View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
HIDUP SEKALI BIJAK MENGEKSEKUSI
Mareta Firdhausa
hal depan.indd 1 7/4/2016 11:29:13 AM
HIDUP SEKALI BIJAK MENGEKSEKUSI
Mareta Firdhausa
PT Elex Media Komputindo
hal depan.indd 3 7/4/2016 11:29:13 AM
Hidup Sekali Bijak MengeksekusiDitulis oleh Mareta Firdhausa© 2016 Mareta FirdhausaHak Cipta Dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan Pertama kali oleh:Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia–Jakarta 2016Anggota IKAPI, Jakarta
716101289ISBN : 978-602-02-9010-2
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan
hal depan.indd 4 7/4/2016 11:29:13 AM
Kata Pengantar..................................................................v
I. Elegi Duniawi ............................................................ 5Relawan Kehidupan ..........................................................6Mengeluh Peluh ............................................................. 13Masalah, Guru yang Paling Indah ................................. 22Penyakit Hati ................................................................. 29Amarah Merona Ramah ................................................. 35Maafkan dan Lupakan .................................................. 40Expose vs Silence ......................................................... 44Jodohku ......................................................................... 50D-Day .............................................................................. 55
II. Don’t Give Up .......................................................... 61Do You Know Who You Are? ............................................ 625 Macam Manusia ........................................................ 66Hidup Sekali, Bermanfaat di Bumi ................................ 70
DaftarIsi
hal depan.indd 7 7/4/2016 11:29:13 AM
Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi
viii
Perubahan Diri ................................................................ 77Harapan Itu Selalu Ada ................................................. 81You’ll Never Walk Alone .................................................. 86Everything is Beautiful .................................................... 92Sandaran Awal Hingga Akhir ........................................ 95Doa adalah Upah Ibadah ............................................... 99
III. Fighting Dreamer!!! ............................................... 105Menangkap Bintang Jatuh .......................................... 106Kehidupan ..................................................................... 109Hari Baru, Cerita Baru .................................................. 113Coba Lagi dan Tersenyumlah ...................................... 117Sekarang atau Tidak Sama Sekali .............................. 122Pesawat Kertas ............................................................ 125Aku Bahagia ................................................................. 130Kuat dan Semakin Hebat ............................................. 136Aku dan Buku ............................................................... 140
IV. Makhluk Indah Ciptaan-Mu ................................. 145Ibu, Bidadari Surga dalam Nyata ................................. 146Ayah, Lelaki Hebat Sepanjang Sejarah ....................... 152Sahabat, Malaikat tanpa Sayap .................................. 159Panorama Jingga di Mata ........................................... 161Nada-Nada Syukur ....................................................... 168
Profil Penulis ........................................................... 173Daftar Pustaka ........................................................ 175
hal depan.indd 8 7/4/2016 11:29:13 AM
I
ELEGI DUNIAWI
isi.indd 5 7/4/2016 11:30:56 AM
RELAWAN KEHIDUPAN
Hidup ini tak hanya tentang berbagi dan mencintai. Tak hanya tentang memberi dan mengasihi. Tak hanya tentang merampas dan menindas. Tak hanya tentang winner atau looser. Kehidupan ini tak pernah luput dari yang namanya kehilangan, perjuangan, dan merelakan. Bukankah seperti itu kehidupan ini? Yah… mau bagaimana lagi, untuk mengubah kondisi dunia yang sudah terlampau kompleks bahkan sebelum kita menjadi penghuninya, memang tak dapat dipungkiri lagi. Apa kuasa kita untuk mengubahnya selain memberi sumbangsih positif bagi kehidupan bersama ini? Berpikiran untuk ikut jadi perusak? Ah… itu sebuah keputusan terlalu berani untuk ikut terjun bebas ke liang neraka yang panasnya bahkan tak mampu terbayangkan. Halah halah, malah menyinggung soal neraka, padahal diri sendiri masih banyak kehinaan yang belum sempat terputihkan. Astagfirullah… ampuni hamba, Allah….
Mengingat begitu banyaknya hal tentang kehidupan ini yang sudah telanjur ruwet bahkan sebelum kita dilahirkan, karena itulah kita mesti sedikit merelakan potensi kita untuk turut menjadi bagian kehidupan bersama. Menjadi relawan kehidupan. Relawan kehidupan? Yap, berikut 3
isi.indd 6 7/4/2016 11:30:56 AM
7
tokoh sosok relawan kehidupan yang sangat dekat dan akrab dengan kita.
#Relawan kehidupan pertama, IBUBukan hanya untuk kehidupan, bahkan relawan kematian. Bagaimana tidak, siapa yang merelakan hidupnya dipertaruhkan untuk sebuah kehidupan makhluk yang Tuhan amanatkan jika bukan ibu? Hanya ibulah yang rela merelakan nyawanya dipermainkan oleh ajal dan kehidupan demi kehidupan anak yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya di dunia.
