Emergencies in Diabetes Mellitus

Preview:

DESCRIPTION

DM emergency

Citation preview

EMERGENCIES IN DIABETES EMERGENCIES IN DIABETES MELLITUS AND THYROIDMELLITUS AND THYROID

(Clinical Experiences with Several (Clinical Experiences with Several Practical Formulas)Practical Formulas)

I. NON EMERGENCIESI. NON EMERGENCIESMeliputi informasi terbaru tentang beberapa Meliputi informasi terbaru tentang beberapa kriteria diagnosis diabetes dan prediabetes.kriteria diagnosis diabetes dan prediabetes.A.A. Kriteria diagnosis diabetes dan prediabetes Kriteria diagnosis diabetes dan prediabetes

menurut American Diabetes Association menurut American Diabetes Association (ADA) 2011.(ADA) 2011.

B.B. Kriteria diagnosis diabetes menurut Kriteria diagnosis diabetes menurut American Association of Clinical American Association of Clinical Endocrinologists (AACE) 2011.Endocrinologists (AACE) 2011.

C.C. Pentingnya A1C sebagai salah satu target Pentingnya A1C sebagai salah satu target untuk menekan angka kejadian komplikasi untuk menekan angka kejadian komplikasi ““diabetic cardiovasculardiabetic cardiovascular”.”.

A1C seperti yang tertera pada kriteria DM menurut A1C seperti yang tertera pada kriteria DM menurut ADA 2011 dan AACE 2011 memiliki beberapa ADA 2011 dan AACE 2011 memiliki beberapa keuntungan antara lain :keuntungan antara lain :

1.1. A1C menggambarkan rata-rata kadar A1C menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah 2-3 bulan sebelumnya.glukosa darah 2-3 bulan sebelumnya.

2.2. Variasi nilainya tidak sebesar glukosa Variasi nilainya tidak sebesar glukosa darah puasa (FPG).darah puasa (FPG).

3.3. Secara kimiawi lebih stabil.Secara kimiawi lebih stabil.4.4. Lebih nyaman.Lebih nyaman.5.5. Tidak perlu puasa karena A1C dapat Tidak perlu puasa karena A1C dapat

dilakukan kapan saja.dilakukan kapan saja.6.6. Berhubungan dengan resiko retinopati Berhubungan dengan resiko retinopati

diabetik.diabetik.7.7. Cukup sensitif dan spesifik.Cukup sensitif dan spesifik.

Table-1: The 18 Beneficial Properties of InsulinTable-1: The 18 Beneficial Properties of Insulin(Summarized – Illustrated: Tjokroprawiro 2009-2011)(Summarized – Illustrated: Tjokroprawiro 2009-2011)

GLYCEMIC CONTROL A1C

CORDIO PROTECTION(ANIMAL, HUMAN)

RESTORELH, FSH, TESTOSTERON 1

GROWTH DEVELOPMENTHYPOTHETICAL WAY TO TUMOR

VIAIGF - RECEPTOR

ANTI-ATHEROSCLEROSIS(↓ROS, ↓NFKB, ↓CRP, etc)

PROFIBRINOLYSIS( ↓PAU-I )

VASODILATATION( NO, eNOS)

ANTI-PLATELET( c-AMP)

ANTI-THROMBOSIS( ↓ TISSUE FACTOR)

ANTI-APOPTOSIS(Heart, Brain, β Cell)

2

3

4

5

6

7

8

9

16

↓LIPOLYSIS(↓FFA, ↓TG, HDL-CHOL)

↓ADMA IN PLASMAAND ENDOTHELIUM

BONE ANABOLIC( OSTEOGENESIS)

↓PLASMA ARGINASE(↓UREA – ↓BUN)

ANTI-OXIDANT(↓ ROS)

ANTI-INFLAMATIONIkB, ↓NFkB, ↓TNF

↓ICAM-1, ↓MCP-1, ↓CRP)

VASPIN mRNA IS INCREASED WITH INSULIN INJECTION IN SEVERE INSULIN RESISTANCE17

15

14

13

12

11

10

18 INSULINBENEFITS

HSP 70 / HSP 72(Would Healing, Etc)

18

I. EMERGENCIES IN DIABETES MELLITUSI. EMERGENCIES IN DIABETES MELLITUS

A.A. Formula minus 1 (-1) untuk regulasi (menurunkan glukosa Formula minus 1 (-1) untuk regulasi (menurunkan glukosa darah) cepat intravena @4unit iv.darah) cepat intravena @4unit iv.

