View
237
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan tanaman tembakau sebagai produk rokok merupakan hal yang
tidak asing di mata masyarakat Indonesia. Maraknya produk-produk rokok
hasil dari pengolahan tanaman tembakau menjadikan rokok sebagai salah satu
komoditas dagang yang besar di Indonesia, sehingga selain memberikan
sumbangsih kepada negara melalui pajak cukainya, rokok juga menuai
problem tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Tercatat sumbangsih cukai rokok terhadap negara adalah sebesar 13,3
triliun pada tahun 2000, devisa sebesar Rp. 22 miliar dan menyerap sekitar 12-
13 juta tenaga kerja yang terdiri dari petani tembakau, petani cengkih, tenaga
kerja pabrik, transportasi, percetakan, periklanan, pedagang hingga pengecer
rokok dan lain-lain1. Di sisi lain, adanya produksi rokok yang tinggi ternyata
menuai problem dalam berbagai bidang, salah satunya adalah di bidang
kesehatan. Riset menunjukkan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara
produsen rokok tercatat pada tahun 2002 angka konsumsi rokok mencapai
181,958 milyar batang2, pada tahun 2009 angka tersebut naik menjadi 240
milyar batang3.
Melihat tingginya angka konsumsi rokok di atas maka resiko kesehatan
yang diakibatkan oleh mengkonsumsi rokok menjadi isu yang banyak
1Antara Sumbangan Ekonomi dan Etika Merokok, Sinar Tani, 16 April 2003.2 Daftar 10 Negara di Dunia dengan Konsumsi Rokok Tertinggi Tahun 2002, (akses 23 Desember 2013); http://www.fas.usda.gov/psd/3Perangi Rokok, UMY Pilih Duta Anti Rokok, (akses 23 Desember 2013); http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/13/09/11/mslgko-perangi-rokok-umy-pilih-duta-antirokok
1
diperjuangkan oleh lembaga-lembaga pengendali tembakau guna membatasi
produksi, distribusi hingga konsumsi rokok, terlebih isu bahaya rokok tidak
hanya diukur dari indikator kuantitas atau jumlahnya namun juga
penyebarannya. Penyebaran yang dimaksud adalah meluasnya konsumen
rokok dalam berbagai segmen khususnya segmen usia, salah satunya adalah
fenomena munculnya baby smoker atau perokok usia bayi4. Akibat yang
timbul dari tingkat konsumsi serta penyebaran yang semakin meningkat maka
tidak mengherankan jika pada tahun 2008 jumlah kematian akibat konsumsi
rokok mencapai angka 200.000 jiwa disetiap tahunnya5.
Pro kontra dalam melihat rokok ternyata menimbulkan tekanan pada
pemerintah untuk merumuskan peraturan yang adil dan proporsional. Di satu
sisi beberapa lembaga “pro rokok” melihat bahwa rokok merupakan cerminan
kedaulatan ekonomi serta tradisi masyarakat Indonesia6. Di sisi lain kalangan
“anti rokok” melihat bahwa rokok merupakan produk beracun yang secara
serius mengancam kesehatan organ vital manusia, sehingga pemerintah
dituntut untuk tegas dalam pembatasan produksi, distribusi hingga konsumsi
rokok.
Produk peraturan serta kebijakan yang seharusnya adil serta proporsional
oleh pemerintah ternyata dinilai oleh lembaga “anti rokok” tidak adil, salah
satu sebab diantaranya adalah aspirasi kalangan “anti rokok” yang tidak
diartikulasikan dalam kesepakatan internasional dengan tidak meratifikasi
serta menadatangani Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).
4Perokok Anak, Indonesia Sudah Siaga Satu, (akses 23 Desember 2013); http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=32168 5MTCC Gelar Pelatihan Pengelolaan Iklan, Promosi dan Sponsorsip Rokok, (akses 23 Desember 2013); http://mtcc.umy.ac.id/523/6 Abhisam DM, Hasriadi Ary, Miranda harlan, Membunuh Indonesia; Konspirasi Global Penghancuran Kretek, (Jakarta Selatan: Katakata, 2011), 211.
2
FCTC sendiri merupakan acuan pandangan serta prosedur internasional yang
digagas oleh WHO dalam upaya pengendalian tembakau di setiap negara.
Berangkat dari persoalan di atas maka peneliti tertarik untuk mendalami
salah satu lembaga “anti rokok” yang aktif dalam mengawal persoalan
pertembakauan khususnya rokok. Adapun lembaga tersebut adalah MTCC
UMY. Mengenai profil singkat MTCC UMY adalah sebagai berikut, yaitu
salah satu organisasi “anti rokok” yang konsen terhadap upaya pengendalian
tembakau khususnya rokok dengan tujuan akhir merubah perilaku sosial
masyarakat untuk menyadari, berhenti serta menjauhi rokok7, adapun profil
MTCC UMY secara mendetail akan disajikan dalam bab berikutnya.
Dari beberapa agenda yang pernah dilakukan MTCC UMY dalam
membentuk kesadaran masyarakat akan bahaya mengkonsumsi rokok, MTCC
UMY berusaha bergerak di wilayah konsumsi8. Salah satu dari gerakan MTCC
UMY dalam membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di
wilayah konsumsi adalah membidik segmen remaja sebagai sasaran
programnya. Pengelolaan segmen remaja sebagai sasaran program MTCC
UMY tidak terlepas dari upaya impelementasi MPOWER yang digagas oleh
WHO dalam upaya pengendalian konsumsi tembakau yang semakin
meningkat di Indonesia9.
Pengelolaan segmen remaja sebagai sasaran program MTCC UMY dapat
dilihat melalui berbagai kegiatan kampanye, diantaranya adalah dengan
7Wawancara Pra Survey I MTCC UMY, Program Manager MTCC UMY, Fauzi Ahmad Noor, 21 Desember 2013 8 Wawancara Verifikasi Wilayah Gerak MTCC UMY, Wakil Ketua MTCC UMY, Mutia Hariati Husein, 17 Februari 20139 Ibid
3
mengadakan perlombaan Duta Anti Rokok Pelajar dan Mahasiswa yang
ditujukan guna mengkampanyekan bahaya mengkonsumsi rokok10.
Gambar 1
Poster Perlombaan Duta Anti Rokok Pelajar dan Mahasiswa
Sumber:https://www.facebook.com/photo.php?fbid=454534901309232&set=a.426583674104355.1073741828.423323924430330&type=1&theater, (akses 10 Januari 2013)
Nampak di atas poster perlombaan Duta Anti Rokok yang diadakan oleh
MTCC UMY. Selain menyelenggarakan perlombaan Duta Anti Rokok MTCC
UMY juga turut menyelenggarakan Training Duta Anti Rokok di kalangan
Pelajar di Yogyakarta. Adapun gambar di bawah ini adalah proses pelatihan
dalam Training Duta Anti Rokok yang diadakan oleh MTCC UMY.
10Wawancara Pra Survey II MTCC UMY, Program Manager MTCC UMY, Fauzi Ahmad Noor, 31 Desember 2013
4
Gambar 2
Training Duta Anti Rokok Pelajar dan Mahasiswa
Sumber:https://www.facebook.com/photo.php?fbid=527207090708679&set=a.505024176260304.1073741829.423323924430330&type=1&theater, (akses 02 Januari 2013)
Pelatihan Duta Anti Rokok Pelajar dan Mahasiswa dimaksudkan guna
menanamkan kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok khususnya di
kalangan remaja usia produktif, selain juga sebagai ajang kaderisasi remaja
“anti rokok”. Dari pelaksanaan lomba Duta Anti Rokok tersebut kemudian
melahirkan komunitas pelajar dan mahasiswa anti rokok Yogyakarta yang
dinamakan Muhammadiyah Youth Alliance For Tobacco Control (MY AFTC)
atau lebih tepatnya adalah aliansi pemuda muhammadiyah untuk pengendalian
tembakau11. Wilayah konsumsi menarik untuk diteliti disebabkan kajian dalam
ilmu komunikasi akan lebih banyak ditemui dalam wilayah konsumsi
termasuk kajian mengenai social marketing.
11MY AFTC MTCC, (akses 10 januari 2013); https://www.facebook.com/photo.php?fbid=527962873966434&set=a.505024176260304.1073741829.423323924430330&type=1&theater
5
Melalui fokus kajian social marketing maka peneliti berusaha untuk
melihat lebih dalam gambaran strategi social marketing yang dilaksanakan
oleh MTCC UMY dalam memberikan kesadaran akan bahaya mengkonsumsi
rokok di kalangan remaja usia produktif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah bagaimana strategi social marketing
Muhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (MTCC UMY) dalam membentuk kesadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok di kalangan remaja tahun 2013-2014?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi social
marketing MTCC UMY dalam membentuk kesadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok di kalangan remaja tahun 2013-2014.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dalam bidang
komunikasi khususnya dalam kajian-kajian social marketing.
2. Manfaat Praktis
Mengenai manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan penjelasan tentang strategi social marketing MTCC
UMY dalam membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi
rokok di kalangan remaja.
6
b. Memberikan gambaran kepada MTCC UMY mengenai faktor-faktor
pendukung dan penghambat strategi social marketing.
c. Membantu MTCC UMY dalam melakukan strategi social marketing
di kemudian hari.
E. Kerangka Teori
1. Social Marketing sebagai Strategi Pemasaran Organisasi Nirlaba
“Organisasi nirlaba merupakan lembaga kemasyarakatan dari pemberi jasa tertentu sampai memperjuangkan isu tunggal tanpa memperhitungkan imbalan laba. Prinsip kerja organisasi nirlaba adalah dengan membangun jejaring kerjasama antar sesama. Organisasi nirlaba bersifat non pemerintahan dan non bisnis serta menempatkan diri menjadi kelompok madani”12.
Dari definisi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa organisasi nirlaba
merupakan organisasi yang tidak berorientasi terhadap pencapaian
keuntungan (profit maximation), termasuk keuntungan finansial melainkan
pada pengawalan isu-isu sosial kemasyarakatan yang ada, lazimnya
organisasi nirlaba menyajikan produk jasa untuk mencapai tujuan
organisasi nirlaba tersebut. Selain orientasi yang berbeda dengan organisasi
bisnis, organisasi nirlaba secara langsung seringkali menjadi artikulator dari
kepentingan masyarakat yang ada. Hal demikian terjadi sebab organisasi
nirlaba dapat menyentuh masyarakat akar rumput.
Adapun pengertian mengenai social marketing adalah strategi untuk
merubah perilaku. Hal tersebut menggabungkan komponen pendekatan
tradisional terbaik untuk perubahan sosial dalam satu perencanaan yang
matang dan kerangka kegiatan serta pemanfaatan atas teknologi komunikasi
beserta kemampuan pemasaran. Istilah mengenai social marketing pertama
12 Pengertian Organisasi Nirlaba, (akses 20 Maret 2009); http://www.ibl.or.id/
7
kali diperkenalkan pada tahun 1971 untuk menggambarkan manfaat dari
prinsip pemasaran dan teknik untuk menindaklanjuti permasalahan sosial,
ide serta perilaku. Kotler membatasi definisi social marketing sebagai suatu
manajemen tekhnologi perubahan sosial yang meliputi perencanaan,
implementasi dan kontrol program yang dimaksudkan untuk peningkatan
penerimaan dari ide sosial dan praktek dalam satu atau beberapa kelompok
dari target yang diharapkan.13.
Pada dasarnya social marketing sedikit banyak meniru srategi
pemasaran organisasi bisnis dalam segi pemasaran produk ide serta
gagasanya. Dalam proses memasarkan ide serta gagasanya, organisasi
nirlaba berusaha untuk menanamkan ide serta gagasan tersebut ke dalam
masyarakat yang menjadi segmen dari organisasi nirlaba tersebut sehingga
akan berdampak pada perubahan pola pikir atau cara pandang hingga
perilaku dalam segmen masyarakat yang dituju. Aplikasi cara pemasaran
ide-ide serta gagasan yang diusung dalam organisasi nirlaba tidak
dipungkiri sedikit banyak mengadopsi cara ‘memasarkan’ organisasi bisnis.
Garis besar dari social marketing memang pada aktivitas memasarkan
idenya, namun social marketing juga tidak luput dari strategi menganalisis,
merencanakan, mengeksekusi dan mengevaluasi program-program dalam
mencapai tujuan kesejahteraan sosial maupun personal yang notabene juga
bagian dari tujuan dari organisasi nirlaba tersebut.
Social marketing merupakan sarana dan strategi organisasi nirlaba
dalam merubah perilaku individu maupun kelompok dalam masyarakat.
Dengan pendekatan kepada kelompok masyarakat yang akan dituju,
pelaksanaan strategi social marketing tidak akan lepas dari aktivitas 13Philip Kotler, Social Marketing; Strategies for Changing Behaviour, (London: The Free Press, 1989), 24.
8
mempengaruhi. Melalui strategi social marketing kelompok sasaran yang
dituju akan dengan mudah menerima, mengolah, mengubah pandangan
serta sikap suatu individu maupun kelompok masyarakat sebagai hasil
pencapaian akhir dari penerapan strategi social marketing.
Strategi social marketing pun tidak terlepas dari dasar-dasar pemasaran
bisnis yang dikenal dengan 4P dalam istilah bahasa inggris. Adapun 4P
tersebut adalah produk (product), harga atau biaya (price), tempat (place)
dan strategi promosi (promotion), namun dalam social marketing muncul
penambahan kebijakan (policy) dan kerjasama (partnership) yang notabene
menjadi elemen penting dalam pemasaran ide serta gagasan dalam strategi
social marketing.
Jika dicerminkan kepada MTCC UMY, MTCC UMY dapat
dikategorikan sebagai organisasi nirlaba sesuai dengan tujuannya yaitu
merubah perilaku sosial masyarakat untuk menyadari, berhenti serta
menjauhi rokok14. Dalam mewujudkan tujuan di atas, melalui program-
programnya maka MTCC juga akan menggunakan strategi social marketing
sebagai bentuk pemasaran yang sesuai dengan jenis organisasi tersebut
yaitu organisasi nirlaba.
2. Tujuan Social Marketing
Berdasarkan prinsip dari organisasi nirlaba yang memfokuskan diri
pada kampanye isu-isu sosial maka orientasi dari adanya organisasi nirlaba
tidaklah mengarah pada pendapatan materiil melainkan pada terjadinya
rekayasa sosial dalam masyarakat. Rekayasa sosial yang dimaksud adalah
kesadaran personal maupun komunal (kelompok) dalam masyarakat baik
14Wawancara Pra Survey I MTCC UMY, loc cit.
9
dari aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik
(perilaku).
Dalam proses mewujudkan kesadaran tersebut maka tools yang
digunakan adalah melalui implementasi strategi social marketing. Pada
dasarnya jelas bahwa tujuan dari strategi social marketing yang notabene
merupakan tools atau alat dari organisasi nirlaba adalah untuk menciptakan
kesadaran di wilayah pengetahuan, sikap maupun perilaku masyarakat,
proses demikianlah yang dinamakan rekayasa sosial. Seperti dinyatakan
oleh Kolter bahwa tujuan social marketing dengan berbagai tahapannya
adalah dimaksudkan guna meningkatkan penerimaan ide sosial dan praktek
dalam satu atau beberapa kelompok dari target yang diharapkan15.
Penerimaan ide sosial yang baik dalam satu atau beberapa kelompok
kemudian akan membentuk kesadaran-kesadaran sosial baru sebagai muara
akhir dari tujuan social marketing.
3. Tahapan dalam Social Marketing
Dalam social marketing ada beberapa tahapan pengolahan yang harus
dilalui guna memasarkan ide dan gagasan kepada segmen masyarakat yang
dipilih. Adapun tahapan-tahapan dalam social marketing adalah sebagai
berikut:
“Tahapan-tahapan dalam social marketing:a. Menganalisis lingkungan pemasaran sosialb. Meneliti dan memilih target populasi untuk diadopsic. Merancang strategi pemasaran sosiald. Merencanakan program pemasaran sosiale. Mengorganisir, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
dampak pemasaran sosial”16.
15 Philip Kotler, loc cit, hal 24.16Ibid, hal 39-47.
10
Tahapan pertama yang harus dilalui dalam social marketing adalah
analizing the social marketing environment atau menganalisis lingkungan
pemasaran sosial. MTCC UMY dalam hal ini dituntut untuk menganalisis
lingkungan guna mengetahui masalah-masalah sosial apa saja yang ada di
lingkungan tersebut. Hal tersebut merupakan konsekwensi logis bagi
MTCC UMY sebagai komunikator dalam proses social marketing dengan
orientasi akhir merubah perilaku sosial masyarakat. Dalam tahapan
pertama, MTCC UMY dapat melakukan analisa terhadap faktor-faktor yang
menjadi penyebab masalah sosial di lingkungan tersebut dengan mengurai
masalah tersebut melalui dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal dari lingkungan tersebut17. Pentingnya akan analisis lingkungan
tersebut juga dapat dilihat dari pernyataan berikut, relatif pada tujuan dan
fokus pada rencana, menjelaskan faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan dari
lingkungan internal maupun eksternal yang diperkirakan memberikan
beberapa dampak pada keputusan perencanaan18.
Dalam menganalisis lingkungan, MTCC UMY akan dapat menemukan
faktor-faktor apa saja yang menjadi masalah serta fokus dari MTCC UMY
itu sendiri, faktor-faktor tersebut dapat berupa kekuatan dan kelemahan dari
dalam lingkungan internal dan eksternal. Selain kekuatan dan kelemahan,
faktor peluang dan ancaman juga menjadi pisau analisis yang penting agar
dapat menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan.
Pada tahapan kedua dalam pengolahan social marketing, yang harus
dilakukan oleh MTCC UMY adalah meneliti dan memilih populasi
khalayak sasaran. Dalam tahapan ini, pelaku pemasar sosial harus memilah-
17Ibid, hal 39-47.18Philip Kotler dan Nancy Lee R, Social Marketing; Influencing Behaviour for Good, (Washington: Social Marketing Service Inc, 2008), 23.
11
milah khalayak sasaran. Target-adopter atau khalayak sasaran sebagai
sejumlah besar orang yang pengetahuan, sikap, dan perilakunya akan
diubah melalui kegiatan kampanye19. Hal tersebut penting dilakukan sebab
dalam lingkup besar dan beragam, tentunya dalam rangka merespon pesan
yang dilakukan melalui aktivitas kampanye akan melahirkan respon yang
berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan pemahaman secara mendalam
tentang populasi khalayak sasaran dengan cara memecah populasi khalayak
masyarakat yang dipilih secara lebih rinci dan mendetail (segmented). Hal
ini sesuai dengan pengertian bahwa pemasar sosial membutuhkan
kemampuan dalam memahami target populasi dan itu dibutuhkan.
Segmentasi terhadap target populasi adalah dengan memecah semua target
populasi ke dalam segmen yang memiliki ciri-ciri khusus dalam merespon
kampanye sosial20.
Pada tahapan ketiga dalam proses social marketing adalah designing
social marketing strategies atau mendesain strategi social marketing. Pada
tahapan ini pemasar sosial akan menentukan rencana-rencana desain yang
berisi strategi untuk mencapai tujuan dari kampanye pemasaran sosial
tersebut. Hal ini dilakukan guna mensukseskan kampanye sosial yang akan
dilakukan di wilayah segmen yang telah dipilah-pilah sebelumnya. Dalam
proses designing social marketing strategies, pemasar sosial harus
menggunakan bauran pemasaran (marketing mix) sebagai pisau analisisnya
seperti perumusan product (produk), price (harga), place (tempat
distribusi), promotion (aktivitas promosi), partnership (kemitraan) and
19Antar Venus, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), 98. 20Philip Kotler, loc cit, hal 40.
12
policy (kebijakan) yang akan dijabarkan secara mendetail di bauran
pemasaran social marketing.
Setelah memformulasikan dan mendesain strategi pemasaran sosial
maka langkah selanjutnya adalah merencanakan program bauran pemasaran
sosial. Elemen-elemen bauran pemasaran yang ada dimasukkan kedalam
program taktis yang akan berperan sebagai pendukung untuk distribusi
kampanye sosial. Setelah program takis dibuat maka social marketer
mempunyai tugas untuk menjelaskan program-program taktis yang telah
dipilih. Setelah program taktis dibuat maka social marketer akan langsung
bergerak untuk memasarkan program taktis tersebut.
Adapun bentuk-bentuk dari perencanan social marketing adalah
sebagai berikut:
“Rencana manajemen: Diantara strategi manajemen adalah dengan mengikuti,a. Kepemimpinan dan rencana manajemen perbaikanb. Program untuk merevisi struktur organisasic. Program perekrtutan karyawan, relawan dan pemimpin non
formald. Program pelatihane. Rencana kompensasif. Program pemberdayaan dan motivasiRencana operasional: strategi operasional seharusnya mempertimbangkan. a. Program-program yang menjelaskan bagaimana tindakan
operasional diatur dan apa bentuk tindakan operasional tersebut
b. Materi dan perlengkapan yang akan dipergunakanc. Program pengukuran kualitasd. Program untuk mengukur biaya kualitas”21.
21 Punam Anand K, Social Marketing Toolkit, (Washington DC: FINRA Investor Education Foundation, 2008), 15.
13
Dari teori di atas dapat dijelaskan bahwa persiapan secara manajerial
maupun operasional perlu diadakan guna mendukung kesuksesan
pemasaran sosial yang akan diadakan.
Adapun tahapan terakhir dari pengolahan pemasaran sosial adalah
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (implementing), pengendalian
(controlling) dan mengevaluasi pemasaran sosial yang telah dilakukan
(evaluating the social marketing effort). Pada akhirnya pada tahap ini akan
muncul pertanyaan, apakah program taktis yang telah dijalankan dapat
dikategorikan berhasil atau gagal. Social marketing tidak hanya berhenti
sampai disitu, sebab dalam merubah perilaku masyarakat dalam hal ini
adalah populasi khalayak yang telah tersegmentasi, social marketer tidak
hanya butuh satu kali aksi, namun berkelanjutan, sehingga upaya
pemantauan (monitoring) menjadi sangatlah penting. Seperti dinyatakan
mengenai pentingya monitoring, pemasaran sosial juga dirancang untuk
pemantauan program yang berkelanjutan guna mendorong efektivitas
program menuju perubahan perilaku. Pemantauan juga menolong untuk
mengidentifikasi aktivitas yang efektif dan tidak efektif serta koreksi atas
efektivitas program di tengah perjalanan22.
Dalam melakukan monitoring, social marketer harus memperhatikan
variabel-variabel. Beberapa variabel yang dibutuhkan untuk di pantau agar
menjamin kepuasan populasi khalayak dan memastikan kembalinya kualitas
investasi yang ditanamkan adalah sebagai berikut,
“Variabel monitoring adalah sebagai berikut:a. Mengukur kinerja pasarb. Pengaturan iklimc. Pendapat karyawan
22Puja Mahesh, “Social Marketing: A Communication Tool for Development”, (2007)
14
d. Iklim pelayanan atau jasa internale. Kepuasan pelanggan atau populasi khalayakf. mengukur kualitas internal”23.
Dalam tahapan evaluasi ini lebih ditekankan pada evaluasi dampak dan
etika sosial. Bagaimana respon khalayak sasaran yang dijadikan target
dalam kampanye sosial tersebut. Upaya evaluasi dan monitoring tersebut
memerlukan data tentang khalayak sasaran, tentunya data yang berasal dari
hasil penelitian yang telah dilakukan di awal pengolahan pemasaran sosial.
4. Bauran Pemasaran Social Marketing
Dalam salah satu tahap social marketing pembahasan bauran
pemasaraan menjadi hal pokok yang sangat menentukan berhasil atau
tidaknya strategi social marketing yang dibangun. Tahapan yang membahas
mengenai elemen-elemen bauran pemasaran tesebut adalah tahapan
designing social marketing strategies atau tahap merancang strategi
pemasaran sosial. Seperti halnya pemasaran bisnis, social marketing dalam
bauran pemasarannya menekankan pentingnya 4P yaitu product (produk),
price (harga), place (tempat distribusi produk sosial), and promotion
(aktivitas promosi), akan tetapi karena social marketing bergerak untuk
memasarkan ide-ide sosial dalam masyarakat maka elemen bauran
pemasaran dalam social marketing ditambahkan dengan policy (kebijakan)
and partnership (kemitraan). Adapun uraian mengenai elemen bauran
pemasaraan 4P adalah seperti berikut,
“Bauran pemasaran (marketing mix):a. Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.
23 Punam Anand K, loc cit, hal 10.
15
b. Harga (price) adalah biaya atau harga yang dibebankan kepada khalayak sasaran.
c. Tempat (place) yang berarti dimana produk sosial disalurkan kepada khalayak sasaran.
d. Pemasaran (promotion) merupakan aktivitas pemasar sosial dalam memperomosikan produk sosialnya kepada khalayak sasaran”24.
Konsep bauran pemasaran (marketing mix) di atas merupakan konsep
original dari bauran pemasaran bisnis atau bauran pemasaran komersial.
Sama halnya dengan pemasaran bisnis, pemasaran sosial tidak lepas dari
produk sosial yang akan dipasarkan. Mempelajari kebutuhan dan keinginan
pembeli serta berusaha merancang produk serta layanan yang baik tentu
akan menarik minat pasar, dalam hal ini adalah populasi khalayak yang
telah tersegmentasi. Mengemas ide dan gagasan sosial dengan baik menjadi
syarat mutlak adanya penerimaan dari populasi khalayak yang telah
tersegmentasi. Adapun perbedaan mendasar produk dalam bauran
pemasaran bisnis dan pemasaran sosial terletak pada bentuknya. Jika
pemasaran sosial produknya adalah berupa ide serta gagasan, maka bauran
pemasaran bisnis adalah berupa barang atau jasa komersial. Produk
pemasaran sosial salah satunya dapat berupa perilaku yang diinginkan.
Elemen selanjutnya dari bauran pemasaran adalah harga atau biaya
(price). Harga atau biaya dapat diartikan sebagai srategi untuk mengurangi
biaya dan meningkatkan keuntungan, misalnya berhubungan dengan
diskon, daftar harga, penghargaan atas sesuatu dalam nilai tukar tambah dan
lainnya. Sedangkan tempat (place) merupakan aktivitas pendistribusian,
lokasi, perlengkapan, transportasi dan lainnya. Adapun dari elemen promosi
24 Philip Kotler, loc cit, hal 44.
16
(promotion) meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan dan
public relations.
Selain 4P yang dijelaskan di atas, dalam social marketing dikenakan
penambahan 2P yaitu kemitraan atau kerjasama (partnership) dan kebijakan
(policy). Penambahan tersebut dimaksudkan bahwa praktik pemasaran
sosial tidak ada artinya apabila kemitraan tidak dijadikan tujuan organisasi.
Demikian juga jika pemasaran sosial tidak diikuti dengan upaya mendorong
tersusunnya sebuah kebijakan25.
Maksud dari partnership disini adalah bagaimana organisasi nirlaba
mampu membangun jaringan serta mempunyai upaya untuk melibatkan
berbagai lapisan dan sektor baik dari masyarakat, lembaga pemerintahan,
non pemerintahan dan lain sebagainya. Melalui pembangunan jaringan
maka tergapainya tujuan dari organisasi nirlaba melalui kesepakatan yang
dibangun dengan lembaga lainnya dapat lebih mudah diraih. Adapun policy
diartikan sebagai upaya yang melibatkan pemerintah sebagai pemegang
penuh kebijakan dalam suatu negeri.
5. Faktor Keberhasilan dan Penghambat Social Marketing
Dalam proses pelaksanaan social marketing terdapat beberapa faktor
yang menjadi penyebab keberhasilan maupun kegagalan. Salah satu
peranan media massa dalam menginformasikan pesan kampanye untuk
perubahan perilaku sosial turut menjadi faktor penting dalam menentukan
keberhasilan atau kegagalan dari aktivitas social marketing. Adapun
penjelasan mengenai peranan media massa dalam kaitanya dengan proses
perubahan perilaku sosial adalah sebagai berikut:
25Partnership dan Policy dalam Organisasi Nirlaba, (akses 03 Maret 2009); http://www.ibl.or.id/
17
“Peranan media massa dalam perubahan perilaku sosial adalah sebagai berikut:a. Monopolization (monopoli)
Informasi kampanye dapat dengan mudah memonopoli media, maka dari itu seharusnya tidak ada pesan yang berbenturan dengan arah kampanye.
b. Canalization (kanalisasi)Informasi dan media massa yang berorientasi pada iklan layanan sosial sangatlah efektif karena tugas dari iklan layanan sosial tidak menciptakan pola sikap baru dan tindakan baru tetapi untuk menyalurkan sikap dan tingkah laku yang ada dalam satu arah atau yang lainnya.
c. Supplementtation (suplementasi)Kampanye sosial terbaik adalah ketika komunikasi melalui media massa didukung melalui komunikasi interpersonal”26.
Penjelasan dari monopolization adalah bagaimana sebuah infromasi
dari kampanye itu sendiri seharusnya dapat memonopoli sebuah media.
Adapun canalization adalah keuntungan dari sebuah kampanye perubahan
sosial berdasarkan sikap publik. Sedangkan supplementation adalah
bagaimana kampanye perubahan sosial ini bekerja dengan lebih baik ketika
komunikasi media massanya di suplai dengan komunikasi tatap muka. Jadi
tidak terus-menerus menggunakan media massa namun juga ditindaklanjuti
dengan komunikasi interpersonal atau tatap muka.
Faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi keberhasilan dari
kampanye sosial juga ditentukan oleh khalayak. Sudut pandang khalayak
dianggap penting dalam suksesi social marketing atau kampanye sosial.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
“Faktor penentu keberhasilan social marketing dari sudut pandang khalayak adalah sebagai berikut:a. The force atau kehebatan motivasi seseorang terhadap suatu
tujuan yang menghasilkan kecenderungan sebelum pesan diterima.
26Philip Kotler, loc cit, hal 10-11.
18
b. The direction atau pengetahuan bagaimana dan dimana untuk merespon sebuah sasaran kampanye.
c. The mechanism atau adanya agensi, kantor, tempat untuk menjual yang memungkinkan individu menterjemahkan motivasi menjadi aksi.
d. Adequacy and compatibility atau kemampuan terhadap kecukupan dan kesesuaian agensi dalam menyelenggarakan tugasnya.
e. Distance atau perkiraan individu terhadap tenaga dan harga yang diperlukan untuk mengubah sikap atau perilaku dalam hubunganya terhadap penghargan yang diharapkan”27.
Setelah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kampanye sosial
berhasil ataupun gagal dari sudut pandang populasi khalayak, social
marketer juga harus mengetahui faktor-faktor yang lainnya. Adapun faktor-
faktor tersebut adalah sebagai berikut:
“Faktor-faktor penentu keberhasilan dan kegagalan social marketing secara umum adalah sebagai berikut:a. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan target
khalayak secara tepat.b. Pesan-pesan pada kampanye yang gagal umumnya juga tidak
cukup mampu memotivasi target khalayak untuk menerima dan menerapkan gagasan yang diterima.
c. Lebih dari itu, pesan-pesan tersebut juga tidak memberikan semacam petunjuk bagaimana khalayak harus mengambil tindakan yang diperlukan.
d. Kegagalan pada sebuah program kampanye yang berorientasi perubahan sosial juga dapat terjadi karena pelaku kampanye terlalu mengandalkan media massa tanpa menindaklanjutinya dengan komunikasi antar pribadi.
e. Anggaran untuk membiayai program kampanye tersebut tidak memadai sehingga pelaku kampanye tidak bisa berbuat secara total”28.
Dari pemaparan di atas jelaslah bahwa faktor-faktor
keberhasilan atau kegagalan sebuah kampanye sosial menjadi perlu
untuk diperhatikan baik dari segi pengelolaan media massanya,
sudut pandang populasi khalayak hingga faktor-faktor secara umum.
27Ibid, hal 10-11.28Antar Venus, loc cit, hal 131-132.
19
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Adapun pengertian penelitian
deskriptif kualitatif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, faka-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan
akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam
penelitian deskriptif kualitatif cenderung tidak perlu mencari atau
menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis29. Dalam hal ini
peneliti akan menggambarkan keseluruhan strategi social marketing yang
dilakukan oleh MTCC UMY dalam membentuk kesadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok di kalangan remaja.
2. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini akan berlokasi di MTCC UMY yang beralamat di
Gedung Asri Medical Center Lantai 2 Sektor Utara, Jalan. Hos
Cokroaminoto 17 Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah serangkaian
strategi social marketing yang dilakukan oleh MTCC UMY dalam
membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan
remaja.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, diantaranya:
a. Wawancara
29Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 47.
20
Pengertian wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara atau interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai atau interviewee yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu30. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara
langsung kepada
1) Direktur MTCC UMY
Direktur MTCC UMY dipilih karena Direktur MTCC adalah
konseptor seluruh program yang ada dalam MTCC UMY
termasuk program dengan segmentasi remaja.
2) Program Manager MTCC UMY.
Sedangkan Program Manager MTCC dipilih sebagai narasumber
karena Program Manager yang juga turut andil dalam
penyusunan konsep program juga sebagai implementator
program MTCC UMY termasuk program dengan segmentasi
remaja.
3) Target Adopter Program MTCC UMY.
Target Adopter dipilih sebagai narasumber guna mengukur
seberapa besar keberhasilan strategi social marketing MTCC
UMY dalam membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi
rokok di kalangan remaja dari sudut pandang si penerima
program.
b. Observasi30Lexy J Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 186.
21
Observasi adalah kegiatan secara langsung tanpa mediator dalam
mengamati sebuah objek untuk melihat dekat kegiatan yang dilakukan
objek tersebut31. Dalam penelitian ini peneliti akan mengobservasi
langsung kegiatan social marketing MTCC UMY dalam membentuk
kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan remaja.
Adapun sifat observasi dalam penelitan ini adalah observasi non
partisan (overt-observation), yaitu dalam situasi ini periset
teridentifikasi secara jelas dan selama observasi subjek riset sadar
bahwa mereka sedang diobservasi, dalam hal ini periset hanya
bertindak sebagai pengamat (observer)32.
c. Dokumentasi
Dalam setiap aktivitas organisasi hampir dipastikan kesemuanya
melalui pencatatan yang sering kita sebut sebagai notulensi.