Bagi seorang ibu, keselamatan anak adalah prioritas utama, terlepas dari sakit luar biasa yang dirasakan kala berusaha mengantar kita keluar dari persemayaman selama 9 bulan, demi mempertemukan kita pada kehidupan dunia nyata. Saat itu, yang ada di benak ibu hanyalah kita lahir dengan selamat, sehat, dan menangis mencuat. Ibu akan bahagia, meski kematian berada di ambang kehidupannya. Ibu akan bahagia, ibu akan tetap bahagia, ibu akan selalu bahagia karena kelahiran kita, sang pewaris takhta kehidupan, meskipun rasa sakit yang dideritanya takkan pernah mampu kita bayarkan meski dengan seribu dinar.
Ibu, beliaulah relawan kehidupan. Relawan kehidupan untuk kehidupan kita, yang tak takut akan kematian, yang mampu merelakan kehidupan dirinya sendiri demi
Elegi Duniawi
isi.indd 7 7/4/2016 11:30:56 AM
Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi
8
kehidupan kita. Ibulah sang relawan kehidupan, yang tak segan untuk menantang maut demi pertemuan kita dengan dunia ini terwujud, yang tak akan pernah berubah kasih sayangnya sepanjang kehidupan kita, yang tak pernah berhenti memberi kita doa-doa terbaiknya, yang senantiasa menjadi bidadari surga dalam nyata bagi kehidupan kita. Dialah ibu, sang relawan kehidupan. Sang pemberi kasih sayang tanpa pernah habis tergilas zaman. Sang penakluk harapan atas bait-bait ucapannya kepada Tuhan. Dialah ibu, wanita yang berhak mendapatkan bakti di seumur kehidupan kita. Karena kasih sayangnya, perjuangan dan kelembutannya membuat kita berdiri tegak di atas dunia.
#Relawan kehidupan kedua, GURUSeorang guru sejati akan menularkan dan mengajarkan kepada dunia akan ilmu pengetahuan yang selama ini telah dia dapatkan. Yang menarik dari seorang guru adalah beliau tidak hanya seseorang yang berkewajiban mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan juga mengajarkan ilmu kesopanan, ilmu pertemanan, ilmu sosial, dan ilmu tentang kehidupan pergaulan. Guru memang selalu multiprofesi. Guru bisa menjadi orangtua, teman, bahkan sahabat dalam kehidupan kita. Namanya juga guru, pasti menjadi tokoh yang “digugu lan ditiru” (menjadi panutan dan contoh yang baik). Kalau ada
isi.indd 8 7/4/2016 11:30:56 AM
9
seorang guru yang personal quality-nya agak melenceng dari “digugu lan ditiru”, ya… bisa jadi guru tersebut hanya tampang title doang. Hati dan profesinya masih belum karib, alias setengah hati.
“Terima kasih teruntuk seluruh guru di nusantara yang
telah setulus hati. Pengabdianmu kan menjadi amalan sejati
meski ragamu telah terkubur wangi.”
Seorang guru bekerja bukan hanya untuk peng-hasilannya semata, melainkan untuk menghasilkan anak-anak bangsa yang luar biasa. Guru tak pernah menginginkan anak-anaknya tak lebih pintar darinya. Ma-lah sebaliknya, guru akan termotivasi untuk menjadi kan anak-anaknya bisa lebih pandai dan lebih sukses darinya. Itulah guru, beliau akan rela berpaling dari gemerlap dunia demi mengajar kita, anak-anaknya. Itulah guru, beliau akan rela menghabiskan waktunya untuk terus belajar agar bisa menularkan banyak ilmu kepada kita.
Mari kita renungkan sejenak, siapa yang rela mengor-bankan bertahun-tahun kehidupannya untuk terus belajar dan pada akhirnya adalah untuk diajarkan kepada orang lain kalau bukan seorang guru? Beliau bahkan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih menguntungkan dalam finansial tetapi memilih menjadi tokoh di balik layar kesuksesan kita. Sungguh dialah relawan kehidupan
Elegi Duniawi
isi.indd 9 7/4/2016 11:30:56 AM
Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi
10
bangsa. Dialah yang merelakan separuh hidupnya untuk diabdikan kepada kita melalui ilmu pengetahuannya. Demi apa? Demi masa depan kita. Demi kehidupan kita.
Menjadi guru itu bukan hal yang mudah dan sederhana. Juga tak mudah menjadi orang yang baik. Apalagi, untuk menjadi guru yang baik. Namun seorang guru selalu berusaha untuk mempu menjadi panutan bagi anak didiknya. Terima kasih guru….
