Karikatur terhadap Motivasi dan Hasil Belajar PKn Kelas V SD Negeri
Panggung 11 Kota Tegal”. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian
sebelumnya yaitu sama-sama menerapkan model Time Token yang diterapkan
pada pembelajaran PKn. Bedanya adalah pada penelitian ini, model Time Token
akan didukung dengan penggunaan media karikatur yang belum banyak
diterapkan pada jejang sekolah dasar.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah berikut:
(1) Guru dalam melaksanakan pembelajaran PKn, masih menerapkan model
pembelajaran konvensional dengan ceramah sebagai model utama, sehingga
informasi hanya bersumber dari guru. Akibatnya siswa menjadi kurang aktif
dalam pembelajaran.
(2) Pembelajaran PKn yang berpusat pada guru, mengakibatkan pembelajaran
kurang menyenangkan bagi siswa.
(3) Penggunaan model dan media dalam pembelajaran PKn belum dimanfaatkan
secara maksimal oleh guru, membuat pembelajaran kurang menarik bagi
siswa, akibatnya materi yang diajarkan menjadi kurang bermakna.
(4) Pembelajaran PKn yang monoton, mengakibatkan menurunnya motivasi
belajar siswa.
(5) Pembelajaran PKn di kelas didominasi oleh siswa dengan intelektual tinggi,
sedangkan siswa dengan tingkat intelektual rendah pasif dalam pembelajaran.
10
(6) Komunikasi dalam pembelajaran PKn masih bersifat satu arah yaitu dari guru
ke siswa, membuat minimnya intensitas siswa untuk saling berinteraksi,
sehingga mengakibatkan kurang berkembangnya keterampilan sosial siswa.
(7) Tidak adanya informasi tentang pelaksanaan model pembelajaran inovatif
Time Token di SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, perlu adanya pembatasan masalah untuk
keefektifan penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
(1) Penelitian ini memfokuskan pada keefektifan penerapan model Time Token
berbantu media karikatur terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil
belajar yang dimaksud adalah hasil belajar dalam ranah kognitif.
(2) Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah materi PKn kelas V
semester 2. Standar kompetensi (SK) 4. Menghargai keputusan bersama.
Kompetensi dasar (KD) 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.
(3) Karikatur yang digunakan adalah karikatur digital, yaitu karikatur yang dibuat
dengan bantuan komputer. Karikatur tersebut berjenis karikatur verbal dan
nonverbal. Karikatur verbal adalah karikatur yang dalam visual gambarnya
memanfaatkan unsur-unsur verbal seperti kata, frase, dan kalimat, di samping
gambar yang didistorsikan. Karikatur nonverbal adalah karikatur yang
memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud dalam gambar
tersampaikan kepada pembaca.
(4) Responden penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri Panggung 10 Kota Tegal
11
sebagai kelas kontrol dan siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal
sebagai kelas eksperimen.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah pelaksanaan model Time Token berbantu media karikatur
dalam pembelajaran PKn materi keputusan bersama pada siswa kelas V SD
Negeri Panggung 11 Kota Tegal?
(2) Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota
Tegal ketika mengikuti pembelajaran PKn materi keputusan bersama dengan
model Time Token berbantu media karikatur?
(3) Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota
Tegal ketika mengikuti pembelajaran PKn materi keputusan bersama dengan
model Time Token berbantu media karikatur?
(4) Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas V dari pembelajaran
yang menerapkan model Time Token berbantu media karikatur dengan
motivasi belajar siswa dari pembelajaran yang menerapkan model
konvensional pada mata pelajaran PKn materi keputusan bersama?
(5) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V dari pembelajaran
yang menerapkan model Time Token berbantu media karikatur dengan hasil
belajar siswa dari pembelajaran yang menerapkan model konvensional pada
mata pelajaran PKn materi keputusan bersama?
12
(6) Apakah penerapan model Time Token berbantu media karikatur efektif
terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal
pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama?
(7) Apakah penerapan model Time Token berbantu media karikatur efektif
terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal pada
pembelajaran PKn materi keputusan bersama?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan tolak ukur berhasil tidaknya penelitian yang
dilakukan. Tujuan dalam penelitian ini, akan diuraikan menjadi dua yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Uraian selengkapnya mengenai tujuan penelitian ini
yaitu sebagai berikut.
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan
penerapan model pembelajaran Time Token berbantu media karikatur terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal
dalam pembelajaran PKn materi keputusan bersama.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini, diuraikan menjadi tujuh yaitu sebagai
berikut:
(1) Mendeskripsikan pelaksanaan model Time Token berbantu media karikatur
dalam pembelajaran PKn materi keputusan bersama kelas V SD Negeri
Panggung 11 Kota Tegal.
13
(2) Mendeskripsikan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11
Kota Tegal ketika mengikuti pembelajaran PKn materi keputusan bersama
dengan menerapkan model Time Token berbantu media karikatur.
(3) Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota
Tegal ketika mengikuti pembelajaran PKn materi keputusan bersama dengan
menerapkan model Time Token berbantu media karikatur.
(4) Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan motivasi belajar siswa kelas V
dari pembelajaran yang menerapkan model Time Token berbantu media
karikatur dengan motivasi belajar siswa dari pembelajaran yang menerapkan
model konvensional pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama.
(5) Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar siswa kelas V dari
pembelajaran yang menerapkan model Time Token berbantu media karikatur
dengan hasil belajar siswa dari pembelajaran yang menerapkan model
konvensional pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama.
(6) Menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan model Time Token berbantu
media karikatur terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung
11 Kota Tegal pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama.
(7) Menganalisis dan mendeskripskan keefektifan model Time Token berbantu
media karikatur terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11
Kota Tegal pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni
manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis adalah manfaat dalam
14
bentuk teori, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat dalam bentuk praktik.
Berikut akan dijabarkan manfaat teoritis dan manfaat praktis dalam penelitian ini.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu, menyediakan informasi dan
tambahan pengetahuan mengenai keefektifan model Time Token berbantu media
karikatur terhadap motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas V pada materi
keputusan bersama. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai rujukan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran
PKn di sekolah dasar.
1.6.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa, bagi guru,
bagi sekolah, dan bagi peneliti. Berikut ini akan diuraikan manfaaf praktis dari
penelitian ini.
1.6.2.1 Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran PKn, memudahkan siswa untuk memahami
materi keputusan bersama, melatih kepercayaan diri siswa untuk menyampaikan
pendapat di muka umum, melatih kemampuan siswa dalam berkomunikasi, serta
melatih keterampilan sosial siswa.
1.6.2.2 Bagi Guru
Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk
menerapkan model pembelajaran Time Token berbantu media karikatur pada
pembelajaran PKn di sekolah.
15
1.6.2.3 Bagi Sekolah
Memberikan kontribusi bagi sekolah dan menambah inovasi dalam proses
pembelajaran PKn, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah.
1.6.2.4 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai penerapan
model Time Token berbantu media karikatur dalam proses pembelajaran PKn di
sekolah dasar, dan dapat meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan
pembelajaran PKn di sekolah dasar.
16
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Bagian kajian pustaka berisi mengenai landasan teori yang menjadi dasar
teori dalam melaksanakan penelitian, penelitian yang relevan, kerangka berpikir,
dan hipotesis penelitian. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai bagian kajian
pustaka.
2.1 Landasan Teori
Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang melandasi suatu penelitian.
Uraian selengkapnya mengenai teori-teori yang melandasi penelitian ini yaitu
sebagai berikut.
2.1.1 Belajar
Kata belajar sudah sering kita dengar dan bukan merupakan kata yang asing
bagi kita. Sebagian besar dari kita tentu memahami apa yang dimaksud dengan
belajar, meskipun pemahaman tersebut masih dalam taraf yang paling sederhana.
Sejauh ini, banyak ahli yang telah membahas mengenai arti kata belajar. Guna
menghindari pemahaman yang keliru, kita perlu mengkaji pendapat dari para ahli
berikut ini.
Sardiman (2007: 20) menjabarkan definisi belajar dalam arti luas dan arti
sempit.
17
Belajar dalam arti luas diartikan sebagai kegiatan psiko- fisik menuju
perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya.
Slameto (2013: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku manusia. Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh manusia dari
hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Susanto (2013: 4) yang mengartikan belajar
sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan penuh
kesadaran dengan tujuan untuk memeroleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan
baru yang mampu membuat perubahan perilaku yang relatif baik dan tetap pada
diri seseorang. Sementara Rifa’i dan Anni (2012: 66) menjelaskan bahwa,“belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang”.
Berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada seseorang yang
dilakukan secara sadar. Perubahan perilaku tersebut diperoleh dari hasil interaksi
dengan lingkungannya. Belajar dapat membantu manusia dalam mengembangkan
potensi dan kepribadian manusia agar menjadi manusia seutuhnya, yakni manusia
yang memiliki ilmu pengetahuan sekaligus memiliki akhlak yang mulia.
2.1.2 Pembelajaran
Susanto (2013: 18-19) menjelaskan, “Kata pembelajaran merupakan
perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara
metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sementara mengajar secara
18
instruksional dilakukan oleh guru”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kata
pembelajaran merupakan bentuk penyederhanaan dari kata mengajar, proses
belajar, atau kegiatan belajar mengajar.
Nurani (2003) dalam Ruminiati (2007: 1.14) menjelaskan bahwa,”Konsep
pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses
belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik, didukung
seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran”.
Huda (2013: 5) mendefinisikan pembelajaran sebagai perubahan perilaku,
dan sebagai perubahan kapasitas. Contoh pembelajaran sebagai perubahan
perilaku yaitu seorang yang awalnya memiliki perilaku kasar dengan adanya
pembelajaran akan berubah menjadi penyayang, sedangkan contoh pembelajaran
sebagai perubahan kapasitas yaitu seorang yang awalnya takut dan tidak percaya
diri dalam menyelesaikan tugas pada mata pelajaran tertentu menjadi seseorang
yang percaya diri dengan adanya pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan untuk
memfasilitasi pembelajar dalam meningkatkan kualitas diri. Pembelajaran disini
cenderung mengarah pada siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai pengajar.
Interaksi antara individu dengan lingkungannya akan terjadi secara terus menerus
dalam suatu proses pembelajaran. Interaksi tersebut kemudian akan menimbulkan
terjadinya perubahan pada diri siswa sebagai pembelajar. Perubahan tersebut
misalnya dalam hal pengetahuan yang dimiliki siswa dan perubahan perilaku
siswa.
19
2.1.3 Faktor yang Memengaruhi Belajar
Rifa’i dan Anni (2012: 81) menggolongkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik menjadi dua, yaitu (1) kondisi
internal peserta didik yang mencakup tiga kondisi yaitu, kondisi fisik seperti
kesehatan organ tubuh; kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional;
dan kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan, (2)
kondisi eksternal yang ada di lingkungan peserta didik seperti variasi dan tingkat
kesulitan materi belajar, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya
belajar masyarakat.
Peserta didik yang mengalami kelemahan pada kondisi fisiknya, misalnya
menderita buta warna tidak dapat membedakan warna dengan benar, sehingga
akan sulit dalam belajar melukis atau belajar menggunakan bahan-bahan
berwarna. Peserta didik dengan tingkat intelektual rendah akan kesulitan dalam
memahami pelajaran. Peserta didik yang mengalami ketegangan emosional,
misalnya takut dengan guru, akan mengalami kesulitan untuk memulai belajar
baru, karena teringat perilaku pendidik yang ditakutinya. Peserta didik yang
mengalami hambatan bersosialisasi misalnya kesulitan beradaptasi dengan
lingkungan, pada akhirnya akan mengalami hambatan dalam belajarnya. Faktor-
faktor internal tersebut terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, perkembangan,
dan pengalaman belajar yang pernah dialami anak sebelumnya.
Faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi belajar peserta didik
memiliki keterkaitan. Faktor eksternal yang meliputi variasi dan tingkat kesulitan
materi belajar, tempat belajar, iklim belajar, suasana belajar, dan budaya
20
masyarakat belajar dapat memengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta
didik. Peserta didik yang mempelajari materi dengan tingkat kesulitan tinggi, jika
belum memiliki faktor internal yang diprasyaratkan, dapat membuatnya kesulitan
dalam belajar, misalnya anak tidak bisa perkalian sebelum menguasai
penjumlahan terlebih dahulu. Tempat belajar yang kurang nyaman, iklim belajar
yang kurang mendukung, suasana lingkungan yang tidak kondusif misalnya
karena adanya suara bising dari kendaraan akan mengganggu konsentrasi belajar
peserta didik. Apabila peserta didik tidak berkonsentrasi dalam belajarnya, maka
akan memengaruhi hasil belajar yang dicapainya.
Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya
faktor-faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri peserta didik, seperti kondisi peserta didik baik fisik maupun psikis,
tingkat intelegensi, emosional dan kemampuan sosial. Faktor eksternal merupakan
faktor di luar diri peserta didik seperti kondisi lingkungan belajar, dan variasi
materi pelajaran. Apabila faktor internal sudah dipenuhi oleh pesera didik, diikuti
faktor eksternal yang mendukung, maka akan membuat peserta didik meraih
keberhasilan belajar. Apabila faktor internal sudah terpenuhi dengan baik, akan
tetapi tidak didukung dengan adanya faktor eksternal yang baik atau sebaliknya,
maka keberhasilan belajar peserta didik akan sulit dicapai.
2.1.4 Model Pembelajaran
Joyce dan Weil (1986) dalam Abimanyu, dkk (2008: 3.11) menjelaskan
bahwa,
21
“Model belajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran”.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Aunurrahman (2010:146) mendefinisikan
model pembelajaran sebagai berikut:
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan langkah-langkah yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu. Kerangka tersebut berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menjadi pedoman bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Wawasan yang luas mengenai
model pembelajaran harus dimiliki guru sebelum model tersebut diterapkan
kepada siswa. Guru harus mengetahui karakteristik model pembelajaran,
kesesuaiannya dengan materi yang akan diajarkan, dan tujuan belajar yang hendak
dicapai. Penerapan model pembelajaran dapat membantu siswa dalam
mengembangkan potensi dan keterampilan siswa, selain itu penggunaan model
pembelajaran yang menarik dapat memicu munculnya ketertarikan siswa untuk
mengikuti pembelajaran.
2.1.5 Model Pembelajaran Time Token
Model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam suatu proses
pembelajaran banyak macamnya. Salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan guru adalah model Time Token. Time Token dilihat dari struktur
katanya berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri atas dua kata yaitu time yang
22
berarti waktu dan token yang berarti tanda. Time Token dalam bahasa Indonesia
berarti tanda waktu, maksudnya adalah dalam pelaksanaan model pembelajaran
tersebut, siswa memiliki kesempatan untuk berbicara, berpendapat, memberi
informasi, atau bertanya kepada teman-temannya dengan batasan waktu yang
ditentukan.
Aqib (2013: 33) menjelaskan bahwa, model pembelajaran Time Token
merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan
keterampilan sosial dan menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa
diam sama sekali. Maksudnya adalah penerapan model pembelajaran Time Token
bertujuan untuk membuat semua siswa aktif dalam pembelajaran sehingga tidak
ada lagi siswa yang mendominasi dan siswa yang hanya menjadi pendengar saat
pembelajaran berlangsung. Caranya adalah dengan memberikan tanggungjawab
pada setiap siswa untuk berkontribusi selama pembelajaran. Bentuk kontribusi
tersebut berupa penyampaian pendapat, komentar, atau informasi dengan dibatasi
waktu yang telah ditentukan.
Kurniasih dan Sani (2015: 107) menjelaskan bahwa, model pembelajaran
Time Token merupakan contoh penerapan model pembelajaran yang demokratis di
sekolah. Model tersebut dapat menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran, dapat
melatih siswa mencari solusi bersama terhadap suatu permasalahan yang ditemui,
serta berguna untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa
tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali pada saat pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Time Token merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan agar siswa
23
berkontribusi secara aktif dalam proses pembelajaran dengan menyampaikan
pendapat, komentar, atau informasi yang dimiliki melalui kegiatan diskusi
klasikal yang melibatkan semua anggota kelas dengan batasan waktu yang
ditentukan. Model tersebut dapat digunakan untuk melatih siswa menghargai
pendapat oranglain serta mengajarkan kedisiplinan pada siswa agar memanfaatkan
waktu yang dimiliki sebaik mungkin.
