View
81
Download
10
Category
Preview:
DESCRIPTION
bahan ukmppd
Citation preview
IKM, ETIKA Dan METODOLOGI PENELITIAN
Dr. Muhamad Ibnu SinaTIM UKMPPD FKU MALAHAYATI
KONSEP
•Uji diagnostik•Teknik Sampling •Uji statistik•Metode penelitian
Metodologi
penelitian
UJI DIAGNOSTIK
POSITIF NEGATIF
POSITIF TRUE POSITIVE FALSE POSITIVE
NEGATIF FALSE NEGATIVE TRUE NEGATIVE
GOLD STANDARD
ALAT
U
JI BA
RU
A B
C D
A + B
C + D
A + C B + D
NPV =
PPV =
SENSITIVITY SPECIFICITY
A
D
A D
PENGGUNAAN ALAT SKRINING
Sensitivitas tinggi diperlukan utk deteksi bila :1. Prevalence kecil2. Penyakit kronik / kanker3. Penyakit dengan Case Fatality Rate tinggi
Spesifisitas tinggi diperlukan utk deteksi bila :4. Prevalence tinggi5. Penyakit akut
STUDI PROSPEKTIF
• ANGKA INSIDENS TERPAPAR• ANGKA INSIDENS TAK TERPAPAR• UKURAN RESIKO RELATIF (RR)
Ins.Rate klp. terpapar
Ins.Rate klp. tak terpapar
(1+1,96/Chi)
RRRR=
STUDI RETROSPEKTIF
• TAK DAPAT MENGUKUR INSIDENS
• TAK DAPAT MENGUKUR NILAI RR• GANTI UKURAN ODDS RATIO
(OR) a x d
b x c
OR = (1+1,96/Chi)
OR
FAKTOR PENYEBAB
(O)RR > 3 Penyebab
nyata
3 > (O)RR > 2 Penyebab lemah
2 > (O)RR > 1 Bukan penyebab
FAKTOR PENCEGAH
(O)RR < 0,3 Pencegah nyata
0,3 < (O)RR < 0,5 Pencegah lemah
0,5 < (O)RR < 1,0 Bukan pencegah
Contoh soal
• Berdasarkan tabel di atas, sensitivitas metode skrining terbaru tersebut adalah …
• A. 132/211• B. 132/63491• C. 132/1146• D. 62266/63280• E. 62266/62345
PenyakitTotal
(+) (-)
Skrining(+) 132 1014 1146
(-) 79 62266 62345
Total 211 63280 63491
• Suatu penelitian yang didokumentasikan oleh British Medical Journal 2002, dengan menggunakan design prospektif, menyatakan adanya pengaruh makan es krim terhadap terjadinya sakit kepala. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang ditampilkan dalam tabel 2x2 sebagai berikut:
• Berapa besarnya risiko relatif es krim terhadap terjadinya sakit kepala?• A. 2,2• B. 2,9• C. 4,4• D. 4,8• E. 6,8
Sakit KepalaTotal
(+) (-)
Es Krim(+) 20 53 73
(-) 9 63 72
Total 29 116 145
RELATIF RISK (RR) & ODDS RATIO (OR)
SAKIT - KASUS SEHAT - KONTROL
YA
TIDAK
HASIL (OUTCOME)
FAKT
OR
RESI
KO
A B
C D
HUBUNGAN ASOSIASI
RR =
OR =
Σ KASUS DI KELOMPOK BERISIKO
Σ KASUS DI KELOMPOK TANPA RISIKO=
A + B
A
:C + D
C
Σ KASUS DENGAN RISIKO : Σ KASUS TANPA RISIKO
Σ KONTROL DENGAN RISIKO : Σ KONTROL TANPA RISIKO
A + C
A:
A + C
C
B + D
B
B + D
D:
A
CB
Dx
x
=
Metode Sampling
Metode Sampling
Probability sampling
Non-probability sampling
Simple random sampling: mengacak sederhana dengan bantuan tabel/komputer
Systematic random sampling: mengacak teratur dan sistematis, 1/n dari n
Cluster random sampling: mengacak berdasarkan daerah/wialayah
Stratified random sampling: mengacak berdasarkan strata
Consecutive sampling: mengambil subjek sesuai kriteria inklusi/eksklusi
Convenient/Accidental/Captive sampling: mengambil subjek sesuai kenyamanan peneliti