#Relawan kehidupan ketiga: AKUYa, aku. Aku yang membaca tulisan ini. Aku yang sedang kebingungan tentang siapa ‘aku’ yang dimaksud dalam tulisan ini. Tak usah bingung, aku adalah aku. Ya, aku sendiri. Aku yang membaca tulisan ini. Mengapa aku? Mengapa bukan kau, dia, atau mereka? Karena aku bicara tentang aku, diriku sendiri. Bagaimana bisa aku menjadi seorang relawan kehidupan?
Karena akulah yang hidup dalam kehidupan. Yang merelakan seluruh, segenap, dan seisi waktuku untuk kehidupan. Hidup untuk kehidupan.
Ya, karena akulah yang selalu melawan dunia demi sebuah kehidupan. Akulah yang mau menghabiskan waktu untuk belajar bertahun-tahun demi sebuah kehidupan. Akulah yang bersedia berlelah bekerja untuk sebuah kehidupan. Akulah yang sanggup menomorbelaskan tidur untuk sebuah kehidupan. Akulah yang menjalankan peran
isi.indd 10 7/4/2016 11:30:56 AM
11
setiap detik untuk sebuah kehidupan. Aku yang mengawali hari ini dengan selalu bersyukur kepada Tuhan, menjalani hari dengan penuh kebahagiaan dan perjuangan, dan mengakhiri hari dengan penuh kesyukuran atas sebuah kehidupan. Aku yang senantiasa menebar manfaat bagi sesama, aku yang tak lelah menambah ilmu meski tak lagi di bangku sekolah, aku yang tak menyerah dalam mengharap berkah, aku yang tak ragu dalam melangkah, aku yang tiada enggan menorehkan kebaikan bagi sesama, aku yang tak pernah meninggalkan kehidupan kecuali dengan kuasa Tuhan, dan aku yang tiada henti melawan godaan dunia ini.
Aku adalah aku. Pemeran utama dalam kehidupanku. Sang pencerah bagi kehidupan sesama. Sang penebar kebaikan demi kehidupan yang aman lagi tenteram. Sang penyulut semangat untuk kehidupan yang tiada henti menepa diri. Sang pengabdi bagi kehidupan yang Tuhan berikan. Jadi, sudahkah aku menjadi aku?
Tiga tokoh kehidupan yang hebat, bukan? Karenanya, bagi wanita, mari kita mempersiapkan diri karena kita menjadi relawan dan calon relawan kehidupan bagi anak kita. Bagi guru-guru hebat, terima kasih atas kesediaan kehidupanmu demi menghidupkan kecerdasan bangsa. Tetaplah menjadi pupuk bagi ladang pengetahuan kami, putra putri bangsa. Dan bagi aku, masing-masing dari aku adalah khalifah di bumi ini. Mari berusaha menjadi peran
Elegi Duniawi
isi.indd 11 7/4/2016 11:30:56 AM
Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi
12
aku sebagai relawan kehidupan. Mari bersama-sama memberi sumbangsih bagi kehidupan bersama.
isi.indd 12 7/4/2016 11:30:56 AM
Mareta Aliya Firdhausa, lahir tanggal 23 Maret 1992 di Blitar yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Sejak SD sudah gemar sekali menulis dengan diary sebagai medianya. Mulai SMP gemar menulis puisi hingga sekarang. Sewaktu SMA pernah bercita-cita ingin menjadi dokter, namun ternyata cita-cita itu berevolusi dan membuatnya masuk Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang. Setelah lulus, aktivitas rutinnya menjadi tentor Matematika di sebuah lembaga bimbingan belajar.
Sejak kuliah mulai gemar mengoleksi buku-buku bacaan, dengan menyisihkan uang saku Rp200.000 per bulan untuk membeli buku. Pada tahun 2013 mulai berlatih menulis buku berdasarkan pengalaman pribadi, istilahnya, dari diary menjadi fiksi. Ketika membaca buku, tak lupa menyisipkan sebuah note di halaman belakang
ProfilPenulis
isi.indd 173 7/4/2016 11:31:00 AM
Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi
174
dan menandai halaman buku yang dirasa ada poin penting, lalu memosting kata-kata tersebut di akun media sosial, FB, Twitter, dan BBM. Dari kebiasaan tersebut, besar keinginannya untuk membagi ilmu kepada khalayak meski tanpa bertatap muka. Selain melalui sosial media, buku merupakan salah satu medianya. Harapan inilah yang menuntun hatinya untuk tetap menulis agar bisa berbagi kepada sesama.
Akun Mareta:Fb: MaretaFirdhausaTwitter: @mFirdhausaE-mail: mfirdhausa@ymail.com
isi.indd 174 7/4/2016 11:31:00 AM
Recommended