View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Prioritas Masalah
Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman: Hipertermi
Di Lingkungan 6 Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam rangka menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Irma H Sinaga
142500092
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas
Masalah Ganguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman : Hipertermi di Lingkungan 6
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara lansung maupun tidak lansung.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil
Dekan II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
6. Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah saya.
8. Teristimewa untuk kedua orangtua saya, Bapak P. Sinaga dan Ibu E.Purba
serta kedua saudara saya Kristina Pesta Ria Sinaga dan Virnains Nugraha
Universitas Sumatera Utara
iii
Sinaga yang telah memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa
serta materi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
9. Teristimewa untuk sahabat terdekat saya , Yuni, Debo, Seftika, Litania,
Adel, Kongkow, Selviki, Fitri, dan Sofia yang selalu memberi semangat
dan menemani saya untuk menyelesesaikan Karya Tulis Ilmiah saya.
10. Teman satu dosen pembimbing saya Minah Hasibuan Dan Nio Sirait yang
selalu menemani untuk menyelesesaikan Karya Tulis Ilmiah saya.
11. Sahabat-sahabat saya sesama mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Program Studi DIII Keperawatan Stambuk
2014 dan Kelompok Skill Lab B2 yang gak bisa disebutkan satu persatu.
12. Terimakasih kepada keluarga Nenek An. A untuk kerjasamanya dalam
menyelesaikan Kasus Karya Tulis Ilmiah saya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak yang
dapat menyempurnakan karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, 17 Juli 2017
Penulis
Irma H Sinaga
Universitas Sumatera Utara
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
BAB 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan Penelitian 2 1.3 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 Tinjauan Teori 4
2.1 Konsep Dasar Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman Nyaman 4 2.1.1 Defenisi 4 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi 5
2.2 Proses Asuhan Keperawatan 6 2.2.1 Pengakajian 6 2.2.2 Analisa Data 8 2.2.3 Rumusan Masalah 9 2.2.4 Implementasi 9
2.3 Asuhan Keperawatan Pada Kasus Aman Nyaman 11 2.3.1 Pengkajian 11 2.3.2 Analisa Data 22 2.3.3 Masalah Keperawatan 24 2.3.4 Diagnosa Keperawatan 24 2.3.5 Perencanaan Keperawatan dan Rasional 25 2.3.6 Pelaksanaan Keperawatan 28 2.3.7 Catatan Perkembangan 32 2.3.8 Evaluasi 36
BAB 3 Kesimpulan dan Saran 37
3.1 Kesimpulan 37 3.2 Saran 39
Daftar Pustaka 41
Lampiran
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Febris atau yang sering disebut demam merupakan suhu tubuh lebih dari
100,4°F (38°C) dalam keadaan istirahat. Demam mengakibatkan gangguan pada
titik pengaturan hipertermi. Hipertermi adalah suatu peningkatan suhu yang
berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun
mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan
mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan
sehingga mengakibatkan peningkatan suhu tubuh diatas 39°C (Potter &
Perry,2010). Suhu tubuh normal rata-rata yang diukur lewat mulut pada pagi hari
adalah 36,7°C (antara 36-37,4°C). Suhu subnormal dibawah 36°C. Hipotermia
adalah keadaan suhu tubuh dibawah 35°C.
Pirogen adalah zat penyebab utama hipertermi. Pirogen seperti bakteri, virus,
dan antigen tertentu meningkatkan suhu tubuh (Potter,1996). Pirogen ada yang
berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen)
yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi
imunologik terhadap benda asing (non infeksi) (Sinarty, 2003). Setelah pirogen
masuk ke dalam tubuh, sel darah putih diproduksi untuk mempertahankan tubuh
dari infeksi.
Beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan pada hipertermi, adalah
cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam, dan keluhan
serta gejala lain yang menyertai demam. Dalam beberapa keadaan diperlukan
pengukuran suhu yang lebih akurat seperti pada pasien berkeringat atau dengan
frekuensi pernafasan yang tinggi. Pada keadaan tersebut, Suhu rectal atau vagina
normal 0,5°C lebih tinggi dari suhu oral, dan suhu aksila normal lebih rendah.
Suhu rektal normal lebih dapat dipercaya dibanding suhu oral, terutama karena
pernapassan mulut atau takipnea.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di
seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap
tahunnya (Setyowati, 2013). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di
Universitas Sumatera Utara
2
Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita demam.
Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511 pasien. Dari hasil
data Posyandu di lingkungan 6 kelurahan Sari Rejo Medan Polonia terdapat 16%
anak-anak menderita hipertermia.
Pada hipertermia ini juga tidak ada perbedaan insidens dari segi ras ataupun
jenis kelamin. Terjadinya penyakit ini dikarenakan oleh banyaknya masyarakat
yang tidak memiliki pola hidup bersih dan banyak membiarkan anak – anaknya
untuk beraktivitas berlebihan di luar sehingga rentan terhadap penyakit
hipertermi. Dampak yang ditimbulkan hipertermi dapat berupa penguapan cairan
tubuh yang berlebihan sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang.
Hipertermi dapat segera teratasi dengan terapi dan perawatan yang tepat.
Namun, apabila hipertermi tidak diatasi dan diberikan perawatan yang tepat dapat
mengancam jiwa pasien. Maka dari itu diharapkan dengan penulisan karya tulis
ilmiah (KTI) ini sebagai perawat dapat memahami konsep hipertermi dan asuhan
keperawatan pada pasien sehingga dapat memberikan perawatan yang efektif,
komprehensif dan optimal pada pasien.
1.2 Tujuan Penelitian
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain:
a. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada An.A dengan kasus
hipertermi.
2. Untuk menambah wawasan para pembaca karya tulis ilmiah
tentang Aman Nyaman.
b. Tujuan Khusus
1. Sebagai salah satu cara untuk menambah wawasan serta
pengetahuan bagi penulis dalam menangani kasus Aman Nyaman.
2. Sebagai bahan masukan kepada An.A mengenai penjelasan dan
penanganan Aman Nyaman.