B.B. Formula kali 2 (x2) untuk menentukan dosis rumatan.Formula kali 2 (x2) untuk menentukan dosis rumatan.C.C. Formula 3-2-1-1 untuk terapi hipoglikemia.Formula 3-2-1-1 untuk terapi hipoglikemia.D.D. Formula KAD (Ketoasidosis Diabetik) 2,4,18,24 dan Formula KAD (Ketoasidosis Diabetik) 2,4,18,24 dan

2,80,30,20.2,80,30,20.E.E. Formula 1 Yes 3 No untuk HONK (Hiperosmoler Non Formula 1 Yes 3 No untuk HONK (Hiperosmoler Non

Keotik).Keotik).F.F. Terapi KAAL (Koma Asidosis Asam Laktat)Terapi KAAL (Koma Asidosis Asam Laktat)G.G. Formula kali 2 (x2) untuk injeksi dengan Apidra® / Formula kali 2 (x2) untuk injeksi dengan Apidra® /

Novorapid® apabila suatu saat kadar glukosa darah > 200 Novorapid® apabila suatu saat kadar glukosa darah > 200 mg/dl. Sebagai gambaran dapat dilihat pada TABEL 2.mg/dl. Sebagai gambaran dapat dilihat pada TABEL 2.

Pada “emergencies” dalam bidang DM banyak formula-formula yang akan ditayangkan pada saat presentasi.

Table-2 The Roles of with formula (x2) for Table-2 The Roles of with formula (x2) for hyperglycemia (>200 mg/dl) in Daily Practicehyperglycemia (>200 mg/dl) in Daily Practice

(Clinical Experiences : Tjokroprawiro 2007-2011)(Clinical Experiences : Tjokroprawiro 2007-2011)

NOVORAPID®APIDRA®

SC-INJECTION : FORMULA X2 WITH ….Unit/Once (!)SC-INJECTION : FORMULA X2 WITH ….Unit/Once (!)For Out-and In-Patients random glycemia (>200 mg/dl)For Out-and In-Patients random glycemia (>200 mg/dl)

Epx.: Epx.: * BS 240 mg/dl * BS 240 mg/dl Dose (SC): 2 x 2 = 4u/onceDose (SC): 2 x 2 = 4u/once

* BS 380 mg/dl * BS 380 mg/dl Dose (SC): 3 x 2 = 4u/onceDose (SC): 3 x 2 = 4u/once

* BS 450 mg/dl * BS 450 mg/dl Dose (SC): 4 x 2 = 4u/onceDose (SC): 4 x 2 = 4u/once

The Formula X2 can be done (1-2-3) times/day is given anytimes as a The Formula X2 can be done (1-2-3) times/day is given anytimes as a long ad blood sugar level Levels . 2000 mg/dllong ad blood sugar level Levels . 2000 mg/dl

NOVORAPID®APIDRA®

NOVORAPID®APIDRA®

NOVORAPID®APIDRA®

NOVORAPID®APIDRA®

Table-3, Recommendation for use of metformin based on GFRTable-3, Recommendation for use of metformin based on GFR(FDA-2001 lispka et al 2011, Summarised: Tjokroprawiro 1994-2001(FDA-2001 lispka et al 2011, Summarised: Tjokroprawiro 1994-2001

SUMMARIZED CONTRA-INDICATION :SUMMARIZED CONTRA-INDICATION :1. Chest : Heart Failure, Copd1. Chest : Heart Failure, Copd2. Abdomen2. Abdomen

a. Kidney : S-Creatinine > 1.5 mg/dl (men), > 1,4 mg/dl a. Kidney : S-Creatinine > 1.5 mg/dl (men), > 1,4 mg/dl (women), (US. FDA-2011)(women), (US. FDA-2011)b. Liver : SGOT/SGPT > 2-3 x Normal Valueb. Liver : SGOT/SGPT > 2-3 x Normal Value

3. Others :3. Others :a. Any iInfection (active cellulitis/Ganggrene, UTI, etc).a. Any iInfection (active cellulitis/Ganggrene, UTI, etc).b. Tissue Hypoxia and its Association conditionsb. Tissue Hypoxia and its Association conditionsc. Age > 80 years (selective)c. Age > 80 years (selective)