Purposive/Judgement/Quota sampling: mengambil subjek sesuai dengan pertimbangan subyektif peneliti
Probability sampling: setiap subjek dalam penelitian memiliki peluang yang sama untuk dipilihNon-probablity sampling: peluang subjek untuk dipilih tidak sama
Snowball sampling: peneliti meminta subjek pertama untuk menunjukkan orang yang dapat dijadikan subjek
Contoh soal• Seorang peneliti akan meneliti hubungan antara karakteristik sosial
ekonomi dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut referensi yang ada didapatkan informasi bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, peneliti akan mengelompokkan populasi penelitian berdasarkan tingkat pendidikan formal, yaitu rendah, menengah, dan tinggi. Metode sampling yang paling tepat digunakan adalah …
• A. Simple random sampling• B. Systematic random sampling• C. Cluster random sampling• D. Stratified random sampling• E. Purposive sampling
• Seorang peneliti ingin melihat pola pemberian nutrisi ibu kepada anaknya di suatu wilayah. Peneliti memilih ibu yang bisa membaca dan menulis serta bersedia mengisi kuesioner. Jenis pemilihan sampel apa yang digunakan?
a. Purposive samplingb. Convenience samplingc. Consecutive samplingd. Systematic samplinge. Probability sampling
TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL (SAMPLING)
PROBABILITYSAMPLING
SIMPLE RANDOM SAMPLING
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
CLUSTER RANDOM SAMPLING
• Semua memiliki kesempatan yang sama• Radomisasi tabel, pengundian ataupun komputer• Syarat: populasi homogen
PROBABILITYSAMPLING
NON-PROBABILITYSAMPLING
• Setelah di randomisasi• Diambil berdasarkan urutan atau pola tertentu
• Dibagi menjadi sub-populasi berdasarkan strata/tingkatan baru di randomisasi
• Cocok pada populasi heterogen • Setiap strata dirandomisasi
• Dibagi menjadi sub-populasi (cluster) yang terbagi alami seperti wilayah
• Dari cluster terpilih yang dirandomisasi
NON-PROBABILITYSAMPLING
CONVENIENT/ACCIDENTAL SAMPLING
CONSECUTIVE SAMPLING
PURPOSIVE/ JUDGMENTAL SAMPLING
QUOTA SAMPLING
SNOWBALL SAMPLING
TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL (SAMPLING)
PROBABILITYSAMPLING
NON-PROBABILITYSAMPLING
Memilih siapa sajah yang kebetulan ada (accesible)
First come first chosen subject
Subjek dipilih karena memenuhi karakteristik yang diinginkan
Jumlah subjek ditentukan sejak awal (quota-based) mis: 50 orang dewasa
• Subjek dipilih secara berantai• Subjek terpilih selanjutnya memilih subjek berikut
DESIGN PENELITIAN
OBSERVASIONALEKSPERIMENTAL
ADA PERLAKUAN /INTERVENSI
DESKRIPTIF
ANALITIK / ETIOLOGI
TIDAK ADA PERBANDINGAN ANTAR TIAP KELOMPOK
ADA PERBANDINGAN ANTAR TIAP KELOMPOK
• KOHORT• CASE-CONTROL • CROSS-SECTIONAL/
POTONG LINTANG
• LAPORAN KASUS• CASE-SERIES
• 2 jenis kohort:• Prospective cohort• Retrospective/historical