Universitas Sumatera Utara
3
3. Mampu melakukan pengkajian dan merumuskan diagnosa
keperawatan pada An.A dengan hipertermi.
4. Untuk meningkatkan iptek dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah Aman Nyaman pada An.A dengan
hipertermi.
5. Mampu melakukan implementasi dan evaluasi pada An.A dengan
hipertermi.
1.3 Manfaat Penilitian
1. Bagi Praktik Keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat asuhan
keperawatan yang sistematis dan sesuai dengan konsep keperawatan.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil Karya Tulis Ilmiah yang diperoleh dapat dijadikan konstribusi bagi
peningkatan pendidikan keperawatan dan pengembangan ilmu keperawatan.
3. Bagi Kebutuhan Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan dasar klien khususnya pada An.A yang mengalami
gangguan kebutuhan Aman Nyaman.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Aman Nyaman
2.1.1 Defenisi
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter & Perry, 2006). Perubahan kenyamanan
adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan
dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, 2000).
A. Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi
kemampuan seseorang.
1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang
tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem
pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
2. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika
kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan
lambat.
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda
yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan
resiko infeksi dan keracunan makanan.
B. Kenyamanan
A. Nyeri
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul
bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5
B. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat. Nyeri akut biasanya mendadak, durasinya
singkat kurang dari 6 bulan.
C. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri
yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non
keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih.
D. Mual
Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan
epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin atau mungkin tidak
menimbulkan muntah.
2.1.2 Faktor-Faktor Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury.
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan.
4. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit.
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
Universitas Sumatera Utara
6
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, dan sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit
tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
2.2 Proses Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
• Nama, jenis kelamin, umur, agama, nama orangtua, pekerjaan
orangtua pendidikan orangtua, alamat, tanggal pengkajian, golongan
darah, diagnosa medis.
Universitas Sumatera Utara
7
B. Riwayat Kesehatan
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengalami peningkatan suhu tubuh >38°C, peningkatan nadi,
keletihan dan kelemahan umum, sensitivitas terhadap makanan, mual
atau muntah yang berhubungan dengan rasa sakit kepala, klien merasa
nyeri dan diare.
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat alergi terhadap makanan, adanya riwayat sawan dan
adanya polip.
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu An.A mempunyai sakit polip hingga saat ini.
C. Pemeriksaan Fisik
I. Kepala : berbentuk oval dan terlihat bersih
II. Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid.
III. Dada : simetris kiri- kanan, tidak tertaba massa.
IV. Abdomen : distansi abdomen, terdengar bising usus.
V. Ekstremitas : tidak terdapat pembengkakan ataupun gangguan
pada bagian-bagian tertentu.
VI. Genitalia : tidak ada keluhan.
VII. Tanda-tanda vital
� Suhu tubuh klien meningkat lebih dari 38,7°C
� Pernapasan klien meningkat lebih dari 22x/menit
D. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita (0-5tahun)
(Smeltzer,2000).
1. Pertumbuhan
Pertambahan BB 2 kg/tahun pada usia 21 bulan, kelihatan kurus, tapi
aktifitas motorik tinggi, sistem tubuh matang (berjalan dan lompat), TB 6-
7cm atau tahun, kesulitan makan, eliminasi mandiri, kognitif berkembang,
mebutuhkan pengalaman belajar, inisiatif dan mampu identifikasi identitas
diri.
Universitas Sumatera Utara
8
2. Perkembangan (Motorik, bahasa, kognitif)
Berdiri satu kaki, menggoyangkan jari kaki, mengambar acak, menjepit
benda, melambaikan tangan, makan sendiri, menggunakan sendok,
menyebutkan empat gambar dan warna, menyebutkan warna benda,
mengerti kata sifat, menirukan berbagai bunyi kata, paham dengan arti
larangan berespon terhadap panggilan, menagis bila dimarahi, permintaan
sederhana, kecemasan perpisahan orang terdekat, mengenali semua
anggota keluarga.
2.2.2 Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai kesehatan
pasien, kemampuan pasien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
Pada data fokus dibagi menjadi 2 bagian,yaitu :
• Data objektif adalah data yang didapat dari hasil pemeriksaan dan dari
hasil observasi perawat.
• Data subjektif adalah data yang didapat dari keluhan pasien atau hasil
anamnesa.
Data ini mempermudah perawat dalam memudahkan perawat dalam
menentukan masalah kebutuhan pasien. Pada kotak masalah diisi
kebutuhan yang telah ditentukan oleh perawat sesuai dengan data-data
yang telah didapat dan ditulis pada data fokus. Masalah ini berfungsi untuk
mempermudahkan perawat dalam perumusan diagnosa dan perencanaan
tindakan terhadap pasien.
Data pengkajian dapat menyatakan adanya karakteristik untuk diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
1. Peningkatan suhu tubuh b.d status metabolisme.
2. Gangguan membran mukosa mulut b.d dehidrasi.
3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
4. Tidak toleran terhadap aktivitas sehubungan dengan penurunan energi.
Universitas Sumatera Utara
9
2.2.3 Rumusan Masalah
Rencana tindakan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
2.2.4 Implementasi
Implimentasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi
keparawatan disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah
disusun.Implementasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien dan dapat
diterima oleh klien itu sendiri dan keluarga klien.
