View
79
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Nama : Ricko Kurniawan Tanda Tangan
NIM : 11.2011-004 ……………………………...
Dokter Pembimbing/ Penguji : Dr. Rosalia SW, Sp. M ……………………………...
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A Pendidikan : SMA
Umur : 59 tahun Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Pensiunan No. RM : 31.95.98
Alamat : Jepara, gang 5/4
II. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Auto dan Alloanamnesis pada Senin, 06 Agustus 2012 Pukul 14.30 WIB
Keluhan Utama :
Penglihatan kedua mata seperti berkabut.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli mata dengan keluhan penglihatan pada kedua mata seperti
berkabut. Keluhan ini dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Penglihatan kabur, baik
penglihatan dekat maupun jauh yang semakin bertambah pada kedua mata. Pasien
mengaku lebih bisa melihat di tempat yang gelap dibanding melihat di tempat yang
terang. Selain itu pasien mengeluhkan mata kanan seperti mengganjal dan mata kiri
terasa pegel. Karena merasa sudah tidak nyaman lagi, akhirnya pasien memutuskan
untuk berobat ke Poliklinik Spesialis Mata RS Mardi Rahayu.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat Diabetes Mellitus (+)
Riwayat penggunaan kacamata (+)
Riwayat Stroke (+)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita sakit yang sama seperti pasien .
Riwayat Sosial-Ekonomi :
Status ekonomi pasien cukup
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Cukup
Nadi : 80 x/menit
Tensi : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
Suhu : 36 oC
Kepala : normocephali, deformitas (-), rambut beruban, distribusi merata.
Telinga : normotia, serumen (-), sekret (-)
Hidung : deviasi septum (-), sekret (-)
Tenggorokan : tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis.
Thorax
Cor : BJ1=2, regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : SN vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Abdomen : datar, supel, BU (+) N
Ekstremitas : akral hangat, oedem -/-
Status Ophtalmologi
OD OS
No Pemeriksaan Oculus Dexter Oculus Sinister
1 Visus 1/2/60 1/60
2 Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
3 Suprasilia Normal Normal
4 Palpebra Superior :
- Edema
- Hematom
- Entropion
- Ektropion
- Silia
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5 Palpebra Inferior :
- Edema
- Hematom
- Entropion
- Ektropion
- Silia
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
6 Konjungtiva
- Injeksi
konjungtiva
- Injeksi siliar
- Sekret
-
-
-
-
-
-
7 Kornea
- Permukaan
- Edema
- Infiltrat
- Keratik
presipitat
- Ulkus
- Sikatrik
jernih
-
-
-
-
-
Jernih
-
-
-
-
-
8 COA
- Kedalaman
- Hifema
- Hipopion
Dangkal
-
-
Dangkal
-
-
9 Iris
- Kripte
- Edema
Normal
-
Normal
-
10 Pupil
- diameter
- reflek pupil
- sinekia
± 3 mm
+
-
± 3 mm
+
-
11 Lensa
- kejernihan
- shadow
test
Keruh tidak merata
+
Keruh tidak merata
+
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
12 Corpus vitreum
- Kejernihan Sulit dinilai Sulit dinilai
13 Retina
- Papil N II Sulit dinilai Sulit dinilai
14 TIO Palpasi Normal Palpasi Normal
15 Fundus refleks + suram + suram
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
Laboratorium (Darah Lengkap)
EKG
Foto Thoraks
V. RESUME
Subyektif :
Pasien laki-laki umur 59 tahun datang ke poli mata dengan keluhan
penglihatan pada kedua mata seperti berkabut. Keluhan ini dirasakan sejak 6
bulan yang lalu. Penglihatan kabur, baik penglihatan dekat maupun jauh yang
semakin bertambah pada kedua mata. Pasien mengaku lebih bisa melihat di
tempat yang gelap dibanding melihat di tempat yang terang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Vod : 1/2/60; Vos : 1/60. ODS COA :
Dangkal; ODS Lensa : Keruh tidak merata; ODS Shadow Test : (+). Riwayat
Hipertensi (+), Riwayat DM (+), Riwayat penggunaan kacamata (+) Riwayat
Stroke (+).