> 60 > 60 : : No Contraindication, check renal function (RF) No Contraindication, check renal function (RF) annuallyannually

< 60 - > 45 < 60 - > 45 : : No Contraindication, check RF every 3-6 monthNo Contraindication, check RF every 3-6 month< 45 - > 30 < 45 - > 30 : : Lower dose / (Half-maximal dose), RF Every 3 Lower dose / (Half-maximal dose), RF Every 3

months.months.Do not start new patients on metforminDo not start new patients on metformin

< 30 < 30 :: Stop metformin.Stop metformin.

Indikasi terapi insulin pada DM tipe2Indikasi terapi insulin pada DM tipe2Pada DM tipe2 pemakaian insulin biasanya dikombinasi dengan OHO Pada DM tipe2 pemakaian insulin biasanya dikombinasi dengan OHO atau disingkat dengan TKOI (terapi kombinasi OHO insulin)atau disingkat dengan TKOI (terapi kombinasi OHO insulin)

1. Indikasi Primer1. Indikasi PrimerA.A. Menurut Perkeni 2006 apabila dosis OHO hampir Menurut Perkeni 2006 apabila dosis OHO hampir

maksimal disertasi dengan pola makan dan pola aktivitas maksimal disertasi dengan pola makan dan pola aktivitas fisik yangsudah benar, tetapi diabetes tidak terkendali fisik yangsudah benar, tetapi diabetes tidak terkendali secara optimal.secara optimal.

B.B. Indikasi rasional TKOI (Tjokroprawiro 2009) adalah Indikasi rasional TKOI (Tjokroprawiro 2009) adalah apabila dipenuhi :apabila dipenuhi :i. i. Rumus 2-4-8 artinya :Rumus 2-4-8 artinya :

2 2 : : bila gula darah preprandial lebih atau sama bila gula darah preprandial lebih atau sama dengan 200 mg/dl.dengan 200 mg/dl.

4 4 : : gula darah 1 jam setelah makan (peak gula darah 1 jam setelah makan (peak prandial) prandial) lebih atau sama dengan 400 mg/bl.lebih atau sama dengan 400 mg/bl.

8 8 : : A1C sama atau lebih 8%.A1C sama atau lebih 8%.ii.ii. HOMA B < 35%. Harga normal HOMA B : 70-150% HOMA B < 35%. Harga normal HOMA B : 70-150%

(HOMA B : menggambarkan fungsi sel beta (HOMA B : menggambarkan fungsi sel beta pankreas)pankreas)

C.C. Pemberian insulin dapat segera diberikan jika HOMA-B < Pemberian insulin dapat segera diberikan jika HOMA-B < 50% dan penurunan berat badan > 10%50% dan penurunan berat badan > 10%

2. Indikasi Sekunder2. Indikasi Sekunder

a.a. Patah tulang.Patah tulang.

b.b. Gagal ginjal sedang-berat.Gagal ginjal sedang-berat.

c.c. Tuberkulosis paru berat.Tuberkulosis paru berat.

d.d. Sirosis hati dekompensata.Sirosis hati dekompensata.

e.e. Penurunan berat badan yang Penurunan berat badan yang drastis.drastis.

f.f. Gangren diabetik yang tidak aktif.Gangren diabetik yang tidak aktif.