Jenis tindakan pada implimentasi ini terdiri dari tindakan:
a. Independent ( bergantung dengan diri sendiri)
b. Dependent (bergantung dengan sesuatu hal yang lain)
c. Interdependent (saling tergantungan)
Universitas Sumatera Utara
10
Infeksi atau cidera Dehidrasi Jaringan Inflamasi Tubuh kehilangan cairan elektrolit
Monosit/Makrofag
Pelepasan pirogen Penurunan cairan intra sel dan ekstra sel Endogen (sitokin)
Mempengaruhi Hipotalamus anterior
Aksi antipiretik
pH berkurang Meningkatnya Gg.Rasa
Peningkatan evaporasi metabolik tubuh nyaman
Resiko defisit Anoreksia Kelemahan Volume cairan
Kurangnya Intoleransi Rewel nafsu makan aktivitas
Resiko nutrisi Cemas kurang dari kebutuhan tubuh
Mual muntah
BB Turun Kurangnya
Pengetahuan
Keluarga
Hipertermi
Universitas Sumatera Utara
11
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS AMAN NYAMAN
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
2.3.1 PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An.A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 3 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Jln.Antariksa Gg.tengah No.36 Kel.Sari
Rejo
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2017
Golongan Darah : A
Diagnosa Medis : Hipertermi
II. KELUHAN UTAMA
Nenek An.A mengatakan bahwa cucunya lemas, mual muntah,
diare, sakit kepala dan cucunya demam tinggi.
Universitas Sumatera Utara
12
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/Palliative
1. Apa penyebabnya :
Nenek An.A mengatakan bahwa An.A makan-makanan
sembarangan dan beberapa hari yang lalu An.A mandi
hujan bersama teman-temannya.
2. Hal-hal yang memeprbaiki keadaan :
Nenek An.A mengatakan jika An.A menangis biasanya
ditemeni dan nenek An.A memberi obat sirup kepala
An.A .
B. Quantity/Quality
1. Bagaiamana dirasakan
Nenek pasien mengatakan An.A merasakan panas pada
tubuhnya dan An.A sering menangis karena tidak
nyaman dengan keadaan tubuhnya.
2. Bagaimana dilihat
An.A terlihat lemas di tempat tidur.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Seluruh badan An.A .
2. Apakah menyebar
Ya
D. Severity
Akibat penyakitnya pasien tampak lemas dan sering
menangis.
E. Time
Nenek An.A mengatakan An.A mengalami demam sejak 3
hari sebelum pengkajian
Universitas Sumatera Utara
13
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
An.A pernah mengalami sakit sawan waktu usia 7 bulan
dan demam.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Pengobatan yang dilakukan pada An.A dengan cara
membakar keong mas dan menempalkan keong mas pada
bagian kepala An.A. Nenek An.A mengatakan jika An.A
sakit pergi ke puskesmas dekat rumah.
C. Pernah dirawat/dioperasi
An.A tidak pernah dirawat/dioperasi di rumah sakit.
D. Lama dirawat
An.A tidak pernah dirawat di rumah sakit.
E. Alergi
An.A tidak memiliki alergi terhadap makanan,minuman
ataupun obat-obatan.
F. Imunisasi
Menurut dari keterangan keluarga (Ibu) An.A mendapatkan
imunisasi lengkap.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orangtua
Ibu An.A memiliki penyakit polip.
B. Saudara kandung
An.A tidak memiliki saudara kandung
C. Penyakit keturunan yang ada
Nenek An.A mengatakan bahwa tidak ada keturunan
penyakit.
D. Anggota keluarga yang ada mengalami gangguan jiwa
Jika ada, hubungan keluarga : Tidak ada.
Gejala : Tidak ada.
Riwayat penggobatan/perawatan : Tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
14
E. Anggota keluarga yang meninggal
Nenek An.A mengatakan tidak ada anggota keluarga
meninggal.
F. Penyebab meninggal
Nenek An.A mengatakan tidak ada anggota keluarga
meninggal.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Nenek An.A mengharapkan cucunya cepat sembuh dan
sehat seperti biasanya.
B. Konsep diri
• Gambaran diri : Nenek An.A mengatakan An.A
adalah cucu satu-satunya.
• Ideal diri : Nenek An.A mengatakan An.A
menjadi kebangaan keluarganya.
• Harga diri : Nenek An.A merasa sedih pada
cucunya karena tidak beraktivitas
seperti biasanya.
• Peran diri : An.A ingin cepat sembuh dari
sakitnya.
• Identitas : An.A merupakan anak tunggal dan
satu-satunya cucu dari nenek An.A.
C. Keadaan emosi
Nenek pasien mengatakan An.A belum dapat mengontrol
emosinya sendiri.
D. Hubungan Sosial
• Orang yang berarti : An.A mengatakan
orang yang berarti adalah keluarganya.
• Hubungan dengan keluarga : Nenek An.A
mengatakan hubungan An.A dengan keluarga
sangat baik.
Universitas Sumatera Utara
15
• Hubungan dengan orang lain : Nenek An.A
mengatakan hubungan An.A dengan orang
lain/teman sangat baik.
• Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Nenek An.A mengatakan An.A tidak memiliki
hambatan dengan orang lain.
E. Spiritual
• Nilai dan keyakinan : An.A beragama Islam dan
mengikuti kepercayaan agama Islam.
• Kegiatan ibadah : An.A mulai mencontoh
kebiasaan ibadah yang dilakukan keluarganya.
VII. STATUS MENTAL
• Tingkat kesadaran : Compos mentis
• Penampilan : Rapi
• Pembicaraan : Sesuai
• Alam perasaan : Lesu
• Afek : Sesuai
• Interaksi selama wawancara : Kooperatif dan kontak mata ada
• Persepsi : Tidak ada
• Proses pikir : Sesuai pembicaraan
• Isi pikir : An. A tidak menujukkan gejala- gejala diatas
• Waham : Tidak ada waham
• Memori : Masih bisa mengingat kejadian dulu dan sekarang
Universitas Sumatera Utara
16
VIII. PEMERIKASAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Pasien tampak lemas dan suhu tubuh tinggi.
B. Tanda-tanda Vital
• Suhu tubuh : 38,7°C
• Tekanan darah : Tidak dilakukan pengkajian
• Nadi : 110 ×/menit
• Pernafasan : 38 ×/menit
• TB : 92 cm
• BB : 13 kg
C. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan rambut
• Bentuk : Simetris dan oval
• Ubun-ubun : Tepat ditengah-tengah
• Kulit kepala : Tampak bersih dan wangi
2. Rambut
• Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut bersih dan berwarna hitam
• Bau : Tidak berbau
• Warna rambut : Hitam
3. Wajah
• Warna kulit : Sawo matang
• Struktur wajah : oval
4. Mata
• Kelengkapan dan kesimetrisan : Simetris dan
lengkap
• Palpebra : Normal
• Konjuntiva dan sclera : Konjungtiva tidak
pucat dan sclera
berwarna
• Pupil : Normal
Universitas Sumatera Utara
17
• Kornea dan iris : Tidak ada
peradangan pada
mata klien
• Visus : Tidak ada tanda
kelainan.