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Obyektif :
Pada pemeriksaan fisik status generalis didapatkan dalam batas normal.
Pada pemeriksaan ophtalmologis :
OD : Visus 1/2/60
OS : Visus 1/60
VI. DIFFERENT DIAGNOSIS
Katarak senilis stadium
INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATUR
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah
(air masuk)
Normal Berkurang
(air+lensa keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata
depan
Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik
mata
Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Penyulit - glaukoma - Uveitis+glaukoma
VII. DIAGNOSIS KERJA
ODS Katarak Senilis Imatur
Dasar diagnosis :
Anamnesis : Pasien laki-laki umur 59 tahun datang ke poli mata dengan keluhan
penglihatan pada kedua mata seperti berkabut. Keluhan ini dirasakan sejak 6 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Vod : 1/2/60; Vos : 1/60. ODS COA :
Dangkal; ODS Lensa : Keruh tidak merata; ODS Shadow Test : (+).
Pemeriksaan Ophtalmologis : OD : Visus 1/2/60 OS : Visus 1/60
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
VIII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Tindakan pembedahan (operasi katarak) dilakukan EKEK + IOL
Medikamentosa :
Cravit 5 x 1 tts/hr
Timolol 0,5% 2 x 1tts/hr
IX. PROGNOSIS
ODS
Ad visam Dubia ad malam
Ad sanam ad bonam
Ad kosmetikam Dubia ad bonam
Ad vitam ad bonam
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
TINJAUAN PUSTAKA
KATARAK
A. DEFINISI
Katarak adalah suatu keadaan di mana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh.Katarak berasal dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun.
Asalkata ini mungkin sekali karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti
tertutupoleh air terjun di depan matanya akibat. Seorang dengan katarak akan melihat
benda seperti ditutupikabut. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau
keduanya (Ilyas, 2009).
B. KLASIFIKASI KATARAK
Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi
katarak kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis.
1. Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal
dimana kelainan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang
sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali
mengakibatkan keruhnya seluruh lensa
2. Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah
lahir.Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat
lensa.Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai
soft cataract. Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu sediaan penyakit
keturunan lain.
3. Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Telah diketahui
bahwa katarak senilis berhubungan dengan bertambahnya usia dan berkaitan
dengan proses penuaan lensa.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium
imatur,stadium matur, dan stadium hipermatur.
1. Stadium insipien. Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan
visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak
seperti baji (jari-jari roda),terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis
relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheel yang nyata bila pupil
dilebarkan.
2. Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan
terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau
tidak ada kekeruhan di lensa, maka inar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada
yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka sinar oblik
yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada
pemeriksaan, terlihat di pupil ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan
cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,akibat bayangan iris
pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+)
3. Stadium matur . Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga
semua sinar yangmelalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa.
Tak ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Shadow test membedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat harus
diperiksa lebih lanjut dengan midriatika,oleh karena pada katarak polaris anterior
juga terdapat shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan
melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah
pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur, dengankoreksi, visus
tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi1/300 atau
satu per tak hingga, hanya ada persepsi cahaya, walaupun lensanya belumkeruh
seluruhnya. Keadaan ini disebut vera matur.
4. Stadium hipermatur. Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah
mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah.
Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah
lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang diatasnya,
yaitu kecoklatan. Pada stadium ini juga terjadikerusakan kapsul lensa, yang menjadi
lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa menjadi
kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak
Morgagni.
Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan yang disebut
intumesensi yaitu penyerapan cairan bilik mata depan oleh lensa sehingga lensamenjadi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
cembung dan iris terdorong ke depan, bilik mata depan menjadi dangkal. Hal ini tidak
selalu terjadi.Pada umumnya terjadi pada stadium II.
Selain itu terdapat jenis katarak lain :
Katarak rubella :
Ditularkan melalui Rubella pada ibu hamil
Katarak Brunesen
Katarak yang berwarna coklat sampai hitam, terutama pada nucleus lensa
Dapat terjadi pada pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi.
Katarak Komplikata :
Katarak akibat penyakit mata lain seperti radang dan proses degenerasi.
