View
263
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
HEMATOSKEZIA ARI
Citation preview
Oleh : Ari Irawan Dokter pembimbing : dr. Widhi P. S., Sp. PD
Identitas
Nama : Harjo Pawiro
Usia : 75 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kalikajar
Pekerjaan : Petani
Seorang laki-laki datang ke Rumah Sakit dengan keluhan
nyeri perut dan BAB (+) cair 1x/hari disertai darah segar
(+), lendir (-). BAB disertai rasa nyeri, benjolan di anus
tidak ada waktu BAB. BAK (+) normal.
Riwayat penyakit dahulu, pasien mempunyai riwayat
penyakit hipertensi (+). Pasien belum pernah mengalami
gejala yang sama sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga, dalam keluarga tidak ada
yang mengalami gejala yang sama.
Nadi : 84 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Suhu : 36,7C
TD : 180/89 mmHg
Kesadaran : CM
KU : Sedang
Pernapasan : Reguler
Kepala : CA (+/+), SI (-/-)
Leher : JVP meningkat, pembesaran kelenjar
getah bening dan tiroid tidak ada
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Taktil fremitus sama kedua lapang paru
Perkusi suara sonor
Cor : bunyi jantung 1 dan 2 irama reguler,
bising (-)
Pulmo : suara dasar vesiculer, suara tambahan (-)
Abdomen : Datar, tidak ada tanda inflamasi
Bising usus (+)
Nyeri tekan (+) suprapubik.
Ekstremitas : Akral hangat, edem (-)
Diagnosis : Hematoskezia, Cystitis, Hipertensi grade II,
suspek hemorrhoid pecah.
Hematoskezia secara sederhana adalah buang air
besar berupa darah segar berwarna merah yang berasal
dari saluran cerna bagian bawah. Perdarahan saluran
cerna bagian bawah (Hematoskezia) adalah perdarahan
yang berasal dari usus di sebelah bawah ligamentum
Treitz. Hampir 80% dalam keadaan akut berhenti dengan
sendirinya dan tidak berpengaruh pada tekanan darah,
seperti pada perdarahan hemorrhoid, polip kolon, kanker
kolon, atau colitis.
1) Bagaimana karakteristik perdarahan saluran cerna
bagian bawah?
2) Diagnosis, dan penyebab terjadinya Hematoskezia?
3) Bagaimana manajemen terjadinya Hematoskezia?
Karakteristik klinik perdarahan saluran cerna bagian bawah
terdiri dari :
1) Hematoskezia, yaitu darah segar yang keluar melalui
anus dan merupakan manifestasi tersering dari
perdarahan saluran cerna bagian bawah.
2) Melena, merupakan tinja yang berwarna hitam dengan
bau yang khas. Melena timbul bila hemoglobin
dikonversi menjadi hematin atau hemokrom lainnya oleh
bakteri setelah 14 jam.
3) Darah samar, dapat timbul bila ada perdarahan ringan
namun tidak sampai merubah warna tinja.
Melalui pendekatan klinis berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik :
1. Buang air besar berupa darah merah segar sampai merah tua.
2. Demam bila penyebabnya infeksi usus.
3. Nyeri perut di atas umbilicus seperti kolik, atau perut kanan
bawah yang hilang timbul dapat akut maupun kronik, dapat
ditemukan massa.
4. Dapat disertai diare sampai dehidrasi.
5. Nyeri abdomen atau diare merupakan petunjuk kepada colitis
atau neoplasma.
6. Bising usus menurun atau menghilang.
7. Riwayat hemoroid atau IBD.
8. Keganasan kadang ditandai dengan penurunan berat badan,
anoreksia, limfadenopati atau massa yang teraba.
Perdarahan divertikel kolon, angiodisplasia dan colitis
iskemik merupakan penyebab tersering dari saluran
cerna bagian bawah. Perdarahan saluran cerna bagian
bawah yang kronik dan berulang biasanya berasal dari
hemoroid dan neoplasia kolon.
Non Farmakologis : puasa, kemudian perbaikan
hemodinamik. Jika hemodinamik stabil dapat
diberikan nutrisi enteral.
Farmakologis :
1) Transfusi darah PRC/ WB sampai dengan Hb>10
gr%
2) Infus cairan
3) Pengobatan infeksi sesuai penyebab
4) Bila ada kelainan hematologis, diobati sesuai
penyebab
1) Hematoskezia merupakan buang air besar
berupa darah segar berwarna merah yang
berasal dari saluran cerna bagian bawah.
Hematoskezia umumnya berasal dari
perdarahan kolon sebelah kiri, namun dapat
juga dari saluran cerna bagian atas, usus
halus, transit darah yang cepat.
2) Manajemen hematoskezia dibagi menjadi dua
yaitu non farmakologis dan farmakologis.
Abdulla, M. (2009). Perdarahan saluran cerna bagian bawah
(hematoskezia) dan perdarahan samar (occult). Dalam A. W.
Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata, & S. Setiati, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 5 (hal. 293-297). Jakarta:
InternaPublishing.
Rani, A., Soegondo, S., Nasir, A., et al. (2008). Panduan Pelayanan
Medik-PAPDI (hal. 313-314). Jakarta: InternaPublishing.