• Tekanan bola mata : -
5. Hidung
• Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan
simetris
• Lubang hidung : Normal, simetris kiri kanan
dan terdapat secret
• Cuping hidung : Normal
6. Telinga
• Bentuk telinga : Normal dan simetris
• Ukuran telinga : Normal
• Lubang telinga : Simetris dan tidak kotor
• Ketajaman pendengaran : Normal
7. Mulut dan faring
• Keadaan bibir : Mukosa lembab dan bibir
pucat
• Keadaan gusi dan gigi : Gusi berwarna kemerahan
dan gigi tampak bersih
• Keadaan lidah : Bersih
• Orofaring : Tidak ada kelainan di
orofaring
Universitas Sumatera Utara
18
8. Leher
• Posisi trachea : Normal dan teraba pada kedua sisi
• Thyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid
• Suara : Normal
• Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
• Vena jugularis : Tidak dilakukan pengkajian
• Denyut nadi karotis: Teraba kuat
9. Pemeriksaan integument
• Kebersihan : Permukaan kulit tampak bersih
• Warna : Kulit kuning langsat
• Turgor : Kembali <2 detik
• Kelembaban : Keadaan kulit lembab
• Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit
10. Periksaan payudara dan ketiak
• Ukuran dan bentuk : -
• Warna payudara dan areola : -
• Kondisi payudara dan putting : -
• Produksi ASI : -
• Aksilla dan clavikula : -
Universitas Sumatera Utara
19
11. Pemeriksaan thoraks/dada
• Inspeksi thoraks (normal, burrel chest,funnel chest,
pigeon chest, flail chest, kifos koliasis) : Pernfasan
menggunakan otot aksesoris
• Pernafasan (frekuensi, irama) : 38 ×/menit
• Tanda kesulitan bernafas : -
12. Pemeriksaan abdomen
• Inspeksi (bentuk, benjolan) : Simetris dan tidak
terdapat massa
• Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar,
lien) : Normal
• Perkusi (suara abdomen) : Normal dan suara
tympani
13. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
• Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Terdapat
lubang uretara dan tidak ada kelainan
• Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada
anus, perineum) : Normal, terdapat lubang anus dan
tidak ada kelainan
14. Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
(kesimetrisan, kekuatan otot, edema)
• Kesismetrisan : Simetris kanan kiri
• Edema :Tidak ada edema
15. Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis)
Tidak dilakukan pengkajian
16. Fungsi Sensorik
• Identifikasi sentuhan : Mampu
mengidentifikas sentuhan saat melakukaan
pengkajian
• Tes tajam tumpul : Mampu
membedakan tajam tumpul
Universitas Sumatera Utara
20
• Tes panas dingin : Mampu
membedakan panas dingin
• Getaran : Dapat
mengidentifikasi getaran
IX. Pola Kebiasaan Sehari-hari
I. Pola makan dan minum
• Frekuensi makan/hari : 3 kali/hari.
• Nafsu/selera makan : Pasien mengatakan kurang
selera makan.
• Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati.
• Alergi : Ada alergi makanan seperti
telur
• Mual dan muntah : Terjadi mual muntah disaat
An.A makan ataupun
minum.
• Waktu pemberian makan : 07.30 wib, 12.00
wib, 18.00 wib.
• Jumlah dan jenis makan : Nasi, sayur, lauk,
buah.
• Waktu pemberian cairan/minum : Pasien
mengatakan minum jika sudah haus.
• Masalah makan dan minum : -
II. Perawatan diri/personal hygiene
• Kebersihan tubuh : Tubuh pasien
tampak bersih.
• Kebersihan gigi dan mulut : Kebersihan gigi
tampak kekuningan
dan mulut tidak bau.
• Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku pasien
terlihat bersih.
Universitas Sumatera Utara
21
III. Pola kegiatan/aktivitas
Kegiatan Mandiri Tidak Mandiri
Mandi - Ya
Makan - Ya
BAB - Ya
BAK - Ya
Ganti Pakaian - Ya
IV. Pola eliminasi
a. BAB
• Pola BAB : 3-5 kali/hari
• Karakter feses : Lunak dan berbau khas
• Riwayat perdarahan : -
• BAB terakhir : Nenek An.A mengatakan BAB
terakhir pada pukul 05.20 wib.
• Diare : An.A mengalami diare sejak 2 hari
sebelum pengkajian.
• Penggunaan laksatif : -
b. BAK
• Pola BAK : 6-8 kali/hari
• Karakter urine : Kuning dan berbau khas
• Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak
• Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : -
• Penggunaan diuretik : -
• Upaya mengatasi masalah : -
V. Mekanisme koping
a. Adaptif
• Bicara dengan orang lain
• Teknik relaksasi
b. Maladaptif
Tidak ada
Universitas Sumatera Utara
22
2.3.2 ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah Keperawatan
1. Ds :
- Nenek mengatakan
An.A demam sejak 2
hari yang lalu.
- Nenek An.A
mengatakan badan An.A
terasa lemas dan
mengeluh haus,panas,
dan dehidrasi
Do :
- T : 38,7°C
- HR : 104x/menit
- RR : 38x/menit
Proses infeksi
Menggangu pusat
pengaturan suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh
Hipertermi
berhubungan dengan
ketidakefektifan
regulasi suhu sekunder
yang di tandai dengan
pasien mengeluh
badannya terasa
panas,haus dan
dehidrasi.
2. Ds :
- Keluarga menanyakan
apa yang mengakibatkan
cucunya terkena demam.
- Nenek An.A
menanyakan apakah
cucunya bisa kembali
demam .