Cara Memulai Terapi Insulin pada Cara Memulai Terapi Insulin pada DM Tipe 2DM Tipe 2Pada DM tipe2 terapi insulin pada umumnya diawali dengan Pada DM tipe2 terapi insulin pada umumnya diawali dengan menggunakan insulin basal (insulin intermediate atau insulin long-menggunakan insulin basal (insulin intermediate atau insulin long-acting) yang dikombinasikan dengan OHO disebut sebagai TKOI acting) yang dikombinasikan dengan OHO disebut sebagai TKOI (Terapi Kombinasi OHO dan Insulin).(Terapi Kombinasi OHO dan Insulin).Penelitian telah Bretzel RG et al, 2009 (APPOLO trial) yang Penelitian telah Bretzel RG et al, 2009 (APPOLO trial) yang membandingkan apakah basal atau prandial insulin untuk mengawali membandingkan apakah basal atau prandial insulin untuk mengawali terapi insulin pada DM tipe2. pada penelitian tersebut pasien yang terapi insulin pada DM tipe2. pada penelitian tersebut pasien yang telah mendapatkan OHO yang belum teregulasi dikombinasi dengan telah mendapatkan OHO yang belum teregulasi dikombinasi dengan glargine yang diberikan satu kali sehari dan kelompok lain OHO glargine yang diberikan satu kali sehari dan kelompok lain OHO dikombinasi dengan insulin lispro diberikan 3 kali sehari. Dalam studi dikombinasi dengan insulin lispro diberikan 3 kali sehari. Dalam studi ini menunjukkan bahwa kontrol glukosa darah dengan pemberian ini menunjukkan bahwa kontrol glukosa darah dengan pemberian insulin basal glargine 1 kali dikombinasi dengan OHO pada pasien DM insulin basal glargine 1 kali dikombinasi dengan OHO pada pasien DM tipe2. Namun regimen insulin basal (glargine) mempunyai risiko tipe2. Namun regimen insulin basal (glargine) mempunyai risiko hipoglikemi yang lebih rendah secara bermakna dan terjadi hipoglikemi yang lebih rendah secara bermakna dan terjadi perbaikan qualitas hidup dan kenyamanan yang lebih besar perbaikan qualitas hidup dan kenyamanan yang lebih besar dibanding dengan kelompok yang mendapatkan insulin prandial dibanding dengan kelompok yang mendapatkan insulin prandial (insulin lispro).(insulin lispro).

Secara keseluruhan glargine sebagai regimen insulin basal lebih Secara keseluruhan glargine sebagai regimen insulin basal lebih unggul dibandingkan dengan NPH untuk penanganan DM tipe2. unggul dibandingkan dengan NPH untuk penanganan DM tipe2. bahkan AACE/ACE, 2009 merekomendasikan bila memungkinkan bahkan AACE/ACE, 2009 merekomendasikan bila memungkinkan untuk tidak menggunakan lagi insulin human NPH sebagai insulin untuk tidak menggunakan lagi insulin human NPH sebagai insulin basal karena tidak cukup basal karena tidak cukup peaklesspeakless sehingga meningkatkan risiko sehingga meningkatkan risiko hipoglikemi nokturnal dan lama kerja kurang dari 24 jam (antara hipoglikemi nokturnal dan lama kerja kurang dari 24 jam (antara 16-18 jam) sehingga bisa menimbulkan hiperglikemi pada pagi 16-18 jam) sehingga bisa menimbulkan hiperglikemi pada pagi hari. Keterbatasan ini bisa diatasi dengan menggunakan insulin hari. Keterbatasan ini bisa diatasi dengan menggunakan insulin analog long-acting glargine atau detemir. Sebagai insulin basal analog long-acting glargine atau detemir. Sebagai insulin basal yang ideal adalah :yang ideal adalah :

• Insulin yang mempunyai profil menyerupai sekresi insulin Insulin yang mempunyai profil menyerupai sekresi insulin basal oleh pankreas.basal oleh pankreas.

• Peakless tidak ada puncak kerja.Peakless tidak ada puncak kerja.• Bekerja selama 24 jamBekerja selama 24 jam• Risiko hipoglikemi nokturnal rendahRisiko hipoglikemi nokturnal rendah• Pemberiannya sekali sehari sehingga pasien merasa Pemberiannya sekali sehari sehingga pasien merasa

lebih nyamanlebih nyaman• Pola absorpinya dari tempat injeksi bisa terprediksi.Pola absorpinya dari tempat injeksi bisa terprediksi.