Dokumentasi tak terbatas pada catatan aktivitas yang berlangsung
dalam organisasi atau notulensi semata. Pengertian dokumentasi
adalah upaya pengumpulan data dan teori melalui buku-buku,
majalah, leaflet dan sumber informasi non manusia sebagai
pendukung penelitian seperti dokumen, kliping, koran, agenda dan
hasil penelitian lain, serta rekaman dan catatan. Semua data tersebut
tentu saja merupakan data-data yang relevan dan mendukung
penelitian33. Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan
dokumentasi kegiatan social marketing MTCC UMY guna
menambah data penelitian.
d. Teknik Analisis Data
31Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 110.32Ibid, hal 111.33Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991), 95.
22
Adapun pengertian teknik analisis data yaitu upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dikelola, mensitesiskanya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain34. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data non statistik atau kualitatif. Adapun langkah-langkah
dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara dan pengumpulan dokumen-dokumen terkait.
2) Reduksi Data
Proses pemilahan, penyederhanaan dari informasi data kasar
yang diperoleh dari catatan lapangan. Reduksi data dilakukan
dengan cara membuat ringkasan, mengkode data dan membuat
gugus-gugus. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilahan
data guna dihimpun menjadi rangkaian data yang relevan dengan
fokus penelitian.
3) Penyajian Data
Yaitu usaha dalam menggambarkan keadaan sesuai dengan
data yang telah diperoleh sebelumnya yang kemudian direduksi
dan disajikan kedalam laporan sistematis.34Lexy J Moeloeng, loc cit, hal 248.
23
4) Menganalisis Data
Analisis data kualitatif berlangsung dari awal proses
penelitian yaitu dari menjelaskan permasalahan hingga penulisan
hasil penelitian.
5) Kesimpulan
Dalam pengambilan kesimpulan peneliti berusaha
mengambil kesimpulan terhadap data yang telah direduksi
kedalam laporan sistematis dengan cara membandingkan,
menghubungkan dan memilah data yang mengarah pada
pemecahan masalah serta mampu menjawab rumusan masalah
yang ada.
e. Uji Validitas Data
Agar data yang diperoleh memiliki nilai keabsahan yang dapat
dipercaya validitasnya maka dibutuhkan suatu teknik. Penelitian ini
dalam pelaksanaannya menggunakan trianggulasi sumber data.
Burhan Bungin dalam bukunya Analisis Data Penelitian Kualitatif
mengatakan seperti berikut,
“Teknik trianggulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, trianggulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. seperti (1) umpamanya peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi untuk mengumpulkan data. pastikan apakah setiap hari telah terhimpun catatan harian wawancara dengan informasi serta catatan harian observasi. (2) Setelah itu dilakukan uji silang terhadap materi catatan harian untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara harian wawancara dan catatan harian observasi. (3) Hasil konfirmasi itu perlu diuji lagi dengan informasi sebelumnya karena bisa jadi hasil konfirmasi bertentangan dengan informasi sebelumnya”35.
35Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 203.
24
Berdasarkan penjelasan di atas, trianggulasi sumber data yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan data
wawancara dengan isi dari dokumentasi dan membandingkan
dokumentasi dengan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian
ini.
f. Sistematika Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode deduktif pada kerangka teori,
kemudian akan ditarik pernyataan yang akan dibuktikan dengan
menggunakan data empiris. Dalam analisis data, peneliti membuat
sub-sub judul yang akan menjawab pokok permasalahan di atas
dengan menggunakan kerangka dasar pemikiran.
Pada bab pertama berisi latar belakang masalah, agar kita dapat
mengetahui latar belakang permasalahan, khususnya mengenai latar
belakang MTCC UMY dalam melakukan strategi social marketing
guna membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di
kalangan remaja. Dari latar belakang ini nantinya dapat membantu
kita dalam memahami dengan jelas pokok permasalahan. Kemudian
dilanjutkan dengan rumusan masalah guna merumuskan apa yang
akan digali dalam penelitian ini. Berikutnya adalah tujuan dan
manfaat penelitian yang menjelaskan tujuan yang ingin dicapai serta
manfaat dari penelitian ini. Adapun setelah tujuan dan manfaat
penelitian adalah kerangka teori yang dijadikan landasan arah
penelitian. Pada bagian berikutnya adalah metode penelitian, dalam
25
penelitian ini metode yang dipakai adalah metode studi kasus, dan
yang terakhir adalah sistematika penulisan.
Pada bab kedua berisi tentang gambaran umum MMTC UMY.
Pada bab kedua, penelitian ini akan membahas mengenai sejarah
terbentuknya MTCC UMY yang fokus pada isu pertembakauan
khususnya isu rokok. Pada bagian ini juga dijelaskan mengenai
struktur organisasi, tugas, fungsi serta program kerja MTCC UMY
yang berkenaan dengan social marketing.
Pada bab ketiga merupakan pembahasan mengenai hasil
penelitian. Pembahaan dimulai dari menyusun data yang diperoleh
kemudian dianalisis sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan.
Pada bab ini akan terungkap apa saja strategi social marketing MTCC
UMY, analisis lingkungan internal dan eksternal secara umum,
perencanaan program social marketing, implementasi, monitoring dan
evaluasi dari program-program tersebut. Selain itu dalam bab ini juga
akan dibahas mengenai faktor pendukung dan penghambat strategi
social marketing dan dilanjutkan dengan analisis-analisis yang
diungkapkan penulis selama melakukan penelitian ini.
Bab keempat merupakan kesimpulan dari semua pembahasan
yang peneliti lakukan baik secara umum maupun khusus. Pada bab ini
juga ditambahkan saran yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
pada pihak-pihak terkait.
26
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN
A. Latar Belakang dan Sejarah
27
Berangkat dari persoalan regulasi pertembakauan di Indonesia yang
lemah serta tingginya angka konsumsi tembakau khususnya konsumsi rokok
di Indonesia menjadi sebab utama MTCC UMY didirikan. MTCC UMY
didirikan tepatnya pada tanggal 11 Februari 2011 di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Melalui Surat Keputusan atau SK No. 085/SK-UMY/III/2013
atau SK Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta serta SK No.
06/KEP/I.6/D/2013 atau SK dari Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan
Pusat Muhamadiyah (MPKU PP Muhammadiyah)36. MTCC UMY secara sah
bergerak sebagai lembaga nirlaba yang bertugas mengawal pengendalian
tembakau dengan lingkup regional Daerah Istimewa Yogyakarta maupun
nasional. Sebelum dikeluarkannya SK Rektor UMY serta SK MPKU PP
Muhammadiyah, MTCC UMY merupakan lembaga yang berdiri di bawah
Fakultas Kedokteran Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (FKIK UMY)37. Adapun permasalahan yang mendasari
didirikanya MTCC UMY akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Lemahnya Kebijakan Publik dalam Pengendalian Tembakau di
Indonesia.
Dalam perjalanan pengendalian tembakau di Indonesia sikap
Pemerintah Republik Indonesia yang tidak bersedia meratifikasi
Framework Tobacco Control Center (FCTC) dinilai akan menimbulkan
dampak serius terhadap upaya pengendalian tembakau dalam negeri.
Konsumsi rokok yang tinggi tercatat mencapai 240 miliar batang pada
tahun pada tahun 2008, dibandingkan pada tahun 1970 sebanyak 30 miliar
batang menunjukkan bahwa paparan asap rokok di Indonesia telah
36 Arsip MTCC UMY37 Wawancara Profil MTCC UMY, Program Manager MTCC UMY, Fauzi Ahmad Noor, 17 Maret 2014
28
mencapai kategori sangat menganggu kepentingan umum. Survey
menunjukkan bahwa 70% masyarakat miskin dewasa di Indonesia adalah
perokok sehingga industri rokok dalam hal ini praktis memperluas
pasarnya dengan membidik segmen penjualan rokok di lingkungan wanita
dan generasi muda atau remaja usia produktif. Berangkat dari sikap
pemerintah yang tidak serius terhadap upaya pengendalian tembakau
maka perlu adanya lembaga pengendali tembakau yang dibentuk guna
mengendalikan laju pemasaran tembakau yang begitu tinggi di Indonesia.
2. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di berbagai Fasilitas Publik
Adanya Undang-Undang mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
No.36 Tahun 2009 Pasal 15 telah menggariskan tentang pentingnya
menjadikan beberapa jenis fasilitas publik sebagai kawasan tanpa rokok
(KTR). Tercatat beberapa pemerintah daerah di Indonesia telah
menerapkan peraturan ini, seperti Pemda DKI Jakarta, Palembang, Padang
Panjang, Bogor serta Surabaya telah berhasil mengimplementasikan
peraturan KTR tersebut. Pemda DKI Jakarta melalui Pergub No. 88 Tahun
2010 telah berhasil menciptakan ruang publik bebas asap rokok dengan
menjadikan wilayah Jakarta sebagai wilayah KTR 100% dengan
dihapuskannya ruang khusus merokok di DKI Jakarta. Berbeda dengan
DKI Jakarta, Pemerintah Padang Panjang berhasil menunjukkan prestasi
pengendalian tembakau dengan melarang pemasangan iklan rokok di
seluruh wilayah Kodya tersebut yang terbukti tidak diikuti dengan
turunnya APBD. Oleh karena itu dengan adanya Peraturan Gubernur NO.
42 Tahun 2007 mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang telah
dikeluarkan oleh Gubernur Provinsi DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X
29
patut untuk disyukuri dan didukung penuh oleh seluruh lapisan serta
seluruh unsur masyarakat, termasuk dari jajaran Muhammadiyah DIY.
3. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai Kawasan Tanpa
Asap Rokok (KTR)
Langkah berani Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam
menjadikan wilayah kampus sebagai wilayah bebas asap rokok atau
kawasan tanpa rokok 100% (KTR) sejak tahun 2005 merupakan terobosan
baru dalam upaya mengurangi paparan asap rokok yang berdampak serius
terhadap kesehatan. Status UMY sebagai kampus bebas asap rokok yang
juga menjadi sponsor utama Muktamar Muhammadiyah bebas asap rokok
untuk yang pertama kalinya telah mendapatkan apresiaisi dari Komnas
Pengendalian Tembakau atas terobosan historis tersebut. Perlunya
pelembagaan dan peningkatan upaya pengendalian tembakau di masa
depan khususnya dalam setiap momentum besar Muhammadiyah menjadi
sangat penting sebagai ajang penyadaran akan bahaya asap rokok minimal
di lingkungan internal Muhammadiyah.
4. Perlunya Pusat Pengendalian Tembakau dalam Muhammadiyah.
Mengahadapi beratnya tantangan dalam upaya melindungi
masyarakat, wanita dan generasi muda dari paparan asap rokok yang
semakin tidak terkendali dan dalam upaya mendukung Pergub DIY No. 42
Tahun 2009, sudah selayaknya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
berserta seluruh civitas akademika berpartisipasi dalam upaya
pengendalian tembakau dengan melibatkan cakupan yang lebih luas.
Perlunya keterlibatan civitas akademika UMY sejalan dengan fatwa
Majelis Tarjih Muhammadiyah yang memfatwakan rokok sebagai barang
30
haram untuk dikonsumsi karena mengandung zat adiktif yang bersifat
khabaa’its, perbuatan merusak diri sendiri serta UU No. 36 Tahun 2009
yang memiliki substansi yang sama dengan fatwa Tarjih. Maka dari itu
melalui Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY), upaya pengendalian tembakau
dilembagakan dengan nama Muhammadiyah Tobacco Control Center
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MTCC UMY) yang notabene
organ resmi dari FKIK UMY. Pelembagaan tersebut dinilai sangat penting
mengingat Indonesia, Cina dan India merupakan ajang ekspansi industri
rokok internasional, tidak menutup kemungkinan melalui lembaga ini
atau MTCC UMY, MTCC UMY membuka jalinan kerjasama dengan
lembaga pengendali rokok baik dalam negeri maupun luar negeri.
B. Tujuan, Sasaran dan Program MTCC UMY
1. Tujuan MTCC UMY
Tujuan dari didirikannya MTCC UMY tidak dapat terlepas dari
landasan dasar didirikannya MTCC UMY yang fokus terhadap upaya
pengendalian tembakau di Indonesia baik dalam cakupan regional hingga
nasional. Adapau tujuan MTCC UMY adalah sebagai berikut:
a. Memperluas kesadaran segenap pemangku kepentingan akan bahaya
dampak tembakau di wilayah kesehatan, kehidupan sosial serta
perekonomian bangsa.
b. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran serta kemampuan
masyarakat untuk mengorganisasikan dirinya dalam berbagai upaya
penanggulangan dampak merokok38.
2. Sasaran MTCC UMY38 Ibid.
31
Sasaran dari program MTCC UMY adalah segenap lapisan
masyarakat umum terlebih wanita dan generasi muda atau remaja usia
produktif39.
3. Program MTCC UMY
a. Melaksanakan advokasi kebijakan publik dalam pengendalian
dampak tembakau.
b. Sosialisasi pengintegrasian dampak tembakau dalam kurikulum
pendidikan kedokteran.
c. Melaksanakan berbagai studi atau kajian dan pelatihan dalam
penaggulangan dampak tembakau di dalam dan di luar lingkungan
Persyarikatan.
d. Melaksanakan sosialisasi bagi terwujudnya kawasan tanpa asap rokok
di lingkungan forum, fasilitas dan amal usaha Muhammadiyah
maupun masyarakat luas.
e. Menumbuhkembangkan lingkungan tanpa asap rokok di berbagai
komunitas masyarakat termasuk di lingkungan rumah tangga.
f. Mendorong berkembangnya quit tobacco clinics di lembaga
pelayanan kesehatan Muhammadiyah dan masyarakat luas40.
C. Struktur Organisasi dan Tugas Bidang dalam MTCC UMY
Adapun mengenai struktur organisasi dan tugas masing-masing bidang
dalam MTCC UMY adalah sebagai berikut:
39 Wawancara Profil MTCC UMY, loc cit.40 MTCC UMY, loc cit.
32
1. Struktur Organisasi MTCC UMY berdasarkan SK. MPKU PP
Muhammadiyah atau SK. No. 06/KEP/I.6/D/2013
Pembina : Ketua MPKU PP Muhammadiyah
Penasihat : Ir. Dasron Hamid, M.Sc
Ketua : dr. Erwin Santosa, Sp.A. M.Kes.
Wakil Ketua 1 : Dra. Muria Hariati Hussin, M.Si
Wakil Ketua 2 : Fauzi Ahmad Noor, S.IP
Sekretaris 1 : Drs.M. Iqbal Rais, MM.
Sekretaris 2 : Isnaini Muallidin, S.IP., MPA.
Bendahara : Lolita Deby Mahendra Putri, S.IP
Koordinator Bidang Advokasi:
Nanik Prasetyoningsih, SH, MH
Koordinator Bidang Penelitian dan Publikasi Ilmiah:
Dra. Retno Rusdjiati, M.Kes.
Dr. Emma Rachmawati, Dra.M.Kes
Koordinator Bidang Pelayanan Berhenti Merokok:
Dr. Ekorini Listiowati
Koordinator Bidang Hubungan Masyarakat dan Media:
Dianita Sugiyo, S.Kep. Ns. MHID.
Rahma Asti Mulasari, SKM.
2. Tugas masing-masing Bidang dalam MTCC UMY
a. Bidang Advokasi
33
Bidang advokasi bertugas sebagai motor guna mengawal
kebijakan pengendalian tembakau oleh pemerintah dari tingkat
regional hingga nasional.
b. Bidang Penelitian dan Publikasi Ilmiah
Bidang penelitian dan publikasi ilmiah adalah bidang yang sangat
penting peranannya dalam upaya pengendalian tembakau, bidang ini
bertugas melakukan penelitian terkait dengan upaya pengendalian
tembakau guna dijadikan landasan gerak MTCC UMY. Selain
penelitian, bidang ini juga bergerak di wilayah publikasi atas temuan-
temuan baru yang berkaitan pengendalian tembakau.
c. Bidang Pelayanan Berhenti Merokok
Bidang pelayanan berhenti merokok memiliki tugas untuk
mendampingi pasien dalam usahanya berhenti merokok. Dalam
bidang ini pendampingan berhenti merokok dilakukan oleh konselor-
konselor MTCC, pelayanan berhenti merokok yang diselenggarakan
oleh MTCC UMY tidak dipungut biaya sepeserpun.
d. Bidang Hubungan Masyarakat dan Media
Adapun tugas bidang hubungan masyarakat dan media adalah
sebagai penyebar informasi atas program dan kegiatan MTCC UMY
serta bertugas sebagai pembangun jaringan guna suksesi program
MTCC UMY.
BAB III
34
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Perencanaan
Dalam merumuskan program kerjanya MTCC UMY mengawali
perumusan program kerja setiap dua tahun sekali, perencanaan-
perencanaan tersebut bersamaan dengan pergantian kepengurusan baru
dalam MTCC UMY. Dalam perencanaan program kerja yang diselingi
dengan pergantian kepengurusan tersebut MTCC UMY berusaha
merumuskan agenda-agenda kerja yang dirangkum dalam program kerja
dan kemudian dimandatkan kepada masing-masing divisi. Tercatat pada
tahun 2011-2013 menjadi awal periode bagi MTCC UMY, kemudian pada
tahun 2013-2015 atau saat ini menjadi periode kedua MTCC UMY
berdiri. Dalam rapat awal periode pembahasan-pembahasan mengenai
program kerja yang akan dilaksanakan dua tahun kedepan menjadi
pembahasan wajib dalam pertemuan tersebut. Semua pengurus MTCC
UMY terlibat dalam rapat dua tahunan tersebut, termasuk pengamat
pengendali tembakau yang juga bagian dari pengurus MTCC UMY turut
dalam perumusan program kerja tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh
Dra. Mutia Hariati Husein, M.Si selaku Wakil Direktur MTCC UMY
seperti berikut,
“MTCC UMY didirikan atas S.K Rektor dengan masa kerja dua tahun sekali, artinya penyusunan program kerja kita lakukan dua tahun sekali. Dalam penyusunan program kerja tersebut tentu kita susun sedemikian rupa, yang pasti garis besar-garis besarnya saja yang kita bahas, namun untuk pengembangan lebih jauh masing-masing divisi yang
35
mengembangkannya. Dalam rapat penyusunan program kerja kita tidak hanya membahas mengenai program-program apa saja yang harus dilaksanakan dua tahun ke depan, biasanya pergantian kepengurusan juga dilaksanakan pada dua tahun sekali, tercatat ini tahun periode kedua MTCC UMY berdiri. Dalam perumusan program kerja semua pengurus yang tersebar dalam masing-masing divisi ikut terlibat”41.
Pernyataan di atas menggambarkan bagaimana proses perumusan
program kerja dan re-organisasi dalam MTCC UMY berlangsung.
Dalam penjelasannya Dra. Mutia Hariati Husein, M.Si juga
menerangkan bahwa agenda perumusan program kerja tidak terbatas
pada perumusan-perumusan program semata akan tetapi juga
perombakan struktur organisasi, perombakan tidak selalu identik
dengan pergantian jabatan, namun juga penilaian struktur dalam
MTCC UMY. Dalam penilaian tersebut tentu akan dihasilkan sebuah
keputusan apakah bentuk struktur yang ada masih relevan untuk dua
tahun ke depan atau tidak, sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Adapun pernyataan langsung Dra. Mutia Hariati Husein, M.Si
mengenai penilaian struktur adalah seperti berikut,
“Dalam rapat tahunan tersebut selain menetapkan program apa saja yang akan disusun juga membahas mengenai pergantian kepengurusan dan juga perombakan struktur yang ada. Misalnya pada tahun 2013 akhir periode pertama MTCC UMY berdiri, MTCC UMY merasa membutuhkan divisi informasi dan kadersisasi, tentu dengan berbagai macam petimbangan salah satunya adalah MTCC UMY ingin memberikan informasi sebesar-besarnya kepada publik mengenai persoalan pertembakauan khususnya persoalan rokok. Sebelumnya MTCC UMY hanya ada tiga divisi yaitu divisi advokasi, divisi klinik berhenti merokok. Dan divisi penelitian dan pengembangan”42.
41 Wawancara Perencanaan Strategi Social Marketing MTCC UMY, Wakil Direktur MTCC UMY, Mutia Hariati Husein, 23 Juni 2014, 42 Ibid
36
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa dalam rapat penyusunan
program kerja MTCC UMY tidak hanya membahas mengenai
rancangan program kerja ke depan dan pergantian kepengurusan,
namun juga penilaian terhadap struktur MTCC UMY dengan
mengurangi atau menambahkan divisi yang mendorong MTCC UMY
dalam mengimplementasikan program-programnya.
Dalam penyusunan program kerja yang dilakukan dua tahun
sekali, MTCC UMY melakukan perumusan program kerja dengan
melibatkan pengurus MTCC UMY yang tersebar dalam empat divisi
yaitu divisi advokasi, divisi klinik berhenti merokok, divisi penelitian
dan pengembangan, divisi informasi dan kaderisasi serta pemerhati
pengendalian tembakau yang juga berasal dari internal organisasi.
MTCC UMY menyatakan bahwa dalam proses perumusan program
kerjanya MTCC UMY hanya memberikan garis besar apa yang akan
dikerjakan selama dua tahun, setelah dirumuskan garis besarnya,
MTCC UMY menyerahkan pengembangan program dan kegiatan
dalam masing-masing divisi yang ada. Seperti diungkapkan oleh Dra.
Mutia Hariati Husein, M.Si seperti berikut,
“Kita tidak sedetail itu dalam merumuskan program kerja, tidak ada analisis SWOT-nya, kita hanya membahas garis besarnya saja, nanti setelah itu baru dikembangkan dalam masing-masing divisi yang berkaitan. Penaggungjawab atas masing-masing program dan kegiatanya tentu adalah PIC dalam masing-masing program yang dilaksanakan, begitu.”43. Merujuk pada pernyataan di atas bahwa mekanisme atau tahapan
perumusan program kerja MTCC UMY adalah dengan melalui
43 Ibid
37
pembahasan program kerja secara garis besar. Analisis mendetail
seperti analisis SWOT tidak dijumpai dalam perumusan program kerja
dua tahunan yang selama ini dilakukan dalam MTCC UMY.
a. Analisis Lingkungan MTCC UMY
Pengembangan program kerja MTCC UMY yang
dilimpahkan dalam tiap-tiap divisi secara tidak langsung
menuntut masing-masing divisi untuk mampu menganalisis
keinginan dan kebutuhan khalayak sesuai dengan tugas dan peran
dalam masing-masing divisi tersebut. Dalam proses
perjalanannya, divisi informasi dan kaderisasi misalnya dituntut
untuk melakukan pembacaan terhadap keinginan dan kebutuhan
publik dengan melakukan analisis SWOT yang berujung pada
produksi program dan kegiatan yang akan dilakukan. Adapun
analisis lingkungan MTCC UMY dimulai dari analisis
lingkungan internal MTCC UMY dengan membaca kekuatan dan
kelemahan dalam internal MTCC UMY. Setelah melakukan
analisis internal, divisi informasi dan perkaderan dituntut untuk
melakukan analisis eksternal yaitu dengan melakukan pembacaan
terhadap peluang dan ancaman dari luar MTCC UMY. Mengenai
penjabaran analisis internal dan eksternal divisi informasi dan
perkaderan MTCC UMY adalah sebagai berikut,
1) Analisis Internal
38
Analisis internal dalam MTCC UMY terdiri dari
penjabaran mengenai sisi kekuatan dan kelemahan yang
muncul dari dalam MTCC UMY sebagai organisasi nirlaba
dengan produk ide serta sistem pemasaran sosialnya yang
khas. Mengenai faktor kekuatan dalam MTCC UMY adalah
sebagai berikut,
a) Pertama, MTCC UMY yang pada dasarnya fokus pada
isu pengendalian tembakau melalui pendekatan
pendidikan kesehatan merasa dapat diterima oleh
masyarakat, khususnya masyarakat diwilayah MTCC
UMY berdiri atau di wilayah Yogyakarta. Hal tersebut
disebabkan oleh citra MTCC UMY sebagai organisasi
yang peduli terhadap permasalahan kesehatan.
b) Kedua, sebagai organisasi nirlaba di bawah payung
Muhammadiyah khususnya Amal Usaha
Muhammadiyah yaitu Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, MTCC UMY merasa mendapatkan nilai
lebih sebagai organisasi yang kredibel di mata
masyarakat luas, terlebih dimata masyarakat
Yogyakarta.
c) Ketiga, sebagai organisasi nirlaba yang fokus terhadap
upaya pengendalian tembakau, MTCC UMY memiliki
peluang untuk berkembang di masa depan, dengan
sistem kerja partnership yang baik maka dimungkinkan
MTCC UMY akan mengikuti jejak organisasi nirlaba
39
besar yang fokus terhadap isu pengendalian tembakau
seperti Quit Tobacco di Universitas Gadjah Mada.
Sedangkan kelemahan dari MTCC UMY sebagai
organisasi nirlaba adalah sebagai berikut,
a) Landasan hukum didirikannya MTCC UMY yang tidak
secara utuh didukung penuh oleh Muhammadiyah
melalui forum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
menjadikan kendala tersendiri bagi MTCC UMY untuk
menjalin relasi ke dalam atau relasi di lingkungan
internal Muhammadiyah.
2) Analisis Eksternal
Adapun mengenai analisis eksternal dalam MTCC
UMY, MTCC UMY membagi analisis eksternal menjadi dua
sisi yaitu sisi kesempatan dan ancaman. Kesempatan dan
ancaman merupakan dua hal yang muncul dari luar MTCC
UMY, sehingga dalam penjelasannya akan cenderung
membahas mengenai faktor di luar MTCC UMY yang
mempengaruhi laju keberhasilan dan kegagalan MTCC
UMY dalam melakukan pemasaran ide-idenya. Mengenai
sisi kesempatan, sebagai organisasi nirlaba dengan produk
sosial serta sistem pemasaran sosialnya, MTCC UMY
melihat adanya kesempatan sebagai berikut,
a) Pertama, melalui forum Muktamar Muhammadiyah,
MTCC UMY, MPKU PP Muhammadiyah dan beberapa
lembaga serupa dalam tubuh Muhammadiyah memiliki
40
peluang yang besar untuk memperjuangkan fatwa haram
rokok di tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hal
lain yang tidak kalah pentingnya adalah adanya upaya
mendesak Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk
mengakui legalitas berdirinya lembaga pengendali
tembakau dalam tubuh Muhammadiyah.
b) Kedua, terbatasnya organisasi nirlaba yang bergerak
dalam isu pengendalian tembakau menjadikan MTCC
UMY dipandang sebagai organisasi nirlaba yang
konsisten dan kredibel sehingga banyak dijadikan
rujukan bagi gerakan-gerakan pengendali tembakau baik
dalam internal Muhammadiyah maupun di luar
Muhammadiyah.
c) Ketiga, akan diterbitkannya dan diterapkannya PP No
109 Tahun 2012 (saat ini telah diterbitkan dan mulai
diterapkan) mengenai tembakau sebagai tanaman yang
mengandung zat adiktif menjadi peluang tersendiri bagi
MTCC UMY dalam melakukan aktivitas pengendalian
tembakau yang telah memiliki payung hukum yang
aktual.
Sedangkan dari segi ancaman, MTCC UMY memiliki
kendala di luar. Adapun kendala tersebut adalah sebagai
berikut,
a) Isu pengendalian tembakau yang tidak begitu populer
dimata masyarakat memberikan kendala tersendiri bagi
41
MTCC UMY dalam membuka recruitment terbuka
untuk menarik relawan dalam beberapa agenda-
agendanya.
b) Dalam lingkungan internal Muhammadiyah, tidak
sepenuhnya anggota aktif Muhammadiyah sepakat
dengan adanya lembaga pengendali tembakau seperti
MTCC UMY. Hal ini disebabkan karena isu
pengendalian tembakau masih dinilai berkorelasi dengan
isu-isu kemandirian industri kretek nasional. Hal
tersebut menjadi ancaman tersendiri bagi MTCC UMY
untuk mengembangkan sayapnya di dalam lingkungan
internal Muhammadiyah. Adapun bentuk dukungan
nyata dari anggota aktif Muhammadiyah yang
dibutuhkan saat ini adalah menjadikan fatwa haram
rokok menjadi fatwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dan menjadikan lembaga pengendali tembakau sebagai
lembaga yang didukung penuh oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
c) Berkaitan dengan tugas dan peran divisi informasi dan
perkaderan maka ancaman yang sangat nyata dari luar
adalah besarnya ekspansi industri rokok dalam
mengincar anak muda sebagai sasaran pemasaran
produknya. Tidak heran jika angka konsumsi rokok anak
muda atau kalangan remaja masih dalam kategori
tinggi44 . 44 Wawancara Prospek MTCC UMY, Program Manager MTCC UMY, Fauzi Ahmad Noor, 26 Maret 2014
42
Adapun tabel analisis internal dan eksternal MTCC UMY
adalah seperti berikut,
Tabel 1
Analisis Internal dan Eksternal
Analisis Internal Analisis EksternalKekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
MTCC UMY mudah diterima oleh masyarakat sekitar karena isu yang dibawa adalah isu pendidikan kesehatan.
Landasan hukum berdirinya MTCC UMY yang tidak didukung penuh oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadikan kendala tersendiri bagi MTCC UMY untuk menjalin relasi kedalam atau di lingkungan internal Muhammadiyah.
Mendesaknya persoalan pengendalian tembakau memiliki peluang untuk di perjuangkan dalam Muktamar Pimpinan Pusat Muhammadiyah selanjutnya.
Tidak semua anggota aktif Muhammadiyah sepakat dengan gerakan pengendalian tembakau menyangkut isu kemandirian industri nasional.
Atribut Muhammadiyah yang melekat dalam MTCC UMY menjadi nilai plus bagi MTCC UMY untuk lebih diterima di masyarakat.
-
Terbatasnya organisasi nirlaba yang bergerak dalam isu pengendalian tembakau menjadikan MTCC UMY sebagai bahan rujukan gerakan-gerakan pengendali tembakau.
Isu pengendalian tembakau yang tidak begitu populer dimata masyarakat memberikan kendala tersendiri bagi MTCC UMY dalam membuka recruitment terbuka untuk menarik relawan dalam beberapa agenda-agendanya
Sistem Kerja Partnership yang baik dalam tubuh MTCC UMY menjadikan MTCC UMY berpeluang untuk berkembang di masa depan.
-
Akan diterbitkannya dan diterapkannya PP No 109 Tahun 2012 (saat ini telah diterbitkan dan diterapkan) memberikan kekuatan bagi MTCC UMY untuk melakukan aktivitas pengendalian tembakau
Berkaitan dengan tuga dan peran divisi informasi dan perkaderan ancaman sesungguhnya adalah eksapansi indistri rokok yang gencar dalam mengincar anak muda atau kalangan remaja
43
Sumber: Wawancara Prospek MTCC UMY, (26 Maret 2014)
Setelah melakukan analisis internal dan eksternal maka divisi
informasi dan perkaderan memutuskan untuk membuat program
yang berorientasi pada kesehatan remaja yaitu program menekan
laju perokok pemula dan membentuk kesadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok di kalangan remaja.
b. Penentuan Target Populasi
Penentuan target populasi menjadi hal yang sangat penting dalam
menyusun strategi social marketing. Dalam proses penentuan target
populasi yang dilakukan oleh MTCC UMY, MTCC UMY
menyatakan bahwa pada dasarnya target populasi MTCC UMY adalah
masyarakat umum atau semua lapisan masyarakat termasuk di
dalamnya adalah kalangan remaja usia produktif. Adapun secara
geografis wilayah gerak MTCC UMY adalah se-Provinsi Yogyakarta
yang terbagi dalam beberapa Kabupaten Kota. Secara khusus target
populasi yang dibahas dalam rapat penyusunan program kerja dua
44
tahunan kemudian ditindaklanjuti oleh divisi terkait yaitu divisi
informasi dan perkaderan yang cenderung fokus pada pengelolaan
target populasi remaja usia produktif disebabkan oleh kuatnya isu
ekspansi industri rokok yang cukup berhasil dalam mempengaruhi
anak muda atau kalangan remaja. Seperti dinyatakan seperti berikut,
“MTCC UMY tidak membatasi target populasi, target populasi MTCC UMY adalah masyarakat secara umum semua lapisan masyarakat, termasuk remaja usia produktif. Kalau wilayah gerak MTCC UMY adalah se Provinsi Yogyakarta yang di dalamnya ada Kabupaten dan Kota”45
Berangkat dari pernyataan di atas, secara langsung menunjukkan
bahwa MTCC UMY dalam penentuan target populasinya menyatakan
tidak ada pembatasan dalam pemilihan target populasinya, termasuk
kalangan remaja usia produktif yang kemudian target populasi
tersebut ditindaklanjuti oleh divisi terkait yaitu divisi informasi dan
perkaderan untuk dipelajari secara mendalam dan dijadikan referensi
pembuatan program.
c. Penetapan Bauran Pemasaran di Kalangan Remaja
Setelah melakukan kajian secara mendalam melalui analisis
internal dan eksternal dalam masing-masing divisi termasuk divisi
informasi dan perkaderan maka dengan mempertimbangkan peran dan
tugas divisi tersebut yang fokus sebagai supplier informasi dan
kegiatan perkaderan ditambah dengan isu ekspansi industri rokok
dengan sasaran anak muda atau kalangan remaja yang begitu tinggi
maka divisi informasi dan perkaderan memutuskan untuk membuat
program yang fokus pada menekan laju perokok pemula dan
45 Ibid
45
membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan
remaja. Terkait dengan rumusan bauran pemasaran maka
perencanaan mengenai bauran pemasaran akan dikupas sebagai
berikut,
1) Produk Sosial (isi pesan)
Dalam perumusan isi pesan di kalangan remaja usia
produktif, MTCC UMY memfokuskan isu pada kesadaran akan
bahaya merokok, termasuk di dalamnya kesadaran untuk tidak
merokok dalam area publik dan menjadi influencer aktif “anak
muda anti rokok” di lingkungan pergaulannya. Melalui pesan-
pesan tersebut MTCC UMY dalam hal ini divisi informasi dan
perkaderan menilai bahwa pesan tersebut sangat relevan dengan
kondisi remaja kekinian. Hal demikian tidak telepas dari masih
tingginya angka konsumsi rokok di kalangan remaja, hal tersebut
terjadi disebabkan oleh perluasan pasar industri rokok yang tidak
dapat dibatasi. Dalam kajian social marketing isi pesan
dinamakan produk sosial. Produk sosial merupakan gagasan atau
ide-ide sosial yang akan dipasarkan kepada khalayak atau
masyarakat luas dengan orientasi utama merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku khalayak sesuai dengan produk sosial yang
telah ditetapkan.