- Nenek An.A
menanyakan bagaimana
cara agar cucunya tidak
kembali demam .
Do :
- Keluarga An.A tampak
cemas dan bingung.
Proses penyakit
Kurang infomasi terhadap
penyakit
Kurangnya
pengetahuan
berhubungan dengan
kurangnya informasi
tentang hipertermi
ditandai dengan
Keluarga An. A tampak
cemas dan bingung.
Universitas Sumatera Utara
23
3. Ds : - Nenek An.A
mengatakan An.A
lemas
- Nenek An.A
mengatakan An.A
kehilangan selera
makan.
- Nenek An.A
mengatakan An.A
mengalami diare setelah
3 hari demam .
Do :
- An.A terlihat gelisah
dan meringgis.
- An.A tampak letih dan
lemah.
- Susu formula yang
diberi Nenek An.A tidak
habis.
- BB An.A berkurang.
Diare
Diare dapat merangsang
output dari dalam tubuh
Tubuh kekurangan nutrisi
Intek tidak terpenuhi
Kekurangan volume cairan tubuh
Resiko kekurangan
volume cairan tubuh
berhubungan dengan
metabolisme yang
ditandai dengan An. A
mengalami diare.
Universitas Sumatera Utara
24
2.3.3 MASALAH KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
metabolisme.
2.3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder
yang di tandai dengan An. A mengeluh badannya terasa panas,haus dan
dehidrasi.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
hipertermi ditandai dengan Keluarga An. A tampak cemas dan bingung.
3. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan metabolisme
yang ditandai dengan An. A mengalami diare.
Universitas Sumatera Utara
25
2.3.5 PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan
ketidakefektifan regulasi suhu sekunder
yang di tandai dengan pasien mengeluh
badannya terasa panas,haus dan
dehidrasi.
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal.
Kriteria hasil : Klien dapat beristirahat
seperti semula.
Rencana Tindakan Rasional
1. Pantau tanda-tanda vital.
2. Ciptakan lingkungan yang tenang.
3. Atur posisi pasien senyaman
mungkin.
4. Lakukan kompres hangat.
5. Anjurkan pasien banyak minum
±2000-2500 ml/hari.
6. Anjurkan klien untuk memakai
pakaian tipis dan yang dapat
menyerap keringat.
7. Berikan obat sesuai indikasi dokter.
1. Untuk mengetahui perubahan suhu tubuh.
2. Rangsangan yang berlebihan dari
lingkungan akan memperberat rasa aman
nyaman terhadap pasien.
3. Posisi yang nyaman akan membantu
memberikan kesepatan pada otot untuk
relaksasi seoptimal mungkin.
4. Untuk menurut suhu tubuh pasien.
5. Sebagai pengganti cairan tubuh yang
hilang.
6. Untuk membantu mempercepat proses
evaporasi.
7. Untuk mempercepat penyembuhan
terhadap pasien.
No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang hipertermi ditandai dengan Keluarga An. A tampak cemas dan bingung.
Tujuan : Klien atau Keluarga mengerti
dengan kondisi sekarang dan dapat
memahami tentang penanggulangan
hipertermi.
Kriteria Hasil : Keluarga dapat tenang dan
tidak cemas.
Universitas Sumatera Utara
26
Rencana Tindakan Rasional
1. Bina hubungan yang baik dengan
keluarga klien.
2. Berikan penjelasan tentang keadaan
klien.
3. Berikan kesempatan klien atau
keluarga untuk mengekspresikan
perasaannya.
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang
penyakit klien.
5. Libatkan kelurga terdekat dalam proses
keperawatan.
6. Anjurkan pada keluarga untuk segera
membawa anaknya kerumah sakit atau
puskesmas bila demam tingginya
berlangsung lama.
1. Mempermudah dalam proses tindakan
keperawatan.
2. Untuk mengurang kecemasan terhadap
klien atau keluarga.
3. Mengetahui keluhan dan kecemasan
yang sedang dirasakan klien/keluarga.
4. Menambah pengetahuan terhadap
klien/keluarga.
5. Mempercepat proses penyembuhan
terhadap klien.
6. Mengurangi komplikasi atau bahaya
yang dapat ditimbulkan oleh hipertermi.
No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan
3. Resiko kekurangan volume cairan tubuh
berhubungan dengan metabolisme yang
ditandai dengan An. A mengalami diare.
Tujuan : Volume cairan tubuh dapat
seimbang.
Kriteria Hasil :
- Klien tidak lemah dan letih.
- Klien tidak mual dan muntah.
- Diet yang disediakan dapat habis.
Rencana Tindakan Rasional
1. Jelaskan pada keluarga pentingnya
nutrisi untuk pemulihan kesehatan.
2. Anjurkan keluarga untuk memberi
makanan pada anak dalam keadaan
hangat.
3. Anjurkan keluarga untuk memberi
1. Menambah pengetahuan keluarga
terhadap nutrisi.
2. Mengurangi rasa mual dan muntah
terhadap klien.
3. Menghindari terjadinya mual dan
muntah kepada klien.
Universitas Sumatera Utara
27
klien dengan porsi makan yang
secukupnya.
4. Anjurkan keluarga untuk memberi
makanan kesukaan klien dan pastikan
klien tidak alergi terhadap makanan
tersebut.
5. Anjurkan keluarga untuk memberi
minum banyak sesuai kebutuhan klien.
6. Timbang berat badan klien.
4. Menambah selera makan kepada klien
dan sebagai penambah nutrisi terhadap
tubuh klien.
5. Mengganti kebutuhan cairan klien yang
telah hilang.
6. Dengan menimbang berat badan klien,
perawat dapat mengetahui perkembangan
dan pertumbuhan klien.
Universitas Sumatera Utara
28
2.3.6 PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/
Tanggal
No.
Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa/
30 Mei
2017
1.
2.
1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.
2. Menciptakan lingkungan yang tenang.
3. Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin.
