View
232
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN PAI DI SMP ISLAM
AL
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN PAI DI SMP ISLAM
AL-AZHAR 14 SEMARANG
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
ARMI ZULAEKHA
NIM:
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN PAI DI SMP ISLAM
AZHAR 14 SEMARANG
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
ARMI ZULAEKHA
NIM: 073311012
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN PAI DI SMP ISLAM
AZHAR 14 SEMARANG
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
ARMI ZULAEKHA
12
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN PAI DI SMP ISLAM
AZHAR 14 SEMARANG
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang
di Semarang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Manajemen Pembelajaran PAI Di SMP Islam Al-
Azhar 14 Semarang (Tinjauan terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 tentang standar
proses)
Nama : Armi Zulaekha
NIM : 073311012
Jurusan : Kependidikan Islam
Program Studi : Kependidikan Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu ’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Manajemen Pembelajaran PAI Di SMP Islam Al-
Azhar 14 Semarang (Tinjauan terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 tentang standar
proses)
Nama : Armi Zulaekha
NIM : 073311012
Jurusan : Kependidikan Islam
Program Studi : Kependidikan Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam siding munaqasyah.
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
ABSTRAK
Judul : Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
Dalam Manajemen Pembelajaran PAI Di SMP Islam
Al-Azhar 14 Semarang
Penulis : Armi Zulaekha
NIM : 073311012
Skripsi ini membahas implementasi Permendiknas nomor 41 tahun 2007
tentang standar proses dalam manajemen pembelajaran PAI di SMP Islam Al-
Azhar 14 Semarang, yang dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang dilakukan
guru masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan. Pada kenyataannya
tidak semua guru mempunyai keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran,
hal itu disebabkan oleh 1) Kurangnya kesadaran guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran 2) Latarbelakang pendidikan guru 3) Guru dalam
mengajarkan materi tidak didasarkan pada persiapan materi, hanya mengandalkan
materi saja.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana
pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI? (2) Bagaimana efektivitas
manajemen pembelajaran PAI dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang
dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang. Metode yang digunakan
dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis
dengan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) manajemen pembelajaran
PAI memiliki komponen diantaranya dalam tahap perencanaan ketika awal
pembelajaran guru mentargetkan materi PAI yang harus dikuasai oleh peserta
didik berupa perilaku-perilaku yang sesuai dengan materi itu dengan tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Dalam tahap pelaksanaan, guru harus mencari metode
yang dapat membuat peserta didik menjadi lebih menyenangkan.
Tahap Penilaian menggunakan tes tertulis, tes perbuatan dan tes
penugasan. Sedangkan pengawasan proses pembelajaran menggunakan beberapa
tahap diantaranya: pengawasan pada perencanaan, pengawasan pada proses
pembelajaran, supervisi dan evaluasi. (2) di SMP Al-Azhar dalam proses
pembelajaran sudah mengacu pada permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses dalam hal perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil proses pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran. Maka dapat dikatakan bahwa ketercapaian Permen Diknas No. 41
tentang standar proses secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan efektif.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan
masukan bagi para kepala sekolah, tenaga pengajar dalam melaksanakan
pembelajaran kepada peserta didiknya agar senantiasa meningkatkan proses
belajar mengajar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karuniaNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Implementasi Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
Dalam Manajemen Pembelajaran PAI Di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang jurusan Kependidikan Islam. Penelitian ini dapat
diselesaikan berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Mustofa, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah
memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Fatkuroji, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan arahan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
4. Dr. Fatah Syukur M.Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
5. Dr. Mustofa, M.Ag., selaku dosen wali yang memotivasi dan memberi arahan
selama kuliah.
6. Dosen Kependidikan Islam, dosen dan staf pengajar di Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.
7. Rasmudi, S.Pd.,M.Pd., selaku kepala SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Segenap guru , kepala TU beserta staf, karyawan dan peserta didik SMP
Islam Al-Azhar 14 Semarang yang selalu membantu dan memberikan
motivasi dalam penyusunan skripsi.
9. Bapak Dargo dan Ibu Darmi yang tercinta terima kasih atas do’a, nasihat, dan
dukungan serta segala pengorbanan dan kasih sayang selama ini dalam
mendidik penulis dengan penuh kesabaran.
10. Kakak Sugianto, Suharti, Sri Haryati, S.Pd., dan adikku M. Alwi Mauliddin,
Stevi Rizki Naola Sari, Naely Faela Sufah yang senantiasa memberi tawa dan
senyum keceriaan selama kebersamaan.
11. Teman seperjuangan Kependidikan Islam 2007 yang telah menemani penulis
dalam suka dan duka bersama selama melaksanakan perkuliahan di kampus
tercinta Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
12. Teman-teman seperjuangan PPL Al-Azhar 14 Semarang, TIM KKN Posko 85
Tambahrejo, Pondok AS Ringinsari 2 Ngaliyan, yang yang senantiasa
menjadi penyemangat dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan
skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Semarang, 24 Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halam
an
HALAMAN JUDUL…………………………….………………… .......................
i
PERNYATAAN KEASLIAN…….…………….………………….......................
ii
PENGESAHAN…………………….………….………….....................................
iii
NOTA PEMBIMBING………………...…….…………........................................
iv
ABSTRAK………………………………...….……………………........................
vi
KATA PENGANTAR……………………………………………..........................
viii
DAFTAR ISI…………………………………..………………...............................
x
BAB I : PENDAHULUAN………………………………….....................
1
A. Latar Belakang………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………….
6
BAB II : LANDASAN TEORI....................................................................
8
A. Kajian Pustaka……………..…………………………………
8
B. Kerangka Teoritik…………………………………………….
9
BAB III : METODE PENELITIAN……………………………………....
40
A. Jenis Penelitian……………………………………………….
40
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………….……………….
40
C. Sumber Penelitian…………..…………………......................
41
D. Fokus Penelitian…..……………………….............................
43
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………..
43
F. Teknik Analisis Data…………………………………….......
44
BAB IV : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN PAI ......................................................... 46
A. Manajemen Pembelajaran PAI Di SMP Islam Al-
Azhar 14 Semarang ............................................................ 46
B. Efektivitas Manajemen Pembelajaran PAI Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41
Tahun 2007 tentang standar proses ..................................... 53
C. Analisis Data Pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses Dalam Manajemen Pembelajaran PAI Di
SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang ..................................... 61
D. Faktor Penghambat dan Pendukung Efektivitas
Manajemen Pembelajaran PAI ............................................ 73
E. Hambatan Penelitian ............................................................ 73
BAB V : PENUTUP ................................................................................ 74
A. Simpulan .............................................................................. 74
B. Saran .................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan. Hal ini disebabkan pendidikan berperan sebagai usaha yang paling
efektif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
Pendidikan memiliki posisi strategis yang akan berdampak pada aspek
kehidupan yang lain sepanjang manusia ada, oleh karena itu wajar apabila masalah
pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama
para pakar dan praktisi pendidikan. Pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan
outcome sumber daya manusia unggul yang pada gilirannya akan terbangun watak
suatu bangsa, serta dapat menentukan keberhasilan bidang lainnya seperti ekonomi,
politik, dan sebagainya karena manusia merupakan subjek dalam seluruh aktifitas
bidang-bidang tersebut.1
Hal ini selaras dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.2
1 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 42.
2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Bandung; Fokusmedia,
2006), hlm. 7..
13
Dalam rangka tercapainya tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan
serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagai landasan dalam
pelaksanaan pendidikan yang ada. Salah satu prinsip penyelenggaraan yang telah
ditetapkan adalah bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (pasal 4).3
Penyelenggaraan pendidikan tersebut dimanifestasikan dalam Peraturan
Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standarisasi
ini merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.4
Sama halnya dengan bidang manajemen, pada lembaga pendidikan,
manajemen merupakan hal yang penting untuk mengelola komponen yang
dibutuhkan dalam pembelajaran. Manajemen atau pengelolaan merupakan
komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara
keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat
diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah
yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, hasil penelitian Balitbangdikbud pada tahun 1991,
menunjukkan bahwa manajemen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan
menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu
mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas
pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping
peningkatan kualitas guru dan pengembangan sumber pendidikan.5
3 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 7.
4 PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Hlm. 6.
5 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Strategi dan Implementasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 22.
14
Agar semua unsur terlibat dalam proses pembelajaran dapat bersinergi
diperlukan manajemen untuk mengelola, mengatur dan menata semua unsur
pembelajaran, dengan kata lain manajemen pembelajaran. Manajemen
pembelajaran merupakan tugas yang dilakukan oleh seorang guru, tidak terkecuali
guru PAI, tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran sesuai dengan standar pendidikan.
Dalam proses belajar mengajar guru merupakan sosok yang sangat penting.
Pengetahuan, ketrampilan dan perilaku guru merupakan instrumen yang
menciptakan kondisi dan suatu proses pembelajaran. Bila kualitas anak ditentukan
kualitas belajarnya, maka sangatlah beralasan bila guru mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam menyiapkan masa depan anak didik dibandingkan dengan
profesi lain.
Dalam hal ini, guru memainkan peran penting dan strategis dalam layanan
pendidikan pada peserta didik. Terkadang dalam proses belajar, siswa hanya
menerima atau mentransfer keilmuan saja. Padahal belajar bukanlah dari
penuangan informasi kedalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan
mental dan kerja siswa sendiri.
Hal tersebut tentu tidak akan terjadi jika proses pembelajaran ini
direncanakan, dilaksanakan secara fleksibel, bervariasi, serta menantang siswa
untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan
sehingga kedewasaan dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap akan
dapat tercapai dengan baik.6
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk kreatif,
menyenangkan serta memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan
memilih metode pembelajaran yang efektif. Keberhasilan dan kegagalan guru
dalam menjalankan proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kecakapannya
6 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta; Rinneka Cipta,
1993), hlm. 4.
15
dalam memilih dan menggunakan metode mengajar. Itulah sebabnya, metode
mengajar menjadi salah satu objek bahasan yang penting di dalam pendidikan.7
Proses pembelajaran yang dilakukan guru agama Islam pun harus dilakukan
secara kreatif dan memiliki kemampuan dalam mengembangkan pendekatan dan
memilih metode, supaya proses internalisasi dan aplikasi nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari dapat diterapkan. Pendidikan Agama Islam merupakan upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.8
Dalam Al-Qur’an pun telah ditegaskan betapa pentingnya seluruh ajaran
Islam oleh setiap hambaNya. Sebagaimana dalam surat As-Shaf ayat 3.
u� ã9 Ÿ2 $ºF ø) tΒ y‰ΨÏã «!$# β r& (#θä9θà) s? $ tΒ Ÿω šχθè=yèø� s? ∩⊂∪
Artinya : (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan. (Q. S As-Shaf :3).9
Selain itu pada kenyataannya tidak semua siswa dapat dengan mudah
menerima pelajaran, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah
latar belakang pendidikan, lingkungan tempat belajar atau tempat tinggal, kesiapan
siswa dalam menerima pelajaran serta kurang mengetahui akan pentingnya
pendidikan. Hal tersebut mempengaruhi kualitas pembelajaran dalam upaya untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Dari dasar inilah lahir Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen
Diknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah. Standar proses ini merupakan standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan.
Dalam pasal 1 (1) Permen Diknas nomor 41 tahun 2007 di atas disebutkan bahwa
7 Tim Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan
Agama Islam, ( Jakarta: Departemen Agama RI, 2001) hlm. 20.
8 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005), hlm.
21. 9 Al-Qur’an dan Terjemahnya JUZ 1-30, (Surabaya: Tri Karya, 2004), hlm. 805.
16
standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.10
Keempat komponen
dalam peraturan menteri ini dijadikan sebagai patokan minimal yang harus dicapai
oleh setiap guru di setiap lembaga pendidikan.
Dalam proses perencanaan pembelajaran guru (termasuk guru PAI) dituntut
untuk membuat silabus serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sedangkan
dalam pelaksanaannya ditentukan tentang persyaratan pelaksanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta diukur melalui penilaian.
Sekolah merupakan sebuah institusi yang dipimpin oleh seorang kepala
sekolah, dibantu oleh seorang atau beberapa orang wakil kepala sekolah, didukung
oleh sejumlah tenaga staf lainnya.11
Lembaga inilah yang dalam aktifitasnya
menyelenggarakan proses pendidikan yang mengacu pada standar minimal proses
tersebut, sehingga diharapkan dari implementasi standar proses tersebut lahirlah
output-output yang berkualitas.
SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal yang berusaha mencapai Standar Nasional Pendidikan termasuk
di dalamnya standar proses pembelajaran sejak pertama kali standarisasi ini
digulirkan oleh pemerintah yang berupa undang-undang, hingga kemudian undang-
undang tentang standar proses ini baru dijabarkan lebih detail lagi melalui
Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan No 41 tahun 2007 tentang standar proses
pada tanggal 23 november 2007. Maka, dengan adanya Permen Diknas No 41
tahun 2007 ini dapat menjadi patokan minimal bagi kinerja guru-guru di SMP
Islam Al-Azhar 14 Semarang termasuk di dalamnya guru-guru PAI.
Penelitian ini menjadi penting karena materi yang dikaji, penulis dapat
menganalisa manajemen pembelajaran PAI yang ada, dan mencari sebab-sebab
yang terjadi dilapangan tersebut. Hingga pada gilirannya penelitian ini menjadi
10 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
11 Suparlan, Membangun Sekolah Efektif, (Yogyakarta: HIKAYAT, 2008), hlm. 26.
17
masukan bagi sekolah SMP Islam Al Azhar 14 dalam kaitannya dengan standar
proses pembelajaran yang terkandung dalam Permen No 41 tahun 2007.
Berdasarkan deskripsi di atas, maka penelitian ini perlu dikaji tentang
“Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses Dalam Manajemen Pembelajaran PAI Di SMP Islam Al-
Azhar 14 Semarang”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas,
maka dapat difokuskan penelitian ini diarahkan pada hal-hal berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14
Semarang?
2. Bagaimana efektivitas manajemen pembelajaran PAI di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
tentang standar proses?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI di tinjau dari
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses
di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
2. Untuk menjelaskan efektivitas manajemen pembelajaran PAI dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses di SMP
Islam Al-Azhar 14 Semarang .
Dari hasil penelitian ini diharapkan oleh peneliti agar bermanfaat lebih lanjut
diantaranya:
1. Memberikan wawasan dan pengembangan diri bagi diri penulis serta
meningkatkan profesionalitas penulis di bidang ilmu kependidikan.
18
2. Sebagai bahan kajian ilmiah khususnya bagi mahasiswa jurusan Kependidikan
Islam.
3. Memberikan konstibusi konstruktif bagi Kepala Sekolah dan Guru di SMP
Islam Al Azhar 14 Semarang.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
D. Kajian Pustaka
Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian
pustaka sebagai landasan berfikir, yang mana kajian pustaka yang penulis
gunakan adalah beberapa hasil penelitian skripsi. Beberapa kajian pustaka tersebut
diantaranya adalah:
1. Skripsi “ Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Mata
Pelajaran PAI Di SMP N 18 Semarang, disusun oleh Noor Rohman 3102328,
skripsi ini membahas tentang kesiapan lembaga sekolah dalam pelaksanaan
KTSP dan implementasi KTSP pada mata pelajaran PAI. 12
2. Skripsi Tentang “Manajemen Pembelajaran PAI Di SMPN 28 Semarang,
disusun oleh Mutmainah 3103143, skripsi ini membahas tentang manajemen
pembelajaran PAI, hambatan dan upaya yang dilakukan SMPN 28 Semarang
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui manajemen pembelajaran.13
3. Skripsi Tentang “ Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pada Guru PAI Di SMP
Khadijah 2 Surabaya, disusun oleh Daris Marijan Sayyaf D33205007, Skripsi
ini membahas tentang implementasi Permendiknas pada guru yang ada di
SMP 2 Surabaya.14
Dari kajian pustaka di atas, penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk
tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi
12 Noor Rohman, 3102328, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
Mata Pelajaran PAI Di SMP N 18 Semarang. ( Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
2009).
13 Mutmainah, 3103143, Manajemen Pembelajaran PAI Di SMPN 28 Semarang,
(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009).
14 Daris Marijan Sayyaf, D33205007, Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pada Guru PAI Di SMP Khadijah 2
Surabaya, (Surabaya: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan, 2009).
9
pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun. Skripsi yang akan
penulis susun membahas mengenai implementasi Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses dalam manajemen
pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang.
Skripsi yang pertama, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP N 18 Semarang, disusun oleh Noor
Rohman, skripsi ini meneliti implementasi KTSP pada mata pelajaran PAI,
terfokus pada pelaksanaan pada kurikulum KTSP saja.
