14
Oleh : Ari Iraw an Dokter pembimbi ng : dr. Wi dhi P . S., Sp. PD

Hematoskezia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HEMATOSKEZIA ARI

Citation preview

  • Oleh : Ari Irawan Dokter pembimbing : dr. Widhi P. S., Sp. PD

  • Identitas

    Nama : Harjo Pawiro

    Usia : 75 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Alamat : Kalikajar

    Pekerjaan : Petani

  • Seorang laki-laki datang ke Rumah Sakit dengan keluhan

    nyeri perut dan BAB (+) cair 1x/hari disertai darah segar

    (+), lendir (-). BAB disertai rasa nyeri, benjolan di anus

    tidak ada waktu BAB. BAK (+) normal.

    Riwayat penyakit dahulu, pasien mempunyai riwayat

    penyakit hipertensi (+). Pasien belum pernah mengalami

    gejala yang sama sebelumnya.

    Riwayat penyakit keluarga, dalam keluarga tidak ada

    yang mengalami gejala yang sama.

  • Nadi : 84 kali/menit

    RR : 24 kali/menit

    Suhu : 36,7C

    TD : 180/89 mmHg

    Kesadaran : CM

    KU : Sedang

    Pernapasan : Reguler

    Kepala : CA (+/+), SI (-/-)

    Leher : JVP meningkat, pembesaran kelenjar

    getah bening dan tiroid tidak ada

  • Thorax : Simetris, retraksi (-)

    Taktil fremitus sama kedua lapang paru

    Perkusi suara sonor

    Cor : bunyi jantung 1 dan 2 irama reguler,

    bising (-)

    Pulmo : suara dasar vesiculer, suara tambahan (-)

    Abdomen : Datar, tidak ada tanda inflamasi

    Bising usus (+)

    Nyeri tekan (+) suprapubik.

    Ekstremitas : Akral hangat, edem (-)

  • Diagnosis : Hematoskezia, Cystitis, Hipertensi grade II,

    suspek hemorrhoid pecah.

  • Hematoskezia secara sederhana adalah buang air

    besar berupa darah segar berwarna merah yang berasal

    dari saluran cerna bagian bawah. Perdarahan saluran

    cerna bagian bawah (Hematoskezia) adalah perdarahan

    yang berasal dari usus di sebelah bawah ligamentum

    Treitz. Hampir 80% dalam keadaan akut berhenti dengan

    sendirinya dan tidak berpengaruh pada tekanan darah,

    seperti pada perdarahan hemorrhoid, polip kolon, kanker

    kolon, atau colitis.

  • 1) Bagaimana karakteristik perdarahan saluran cerna

    bagian bawah?

    2) Diagnosis, dan penyebab terjadinya Hematoskezia?

    3) Bagaimana manajemen terjadinya Hematoskezia?

  • Karakteristik klinik perdarahan saluran cerna bagian bawah

    terdiri dari :

    1) Hematoskezia, yaitu darah segar yang keluar melalui

    anus dan merupakan manifestasi tersering dari

    perdarahan saluran cerna bagian bawah.

    2) Melena, merupakan tinja yang berwarna hitam dengan

    bau yang khas. Melena timbul bila hemoglobin

    dikonversi menjadi hematin atau hemokrom lainnya oleh

    bakteri setelah 14 jam.

    3) Darah samar, dapat timbul bila ada perdarahan ringan

    namun tidak sampai merubah warna tinja.

  • Melalui pendekatan klinis berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik :

    1. Buang air besar berupa darah merah segar sampai merah tua.

    2. Demam bila penyebabnya infeksi usus.

    3. Nyeri perut di atas umbilicus seperti kolik, atau perut kanan

    bawah yang hilang timbul dapat akut maupun kronik, dapat

    ditemukan massa.

    4. Dapat disertai diare sampai dehidrasi.

    5. Nyeri abdomen atau diare merupakan petunjuk kepada colitis

    atau neoplasma.

    6. Bising usus menurun atau menghilang.

    7. Riwayat hemoroid atau IBD.

    8. Keganasan kadang ditandai dengan penurunan berat badan,

    anoreksia, limfadenopati atau massa yang teraba.

  • Perdarahan divertikel kolon, angiodisplasia dan colitis

    iskemik merupakan penyebab tersering dari saluran

    cerna bagian bawah. Perdarahan saluran cerna bagian

    bawah yang kronik dan berulang biasanya berasal dari

    hemoroid dan neoplasia kolon.

  • Non Farmakologis : puasa, kemudian perbaikan

    hemodinamik. Jika hemodinamik stabil dapat

    diberikan nutrisi enteral.

    Farmakologis :

    1) Transfusi darah PRC/ WB sampai dengan Hb>10

    gr%

    2) Infus cairan

    3) Pengobatan infeksi sesuai penyebab

    4) Bila ada kelainan hematologis, diobati sesuai

    penyebab

  • 1) Hematoskezia merupakan buang air besar

    berupa darah segar berwarna merah yang

    berasal dari saluran cerna bagian bawah.

    Hematoskezia umumnya berasal dari

    perdarahan kolon sebelah kiri, namun dapat

    juga dari saluran cerna bagian atas, usus

    halus, transit darah yang cepat.

    2) Manajemen hematoskezia dibagi menjadi dua

    yaitu non farmakologis dan farmakologis.

  • Abdulla, M. (2009). Perdarahan saluran cerna bagian bawah

    (hematoskezia) dan perdarahan samar (occult). Dalam A. W.

    Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata, & S. Setiati, Buku Ajar

    Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 5 (hal. 293-297). Jakarta:

    InternaPublishing.

    Rani, A., Soegondo, S., Nasir, A., et al. (2008). Panduan Pelayanan

    Medik-PAPDI (hal. 313-314). Jakarta: InternaPublishing.