Cara Menentukan Dosis Awal Cara Menentukan Dosis Awal Insulin BasalInsulin Basal

Dirumah sakit Dr. Soetomo telah mempunyai Dirumah sakit Dr. Soetomo telah mempunyai pedoman bagaimana cara menentukan dosis awal pedoman bagaimana cara menentukan dosis awal insulin basal. Pedoman ini disusun oleh Askandar insulin basal. Pedoman ini disusun oleh Askandar Tjokroprawiro (2003-2011) berdasar pengalaman Tjokroprawiro (2003-2011) berdasar pengalaman klinis dengan tujuan untuk lebih mudah klinis dengan tujuan untuk lebih mudah mengingatnya yaitu dengan menggunakan rumus mengingatnya yaitu dengan menggunakan rumus 1/3. Rumus ini bisa digunakan pada pasien 1/3. Rumus ini bisa digunakan pada pasien direncanakan untuk menggunakan regimen TKOI direncanakan untuk menggunakan regimen TKOI atasu pasien rawat jalan yang telah mendapatkan atasu pasien rawat jalan yang telah mendapatkan OHO namun glukosa darah belum teregulasi OHO namun glukosa darah belum teregulasi dengan baik dan direncanakan untuk menggunakan dengan baik dan direncanakan untuk menggunakan regimen TKOI.regimen TKOI.

Sebagai contoh rumus sepertiga (1/3)Sebagai contoh rumus sepertiga (1/3)

1.1. Pasien rawat inap telah mendapatkan insulin prandial Pasien rawat inap telah mendapatkan insulin prandial (Novorapid R/) dengan dosis total 60 unit sehari yang (Novorapid R/) dengan dosis total 60 unit sehari yang diberikan secara subkutan, maka sebagai dosis awal diberikan secara subkutan, maka sebagai dosis awal insulin basal adalah 1/3 dari 60 unit sama dengan 20 unit. insulin basal adalah 1/3 dari 60 unit sama dengan 20 unit. Jadi dosis awal Levemir adalah 20 unit diberikan secara Jadi dosis awal Levemir adalah 20 unit diberikan secara subkutan, bisa diberikan pagi hari, sore hari atau malam subkutan, bisa diberikan pagi hari, sore hari atau malam sebelum tidur, namun lebih disarankan pemberian pagi sebelum tidur, namun lebih disarankan pemberian pagi hari, dikombinasi dengan golongan metformin dan atau hari, dikombinasi dengan golongan metformin dan atau golongan sulfonilurea.golongan sulfonilurea.

2.2. Pada pasien rawat jalan yang telah mendapatkan 2-4 Pada pasien rawat jalan yang telah mendapatkan 2-4 macam kombinasi OHO, namun kadar gula darah 1 jam macam kombinasi OHO, namun kadar gula darah 1 jam postporandial 360 mg/dl, maka dosis awal insulin basal postporandial 360 mg/dl, maka dosis awal insulin basal yang diberikan untuk regimen TKOI adalah 1/3 dari 36 yang diberikan untuk regimen TKOI adalah 1/3 dari 36 (dua angka pertama dari 360) adalah 12 unit. Jadi dosis (dua angka pertama dari 360) adalah 12 unit. Jadi dosis awal Levemir pada pasien ini adalah 12 unit subkutan, awal Levemir pada pasien ini adalah 12 unit subkutan, OHO yang telah dikonsumsi tetap diteruskan.OHO yang telah dikonsumsi tetap diteruskan.

Sedangkan teknik pemberiannya bisa Sedangkan teknik pemberiannya bisa menggunakan metode-A atau metode-B menggunakan metode-A atau metode-B dikombinasi dengan OHO. Dalam regimen TKOI dikombinasi dengan OHO. Dalam regimen TKOI pada umumnya OHO yang menjadi pilihan adalah pada umumnya OHO yang menjadi pilihan adalah kombinasi antara metformin dan sulfonilurea kombinasi antara metformin dan sulfonilurea (glimepiride). Metformin dosis antara 1500-2000 (glimepiride). Metformin dosis antara 1500-2000 mg/hari pada umumnya doberikan 3 kali dalam mg/hari pada umumnya doberikan 3 kali dalam sehari setelah makan pagi, makan siang dan makan sehari setelah makan pagi, makan siang dan makan malam sedangkan golongan sulfonilurea misalnya malam sedangkan golongan sulfonilurea misalnya glimepiride dosis 3-6 mg/hari diberikan sebelum glimepiride dosis 3-6 mg/hari diberikan sebelum makan pagi, bila dosis tinggi dosis glimepiride bisa makan pagi, bila dosis tinggi dosis glimepiride bisa dibagi dua diberikan pagi hari dan sore hari dibagi dua diberikan pagi hari dan sore hari sebelum makan.sebelum makan.Sebagai contoh adalah TKOI antara insulin Levemir Sebagai contoh adalah TKOI antara insulin Levemir dengan metformin + glimepiride (Amaryl M).dengan metformin + glimepiride (Amaryl M).

