View
214
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
HUMAS DALAM KAMPANYE POLITIK:
STUDI PARTAI GERINDRA MENGHADAPI PEMILU 2009
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh Inke Suharni
NIM: 105033201131
PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H./2009M
HUMAS DALAM KAMPANYE POLITIK:
STUDI PARTAI GERINDRA MENGHADAPI PEMILU 2009
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh Inke Suharni
NIM: 105033201131
Pembimbing
Drs. Idris Thaha, M.Si NIP: 19660805 200112 1 001
PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H./2009M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul HUMAS DALAM KAMPANYE POLITIK: STUDI
PARTAI GERINDRA MENGHADAPI PEMILU 2009 telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 15 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi
Pemikiran Politik Islam.
Jakarta 15 Desember 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. Hendro Prasetyo, MA Joharotul Jamilah, S. Ag, M. Si
NIP: 19640719 199003 1 001 NIP: 19680816 199703 2 002
Anggota,
Pembimbing I
Drs. Idris Thaha, M.Si NIP: 19660805 200112 1 001
Penguji I Penguji II
Dra. Haniah Hanafie, M. Si Drs. Agus Nugraha, Ma
NIP: 19610524 20003 2 002 NIP: 19680801 20000 3 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan
karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar strata 1 di UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang
saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari
terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 15 Desember 2009
Inke Suharni
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbal ’Alamin, tiada kata seindah kata puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, atas karunia dan rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Humas dalam Kampanye Politik Studi:
Partai Gerindra Menghadapi Pemilu 2009” dengan lancar dan tepat waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada sang junjungan baginda Nabi
Besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat.
Setelah Allah memberikan kemudahan kepada penulis dengan selesainya
skripsi ini dan dilancarkan segala prosesnya, penulis merasa berhutang budi atas
doa, bantuan dan bimbingan semua pihak. Penghargaan dan terima kasih yang
tulus penulis ucapkan kepada orang yang ikut serta membantu dan memberi
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
2. Bapak Dr. Hendro Prasetyo, MA. selaku wakil Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
3. Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.A. selaku sekretaris Jurusan Pemikiran
Politik Islam, sekaligus Ibu Joharotul Jamilah, M.Si yang telah
membantu penulis dan memberikan semangat untuk segera
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Drs. Idris Thaha, M.Si. selaku pembimbing penulis, di tengah
kesibukannya beliau masih bersedia memberikan bimbingan, arahan,
dan koreksi atas tulisan ini. penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar yang telah banyak memberikan
ilmunya yang bermanfaat bagi penulis selama perkuliahan, Bapak Zaki
Mubarak, Bapak Sirojudin Ali, Bapak Nawirudin, Bakir Ihsan, Bapak
Sya’ban, Bapak Agus Nugraha, Bu Geva, Bu Suryani, Bu Haniah, dan
dosen-dosen lain di Jurusan Pemikiran Politik Islam.
6. Seluruh staf dan karyawan FISIP, atas bantuan surat menyurat yang
dibutuhkan penulis.
7. DPP Gerindra dan Bapak M. Asrian Mirza, selaku Ketua Humas dan
Media Massa Partai Gerindra, atas waktunya dan kesediannya
diwawancara oleh penulis, dan semua informasi yang telah diberikan.
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Darnis Ludin dan Ibunda Sovina
Yulis terimakasih atas kasih sayang yang tulus, doa serta pengorbanan
lahir dan batin yang telah papa dan mama curahkan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak-kakak tercinta, Sudaryun, Yudi Finarto, Emil Sutanto, Adrian.
Terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan suportnya terhadap
penulis,
10. Kakak-kakak ipar, Yeni Rahmadani dan Popy Febriana, terima kasih
atas perhatian dan suportnya terhadap penulis.
11. Tiga ponakan kecilku yang tercinta, Kasih Aulia, Talita Akifah Naila
dan Cesta Zakari, yang menjadi inspirasi dan semangat penulis serta tiga
sepupuku tersayang Fitria Sonata, Ayu Fatimah, Yuliarnis. I love u all.
12. Buat sahabat kecilku, Desi Kurniati, Rita Harnalis, Ilfaturrahmi,
Firmayani, Aspri Anti Jasma, I love n miss u so much, makasih atas
doa dan dukungannya.
13. Buat sahabat-sahabatku, Musyrifa, Rhoudhotul Munawarah, Yanti
Aprilia, yangyut chayank, inanu’ chayank, iyez cayang, makasih udah
jadi tempat berbagi dalam suka maupun duka.
14. Buat teman-teman kosanku yang “heboh” dan penuh keceriaan, Kak
ellon, eha, dedek nelin, kak lela, ka as, ara, isna itu aku, yuni, ainun,
makasih sudah membuat penulis bahagia berada disekeliling semuanya
dan sudah memberi semangat untuk penulis.
15. Spesial for kakakku yang selalu ceria dan punya cerita-cerita yang
lucu, kak Nunik, makasih banyak atas support serta perhatian yang
kakak berikan lengkap dengan “intipan” berkalanya. Serta tidak
mungkin lupa sahabatku vitresweet yang menjadi pe “sock terapi” buat
penulis agar semangat menyusun skripsi. Penulis salut buat semangat
dan kerja keras Pipit mengerjakan skripsi.
16. Teman sekamarku yang cantiq, manshy, makasih sudah mendengarkan
curhat penulis dalam suka maupun duka.
17. Teman-teman sekelas di Jurusan Pemikiran Politik Islam angkatan
2005, Syifa, Fitri, Enje, Komala, Selvi, Nita, Sahla, Rico, Supriyadi,
Arif serta teman kelas PPI’05 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan
satu per satu. Untuk semua teman-teman kelas, penulis ucapkan terima
kasih sudah menjadi teman dan tempat berdiskusi yang baik selama
empat tahun ini.
18. Adik-Adikku di PPI’06 yang heboh, Mister Dedy plus Nuy yang
cantik, Priyo, Fiki, Bara, Rina, Santi, Tea dan teman-teman PPI’06
lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
sudah menjadi adik-adik kelasku yang baik.
19. Buat teman baruku Nisa, terima kasih telah menjadi teman
seperjuangan dalam merampungkan skripsi ini.
Kendatipun penulis berupaya menyusun skripsi ini sebaik mungkin
kekurangan dan kesalahan mungkin saja ditemukan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan dan kritik konstruktif dari semua pihak. Akhirnya penulis
minta maaf kepada semua pihak, atas kekurangan dan kekhilafan yang telah
penulis lakukan. Terakhir, skripsi ini penulis sembahkan kepada kedua orang tua
tercinta Ayahanda Darnis Ludin dan Ibunda Sovina Yulis.
Jakarta 15 Desember 2009
Inke Suharni
DAFTAR ISI
ABSTRAKi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR LAMPIRANiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah1
B. Perumusan Masalah13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian13
1. Tujuan Penelitian13
2. Manfaat Penelitian14
D. Metode Penelitian14
E. SistematikaPenulisan15
BAB II KOMUNIKASI DALAM HUMAS
A. Komunikasi20
1. Definisi Komunikasi20
2. Tujuan Komunikasi22
3. Persuasi dalam Komunikasi23
4. Komunikasi Politik24
B. Humas……………………………………………………………….28
1. Definisi Humas………………………………………………….28
2. Peran Humas…………………………………………………….30
3. Humas dalam Pembentukan Citra (Image)……………………...32
4. Humas dan Partai Politik………………………………………..34
C. Humas dan Kampanye………………………………………………36
1. Definisi Kampanye……………………………………………...36
2. Kampanye Politik……………………………………………….38
3. Tahapan (Metode) Kampanye Politik Humas…………………..39
4. Strategi Kampanye Politik Humas……………………………...43
5. Media Kampanye Politik Humas……………………………….46
BAB III SEKILAS TENTANG PARTAI GERINDRA
A. Sejarah Singkat Partai Gerindra…………………………………..49
B. Visi-Misi, AD/ART dan Struktur Organisasi Partai Gerindra……55
C. Peran Partai Gerindra dalam Politik Indonesia…………………...61
D. Humas dalam Struktur Organisasi Partai Gerindra……………...64
BAB IV HUMAS DALAM KAMPNYE PARTAI GERINDRA
MENGHADAPI PEMILU 2009
A. Peran Politik Humas Partai Gerindra……………………………...67
1. Kontribusi dan Eksistensi Humas ………………………….....67
2. Faktor yang Mempengaruhi Peran Humas………………........72
3. Media Pendukung Kampanye Humas ………………………..75
B. Strategi Kampanye Humas Partai Gerindra Menghadapi
Pemilu 2009……………………………………………………….77
1. Tahapan Perencanaan Strategi Kampanye Politik Humas…….77
2. Strategi-Strategi Kampanye Humas Partai Gerindra………….83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………..93
B. Saran………………………………………………………………95
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...96
LAMPIRAN…………………………………………………………………..98
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) merupakan salah satu partai
politik baru yang ikut pemilihan umum 2009. Partai Gerindra sebagai partai
politik resmi dideklarasikan pada 6 Februari 2008.1 Walaupun kemunculan Partai
Gerindra tergolong baru dalam pentas politik Indonesia, tapi Partai Gerindra
sudah mampu mempublikasikan dan mensosialisasikan partainya kepada
masyarakat Indonesia. Terbukti dari program-program politik yang dilakukan
Partai Gerindra untuk mengambil perhatian dan kepercayaan masyarakat
Indonesia dengan membawa visi-misi dan cita-cita politiknya dalam menghadapi
pemilu 2009. Usaha-usaha yang dilakukan Partai Gerindra itu termasuk rangkaian
dari proses kampanye politik. Kampanye politik Partai Gerindra adalah sebuah
langkah untuk menyampaikan ide-ide serta gagasan politik Partai Gerindra kepada
masyarakat dan mempengaruhi opini publik sehingga partai ini memperoleh
dukungan suara untuk mengisi jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan.
Partai Gerindra melibatkan bidang-bidang dalam struktur organisasi untuk
ikut membantu berjalannya kampanye politik. Salah satu bidang dalam struktur
organisasi Partai Gerindra yang terlibat dalam kampanye adalah humas (hubungan
masyarakat). Humas Partai Gerindra menjadi penghubung antara internal partai
dengan masyarakat melalui kampanye yang dilakukan. Partai Gerindra sebagai
organisasi sosial politik menempatkan humas di posisi yang sangat penting untuk
membantu menjalankan aktivitas-aktivitas politiknya. Program kerja Humas
1DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Tanya Jawab Seputar Partai Gerindra (Jakarta: Gerindra, 2008), h. 3.
Partai Gerindra meliputi usaha mengevaluasi dan memantau opini publik yang
berkembang di masyarakat. Opini publik terbentuk dari komunikasi yang
dilakukan secara berkesinambung oleh partai politik kepada masyarakat. Hasil
akhir yang ingin dicapai adalah kepercayaan masyarakat terhadap partai yang
bersangkutan.
Usaha Humas adalah usaha untuk mempengaruhi opini publik sebagai
bagian integral dari seluruh aktivitas politik untuk memenangkan dukungan
mayoritas dalam sebuah sistem pluralistik. Kalangan mayoritas hanya bisa
menang jika sebuah visi politik dirumuskan dalam kampanye dan
dipropagandakan secara publik.2 Dengan cara itulah Partai Gerindra mewujudkan
ide-ide politik serta menggunakannya untuk mengambil alih dukungan publik.
Humas Partai Gerindra membuat posisi yang jelas di depan publik dengan
cara mempertahankan ide-ide politiknya dengan melakukan pencitraan positif.
Serta berusaha meraih dukungan massa dalam rangka memenangkan wacana-
wacana politik. Masa-masa sebelum pemilihan umum adalah momen untuk saling
menampilkan keunggulan masing-masing. Oleh karena itu, butuh strategi-strategi
khusus untuk merumuskan dan menampilkan keunggulan yang dimiliki partai
dengan cara efektif dan efisien.
Adapun produk atau hasil kerja Humas Partai Gerindra adalah
memenangkan dukungan publik untuk ide politik yang spesifik. Dukungan ide
yang spesifik dibutuhkan dalam persaingan politik melawan ide pihak lain atau
mengkonfrontasi pandangan yang kurang efektif dengan menggunakan fakta-fakta
sebagai alasan agar citra Partai Gerindra dapat diunggulkan. Karena fungsi
2 Harmuut Hess, Pekerjaan Partai dalam Partai-partai Sosial Demokrat (Jakarta: Sumber Rejeki, 2006), h. 66.
program atau kegiatan humas yang utama adalah melaksanakan upaya-upaya
untuk menumbuhkan, memelihara dan membangun citra. Dalam hal ini, citra
(image) yang positif dan menguntungkan tentunya, sama sekali bukan untuk
membangun citra yang negatif atau merugikan.3
Dalam kasus apapun, citra haruslah benar dan organisasi haruslah memiliki
kredibilitas. Setiap keputusan dan citra yang dibangun Partai Gerindra serta
aktivitas apapun yang dilakukan partai memiliki dampak bagi masyarakat. Begitu
juga dengan tugas Humas Partai Gerindra mempublikasikan visi-misi dan pesan-
pesan politik yang dijanjikan oleh partai politik kepada masyarakat. Janji-janji itu
harus diaplikasikan menjadi program kerja Partai Gerindra. Usaha-usaha humas
yang ditargetkan untuk mencapai dan mengaplikasikan program kerjanya menjadi
sangat vital karena pesan yang ditransmisikan kepada masyarakat sejalan dengan
perbuatan dan aktifitas partai sehari-hari. Hanya dengan demikian, Partai Gerindra
nantinya akan memiliki kredibilitas di mata masyarakat. Segala aktivitas politik
yang dilakukan partai politik dalam pembentukan image partai tersebut
merupakan bagian dari proses kampanye yang dilakukan humas.
Kampanye yang dilakukan Humas Partai Gerindra ibarat fungsi pemasaran
menawarkan “dagangan” partai politik kepada konsumen politik yakni pemilih
(masyarakat). Jadi relasinya bagaikan antara produsen dengan konsumen.
Lazimnya biaya senantiasa ditanggung oleh sang produsen.4 Barang dagangan
partai politik maksudnya di sini adalah janji-janji politik untuk perubahan
Indonesia ke arah yang lebih baik sebagai daya jual efektif yang ditawarkan
3Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional (Bandung: PT Rafika Aditama, 2005), h. 81.
4Anas Urbaningrum, Melamar Demokrasi: Dinamika Politik Indonesia (Jakarta: Republika, 2004), h. 268-269.
kepada masyarakat. Masyarakat inilah yang dipengaruhi opininya oleh Partai
Gerindra, kemudian masyarakatlah yang memutuskan untuk memilih atau tidak
Partai Gerindra sebagai pilihan dalam pemilihan umum.
Untuk menjembatani proses pencapaian tujuan kampanye yang dilakukan
Humas Partai Gerindra agar menjadi pilihan masyarakat dalam pemilu, Humas
Partai Gerindra menggunakan sarana untuk menunjang program-program
kampanyenya. Salah satu sarana yang digunakan adalah media massa. Media
massa membantu mengarahkan masyarakat menjadi pemberi suara untuk kandidat
yang diusung Partai Gerindra dalam pemilihan umum. Seperti yang dikemukakan
oleh Peter Rossi seorang tokoh komunikasi menegaskan bahwa “sikap
(predisposisi) pemberi suara digerakkan oleh media massa, presisi seperti iklan
menggerakkan pembeli.” Pemberi suara terombang-ambing di antara kandidat
yang satu dengan kandidat yang lain.5 Jadi media massa membantu
mempengaruhi sikap pemilih untuk memilih Partai Gerindra dalam persaingan
dengan partai politik lain. Otomatis media massa membantu humas dalam
melaksanakan fungsi publikasi dalam kampanye untuk meraih suara dalam
pemilihan umum 2009.
Kampanye pemilu 2009 adalah kampanye terpanjang, berlangsung hampir
sembilan bulan, mulai dari 12 Juli 2008 hingga 3 hari sebelum hari “H” pemilihan
pada 9 April 2009. Partai Gerindra sebagai salah satu dari 18 partai baru yang ikut
dalam pemilu 2009 sangat sadar perlu ikut melakukan kampanye politik yang
benar-benar efektif untuk memperkenalkan partai dan menarik perhatian publik.
Partai baru bukan menjadi alasan yang menghambat optimisme untuk meraih
5 Dan Nimmo, Komunikasi Politik Khalayak dan Efek (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 187-188.
suara yang besar dalam pemilu 2009. Optimisme Partai Gerindra diperkuat
dengan besarnya alokasi dana yang disiapkan. Partai Gerindra mengeluarkan dana
yang tidak sedikit dalam kampanye politiknya. Hal itu terbukti dengan Partai
Gerindra menjadi partai terkaya dalam pemilu 2009 dengan saldo awal kampanye
sebanyak Rp. 15 Miliar.6 Sebagai partai baru, Partai Gerindra berusaha
mengoptimalkan komunikasinya melalui media massa.
Kampanye politik adalah sebuah mekanisme pemilu yang membutuhkan
dukungan media massa untuk menjadikan partai dikenal orang banyak. Kaitan
antara media massa dan tingkah laku pemilih dalam pemilihan umum sesuai
dengan kajian seorang ilmuan komunikasi, Sidney Kraus dan Denis David,
mereka berpendapat bahwa media massa memainkan peranan penting dalam
kampanye pemilu.7
Peranan media massa sangatlah penting karena dapat menunjang suasana
kehidupan politik yang dinamis, di mana berbagai nilai, rencana, pesan, kebijakan,
aspirasi, dan informasi dapat dikomunikasikan secara luas dan terbuka sebelum
pemilu. Media massa menjadi katalisator yang mengkomunikasikan aktivitas
partai kepada masyarakat. Masyarakat akan dapat dengan mudah mengetahui apa
saja yang dilakukan partai-partai politik. Alhasil, hal ini dapat mempengaruhi
opini publik. Persepsi masyarakat terhadap Partai Gerindra atau kandidatnya dapat
dibentuk melalui kampanye pada pemberitaan media massa. Sehingga pada
akhirnya dapat mempengaruhi masyarakat untuk memberikan suara pada pemillu.
6Tan We Ling, “Sinergi Indonesia”, 4 juni 2009 (Jakarta: Tiongha Indonesia), h. 12. 7 Maswardi Rauf dan Mappa Nasrun, Indonesia dan Komunikasi Politik (Jakarta: PT
Gramedia, 1993), h. 25.
Memberikan suara adalah salah satu tindakan terakhir dalam kampanye
pemilihan umum, suatu rangkaian yang panjang dan kadang-kadang memanas
membentuk proses komunikasi. Untuk memahami ciri dasar kampanye politik
sebagai dasar komunikasi ada baiknya kita meninjau kembali secara singkat
perspektif dasar kita tentang kegiatan manusia.8 Manusia sebagai makluk sosial
memerlukan orang lain untuk berkomunikasi. Begitu juga organisasi sosial politik
seperti Partai Gerindra, menjalankan komunikasi merupakan suatu keniscayaan.
Segala usaha persiapan yang dibutuhkan Partai Gerindra untuk melaksanakan
kampanye merupakan bagian dari proses komunikasi politik.
Komunikasi poitik yang dimaksud dalam hal ini adalah semua hal yang
dilakukan oleh partai politik untuk mentransfer sekaligus menerima umpan-balik
tentang isu-isu politik berdasarkan semua aktivitas yang dilakukannya terhadap
masyarakat. Isu politik ini dilihat dalam perspektif yang sangat luas dan sangat
terkait dengan usaha partai politik untuk memposisikan dirinya dan membangun
identitas dalam rangka memperkuat image-nya dalam benak masyarakat; isu
politik tersebut dapat berupa ideologi partai, program kerja partai, figur
pemimpin partai, latar belakang pendirian partai, visi dan tujuan jangka panjang
partai, dan permasalahan-permasalahan yang diungkapkannya.9
Adapun komunikasi politik yang dilakukan oleh Humas Partai Gerindra
khususnya dalam masa-masa kampanye menghadapi pemilu adalah suatu bentuk
untuk mencapai partisipasi politik warga negara Indonesia. Sebagai bagian dari
organisasi politik, humas dimaksudkan untuk mencapai suksesi dalam
pelaksanaan kampanye politik Partai Gerindra. Yaitu bagaimana partai ini secara
8 Ibid., h. 172. 9 Firmanzah, Marketing Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 257.
maksimal berusaha mempengaruhi publik secara sistematis untuk menjatuhkan
pilihannya pada parpol tersebut sebagai upaya meraih suara sebanyak-banyaknya
dalam pemilu.
Partai Gerindra melaksanakan komunikasi politiknya untuk meraih suara
pada pemilu 2009. Terbukti dari kampanye Partai Gerindra yang
berkesinambungan yang dilakukan melalui media massa untuk meraih suara
dalam pemilu membuahkan hasil. Partai Gerindra mendapat suara 4.646.406
(4,46%) dari jumlah pemilih saat itu sebanyak 121.588.366 orang. Jumlah suara
yang terbesar adalah Partai Demokrat dengan jumlah 21.703.137. Partai Gerindra
memperoleh 26 kursi dari 560 kursi DPR yang diperebutkan. Partai Gerindra
termasuk salah satu dari 9 partai yang lolos pada ambang batas untuk dapat
mengirim wakilnya di DPR sebesar 2,5% suara sah nasional dari 38 partai
nasional yang ikut pemilu.10
Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi dalam sistem politik yang
sangat penting. Komunikasi politik menyalurkan aspirasi dan kepentingan politik
rakyat menjadi input sistem politik dan pada waktu yang sama ia menyalurkan
kebijakan yang diambil atau output dari sistem politik itu. Melalui komunikasi
politik, rakyat memberikan dukungan dan menyampaikan aspirasi sekaligus
melakukan pengawasan terhadap sistem politik. Melalui itu pula rakyat
mengetahui apakah dukungan dan aspirasi serta pengawasan itu tersalur atau tidak
10Tan We Ling, “Sinergi Indonesia”, h. 13.
sebagaimana dapat mereka simpulkan dari berbagai kebijakan politik yang
diambil.11
Komunikasi politik dalam kampanye yang dilakukan Humas Partai Gerindra
merupakan usaha untuk menyampaikan pesan-pesan politik partai tersebut.