cohort• Subjek diikuti untuk periode tertentu• SANGAT BAIK menilai
KAUSALITAS• Relatif LAMA dan MAHAL• Menghitung RELATIF RISK (RR)
KOHORT
• 2 KELOMPOK: Kelompok kasus (sakit) dan kelompok kontrol (sehat)
• Retrospektif, sewaktu• DAPAT melihat KAUSALITAS• Umum digunakan pada KASUS
LANGKA• Menghitung ODDS RATIO (OR)
CASE-CONTROL
• Deskriptif, sewaktu• HUBUNGAN ASOSIASI TIDAK
KAUSALITAS• CEPAT DAN MURAH• Menghitung RELATIF RISK (RR)
POTONG LINTANG
• Puskesmas Kecamatan Y tersedia metode kontrasepsi berupa pil, kondom, IUD, dan sebagainya. Pasien bebas memilih metode kontrasepsi yang diinginkan. Subjek penelitian adalah perempuan yang mulai menggunakan metode kontrasepsi sepanjang tahun 2011 dan dilihat hasilnya pada akhir tahun 2012. Jenis penelitian yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah …
A. Survei B. Cohort C. Uji klinis D. Case control E. Cross sectional• • Seorang dokter di Puskesmas Kecamatan X ingin melakukan penelitian mengenai
difteri. Dokter tersebut ingin melakukan penelitian tentang jumlah kasus difteri yang ada di wilayah kerjanya. Metode penelitian apa yang tepat digunakan?
A. Case seriesB. Case reportC. Cross sectionalD. CohortE. Case control
SKALA UKUR
NUMERIK
KATEGORIK
RASIO
INTERVAL
NOMINAL
ORDINAL
• Angka, TIDAK bisa nilai minus• Contoh: berat badan
• Angka, BISA nilai minus• Contoh: suhu
• DATA, level SEDERAJAT • Contoh: gender
• DATA, BERTINGKAT• Contoh: kadar kolesterol rendah, normal, tinggi
VARIABEL
DEPENDEN / TERGANTUNG
INDEPENDEN / BEBAS
HASIL / OUTCOME
UJI HIPOTESIS
VARIABELBEBAS
KATEGORIK/NUMERIK
VARIABEL TERGANTUNG
2 KELOMPOK
> 2 KELOMPOK
NUMERIK
NOMINAL
ORDINAL
NUMERIK
NOMINAL
ORDINAL
BERPASANGANTIDAK BERPASANGAN
X2 Mc Nemar
Mann Whitney Wilcoxon
T unpair T pair
X2 Cochran
Kruskall-Wallis Friedman
AnovaRelated Anova
KOMPARATIF: MEMBANDINGKAN ANTAR KELOMPOK
CONTOH
SOAL
Penelitian terhadap 3 kelompok bumil dengan suplementasi berbeda.Kelompok 1 suplemen besi saja, kelompok 2 suplemen B12 saja, kelompok 3 suplemen besi+B12. Kadar hb diperiksa pada akhir penelitian. Analisis dengan menghitung rerata kadar hb pada 3 kelompok tersebut. UJI YANG TEPAT?
VARIABELBEBAS SUPLEMENTASI
KATEGORIK 3 KELOMPOK
VARIABELTERGANTUNG KADAR HB NUMERIK
VARIABELBEBAS
KATEGORIK
> 2 KELOMPOK
NUMERIK Anova
UJI HIPOTESIS
VARIABELBEBAS
NUMERIK/KATEGORIK
VARIABEL TERGANTUNG
KORELASI
REGRESI
NUMERIK
NOMINAL
NUMERIK
ORDINAL Korelasi Spearman
Korelasi Pearson
Regresi logistik
Regresi linier (1 variabel)
Regresi multipel (Jika variabel bebas >1)
KORELASI: BERAPA BESAR HUBUNGAN/KORELASI ANTARA . . . ???
REGRESI PREDIKSI HASIL DARI VARIABEL BEBAS
CONTOH
SOAL
Suatu penelitian ingin menunjukkan bahwa Indeks masa tubuh (IMT) berbanding terbalik dengan kapasitas vital paru (KVP). Untuk mengetahui seberapa besar kenaikkan IMT dapat menurunkan KVP. UJI YANG SESUAI?