METHOD-A Levemir® + AMARYL-MMETHOD-A Levemir® + AMARYL-M11 or M or M22 : :

SAFE FOR CANCER RISKSAFE FOR CANCER RISK

OAD : AMARYL-M®, ADMINISTERED AFTER MEALS

Breakfast : 6.30 am Lunch : 0.30 am Dinner : 6.30 am

PRANDIAL Novorapid PRANDIAL NovorapidFritsche et al 2003

(Clinical Experiences : Tjokroprawiro 2003-2011)

METHOD-A : CTOI WITH MORNING LANTUS® and AMARYL-M

METFORMIN DOSE : 1500 – 2000 mg/day

METFORMIN

OPTIONAL Tx AMARYL-M1 OR M2

AMARYL-M1 OR M2

Levemir®6-30 u sc

Morning (A) Levenir® is Beter than Bedtime (B)

9.30 pm

snack

3.30 pm

snack

9.30 am

snack

METHOD-A :

METHOD-B Levemir® in the METHOD-B Levemir® in the EVENING or BEDTIMEEVENING or BEDTIME

OAD : AMARYL-M®, ADMINISTERED AFTER MEALS

Breakfast : 6.30 am Lunch : 0.30 am Dinner : 6.30 am

PRANDIAL Novorapid PRANDIAL NovorapidFritsche et al 2003

(Clinical Experiences : Tjokroprawiro 2003-2011)

METHOD-A : CTOI WITH EVENING Levemir® and and AMARYL-M®

METFORMIN

OADs

AMARYL-M®

Levemir®6-30 u sc

Morning (A) is Better than Evening (B)

9.30 am

snack

9.30 pm

snack

3.30 pm

snack

AMARYL-M®

OADs

METFORMIN DOSE : 1500 – 2000 mg/day

METHOD-A :

Didalam praktek sehari-hari untuk pasien diabetes Didalam praktek sehari-hari untuk pasien diabetes melitus di Indonesia TKOI metode-A lebih cocok melitus di Indonesia TKOI metode-A lebih cocok dan praktis dengan 4 alasan diantaranya adalah :dan praktis dengan 4 alasan diantaranya adalah :

1.1. Metode-A lebih praktis oleh karena setelah pulang kerja Metode-A lebih praktis oleh karena setelah pulang kerja tidak ada lagi injeksi glargine dan injeksi dilakukan pagi tidak ada lagi injeksi glargine dan injeksi dilakukan pagi hari sebelum berangkat ke kantor dan malamnya sudah hari sebelum berangkat ke kantor dan malamnya sudah bebas.bebas.

2.2. Metode-A glargine bisa diinjeksikan pada waktu atau jam Metode-A glargine bisa diinjeksikan pada waktu atau jam yang sama di pagi hari, bila diinjeksikan malam hari yang sama di pagi hari, bila diinjeksikan malam hari sebagian besar pasien pulang kerumah dengan jam yang sebagian besar pasien pulang kerumah dengan jam yang tidak sama, selain itu sampai di rumah sering sudah tidak sama, selain itu sampai di rumah sering sudah kecapaian.kecapaian.

3.3. Metode-A injeksi glargine pagi hari risiko episode Metode-A injeksi glargine pagi hari risiko episode hipoglikemi pada siang atau malam hari rendah.hipoglikemi pada siang atau malam hari rendah.

4.4. Pada metode-B onset of action dari glargine adalah 1-3 Pada metode-B onset of action dari glargine adalah 1-3 jam dan bila glargine diberikan pada malam hari jam 09, jam dan bila glargine diberikan pada malam hari jam 09, maka efek glargine baru mulai pada jam 09, maka efek maka efek glargine baru mulai pada jam 09, maka efek glargine baru mulai pada jam 12 malam dan mungkin glargine baru mulai pada jam 12 malam dan mungkin bisa terjadi episode hipoglikemi. Hipoglikemi pada bisa terjadi episode hipoglikemi. Hipoglikemi pada penderita dengan komplikasi autonomic neuropathy penderita dengan komplikasi autonomic neuropathy sering tidak didapatkan gejala atau tanda hipoglikemi.sering tidak didapatkan gejala atau tanda hipoglikemi.