Adapun masalah-masalah yang diangkat dalam pesan-pesan politiknya adalah
seputar masalah sosial, ekonomi, suksesi, kebulatan tekad, seputar rekruitmen
politik serta tentang demokrasi. Karena itu dalam sebuah negara demokrasi,
komunikasi politik sudah diterapkan sebagai poin penting yang harus dilakukan
oleh seluruh pihak-pihak yang berpartisipasi dalam proses demokrasi. Pihak-pihak
itu bisa jadi yang berasal dari pemerintah yang sedang berkuasa, partai-partai
politik serta para elit politik. Setiap hari, elit politik dan partai politik
Menyampaikan argumentasi pada berbagai forum baik resmi atau tidak resmi dan
berbagai komentar yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat secara
keseluruhan. Selain para elit politik yang melakukan komunikasi, masyarakat juga
ikut berpartisipasi dalam komunikasi ini. Masyarakat menyampaikan aspirasi
politiknya kepada partai politik dan itu adalah bentuk dari komunikasi politik.
Sehingga komunikasi politik yang terjadi adalah komunikasi dua arah.
Komunikasi dua arah (dyadic) berarti komunikasi yang tidak hanya
dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat, tetapi juga dari masyarakat
kepada partai politik. karena kondisi dari masyarakat yang beraneka ragam,
tersebar dan terkadang tidak terorganisir, akan sulit membayangkan adanya
sistematisasi komunikasi pesan yang dilakukan masyarakat kepada partai politik.12
11 Maswardi Rauf dan Mappa Nasrun, Indonesia dan Komunikasi Politik, h. 3. 12Firmanzah, Marketing Politik, h. 257.
Oleh karena itu Partai Gerindra sebagai organisasi yang terorganisir harus
mengambil inisiatif untuk mentransfer sekaligus merumuskan pesan yang
disampaikan masyarakat. Humas Partai Gerindra bertugas merangkum dan
menganalisis pesan-pesan yang tersembunyi di balik peristiwa yang terjadi. Harus
diketahui bahwa bahwa pesan tersembunyi tersebut merupakan pesan yang
disampaikan oleh masyarakat kepada elit politik dan harus ditanggapi. Karena
humas paling dekat posisinya dengan masyarakat.
Komunikasi politik yang dilakukan humas partai politik untuk mengusung
elit politik melewati proses arus komunikasi “ ke atas” dan “ ke bawah” . Arus
komunikasi ke atas adalah agregasi kepentingan dan partisipasi politik. Agregasi
kepentingan adalah salah satu fungsi universal yang dijalankan oleh sistem
politik. Sebagaimana ditunjukkan oleh Almond, fungsi agregasi bertujuan
menghimpun kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat untuk
kemudian dijadikan kebijaksanaan oleh berbagai struktur politik, termasuk partai
politik. Bila kita memusatkan perhatian pada fungsi agregasi yang dijalankan
partai politik, kita dapat memahami bahwa sasaran terpenting yang ingin dituju
oleh proses agregasi itu adalah pemerintah.13 Sedangkan arus komunikasi ke
bawah meliputi output melalui kebijakan dari pemerintah. Partai Gerindra dalam
hal ini menjalankan fungsi agregasi untuk menghimpun kepentingan-kepentingan
masyarakat melalui komunikasi politik yang dilakukan elit politik.
Komunikasi politik yang dilakukan para elit politik yang diusung melalui
kempanye humas Gerindra merupakan usaha yang dilakukan untuk menjaga
eksistensi partai tersebut dalam persaingan dan kompetinsi partai di kancah
13Maswardi Rauf dan Mappa Nasrun, Indonesia dan Komunikasi Politik, h. 30.
perpolitikan. Karena itu, komunikasi politik berbanding lurus dengan eksistensi
sebuah partai politik. Partai Gerindra seperti hal partai lain membutuhkan
partisipasi politik dan dukungan massa dalam menghadapi pemilu 2009. Semakin
Partai Gerindra melembagakan dukungan massa maka semakin kokohlah
keberadaanya di tengah masyarakat. Melalui humaslah dipertaruhkan hidup mati
sebuah partai dalam persaingan meraih dukungan pada pemilu 2009.
Pada dasarnya kekokohan sebuah partai itu melalui 3 tahapan. Pada tahap
pertama, ukuran kekokohan partai dapat dilihat dari kemampuannya untuk
mempertahankan pendirinya atau para pimpinan karismatik yang pertama kali
membawa kepuncak kekuasaan. Aspek kedua, kompleksitas kedalaman
organisasional. Hal ini bisa disimak dari keakraban antara partai politik dengan
sejumlah organisasi sosial ekonomi seperti serikat buruh dan paguyuban kaum
tani. Aspek ketiga, yang menjadi indeks kekokohan partai selalu berkaitan dengan
sejauhmana aktivitas politik dan pedamba kekuasaan identik dan larut bersama
dengan partai; serta sejauh mana mereka mampu memandang partai sebagai
sebuah wahana guna mencapai berbagai tujuan.14
Berdasarkan 3 tahapan kekokohan partai di atas, humas peran penting
membantu tahapan kekohan sebuah partai politik. Pada tahap pertama Partai
Gerindra memunculkan kharismatik ketokohan dalam rangka memperkuat
kekohan partainya yang masih baru pada pemilu 2009. Dengan hadirnya Prabowo
Subianto sebagai Cawapres yang koalisi dengan Capres dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) yakni, Megawati Soekarno Putri. Sekilas koalisi
yang dibangun karena mempunyai kesamaan latar belakang yaitu nasionalis
14 Samuel P. Huntington, Tertib Politik Pada Masyarakat yang Sedang Berubah (Jakarta:
PT Raja Grafindo, 2003), h. 485.
sekuler. Namun ada perbedaan yang prinsip dan nilai di antara mereka. Adapun
tim pendukung koalisi ini adalah PNI Marheinisme, Partai Buruh, Partai Karya
Perjuangan, Partai Merdeka, Partai Kedaulatan, PSI, dan Partai Persatuan
Nahdatul Ulama Indonesia.15
Pada tahap kedua demi kompleksitas kedalaman organisasional partai
Gerindra merangkul organisasi sosial ekonomi dengan gagasan ekonomi
kerakyatan yang di usung sebagai tema-tema pendekatan politik dalam proses
kampanye partai tersebut. Tahap ketiga adalah dengan melakukan program-
program untuk membenahi kembali internal Partai Gerindra.
Menghadapi pemilu 2009 ketiga tahapan di atas merupakan bagian dari
orientasi komunikasi politik tidak hanya dilakukan oleh Humas Partai Gerindra
saja. Tapi semua partai yang ikut pemilu 2009 punya orientasi komunikasi yang
sama. Partai politik berlomba-lomba mempersiapkan strategi dalam rangka
menghadapi pemilu 2009. Dibandingkan pemilu 2004, pada pemilu 2009 partai-
partai baru lebih banyak jumlahnya ikut mewarnai perpolitikan Indonesia. Bahkan
ada partai politik yang baru lahir beberapa bulan sebelum proses-proses kampanye
dan pemilu dilaksanakan. Partai-partai baru inipun, mampu mendapatkan suara
yang cukup signifikan mengalahkan jumlah suara partai-partai lama sekalipun.
Tentu saja ini menjadi menarik, dan menimbulkan pertanyaan bagi kita semua apa
yang dijanjikan partai-partai baru ini dan apa saja yang dilakukan oleh partai-
partai baru ini dalam rangka membangun komunikasi politik untuk menarik
perhatian masyarakat. Sehingga masyarakat memberikan kepercayaan bagi partai-
partai baru yang belum mempunyai pengalaman berkuasa.
15 Tan We Ling, “Sinergi Indonesia,” h. 17.
Partai Gerindra merupakan salah satu partai baru yang membuktikan diri
bisa berpartisipasi dan bersaing dalam pemilihan umum sebagai bagian dari
proses demokrasi di Indonesia. Dalam sebuah negara demokrasi, proses pemilihan
umum dijadikan tolak ukur. Karena pada saat itulah aspirasi rakyat berjalan untuk
memilih pemimpin yang mereka percaya berkuasa atau wakil rakyat yang akan
menduduki posisi pemerintahan. Pemilu adalah bukti bahwa kedaulatan rakyat
melalui sistem perwakilan. Harapan masyarakat tentulah menjadi cita-cita
demokrasi. Namun, demokrasi mustahil dapat stabil dalam sebuah negara jika
negara itu tidak memiliki partai politik yang kuat. Indonesia menganut sistem
multi partai. Partai politik memiliki kebebasan lahir dan berkembang sejauh sesuai
koridor yang ada dalam negara demokrasi. Mustahil ada sistem kepartaian yang
kuat jika mayoritas penduduk tidak terikat secara emosional dan rasional kepada
partai politik. Partai politik menjadikan dukungan masyarakat untuk menjaga
eksistensi di sebuah negara demokrasi. Sejarah mencatat dinamika perjalanan
partai politik di Indonesia mengalami pasang surut. Khususnya, pada awal
Reformasi timbul krisis kepercayaan terhadap partai politik terutama pada partai
lama. Hal itu membuka peluang dan harapan bagi partai baru untuk mencoba
bersaing dengan partai lama dalam pemilu.
Berdasarkan analisa di atas, penulis tertarik melihat dan mengamati
kemunculan partai baru dalam perpolitikan di Indonesia di tengah krisis
kepercayaan yang menimpa masyarakat. Ini menjadi menarik jika partai politik
baru meraih suara yang cukup besar pada pemilu mengalahkan partai lama. Dalam
hal ini, bisa diangkat salah satu partai politik baru yang fenomenal dalam sejarah
pemilu 2009 yaitu Partai Gerindra. Partai Gerindra berhasil meraih 26 kursi DPR
dari 560 kursi yang diperebutkan. Indikasi yang menjadi permasalahan yang ingin
dikemukakan penulis adalah optimalisasi usaha pulikasi yang dilakukan partai
baru ini untuk memperkenalkan diri pada masa-masa kampanye. Publikasi yang
dilakukan Partai Gerindra merupakan sebuah proses komunikasi politik. Fokus
utama komunikasi politik Partai Gerindra adalah usaha untuk membangun citra
(image) positif partai. Karena image positif yang ditimbulkan mempengaruhi
pilihan masyarakat dalam pemilu. Tugas ini merupakan tanggung jawab dari
Humas Partai Gerindra. Karena itu, penulis bermaksud memilih judul skripsi
“Humas dalam Kampanye Politik: Studi Partai Gerindra Menghadapi
Pemilu 2009.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang didefinisikan, maka masalah-masalah
yang dibatasi dalam penelitian ini adalah sekitar “Humas dalam kampanye politik
Gerindra menghadapi pemilu 2009”
Untuk lebih memfokuskan pembahasan, maka penulis merumuskan untuk
menjawab pertanyaan yang paling mendasar dalam penelitian ini adalah Apa yang
dilakukan oleh Humas Partai Gerindra dalam kampanye pada pemilu 2009.
Itulah yang menjadi fokus perumasan masalah dalam penelitian ini.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Memahami pentingnya eksistensi Humas Partai Gerindra melalui
program-program politiknya.
b. Mengetahui kontribusi serta peran humas dalam melaksanakan proses
kampanye politik Partai Gerindra.
c. Memberikan penjelasan seputar strategi-strategi kampanye yang
dilakukan Humas Partai Gerindra dalam rangka menghadapi pemilu di
Indonesia pada pemilu 2009.
d. Tujuan secara praktisi dari penulisan, penulisan skripsi ini ditujukan
untuk memenuhi tugas akedemik yang merupakan syarat dan
kewajiban bagi setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi
tingkat Sarjana program Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
2. Manfaat Penelitian.
a. Menambah pengetahuan terkait proses-proses penting dalam politik.
b. Memberikan gambaran strategi-stretegi kampanye humas dan
memberikan kontribusi pada partai serta menjadi evaluasi dari proses-
proses politik yang terjadi dalam partai Gerindra.
D. Metode Penelitian
Penelitian skripsi ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini lebih
mementingkan sebuah kualitas data yang diperoleh. Metode penelitian kualitatif
menghasilkan data deskriptif. Analis data dalam penelitian ini menggunakan
teknik pembahasan diskriptif analisis yaitu: dengan memaparkan dan
menggambarkan serta menganalisa data-data yang diperoleh. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu.
Penelitian kualitatif ini menggunakan purposive sample. Penggunaan teknik
sampel ini mempunyai tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan
sample ini diantara populasi yang telah dikenal sebelumnya. Penggunaan teknik
ini senatiasa berdasarkan kepada pengetahuan tentang ciri-ciri tertentu yang telah
didapat dari populasi sebelumnya.16
Data primer diperoleh dari wawancara dengan narasumber dari Humas
partai Gerindra dan buku yang berhubungan dengan AD/ART Gerindra, catatan
pemerintah, media massa, memoir politik, internet (Website resmi institusi),
Humas Gerindra dan sumber lain yang relevan dengan penelitian. Sedangkan data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada buku yang berkaitan
langsung dengan penelitian.
Mengenai teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis mengacu sepenuhnya
pada buku standar penulisan skripsi untuk pedoman penulisan skripsi pada buku
Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Desertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA
(Center for Quality Development and Anssurance) Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini dapat terarah, maka penulis menyusunnya dalam
lima bab yang masing-masing terbagi lagi atas sub-bab, adapun sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab pertama (Pendahuluan), bab ini menjelaskan latar belakang masalah.
Pembahasan di sini meliputi, Partai Gerindra sebagai partai baru menjalankan
16 Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 58.
proses-proses politiknya, seperti komunikasi politik dalam bentuk kampanye
menjadi program kerja bidang humas dalam struktur organisasi politik Partai
Gerindra. Selanjutnya mencari faktor yang melatarbelakangi pentingnya
keberadaan dan usaha humas dalam kampanye Partai Gerindra menjalankan pilar-
pilar demokrasi di Indonesia pada pemilu 2009. Bab pendahuluan juga berisikan
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan.
Bab kedua (Landasan teori), pada bab ini meliputi teori untuk mendukung
hasil penelitian di Bab IV. Penulis ingin meneliti keberadaan humas dalam
kampanye politik Partai Gerindra. Sehingga teori-teori yang mendukung
penelitian ini adalah teori komunikasi politik. salah satu struktur pendukung
organisasi partai politik adalah humas yang menjalankan program komunikasi.
Dan salah satu program politik bidang humas adalah penyelenggaraan kampanye.
Maka teori-teori humas teori kampanye turut melengkapi.
Bab ketiga, penulis membahas sekilas tentang Partai Gerindra, sebagai salah
satu partai baru yang ikut dalam pemilu 2009. Dari sejarah singkat berdirinya
Partai Gerindra, partai ini termasuk partai termuda dalam pemilu 2009. Partai
Gerindra membawa visi-misi kerakyatan yang membedakan partai ini dengan
partai umumnya. Selanjutnya Bab ketiga ini juga menjelaskan sekilas tentang
AD/ART, struktur organisasi, serta peran humas dalam Partai Gerindra.
Bab keempat (Isi), merupakan inti dari skripsi ini, penulis akan
menguraikan keberadaan serta kontribusi humas dalam tubuh Partai Gerindra serta
strategi yang ditempuh dalam melakukan publikasi menghadapi pemilu 2009.
Adapun keberadaan humas adalah suatu keharusan dalam menjalankan fungsi
komunikasi politik. Tugas utama humas Partai Gerindra adalah menampilkan citra
positif partai. Usaha humas dalam menampilkan citra positif dilakukan dalam
proses kampanye menghadapi pemilu. Kampanye politik merupakan usaha
komunikasi yang dilakukan partai politik. Partai apapun yang ada di Indonesia
butuh wadah sebagai katalisator komunikasi antara partai dengan masyarakat atau
sebaliknya masyarakat terhadap partai politik. Untuk membuktikan apakah ada
kontribusi Humas dalam kampanye Partai Gerindra perlu dilihat faktor yang
mempengaruhi peran humas. Selanjutnya kita bisa melihat strategi-strategi yang
dilakukan humas dalam kampanye ditunjang oleh media yang efektif. Hasil akhir
akan terlihat seberapa pentingnya keberadaan humas dalam kampanye Partai
Gerindra, serta melihat keterlibatan media sebagai sarana pendukung humas.
Semua jawaban dari perumusan masalah dalam skripsi akan dijawab dalam bab
ini.
Bab kelima (Penutup), penulis menutup dengan kesimpulan yang terkait
tentang pembahasan dalam skripsi ini. Ternyata humas dalam sebuah partai politik
sangat penting keberadaannya dan besar kontribusinya dalam menjaga eksistensi
Partai Gerindra. Selanjutnya keberadaan humas juga bertugas membantu proses
kampanye partai Gerindra menghadapi pemilu 2009. Orientasi partai Gerindra
pemilu itu sendiri adalah terpilihnya wakil rakyat dari partai tersebut untuk bisa
duduk dalam kursi pemerintahan. Karena untuk mencapai orientasi tersebut harus
dibangun komunikasi politik melalui pencitraan positif sehingga tercapai opini
publik. Partai Gerindra membuktikannya, walaupun termasuk partai baru dan
pertama kali ikut pemilu, dalam pemilu 2009 meraih jumlah suara urutan
kedelapan suara terbanyak. Hal ini membuktikan telah terjadi proses komunikasi
politik yang efektif sehingga masyarakat memberi kepercayaan pada partai baru
ini dengan meraih 26 kursi dari 560 kursi di DPR yang ada.
Selanjutnya bab penutup berisi saran-saran dari penulis yang nanti bisa
bermanfaat. Terkait pelaksanaan fungsi humas secara optimal dalam kampanye
yang dilakukan partai-partai politik di Indonesia khususnya Partai Gerindra dalam
menghadapi pemilu selanjutnya. Agar terjalin komunikasi yang efektif antara
partai politik dengan masyarakat dan sebaliknya. Di bagian akhir penulis juga
mencantumkan daftar pustaka yang digunakan penulis sebagai rujukan dalam
penulisan skripsi ini.
BAB II
KOMUNIKASI DALAM HUMAS
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan dalam Bab I bahwa
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa yang dilakukan
oleh Humas Partai Gerindra dalam kampanye pada pemilu 2009. Kampanye yang
dilakukan Humas Partai Gerindra merupakan proses komunikasi. Humas Partai
Gerindra merupakan unit atau bidang yang melakukan komunikasi dalam tubuh
Organisasi Partai Gerindra. Untuk itu, penulis mengawali analisa di Bab II ini
dengan teori teori yang mendukung pembahasan tentang humas dalam kampanye.
Teori yang dikemukakan penulis dimulai dari teori yang bersifat umum kemudian
diikuti dengan teori-teori yang lebih spesifik penunjang skripsi ini.
Partai politik sebagai sebuah organisasi sosial politik menjadikan
dukungan massa sebagai kekuatan hidupnya. Kokohan sebuah partai politik
biasanya dilihat dari jumlah dan besarnya dukungan yang diberikan oleh
masyarakat. Dukungan dari masyarakat itu diperoleh partai dari usaha-usaha yang
dilakukan untuk menampilkan image positif partai politik di depan masyarakat.
Usaha menampilkan image positif bertujuan untuk mempengaruhi opini publik.
Opini publik ini nanti akan berkembang dan menentukan sikap masyarakat untuk
memilih atau tidak memilih partai tersebut. Berkembangnya opini publik dalam
masyarakat itu terjadi karena adanya penyampaian ide-ide atau gagasan dari partai
politik kepada masyarakat dan sebaliknya masyarakat menyampaikan aspirasi-
aspirasinya yang kemudian ditampung oleh partai politik. Penyampaian gagasan
politik yang dilakukan partai politik merupakan bagian dari komunikasi.
A. Komunikasi
1. Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggrisnya communication
berasal dari kata latin communicatio, dan kata communication ini berasal dari
kata latin lainnya, yaitu communis yang berarti sama.17 Jadi komunikasi
dikatakan telah terjadi apabila orang yang terlibat mencapai pemahaman yang
sama tentang sesuatu hal. Proses keterlibatan antara sumber komunikasi dan
sararan komunikasinya jika telah tercapai satu ide atau persepsi yang sama
tentang suatu masalah maka proses komunikasi yang seperti itu disebut
komunikatif. Tetapi ketika orang-orang yang terlibat tidak mencapai
kesamaan ide atau persamaan persepasi maka, itu tidak termasuk proses
komunikasi. Sumber komunikasi atau pihak yang lebih dulu melakukan
proses komunikasi disebut dengan komunikator. Sedang pihak yang menjadi
sasaran komunikasi disebut dengan komunikan. Dalam hal ini Partai Gerindra
Gerandra juga melakukan proses komunikasi. Parta Gerindra bertindak
sebagai kominikator dan masyarakat sebagai komunikan dan sebaliknya bisa
jadi Partai Gerindra bertindak sebagai komunikan. Selajutnya komunikasi
yang dilakukan Partai Gerindra akan di bahas pada Bab IV.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-
pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian dengan menggunakan
lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal
maupun non verbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang
atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling
17Betty RFS Soemirat dan Eddy Yehuda, Materi Pokok Opini Publik (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1.23.
pengertian atau kesepakatan bersama18. Komunikasi secara sedehana dapat
dimengerti sebagai “suatu proses interaksi antara dua atau lebih orang yang
berlangsung secara timbal-balik yang di dalamnya suatu perbuatan atau ide
menjadi umum, baik secara langsung maupun lewat perantara dengan efek.