2.1.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Time Token
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu
juga dengan model Time Token. Kurniasih dan Sani (2015: 107- 108) menjabarkan
mengenai kelebihan dan kekurangan model Time Token. Kelebihan model Time
Token adalah : (a) mampu mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan
partisipasinya dalam proses pembelajaran, (b) siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali pada saat pembelajaran, (c) siswa menjadi
aktif dalam kegiatan pembelajaran ketika tiba giliranya berpendapat, (d) mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, (e) menumbuhkan
kebiasaan pada diri siswa untuk saling mendengarkan, berbagi informasi,
memberikan masukan, dan bersikap terbuka terhadap kritik, (f) mengajarkan
siswa agar saling menghargai pendapat orang lain, (g) mengajak siswa untuk
mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui, (h) penerapannya
tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
Kekurangan model Time Token, yaitu sebagai berikut: (a) hanya dapat
diterapkan pada mata pelajaran tertentu, (b) memerlukan banyak waktu untuk
persiapannya, (c) siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan
24
pembelajaran, (d) tidak dapat digunakan pada kelas yang jumlah siswanya
banyak, hal tersebut dikarenakan semua siswa harus menyampaikan pendapatnya
kepada teman-temannya, sehingga apabila jumlah siswa terlalu banyak
dikhawatirkan ada siswa yang tidak mendapatkan giliran untuk berpendapat
dikarenakan kurangnya alokasi waktu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, setiap model
pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, termasuk
model pembelajaran Time Token. Kelebihan model Time Token di antaranya
mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran, melatih komunikasi siswa,
melatih siswa untuk menghargai pendapat oranglain, dan melatih siswa untuk
terbuka terhadap kritik. Kekurangan yang dimiliki model Time Token adalah
siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam pembelajaran, hanya bisa
diterapka pada mata pelajara tertentu saja, serta membutuhkan alokasi waktu yang
panjang baik pada saat persiapan maupun saat pelaksanaannya. Guru harus cerdas
dan disiplin dalam pembagian alokasi waktu pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
2.1.5.2 Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Time Token
Langkah- langkah model pembelajaran Time Token menurut Kurniasih dan
Sani (2015: 108-109) yakni sebagai berikut:
(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
(2) Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal.
(3) Guru memberi tugas pada siswa.
(4) Guru memberi sejumlah kupon bicara. Nilai satu kupon bicara ± 30 detik.
25
(5) Guru meminta siswa untuk menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum
berbicara atau memberi komentar. Satu kupon bicara hanya dapat digunakan
untuk satu kali komentar. Siswa dapat memberikan komentarnya lagi setelah
bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah kehabisan kupon, tidak
boleh bicara lagi, dan siswa yang masih memiliki kupon harus bicara sampai
kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak mendapat giliran
berbicara.
(6) Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
(7) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
2.1.6 Media Pembelajaran
Media pembelajaran berperan penting dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Asra, dkk. (2007: 5.5) menjelaskan bahwa, “Kata media dalam ‘media
pembelajaran’ berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran
diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang
melakukan suatu kegiatan belajar”. Menurut Romiszowski dalam Wibawa dan
Mukti (2001: 12), media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber
pesan kepada penerima pesan. Sementara Sanaky (2013: 4) berpendapat bahwa,
”Media pembelajaran merupakan sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat
digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi
efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran”.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan suatu perantara yang digunakan guru untuk
memudahkan penyampaian materi ajar agar mudah diterima dan dipahami oleh
26
siswa. Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik
materi yang akan diajarkan. Penggunaan media pembelajaran yang tepat, akan
mempertinggi efektifitas pembelajaran di kelas.
2.1.6.2 Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Ruminiati (2007: 2.12-2.13) fungsi utama media pembelajaran ada
dua. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi
kedua media adalah sebagai sumber belajar. Fungsi media pembelajaran sebagai
alat bantu pembelajaran, maksudnya adalah sebagai alat bantu, media berfungsi
memudahkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Setiap materi ajar
memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Materi ajar dengan tingkat kesukaran
yang tinggi tentu membutuhkan usaha yang lebih agar siswa dapat memahami
materi tersebut, dengan adanya media inilah materi ajar yang sukar dapat
tersampaikan dan menjadi mudah dipahami oleh siswa.
Media pembelajaran sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran peserta
didik berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu
manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media
pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu
guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta
dapat memperkaya wawasan siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran
memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama yaitu media pembelajaran sebagai alat
bantu maksudnya adalah media pembelajaran dapat membantu dan mempermudah
27
guru dalam penyampaian materi ajar dan membantu peserta didik dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Fungsi kedua yaitu media sebagai
sumber belajar maksudnya adalah media pembelajaran dapat membantu siswa
memeroleh suatu pengetahuan dan menambah pengalaman belajar. Media
pembelajaran akan berfungsi secara optimal apabila media tersebut sesuai dengan
karakteristik materi. Keterampilan guru dalam menentukan media pembelajaran
yang akan digunakan sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
2.1.6.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran, dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk.
Klasifikasi media pembelajaran menurut Siddiq, dkk (2008: 2.17-2.18) dibedakan
ke dalam bentuk media grafis, media audio, media proyeksi diam, media proyeksi
gerak, media cetak, dan media nyata.
Media grafis yaitu media yang menyajikan desain materi dalam simbol-
simbol komunikasi visual. Media grafis bersifat sederhana, mudah dibuat, dan
relatif murah. Contoh media yang termasuk dalam kelompok media grafis yaitu:
gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta, globe,
papan flanel, dan papan bulletin.
Media audio, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk
lambang-lambang auditif. Media audio mengandalkan kemampuan indera
pendengaran manusia dalam menangkap isi pesan atau materi pelajaran. Beberapa
contoh media yang termasuk dalam kelompok media audio di antaranya adalah
media radio, media rekaman, dan laboratorium bahasa.
28
Media Proyeksi diam, yaitu media yang menyajikan desain pesan atau
materi layaknya media grafis, tetapi penyajiannya dengan teknik diproyeksikan
dengan peralatan yang disebut proyektor. Media proyeksi diam, terdiri dari: film
bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparansi (Overhead
Projector/Transparancy).
Media Proyeksi gerak, yaitu media yang menyajikan desain pesan atau
materi dalam bentuk objek yang bergerak. Media Proyeksi gerak digunakan
melalui proses perekaman dan menggunakan alat perekam gerak (seperti kamera
video), atau menyajikan gerakan-gerakan yang ditampilkan langsung oleh
pemeran. Beberapa contoh media yang temasuk dalam kelompok media proyeksi
gerak yaitu: film, televisi, komputer (animasi), dan permainan simulasi.
Media cetak, yaitu media yang menyajikan desain pesan atau materi (verbal
tulis dan gambar) dalam bentuk cetak. Contoh media yang termasuk dalam media
cetak adalah buku, modul, surat kabar, majalah, LKS dan sebagainya.
Media nyata, yaitu media dalam bentuk benda aslinya, baik dalam bentuk
keseluruhan/utuh, maupun dalam bentuk bagian/contoh bagian dari benda
tertentu, yang termasuk dalam kelompok media nyata antaralain seperti obyek,
spesimen, mock up, herbarium, insektarium dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
dapat diklasifikasikan kedalam beberapa bentuk di antaranya media grafis seperti
gambar/foto, sketsa, kartun, peta, globe, diagram/chart; media audio seperti
rekaman, dan radio; media proyeksi diam seperti film bingkai, film rangkai, dan
media transparansi; media proyeksi gerak seperti film televisi, animasi, dan
29
permainan simulasi; media cetak seperti buku, surat kabar, modul, dan lain
sebagainya; media nyata seperti spesimen, mock up, herbarium, insektarium, dan
sebagainya. Pemilihan media yang akan digunakan dalam pembelajaran harus
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan serta harus disesuaikan dengan
kemampuan guru yang menggunakan media tersebut.
2.1.7 Konsep Dasar Karikatur
Widiastuti (2015: 14) menjelaskan,”Kata karikatur berasal dari bahasa Italia
yaitu ‘caricare’ yang artinya memuat. Tujuan utama dari karikatur adalah memuat
sebanyak mungkin makna untuk ditampilkan secara efektif di dalam sebuah potret
wajah”. Lebih lanjut Larousse (1979: 266) dalam Widiastuti (2015: 14)
menjelaskan,“Caricature ast le dessin, peinture saitirique ou grotesque de
quelqu’un ou quelque chose”. Pendapat tersebut berarti karikatur adalah
lukisan/gambar yang lucu atau aneh dari seseorang atau sesuatu.