2) Harga Produk Sosial
Dalam penetapan harga produk sosialnya MTCC UMY
menyatakan bahwa dalam penetapan harga produk sosial
khususnya untuk kalangan remaja, harga tersebut tidak boleh
46
terlalu berat atau bersifat membebani dengan berbagai macam
tuntutan-tuntutan, para remaja yang menjadi bagian dari target
populasi MTCC UMY harus merasa senang menjadi bagian dari
kader “anti rokok”. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Dra.
Mutia Hariati Husein, M.Si seperti berikut,
“Kita tidak membebani mereka dengan tuntutan-tuntuan berat untuk menjadi kader “anti rokok”, mereka justru harus fun menjalani tugasnya sebagai kader “anti rokok”, dan selama ini mereka merasa senang-senang saja, terlihat mereka ready dalam setiap agenda MTCC UMY kecuali jika mereka sedang terbentur jadwal-jadwal kuliahnya. Kita gunakan sistem belajar bersama, jadi satu dengan lainnya merasa senang, dan malah kita yang ‘membayar’ mereka”46.
Pernyataan di atas menerangkan bahwa dalam perumusan
harga produk sosial, MTCC UMY memiliki pedoman bahwa
penetapan harga produk sosial khususnya bagi kalangan remaja
usia produktif tidak boleh bersifat membebani. Sistem belajar
kelompok menjadikan remaja sebagai salah satu target populasi
MTCC UMY menjadi senang dalam rangka menjalankan tugas-
tugasnya sebagai kader ”anti rokok” MTCC UMY. Dalam rangka
menetapkan harga produk sosial yang tidak bersifat membebani
serta mesukseskan internalisasi pesan atau produk sosial maka
MTCC UMY melalui divisi informasi dan perkaderan selain
menuntut para target populasi nantinya untuk aktif dalam
kegiatan-kegiatan MTCC UMY juga dituntut untuk aktif dalam
komunitas MYATFC atau Muhammadiyah Youth Aliance for
46 Ibid
47
Tobacco Control yang notabene merupakan wadah pemantauan
MTCC UMY terhadap kader-kadernya. Adapun penetapan atas
harga-harga di atas dapat ditemui dalam beberapa kegiatan social
marketing MTCC UMY.
3) Tempat Distribusi Produk Sosial (media pemasaran sosial)
Tempat distribusi sosial menjadi satu elemen yang turut
menentukan sukses atau tidaknya strategi social marketing yang
dibangun dalam organisasi nirlaba. Pada dasarnya MTCC UMY
menetapkan bahwa jangkauan gerak MTCC UMY adalah se-
Provinsi Yogyakarta yang di dalamnya termuat Kabupaten Kota.
Adapun mengenai target populasi MTCC UMY secara langsung
menyatakan tidak ada pembatasan terhadap target populasi yang
dibidik oleh MTCC UMY artinya semua lapisan masyarakat
menjadi target populasi MTCC UMY, termasuk dalam hal ini
adalah kalangan remaja usia produktif. Terkait dengan kalangan
remaja usia produktif sebagai salah satu target populasi dari
MTCC UMY maka dalam memilih tempat pendistribusian produk
sosial atau pesan MTCC UMY memilih beberapa media yang
relevan dengan kecenderungan target populasi yang dituju. Hal
tersebut seperti diungkapkan oleh Dra. Mutia Hariati Husein,
M.Si bahwa memilih media atau tempat distribusi produk sosial
khususnya untuk kalangan remaja tentu harus dipertimbangkan
agar pesan-pesan tersebut tersampaikan dengan baik. Adapun
tempat distribusi produk sosial yang akan dibuat untuk
48
masyarakat umum khususnya untuk target populasi kalangan
remaja diantaranya adalah seperti berikut,
a) Web Page MTCC UMY
Dalam rangka mensukseskan strategi pemasaran sosial,
MTCC UMY merencanakan untuk membuat web page
MTCC UMY. Pembuatan web page ditujukan guna
memudahkan pendistribusian produk sosial atau isi pesan
yang sebelumnya telah dirumuskan. Dengan pemanfaatan
web page sebagai medium distribusi pesan diharapkan
MTCC UMY dapat memberikan informasi secara intens
kepada publik mengenai aktivitas pengendalian tembakau
baik di dalam maupun di luar organisasinya. Adapun target
populasi yang dituju dari medium web page tidak lain adalah
masyarakat secara umum sehingga konten-konten yang akan
dibuat pun adalah konten dengan bahasa umum atau formal.
b) Facebook MTCC UMY
Selain membuat web page, MTCC UMY juga akan
membuat akun grup di facebook. Rencana pembuatan akun
grup di facebook memiliki tujuan yang hampir sama dengan
pembuatan web page MTCC UMY, yaitu guna
pendistribusian produk sosial atau mengkampanyekan isi
pesan-pesan yang sebelumnya telah dirumuskan. Perbedaan
antara web page dan akun grup facebook tersebut terletak
pada intensitas update informasi dan pembahasaanya. Akun
facebook yang akan dibuat diatur sedemikian rupa sehingga
49
pembahasaan dan konten lebih update dan lebih luwes untuk
masyarakat umum khususnya untuk anak muda atau kalangan
remaja agar pesan-pesan yang disampaikan mudah dicerna.
c) Twitter MTCC UMY
Pemanfaaan media sosial oleh MTCC UMY ternyata
tidak terbatas pada pembuatan akun grup facebook semata.
Rencana ke depan MTCC UMY juga akan melengkapi media
pemasarannya dengan pembuatan akun twitter. Twitter dipilih
sebagai sarana pemasaran pesan-pesan kampanye
dikarenakan twitter cukup populer penggunaanya di kalangan
anak muda atau kalangan remaja. Selain pertimbangan di
atas, dalam penggunaanya twitter cukup sederhana sehingga
update informasi akan lebih mudah. Dengan bahasa yang
santai diharapkan twitter dapat menarik minat anak muda
untuk memahami pesan-pesan yang disampaikan oleh MTCC
UMY khususnya kepada anak muda atau kalangan remaja.
d) Video Iklan MYAFTC dalam Youtube
Dalam proses perjalanannya MTCC UMY berusaha
untuk selalu inovatif termasuk dalam mengkampanyekan
pesan-pesan kepada khalayak agar turut andil dalam
pengendalian tembakau. Pembuatan video iklan yang
nantinya akan diunggah dalam akun youtube manjadi salah
satu medium kampanye pesan yang dirumuskan oleh MTCC
UMY terkait dengan pengelolaan target populasi anak muda
atau remaja. Rencana pembuatan video iklan yang nantinya
50
akan diunggah dan dibagikan kepada khalayak luas dinilai
sebagai salah satu medium yang efektif dalam menyampaikan
pesan-pesan MTCC UMY. Tidak terbatas pada konten-
konten grafis, konten video dipilih agar lebih kreatif dan
inovatif.
e) Poster Cetak MTCC UMY
Rencana pembuatan poster cetak dalam moment-moment
tertentu baik moment dalam memperingati hari tanpa
tembakau sedunia atau kegiatan-kegiatan dalam internal
MTCC menjadi salah satu medium pemasaran sederhana
yang akan dibuat oleh MTCC UMY. Dengan pertimbangan-
pertimbangan khusus seperti dapat ditempatkan di titik-titik
strategis, poster cetak dipilih menjadi medium pemasaran
dalam mendistribusikan pesan-pesan dari MTCC UMY.
Rumusan desain, konten serta bahasa yang ditampilkan
adalah bersifat menyesuaikan. Dalam mengelola target
populasi anak muda, MTCC UMY memiliki pedoman untuk
menampilkan pesan-pesan dalam poster cetak dengan gaya
khas anak muda, seperti desain yang eye catching, pesan
yang to the point dan pembahasaan yang ringan.
f) Factsheet MTCC UMY
Dalam mengkampanyekan pesan “anti rokok” MTCC
UMY tidak dapat terlepas dari perannya sebagai lembaga
penelitian yang fokus pada upaya pengendalian tembakau
khususnya pengendalian rokok. Berkaitan dengan peran riset
51
tersebut, maka tugas penelitian menjadi salah satu tugas
penting dalam MTCC UMY. Setelah melakukan tugas
penelitian maka hasil penelitian kemudian disosialisasikan
kepada khalayak luas. Adapun riset mengenai upaya
pengendalian tembakau yang dilakukan oleh MTCC UMY
diantaranya adalah berbentuk survey opini atau polling.
Aktivitas sosialisasi dari hasil riset menjadi tahapan
selanjutnya setelah riset dilakukan, tentu sosialisasi hasil riset
membutuhkan medium khusus maka factsheet dipilih
menjadi medium dalam mensosialisasikan temuan-temuan
MTCC UMY. Sasaran dari penyebaran fact sheet adalah
khalayak umum termasuk di dalamnya adalah para pemangku
kebijakan. Rencana ke depan factsheet akan dijadikan
medium pemasaran hasil temuan riset yang akan disebarkan
ke publik tentu dengan tampilan yang menyesuaikan.
g) Spanduk
Hampir sama dengan fungsi poster cetak, pembuatan
spanduk kurang lebih memiliki fungsi yang sama yaitu yaitu
sebagai medium penyemarak momentum-momentum
tertentu, seperti momentum peringatan hari tanpa tembakau
sedunia misalnya dan kegiatan-kegiatan internal MTCC
UMY. Rencana pembuatan spanduk berorientasi lebih pada
mengingatkan kepada publik akan bahaya mengkonsumsi
rokok yang selama ini masih dipandang sebelah mata oleh
masyarakat umum. Adapun konten pesan dalam spanduk
52
dapat bersifat sekedar mengingatkan, memberikan informasi,
atau bahkan mengajak khalayak untuk terlibat aktif dalam
upaya pengendalian tembakau. Mengenai sasaran dari
pemasangan spanduk adalah masyarakat umum dalam segala
lapisan.
4) Aktivitas Promosi Produk Sosial (promosi pesan)
Dalam aktivitas promosinya, MTCC UMY melakukan
beberapa bentuk aktivitas promosi guna memasarkan pesan-
pesannya. Adapun target sasaran atau target populasi dari MTCC
UMY tidak dibatasi hanya di kalangan remaja usia produktif
namun juga masyarakat secara umum. Bentuk-bentuk aktivitas
promosi yang direncanakan MTCC UMY dalam rangka
membentuk kesadaran publik akan bahaya mengkonsumsi rokok
termasuk di dalamnya kalangan remaja adalah seperti berikut,
a) Dialog Interaktif di Radio
Dialog interaktif di radio dipilih sebagai salah satu
aktivitas promosi yang akan dilakukan oleh MTCC UMY
guna memasarkan pesan-pesan kepada khalayak luas
termasuk di dalamnya kalangan anak muda. Dialog interkatif
di radio dinilai sebagai salah satu aktivitas promosi yang
cukup efektif dalam menyebarkan pesan-pesan khusus.
Melalui dialog interaktif diharapkan publik dapat
mendengarkan pesan-pesan mengenai upaya pengendalian
tembakau yang selama ini masih dipandang sebelah mata
oleh masyarakat umum. Rencana penyelenggaaan dialog
53
akan dilaksanakan di berbagai stasiun radio yang dapat diajak
bekerjasama. Melalui dialog dua arah diharapkan dapat
memunculkan kesepahaman aantara MTCC UMY dan publik
mengenai urgensi pengendalian tembakau.
b) Dialog Interaktif di Televisi
Tidak hanya terbatas pada penyelenggaraan dialog
interaktif di radio, MTCC UMY juga mencanangkan adanya
dialog interaktif di stasiun televisi. Rencana penyelenggaraan
dialog interaktif di stasiun televisi dinilai menjadi salah satu
aktvitas promosi yang akan memberikan dampak cukup baik
bagi pemahaman publik akan urgensi pengendalian tembakau
saat ini. Dalam melakukan aktivitas promosi MTCC UMY
tidak membatasi pemilihan stasiun televisi yang akan dituju,
tentu hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber
daya yang ada. Penyelenggaraan dialog interaktif yang akan
dilaksanakan oleh MTCC UMY merupakan terobosan baru
dalam promosi pesan-pesan “anti rokok” yang selama ini
jarang dilakukan oleh organisasi pengendali tembakau
lainnya.
c) Workshop
Rencana penyelenggaraan aktivitas promosi yang
bersifat khusus menjadi salah satu agenda yang dicanangkan
MTCC UMY. Adanya diskusi dan pelatihan-pelatihan
singkat dalam aktvitas promosi pesan pengendalian
tembakau, menjadi pertimbangan bagi MTCC UMY, maka
54
dari itu MTCC UMY merencanakan untuk mengadakan
kegiatan workshop. Kegiatan workshop dipilih sebagai
aktvitas promosi sebab workshop memiliki keunggulan-
keunggulan tertentu. Dalam perencanaanya, MTCC UMY
tidak membatasi kegiatan workshop yang akan diadakan.
Mengenai target populasi yang akan dipilih, MTCC UMY
tidak membatasi diri kepada target populasi tertentu,
termasuk anak muda atau kalangan remaja di dalamnya.
d) Dialog Multistakeholder
Dialog multistakeholder manjadi salah satu rencana
penting bagi MTCC UMY dalam mempromosikan pesan-
pesannya. Dialog multistakeholder pada dasarnya menjadi
ujung tombak dari perjuangan MTCC UMY untuk
membentuk kesepahaman antar para pemangku kepentingan
termasuk penentu kebijakan akan urgensi pengendalian
tembakau. Melalui dialog multistakholder maka
kesepahaman yang dibangun diarahkan untuk mendorong
lahirnya peraturan yang berorientasi pada upaya
pengendalian tembakau. Sasaran dari penyelenggaraan dialog
multistakeholder tersebut diprioritaskan kepada para
pemangku kebijakan setempat. Walaupun kalangan remaja
tidak dijadikan prioritas sasaran dialog multistakeholder,
namun upaya dialog multistakeholder pada dasarnya
mengarah pada perlindungan anak muda atau remaja dari
pemasaran produk rokok yang tidak dapat dikendalikan.
55
5) Kebijakan yang Mendukung Pemasaran Produk Sosial
Kebijakan merupakan salah satu pondasi dalam strategi
pemasaran sosial. Fungsi kebijakan merupakan fungsi konkret
dalam rangka membakukan pesan atau produk sosial menjadi
peraturan resmi. Peraturan-peraturan yang dibakukan tersebut
bentuknya bermacam-macam, salah satunya adalah berupa
peraturan presiden hingga peraturan daerah. Dalam rangka upaya
pengedalian tembakau termasuk menekan laju perokok pemula
serta membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok
bagi kalangan remaja, maka MTCC UMY memiliki rencana dan
komitmen untuk mengawal PP No 109 Tahun 2012 (telah
diterapkan) yang menyatakan tembakau sebagai tanaman yang
mengandung zat adiktif. Dalam PP No 109 Tahun 2012 di
dalamnya termuat aturan pembatasan promosi dan distribusi
rokok. Selain mengawal adanya PP No 109 tahun 2012, MTCC
UMY juga turut aktif dalam mendorong pemerintah setempat
dalam melahirkan perda-perda bercorak pengedalian tembakau
seperti perda KTR. Melalui pengawalan terhadap PP No 109
Tahun 2012 serta mendorong lahirnya KTR, upaya menekan laju
perokok pemula serta kegiatan penyadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok di kalangan remaja akan lebih terbantu.
6) Kemitraan yang Mendukung Pemasaran Produk Sosial
Dalam rangka suksesi pemasaran sosial kemitraan menjadi
hal yang sangat penting. Peran kunci kemitraan dalam suksesi
pemasaran sosial dapat berkontribusi dalam berbagai bentuk, baik
56
dalam pengelolaan medium pemasaran (tempat distribusi produk
sosial), aktivitas promosi yang dilakukan hingga upaya
mendorong pemangku kebijakan agar melahirkan peraturan-
peraturan pro terhadap pengendlaian tembakau. Dalam membuka
jalinan kemitraan MTCC UMY tidak membatasi diri, dengan
catatan mitra tersebut memiliki oreintasi yang sama. Beberapa
rencana kemitraan yang ingin dibangun oleh MTCC UMY adalah
menjalin mitra di kalangan akademisi atau peneliti, di kalangan
pekerja media, komunitas-komunitas anak muda, jajaran
pemerintahan, organisasi pengendali tembakau, mahasiswa serta
masyarakat umum. Melalui jalinan kemitraan yang terbuka
tersebut upaya pengendalian tembakau diharapkan dapat lebih
massif digalakkan.
2. Program dan Kegiatan
Sesuai dengan alur penelitian yang fokus pada pendalaman program
dan kegiatan MTCC UMY dalam membentuk kesadaran remaja akan
bahaya mengkonsumsi rokok selama tahun 2013-2014, maka melalui
proses penelaahan data dan wawancara dapat disimpulkan bahwa program
MTCC UMY yang fokus pada upaya membentuk kesadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok di kalangan remaja selama tahun 2013-2014 adalah
program menaham laju perokok pemula (kalangan remaja) dan
membangun kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan
remaja.
Adapun kegiatan-kegiatan social marketing dalam program tersebut
terbagi dalam beberapa kategori yaitu pertama, kegiatan pengadaan
57
tempat distribusi produk sosial (medium pemasaran) seperti pembuatan
web page, akun grup facebook, akun twitter, iklan video MYAFTC, poster
cetak, spanduk dan factsheet, kedua kegiatan aktivitas promosi secara
umum yaitu penyelenggaraan dialog interaktif di radio, dialog interaktif di
televisi, workshop dan dialog multistakeholder, ketiga adalah kegiatan-
kegiatan khusus seperti Aksi Kampanye Word No Tobacco Day MTCC
UMY 2013, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY dan
Training Duta Anti Rokok MTCCUMY 2013. Khusus untuk kegiatan-
kegiatan kategori khusus maka penjabaran atas temuan data dilakukan
berbeda dengan kegiatan lainnya. Penjabaran data atas kegiatan kategori
khusus akan disajikan secara lebih mendalam sebagai sampel dari
kegiatan MTCC UMY untuk diketahui secara mendetail pelaksanaanya.
Adapun penjabaran kegiatan akan dimulai dari kegiatan pembuatan
tempat distribusi produk sosial atau pembuatan media pemasaran.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah seperti berikut,
a. Pembuatan web page MTCC UMY
b. Pembuatan akun grup facebook MTCC UMY
c. Pembuatan akun twitter MTCC UMY
d. Pembuatan video iklan MYAFTC dalam akun youtube
e. Pembuatan poster cetak MTCC UMY
f. Pembuatan factsheet MTCC UMY
g. Pembuatan spanduk MTCC UMY
Penjabaran data kegiatan selanjutnya adalah kegiatan aktivitas promosi
MTCC UMY. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut,
h. Penyelenggaraan dialog interaktif di radio
58
i. Penyelenggaraan dialog interaktif di televisi
j. Penyelenggaraan workshop
k. Penyelenggaraan dialog multistakeholder
Terakhir adalah penjabaran data kegiatan khusus MTCC UMY. Adapun
kegiatan-kegiatan khusus tersebut adalah sebagai berikut,
l. Aksi Kampanye World No Tobacco Day MTCC UMY 2013
m. Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
n. Training Duta Anti Rokok (MYAFTC) MTCC UMY 2013
Semua kegiatan di atas merupakan bagian dari strategi social
marketing MTCC UMY yang bertujuan guna mendukung program
mengurangi jumlah perokok pemula dan membentuk kesadaran
masyarakat khususnya kalangan remaja akan bahaya mengkonsumsi
rokok. Adapun penjabaran secara mendetail atas kegiatan-kegiatan di atas
akan disajikan dalam sub-bab implementasi program dan kegiatan
mendetail.
3. Implementasi Program dan Kegiatan
Dalam melakukan penyajian data, kerangka penyajian data yang
digunakan adalah penyajian data per kegiatan yang dilakukan oleh MTCC
UMY. Seperti dijelaskan pada sub-bab sebelumnya bahwa kegiatan
berkategori khusus akan disajikan berbeda dengan kegiatan-kegiatan
lainnya. Temuan data atas kegiatan berkategori khusus akan disajikan
secara lebih mendalam sebagai sampel pengukuran pelaksanaan kegiatan
social marketing MTCC UMY yang fokus terhadap upaya membentuk
kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan remaja. Merujuk
pada teori tahapan strategi social marketing yang menyatakan bahwa
59
tahapan-tahapan dalam social marketing terbagi dalam lima tahap, pertama
adalah analisis lingkungan pemasaran sosial atau analisis internal dan
eksternal, kedua adalah pemilihan target populasi, ketiga rancangan desain
strategi pemasaran sosial seperti desain produk, harga, tempat, dan
aktivitas promosi, terakhir adalah aktivitas mengorganisir, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi dampak pemasaran sosial. Tahapan-tahapan
di atas akan digunakan sebagai bingkai dalam penyajian data pada
kegiatan-kegiatan kategori khusus. Adapun dalam penyajian data kegiatan
kategori pengadaan tempat distribusi sosial (medium pemasaran) serta
penyelenggaraan aktivitas promosi akan disajikan secara garis besar.
Mengenai penyajian data kegiatan social marketing MTCC UMY akan
dimulai dari kegiatan pembuatan medium pemasaran sosial MTCC UMY.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut,
a. Pembuatan Web Page MTCC UMY
Dalam rangka mendistribusikan pesan atau produk sosial di
kalangan masyarakat umum termasuk di kalangan remaja, MTCC
UMY memilih web page sebagai salah satu tempat distribusi produk
sosialnya. Konten-konten mengenai upaya pengendalian tembakau
dan progress pengendalian tembakau di Indonesia banyak dimuat
dalam website tersebut. Adapun tampilan web page MTCC UMY
adalah seperti berikut,
Gambar 3
Tampilan Web Page MTCC UMY
60
Sumber: https://mtcc.umy.ac.id, (akses 24 Juni 2013)
Dapat dilihat tampilan web page MTCC UMY di atas. Dalam muatan
kontennya, MTCC UMY seringkali menampilkan konten-konten
yang erat kaitannya dengan upaya pengendalian tembakau. Selain
memuat konten mengenai upaya pengendalian tembakau di Indonesia,
web page MTCC UMY juga seringkali memuat progress tobacco
control yang ada di Indonesia. Dari sekian tempat distribusi produk
sosial, web page MTCC UMY adalah media teraktif kedua setelah
facebook MTCC UMY.
b. Pembuatan Akun Grup Facebook MTCC UMY
Selain menggunakan web page sebagai sarana distribusi produk
sosialnya, MTCC UMY juga aktif dalam bersuara di jejaring sosial,
salah satunya adalah facebook. Dalam akun facebooknya yang
bernama MTCC UMY, MTCC UMY terlihat aktif dalam
mengkampanyekan gerakan “anti rokok”. Dengan menggunakan
bahasa yang cenderung mudah dipahami oleh publik, MTCC UMY
melalui akun facebooknya berusaha mengekspose aktivtas apapun
terkait dengan upaya pengendalian tembakau. Berbeda dengan
tampilan web page MTCC UMY, dalam akun facebooknya, MTCC
UMY lebih cenderung luwes dalam pembahasaan dan tampilan.
Adapun tampilan facebook MTCC UMY adalah seperti berikut,
Gambar 4
Tampilan Akun Grup Facebook MTCC UMY
61
Sumber: https://www.facebook.com/mtccumyjogja?fref=photo, (akses 24 Juni 2013)
Gambar di atas merupakan tampilan akun facebook MTCC UMY.
Akun facebook MTCC UMY menjadi media distribusi produk sosial
teraktif dalam mengkampanyekan gerakan “anti rokok”, sehingga
update berita mengenai upaya pengendalian tembakau paling aktual
dapat disimak melalui akun grup facebook MTCC UMY. Selain itu
akun grup tersebut tercatat memiliki banyak likers tercatat sebanyak
729 facebookers menyukai grup MTCC UMY.
c. Pembuatan Akun Twitter MTCC UMY
Selain menggunakan facebook sebagai sarana distribusi produk
sosialnya, MTCC UMY juga aktif menggunakan twitter sebagai
media kampanye gerakan “anti rokok”. Jauh berbeda dengan web
page yang terkesan formal, akun twitter MTCC UMY dalam tweet-
tweetnya jauh lebih santai dalam pembahasaan hampir sama dengan
grup facebook MTCC UMY. Adapun tampilan akun twitter MTCC
UMY adalah seperti berikut,
Gambar 5
Tampilan Akun Twitter MTCC UMY
62
Sumber: https://twitter.com/mtccUMY, (akses, 24 Januari 2014)
Gambar di atas merupakan tampilan halaman utama akun twitter
MTCC UMY. Akun twitter MTCC UMY dinilai cukup aktif dalam
mengkampanyekan gerakan “anti rokok”, selain aktif
mengkampanyekan gerakan “anti rokok”, akun twitter MTCC UMY
juga aktif melaporkan progress organisasi dalam hal ini adalah
progress MTCC UMY. Akun twitter dengan followers sebanyak 52
followers tersebut merupakan media yang efektif dalam
pendistribusian produk sosial MTCC UMY.
d. Pembuatan Iklan Video MYAFTC dalam Youtube
Dalam proses pendistribusian produk-produk sosialnya yaitu
mengkampanyekan gerakan pengendalian tembakau, termasuk
mengkampanyekan resiko akan bahaya mengkonsumsi rokok, MTCC
UMY tidak membatasi media distribusi produknya hanya pada
penggunaan web page official dan media sosial semata, pembuatan
video juga turut digarap oleh MTCC UMY guna mengkampanyekan
aktivitas MTCC UMY dalam melakukan upaya pengendalian
tembakau kepada khalayak luas. Berikut adalah tampilan dari cuplikan
video MTCC UMY yang berjudul Deklarasi Duta Pelajar Anti Rokok
Yogyakarta yang diunggah dalam akun youtube bernama Tia Ifada,
Gambar 6
Video Iklan MYAFTC dalam Youtube
63
Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=XJUWQ-1D_As, (akses, 24 Januari 2014)
Gambar di atas menunjukkan cuplikan video deklarasi MYAFTC atau
komunitas pelajar muhammadiyah untuk pengendalian tembakau yang
disponsori oleh langsung MTCC UMY. Walaupun video tersebut
tidak berasal dari akun formal MTCC UMY, namun video tersebut
menjadi salah satu rujukan dan konten dalam media-media pemasaran
lainnya, seperti web page MTCC UMY dan facebook MTCC UMY.
e. Pembuatan Poster Cetak MTCC UMY
Dalam memilih tempat distribusi produk sosialnya MTCC UMY
tidak membatasi pada media-media elektronik seperti media baru atau
media sosial seperti web page, facebook, dan twitter. Dalam
melakukan aktivitas kampanyenya, MTCC UMY juga bergerak
dengan poster-poster cetak. Poster cetak tersebut tidak lain
dimaksudkan untuk memberi informasi serta mengajak khalayak luas
untuk terlibat dalam upaya pengendalian tembakau. Adapun gambar
dari poster cetak MTCC UMY tersebut adalah seperti berikut,
64
Gambar 7
Poster Cetak Fisipol Day Without Tobacco MTCC UMY
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
Gambar 8
Poster Cetak HTTS 2013 MTCC UMY
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
65
Terlihat dua gambar di atas adalah poster cetak MTCC UMY. Adapun
mengenai konten dalam poster MTCC UMY adalah bermacam-
macam, banyak dari poster MTCC UMY yang bersifat memberikan
informasi hingga mengajak khalayak untuk terlibat dalam kegiatan-
kegiatan kampanye “anti rokok”. Dua poster di atas adalah contoh
poster yang bermuatan persuasif, yaitu poster Fisipol Day Without
Tobacco 2014 dan poster HTTS 2013 atau Hari Tanpa Tembakau
Sedunia tahun 2013.
f. Pembuatan Factsheet MTCC UMY
Dalam mengkampanyekan ide-ide pengendalian tembakau,
MTCC UMY seringkali melakukan riset-riset yang bertujuan guna
mensosialisasikan fakta-fakta mengenai tembakau khususnya rokok.
Tujuan dari riset tersebut adalah bermacam-macam, tidak tarbatas
pada tujuan sosialisasi semata, namun MTCC UMY melalui hasil
risetnya juga mendorong para pemangku kepentingan dalam hal ini
adalah pemerintah untuk mengerti dan terlibat aktif dalam proses
legislasi. Target penyebaran dari hasil riset tersebut tidak hanya
terbatas pada para pemangku kepentingan semata, masyarakat umum,
baik di dalamnya kalangan remaja juga turut menjadi target sasaran
dari sosialisasi hasil riset tersebut. Medium distribusi produk sosial
dalam menyampaikan hasil riset tersebut dinamakan factsheet.
Factsheet merupakan medium cetak yang memuat mengenai fakta-
fakta hasil penelitian, dalam hal ini adalah penelitian mengenai polling
pendapat masyarakat tetang pencegahan iklan, promosi dan
66
sponsorship rokok. Adapun gambar factsheet tersebut adalah seperti
berikut,
Gambar 9
Factsheet Polling Pendapat Masyarakat tentang Pencegahan Iklan, Promosi dan Sponsorhsip Rokok di Kabupaten Bantul DIY
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa factsheet merupakan medium
distribusi produk sosial yang secara mendetail menjelaskan mengenai
hasil-hasil temuan dalam penelitian. Sampel factsheet di atas
merupakan hasil polling mengenai pendapat masyarakat tentang
pencegahan iklan, promosi dan sponsorship rokok di Kabupaten
Bantul, DIY.
g. Pembuatan Spanduk MTCC UMY
Selain menerbitkan factsheet, MTCC UMY juga mencetak
spanduk dalam menyemarakkan kampanye “anti rokok”. Spanduk
tersebut bertujuan guna mengingatkan kepada publik mengenai
bahaya rokok yang mengancam kesehatan manusia. Beberapa spanduk
67
yang pernah diterbitkan oleh MTCC UMY adalah spanduk dalam
menyemarakkan Jambore Nasional Relawan Muhammaidyah yang
diselenggarakan oleh MDMC Muhammadiyah di Bantul pada tanggal
22 November 2013 dengan pesan penegasan bahwa Jambore Nasional
Relawan Muhammadiyah adalah Jambore bebas asap rokok. Selain
spanduk menyemarakkan Jambore Relawan Nasional MDMC, MTCC
UMY juga turut menyemarakkan peringatan Hari tanpa Tembakau
Sedunia setiap tanggal 31 Mei. Pemasangan spanduk menjadi salah
satu bentuk selebrasi MTCC UMY dalam memperingati hari tanpa
tembakau sedunia. Pemasangan spanduk di pintu depan kampus
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan konten grafik
kematian akibat konsumsi rokok dari tahun ke tahun menjadi salah
satu bentuk medium distribusi produk sosial MTCC UMY pada
masyarakat umum. Adapun pemasangan spanduk tersebut dilakukan
dalam peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada tahun 2014.
Setelah menyajikan data mengenai kegiatan pengadaan medium
distribusi produk sosial atau medium distribusi pesan maka sajian data
kedua adalah mengenai kegiatan promosi umum MTCC UMY. Kegiatan-
kegiatan promosi tersebut adalah sebagai berikut,
h. Penyelenggaraan Dialog Interaktif di Radio
Pada tahun 2013 tercatat MTCC UMY pernah melakukan siaran
berupa dialog interaktif di salah satu radio yang ada di Yogyakarta,
radio tersebut adalah Radio RPK FM. Dalam dialog interaktif tersebut
MTCC UMY banyak membahas mengenai urgensi pengendalian
tembakau. Dalam dialog interaktif tersebut MTCC UMY juga
68
membahas mengenai status remaja dalam bergulat dengan rokok,
termasuk akibat dari mengkonsumsi rokok. Dialog interaktif dinilai
sebagai salah satu aktivitas promosi yang cukup efektif dikarenakan
jangkauan siaran yang luas menjadikan pesan tersebut tersebar dengan
baik.
i. Penyelenggaraan Dialog Interaktif di Televisi
Di tahun yang sama yaitu tahun 2013 MTCC UMY pernah
menjadi pengisi dalam satu sesi dialog di salah satu televisi lokal di
Yogyakarta yaitu ADI TV. Tema Besar dalam dialog interaktif
tersebut adalah seputar masalah pertembakauan khususnya masalah
rokok. Dalam aktivitas promosinya, MTCC UMY menilai masyarakat
umum termasuk kalangan remaja harus mengetahui fakta-fakta
mengenai seputar produk rokok di Indonesia termasuk aktivitas
mengkonsumsi rokok dan resiko-resiko yang muncul akibat merokok.
Melalui dialog interakif tersebut, MTCC UMY menilai bahwa terpaan
pesan kepada masyarakat umum akan berlangsung dengan baik
sehingga masyarakat dapat mengetahui fakta-fakta seputar masalah
pertembakaun khususnya masalah produk rokok yang selama ini
kurang begitu terekspose dengan baik dalam media massa..
j. Penyelenggaraan Workshop
Dalam mempromosikan produk sosialnya MTCC UMY selalu
terlibat dalam kegiatan workshop KKN Tematik yang diselenggarakan
oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam workshop KKN tersebut tema-
tema yang diangkat adalah tema-tema yang berkaitan dengan rokok.
69
Dalam proses penyampaian pesan-pesan “anti rokok” MTCC UMY
dapat mengawali pesan-pesan “anti rokok” melalui berbagai pintu
baik dari segi kesehatan, ekonomi dan beberapa perspektif lainnya.