Efek tersebut diterima oleh yang memberi maupun menerima informasi
sehingga tercapai kesepakatan bersama. Kesepekatan bersama dengan
masyarakat tersebut merupakan tujuan dari komunikasi yang dilakukan oleh
Partai Gerindra. Bentuk komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra bersifat
timbal-balik dengan masyarakat. Komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra
itu merupakan usaha untuk memperoleh dukungan masyarakat.
Secara terminologi komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang di mana seseorang menyatakan
sesuatu kepada orang lain19. Jadi yang terlibat dalam komunikasi adalah bisa
jadi individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok. Semua aspek yang menjadi bagian kehidupan manusia
membutuhkan komunikasi seperti aspek sosial, ekonomi, budaya, politik dan
sebagainya. Dalam bidang politik, komunikasi meliputi penyampaian
informasi dari kelompok dalam hal Partai Gerindra, terhadap kelompok
masyarakat. Serta komunikasi juga bisa terjalin dari individu elit politik yang
menjadi kandidat dari Partai Gerindra dengan masyarakat. Komunikasi yang
dilakukan Partai Gerindra ataupun kandidatnya harus sejalan dengan tujuan
18 Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 1.
19Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4.
komunikasi yang ingin dicapai agar cita-cita politik Partai Gerindra dapat
terwujud.
2. Tujuan Komunikasi
Menurut Carl I. Hovland seorang ahli komunikasi, Ilmu Komunikasi
adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi
Hovland di atas menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi Ilmu
komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang
dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan amat
penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian
komunikasinya, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain (communication is process to modify the
behavior of other individuals).20
Dari definisi komunikasi Ilmu komunikasi yang dijelaskan Hovland,
tujuan komunikasi adalah terjadi perubahan. Tujuan komunikasi yang
dilakukan Partai Gerindra bertujuan untuk perubahan sikap di masyarakat
dengan penyampaian informasi yang sudah dilakukan. Perubahan adalah
suatu bentuk reaksi dari penerimaan komunikasi yang sudah terjadi. Reaksi
yang ditimbulkan dari sebuah komunikasi bersifat umpan-balik (feedback).
Selanjutnya umpan-balik yang timbul bisa jadi umpan-balik positif atau
umpan-balik negatif. Tujuan komunikasi pada dasarnya juga mengajak atau
menghimbau agar ide komunikan ide dan komunikator memiliki kesamaan.
20 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 10.
Himbauan yang dilakukan Partai Gerindra harus memiliki nilai positif sesuai
dengan tujuan dari komunikasi itu sendiri. Jika komunikasi yang dilakukan
Partai Gerindra sudah melenceng dari tujuan komunikasi yang hendak di
capai maka yang akan terjadi adalah perbedaan ide sehingga menimbulkan
umpan-balik negatif dari masyarakat terhadap partai tersebut. Agar
komunikasi antara Partai Gerindra dan masyarakat menimbulkan umpan-
balik positif, maka usaha persuasi dalam komunikasi harus dioptimalkan
sebagai cara untuk mencapai kesamaan ide komunikator dengan
komunikannya.
3. Persuasi dalam Komunikasi
Menurut ahli komunikasi, R. Pace Bren D. Peterson and M Dallas
Burnet dalam bukunya Tecniques for Effective Communication
mendefinisikan komunikasi persuasif adalah “secara umum merupakan
tindakan komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan khalayak
mengadopsi pandangan komunikator tentang suatu hal atau melakukan suatu
tindakan tertentu.”21
Makna persuasi adalah pola atau cara membujuk dan membuat orang-
orang merasa yakin terhadap hal yang kita kehendaki atau terhadap suatu ide
tau gagasan yang ingin disampaikan. Ketika Partai Gerindra berkomunikasi
dengan komunikannya (masyarakat) berharap ide atau gagasan politiknya
diterima dan dapat mempengaruhi komunikannya. Untuk itu dalam
melakukan proses komunikasi perlu ada unsur persuasi. Komunikan
terpengaruh dengan komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra jika
21 Rusady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations (Jakarta: PT Grafindo, 2007), h. 27.
dilakukan dengan cara membujuk. Persuasi yang dilakukan dengan cara
positif akan mempercepat tercapainya tujuan komunikasi. Bentuk persuasi
yang dilakukan tegantung pada Partai Gerindra (selanjutnya akan dibahas di
Bab IV).
Di atas tadi sudah disinggung bahwa komunikasi meliputi berbagai
aspek atau bidang kehidupan. Salah satu bidang yang melakukan komunikasi
adalah bidang politik. Komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra adalah
komunikasi yang memiliki unsur-unsur politik sehingga lazim disebut dengan
istilah komunikasi politik.
4. Komunikasi Politik
Dalam sebuah negara demokrasi, kedaulatan rakyat berada di atas
segalanya. Aspirasi dan dukungan diberikan melalui sistem perwakilan rakyat
kepada pemerintah. Rakyat menjalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah
dalam sebuah negara demokrasi. Karena demokrasi itu sendiri pada
hakikatnya adalah pemerintahan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat.
Pemerintah posisinya di sini menjalankan kekuasaan yang diberikan rakyat
atas aspirasi yang telah disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Dalam hal ini
yang bertindak menjadi penyalur aspirasi di negara demokrasi adalah partai
politik. Partai Gerindra merupakan salah satu partai politik yang ikut
berpartisipasi dalam demokrasi di Indonesia sebagai penampung aspirasi
masyarakat.
Oleh sebab itu, untuk menjalankan sistem demokrasi yang maksimal
dalam sebuah negara perlu dibangun komunikasi yang efektif antara
masyarakat dengan para elit politik dan sebaliknya. Hal tersebut merupakan
sebuah usaha untuk menjalankan cita-cita demokrasi itu sendiri. Semakin
optimal komunikasi politik yang dibangun dalam sebuah negara demokrasi
maka semakin baik kualitas demokrasi di negara tersebut. Semakin optimal
komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra maka semakin penting
eksistensinya di mata masyarakat demokrasi. Bentuk komunikasi yang
dilakukan Partai Gerindra sebagai penyalur aspirasi masyarakat merupakan
bentuk dari komunikasi politik.
Komunikasi politik adalah suatu proses dan kegiatan-kegiatan
membentuk sikap dan perilaku politik yang terintegasi ke dalam sebuah
sistem politik dengan menggunakan simbol-simbol.22 Komunikasi politik
membentuk sistem politik menjadi dinamis yang berpengaruh juga pada
sistem sosial yang berkembang dalam masyarakat. Komunikasi politik
terjalin dan terdistribusi antar sistem politik dengan sistem politik lain seperti
antara sistem politik dengan sistem sosial. Bagi Partai Gerindra sendiri,
komunikasi politik menjadi sangat penting karena komunikasi politik menjadi
dasar pelaksanaan fungsi Partai Gerindra lainya seperti sosialisasi politik,
partisipasi dan sebagainya.
Komunikasi politik merupakan salah satu proses dalam sistem politik
yang amat penting. Komunikasi politik menyalurkan aspirasi dan kepentingan
politik rakyat menjadi input sistem politik dan pada waktu yang sama ia juga
menyalurkan kebijakan yang diambil atau output sistem politik itu.23 Melalui
komunikasi politik rakyat memberikan dukungan, menyampaikan aspirasi,
22Rochajat Harun dan Sumarno AP, Komunikasi Politik (Bandung: Mandar Maju, 2006), h. 5.
23Maswardi Rauf dan Mappa Nasrun, Indonesia dan Komunikasi Politik (Jakarta: PT Gramedia Utama, 1993), h. 3.
dan melakukan pengawasan terhadap sistem politik. Proses input dalam
sebuah sistem politik melibutkan Partai Gerindra sebagai wadah untuk
mengimpun aspirasi itu agar partai ini mendapatkan dukungan dari
masyarakat. Melalui proses komunikasi politik itu pula rakyat mengetahui
apakah dukungan, aspirasi, dan pengawasan itu tersalur atau tidak
sebagaimana dapat mereka simpulkan dari apalikasi berbagai kebijakan
politik yang diambil pemerintah.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Leh Lord Windlesham tujuan
komunikasi dalam dalam karyanya “What is Political Communication”,
definisi komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang
secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan
membuat yang telibat komunikasi berperilaku tertentu.24
Rusadi Kantaprawira seorang pakar hukum, melihat komunikasi
politik dari sisi kegunaannya. Menurut rusady komunikasi politik itu adalah
untuk menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik
pikiran intern golongan, instansi, asosiasi, atau sektor kehidupan politik
pemerintah. Komunikasi sebagai pendekatan politik merupakan panyampaian
pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak
lain. Dari segi kegunaan, komunikasi politik itu adalah untuk
menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran
intern golongan, instansi, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik
pemerintah.25 Partai Gerindra melakukan komunikasi politik dengan
melakukan penyampaian ide-ide dengan cara menghubungan pikiran-pikiran
24Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 158. 25Rochajat Harun dan Sumarno AP, Komunikasi Politik , h. 3.
politiknya kepada masyarakat agar tercapainya perubahan di masyarakat
sesuai dengan cita-cita politik yang diusung.
Miriam Budiarjo menjelaskan bahwa partai politik dalam sebuah
negara demokrasi berfungsi sebagai sarana komunikasi politik. Salah satu
tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan
aspirasi masyarakat serta mengatur sedemikian rupa sehingga
kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang. 26 Semua kegiatan di
atas dilakukan oleh semua partai politik tidak terkecuali dilakukan Partai
Gerindra. Partai Gerindra selanjutnya merumuskannya sebagai usul
kebijaksanaan. Usul kebijaksanaan ini dimasukkan dalam program partai
untuk diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah melalui partai
politik.
Tujuan komunikasi politik adalah menjalankan proses-proses
komunikasi secara optimal untuk mencapai kesamaan persepsi tentang isu-isu
atau ide-ide politik antara para elit politik dengan masyarakat. Komunikasi
politik tidak akan mencapai tujuannya jika persepsi yang sama tidak timbul
antara pelaku komunikasi. Partai Gerindra sebagai salah satu pelaku
komunikasi politik membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk bertahan
hidup. Dukungan tersebut tidak akan diberikan oleh masyarakat kepada Partai
Gerindra jika dalam komunikasi tidak terjadi persepsi yang sama terkait ide-
ide politik atau gagasan-gagasan politiknya.
Sesuatu yang dianggap penting oleh Partai Gerindra belum tentu
penting menurut masyarakat. Karena itu hubungan yang berkesinambungan
26Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 163.
dengan masyarakat disertai komunikasi yang efektif akan membantu
pencapaian persamaan persepsi di antara keduanya. Dari sini program yang
ditawarkan partai politik akan sesuai dengan apa yang diharapkan
masyarakat. Hubungan masyarakat (humas) yang ada dalam struktur
organisasi partai politik bertindak sebagai salah satu wadah yang
menjalankan komunikasi politik dengan masyarakat dengan cara menawarkan
program partai politik kepada masyarakat.
B. Humas
Humas mencangkup semua bentuk komunikasi yang terselenggara dalam
dengan siapa saja. Bidang profesi humas secara umum sangat luas meliputi,
organisasi, perusahaan, lembaga-lembaga pemerintahan, partai politik dan
sebagainya. Setiap organisasi mempunyai tanggung jawab kepada kepentingan
publik. Karena itu, humas ada untuk menfasilitasi hubungan antara organisasi
dengan masyarakat. Hubungan yang tercipta antara humas dalam sebuah partai
politik dengan masyarakat haruslah hubungan yang dua arah bukan satu arah.
Karena ciri utama dari komunikasi humas adalah komunikasi timbal-balik (too-
way traffic). Untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah, tetapi dengan
melakukan pendekatan yang terencana dan teknik khusus dalam usaha pendekatan
persuasif kepada khalayak yang menjadi sasaran. Semua Partai politik termasuk
Partai Gerindra membutuhkan humas untuk menjadi jembatan sebagai perantara
komunikasi kepada masyarakat. Humas Partai Gerindra melaksanakan tugasnya
dengan cara melakukan komunikasi politik melalui pelaksanaan program-program
partai politiknya untuk masyarakat.
1. Definisi Humas
Humas merupakan terjemahan bebas dari istilah Public Relations atau
PR, terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara
organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan
dengannya. Menurut definisi kamus terbitan Institut of Public Relations (IPR)
yakni sebuah lembaga terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan November
1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memilihara niat baik
dan saling pengertian antara satu organisasi dengan segenap khalayaknya.”
Jadi humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian
rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semua itu
berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan humas sama
sekali tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau dadakan.27Begitu juga
halnya Partai Gerindra membutuhkan humas dalam menjalankan program-
program politik dan aktivitas-aktivitas partai yang terencana. Humas
membantu Partai Gerindra untuk menjalankan kegiatan komunikasi dengan
masyarakat lebih efektif dan teratur.
Keberadaan humas dalam dunia perpolitikan sangat dibutuhkan.
Kontribusi humas dalam sebuah partai politik menentukan kokoh atau tidak
partai tersebut di mata masyarakat. Humas menjalin hubungan baik dengan
masyarakat demi membawa pesan-pesan positif dari partai politik. Indikasi
tugas dari humas yang baik adalah dijalankan dengan terencana dan
berkesinambungan. Humas memposisikan kedudukannya dekat dengan
27M.Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 2.
masyarakat dengan melakukan program-progarm yang terorganisir. Humas
dalam hal ini merangkum respon yang berkembang di masyarakat terkait
program tersebut. Hasil akhir yang diinginkan humas adalah dukungan
masyarakat terhadap partai politik tersebut. Dengan kata lain humas
melakukan kegiatan komunikasi berencana baik dalam internal partai maupun
ekstenal untuk mencapai tujuan yang sama dengan persamaan persepsi
tentang suatu hal. Partai Gerindra melakukan komunikasi dibantu oleh humas
untuk mencapai opini publik sehingga memperoleh dukungan dalam pemilu
yang akan dilaksanakan.
Menurut kamus Fund and Wagnal “American Standar Dictionary”
terbitan 1994, istilah humas diartikan sebagai segenap kegiatan atau teknik
atau kiat yang digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan
dan memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar tehadap
keberadaan dan sepakterjangnya. Istilah “kiat” dalam definisi ini
mengindikasikan bahwa humas harus menggunakan metode manajemen
berdasarkan tujuan (management by objectives). Dalam mengejar suatu
tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus diukur
secara jelas, mengingat humas merupakan kegiatan yang nyata.28 Bagi Partai
Gerindra humas membantu partai dengan metode manajemen komunikasinya
yang bertujuan untuk mencapai cita-cita politik partai tersebut. Humas dalam
Partai Gerindra memiliki peran yang sangat besar menjadi media
pengubungan partai dengan masyarakat (selajutnya akan di bahas oleh
penulis pada Bab III dan BaB IV).
28Ibid., h. 2.
2. Peran Humas
Irving Smith Kogan dalam artikelnya “Public Relations” mengatakan
bahwa fungsi pokok humas antara lain adalah fungsi menajemen sebagai
peneliti dan penilai selera dari sikap masyarakat, menyelaraskan kebijakan
organisasi dengan kepentingan umum, serta merumuskan dan melaksanakan
suatu program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan
masyarakat.29 Peran humas adalah menjalin hubungan timbal-balik yang
positif antara lembaga tertentu atau oraganisasi dengan masyarakat secara
berkesinambungan dengan cara menampilkan image positif kemudian
meneliti gejala yang ditimbulkan publik, baik itu berupa partisipasi,
dukungan dan sebagainya. Fungsi humas akan terasa efektif jika program
kerja dari organisasi mendapat dukungan dari masyarakat.
Fungsi humas menyangkut upaya pembinaan image, mulai dari upaya
menumbuhkan citra, memelihara atau mempertahankan citra, sampai
meningkatkan citra (agar lebih baik atau lebih tinggi dari yang sudah ada) dan
memperbaiki citra (bila ada gangguan terhadap citra atau ada peristiwa yang
membuat citra itu merosot) serta mengembalikan citra yang baik dan positif.
Dalam implementasinya fungsi humas adalah untuk membentuk atau
membangun pendapat umum (public opinion). Fungsi tersebut juga
berhubungan dengan citra, karena meraih pendapat umum termasuk upaya
mengarahkan dan meraih kepercayaan khalayak (public) dan untuk
memperoleh sokongan dari masyarakat. Partai Gerindra sebagai partai baru
membutuhkan kepercayaan yang dari masyarakat. Humas Partai Gerindra
29F. Rahmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT Gramedia, 1996), h. 9.
membantu partai ini untuk mulai dengan membangun image positif,
selanjutnya dapat diperoleh pendapat umum. Pendapat umum yang
berkembang akan mempengaruhi sikap masyarakat. Sikap masyarakat
terhadap Partai Gerindra bisa dalam bentuk sikap positif atau sikap negatif.
Baik atau tidaknya tanggapan masyarakat tergantung pada image Partai
Gerindra yang dibangun oleh humas.
Adapun tugas public relation sehari-hari adalah
1. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi
atau pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar (visual) kepada
publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal-
ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang
dilakukan.
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat.
3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik berhadap kebijakan
perusahaan atau lembaga, maupun segala macam pendapat.
4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media
massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan
sikap. 30
Pada dasarnya tujuan Humas Partai Gerindra adalah melakukan publikasi
untuk pencapaian image positif dan dapat menjalankan tugas dengan
semaksimalkan mungkin atas rasa tanggung jawab tehadap partai. Eksistensi
sebuah partai itu sepenuhnya tergantung dengan citra (image) yang ditampilkan.
30Ibid., h. 23.
Humaslah yang bertugas menjadikan image Partai Gerindra itu tetap positif di
mata masyarakat.
3. Humas dalam Pembentukan Citra (Image)
(image) adalah sesuatu yang kompleks. Tidak hanya dimensinya yang
sangat abstrak, tetapi juga melibatkan dua hal sekaligus, yaitu proses kognitif dan
afektif dalam masyarakat. Unsur kognitif mengacu pada pertimbangan rasional
dan kalkulasi dalam domain image. Sementara unsur afektif lebih melihat pada
sisi emosi dan perasaan dalam emosi image. Kedua hal ini sendiri-sendiri sangat
terkait dengan image politik. Dengan kata lain, image politik mengandung unsur-
unsur kognitif-rasional maupun hal-hal yang terkait dengan emosi.31Fungsi humas
dalam membangun citra positif yang dilakukan Humas Partai Gerindra melibatkan
dua unsur komunikasi ini.
Sesuai dengan fungsi utama kerja humas membentuk image positif partai
politik di mata masyarakat. Gambaran citra positif yang ditampilkan humas
merupakan fungsi ke luar dari humas. Humas dalam pembentukan image partai
merupakan usaha menjaga reputasi organisasi di mata khalayak atau masyarakat.
Adapun fungsi ke dalam humas adalah menjadikan image organisasi menjadi
sebuah identitas. Tugas humas dalam hal menjadi berat karena berhubungan
dengan eksistensi organisasi selanjutnya. Humas bertugas mulai dari membentuk
image organisasi, menjaga image tersebut tetap positif kemudian melindungi
(protect) organisasi dari image yang negatif. Humas dalam pembentukan image
merupakan tujuan yang ingin dicapai partai politik. Humas dalam Partai Gerindra
melaksanakan kedua proses kerja humas ini sebagai usaha untuk memperkokoh
partai ini di mata masyarakat.
31Firmanzah, Marketing Politik antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 233.
Seperti yang sudah disinggung di atas, fungsi program dan kegiatan humas
yang utama adalah melaksanakan upaya-upaya untuk menumbuhkan, memelihara
dan membagun image. Dalam hal ini, image yang positif dan menguntungkan
tentunya, sama sekali bukan membangun image yang negatif atau merugikan.
Dalam hal ini, bisa menyangkut citra mengenai kondisi negara dan bangsa, citra
kebijakan pemerintah, citra organisasi, citra partai politik, sampai pada citra
perorangan atau pribadi (tokoh masyarakat).32 Semua Partai politik menghendaki
tercapai citra positif di tengah-tengah masyarakat, begitu juga halnya Partai
Gerindra. Segala tindakan atau aktivitas yang bisa merusak image atau citra
positif Partai Gerindra akan dinetralisir oleh Humas Partai Gerindra.
Selain itu, fungsi humas yang lain adalah menciptakan opini publik bagi
partai politik. Image yang positif sangat penting bagi partai apapun orientasinya
untuk penciptaan opini publik. Demikian juga dengan organisasi politik seperti
partai politik yang hidup matinya bersandar pada dukungan masyarakat pada
pemilihan umum. Dukungan akan diperoleh sepanjang partai politik bersangkutan
mampu membangun image positif bagi organisasinya dan kandidatnya. Image
yang baik akan berpengaruh pada sikap publik (khusus eksternal) dan opini pubik
terutama dalam hal menentukan pilihan politiknya yang diekspresikan melalui
tindakan pada hari-H pemilihan umum.