VARIABELBEBAS KVPNUMERIK
VARIABELTERGANTUNGIMT NUMERIK
VARIABELBEBAS
NUMERIKREGRESI
NUMERIK
Regresi linier (1 variabel)
REGRESI PREDIKSI HASIL DARI VARIABEL BEBAS
IKM
• Epidemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
• Pandemi adalah adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
• Endemi adalah adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit) frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
• Sporadik adalah adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.
Epidemiologi
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.• Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal• Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)• Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
• Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
• Timbulnya lagi suatu penyakit yang sudah lama tiada. (misal, Difteri)
KLB
• Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.
• Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang : – Data tentang jumlah penderita baru. – Jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit baru( Population at Risk).
• Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam – Incidence rate– Attack rate– Secondary attack rate
• Incidence rate (IR)IR = x 100%
• Attack rate (AR)AR = x 100%
• Secondary attack rate (SAR)
SAR = x 100%
Insidensi
• Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.
• Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.
• Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu : – Period prevalen rate– Point prevalen rate
• Period Prevalen Rate (PerPR)PerPR = x 100%
• Point Prevalen Rate (PoPR)PoPR = x 100%
Prevalensi
•
1. Advokasi (Advocacy)Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan at au penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier)
2. Dukungan Sosial (Social support)Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).
Strategi promosi kesehatan (WHO, 1994)
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat (sasaran primer).
1. Surveilans pasif, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan di daerah.
2. Surveilans aktif, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat dan dilakukan oleh petugas kesehatan secara teratur seminggu sekali atau dua minggu sekali untuk mencatat ada atau tidaknya kasus baru penyakit tertentu.
3. Surveilans menyeluruh, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dalam batas waktu tertentu diberbagai bidang agar dapat mewakili populasi yang diteliti dalam sebuah negara.
4. Surveilans sentinel, yaitu pengumpulan data yang dilakukan terbatas pada bidang-bidang tertentu. Survei ini tidak dapat digunakan dalam sebuah populasi karena dianggap tidak mewakili sebuah kelompok populasi, akan tetapi dapat digunakan untuk memonitor tren penyakit dan dalam mengumpulkan informasi yang lebih terperinci.
5. Surveilans berdasarkan kondisi masyarakat, sarana dan prasarana serta laboratorium kesehatan termasuk pelaporan yang dilakukan oleh masyarakat, fasilitas kesehatan dan laboratorium secara berturut-turut.
Jenis Surveilans Epidemiologi
• Denial — "I feel fine."; "This can't be happening, not to me."Denial is usually only a temporary defense for the individual. This feeling is generally replaced with heightened awareness of possessions and individuals that will be left behind after death. Denial can be conscious or unconscious refusal to accept facts, information, or the reality of the situation. Denial is a defense mechanism and some people can become locked in this stage
• Anger — "Why me? It's not fair!"; "How can this happen to me?"; '"Who is to blame?"Once in the second stage, the individual recognizes that denial cannot continue. Because of anger, the person is very difficult to care for due to misplaced feelings of rage and envy. Anger can manifest itself in different ways. People can be angry with themselves, or with others, and especially those who are close to them. It is important to remain detached and nonjudgmental when dealing with a person experiencing anger from grief.
• Bargaining — "I'll do anything for a few more years."; "I will give my life savings if..."The third stage involves the hope that the individual can somehow postpone or delay death. Usually, the negotiation for an extended life is made with a higher power in exchange for a reformed lifestyle. Psychologically, the individual is saying, "I understand I will die, but if I could just do something to buy more time..." People facing less serious trauma can bargain or seek to negotiate a compromise. For example "Can we still be friends?.." when facing a break-up. Bargaining rarely provides a sustainable solution, especially if it's a matter of life or death.