Skripsi yang berjudul Manajemen Pembelajaran PAI Di SMPN 28
Semarang disusun oleh Mutmainah 3103143, skripsi ini membahas tentang
manajemen pembelajaran PAI, hambatan dan upaya yang dilakukan SMPN 28
Semarang untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui manajemen
pembelajaran, yang terfokus pada pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI.
Sedangkan skripsi yang berjudul Implementasi Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pada Guru
PAI Di SMP Khadijah 2 Surabaya, disusun oleh Daris Marijan Sayyaf
D33205007, skripsi ini membahas implementasi Permendiknas pada guru PAI di
SMP Khadijah 2 Surabaya, yang terfokus pada implementasi Permendiknas itu
sendiri.
Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan, penulis yakin bahwa
penelitian tentang implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
41 Tahun 2007 tentang standar proses dalam manajemen pembelajaran PAI di
SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang, yang penulis lakukan belum ada yang
mengulasnya, meskipun mungkin memiliki muara yang sama tetapi fokus yang
berbeda.
E. Kerangka Teoritik
1. Manajemen Pembelajaran PAI
a. Pengertian Manajemen Pembelajaran PAI
Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan
pembelajaran. Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris ”administration”
10
yang disinonimkan dengan ” management” suatu pengertian dalam lingkup
yang lebih luas.15
Menurut Hanry L. Sisk mendefinisikan:
Management is the coordination of all resources through the processes
of planning, organizing, directing and controlling in order to attain stted
objectivies.16
Manajemen adalah Pengkoordinasian untuk semua sumber-sumber melalui
proses-proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan di dalam ketertiban untuk tujuan.
Sedangkan menurut James AF Stoner yang dikutip oleh Handoko,
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.17
Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian manajemen
adalah rangkaian segala kegiatan untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan
tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan
sebelumnya.
Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran”.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.18
Menurut Old MacDonald menjelaskan bahwa:
15 Suharsimi, Arikunto, Manajemen Pendidikan, ( Yogyakarta: Aditya Media, 2008) hlm.
2. 16 Hanry L. Sisk, Principles of Management a System Appoach to The Management
Proces, (Chicago: Publishing Company, 1969), hlm. 10.
17 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPKE Yogyakarta, 2001), Edisi II, hlm.
8.
18 Mansur, Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual, (
Jakarta: Bumi Aksara, 2007) hlm. 163.
11
Learning is acquiring knowledge, it’s an enduring change in living beings
not dictated by genetic predisposition, it is also a relative yet permanent
change in behaviour resulting from practice.19
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
pendidikan Pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.20
Sedangkan pembelajaran menurut Shohih Abdul Aziz dan Abdul Majid
adalah:
�������� �� �� ����������� ������������� �������� �!"�� ��#��� ���"�$�% ��&���'( #"���� � ���&()� *���&+�, ����������(� ��-�.�(/�012� *���3��4 5 (/�012 �6�7 ���8���9�� ��, ����:; ��8����<� ���=#��� �<���� �� >&�?�@ ��8( �0�A�@.
٢١
“Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari seorang guru
kepada murid. Pengetahuan itu tidak hanya terfokus pada pengetahuan
normative saja namun pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan
dapat membekali kehidupan dan akhlaknya”.
Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu pengertian pembelajaran
adalah proses interaktif antara pendidik dan peserta didik sehingga terjadi
tingkah laku ke arah yang lebih baik, yang tersusun juga meliputi unsur-unsur
manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
tujuan pembelajaran.
Jadi dari beberapa pengertian dapat dikatakan bahwa manajemen
pembelajaran merupakan usaha untuk mengelola pembelajaran yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran guna mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efesien.
19 Tan Oon Seng, Educational Psychology : A Practitioner Researcher Approach, (
Singapore: Seng Lee Press, 2003 ), hlm. 198. 20 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, (Semarang: CV
Aneka Ilmu, 2003), hlm. 6.
21 Shohih Abdul Aziz dan Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Thuruku At-Tadris, (Mesir:
Darur Ma’ruf, 1965), Juz 1, hlm. 61.
12
b. Langkah – langkah Manajemen Pembelajaran
1) Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber
daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan
dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan.
Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dan penilaian dalam
suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.22
Pada hakekatnya bila suatu kegiatan direncanakan dahulu maka
dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah
sebaiknya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan
program pelajaran, membuat persiapan pembelajaran yang hendak
diberikan.23
Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol
terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya. Hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sehubungan dengan
kemampuan merencanakan pembelajaran antara lain:
a) Silabus
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana
bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu.
Sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian
materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat.24
22 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 )hlm. 17.
23 Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
Cet. I, hlm. 27.
24 Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 38-39.
13
b) Menyusun analisis materi pelajaran (AMP)
Analisis materi pelajaran adalah hasil dari kegiatan yang
berlangsung sejak seorang guru mulai meneliti isi GBPP kemudian
mengkaji materi dan menjabarkannya serta mempertimbangkan
penyajiannya. Analisis materi pelajaran merupakan salah satu bagian
dari rencana kegiatan belajar mengajar yang berhubungan erat dengan
materi pelajaran dan strategi penyajiannya. Adapun langkah-
langkahnya adalah:
(1) Menjabarkan kurikulum
Yaitu menguraikan bahan pelajaran, menguraikan tema/konsep
pokok bahasan yang mengacu pada pembelajaran.
(2) Menyesuaikan kurikulum
Yaitu menyesuaikan pembelajaran dalam kurikulum nasional
dengan keadaan setempat agar dapat dicapai secara efektif dan
efesien, sesuai dengan tujuan. Kegiatan penyesuaian kurikulum
mencakup :
(a) Pemilihan metode
(b) Pemilihan sarana pembelajaran
(c) Pendistribusian waktu belajar mengajar.
c) Menyusun program cawu/semesteran
Dalam menyusun cawu/semester dapat ditempuh langkah-
langkah sebagai berikut :
(1) Menghitung hari dan jam efektif selama satu
cawu/semester
(2) Mencatat mata pelajaran yang akan diajarkan selama
satu cawu
(3) Membagi alokasi waktu yang tersedia selama satu
cawu.
d) Menyusun program satuan pelajaran
Fungsi satuan pelajaran digunakan sebagai acuan untuk
menyusun rencana pelajaran sehingga dapat digunakan sebagai acuan
14
bagi guru untuk melaksanakan KBM agar lebih terarah dan berjalan
efisien dan efektif.
Sehubungan dengan penyusunan satuan pelajaran hal-hal yang
perlu diperhatikan:25
(1) Karakteristik dan kemampuan awal siswa
Karakteristik dan kemampuan awal siswa adalah
pengetahuan dan ketrampilan yang relevan termasuk latar
belakang karakteristik yang dimiliki siswa pada saat akan mulai
mengikuti suatu program pengajaran.
(2) Tujuan Pembelajaran ( Kompetensi dasar )
Kompetensi dasar merupakan perincian atau penjabaran
lebih lanjut dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang minimal harus
dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah
menguasai standar kompetensi yang diharapkan.26
(3) Bahan pelajaran
Bahan pelajaran atau materi pelajaran adalah gabungan
antara pengetahuan (fakta, informasi yang terperinci), ketrampilan
(langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat) dan faktor sikap.
Dasar yang dipakai dalam memilih bahan pelajaran adalah :
(a) Tujuan instruksional umum
(b) Tingkat perkembangan siswa
(c) Pengalaman siswa
(d) Tersedianya waktu dan fasilitas
(4) Metode mengajar
Dasar pemilihan metode mengajar terdiri dari:
(a) Relevansi dengan tujuan
(b) Relevansi dengan materi
25 Suryobroto, Proses, hlm. 31.
26 Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 43.
15
(c) Relevansi dengan kemampuan guru
(d) Relevansi dengan keadaan siswa
(e) Relevansi dengan perlengkapan/fasilitas sekolah
(5) Sarana / alat pendidikan
Sarana pendidikan terdiri dari: alat peraga, alat pengajaran
dan alat pendidikan. Dasar pemilihan sarana pendidikan terdiri
dari:
(a) Tujuan
(b) Materi
(c) Kemampuan, minat dan usia siswa
(d) Alokasi waktu
(6) Strategi evaluasi
Dalam menentukan strategi evaluasi yang akan dilakukan
selama proses belajar mengajar berlangsung berdasarkan pada:
(a) Tujuan evaluasi
(b) Segi-segi yang akan dinilai, yaitu aspek-aspek pengetahuan
dan ketrampilan murid
(c) Alat penilaian
(d) Pelaksanaan penilaian.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya
belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah.
Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam
rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai
tujuan pengajaran.
Dalam fungsi ini memuat kegiatan pengorganisasian dan
kepemimpinan pembelajaran yang melibatkan penentuan berbagai
16
kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus
yang harus dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
a) Pengelolaan kelas dan peserta didik
Pengelolaan kelas adalah satu upaya memperdayakan potensi
kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi
edukatif mencapai tujuan pembelajaran.27
Berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh
hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana
belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana
belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum
masuk ke materi yang akan dipelajari (pembentukan dan
pengembangan kompetensi) dan bina suasana dalam pembelajaran.28
Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi
dimensioanal. Dikatakan universal karena belajar bisa dilakukan siapa
pun kapan pun. Karena itu bisa saja siswa merasa tidak butuh proses
pembelajaran yang terjadi dalam ruangan terkontrol atau lingkungan
terkendali, waktu belajar bisa saja waktu yang bukan dikehendaki
siswa.29
Guru dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya, situasi
yang ada ketika proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Nana
27 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2000), hlm. 173.
28 Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 165.
29 Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 112.
17
Sudjana yang dikutip oleh Suryobroto pelaksanaan proses belajar
mengajar meliputi pentahapan sebagai berikut:30
(1) Tahap pra instruksional
Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu
proses belajar mengajar
(2) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak
hadir
(3) Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan sebelumnya.
(4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pelajaran yang
sudah disampaikan
(5) Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat.
(6) Tahap instruksional.
Yakni tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat
diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:
(a) Menjelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus
dicapai siswa
(b) Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas
(c) Membahas pokok materi yang sudah dituliskan
(d) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan
contoh-contoh yang kongkret, pertanyaan, tugas
(e) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas
pembahasan pada setiap materi pelajaran
(f) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi.
(7) Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap
instruksional, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
(a) Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa
murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah dibahas
pada tahap instruksional
30 Suryobroto, Proses, hlm. 36-37
18
(b) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh
siswa (kurang dari 70%), maka guru harus mengulang
pengajaran
(c) Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi yang
dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR
(d) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan
pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
b) Pengelolaan guru
Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk
mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya.31
Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM), memiliki posisi sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah
merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran. Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan
suasana kondusif, yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan
perkembangan jiwa anak.
Dalam rangka mendorong peningkatan profesionalitas guru,
secara tersirat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 pasal 35 ayat 1 mencantumkan standar nasional
pendidikan meliputi: isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan
penilaian.
Standar yang di maksud dalam hal ini adalah suatu kriteria yang
telah dikembangkan dan ditetapkan oleh program berdasarkan atas
sumber, prosedur dan manajemen yang efektif sedangkan kriteria
adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan yang dikehendaki.
31 Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 123.
19
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara
profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Maka
kompetensi guru dapat dibagi menjadi tiga bidang, yakni:
(1) Kompetensi Kognitif
Kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai
belajar dan tingkah laku individu, serta pengetahuan tentang cara
menilai hasil belajar siswa.
(2) Kompentensi Afektif
Kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang
berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap
menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan
senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, dan sikap
toleransi terhadap sesama teman profesinya.
(3) Kompetensi Psikomotor
Kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/
berperilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing,
menilai, serta keterampilan menumbuhkan semangat belajar para
siswa.32
c) Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa
banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah
diajarkan oleh guru.33
Evaluasi mencakup evaluasi hasil belajar dan
evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan pada
32 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Sinar Baru
Algensindo Offset, 2009) hlm. 18.
33 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. 7 ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008) hlm.156.
20
diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi
pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu
siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.
Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik
buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi
pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan
pembelajaran.
Untuk dapat menentukan tercapainya tidaknya tujuan pendidikan
dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan
untuk menilai hasil belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk
melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi
pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang ditetapkan.34
Dalam
melakukan penilaian, yang harus diperhatikan adalah:
(1) Sasaran penilaian
Sasaran/objek evaluasi belajar adalah perubahan tingkah
laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor
secara seimbang. Masing-masing bidang berdiri sejumlah aspek
dan aspek tersebut hendaknya dapat diungkapkan melalui
penilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku
mana yang sudah dikuasainya dan mana yang belum sebagai
bahan perbaikan dan penyusunan program pengajaran
selanjutnya.
(2) Alat penilaian
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif, yang
meliputi tes dan non tes, sehingga diperoleh gambaran hasil
belajar yang objektif. Demikian pula bentuk tes tidak hanya tes
objektif tetapi juga tes essay, sedangkan jenis non tes digunakan
34 Suryobroto, Proses, hlm. 53.
21
untuk menilai aspek tingkah laku, seperti aspek minat dan sikap.
Alat evaluasi non tes, antara lain: observasi, wawancara, study
kasus dan rating scale (skala penilaian).
Penilaian hasil belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dapat dilakukan antara lain:
(a) Penilaian kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian,
ulangan umum dan ujian akhir.35
Penilaian kelas dilakukan
oleh guru untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar
peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan
umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran dan
penentuan kenaikan kelas.
(b) Tes kemampuan dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui
kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang
diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran
(program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada
setiap tahun akhir kelas III.
(c) Penilaian akhir satuan pendidikan
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran
diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan
gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan
belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
(d) Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur
kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai
suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan
dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional.
Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga
35 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 258.
22
peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha
keuletannya.
(e) Penilaian program
Penilaian program dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu
dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan
perkembangan masyarakat, dan kemajuan zaman.36
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses.
a. Pengertian Standar Proses
Dalam kamus istilah ilmiah, standar diartikan sebagai alat penopang,
di pakai sebagai patokan, sedangkan proses diartikan tahapan-tahapan dalam
suatu peristiwa pembentukan, jalannya, bekerjanya, rangkaian kerja acara
persidangan (dalam pengadilan).37
Jadi standar proses merupakan patokan-
patokan baku yang harus dilalui dalam rangka menghasilkan sesuatu. Definisi
ini lebih ditegaskan lagi dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab
1 pasal 1 ayat 6 yang menyebutkan bahwa Standar proses adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran pada suatu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.38
Dari definisi di atas, dapat dipahami beberapa hal sebagai berikut;
Pertama, standar proses adalah standar nasional pendidikan, hal ini berarti
bahwa standar proses berlaku bagi setiap lembaga pendidikan formal pada
jenjang pendidikan tertentu di mana pun lembaga tersebut berada secara
36 E Mulyasa, Kurikulum, hlm. 261.
37 Pius A, Partanto, Kam llmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), hlm. 633.
38 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, (Jakarta, Sinar Grafika, 2005) hlm.2 .
23
nasional. Kedua, standar proses ini berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran, yang berarti dalam standar proses ini berisi tentang bagaimana
seharusnya proses pembelajaran berlangsung.
Dengan demikian standar proses ini dimaksudkan dapat dijadikan
sebagai pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajarannya. Ketiga,
standar proses diarahkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dengan
demikian, standar kompetensi lulusan merupakan rujukan utama dalam
menentukan standar proses pendidikan.
1) Fungsi Standar Proses
Standar proses yang merupakan standar minimal yang harus
dipenuhi oleh setiap lembaga formal, secara umum standar proses ini
memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk memperoleh
kualitas hasil dan proses pembelajaran yang baik. Proses ini merupakan
alat untuk mencapai tujuan yakni kompetensi-kompetensi yang harus
dicapai, sebaik apapun suatu rumusan kompetensi pada akhirnya
keberhasilannya akan sangat bergantung pada pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Jadi standar proses ini juga berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan serta program yang harus dilaksanakan oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Secara khusus standar proses ini berfungsi;
a) Bagi Guru, sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program
pembelajaran, baik program dalam periode tertentu maupun program
harian, serta sebagai pedoman dalam mengimplementasikan program
kegiatan nyata di lapangan.
b) Bagi Kepala Sekolah, sebagai barometer atau alat pengukur
keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol apakah
kegiatan-kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak
pada standar proses yang telah ditentukan atau tidak.
24
c) Bagi para Pengawas (supervisor), sebagai pedoman, patokan, dalam
menetapkan bagaimana yang perlu disempurnakan dan diperbaiki
oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Melalui
pemahaman yang baik terhadap standar proses ini para pengawas
dapat memberikan masukan dan bimbingan kepada guru untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
d) Bagi Dewan atau Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan, dalam;
(1) Menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang
berhubungan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
diperlukan oleh sekolah atau guru untuk pengelolaan proses
pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal.