4. Humas dan Partai Politik
Humas dalam struktur organisasi partai politik melakukan komunikasi
politik yang fokus kerjanya berkaitan dengan pencitraan politik (Image Politik).
Dalam tugasnya humas mempromosikan partai politik agar partai ini menjadi
32Teuku May Rudi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 81.
partai yang dikenal masyarakat. Dalam realitasnya banyak partai politik lainnya
juga yang bersaing agar dikenal dan diterima masyarakat. Karena itu badan humas
disini menjalankan fungsi pencitraan partai politik sebagai sebuah identitas dari
partai politik itu. Identitas yang melekat pada partai politik akan menjadikan
partai berbeda dengan partai politik lain. Perbedaan itu menyebabkan perbedaan
opini yang berkembang di kalangan masyarakat. Karena itu, akan beragam juga
penilaiaan terhadap masyarakat tersebut. Humas disini bertugas menggiring
penilaian tersebut ke partai yang mewadahinya menjadi pencitraan yang positif.
Sehingga partai tersebut memperoleh dukungan. Partai Gerindra juga melibatkan
humas dalam membangun image politik yang positif untuk memperjuangkan
identitas partai.
Image Politik didefinisikan sebagai kontruksi atas repsentasi dan persepsi
masyarakat (publik) akan suatu partai politik atau individu mengenai hal yang
terkait dengan aktivitas politik. Image politik tidak selalu mencerminkan realitas
objektif. Suatu image politik juga mencerminkan hal yang tidak real atau
imajinasi yang terkadang bisa berbeda dengan kenyataan fisik. Image politik dapat
diciptakan, dibangun dan diperkuat. Image politik dapat melemah, luntur dan
hilang dalam sistem kognitif masyarakat.33 Image politik Partai Gerindra memiliki
kekuatan untuk memotivasi aktor atau individu agar melakukan Sesutu hal.
Disamping itu, image politik tersebut dapat mempengaruhi pula opini publik
sekaligus menyebarkan makna-makna tertentu. Usaha Partai Gerindra untuk
menumbuhkan, membangun dan memproteksi image Partai Gerindra merupakan
tugas dari humas.
33Firmanzah, Marketing Politik antara Pemahaman dan Realitas, h. 229-230.
Pencitraan yang dilakukan humas Partai Gerindra akan menentukan
persepsi masyarakat terhadap partai politik tersebut. Jika persepsi positif yang
berkembang di masyarakat, maka itu merupakan karena image positif yang
berhasil ditampilkan partai politik kepada masyarakat. Yang membedakan Partai
Gerindra itu berbeda dengan partai lain adalah image partai tersebut. image dari
sebuah partai politik tidak bisa ditiru oleh partai lain. Karena image itu sendiri di
bangun oleh masing-masing partai politik sebagai sebuah identitas. Identitas yang
kemudian membedakannya dengan partai politik manapun juga. Identitas yang
melekat pada partai politik menentukan pilihan masyarakat untuk memberikan
suaranya pada pemilihan umum. Partai Gerindra menonjolkan identitas sebagai
partai “wong kecil” untuk membangun kedekatan dengan masyarakat sebagai
strategi yang diwujudkan untuk mencapai tujuan politiknya.
C. Humas dan Kampanye
Humas partai politik melakukan fungsi komunikasi politik melalui
kampanye. Kampanye yang dilakukan humas partai politik adalah usaha untuk
mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku masyarakat dengan daya tarik
komunikatif yang menonjolkan kelebihan partai politik dibandingkan yang lain.
Kampanye yang dilakukan humas partai politik bertujuan untuk menawarkan
perubahan dan perbaikan dalam sosial politik masyarakat. Kampanye yang
dilakukan humas partai politik adalah sarana untuk memperlihat image positif
partai. Dengan image positif yang berusaha ditampilkan humas partai politik maka
masyarakat akan memberikan suara untuk partai tersebut dalam pemilu. Berarti
bila masyarakat memberikan suara untuk partai politik dalam pemilu itu indikasi
bahwa kampanye dengan penampilan image positif yang dilakukan humas partai
tersebut berhasil.
1. Definisi Kampanye
Kampanye di devinisikan oleh beberapa pakar komunikasi34
a. Leslie B. Snyder (2002)
Kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang
terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode
waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Pflau dan parrot (1993)
Kampanye yang secara sadar menunjang dan meningkatkan proses
pelasanaan yang terencana pada periode tertentu untuk mewujudkan
mempengaruhi khalayak sasaran tertentu.
Dari definisi kampanye di atas terlihat bahwa kampanye merupakan proses
komunikasi yang dilakukan secara teroganisir dengan periode waktu tertentu
untuk mempengaruhi publik dalam mengambil keputusan. Setiap partai politik
khususnya melakukan proses komunikasi seperti ini untuk mempublikasikan
informasi atau pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada Publik termasuk
Partai Gerindra. Pesan yang akan disampaikan Partai Gerindra itu harus dikemas
semenarik dan serasional mungkin untuk menarik perhatian masyarakat. Biasanya
untuk menunjang proses komunikasi ini dibutuhkan media pendukung. Media
massa menjadi sarana untuk melakukan aktivitas kampanye oleh setiap partai
politik termasuk Partai Gerindra.
34 Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations (Jakarta: PT Grafindo, 2007), h. 21.
Kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan
dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif. Tujuan
kampanye adalah menciptakan perubahan atau perbaikan dalam masyarakat.
Setiap kampanye mempunyai orientasi yang berbeda-beda tergantung pada
organisasi atau lembaga yang menyelenggarakannya. Tujuan tersebut sejalan
dengan identitas kepartaian yang dianut masing-masing partai. Partai Gerindra
menonjolkan identitas sebagai partai rakyat kecil, sehingga dalam kampanye
Partai Gerindra menonjolkan pembelaan nasib rakyat kecil dengan tema-tema
kampanye ekonomi kerakyatan.
Partai politik melakukan kampanye politik untuk menarik simpati
masyarakat dengan menonjolkan dayat tarik yang dimiliki partai tersebut.
Kesuksesan dari kampanye politik yang dilakukan oleh sebuah partai politik
dipengaruhi oleh seberapa jauh partai itu dikenal masyarakat dan seberapa banyak
pesan kampanye itu disebarluaskan melalui media sekaligus.
2. Kampanye Politik
Kampanye politik adalah periode yang diberikan oleh panitia pemilu
kepada semua kontestan, baik partai politik atau perorangan untuk memaparkan
program-program kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi
masyarakat agar memberikan suara kepada mereka sewaktu pencoblosan.
Kampanye dalam kaitan ini dilihat sebagai suatu aktivitas pengumpulan massa,
parade, orasi politik, pemasangan atribut partai dan pengiklanan partai. Periode
waktu sudah ditentukan oleh panitia. Masing-masing peserta diwajibkan
mengikuti aturan-aturan resmi selama periode kampanye ini. Tidak mengikuti
aturan yang telah ditetapkan dianggap sebagai suatu pelanggaraan dan akan
mendapatkan penalty. Kampanye politik jenis ini diakhiri dengan pemungutan
suara untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan dukungan terbanyak untuk
disahkan sebagai pemenang pemilu.35 Dalam hal ini, humas ambil bagian dalam
membantu kampanye politik dalam hal publikasi. Seperti halnya Partai Gerindra
memiliki media center di bawah koordinasi humas (selanjutnya akan dibahas pada
Bab III dan Bab IV).
Kampanye politik harus dilakukan secara permanen. Perhatian kampanye
politik tidak hanya terbatas pada periode menjelang pemilu, tetapi sebelum dan
setelah pemilu juga berperan amat penting dalam pembentukan image politik yang
nantinya akan mempengaruhi perilaku pemilih dan mengevaluasi kualitas para
kontestan. kampanye yang dilakukan dengan menonjolkan image positif partai
akan memudahkan masyarakat dalam memilih partai yang sesuai dengan ideologi
dan program kerja yang mereka tawarkan.
Kampanye politik merupakan kampanye yang berorientasi pada
kepentingan-kepentingan politik dan kekuasaan. Pihak penyelenggara kampanye
politik ini biasanya partai politik yang ingin memperoleh dukungan suara untuk
menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan dari masyarakat pada
pemilu yang diadakan. Kampanye politik ini yang dilakukan partai politik dibantu
oleh humas. Humas dalam hal ini memperkokoh identitas partai politik dengan
membangun image positif. Sehingga kampanye politik juga sejalan dengan tugas
humas partai politik.
3. Tahapan (Metode) Kampanye Politik Humas
Metode kampanye humas dilakukan secara berencana, sistematis,
memotivatif, psikologis, dan dilakukan berulang-ulang serta kontniu (repetition
35Firmanzah, Marketing Politik antara Pemahaman dan Realitas, h. 271.
and continue). Sebaliknya, jika kampanye tersebut dilakukan secara insendentil
atau hanya dilakukan sekali, tertentu, dan terbatas, maka hal ini jelas tidak
bermanfaat atau kurang berhasil untuk “menggolkan” suatu tema, materi dan
tujuan dari kampanye. Setiap partai politik dalam melakukan kampanye politik
tentu mempunyai fokus yang ingin diperjuangkan. begitu juga halnya dengan
Partai Gerindra.
Penjelasan penerapannya melalui program The Public Relations
Organozation Model (model organiasi kampanye humas) adalah sebagai berikut.
a. Campaign Model of Suksessful Organization (Model Kamapanye Organisasi
yang sukses)
Organisasi dapat memulai suatu identifikasi program yang jelas untuk
pencapaian kegiatan tertentu dalam jangka panjang, dengan mengeluarkan energi
tenaga, waktu, dana, memanfaatkan sumber daya internal organisasi secara
optimal dan terencana baik, untuk selanjutnya menetapkan tujuan pesan-pesan
organisasi dan sasaran yang hendak dicapai (position statement). Partai Gerindra
sejak dari awal berdirinya telah melakukan publikasi terkait program dan
perjangan Partai Gerindra. Karena publikasi melalui kampanye merupakan bagian
yang paling penting sebuah partai politik apalagi sebagai partai baru.
Adapun tahap-tahap yang dilalui dalam melaksanakan model kampanye
yang sukses adalah:
1) Mendevisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan oleh
organisasi.
2) Budaya Organisasi
Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya organisasi yang mampu
menampilkan message tertentu dengan cerita kesuksesan organisasi
melalui media komunikasi, kampanye iklan promosi korporat,
publikasi dan pemberitaan bernilai positif disiarkan ke berbagai media
massa sebagai upaya menciptakan citra dengan menampilkan reputasi
organisasi yang baik..
3) Membangun Hubungan Baik yang Positif
Menekankan nilai-nilai kepercayaan, kredibilitas, akuntabilitas dan
tanggung jawab yang tinggi dengan mempertahankan pelayan
terbaiknya.
4) Reputasi Organisasi
Memperhatikan eksistensi dalam menciptakan nilai kepercayaan,
penerimaan, reputasi dan citra baik organisasi serta menampilkan
motto organisasi yang memiliki sesuatu nilai-nilai penghargaan
tertentu terhadap aspek kepetingan.36
Keempat tahapan di atas dilakukan oleh Humas Partai Gerindra sebagai
acuan dasar melakukan kampanye menghadapi pemilu 2009. Adapun lebih
jelasnya akan dijelaskan pada bab selanjutnya yang membicarakan khusus tentang
kampanye politik yang dilakukan Humas Partai Gerindra.
b. Positioning Statement (Pernyataan Posisi)
Kegiatan kampanye humas dapat menciptakan kontruksi mengenai
positioning statement pada suatu tujuan kegiatan operasional organisasi atau
kelembagaan yang bersangkutan melalui strategi komunikasi dalam penyampaian
36 Rosady Ruslan, Kampanye Publik Relation, h. 92-94.
pesan-pesan yang berkaitan dengan nilai, manfaat dan tujuan mengubah perespsi
tertentu agar mudah diterima oleh publiknya.37
Tahapan perencanaan komunikasi yang dilakukan humas di atas
merupakan langkah yang dipersiapkan dalam kampanye politik Humas Gerindra.
Humas sebuah partai politik harus bisa melihat situasi yang sedang berkembang
dalam masyarat. Sehingga humas dapat memperkirakan apa yang bisa digunakan
untuk menjadi daya tarik masyarakat di tengah situasi tersebut. Kreatif atau atau
tidaknya humas melihat situasi akan mempengaruhi image partai tersebut.
Penampilan image positif kemudian dipertajam dengan keterlibatan media massa.
Media massa di sini bertugas sebagai penyebar informasi kepada masyarakat
untuk membentuk opini publik. Media massa merupakan media pemasaran
politik. Sehingga dalam hal ini membutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit.
Terakhir humas harus mampu mengevaluasi kondisi atau kecendrungan minat
masyarakat. Hasil evalusasi itu nanti menjadi ide-pokok atau tema kampanye
humas.
4. Strategi Kampanye Politik Humas
Pengertian strategi menurut Gregory (1996:105) adalah pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan program kampanye
dalam kurun waktu tertentu, mengoordinasikan tim kerja, memiliki tema, faktor
pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip untuk melaksanakan gagasan
stategis secara rasional dan dapat dilaksankan melalui taktik program kampanye
public relations (humas) secara efektif dan efesien.
37 Ibid., h. 94.
Menetapkan suatu strategi adalah merupakan masalah pekerjaan yang
tersulit dalam perencanaan program kampanye humas, karena strategi tersebut
dapat terlihat dari keberhasilan proses pencapaian tujuannya dalam kurun waktu
relatif panjang. Disamping itu diperlukan program yang terencana, terkoordinasi
dengan melibatkan suatu tim kerja, memiliki prinsip, dan termasuk gagasan,
kegiatan, alokasi dana besar, serta dengan taktik pelaksanaan pencapian tujuan
program yang terukur secra rasional atau spesifik.
Menurut Harwood Childs, ada beberapa strategi dalam kegiatan humas
untuk merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita yaitu sebagai
berikut:
a. Strategy of Publicity
Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan melalui kerja sama dengan
berbagai media massa. Lihat saja Partai Gerindra pada saat melakukan
kampanye, hampir di setiap media masa baik media cetak maupun
elektronik menampilakan visi-misi Partai Gerindra yang dianggap mampu
menarik perhatian masyarakat, dan cara ini cukup efektif mengantarkan
Partai Gerindra memperoleh 26 kursi di DPR RI.
b. Strategi of Persuation
Tidak ubahnya seperti strategi di atas, strategi ini lebih mengarah pada
kedekatan emosional antara Partai Gerindra dengan masyarakat. Sehingga,
masyarakat benar-benar mengenal visi-misi maupun tokoh dari Partai
Gerindra.
c. Strategy of Argumentation
Strategi ini biasanya dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang
kurang menguntungkan (negative news), kemudian dibentuk berita
tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar opini
publik tetap dalam posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini,
kemampuan humas sebagai komunikator yang handal diperlukan untuk
mengemukakan suatu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah opini
publik melalui berita atau statemen yang dipublikasikan.
d. Strategy of Image
Startegi pembentukan citra yang positif dalam publikasi untuk menjaga
citra lembaga atau organisasi termasuk produknya. Misalnya, tidak hanya
menampilkan segi promosi, tetapi bagaimana menciptakan publikasi non-
komersial dengan menampilkan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial
(humanity relations and sosial marketing) yang menguntungkan citra bagi
lembaga atau organisasi secara keseluruhan (corporate image).38
Kampanye politik humas merupakan bagian dari komunikasi. Sehingga
dalam hukum komunikasi, kampanye yang dilakukan mempunyai fungsi39 ganda:
1) Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif
dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil
yang optimal.
2) Menjembatani “kesenjangan budaya” akibat kemudahan diperolehnya
dengan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh,
yang dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
38Ibid., h. 54.
39 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 28.
Humas partai politik menjalankan fungsi komunikasi dengan
melaksanakan kampanye. Untuk mencapai tujuan dari komunikasi yang dilakukan
maka humas partai politik harus melakukan perencanaan yang sistematis dan
mengaplikasikan program sesuai dengan perencanaan yang sudah dilakukan.
Kampanye politik erat hubungannya dengan penampilan image politik
sebuah partai politik. penampilan dan pengokokohan image politik partai politik
khususnya Partai Gerindra dilakukan di dalam partai dan di luar partai.
Penampilan image politik di dalam partai adalah usaha untuk mengukuhkan
identitas partai kepada anggota-anggotanya. Sedangkan penampilan image politik
ke luar adalah dalam rangka memperoleh dukungan masayarakat dalam pemilu.
Kampanye politik menjalankan fungsi pembentukan image ke luar. Rangkaian
kampanye politik yang terencana dengan maksimal akan berpengaruh pada image
politik yang akan berkembang di masyarakat.
Image politik terbentuk karena adanya komunikasi politik. komunikasi
politik meupakan distribusi informasi dari elit politik kepada masyarakat.
Sehingga terbentuklah image politik. Untuk mendirstribusikan informasi tersebut
dibutuhkan media massa sebagai sarana yang menunjang proses komunikasi
politik. Komunikasi politik yang dilaksanakan Partai Gerindra pada dasarnya
beragam salah satu bentuk komunikasi politik adalah kampanye yang dilakukan
humas yang bertugas untuk menciptakan, menjaga dan memproteksi citra partai.
Keberadaan media massa sangat penting untuk mengumpulkan informasi dari
partai politik dan menyebarkannya kepada masyarakat luas dan sebaliknya.
5. Media Kampanye Politik Humas40
Adpaun media massa yang di gunakan Partai Gerindra dalam kampanye
humas melibatkan bebrapa media massa. Diantaranya media cetak, media
elekronik, media virtual dan sebagainya. Partai Gerindra dalam hal ini juga
melibatkan beberapa media massa.
Dalam berkampanye, humas lebih menekankan pengertian, kesadaran,
saling percaya, toleransi, dan saling kerjasama dengan berbagai pihak untuk
memperoleh dukungan publik. Pada akhirnya akan memperoleh citra atau
kepercayaan dari komunikan. Yaitu melalui perjuangan keras, proses waktu,
dukungan team kerja, pimpinan, dan dana.
Tingkah laku para pemilih dalam pemilihan umum sudah lama menjadi
perhatian para ilmuan politik. Yang menjadi pertanyaan terpenting para ilmuan
politik sehubung dengan studi votting behavior adalah apa alasan seorang pemilih
untuk memilih partai politik tertentu dalam suatu pemilu dan apa alasan seseorang
pemilih mengubah pilihannya dengan memilih partai politik lain.
Para ilmuan itu akhirnya menyimpulkan bahwa kontak tatap muka adalah
faktor penyebab terpenting dalam perubahan pilihan para pemilih. Hubungan yang
erat dengan sesama anggota masyarakat yang dikenal baik dan dipercayai
merupakan jaminan bahwa informasi yang disampaikan oleh tokoh tersebut layak
diikuti. Sifat-sifat hubungan tatap muka langsung memungkinkan komunikan
untuk mendapat lebih banyak informasi dari opinion leaders.
Sosiologi politik memandang media massa sebagai suatu lembaga yang
memiliki kekuatan yang sangat`besar dalam mengubah tatanan kehidupan.
40M. Linggar Anggoro, Teori Kehumasan dan Profesi Kehumasan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 84.
Bahkan banyak pihak menilai media massa menjadi The Fourt Power (Kekuatan
keempat), selain eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Tiga fungsi media massa:
1. Media massa berfungsi sebagai pemberi informasi dan penyampai berita
2. Media massa melakukan seleksi, evaluasi, dan interpretasi mengenai apa
yang perlu untuk disiarkan.
3. Media berfungsi sebagai sarana untuk mentranmisikan nilai dan kultur dari
satu generasi ke generasi. 41
Pelaksananan komunikasi politik dalam bentuk kampanye yang di lakukan
Partai Gerindra melalui media massa sangat penting untuk dilakukan. Usaha
tersebut dilakukan Partai Gerindra untuk memenangkan pemilu. Para konstentan
perlu melakukan kajian untuk mengidentifikasi besaran pendukungnya. Media
massa sebagai sarana komunikasi menggambarkan besaran pendukung partai
politik. Identifikasi itu perlu untuk menganalisa kekuatan potensi suara pada hari
pemilihan. Pembahasan mengenai media massa yang digunakan Partai Gerindra
dalam pemilu 2009 akan di bahas lebih lengkap pada bab selanjutnya.
41 A.A Said Gatara dan Moh.Dzulkiah Said, Sosiologi Politik (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2007) h. 144-145.
BAB III
SEKILAS TENTANG PARTAI GERINDRA
Berdasarkan sistematika penulisan, pada Bab II telah di bahas teori
pendukung skripsi ini ini. Selanjutnya pada Bab III ini akan lansung menuju objek
penelitian dalam skripsi ini. Berdasarkan batasan masalah, penulis akan
membatasi kajian seputar humas Partai Gerindra. Jadi fokus penelitiannya adalah
hanya Partai Gerindra dan tidak termasuk partai lain. Partai Gerindra merupakan
salah satu Partai Gerindra melakukan publikasi secara total dalam menghadap
pemilu 2009. Publikasi secara total dilakukan atas dasar Partai Gerindra
merupakan partai baru yang perlu melakukan perkenalan kepada masyarakat
terlebih dahulu. Berbeda dengan partai baru, partai lama tentu saja tidak
membutuhkan ekstra kerja keras untuk melakukan perkenalan karena sudah di
kenal oleh masyarakat. dalam rangka melakukan perkenalan kepada masayarakat
merupakan wujud dari sosialisasi politik. Sosialiasi yang dilakukan Partai
Gerindra meliputi latar belakang kelahirannya, visi-misi, platform sebagai
manifesto perjuangan Partai Gerindra serta cita-cita yang ingin dicapai untuk
masyarakat Indonesia.