• Depression — "I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die soon so what's the point?"; "I miss my loved one, why go on?"During the fourth stage, the grieving person begins to understand the certainty of death. Because of this, the individual may become silent, refuse visitors and spend much of the time crying and grieving. This process allows the dying person to disconnect from things of love and affection. It is not recommended to attempt to cheer up an individual who is in this stage. It is an important time for grieving that must be processed. Depression could be referred to as the dress rehearsal for the 'aftermath'. It is a kind of acceptance with emotional attachment. It's natural to feel sadness, regret, fear, and uncertainty when going through this stage. Feeling those emotions shows that the person has begun to accept the situation.
• Acceptance — "It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare for it."In this last stage, individuals begin to come to terms with their mortality, or that of a loved one, or other tragic event. This stage varies according to the person's situation. People dying can enter this stage a long time before the people they leave behind, who must pass through their own individual stages of dealing with the grief.
Stages of Grief/Terminal Illness
• Sasaran primer: biasanya disesuaikan dengan permasalahan kesehatan yang terjadi, seperti kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, remaja putri dan wanita usia subur untuk masalah kesehatan reproduksi, ibu hamil dan menyusui untuk masalah kesehatan ibu dan anak dan anak sekolah untuk kesehatan remaja.
• Sasaran sekunder: seperti para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat. Tujuan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini yaitu diharapkan mereka menggetoktularkan, memberikan contoh perilaku sehat, kepada masyarakat di sekitarnya
• Sasaran tersier: meliputi para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan masyarakat umum (sasaran primer)
Sasarn pada Promosi Kesehatan
Metode diagnosis komunitas
1. Mengidentifikasi masalah2. Menetapkan prioritas masalah3. Menganalisis penyebab masalah4. Menentukan alternatif pemecahan masalah5. Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah6. Memilih alternatif pemecahan masalah7. Implementasi8. Follow up
Level pencegahan Intervensi Penjelasan
Pencegahan primer(sebelum penyakit terjadi)
Health promotion
Pada populasi tanpa faktor risiko (co: penyuluhan tidak merokok)
Specific protection
Pada populasi dengan faktor risiko (co: imunisasi)
Pencegahan sekunder(di awal penyakit)
Early diagnosis & prompt treatment
Penyakit sudah terjadi, tapi baru tahap awal.(co: skrining hipertensi)
Pencegahan tersier(di pertengahan sampai akhir
penyakit)
Disability limitation
Mencegah komplikasi. (co: mencegah pasien ulkus DM diamputasi)
Rehabilitation
Sudah terjadi komplikasi, tapi berupaya mengembalikan kemampuan fungsionalnya. (co: kaki buatan)
1. Care Provider.• Memperlakukan pasien secara holistik• memandang Individu sebagai bagian integral dari
keluarga dan komunitas.• Memberikan pelayanan yang bermutu,
menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi.• Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling
percaya.
2. Decision Maker.• Kemampuan memilih teknologi• Penerapan teknologi penunjang secara etik.• Cost Effectiveness
3. Communicator.• Mampu mempromosikan Gaya Hidup Sehat.• Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang
efektif.• Mampu memberdayakan individu dan kelompok
untuk dapat tetap sehat.
4. Community Leader.• Dapat menempatkan dirinya sehingga
mendapatkan kepercayaan masyarakat.• Mampu menemukan kebutuhan kesehatan
bersama individu serta masyarakat.• Mampu melaksanakan program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
5. Manajer.• Mampu bekerja sama secara harmonis dengan
individu dan organisasi di luar dan di dalam lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitas.
• Mampu memanfaatkan data-data kesehatan secara tepat dan berhasil guna.