Metode sosialisasi dalam workshop tersebut juga harus menyesuaikan
siapa yang menjadi audience dari acara workshop baik dari kalangan
muda hingga orang tua. Adapun salah satu dokumentasi dari workshop
tersebut adalah seperti berikut,
Gambar 10
Deklarasi Desa Bebas Asap Rokok Padukuhan Kalirandu
Sumber: http:/www.bantulkab.go.id/berita/1769.html, (akses 28 April 2014)
Keterlibatan MTCC UMY dalam setiap agenda workshop mahasiswa
Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan UMY dimulai semenjak tahun
2011 atau semenjak MTCC UMY berdiri hingga saat ini. Gambar di
atas adalah salah satu dokumentasi keterlibatan MTCC dalam agenda
workshop KKN Tematik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tercatatat
workshop di atas dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Juli 2013
bertempat di Padukuhan Kalirandu. Tidak hanya dilaksanakan di
70
Padukuhan Kalirandu, Padukuhan Lor Tirtonirmolo, Padukuhan
Kembaran dan Padukuhan Kajangan juga turut menjadi sasaran dari
kegiatan workshop tersebut yang kesemuanya terletak di Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul. Pasca workshop biasanya diakhiri
dengan deklarasi Area Bebas Asap Rokok di desa dimana workshop
tersebut diadakan. Adapun peran MTCC UMY dalam workshop serta
metode penyampaian pesan terhadap masyarakat umum dijelaskan
oleh Fauzi Ahmad Noor, S.IP seperti berikut,
“MTCC UMY selalu ikut terlibat di workshop KKN Tematik Mahasiswa Kedokteran UMY. Biasanya MTCC UMY terlibat sebagai pengarah dan fasilitator. Kalau dalam penyampaian pesannya MTCC tidak boleh gegabah. Kita tidak boleh menggurui dalam penyampaian pesan-pesan tersebut”47.
Sebagai salah satu bentuk aktivitas promosi, workhsop merupakan
aktivitas promosi yang efektif dalam penyampaian pesan-pesan
secara langsung.
k. Penyelenggaraan Dialog Multistakeholder
Dalam rangka mendorong lahirnya peraturan yang
mendukung upaya pengendalian tembakau baik di tingkat
Provinsi hingga Kabupaten Kota, MTCC UMY kerap melakukan
dialog dengan para pemangku kepentingan terkait. Orientasi dari
dialog tersebut adalah membuka cakrawala pengetahuan
mengenai urgensi pengendalian tembakau yang ada di Indonesia.
Target populasi dari dialog multistakeholder tersebut memang
tidak ditujukan untuk kalangan remaja, akan tetapi dalam rangka
mendorong peraturan yang melindungi semua lapisan masyarakat
47 Wawancara Prospek MTCC UMY, Program manager MTCC UMY, Fauzi Ahmad Noor, 26 Maret 2014
71
termasuk kalangan remaja maka dialog multistakeholder
diadakan. Salah satu dialog multistakeholder yang dilakukan oleh
MTCC UMY adalah dialog yang mengundang Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau SKPD Kabupaten Kulonprogo,
Yogyakarta. Agenda tersebut dilaksanakan bulan Oktober akhir
tahun 2013. Dalam agenda tersebut dialog diarahkan untuk
membuka cakrawala para pemangku kepentingan agar memahami
persoalan pertembakauan khususnya persoalan rokok yang ada di
Indonesia khususnya di Kabupaten Kulonprogo. Pasca
diadakannya dialog multistakeholder, melalui komunikasi yang
intens antara MTCC UMY dengan SKPD Kabupaten Kulonprogo
maka pada tanggal 23 April 2014 muncul persetujuan bersama
akan pentingnya kawasan tanpa rokok atau KTR di Kabupaten
Kulonprogo. Setelah persetujuan bersama disepakati maka
undang-undang KTR secara sah telah diusulkan dan saat ini telah
resmi menjadi peraturan daerah atau Perda.
Setelah melihat rangkaian kegiatan promosi yang dilakukan
MTCC UMY secara umum maka sajian data terakhir adalah mengenai
kegiatan-kegiatan khusus MTCC UMY yang akan dibedah secara
mendalam. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah seperti berikut,
l. Kampanye World No Tobacco Day MTCC UMY
Setiap tanggal 31 Mei berbagai elemen penggiat anti tembakau
selalu menyemarakkan hari anti tembakau sedunia dengan berbagai
cara, baik kampanye maupun aksi-aksi lainnya. Tidak lupa dengan
MTCC UMY sebagai organisasi nirlaba yang fokus terhadap upaya
72
pengendalian tembakau, tepatnya pada tanggal 31 Mei 2013 MTCC
UMY juga turut menyemarakkan hari tanpa tembakau sedunia dengan
melakukan aksi kampanye terbuka yang terbagi dalam beberapa titik
di Yogyakarta yaitu di Bundaran UGM pada tanggal 30 Mei 2013, di
0 KM Malioboro pada tanggal 31 Mei 2013 dan di kampus UMY
pada tanggal 1 Juni 2013. Penyelenggaraan WNTD di Bundaran UGM
pada saat itu bersamaan dengan penyelenggaraankan seminar
bertemakan pengendalian tembakau oleh Dinas Kesehatan Provinsi
DIY. Adapun intensitas keterlibatan MTCC UMY sebagai motor
kampanye WNTD dapat dijumpai dalam aksi 0 KM Malioboro dan
Kampus UMY, sementara dalam aksi Bundaran UGM keterlibatan
MTCC UMY hanyalah sebagai supporter aksi kampanye. Adapun
penyajian data secara mendetail adalah sebagai berikut,
1) Target Populasi WNTD 2013
Mengenai target populasi dari aksi kampanye WNTD adalah
masyarakat secara umum khususnya para remaja usia produktif.
Alasan target populasi dipilih dikarenakan isu mengenai ancaman
akibat bahaya mengkonsumsi rokok masih dianggap remeh oleh
masyarakat secara umum, sehingga perlu upaya komunikasi
kepada masyarakat khususnya kawula muda mengenai bahaya
akibat mengkonsumsi rokok. Aksi kampanye WNTD sendiri
dilakukan dengan menukar rokok dengan sebatang coklat dan
permen yang dilakukan di tiga titik aksi yaitu kampus UMY,
Malioboro dan Bundaran UGM dengan jeda waktu masing-
masing satu hari. Target capaian yang diinginkan dari kampanye
73
WNTD tersebut tidak lain adalah untuk mengingatkan kembali
kepada masyarakat khususnya kepada kawula muda akan bahaya
mengkonsumsi rokok yang kian kabur.
2) Desain Strategi Social Marketing WNTD 2013 (bauran pemasaran)
Seperti pada umumnya, produk sosial atau ide dari WNTD
yang diperingati di tiga titik berbeda dalam waktu yang juga
berbeda adalah berusaha untuk menyampaikan ide akan bahaya
rokok dan larangan merokok di area publik khususnya di
Yogyakarta. Dengan mengusung tema TAPS BANN turunan dari
WHO yang dijabarkan sebagai Tobacco, Advertisement,
Promotion, Sponsorship BANN atau pelarangan iklan, promosi
dan sponsorship industri rokok dalam berbagai program maupun
kegiatan masyarakat menjadi tema sentral WNTD tahun 2013.
Pada dasarnya produk sosial yang disampaikan pada hari
WNTD haruslah mengacu pada tema sentral WHO, namun karena
dinilai terlalu abstrak untuk disosialisasikan secara terbuka maka
ide yang diusung MTCC UMY pada kampanye WNTD 2013
adalah fokus pada sosialisasi bahaya rokok dan pelarangan
merokok di area publik. Tidak hanya MTCC UMY yang
dihadiahi tema TAPS BANN, organisasi sejenis lainnya yang
mengacu pada Framework Convention Tobacco Control atau
FCTC dan WHO seperti Komnas Pengendalian Tembakau dan
SFA atau Smoke Free Agent juga mendapatkan tema yang sama.
Selama proses kampanye berlangsung masyarakat
Yogyakarta disuguhi dengan aksi sosialisasi berupa penukaran
74
rokok dengan cokelat dan permen serta aksi flasmob tepatnya di
kawasan 0 KM Malioboro. Masyarakat yang tertarik kemudian
mulai bertanya mengenai bahaya, alasan pelarangan merokok di
area publik hingga klinik terapi berhenti merokok. Keberlanjutan
dari aksi kampanye tersebut kemudian diarahkan untuk langsung
menuju pada alamat lembaga penggerak aksi kampanye baik
alamat kantor maupun kontak telepon hingga alamat media
sosial, seperti web page, twitter dan facebook. Adapun salah satu
lembaga yang ditanyakan oleh khalayak pada saat WNTD
berlangsung adalah MTCC UMY.
Secara umum penyelenggaraan WNTD diselenggarakan di
tiga tempat yang berbeda, baik di Bundaran UGM pada tanggal
30 Mei 2013, 0 KM Malioboro pada tanggal 31 Mei 2013 dan
kampus UMY pada tanggal 1 Juni 2013. Penyelenggaraan aksi
kampanye WNTD yang dimotori oleh MTCC UMY khususnya
di dua titik yaitu di 0 KM Malioboro dan kampus UMY tidak
terlepas dari alasan agar sosialisasi produk kampanye dapat
tersampaikan dengan baik ke publik.
Adapun pemilihan 0 KM sebagai titik aksi kampanye WNTD
disebabkan karena titik 0 KM dinilai sebagai titik strategis di
wilayah Yogyakarta, begitu juga kampus UMY yang tidak luput
dari segmen kampanye yaitu kalangan muda usia produktif
khususnya mahasiswa. Berikut adalah dokumentasi aksi
kampanye WNTD yang tersebar di tiga titik di Yogyakarta,
75
Gambar 11
Aksi Kampanye WNTD di Kampus UMY
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
Terlihat mahasiswa UMY sedang berkeliling mengadakan
sosialisasi bahaya rokok dengan menukar rokok dengan sebatang
coklat dan permen. Adapun gambar berikut adalah aksi
kampanye WNTD yang diadakan di sepanjang jalan Malioboro.
Gambar 12
Aksi Kampanye WNTD dari Abu Bakar Ali Menuju 0 KM Malioboro
76
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
Dalam aksi kampanye tersebut terlihat Wakil Ketua I MTCC
UMY, Dra. Mutia Hariati Husein, M.Si (tengah) dan Koordinator
Humas dan Media MTCC UMY, Dianita Sugiyo, S.Kep. Ns.
MHID (paling kanan) turut mengikuti jalannya aksi kampanye
WNTD. Kampanye ini dilakukan dengan aksi jalan kaki
sepanjang jalan Malioboro, atau tepatnya dari Taman Parkir Abu
Bakar Ali hingga 0 KM Malioboro. Adapun gambar berikut
adalah aksi flash mob di seputaran 0 KM.
Gambar 13
Aksi Kampanye WNTD Flash Mob 0 KM Malioboro
Sumber: mtcc.umy.ac.id/hari-tanpa-tembakau-sedunia-2013/, (akses 29 Maret 2014)
Terlihat gambar di atas menunjukkan aksi flash mob dari para
peserta aksi kampanye WNTD yang dilakukan di seputaran 0 KM
Malioboro. Adapun dokumentasi aksi kampanye WNTD yang
dilaksanakan di seputaran Bundaran UGM adalah seperti berikut,
Gambar 14
77
Aksi Kampanye WNTD di Seputaran Bundaran UGM
Sumber: bem.farmasi.ugm.ac.id/galeri-2/aksi-wntd/, (akses 29 Maret 2014)
Tampak antusiasme mahasiswa UGM dan beberapa mahasiswa
di luar UGM seperti mahasiswa UMY yang turut dalam aksi
kampanye simpatik WNTD 2013.
Dalam pelaksanaan aksi kampanye WNTD khususnya aksi
kampanye yang bertempat di 0 KM Malioboro dan kampus
UMY, pihak penyelenggara termasuk MTCC UMY di dalamnya
melakukan aktivitas promosi dengan membagi-bagikan leaflet,
coklat dan mengundang beberapa media untuk meliput aksi
kampanye tersebut. Adapun partner media massa yang turut
diundang dalam aksi kampanye WNTD tersebut diantaranya
adalah Radio Republik Indonesia, Jogja TV dan beberapa media
massa lainnya. Pesan utama yang disampaikan dalam aksi
kampanye tersebut tidak lepas dari bahaya mengkonsumsi rokok
dan pelarangan merokok di area publik khususnya di Yogyakarta.
Dalam aksi kampanye WNTD, MTCC UMY menjalin
kerjasama dengan Biro Humas dan Protokoler UMY, Himpunan
Mahasiswa Kedokteran Gigi UMY atau HIMAKAGI UMY,
78
Senat Mahasiswa Kedokteran Umum UMY atau SEMAKU
UMY, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM atau
BEM Farmasi UGM dan HOX’S UP UMY sebagai koreografer
dan penari flash mob aksi kampanye WNTD 2013.
Dalam hal promosi aksi kampanye WNTD, MTCC UMY
melakukan tugas press agentry dengan mengundang beberapa
media massa diantaranya adalah Radio Republik Indonesia, Jogja
TV dan beberapa media massa lainnya yang dimaksudkan agar
aksi kampanye tersebut dapat tersosialisasikan secara luas.
Berikut adalah skema desain strategi social marketing WNTD
2013.
Tabel 2
Desain Strategi Social Marketing WNTD 2013Desain Strategi Social Marketing
Produk Sosial Harga yang ditetapkan MTCC UMY Tempat Distribusi
1. Sosialisasi bahaya mengkonsumsi rokok2. Sosialisasi larangan merokok di area
publik
1. Mengarahkan target populasi untuk langsung mengakses produk sosial ke alamat kantor MTCC UMY, Web Page MTCC UMY, Facebook MTCC UMY dan Twitter MTCC UMY
1. Bundaran UGM (30 Mei 2013)
2. Sepanjang Jalan Malioboro hingga 0 KM Malioboro (31 Mei 2013)
3. Kampus UMY (01 Juni 2013)
* Tempat distribusi produk sosial diantaranya adalah melalui penyebaran poster di facebook (pra acara), penyebaran pamflet dan penunjukkan poster bahaya merokok pada saat kegiatan berlangsung
Aktivitas PromosiKemitraan Kebijakan
Promosi Aksi WNTD 2013 (pra)
Bentuk Internalisasi Produk Sosial di
WNTD 20131. Pemberitahua
n ke dalam:Pemberitahuan langsung dari MTCC UMY kepada para kader “anti rokok”
2. Pemberitahuan keluar:
1. Penukaran rokok dengan coklat dan permen
2. Aksi orasi3. Flash mob4. Pembagian
leaflet
1. Biro Humas dan Protokoler UMY
2. Himpunan Mahasiswa Kedokteran Gigi (HIMAKAGI)
3. Senat Mahasiswa Kedokteran Umum UMY (SEMAKU)
4. Badan Eksekutif
1. Bahaya akibat mengkonsumsi rokok menjadi isu yang diperjuangkan MTCC UMY di tataran pemerintahan
2. Larangan merokok di area publik juga turut menjadi
79
Media partnership; Radio Republik Indonesia (RRI), Jogja TV, dan beberapa media massa lainnya
Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM (BEM Fakultas Farmasi UGM)
5. HOX’S UP Dance UMY
tuntutan yang diperjuangkan oleh MTCC UMY di pemerintahan
Sumber: Wawancara Kampanye World No Tobacco Day 2013, (26 Maret 2014)
3) Aktivitas Perencanaan WNTD 2013
80
Mengenai proses perencanaan aksi kampanye WNTD 2013,
MTCC UMY mengaku tidak menemui kendala yang berarti
dalam perencanaan aksi kampanye tersebut. Sebagai PIC atau
Person in Charge yang berarti seseorang yang bertanggung
jawab atas suatu project, Dianita Sugiyo, S.Kep. Ns. MHID
menyatakan sebagai berikut,
“Dalam internal MTCC UMY kami cukup terbantu dengan adanya staff-staff yang sudah ditempatkan di masing-masing bidang, seperti halnya mengurus ijin keramaian, jadi pada intinya kita dimudahkan atas kerja tim yang jelas”48.
Pembagian kerja yang jelas menjadi faktor kunci bagi MTCC
UMY dalam membuat perencanaan yang matang dalam aksi
kampanye WNTD 2013.
4) Implementasi WNTD 2013
Dalam implementasi aksi kampanye WNTD, MTCC UMY
menlalui PIC Aksi Kampanye WNTD, Dianita Sugiyo, S.Kep.
Ns. MHID menyatakan sebagai berikut,
“Aksi kampanye WNTD berjalan dengan aman dan lancar, bahkan banyak orang-orang berdatangan dan mulai bertanya, dari masalah rokok itu sendiri hingga klinik terapi berhenti merokok”49.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa proses
pelaksanaan kampanye WNTD 2013 berjalan sesuai dengan
rencana yang disusun.
5) Pemantauan WNTD 201348 Wawancara Kampanye World No Tobacco Day 2013, PIC Kampanye World No Tobacco Day MTCC UMY 2013, Dianita Sugiyo, 26 Maret 201449 Ibid
81
Aksi kampanye WNTD yang dimotori oleh MTCC UMY
merupakan aksi seremonial yang tidak mengupayakan aktivitas
pemantauan terhadap target populasi pasca aksi kampanye
diadakan. Seperti diungkapkan oleh PIC aksi kampanye WNTD
seperti berikut,
“Karena target populasinya adalah masyarakat secara umum, maka kami tidak melakukan pendataan terhadap siapa saja yang turut simpatik dengan aksi kampanye yang kami lakukan”50.
Dari petikan wawancara di atas secara tidak langsung
menunjukkan bahwa tidak adanya aktivitas pendataan berarti
tidak adanya aktivitas monitoring atau pemantauan terhadap
target populasi yang ada dalam aksi kampamye WNTD 2013.
6) Evaluasi Penyelenggaraan WNTD 2013
Aksi Kampanye WNTD menurut Dianita Sugiyo, S.Kep. Ns.
MHID dinilai cukup berhasil. Indikator dalam mengukur
keberhasilan dari aksi kampanye WNTD diukur dari berjalannya
aksi kampanye dengan aman dan tertib, antusiasme masyarakat
sebagai target populasi yang cukup tinggi serta solidaritas peserta
aksi kampanye yang terdiri dari mahasiswa yang juga cukup
kompak51. Faktor kreatifitas serta kekompakan para peserta aksi
kampanye WNTD dinilai sebagai kunci atas tingginya simpati
warga Yogyakarta terhadap aksi tersebut, khususnya pada aksi
kampanye di seputaran 0 KM Malioboro.
7) Evaluasi Dampak Social Marketing WNTD 2013
50 Ibid51 Ibid
82
Pada dasarnya penyelenggaraan Aksi Kampanye WNTD 2013
tidak mendokumentasikan target populasi secara tertulis,
misalnya mendata nama dan asal target populasi atau sasaran
Kampanye WNTD 2013, maka dari itu guna mengukur dampak
evaluasi social marketing kepada target populasi serta melakukan
verifikasi kebenaran data maka peneliti berusaha mewawancarai
salah satu peserta aksi kampanye WNTD 2013. Peserta aksi
kampanye WNTD yang dimaksud adalah bagian dari para duta
“anti rokok” yang tersebar dalam beberapa organisasi “anti
rokok” di Yogyakarta. Peserta aksi dipilih untuk menggantikan
penggalian data terhadap target populasi WNTD 2013, sehingga
peneliti hanya dapat melakukan verifikasi data tidak dapat
mengukur hasil akhir dari dampak social marketing yang
dilakukan MTCC UMY. Adapun peserta aksi kampanye tersebut
bernama Dini Ramadhaini. Dini Ramadhaini merupakan
perwakilan dari MTCC UMY yang turut bergabung dalam Aksi
Kampanye WNTD 2013. Adapun pembahasan mengenai dampak
social marketing akan dibahas seperti berikut,
a) Promosi Penyelenggaraan WNTD 2013
Dalam mendapatkan informasi mengenai rangkaian
kegiatan WNTD 2013 Dini Ramadhaini mengaku bahwa
ajakan untuk bergabung dalam Aksi Kampanye WNTD
tersebut adalah langsung dari MTCC UMY melalui PIC Aksi
Kampanye WNTD yaitu Dianita Sugiyo, S.Kep. Ns. MHID.
83
Pemberitahuan secara langung yang dilakukan MTCC UMY
kepada Dini Ramadhaini menjadi awal mula informasi
adanya rangkaian kegiatan WNTD 2013. Adapun pernyataan
Dini Ramadhaini terkait dengan informasi WNTD 2013
adalah seperti berikut,
“Saya dapat informasi itu dari dari MTCC UMY lewat Ibu Diantia langsung, kebetulan karena saya aktif di organisasi jadi saya sering dapet info-info seperti itu. Pemberitahuannya pun juga mendakak mas, tapi waktu itu karena bisa ya udah saya ikut aja52”.
Berangkat dari pernyatan di atas menyatakan bahwa
pemberitahuan perekrutan peserta Aksi Kampanye WNTD
2013 adalah berasal langsung dari MTCC UMY sebagai
salah satu penggerak Aksi Kampanye WNTD 2013.
b) Bentuk Internalisasi Produk Sosial saat WNTD 2013 Berlangsung
Rangkaian kegiatan Aksi Kampanye WNTD 2013
merupakan aksi kampanye yang bertujuan menggugah
simpati publik atas fenomena merokok yang kian hari kian
memperihatinkan. Dalam menyampaikan pesan-pesanya
sebagai peserta Aksi Kampanye WNTD 2013 Dini
Ramadhaini menyatakan bahwa bentuk promosi pesan yang
dilakukan adalah dengan memajang, membagikan poster dan
leaflet dari MTCC UMY. Seperti dinyatakan Dini
Ramadhaini seperti berikut,
52 Wawancara Dampak Social Marketing Aksi Kampanye WNTD 2013, Peserta Aksi Kampanye WNTD 2013, Dini Ramadhaini, 30 Juni 2014
84
“Waktu di kegiatan WNTD 2013 kita turun ke jalan mas dan memajang poster bahaya rokok sama bagi-bagi leaflet. Kita ketuk-ketuk kaca mobil terus kasih leaflet ke pengendara yang berhenti di jalan-jalan, begitu mas”53.
Jika berkaca pada pernyataan Dini Ramadhaini di atas maka
bentuk internalisasi pesan dilakukan adalah dengan cara
penyampaian langsung ke khalayak umum khususnya
perokok, termasuk para remaja di dalamnya.
Penyelenggaraan WNTD sendiri dilakukan di tiga tempat
yang berbeda dengan waktu yang berbeda pula. Bentuk
internalisasi pesan-pesanya pun juga berbeda-beda. Jika di
Kampus UMY bentuk internalisasi pesan adalah dengan
menukar rokok dengan sebatang coklat, di tempat lain seperti
di Bundaran UGM dan 0 KM adalah dengan menunjukkan
poster serta membagikan leaflet.
c) Evaluasi Penyelenggaraan WNTD 2013
Dalam evaluasi penyelenggaraan Kasi Kampanye WNTD
2013 menurut Dini Ramadhaini, Aksi Kampanye WNTD
2013 terbilang cukup berhasil dengan jumlah peserta yang
cukup banyak dan juga pelaksanaan Aksi Kampanye WNTD
2013 yang berjalan dengan aman dan tertib. Seperti
diungkapkan oleh dini ramadhaini seperti berikut,
“Acaranya bagus mas, pesertanya juga cukup banyak, walaupun ada yang cuek waktu dibagiin leaflet itu biasa. Acara juga tertib tidak mengganggu yang lain”54.
53 Ibid54 Ibid
85
Pernyataan Dini Ramadhaini di atas pada dasarnya
menunjukkan bahwa penyelenggaraan rangkaian Aksi
Kampanye WNTD 2013 berlangung dengan baik.
d) Aktivitas Monitoring Pasca WNTD 2013
Karena rangkaian Aksi Kampanye WNTD 2013
merupakan kegiatan yang bersifat seremonial maka aktivitas
monitoring dari target populasi WNTD 2013 tidak dilakukan.
Seperti diketahui bersama bahwa kegiatan dalam
menyemarakkan momentum hari tanpa tembakau sedunia
memiliki tujuan untuk mengingatkan masyarakat terhadap
bahaya akan mengkonsumsi rokok, serta larangan merokok
dalam area publik. Maka dari itu aktivitas monitoring di
rangkaian kegiatan Aksi WNTD 2013 adalah tidak dilakukan.
adapun tabel evaluasi dampak social marketing Aksi
Kampanye WNTD 2013 adalah seperti berikut,
Tabel 3
Evaluasi Dampak Social Marketing WNTD 2013
Aktivitas Promosi Acara (pra)
Bentuk Internalisasi Produk Sosial saat Acara
Berlangsung
Evaluasi Penyelenggaraan Acara
Aktivitas Monitoring Pasca Acara Berlangsung
MTCC UMYPenerima Program
Versi Peserta
MTCC UMY
Penerima Program
Versi Peserta
MTCC UMY
Penerima Program
Versi Peserta
MTCC UMY
Penerima Program
Versi Peserta
Kedalam (peserta):Pemberitahuan langsung dari MTCC UMY kepada para duta “anti
Kedalam (peserta):Pemberitahuan langsung dari MTCC UMY kepada duta “anti
Penukaran rokok dengan coklat dan permen, aksi orasi orasi, aksi
Memajang poster bahaya rokok, pembagian leafet
Aksi kampanye berlangsung dengan tertib, antusiasme masyarakat
Aksi kampanye berlangsung dengan tertib tanpa mengganggu yang lain,
Tidak ada aktivitas monitoring
Tidak ada aktivitas monitoring
86
rokok” MTCC UMY
Keluar:Media Partnership; Radio Republik Indonesia (RRI), Jogja TV dan beberapa media massa lainnya.
rokok” MTCC UMY
flash mob, pembagian leaflet
yang baik, solidaritas peserta aksi yang kompak
peserta yang hadir cukup banyak
Hargayang dibayar oleh Terget
PopulasiVersi Peserta
Ada yang simpatik ada yang tidak simpatik
Pendapat Akhir Target
PopulasiVersi Peserta
Menurut Dini Ramadhaini respon khalayak (target populasi) terhadap Aksi Kampanye WNTD 2013
sangatlah bermacam-macam ada yang turut simpatik ada yang tidak
87
Sumber: Wawancara Evaluasi Dampak Social Marketing WNTD MTCC UMY 2013, (26 Maret 2014)
m. Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY di tahun 2013 menjadi salah satu terobosan baru bagi MTCC
UMY guna mendekati segmen remaja usia produktif yang tergabung
dalam komunitas pelajar dan mahasiswa untuk dijadikan role model
anak muda yang sehat tanpa rokok di lingkungan pergaulannya.
Pelaksanaan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok tidak dapat terlepas
dari sebab-sebab tertentu, diantaranya adalah gencarnya industri rokok
dalam menyasar anak muda Indonesia dengan iklan-iklan rokok yang
seolah-olah merepresentasikan kehidupan anak muda ideal. Iklan-
iklan tersebut dinilai oleh MTCC UMY sebagai embrio awal
bagaimana kalangan remaja usia produktif khususnya yang tergabung
dalam komunitas pelajar dan mahasiswa mulai terkena bujuk rayu
industri rokok,
Tepatnya pada tanggal 4 Oktober dan 19 Oktober 2013 MTCC
UMY mengadakan seleksi Duta Anti Rokok yang dibagi dalam dua
segmen, yaitu segmen pelajar SMA/SMK dan Sederajat se-
Yogyakarta pada tanggal 04 Oktober 2013, dan segmen khusus
Mahasiswa UMY pada tanggal 19 Oktober 2013. Dalam dokumen
MTCC UMY, tercatat sebanyak 12 mahasiswa se-UMY dan 28
pelajar se-Yogyakarta ikut dalam Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY. MTCC UMY menyatakan bahwa awalnya para calon
peserta banyak yang mendaftarkan diri sebagai peserta Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY, namun banyak diantara
88
mereka yang tidak hadir pada saat proses seleksi. Dalam proses
seleksi, peserta seleksi diwajibkan untuk melewati proses seleksi
dalam tiga tahap, yaitu seleksi administrasi, seleksi presentasi dan
seleksi wawancara dengan tema upaya pengendalian tembakau di
Indonesia. Adapun penyajian data secara mendetail adalah sebagai
berikut,
1) Target Populasi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Secara umum target populasi dari Ajang Pemilihan Duta anti
Rokok MTCC UMY tahun 2013 adalah para remaja usia
produktif yang tersebar dalam komunitas pelajar dan mahasiswa,
maka dari itu MTCC UMY membagi kategori perlombaan
tersebut menjadi dua kategori, yaitu kategori pelajar dan
mahasiswa. Untuk kategori pelajar MTCC UMY membidik
segmen pelajar SMA/SMK atau Sederajat se-Yogyakarta, adapun
untuk segmen mahasiswa MTCC UMY hanya membidik segmen
mahasiswa UMY.
Pemilihan segmen pelajar dan mahasiswa tentu tidak tanpa
alasan, gencarnya industri rokok dalam menyasar remaja usia
produktif menyebabkan permasalahan sendiri bagi generasi muda
untuk tumbuh sehat. Alasan lain terkait segmen Ajang Pemilihan
Duta Anti Rokok MTCC UMY adalah, melalui pelajar dan
mahasiswa mereka dapat melakukan peer group discussion
dengan sesama temannya, tentu peer group discussion yang
89
dimaksud adalah peer group discussion yang bermuatan pesan
akan bahaya merokok. Adapun target capaian dari kegiatan Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY adalah para peserta
khususnya peserta terpilih diharapkan dapat menjadi role model
atau ikon anak muda sehat tanpa rokok.
2) Desain Strategi Social Marketing Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 (bauran pemasaran)
Produk sosial yang diusung dalam Ajang Pemilihan Duta
Anti Rokok MTCC UMY adalah fokus terhadap ide pendidikan
kesehatan dengan menjauhkan anak muda dari rokok serta
membentuk karakter anak muda yang aktif mensosialisasikan
bahaya akibat paparan asap rokok kepada lingkungan sekitar.
Adanya informasi mengenai fakta bahaya merokok yang dilihat
sebelah mata menjadikan alasan bagi MTCC UMY untuk
memberikan penekanan akan informasi bahaya paparan asap
rokok melalui Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY.
Dalam proses menuju perilaku yang diinginkan yaitu sebagai
role model atau ikon serta informan lanjutan atas misi anti rokok,
para peserta selain diuji melalui seleksi dalam tiga tahap yaitu
seleksi administrasi, seleksi presentasi dan seleksi wawancara
juga turut dilibatkan dalam setiap agenda MTCC UMY, seperti
halnya agenda Training Duta Anti Rokok untuk pelajar se-
Yogyakarta dan beberapa agenda MTCC UMY lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar internalisasi nilai-nilai ‘anti rokok’ dapat
90
tumbuh dengan baik. Tidak hanya difasilitasi untuk terlibat dalam
agenda-agenda MTCC UMY, para peserta Ajang Pemilihan Duta
Anti Rokok MTCC UMY juga difasilitasi untuk melakukan
koordinasi dan konsolidasi bertempat di kantor MTCC UMY
guna pengembangan program kedepan selama dua tahun,
mengingat masa jabatan Duta Anti Rokok MTCC UMY adalah
selama dua tahun. Akan tetapi untuk saat ini program-program
Duta Anti Rokok masih dalam proses perumusan. Selain kedua
hal di atas para peserta juga dihimpun dalam aliansi pelajar anti
rokok yaitu Muhammadiyah Youth Alliance for Tobacco Control
(MYAFTC) atau Aliansi Pelajar Muhammadiyah untuk
Pengendalian Tembakau. Pelantikan Duta Anti Rokok sendiri
dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2014 bertepatan dengan
diselenggarakanya International NGO Summit yang bertemakan
The Prevention of Drugs, Tobacco and Alcohol Abuse bertempat
di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang juga
diselenggarakan oleh MTCC UMY bekerjasama dengan penggiat
anti rokok skala nasional hingga internasional.
Adapun mengenai penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta
Anti Rokok MTCC UMY adalah bertempat di Gedung Asri
Medical Center yang beralamatkan di Jalan. Hos Cokroaminoto
No. 17 Yogyakarta. Pelaksanaan Ajang Pemilihan Duta Anti
Rokok MTCC UMY yang diselenggarakan di AMC dimaksudkan
agar teknis pelaksanaan seleksi berjalan dengan mudah sebab
Kantor MTCC UMY juga bertempat di Gedung AMC. Selain
91
alasan teknis, alasan lainnya adalah karena faktor kemudahan
akses yang diberikan Muhammadiyah, daripada harus meminjam
gedung di luar milik Muhammadiyah.
Dalam aktivitas promosi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY, MTCC UMY telah melakukan aktivitas promosi
dengan berbagai macam cara diantaranya adalah membuat poster
Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY, mengirimkan surat di
tiap-tiap SMA/SMK dan Sederajat yang ada di Yogyakarta,
menelepon secara langsung beberapa SMA/SMK dan Sederajat
yang ada di Yogyakarta, melakukan promosi melalui media
sosial, baik web page, facebook dan twitter, melakukan sms
broadcasting dengan mengolah data partner MTCC UMY,
melobi Biro Humas dan Protokoler UMY untuk mengumumkan
pembukaan pendaftaran Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY yang diumumkan melalui sound center di tiap
lorong kelas di UMY serta diumumkan dua kali dalam sehari.
Adapun mengenai pesan-pesan promosi tersebut adalah untuk
mengajak para calon peserta baik dari kalangan pelajar maupun
mahasiswa untuk mengikuti Ajang Pemiihan Duta Anti Rokok
yang diselenggarakan oleh MTCC UMY. Pemanfaatan media
promosi dengan berbagai cara dilakukan mengingat isu mengenai
“anak muda anti rokok” disadari bukanlah isu yang begitu
menarik khususnya di kalangan remaja usia produktif.