Pedoman Untuk Menaikkan Dosis InsulinPedoman Untuk Menaikkan Dosis Insulin

Angka 3 pertama berarti untuk melakukan evaluasi gula darah Angka 3 pertama berarti untuk melakukan evaluasi gula darah setiap 3 hari.setiap 3 hari.Angka 3 kedua adalah untuk menaikkan dosis insulin 3 unit pada Angka 3 kedua adalah untuk menaikkan dosis insulin 3 unit pada dosis sebelumnya, bila kadar gula preprandial antara 130-200 mg/dl dosis sebelumnya, bila kadar gula preprandial antara 130-200 mg/dl setelah 3 hari evaluasi gula darah.setelah 3 hari evaluasi gula darah.Angka 5 yang ketiga adalah untuk menaikkan dosis insulin 5 unit Angka 5 yang ketiga adalah untuk menaikkan dosis insulin 5 unit pada dosis sebelumnya bila kadar gula darah pagi hari sebelum pada dosis sebelumnya bila kadar gula darah pagi hari sebelum makan > 200 mg/dl setelah 3 hari dilakukan evaluasi gula darahmakan > 200 mg/dl setelah 3 hari dilakukan evaluasi gula darah

Regimen ini dapat diulang sampai dosis Levemir yang optimal dicapai.Regimen ini dapat diulang sampai dosis Levemir yang optimal dicapai.

Dengan menggunakan rumus Step Up 3-3-5 (Pengalaman klinis Dengan menggunakan rumus Step Up 3-3-5 (Pengalaman klinis Askandar Tjokroprawiro 2007-2011)Askandar Tjokroprawiro 2007-2011)

Setelah terapi insulin dengan menggunakan insulin basal, maka Setelah terapi insulin dengan menggunakan insulin basal, maka dilakukan monitoring glukosa darah puasa atau pagi hari sebelum dilakukan monitoring glukosa darah puasa atau pagi hari sebelum makan setiap 3 hari sekali. Bila glukosa darah pagi sebelum makan makan setiap 3 hari sekali. Bila glukosa darah pagi sebelum makan belum mencapai target (target glukosa darah pagi sebelum makan = belum mencapai target (target glukosa darah pagi sebelum makan = glukosa prepandial 70-130 mg/dl) maka dosis insulin basal harus glukosa prepandial 70-130 mg/dl) maka dosis insulin basal harus ditingkatkan dengan rumus step up 3-3-5. Naikkan dosis 3 atau 5 unit ditingkatkan dengan rumus step up 3-3-5. Naikkan dosis 3 atau 5 unit pada dosis sebelumnya tergantung dari hasil glukosa darah pagi hari pada dosis sebelumnya tergantung dari hasil glukosa darah pagi hari sebelum makan.sebelum makan.

Cara Menghentikan Injelsi InsulinCara Menghentikan Injelsi Insulin

Rumus 2-2 : penurunan dosis insulin 2 unit setiap 2 hari Rumus 2-2 : penurunan dosis insulin 2 unit setiap 2 hari sampai insulin dihentikan.sampai insulin dihentikan.Rumus 2-1 : penurunan dosis insulin 1 unit setiap 2 hari Rumus 2-1 : penurunan dosis insulin 1 unit setiap 2 hari sampai insulin dihentikan.sampai insulin dihentikan.Rumus 1-2 : penurunan dosis insulin 2 unit setiap 1 hari Rumus 1-2 : penurunan dosis insulin 2 unit setiap 1 hari sampai insulin dihentikan.sampai insulin dihentikan.Rumus 1-1 : penurunan dosis insulin 1 unit setiap 1 hari Rumus 1-1 : penurunan dosis insulin 1 unit setiap 1 hari sampai insulin dihentikan.sampai insulin dihentikan.

Didalam praktek rumus step down ini yang paling berhasil adalah rumus 2-2 atau rumus 2-1 yaitu setiap dua hari dosis Levemir diturunkan 2 unit atau setiap 2 hari diturunkan 1 unit

Apabila pasien sudah tidak membutuhkan terapi insulin lagi atau sudah tidak ada indikasi untuk terapi insulin, maka cara menghentikannya harus diturunkan secara perlahan dengan menggunakan Rumus Step Down :, 2-2, 2-1, 1-2, 1-1 (Pengalaman klinis Askandar Tjokroprawiro 2007-2011)

Recommended