Wijana (1995: 8) dalam Supriyadi (2010: 16), berpendapat karikatur
merupakan bagian dari kartun dengan ciri deformasi atau distorsi wajah, biasanya
wajah tokoh manusia yang dijadikan sasarannya. Sedangkan menurut Wijana
(2004) dalam Widiastuti (2015: 14) karikatur merupakan gambar yang bermuatan
humor atau satir dengan mengambil objek orang-orang terkenal atau orang biasa
yang ditampilkan dengan lebih humoris, dan digambarkan dengan pemiuhan
tubuh dan wajah.
Supriyadi (2010: 16) membedakan karikatur menjadi dua jenis, yakni
karikatur verbal dan nonverbal. Karikatur verbal yaitu karikatur yang dalam visual
gambarnya memanfaatkan unsur-unsur verbal seperti kata, frase, dan kalimat, di
30
samping gambar tokoh yang didistorsikan, sedangkan karikatur nonverbal
cenderung memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud dalam
gambar tersampaikan kepada pembaca.
Karikatur mampu menjelaskan banyak hal dengan lebih ramah, lebih
menyentuh, lebih manusiawi, dan membangkitkan tawa, akan tetapi dilain sisi
karikatur juga dapat membangkitkan amarah seseorang. Namun diluar hal tersebut
karikatur mampu berperan sebagai pencatat peristiwa, menampilkan hubungan-
hubungan peristiwa serta mampu menginterprestasikan makna. (Sudarta, 1980:
viii dalam Supriyadi, 2010: 18).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, karikatur adalah
gambar atau lukisan dengan objek manusia atau benda yang digambarkan dengan
pemiuhan (distortion) yang ditampilkan secara lebih humoris serta memuat suatu
makna yang ingin disampaikan. Karikatur sendiri dibedakan menjadi dua jenis
yaitu karikatur verbal, dan karikatur nonverbal. Karikatur merupakan bagian dari
kartun, sedangkan kartun dalam klasifikasi media pembelajaran merupakan jenis
media grafis, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk simbol-
simbol komunikasi visual. Jadi dapat disimpulkan bahwa karikatur sebagai media
pembelajaran termasuk dalam media visual grafis yang hanya bisa diamati oleh
indra penglihatan saja. karikatur dapat menjadi media untuk menyampaikan
pesan-pesan yang mendidik dalam bentuk sebuah gambar. Tujuan penggunaan
karikatur sebagai media adalah untuk melatih siswa berpikir kritis dan cermat
dalam menanggapi suatu hal. Penyajian gambar yang menarik dan bermuatan
humor dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Harapannya dengan
31
pembelajaran yang menyenangkan akan membuat motivasi belajar siswa
meningkat sehingga nantinya akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
2.1.8 Motivasi Belajar
Donald dalam Sardiman (2007: 73) mendefinisikan, “motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Pengertian tersebut
sama halnya dengan pendapat Hamalik (2015: 158) menurutnya motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Rifa’i dan Anni (2012: 133) motivasi
adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar anak.
Uno (2011: 23-31) menjelaskan bahwa, “Istilah motivasi berasal dari kata
motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat”. Uno menambahkan
bahwa, motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkahlaku yang relatif tetap sebagai hasil dari praktik,
pengalaman, atau penguatan yang berlandaskan pada pencapaian tujuan tertentu.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingah laku. Uno mengklasifikasikan
indikator motivasi belajar sebagai berikut: (a) adanya hasrat dan keinginan
berhasil, (b) adanya dorongan dan kebutuhan belajar, (c) adanya harapan dan cita-
cita masa depan, (d) adanya penghargaan dalam belajar, (e) adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, (f) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.
32
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
motivasi belajar adalah dorongan atau kekuatan yang ada dalam diri peserta didik
dalam melaksanakan suatu kegiatan belajar. Motivasi dapat mendorong timbulnya
kelakuan dan memengaruhi serta mengubah kelakuan seseorang. Dorongan
tersebut dapat muncul dari dalam diri peserta didik sendiri ataupun karena ada
stimulus dari luar diri peserta didik.
2.1.9 Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Menurut Uno (2011: 27-29), terdapat tiga peranan motivasi dalam belajar
dan pembelajaran. Peranan motivasi tersebut yaitu: (1) peran motivasi belajar
dalam menentukan penguatan belajar, maksudnya adalah apabila seorang anak
yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang menentukan pemecahan
dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilalui, (2) peran
motivasi dalam memerjelas tujuan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar jika
yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya
oleh anak, (3) motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah
termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan tekun
dengan harapan memeroleh hasil yang lebih baik.
Berdasarkan hal tesebut dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki
peranan yang penting dalam belajar dan pembelajaran. Ketika seseorang memiliki
motivasi belajar yang tinggi, kesempatan untuk memeroleh hasil belajar yang baik
akan semakin mudah baginya. Dengan kata lain tinggi rendahnya motivasi belajar
yang dimiliki oleh peserta didik akan memengaruhi baik atau tidaknya hasil
belajar yang akan diperoleh.
33
2.1.10 Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran
yang wajib diajarkan pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah. Hal
tersebut tertulis dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) yang menyatakan bahwa, “Kurikulum
pendidikan dasar dan pendidikan menengah wajib memuat: Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam,
Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga,
Keterampilan/Kejujuran, dan Muatan Lokal.
Termuatnya pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menegah dilandasi oleh pentingnya fungsi mata pelajaran tersebut,
sebagaimana dijelaskan Susanto (2013: 225) bahwa, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang berfungsi sebagai wahana untuk
mengembangkan serta melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan
dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari. Baik sebagai individu, sebagai
anggota masyarakat, maupun sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, mata pelajaran PKn, berfungsi untuk membekali pengetahuan dan
kemampuan dasar pada siswa mengenai hal-hal yang berkenaan dengan hubungan
antarwarga dengan negara serta sebagai pendidikan pendahuluan bela negara yang
dimaksudkan agar siswa tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
Selain memiliki fungsi penting bagi siswa, mata pelajaran PKn juga
34
memiliki tujuan. Tujuan tersebut termuat dalam Permendiknas nomor 22 tahun
2006 tentang standar isi yang menjelaskan bahwa, mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
(1)berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan, (2) berpatisipasi secara aktif dan bertanggung
jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta anti korupsi, (3) berkembang secara
positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya, (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain
dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Selaras dengan tujuan tersebut, Zamroni dalam Susanto (2013: 226), mengatakan
bahwa, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang
bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak
demokratis.
Mulyasa (2007) dalam Ruminiati (2007: 1.26) mengemukakan bahwa, ruang
lingkup PKn secara umum meliputi delapan aspek yang kemudian dikembangkan
menjadi 24 standar kompetensi (SK) dan dijabarkan dalam 53 kompetensi dasar
(KD). Muatan SK dan KD tersebut diajarkan secara bertahap pada siswa selama
mengikuti pembelajaran PKn di sekolah dasar. Berikut penjabaran mengenai
delapan aspek yang dimaksud.
(1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan negara,
sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan, (2)
Norma, Hukum, dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan
daerah, norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum
dan peradilan nasional, sistim hukum dan peradilan internasional, (3) Hak
Asasi Manusia (HAM), meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
35
HAM, kemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM, (4) Kebutuhan
Warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan
kedudukan warga negara, (5) Konstitusi Negara, meliputi proklamasi
kemerdekaañ dan konstitusi yang pertama, konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi, (6)
Kekuasan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi, (7)
Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila
sebagai ideologi terbuka, (8) Globalisasi, meliputi globalisasi di
lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak
globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi globalisasi.
Pembelajaran PKn di sekolah dasar, pada dasarnya adalah suatu proses
belajar mengajar yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar dengan baik
serta membentuk karakter bangsa yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD
1945. Pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar memberikan pelajaran pada
siswa untuk memahami dan membiasakan diri menjalani kehidupan di sekolah
maupun di luar sekolah. Hal tersebut dapat diketahui dari materi pendidikan
kewarganegaraan yang menekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana
sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya. Mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan wajib diajarkan di sekolah dasar untuk memberikan pemahaman
dan kesadaran pada jiwa peserta didik untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal
yang bermanfat demi membawa perubahan yang baik bagi bangsa dan negara.