92
Terkait dengan jalinan kemitraan seperti diungkapkan oleh
PIC Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY, Dianita
Sugiyo, S.Kep. Ns. MHID adalah sebagai berikut,
“Banyak pihak yang turut membantu terlaksananya Ajang Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, diantaranya adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Wilayah Yogyakarta, Para Kepala Sekolah SMA/SMK dan Sederajat se-Yogyakarta, Biro Konseling di tiap-tiap sekolah di Yogyakarta, Universitas-universitas di Yogyakarta, Dinas Kesehatan Yogyakarta, Student English Activity UMY, Biro Kemahasiswaan serta banyak elemen lainnya, karena jelas kita tidak mungkin kerja sendiri. Tujuan kemitraan itu agar sosialisasi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok berjalan sesuai dengan rencana”55.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kemitraan
adalah bagian terpenting dalam prosesi penyelenggaraan acara,
dalam hal ini adalah Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013. Berikut adalah desain strategi social marketing Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY,
Tabel 4
Desain Strategi Social Marketing Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Desain Strategi Social Marketing
Produk Sosial Harga yang ditetapkan MTCC UMY Tempat Distribusi
1. Sosialisasi pendidikan kesehatan; bahaya mengkonsumsi rokok
2. Mengajak para peserta untuk menjauhi rokok3. Menjadikan peserta sebagai agen sosialisasi
bahaya mengkonsumsi rokok4. Menjadikan peserta sebagai ikon anti rokok di
lingkungannya
1. Pasca Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok, para peserta dilibatkan dalam setiap agenda-agenda MTCC UMY
2. MTCC UMY Menyediakan akses dan fasilitas kepada para peserta untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi
3. Menghimpun peserta dalam MYAFTC
1. Gedung Asri Medical Center, Jalan HOS Tjokroaminoto, No 17 Yogyakarta
*Tempat distribusi produk sosial adalah dengan melalui penempelan poster, pemanfaatan web page, faceebok dan twitter
55 Wawancara Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, PIC Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, Dianita Sugiyo, 26 Maret 2014
93
Aktivitas Promosi
Kemitraan KebijakanPromosi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY (pra)
Bentuk Internalisasi Produk Sosial di Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY
1. Melakukan sosialisasi pembukaan pendaftaran Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok dengan menggunakan pengeras di lorong-lorong kelas UMY
2. Penempelan poster di beberapa tempat strategis
3. Menelepon langsung beberapa SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta
4. Mengirimkan surat permohonan delegasi peserta di beberapa SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta
5. Melakukan SMS broadcasting melalui olah data yang dilakukan sebelumnya
6. Melakukan promosi melalui media sosial; Web Page MTCC UMY, Facebook MTCC UMY dan Twitter MTCC UMY
1. Pembekalan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY
2. Interview3. Presentasi
1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah Wilayah Yogyakarta (IPM Yogyakarta)
2. Kepala Sekolah di tiap-tiap SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta
3. Biro Konseling di tiap-tiap SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta
4. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; Badan Pengawas Harian dan Biro Kemahasiswaan
5. Beberapa universitas di Yogyakarta
6. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
7. Student English Activity Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (SEA UMY)
1. Dalam rangka menjauhkan kalangan remaja usia produktif; pelajar dan mahasiswa dari bahaya mengkonsumsi rokok, MTCC UMY dan lembaga sejenis lainnya turut memperjuangkan peraturan pembatasan penjualan rokok yang berujung pada keluarnya PP No 109 Tahun 2012
Sumber: Wawancara Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, (26 Maret 2014)
94
3) Aktivitas Perencanaan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Dalam aktivitas perencanaannya MTCC UMY mengaku
tidak mengalami kendala yang begitu berarti, seperti diungkapkan
oleh Dianita Sugiyo, S.Kep. Ns. MHID seperti berikut,
“Dalam proses perencanaan atau persiapan tidak ada masalah yang begitu berarti karena masing-masing sudah tahu tugas dan tanggungjawabnya, seperti Mas Fauzi yang mengkomunikasikan acara ini ke pelajar SMA dan saya di wilayah kampus atau mahasiswa, serta banyak teman-teman lain di MTCC UMY yang ikut terlibat dalam proses perencanaan dan persiapan, ada juga yang terlibat di sesi interview peserta”56.
Dari pernyataan di atas secara tersirat menyatakan bahwa proses
perencanaan dan persiapan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013 berlangsung tanpa ada kendala yang berarti.
4) Implementasi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Sama halnya seperti di tahap perencanaan, dalam
pelaksanaan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013, MTCC UMY tidak menemui kendala yang cukup serius,
jumlah peserta yang sedikit tidak berarti menghambat
penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY. Proses seleksi tingkat pelajar yang dilakukan pada tanggal
4 Oktober 2013 dan seleksi tingkat mahasiswa yang dilakukan
pada tanggal 19 Oktober 2013 semuanya berjalan dengan lancar
tanpa adanya kendala yang berarti. Di bawah ini adalah salah satu
56 Ibid
95
dokumentasi proses seleksi presentasi yang dilakukan oleh
MTCC UMY,
Gambar 15
Seleksi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
Gambar 16
Seleksi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
Terlihat dua gambar di atas menunjukkan aktivitas para peserta
yang sedang melalui proses seleksi presentasi atau seleksi tahap
kedua dari Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013.
96
Para peserta Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok diwajibkan untuk
mempresentasikan tema mengenai seputar rokok beserta
bahayanya.
5) Pemantauan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY
Terkait aktivitas pemantauan, pasca diadakanya Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok, MTCC UMY melakukan aktivitas
pemantauan dengan menggabungkan para peserta Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY yang telah terhimpun
sebelumnya dengan para peserta Training Duta Anti Rokok
MTCC UMY. Kolaborasi antara Perkumpulan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013 dengan para peserta Training Duta Anti
Rokok MTCC UMY 2013 yang mayoritas diikuti oleh kalangan
pelajar SMA se-Yogyakarta kemudian melahirkan wadah
bernama Muhammadiyah Youth Alliance for Tobacco Control
atau MYAFTC yang diartikan sebagai Aliansi Pemuda
Muhammadiyah untuk Pengendalian Tembakau. Melalui
MYAFTC, MTCC UMY memfasilitasi anggota MYAFTC untuk
terlibat dalam kegiatan-kegiatan MTCC UMY, seperti halnya
penyelenggaraan International NGO Summit, Agenda Penelitian
MTCC UMY serta agenda konsolidasi antar lembaga sejenis
khususnya di tingkat pelajar maupun mahasiswa seperti dengan 9
CM atau Global Cigarette Movement di UGM.
6) Evaluasi Penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Mengenai evaluasi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013, kegiatan tersebut dinilai oleh kalangan MTCC UMY
97
cukup berhasil. MTCC UMY menilai bahwa minimnya peserta
yang hadir pada saat seleksi memang menjadi kendala tersendiri
yang perlu dievaluasi, namun tidak berarti ajang tersebut
dikatakan gagal. Adapun indikator yang digunakan dalam
mengukur keberhasilan ajang tersebut diantaranya adalah proses
sosialisasi yang dilakukan secara maksimal, pelaksanaan acara
yang berjalan dengan lancar, proses pelaksanaan acara yang
sesuai dengan time schedule MTCC UMY, hingga ketertarikan pa
ra peserta untuk meneliti persoalan pertembakauan melalui Ajang
Pekan Kreatifitas Mahasiswa atau PKM pasca Ajang Pemilihan
Duta Anti Rokok, ditambah dengan keterlibatan secara aktif para
peserta Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
dalam setiap agenda atau program MTCC UMY. Keberhasilan
penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013 tidak dapat lepas dari faktor promosi maksimal oleh
pihak MTCC UMY dan komunikasi intensif dengan para peserta
Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 pada saat proses
pemantauan pasca diadakannya agenda tersebut57.
7) Evaluasi Dampak Social Marketing Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 (persepsi menurut si penerima program)
Dalam melihat kegiatan yang di dalamnya termuat aktivitas
social marketing maka kerangka penyajian data yang harus
disajikan haruslah dimulai dari penentuan target populasi hingga
mengevaluasi atau mengukur dampak pemasaran sosial58. Adapun
57 Ibid58 Philip Kotler, loc cit, hal 39-47.
98
dalam Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013,
pengukuran dampak pemasaran sosial dilakukan dengan
mewawancarai salah satu penerima program terkait dengan,
pertama, aktivitas promosi penyelenggaraan kegiatan (pra
kegiatan), kedua aktivitas promosi produk sosial saat kegiatan
berlangsung, ketiga evaluasi penyelenggaraan kegiatan dan yang
keempat adalah evaluasi terhadap aktivitas monitoring (pasca
kegiatan) yang dilakukan oleh pihak penyelenggara terhadap si
penerima program.
Adapun informan yang diwawancarai dalam mengukur
dampak pemasaran sosial dalam Ajang Pemilihan Duta Anti
Rokok MTCC UMY 2013 adalah Saudari Dini Ramadhaini,
Mahasiswa Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Ilmu
Kesehatan Angkatan 2011 Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Dini Ramadhani merupakan salah satu dari sepuluh
Duta Anti Rokok atau DUAR MTCC UMY yang terlibat aktif
dalam agenda-agenda MTCC UMY. Mengenai penjabaran secara
mendetail penyajian data dampak pemasaran sosial akan
dijabarkan sebagai berikut,
a) Aktivitas Promosi Penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Dalam wawancara bersama salah satu Duta Anti Rokok
MTCC UMY yaitu Dini Ramadhani didapatkan beberapa
temuan data yang cukup mendukung untuk mengetahui
dampak pemasaran sosial khususnya dalam menjabarkan
bagaimana aktivitas promosi yang dilakukan pihak
99
penyelenggara kepada para calon peserta Ajang Pemilihan
Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013. Temuan-temuan data
tersebut diantaranya menjelaskan mengenai akses informasi
terkait dengan diadakannya Ajang Pemilihan Duta Anti
Rokok MTCC UMY 2013. Seperti dijelaskan sebagai berikut,
“Saya dapat informasi mengenai penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok Melalui Bu Dianita, walaupun Ajang tersebut disosialisasikan dalam banyak media, baik poster (penempelan poster), media sosial, jarkom, tapi saya dapat informasi mengenai Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY dari Bu Dianita”59.
Nampak di atas keterangan dari Dini Ramadhani sebagai
salah satu Duta Anti Rokok MTCC UMY yang menyatakan
bahwa informasi pertama kali yang didapat justru melalui
informasi dari mulut ke mulut atau word of mouth yang
langsung disampaikan oleh PIC Ajang Duta Anti Rokok
MTCC UMY yaitu Dianita Sugiyo.
Dini Ramadhani merupakan salah satu Duta Anti Rokok
MTCC UMY yang sebelumnya terlibat aktif dalam kegiatan-
kegiatan MTCC UMY. Dini Ramadhani sendiri menyebut
keaktifannya adalah resmi sebagai kader anti rokok, yang
kemudian berubah status menjadi Duta Anti Rokok MTCC
UMY pasca mengikuti Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013. Selain menjelaskan tentang sumber
informasi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY,
59 Wawancara Dampak Pemasaran Sosial Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, Dini Ramadhaini, 17 Mei 2014
100
Dini Ramadhaini turut berkomentar mengenai masalah
penempelan poster pembukaan pendaftaran Ajang Pemilihan
Duta Anti Rokok MTCC UMY. Adapun komentar Dini
Ramadhaini adalah sebagai berikut,
“Kalau menurut saya penempelan poster-poster dikampus kurang begitu tepat mas karena pada saat itu adalah masa liburan, jadi menurut saya kurang efektif untuk mempromosikan Ajang Pemilihan duta Anti rokok MTCC UMY”60.
Komentar Dini Ramadhaini di atas merupakan tanggapan atas
salah satu aktivitas promosi Ajang Pemilihan Duta Anti
Rokok yang diadakan oleh MTCC UMY. Komentar tersebut
memberikan gambaran mengenai efektivitas aktivitas
promosi Penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013.
b) Bentuk Internalisasi Produk Sosial saat Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 Berlangsung
Berangkat dari data yang diperoleh yang menyebutkan
bahwa internalisasi produk sosial pada saat berlangsungnya
acara adalah melalui pembekalan, seleksi presentasi dan
seleksi wawancara. Adapun data yang didapat dari
wawancara terhadap salah satu Duta Anti Rokok MTCC
UMY yaitu Dini Ramadhaini menyatakan sebagai berikut,
“Benar mas memang ada pembekalan, namun pembekalan yang dimaksud hanyalah pembekalan non formal via email yang berisikan materi-materi yang harus dipersiapkan dalam menghadapi seleksi
60 Ibid
101
Duta Anti Rokok MTCC UMY. Barulah kemudian ada proses seleksi presentasi dan wawancara”61.
Merujuk pada pernyataan di atas menunjukkan bahwa tahap
pembekalan pada dasarnya tidak memuat unsur-unsur
penekanan MTCC UMY untuk mencetak para peserta Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok sesuai dengan produk sosial
yang diinginkan oleh MTCC UMY, seperti penekanan secara
langsung materi-materi yang mengarahkan para peserta untuk
menjadi role model anak muda “anti rokok”. Berbeda dengan
tahap presentasi dan interview, pada tahap presentasi dan
interview para peserta lebih ditekankan untuk berkomitmen
menjadi Duta Anti Rokok, seperti dinyatakan seperti berikut,
“Jadi pertama itu pembekalan dulu mas, pembekalan persiapan materi via email baru kemudian presentasi dengan tanya jawab oleh para peserta, kemudian interview, nah di interview khususnya, banyak ditekankan kepada para peserta untuk berkomitment menjadi Duta Anti Rokok, ditanyain visi dan misi dan juga program yang akan dilakukan”62.
Pernyataan di atas menggambarkan bagaimana penekanan
produk sosial MTCC UMY berlangsung. Adapun pernyataan
Dini Ramadhaini di atas adalah sesuai dengan data yang
didapatkan di MTCC UMY yang menyatakan bahwa tahapan
seleksi Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok adalah melalui
tahap pembekalan, presentasi dan tahap interview atau
wawancara.
61 Ibid 62 Ibid
102
c) Evaluasi Penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Dalam sub-bab evaluasi penyelenggaraan program,
MTCC UMY mengklaim bahwa Ajang Pemilihan Duta Anti
Rokok MTCC UMY cukup berhasil dilaksanakan, indikator
pengukuran yang digunakan adalah tertibnya time schedule
atau penjadwalan pelaksanaan Ajang Pemilihan Duta Anti
Rokok MTCC UMY, termasuk tertib waktu pada saat
berlansungnya Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY. Hal ini senada seperti yang diungkapkan oleh Dini
Ramadhaini sebagai peserta Ajang Pemilihan Duta Anti
Rokok MTCC UMY yang menyatakan sebagai berikut,
“Acara berlangsung dengan baik, tidak ada masalah pada saat berlangsungnya acara, semuanya tertib, karena saya datang awal jadi saya tahu bagaimana persiapan MTCC UMY dalam mempersiapkan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY. Semuanya sudah dipersiapkan dengan baik mas”63.
Pernyataan di atas menggambarkan bahwa ada kesesuaian
antara data yang diutarakan oleh MTCC UMY dan si
penerima program yaitu Dini Ramadhaini. Selain itu Dini
Ramadhaini menambahkan bahwa ketidaktertiban sebenarnya
bukan berasal dari pihak penyelengggara acara namun berasal
dari para peserta yang tidak hadir tepat waktu alias molor.
d) Aktivitas Monitoring Pacsa Penyelenggaraaan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
63 Ibid
103
Dalam temuan data yang berasal dari MTCC UMY
menyebutkan bahwa aktivitas monitoring pasca Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY adalah dengan
melibatkan para peserta atau para Duta dalam setiap agenda
yang diselenggarakan oleh MTCC UMY, menyediakan akses
dan fasilitas untuk pengembangan gerakan anti rokok yang
dihimpun dalam komunitas pelajar anti rokok atau
Muhammadiyah Youth Aliiance for Tobacco Control atau
MYAFTC atau Aliansi Pelajar Muhammadiyah untuk
Pengendalian Tembakau. Adapun menurut Dini Ramadhaini
menyatakan bahwa keterlibatan para peserta atau Duta Anti
Rokok MTCC UMY dalam agenda-agenda MTCC UMY
memang benar adanya. Seperti diungkapkan oleh Dini
Ramadhaini seperti berikut,
“Iya mas benar kita banyak terlibat di agenda-agenda MTCC UMY. Kegiatan setelah seleksi Duta kita bikin grup facebook Duta Anti Rokok atau DUAR MTCC UMY, disitu kita sering diskusi ngobrol soal ini itu khususnya soal masalah rokok. Kita juga sering kumpul rapat, terakhir kita udah mulai bahas masalah struktur DUAR MTCC UMY, status kader, status DUAR dan status Volunteer”64.
Pernyataan di atas menggambarkan bagaimana aktivitas
pasca penyelenggaraan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013 berlangsung. Dini menambahkan,
kerancuan status Kader, Duta Anti Rokok dan Volunteer
menjadi tema yang intens dibahas dalam forum MYAFTC
64 Ibid
104
disebabkan para peserta seleksi Duta Anti Rokok senyatanya
belum mengikuti training Duta Anti Rokok yang berarti para
peserta seleksi Duta Anti Rokok belum dapat disebut sebagai
bagian dari MYAFTC, padahal dalam pernyataan MTCC
UMY sebelumnya para peserta seleksi Duta Anti Rokok
MTCC UMY dan para peserta Training Duta Anti Rokok
secara resmi tergabung dalam MYAFTC. Adapun tabel
evaluasi dampak social marketing adalah seperti berikut,
Tabel 5
Evaluasi Dampak Social Marketing Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Aktivitas Promosi Acara (pra)
Bentuk Internalisasi Produk Sosial saat Acara
Berlangsung
Evaluasi Penyelenggaraan Acara
Aktivitas Monitoring Pasca Acara Berlangsung
MTCC UMY Penerima Program
MTCC UMY
Penerima Program
MTCC UMY
Penerima Program
MTCC UMY
Penerima Program
Sosialisasi melalui sound center UMY, penempelan poster di lorong kelas, menelpon langsung beberapa SMA/SMK dan Sederajat, pengiriman surat ke beberapa SMA/SMK dan Sederajat, SMS Bradcasting, promosi melalui media sosial; web page,
Pemberitahuan langsung dari mulut ke mulut atau word of mouth oleh Dianita Sugiyo selaku PIC Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY
Seleksi Administrasi, pembekalan, presentasi dan interview
Pembekalan via email, presentasi, interview
Tertib sesuai dengan time schedule
Tertib sesuai time schedule
Melibatkan para peserta dalam setiap agenda MTCC UMY, menghimpun para peserta dalam MYAFTC
Melibatkan diri dalam setiap agenda MTCC UMY, terlibat dalam MYAFTC
105
facebook, twitter
HargaYang
Dibayar oleh Penerima Program
1. Terlibat dalam agenda-agenda MTCC UMY
2. Terlibat dalam MYAFTC
Pendapat Akhir
Penerima Program
1. Pengetahuan: Merokok adalah merugikan orang banyak
2. Sikap: Menjauhi orang merokok
3. Tindakan: Menegur atau menyindir halus perokok untuk tidak merokok di tempat umum
Sumber: Wawancara Evaluasi Dampak Social Marketing Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, (26 Maret 2014)
n. Training Duta Anti Rokok 2013 (MYAFTC)
106
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY merupakan salah satu
kegiatan dari MTCC UMY yang fokus pada pembinaan remaja usia
produktif khususnya kalangan pelajar SMA/SMK dan Sederajat yang
tersebar di wilayah Yogyakarta. Pembekalan Training Duta Anti
Rokok MTCC UMY berlangsung selama satu hari, tepatnya pada
tanggal 9 November 2013 bertempat di Gedung Asri Medical Center
dan dihadiri oleh 52 peserta dari beberapa SMA/SMK dan Sederajat di
wilayah Yogyakarta. Penyelenggaraan training dimaksudkan guna
memberikan pembekalan kepada remaja usia produktif atau pelajar
SMA/SMK dan Sederajat di wilayah Yogyakarta untuk sadar akan
bahaya rokok serta tahu bagaimana bertindak atau mencegahnya.
Seperti dimuat dalam web page MTCC UMY berikut,
“Training Duta Anti Rokok ini dihadiri oleh 52 pelajar dari seluruh DIY. Mereka mendapatkan bermacam materi seperti advokasi, teknik komunikasi, serta kampanye kesehatan tanpa rokok melalui sosial media”65
Seperti pernyataan di atas, bahwa penyelenggaraan training tidak
lepas dari upaya pemberdayaan pelajar untuk sadar akan bahaya
paparan asap rokok serta menjadi agen yang aktif dalam
mensosialisasikan bahaya merokok ke segala lini khususnya kedalam
lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulannya. Senada dengan
PIC Training Duta Anti Rokok MTCC UMY, Fauzi Ahmad Noor,
S.IP yang menyatakan demikian,
“Ajang Training Duta Anti Rokok MTCC UMY sebenarnya adalah ajang untuk menjadikan pelajar menjadi Champion,
65 Training Duta Anti Rokok MTCC UMY; Wujudkan Generasi Sehat Tanpa Rokok, (akses, 29 Maret 2014); mtcc.umy.ac.id/training-duta-anti-rokok-mtcc-umy-wujudkan-generasi-sehat-tanpa-rokok/
107
agar tampil dengan ide-ide yang baik, dalam hal ini adalah ide untuk menyadari akan bahaya merokok dengan tidak merokok. Diharapkan mereka dapat menjadi Duta di masing-masing sekolahnya”66.
Dari pernyataan di atas, Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
memang difokuskan guna pembinaan dan pemberdayaan kalangan
remaja usia produktif atau pelajar, dengan demikian materi-materi
yang disampaikan tidak terlepas dari materi-materi pembinaan dan
pemberdayaan. Adapun penyajian data secara mendetail akan
dijabarkan seperti berikut,
1) Target Populasi Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Secara umum target populasi dari kegiatan Training Duta
Anti Rokok MTCC UMY adalah remaja usia produktif khususnya
pelajar SMA/SMK dan Sederajat yang tersebar di wilayah
Yogyakarta. Penyelenggaraan Training Duta Anti Rokok MTCC
UMY pada dasarnya dibuka untuk umum, namun MTCC UMY
memberikan prioritas untuk sekolah-sekolah Muhammadiyah
yang ada di Yogyakarta agar mendelegasikan siswa atau siswinya
untuk turut berpartisipasi dalam Training Duta Anti Rokok
MTCC UMY. Bekerjasama dengan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Wilayah Yogyakarta, MTCC UMY berusaha
semaksimal mungkin menyelenggarakan Training Duta Anti
Rokok tersebut.
66 Wawancara Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, PIC Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, Fauzi ahmad Noor, 26 Maret 2014
108
Pemilihan segmen pelajar oleh MTCC UMY sebagai segmen
dalam Training Duta Anti rokok tidak tanpa alasan. Alasan
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut,
“Dalam upaya pengendalian tembakau, akan lebih efektif jika kita memaksimalkan fungsi jejaring. Ide-ide pengendalian tembakau akan terlaksana dengan baik jika jaringan gerakan anti rokok di kalangan pelajar dibentuk. Melalui ajang ini kita ingin membentuk jaringan pelajar anti rokok. Selain itu, segmen pelajar dipilih karena mereka memiliki kesempatan besar untuk melakukan peer group discussion atau edukasi kelompok”67.
Pada akhirnya goal jangka panjang dari gerakan pelajar tersebut
adalah mampu menginisiasi area bebas asap rokok di sekolahnya
masing-masing. Menurut MTCC UMY, melalui Training Duta
Anti Rokok tersebut target capaian yang paling konkret bagi para
peserta Training adalah asupan kognitif mengenai fakta bahaya
paparan asap rokok yang diharapkan dapat disosialisasikan
dengan baik ke lingkungan pergaulannya.
2) Desain Strategi Sosial Marketing Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 (bauran pemasaran)
Berangkat dari produk sosial, ide yang akan disosialisasikan
dalam kegiatan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY adalah
untuk membagun image buruk merokok di kalangan pelajar
mengingat rokok masih mendapatkan ruang dihati masyarakat,
khususnya di kalangan remaja usia produktif atau kalangan
pelajar. Setelah membentuk image merokok berbahaya maka
67 Wawancara Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, loc cit.
109
diharapkan para peserta dapat menjadi role model sebagai duta
anti rokok dengan tidak merokok.
Adapun guna menuju perilaku yang diinginkan oleh pihak
penyelenggara training yaitu MTCC UMY, MTCC UMY
menghimpun para delegasi training yang terdiri dari berbagai
SMA/SMK dan Sederajat dalam aliansi pelajar anti rokok atau
Muhammadiyah Youth Alliance for Tobacco Control (MYAFTC)
atau Aliansi Pelajar Muhammadiyah untuk Pengendalian
Tembakau dan memberikan fasilitas berkaitan dengan agenda
pengendalian tembakau di tiap-tiap sekolahnya. Namun untuk
saat ini agenda-agenda yang diharapkan oleh MTCC UMY
belumlah dapat terealisasikan. Dalam menuju perubahan perilaku,
seperti menjadi agen ‘anti rokok’, Selain kedua hal di atas MTCC
UMY juga mewajibkan kepada para peserta training untuk
menjalin pertemanan dengan MTCC UMY melalui media sosial
seperti web page, ,facebook dan twitter. Instruksi yang bersifat
wajib ini tidak lain ditujukan guna penguatan dan pemantauan
secara tidak langsung kepada para peserta training pasca
mengikuti kegiatan training.
Mengenai tempat penyelenggaraan training, MTCC UMY
memilih Gedung Asri Medical Center sebagai tempat
penyelenggaraan training. Alasan yang mendasari pemilihan
AMC sebagai tempat diadakannya training tidak lain karena lebih
mudah, representatif untuk penyelenggaraan training dan AMC
notabene adalah properti milik Muhammadiyah.
110
Terkait dengan aktivitas promosi yang dilakukan oleh MTCC
UMY, MTCC UMY telah melakukan aktivitas promosi
diantaranya adalah memberikan surat undangan secara tertulis di
masing-masing SMA/SMK dan Sederajat yang ada di wilayah
Yogyakarta, khususnya SMA/SMK Muhammadiyah. Dengan
mewajibkan pengiriman delegasi dari masing-masing sekolah
SMA/SMK yang ada di Yogyakarta, MTCC UMY berusaha
mengadakan training tersebut secara maksimal .
Dalam aktivitas promosinya, MTCC UMY sepenuhnya
dibantu oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah Wilayah Yogyakarta
dengan mengirimkan surat pengiriman delegasi ke setiap
SMA/SMK dan Sederajat, khususnya SMA/SMK
Muhammadiyah yang ada di Yogyakarta. Efektifitas medium
promosi kegiatan training dinilai cukup bermanfaat guna
memeriahkan kegiatan tersebut. Pada dasarnya pihak sekolah
membutuhkan adanya legalitas dari pihak penyelenggara dalam
hal ini adalah MTCC UMY guna memberikan kejelasan
mengenai acara tersebut. Maka dari itu medium promosi yang
dipilih adalah melalui surat resmi.
Dalam menjalin kemitraan, MTCC UMY menjalin kerjasama
dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Wilayah Yogyakarta serta
beberapa civitas akademika UMY. Kerjasama yang diadakan oleh
MTCC UMY terbukti memberikan sumbangsih yang cukup
signifikan terhadap proses pelaksanaan kegiatan training. IPM
difungsikan sebagai promotor training di tiap-tiap sekolah di
111
Yogyakarta, sedangkan civitas akademika UMY ditempatkan
sebagai fasilitator training.
Gambar 17
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Sumber: https://m.facebook.com/mtccumyjogja/photos/pb.423323924430330.-2207520000.1398912193./527268100702578/?type=1&source=54, (akses 01 Mei 2014)
Terlihat gambar di atas menunjukkan keterlibatan akademisi
UMY dalam Training Duta Anti Rokok MTCC UMY. Fasilitator
di atas bernama Firly Annisa, S.IP, MA, salah satu pengajar di
Jurusan Ilmu Komunikasi UMY. Berikut ini adalah tabel desain
strategi social marketing Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013,
112
Tabel 6
Desain Strategi Social Marketing Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Desain Strategi Social Marketing
Produk Sosial Harga yang ditentukan MTCC UMY Tempat Distribusi
1. Melakukan denormalisasi atas aktivitas merokok yang masih mendapatkan hati di masyarakat
2. Membangun image merokok adalah buruk3. Memprospek peserta Training Duta Anti
Rokok untuk menjadi role model Duta Anti Rokok di tiap-tiap sekolahnya
1. Memberikan akses dan fasilitas untuk pengembangan gerakan “anti rokok” di tiap-tiap sekolahnya
2. Mewajibkan kepada para peserta training untuk menjalin pertemanan dengan MTCC UMY melalui media sosial, seperti bergabung dalam web page MTCC UMY, facebook MTCC UMY dan twitter MTCC UMY
3. Menghimpun para peserta training dalam aliansi pelajar anti rokok yaitu Muhammadiyah Youth Alliance for Tobacco Control (MYAFTC) atau Aliansi Pelajar Muhammadiyah untuk Pengendalian Tembakau
1. Gedung Asri Medical Center, Jalan HOS Tjokroaminoto, No. 17 Yogyakarta
*Tempat distribusi produk sosial adalah melalui pengiriman surat undangan dan poster ajakan dalam kegiatan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
Aktivitas Promosi
Kemitraan KebijakanPromosi Training Duta Anti Rokok MTCC
UMY (pra)
Bentuk Internalisasi Produk Sosial di
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
113
1. Memberikan surat undangan permohonan delegasi di tiap-tiap SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta
1. Memberikan pelatihan gerakan “anti rokok”
2. Pelatihan advokasi “anti rokok”
3. Pelatihan kampanye “anti rokok” dalam media sosial
1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah Wilayah Yogyakarta (PW IPM Yogyakarta)
2. Civitas akademika UMY
1. Isu pengendalian tembakau yang diperjuangkan MTCC UMY di tataran pemerintahan mencakup semua hal, yang berbentuk pada upaya pengendalian tembakau melalui peraturan-peraturan yang ada
114
Sumber: Wawancara Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, (26 Maret 2014)
3) Aktivitas Perencanaan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Dalam aktivitas perencanaan, MTCC UMY mengaku tidak
menemui masalah berarti yang akan menghambat proses
berjalannya kegiatan Training Duta anti rokok MTCC UMY.
Adapun kendala-kendala yang di luar perencanaan adalah tidak
terpenuhinya target peserta training yang diperkirakan akan
menembus jumlah peserta sebanyak 100 orang. Fauzi Ahmad
Noor, S.IP sebagai PIC Training Duta Anti Rokok menanggapi
kendala tersebut seperti berikut,
“Saya tidak tahu mengapa peserta training tidak seperti yang diduga, target peserta training yang banyak ternyata tidak terpenuhi, apa surat tidak sampai atau karena memang susahnya pelajar untuk didelegasikan. Selain itu ini di luar perkiraan, mengapa justru sekolah-sekolah Muhammadiyah Kota tidak mendelegasikan siswa-siswinya, justru malah sekolah-sekolah di Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul yang mendelegasikan siswa-siswinya”68
Berangkat dari pernyataan di atas, perencanaan target jumlah
peserta yang diperkirakan memenuhi target serta delegasi peserta
yang mayoritas akan berasal dari sekolah-sekolah
Muhammadiyah belumlah tercapai.
4) Implementasi Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
68 Ibid
115
Sama seperti proses perencanaan, implementasi kegiatan
training tidak menemui kendala yang berarti. Jumlah peserta yang
tidak memenuhi target serta minimnya delegasi dari sekolah-
sekolah Muhammadiyah tidak berarti menghambat pelaksanaan
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY. Dalam pelaksanaanya,
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY dapat dikatakan cukup
berhasil, hal ini dinyatakan oleh PIC Training Duta Anti Rokok
MTCC UMY seperti berikut,
“Kalau pada saat pelaksanaan training, acara ini cukup sukses, tidak ada kendala yang berarti, hanya saja memang dari pesertanya belum dapat mencapai target jumlah peserta yang sudah direncanakan”69.
Adapun dokumentasi pada saat kegiatan training berlangsung
adalah seperti berikut,
Gambar 18
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
Terlihat antusiasme para pelajar dari berbagai sekolah saat
mengikuti Training Duta Anti Rokok yang diadakan oleh MTCC
UMY.
69 Ibid
116
5) Pemantauan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Pasca diadakannya Training Duta Anti Rokok oleh MTCC
UMY, para peserta training yang terdiri dari beberapa SMA/SMK
maupun Sederajat yang ada di Yogyakarta dihimpun dalam satu
aliansi pelajar yang dideklarasikan pada saat training berakhir.
Aliansi pelajar tersebut tidak hanya beranggotakan para peserta
training, namun juga para peserta seleksi Duta Anti Rokok yang
diadakan MTCC UMY sebelumnya. Adapun nama aliansi pelajar
tersebut adalah Muhammadiyah Youth Aliiance for Tobacco
Control atau MYAFTC yang berarti Aliansi Pemuda
Muhammadiyah untuk Pengendalian Tembakau.
Dalam aktivitas pemantauannya MTCC UMY menyatakan
bahwa upaya pemantauan dilakukan melalui medium MYAFTC.
Melalui MYAFTC, MTCC UMY melakukan upaya pemantauan
dengan mewajibkan MYAFTC membuat rumusan kerja selama
dua tahun ke depan. Guna memudahkan pengorganisasian
MYAFTC maka dipilih satu koordinator untuk mahasiswa dan
pelajar yang berfungsi sebagai ketua MYAFTC. Adapun
koordinator MYAFTC tingkat pelajar adalah saudara Imron, untuk
tingkat mahasiswa adalah Saudari Rizkya Ratri Winaswari.
117
Selain mengorganisir MYAFTC, MTCC UMY juga berusaha
membuat kerjasama dengan IPM tingkat Daerah melalui IPM
Tingkat Wilayah yang sebelumnya terlibat sebagai promotor
kegiatan Training Duta Anti Rokok untuk melakukan asassement
atas isu atau permasalahan pengendalian tembakau, khususnya
rokok di daerahnya masing-masing untuk kemudian diolah dan
difasilitasi oleh MTCC UMY. Berikut adalah dokumentasi
deklarasi MYAFTC,
Gambar 19
Deklarasi MYAFTC
Sumber: Dokumentasi MTCC UMY
Terlihat para peserta Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
sedang mendeklarasikan dirinya sebagai anggota MYAFTC.
Adapun deklarasi MYAFTC dilangsungkan di gedung AMC.
6) Evaluasi Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Dalam tahapan evaluasi, MTCC UMY menilai bahwa
pelaksanaan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY cukup
berhasil, walaupun ada hal-hal yang di luar perkiraan seperti
belum terpenuhinya target jumlah peserta dan delegasi yang
118
notabene bukan dari sekolah-sekolah Muhammadiyah. Indikator
dalam mengukur keberhasilan tersebut didasarkan pada penilaian
atas kehadiran para peserta yang telah melakukan konfirmasi
sebelumnya. Selain itu kemampuan para peserta training dalam
membuat rumusan kerja awal dinilai sebagai satu keberhasilan
tersendiri. Keberhasilan tersebut tentu dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah faktor partnership yang menekankan
prinsip kerjasama win win solution antara MTCC UMY dan IPM
Yogyakarta menjadi faktor penentu keberhasilan penyelenggaraan
training MTCC UMY 2013 khususnya keberhasilan dalam
mendatangkan peserta training.