A. Sejarah Singkat Partai Gerindra
Partai Gerindra merupakan partai termuda dari 38 partai politik yang ikut
pemilu 2009. Partai Gerindra didirikan pada 6 Februari 2008. Berdirinya Partai
Gerindra terdorong dari rasa terpanggilnya para pendiri melihat kondisi bangsa
Indonesia yang mayoritas rakyatnya masih berkubang dalam penderitaan, sistem
politik yang tak kunjung mampu merumuskan dan melaksanakan perekonomian
nasional untuk mengangkat harkat dan martabat mayoritas rakyat Indonesia dari
kemelaratan. Bahkan dalam upaya membangun bangsa, dalam perjalanannya
justru terjebak sistem ekonomi pasar yang telah memporak-porandakan
perekonomian bangsa, yang menyebabkan situasi yang sulit menjadi semakin sulit
bagi kehidupan rakyat dan bangsa. Pada situasi demikian, Partai Gerindra ingin
memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara sehingga tercipta Indonesia
Raya yang makmur dan sejahtera.42
Partai Gerindra didirikan untuk melakukan perubahan besar bagi
kesejahteraan rakyat Indonesia. Partai Gerindra mensosialisasikan tema
perjuangannya dengan tema keberpihakan kepada rakyat kecil. Perjuangan untuk
memperbaiki perekonomian rakyat Indonesia. Partai Gerindra hadir membawa
terobosan baru untuk memperbaiki kekeliruan sistem ekonomi yang dilaksanakan
ekonomi kapitalisme.
Partai Gerindra merupakan sebuah partai nasionalis. Sesuai dengan salah
satu jati diri Partai Gerindra yaitu kebangsaan. Partai Gerindra merupakan partai
yang berwawasan kebangsaan yang berpegang teguh karakter nasionalisme yang
kuat, tangguh, dan mandiri. Wawasan ini menjadi jiwa dalam segala aspek
kehidupan berbangsa, kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya maupun
42DPP Partai Gerakan Indonesia Raya, Tanya Jawab Seputar Partai Gerindra, (Jakarta: DPP Gerindra, 2008), h.3
keagamaan. Dalam menghadapi perkembangan zaman dan globalisasi, identitas
dan jati diri bangsa tetap menjadi fondasi utama Partai Gerindra untuk
memperjuangkan kepentingan nasional dan tatanan baru. Sistem pemerintahan
presidensil murni dan sistem politik yang berdasarkan pada UUD 1945 dan
Pancasila menjadi haluan baru politik Indonesia. sesuai dengan motto partai
Gerindra “Haluan baru, pemimpin baru bagi Indonesia Raya”. Partai Gerindra
mengajukan haluan baru sebagai upaya koreksi total terhadap sistem politik,
sistem ekonomi, sistem sosial, dan pertahanan dalam dan luar negeri. Partai
Gerindra melakukan koreksi total terhadap sistem politik ketatanegaraan yang
liberal yang hanya menciptakan kebebasan sebebar-besarnya tanpa
mensejahterakan rakyat. 43
Dalam sistem ekonomi Partai Gerindra melakukan koreksi total terhadap
sistem perekonomian yang terlalu liberal dan terbukti gagal meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Partai ini mendukung koperasi sebagai soko guru
perekonomian nasional dan sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas
pembangunan di sektor pertanian merupakan haluan ekonomi baru. Partai
Gerindra menempatkan koperasi sebagai model ideal susunan perekonomian
Indonesia dengan sebuah harapan yang kuat untuk menghilangkan corak
individualistik dan kapitalistik dari wajah perekonomian Indonesia.
Partai Gerindra menolak sistem perekonomian yang merugikan dan
menyengsarakan rakyat, menolak segala bentuk liberalisasi perdagangan dan
mengedepankan proteksi, menolak kebijakan privatisasi (penjualan) BUMN
kepada asing, dan akan mendorong upaya penghapusan utang luar negeri. Partai
43Ibid., h. 9.
Gerindra juga akan menggunakan dan menyusun kembali GBHN sebagai acuan
pembangunan nasional.
Dalam bidang hukum, Partai Gerindra berkomitmen dalam pemberantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme dengan tindakan yang tegas dan tidak tebang pilih,
penegakkan hukum yang berkeadilan dan berkepastian hukum, yang didukung
oleh aparat penegak hukum yang bersih serta mengembalikan keutuhaan UUD
1945 sebelum diamandemen menjadi haluan baru hukum Indonesia.
Dalam bidang pertahanan dalam negeri, peningkatan professionalisme TNI
dan Polri dalam upaya reaktualisasi sistem pertahanan.44 Kerja sama yang kuat
antara antara TNI dan Polri menjadi alat utama dalam menjaga dan
mempertahankan kedaulatan nasional adalah haluan baru pertahanan keamanan
Indonesia.
Berdasarkan motto partai, pemimpin yang baru adalah sosok pemimpin
yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan kemampuan memimpin yang
handal. Sosok pemimpin yang cerdas, tegas, kuat, visioner, berjiwa nasionalisme
tinggi, memiliki kemampuan bertindak dan cepat dalam mengambil keputusan,
peduli dan tanggap atas permasalahan yang dihadapi rakyat, serta mampu
memimpin bangsa Indonesia menuju kesejahteraan. Dan sosok yang dipercaya
untuk memperjuang cita-cita Partai Gerindra dan mempunyai kemampuan yang
handal itu adalah Prabowo Subianto.
Terdapat tiga alasan yang membuat partai Gerindra mengusung Prabowo
Subianto menjadi calon presiden itu berkembang pesat. Alasan pertama adalah
sosok Prabowo yang mampu tampil cerdas, tegas, visioner dan menunjukkan
44 Ibid., h. 4-6
kepedulian terhadap rakyat kecil. Hal itu, menjadi daya tarik yang kuat di mata
masyarakat untuk menyukai Partai Gerindra. Alasan kedua, program kerja yang
ditawarkan partai selama masa kampanye terbuka mengenai pada kebutuhan riil
masyarakat. Misalnya delapan program aksi yang diluncurkan secara massif
selama kampanye. Program itu mampu menumbuhkan semangat dan harapan
kesejahteraan baru. Delapan program aksi untuk kemakmuran rakyat yang
dicanangkan Partai Gerindra memasuki semua bidang kehidupan masyarakat.
Terdiri dari, ekonomi kerakyatan, kedaulatan pangan dan energi,pendidikan,
kesehatan menjaga kelestarian alam serta membangun infrastruktur untuk
rakyat.45
Sebagai partai baru Gerindra memiliki unsur yang potensial, seperti faktor
figur atau ketokohan dan jaringan organisasi yang kuat dan meluas. Partai
Gerindra memiliki sosok atau figur seperti Prabowo Subianto. Kehadirannya
mendapatkan tempat yang positif di mata publik, juga memberikan inspirasi serta
sosoknya tegas. Kemudian citra politik Partai Gerindra semakin kuat dengan
keterlibatan beberapa jaringan organisasi yang dimiliki Geindra itu, seperti
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Asosiasi Pemerintahan Daerah Se
Indonesia (APDESI), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) dan
Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA). 46
45Viva News, “Mengapa Gerindra Masuk No Tiga”, diakses pada 23 November 2009
dari http://74.125.153.132/search?q=cache:uSjs8TPwzHIJ:politik.vivanews.com/news/read/46892-
kenapa_gerindra_ungguli_golkar_dan_pks+Gerindra*Lembaga*survey&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl
=id 46
Edy Junaedi, “Gerindra Angkat Citra Prabowo”, diakses pada 23 Noveember 2009 dari http://74.125.153.132/search?q=cache:sIF5UMpMh5QJ:www.inilah.com/berita_print.php%3Fid%3D57991+CITRA*partai*gerindra&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
Partai Gerindra mengalahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP) dalam pencitraan sebagai partai wong cilik. Itulah hasil survei yang
dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional (LSN). Partai Gerindra yang baru
berusia seumur jagung berhasil memposisikan dirinya sebagai partai yang peduli
terhadap nasib kaum tani," Berdasarkan data hasil survei LSN, sebanyak 18,4
persen responden menyebut Partai Gerindra sebagai partai yang paling peduli
dengan nasib petani. Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto sejalan
dengan perjuangan partai Gerindra. Putra begawan ekonomi Soemitro
Djojohadikusumo ini dinilai publik sebagai tokoh yang peduli terhadap masalah
pertanian.47
Citra Partai Gerindra tidak lepas dari dua produk utamanya, yaitu: (1)
Sosok Prabowo Subianto, seorang mantan jendral muda yang dinamis dan
intelektulis; (2) Spirit gerakan sosial, berupa pembelaan terhadap nasib petani,
pedagang pasar, dan nelayan dari kungkungan sistem ekonomi yang semakin
liberal. Inilah dua produk utama yang ditawarkan Partai Gerindra. Kemudian hal
itu ditunjang oleh upaya promosi sosok Prabowo dan misi perjuangan politik
Partai Gerindra melalui iklan TV.48
Partai Gerindra terkait pelaksanaan komunikasi politik menurut para
pengamat melihat adanya usaha pencitraan positif yang dilakukan
berkesinambungan oleh partai ini. Partai Gerindra mampu menjadi partai yang
47Kilas Berita,” PKNU Paling Islami, Gerindra Partai Wong Cilik”, diakses pada 23
November 2009 dari http://74.125.153.132/search?q=cache:7-EJP74JwsAJ:www.kilasberita.com/
kb-news/kilas-indonesia/11609-pknu-paling-islami-gerindra-partai-wong-
cilik+CITRA*partai*gerindra&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id 48
Abisyakir, “Penawaran Partai Gerindra” diakses pada 23 November 2009 dari http://74.125.153.132/search?q=cache:MFgWCKtuQ6YJ:abisyakir.wordpress.com/2009/02/22/antara-pks-dan-gerindra/+CITRA*partai*gerindra&cd=19&hl=id&ct=clnk&gl=id
terpopular di bandingkan partai baru seperti PPDI, PPPI, maupun PPD. Partainya
Prabowo ini mengiklankan partainya dengan eksekusi pendekatan emosional yang
sangat bagus untuk menstimulasi masyarakat pada perubahan. Partai Gerindra
berusaha melakukan pencitraan di depan publik dengan iklan yang terkonsep,
emosional dengan frekuensi yang tinggi dan intensitas yang tinggi. Prabowo
sendiri pun juga jauh-jauh telah mengiklankan dirinya dengan konsep HKTI nya
yang briliant. Tema kerakyataan dipilih Partai Gerindra sebagai isu yang
melibatkan emosional masyarakat ketika menyaksikan kampanye partai ini.
Sebagai partai baru, Partai Gerindra menguasai spot iklan kampanye partai
politik pada waktu itu kampanye menghadapi pemilu 2009. Dengan gebrakan
yang luar biasa ini, akhirnya berdasarkan hasil perhitungan KPU, Partai Gerindra
menempati urutan ke 8 perolehan suara nasional hasil pemilu legislatif 2009
dengan total 4.646.406 suara atau 4,46% serta menempatkan 26 legislatornya di
DPR. Itu merupakan awal dari prestasi yang baik untuk kedepannya bagi Partai
Gerindra.49
Tujuan didirikan partai Gerindra diantaranya mewujudkan kedaulatan
rakyat dalam rangka mengembangkan kehidupan demokrasi, yang menjunjung
tinggi dan menghormati kebenaran, hukum dan keadilan serta mewujudkan
ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada kekuatan bangsa yang mengarahkan
pada kedaulatan dan kemandirian bangsa.50
B. Visi-Misi, AD/ART, dan Struktur Organisasi Partai Gerindra
49Munawar Am, “Fenomena Partai Gerindra”, diakses pada 23 November 2009 dari
http://74.125.153.132/search?q=cache:U6rJGx4MLucJ:kangnawar.com/politik-pemilu/fenomena-prabowo-dan gerindra+komunikasi*politik*partai*gerindra&cd=8&hl=id&ct=clnk&gl=id
50Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Tanya Jawab Seputar Partai Gerindra, h. 12.
Latar belakang berdirnya Partai Gerindra sejalan dengan visi dan misi
yang ingin dicapai. Visi partai Gerindra adalah menjadi partai politik yang mampu
menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan tatanan politik Negara
yang melandaskan diri pada nilai-nilai naionalisme dan religiusitas dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun Misi Partai Gerindra terdiri dari:
1. Mempertahankan kedaulatan dan tegakanya Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
2. Mendorong pembangunan nasional yang menitikberatkan pada
pembangunan ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, dan pemerataan hasil-hasil pemabngunan bagi seluruh
warga bangsa dengan menguarangi ketergantungan kepada pihak asing.
3. Membentuk tatanan sosial dan politik masyarakat yang kondusif untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat dan kesejahteraan rakyat.
4. Menegakkan supremasi hukum dengan mengedepankan praduga tak
bersalah dan persamaan hak di depan hukum.
5. Merebut kekuasaan pemerintah secara konstitusional melalui pemilu
legislatif dan pemilu presiden untuk menciptakan lapisan kepemimpinan
nasioanal yang kuat.51
Partai Gerindra merupakan partai modern, karena itu perlu perumusan
strutur organisasi secara jelas dalam rangka mencapai tujuan partai. Perlu ada
pedoman bagi anggota dan pengurus partai dalam menjalankan organisasi sosial
politik ini. Pedoman tersebut dirumuskan berpijak kepada visi dan misi partai.
51DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Manifesto Perjuangan Partai Gerindra, (Jakarta: Gerindra), h. 16-17.
Visi misi, struktur organisasi, tujuan, jati diri fungsi serta kelenggkapan partai
lainnya dirumuskan dalam bentuk Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART).
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) memuat
substansi penguatan kelembagaan Partai Gerindra. AD/ART memiliki fungsi
fungsi strategis dalam memperkuat konsitusi Partai Gerindra. Serta memperkuat
kedudukan partai sebagai salah satu partai politik yang ikut pemilu 2009. Dengan
membawa visi-misi dan cita-cita politik yang konkret diatur secara terorganisi dari
tingkat pusat sampai daerah dalam AD/ART. Terkait dengan struktur organisasi
Partai Gerindra, dalam AD/ART Partai Gerindra disebutkan bahwa setiap warga
negara Republik Indonesia yang setia kepada pancasila, Undang-Undang Dasar
1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dengan sukarela mengajukan
permohonan menjadi anggota.
Partai Gerindra hadir di tengah masyarakat karena terpanggil untuk
memberikan amal baktinya kepada Negara dan rakyat Indonesia. Partai Gerindra
berjuang untuk tegaknya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dua pokok
perjuangan Partai Gerindra diatur dalam AD/ ART menjadi asas Partai Gerindra
dengan diselaraskan dengan 4 jati diri Partai Gerindra, yaitu: Kebangsaan,
Kerakyatan, Religius dan Keadilan Sosial.52
Partai Gerindra merupakan partai yang berwawasan kebangsaan yang
berpegang teguh pada karakter nasionalisme yang kuat, teguh dan mandiri.
Wawasan kebangsaan ini menjadi jiwa dalam segala aspek kehidupan berbangsa,
baik kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keagamaan. Dengan
52Partai Gerakan Indonesia Raya, Manifesto Perjuangan Partai Gerindra, (Jakarta: DPP Gerindra, 2008), h. 15
diperkuat dengan jati diri kerakyatan dimana Partai Gerindra hadir sebagai sebuah
corong rakyat dengan melakukan keberpihakan kepada kepentingan rakyat. Tidak
heran kemudian Partai Gerindra disebut dengan partai kerakyatan untuk wong
cilik.
Untuk menjalankan cita-cita politik, Partai Gerindra memperteguh dirinya
dengan jati diri religius.Partai Gerindra memegang teguh nilai-nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa dengan kebebasan menjalankan agama dan kepercayaan masing-
masing. Nilai-nilai religious senantiasa menjadi landasan bagi setiap jajaran
pengurus, anggota dan kader Partai Gerindra dalam bersikap dan bertindak. Jati
diri Partai Gerindra yang keempat adalah partai mencita-citakan suatu tatanan
masyarakat yang berkeadilan sosial, yakni masyarakat yang adil secara ekonomi,
politik, hukum, pendidikan, dan kesetaraan gender. Keadilan sosial harus didasari
atas persamaan hak, pemerataan, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.
Sebagai partai yang modern, Partai Gerindra memiliki pokok perjuangan
(platform) yang jelas di setiap bidang kehidupan yang termaktub dalam manifesto
perjuangan Partai Gerindra. Salah satu focus perjauangan Partai Gerindra yang
dominan memperkuat pencitaan partai ini di publik adalah ekonomi kerakyaraan.
Ekonomi kerakyatan menjadi mainstream dalam pencitraan sebagai realisasi dari
visi partai Gerindra. Ekonomi kerakyataan termasuk salah satu dari 8 aksi
program aksi untuk kemakmuran rakyat.
1) Prioritas penyaluran kredit perbankan kepada petani, nelayan, pedagang
tradisional dan pedagang kecil.
2) Memperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan
kredit bagi rakyat kecil.
3) Melindungi pedagang pasar tradisional dengan melarang pemabgunan
pasar swalayan berskala besar yang tidak sesuai dengan undang-undang.
4) Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh, termasuk buruh migran
(TKI dan TKW)
5) Modernisasi pasar tradisonal untuk pedagang tradisional untuk pedagang
kecil
6) Meningkatkan anggaran untuk petani, nelayan, buruh, pedagang pasar
tradisional dan pedagang kecil.
7) Memberikan jaminan sosial untuk fakir miskin, penyandang cacat dan
rakyat terlantar.53
Tujuh program di atas untuk kemakmuran rakyat lainnya, meliputi:
pemerintahan yang tegas, kekayaan negara, perekonomian yang adil dan makmur,
bidang pangan, kesehatan, kelestarian alam, serta usaha untuk membangun
infarstruktur untuk rakyat di pedesaan. Semua program yang menjadi fokus
perjuangan Partai Gerindra menjadi tema dalam komunikasi politik yang dibagun
pada masa kampanye politik menghadapi pemilu 2009. Di antara kedelapan
program aksi untuk kemakmuran rakyat itu yang menjadi tema dalam membangun
citra positif partai ini.
Salah satu fungsi Partai gerindra adalah melakukan komunikasi politik
dalam memperjuangkan visi, misi, program,tujuan Partai Gerindra. Komunikasi
politik dibangun melalui kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan yang
membantu mendukung perjuangan partai Gerindra. Serta menjalin hubungan
kerjasama dengan partai politik lain untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka
53Humas Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), “Delapan Program Aksi Untuk
Kemakmuran Rakyat”(Jakarta: DPP Gerindra, 2009).
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat. Semua itu diatur secara tegas
dalam peraturan organiasi Partai Gerindra. Hubungan kerja sama tersebut
dibangun oleh Partai Gerindra dalam menghadapi pemilu 2009. Partai Gerindra
menjalin kerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat seperti seperti
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Asosiasi Pemerintahan Daerah Se
Indonesia (APDESI), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) dan
Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA). Serta melakukan koalisi dengan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju sebagai Capres dan
Cawpres pada pemilu presiden 2009. Selain itu untuk memperoleh kekohan partai
perlu melakukan komunikasi politik dalam internal partai. Penguatan identitas di
internal partai meliputi seluruh komponen yang terlibat dalam struktur organisasi.
Struktur Organisasi Partai Gerindra terdiri dari tingkat Pusat, tingkat
Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Kecamatan, dan Tingkat Desa/
Kelurahan yang masing-masing berturut-turut dipimpin oleh Dewan Pembina
(DP) dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Dewan
Pimpinan Cabang (DPC), Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Ranting
(PR).54 Disamping itu dalam menjalankan perjuangannya dalam pentas politik,
Partai Gerindra dibantu oleh Dewan Penasehat. Sesuai dengan namanya Dewan
Penasehat bertugas memberikan saran dan nasehat kepada Dewan Pimpinan
sesuai dengan tingkatannya. Saran dan nasehat dari Dewan Penasehat kepada
Dewan pimpinan memiliki kutamaan untuk dijadikan pertimbangan yang di atur.
Badan Pimpinan tertinggi dalam struktur Partai Gerindra adalah Dewan
pembina. Dewan Pembina berwenang memberikan pengarahan, petunjuk,
54DPP Partai Gerekan Indonesia Raya (Gerindra) , Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra (Jakarta: Gerindra, 2008), h. 31.
pertimbangan, saran dan nasehat kepada anggota dan pengurus di tingkat pusat.
Dewan Pembina ikut bagian dalam pengesahan komposisi struktur organisasi
DPP, DPD dan DPC. Serta Penetapan dan pengajuan calon presiden dan calon
wakil presidien. Dewan Pembina adalah lembaga baru yang berfungsi
menjalankan fungsi-fungsi strategis dalam pembinaan strategis.