4. Melakukan vital sign pada An.A
5. Menjelaskan cara perawatan anak demam.
6. Melakukan dan mengajarkan keluarga
cara kompres hangat pada axilla dan
temporal serta menjelaskan tujuan.
7. Menganjurkan klien untuk memakai
pakaian yang bahannya dapat menyerap
keringat seperti katun dan kaos.
8. Menganjurkan klien mengkonsumsi obat
sesuai indikasi dokter.
1. Melakukan hubungan terapeutik dengan
klien dan keluarga klien tujuannya untuk
membina hubungan saling percaya .
2. Menjelaskan tentang keadaan klien.
3. Memberi support kepada keluarga untuk
S:
- Nenak An.A telah
melakukan kompres
hangat.
- Nenek An.A
mengatakan An.A
masih demam.
O : - An.A tampak lemah.
- Bibir An.A tampak
kering.
- Suhu 38,7°C
RR : 38x/menit
Nadi : 110x/menit
- An.A masih
mengalami
hipertermi.
A : Masalah belum teratasi
- Klien masih
merasakan panas
pada badannya.
P : Intervensi dilanjutkan
1, 4, 6, 7, 8.
S :
- Keluarga
mengatakan sudah
dapat memahami
tentang
Universitas Sumatera Utara
29
3.
menghilangkan rasa cemas terhadap
klien.
4. Menjelaskan cara mengatasi hipertermi.
5. Memberi pendidikan kesehatan tentang
penyakit klien.
6. Beri kesempatan keluarga untuk
mengulangi isi pendidikan kesehatan
tentang hipertermi.
7. Libatkan keluarga dalam proses
keperawatan.
1. Memberi informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi .
2. Menganjurkan klien memakan makan
yang bergizi dan tinggi protein.
3. Menciptkan lingkungan yang tenang
selama makan dan minum.
4. Berikan makanan yang sesuai dengan
keadaan dan keinginan klien untuk
menghindari rasa mual muntah.
5. Berikan umpan balik positif terhadap
pasien yang menunjukkan selera makan.
6. Pantau berat badan klien.
7. Berikan obat antipiretik dan obat
antibiotik sesuai dengan indikasi:
• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg
• Tremenza Pseudoephedrine HCL
60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg
tablet
• Ibuprofen 400mg
penanggulangan
hipertermi.
- Keluarga
mengatakan
kecemasannya sudah
mulai berkurang.
O : - Nenek An.A tampak
mengerti.
- Keluarga tampak
tenang.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
S : Nenek An.A mengatakan
An.A mengalami mual
muntahnya saat makan.
O : - BB An.A (11kg)
- An.A tampak lemas.
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan
2, 3, 4, 5, 6, 7.
Universitas Sumatera Utara
30
Kamis/
01 Juni
2017
1.
3.
1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.
2. Melakukan vital sign pada An.A
3. Keluarga melakukan cara kompres hangat
pada axilla dan temporal .
4. Menganjurkan klien untuk memakai
pakaian yang bahannya dapat menyerap
keringat seperti katun dan kaos.
5. Menganjurkan klien mengkonsumsi obat sesuai indikasi dokter.
1. Menganjurkan klien memakan makan
yang bergizi dan tinggi protein.
2. Menciptkan lingkungan yang tenang
selama makan dan minum.
3. Berikan makanan yang sesuai dengan
keadaan dan keinginan klien untuk
menghindari rasa mual muntah.
4. Berikan umpan balik positif terhadap
pasien yang menunjukkan selera makan.
5. Pantau berat badan klien.
6. Berikan obat antipiretik dan obat
antibiotik sesuai dengan indikasi:
• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg
• Tremenza Pseudoephedrine HCL
60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg
tablet
• Ibuprofen 400mg
S : Nenek An.A mengatakan
demam An.A sudah
berkurang.
0 : - Suhu 37,7°C
RR : 24x/menit
Nadi : 82x/menit
- An.A masih tampak
lemah.
- Mukosa mulut An.A
lembab.
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S : Nenek An.A
mengakatakan cucunya
sudah mau makan dan
masih ada tersisa.
0 : An.A masih kelihatan
lemah.
A : Masalah sebagian
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
31
Jumat/
02 Juni
2017
1.
3.
1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.
2. Melakukan vital sign pada An.A.
3. Mengajurkan keluarga melakukan
kompres hangat jika suhu An.A tinggi.
1. Menganjurkan klien memakan makan
yang bergizi dan tinggi protein.
2. Menciptkan lingkungan yang tenang
selama makan dan minum.
3. Berikan makanan yang sesuai dengan
keadaan dan keinginan klien untuk
menghindari rasa mual muntah.
4. Berikan umpan balik positif terhadap
pasien yang menunjukkan selera makan.
5. Pantau berat badan klien.
6. Berikan obat antipiretik dan obat
antibiotik sesuai dengan indikasi:
• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg
• Tremenza Pseudoephedrine HCL
60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg
tablet
• Ibuprofen 400mg
S : Nenek An.A mengatakan
An.A tidak demam lagi.
O : - S :36,6°C
N : 82 x/menit
P : 21x/menit
- An.A tampak mulai
bersemangat.
- Mukosa mulut
lembab.
- BB An.A meningkat
(13 kg)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Nenek An.A mengatakan
cucunya sudah mau
makan dan tidak ada
tersisa .
0 : An.A sudah dapat
beraktivitas seperti biasa.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
Universitas Sumatera Utara
32
2.3.7 CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No.
Dx
Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
1.
2.
Selasa ,
30 Mei 2017
11.00
11.35
- Memantau TTV klien
• S :38,7°C
• N : 110x/menit
• P : 38x/menit
- Menciptakan lingkungan yang tenang.
- Mengatur posisi klien senyaman mungkin ( Semi fowler)/
- Memberi kompres hangat pada axilla dan temporal serta
mengganti kapas kompres sekali dalam 10 menit.
- Memberi minum sesuai kebutuhan klien.
- Memastikan klien sudah meminum obat sesuai indikasi
dokter.