Berdasarkan uraian tersebut, secara singkat dapat dijelaskan bahwa
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan perlu diajarkan di SD dengan tujuan
36
mewariskan dan melestarikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia pada generasi
penerus bangsa, melatih siswa berpikir kritis, mampu berpartisipasi dalam
kehidupan, mengembangkan sikap demokratis, dan melatih siswa agar mampu
berinteraksi secara positif dengan bangsa lain dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Pembelajaran PKn SD memiliki 24 standar kompetensi
yang dijabarkan dalam 53 kompetensi dasar yang diajarkan secara bertahap dalam
kurun waktu enam tahun.
2.1.11 Materi Keputusan Bersama di Sekolah Dasar
Materi PKn di semua jenjang kelas mengandung muatan konsep nilai, moral,
dan norma. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi kelas V
semester II dengan standar kompetensi (SK) 4. Menghargai keputusan bersama,
kompetensi dasar (KD) 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
2.1.11.1 Pengertian Keputusan Bersama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keputusan adalah ketetapan,
seangkan bersama diartikan sebagai serentak atau berbareng. Jadi dapat
disimpulkan bahwa, keputusan bersama adalah ketetapan yang disepakati secara
serentak atau bersama-sama. Winarno dan Kusumawati (2009: 69) menjelaskan
bahwa, “Keputusan berasal dari kata putusan yang dapat diartikan sebagai hasil
dari suatu pembicaraan yang telah disepakati bersama atau telah disepakati oleh
orang-orang yang melakukan pembicaraan itu”.
37
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, keputusan
bersama merupakan suatu ketetapan atau keputusan akhir dari suatu pembicaraan
yang telah disetujui oleh semua pihak yang berkepentingan. Keputusan yang telah
disepakati bersama harus dihormati, dipatuhi, dan dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab oleh semua pihak yang bersangkutan.
2.1.11.2 Cara Pengambilan Keputusan Bersama
Widiastuti dan Rahayuningsih (2008: 81-84) menjelaskan bahwa, keputusan
bersama dapat diambil melalui dua cara. Cara pertama yaitu melalui musyawarah
untuk mufakat, dan cara kedua melalui pemungutan suara atau voting.
Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk keputusan bersama yang
mengedepankan kebersamaan. Musyawarah dilakukkan dengan mempertemukan
semua anggota atau peserta musyawarah dengan tujuan untuk memeroleh suatu
kesepakatan bersama melalui pengajuan ide atau gagasan dari semua peserta
musyawarah yang kemudian akan dipertimbangkan hingga menemukan satu
pendapat yang disepakati. Itulah yang kemudian disebut mufakat atau kesepakatan
bersama.
Pemungutan suara atau voting dilakukan jika dalam suatu musyawarah
tidak mampu menghasilkan suatu kesepakatan. Tujuan pemungutan suara yaitu
untuk mendapatkan keputusan bersama. Pemungutan suara biasanya disepakati
oleh tiap-tiap pendukung pendapat yang berbeda. Pendapat dengan pendukung
terbanyak akan ditetapkan sebagai keputusan bersama, sedangkan pendapat yang
memeroleh pendukung sedikit harus menghormati dan mematuhi pendapat yang
mendapat dukungan terbanyak. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
38
melakukan voting yaitu sebagai berikut: (1) voting dilakukkan setelah cara
musyawarah gagal menghasilkan keputusan, (2) voting dilakukan karena
ketidakmungkinan menempuh musyawarah untuk mufakat lagi, (3) voting
dilakukan setelah peserta musyawarah mempelajari setiap pendapat yang ada, (4)
voting dilakukan karena keterbatasan waktu, sementara keputusan harus segera
diambil, (5) voting dilakukan jika peserta musyawarah hadir mencapai kuorum
yaitu 2/3 dari jumlah peserta yang hadir serta memiliki hak untuk memilih, (6)
voting dinyatakan sah sebagai keputusan jika separuh lebih peserta yang hadir
menyetujuinya.
Ada kalanya keputusan bersama tidak diambil dengan cara mufakat atau
voting, tetapi dengan cara aklamasi. Aklamasi adalah pernyataan setuju secara
lisan dari seluruh anggota kelompok. Pernyataan setuju ini dilakukan untuk
melahirkan keputusan bersama. Pernyataan setuju dilakukan tanpa melalui
pemungutan suara. Aklamasi terjadi karena adanya pendapat yang dikehendaki
oleh semua anggota kelompok. Keputusan bersama yang disetujui dengan cara
aklamasi ini harus dilaksanakan oleh seluruh anggota.
2.1.11.3 Contoh Keputusan Bersama dalam Kehidupan Sehari-hari
Winarno dan Kusumawati (2009:71-76) menjelaskan bahwa, contoh
keputusan bersama dapat ditemukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Contoh keputusan bersama di lingkungan keluarga antaralain
musyawarah pembagian tugas membersihkan rumah, musyawarah untuk
menentukan waktu luang mengisi liburan. Contoh pelaksanaan keputusan bersama
di lingkungan sekolah misalnya aturan pelaksanaan jadwal piket, pemilihan ketua
39
kelas, dan aturan pelaksanaan tata tertib sekolah. Pelaksanaan keputusan bersama
di lingkungan masyarakat contohnya, pemilihan ketua RT, aturan kerja bakti, dan
rapat warga.
Materi keputusan bersama merupakan materi yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Diharapkan dengan diajarkannya materi keputusan
bersama pada siswa akan membuat siswa lebih memahami cara menghargai
keputusan yang telah diputuskan bersama dengan penuh tanggungjawab.
2.1.12 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar merupakan masa transisi dari sekolah taman kanak-
kanak (TK) ke sekolah dasar. Pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki oleh
anak perlu didorong sehingga dapat berkembang optimal, untuk itu penting bagi
seorang guru untuk memahami karakteristik siswa yang diajarnya.
Sardiman (2007: 120) menjelaskan, “Karakteristik siswa adalah
keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam
meraih cita-citanya”. Lebih lanjut, Sardiman menyebutkan terdapat tiga hal yang
perlu diperhatikan mengenai karakteristik siswa diantaranya, (1) karakteristik
yang berkenaan dengan kemampuan awal, (2) karakteristik yang berhubungan
dengan latar belakang dan status sosial, (3) karakteristik yang berkaitan dengan
perbedaan kepribadian.
Pengetahuan mengenai karakteristik siswa memiliki arti penting dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Pengetahuan terhadap karakteristik
siswa akan bermanfaat bagi guru guna menentukan pola-pola pengajaran yang
40
akan dilakukan. Pola pengajaran yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan
karakteristik siswa akan memudahkan siswa dalam belajar.
Menurut Kurnia, dkk (2007: 1.20-1.22) anak sekolah dasar berada pada
rentang usia 6-12 tahun. Rentang usia sekolah dasar disebut sebagai usia
berkelompok, usia kreatif, dan usia bermain. Anak akan berusaha menyesuaikan
diri dengan standar yang disepakati dalam kelompoknya agar bisa diterima dalam
kelompok tersebut. Daya kreatif seorang anak akan semakin berkembang.
Kecenderungan kreatif ini perlu mendapat bimbingan dan dukungan dari guru
maupun orang tua sehingga berkembang menjadi tindakan kreatif yang positif.
Kegiatan bermain anak semakin meluas mencangkup lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan sekitar rumah.
Lebih lanjut Kurnia menjelaskan, pada periode ini anak akan mengalami
perkembangan fisik maupun psikis seperti perkembangan bahasa, perkembangan
sosial, dan perkembangan moral. Perkembangan bahasa anak akan meningkat
terutama keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata, kemudian
perkembangan sosial anak mulai meluas dari lingkungan sosial di sekitar rumah
menjadi lingkungan sekolah. Perkembangan moral untuk berperilaku tidak hanya
berdasarkan respon senang atau tidak senang dari orang lain, melainkan, mulai
berkembang konsep-konsep moral yang umum dan berkembangnya suara hati
yang mulai mengendalikan perilakunya. Anak mulai mencari konsep diri dengan
mengagumi tokoh-tokoh yang dibanggakan sebagai gambaran jatidiri yang ikut
menentukan perilakunya. Namun demikian, pada periode perkembangan ini
terdapat bahaya potensial yang dapat terjadi pada seorang anak, baik yang bersifat
41
fisiologis maupun psikologis. Bahaya fisiologis antara lain penyakit, bentuk tubuh
yang tidak sesuai, kecelakaan, ketidakmampuan fisik, kecanggungan penampilan;
sedangkan bahaya psikologis antara lain masalah penyesuaian sosial karena
kurangnya dukungan dan pengakuan dari orang lain dan teman sebaya.