Selanjutnya lembaga tersebut perlu dipimpin oleh sosok pemimpin yang
kuat dan berkarakter. Dari rekam jejak perjuangan Prabowo Subianto dalam
berbakti untuk kepentingan bangsa dan negara, dipandang memenuhi karakter
sosok yang tepat untuk memperkuat kelembagaan Partai Gerindra. Sehingga
Kongres luar biasa menetapkan Prabowo Subianto sebagai ketua Dewan Pembina
dengan kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Partai Gerindra.55
C. Peran Partai Gerindra dalam Politik Indonesia.
Partai Gerindra merupakan partai politik modern. Cara-cara atau langkah-
langkah yang ditempuh untuk mencapai cita-cita politik ditempuh dengan
seefektif dan seefesien mungkin. Dalam menghadapi pemilu 2009, Partai Gerindra
melakukan persiapan yang ekstra kilat. Karena partai ini lahir beberapa bulan
sebelum rangkaian pemilihan umum. Dengan waktu yang sedikit sebagai sebuah
partai politik, Partai Gerindra menjalankan fungsi politik sama seperti partai-
partai lainnya.
Terkait dengan peran partai politik dalam sebuah Negara demokrasi
dalam buku Dasar Dasar Ilmu Politik, Miriam Budiarjo di antara peran partai
55Ibid., h. 4.
politik adalah terselenggaranya beberapa fungsi partai politik yaitu: pertama,
partai politik sebagai sarana komunikasi politik. Komunikasi politik merupakan
upaya menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa
sehingga kesimpangsiuaran dalam masyarakat berkurang. selanjutnya aspirasi itu
ditampung oleh partai politik. proses ini disebut dengan “penggabungan
kepentingan”. Kemudian dilakukan perumusan sebagai usul kebijaksanaan. Hasil
akhirnya adalah perumusan tersebut dituangkan dalam program kerja partai politik
untuk disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan kebijaksanaan umum.
Partai Gerindra merupakan partai termuda pada Pemilu 2009. Sebagai
partai baru, justru Partai Gerindra punya tugas lebih berat. Karena terlebih dahulu
Partai Gerindra mesti membangun citra sebagai wujud identitas partai.
Membangun citra politik ini di tengah masyarakat yang sudah lebih dahulu
mengenal identitas dan citra partai lain. Melalui komunikasi yang intens mulai
dari sebelum partai ini dideklarasikan. Komunikasi politik yang dilakukan partai
Gerindra dalam hal mentransfer isu-isu politik dan mensosialisasikan program
kerja dan platform partai politik.
Fungsi kedua partai politik adalah sebagai sarana sosialisasi politik.
sosialisasi politik diartikan sebagai proses melalui mana seseorang memperoleh
sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang umumnya berlaku dalam
masyarakat di mana ia berada. Untuk meaih tujuan untuk menguasai pemerintah
partai politik berusaha memperoleh dukungan penuh dalam pemilihan umum.
Untuk itu partai politik berusaha menciptakan image politik untuk
memperjungkan kepentingan masyarakat.
Gerindra membangun image politik yang positif untuk memperkuat
posisinya dalam menghadapi pemilu 2009. Partai Gerindra membangun image
politiknya dengan nilai-nilai nasionalisme yang kental. Nasionalisme menjadi
identitas partai Gerindra. Nilai-nilai nasionalisme diwujudkan dengan ekonomi
kerakyatan yang gencar disosialisasikan. Image inilah yang kemudian dibangun
dan diterima oleh sebagian masyarakat Indonesia. Image politik Partai Gerindra
melekat dengan kuat sehingga menjadi identitas partai yang membedakan dengan
partai lain. Sehingga ketika orang menyebut nama Partai Gerindra yang langsung
terpikir adalah ekonomi kerakyatannya.
Ketiga, partai politik berfungsi sebagai rekrutment politik. maksud di sini
adalah mencari dan mengajak orang untuk berperan secara aktif dalam kegiatan
politik sebagai anggota partai (political recruitment), sehingga partai politik
berperan memperluas partisipasi politik, di samping itu juga sebagai sarana
mencari kader muda untuk mengganti kepemimpinan (selection of leadership).
Partai apapun di sebuah Negara demokrasi membutuhkan dukungan
masyarakat untuk bertahan hidup, termasuk Partai Gerindra. Apalagi Partai
Gerindra merupakan partai baru, rekruitmen merupakan hal yang paling vital
dilakukan oleh Partai Gerindra. Merekrut orang-orang yang loyal dengan
perjuangan yang ingin dicapai Partai Gerindra.
Keempat, partai politik berfungsi sebagai sarana pengatur konflik (conflict
management). Adalah hal yang wajar terjadi dalam suasanan demokrasi, yang
penuh dengan persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat yang sangat
beragam. Dan jika sampai terjadi konflik dalam proses interaksi ini, partai politik
berusaha untuk mengatasinya.
Keempat fungsi partai politik di atas pada dasarnya dalam perjalannya
sudah dilakukan Partai Gerindra. Tapi hasil akhir mungkin belum sampai pada
titik maksimal. Peran partai politik yang paling mendasar adalah agregasi.
Sebagaimana ditunjukkan oleh Almond, fungsi agregasi bertujuan menghimpun
kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat untuk kemudian dijadikan
kebijaksanaan oleh partai politik.
D. Humas dalam Struktur Organisasi Partai Gerindra
Dalam stuktur organisasi DPP Partai Gerindra ada beberapa bidang yang
bertanggungjawab langsung kepada Ketua Umum. Salah satu bidang itu adalah
Bidang Humas dan Media Massa. Humas dan Media Massa menjadi bidang yang
fokus dan berkaitan dengan media. Segala aktivitas partai yang berhubungan
dengan usaha publikasi dan pencitraan Partai Gerindra menjadi tanggung jawab
bidang humas dan media massa.
Dalam rangka kampanye menghadapi pemilu 2009 yang waktunya
ditentukan oleh KPU, bidang humas dan media massa untuk lebih fokus
menyerahkan tugas publikasi melalui media massa terkait seluruh kegiatan
kampanye kepada Gerindra Media Center (GMC). GMC berada dibawah
koordinasi langsung bidang humas dan media massa. GMC membantu aktivitas
yang dilaksanakan oleh Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu). Pada dasarnya
segala proses atau akativitas yang berhubungan dengan seluk beluk kampanye dan
pemilu menjadi tanggung jawab Bapillu. GMC dalam hal ini hanya membatu
Bapilu dan hal-hal yang berhubungan dengan media massa.
Adapau tugas dan fungsi GMC selama masa-masa kampanye yaitu:
1. Media center berpungsi menangani kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan interaksi antara partai dan pers dan media mass dalam rangka
membangun citra positif Partai Gerindra.
2. Media center melakukan analisa pemberitaan tentang Partai Gerindra dan
merumuskan strategi mediatik partai,
3. Media center membina hubungan antara Partai Gerindra dengan pers dan
media massa sehingga terjalin hubungan yang baik dan komunikatif
sehingga bermamfaat bagi kepentingan partai.
4. Media center melakukan dokumentasi atas kegiatan Partai Gerindra dan
kader pada semua tingkatan kepengurusan.
5. Media center melakukan dokumentasi atas kegiatan partai dan kader pada
semua tingkatan kepengurusan.
6. Media center mengelola sarana informasi internal Partai Gerindra ,
bulletin, website yang diperuntukan sebagai media informasi bagi anggota
partai.56
Enam tugas GMC diatas dilaksanakan hanya pada masa-masa kampanye.
Setelah dilaksanakan pemilu, GMC dinonaktifkan unutk sementara waktu. Nanti
pada masa menjelang pemilu selanjutnya GMC diaktifkan lagi. Sedangkan
kegiatan publikasi dan media sehari-hari menjadi tugas Humas dan Media Massa
Partai Gerindra.
56Wawancara Pribadi dengan Asrian Mirza, Jakarta, 24 November 2009.
BAB IV
HUMAS DALAM KAMPANYE PARTAI GERINDRA
MENGHADAPI PEMILU 2009
Pada Bab III sudah dijelaskan objek penelitian dalam penelitian skripsi ini.
Pembahasan pada Bab III meliputi pembahasan mengenai sejarah singkat Partai
Gerindra, AD/ART, Struktur Kepengurusan, serta peran humas dalam organisasi
Partai Gerindra. Pembahasan tersebut sangat berpengaruh terhadap pembuktian
konsep teori yang ada di Bab III. Dari penjabaran Bab III skripsi ini dapat
disimpulkan didalam struktur kepengurusan Partai Gerindra ada bidang humas
yang berperan penting dalam membantu publikasi Partai Gerindra. Khususnya
dalam kampanye menjelang pemilu 2009. Untuk lebih fokusnya humas
melakukan publikasi, maka dibentuklah Gerindra Media Center yang tugasnya
khusus membantu hal-hal yang berhubungan dengan media terkait kampanye
pemilu 2009.
Selanjutnya pada Bab IV akan di bahas inti dari penelitian yang dilakukan.
Pada Bab ini penulis memperoleh informasi terkait Humas Partai Gerindra
melalui hasil wawancara langsung dengan Ketua Humas dan Media Massa Partai
Gerindra. Objek wawancara yang dilibatkan dalam penelitian ini disebut dengan
informan. Informan penelitian ini adalah Bapak M. Asrian Mirza selaku Ketua
Humas dan Media Massa Partai Gerindra. Pembuktian dari kerja humas secara
teori yang dibahas Bab II diperkuat melalui hasil wawancara yang dijabarkan pada
Bab IV ini.
A. Peran Politik Humas Partai Gerindra
Kegiatan humas merupakan rangkaian komunikasi berencana yang
dilakukan dalam lingkungan internal atau eksternal antara partai politik dengan
masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai partai. Humas
membantu partai politik untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat. Keradaan
humas merupakan sebagai wadah yang bertugas untuk memelihara citra serta
membentuk opini positif dari masyarakat agar partai politik mendapatkan
kepercayaan dan dukungan masyarakat. Karena partai politik membutuhkan
dukungan masyarakat untuk bertahan hidup dalam sebuah negara Indonesia.
Bagi Partai Gerinda, humas merupakan sebuah bidang yang penting dalam
struktur kepengurusan. Pembentukan humas dilatarbelakangi akan kebutuhan
terhadap bidang atau unit yang khusus sebagai penghubung antara partai dengan
masyarakat. Sebuah upaya untuk membangun kesatuan hubungan dengan
masyarakat secara menyeluruh. Humas hadir sebagai corong politik Partai
Gerindra kepada masyarakat. Dalam struktur organisasi Partai Gerindra, humas
berada di bawah kepengurusan Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Partai Gerindra
yang bertanggung jawab secara langsung kepada Ketua Umum Partai Gerindra.
1. Kontribusi dan Eksistensi Humas dalam Organisasi Partai Gerindra
Seperti di semua organisasi dan di semua partai politik membutuhkan
humas. Humas adalah sebuah corong partai yang melakukan publikasi dan
promosi kepada masyarakat. Humas menentukan baik buruknya sebuah partai di
mata masyarakat. Karena itulah humas dalam partai politik mempunyai peran
yang besar. Humas berperan secara maksimal terhadap image atau pencitraan.
Proses kerja humas meliputi usaha mengumpulkan informasi yang ada mengenai
Partai Gerindra kemudian menyebarluaskan kepada masyarakat dan sebaliknya
mengumpulkan informasi yang berkembang di masyarakat kepada partai politik.
hal ini sesuai dengan yang disampaikan Ketua Humas Partai Gerindra dalam
sebuah wawancara yang dilakukan penulis. Dalam wawancara tersebut M. Asrian
Mirza selaku Ketua Bidang Humas Partai Gerindra mengatakan:
“Dalam organisasi atau lembaga apapun kehadiran humas sangat dibutuhkan. Apalagi partai politik membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk meraih kekuasaan. Bagi Partai Gerindra, humas berperan sebagai corong politik. Humas berfungsi menyampaikan atau medistibusikan informasi yang ada terkait Partai Gerindra untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Masyarakat harus kenal dengan Partai Gerindra, sebagai salah satu partai baru yang ikut pemilu 2009.”57 Humas Partai Gerindra melakukan komunikasi dengan masyarakat.
Komunikasi ini kemudian disebut dengan komunikasi politik. Di sini Partai
Gerindra menjalankan fungsinya sebagai partai politik dengan melakukan
komunikasi politik. Komunikasi itu dilakukan di tingkat eksternal dan internal
Partai Gerindra. Komunikasi yang dilakukan itu dijalankan semua Depertemen,
Bidang serta unit yang ada dalam struktur organisasi Partai Gerindra. Salah satu
yang melakukan komunikasi politik yang lebih dominan adalah humas. Menurut
M.Asrian Mirza tugas humas adalah:
“Humas dalam Partai Gerindra melakukan tugas publikasi dan promosi. Sebagai partai baru, Partai Gerindra harus melakukan usaha-usaha untuk mempublikasikan kepada masyarakat. Publikasi tersebut merupakan usaha komunikasi yang dilakukan humas kepada masyarakat agar mengenali partai baru ini. Selanjut humas melakukan promosi. Promosi ini dilakukan untuk menjolkan kelebihan dan image positif sebagai identitas dari Partai gerindra. Proses promosi ini melibatkan
57Wawancara Pribadi dengan M.Asrian Mirza, Jakarta, 24 November 2009.
sarana-sarana seperti media massa agar informasi lebih efektif sampai kepada masyarakat.”58 M. Asrian Mirza selaku Ketua Humas Partai Gerindra menegaskan bahwa
Partai Gerindra melakukan berbagai cara yang efektif untuk mencapai tujuannya.
Satu-satu tujuan Partai Gerindra adalah bisa menang dalam pemilu 2009. Karena
Partai Gerindra memiliki visi-misi yang ingin diwujudkan untuk kemakmuran
masyarakat. Untuk mewujudkan itu semua membutuhkan kekuasaan. Mustahil
tercipta perubahan dalam masyarakat Indonesia agar menjadi masyarakat yang
adil dan makmur sesuai dengan visi-misi partai jika Partai Gerindra tidak
berkuasa. Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan partai manapun untuk bisa
menang dalam pemilu. Indikasi kemenangan itu merupakan sebuah keberhasilan
dalam membangun citra (image) positif partai. Image politik merupakan
perwujudan dari identitas partai itu sendiri. Usaha untuk mempublikasikan kepada
identitas yang positif dan kongkrit kepada masyarakat sebagai pemilih merupakan
tugas dari Humas Partai Gerindra.
Penampilan image politik yang positif dilakukan humas berjalan ganda.
Artinya humas Partai Gerindra tidak hanya fokus terhadap partai saja,tapi juga
kandidat yang akan maju pada pemilu 2009. Pencitraan positif yang dilakukan
terhadap Partai Gerindra meliputi usaha untuk menonjolkan identitas kepartaian
melalui isu-isu ekonomi kerakyatan. Isu-isu kerakyatan menjadi tema utama
Partai Gerindra dalam merebut dukungan masyarakat. Sedangkan pencitraan
terhadap kandidat dilakukan humas Partai Gerindra dengan menampilkan
kandidatnya sebagai utusan terdepan untuk menyampaikan visi-misi kerakyatan
58 Wawancara Pribadi dengan M.Asrian Mirza.
partai. Dalam hal ini, Prabowo Subianto menjadi tokoh yang dipercaya sebagai
penyampung cita-cita ekonomi kerakyatan yang diusung oleh Partai Gerindra.
Menurut Ketua Humas Partai Gerindra:
“Dalam pelaksanaan publikasi, Humas Partai Gerindra mengangkat isu ekonomi kerakyatan sebagai isu sentral Partai Gerindra dalam pemilu 2009. Nah disini Bapak Prabowo merupakan orang yang tepat untuk menggusung cita-cita ini. Kita tahu bagaimana hubungan beliau dengan kelompok-kelompok masyarakat. Apalagi Prabowo Subanto merupakan salah satu pendiri Partai Gerindra. Sebagai pendiri, beliau tahu betul cita-cita perjuangan Partai Gerindra melihat latar belakang pendirian Partai Gerindra. Karena keprihatinan para pendiri partai atas kondisi bangsa Indonesia yang hidup dalam kemiskinan.”59
Dalam pelaksanaan tugas, Humas Partai Gerindra menjembatani
komunikasi yang hendak disampaikan kepada masyarakat. Sehingga komunikasi
yang sudah dilakukan Partai Gerindra menimbulkan citra yang positif di tengah
masyarakat. Hal itulah yang mempengaruhi masyarakat untuk memilih atau tidak
Partai Gerindra dalam pemilu. Masyarakat memilih atau tidak atas dasar
kedekatan rasional dan emosional Partai Gerinda terhadap masyarakat melalui
komunikasi yang dilakukan humas. Karena itu komunikasi yang dijalin haruslah
komunikasi yang menyentuh emosional serta menanamkan ide-ide Partai Gerindra
dalam pikiran masyarakat. Ide-ide itu adalah yang rasional dan bisa diwujudkan
nantinya secara konkrit.
Humas Partai Gerindra juga harus jeli memantau perkembangan informasi
di masyarakat. Pemantauan bisa dilakukan melalui media massa seperti: televisi,
koran, internet dan sebagainya. Dari pemantau itu diharapkan humas dapat
melihat efek balik dari komunikasi yang sudah dilakukan partai terhadap
masyarakat. Melalui media massa, humas lebih efesien melakukan pemantauan
59Ibid.
tersebut. Setelah dilakukan pemantauan, Humas Partai Gerindra kemudian
melakukan anaslisi terhadap isu yang berkembang di masyarakat. M. Asrian
Mirza mengatakan:
“Humas itu harus bisa melihat isu yang sedang berkembang di masyarakat. Isu tersebut kemudian dianalisa oleh humas kemudian dikembangkan dan diformat sedemikian rupa kemudian dikomunikasikan lagi kepada masyarakat sebagai usaha untuk membangun citra politik. Humas dalam hal ini membutuhkan media massa untuk melakukan tugas ini. Biasanya informasi yang diperoleh dari media massa didokumentasikan dan dilaporkan secara periodek kepada Ketua Umum Partai Gerindra.”60 Untuk melakukan tugasnya humas melakukan koordinasi internal partai.
Koordinasi yang berkesinambung dijalin dengan lapisan struktur lainnya dalam
kepengurusan Partai Gerindra dari tingkat daerah sampai tingkat pusat. Karena
bidang-bidang lain juga melaksanakan program-program yang ditujukan kepada
masyarakat. Humas merekam, menyimpan dan mempublikasikan semua kativitas
positif partai untuk semua bidang.
Dalam melaksanakan persiapan menghadapi pemilu, humas diberi porsi
kerja untuk membantu Tugas Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dalam hal-hal
yang berhubungan dengan media.
“Pada massa persiapan pemilu humas bekerjasama dan melakukan koordinasi dengan Bappilu. Humas ikut membantu dalam hal-hal yang berhubungan dengan publikasi masyarakat. Untuk berhubungan dengan media massa ada media center yang membatu Bappilu yang berkoordinasi dengan humas. Media center ini biasanya menjalankan tugasnya hanya pada detik-detik pemilu. Setelah pemilu media center non-aktif, tapi nanti mau pemilu lagi akan aktif kembali”
Jadi semua yang dilakukan humas tidak lepas dari publikasi partai. Untuk
menjalankan tugasnya humas selalu bersinggungan dengan media. Pencapaian
image positif partai juga melibatkan media.
60Ibid.
Pembentukan Humas Partai Gerindra didasari pada diperlukannya sebuah
unit yang berfungsi membangun citra poisitif partai. Citra yang dibangun mestilah
berbeda dengan partai politik lainnya. Karena citra dibangun demi cita-cita politik
partai maka haruslah saling menguatkan satu sama lain. Humas menentukan baik
atau tidaknya partai di mata masyarakat. Karena itu tugas humas menjadi berat
karena mempertaruhkan hidup dan matinya partai politik.
Setiap waktu yang dilakukan humas adalah bagaimana caranya masyarakat
menjadi tertarik dan percaya kepada partai sebagai penampung aspirasi. Humas
Partai Gerindra sangat optimis dengan usaha pencitraan yang dilakukan. Karena
image yang ditampilkan Partai Gerindra sesuai dengan aspirasi masyarakat.
sehingg rasa optimis lahir menjadi kuat ketika menghadapi detik-detik pemilihan
umum.
2. Faktor yang Mempengaruhi Peran Humas dalam Organisasi Partai
Gerindra
Keberadaan humas dalam partai politik bisa jadi efektif atau kurang
efektif. Sehingga tujuan pencapaian image positif tidak tercapai. Humas
menjalankan tugas tidak sendiri, tapi juga melibatkan unsur-unsur lain. Dalam
pelaksanaan ada beberapa faktor yang mempengaruhi peran humas dalam
organisasi Partai Gerindra. Unsur-unsur yang mempengaruhi tersebut menjadi
penyokong kuatnya keberadaan humas untuk melaksanakan apa yang menjadi
tugas humas. Ketua Bidang Humas dan Media Massa Partai Gerindra, M. Asrian
Mirza mengatakan bahwa:
“Humas menjadi kokoh keberadaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yang kedua adalah Media Massa, dan yang ketiga adalah Dana. Ketiga faktor tersebut
paling tidak yang paling mempengaruhi peran humas. SDM itu adalah orang-orang humas Partai Gerindra SDM, saya mengakui kita kekuarangan orang yang ahli dalam komunikasi. Memang ini menjadi harapan dan pr kami untuk membenahi kembali SDM yang ada di humas. Mungkin dengan pelatihan yang intens kualitas SDM dapat ditingkatkan. Selanjutnya Faktor yang mempengaruhi adalah media massa merupakan sarana untuk humas melakukan publikasi dengan masyarakat. tidak ada gunanya kita berbicara berbagai hal tapi tidak ada yang meliput. Trus yang ketiga adalah dana. Partai Gerindra punya dukungan dana yang besar. Dari Pak Probowo sendiri dan Hashyim Djojohadikusumo.61
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM meliputi orang-orang atau individu yang terlibat, baik yang langsung
menjadi bagian humas maupun orang yang di luar bidang. Humas Partai
Gerindra membutuhkan keahlian dalam bidang komunikasi dan media.