(2) Memberikan saran dan ide-ide kepada kepala sekolah khususnya
guru dalam pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan
standar minimal, sehingga proses yang baik akan dapat dicapai
(3) Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses
pembelajaran khususnya yang dilakukan oleh para guru.39
2) Urgensi Standar Proses
Pendidikan di Indonesia sangat bersifat tekstual, Selain itu, gejala
umum terkait pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses
pembelajaran di kelas.40
Dalam proses pembelajaran yang ada anak kurang
didorong untuk secara kreatif mengembangkan kemampuan berfikir,
proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan untuk menghafal
informasi, anak dipaksa untuk menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu yang kemudian
menghubungkannya dengan realitas sehari-hari, akibatnya mereka kaya
secara teoritis tetapi miskin aplikasi.
39 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (
Jakarta: Kencana, 2006) hlm 5-7.
40 Wina Sanjaya, Strategi, hlm. 1.
25
Jadi, proses pembelajaran yang ada dilaksanakan sesuai
kemampuan dan selera guru tanpa mengindahkan potensi, minat dan bakat
peserta didik. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran tidaklah sama sesuai dengan latar belakang
pendidikan serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya. Oleh
karena itulah melalui standar proses ini setiap guru dapat mengembangkan
proses pembelajarannya sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
3) Tinjauan Tentang Komponen Standar Proses
a) Perencanaan Pembelajaran PAI
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Oleh karena itu
perencanaan merupakan proses penetapan dan pemanfaatan sumber
daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan dan
upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam
mencapai tujuan. Dengan demikian perencanaan adalah sasaran untuk
bergerak dari keadaan masa kini ke suatu keadaan dimasa yang akan
datang sebagai suatu proses yang menggambarkan kerja sama untuk
mengembangkan upaya peningkatan organisasi secara menyeluruh.41
Jika dihubungkan dengan pembelajaran PAI, perencanaan
dapat diartikan sebagai penyusunan materi pelajaran, penggunaan
media pengajaran, penggunaan metode pengajaran, dan penilaian
dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada waktu tertentu
untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah ditetapkan.
Jadi perencanaan pembelajaran PAI adalah suatu kerangka
pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis oleh tenaga
41 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta,2008) hlm.
47.
26
pengajar Agama Islam dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan agama Islam
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Permen Diknas No.41
tentang standar proses bahwa perencanaan dalam proses pembelajaran
meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(1) Silabus
Dalam kurikulum 2007, silabus diartikan sebagai
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.42
Jadi, silabus merupakan rancangan
pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran
tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokan, pengurutan dan penyajian materi kurikulum yang
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.
Sedangkan dalam Permen No.41 tentang Standar Proses,
silabus harus terdiri dari;
(a) Identitas mata pelajaran/tema pelajaran
(b) Standar kompetensi
(c) Kompetensi dasar
(d) Materi pembelajaran
(e) Kegiatan pembelajaran
(f) Indikator pencapaian kompetensi
(g) Penilaian
(h) Alokasi waktu
(i) Sumber belajar.43
Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
pembelajaran seperti pembuatan RPP baik rencana untuk
pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu
42 Mansur, Muslich, KTSP, hlm. 32.
43 Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
27
kompetensi dasar. Juga sebagai pedoman pengelolaan kegiatan
pembelajaran baik individual ataupun kelompok. Serta digunakan
sebagai pengembangan sistem penilaian yang selalu mengacu pada
standar kompetensi, dan kompetensi dasar. Pengembangan silabus
dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan
Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
(2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan
penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Rencana
pelaksanaan pembelajaran berusaha menjawab bagaimana cara
mengajarkan bahan ajar kepada peserta didik, pengembangan
strategi dan berbagai aktivitas opsional yang akan diberikan dalam
proses pembelajaran tersebut.
Terdapat beberapa prinsip dalam penyusunan RPP yang
diamanatkan dalam Permen no 41 ini, yakni;
(a) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mencakup
perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta
didik.
(b) Mendorong partisipasi aktif peserta didik, yakni dirancang
dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.
28
(c) Mengembangkan budaya membaca dan menulis, dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan.
(d) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut, memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
(e) Keterkaitan dan keterpaduan, disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
(f) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, disusun
dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi.44
Komposisi rencana pelaksanaan pembelajaran dijelaskan
lagi dalam Permen No.41 tentang Standar Proses, yakni sebagai
berikut;
(a) Identitas mata pelajaran, yang meliputi satuan pendidikan,
kelas, semester, program, mata pelajaran, dan jumlah
pertemuan.
(b) Standar kompetensi, merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
44 Permen Diknas No. 41 tentang Standar Proses
29
(c) Kompetensi dasar, merupakan sejumlah kemampuan yang
harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
(d) Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukan ketercapaian
kompetensi dasar tertetu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati adan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan.
(e) Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.
(f) Materi ajar, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indicator pencapaian kompetensi.
(g) Alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.
(h) Metode pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari
setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran.
(i) Kegiatan pembelajaran, diantaranya tahap pendahuluan yang
merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. Kegiatan inti, yang merupakan
30
proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kemudian penutup yang
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian
dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
(j) Penilaian hasil belajar, Prosedur dan instrumen penilaian
proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar
Penilaian.
(k) Sumber belajar, penentuan sumber belajar didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom
petensi.45
b) Pelaksanaan Pembelajaran PAI
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP
yang telah disusun sebelumnya, secara spesifik pelaksanaan
pembelajaran ini merupakan aktivitas belajar di tempat pembelajaran
yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Kegiatan guru PAI dalam kegiatan pendahuluan sebagaimana
dalam permen no. 41 tentang standar proses antara lain meliputi;
(1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran,
(2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
(3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai,
(4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
45 Permen Diknas No. 41 tentang Standar Proses
31
Dalam kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran yang dirancang
dimaksudkan untuk menggali potensi dan pengalaman belajar siswa
agar mampu memenuhi pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan,
dan dilakukan secara interaktif, menyenangkan, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Materi
pembelajaran yang disampaikan haruslah yang dapat memberikan
kecakapan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang
dipelajarinya.
Dalam Permen no. 41 dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran
ini dilakukan dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakter peserta didik dan mata pelajaran. Oleh karena itu, kegiatan
inti ini dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi.46
(1) Eksplorasi.
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian,
peserta didik diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari
pendidik untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat
pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan.47
Dalam Permen Diknas No. 41 tahun 2007 disebutkan
bahwa terdapat beberapa hal yang dilakukan guru dalam kegiatan
eksplorasi ini, yakni;
(a) Pelibatan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan belajar
dari aneka sumber.
46 Permen Diknas No. 41 tentang Standar Proses.
47 http://www.scribd.com/doc/38112197/Pengertian-Eksplorasi-Elaborasi-Konfirmasi, 22
Desember 2010, 11: 48 am.
32
(b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain,
(c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya,
(d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran,
(e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.48
(2) Elaborasi
Pembelajaran elaborasi adalah pembelajaran yang
menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang
sudah ketahui sebelumnya. Pembelajaran ini efektif digunakan
apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan.
Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk
menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik
kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang terjadi. 49
Dalam Permen Diknas No. 41 tentang Standar Proses,
disebutkan beberapa kegiatan yang harus diperhatikan guru dalam
kegiatan elaborasi ini, yakni;
(a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna,
(b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis,
(c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut,
48 Permen Diknas No. 41 tentang Standar Proses. 49 http://okeeducation.blogspot.com/2008/09/pembelajaran-elaborasi.html, 9 Januari
2011,10.19 am.
33
(d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif,
(e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar,
(f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok,
(g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok,
(h) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan,
(i) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik.50
(3) Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi merupakan follow up dari langkah
eksplorasi dan elaborasi sebelumnya. Kegiatan konfirmasi
merupakan sikap kritis yang ditanamkan pada peserta didik sebagai
konsekuensi logis relatifisme ilmu pengetahuan.
Beberapa kegiatan yang harus diperhatikan guru PAI dalam
kegiatan konfirmasi, yakni;
(a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
(b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
(c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
50 Permen Diknas No. 41 tentang Standar Proses.
34
(d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.51
Adapun dalam kegiatan penutup, terdapat beberapa hal yang
harus dilakukan oleh seorang guru PAI dalam mengakhiri kegiatan
pembelajarannya, antara lain meliputi;
(1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran,
(2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
(3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
(4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik,
(5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.52
c) Penilaian Pembelajaran PAI
Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus
dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar,
intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan
kepribadian siswa atau peserta didik. Pengertian penilaian lebih
sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.53
51 Permen Diknas No. 41 tentang Standar Proses.
52 Permen Diknas No. 41 tentang Standar Proses.
53 Nana, Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009) hlm. 3.
35
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian
pembelajaran adalah proses penentuan nilai pembelajaran yang telah
dilakukan serta merupakan kegiatan pengukuran seberapa besar
pencapaian hasil pembelajaran dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Abdul Majid dalam buku Perencanaan Pembelajaran,
menguraikan terdapat beberapa fungsi penilaian dalam pembelajaran,
yakni sebagai berikut;
(1) Fungsi motivasi, artinya dengan adanya penilaian maka siswa akan
terdorong untuk dapat mempelajari bagian-bagian yang belum
dikuasai.
(2) Fungsi belajar tuntas, artinya penilaian yang dilakukan harus
diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa.
(3) Fungsi sebagai indikator efektifitas pengajaran, artinya penilaian
ini menjadi tolak ukur sejauh mana proses belajar mengajar telah
berhasil.
(4) Fungsi umpan balik, artinya penilaian yang dilakukan berfungsi
sebagai bahan acuan untuk memberikan follow up bagi
ketercapaian pembelajaran tersebut.54
Penilaian pendidikan yang dilakukan guru PAI mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang telah ditetapkan pada 11
Juni tahun 2007 yakni Permen Diknas No. 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian. Standar penilaian pendidikan itu sendiri merupakan
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Dalam penilaian hasil pembelajaran PAI, guru harus senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang ada sehingga output
yang dihasilkan dapat memenuhi standar minimal yang telah
ditentukan. Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik yang
dimaksud adalah sebagai berikut;
54 Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 188.
36
(1) Sahih, berarti Penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
(2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
(3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik, karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender.
(4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
(5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
(6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik Penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
(7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
(8) Beracuan kriteria, berarti Penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
(9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.55
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan
secara berkesinambungan, yang bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai
berikut;
55 Permen Diknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian.
37
(1) Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya
memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
(2) Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik
penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
(3) Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.
(4) Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, -dan/atau bentuk lain
yang diperlukan.
(5) Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar
dan belajar peserta didik.
(6) Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik.
(7) Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
(8) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir
semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu
nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai
cerminan kompetensi utuh.
(9) Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama
dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori
sangat baik, baik, atau kurang baik.56
d) Pengawasan Pembelajaran PAI
Pengawasan merupakan proses pengamatan dan pengukuran
suatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya yang terlihat dalam
rencana. Menurut Koonts :
56 Permen Diknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian.
38
“Controlling is the measuring and correcting objectives of
subordinates to assure that events conform to plans ”57
Pengawasan adalah pengukuran dan koreksi pencapaian tujuan
untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan sesuai dengan rencana.
Dengan demikian, jika dikaitkan dalam konteks pengelolaan
pembelajaran PAI, pengawasan adalah suatu pekerjaan yang dilakukan
seorang pimpinan lembaga pendidikan untuk menentukan apakah
fungsi-fungsi organisasi dalam pendidikan serta pimpinannya telah
dilaksanakan dengan baik oleh staff atau guru Pendidikan Agama
Islam sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Jika tujuan belum tercapai, maka seorang kepala sekolah harus
mengukur kembali serta mengukur situasi yang memungkinkan tujuan
akan tercapai.
Dalam Permen Diknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses menyatakan bahwa proses pengawasan pembelajaran atau
langkah-langkah pengawasan pembelajaran adalah sebagai berikut;
(1) Pemantauan
(a) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran
(b) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan
dokumentasi
(c) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas
satuan pendidikan.
(2) Supervisi
(a) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran
(b) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara
pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi
57 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Educa, 2010)
hlm. 27.
39
(c) Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan
pendidikan.
(3) Evaluasi
(a) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan
kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran
(b) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara
membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
dengan standar proses dan mengidentifikasi kinerja guru dalam
proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
(c) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan
kinerja guru dalam proses pembelajaran.
(4) Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan
(5) Tindak lanjut
(a) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar
(b) Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang
belum memenuhi standar
(c) Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran
lebih lanjut.58
Berbagai macam tindakan pengawasan yang dilakukan kepala sekolah
kadangkala sebagai aktifitas mencari kesalahan, padahal sebenarnya aktifitas
pengawasan bukanlah untuk mencari kesalahan pada guru akan tetapi hanya
mengumpulkan data untuk membandingkan keadaan sebenarnya dengan
keadaan yang seharusnya. Dalam usaha mengadakan perbandingan itu
ditemukan apa yang masih kurang, faktor apa yang menyebabkan dan
58 Permen Diknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.
40
bagaimana membantu personil yang bersangkutan agar keadaan dapat menjadi
lebih sesuai dengan yang seharusnya.
Setiap kegiatan yang dilakukan kepala sekolah sehari-harinya seperti
mengadakan observasi keliling yang rutin, memeriksa laporan-laporan harian
dan berkala, pembicaraan dengan staffnya, meskipun tidak sengaja dan khusus
dilakukan sebagai kegiatan pemeriksaan, harus selalu dimanfaatkan sebagai
sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan
dalam rangka pembinaan tenaga pendidik yang ada. Ditambah lagi dengan
kemungkinan keluhan atau laporan-laporan khusus mengenai kesulitan yang
dihadapi para guru, maka seorang kepala sekolah seharusnya setiap saat harus
mempunyai gambaran umum mengenai bantuan apa saja yang kiranya
diperlukan oleh guru.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan
kualitatif metode dekriptif, metode ini dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya, metode
deskriptif memusatkan perhatiannya pada menemukan fakta-fakta sebagaimana
keadaan sebenarnya.59
Pendekatan penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Jadi jenis penelitian ini memahami pendekatan kualitatif karena
melalui pendekatan tersebut lebih tepat untuk mengidentifikasikan proses
pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan perilaku yang
kemudian hasil penelitian tersebut penulis ungkapkan dalam bentuk kalimat
Dalam hal ini menelusuri fenomena dan memperoleh data yang ada di lapangan
sehubungan dengan manajemen pembelajaran PAI dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang, tepatnya
di Komplek Masjid Al-Azhar Jl. Klentengsari I Pedalangan Banyumanik –
Semarang, pada tanggal 18 Januari sampai tanggal 18 Februari 2011.
59 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 14.
41
C. Sumber Penelitian
Lokasi yang menjadi obyek penelitian yaitu di SMP Islam Al-Azhar 14
Semarang. Pendirian SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang ini yaitu pada tahun
2002, di bawah naungan Yayasan Al-Azhar Pusat dan menginduk Yayasan
BIMATAMA, (Bina Manusia Utama), Yayasan Bimatama Semarang berdiri
berdasarkan Akta Notaris Lenie Sahara Hardjatno Loebis, SH Nomor 47 tanggal
12 Mei 1995 bertepatan pada hari Jum’at, yang beralamat di jalan Imam Bonjol
No.1 D Semarang. Tahun 1997 Yayasan BIMATAMA bersama dengan TK dan
SD Al- Azhar 14, menempati gedung baru berlantai III yang berada di Jl.
Klentengsari Pedalangan, Banyumanik sebagai pusat pengembangan dan
kemajuan Yayasan BIMATAMA dan Al-Azhar Semarang. Gedung tersebut
difungsikan untuk SD, TK dan Kantor Yayasan. Seiring dengan perkembangan
Al-Azhar 14, pada tahun 2000 Yayasan BIMATAMA dapat membangun gedung
TK Al-Azhar 14 Semarang.