7) Evaluasi Dampak Social Marketing Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 (persepsi menurut si penerima program)
Sama seperti dengan program atau kegiatan MTCC UMY
sebelumnya yaitu Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY, bagian evaluasi dampak social marketing menjadi penting
untuk melihat secara detail tahapan-tahapan dalam proses
pelaksanaan strategi social marketing menurut persepsi si
penerima program. Hal ini menjadi penting yang pertama untuk
melakukan verifikasi atas data yang didapatkan dari pihak
penyelenggara kegiatan yaitu MTCC UMY, yang kedua adalah
untuk melihat secara mendetail proses implementasi strategi
social marketing menurut sudut pandang si penerima program.
Dalam penjabaran teorinya, Kotler menjelaskan tahapan-tahapan
strategi social merketing diawali dengan analisis lingkungan
119
internal dan eksternal kemudian diakhiri dengan mengukur atau
mengevaluasi dampak social marketing70. Adapun pengukuran
dampak pemasaran sosial Training Duta Anti Rokok MTCC
UMY dilakukan dengan mewawancarai salah satu penerima
program terkait dengan aktivitas promosi penyelenggaraan
kegiatan (pra), promosi produk sosial saat kegiatan berlangsung,
evaluasi penyelenggaraan kegiatan dan yang terakhir adalah
melakukan evaluasi terhadap aktivitas monitoring (pasca) yang
dilakukan pihak penyelenggara terhadap si penerima program.
Terkait dengan informan yang diwawancarai dalam
mengukur dampak pemasaran sosial dalam Training Duta Anti
Rokok MTCC UMY adalah Saudara Imron Wicaksono, pelajar
Sekolah Menengah Teknik Industri Yogyakarta atau SMTI
Yoyakarta. Imron Wicaksono adalah salah satu peserta Training
Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013. Selain sebagai peserta
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY, Imron Wicaksono juga
tercatat sebagai juara tiga kompetisi Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013 serta Duta Anti Narkoba Badan Narkotika Nasional
Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengenai penjabaran secara
mendetail analisis pengukuran terhadap dampak pemasaran sosial
akan dijabarkan sebagai berikut,
a) Promosi Penyelenggaraan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Dalam wawancara bersama salah satu Duta Anti Rokok
MTCC UMY yaitu Imron Wicaksono didapatkan beberapa
70 Philip Kotler, loc cit, hal 39-47.
120
temuan data untuk disajikan khususnya dalam menjabarkan
bagaimana aktivitas promosi yang dilakukan pihak
penyelenggara kepada para calon peserta Training Duta Anti
Rokok MTCC UMY 2013. Temuan-temuan data tersebut
diantaranya menjelaskan mengenai akses informasi terkait
dengan diadakannya Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013. Seperti dijelaskan sebagai berikut,
“Saya dapat informasi tentang Training Duta Anti Rokok MTC UMY itu dari sekolah melalui surat dan poster yang dikirim yang isinya meminta delegasi peserta Training Duta Anti Rokok .Selain itu karena saya sebelumnya juga pernah mengikuti Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY jadi saya selalui diberitahu oleh MTCC UMY tentang acara-acaranya termasuk acara Training Duta Anti Rokok MTCC UMY via group what’s up, facebook, dan setahu saya acara Training Duta Anti Rokok MTCC UMY tidak terbuka secara umum, pemberitahuannya adalah melalui surat yang dikirim ke masing-masing sekolah”71.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa informasi yang
didapatkan Imron Wicaksono adalah berasal dari surat dan
poster yang dikirimkan MTCC UMY kepada SMTI
Yogyakarta dengan perihal permohonan delegasi peserta
training. Selain melalui surat permohonan delegasi dan
poster, Imron Wicaksono juga mendapatkan informasi
tersebut dari MTCC UMY via group what’s up dan facebook.
Imron Wicaksono juga menambahkan bahwa
keikutsertaanya dalam Training Duta Anti Rokok MTCC
71 Wawancara Dampak Pemasaran Soaial Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, Peserta Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, Imron Wicaksono 24 Mei 2014
121
UMY adalah sebagai bentuk tanggungjawab moral sebagai
Duta Anti Rokok MTCC UMY. Terkait asal peserta Training
Duta Anti Rokok MTCC UMY, senyatanya tidak hanya
terdiri dari peserta seleksi Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013, pelajar dari berbagai kota di Yogyakarta juga turut
berpartisipasi dalam acara Training Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013.
Berangkat dari data di atas, sumber informasi yang
didapat dari Imron Wicaksono sebagai salah satu peserta
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY pada dasarnya
memiliki kesamaan dengan data yang didapat dari MTCC
UMY terkait dengan media promosi acara Training Duta
Anti rokok MTCC UMY yaitu melalui pengiriman surat ke
masing-masing SMA/SMK dan Sederajat yang ada di
Yogyakarta.
b) Bentuk Internalisasi Produk Sosial saat Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 Berlangsung
Berangkat dari data yang didapat, bentuk internalisasi
yang dilakukan MTCC UMY pada saat berlangsungnya
training adalah melalui pelatihan gerakan “anti rokok”,
pelatihan advokasi “anti rokok” dan pelatihan kampanye
“anti rokok” dalam media sosial72. Senada dengan apa yang
disampaikan oleh Imron Wicaksono sebagai berikut,
“Seingat saya acara training tersebut terdiri dari beberapa sesi, kalau tidak salah ada 7 sesi dimulai dari jam 09.00 sampai dengan jam 17.00, setelah
72 Wawancara Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, loc cit.
122
itu sampai setelah manghrib adalah pembuatan video deklarasi MYAFTC. Seingat saya, sesi-sesi pelatihan tersebut diantaranya adalah belajar tentang advokasi, komunikasi dalam media sosial, rokok dan bahayanya, outbound dan forum diskusi kecil lainnya. Di pelatihan tersebut juga ditekankan untuk jadi duta anti rokok di masing-masing sekolahnya”73.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa proses internalisasi
yang dilakukan MTCC UMY pada saat berlangsungya
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY memiliki kesamaan
dengan apa yang disampaikan oleh si penerima program
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY yaitu Imron
Wicaksono. Kesamaan-kesamaa tersebut diantaranya adalah
adanya pelatihan advokasi gerakan anti rokok dan
pengelolaan media sosial sebagai media kampanye “anti
rokok” dalam training tersebut.
c) Evaluasi Penyelenggaraan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Dalam evaluasi internal MTCC UMY, MTCC UMY
menyatakan bahwa agenda Training Duta Anti Rokok MTCC
UMY dinilai cukup berhasil. Alat ukur yang digunakan
dalam mengukur agenda Training Duta Anti Rokok MTCC
UMY adalah kehadiran para peserta training MTCC UMY
yang sebelumnya telah melakukan konfirmasi kehadiran74.
Adapun menurut si penerima program yaitu Imron
Wicaksono agenda Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
73 Wawancara Dampak Pemasaran Soaial Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, loc cit.74 Wawancara Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, loc cit.
123
dinilai cukup berhasil hanya saja persoalan waktu yang
kurang begitu tertib yang diutarakan seperti berikut,
“Di jadwal seharusnya selesainya acara adalah pukul 16.00 akan tetapi molor menjadi pukul 17.00 jadi banyak para peserta yang mengeluh karena mereka memiliki janji dan acara sendiri-sendiri, tetapi itu tak berarti bahwa acara tersebut buruk”75
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa
penyelenggaraan training dinilai cukup berhasil walaupun
pada saat pelaksanaan acara Training Duta Anti Rokok
MTCC UMY sempat “molor” akan tetapi ketidaktertiban
waktu tersebut tidak berarti agenda Training Duta Anti
Rokok MTCC UMY tidak dikatakan berhasil.
d) Aktivitas Monitoring Pacsa Penyelenggaraaan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Menurut data yang didapatkan dari MTCC UMY, dalam
aktivitas monitoringnya MTCC UMY menyebutkan ada
beberapa langkah dalam melakukan aktivitas monitoring
terhadap para peserta Training Duta Anti Rokok MTCC
UMY, langkah-langkah tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut, pertama memberikan akses dan fasilitas terhadap
para peserta Training Duta Anti Rokok MTCC UMY untuk
menginisiasi gerakan “anti rokok” di masing-masing
sekolahnya, kedua adalah mewajibkan kepada seluruh peserta
training untuk menjalin pertemanan dengan MTCC UMY
75 Wawancara Dampak Pemasaran Soaial Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, loc cit.
124
melalui media sosial, ketiga adalah menghimpun para peserta
training untuk aktif dalam MYAFTC76.
Melalui wawancara singkat dengan si penerima program
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY Imron Wicaksono,
Imron menjelaskan bahwa beberapa aktivitas monitoring di
atas ada beberapa yang menurutnya sesuai namun ada juga
yang belum pernah ia dapatkan. Adapun pernyataan Imron
adalah sebagai berikut,
“Setelah mengikuti training kita dimasukkan dalam MYAFTC, tapi informasi yang saya dapatkan via MYAFTC kurang begitu baik, saya sering dapat informasi mengenai kegiatan-kegiatan MTCC UMY malah dari DUAR MTCC UMY. Beberapa kali memang sempat rapat, seperti rapat dengan 9 CM (global cigarettes movement), rapat merancang kegiatan dan rapat-rapat lainnya. Tapi kalau soal MTCC UMY memfasilitasi pengembangan gerakan anti rokok di masing-masing sekolahnya setahu saya belum ada. Instruksi untuk menjalin pertemanan dengan MTCC UMY melalui media sosialpun setau saya juga tidak ada, itu kesadaran teman-teman saja”77.
Berangkat dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa ada
kesamaan dan ketidaksamaan data dari MTCC UMY dan si
penerima program Imron Wicaksono terkait dengan aktivitas
monitoring. Kesamaan tersebut diantaranya adalah adanya
kegiatan rapat antar Duta Anti Rokok atau DUAR MTCC
UMY untuk membuat rumusan kegiatan. Adapun
ketidaksamaan tersebut terletak di keaktifan MYAFTC, sebab
Imron Wicaksono mengaku bahwa informasi mengenai 76 Wawancara Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, loc cit.77 Wawancara Dampak Pemasaran Soaial Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, loc cit.
125
agenda-agenda MTCC UMY lebih sering didapat dari DUAR
MTCC UMY daripada MYAFTC. Selain itu penyediaan akses
serta fasilitas dalam pengembangan gerakan “anti rokok”
MTCC UMY menurut Imrom Wicaksono belum pernah
dijumpai. Berikut adalah tabel dampak social marketing,
Tabel 7
Evaluasi Dampak Social Marketing Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Aktivitas Promosi Acara (pra)
Bentuk Internalisasi Produk Sosial saat Acara
Berlangsung
Evaluasi Penyelenggaraan Acara
Aktivitas Monitoring Pasca Penyelenggaraan Acara
MTCC UMY Penerima Program
MTCC UMY
Penerima Program
MTCC UMY
Penerima Program
MTCC UMY
Penerima Program
Memberikan surat undangan di beberapa MA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta
Pemberitahuan langsung dari surat dan poster yang dikirimkan langsung oleh MTCC UMY
Pelatihan gerakan “anti rokok”, pelatihan advokasi “anti rokok” serta pelatihan kampanye “anti rokok” melalui media sosial
Pelatihan advokasi “anti rokok”, pelatihan kampanye melalui media sosial dan focus group discussion
Cukup berhasil dilihat dari kehadiran peserta yang sesuai dengan konfirmasi awal.
Cukup berhasil hanya saja tidak tertib waktu, seharusnya selesai pukul 16.00 WIB menjadi pukul 17.00 WIB
Memberikan akses serta fasilitas pengembangan gerakan “anti rokok” di tiap-tiap sekolah para peserta, menghimpun para peserta dalam MYAFTC
Belum adanya pemberian akses serta fasilitas yang terealisasikan di tiap-tiap sekolah, kurang aktifnya MYAFTC dalam sebagai wadah perhimpunan para peserta training
Harga yang dibayarkan
oleh Penerima Program
1. Terlibat dalam agenda MTCC UMY
2. Tidak begitu terlibat dalam MYAFTC karena MYAFTC tidak begitu aktif
Pendapat Akhir
Penerima Program Mengenai Aktivitas
Rokok
1. Pengetahuan: Merokok adalah mendzalimi diri sendiri
2. Sikap: Jelas merokok adalah merusak kesehatan maka merokok haruslah dihindari
3. Tindakan: Mengajak para perokok secara perlahan untuk berhenti merokok, bukan menjauhi
perokoknya namun menjauhi rokoknya
126
Sumber: Wawancara Evaluasi Dampak Social Marketing Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, (25 Mei 2014)
4. Realisasi Kebijakan MTCC UMY Secara Umum
Dalam rangka menekan laju perokok di kalangan remaja atau perokok
pemula serta membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di
kalangan remaja usia produktif maka implementasi dari rancangan
kebijakan MTCC UMY guna mensukseskan upaya pengendalian
tembakau salah satunya adalah dengan mengawal PP 109 Tahun 2012
yang banyak mengatur tentang pembatasan promosi dan distribusi produk
rokok. Tidak terbatas pada konsen mengawal PP 109 Tahun 2012, MTCC
juga terlibat aktif dalam advokasi penerbitan peraturan daerah Kawasan
Tanpa Rokok atau KTR di tiap-tiap Kabupaten Kota di Provinsi
Yogyakarta. Salah satu goal dari gerakan advokasi kebijakan yang
dilakukan oleh MTCC UMY adalah diterbitkannya peraturan daerah
127
tentang Kawasan tanpa Asap Rokok di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi
Yogyakarta. Terbitnya peraturan daerah tersebut merupakan salah satu
realisasi dari perencanaan awal mengenai perlunya kawasan tanpa asap
rokok di setiap kabupaten kota di Yogyakarta.
5. Jalinan Kemitraan MTCC UMY
Dalam membentuk kesadaran masyarakat luas termasuk kesadaran
kalangan remaja akan bahaya mengkonsumsi rokok, tentu MTCC UMY
tidak dapat bergerak terpisah. Jalinan kerjasama menjadi salah satu kunci
kesuksesan dalam implementasi strategi pemasaran sosialnya. Pihak-pihak
yang ikut tergabung dalam gerakan “anti rokok” dapat berasal dari
kalangan manapun. Adapun jalinan kemitraan secara mendetail MTCC
UMY dalam mendukung kegiatan-kegiatan social marketing di atas
diantaranya adalah sebagai berikut,
Tabel 8
Kemitraan Kegiatan Social Marketing MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok dan Training Duta Anti
Rokok
128
129
Jangkauan Mitra Kerja MTCC UMY Detail Mitra Kerja MTCC UMY
Kalangan Penentu Kebijakan (birokrasi) 1. SKPD Kabupaten Kulonprogo2. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
Kalangan Akademisi 1. Civitas akademika UMY2. Civitas Akademika UGM
Kalangan Pekerja Media Massa
1. Adi TV2. RRI (Radio Republik Indonesia)3. RPK FM4. Kompas5. Kedaulatan Rakyat6. Sindo7. Bernas8. Harian Jogja
Organisasi Pengendali Tembakau dalam dan Luar Negeri (kesehatan)
1. John Hopkins2. Quit Tobacco3. IISD4. JSTT5. 9 Cigaretes Movement6. MDMC
Perkumpulan Mahasiswa
1. Himakagi UMY (Himpunan Mahasiswa Kedokteran Gigi UMY)
2. Semaku UMY (Senat mahasiswa Kedokteran Umum UMY)
3. SEA UMY (Student English Activity UMY)
4. BEM Farmasi UGM5. Mahasiswa FKIK UMY
Perkumpulan Pelajar 1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah Wilayah Yogyakarta
Kampus di Yogyakarta1. Biro Humas dan Protokoler UMY2. Badan Pengawas Harian UMY3. Biro Kemahasiswaan UMY
SMA/SMK di Yogyakarta
1. Kepala sekolah di beberapa SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta
2. Biro konseling di beberapa SMA/SMK di Yogyakarta
Komunitas 1. Hox’s up Dance Community UMY
Masyarakat Umum
1. Masyarakat Padukuhan Kalirandu2. Masyarakat Padukuhan Padokan Lor
Tirtonirmolo3. Masyarakat Padukuhan Kalangan4. Masyarakat Padukuhan Kembaran
Sumber: Wawancara Jaringan Mitra Social Marketing MTCC UMY 2013, (25 Mei 2014)
Tabel di atas menunjukkan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
pemasaran sosial MTCC UMY dalam rangka menekan laju peorkok
pemula dan membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di
kalangan remaja. Kesemua mitra tersebut turut terlibat dalam suksesi
pemasaran produk sosial yang digagas oleh MTCC UMY, termasuk upaya
dalam membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di
kalangan remaja usia produktif.
6. Monitoring dan Evaluasi Strategi Social Marketing MTCC UMY
Dalam aktivitas monitoring dan evaluasi terhadap implementasi
strategi social marketing yang mengarah pada target populasi kalangan
remaja, MTCC UMY melakukan aktivitas tersebut melalui rapat dua
130
bulanan guna melaporkan progress implementasi strategi social marketing
yang sedang dijalankan. Seperti diungkapkan oleh Dra. Mutia Hariati
Husein seperti berikut,
“Selain evaluasi akhir dua tahunan, monitoring atau evaluasi tengah periode kita juga ada dan sering kita lakukan, biasanya kita lakukan dua bulan sekali. Dalam evaluasi itu kita baca progressnya sampai mana dan hambatannya sampai mana”78
Pernyataan di atas secara langsung menggambarkan aktivitas monitoring
dan evaluasi secara umum yang dilakukan oleh MTCC UMY. Dalam
memantau perkembangan implementasi progam-programnya, MTCC
UMY melakukan rapat evaluasi perkembangan dalam waktu dua bulan
sekali. Adapun mengenai variabel dalam mengevaluasi program secara
umum MTCC UMY membagi beberapa variabel guna mengetahui
gambaran umum hasil implementasi program tersebut (strategi social
marketing), pertama adalah respon masyarakat umum terhadap
implementasi strategi social marketing MTCC UMY dan yang kedua
adalah reaksi penentu kebijakan terkait dengan strategi social marketing
yang MTCC UMY lakukan. Adapun penjelasan mendetail mengenai dua
variabel tersebut akan dijelaskan seperti berikut,
a. Respon Masyarakat Umum atas Implementasi Strategi Social Marketing MTCC UMY
Mengenai respon masyrakat umum terhadap implementasi
strategi social marketing yang dilakukan MTCC UMY, MTCC UMY
menyatakan sejauh ini masyarakat merasa tidak terganggu bahkan
nyaman dengan apa yang dilakukan oleh MTCC UMY termasuk
implementasi atas strategi social marketing MTCC UMY melalui
78 Wawancara Perencanaan Strategi Social Marketing MTCC UMY, loc cit.
131
kegiatan-kegiatan tertentu. Hal ini seperti apa yang dinyatakan oleh
Wakil Ketua MTCC UMY Dra. Mutia Hariati Husein, M.Si seperti
berikut,
“Selama ini baik-baik saja, masyarakat juga senang, justru ketika menyuarakan aspirasi dengan ngotot-ngototan masyarakat malah takut, kita tidak, kita menyampaikan aspirasi kita dengan cara-cara yang baik. Sehingga masyarakat juga baik dalam merespon”79.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam implementasi strategi
social marketing yang dilaksanakan oleh MTCC UMY dengan target
populasi masyarakat umum khusunya kalangan remaja, MTCC UMY
mendapatkan labelling baik dalam masyarakat.
b. Respon Penentu Kebijakan atas Implementasi Strategi Social Marketing MTCC UMY
Menyangkut respon penentu kebijakan, dalam hal ini adalah
pemerintah, MTCC UMY menyatakan bahwa respon dalam
menanggapi implementasi strategi social marketing MTCC UMY
khususnya dalam mengadvokasi kebijakan adalah bermacam-macam,
hal tersebut tergantung pada wilayah advokasi. Mengenai respon dari
pemangku kebijakan secara terang dijelaskan oleh Dra. Mutia Hariati
Husein, M.Si seperti berikut,
“Kalau pemangku kebijakannya bukan perokok itu cenderung mudah dan responya baik, namun jika pemangku kebijakannya adalah perokok maka tentu akan berbeda, untuk advokasi satu peraturan yang berorientasi pada pengendalian tembakau tentu akan sulit”80
79 Ibid 80 Ibid
132
Pernyataan di atas jelas menerangkan bagaimana respon para penentu
kebijakan terkait dengan upaya advokasi MTCC UMY dalam
pengendalian tembakau di masing-masing level baik di level Provinsi
dan Kabupaten Kota.
B. PEMBAHASAN
Setelah sub bab hasil penelitian atau penyajian data maka sub bab
pembahasan menjadi sub bab kedua dalam bab III. Sub bab pembahasan
menjadi penting guna menginterpretasikan data dengan teori yang telah
ditentukan sebelumnya. Tujuan dari interpretasi atas data dan teori tersebut
adalah guna mengetahui sejauh mana strategi social marketing diterapkan oleh
MTCC UMY dalam program dan kegiatannya. Setelah melakukan interpretasi
atas data dan teori maka hasil interpretasi tersebut dapat dikerucutkan menjadi
kesimpulan dan saran yang akan disajikan di bab IV.
Sebagai pembuka dalam sub bab pembahasan maka tahap-tahap
pembahasan akan dimulai sesuai dengan teori tahapan social marketing yang
disajikan oleh Kotler yang memulai tahapan social marketing dari analisis
lingkungan internal dan eksternal, memilih target populasi, mendesain strategi
social marketing, melakukan perencanaan, implementasi, monitoring, evaluasi
social marketing atau evaluasi dampak pemasaran sosial81.
Adapun sesuai dengan teori yang disajikan Kotler dalam dalam melakukan
pembahasan mengenai tahapan-tahaan social marketing maka pembahasan
awal tahapan social marketing akan dimulai dengan interpretasi data atas
temuan analisis lingkungan internal dan eksternal MTCC UMY. Analisis
internal dan eksternal menjadi penting seperti diungkapkan oleh Kotler dan
Nancy Lee dalam Social Marketing: Influencing Behaviour for Good bahwa 81 Philip Kotler, loc cit, hal 39-47.
133
analisis internal dan eksternal berfungsi guna memudahkan fokus pada
rencana, menjelaskan faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan dari lingkungan
internal dan eksternal yang diperkirakan memberikan dampak pada keputusan
perencanaan82. Adapun pembahasan mengenai analisis lingkungan internal dan
eksternal MTCC UMY adalah sebagai berikut,
1. Analisis Perencanaan
Pada dasarnya dalam konsep pemasaran sosial, aktivitas pemasaran
sosial tidak pernah lepas dari menganalisis kebutuhan, keinginan dan
minat sasaran pasar. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Kotler seperti
berikut,
“Dalam konsep pemasaran sosial menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan keinginan dan minat pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat”83.
Pernyataan Kotler di atas mengisyaratkan bahwa bagaimanapun strategi
pemasaran sosial tidak akan pernah lepas dari keinginan dan kebutuhan
dalam masyarakat, sebab kebutuhan dan keinginan menjadi salah satu
kunci keberhasilan implementasi dari strategi social marketing. Dalam
perumusan strategi social marketing seorang pemasar sosial haruslah
pandai dalam merumuskan perencanaan pemasaran sosial. Adapun dalam
proses perumusan perencanaan, seorang pemasar sosial handal tidak
diperbolehkan menyusun strategi pemasaran sosial semena-mena, tahapan
dalam menyusun strategi pemasaran sosial secara teoritik seperti
82Philip Kotler and Nancy Lee, loc cit, hal 23.83 Philip Kotler, Kotler on Marketing: How to Create, Win and Dominate Markets, (London: The Free Press, 1999), 18.
134
dijelaskan oleh Kotler haruslah melalui beberapa tahapan, seperti
dinyatakan sebagai berikut,
“Adapun langkah-langkah dalam menyusun strategi social marketing adalah sebagai berikut.
1. Susunlah tujuan untuk social marketing yang akan dilakukan2. Susun tujuan untuk social marketing3. Susun tujuan secara seksama dan spesifik4. Susun tujuan yang akan memungkinkan untuk dicapai5. Kuantifikasi semaksimal mungkin6. Pertimbangkan anggaran yang tersedia untuk program social
marketing yang akan dilakukan7. Susun tujuan berdasarkan skala prioritas, maksudnya agar tim
kampanye dapat memfokuskan pekerjaan kepada satu tujuan terarah”84.
Melalui tahapan perencanaan di atas, diharapkan pemasar sosial dapat
secara tepat merumuskan tujuan serta strategi pemasaran sosial agar goal
dari apa yang dicanangkan oleh pemasar sosial dapat tercapai. Berangkat
dari sajian data perencanaan strategi social marketing MTCC UMY yang
membahas mengenai, pertama pembahasan program kerja yang diadakan
dua tahun sekali, kedua pembahasan program kerja yang hanya membahas
mengenai garis besar haluan organisasi, ketiga pergantian pengurus MTCC
UMY setiap dua tahun sekali, keempat penilaian terhadap struktur MTCC
UMY, kesemuannya memberikan penilaian tersendiri atas proses
perumusan strategi social marketing termasuk di dalamnya penyusunan
program kerja serta beberapa kegiatan di dalamnya.
Pertama mengenai perumusan program kerja yang dilaksanakan dua
tahun sekali, hal tersebut sepenuhnya tergantung pada mekanisme internal
organisasi dalam menjawab kebutuhan-kebutuhan publik dengan syarat
strategi social marketing termasuk program-program yang dirinci melalui
84 Antar Venus, loc cit, hal 147-148.
135
kegiatan-kegiatan harus bersifat detail, memiliki orientasi yang jelas serta
terpantau dengan baik. Kedua, perumusan program kerja yang dilakukan
setiap dua tahun sekali yang hanya membahas mengenai haluan garis besar
MTCC UMY menjadi kendala bagi proses menuju sinergitas implementasi
social marketing, disebabkan dalam temuan data yang didapatkan
menyatakan bahwa pengembangan secara mendetail atas program adalah
kewenangan-kewenangan masing-masing divisi dalam MTCC UMY dan
tidak dibahas dalam rapat dua tahunan. Pembahasan yang hanya fokus
pada garis besar organisasi menjadikan kendala tersendiri disebabkan
karena antara satu program dengan program lainnya cenderung menjadi
tidak bersinergi dengan baik, tidak saling menutupi, yang pada akhirnya
program dan kegiatan dalam masing-masing divisi akan berjalan tidak
berirama. Ketiga, pergantian pengurus setiap dua tahun sekali sepenuhnya
merupakan kebutuhan dalam internal organisasi yang masing-masing
organisasi memiliki mekanismenya tersendiri, dengan catatan bahwa
pergantian pengurus tidak menjadi penghalang bagi proses perumusan
program kerja di awal periode. Keempat, penilaian terhadap struktur
merupakan salah satu langkah yang tepat dalam pembaharuan organisasi
sehingga dalam menjawab kebutuhan publik organisasi tidak terkesan
latah, adapun penilaian atas struktur organisasi baik dengan adanya
pengurangan divisi atau penambahan divisi harus dibangun atas orientasi
kemudahan pengimplementasian program kerja dan goal-goal yang ingin
diraih dalam organisasi. Jika dibenturkan dengan apa yang disampaikan
Kotler di atas mengenai perencanaan umum penyusunan strategi social
136
marketing termasuk pembahasan program di dalamnya maka MTCC UMY
perlu mengaadopsi dengan baik teori di atas.
Masih terkait dengan proses perumusan strategi social marketing yang
di dalamnya juga membahas mengenai program kerja dalam organisasi,
bahwa perumusan strategi social marketing perlu didahului dengan
pembacaan kondisi lingkungan yang mendalam, seperti melakukan analisis
internal dan eksternal organisasi dalam forum rapat umum. Dalam analisis
internal, kekuatan dan kelemahan organisasi akan terbaca dengan baik,
begitu juga dalam melakukan analisis eksternal, peluang dan ancaman
akan terbaca dengan baik pula. Hasil-hasil pembacaan atas kondisi
lingkungan organisasi tersebut kemudian dijadikan landasan bagi
perumusan strategi social marketing tentu dengan pertimbangan agar
target capaian dari strategi yang dibangun bersifat realitis dan terukur
dengan baik. Merujuk pada pernyataan Antar Venus yang menyatakan
seperti berikut, pentingnya analisis SWOT adalah guna memfokuskan diri
kepada kalkulasi peluang pencapaian tujuan kampanye”85. Jika berkaca
pada temuan data dalam internal MTCC UMY yang tidak menunjukkan
adanya aktivitas pembacaan atas kondisi lingkungan organisasi dalam
rapat umum dua tahunan maka kutipan Venus di atas sangat relevan
diadopsi guna membantu perumusan strategi social marketing serta
penetapan target-target yang realtis serta terukur.
a. Analisis Kondisi Lingkungan Organisasi
Tidak adanya pembacaan lingkungan organisasi secara mendetail
dalam forum rapat umum dua tahunan menjadi kendala tersendiri bagi
sinergitas antar divisi dalam MTCC UMY. Pelimpahan analisis 85 Ibid, hal 146.
137
lingkungan secara mendetail serta perumusan program kerja yang
dirumuskan oleh masing-masing divisi menjadi satu cerminan nyata
bahwa masing-masing divisi cenderung melahirkan program kerja
yang tidak memiliki muara yang sama. Analisis kondisi lingkungan,
penentuan target populasi serta perumusan program kerja yang
dilimpahkan dalam divisi, dalam hal ini adalah divisi informasi dan
perkaderan dinilai cukup baik, walaupun seharusnya analisis tersebut
dibahas dalam rapat umum forum dua tahunan sekali. Analisis
kondisi lingkungan organisasi menjadi penting untuk dibawa dalam
rapat dua tahunan sekali sebab dalam pembahasan tersebut pembacaan
mengenaikekuatan dan kelemahan dalam organisaasi serta peluang
serta ancaman dari luar organisasi haruslah dibahas oleh semua
pengurus MTCC UMY.
Lahirnya program dalam divisi informasi dan perkaderan yang
mengarah pada upaya menekan laju perokok pemula serta membentuk
kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan remaja
merupakan hasil analisis yang cukup baik dalam pembacaan kondisi
lingkungan organisasi. Dalam melakukan pembacaan atas kondisi
lingkungan organisasi tersebut tentu harus berdasarkan atas data,
khususnya dalam meramalkan sisi peluang dan ancaman sehingga
pada akhirnya penentuan target populasi dan perumusan program
memang benar-benar relevan.
b. Analisis Penentuan Target Populasi
Dalam menentukan target populasi, seorang pemasar sosial harus
berangkat dari aktivitas segmentasi atau pengelompokan-pengelompokan
138
tertentu. Dalam proses pengelompokan ada beberapa teori yang membahas
mengenai alat pembagi yang dijadikan rujukan dalam pengelompokan
masyarakat yang bersifat heterogen. Merujuk pada apa yang disampaikan
Kotler mengenai aktivitas segmentasi yang di dalamnya terdapat alat
pembagi masyarakat melalui karakterisik-karateristik khusus adalah seperti
berikut,
1. Karakteristik demografi sosial, mencakup: sifat eksternal dari kelas sosial, pedapatan, pendidikan, umur dan lainnya
2. Profil sikologi, mencakup sifat-sifat internal seperti sikap nilai, motivasi dan kepribadian
3. Karakteristik perilaku, mencakup pola perilaku, keadaan lingkungan sekitar dan karakteristik pengambilan keputusan86.
Karaketristik di atas merupakan salah satu model dari segmentasi yang
bermacam-macam. Pentingnya aktivitas segmentasi dalam rangka
menentukan target populasi juga dinyatakan oleh Venus seperti berikut,
“Dalam penentuan sasaran atau komunikan pemsaran sosial, harus ada pelapisan target sasaran atau komunikan, karena pelapisan sasaran merupakan cara untuk mempermudah identifikasi dan segmentasi sasaran dalam kampanye”87.
Berangkat dari dua kutipan di atas menunjukkan bahwa aktivitas
segmentasi menjadi penting karena berkaitan dengan ketepatan target
populasi yang akan dituju. Dalam memilih target populasi seorang
pemasar sosial tentu tidak boleh semena-mena. Landasan dalam
menentukan target populasi harus jelas. Kegiatan riset yang didahului oleh
hipotesis menjadi landasan dalam mengukur tren konsumen rokok yang
sebenarnya sehingga hasil riset dapat memberikan rekomendasi yang tepat
86 Philip Kotler and Eduardo L. Roberto, Social Marketing: Strategies for Changing Public Behaviour, (London: The Free Press, 1989), 2787 Antar Venus, loc cit, hal 149.
139
atas target populasi yang harus dituju. Riset tersebut tentu dilakukan
diawal pembacaan kondisi lingkungan organisasi. Berangkat dari data
yang ditemukan dalam MTCC UMY yang menyatakan masyarakat umum
sebagai target populasi dari MTCC UMY, walaupun beberapa program
mengarah pada target populasi tertentu seperti kalangan remaja atau
kalangan perkok pemula, hal demikian tentu harus didasari atas hasil riset.
Data menunjukkan bahwa adanya penentuan target populasi yang
ditentukan oleh masing-masing divisi dalam hal ini adalah divisi informasi
dan perkaderan yaitu kalangan remaja namun tidak disertai dengan
penentuan profil target populasi yang mendetail menjadikan peramalan
atas keinginan, kebutuhan serta kecenderungan-kecenderungan target
populasi tidak tercatat dengan baik, maka konsekwensi yang harus didapat
adalah penyusunan strategi social marketing pada tahap-tahap selanjutnya
akan terganggu. Berangkat dari temuan data yang ada dalam MTCC UMY,
MTCC UMY perlu mengenali profil target populasi secara mendetail,
dengan mengenali keinginan, kebutuhan serta kecenderungan target
populasi yang akan dituju termasuk kalangan remaja sebagai salah satu
target populasinya.
c. Analisis Penetapan Bauran Pemasaran di Kalangan Remaja
Bauran pemasaran menjadi salah satu elemen kunci dalam strategi
social marketing. Pada dasarnya bauran pemasaran menjadi salah satu
penentu atas berhasil tidaknya strategi social marketing yang dibangun.