Orang-orang yang memilik kredibilitas yang kuat dalam bidangnya.
Karena humas merupakan bidang pengaplikasian konsep atau program
maka dibutuh staf-staf yang ahli. Selain itu individu yang ikut
mempengaruhi peran humas adalah individu-individu diluar humas. Peran
humas adalah penjagaan image positif Partai Gerindra. Maka proses
penjagaan image poistif tersebut harus didukung oleh semua bidang yang
ada dalam struktur organisasi Partai Gerindra. Semua bidang harus
berkoordinasi dengan baik demi menjaga image partai.
b. Media Massa
Peran humas dipengaruhi oleh media massa dalam melaksanakan
program-program publikasinya kepada masyarakat. Humas menganalisa
dan memantau media massa yang efektif digunakan sebagai media
penghubung informasi dengan masyarakat. Media merupakan sarana atau
alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator
61Ibid.
dengan komunikan. Ada berbagai macam alternatif pilihan media baik
media cetak maupuan media elektronik. Penggunaan media massa sebagai
sarana yang membantu peran humas dalam Partai Gerindra merupakan
usaha untuk melaksanakan program dengan seefektif dan seefisien
mungkin. Memilih media yang paling efektif untuk melaksanakan tugas
humas adalah upaya untuk mempertimbangkan siapa komunikan
(kahlayak) yang dituju dan bagaimana keadaan dan kondisi dari komunikn
dalam jangka waktu tertentu dan kemudian memilih media yang sesuai
c. Anggaran Dana
Dari awal Partai Gerindra sadar betul bahwa partai membutuhkan banyak
dana untuk bisa hidup. Salah satu bidang yang membutuhkan alokasi dana
yang besar adalah humas dan media massa. Peran humas dalam kampanye
politik membutuhkah dana yang tidak sedikit. Humas harus
memperkirakan anggaran atau budget yang akan dialokasikan. Masalah
biaya ini sangat menentukan untuk mendukung sukses atau tidaknya
kegiatan kampanye. Pelaksanaan kampanye atau iklan politik
membutuhkan alokasi dana yang tidak sedikit. Tanpa dukungan dana,
maka program kampanye Partai Gerindra akan menemui kegagalan dan
tidak berjalan sebagaimana semestinya.
Menurut Haryono Taslam selaku Ketua Gerindra Media Center
menjelaskan bahwa sumber dana Partai Gerindra bersumber dari keluarga
Prabowo Subianto dan adiknya Hashim Djojohadikusumo sebagai
penyumbang dana paling besar dan ditambah dari simpatisan lain. Majalah
Forbes menempatkan Hashim sebagai orang terkaya ke-14 di Indonesia,
dengan taksiran kekayaan mencapai US$ 1,05 miliar. Sedangkan Prabowo,
seperti disebutkan di situsnya www.prabowosubianto.net, tercatat menjadi
Komisaris Perusahaan Migas Karazanbasmunai di Kazakhstan, Chief
Executive Officer PT Tidar Kerinci Agung, CEO PT Nusantara Energy
dan CEO PT Jaladri Nusantara.62
Disini diperlukan komitmen pimpinan puncak untuk ikut terlibat
sebagai pendukung dalam menentukan besar kecilnya anggaran yang
dibutuhkan Partai Gerindra. Apalagi Humas merupakan bidang publikasi
dalam sebuah partai politik yang mebutuhkan dana paling banyak
dibandingkan bidang lainnya. Jika anggaran yang tersedia besar cukup
besar, maka program humas yang dilaksanakn bisa secara luas dan besar-
besaran. Sebaliknya jika anggaran yang dikelola terbatas, maka langkah
dan kegitan humas perlu dilaksanankan sederhana dan diatur sedemikian
rupa berdasarkan skala prioritas.
Partai Gerindra tercatat sebagai partai dengan dana kampanye
terbesar di Komisi Pemilihan Umum yakni Rp 308 miliar. Partai Hati
Nurani Rakyat jauh di bawah jumlah itu yakni Rp 19 miliar, Partai
Amanat Nasional Rp 18 miliar dan Partai Kebangkitan Bangsa Rp 3,6
miliar.63
62
Vivanews, “Kepak Sayap Gerindra” artikel diakses pada 3 Desember 2009 dari
ttp://74.125.153.132/search?q=cache:0wlZzOumtTEJ:sorot.vivanews.com/news/read/27935kepak_sayap_gerindra+struktur+humas+gerindra&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id
63Viva news, Dana Kampanye Gerindra 308 Miliar, artikel ini diakses pada 3 Desember
2009 dari http://74.125.153.132/search?q=cache:h4UqpfKEwggJ:acehlong.com/2009/04/25/dana-kampanye-gerindra-rp-308-miliar/+kampanye+Gerindra+di+surat+kabar&cd=1&hl=id&ct= clnk&gl=id
Dari ketiga faktor pendukung kampanye Humas Partai Gerindra, faktor
dana yang menjadi faktor yang paling utama bagi Partai Gerindra di samping
faktor-faktor lainnya namun semua faktor di atas saling mendukung.
3. Media Pendukung Kampanye Humas dalam Organisasi
a. Media visual
Bentuk dari penggunaan media ini adalah pemasangan spot iklan Partai
Gerindra di media cetak baik koran nasional maupun beberapa koran lokal.
Partai Gerindra melakukan iklan-iklan politiknya di koran Kompas, Media
Indonesia, Rakyat Merdeka, Republika.
b. Audio-visual: media ini terdiri dari slide dan kaset video, atau bisa juga
gulungan film documenter. Media ini biasanya digunakan oleh Humas
Partai Gerindra dalam diskusi-diskusi yang dilakukan Partai Gerindra
dengan berbagai kalangan.
c. Media Virtual: internet
Penggunaan media virtual dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
melalui pembuatan dan pengelelolaan website partai, e-mail partai dan
blog partai. Saat ini Partai Gerindra memiliki website yang bebas diakses
oleh masyarakat yaitu http/www.gerindra.or.id. isi website tersebut
berupa informasi tentang Partai Gerindra, mulai dari profil partai,
aktivitas partai baik di tingkat pusat sampai tingkat daerah, berita seputar
Partai Gerindra dalam pemilu. Para pengunjung website juga juga diberi
kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan dukungan kepada Partai
Gerindra. Selain website, Partai Gerindra juga memamfaatkan jejaring
komunikasi yang lekat dengan masyarakat seperti facebook (contoh
dilampirkan).
d. Radio
Selama kurun waktu dari 2008 sampai April 2009 iklan Partai Gerindra
turut ditampilkan di radio-radio yang popular ditingkat nasional dan
tingkat lokal. Partai Gerindra bekerjasama dengan Himpunan Radio
Lokal Indonesia (HRLI). Kalmpanye politik melalui radio efektif untuk
masyarakat di pedesaan. Mereka yang ada dipedesan kegiatan sehari-
harinya adalah mendengarkan radio.
e. Televisi
Penggunaan media televisi menjadi media yang paling efektif bagi Partai
Gerindra. Partai Gerindra menampilkan iklan politiknya di stasiun televisi
nasional maupaun televisi lokal yang swasta maun negeri. Iklan Partai
Gerindra pernah ditayangkan di Metro TV, Trans TV, Trans 7, RCTI,
SCTV, TPI, TVRI.
f. Penerbitan buku langsung.
Untuk memperkuat kehadiran Partai Gerindra di pentas politik nasional
menjelang pemilu 2009, Partai Gerindra melakukan penerbitan buku.
Buku tersebut penulisnya adalah Prabowo Subianto. Buku yang berjudul
“Membangun kembali Indonesia Raya” memuat tentang masalah-masalah
ekonomi kerakyatan (dilampirkan).
g. Majalah
Partai Gerindra juga membuat majalah-majalah yang selaras dengan
perjuangan partainya. Majalah tersebut bernama “Tani Merdeka.” Majalah
ini berisi informasi mengenai seluk beluk pertanian. Pemimpin redaksi
majalah ini adalah Prabowo Subianto.64
B. Strategi Kampanye Humas Partai Gerindra Menghadapi Pemilu 2009
1. Tahapan Perencanaan Strategi Kampanye Politik Humas
a. Melaksanakan Model kampanye Partai Gerindra yang sukses
1) Mendefinisikan misi atau penyataan nilai-nilai yang dinginkan. Dalam
hal ini, Partai Gerindra merupakan partai modern yang merumuskan
visi-misi, tujuan, sasaran, jati diri serta program kerjanya secara jelas.
Partai Gerindra ingin menjadi partai politik yang mampu menciptakan
kesejahteraan rakyat, keadilan soial, dan tatanan politik negara yang
melandaskan diri pada nilai-nilai nasionalisme dan religiusitas dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini menjadi visi
berdirinya Partai Gerindra. Visi Partai Gerindra tersebut dituangkan
dalam program kerja yang mengandung “daya jual” terhadap
masyarakat. Program kerja Partai Gerindra dibutuh untuk membangun
citra partai yang menjadi isu sentral Partai Gerindra sebagai usaha
yang sejalan dengan visi partai adalah ekonomi kerakyataan. M. Asrian
Mirza mengatakan:
“Partai Gerindra sejak awal melangkah dengan dasar visi yang kuat. Keprihatinan para pendiri terhadap kondisi bangsa Indonesia dalam kemiskinan. Sehingga partai ini lebih fokus pada bidang ekonominya. Ekonomi Indonesia harus dibenahi secara menyeluruh. Inilah yang menjadi produk yang ditwarkan Partai Gerindra kepada masyarakat.”65
64Wawancara Pribadi dengan M. Asrian Mirza, 24 November 2009. 65Ibid.
2) Budaya Organisasi
Sebagai sebuah lembaga dalam organisasi kepartaian, humas
merupakan bagian yang tidak dipisahkan dari organisasi. Deskripsi
kerja dalam struktur organisasi partai harus jelas, baik itu menyangkut
wewenang, tanggung jawab, dan sistem kerja. Khususnya bidang
humas, segala peran serta program kerja meliputi segala bidang. Tiap-
tiap bidang dalam struktur organisasi Partai Gerindra harus
berkoordinasi dan saling melengkapi. Dalam pelaksanaan tugasnya
Humas Partai Gerindra memperoleh dukungan dari seluruh bidang
kerja yang ada di DPP Partai Gerindra.
Pada Prakteknya penempatan posisi humas pada struktur
organisasinya dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan akan Sumber Daya
Manusia (SDM). Partai Gerindra sebagai partai baru membutuhkan
ketersedian SDM yang berkualitas. Karena humas membutuhkan
pribadi-pribadi yang ahli dalam bidangnya. Ketersedian SDM yang
berkualitas merupakan suatu kebutuhan untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai humas lebih efektif. Fokus Partai Gerindra adalah saat
ini masih terpusat pada mencari dukungan massa sebanyak-banyaknya
dan berusaha menag dalam pemilu. Selain itu tingkat pemahaman atau
kualitas humas dalam struktur organisasi Partai Gerindra akan
menentukan ideal tidaknya peran humas organisasi tersebut. Iklim dan
budaya organisasi yang dianuut juga mempengaruhi terhadap besarnya
wewenang dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh humas
dalam organisasi. Struktur organisasi dan mekanisme kerja Partai
Gerindra tersentralisasi pada pimpinan pusat partai.
3) Membangun Hubungan Baik yang Positif
Unsur yang sangat penting dalam perencaan kampanye adalah usaha
menjaga hubungan dengan masyarakat. Karena masyarakat merupakan
objek humas Partai Gerindra dalam rangka mencapai opini publik.
Humas Partai Gerindra sebagai sebuah bidang yang posisinya dekat
dengan masyarakat harus bisa menjadi perantara untuk menjalin
hubungan baik dengan masyarakat.
Hubungan tersebut dapat dijalin dalam bidang kehidupan
apapun juga,m misalnya dalam bidang sosial, ekonomi, budaya dan
sebagainya. Partai Gerindra melibatkan 10 organisasi -mulai dari
HKTI sampai Agroforestry Network yang melibatkan 20 universitas itu
bahu-membahu bersama kader-kader Partai Gerindra mengunjungi
seluruh pelosok tanah air.66
Sembari membesarkan partai, Partai Gerindra
mengembangkan sejumlah organisasi underbouw. Organisasi tersebut
teridiri dari Satria, Tidar, Pira, Kira. Satria adalah singkatan dari
Satuan Relawan Indonesia Raya, sebuah organisasi kepemudaan yang
memfokuskan diri pada gerakan kepemudaan dan penanggulangan
bencana. Oragniasi tersebut sudah dikembangkan sampai ke taraf desa
dan kelurahan. Untuk membidik pemilih pemula di kalangan pelajar
dibentuklah Tunas Indonesia Raya (Tidar). 67
66Vivanews, “Kepak Sayap Gerindra” artikel diakses 3 Desember 2009 dari
ttp://74.125.153.132/search?q=cache:0wlZzOumtTEJ:sorot.vivanews.com/news/read/27935kepak
_sayap_gerindra+struktur+humas+gerindra&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id
67 Ibid.,
Sedangkan untuk merengkuh kalangan wanita, wadahnya Pira
atau Perempuan Indonesia Raya. “Kira singkatan Kristen Indonesia
Raya. Nanti akan ada juga Muslim Indonesia Raya,” ujar Heru
menambahkan. Di luar itu, terdapat sejumlah organisasi massa yang
mendukung Partai Gerindra atau Prabowo secara terang-terangan
misalnya Gerakan Rakyat Dukung Prabowo (Gardu Prabowo) dan
Prabowo Fans Club.68
Selain menjalin hubungan baik dengan masyarakat, Humas
Partai Gerindra perlu menjalin hubungan positif dengan media massa.
Hubungan tersebut beriorientasi pada hubungan yang saling
menguntungkan antara kedua belah pihak. Humas terlibat dalam usaha
menganalisa pendapat umum atau aspirasi kelompok-kelompok
tertentu. humas menyampaikan informasi dan pernyataan resmi
melalui media massa. Selanjutnya dari media massa juga diperoleh
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Partai Geindra. Humas
Partai Gerindra menjembatani hubungan komunikasi dua arah dengan
wartawan dan redaksi media massa (Koran, TV, Radio, Majalah,
Tabloid, dan lain-lain).
Humas Partai Gerindra sebagai salah satu corong partai juga
menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak lainnya. Misalnya
hubungan yang baik dengan pemerintah, sebagai usaha partai untuk
melewati koridor yang sudah ditetapkan pemerintah. Misalnya
lembaga negara seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Humas
68Ibid.,
Partai Gerindra dalam pelaksanaan kampanye dan sebagainya harus
menjalin komunikai dengan lembaga yang berwenang.
4) Reputasi Organisasi
Humas Partai Gerindra salah tugasnya adalah menjaga reputasi partai
di depan masyarakat. Humas mempublikasikan informasi-informasi
yang positif kepada masyarakat. Dari informasi yang diterima
masyarakat tersebut akan timbul kepercayaan di hati masyarakat.
Humas Partai Gerindra mempublikasikan bahwa Partai Gerindra hadir
dengan memiliki jati diri yang kuat. Jati diri Partai Gerindra yaitu:
Kebangsaan, Kerakyatan, Religius, dan Keadilan Sosial.
Keempat jati diri yang dimiliki Partai Gerindra ini akan
dipublikasikan kepada masyarakat melalui kampanye-kampanye
politik Partai Gerindra. Sehingga jati diri ini masuk kedalam sebagian
jiwa masyarakat. Selain itu humas juga mempublikasikan motto partai
sebagai symbol perjuangan Partai Gerindra. Adapun motto Partai
Gerindra mengahdapi pemilu 2009 adalah “Haluan baru, pemimpin
baru bagi Indonesia”. Usaha publikasi yang dilakukan Humas Parta
Gerindra merupakan sebuah langkah untuk menjaga reputasi Partai
Gerindra di mata masyarakat.
b. Positioning Statement (Pernyataan Posisi)
Tahapan Positioning merupakan tahapan yang ditempuh humas
Partai Gerindra untuk menanam kesan di benak masyarakat agar bisa
membedakan pesan-pesan yang berkaitan dengan nilai,visi-misi, tujuan
serta cita-cita politik Partai Gerindra sehingga dapat diterima oleh
masyarakat. Dengan positioning masyarakat dapat dengan membedakan
karekteristik Partai Gerindra dengan partai lain. Karekteristik partai
menjadi image di mata masyarakat. Humas Partai Gerindra dalam hal ini
berusaha menanamkan image dalam benak masyarakat. Untuk melakukan
positioning humas menggunakan media reputasi partai.
Positioning yang dialukan humas Partai Gerindra diawal berdiri
partai ini adalah memperjuangkan rakyat kecil (wong cilik). Sampai
sekarang Partai Gerindra konsisten dengan dengan nilai-nilai yang
diperjuangkan itu. Terbukti dengan terjalinnya hubungan baik antara Partai
Gerindra dan Prabowo Subianto dengan kelompok-kelompok masyarakat,
baik itu dari golongan petani, nelayan dan kelompok lainnya. Positinoning
yang dilakukan Humas Partai Gerindra adalah dengan menampilkan nilai-
nilai ekonomi kerakyatan yang menjadi identitas partai ini. Inilah yang
menjadikan partai ini berbeda dengan partai lain. M. asrian Mirza
mengataka:
“Pencitraan partai baru, sebagai partai baru kita ingin memperkenalkan ini partai kita (positioning), partai kita adalah partainya wong cilik, partai untuk petani, partai untuk pedagang pasar, partai untuk nelayan, itu yang akan kita bela. Nah itu semua kita citrakan melalui media. Ini yang membedakan perjuangan partai kita dengan partai lain. Kita memposisikan partai kita sebagai partai wong cilik yang ingin memperjuangan nasib rakyat-rakyat kecil. Semuanya berusahan kita rangkul.”69
C. Strategi-Strategi Kampanye Humas dalam Partai Gerindra.
a. Strategy of Publicity
Humas Partai Gerindra melakukan kampanye untuk penyebaran
pesan melalui kerja sama dengan berbagai media massa. Humas Partai
69 Ibid.
Gerindra melakasanakan publikasi dalam kampanye melibakan media
center. Publikasi yang dilakukan media center dengan menyampaikan
informasi tentang aktivitas partai kepada masyarakat dengan tujuan
menciptakan citra positif.
“Pada waktu melakukan kampanye pemilu 2009, publikasi untuk kampanye tersebut dibawah tanggung jawab media center. Media center merupakan bidang yang ada dalam struktur dibawah pengawasan dan tanggung jawab ketua bidang humas dan media massa. Media center berperan melakukan tugas-tugas publikasi focus pada kampanye politik. Tugas media center mulai dari persiapan kampanye politik sampai kepada masa kampanye pemilihan presiden. Namun pada saat kampanye pilpres media center Gerindra digabung dengan media center PDIP. Sekarang media center di non aktikan nanti akan aktif kembali menjelang pemilu 2014.”70
Gerindra Media Center berada dibawah koordinasi bidang humas
dan media massa dalam struktur Partai Gerindra. Media center melakukan
publikasi membantu aktivitas-aktivitas politik yang dilakukan Bapilu. Di
antaranya pemasangan atribut selama kampanye menjadi salah satu media
publikasi untuk mendekatkan partai dengan masyarakat. Sarana publikasi
dapat berupa poster, spanduk, kalender, baliho, kelender, fliyer, stiker, dll
“pada masa kampanye media center difokuskan untuk publikasi kepada masyarakat membantu kerja Bappilu. Kerja media center tetap berkoodinasi dengan Humas dan bertanggung jawab terhadap Ketua Umum DPP Partai Gerindra. Media yang digunakan media center terdiri dari media elektronik, media cetak, dan perangkat-perangkat kampanye lainnya, misalnya bendera, spanduk, poster, kelender, terus baliho.” ( contoh dilampirkan)
Selain melakukan publikasi sendiri, humas juga berusaha
membangun hubungan atau relasi dengan media melalui penyelenggaraan
70Ibid.
konfrensi pers antara pemimpin partai dengan para wartawan. Ada 3
macam bentuk publikasi yang dilakukan dalam kampanye humas:
1) Pure publicity: (publisitas murni) yaitu bentuk publisitas yang sama
dengan nilai berita (news) yang muncul di media pers. Pihak Humas
Partai Gerindra mengeluarkan news/press relase, dan termasuk ada
suatu kegitan event atau peristiwa tertentu mengandung nilai berita
yang kemudian diberitakan (atas inisiatif) oleh media pers
bersangkutan
2) Tie in publicity (publisitas yang sengaja) yaitu bentuk publisitas yang
sengaja diselenggarakan oleh Humas Partai Gerindra yakni
mengadakan seminar, kegiatan kepedulian sosial sumbang semabako,
special events lainnya yang kemudian kegiatan tersebut diliput oleh
dan dimuat oleh media massa
3) Paid publicity (publisitas yang dibayar) merupakan bentuk publisitas
yang dibayar, misalnya membuat artikel sponsor (advertial), sisipan
(supplement) atau pariwara dan infomersial yang kemudian dimuat di
media pers dan tarif permuatan tersebut sama dengan tarif iklan.71
Sebagai awalan, benak masyarakat Indonesia disentakkan dengan
trilogi iklan Prabowo. Iklan pertama, Prabowo selaku Ketua Umum HKTI,
ditampilkan sedang berusaha mempopulerkan pengutamaan produksi
petani. Iklan kedua Prabowo, sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang
Pasar Tradisional, mengajak masyarakat membeli produk dalam negeri.