SMP Al-Azhar 14 Semarang didirikan bertujuan dapat menampung
lulusan dari SD Islam Al-Azhar 14 Semarang. Pendidikan Al-Azhar 14
mempunyai pola yang ternyata mempunyai tempat di hati masyarakat, kemudian
Yayasan Bina Manusia Utama (BIMATAMA), melakukan kerja sama dengan Al-
Azhar Jakarta yang akhirnya terbentuklah TK, SD dan SMP, yang mana Yayasan
Al-Azhar bertanggung jawab di bidang pengelolaan pendidikan, kurikulum,
kepala sekolah, dan guru-guru, sedangkan Yayasan BIMATAMA bertanggung
jawab di bidang keuangan dan sarana prasarana pendidikan. Bentuk kerja sama
penyelenggaraan pendidikan SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dikelola oleh
Yayasan BIMATAMA dan di bawah bimbingan YPI Pusat Jakarta dan
mendapatkan perizinan Dinas Pendidikan kota Semarang.60
1. Visi Sekolah
“MENJADIKAN MANJUSIA INDONESIA YANG UNGGUL, CERDAS, DAN
RELIGIUS.”
Indikator :
a. Unggul dalam pengembangan isi kurikulum
60 Dokumentasi SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
42
b. Unggul dalam peningkatan/pengembangan SDM
c. Unggul dalam proses pembelajaran
d. Unggul dalam pengembangan fasilitas pendidikan
e. Unggul dalam peningkatan Mutu sekolah dan Manajemen
sekolah
f. Unggul dalam peningkatan standar kelulusan
g. Unggul dalam penggalangan dana pembiayaan pendidikan
h. Unggul dalam standar penilaian.
2. Misi Sekolah
a. Mewujudkan sistem pendidikan yang Islami
b. Menumbuh kembangkan potensi akademis dan non akademis peserta didik
c. Menjadikan guru memiliki kemampuan personal, profesional, dan
kemasyarakatan yang dilandasi nilai-nilai Islami
d. Membina ukhuwah Islamiyah antar masyarakat sekolah
3. Tujuan Sekolah
a. Guru mampu menerapkan pembelajaran kurikulum KTSP
b. Sekolah mampu mengembangkan potensi pendidik dan tenaga
kependidikan
c. Guru mampu menerapkan proses pembelajaran dengan strategi pendekatan
CTL
d. Adanya peningkatan dan penggunaan fasilitas belajar secara
optimal
e. Sekolah mampu melaksanakan pencapaian standar kelulusan
f. Sekolah mampu mencapai standar mutu kelembagaan dan manajemen
sekolah
g. Sekolah mampu melaksanakan standar pembiayaan yang sesuai dengan
sekolah standar nasional
h. Sekolah mampu menerapkan standar penilaian sesuai SNP.61
61 Dokumentasi SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
43
Dalam hal ini yang menjadi sumber data adalah kepala sekolah mengenai
efektivitas manajemen pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang,
waka kurikulum dalam hal pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI, dan guru
PAI mengenai manajemen pembelajaran PAI. Adapun Data sendiri merupakan
keterangan-keterangan tentang suatu hal. Pengertian sumber data dalam penelitian
menurut Suharsimi adalah subyek dari mana data diperoleh.62
Dengan adanya
sumber data maka data yang diperlukan dalam penelitian ini akan mudah
diperoleh.
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan terhadap bagaimana pelaksanaan dan efektivitas
manajemen pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar
proses.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau
keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan mendukung penelitian, atau cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.63
Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik:
a. Metode Interview (wawancara)
Metode interview yaitu metode pengumpulan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri
utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari
62 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), ed. revisi VI, hlm. 129.
63 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 100.
44
informasi dan sumber informasi.64
Dalam hal ini yang menjadi sumber data adalah
kepala sekolah, waka kurikulum dan guru PAI SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran PAI.
Selain itu metode wawancara juga digunakan untuk memperoleh efektivitas
manajemen pembelajaran PAI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses .
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra.65
Dalam penelitian ini penulis
mengobservasi guru dalam pembelajaran PAI di kelas dan RPP yang dijadikan
rujukan dalam proses pembelajaran. Teknik ini digunakan untuk mengetahui
kegiatan pembelajaran di kelas.
c. Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditunjukkan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.66
Teknik ini
digunakan untuk memperoleh data tentang profil sekolah, kegiatan pembelajaran
siswa, serta kegiatan yang bersifat dokumen sebagai tambahan untuk bukti
penguat penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.67
Data
yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis secara bertahap.
Mempertimbangkan rumusan dan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini
64 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 165.
65 S. Margono, Metode, hlm. 122.
66 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 87.
67 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 335.
45
termasuk analisis non statistik yaitu menggunakan analisis data yang diwujudkan
bukan bentuk angka, melainkan bentuk laporan deskriptif. Seperti hasil kuesioner,
wawancara, observasi, dokumen dan uraian deskriptif. Diterangkan dalam bentuk
kata-kata, dan gambar kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan
kejelasan kenyataan realitas.
Adapun analisis yang digunakan melalui beberapa tahap, yaitu
1. Reduksi Data
Reduksi Data merupakan suatu bentuk analisa yang manajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa, sehingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun
dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Selain itu melalui penyajian data, maka data dapat terorganisasikan
sehingga akan semakin mudah difahami.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan suatu tinjauan ulang pada
catatan-catatan, dimana dengan bertukar fikiran dengan teman sejawat untuk
mengembangkan pemikiran. Selain itu kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat awal, karena berubah atau tidaknya penarikan kesimpulan tergantung
pada bukti-bukti di lapangan.68
68 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung; Alfabeta, 2005) hlm. 99.
46
BAB IV
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN
2007 TENTANG STANDAR PROSES DALAM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN PAI
A. Manajemen Pembelajaran PAI Di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
1. Data Tentang Perencanaan Pembelajaran PAI
Ibu Siti Su’aidah, menyatakan bahwa, dalam tahap perencanaan harus
disesuaikan dengan materi dan ketika awal pembelajaran guru mentargetkan
materi PAI yang harus dikuasai oleh peserta didik berupa perilaku-perilaku
yang sesuai dengan materi itu dengan tujuan yang diharapkan dapat tercapai,
hal itu dilakukan guna menguasai materi yang disampaikan oleh guru.
Misalnya materi thaharah, guru lebih menekankan peserta didik untuk
mengetahui tatacara dan hal-hal yang berkaitan dengannya, kemudian
ditindak lanjuti di kehidupan sehari-hari. 69
Hal senada diungkapkan oleh waka kurikulum Bapak Komari, yang
menyatakan bahwa setiap awal pembelajaran, guru per mata pelajaran
menyerahkan silabus dan perangkat pembelajaran yang merupakan tanggung
jawab yang harus dilakukan oleh guru.70
Melihat hal demikian, sudah
menjadi kewajiban guru dalam menyusun RPP dan silabus sebelum
melakukan pembelajaran. Hal ini dapat dikatakan bahwa dalam perencanaan,
harus ditargetkan terlebih dahulu, perilaku-perilaku apa saja yang harus
dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh
guru.
Perencanaan dalam pembelajaran menjadi hal yang pokok dalam
penyelenggaran pendidikan di lembaga formal, karena perencanaan
pembelajaran merupakan kerangka dasar dalam pembelajaran yang disusun
69 Wawancara dengan Ibu Siti Su’aidah selaku guru PAI, 18 Januari 2011, jam 11: 30
wib.
70 Wawancara dengan Bpk Komari selaku Waka Kurikulum, 21 Januari 2011, jam 14: 10
wib.
47
secara logis dan sistematis oleh tenaga pengajar. Perencanaan dilakukan agar
tujuan berupa kompetensi yang harus dikuasai siswa menjadi jelas. Tujuan
yang jelas akan memudahkan guru untuk mengetahui langkah apa yang
diambil dalam pemilihan pendekatan ataupun metode mengajar, bahan
belajar, sumber belajar, penilaian, dan juga ketetapan waktu.
Dalam perencanaan pembelajaran ini, guru PAI secara otomatis harus
menyiapkan silabus serta menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) sebagai instrumen utama dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
Silabus sebagai seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian senantiasa disusun secara mandiri oleh masing-
masing guru secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang
saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
Adapun susunan silabus PAI yang dipakai di SMP Islam Al-Azhar 14
Semarang, yakni sebagai berikut :
1) Identitas mata pelajaran / tema pelajaran
2) Standar kompetensi
3) Kompetensi dasar
4) Materi pembelajaran
5) Kegiatan pembelajaran
6) Indikator pencapaian kompetensi
7) Penilaian
8) Alokasi waktu
9) Sumber belajar. 71
Sedangkan dalam penyusunan RPP terkait dengan rencana yang harus
dilaksanakan ketika berada dalam di ruang kelas dan bagaimana menghadapi
peserta didik, termasuk di dalamnya dalam mengelola kelas, menata bahan
ajar, menentukan bahan atau media pembelajaran, dan lain sebagainya.
71 Dokumentasi Silabus PAI SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang, tanggal 19 Februari
2011.
48
Adapun bentuk RPP mata pelajaran PAI sesuai dengan standar yang
ada, yang dipakai di SMP Al-Azhar 14 Semarang, sebagaimana yang penulis
lampirkan :
1) Identitas mata pelajaran
2) Standar kompetensi
3) Kompetensi dasar
4) Indikator pencapaian kompetensi
5) Materi ajar
6) Alokasi waktu
7) Metode pembelajaran
8) Tujuan pembelajaran
9) Kegiatan pembelajaran
10) Penilaian hasil belajar
11) Sumber belajar.72
2. Data Tentang Pelaksanaan Pembelajaran PAI
Berdasarkan data hasil wawancara dengan bapak Komari, selaku
waka kurikulum, kegiatan proses pembelajaran di SMP Al-Azhar 14
berlangsung pada pagi hari mulai pukul 07:00 s/d 14:10 selama enam hari
dalam seminggu. Kegiatan pembelajaran ini siap dimulai seiring dengan bel
pertanda masuk kelas berbunyi. Sebelum pembelajaran di setiap kelas
dimulai, terlebih dahulu seluruh peserta didik membaca ikrar (doa awal
pelajaran). Bacaan-bacaan do’a ini rutin dilakukan oleh seluruh peserta didik,
pembiasaan ini dipimpin oleh salah satu siswa dan diikuti oleh seluruh
peserta didik di SMP Al- Azhar.73
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, setiap harinya guru memberikan
motivasi kepada peserta didik hal ini dilakukan supaya peserta didik
termotivasi dalam melakukan pembelajaran. Sedangkan dalam proses
72 Wawancara dengan Ibu Siti Su’aidah selaku guru PAI, 18 Januari 2011, jam 11: 30
wib.
73 Observasi Proses Pembelajaran di kelas Tanggal 19 Januari 2011, jam 10: 10 wib.
49
pembelajaran, guru harus mencari metode yang dapat membuat peserta didik
menjadi lebih menyenangkan, terutama bagi peserta didik yang sering
mengalami kondisi membosankan. Ibu Siti Su’aidah, menuturkan bahwa,
dalam pembelajaran PAI, metode yang dilakukan bukan hanya metode
diskusi dan tanya jawab saja, melainkan dengan cara guru memberikan tema
untuk dijadikan materi, kemudian peserta didik menyampaikan tema tersebut
tetapi materi itu diluar isi buku panduan.
Pada buku panduan PAI digunakan sebagai panduan pembelajaran
yang disediakan oleh sekolah sebagai bahan panduan pembelajaran. Sebagai
bahan perluasan, guru memperluas dari bahan-bahan tertentu baik dari koran
maupun internet, yang mendukung dengan materi. Pada intinya, metode yang
digunakan tergantung pada materi yang akan disampaikan. Dalam hal ini,
peserta didik dijadikan sebagai guru untuk menyampaikan uraian yang sesuai
dengan materi yang ditetapkan oleh guru. Dalam kegiatan akhir, guru selalu
memberikan tanya jawab dengan tujuan mengingatkan materi yang
disampaikan oleh guru dan biasanya pertanyaan yang spontan lebih cepat
diingat dan dipahami. Selain itu, guru menyimpulkan materi yang telah
disampaikan sekalian memberikan motivasi yang kemudian ditutup dengan
do’a penutup majelis.
Selama mengadakan observasi penulis melihat keadaan ruang kelas
yang tertata rapi. Dalam pembelajaran SMP Al-Azhar sudah menerapkan
sistem moving class yang terdiri dari 12 kelas. Hal tersebut didukung oleh
keadaan kapasitas kelas yang proporsional, Selain itu performance guru PAI
pun sangat baik, sopan, bersih, rapi, serta senantiasa bertutur kata dengan
santun terhadap semua orang termasuk dengan para murid sehingga kharisma
sebagai tenaga pendidik benar-benar dapat dirasakan.
Dalam proses pembelajaran PAI yang dilaksanakan di SMP Al-Azhar
14 Semarang, pelaksanaannya menekankan pada suatu proses yakni interaksi
antara guru dan siswa dalam suasana yang aktif. Guru selalu aktif dalam
memberi motivasi kepada siswa, memantau kegiatan siswa, memberi umpan
balik, memberi pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan
50
siswa. Selain itu siswa juga aktif dalam membaca buku, bertanya, berdiskusi
dengan teman, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas-tugas individu
maupun kelompok.74
Dalam pembelajaran tersebut, para guru juga kreatif dalam
mengembangkan kegiatan yang beragam dan juga dapat memanfaatkan
lingkungan sehingga siswa pun dapat berfikir kritis dan kreatif. Pembelajaran
juga dapat berjalan dengan efektif karena tujuan pembelajaran dapat tercapai
dan juga siswa menguasai keterampilan yang diperlukan serta pembelajaran
juga menyenangkan karena guru tidak membuat siswa takut serta tidak ada
tekanan baik secara fisik maupun psikologis.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, guru PAI memahami
dengan baik terkait model-model pembelajaran yang berbasis pada
kompetensi siswa, sehingga dalam pembelajaran yang dilakukan tidak pada
satu model pembelajaran saja. Variasi-variasi pembelajaran biasa dilakukan
dengan menyesuaikan mata pelajaran serta standar kompetensi yang akan
dicapai sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan dengan suatu
model pembelajaran yang dilakukan.
3. Data Tentang Penilaian Pembelajaran PAI
Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk
menggambarkan perilaku hasil belajar dengan respon peserta didik yang
dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Di dalam
silabus rencana pengajaran PAI, sudah terdapat rumusan penilaian dengan
menggunakan berbagai macam tes beserta alat penilaiannya. Keseimbangan
tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik) dalam penilaian hasil
pembelajaran perlu mendapat perhatian dalam merancang alat penilaian.
Berdasarkan observasi penulis, pengumpulan hasil belajar siswa yang
dilakukan guru PAI di SMP Al-Azhar 14 Semarang adalah sebagai berikut :
1) Tes Tertulis (teori)
74 Observasi Proses Pembelajaran di kelas Tanggal 19 Januari 2011, jam 10: 10 wib.
51
Dalam menilai hasil belajar khususnya pada aspek kognitif, alat
penilaian yang paling banyak digunakan adalah tes tertulis. Di SMP Al-
Azhar 14, tes tertulis ini dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan
belajar siswa tentang materi PAI yang diberikan. Dalam hal ini peserta
didik memberikan jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan. Seperti contoh dalam silabus PAI kelas VII, alat penilaiannya
yang berbentuk tertulis yaitu : “Sebutkan macam-macam, definisi ,
berikan contoh dan berikut penjelasannya!”.75
Dari pertanyaan itulah
dapat dinilai tingkat kognitif dan afektif siswa. Pada aspek kognitif
siswa memahami macam-macam hal yang di jadikan materi. Pada aspek
afektif, siswa dapat memberikan tanggapan mengenai materi berikut
penjelasannya.
2) Tes Perbuatan
Ibu Siti Su’aidah menyatakan bahwa pada penilaian akhlak /
perbuatan dilihat dari tingkah laku dalam keseharian peserta didik itu
sendiri.76
Tes perbuatan merupakan penilaian dengan berbagai macam
tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan
pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam. Tes ini
pada umumnya digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang
bersifat ketrampilan (psikomotorik), dimana penilaiannya dilakukan
pada proses penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai oleh siswa
setelah melakukan tugas tersebut. Kawasan psikomotorik adalah
kawasan yang berorientasi pada keterampilan motorik yang
berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan
koordinasi antara syaraf dan otot.
Dalam hal ini guru PAI memiliki peran besar dalam tes
perbuatan sesuai dengan materi PAI yang diajarkan. Tes perbuatan
75 Observasi Silabus PAI Kelas VII SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang.
76 Wawancara dengan Ibu Siti Su’aidah, selaku guru PAI, 18 Januari 2011, jam 11: 45
wib.
52
dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan
terjadinya praktek pengambilan nilai berdasarkan hasil pengamatan
guru terhadap anak didik selama proses pembelajaran dalam kelas.
Penilaian pada tes perbuatan merupakan penilaian pada aspek
psikomotorik siswa.