Dalam merumuskan bauran pemasaran, seorang pemasar sosial haruslah
mempertimbangkan hal-hal yang akan dijadikan bahan dalam menyusun
bauran pemasaran. Komposisi bauran pemasaran yang terdiri dari
140
beberapa elemen yaitu produk, harga, tempat distribusi produk sosial,
aktivitas promosi ditambah dengan kemitraan dan kebijakan menjadikan
rumusan bauran pemasaran menjadi susunan yang kompleks serta butuh
kejelian. Adapun pembahasan mengenai komposisi bauran pemasaran
akan diawali dengan pembahasan produk sosial seperti berikut,
1) Analisis Produk Sosial (isi pesan)
Dalam penetapan produk sosial seorang peneliti haruslah jeli.
Produk sosial pada dasarnya merupakan representasi identitas dari
organisasi tertentu. Kekhasan produk sosial yang dipasarkan oleh
organisasi pada akhirnya akan melahirkan labelling pada masyarakat
akan citra organisasi tersebut. Adapun pengertian mengenai produk
sosial akan dijelaskan seperti berikut,
“Produk sosial adalah produk yang disediakan oleh produsen kepada konsumen dengan tujuan (yang lebih utama) untuk memperoleh manfaat sosial, bentuknya adalah gagasan, praktik atau barang yang sifatnya tangible atau kasat mata, atau yang intangibe atau tidak kasat mata88.
Dalam perumusan produk sosial tentu haruslah disesuaikan dengan
target populasi yang akan dituju. Hubungan antara target populasi
dengan produk soaial menjadi hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
Temuan data dalam MTCC UMY menyebutkan bahwa salah satu
produk sosial yang fokus terhadap pengelolaan target populasi
kalangan remaja adalah membentuk kesadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok yang dikemas dalam berbagai model produk
sosial (isi pesan) dalam masing-masing kegiatannya. Sejauh
penelaahan terhadap produk sosial dalam penyusunan strategi social
88 Soekidjo Notoatmojo, Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), 338-390.
141
marketing MTCC UMY adalah cukup rasional dengan pertimbangan
antara target populasi yaitu kalangan remaja usia produktif, produk
sosial dan target capaian secara umum berkaitan satu sama lain.
2) Analisis Harga Produk Sosial
Perumusan harga dalam strategi social marketing merupakan hal
yang tidak kalah penting dalam suksesi strategi social marketing
MTCC UMY. Perumusan harga menjadi penting karena berkaitan
dengan keinginan dan kebutuhan target populasi yang akan dituju.
Jika semakin tinggi keinginan dan kebutuhan tergat populasi maka hal
tersebut akan berdampak pada perumusan harga yang ditetapkan
peemasar sosial. Adapun pengertian mengenai harga adalah seperti
berikut,
“Harga adalah biaya atau beban yang harus ditanggung oleh konsumen untuk memperoleh produk yang ditawarkan. Aspek atau price pada produk sosial bersifat non moneter dalam kaitan dengan proses pertukaran produk sosial. Maka pemasara sosial haruslah merekayasa faktor non moneter agar proses pertukaran berlangsung lancar seperti faktor waktu yang harus diperkecil agar konsumen tidak perlu menunggu lama untuk memperoleh produk-sama di atas”89.
Dalam temuan data mengenai harga produk sosial MTCC UMY,
secara umum MTCC UMY menyatakan bahwa penetapan harga
produk sosial yang dibebankan terhadap target populasi yaitu
kalangan remaja tidaklah bersifat membebani, akan tetapi pernyataan
tersebut perlu ditinjau lebih jauh dalam kegiatan-kegiatan kategori
khusus social marketing MTCC UMY. Jika dilihat dari perumusan
harga dari masing-masing kegiatan social marketing khususnya
89 Ibid, hal 338-390.
142
kegiatan berkategori khusus maka akan terlihat harga-harga yang telah
ditetapkan oleh MTCC UMY dalam setiap kegiatannya. Penetapan
harga secara mendetail serta harga yang ditebus oleh target populasi
dapat ditemui dalam sub-bab penyajian data tentang implementasi
program dan kegiatan atau pembahasan implementasi program dan
kegiatan social marketing MTCC UMY.
3) Analisis Tempat Distribusi Produk Sosial (kegiatan pengadaan media pemasaran)
Tempat distribusi produk sosial merupakan salah satu elemen
dalam bauran pemasaran. Tempat distribusi produk sosial pada
dasarnya merupakan elemen pendukung dalam aktivitas promosi
produk sosial. Tempat distribusi produk sosial adalah berbentuk
medium pemasaran atau sarana pemasaran produk sosial. Adapun
pengertian mengenai tempat distribusi produk sosial adalah seperti
berikut,
“Tempat yang dimaksud adalah tempat dimana produk sosial yang ditawarkan diperoleh konsumen atau saluran distribusi berperan memindahkan produk dari satu titik produksi ke titik konsumsi. Pada pemasaran sosial titik produksi adalah kampanye sosial, sedangkan titik konsumsi adalah tempat dimana kelompok sasaran terpapar dan mengadopsi produk tersebut”90.
Jika merujuk pada pengertian di atas maka produk sosial dari strategi
social marketing MTCC UMY dengan target populasi kalangan
remaja dibagi menjadi beberapa tempat distribusi produk sosial,
diantaranya adalah pembuatan Web Page MTCC UMY, Facebook
MTCC UMY, Twitter MTCC UMY, Video Iklan MYAFTC dalam
90 Ibid, hal 338-390.
143
Youtube, Poster Cetak, Factsheet dan Spanduk. Mengenai bentuk-
bentuk tempat distribusi produk sosial dapat dilihat dalam sub-bab
penyajian data tentang tempat distribusi produk sosial strategi social
marketing MTCC UMY. Mengenai pembahasan pengadaan tempat
distribusi produk sosial dalam MTCC UMY adalah seperti berikut,
a) Pembuatan Web Page
Secara umum desain dan durasi update informasi
mengenai upaya pengendalian tembakau secara umum serta
progress organisasi ditampilkan sangat baik dalam website
MTCC UMY yang beralamatkan di mtcc.umy.ac.id.
Walaupun tidak secara spesifik didesain untuk kalangan
remaja namun web page MTCC UMY merupakan tempat
distribusi produk sosial yang desain tampilan dan konten
pesannya adalah untuk kalangan umum termasuk kalangan
remaja. Menjadi masukan bagi MTCC UMY bahwa website
MTCC UMY masih perlu dipromosikan kepada khalayak
luas melalui pemanfaatan media sosial agar khalayak
mengetahui konten-konten berita resmi dari MTCC UMY
yang dihadirkan dalam website tersebut, khususnya dalam
menjalin relasi dengan para stakeholder.
b) Pembuatan Akun Grup Facebook
Dalam perkembangannya, akun grup facebook MTCC
UMY yang bernama MTCC UMY menjadi salah satu tempat
distribusi produk sosial yang cukup interaktif dengan
khalayak luas. Akun facebook MTCC UMY juga menjadi
144
corong aktif pendistribusian produk sosial MTCC UMY di
kalangan remaja. Dari sekian banyak tempat distribusi
produk sosial, facebook MTCC UMY merupakan medium
teraktif dalam mengkampanyekan upaya pengendalian
tembakau termasuk upaya dalam membentuk kesadaran akan
bahaya mengkonsumsi rokok baik bagi kalangan umum
maupun remaja. Sejauh ini akun facebook MTCC UMY
cukup memainkan peranan yang sangat mendukung bagi
kampanye social marketing MTCC UMY.
c) Pembuatan Twitter
Di dalam akun twitter MTCC UMY yang beralamatkan
di @mtccUMY, MTCC UMY juga turut aktif dalam
mengkapanyekan produk-produk sosialnya, termasuk produk
sosial dalam rangka membentuk kesadaran “anti rokok” bagi
kalangan remaja. Dengan jumlah followers sebanyak 56 dan
update informasi yang tidak begitu intens, maka MTCC
UMY perlu memanfaatkan akun twitternya dengan
memfollow akun lain serta aktif dalam tweet-tweet ringan
yang tidak selalu bermuatan tentang berita tembakau atau
rokok.
d) Pembuatan Video Iklan MYAFTC dalam Akun Youtube
Dalam video iklan MYAFTC di dalam akun youtube
bernama Tia Ifada, video tersebut memuat iklan tentang
deklarasi duta pelajar “anti rokok” MTCC UMY yang
145
tergabung dalam MYAFTC. Video durasi singkat tersebut
menjadi rujukan dalam web page MTCC UMY sebagai iklan
MYAFTC. Menjadi masukan bagi MTCC UMY bahwa perlu
adanya pembuatan akun youtube official MTCC UMY dan
mengisinya dengan video iklan layanan masyarakat atau
video kegiatan organisasi. Selain itu promosi akun youtube
offiicial MTCC UMY yang telah dibuat perlu dipromosikan
melalui pemanfaatan media sosial.
e) Pembuatan Poster Cetak
Dalam pembuatan dan penempelan poster cetak, MTCC
UMY tercatat hanya memanfaatkan moment Hari Tanpa
Tembakau Sedunia dan promosi kegiatan-kegiatan
internalnya. Pemanfaatan moment lain yang bahkan tidak
berkaitan dengan moment-moment “anti rokok” juga perlu
digalakkan MTCC UMY. Terpaan pesan kreatif yang hadir
dalam moment di luar hari “anti tembakau atau anti rokok”
menjadi sangat penting karena menunjukkan bahwa urgensi
atas penendalian tembakau atau rokok bersifat kapanpun,
dimanapun dan berdampak pada semua hal. Dengan
mencetak serta menempel poster kreatif menggunakan
bahasa-bahasa sederhana, mudah dipahami serta desain yang
menarik bagi anak muda akan berkesan di hati audience.
f) Pembuatan Factsheet
146
Mengenai factsheet yang diterbitkan oleh MTCC UMY.
Pada dasarnya factsheet berfungsi sebagai sarana sosialisasi
data hasil penelitian kepada khalayak luas, dalam MTCC
UMY factsheet ditujukan kepada para pemangku
kepentingan. Factsheet yang didesain oleh MTCC UMY
merupakan facsheet remsi yang ditujukan kepada pemerintah
Kabupaten Bantul DIY guna mendorong lahirnya peraturan
mengenai pengendalian tembakau. Menjadi masukan bagi
MTCC UMY bahwa factsheet tidak selalu ditujukan kepada
para pemangku kepentingan, desain formal adalah sebab dari
target penyebaran factsheet yang diterbitkan. Karena dapat
ditujukan bagi khalayak luas maka factsheet juga dapat
ditujukan pada kalangan remaja tentu dengan desain yang
menarik dan bahasa yang mudah dipahami.
g) Pembuatan Spanduk
Pembuatan dan pemasangan spanduk menjadi salah satu
medium distribusi produk sosial yang dipilih oleh MTCC
UMY. Pemasangan spanduk tentu selalu berkaitan dengan
momen-momen tertentu, dalam hal ini adalah moment anti
tembakau atau hari anti tembakau. MTCC UMY cukup baik
dalam masuk di berbagai moment tertentu dengan memasang
spanduk. Tidak terbatas hanya pada momonet hari anti
tembakau, namun juga moment-moment lainnya, seperti
moment Jambore Relawan Muhammadiyah yang
diselenggarakan oleh MDMC dengan pesan Jambore
147
Relawan Muhammadiyah adalah Jambore Bebas Asap
Rokok. Sejauh ini pemanfaatan spanduk sebagai sarana
distribusi produk sosial dilakukan cukup baik oleh MTCC
UMY.
4) Analisis Aktivitas Promosi Produk Sosial (kegiatan aktivitas promosi)
Dalam melakukan aktivitas promosi, hal yang harus diperhatikan
adalah bagaimana pesan dapat tersampaikan dengan baik kepada
target populasi atau target audiencenya. Walaupun dalam aktivitas
promosi strategi social marketing MTCC UMY yang ditampilkan
adalah aktivutas promosi yang cenderung ditujukan untuk kalangan
umum, namun target populasi kalangan remaja juga turut masuk di
dalamnya. Adapun mengenai syarat-syarat pesan yang baik menurut
Wilbur Schramm adalah seperti berikut,
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki91.
Dalam aktivitas promosi yang dilakukan oleh MTCC UMY, MTCC
UMY melakukan berbagai aktivtas promosi dalam strategi social
91 Onong Uchjana Effendi, Teori dan Falsafah Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2000), 41.
148
marketingnya. Adapun aktivitas-aktivitas promosi yang dilakukan
oleh MTCC UMY adalah seperti berikut,
a) Penyelenggaraan Dialog Interaktif di Radio
Dalam dialog interaktif di radio, tercatat MTCC UMY
jarang melakukan dialog interaktif di radio. MTCC UMY
hanya melakukan on air di radio sebanyak satu kali di RPK
FM. Ke depan MTCC UMY perlu membangun jejaring yang
lebih luas serta lebih dalam ke pemilik maupun pengelola
radio agar dapat masuk dalam sesi-sesi dialog interaktif di
radio, khususnya radio yang digemari oleh anak muda atau
kalangan remaja.
b) Penyelenggaraan Dialog Interaktif di Televisi
Sama seperti dialog interaktif yang diselenggarakan di
radio, MTCC UMY tercatat pernah mengisi sesi dialog
interaktif di salah satu stasiun televisi lokal di Yogyakarta
yaitu ADI TV. Sebelum jauh ke wilayah pesan yang
disampaikan, MTCC UMY perlu membangun jejaring lebih
luas dan lebih dalam kepada pemilik ataupun pengelola
televisi agar dapat masuk dalam sesi-sesi khusus seperti
dialog interaktif. Hal ini menjadi penting sebab penyebaran
informasi melalui media televisi sangatlah luas.
c) Penyelenggaraan Workshop
Dalam kegiatan workshopnya, MTCC UMY berperan
bukan sebagai penyelenggara workshop melainkan sebagai
pengarah dan fasilitator workshop. Workshop yang
149
diselenggarakan oleh peserta KKN UMY dari Fakultas
Kedokteran Ilmu Kesehatan tersebut seringkali menggandeng
MTCC UMY untuk terlibat dalam workshopnya semenjak
tahun 2011 atau semenjak MTCC UMY berdiri. Sejauh ini
peranan MTCC UMY dalam memanfaatkan workshop cukup
baik, menjadi masukan bagi MTCC UMY untuk intens
membuat workshop independen yang menggandeng anak
muda dalam berbagai macam komunitasnya.
d) Penyelenggaraan Dialog Multistakeholder
Dalam mengadakan dialog multistakholder yang
diadakan MTCC UMY, sejauh ini MTCC UMY sangat baik
dalam menjalin dialog dengan para pemangku kepentingan.
Hal tersebut perlu diapresiasi keberadaanya karena MTCC
UMY intens dalam mengawal isu pertembakauan di wilayah
pemerintahan maka dialog multistakeholder menjadi ujung
tombak perjuangan MTCC UMY.
4) Analisis Kebijakan yang Mendukung Pemasaran Sosial
Melihat kebijakan yang ada dalam MTCC UMY, data
menunjukkan bahwa tidak ada kebijakan yang secara khusus
mengawal kalangan remaja untuk terbebas dari ekspansi industri
rokok. Akan tetapi peraturan secara umum yang membahas mengenai
pembatasan iklan, promosi, sponsorhsip, dan distribusi rokok telah
diatur dalam PP No.109 Tahun 2012 yang telah diberlakukan per 24
Juni 2014. Adapun mengenai upaya pengendalian tembakau yang
dilakukan MTCC UMY di tingkat daerah dan provinsi Yogyakarta
150
adalah dengan mendorong pemerintah setempat untuk mengeluarkan
peraturan mengenai kawasan tanpa rokok atau KTR. Upaya MTCC
UMY dalam mengadvokasi kebijakan perlu diapresiasi karena MTCC
UMY konsisten dalam berjuang diranah kebijakan terbukti dengan
diundangkannya Perda KTR di Kabupaten Kulonprogo dimana
MTCC UMY turut menginisiasi Perda tersebut.
5) Analisis Kemitraan yang Mendukung Pemasaran Sosial
Dalam menjalin kemitraan, MTCC UMY membuka jalinan
kerjasama dengan siapapun dalam rangka suksesi pengendalian
tembakau. Tercatat mitra kerja MTCC dalam mensukseskan
implementasi strategi social marketing berasal dari berbagai pihak
baik dari kalangan pekerja media, birokrasi, akademisi, mahasiswa,
pelajar dan masyarakat umum. Menjadi masukan bagi MTCC UMY
akan perlunya membangun kemitraan secara lebih luas dengan
komunitas-komunitas anak muda guna memudahkan pemasaran
produk-produk sosial MTCC UMY.
2. Analisis Kegiatan Kategori Khusus MTCC UMY
Berangkat dari program MTCC UMY yang berkaitan dengan upaya
membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan
remaja selama tahun 2013-2014, maka selain kegiatan pengadaan tempat
distribusi produk sosial, kegiatan promosi produk sosial juga kegiatan-
kegiatan khusus MTCC UMY diantaranya adalah Kampanye World No
Tobacco Day MTCC UMY 2013, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013, dan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Adapun ketiga kegiatan tersebut akan dikupas seperti berikut,
151
a. Analisis Penentuan Target Populasi dan Target Capaian
Merujuk pada tahapan analisis social marketing Kotler dalam
Social Marketing for Changing Behaviour menyatakan bahwa
penentuan target populasi atau researching and selecting the target
adopter population menjadi tahap kedua setelah melakukan analisis
lingkungan internal dan eksternal atau tahap analizing the social
marketing environment92. Adapun analisis internal dan eksternal telah
dipaparkan secara umum di awal sub-bab pembahasan yang
membahas mengenai asal-usul adanya target populasi yang akan
digarap oleh MTCC UMY. Adanya target populasi tidak lepas dari
tujuan strategi pemasaran sosial seperti dinyatakan oleh Venus dalam
Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dalam Mengefektifkan
Kampanye Komunikasi, bahwa adanya target adopter atau khalayak
sasaran sebagai sejumlah besar orang yang berpengetahuan, sikap dan
perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye93. Mengenai
target populasi dari program MTCC UMY yang terbagi dalam tiga
kegiatan adalah seperti berikut,
92 Ibid, hal 39-47. 93 Antar Venus, loc cit, hal 98.
152
Tabel 9
Target Populasi dan Target Capaian MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok dan Training
Duta Anti Rokok Kegiatan
Tahapan
Kampanye World No Tobacco Day
MTCC UMY 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013
Target Populasi Masyarakat umum di Yogyakarta baik perokok maupun bukan perokok khususnya kalangan remaja usia produktif
Remaja usia produktif yang tergabung dalam komunitas Pelajar SMA, SMK dan Sederajat di Yogyakarta serta Mahasiswa se-UMY
Remaja usia produktif yang tergabung dalam komunitas Pelajar SMA, SMK dan Sederajat di Yogyakarta
Target Capaian Memberikan pemahaman terhadap masyarakat umum khususnya remaja usia produktif untuk mengetahui bahaya akibat merokok dan bahaya akibat terkena paparan asap rokok dalam area publik
Menjadikan para peserta sebagai agen sosialisasi “anti rokok”, menjadikan peserta sebagai ikon “anti rokok” di lingkungannya
Memprospek peserta training untuk menjadi role model Duta Anti Rokok di tiap-tiap sekolahnya
153
Sumber: Wawancara Detail Target Populasi dan Target Capaian Strategi Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Rangkuman sajian data di atas menggambarkan mengenai segmen
atau target populasi dan target capaian dari kegiatan social marketing
MTCC UMY dalam upayanya membentuk kesadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok di kalangan remaja selama tahun 2013-2014.
Segmentasi pada dasarnya adalah memecah semua terget populasi ke
dalam segmen yang memiliki ciri-ciri khusus dalam merespon
kampanye sosial94. Penetapan target populasi yang berawal dari
segmentasi oleh MTCC UMY pada dasarnya menjadi pijakan untuk
melakukan analisis ke depan atau analisis mengenai ketepatan
tahapan-tahapan strategi social marketing selanjutnya. Akan tetapi
yang menjadi masukan atas penetapan target populasi yang telah
ditentukan oleh MTCC UMY adalah masing-masing target populasi
dalam masing-masing kegiatan banyak memiliki kesamaan, tentu hal
tersebut memang tidak terlepas dari judul penelitian awal yang fokus
94 Philip Kotler, loc cit, hal 40
154
menggali strategi social marketing MTCC UMY dalam mengelola
segmen remaja, namun upaya segmentasi secara mendetail dalam
mengelola segmen remaja haruslah dilakukan. Melalui kategorisasi
atau pengelompokan maka segmentasi barulah dapat dilakukan
dengan baik, adapun segmentasi yang baik akan menghasilkan profil
target populasi yang mendetail. Maksud dari profil target populasi
yang mendetail adalah pemasar sosial dapat mengetahui gambaran
detail dalam tiap-tiap target populasi yang telah ditentukan.
Dalam dunia pemasaran sosial, penentuan target populasi diawali
dengan adanya riset yang bertujuan menmotret tren khalayak dalam
hal ini tentu khalayak yang mengkonsumsi rokok dalam suatu
wilayah. Hasil dari riset tersebut kemudian dijadikan landasan
penentuan target populasi. Sejalan dengan penentuan target populasi,
riset juga bertujuan menggambarkan secara detail profil target
populasi serta menggali kecenderungan-kecenderungan tertentu dalam
target populasi yang akan dibidik. Mengetahui kecenderungan-
kecenderungan yang ada dalam target populasi pada akhirnya
melahirkan pendekatan yang tepat terhadap tiap-tiap target populasi,
hal demikian tentu akan memudahkan goal pemasaran sosial MTCC
UMY dalam tiap-tiap target populasinya tercapai. Tidak adanya
pemotretan terhadap tren konsumen rokok dalam suatu wilayah
tertenu menjadikan pemasar sosial sulit dalam mendefinisikan profil
target populasi beserta kecenderungan-kecenderungannya.
Adapun penjelasan mengenai pendekatan-pendekatan yang
dimaksud adalah berupa rumusan tahapan-tahapan selanjutnya dalam
155
strategi social marketing baik desain strategi social marketing,
aktivitas perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi secara
menyeluruh. Seperti dijelaskan oleh Antar Venus bahwa faktor
penentu keberhasilan dan kegagalan strategi social marketing secara
umum salah satunya dipengaruhi oleh program kampanye yang
menetapkan target khalayak secara tepat95.
b. Analisis Desain Strategi Social Marketing (bauran pemasaran)
Dalam analisis desain strategi social marketing (bauran
pemasaran), MTCC UMY menetapkan desain strategi social
marketing yang berbeda-beda di tiap-tiap kegiatannya baik dari
penetapan produk sosial, harga, tempat distribusi produk sosial, serta
aktivitas promosi. Elemen bauran pemasaran di atas pada dasarnya
merupakan elemen bauran pemasaran komersil96, yang pada
pemasaran sosial kemudian ditambahkan elemen kemitraan serta
kebijakan yang bertujuan mendukung pengimplemetasian produk
sosial melalui jalur legislasi dengan para pemangku kepentingan
terkait. Adapun secara mendetail desain strategi social marketing
dalam program dan kegiatan MTCC UMY akan dijabarkan dalam
tiap-tiap elemen desain strategi social marketing. Analisis secara
mendetail desain strategi social marketing MTCC UMY adalah seperti
berikut,
1) Produk Sosial (isi pesan)
Produk sosial merupakan ide atau gagasan yang akan
dipasarkan dalam aktivitas pemasaran sosial. Produk sosial
95 Antar Venus, loc cit, hal 131-132.96 Philip Kotler, loc cit, hal 44.
156
berorientasi dalam tiga hal yaitu menciptakan pengetahuan, sikap
dan perilaku baru kepada target populasi yang dibidik. Mengenai
rangkuman sajian data produk sosial dalam kegiatan MTCC
UMY adalah seperti berikut,
Tabel 10
Produk Sosial MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok, Training Duta Anti Rokok
Kegiatan
Tahapan
Kampanye World No Tobacco Day MTCC
UMY 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Produk Sosial Mensosialisasikan bahaya merokok serta larangan merokok di area publik
Sosialisasi pendidikan kesehatan; bahaya mengkonsumsi rokok, mengajak para peserta untuk menjauhi rokok
Melakukan denormalisasi atas aktivitas merokok yang masih tinggi di masyarakat, membangun image merokok adalah buruk
Sumber: Wawancara Detail Produk Sosial Strategi Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Rangkuman sajian data di atas merupakan gambaran produk
sosial serta target capaian dalam masing-masing kegiatan MTCC
UMY dalam membentuk kesadaran akan bahaya mengkonsumsi
rokok di kalangan remaja selama tahun 2013-2014. Penetapan
produk sosial berkaitan erat dengan target capaian yang telah
dibahas dalam sub-bab penentuan target populasi. Penentuan
157
produk sosial dan target capaian merupakan landasan awal dalam
melakukan analisis ketepatan akan strategi social marketing yang
dilakukan MTCC UMY.
Keberhasilan dalam implementasi strategi social marketing
tidak dapat dinilai dari perumusan produk sosial dan target
capaian semata, akan tetapi perumusan produk sosial serta target
capaian yang baik harus memiliki korelasi dengan target populasi
yang telah ditentukan sebelumnya. Korelasi yang dimaksud
adalah dalam penentuan produk sosial harus mempertimbangkan
sasaran-sasaran isu “lawan” yang ingin ditanggapi oleh seorang
pemasar sosial, misalnya isu ekspansi rokok oleh industri yang
terbukti membidik kalangan remaja dan berhasil dalam
pemasaran produknya menjadi penyebab atas penentuan target
populasi dan produk sosial MTCC UMY. Hal tersebut tentu harus
berdasarkan atas riset konsumen rokok, atas dasar riset ilmiah
kemudian target populasi yang dipilih oleh pemasar sosial dalam
hal ini adalah MTCC UMY adalah kalangan remaja dan produk
sosial yang dipilihpun adalah isu bahaya mengkonsumsi rokok.
Selain produk sosial, target capaian juga harus memiliki relasi
yang jelas dengan target populasi dan produk sosial. Relasi yang
dimaksud adalah jika target populasi adalah remaja maka target
capaiannya adalah melahirkan duta “anti rokok” kategori remaja,
bukan duta “anti rokok” kategori anak-anak atau orang tua.
Mengenai relasi produk sosial dengan target capaian, bahwa
produk sosial harus mengarahkan pada kemungkinan tercapainya
158
target capaian yang telah ditetapkan. Ketiga elemen tersebut yaitu
target populasi, produk sosial serta target capaian saling berkaitan
satu sama lain. MTCC UMY dalam hal ini cukup rasional dalam
menjelaskan relasi ketiga elemen di atas melalui strategi social
marketing yang telah dilakukan dalam ketiga kegiatannya.
2) Harga Produk Sosial
Harga produk sosial merupakan satuan yang ditetapkan oleh
pihak pemasar sosial atau penyelenggara kegiatan dalam hal ini
adalah MTCC UMY berupa upaya atau tindakan yang harus
dilakukan target populasi dalam rangka menuju perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku. Adapun bentuk perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku tersebut ditentukan oleh si
pemasar sosial yaitu MTCC UMY. Mengenai rangkuman sajian
data harga produk sosial yang ditetapkan oleh MTCC UMY dan
harga yang dibayar oleh target populasi MTCC UMY adalah
seperti berikut,
159
Tabel 11
Harga Produk Sosial yang ditentukan oleh MTCC UMY dan Harga yang dibayarkan oleh Target Populasi dalam Tiga Kegiatan, Aksi
WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok, Training Duta Anti Rokok
160
Kegiatan
DesainStrategiSocialMarketing
Aksi Kampanye WNTD 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Harga Produk Sosial yang ditetapkan MTCC UMY(Versi MTCC UMY)
Mengarahkan target populasi untuk langsung mengakses produk sosial ke alamat kantor MTCC UMY, web page MTCC UMY, facebook MTCC UMY dan twitter MTCC UMY
Melibatkan (mengarahkan) para peserta dalam setiap agenda MTCC UMY, menyediakan akses dan fasilitas pada para peserta untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi, menghimpun (mengarahkan) para peserta dalam MYAFTC
Memberikan akses dan fasilitas untuk pengembangan gerakan “anti rokok” di tiap-tiap sekolahnya, mewajibkan para peserta untuk menjalin pertemanan dengan MTCC UMY melalui media sosial seperti web page MTCC UMY, facebook MTCC UMY dan twitter MTCC UMY, menghimpun (mengarahkan) para peserta training dalam MYAFTC
Harga yang dibayarkan oleh Target Populasi(Versi Target Populasi)
Versi Peserta Kampanye:Ada yang simpatik ada yang apatis
Terlibat dalam agenda-agenda MTCC UMY,Terlibat dalam MYAFTC
Terlibat dalam agenda MTCC UMY, Tidak begitu terlibat dalam MYAFTC karena MYAFTC tidak begitu aktif
Sumber: Wawancara Detail Harga Produk Sosial MTCC UMY dan Harga yang dibayarkan Target Populasi dalam Strategi Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Dalam rangkuman sajian data di atas dapat dilihat bagaimana
harga-harga ditetapkan oleh MTCC UMY dalam mengarahkan
target populasi menuju perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku yang diinginkan serta harga yang dibayarkan oleh target
populasi. Menjadi persoalan jika penetapan harga di atas terlalu
abstrak untuk sebuah perubahan sikap dan perilaku. Dalam
perubahan sikap dan perilaku, penetapan harga haruslah dipatok
dengan harga yang sesuai, sebab perubahan sikap dan perilaku
membutuhkan upaya yang cukup berat bagi target populasi untuk
merubah sikap dan perilakunya. Target capaian seperti
membentuk para peserta sebagai ikon duta “anti rokok” bagi
lingkungan pergaulannya memerlukan upaya yang serius bagi
target populasi untuk mecapai target capaiannya. Melibatkan para
peserta dalam setiap agenda MTCC UMY, menghimpun para
peserta dalam MYAFTC merupakan langkah yang baik, namun
penetapan harga yang konkret bagi target populasi tidak hanya
sekedar menginstruksikan target populasi untuk terlibat ke dalam
161
setiap agenda MTCC UMY dan MYAFTC, walaupun dalam
realisasinya atau kolom harga yang dibayarkan oleh target
populasi cukup menebus harga yang ditetapkan oleh MTCC
UMY walaupun tidak sempurna. Sekalipun penebusan dilakukan
oleh para target populasi, namun hasil transaksi tersebut tetaplah
sulit untuk melahirkan perubahan sikap dan perilaku, kecuali jika
dalam setiap agenda MTCC UMY dan MYAFTC (harga) telah
memiliki rancangan berupa langkah-langkah (tuntutan-tuntutan)
yang harus diikuti target populasi menuju target capaian yang
telah ditentukan.
Selain penetapan harga yang harus konkret, penetapan harga
haruslah sesuai dengan penghargaan atau reward yang didapat
oleh target populasi. Tidak hanya sekedar menetapkan harga yang
mahal, namun reward yang didapat oleh target populasi adalah
tidak sesuai. Seperti diutarakan oleh Kotler bahwa distance atau
perkiraan individu terhadap tenaga dan harga yang diperkirakan
untuk mengubah sikap atau perilaku dalam hubungannya terhadap
penghargaan yang diharapkan menjadi faktor yang sangat
dipertimbangkan oleh target populasi97. Dalam hal timbal balik,
yang didapatkan dari proses transaksi sebelumnya antara penentu
harga atau MTCC UMY dan penebus harga atau target populasi
adalah perubahan sikap dan perilaku untuk menjadi agen “anti
rokok”, adapun selama proses perubahan sikap dan perilaku
tersebut MTCC UMY memberikan apresiasi terhadap target
populasi dengan berbagai atribut yaitu Duta Anti Rokok MTCC 97 Ibid, hal 10-11
162
UMY serta tercatat sebagai anggota MYAFTC, namun dari faktor
keuntungan berkelanjutan, di mata masyarakat kader “anti rokok”
khususnya Duta Anti Rokok MTCC UMY maupun anggota
MYAFTC masih dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Hal ini
tidak lepas toleransi masyarakat terhadap aktivitas merokok yang
masih tinggi.
Jika melihat data yang berasal dari target populasi seperti
yang dinyatakan oleh Dini Ramadhaini dan Imron Wicaksono,
kedua penerima program memiliki perbedaan pandangan
mengenai keaktifan MYAFTC. Seperti Dini Ramadhaini yang
mengakui keaktifan forum MYAFTC dan Imron Wicaksono yang
tidak begitu mengakui keaktifan MYAFTC, data ini dapat dilihat
dalam sub-bab penyajian data dalam evaluasi dampak pemasran
sosial dalam masing-masing kegiatan.
Berangkat dari data wawancara mendalam maka hasil
wawancara yang didapatkan adalah adanya kesamaan antara
penetapan harga dan aktivitas monitoring tiap-tiap program,
adapun mengenai penetapan harga dan aktivitas monitoring perlu
adanya verifikasi atas keaktifan MYAFTC sebagai salah satu
wadah monitoring, disebabkan ada perbedaan pendapat mengenai
keaktifan MYAFTC. Ketidakaktifan MYAFTC menurut versi
Imron Wicaksono menjadi masalah yang cukup serius bagi
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku target populasi,
terlebih dalam mencapai goal atau target capaian dalam masing-
masing kegiatan, sebab harga perubahan pengetahuan, sikap dan
163
perilaku, serta monitoring disandarkan pada MYAFTC. Jika
sebagai wadah monitoring yaitu MYAFTC tidak aktif maka tentu
goal dalam masing-masing kegiatan akan sulit diraih, selain
MTCC UMY dalam formulasi harganya harus memiliki tahapan-
tahapan yang bersifat menuntut target populasi dan bersifat
konkret agar mencapai target capaian yang telah ditentukan yaitu
menjadikan para peserta menjadi role model anak muda “anti
rokok”. Kesimpulan dari analisis di atas adalah bahwa MTCC
UMY menetapkan MYAFTC sebagai harga sekaligus wadah
monitoring kedua kegiatan MTCC UMY yaitu Ajang Pemilihan
Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 dan Training Duta Anti
Rokok MTCC UMY 2013.