Keluarga
• Nuclear family ayah + ibu + anak• Blended family orang tua kandung + orang
tua tiri + anak kandung + anak tiri• Extended family nuclear/blended family +
relative• Single parent family ibu + anak atau ayah +
anak• Composite family tidak ada
Aspek
A suransi Kesehatan Sosial
(Social Health Insurance)
Asuransi Kesehatan Komersial
(Commercial/ Private Health Insurance)
Asuransi Kesehatan Komersial dengan regulasi
(Regulated Health Insurance)
1. Kepesertaan wajib /pokokSukarela/ Perorangan/ kelompok
Sukarela/ kelompok
2. Perhitungan premi group rating/ community rating
Rating by class, sex, age dll
Community rating
3.Santunan / Benefit Menyeluruh/ komprehensif
Sesuai kontrak Sesuai kontrak
4. Premi/ iuran Persentasi gaji Angka absolute
Angka absolut
5. Kegotong-royongan (solidaritas sosial)
- Kaya - miskin- Sehat - sakit - Tua - muda- High risk - low risk
Sehat - sakit - Sehat - sakit- High risk - low risk- Tua - muda
6. Kenaikan biaya+ +++ ++
7. Peran pemerintah +++ + ++
8. Pengelolaan Not for profit /
nirlaba For profit / laba
For profit /laba
Perbandingan Berbagai Model Asuransi Kesehatan
Posyandu
Klasifikasi posyandu: • Posyandu pratama (warna merah) – Masih belum mantap– Kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan– Kader aktifnya terbatas
• Posyandu madya (warna kuning) – Kegiatan lebih dari 8 kali per tahun– Jumlah kader tugas 5 orang atau lebih– Cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan
Imunisasi) masih kurang dari 50%
• Posyandu purnama (warna hijau) – frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun– rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih– cakupan 5 program utamanya lebih dari 50%– sudah ada program tambahan seperti dana sehat
tetapi masih sederhana • Posyandu mandiri (warna biru) – Ada program tambahan dan dana sehat telah
menjangkau lebih dari 50% KK
Cakupan Program Penimbangan• K: balita memiliki KARTU• S: jumlah SELURUH balita di daerah penimbangan• D: jumlah balita yang DITIMBANG• N: balita yang BB NAIK saat ditimbang
• K/S = cakupan program• D/K= kelangsungan program penimbangan, motivasi
ortu• N/D = status gizi• N/S = keefektivitasan (pencapaian program)• D/S = peran serta masyarakat
PUSKESMAS
• Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
• Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
• Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama– Kesehatan perorangan– Kesehatan masyarakat
Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
• Upaya Kesehatan Wajib– Promkes – Kesling– KIA dan KB– Gizi– Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular– Pengobatan
• Upaya Kesehatan Pengembangan– Sekolah – Olah raga– Kerja – Gimul – Jiwa – Mata – Usia lanjut– Perawatan kesehatan masyarakat– Pembinaan pengobatan tradisional
Azas Puskesmas• Azas Pertanggungjawaban wilayah– Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya• Azas Pemberdayaan Masyarakat– Memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
• Azas Keterpaduan– Upaya puskesmas haruslah dilaksanakan secara
terpadu lintas program atau sector• Azas Rujukan– Melimpahkan wewenang baik scara vertikal
ataupun horizontal
Jenis Rujukan Medis
• Rujukan Pasien penatalaksanaan pasien dari yg strata pelayanan kesehatan kurang mampu ke strata pelayanan yang lebih sempurna
• Rujukan Ilmu Pengetahuan pengiriman dokter/tenaga kesehatan yg lebih ahli ke strata pelayanan kesehatan yang kurang untuk bimbingan/diskusi
• Rujukan Specimen pengiriman bahan pemeriksaan ke strata pelayanan yang mampu atau sebaliknya
Jenis Rujukan Kesehatan• Rujukan tenaga mengirim tenaga
kesehatan ke strata kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat
• Rujukan sarana pengiriman berbagai peralatan medis/nonmedis ke strata kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan
• Rujukan operasional pelimpahan wewenang tan tanggung jawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakat
Pembagian Wewenang dan Tanggungjawab
• Cross Reference menyerahkan sepenuhnya pada dokter lain untuk selamanya
• Split Reference menyerahkan penanganan pada beberapa dokter selama jangka waktu tersebut dokter yang merujuk tidak bertanggung jawb
• Collateral Reference menyerahkan penanganan hanya untuk satu masalah khusus saja
• Interval Reference menyerahkan sepenuhnya pada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, selama waktu tersebut dokter yang merujuk tidak bertanggung jawab
Jenis Laporan Terpadu Puskesmas
• Laporan harian : kejadian KLB penyakit tertentu
• Laporan mingguan : kegiatan penyakit yang ditanggulangi
• Laporan bulanan : kegiatan rutin program– LB1: data kesakitan– LB2: data kematian– LB3: data program gizi, KIA, KB– Lb4: data obat-obatan
Pencegahan dlm Masalah Kesehatan
• Primer – Health promotion– Spesific protection
• Sekunder– Early diagnosis– Prompt treatment
• Tersier – Disability limitation– Rehabilitation
5 Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga
1. Memberikan standar pelayanan paripurna atau komprehensif.-Pelayanan medis strata pertama (promotif, preventif dan spesific protection, kuratif dan rehabilitatif).