3) Tes penugasan
Ibu Siti Su’aidah menyatakan bahwa, beliau selalu memberikan
tugas sesuai absensi pada materi PAI, misalnya dengan cara mencari di
dalam Al-Qur’an tentang sejarah Nabi Nuh, dan bukti yang
menceritakan tentang Nabi Nuh, pengetahuan tentang tokoh
cendekiawan muslim yang ada di Indonesia yang bergerak di bidang
kedokteran beserta gambar dan fotonya, yang mana merupakan tugas
individu, yang harus diselesaikan oleh peserta didik, mereka bisa
menanyakan kepada teman, atau keluarga tentang materi tugas yang
diberikan oleh guru.77
Tes penugasan ini dilakukan oleh guru untuk
mengukur seberapa jauh pengalaman yang telah siswa dapatkan, juga
bagaimana aplikasinya.
Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Bapak
Komari menyatakan bahwa dalam segi penilaian, ada beberapa sistem
penilaian yang dilakukan di SMP Al-Azhar diantaranya: ulangan harian,
ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. Penilaian tersebut,
harus dilakukan oleh seorang tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar,
intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian
siswa atau peserta didik.
77 Wawancara dengan Ibu Siti Su’aidah, selaku guru PAI, 18 Januari 2011, jam 11: 30
wib.
53
B. Efektivitas Manajemen Pembelajaran PAI Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Rasmudi, selaku kepala sekolah
menyatakan bahwa, di SMP Al-Azhar dalam proses pembelajaran sudah mengacu
pada permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses, karena
peraturan itu sudah termasuk landasan yang baku.78
Adapun komponen yang ada
di dalamnya meliputi :
1. Perencanaan proses pembelajaran
Pada tahap awal dalam proses pembelajaran, sudah menjadi
kewajiban bagi pendidik untuk mempersiapkan diri dengan membuat
perangkat pembelajaran sebelum pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini
meliputi cara merumuskan rencana pembelajaran atau membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi atau
langkah-langkah pembelajaran, media, sumber bahan, dan penilaian /
evaluasi.
Perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP sudah dikembangkan
dengan baik di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang, bahkan Al-Azhar
mempunyai kurikulum KTSP Al-Azhar sendiri, yang mana kurikulum itu
dibuat sendiri oleh guru, yang telah disepakati oleh kepala sekolah sendiri.
Adapun bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
sebagaimana terlampir.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran
Pelaksanaan merupakan proses berjalannya pembelajaran, yang mana
dalam persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran di SMP Islam Al-Azhar
14 meliputi :
78 Wawancara dengan Bapak Rasmudi, selaku kepala sekolah, tanggal 7 Februari 2011,
jam 09: 30 wib.
54
a. Rombongan belajar
Di SMP Al-Azhar setiap kelasnya terdiri dari 30 peserta didik,
yang mana dalam posisi duduknya antara perempuan dan laki-laki
dipisahkan.
b. Beban kerja minimal guru
Setiap guru dalam kinerjanya harus merencanakan, melaksanakan
dan menilai hasil pembelajaran, dan menjalankan tugasnya sebagai guru
dengan sebaik mungkin. Beban kerja guru maksimal 24 jam tatap muka
dalam satu minggu.
c. Buku teks pelajaran
Buku paket yang digunakan hanya satu buku sebagai penunjang
dan mempermudah dalam pembelajaran, yaitu dengan rasio 1:1 permata
pelajaran. Buku paket diputuskan dalam rapat guru, guru memakai buku
apa, dan penerbit siapa dan kemudian diinformasikan ke peserta didik,
agar mereka mencari sendiri.
d. Pengelolaan kelas
Dalam pengelolaan kelas secara baku sudah dilakukan dengan
baik, tempat duduk, piket, sarana di kelas, ketertiban, tata tertib, system
poin, reward, punismend, semuanya sudah ada dan di jalankan dengan
baik. Kerapian, kedisiplinan dan kepribadian, yang dimiliki oleh guru
juga sudah diprioritaskan dengan baik.
Bapak Rasmudi, selaku kepala sekolah menuturkan bahwa dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sudah menggunakan sistem eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pengelolaan kelas secara baku sudah dilakukan
dengan baik, tempat duduk, piket, sarana di kelas, ketertiban, tata tertib,
system poin, reward, punismend, semuanya sudah ada dan di jalankan
55
dengan baik. Bahkan pada awal tahun, seperti: program pembelajaran, KKM,
kelulusan, telah disampaikan dengan baik.79
Semua itu, sudah dilakukan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan
peserta didik khususnya dalam proses pembelajaran. Bapak Komari juga
menyatakan bahwa dalam pengelolaan kelas, sudah menggunakan moving
class dalam pembelajaran, yang terdiri dari 12 kelas yang diterapkan sejak
tahun 2006.80
Hal ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan
perkembangan zaman agar dalam pembelajaran tidak cenderung
membosankan.
3. Penilaian hasil proses pembelajaran
Ada beberapa sistem penilaian yang dilakukan di SMP Al-Azhar
diantaranya:
a. Nilai tugas
Nilai tugas ini dilakukan oleh guru untuk mengukur seberapa jauh
pengalaman yang telah siswa dapatkan, dan juga bagaimana
aplikasinya.
b. Ulangan harian
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Adapun
ketentuan yang dilakukan di SMP Islam Al-Azhar, meliputi:
1) Ulangan harian dilakukan oleh guru bidang studi setelah
menyelesaikan satu KD
2) Pelaksanaan ulangan harian dilaksanakan tanpa pemberitahuan
atau terjadwal
3) Siswa yang tidak mengikuti ulangan harian dapat mengikuti
ulangan susulan
4) Hasil ulangan harian diberitahukan kepada siswa dan orangtua
79 Wawancara denga Bapak Rasmudi selaku kepala sekolah, 7 Februari 2011, jam 09: 35
wib. 80 Wawancara dengan Bpk Komari selaku Waka Kurikulum, 21 Januari 2011, jam 14: 10
wib.
56
5) Siswa yang tidak tuntas wajib mengikuti remedial
6) Siswa dapat mengajukan jadwal remedial sesuai kesepakatan
dengan guru bidang studi
7) Hasil remedial paling tinggi sama dengan batas ketuntasan minimal
(KKM).
c. Ulangan tengah semester/mid semester
Ketentuan yang dilakukan di SMP Islam Al-Azhar meliputi:
1) Ulangan mid semester dilakukan pada pertengahan setiap semester
2) Materi yang diujikan seluruh indikator pada periode tersebut
3) Pelaksanaan ulangan tengah semester terjadwal dan diberitahukan
kepada siswa
4) Siswa yang tidak mengikuti ulangan tengah semester dapat
mengikuti ulangan susulan sesuai jadwal dari sekolah
5) Hasil ulangan tengah semester diberitahukan kepada siswa dan
orangtua
6) Siswa yang tidak tuntas wajib mengikuti remedial.
d. Ulangan akhir semester
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik di akhir semester. Adapun ketentuan di SMP
Islam Al-Azhar meliputi:
1) Ulangan akhir semester dilakukan pada akhir semester gasal
2) Materi yang diujikan seluruh indikator pada semester tersebut
3) Pelaksanaan ulangan akhir semester terjadwal dan diberitahukan
kepada siswa
4) Siswa yang tidak mengikuti ulangan akhir semester karena suatu
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dapat mengikuti
ulangan susulan sesuai jadwal dari sekolah
5) Hasil ulangan akhir semester diberitahukan kepada siswa dan
orangtua
6) Ulangan akhir semester tidak dilakukan remedial.
e. Ulangan kenaikan kelas
57
Ketentuan yang dilakukan di SMP Islam Al-Azhar meliputi:
1) Ulangan Kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap
2) Materi yang diujikan seluruh indikator pada semester tersebut
3) Pelaksanaan ulangan kenaikan kelas terjadwal dan diberitahukan
kepada siswa
4) Siswa yang tidak mengikuti ulangan kenaikan kelas karena suatu
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dapat mengikuti
ulangan susulan sesuai jadwal dari sekolah
5) Hasil ulangan kenaikan kelas diberitahukan kepada siswa dan
orangtua
6) Ulangan kenaikan kelas tidak dilakukan remedial.
f. Ujian
Ketentuan yang dilakukan di SMP Islam meliputi:
1) Ujian dilakukan oleh guru bidang studi, satuan pendidikan dan
pemerintah
2) Materi ujian meliputi ujian praktek dan tulis
3) Syarat mengikuti ujian adalah :
a) Telah menyelesaikan seluruh SKL
b) Memiliki laporan pendidikan (Raport) kelas VII, VIII, dan IX
c) Nilai kelompok mapel agama dan akhlaq mulia, kelompok
mapel kewarganegaraan dan kepribadian minimal BAIK.
g. Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan jika
memenuhi kriteria :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2) Memperoleh nilai minimal BAIK pada mata pelajaran kelompok
agama dan akhlaq mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan
3) Lulus ujian sekolah
58
4) Lulus ujian nasional.81
Bahkan di SMP Al-Azhar selalu menerapkan penilaian yang
bersama-sama, dalam hal soal yang sama pula, tdak menggunakan soal dari
kemendiknas maupun kemenag. Seluruh materi pada prinsipnya yang
membuat adalah gurunya sendiri, yang kemudian hasil dari penilaian tersebut
di forumkan pada rapat kerja yang disepakati bersama. Hal ini dilakukan
dengan tujuan menstandarkan semua mata pelajaran. Di SMP Al-Azhar
terdapat ujian yang sifatnya di buat oleh Al- Azhar sendiri dalam rangka
mengetahui kualitas Al-Azhar, khususnya untuk mata pelajaran AQUBA (Al
qur’an, Bahasa Arab dan Agama), dalam pelaksanaanya dibagi dua tahap :
Tahap pertama dilakukan bagi kelas 9 pada semester 1 dan tahap
kedua bagi kelas 7 dan 8 pada semester 2, untuk kelas 9 harus dilakukan pada
semester satu, karena pada semester dua digunakan untuk ujian nasional, hal
itu dilakukan untuk menstandarkan mata pelajaran AQUBA. Penilaian yang
dilakukan oleh guru, dengan tujuan untuk pemetaan dari Al-Azhar, agar
kualitas bisa setara dan disepakati bersama. Pada segi penilaian, prinsip-
prinsip penilaianpun sudah diterapkan dengan baik.
4. Pengawasan proses pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Rasmudi, selaku kepala
sekolah bahwa dalam setiap lembaga formal maupun non-formal, tentu
membutuhkan peran pengawasan dalam proses menuju tercapainya tujuan,
dengan adanya pengawasan ini maka setiap pekerjaan yang dilaksanakan
menjadi lebih efektif dan efisien. Di SMP Al-Azhar 14 Semarang, fungsi
pengawasan yang dilakukan berdasarkan urutan prosedural yang dianut
dalam menyelesaikan kegiatan rutin lembaga pendidikan, yang diatur
sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Pengawasan di SMP Al-Azhar dilakukan ada beberapa tahap,
diantaranya :
a. Pengawasan pada perencanaan
81 Dokumentasi Penilaian SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang, tanggal 18 Februari 2011
59
Meliputi pembuatan silabus, RPP, dan lain-lain yang dilakukan
pada awal tahun.
b. Pengawasan pada proses pembelajaran
Meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan dengan sebaik mungkin. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, SMP Al-Azhar 14 merasa
perlu mengadakan penentuan standar, dalam hal ini penentuan standar
adalah terlaksananya semua kegiatan pendidikan (pembelajaran) yang
telah ditetapkan sebelumnya yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan, dalam hal ini adalah standar proses pembelajaran yang
dijabarkan dalam peraturan menteri pendidikan No. 41 tentang standar
proses di atas.
Terlaksananya aktifitas pembelajaran yang baik tentu didukung
oleh semua stake holder dalam lembaga pendidikan SMP Al-Azhar 14
ini. Selain itu, sikap kekeluargaan yang diciptakan oleh pimpinan
lembaga pendidikan ini menjadi salah satu aspek yang positif sehingga
sikap dari pihak-pihak yang terkait pun (para tenaga pendidik dan
kependidikan) lahir dalam rangka merealisasikan standar proses
pembelajaran yang dimaksud tersebut.
c. Supervisi
Supervisi dilakukan ada dua macam, yaitu :
1) Supervisi klinis
Supervisi yang dilakukan di dalam kelas, sehingga pengawas akan
mengetahui kekurangan dan kelemahan pada masing-masing guru.
2) Supervisi proses
Supervisi yang dilakukan ketika di dalam kelas, untuk mengetahui
kegiatan di kelas sekaligus menentukkan kelemahan dan
kekurangan masing-masing guru.
Supervisi dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengetahui
kelemahan dan kekurangan dalam melaksanakan proses pembelajaran,
60
supervisi dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas dari pusat dan
dilakukan minimal satu semester satu kali dalam setiap tahunnya.
d. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan merupakan tahap dari supervisi kelas,
yang kemudian ditemukan kelemahan dan kekurangannya sekaligus
diadakan tindak lanjutnya yang berupa pembinaan oleh kepala sekolah,
pelatihan, worshop, training, dll. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi
kinerja guru dalam proses pembelajaran. Penilaian dilakukan agar apa
yang ditetapkan sesuai dengan apa yang dilaksanakan. Penilaian yang
dilakukan di SMP Islam Al-Azhar 14 dengan memantau secara rutin
kegiatan-kegiatan guru dalam melaksanakan tugasnya. 82
Pengawasan dan pemantauan itu dapat berupa langsung ataupun
tidak langsung. Untuk pengawasan langsung dilakukan dengan cara meninjau
langsung ke lapangan dan menilai pekerjaan para guru apakah telah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, apakah mereka melaksanakan tugas
sesuai dengan yang dibebankan kepada mereka, apabila diperlukan perbaikan
maka dapat dilakukan dengan cara memberikan pengarahan tentang
kekurangan-kekurangan yang ada dan memberikan solusi dari kekurangan
tersebut.
Peninjauan langsung itu dilakukan langsung oleh kepala sekolah.
Dalam pengawasan langsung ini dapat langsung diketahui faktor yang
menjadikan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Semua itu dapat dilihat dan dinilai langsung oleh kepala sekolah, termasuk
interaksi antara guru dengan guru yang lainnya. Sedangkan pengawasan
secara tidak langsung dilakukan tanpa meninjau langsung ke lapangan dan
hanya berupa laporan-laporan baik tertulis ataupun tidak tertulis. Dengan
adanya laporan tersebut maka hal-hal menyimpang yang dilakukan guru
82 Wawancara dengan Bapak Rasmudi, selaku kepala sekolah, tanggal 7 Februari 2011,
jam 09: 30 wib.
61
dalam pembelajarannya dapat segera dilakukan perbaikan oleh kepala sekolah
melalui komunikasi yang baik. Perbaikan dilakukan apabila terjadi
penyimpangan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
C. Analisis Data Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41
Tahun 2007 Tentang Standar Proses Dalam Manajemen Pembelajaran
PAI Di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
Dalam bab ini penulis akan menganalisis implementasi Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses dalam
manajemen pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang yang
meliputi proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran serta pengawasan pembelajaran. Data hasil penelitian untuk
mengetahui tingkat efektivitas manajemen pembelajaran PAI di SMP Islam Al-
Azhar 14 Semarang berupa data hasil analisis dokumen RPP dan silabus,
wawancara dengan kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI, observasi proses
pembelajaran di kelas dan standar proses pada guru PAI.
Pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan,
dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan, yang pada intinya
proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan supaya diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Dengan demikian proses belajar peserta didik lebih
menarik, menantang, menyenangkan dan hasilnya bertahan lama dan bermanfaat
bagi proses belajar lebih lanjut. 83
Hal ini juga telah disimpulkan oleh Wottuba dan Wright (1975) bahwa
ada tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran efektif, yaitu: a)
pengorganisasian pembelajaran dengan baik; b) komunikasi secara efektif; c)
83 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2008), Cet I, hlm. 288.
62
penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran; d) sikap positif terhadap
peserta didik; e) pemberian ujian dan nilai yang adil; f) keluwesan dalam
pendekatan pembelajaran; g) hasil belajar peserta didik yang baik.84
Semua indikator tersebut tercakup dalam kegiatan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi hasil proses
pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Semuanya itu sudah
diuraikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
tentang standar proses. Permen diknas dalam proses pendidikan termasuk
kebijakan pemerintah sebagai landasan dalam proses pembelajaran, yang mana
pada setiap guru berpegangan dengan permendiknas, karena guru diberi
kewenangan untuk mendesain proses belajar secara baik, pengembangannya
diserahkan seluruhnya pada guru.
1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan
pendekatan atau metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu lokasi waktu
yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.85
Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap
diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya. Dan semuanya itu sudah
ada di dalam silabus dan RPP.