Pendapat Kurnia, sejalan dengan pendapat Susanto. Menurut Susanto (2013:
73-6) tahap perkembangan anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) meliputi:
perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral. Perkembangan
intelektual usia sekolah dasar anak mampu melaksanakan tugas-tugas belajar yang
menuntut anak untuk memiliki kemampuan intelektual atau kognitif, pada akhir
masa tersebut anak sudah mampu memecahkan suatu masalah yang bersifat
sederhana.
Bahasa merupakan simbol-simbol sebagai sarana yang digunakan oleh
seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Simbol-simbol tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar maupun gerakan yang
mengandung kata-kata. Perkembangan bahasa, anak usia SD minimal harus
menguasai tiga kategori, yaitu: (1) dapat membuat kalimat yang lebih sempurna;
(2) dapat membuat kalimat majemuk; dan (3) dapat menyusun dan mengajukan
pertanyaan.
Perkembangan sosial berkaitan dengan cara anak berinteraksi dengan orang
lain. Masa SD merupakan masa objektif. Anak akan belajar menjalin ikatan baru
dengan teman sebaya atau teman sekelasnya. Anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri sendiri (egosentris), sikap bekerjasama (kooperatif), dan sikap
peduli terhadap kepentingan orang lain (sosiosentris).
42
Emosi merupakan perasaan yang diungkapkan dalam bentuk perbuatan atau
perkataan kepada orang lain atau pada diri sendiri untuk menyatakan suasana
hatinya. Emosi dimiliki oleh setiap orang, mulai dari anak-anak sampai dewasa.
Kadar dan intensitas berbeda setiap anak. Usia SD anak sudah mulai menyadari
bahwa pengungkapan emosi secara kasar dapat menimbulkan akibat yang buruk.
Pada akhir usia 11 atau 12 tahun, anak sudah dapat memahami alasan yang
mendasari suatu peraturan. Pada perkembangan moral anak usia SD, anak mampu
mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua dan lingkungan sosialnya, selain
itu anak sudah dapat membedakan perilaku yang salah dan benar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa usia sekolah dasar
merupakan usia yang sangat penting untuk perkembangan anak. Anak akan
mengalami perkembangan baik fisik maupun psikisnya yang dapat memengaruhi
kehidupan anak di masa mendatang. Peran orang tua, guru, dan orang-orang
terdekat sangat diperlukan dalam hal ini. Bimbingan perlu diberikan secara intens
agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
2.1.13 Hasil Belajar
Rifai’i dan Anni (2012 : 69) menjelaskan bahwa, “Hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan
belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa
yang dipelajari oleh peserta didik”. Lebih lanjut Gagne dan Briggs dalam Rifai’i
dan Anni (2012: 74-75) menjelaskan bahwa hasil belajar dapat berupa: (a)
kemahiran intelektual, merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten;
(b) strategi kognitif, merupakan kemampuan yang mengatur perilaku belajar,
43
mengingat, dan berpikir seseorang; (c) informasi verbal, merupakan kemampuan
yang diperoleh peserta didik dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal; (d)
keterampilan motorik, merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan
syaraf atau otot; (e) sikap, merupakan kecenderungan peserta didik untuk
merespon sesuatu.
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar di kelas. Peserta didik
dikatakan berhasil dalam belajar apabila peserta didik tersebut berhasil mencapai
tujuan pembelajaran. Sementara Benyamin Bloom dalam Sudjana (2011: 22-9)
menjelaskan hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif,
dan psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari enam
aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi.
Aspek pengetahuan dan pemahaman masih tergolong pada kognitif tingkat
rendah, sedangkan keempat aspek berikutnya merupakan kognitif tingkat tinggi.
Aspek pengetahuan atau ingatan dan aspek pemahaman yang merupakan kognitif
tingkat rendah sangat memengaruhi pencapaian aspek berikutnya. Ranah afektif
berkenaan dengan sikap. Ranah afektif terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris
berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada
enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
44
Peneliti memfokuskan pada pencapaian hasil belajar siswa pada ranah
kognitif dalam penelitian ini. Berdasarkan penjelasan ketiga ranah tersebut,
berikut akan dibahas mendalam mengenai ranah kognitif. Ranah kognitif terdiri
dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintetis dan evaluasi. Pengetahuan, dalam aspek ini meliputi pengetahuan hafalan
atau ingatan seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang,
nama tokoh, dan nama-nama kota. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk
kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi
prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi
pemahaman. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi, baik matermatika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan bahasa.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil
belajar merupakan kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran. Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peserta didik dikatakan berhasil dalam belajar
apabila berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
2.2 Penelitan yang Relevan
Penelitian mengenai model Time Token sudah pernah dilakukan
sebelumnya. Berikut akan dijabarkan sepuluh penelitian yang relevan dengan
penelitian ini. Pertama penelitian Contesa (2016) yang berjudul “Keefektifan
Model Time Token terhadap Hasil Belajar PKn Kelas V SD Negeri Gugus Cakra
Kota Semarang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Time Token
45
efektif digunakan dalam pembelajaran PKn. Nilai presentase aktivitas siswa kelas
eksperimen pembelajaran pertama sebesar 61,1%, pembelajaran kedua 67,6%,
ketiga sebesar 64% dan keempat sebesar 71%. Rata-rata aktivitas siswa kelas
eksperimen adalah 66% termasuk dalam kategori tinggi yang membuktikan
bahwa siswa aktif dalam pembelajaran.
Ke dua penelitian Chairia (2016) yang berjudul ”Pengaruh Model
Pembelajaran Time Token terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa
Kelas X8 di SMA Negeri 1 Bandar Sri Bawono Lampung Timur Tahun Ajaran
2014/2015“. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa model pembelajaran Time Token berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar sejarah siswa kelas X8 SMA N 1
Bandar Sri Bawono. Besar taraf signifikan model ini sebesar 0,72 yang termasuk
dalam kategori cukup.
Ke tiga penelitian Trisnawati (2015) yang berjudul “Penerapan Model Time
Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS
Siswa Kelas V C SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I memeroleh skor 21
kriteria baik, meningkat pada siklus II memeroleh skor 27 kriteria baik dan siklus
III meningkat dengan memeroleh skor 34 kriteria sangat baik. (2) aktivitas siswa
pada siklus I memeroleh skor 15,02 kriteria baik, pada siklus II memeroleh skor
19,66 kriteria baik dan meningkat pada siklus III memeroleh skor 22,85 kriteria
sangat baik. (3) hasil belajar dengan ketuntasan klasikal pada siklus I 60,98%,
meningkat pada siklus II menjadi 75,61%, dan siklus III meningkat menjadi
46
90,24%. Simpulan penelitian adalah penerapan model Time Token berbantuan
audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar dalam pembelajaran IPS Kelas V C SDN Purwoyoso 03 Semarang.
Ke empat penelitian Herlina (2015) yang bejudul “ Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87
Jakarta)”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
quasi eksperimen tipe Nonequivalent Control Group Design. Kesimpulan dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa di SMPN 87 Jakarta.
Ke lima penelitian Ma’ab (2015) yang berjudul “Pengaruh Penerapan
Metode Pembelajaran Time Token Arends terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas
IV Pisangan 03”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil
penelitian berdasarkan pengujian menggunakan uji-t didapat bahwa t hitung > t tabel
(2,558 > 2,004), pada taraf signifikasi 0,05. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran Time
Token Arends terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV Pisangan 03.
Ke enam penelitian Lau (2014) dengan judul ”Developing Students
Teamwork Skills In A Cooperative Learning Project”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif dapat meningkatkan
47
keterampilan dan keaktifan siswa dalam kerja kelompok. Model kooperatif juga
dapat meningkatkan keterampilan anggota kelompok melalui kegiatan diskusi
dalam pembelajaran.
Ke tujuh penelitian Wibowo (2013) yang berjudul “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Pkn Melalui Model Time Token Arends dengan Media Audio Visual
pada Siswa Kelas V SDN Kandri 01 Kota Semarang”. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus, setiap silusnya terdiri
dari satu kali pertemuan. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan,
aktivitas siswa siklus I mendapat skor 18,65 kategori cukup, siklus II menjadi
23,4 kategori baik, dan siklus III mendapat skor 26,6 dengan kategori baik. Hasil
belajar klasikal siswa siklus I 52 %, meningkat pada siklus II menjadi 71% dan
pada silus III 87%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui model Time
Token Arends dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Kandri 01 Kota Semarang.