2. Memberikan standar pelayanan menyeluruh (holistic care).Pasien adalah manusia seutuhnya, bagian dari keluarga dan
lingkungannya, serta menggunakan pelayanan yang bersumber dari sekitarnya.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang kontinyu mulai dari konsepsi sampai mati.-Rekam medis diisi dengan cermat.
PRINSIP PELAYANAN DOKTER KELUARGA
4. Mengutamakan pencegahan (4 tingkat pencegahan)1) Melayani KIA, KB, vaksinasi2) Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin3) Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya4) Mencegah kecacatan
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang koordinatif dan kolaboratifa) Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan
kesehatan yang bermutu dan mencapai kesembuhan optimalb) Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk
penyembuhan.
6. Memberikan pelayanan kesehatan individual sebagai bagian integral dari keluarganya.- Titik awal (entry point) pelayanan Dokter Keluarga adalah individu seorang pasien- Unit terkecil yang dilayaninya adalah individu pasien itu sendiri sebagai bagian integral dari keluarganya
7. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungan tempat pasien berada.a) Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas,
masyarakat dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyembuhan penyakitnya
b) Memanfaatkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya untuk membantu penyembuhan penyakitnya
8. Sadar etika, moral dan hukum
9. Memberikan pelayanan kesehatan yang sadar biaya dan sadar mutu
10. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan
1. Apakah didalam rekam medisnya tercantum genogram, family circle, family apgar dan memuat informasi mengenai Siklus Kehidupan Keluarga (Life Cycle)?
2. Family circle dan family apgar biasanya digunakan untuk kasus-kasus tertentu, tetapi genogram dan Siklus Kehidupan Keluarga harus ada didalam catatan setiap pasien
3. Apakah support system dalam keluarga dicatat?4. Apakah kita mengevaluasi pengaruh penyakit terhadap keluarga dan
pengaruh terhadap penyakit pasien?
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN OLEH DOKTER KELUARGA
GENOGRAM(Anatomi Keluarga)
Bertujuan :Mengetahui pola kehidupan antar-generasi, pola disfungsi emosional ataupun adanya penyakit yang diturunkan dalam keluarga
Suatu alat yang dapat digunakan oleh dokter keluarga untuk mengingat kembali informasi mengenai nama anggota keluarga pasien, hubungan keluarga ataupun struktur lainnya
Informasi mencakup nama, umur, status perkawinan, perkawinan terdahulu, jumlah anak, penyakit yang signifikan dalam keluarga,tanggal-tanggal terjadinya kejadian traumatic spt kematian, dan pekerjaan.