Dalam perencanaan pembelajaran, silabus dan RPP menjadi salah satu hal
yang sangat pokok dalam persiapan pembelajaran. Keduanya menjadi salah satu
tolak ukur kualitas dan kapabilitas seorang tenaga pendidik dalam menjalankan
profesinya, dalam hal ini guru PAI. Dalam perencanaan pertama ditetapkan
kompetensi-kompetensi yang akan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan observasi serta analisa penulis terhadap bentuk RPP guru PAI di
SMP Islam Al-Azhar 14 memiliki kemampuan yang baik dalam merumuskan
suatu silabus atau RPP, walaupun dalam RPP sendiri belum dituliskan kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
84 Bambang Warsita, Teknologi, hlm. 289-290.
85 Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 17.
63
Menilai RPP dan silabus bukan hanya dengan formatnya saja, tetapi dilihat
ketika guru mempraktekkan perencanaan tersebut dalam proses pembelajaran,
kemudian dilihat hasilnya melalui nilai peserta didik yang dapat menggambarkan
tercapainya tujuan dan penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Sehingga
dalam penelitian ini difokuskan pada permasalahan perencanaan pembelajaran
berupa RPP dan silabus apakah telah sesuai dengan standar yang ditentukan
ataukah belum. RPP dan silabus yang telah sesuai dengan standar tentunya lebih
membantu guru untuk mencapai pembelajaran yang efektif daripada yang masih
belum memenuhi standar.
Selain itu, untuk mengetahui apakah perencanaan pembelajaran berupa
RPP dan silabus telah memenuhi standar penyusunannya juga digunakan analisis
dokumen silabus dan RPP kelas VII. Penyusunan setiap satuan RPP
menyesuaikan materi ajar yang dipilih. Indikator yang menentukan dalam analisis
dokumen silabus dan RPP apakah telah memenuhi standar ataukah belum
berdasarkan indikator. Di dalam perencanaan juga dilakukan, ketika awal
pembelajaran guru mentargetkan materi PAI yang harus dikuasai oleh peserta
didik berupa perilaku-perilaku yang sesuai dengan materi itu dengan tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Hal itu dilakukan guna menguasai materi yang
disampaikan oleh guru. Hal ini berarti, dalam perencanaan pembelajaran sudah
mengacu pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 yang sudah dilakukan
dengan efektif.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep
pembelajaran dalam bentuk perbuatan. Dalam pendidikan berdasarkan kompetensi
pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang
dilakukan secara berkesinambungan, yang meliputi tahap persiapan, penyajian,
aplikasi, dan penilaian.86
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses atas RPP
yang telah dirancang sebelumnya. Sebagai fasilitator, guru PAI dituntut untuk
86 Mulyasa, M. Pd. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 98-99.
64
memaksimalkan peran dan kemampuannya dalam memfasilitasi, mengarahkan
serta memberdayakan potensi anak didik sehingga potensi yang terpendam dalam
setiap anak didik tersebut dapat diberdayakan secara maksimal pula.
Guru SMP Islam Al-Azhar 14 dapat dikatakan telah melaksanakan suatu
pembelajaran yang berorientasi pada siswa serta memberdayakan potensi siswa
dengan baik. Walaupun secara eksplisit dalam RPP, guru PAI tidak
mencantumkan istilah eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, namun aktivitas
tersebut secara implisist telah menyentuh karakter pembelajaran eksplorasi,
elaborasi ataupun konfirmasi yang sifatnya berorientasi pada peserta didik
sebagaimana yang tercantum dalam Permen No 41 tentang standar proses.
a. Analisis observasi proses pembelajaran di kelas
Di dalam proses pembelajaran PAI, ketika penulis mengamati proses
kegiatan pembelajaran di kelas VII, guru PAI dalam aktivitasnya, dapat
dikatakan sudah efektif dilakukan. Pembelajaran dimulai setelah siswa
merasa siap, kemudian pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi
dengan tanya jawab yang bertujuan memberikan penguatan kepada peserta
didik tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru.
Pada hakikatnya membuka pelajaran merupakan usaha atau kegiatan
yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra
kondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatiannya terpusat pada
apa yang dipelajarinyasehingga usaha tersebut akan memberikan efek
terhadap kegiatan belajar.87
Hal ini dapat dikatakan bahwa membuka
pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan
dipelajari.
Dalam memilih metode juga sudah dilakukan dengan efektif, metode
yang dilakukan guru yaitu peserta didik dijadikan guru untuk menyampaikan
materi yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini guru sudah melakukan
metode dengan model PAIKEM untuk menciptakan suasana pembelajaran
87 Suryosubroto, Proses, hlm. 32.
65
yang menyenangkan. Metode dalam pembelajaran merupakan salah satu cara
yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik
pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan metode mengajar diharapkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik, sehubungan dengan kegiatan
mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif.
Sedangkan media yang digunakan berupa buku panduan PAI kelas
VII, yang disediakan dari sekolah, yang bertujuan mempermudah guru
dalam panduan materi dalam proses pembelajaran. Pada tahap akhir, guru
memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan, sekalian
memberikan kata-kata yang dapat menimbulkan semangat dan motivasi
peserta didik yang kemudian ditutup dengan doa penutup majelis.
b. Analisis observasi standar proses pada guru PAI
Standar proses merupakan standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk
mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.88
Penulis mengamati bahwa
dalam pembelajaran, guru PAI sudah berpatokan pada standar proses dilihat
dari komponen perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan proses
pembelajaran yang semuanya itu sesuai dengan Permendiknas nomor 41
tahun 2007 tentang standar proses.
c. Analisis dokumentasi RPP dan silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan silabus inilah guru bisa
mengembangkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
88 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengeelolaan, hlm. 216.
66
akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik.89
Adapun format RPP yang digunakan guru PAI meliputi:
1) Identitas mata pelajaran
2) Standar kompetensi
3) Kompetensi dasar
4) Indikator pencapaian kompetensi
5) Tujuan pembelajaran
6) Materi ajar
7) Alokasi waktu
8) Metode pembelajaran
9) Kegiatan pembelajaran
10) Penilaian hasil belajar
11) Sumber belajar.
Sedangkan format silabus yang digunakan guru PAI meliputi:
1) Identitas mata pelajaran/tema pelajaran.
2) Standar kompetensi
3) Kompetensi dasar
4) Materi pembelajaran
5) Kegiatan pembelajaran
6) Indikator pencapaian kompetensi
7) Penilaian
8) Alokasi waktu
9) Sumber belajar.
d. Analisis wawancara guru PAI
RPP dan silabus merupakan dua hal penting dalam perencanaan
proses pembelajaran, dimana disitu memuat semua komponen dalam
pelaksanaan pembelajaran, yang harus disusun oleh setiap guru per mata
pelajaran, khususnya PAI. Ketika awal pembelajaran gurupun mentargetkan
materi PAI yang harus dikuasai oleh peserta didik berupa perilaku-perilaku
89 Mansur Muslih, KTSP, hlm. 32.
67
yang sesuai dengan materi. Hal itu dilakukan supaya peserta didik menguasai
materi yang telah disampaikan oleh guru.
Dari segi pelaksanaan pembelajaran itu sendiri, metode yang
dilakukan tidak hanya menggunakan metode diskusi saja, melainkan dengan
cara guru memberikan tema untuk dijadikan materi, kemudian peserta didik
menyampaikan tema tersebut tetapi materi itu diluar isi buku panduan. Hal
ini sudah jelas dikatakan, bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode yang sering kita kenal dengan metode Everyone is
teacher here (setiap murid sebagai guru), yang mana metode ini bertujuan
untuk membiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu, tidak
minder dan tidak takut salah di hadapan peserta didik lain.
Jadi, pada intinya, metode yang digunakan tergantung pada materi
yang akan disampaikan, guna mempermudah guru dan peserta didik dalam
pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan dalam segi penilaian hasil proses
pembelajaran, guru menggunakan beberapa tes, meliputi tes tertulis, tes
penugasan dan tes perbuatan, yang mana dari tes tersebut dapat dinilai
tingkat kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik.
e. Analisis wawancara dengan Waka Kurikulum
Setiap awal pembelajaran, pastinya guru dituntut untuk menyusun
RPP dan silabus, dimana merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan
oleh setiap guru. Dari situlah dapat diketahui bagaimana guru mendesain
strategi pembelajaran yang dilakukan di kelas, yang pada akhirnya
berdampak baik bagi perkembangan peserta didik. Menurut Mulyasa,
pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih
baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor internal yang
mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari individu, maupun
eksternal yang datang dari lingkungan individu tersebut.90
90 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:
RaSAIL Media Group, 2008), hlm: 10.
68
Tidak hanya peserta didik yang memberikan peran berlangsungnya
proses pembelajaran sebagai faktor internal. Pendidik, sumber belajar dan
lingkungan juga memiliki peran pokok berlangsungnya proses pembelajaran
sebagai faktor eksternal. Lebih lanjut kedua faktor tersebutlah yang
menentukan apakah akan tercipta pembelajaran efektif ataukah tidak.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sudah menggunakan sistem
moving class yang terdiri dari 12 kelas dan diterapkan sejak tahun 2006,
yang bertujuan untuk memberikan suasana belajar yang lebih menyenangkan.
Kemudian dari segi penilaian hasil pembelajaran menggunakan beberapa
system penilaian, diantaranya: ulangan harian, ulangan tengah semester, dan
ulangan akhir semester. Penilaian tersebut, harus dilakukan oleh seorang
tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik.
f. Analisis wawancara dengan Kepala Sekolah
Secara umum SMP Islam Al azhar sudah menerapkan atau
berpatokan dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar
proses, dilihat dari pelaksanaannya yang sesuai dengan komponen yang
terdapat pada Permendiknas itu sendiri dimulai dari perencanaan sampai
pengawasan pembelajaran.
Dalam perencanaan proses pembelajaran, RPP dan silabus merupakan
tahap awal dalam proses pembelajaran, sudah menjadi kewajiban bagi
pendidik untuk mempersiapkan diri dengan membuat perangkat
pembelajaran sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, kemudian dalam
pelaksanaan pembelajaran sendiri sudah menggunakan sistem eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pengelolaan kelas secara baku sudah dilakukan
dengan baik, tempat duduk, piket, sarana di kelas, ketertiban, tata tertib,
system poin, reward, punismend, semuanya sudah ada dan dijalankan dengan
baik. Bahkan dalam pembelajaran itu sendiri menggunakan moving class,
yang sudah diterapkan sejak tahun 2006.
69
Kegiatan inti pembelajaran yang mengandung sifat eksploratif,
elaboratif, dan konfirmatif penulis temukan ketika mengamati secara
langsung proses pembelajaran guru PAI yang mereka selenggarakan, proses
pembelajaran yang diselenggarakan bisa dikatakan baik. Pemahaman ini
penulis dapatkan setelah melihat secara langsung aktifitas guru PAI yang
senantiasa memberikan motivasi pada peserta didik, memberikan umpan
balik, memberikan pertanyaan serta mempertanyakan gagasan yang
dituturkan oleh para siswa. Sehingga suasana yang ada ini cukup dinamis,
hal ini disebabkan salah satunya karena pembelajaran yang menyenangkan
karena guru tidak membuat siswa takut serta tidak ada tekanan baik secara
fisik maupun psikologis.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam aktifitas
pembelajarannya guru PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 memahami betul
apliksai Permen No.41. Berdasarkan data yang penulis dapat dalam aktifitas
pembelajaran yang diselenggarakan, penulis secara langsung memahami
bahwa guru PAI menyentuh karakter pembelajaran eksplorasi, elaborasi
ataupun konfirmasi yang sifatnya berorientasi pada peserta didik
sebagaimana yang tercantum dalam Permen No 41.
Dalam pembelajaran tersebut, mereka memberikan motivasi pada
anak didiknya, memberikan umpan balik, membuka waktu diskusi,
memberikan pertanyaan serta mempertanyakan gagasan yang diajukan oleh
para siswa. Sehingga suasana yang ada ini cukup dinamis, hal tersebut
disebabkan karena pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru sangat
ramah, sehingga menyenangkan bagi siswa karena memang para guru tidak
membuat siswa takut serta tidak ada tekanan baik secara fisik maupun
psikologis.
Hal ini berarti dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mengacu
permen diknas No. 41 di SMP Islam Al-Azhar 14 terpenuhi dengan efektif.
70
3. Penilaian Proses Pembelajaran
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam
bahasa Arab: al-Taqdir, sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.91
Definisi yang pertama tentang evaluasi dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950).
Ahli ini mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data
untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan
pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa
sebabnya.92
Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
seorang tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru
akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Aktifitas
penilaian ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur tingkat ketercapaian
kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Selain itu juga dapat
dijadikan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, hingga dapat
diketahui perbaikan-perbaikan yang barang kali perlu dilakukan. Guru PAI di
SMP Islam Al-Azhar 14 memiliki prinsip-prinsip serta teknik penilaian yang
terukur. Teknik tersebut berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik/tes kinerja
baik secara individual ataupun kelompok. Teknik-teknik penilaian tersebut
dilakukan oleh guru PAI dengan pengawasan langsung Kepala Sekolah.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan di lapangan, ternyata dalam
penilaian sendiri telah memiliki prinsip-prinsip yang diadopsi dari Permen Diknas
No. 20 prinsip-prinsip tersebut antara lain;
a. Sahih
b. Objektif
c. Adil
d. Terpadu
91 Anas, Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009), hlm. 1.
92 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), hlm. 1.
71
e. Terbuka
f. Menyeluruh dan berkesinambungan
g. Sistematis
h. Beracuan kriteria
i. Akuntabel.
Hal ini berarti penilaian proses pembelajaran yang mengacu permen di
SMP Islam Al-Azhar 14 terpenuhi dengan efektif. Selain itu, pada setiap akhir
pembelajaran PAI, evaluasi dilakukan dengan beberapa tehnik, yakni tes tertulis,
tes penugasan dan tes lisan. Pemilihan tehnik tersebut bergantung pada metode
ketika proses pembelajaran. Apabila menggunakan metode atau pendekatan selain
pendekatan lingkungan maka digunakan tes testulis ataupun lisan.
4. Pengawasan Proses Pembelajaran
Menurut Koonts, “controlling is the measuring and correcting objectives
of subordinates to assure that events conform to plans”. Pengawasan adalah
pengukuran dan koreksi pencapaian tujuan untuk meyakinkan bahwa semua
kegiatan sesuai dengan rencana.93
Pengawasan mencakup kelanjutan tugas, untuk
melihat apakah kegiatan-kegiatan dilakukan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan
yang ada dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan
diperbaiki supaya tujuan-tujuan yang ada dapat dicapai dengan baik, yang
merupakan sebagai salah satu upaya dalam mengusahakan agar apa yang
direncanakan menjadi kenyataan. Pengawasan berarti kegiatan mengukur tingkat
efektifitas kerja personal dan tingkat efesiensi penggunaan metode dan alat
tertentu dalam usaha mencapai tujuan.
Dalam aktifitas pengawasan ini kepala sekolah SMP Al-Azhar 14 menjadi
sosok yang penting dalam perjalanan pendidikan (pembelajaran) di lembaga yang
dipimpinnya. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pucuk
pimpinan tertinggi bisa dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari aktifitas Bapak
Rasmudi, sebagai kepala sekolah yang senantiasa memonitoring proses
pembelajaran di SMP Islam Al-Azhar 14. Pengawasan proses pembelajaran ini
93 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan, hlm. 27.
72
mengacu pada Permen Diknas No. 41 yang dimulai dari perencanaan proses
pembelajaran hingga penilaian hasil pembelajaran yang ada.
Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas pemantauan sebagaimana dalam
Permen No.41 tentang standar proses dilakukan oleh kepala sekolah dengan
sangat baik. Pengawasan dilakukan kepala sekolah dengan kontinu dan
terstruktur, supervisi terhadap guru-guru kerap dilakukan dengan
berkesinambungan sehingga para guru menjadi terdorong untuk bergerak maju,
terlebih lagi terdapat reward (diantaranya beasiswa) yang bisa didapatkan jika
kinerja guru sangat baik. Kepala Sekolah akan melakukan perbaikan apabila
prestasi/performance guru rendah di bawah standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam melakukan perbaikan, Kepala sekolah melakukan komunikasi
yang tidak bersifat menghakimi akan tetapi bersifat dialog dan sharing terkait
ketidaksesuaian dengan standar yang ada.
Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran, juga ditentukan baik tidaknya
supervisi yang mendukung proses tersebut. Pembelajaran yang efektif dapat
tercapai juga ditentukan oleh supervisi yang mendukung. Analisis mengenai
pengawasan ini dilakukan dari data hasil wawancara dengan kepala sekolah.