Mempunyai tanda khusus yaitu selamanya dimulai di korteks atau dibawah kapsul
menuju ke korteks atau dibawah kapsul menuju sentral
Pada lensa terlihat kekeruhan titik subkapsular ayng sewaktu-waktu menjadi katarak
lamelar.
Katarak Diabetik :
Akibat adanya penyakit Diabetes Mellitus.
Meningkatkan insidens maturasi katarak >>
Pada lensa terlihat kekeruhan tebaran salju subkapsularyang sebagian jernih dengan
pengobatan.
Katarak Sekunder
Adanya cincin Soemmering (akibat kapsul pesterior yang pecah) dan
Mutiara Elsching (epitel subkapsular yang berproliferasi)
Katarak Traumatika
Dapat terjadi akibat trauma mekanik, agen-agen fisik (radiasi, aruslistrik, panas dan
dingin)
(Ilyas, 2009)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
C.PATOFISIOLOGI
Lensa mengandung tiga komponen anatomis yaitu :
Nukleus à zone sentral
Korteks à perifer
Kapsul anterior dan posterior
Sebagian besar katarak terjadi karena suatu perubahan fisik dan perubahan kimia
pada protein lensa mata yang mengakibatkan lensa mata menjadi keruh.Perubahan fisik
(perubahan pada serabut halus multiple (zonula) yang memanjang dari badan silier ke
sekitar lensa) menyebabkan hilangnya transparansi lensa.
Perubahan kimia pada protein inti lensa mengakibatkan pigmentasi progresif
sehingga nukleus menjadi kuning atau kecokelatan juga terjadi penurunan konsentrasi
glutation dan kalium, peningkatan konsentrasi natrium dan kalsium serta peningkatan
hidrasi lensa. Perubahan ini dapat terjadi karena meningkatnya usia sehingga terjadi
penurunan enzim yang menyebabkan proses degenerasi pada lensa.
Penyebab pada katarak senilis belum diketahui pasti, namun diduga terjadi karena:
a. Proses pada nukleus
Oleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong ke
arah tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat
(nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion kalsium dan sklerosis. Pada
nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa
menjadi lebih hipermetrop. Lama kelamaan nukleus lensa yang pada mulanya
berwarna putih menjadi kekuning-kuningan, lalu menjadi coklat dan kemudian
menjadi kehitam-hitaman. Karena itulah dinamakan katarak brunesen atau
katarak nigra.
b. Proses pada korteks
Timbulnya celah-celah di antara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan
penimbunan kalsium sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan
membengkak, menjadi lebih miop. Berhubung adanya perubahan refraksi ke
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
arah miopia pada katarak kortikal, penderita seolah-olah mendapatkan kekuatan
baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah (Wijana, 1983).
D. GEJALA DAN TANDA
1. Pengurangan ketajaman penglihatan secara bertahap
2. Pandangan seperti ada kabut atau air terjun
3. Silau, sehingga penglihatan di malam hari lebih nyaman dibandingkan siang hari
4. Miopia
5. Kesulitan membaca bila tidak cukup cahaya
6. Sering berganti kacamata
(Ilyas, 2009)
E.DIAGNOSIS
ANAMNESIS :
Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama katarak)
Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merah
Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti :
1. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
2. Perubahan daya lihat warna
3. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat
menyilaukan mata
4. Lampu dan matahari sangat mengganggu
5. Sering meminta resep ganti kacamata
6. Penglihatan ganda (diplopia)
PEMERIKSAAN FISIK MATA
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
2. Melihat lensa dengan penlight dan loop
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan
lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris
shadow).Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur,
sedangkan bayangan dekat dan kecil dengan pupil terjadi katarak matur.
3. Slit lamp
4. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)
(Wijana, 1983)
F. DIAGNOSA BANDING
1. Leukokoria
2. Oklusi pupil
3. Ablasi retina
4. Retinoblastoma
(Wijana, 1983)
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan untuk katarak adalah pembedahan (operasi).Medikamentosa
diberikan dengan tujuan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh penyulit misalnya, silau
maka pasien dapat menggunakan kacamata.Untuk mengurangi inflamasi dapat
diberikan steroid ringan. Dapat pula dianjurkan diet dengan gizi yang seimbang,
suplementasi vitamin A,C,E, serta antioksidan lainnya dengan dosis yang tepat dapat
membantu memperlambat progresifitas katarak.