Kedekatan emosional masing-masing anggota keluarga, jarak, konflik antar anggota keluarga, dan informasi lainnya yang berkaitan
FAMILY CIRCLE• Suatu alat untuk mengeksplorasi
dinamika keluarga pada seorang individu yang bermasalah
PERBEDAAN FAMILY CIRCLE VS
GENOGRAM
• Family circle : lebih terfokus pada masalah saat ini
• Genogram : lebih terfokus pada masalah struktur dasar dan riwayat keluarga
Adaptation Partnership
Growth Affection
Resolve
FAMILY APGAR(Untuk menilai fungsi suatu keluarga)
Menurut DUVALL (1971)
TAHAP 1Keluarga
Baru Menikah
TAHAP 2Keluarga “Child-
bearing”
TAHAP 3Keluarga dg
anak pra-sekolah
TAHAP 4Keluarga dg
anak sekolah
TAHAP 5Keluarga dg anak remaja
TAHAP 6Keluarga
mulai melepas anak sbg dewasa
TAHAP 7Keluarga usia pertengahan
TAHAP 8Keluarga usia
lanjut
FAMILY LIFE CYCLE
Family genogram dan APGAR
Jenis Rujukan
Antar Instansi• Horizontal: setingkat, misalnya
dari dokter A ke dokter B tetapi masih dalama 1 strata
• Vertikal: naik atau turun tingkat, misalnya dari puskesmas ke rumah sakit.
Antar Dokter• Interval referral: pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada 1 dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut, dokter tersebut tidak ikut menanganinya
• Split referral: pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut, dokter tersebut tidak ikut menanganinya
• Collateral referral: menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganangan penderita hanya untuk satu masalah penanganan spesialistik saja
• Cross referral: menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada dokter lain untuk selamanya
Edgar Dale’s cone of learning
KAIDAH DASAR MEDIK• Beneficence melakukan tindakan untuk
kepentingan pasiennya (memberi obat generik, memberi edukasi)
• Non-Maleficence tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien (tidak melakukan euthanasia)
…
• Autonomy wajib menghormati martabat dan hak manusia, terutama hak untuk menetukan nasibnya sendiri (inform consent)
• Justice tindakan yang memegang prinsip sama rata (tidak membedakan pelayanan, menyebarkan tenaga kesehatan secara merata)
HEALTH ETHIC• Moral unpreparedness petugas tidak
memiliki persiapan pendidikan, psikologis dan emosional yang adekuat dalam menangani masalah moral
• Moral blindness buta terhadap dimensi etik dari suatu masalah
• Moral indifference tidak peduli terhadap etika/tidak memandang pasian sebagai makhluk hidup
• Amorality tiak memiliki moral sama sekali• Immorality paham dengan standar etik
namun tidak dijalani
• Moral complacency petugas tetap memegang teguh pendiriannya, walaupun dari sudut pandang dan kepercayaan moralnya salah
• Moral fanaticism petugas kesehatan memegang teguh sudut pandang moral yang ekstrim
• Moral disagreement ketidaksetujuan beberapa petugas kesehatan mengenai aksi moral mana yang lebih tepat untuk dijalankan
• Moral dilemma situasi yang melibatkan pengambilan keputusan atas pilihan yang kedua sama buruk
• Moral stress rasa stres yang dialami oleh petugas medis karena menghadapi situasi moral dan tidak tau harus memilih tindakan terbaik yang mna
MALPRAKTEK
• Civil malpractice tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati
• Administrative malpractice bila telah melanggar hukum administrasi
• Criminal malpractice perbuatan yang memenuhi rumusan delik pidana
…a. Perbuatan tersebut merupakan
perbuatan tercelab. Sengaja (intensional)euthanasia,
membuka rahasia jabatan, aborsi tanpa indikasi
c. Ceroboh (recklessness)tanpa informed consent
d. Lalai (negligence) ommission (seharusnya dilakukan), commission (seharusnya tidak dilakukan)
PATIENT SAFETY(169/MENKES/PER/VIII/2011)
• KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya dilaksanakan. Bukan akibat penyakit
• KNC (Kejadian Nyaris Cedera) akibat melaksanakan sesuatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan, tetapi cedera serius tidak terjadi
• KS (Kejadian Sentinel) kejadian yang menyebabkan cedera serius atau kematian
Five Rights of Medication Adminisrtion
• Right patient (identifikasi pasien yang harus menerima obat)
• Right medication (pilih obat yang benar)• Right dose (dosis yang benar)• Right time (tepat waktu)• Right route (cara yang benar)
Recommended