Ke delapan penelitian Drabman (2013) yang berjudul ”Sociometric And
Disruptive Behavior as a Function of Four Types of Token Reinforcement
Programs”. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa, penerapan model Time
Token dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
serta berhasil mengubah perilaku anak menjadi tertib dalam pembelajaran.
Ke sembilan penelitian Valentina, dkk (2013) yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Time Token Arends terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas
V SD Gugus II Kecamatan Seririt”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa,
48
model pembelajaran Time Token Arends berpengaruh positif terhadap hasil belajar
PKn pada siswa kelas V SD Gugus II Kecamatan Seririt.
Ke sepuluh penelitian Iriyanti (2012) yang berjudul “Penerapan Metode
Pembelajaran Time Token Arend pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Prambanan
dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arend pada mata pelajaran PKn dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Pada siklus I dari 36
siswa terdapat 20 siswa yang termasuk kedalam kriteria cukup dengan skor
dibawah 70, dan 16 siswa sudah mendapat skor minimal 70. Pada siklus II yang
mencapai kriteria cukup hanya 8 orang, dan yang mendapat kriteria baik 28 orang.
Dari data tersebut bisa dilihat adanya peningkatan, sdangkan untuk hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran PKn dari Siklus I rata – rata yang diperoleh 72,08
naik menjadi rata – rata 81,94 pada Siklus II. Dari rata- rata tersebut diketahui
terjadi peningkatan rata-rata sebesar 9,86 dari siklus I ke siklus II.
Penelitian-penelitian tersebut menjadi pendorong dan referensi bagi peneliti
untuk melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan,
memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang model
pembelajaran Time Token. Perbedan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah pada media yang digunakan untuk mendukung penerapan model Time
Token. Peneliti menggunakan media karikatur yang belum banyak digunakan
sebagai media pembelajaran pada jenjang sekolah dasar. Perbedaan lainnya adalah
terletak pada jenis penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, dan materi yang
49
diajarkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain quasi
experimental bentuk nonequivalent control group desaign, untuk lokasi penelitian
yang akan digunakan adalah SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal, sementara objek
penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Panggung 10 Kota
Tegal sebagai kelas kontrol, dan siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota
Tegal sebagai kelas eksperimen. Materi pembelajaran yang akan diajarkan yaitu
materi PKn kelas V semester 2, SK 4. Menghargai keputusan bersama, KD 4.1
Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.
2.3 Kerangka Berpikir
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukkan karakter dan watak peserta didik, oleh karena
itu dalam pelaksanaannya diperlukan usaha guru supaya peserta didik mampu
memahami konsep PKn dengan lebih mudah. Cara yang dapat dilakukkan guru
yaitu dengan menerapkan model pembelajaran disertai dengan penggunaan media
yang dapat menunjang pembelajaran di kelas. Salah satu model pembelajaran
yang dapat diterapkan pada pembelajaran PKn yaitu model pembelajaran Time
Token .
Model pembelajaran Time Token dapat melatih keterampilan sosial peserta
didik, model pembelajaran tersebut akan diterapkan di kelas eksperimen.
Penerapan model pembelajaran Time Token akan didukung dengan penggunaan
media karikatur, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran konvensional. Kedua model tersebut akan diterapkan pada saat
50
pembelajaran PKn kelas V materi keputusan bersama. Kemudian motivasi dan
hasil belajar siswa kelas V yang mendapat perlakuan berupa penerapan model
Time Token berbantu media karikatur akan dibandingkan dengan motivasi dan
hasil belajar siswa kelas V yang mendapat perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran konvensional. Berikut adalah kerangka berpikir dalam penelitian
ini.
Nnn.
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Proses pembelajaran
menggunakan model
konvensional
Proses pembelajaran
menggunakan model Time
Token berbantu media karikatur
Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Kelas
Kontrol
Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Kelas
Eksperimen
dibandingkan
1. Apakah terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa dari
pembelajaran PKn materi keputusan bersama yang menerapkan
model Time Token berbantu media karikatur dengan pembelajaran
yang menerapkan model konvensional.
2. Apakah model Time Token berbantu media karikatur efektif
terhadap motivasi dan hasil belajar PKn Kelas V pada materi
keputusan bersama.
Pembelajaran PKn Materi Keputusan Bersama
SK : 4. Menghargai Keputusan Bersama
KD : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan
bersama
51
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 99) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Rumusan masalah 1, 2, dan 3 tidak dihipotesiskan karena merupakan deskriptif
kualitatif, sehingga hipotesis pertama untuk menjawab rumusan masalah keempat,
hipotesis kedua untuk menjawab rumusan masalah kelima, hipotesis ketiga untuk
menjawab rumusan masalah keenam, dan hipotesis keempat untuk menjawab
rumusan masalah ketujuh. Berikut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Ho1 : Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa dari pembelajaran yang
menerapkan model Time Token berbantu media karikatur dengan motivasi
belajar siswa dari pembelajaran yang menerapkan model konvensional,
(Ho1 : µ1= µ2 ).
Ha1 : Terdapat perbedaan motivasi belajar siswa dari pembelajaran yang
menerapkan model Time Token berbantu media karikatur dengan motivasi
belajar siswa dari pembelajaran yang menerapkan model konvensional,
(Ha1 : µ1 ≠ µ2 )
Ho2 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari pembelajaran yang
menerapkan model Time Token berbantu media karikatur dengan hasil
belajar siswa yang menerapkan model konvensional, ( Ho2 : µ1= µ2 ).
52
Ha2 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari pembelajaran yang
menerapkan model Time Token berbantu media karikatur dengan hasil
belajar siswa dari pembelajaran yang menerapkan model konvensional,
(Ha2 : µ1 ≠ µ2 ).
Ho3 : Model Time Token berbantu media karikatur tidak efektif terhadap
motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas V materi keputusan
bersama, (Ho3 : µ1 ≤ µ2 ).
Ha3 : Model Time Token berbantu media karikatur efektif terhadap motivasi
belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas V materi keputusan bersama,
(Ha3 : µ1 > µ2 ).
Ho4 : Model Time Token berbantu media karikatur tidak efektif terhadap hasil
belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas V materi keputusan bersama,
(Ho4 : µ1 ≤ µ2 ).
Ha4 : Model Time Token berbantu media karikatur efektif terhadap hasil belajar
siswa pada pembelajaran PKn kelas V materi keputusan bersama, (Ha4 :
µ1>µ2).
149
BAB 5
PENUTUP
Bagian ini berisi mengenai simpulan yang dirangkum berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukkan dan saran peneliti untuk guru, siswa, dan sekolah.
Berikut uraian selengkapnya.
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dan
pembahasan hasil penelitian pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama
dengan model Time Token berbantu media karikatur pada siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Panggung 11 Kota Tegal, maka dapat dikemukakan simpulan
penelitian sebagai berikut:
(1) Pelaksanaan model Time Token berbantu media karikatur pada
pembelajaran PKn kelas V materi keputusan bersama berjalan baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari rekapitulasi presentase pelaksanaan model
pembelajaran dari pertemuan satu dan dua sebesar 88,63% . Presentase
tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi.
(2) Motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal ketika
mengikuti pembelajaran PKn materi keputusan bersama dengan
menggunakan model Time Token berbantu media karikatur dapat dikatakan
baik. Pasalnya dari 32 siswa di ketahui 13 siswa memperoleh sko
150
persentase motivasi belajar sebesar 81% hingga 100% termasuk dalam
kategori sangat kuat. 17 siswa memeroleh skor persentase sebesar 60%
hingga 80% termasuk dalam kategori kuat. 2 siswa memeroleh skor
persentase sebesar 41% hingga 60% termasuk dalam kategori cukup.
(3) Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal ketika
mengikuti pembelajaran PKn materi keputusan bersama dengan
menggunakan model Time Token berbantu media karikatur diperoleh nilai
rata-rata kelas sebesar 87,5. Rata-rata tersebut lebih tinggi dari pada rata-rata
hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran PKn menggunakan model
konvensional yaitu sebesar 81,17.
(4) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar
siswa dari pembelajaran yang menerapkan model Time Token berbantu
media karikatur dengan motivasi belajar siswa dari pembelajaran yang
menerapkan model konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
hipotesis menggunakan independent sample t test melalui program SPSS
versi 21 yang menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel (2,848 > 2,000) dan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 ( 0,006 < 0,05).