Ekstraksi katarak adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak.
Dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa dengan isi kapsul lensa
atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nucleus) melalui kapsul
anterior yang dirobek dengan meninggalkan kapsul posterior.
a. Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan
korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada
pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti,
implantasi lensa intra okular, kemungkinan akan dilakukan bedah gloukoma, mata
dengan presdiposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata
mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi,
untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps
badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadi
katarak sekunder.
Tindakan ekstraksi katarak ekstrakapsuler yang terencana dilakukan apabila:
1. Kita ragu apakah nukleus lentis sudah terbentuk atau belum.
2. Kita mengira badan kaca mencair, misalnya pada miopia tinggi, setelah
menderita uveitis.
3. Telah terjadi perlengketan luas antara iris dan lensa.
4. Pada operasi mata yang lainnya, telah terjadi ablasi atau prolaps badan kaca.
5. Setelah operasi mata yang lainnya, timbul penempelan badan kaca pada
kornea yang menyebabkan distrofi kornea.
6. Terkandung maksud untuk memasang lensa intraokuler buatan.
b. Operasi katarak intrakapsular atau ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK)
Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.Dapat dilakukan
pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi da mudah diputus. Pada tindakan ini
tidak akan terjadi katarak sekunder (Ilyas, 2009).
Indikasi ekstraksi katarak:
1. Pada bayi: kurang dari 1 tahun
Bila fundus tak terlihat. Bila masih dapat dilihat, katarak dibiarkan saja.
2. Pada umur lanjut
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
a. Indikasi klinis : kalau katarak menimbulkan penyulit uveitis atau
glaukoma, meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi
juga, setelah keadaan menjadi tenang.
b. Indikasi visuil : tergantung dari katarak monokuler atau binokuler
3. Katarak monokuler
a. Bila sudah masuk dalam stadium matur
b. Bila visus pasca bedah sebelum dikoreksi, lebih baik daripada sebelum
operasi
4. Katarak binokuler
a. Bila sudah masuk dalam stadium matur
b. Bila visus meskipun telah dikoreksi tidak cukup untuk melakukan pekerjaan
sehari-hari.
Macam-macam ekstraksi katarak sesuai konsistensi dari kataraknya:
1. Katarak cair : umur kurang dari 1 tahun, dilakukan disisi lensa
2. Katarak lembek : umur 1-35 tahun, dilakukan ekstraksi linier/ekstraksi katarak
ekstrakapsuler
3. Katarak keras : umur lebih dari 35 tahun, dilakukan ekstraksi katarak
ekstrakapsuler
H. KOMPLIKASI
- Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan
katarak traumatic.
- Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti blok pupil,glaukoma sudut
tertutup, uveitis,retinal detachment , rupture koroid, hifema,perdarahan
retrobulbar, neuropati optik traumatic
I. PROGNOSIS
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak
sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis, karena adanya ambliopia dan kadang-
kadang anomali saraf optikus atau retina.Prognosis untuk perbaikan ketajaman
pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling
baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang proresif lambat.Prognosis
penglihatan pasien dikatakan baik apabila:
Fungsi media refrakta baik
Dilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai
dari kornea, iris, pupil dan lensa melalui lampu sentolop maupun slit lamp.
Fungsi makula atau retina baik
Dilakukan dengan pemeriksaan retpersepsi warna, dengan cara menyorotkan
cahaya merah dan hijau di depan mata yang kemudian dengan sentolop
cahaya diarahkan ke mata.
Fungsi N. Opticus (N.II) baik
Fungsi serebral baik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Kaytarak Senilis Imatur Ricko Kurniawan 11.2011.004
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, H.S. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta
PERDAMI.2009. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta
Wijana, N., 1983, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta
Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRumah Sakit Mardi Rahayu – KUDUSPeriode 30 Juli 2012 – 1 September 2012
Recommended