3) Tempat Distribusi Produk Sosial (media pemasaran)
Dalam pemilihan tempat distribusi produk sosial, beberapa
kegiatan MTCC UMY seperti Aksi Kampanye World No Tobacco
Day 2013, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY dan
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY memilih tempat
distribusi produk sosial yang berbeda-beda dalam masing-masing
kegiatannya. Adapun rangkuman sajian data mengenai tempat
pelaksanaan dan tempat distribusi produk sosial dalam masing-
masing kegiatan tersebut adalah seperti berikut,
Tabel 12
164
Tempat Pelaksanaan dan Tempat Distribusi Produk Sosial MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta
Anti Rokok, Training Duta Anti Rokok Kegiatan
DesainStrategiSocialMarketing
Aksi Kampanye World No Tobacco Day 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Tempat Pelaksanaan
Bundaran UGM (30 Mei 2013), Sepanjang Jalan Malioboro hingga 0 KM (31 Mei 2013), dan Kampus UMY (01 Juni 2013)
Gedung Asri Medical Center, Jalan HOS Tjokroaminoto, No. 17 Yogyakarta
Gedung Asri Medical Center, Jalan HOS Tjokroaminoto, No. 17 Yogyakarta
Tempat Distribusi Produk Sosial
Tempat distribusi produk sosial diantaranya adalah melalui penyebaran poster di facebook pra acara, penyebaran pamflet dan penunjukkan poster bahaya merokok pada saat kegiatan berlangsung
Tempat distribusi produk sosial adalah dengan melalui penempelan poster, pemanfaatan web page, faceebok dan twitter
Tempat distribusi produk sosial adalah melalui pengiriman surat undangan dan poster ajakan dalam kegiatan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
Sumber: Wawancara Detail Tempat Pelaksanaan dan Tempat Distribusi Produk Sosial Strategi Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Rangkuman sajian data di atas menunjukkan tempat pelaksanaan
dan tampat distribusi produk sosial dalam masing-masing
165
kegiatan MTCC UMY. Pemilihan tempat distribusi produk sosial
dalam masing-masing kegiatan tersebut tentu tidak lepas dari
alasan-alasan yang rasional dari pihak MTCC UMY. Adapun
alasan-alasan tersebut dapat dijumpai dalam sajian data desain
strategi social marketing dalam masing-masing kegiatan MTCC
UMY. Adanya agensi, kantor dan juga tempat untuk menjual
yang memungkinkan individu menterjemahkan motivasi menjadi
aksi menjadi alasan mengapa tempat distribusi produk sosial
begitu penting98. Berangkat dari alasan pemilihan tempat
distribusi produk sosial yang diutarakan oleh MTCC UMY maka
sejauh ini pemilihan tempat distribusi produk sosial dinilai cukup
rasional.
4) Aktivitas Promosi Produk Sosial
Dalam menganalisis aktivitas promosi yang dilakukan MTCC
UMY di beberapa kegiatannya, peneliti melakukan pembagian
berdasarkan aktivitas promosi yang ada dalam MTCC UMY yaitu
aktivitas promosi versi MTCC UMY dan aktivitas promosi versi
target populasi atau si penerima program. Adapun rangkuman
sajian data tersebut adalah seperti berikut,
Tabel 13
98 Ibid, hal 10-11.
166
Aktivitas Promosi Produk Sosial Pra Kegiatan dan Berlangsungnya Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok,
Training Duta Anti Rokok Kegiatan
DesainStrategiSocialMarketing
Aksi Kampanye WNTD 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Aktivitas Promosi Produk Sosial
Versi MTCC UMYPra Kegiatan:Media Partnership; Radio Republik Indonesia (RRI), Jogja TV, dan beberapa media massa lainnya
Saat Berlangsungnya Kegiatan (internalisasi produk sosial):Penukaran rokok dengan sebatang coklat dan permen, aksi orasi, aksi flash mob dan pembagian leaflet
Versi MTCC UMYPra Kegiatan:Melakukan sosialisasi dengan menggunakan sound center kampus UMY, penempelan poster di beberapa tempat strategis, menelepon langsung beberapa SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta, mengirimkan surat permohonan delegasi di beberapa SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta, Melakukan SMS Broadcasting, Melakukan promosi di media sosial; web page MTCC UMY, facebook MTCC UMY, dan twitter MTCC UMY
Saat Berlangsungnya Kegiatan (internalisasi produk sosial):Seleksi Administratif, Pembekalan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY, presentasi dan interview peserta
Versi MTCC UMYPra Kegiatan:Memberikan surat permohonan delegasi di tiap-tiap SMA/SMK dan Sederajat yang ada di Yogyakarta
Saat Berlangsungya Kegiatan (internalisasi produk sosial):Pelatihan gerakan “anti rokok”, pelatihan advokasi “anti rokok”, pelatihan kampanye “anti rokok” dalam media sosial
Versi Penerima ProgramPra:Pemberitahuan langsung dari surat dan poster yang dikirmkan MTCC UMY
Saat Berlangsungnya Kegiatan (internalisasi produk sosial):Pelatihan advokasi “anti rokok”, pelatihan kampanye “anti rokok” melalui media sosial serta focus gorup discusiion
Versi Penerima Program (peserta aksi kampanye WNTD 2013)Pra:Tidak mengetahui
Saat Berlangsungnya Kegiatan (internalisasi produk sosial):Memajang poster dan membagikan leaflet
167
Versi Penerima ProgramPra:Pemberitahuan pembukaan pendaftaran Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY didapatkanlangsung dari PIC Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY Yaitu Dianita Sugiyo
Saat Berlangsungnya Kegiatan (internalisasi produk sosial):Pengisian formulir, pembekalan via email, presentasi, wawancara
Sumber: Wawancara Detail Aktivitas Promosi Produk Sosial Pra Kegiatan dan Berlangsungnya Tiga Kegiatan MTCC UMY, (26 Maret 2014)
Rangkuman sajian data di atas menunjukkan aktivitas promosi
produk sosial menurut dua versi atau dua sumber berbeda yaitu
MTCC UMY sebagai penyelenggara kegiatan dan si penerima
program. Dalam rangkuman sajian data di atas dapat diverifikasi
kebenaran aktivitas promosi yang telah dilakukan MTCC UMY
dalam memasarkan produk sosialnya. Aktivitas promosi menjadi
penting sebab pesan-pesan pada kampanye yang gagal umumnya
168
tidak cukup mampu memotivasi target khalayak untuk menerima
dan menerapkan gagasan yang diterima99. Maka dari itu perlu
aktivitas promosi yang baik dalam menyampaikan pesan-pesan di
dalam aktivitas pemasaran sosial. Dalam menggarap target
populasi remaja tentu dibutuhkan strategi promosi yang kreatif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kreatifitas dalam menyusun pesan
dan memilih media menjadi kunci dalam setiap aktivitas promosi.
Terkait dengan target populasi yang dipilih oleh MTCC UMY
yaitu kalangan remaja maka kunci dalam kesuksesan aktivitas
promosi adalah kreatifitas. Promosi yang dilakukan pra kegiatan
haruslah mempertimbangkan pesan-pesan yang mudah dicerna di
kalangan remaja. Selain pesan, pemilihan media promosi juga
menjadi pertimbangan penting sebab preferensi penggunaan
media di kalangan remaja berbeda dengan kalangan dewasa
maupun orang tua. Melihat aktivitas promosi yang telah
dilakukan oleh MTCC UMY, pesan dan medium promosi dinilai
cukup rasional dengan berbagai pertimbangan yang dikupas
dalam sub bab sajian data di masing-masing program dan
kegiatan.
5) Kemitraan
Membangun jaringan kerjasama menjadi penting dalam
strategi social marketing. Membangun jaringan kerjasama atau
kemitraan merupakan salah satu elemen yang turut membantu
kesuksesan implementasi strategi social marketing. Tanpa adanya
kemitraan alhasil ide-ide besar yang digagas tidak akan dapat 99 Antar Venus, loc cit, hal 131-132.
169
diterima dengan baik oleh target populasi. Dalam hal pemasaran,
pemasar sosial membutuhkan mitra yang baik agar pemasaran
produk sosial dapat tersampaikan di masing-masing target
populasi. Dalam setiap tahapan strategi social marketing
sangatlah mustahil pemasar sosial berdiri sendiri tanpa adanya
mitra kerja. Adapun rangkuman sajian data mengenai mitra kerja
MTCC UMY adalah seperti berikut,
Tabel 14
Mitra Kerja MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok, Training Duta Anti Rokok
Kegiatan
DesainStrategiSocialMarketing
Aksi Kampanye WNTD 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Mitra Kerja MTCC UMY
Biro Humas dan Protokoler UMY, HIMAKAGI UMY, SEMAKU UMY, BEM FAKULTAS FARMASI UGM, HOX’S UP UMY
IPM Wilayah Yogyakarta, Kepala Sekolah di tiap-tiap SMA/SMK dan Sederajat di Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; BPH dan Biro Kemahasiswaan, beberapa Universitas di Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Student English Activity UMY
IPM Wilayah Yogyakarta, Civitas Akademika UMY
170
Sumber: Wawancara Detail Mitra Kerja MTCC UMY dalam Strategi Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Dapat dilihat dalam rangkuman sajian data di atas mengenai mitra
kerja MTCC UMY. Dalam membangun mitra kerja tentu harus
menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan dalam tiap-tiap kegiatan.
Mengenai aktivitas promosi produk sosial, tentu mitra kerja
sangatlah berperan penting khususnya dalam aktivitas promosi
pra diadakannya kegiatan. Mitra kerja yang kuat akan berdampak
pada suksesnya aktivitas promosi penyelenggaraan kegiatan yang
akan digelar. Merujuk pada mitra kerja yang dibangun MTCC
UMY yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
program khususnya kegiatan, kemitraan dalam MTCC UMY
dinilai cukup baik dalam suksesi masing-masing program dan
kegiatannya. Menjadi masukan bagi MTCC UMY, dikarenakan
target populasi yang dipilih adalah remaja maka perlu dibangun
kemitraan yang baik dengan berbagai jenis komunitas-komunitas
remaja sehingga aktivitas promosi yang dilakukan akan lebih
efektif. Selain kemitraan dalam suksesi promosi, kemitraan dalam
mengusung ide-ide MTCC UMY guna dibakukan dalam
peraturan negara juga menjadi penting. Salah satu elemen desain
strategi social marketing adalah policy atau kebijakan, artinya
selain bergerak dalam berbagai program dan kegiatan yang
khusus, suksesi kebijakan menjadi prioritas yang tidak boleh
ditinggalkan. Maka dari itu pengembangan jaringan dalam rangka
171
suksesi kebijakan harus diperluas. Untuk pengembangan jaringan,
MTCC UMY dinilai sangat baik, terbukti dari suksesnya
konferensi International NGO Summit kemarin.
6) Kebijakan
Dalam rangka memasarkan produk-produk sosialnya,
pemasar sosial tidak hanya fokus kepada program dan kegiatan
khusus, mendorong lahirnya peraturan negara juga menjadi
prioritas bagi pemasar sosial dalam hal ini adalah MTCC UMY.
Adapun rangkuman sajian data mengenai kebijakan yang
diperjuangkan MTCC UMY adalah sebagai berikut,
Tabel 15
Kebijakan MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok, Training Duta Anti Rokok
172
Sumber: Wawancara Detail Kebijakan MTCC UMY dalam Strategi Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Berangkat dari rangkuman sajian data di atas menunjukkan bahwa
kebijakan dalam rangka mengawal isu pengendalian tembakau
turut dilakukan oleh MTCC UMY. Berkaitan dengan kebijakan
yang diperjuangkan MTCC UMY melalui peraturan negara baik
peraturan perundang-undangan hingga peraturan tingkat daerah
173
Program MTCC UMY
DesainStrategiSocialMarketing
Aksi Kampanye WNTD 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Kebijakan MTCC UMY
Bahaya akibat mengkonsumsi rokok menjadi isu yang diperjuangkan oleh MTCC UMY di tataran pemerintahan, larangan merokok di area publik juga turut menjadi tuntutan yang diperjuangkan oleh MTCC UMY di tataran pemerintahan
Dalam rangka menjauhkan kalangan remaja usia produktif yaitu pelajar dan mahasiswa dari bahaya mengkonsumsi rokok MTCC UMY dan lembaga sejenis lainnya turut memperjuangkan peraturan pembatasan penjualan rokok yang berujung pada keluarnya PP 109 Tahun 2012
Isu pengendalian tembakau yang diperjuangkan MTCC UMY di tataran pemerintahan mencakup semua hal yang berbentuk pada upaya pengendalian tembakau melalui peraturan-peraturan yang ada
maka perlu adanya mitra kerja dalam suksesi lahirnya kebijakan
pengendalian tembakau, tanpa mitra kerja yang kompak maka
fungsi kebijakan akan sulit tercapai mengingat banyaknya
kelompok kepentingan yang bermain dengan isu pertembakauan
baik yang pro maupun kontra.
Menjadi masukan bagi MTCC UMY bahwa dalam menuju
lahirnya peraturan maka perlu dibuat target capaian dalam
menggagas kebijakan-kebijakan dari skala daerah hingga pusat.
Pasca penentuan target capaian perlu disusun langkah-langkah
rasional yang mendukung menuju terwujudnya peraturan
pengendalian tembakau baik dari level daerah hingga pusat.
Sejauh ini dalam hal kebijakan, MTCC UMY cukup intens
terlibat dalam upaya mendorong isu pengendalian tembakau
menuju lahirnya peraturan pengendalian tembakau di Indonesia.
c. Perencanaan
Setelah selesai merumuskan desain strategi social marketing
maka tahapan selanjutnya adalah tahap perencanaan. Perencanaan
diperlukan guna persiapan menuju implementasi program dan
kegiatan yang telah disusun berdasarkan target populasi dan desain
strategi social marketing. Adapun perencanaan dalam
kegiatan social marketing MTCC UMY adalah seperti
berikut,
Tabel 16
Perencanaan Kegiatan Social Marketing MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan
Duta Anti Rokok, Training Duta Anti Rokok
174
Sumber: Wawancara Detail Perencanaan Kegiatan Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Rangkuman data di atas menunjukkan bagaimana aktivitas
perencanaan dalam kegiatan MTCC UMY berlangsung. Setelah
membuat desain strategi social marketing berdasarkan target populasi
yang telah ditentukan maka tahap perencanaan disusun guna
mendukung implementasi strategi social marketing. Pada dasarnya
tahap perencanaan hanya membahas mengenai hal-hal teknis
operasional dalam mempersiapkan kegiatan yang telah dirumuskan
sebelumnya dengan mempertimbangkan desain strategi social
175
Kegiatan
Tahapan
Kampanye World No Tobacco Day
MTCC UMY 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Perencanaan Semuanya direncanakan dengan baik; Pembagian kerja yang jelas menjadi faktor penentu keberhasilan dalam melakukan kerja tim
Semuanya direncanakan dengan maksimal; Kesadaran akan tugas dan tanggung jawab menjadi faktor penentu bagaimana sebuah project dapat terlaksana dengan baik
Semuanya direncanakan dengan maksimal; walaupun peserta training tidak memenuhi target yang telah direncanakan
marketing. Sejalan dengan Punam Anand K, yang menyatakan bahwa
dalam rencana manajemen, faktor kepemimpinan dan rencana
manajemen perbaikan menjadi hal yang penting yang sangat
menentukan keberhasilan implementasi program dan kegiatan100.
Adanya pembagian tugas yang baik, kesadaran tanggungjawab
merupakan bentuk kepemimpinan tersebut. Penilaian mengenai
aktivitas perencanaan MTCC UMY di atas dinilai cukup baik dalam
mempersiapkan pelaksanaan program dan kegiatan MTCC UMY yang
telah dirumuskan sebelumnya.
d. Implementasi
Implementasi dalam strategi social marketing merupakan tahapan
penting dalam suksesi strategi social marketing. Tahap implementasi
pada dasarnya menjadi salah satu tahap yang menentukan bagaimana
strategi social marketing yang telah didesain sebelumnya dapat
dijalankan dengan baik atau tidak. Adapun mengenai rangkuman data
implementasi dalam masing-masing kegiatan MTCC UMY adalah
sebagai berikut,
Tabel 17
Implementasi Kegiatan Social Marketing MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok, Training
Duta Anti Rokok
Kegiatan
Tahapan
Kampanye World No Tobacco Day MTCC
UMY 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013
Training Duta Anti Rokok
MTCC UMY 2013
100 Punam Anand K, Social Marketing Toolkit, (Washington DC: FINRAInvestor Education Foundation, 2008), 15.
176
Implementasi Aksi kampanye WNTD berjalan aman dan tertib, masyarakatpun turut simpatik terhadap aksi kampanye WNTD MTCC UMY 2013
Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013, semuanya berjalan dengan lancar
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 berjalan dengan lancar walaupun jumah peserta tidak sesuai dengan target yang ditentukan
Sumber: Wawancara Detail Implementasi Kegiatan Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Rangkuman sajian data di atas merupakan gambaran implementasi
masing-masing program dan kegiatan dalam MTCC UMY.
Keberhasilan implementasi program dan kegiatan sangat dipengaruhi
oleh perencanaan yang matang, tanpa perencanaan yang matang maka
implementasi program seringkali menemui kendala-kendala teknis
yang berakibat serius. Merujuk pada rangkuman sajian data di atas
bahwa implementasi program dan kegiatan MTCC UMY senyatanya
tidak menemui kendala yang cukup berarti sehingga program dan
kegiatan MTCC UMY dalam membangun kesadaran akan bahaya
mengkonsumsi rokok di kalangan remaja selama tahun 2013-2014
dapat berjalan dengan lancar.
e. Monitoring
177
Tahap monitoring menjadi tahapan selanjutnya dalam tahap-tahap
strategi social marketing. Monitoring menjadi penting dikarenakan
dalam menuju perubahan perilaku yang diinginkan, implementasi
program hanya dengan mensukseskan pelaksanaan kegiatan semata
tanpa adanya aktivitas pemantauan yang serius tidak akan berdampak
secara signifikan dalam merubah pengetahuan, sikap terlebih perilaku
target populasi yang dituju. Selain itu monitoring juga menolong
untuk mengidentifikasi aktivitas yang efektif dan tidak efektif serta
koreksi atas efektivitas program ditengah perjalanan101. Maka dari itu
kegiatan monitoring atau pemantauan menjadi hal yang wajib
dilakukan dalam merubah sikap dan perilaku target populasi yang
telah ditentukan. Adapun rangkuman sajian data yang mencatat
aktivitas monitoring dalam program dan kegiatan MTCC UMY adalah
sebagai berikut,
Tabel 18
101 Puja Mahesh, “Social Marketing: A Communication Tool for Development”, (2007)
178
Monitoring Kegiatan Social Marketing MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok, Training
Duta Anti Rokok
Kegiatan
Tahapan
Kampanye World No Tobacco Day MTCC
UMY 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Monitoring Versi MTCC UMY:Tidak ada aktivitas monitoring pasca kegiatan WNTD 2013 terhadap target populasi
Versi Penerima Program (PesertaAksi Kampanye WNTD 2013):Tidak ada aktivitas monitoring pasca kegiatan WNTD 2013
Versi MTCC UMY:Melibatkan para peserta dalam setiap agenda MTCC UMY, menghimpun para peserta dalam MYAFTC
Versi Penerima Program:Melibatkan diri dalam setiap agenda MTCC UMY, menghimpun para peserta dalam MYAFTC
Versi MTCC UMY:Memberikan akses serta fasilitas pengembangan gerakan “anti rokok” di tiap-tiap sekolah para peserta, menghimpun para peserta dalam MYAFTC
Versi Penerima Program:Belum adanya pemberian akses serta fasilitas yang terealisasikan di tiap-tiap sekolah, kurang aktifnya MYAFTC sebagai wadah perhimpunan para peserta training
Sumber: Wawancara Detail Monitoring Kegiatan Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Dari rangkuman sajian data di atas menunjukkan bahwa aktivitas
monitoring dalam tiap-tiap program hampir memiliki kesamaan. Pada
dasarnya efektifitas bentuk monitoring akan berdampak pada pola
179
perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan target populasi. Sedikit
menyinggung maslah harga yang ditetapkan oleh MTCC UMY dalam
mencapai target capaiannya, pada dasarnya harga sangat berkaitan erat
dengan aktivitas monitoring. Data menunjukkan bahwa harga yang
ditetapkan oleh MTCC UMY sebagian besar adalah menginstruksikan
target populasi untuk terlibat dalam setiap agenda MTCC UMY dan
aktif dalam MYAFTC. Akan tetapi jika diruntut lebih dalam, harga
tersebut tidak akan berdampak signifikan atas perubahan sikap dan
perilaku target populasi disebabkan harga yang ditetapkan terlalu
abstrak kecuali dalam keaktifan para peserta di setiap agenda MTCC
UMY dan MYAFTC para peserta dituntut untuk melakukan suatu hal
khusus menuju target capaian yang telah ditetapkan MTCC UMY
yaitu menjadikan para peserta sebagai role model anak muda “anti
rokok”. Tuntutan-tuntuan tersebut yang dinamakan harga, dan
sebagian harga telah ditebus target populasi dengan aktif di MYAFTC
dan agenda MTCC UMY walaupun tidak sempurna (cek sub-bab
desain strategi social marketing tentang harga), sedangkan upaya
memantau secara berkala target populasi guna mencapai target
dinamakan aktivitas monitoring. Tuntutan-tuntutan tersebut tentu
harus terkonsep dengan baik, baik bentuk tuntutannya maupun
periodisasi tuntutannya. Tidak jauh berbeda dengan harga,
berdasarkan atas data dari MTCC UMY, bentuk aktivitas monitoring
juga hampir sama dengan harga yang telah ditetapkan oleh MTCC
UMY, padahal bentuk harga dan monitoring seharusnya berbeda,
adapun monitoring adalah pemantauan dengan intervensi yang besar
180
dari pemasar sosial sementara harga adalah satuan yang ditetapkan
oleh pemasar sosial berupa tuntutan-tuntutan terhadap target populasi
guna mencapai target capaian. Adapun bentuk aktivitas monitoring di
atas sebagian besar adalah melibatkan para peserta untuk terlibat
dalam setiap agenda MTCC UMY dan MYAFTC.
Jika merujuk pada data yang bersumber dari penerima program
mengenai keaktifan MYAFTC, penerima program memiliki perbedaan
pandangan mengenai hal tersebut. Imron Wicaksono menilai bahwa
MYAFTC kurang memainkan perannya sebagai wadah perhimpunan
para peserta Training Duta Anti Rokok, berbeda dengan Dini
Ramadhaini yang menilai keaktifan MYAFTC. Menjadi masukan bagi
MTCC UMY, dalam rangka monitoring MTCC UMY selain perlu
merumuskan harga yang konkret, pencatatan progress target populasi
merupakan bentuk nyata aktivitas monitoring.
f. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dalam strategi social
marketing. Setelah monitoring dilakukan maka akan diketahui hasil
akhir dari target populasi. Namun dalam pembahasan tahap evaluasi
selain membahas mengenai hasil akhir target populasi peneliti juga
menambahkan pembahasan mengenai evaluasi penyelenggaraan
program dan kegiatan MTCC UMY. Adapun rangkuman sajian data
mengenai evaluasi penyelenggaraan program dan kegiatan MTCC
UMY adalah seperti berikut,
181
Tabel 19
Evaluasi Kegiatan Social Marketing MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok, Training Duta Anti
Rokok
182
Kegiatan
Tahapan
Kampanye World No Tobacco Day MTCC
UMY 2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013
Evaluasi Versi MTCC UMY:Aksi kampanye simpatik WNTD cukup berhasil, indikator yang digunakan adalah berjalannya aksi kampanye tersebut dengan aman dan tertib serta antusiasme masyarakat sebagai target populasi yang cukup tinggi, selain para peserta aksi kampanye yang cukup kompak
Versi Peserta Kampanye:Kampanye berjalan dengan baik, walaupun respon target populasi bermacam-macam
Versi MTCC UMY:Penyelenggaraan ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY dinilai cukup berhasil, indikator yang dijadikan alat ukur dalam penyelenggaraan acara ini adalah aktivitas sosialisasi yang dilakukan dengan maksimal, berjalanya acara dengan tertib waktu.
Versi Penerima Program:Tertib sesuai time schedule
Versi MTCC UMY:Penyelenggaraan Training Duta Anti Rokok MTCC UMY dinilai cukup berhasil, indikator yang digunakan dalam mengukur berhasil atau tidaknya agenda tersebut adalah diukur dari kedatangan para peserta yang sesuai dengan konfirmasi kehadiran
Versi Penerima Program:Cukup berhasil hanya saja tidak tertib waktu, seharusnya selesai pukul 16.00 WIB menjadi pukul 17.00 WIB
Sumber: Wawancara Detail Evaluasi Kegiatan Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Melihat rangkuman sajian data di atas, dalam penyelenggaraan
kegiatannya MTCC UMY terlihat cukup berhasil hanya dalam
kegiatan Training Duta Anti Rokok, menurut penerima program yaitu
Imron Wicaksono meyatakan MTCC UMY sedikit tidak tertib waktu.
Menjadi masukan bagi MTCC UMY bahwasanya dalam menetapkan
indikator ukur keberhasilan penyelenggaraan kegiatan indikator yang
ditetatapkan haruslah representatif yaitu bersifat holistik atau
menyeluruh, penetapan indikator ukur dalam setiap kegiatan tentu
tidak dapat tergantung hanya pada segelintir indikator yang
sebenarnya tidak representatif.
Terkait dengan hasil akhir pengetahuan, sikap dan perilaku
target populasi akan disajikan dalam rangkuman sajian data seperti
berikut,
Tabel 20
Hasil Akhir Target Populasi Kegiatan Social Marketing MTCC UMY dalam Tiga Kegiatan, Aksi WNTD, Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok,
Training Duta Anti Rokok
183
Sumber: Wawancara Detail Evaluasi Kegiatan Social Marketing MTCC UMY 2013-2014, (26 Maret 2014)
Merujuk pada rangkuman sajian data di atas maka hasil akhir target
populasi menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku target populasi adalah sesuai dengan produk sosial yang
dipasarkan oleh MTCC UMY. Jika melihat hasil akhir dari perjalanan
184
Kegiatan
Tahapan
Kampanye World No Tobacco Day MTCC UMY
2013
Ajang Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC
UMY 2013
Training Duta Anti Rokok MTCC UMY
2013
Evaluasi Hasil Akhir Target Populasi
Menurut Peserta Aksi Kampanye WNTD 2013 respon target populasi sangatlah bermacam-macam ada yang pro dan kontra terhadap aktivitas merokok
Pengetahuan:Merokok adalah merugikan orang banyak
Sikap:Menjauhi orang merokok
Perilaku:Menegur atau menyindir halus perokok untuk tidak merokok di tempat umum
Pengetahuan:Merokok adalah mendzalimi diri sendiri
Sikap:Jelas merokok adalah merusak kesehatan maka merokok haruslah dihindari
Perilaku:Mengajak para perokok secara perlahan untuk berhenti merokok, bukan menjauhi perokoknya namun rokoknya
target populasi maka pada dasarnya perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku target populasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Adanya
intervensi pemasar sosial terhadap target populasi bukanlah faktor
tunggal dalam penciptaan pengetahuan, sikap dan perilaku baru.
Pernyataan tersebut tentu memiliki alasan, diantaranya target populasi
sebelumnya telah memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang
sama dengan produk sosial MTCC UMY dalam hal ini adalah Imron
Wicaksono yang sebelumnya menjadi Duta Anti Narkotika BNN
Yogyakarta. Kedua, menurut data yang diolah dari kedua sumber
yaitu MTCC UMY dan penerima program, MTCC UMY dalam
aktivitas monitoringnya tidaklah terintegrasi dan terkonsep dengan
baik sehingga penciptaan pengetahuan, sikap dan perilaku baru
kemungkinan besar tidak berasal dari intervensi kegiatan social
marketing MTCC UMY. Ketiga, penentuan harga yang abstrak turut
mendukung pembuktian bahwa tidak ada tuntutan konkret dalam
menuju perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku yang ditargetkan
oleh penyelenggara program dan kegiatan selama dimulainya program
dan kegiatan hingga wawancara ini berlangsung.
3. Analisis Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
Aktivitas monitoring dan evaluasi merupakan tahapan akhir dalam
implementasi strategi social marketing. Adapun pengertian monitoring
menurut Kotler adalah seperti berikut,
“Dalam pelaksanaanya pemasar sosial akan bekerja dari hari ke hari, pada aktifitas dan tugansya.controlling atau monitoring dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan dari spesifikasi apa yang mereka kerjakan. Ide pokok dari kontrol social marketing harus tetap terjaga agar bisa diterima oleh sasaranya
185
sesuai dengan apa yang diharapkan. Akhir dari langkah sebuah kampanye sosial adalah tahap evaluasi. Meliputi penyebab dan dampak evaluasi, proses evaluasinya dan kelayakan evaluasi”102.
Berangkat dari pengertian di atas maka seorang pemasar sosial harus
melakukan kontrol terhadap target populasi yang dijadikan sasaran
pemasaran. Merujuk pada temuan data dalam MTCC UMY, aktivitas
monitoring yang dilakukan MTCC UMY dalam memantau program-
programnya biasanya dilakukan selama dua bulan sekali, mencakup
progress report serta kendala-kendala dilapangan. Terkait dengan respon
masyarakat terhadap aktivits social marketing MTCC UMY, berdasarkan
data masyarakat cukup baik dalam merespon kegiatan-kegiatan MTCC
UMY, sedangkan repon yang datang dari kalangan penentu kebijakan
sangatlah tergantung dengan kepedulian para penentu kebijakan terhadap
upaya pengendalian tembakau, terlebih jika para pemangku kebijakan
adalah perokok maka respon kurang baik tentu akan muncul.
102 Philip Kotler and Eduardo L. Roberto, loc cit, hal 275-365.
186
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tahap Perencanaan:
a. Dalam Perencanaan umum pembahasan yang terbatas pada garis
besar program kerja dalam forum rapat dua tahunan berpotensi
menjadi hambatan bagi sinergitas antar divisi dalam internal MTCC
UMY serta berpengaruh terhadap ketepatan strategi social marketing
MTCC UMY yang akan disusun.
b. Tidak adanya analisis lingkungan organisasi (Analisis SWOT) dalam
forum rapat umum dua tahunan MTCC UMY akan berdampak pada
akurasi hasil dari implementasi strategi social marketing dalam
bentuk program dan kegiatan.
c. Tidak adanya pengenalan target populasi secara mendetail yang
seharusnya didapat melalui kegiatan riset khalayak akan berdampak
pada keberhasilan pendekatan target populasi yang akan dituju.
d. Dalam perumusan harga data menunjukkan bahwa penetapan harga
produk sosial dalam MTCC UMY cenderung masih abstrak atau tidak
memiliki tuntutan-tuntutan yang konkret dalam menuju perubahan
sikap dan perilaku pada target populasi.
187
2. Tahap Implementasi
a. Dalam pengelolaan media pemasarannya, MTCC UMY hanya terlihat
aktif di akun grup facebooknya. Pemberitaan di media pemasaran
lainnya cenderung kurang aktif.
b. Dalam hal monitoring, MYAFTC sebagai wadah monitoring menuju
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku target populasi tidak
berperan secara maksimal terlihat dengan tidak adanya pedoman
secara organisatoris serta agenda-agenda dalam MYAFTC.
3. Tahapan Evaluasi
a. Dalam tahapan evaluasi, indikator evaluasi dalam mengukur
keberhasilan program dan kegiatan yang digunakan MTCC UMY
cenderung kurang begitu representatif (holistik).
b. Intervensi Social Marketing MTCC UMY bukan faktor determinan
(penentu) kesadaran bagi target populasi (kalangan remaja) untuk
menjauhi rokok.
B. Saran
1. Dalam hal perencanaan secara umum MTCC UMY perlu melakukan
analisis kondisi lingkungan atau analisis internal dan eksternal yang
dibawa dalam forum rapat penyususan perogram kerja dua tahunan,
dengan tujuan agar MTCC UMY memiliki arah dua tahun ke depan untuk
mendasari perumusan program kerja dalam masing-masing divisi,
memudahkan penentuan target populasi secara tepat, serta melahirkan
sinergitas antar divisi dalam MTCC UMY.
188
2. Tidak terbatas pada upaya penentuan target populasi secara tepat,
pembacaan profil target populasi secara mendetail seperti meramalkan
keinginan dan kebutuhan target populasi juga tidak kalah penting. Hal
tersebut berfungsi untuk merumuskan kecenderungan-kecenderungan
target populasi yang akan dituju sehingga dalam melakukan pendekatan
terhadap target populasi akan cenderung lebih mudah. Maka dari itu riset
khalayak (tren konsumen rokok) menjadi sangat penting dalam mengawali
penentuan target populasi yang akan dituju.
3. Dalam melakukan aktivitas monitoring khususnya terhadap kegiatan-
kegiatan kategori khusus seperti Aksi Kampanye WNTD 2013, Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok MTCC UMY 2013 serta Training Duta Anti
Rokok MTCC UMY 2013, MTCC UMY perlu mendorong lahirnya
pedoman organisasi serta turut meramaikan MYAFTC dengan kegiatan-
kegiatan yang mendukung target populasi dalam melakukan internalisasi
pesan-pesan “anti rokok” mengingat MYAFTC merupakan wadah
monitoring MTCC UMY dalam dua kegiatan khusus yaitu Ajang
Pemilihan Duta Anti Rokok dan Training Duta anti Rokok.
4. Dalam pengadaan media pemasaraan MTCC UMY perlu memperkaya
konten-konten media dengan konten kreatif bernuansa anak muda guna
mensukseskan tujuan MTCC UMY dalam membentuk kesadaran akan
bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan remaja.
5. Dalam melakukan aktivitas pemasarannya MTCC UMY perlu masuk dan
melibatkan komunitas-komunitas anak muda atau remaja lebih intens guna
mencapai goal dalam menekan laju perokok pemula serta membentuk
kesadaran akan bahaya mengkonsumsi rokok di kalangan remaja.
189
6. Dalam kegiatan evaluasinya MTCC UMY perlu membuat indikator
evaluasi program dan kegiatan yang representatif (holistik).
190
Recommended