Perencanaan supervisi di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dilakukan oleh
kepala sekolah dan pengawas pada awal tahun pelajaran, kemudian konsep yang
mereka rancang dirapatkan dengan para guru dan karyawan.
Hal ini berarti pengawasan pembelajaran yang mengacu permen diknas
No. 41 pada guru PAI di SMP Islam Al-Azhar terpenuhi dengan efektif. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil proses pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran sesuai dengan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa
ketercapaian Permen Diknas No. 41 tentang standar proses secara keseluruhan
telah dilaksanakan dengan efektif.
73
D. Faktor Penghambat dan Pendukung Efektivitas Manajemen
Pembelajaran PAI
1. Faktor Pendukung
a. Lokasi gedung sekolah strategis. Karena mudah dijangkau dan dekat dengan
jalan raya, sehingga siswa maupun guru kaitannya dengan kemudahan secara
logis tidak merasa terbebani untuk berangkat ke sekolah.
b. Kinerja guru yang tinggi
c. Motivasi siswa yang tinggi
d. Supervisor yang tanggap dalam mengatasi masalah yang ditemui dan sangat
memperhatikan kinerja guru
2. Faktor Penghambat
a. Dari segi sumber daya manusianya sendiri yang kurang peduli akan
kemampuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
E. Hambatan Penelitian
1. Hambatan yang dirasakan paling utama bagi peneliti ialah jarak lokasi
penelitian cukup jauh. Sehingga butuh biaya yang cukup banyak.
2. Keterbatasan kondisi peneliti untuk mengkaji masalah yang diangkat. Yakni
mata pelajaran PAI. Penelitian ini hanya terbatas pada pelaksanaannya di
sekolah. Tidak mengkaji lebih jauh pengaruh yang berada di luar lingkungan
sekolah.
74
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian tentang Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Dalam Manajemen Pembelajaran
PAI Di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang, berdasarkan analisis data telah
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14
Semarang yang meliputi:
a. Perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru PAI berupa Silabus
dan RPP yang sangat pokok dalam persiapan pembelajaran. Keduanya
menjadi salah satu tolak ukur kualitas dan kapabilitas seorang tenaga pendidik
dalam menjalankan profesinya. Selain itu, dalam tahap perencanaan
pembelajaran guru mentargetkan materi PAI yang harus dikuasai oleh peserta
didik berupa perilaku-perilaku yang sesuai dengan materi yang disampaikan
oleh guru.
b. Pelaksanaan pembelajaran pada awal pembelajaran guru menyampaikan
materi dengan tanya jawab yang bertujuan memberikan penguatan kepada
peserta didik tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru. Dalam
memilih metode juga sudah dilakukan dengan efektif, metode yang dilakukan
guru yaitu peserta didik dijadikan guru untuk menyampaikan materi yang
diberikan oleh guru. Dalam hal ini guru sudah melakukan metode dengan
model PAIKEM untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan. Pada tahap akhir, guru memberikan kesimpulan mengenai
materi yang telah disampaikan, sekalian memberikan kata-kata yang dapat
menimbulkan semangat yang kemudian ditutup dengan doa penutup majelis.
c. Penilaian yang dilakukan terhadap kompetensi yang telah dicapai siswa
dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran PAI, dengan beberapa tehnik,
yakni tes tertulis, tes penugasan dan tes lisan. Pemilihan tehnik tersebut
75
bergantung pada metode ketika proses pembelajaran. Apabila menggunakan
metode atau pendekatan selain pendekatan lingkungan maka digunakan tes tes
tulis ataupun lisan.
2. Efektivitas manajemen pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses
dapat diketahui berdasarkan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta pengawasan
pembelajaran sebagai berikut:
a. Perencanaan pembelajaran berupa RPP dan silabus sudah dikembangkan
dengan baik, walaupun secara implisit belum dicantumkan kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran
sendiri sudah diterapkan kegiatan tersebut. Bahkan di Al-Azhar sendiri
mempunyai kurikulum KTSP Al-Azhar, yang mana kurikulum itu dibuat
sendiri oleh guru, yang telah disepakati oleh kepala sekolah sendiri.
b. Pelaksanaan pembelajaran secara implisit telah menyentuh karakter
pembelajaran eksplorasi, elaborasi ataupun konfirmasi yang sifatnya
berorientasi pada peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Permen No
41 tentang standar proses. Pelaksanaan proses pembelajaran di SMP Islam
Al-Azhar dapat dikatakan dengan baik, dilihat dari persyaratan pelaksanaan
proses pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran itu sendiri, yang sesuai
dengan Permen No. 41 tentang standar proses.
c. Penilaian yang dilakukan di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dapat
dikatakan sangat baik. Penilaian dalam standar Proses No. 41 ini mengacu
pula pada Permen No. 20 tahun 2007, penilaian hasil belajar peserta didik
didasarkan pada prinsip-prinsip penilaian yang meliputi: sahih, objektif, adil,
terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan
kriteria, dan akuntabel. Ada beberapa sistem penilaian yang dilakukan di SMP
Al-Azhar, meliputi: nilai tugas, ulangan harian, ulangan mid semester, ulangan
akhir semester, ulangan kenaikan kelas dan ujian kelulusan.
d. Pengawasan di SMP Al-Azhar dilakukan ada beberapa tahap, diantaranya:
pengawasan pada perencanaan, proses pembelajaran, supervisi dan evaluasi.
76
Supervisi dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengetahui kelemahan dan
kekurangan dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang dilakukan oleh
kepala sekolah dan pengawas dari pusat dan dilakukan minimal satu semester
satu kali dalam setiap tahunnya. Pengawasan proses pembelajaran ini
mengacu pada Permen Diknas No. 41 yang dimulai dari perencanaan proses
pembelajaran hingga penilaian hasil pembelajaran yang ada.
Berdasarkan analisis di atas, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses dalam manajemen pembelajaran
PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dilaksanakan dengan efektif.
B. Saran
Melalui hasil analisis dan kesimpulan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses dalam manajemen
pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang, ada beberapa hal yang
perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan. Adapun saran yang ditujukan terhadap
pihak-pihak yang terkait ialah:
1. Kepala sekolah hendaknya memantau aktivitas guru dalam segi apapun, yang
berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran, agar ketika terdapat
kekurangan dapat diperbaiki hingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
2. Waka kurikulum perlu melakukan inovasi-inovasi dan peningkatan terhadap
model yang berkaitan dengan kurikulum di Al-Azhar 14 Semarang.
3. Guru hendaknya dapat menyusun silabus dan RPP dengan baik sehingga
perencanaannya lebih matang. Guru juga harus lebih memperhatikan dalam
pemilihan strategi agar lebih bervariasi. Keterampilan dalam pembelajaran
harus selalu ditingkatkan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif.
77
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2006.
_______, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2008.
_______, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,
2002.
_______, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta; Rinneka Cipta,
1993.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.
Handoko, T, Manajemen Edisi II, Yogyakarta: BPKE, 2001.
Hasan, Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: EDUCA,
2010.
http://okeeducation.blogspot.com/2008/09/pembelajaran-elaborasi.html, 9 Januari
2011,10.19 am.
http://www.scribd.com/doc/38112197/Pengertian-Eksplorasi-Elaborasi-Konfirmasi, 22
Desember 2010, 11: 48 am.
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:
RaSAIL Media Group, 2008.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Margono, S. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006.
_______, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
78
_______, Manajemen Berbasis Sekolah: Strategi dan Implementasi, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007.
Muslich, Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual,
Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo Offset, 2009.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. 7 Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008.
Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, BSNP,
2006.
Partanto, Pius A, Kamus Ilmiah Populer Surabaya: Arkola, 2001.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Jakarta, Sinar Grafika, 2005.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.
Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2008.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2006.
Seng, Tan Oon, Educational Psychology : A Practitioner Researcher Approach,
Singapore: Seng Lee Press, 2003.
Shohih Abdul Aziz dan Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Thuruku At-Tadris, Mesir:
Darur Ma’ruf, 1965, Juz 1.
Sisk, Hanry L, Principles of Management a System Appoach to The Management
Proces, Chicago: Publishing Company, 1969.
Sudiyono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2009.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D, Bandung: Alfabeta, 2006.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta, 2005.
Suparlan, Membangun Sekolah Efektif, Yogyakarta: HIKAYAT, 2008.
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002, Cet. I.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :
Rineka Cipta, 2000.
Tim Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodologi
Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Departemen Agama RI, 2001.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, Semarang:
CV Aneka Ilmu, 2003.
Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.
80
81
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rasmudi, S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat : Jl. Klentengsari No. 1, Pedalangan, Banyumanik, Semarang-
50268
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini :
Nama : ARMI ZULAEKHA
NIM : 073311012
Fakultas : Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang
telah melaksanakan penelitian dari tanggal 18 Januari – 18 Februari 2011 di SMP
Islam Al-Azhar 14 Semarang, untuk penulisan Skripsi dengan judul :
Efektivitas Manajemen Pembelajaran PAI Di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
(Tinjauan Terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun
2007 Tentang Standar Proses)
Demikian Surat Keterangan ini kami buat untuk kepentingan yang bersangkutan
dan harap menjadikan maklum.
82
Lampiran 1
Peserta didik dilatih untuk menyampaikan materi di kelas
Kegiatan proses pembelajaran di kelas
83
Gedung sekolah SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
84
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
A. Gambaran umum SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
1. Tinjauan histories
a. Kapan berdirinya SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang ?
b. Siapa yang mempunyai ide gagasan pertama kali?
c. Apa yang melatarbelakangi didirikannya SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
d. Apa visi, misi dan tujuan SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
2. Struktur organisasi
a. Bagaimana struktur organisasi di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
b. Bagaimana keadaan guru dan karyawan yang ada di SMP Islam Al-Azhar 14
Semarang?
3. Bagaimana perkembangan pembelajaran khususnya mata pelajaran PAI dari
tahun ke tahun ?
B. Gambaran Khusus Efektivitas Manajemen Pembelajaran PAI ( Tinjauan
Terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses )
1. Kepala Sekolah
a. Apa yang bapak ketahui tentang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses?
b. Bagaimana kaitan Visi, Misi dan Tujuan pendidikan yang dimiliki SMP
Islam Al-Azhar 14 Semarang dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007?
c. Selama ini, pernahkah bapak mengadakan supervisi pada guru dalam hal
proses pembelajaran di kelas?
d. Pernahkah bapak memberikan motivasi pembelajaran kepada guru-guru?
e. Pernahkah bapak menanyakan kepada guru dalam pembuatan RPP?
85
f. Apakah bapak melakukan kunjungan kelas saat berlangsungnya proses
belajar mengajar yang dilakukan guru?
g. Pernahkah bapak memberikan ide-ide tentang proses pembelajaran?
h. Bagaimana efektivitas manajemen pembelajaran PAI ditinjau dari Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 di SMP Islam Al-Azhar
14 Semarang?
i. Bagaimana proses manajemen pembelajaran PAI terkait dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007?
j. Bagaimana kebijakan kepala sekolah dalam mengimplementasikan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 dalam meningkatkan
standar proses pembelajaran PAI?
k. Apa kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan dalam
pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007?
2. Guru
a. Bagaimana proses pembelajaran PAI, dari segi perencanaan ?
b. Bagaimana Pembelajaran PAI dari segi pelaksanaan ? dan
c. Bagaimana Pembelajaran PAI dari segi evaluasinya?
d. Dalam penggunaan metode, apakah sesuai dengan materi yang
disampaikan?
3. Waka kurikulum
a. Model kurikulum apakah yang digunakan di SMP Islam Al-Azhar 14
Semarang?
b. Perubahan apakah yang dilakukan dalam proses pembelajaran, sejak
lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007?
c. Apakah guru PAI ikut membantu dalam perancangan pembuatan
kurikulum PAI?
86
87
Lampiran 4
Observasi Standar Proses Pada Pembelajaran PAI di SMP
Islam Al-Azhar 14 Semarang
A. Komponen Perencanaan Proses pembelajaran
No. Perencanaan Proses Pembelajaran
Tally
Ya Tidak
1. Guru menyiapkan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2. Komponen silabus meliputi:
a. Identitas mata pelajaran/tema
pelajaran.
b. Standar kompetensi.
c. Kompetensi dasar
d. Materi pembelajaran
e. Kegiatan pembelajaran
f. Indikator pencapaian kompetensi
g. Penilaian
h. Alokasi waktu
i. Sumber belajar.
3. Komponen RPP meliputi:
a. Identitas mata pelajaran
b. Standar kompetensi
c. Kompetensi dasar
d. Indikator pencapaian kompetensi
e. Tujuan pembelajaran
f. Materi ajar
g. Alokasi waktu
88
h. Metode pembelajaran
i. Kegiatan pembelajaran
j. Penilaian hasil belajar
k. Sumber belajar
B. Komponen Pelaksanaan Proses Pembelajaran
No. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Tally
Ya Tidak
A. Persyaratan Pelaksanaan proses pembelajaran
1. Beban kerja guru PAI di SMP Al azhar 14
Semarang mencakup kegiatan pokok;
merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih
peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan.
2. Beban kerja guru PAI dalam kegiatan
pokok diatas adalah sekurang-kurangnya
24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu.
3. Buku teks pelajaran yang akan digunakan
oleh sekolah dipilih melalui rapat guru
dengan pertimbangan komite sekolah.
4. Rasio buku teks pelajaran untuk peserta
didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran.
5. Guru PAI di SMP Al azhar 14
menggunakan buku panduan, buku
pengayaan dan buku referensi serta
sumber belajar lainnya.
89
6. Guru PAI membiasakan peserta didik
menggunakan buku-buku dan sumber
belajar lain yang ada di perpustakaan
sekolah.
7. Guru PAI memperhatikan tata kelola
tempat duduk yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan.
8. Guru PAI memperhatikan volume dan
intonasi suaranya dalam proses
pembelajaran sehingga dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik.
9. Tutur kata guru PAI santun dan dapat
dimengerti oleh peserta didik.
10. Guru PAI menyesuaikan materi pelajaran
dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik.
11. Guru PAI menciptakan ketertiban,
kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan,
dan kepatuhan pada peraturan.
12. Guru PAI memberikan penguatan dan
umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
13. Guru PAI menghargai peserta didik tanpa
memandang latar belakang agama, suku,
jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
14. Guru PAI menghargai pendapat yang
diungkapkan peserta didik.
90
15. Guru PAI memakai pakaian yang sopan,
bersih, dan rapi.
16. Guru PAI menyampaikan silabus mata
pelajaran yang diampunya pada tiap awal
semester.
17. Guru PAI memulai dan mengakhiri proses
pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
B. Pelaksanaan Pembelajaran
18. Dalam kegiatan pendahuluan guru PAI;
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
d. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
19. Kegiatan inti pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
20. Kegiatan inti pembelajaran guru PAI
melakukan kegiatan;
A. Eksplorasi, yang meliputi:
91
a) Pelibatan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan belajar dari aneka
sumber.
b) Penggunaan beragam pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain.
c) Memfasilitasi terjadinya interaksi
antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar
lainnya.
d) Pelibatan peserta didik secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran.
e) Memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
B. Elaborasi, yang meliputi:
a) Pembiasaan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna.
b) Memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan maupun
tertulis.
c) Pemberian kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
92
bertindak tanpa rasa takut.
d) Memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
e) Memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
f) Memfasilitasi peserta didik membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok.
g) Memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok.
h) Memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang
dihasilkan.
i) Memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik.
C. Konfirmasi, yang meliputi:
a) Pemberian umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik.
b) Pemberian konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
93
c) Memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan.
d) Memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar.
21. Dalam kegiatan penutup guru PAI
melakukan kegiatan;
a) Bersama-sama dengan peserta didik atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
b) Melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
c) Pemberian umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran.
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling
atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.
e) Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
94
C. Komponen Penilaian Proses Pembelajaran
No. Penilaian Proses Pembelajaran
Tally
Ya Tidak
1. Penilaian dilakukan oleh guru PAI
dimaksudkan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik.
2. Penilaian dilakukan oleh guru PAI
digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar.
3. Penilaian dilakukan oleh guru PAI
dimaksudkan untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
4. Sebagaimana dalam acuan standar
penilaian, apakah penilaian yang
dilakukan senantiasa memperhatikan
prinsip-prinsip;
5. Sebagaimana dalam acuan standar
penilaian, apakah teknik penilaian yang
dilakukan meliputi hal-hal berikut;
a. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik menggunakan berbagai
teknik penilaian berupa; tes,
observasi, penugasan perseorangan
atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes
lisan, dan tes praktik/tes kinerja.
c. Teknik observasi atau pengamatan
dilakukan selama pembelajaran
95
berlangsung atau di luar kegiatan
pembelajaran.
d. Teknik penugasan baik
perseorangan maupun kelompok
dapat berbentuk tugas rumah atau
proyek.