(5) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa
dari pembelajaran yang menerapkan model Time Token berbantu media
karikatur dengan hasil belajar siswa dari pembelajaran yang menerapkan
model konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis
menggunakan independent sample t test melalui program SPSS versi
151
21.yang menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel (2,031 > 2,000) dan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 ( 0,047 < 0,05).
(6) Motivasi belajar PKn materi keputusan bersama siswa kelas V SD Negeri
Panggung 11 Kota Tegal yang menggunaakan model Time Token berbantu
media karikatur lebiih tinggi daripada motivasi belajar PKn siswa kelas V
SD Negeri Panggung 10 Kota Tegal yang menggunakan model
konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis menggunakan
one sample t-test yang menunjukan nilai thitung > ttabel (4,660 > 1,696) dan
nilai signifikasi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga dapat dikatakan
model Time Token berbantu media karikatur efektif karena dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
(7) Hasil belajar PKn materi keputusan bersama siswa kelas V SD Negeri
Panggung 11 Kota Tegal yang menggunaakan model Time Token berbantu
media karikatur lebiih tinggi daripada hasil belajar PKn siswa kelas V SD
Negeri Panggung 10 Kota Tegal yang menggunakan model konvensional.
Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis menggunakan one sample t-test
yang menunjukan nilai thitung > ttabel (3,497 > 1,696) dan nilai signifikasi
kurang dari 0,05 (0,001 < 0,05) sehingga dapat dikatakan model Time Token
berbantu media karikatur efektif karena dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, bahwa model Time Token
152
berbantu media karikatur terbukti berpengaruh dan signifikan terhadap motivasi
dan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri Panggung 11 Kota Tegal pada
materi keputusan bersama. Pelaksanaan model Time Token menekankan pada
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas, dimana siswa wajib
berbicara memberikan pendapat atau gagasan saat pembelajaran. Hal ini sulit
dilakukan oleh siswa yang sangat pemalu untuk itu diperlukan kerja keras guru
untuk memunculkan kepercayaan diri siswa sehingga siswa berani tampil di depan
kelas.
5.2.1 Bagi Guru
(1) Menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran Time Token berbantu
media karikatur dengan rinci dan jelas. Sehingga siswa benar-benar
memahami tata cara pelaksanaan model yang digunakan dan pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan.
(2) Membimbing dan mengawasi siswa saat melaksanakan diskusi kelompok
sehingga tidak ada siswa yang sibuk sendiri.
(3) Mengarahkan siswa untuk memperhatikan teman yang sedang
menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
(4) Memberikan pertanyaan spontan kepada siswa yang tidak mendengarkan
penyampaian hasil diskusi kelompok lain, sehingga siswa lebih
berkonsentrasi dan mau menghargai penyampaian hasil diskusi kelompok
lain.
(5) Guru perlu membrikan penguatan pada siswa yang dapat melaksanakan dan
menyelesaikan tugas belajarnya dengan baik.
153
(6) Guru hendaknya menata ruang kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dilaksanakan,sehingga siswa merasa senang dan lebih semangat belajar.
5.2.2 Bagi Siswa
(1) Memerhatikan tata cara pelaksanaan pembelajaran Time Token berbantu
media karikatur dengan baik, sehingga siswa memahami tata cara
pelaksanaan model Time Token dengan jelas dan pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan.
(2) Mempergunakan waktu yang diberikan oleh guru untuk berpendapat dengan
sebaik-baiknya.
(3) Menyampaikan pendapat yang sesuai dengan pokok permasalahan yang
sedang didiskusikan dan mendengarkan serta memerhatikan dengan baik
apabila siswa lain sedang menyampaikan pendapat.
(4) Menjaga kebersihan kelas sebelum belajar, sebab kelas yang bersih dan
sehat akan membuat siswa nyaman dalam belajar.
5.2.3 Bagi Sekolah
(1) Mengikutsertakan guru dalam kegiatan seminar pendidikan dan diklat
mengenai model pembelajaran inovatif, sehingga dapat menambah wawasan
guru mengenai model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas.
(2) Melakukan pengawasan berkala terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh
guru di kelas, demi kemajuan kualitas pendidikan di sekolah.
154
(3) Memberikan fasilitas dan kelengkapan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran serta memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada
guru untuk menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
155
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Y rama Widya.
Asra, D. Darmawan, dan C. Riana. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di
SD: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Chairia, Putri. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Terhadap
Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X8 Di Sma Negeri 1
Bandar Sri Bhawono Lampung Timur Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi
Universitas Negeri Lampung. Availabl at
http://digilib.unila.ac.id/21541/3/skripsi%20tanpa%20bab%20pembahasa
n.pdf. [Diakses 13/01/ 2017]
Contesa, Devilia. 2016. Keefektifan Model Time Token terhadap Hasil Belajar
PKn Kelas V SD Negeri Gugus Cakra Kota Semarang. Skripsi Universitas
Negeri Semarang. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id. [Diakses 13/01/2017]
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Drabman, Ronald. 2013. Sociometric And Disruptive Behavior as a Function of
Four Types of Token Reinforcement Programs. Journal of Applied
Behavior Analysis. Vol 7 No. 1, hal: 93-101, Februari 2013. DOI:
10.1901. [Diakses 1/02/2017]
Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Herlina, Febriani. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time
Token Arends untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimendi SMPN 87 Jakarta).
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah tersedia di
repository.uinjkt.ac.id.[Diakses 13/01/2017]
156
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Iriyanti, I. Ana. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arend pada
Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Prambanan dalam Upaya Meningkatkan
Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di
http://eprints.uny.ac.id/8534/1/1%20-%2007401244041.pdf. [Diakses
13/01/2017]
Kurnia, Ingridwati, dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Kurniasih, Imas. Berlin Sani, 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran:
Kata Pena
Lau, Peter. 2014. Developing students teamwork skills in a cooperative learning
project. International Journal for Lesson and Learning Studies. Vol.3,
No. 1: 80 – 99, Maret 2014, ISSN: 2046-8253. [Diakses 2/01/2017]
Ma’ab, Husnul. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Time Token
Arends terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV Pisangan 03.
Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tersedia di
repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/.../3/HUSNUL%20M
A'AB.pdf. [Diakses 13/01/ 2017]
Munib, Achmad, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK
UNNES.
Olivia Febrayani Valentina, Nym. Jampel, I Nym. Murda. 2013. Pengaruh Model
Pembelajaran Time Token Arends terhadap Hasil belajar PKn Siswa
Kelas V SD Gugus II Kecamatan Seririt. e-journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 3 No 1. [Diakses 13/01/2017]
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Badung: Alfabeta.
Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press.
157
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sanaky, AH. Hujair. 2013. Media Pembelajaran Inovatif-Interaktif. Yogyakarta:
KAUKABA DIPANTARA.
Sardiman, 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Siddiq, Djauhar. M, Isniatun Munawaroh, Sungkono. 2008. Pengembangan
Bahan Pembelajaran SD: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugihartono, dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Bandung:
ALFABETA.
Supriyadi, Slamet. 2011. Wacana Karikatur Indonesia: Persfektif Kajian
Pragmatik. Surakarta: UNS Press dan LPP UNS.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Trisnawati, Y. Iis . 2015. Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual
untuk Meningkatkan kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas Vc SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/. [Diakses 13/01/2017]
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakata: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Uno,B. Hamazah. 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Waluyanto, D. Heru. 2000.Karikatur sebagai Karya Komunikasi Visual dalam
Penyampaian Kritik Sosial” Nirmana 2 (2): 128-134. Fakultas Seni dan
Desain, Universitas Kristen Petra, URL (diakses Januari 2017):
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/dkv/article/view/16059/16051
158
Wibawa, B. dan Mukti, F. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV Maulana.
Wibowo, Arum. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model
Time Token Arends dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas V SD N
Kandri 01 Kota Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Tersedia di http://lib.unnes.ac.id. [Diakses 13/01/ 2017].
Widiastuti, S. Dan F. Rahayuningsih. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk
SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widiastuti. 2015. Melalui Media Karikatur dalam Pembelajaran dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kompetensi Dasar Budaya Politik . Jurnal PPKM I : halaman 11-25
ISSN: 2354-869. Tersedia di
http://abcd.unsiq.ac.id/source/LP3MPB/Jurnal/2015/. Diakses 13/01/
2017]
Winarno, dan M. Kusumawati. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Winataputra. 2009. Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
. 2012. Materi Dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Grup
Relasi Inti Media.
Recommended