Barulah pada iklan ketiga, Prabowo mengenalkan visi dan misi Partai
71Rusady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations (Jakarta: PT Grafindo,
2007), h. 61.
Gerindra. Jor-joran iklan ini ditaksir AC Nielsen telah menghabiskan duit
sekitar Rp 8 miliar per bulan pada periode Juli-Oktober 2008.72
Humas Partai Gerindra juga melakukan fungsi monitoring, yaitu
sebuah usaha melakukan pemantauan terhadap informasi yang beredar di
masyarakat. Informasi itu bisa jadi yang ditampilkan di media massa.
Humas melakukan monitoring dalam rangka menganalis setiap situasi
yang terjadi dengan permasalahan yang dihadapi untuk. Kemudian humas
ikut ambil bagian dalam memberikan statement kepada masyarakat terkait
isu yang berkembang. Statement tersebut menggunakan media sebagai
perantara penyampaian informasi.
b. Strategi of Persuation
Humas melakukan langkah strategi persuasi dalam berkampanye
untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui teknik sugesti atau
persuasi untuk mengubah opini publik dengan mengangkat segi
emosional dari suatu cerita, artikel, atau faturs berlandaskan humanity
interest. Dalam melakukan strtegi ini Humas Partai Gerindra membuat
serangakaian iklan di media elektronik maupun media cetak. Dalam
kampanye tersebut disosialisasikan visi-misi, program partai, platform.
Semua hal yang disosialisakan tersebut nanti akan menjadi realita jika
Partai tersebut diberi kesempatan untuk bisa menang dalam pemilu.
Jaminan atau janji Partai Gerindra untuk merealisasikan segala program
yang dijanjikan tersebut tanpa disadari atau tidak mengandung nilai-nila
72
Vivanews,“KepakSayapGerindra”ttp://74.125.153.132/search?q=cache:0wlZzOumtTEJ:sorot.vivanews.com/news/read/27935kepak_sayap_gerindra+struktur+humas+gerindra&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id
persuasif. Sehingga ada sebagian dari masyarakat yang menerima
informasi tersebut terdorong hatinya untuk memberi kepercayaan dan
memilih partai ini dalam pemilu.
Sesuai dengan tujuan partai politik adalah orientasi kekuasaan,
maka partai baru seperti Partai Gerindra merasa perlu untuk
memaksimalkan kerja humas untuk menyakinkan masyarakat.
Masyarakat akan merasa yakin kepada partai jika partai bisa melakukan
komunikasi dengan melibatkan pendekatan unsur kognitif dan afektif.
Pendekatan unsur kognitif merupakan usaha Partai Gerindra untuk
melakukan usaha-usaha pendekatan melalui komunikasi yang rasional.
Masyarakat menerima informasi dari partai kemuadian masuk dalam
pikirannya kemudian menganalisa apakah janji atau program tersebut
rasional atau tidak. Selanjutnya diperkuat dengan pendekatan afektif yang
dilakukan Humas Partai Gerindra terkait isu-isu tertentu.
Dalam hal ini, Humas Partai Gerindra menonjolkan visi kerakyatan
dan kemakmuran sebagai mainstream politinyak Dalam iklan Partai
Gerindra di media berusaha ditampilkan relita yang rasional terkait
fenomena terjadi kemelaratan dan diskriminasi terhadap rakyat kecil.
Sehingga rakyat kecil tetap hidup dalam kemuaskinan. Di situ Partai
Gerindra menawarkan solusi alternatif sebuah ide ekonomi kerakyatan.
Di mana ekonomi kerakyatan membantu menyelematkan masyarakat
Indonesia dari kemiskinan yang tidak kunjung berakhir. M. Asrian Mirza
selaku Ketua Bidang Humas dan Media Massa Partai Gerindra turut
mengomentari
“ Humas Partai Gerindra menampilkan sebuah informasi di media massa melibatkan unsure emosional dan rasional yang tinggi. Coba perhatikan iklan Partai Gerindra di TV, lewat iklan dengan tema kerakyatan berhasil menyentuh emosional dan rasional masyarakat. Dalam iklan itu diangkat fenomena yang ada di Indoensia lengkap dengan solusi yang kita tawarkan. Tidak salah kalau iklan Partai Gerindra menjadi iklan terpopuler pada pemilu 2009.”73
Penampilan iklan yang dilakukan Humas dan Media Center Partai
Gerindra dimaksudkan agar pesan yang hendak dicapai diterima oleh
masyarakat. Pemasangan iklan di televisi dilakukan hampir di semua
televise nasional baik negeri maupun swasta seperti Metro TV, RCTI,
SCTV, TV7, TRANS7, TVRI dan station lokal lainnya. Humas Partai
Gerindra juga melakukan kerja sama dengan radio-radio popular di tingkat
nasional maupun di tingkat lokal. Disamping itu, media center
menjalankan tugas lebih efektif melalui dunia virtual. Website Partai
Gerindra memuat info-info tentang partai lebih update dibandingkan
media lain. Serta keterlibatan artis-artis terkenal juga termasuk usaha-
usaha persuasif yang dilkukan oleh media center dalam proses persuasif
ini.
c. Strategy of Argumentation
Strategi ini digunakan oleh Humas Partai Gerindra biasanya
dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan
(negatif news). Berita negatif itu kemudian dianalis secara detail dan
dilaporkan kepada Ketua Umum Partai Gerindra. Selanjutnya dibentuk
berita tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar
opini publik tetap dalam posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini,
73Wawancara Pribadi dengan M. Asrian Mirza.
kemampuan humas sebagai komunikator yang handal diperlukan untuk
mengemukakan sutu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah opini
publik melalui berita atau statement yang dipublikasikan.
Untuk menghadapi pemberitaan negatif DPP Partai Gerindra
senantisa bersikap reaktif terhadap segala isu yang berkembang dalam
masyarakat. Terlebih bidang humas harus sensitif melihat segala isu-isu
yang bisa jadi membawa efek pada eksistensi Partai Gerindra. Reaksi itu
harus diaplikasikan menjadi sebuah rumusan argumentasi yang nanti akan
dikembalikan kembali kepada masyarakat. Humas harus teliti sekali
dalam hal menyikapi berita negatif. Adanya berita negatif bisa
melemahkan image partai. Karena itu untuk mengantisipasi itu semua
perlu dilakukan strategi argumentasi untuk merespon berita negatif
tentang partai kemudian Humas Partai Gerindra harus melakukan startegi
argumentasi ini. Ketua Bidang Humas Partai Gerindra sempat
menyinggung masalah ini:
“Walapun Partai Gerindra partai baru tetapi itu tidak menutup kemungkinan kehadirannya diwarnai dengan berita-berita negatif. Berita negatif itu bisa menerpa Partai Gerindra langsung dan juga tokoh yang menjadi kandidat Partai Gerindra, yaitu Prabowo Subianto. Tetapi pihak humas harus bisa mengendalikan informasi yang mulai berkembang. Di sini humas menjadi sangat penting keberadaanya. Baik atau jeleknya Partai Gerindra itu tergantung pada penjagaan image yang dilakukan humas.”74
d. Strategy of Image
Strategi pembentukan citra (image) yang positif dalam publikasi
untuk menjaga citra lembaga atau organisasi termasuk produknya.
74Ibid.
Misalnya tidak hanya menampilkan segi promosi, tetapi bagaimana
menciptakan publikasi non komersial dengan menampilkan kepedulian
terhadap lingkungan dan sosial (humanity relations and sosial marketing)
yang menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara
keseluruhan (corporate image).
Seiring dengan meningkatnya penggunaan image politik sebagai
salah satu sarana untuk memenangkan persaingan antar partai,
konsekuensi logisnya adalah persaingan dalam membangun image,
masing-masing partai politik akan berusaha memperkuat image yang
telah ada. Dengan kata lain, mereka akan semakin memantapkan posisi
dan identitas mereka. Intesitas persaingan yang sangat tinggi tidak
menutup kemungkinan munculnya perilaku-perilaku yang dengan sengaja
yang ingin menghancurkan reputasi partai politik atau kandidat individu.
Dengan rusaknya image partai politik atau kandidat individu tertentu,
kekosongan image yang diidolakan masyarakat tersebut dapat diisi oleh
partai politik lain.
Untuk melakukan pembentukan image, penjagaan image Humas
Partai Gerindra melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Melakukan kampanye terbuka selama masa kampanye yang telah
ditetapkan oleh KPU dengan pengerahan massa untuk menyampaikan
program yang ditawarkan Partai Gerindra dengan mengunsung tema-
tema yang menarik hati masyarakat.
2) Memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu yang
sedang terkena bencana.
3) Mendirikan posko Partai Gerindra Peduli Rakyat untuk membantu
para korban bencana alam.
4) Membuat buku hasil pikiran Prabowo Subianto yang berjudul
“Memabangun Kembali Indonesia Raya.” Sebagai wujud kepedulian
Prabowo nasib para petani di Indonesia.
5) Menjalin hubungan yang baik dengan kelompok-kelompok
masyarakat manapun juga. Misalnya: hubungan baik yang dibangun
oleh Prabowo Subianto dengan kelompok-kelompok masyarakat
seperti seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Asosiasi
Pemerintahan Daerah Se Indonesia (APDESI), Asosiasi Pedagang
Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) dan Kontak Tani dan Nelayan
Andalan (KTNA).
Pada pelaksanaannya, Humas Partai Gerindra tidak melakukan
sepenuhnya kegiatan-kegiatan di atas. Fokus tugas humas di sini adalah
melakukan publikasi kepada masyarakat maupun tingkat internal terkait
informasi mengenai kegiatan-kegiatan tersebut. Begitu juga halnya dengan
kampanye yang dilakukan menjelang pemilu. Masalah kampanye dominan
menjadi tugas Bappilu. Humas dalam hal ini mengutus media center untuk
membantu Bappilu dalam hal publikasi kepada masyarakat luas.
“Fungsi humas membangun dan menjaga image Partai Gerindra tetap baik di mata masyarakat. Penjagaan image melalui komunikasi yang terus berlangsung selama partai itu hidup. Sehingga tugas humas pada saat kampanye adalah memastikan dalam aktivitas partai yang dilakukan oleh Partai Gerindra berimbas baik pada image partai. Sehingga koordinasi dengan bidang lain dalam struktur Partai Gerindra harus senantiasa dilakukan. Karena itu dilakukan rapat-rapat DPP Gerindra untuk saling mengkoordinasikan segala aktivitas-aktivitas partai. Jika
masing bidang ada yang membutuhkan publikasi untuk program kerjanya maka humas harus turun tangan.”75
75 Ibid.
Pedoman Pertanyaan Wawancara
1. Apa latar belakang membentuk bidang humas
2. Bagaimana deskripasi kerja bidang humas
3. Apa saja fungsi dan peran bidang humas
4. Bagaimana mekanisme kerja dan pertanggungjawaban bidang humas
5. Sejauh mana bidang humas berperan dan peneyelesaian masalah
organisasi
6. Bagaimana koordinasi antara bidang humas dengan partai lain
7. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran bidang humas DPP
8. Sejauh mana bidang humas berperan dalam pemenangan pemilu 2009
9. Sejauh mana humas ikut dalam perencanaaan strategi kampanye Gerindra
dalam pemilu
10. Strategi kampanye apa saja yang dilakukan bidang humas dan Dan DPP
dalam menghadapi pemilu.
Wawancara Pribadi
Biodata Informan:
Nama : M. Asrian Mirza
Tempat/Tanggal Lahir : Kayu Agung, Sumatera Selatan 16 April 1965
Agama : Islam
Email : asrianmirza@gmail.com
Jabatan di Gerindra :- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Bidang Humas dan Media Massa.
-Wakil Direktur Pimpinan Pusat Mega-Pro (Megawati-Prabowo)
-Salah satu pendiri Partai Gerindra
Waktu Wawancara: Selasa, 24 November 2009
Tempat : Kantor Tani Merdeka
Tanya: Assalamu’alaikum Bapak maaf ni pak nganggu waktu kerja Bapak lagi.
Jawab: Ya ngak papa,
Tanya: ngak sibuk kan pak?
Jawab: ngak, tenang aja.
Tanya: udah boleh dimulai ni wawancaranya pak?
Jawab: Ya silahkan..apa yang ingin kamu tanyakan?
Tanya: iya ni pak, skripsi saya kan tentang Humas Partai Gerindra dalam
kampanye politik pada pemilu 2009, karena itu saya fokus dengan humasnya, nah
bapak sendirikan Ketua Bidang Humas Partai Gerindra,
Bagaimana posisi humas dalam struktur Organisasi Partai Gerindra?
Jawab: seperti di semua tempat humas harus ada. Menjadi bagian yang tidak bisa
dipisahkan dalam organisasi apalagi partai politik. Humas dalam partai politik.
Dalam organisasi atau lembaga apapun kehadiran humas sangat dibutuhkan.
Apalagi partai politik yang membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk meraih
kekuasaan. Bagi Partai Gerindra, humas berperan sebagai corong politik. Humas
berfungsi menyampaikan atau medistibusikan informasi yang ada terkait Partai
Gerindra untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Masyarakat harus kenal
dengan Partai Gerindra, sebagai salah satu partai baru yang ikut pemilu 2009.
Tanya: Apa saja yang dilakukan Humas Partai Gerindra sebagai corong politik,
Pak?
Jawab: Humas dalam Partai Gerindra melakukan tugas publikasi dan promosi.
Sebagai partai baru, Partai Gerindra harus melakukan usaha-usaha untuk
mempublikasikan kepada masyarakat. Publikasi tersebut merupakan usaha
komunikasi yang dilakukan humas kepada masyarakat agar mengenali partai baru
ini. Selanjut humas melakukan promosi. Promosi ini dilakukan untuk menjolkan
kelebihan dan image positif sebagai identitas dari Partai gerindra. Proses promosi
ini melibatkan sarana-sarana seperti media massa agar informasi lebih efektif
sampai kepada masyaraka
Tanya: Seperti apa peran dan fungsi yang dilakukan Humas Partai Gerindra?
Jawab: Dalam pelaksanaan publikasi, Humas Partai Gerindra mengangkat isu
ekonomi kerakyatan sebagai isu sentral Partai Gerindra dalam pemilu 2009. Nah
disini Bapak Prabowo merupakan orang yang tepat untuk menggusung cita-cita
ini. Kita tahu bagaimana hubungan beliau dengan kelompok-kelompok
masyarakat. Apalagi Prabowo Subanto merupakan salah satu pendiri Partai
Gerindra. Sebagai Pendiri tahu betul cita-cita perjuangan Partai Gerindra melihat
latar belakang pendirian Partai Gerindra. Karena keprihatinan para pendiri partai
atas kondisi bangsa Indonesia yang hidup dalam kemiskinan.
Tanya: seperti apa proses kerja humas pak?
Jawab: Humas itu harus bisa melihat isu yang sedang berkembang di masyarakat.
Isu tersebut kemudian dianalisa oleh humas kemudian dikembangkan dan
diformat sedemikian rupa kemudian dikomunikasikan lagi kepada masyarakat
sebagai usaha untuk membangun citra politik. Humas dalam hal ini membutuhkan
media Massa untuk melakukan tugas ini. Biasanya informasi yang diperoleh dari
media massa didokumentasikan dan dilaporkan secara periodek kepada Ketua
Umum Partai Gerindra.
Tanya: selanjutnya pak, apa faktor yang mempengaruhi kerja humas Partai
Gerindra?
Jawab: Humas menjadi kokoh keberadaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Yang pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yang kedua adalah Media
Massa, dan yang ketiga adalah Dana. Ketiga faktor tersebut paling tidak yang
paling mempengaruhi peran humas. SDM itu adalah orang-orang humas Partai
Gerindra. Media massa merupakan sarana untuk humas melakukan publikasi
dengan masyarakat. tidak ada gunanya kita berbicara berbagai hal tapi tidak ada
yang meliput. Trus yang keyiga adalaga dana. Partai Gerindra punya dukungan
dana yang besar. Dari Pak Probowo sendiri dan Hashim Djojohadikusumo
Tanya: oya pak, pada masa kampanye bagaimana kedudukan dan kontribusi
humas pak?
Jawab: Pada massa persiapan pemilu humas bekerjasama dan melakukan
koordinasi dengan Bappilu. Humas ikut membantu dalam hal-hal yang
berhubungan dengan publikasi masyarakat. Untuk berhubungan dengan media
massa ada media center yang membatu Bappilu yang berkoordinasi dengan
humas. Media center ini biasanya menjalankan tugasnya hanya pada detik-detik
pemilu. Setelah pemilu media center non-aktif, tapi nanti mau pemilu lagi akan
aktif kembali”
Tanya: humas melakukan pencitraan Partai Gerindra kan pak?trus pencitraan
seperti apa yang ingin dibangun oleh Partai Gerindra?
Jawab: Fungsi humas membangun dan menjaga image Partai Gerindra tetap baik
di mata masyarakat. Penjagaan image melalui komunikasi yang terus berlangsung
selama partai itu hidup. Sehingga tugas humas pada saat kampanye adalah
memastikan dalam aktivitas partai yang dilakukan oleh Partai Gerindra berimbas
baik pada image partai. Sehingga koordinasi dengan bidang lain dalam struktur
Partai Gerindra harus senantiasa dilakukan. Karena itu dilakukan rapat-rapat DPP
Gerindra untuk saling mengkoordinasikan segala aktivitas-aktivitas partai. Jika
masing bidang ada yang membutuhkan publikasi untuk program kerjanya maka
humas harus turun tangan.
Tanya: Untuk melakukan komunikasi, baik dalam bentuk kampanye, humas
melalui tahapan-tahapan kan pak. Tahapan seperti apa yang dilewati oleh Humas
dalam kampanyenya pak?
Jawab:Pencitraan partai baru, sebagai partai baru kita ingin memperkenalkan ini
partai kita (positioning), partai kita adalah partainya wong cilik, partai untuk
petani, partai untuk pedagang pasar, partai untuk nelayan, itu yang akan kita bela.
Nah itu semua kita citrakan melalui media. Ini yang membedakan perjuangan
partai kita dengan partai lain. Kita memposisikan partai kita sebagai partai wong
cilik yang ingin memperjuangan nasib rakyat-rakyat kecil. Semuanya berusahan
kita rangkul.
Tanya: dalam memenangkan pemilu 2009, bagaimana humas berperan pak?
Jawab: Pada waktu melakukan kampanye pemilu 2009, publikasi untuk kampanye
tersebut dibawah tanggung jawab media center. Media center merupakan bidang
yang ada dalam struktur dibawah pengawasan dan tanggung jawab ketua bidang
humas dan media massa. Media center berperan melakukan tugas-tugas publikasi
focus pada kampanye politik. Tugas media center mulai dari persiapan kampanye
politik sampai kepada masa kampanye pemilihan presiden. Namun pada saat
kampanye pilpres media center Gerindra digabung dengan media center PDIP.
Sekarang media center di non aktikan nanti akan aktif kembali menjelang pemilu
2014.
Tanya: Media apa yang digunakan sebagai sarana komunikasi humas pak?
Jawab: pada masa kampanye media center difokuskan untuk publikasi kepada
masyarakat membantu kerja Bapillu. Kerja media center tetap berkoodinasi
dengan Humas dan bertanggung jawab terhadap Ketua Umum DPP Partai
Gerindra. Media yang digunakan media center terdiri dari media elektronik, media
cetak, dan perangkat-perangkat kampanye lainnya, misalnya bendera, spanduk,
poster, kelender, terus baliho.
Tanya: Di media massa Partai Gerindra sering menonjolkan tema-tema kerakyatan
ya pak?
Jawab: Humas Partai Gerindra menampilkan sebuah informasi di media massa
melibatkan unsure emosional dan rasional yang tinggi. Coba perhatikan iklan
Partai Gerindra di TV, lewat iklan dengan tema kerakyatan berhasil menyentuh
emosional dan rasional masyarakat. Dalam iklan itu diangkat fenomena yang ada
di Indoensia lengkap dengan solusi yang kita tawarkan. Tidak salah kalau iklan
Partai Gerindra menjadi iklan terpopuler pada pemilu 2009.
Tanya: Partai Gerindra pernah diberitakan dengan berita negatifkan pak, trus
bagaimana keterlibatan humas dalam masalah ini?
Jawab: Walapun Partai Gerindra partai baru tetapi itu tidak menutup kemungkinan
kehadirannya diwarnai dengan berita-berita negatif. Berita negatif itu bisa
menerpa Partai Gerindra langsung dan juga tokoh yang menjadi kandidat Partai
Gerindra, yaitu Prabowo Subianto. Tetapi pihak humas harus bisa mengendalikan
informasi yang mulai berkembang. Di sini humas menjadi sangat penting
keberadaanya. Baik atau jeleknya Partai Gerindra itu tergantung pada penjagaan
image yang dilakukan humas.
Recommended