D. Komponen Pengawasan Proses Pembelajaran
No. Pengawasan Proses Pembelajaran
Tally
Ya Tidak
1. Pemantauan proses pembelajaran
senantiasa dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga
penilaian hasil pembelajaran.
2. Pemantauan senantiasa dilakukan dengan
cara diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawacara, dan dokumentasi.
3. Kegiatan pemantauan dilakukan kepala
dan pengawas satuan pendidikan.
4. Supervisi proses pembelajaran senantiasa
dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga penilaian hasil
pembelajaran
5. Supervisi pembelajaran senantiasa
diselenggarakan dengan cara pemberian
contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.
6. Kegiatan supervisi senantiasa dilakukan
oleh kepala satuan pendidikan.
96
7. Evaluasi proses pembelajaran
diselenggarakan dengan cara
membandingkan proses pembelajaran
yang dilaksanakan guru dengan standar
proses.
8. Evaluasi proses pembelajaran
diselenggarakan dengan cara
mengidentifikasi kinerja guru dalam
proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru.
9. Evaluasi proses pembelajaran dipusatkan
pada keseluruhan kinerja guru dalam
proses pembelajaran.
10. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan
evaluasi proses pembelajaran diatas
senantiasa dilaporkan kepada pemangku
kepentingan.
11. Penguatan dan penghargaan senantiasa
diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar.
12. Teguran yang bersifat mendidik diberikan
kepada guru yang belum memenuhi
standar. Guru PAI diberi kesempatan
untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih
lanjut.
97
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA
A. Hari/Tanggal : Selasa, 18 dan 19 Januari 2011
Tempat : Ruang guru SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
Waktu : 11.30 WIB
Narasumber : Guru PAI, Ibu Siti Su’aidah S. Ag
1. Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran PAI, dari segi
perencanaan ?
Guru PAI :
Dalam tahap perencanaan harus disesuaikan dengan
materi dan ketika awal pembelajaran guru mentargetkan
materi PAI yang harus dikuasai oleh peserta didik berupa
perilaku-perilaku yang sesuai dengan materi itu dengan
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, hal itu dilakukan
guna menguasai materi yang dikuasai oleh guru. Misalnya
materi thaharah, guru lebih menekankan peserta didik
untuk mengetahui tatacara dan hal-hal yang berkaitan
dengannya, kemudian ditindak lanjuti di kehidupan sehari-
hari.
2. Peneliti : Bagaimana Pembelajaran PAI dari segi pelaksanaan ?
Guru PAI :
Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI, Sebelum
pembelajaran dilaksanakan, setiap harinya guru
memberikan motivasi kepada peserta didik paling tidak 15
menit, hal ini dilakukan supaya peserta didik termotivasi
dalam melakukan pembelajaran. Sedangkan dalam proses
pembelajaran, guru harus mencari metode yang dapat
membuat peserta didik menjadi lebih menyenangkan,
khususnya untuk kelas VIII yang cenderung lebih ramai
dibandingkan dengan yang lain. Metode yang dilakukan
bukan hanya metode diskusi dan tanya jawab saja,
melainkan dengan cara guru memberikan tema untuk
dijadikan materi, kemudian peserta didik menyampaikan
tema tersebut tetapi materi itu diluar isi buku panduan.
Pada intinya, metode yang digunakan tergantung pada
materi yang akan disampaikan. Kemudian untuk tahap
akhir, guru selalu memberikan tanya jawab kepada peserta
didik dengan tujuan mengingatkan materi yang
disampaikan oleh guru dan biasanya pertanyaan yang
98
spontan lebih cepat diingat dan dipahami. Selain itu, guru
menyimpulkan materi yang telah disampaikan sekalian
memberikan motivasi.
3. Peneliti : Bagaimana Pembelajaran PAI dari segi evaluasinya?
Guru PAI :
Pada penilaian akhlak / perbuatan dilihat dari
tingkah laku dalam keseharian peserta didik itu sendiri. Dan
selalu memberikan tugas sesuai absensi pada materi PAI,
misalnya dengan cara mencari di dalam Al- Qur’an tentang
sejarah Nabi Nuh, dan bukti yang menceritakan tentang
Nabi Nuh, pengetahuan tentang tokoh cendekiawan muslim
yang ada di Indonesia yang bergerak di bidang kedokteran
beserta gambar dan fotonya. Tugas ini merupakan tugas
individu, yang harus diselesaikan oleh peserta didik,
mereka bisa menanyakan kepada teman, atau keluarga
tentang materi tugas yang diberikan oleh guru.
4. Peneliti : Dalam proses pembelajaran, sumber belajar/buku
panduan apa yang digunakan?
Guru PAI :
Buku panduan PAI digunakan sebagai panduan
pembelajaran yang disediakan oleh sekolah sebagai bahan
panduan pembelajaran. Sebagai bahan perluasan, biasanya
guru memperluas dari bahan-bahan tertentu, seperti koran
atau dari internet yang mendukung dengan materi dengan
tujuan memperdalam tentang materi yang akan diajarkan.
5. Peneliti : Bagaimana bentuk dari RPP mata pelajaran PAI itu
sendiri?
Guru PAI :
RPP untuk mata pelajaran PAI sesuai dengan
standar yang ada sekarang ini, memuat seperti: identitas
mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator pencapaian kompetensi, materi ajar, alokasi
waktu, metode pembelajaran, tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber
belajar.
99
B. Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Januari 2011
Tempat : Ruang tamu SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
Waktu : 14: 10 WIB
Narasumber : Waka kurikulum, Bapak Komari M. Ag
1. Peneliti : Bagaimana pelaksanaan manajemen pembelajaran
yang ada di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Waka kurikulum :
Dalam segi perencanaan, setiap awal pembelajaran
guru harus menyerahkan silabus, RPP, dan perangkat
pembelajaran. Pelaksanaan, pembelajaran dimulai dari jam
07:00 wib, kegiatan pembelajaran ini siap dimulai seiring
dengan bel pertanda masuk kelas berbunyi. Sebelum
pembelajaran di setiap kelas dimulai, terlebih dahulu
seluruh peserta didik SMP Al-Azhar membaca ikrar (doa
awal pelajaran). Bacaan-bacaan do’a ini rutin dilakukan
oleh seluruh peserta didik di SMP Al-Azhar. Dalam
pengelolaan kelas, sudah menggunakan moving class dalam
pembelajaran, yang terdiri dari 12 kelas dan diterapkan
sejak tahun 2006. Dalam segi penilaian, ada beberapa
sistem penilaian yang dilakukan di SMP Al-Azhar
diantaranya: ulangan harian, ulangan tengah semester, dan
ulangan akhir semester.
2. Peneliti : Kurikulum yang seperti apa yang dipakai di SMP
Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Waka kurikulum :
Kurikulum yang dibuat dari pusat dan dari Al azhar
sendiri. Kurikulum yang khusus dari Al-Azhar, hanya
untuk mata pelajaran Bahasa Arab, PAI, dan Qur’an Hadits.
3. Peneliti : Perubahan apakah yang dilakukan dalam proses
pembelajaran, sejak lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007?
Waka kurikulum :
Secara umum SMP Islam Al-Azhar sudah
menerapkan atau berpatokan dalam Permendiknas nomor
41 tahun 2007 tentang standar proses, dilihat dari
pelaksanaannya yang sesuai dengan komponen yang
terdapat pada Permendiknas itu sendiri dimulai dari
perencanaan sampai pengawasan pembelajaran.
100
C. Hari/Tanggal : Senin, 07 Februari 2011
Tempat : Ruang kepala sekolah SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
Waktu : 09: 22 WIB
Narasumber : Kepala sekolah, Bapak Rasmudi M. Pd
1. Peneliti : Tinjauan histories tentang gambaran SMP Islam Al-
Azhar 14 Semarang, sejarah berdirinya?
Kepala sekolah :
Sebelum berdirinya SMP, yang bertepatan tahun
1997 sudah ada TK-SD Al-Azhar, ketika sudah sampai
pada tahun tenang dilanjutkan dengan SMP, kemudian
diusulkan dengan berdirinya SMP, karena kebutuhan
setelah lulus dari SD. Disamping itu visi Al-Azhar itu
pendidikan yang berkelanjutan dari TK-SD sampai SMP,
bahkan sampai SMA.
2. Peneliti : Siapa yang mempunyai ide gagasan pertama kali dan
latar belakang didirikannya SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Kepala sekolah :
Ide gagasan pertama kali dalam pendirian SMP Al-
Azhar, yaitu bapak Fuad Ba’asyir sebagai Menteri
Keuangan, beliau menggandeng beberapa orang untuk
bekerja sama dalam mendirikan Al-Azhar di Semarang.
SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dibangun dengan
dilatarbelakangi oleh beberapa hal, diantaranya: memiliki
landasan yang baik, yaitu anak belajar dengan baik dari
tingkat TK sampai jenjang SMA dan sebagai wadah orang-
orang islam untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah
Islam yang bagus, sehingga pengembangan islam di
Semarang bisa lebih baik.
3. Peneliti : Bagaimana perkembangan pembelajaran khususnya
mata pelajaran PAI dari tahun ke tahun ?
Kepala sekolah :
Proses pembelajaran yang ada di Al-Azhar relative
sama, boleh dikatakan distandarkan, tetapi ada perbedaan
karakteristik setiap sekolah/daerah sehingga memerlukan
sentuhan-sentuhan atau kasus-kasus khusus dan juga
penanganan yang berbeda pula. Setiap saat pasti ada
perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi secara umum
proses pembelajaran sudah distandarkan, tinggal
pengembangannya satu nilai tambah dari masing-masing
unit. Misalnya hafalan surat pendek, khitobah dan
penambahan baca tulis Al Qur’an, inovasi-inovasi itu yang
tidak semua sekolah ada, dan itu hanya ada di SMP Al-
Azhar.
101
4. Peneliti :Kaitannya dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007
tentang standar proses, apakah SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang sudah
menerapkan standar itu?
Kepala sekolah :
Permen diknas dalam proses pendidikan termasuk
bidikannya menteri, bahwa setiap guru berpegangan dengan
permendiknas, karena guru diberi kewenangan untuk
mendesain proses belajar secara baik, pengembangannya
diserahkan seluruhnya pada guru. Menteri hanya mengatur
garis besarnya saja. Di SMP Al-Azhar dalam proses
pembelajaran sudah mengacu pada permendiknas, karena
peraturan itu sudah termasuk landasan yang baku.
5. Peneliti : Bagaimana proses manajemen pembelajaran PAI
terkait dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun
2007?
Kepala sekolah :
Perencanaan, silabus dan RPP sudah
dikembangkan di SMP Al azhar, bahkan Al-Azhar
mempunyai kurikulum KTSP Al-Azhar sendiri, yang mana
kurikulum itu dibuat sendiri oleh guru, yang telah
disepakati oleh kepala sekolah sendiri. Pelaksanaan,
merupakan proses berjalannya pembelajaran, yang mana
dalam persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran yang
meliputi:
a. Rombongan belajar
Di SMP Al-Azhar setiap kelasnya terdiri dari 30
peserta didik, yang mana dalam posisi duduknya antara
perempuan dan laki-laki dipisahkan.
b. Beban kerja minimal guru
Setiap guru dalam kinerjanya harus merencanakan,
melaksanakan dan menilai hasil pembelajaran, dan
menjalankan tugasnya sebagai guru dengan sebaik
mungkin. Beban kerja guru maksimal 24 jam tatap
muka dalam satu minggu.
c. Buku teks pelajaran
Buku paket yang digunakan hanya satu buku
sebagai penunjang dan mempermudah dalam
pembelajaran, yaitu dengan rasio 1:1 permata pelajaran.
Buku paket diputuskan dalam rapat guru, guru
memakai buku apa, dan penerbit siapa dan kemudian
diinformasikan ke peserta didik, agar mereka mencari
sendiri.
d. Pengelolaan kelas
Dalam pengelolaan kelas secara baku sudah
dilakukan dengan baik, tempat duduk, piket, sarana di
102
kelas, ketertiban, tata tertib, system poin, reward,
punismend, semuanya sudah ada dan di jalankan
dengan baik. Bahkan pada awal tahun, seperti: program
pembelajaran, KKM, kelulusan, telah disampaikan
dengan baik. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran
sudah menggunakan sistem eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
Penilaian hasil pembelajaran, ada beberapa system
penilaian yang dilakukan di SMP Al-Azhar diantaranya:
Nilai tugas, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan harian bersama, semesteran dan kenaikan kelas.
Bahkan di SMP Al-Azhar selalu menerapkan penilaian
yang bersama-sama, dalam hal soal yang sama pula, tdak
menggunakan soal dari kemendiknas maupun kemenag.
Seluruh materi pada prinsipnya yang membuat adalah
gurunya sendiri, yang kemudian hasil dari penilaian
tersebut di forumkan pada rapat kerja yang disepakati
bersama. Hal ini dilakukan dengan tujuan menstandarkan
semua mata pelajaran.
Di SMP Al azhar terdapat ujian yang sifatnya di
buat oleh Al-Azhar sendiri dalam rangka mengetahui
kualitas Al-Azhar, khususnya untuk mata pelajaran
AQUBA (Al qur’an, dan bahasa arab), dalam
pelaksanaanya dibagi dua tahap: Tahap pertama dilakukan
bagi kelas 9 pada semester 1 dan tahap kedua bagi kelas 7
dan 8 pada semester 2, untuk kelas 9 harus dilakukan pada
semester satu, karena pada semester dua digunakan untuk
ujian nasional, hal itu dilakukan untuk menstandarkan mata
pelajaran AQUBA. Penilaian yang dilakukan oleh guru,
dengan tujuan untuk pemetaan dari Al azhar, agar kualitas
bisa setara dan disepakati bersama. Pada segi penilaian,
prinsip-prinsip penilaianpun sudah diterapkan dengan baik.
Dan pengawasan pembelajaran, di SMP Al azhar
dilakukan ada beberapa tahap, diantaranya:
a. Pengawasan pada perencanaan
Meliputi pembuatan silabus, RPP, dan lain-lain
yang dilakukan pada awal tahun.
b. Pengawasan pada proses pembelajaran
Meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaa
proses pembelajaran yang dilakukan dengan sebaik
mungkin.
c. Supervisi
Supervisi dilakukan ada dua macam,
yaitu:Supervisi klinis, supervisi yang dilakukan di
dalam kelas, sehingga pengawas akan mengetahui
103
kekurangan dan kelemahan pada masing-masing guru.
Dan supervisi proses, supervisi yang dilakukan ketika
di dalam kelas, untuk mengetahui kegiatan di kelas
sekaligus menentukkan kelemahan dan kekurangan
masing-masing guru.
Supervisi dilakukan dengan tujuan agar guru dapat
mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam
melaksanakan proses pembelajaran, supervisi dilakukan
oleh kepala sekolah dan pengawas dari pusat dan
dilakukan minimal satu semester satu kali dalam setiap
tahunnya.
d. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan merupakan tahap dari
supervisi kelas, yang kemudian ditemukan kelemahan
dan kekurangannya sekaligus diadakan tindak lanjutnya
yang berupa pembinaan oleh kepala sekolah, pelatihan,
worshop, training, dll. Hal ini dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja guru dalam proses pembelajaran.
6. Peneliti : Bagaimana efektivitas manajemen pembelajaran PAI
ditinjau dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun
2007 di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Kepala sekolah :
Proses pembelajaran dilakukan yang di mulai dari
perencanaan sampai pelaporan terhadap orang tua murid,
pada prinsipnya sudah secara efektif dijalankan, karena
semuanya mengacu pada permen diknas nomor 41 tahun
2007 tentang standar proses.
7. Peneliti : Apa kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang
dilakukan dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007?Perubahan apakah yang dilakukan dalam proses
pembelajaran, sejak lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007?
Kepala sekolah :
Kendala dalam pembelajaran yaitu pada
manusianya, model dan perangkat apapun, jika manusia
siap bergerak pasti akan baik pula.kendala yang lain juga
keterbatasan waktu dan tenaga, dan tugas-tugas lain yang
berkaitan dengan pembelajaran yaitu kendala waktu.
Melihat hal demikian, sudah sepatutnya
memperbaiki system yang ada, yaitu dengan jalan memanaj
waktu dengan baik, menerapkan model waktu yang
deatline. Sedangkan dari segi sarana dan prasarana di SMP
Al-Azhar sudah baik dan lengkap, tinggal manusianya saja
yang menjalankannya.
Recommended