- Melakukan hubungan terapeutik dengan klien dan
keluarga klien tujuannya untuk membina hubungan
saling percaya
- Mengkaji pengetahuan keluarga klien tentang cara
merawat pada penyakit hipertermi yang dialami klien.
- Menjelaskan tentang keadaan klien .
- Memberi penkes tentang hipertermi pada klien/keluarga
klien.
- Mendemostrasikan kepada keluarga tentang cara
mengkompres hangat pada axilla dan temporal.
- Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi
pendidikan kesehatandan cara mendemostrasi tentang
hipertermi.
Universitas Sumatera Utara
33
3. 12.20 - Memberi atau menjelaskan informasi yang tepat kepada
keluarga klien tentang kekurang volume cairan tubuh.
- Menganjurkan keluarga klien untuk memberi klien
memakan makan yang bergizi dan tinggi protein.
- Pastikan lingkungan yang tenang selama makan dan
minum.
- Berikan makanan yang sesuai dengan keadaan dan
keinginan klien untuk menghindari rasa mual muntah.
- Berikan umpan balik positif terhadap pasien yang
menunjukkan selera makan seperti kata pujian.
- Pantau berat badan klien selalu.
- Pantau dalam pemberian obat antipiretik dan obat
antibiotik sesuai dengan indikasi dokter kepada klien
1.
2.
Kamis,
01 Juni 2017
13.20
13.45
- Memantau TTV klien
• S :37,7°C
• N : 82x/menit
• P : 24x/menit
- Menciptakan lingkungan yang tenang.
- Mengatur posisi klien senyaman mungkin (Semi fowler).
- Memberi kompres hangat pada axilla dan temporal serta
mengganti kapas kompres sekali dalam 10 menit.
- Memberi minum sesuai kebutuhan klien.
- Memastikan klien sudah meminum obat sesuai indikasi
dokter.
- Melakukan hubungan terapeutik dengan klien dan
keluarga klien tujuannya untuk membina hubungan
saling percaya
- Mengkaji pengetahuan keluarga klien tentang cara
merawat pada penyakit hipertermi yang dialami klien.
- Keluarga klien sudah dapat mendemostrasikan cara
melakukan kompres hangat terdapat klien secara mandiri.
Universitas Sumatera Utara
34
3.
14.05
- Berikan support keluarga untuk menghilangkan rasa
cemasnya.
- Keluarga klien dapat menjelaskan tentang kebutuhan
tubuh.
- Keluarga klien sudah memberi klien makanan yang
bergizi dan tinggi protein.
- Pastikan lingkungan yang tenang selama makan dan
minum.
- Klien tidak merasakan mual muntah lagi.
- Berikan umpan balik positif terhadap pasien yang
menunjukkan selera makan seperti kata pujian.
- Pantau berat badan klien selalu.
- Pantau dalam pemberian obat antipiretik dan obat
antibiotik sesuai dengan indikasi dokter kepada klien :
• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg
• Tremenza Pseudoephedrine HCL 60mg. Triprolidine
HCL 2.5 mg tablet
• Ibuprofen 400mg
1.
2.
Jumat.
02 Juni 2017
09.20
09.35
- Memantau TTV klien
• S :36,6°C
• N : 82 x/menit
• P : 21x/menit
- Menciptakan lingkungan yang tenang.
- Mengatur posisi klien senyaman mungkin .
- Memberi minum sesuai kebutuhan klien.
- Memastikan klien sudah meminum obat sesuai indikasi
dokter.
- Melakukan hubungan terapeutik dengan klien dan
keluarga klien tujuannya untuk membina hubungan
saling percaya
Universitas Sumatera Utara
35
3.
09.50
- Keluarga klien tampak senang melihat klien sudah dapat
beraktivitas seperti biasa.
- Klien tampak tidak gelisah ataupun rewel.
- Keluarga klien dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuh
di rumahnya.
- Keluarga klien sudah memberi klien makanan yang
bergizi dan tinggi protein.
- Pastikan lingkungan yang tenang selama makan dan
minum.
- Klien tidak merasakan mual muntah lagi.
- klien sudah dapat beraktivitas seperti semula.
- Berikan umpan balik positif terhadap pasien karena sudah
dapat beraktivitas semula dan menjaga tetap
makanannya.
- Berat badan klien meningkat.
Universitas Sumatera Utara
36
2.3.8 Evaluasi
Evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan (Setiadi.2008). Adapun hasil evaluasi keseluruhan merupakan tahap akhir dalam penilaian untuk memberikan efek positif terhadap pasien sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus yang diharapkan.
Keefektifan intervensi keperawatan pada anak dengan hipertermi dapat dilakukan pengkajian selama beberapa hari dan evaluasi terhadap asuhan yang dapat di observasi :
1. Klien dan keluarga klien dapat memahami apa itu hipertermi.
2. Klien dan keluarga klien memahami tanda dan tingkah laku yang
menyebabkan terjadinya hipertermi.
3. Keluarga mampu malakukan manajemen perawatan anak pada saat
mengalami hipertermi.
4. Keluarga merasa tenang dan mengerti tentang kondisi yang dialami
pasien.
5. Pasien merasa nyaman dengan kondisinya sekarang dan klien
sudah dapat beraktivitas seperti semula.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman dengan diagnosa medisnya
Hipertermi di Lingkungan 6 Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia, maka pada
kesempatan ini dapat diberi kesimpulan dan saran sesuai dengan penerapan proses
keperawatan yang dilakukan pada klien sebagai berikut :
3.1 Kesimpulan
Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian, penulis dapat mengumpulkan data pada
klien dengan diagnosa hipertermi yang dilakukan dengan wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi dan dokumentasi keperawatan. Sehingga dengan
pengkajian didapat data dasar berupa data keluhan klien, riwayat kesehatan
sekarang, riwayat kesehatan terdahulu, riwayat kesehatan keluarga dan
pemeriksaan fisik.
Diagnosa Keperawatan
Setelah pengumpulkan data maka dapat ditemukan masalah-masalah
keperawatan melalui analisa data dengan diagnosa :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh akibat
hipertermi.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
hipertermi.
3. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah.
Universitas Sumatera Utara
38
Perencanaan
Pada tahap perencanaan dapat disusun rencana tindakan dengan prioritas
masalah yang bertujuan untuk demam berkurang, keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan nutrisi dalam tubuh, napsu makan meningkat, tidak terjadi demam
tinggi berulang, kecemasan orang tua berkurang.
Implementasi
Implementasi yang dilakukan penulis pada An.A sesuai dengan rencana
tindakan yang sudah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan sarana dan
fasilitas yang ada pada penulis dan keluarga klien.
Evaluasi
Pada tahap evaluasi dapat dinilai keberhasilan dalam Asuhan Keperawatan
yang sudah dijalankan. Pada umumnya tujuan sudah tercapai sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Terlaksananya Asuhan Keperawatan ini tidak
terlepas dari dukungan dari perawat dan klien / keluarga klien.
Universitas Sumatera Utara
39
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :
Bagi Klien dan Keluarga Klien
• Kepada klien dan keluarga diharapkan mampu menjaga kesehatan serta
mempunyai keinginan untuk melaksanakan tindakan dan nasehat yang
telah diberikan perawat ataupun penulis agar tidak terjadi hipertermi
berulang.
• Perlu memperhatikan pola istirahat tidur klien agar klien dapat tidur
dengan tenang dan jam istirihat tidur klien terpenuhi.
Bagi Perawat
• Pada saat melakukan pengkajian pada klien, perawat berperan aktif untuk
menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klien dan keluarga
selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan diagnosa
keperawatan yang aktif.
• Diagnosa keperawatan yang ditegakkan hendaknya diberitahukan kepada
klien untuk mempermudah melaksanakan intervensi keperawatan.
• Dalam merencanakan pemecahan masalah hendaknya klien dan keluarga
di ikut sertakan, sehingga terjalin kerja sama yang baik untuk
mempermudah pemecahan masalah.
• Diharapkan kepada perawat memberikan healths education kepada klien
dan keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat, waktu tepat
dan kepada keluarga, mengurangi aktivitas dan menganjurkan pada klien
untuk cukup istirahat.
Institusi Pendidikan
• Diharapkan Karya Tulis Ilmiah (dalam bentuk Laporan Kasus) ini dapat
dijadikan sebagai sumber bacaan di perpustakaan untuk mahasiswa/i
Fakultas Keperawatan USU tentang Asuhan Keperawatan pada An.A
dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman:
Hipertermi.
Universitas Sumatera Utara
40
• Diharapkan hasil dari penelitian Karya Tulis Ilmiah (dalam bentuk
Laporan Kasus) ini dapat dijadikan referensi tambahan di perpustakaan
Fakultas Keperawatan USU dan menjadi masukan bagi mahasiswa yang
melakukan penelitian selanjutnya
Bagi Mahasiswa
• Bagi mahasiswa diharapkan Karya Tulis Ilmiah (dalam bentuk Laporan
Kasus) ini mampu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
menerapkan ilmu yang nyata dilapangan.
• Diharapkan hasil dari Karya Tulis Ilmiah (dalam bentuk Laporan Kasus)
ini dapat menjadi contoh untuk penelitian selanjutnya dengan aspek yang
lebih luas dan metode yang lebih lengkap untuk lebih menyempurnakan
penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
41
DAFTAR PUSTAKA
Edwards, Dr. Martin. (1994). Panduan Lengkap Gejala Medis Pada Anak. Edisi1. Jakarta: Gramedia.
Maas, Meridean L, dkk. (2002). Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jilid Ke 1. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. (1998). Pengakajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika.
Ngastiyah. (2004). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
Seller, Robert H. (1989). Buku Diagnosis Banding Gejala Yang Lazim. Jakarta : EGC.
Tierney, Lawrence M, Maxine A & Stephen J. (2002). Buku Satu Diagnosi Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam. Jilid Ke 1. Jakarta : Salemba Medika.
Patricia A, Potter. (1996). Buku Pengkajian Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
CATATAN KEPERAWATAN
Hari/
Tanggal
No.
Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa/30
Mei 2017
1.
2.
1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.
2. Menciptakan lingkungan yang tenang.
3. Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin.
4. Melakukan vital sign pada An.A
5. Menjelaskan cara perawatan anak demam.
6. Melakukan dan mengajarkan keluarga
cara kompres hangat pada axilla dan
temporal serta menjelaskan tujuan.
7. Menganjurkan klien untuk memakai
pakaian yang bahannya dapat menyerap
keringat seperti katun dan kaos.
8. Menganjurkan klien mengkonsumsi obat
sesuai indikasi dokter.
1. Melakukan hubungan terapeutik dengan
klien dan keluarga klien tujuannya untuk
membina hubungan saling percaya .
2. Menjelaskan tentang keadaan klien.
3. Memberi support kepada keluarga untuk
menghilangkan rasa cemas terhadap klien.
S:
- Nenak An.A telah
melakukan kompres
hangat.
- Nenek An.A
mengatakan An.A
masih demam.
O : - An.A tampak lemah.
- Bibir An.A tampak
kering.
- Suhu 38,7°C
RR : 38x/menit
Nadi : 110x/menit
- An.A masih mengalami
hipertermi.
A : Masalah belum teratasi
- Klien masih merasakan
panas pada badannya.
P : Intervensi dilanjutkan
1, 4, 6, 7, 8.
S :
- Keluarga mengatakan
sudah dapat memahami
tentang
penanggulangan
hipertermi.
Universitas Sumatera Utara
3.
4. Menjelaskan cara mengatasi hipertermi.
5. Memberi pendidikan kesehatan tentang
penyakit klien.
6. Beri kesempatan keluarga untuk
mengulangi isi pendidikan kesehatan tentang
hipertermi.
7. Libatkan keluarga dalam proses
keperawatan.
1. Memberi informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi.
2. Menganjurkan klien memakan makan
yang bergizi dan tinggi protein.
3. Menciptkan lingkungan yang tenang
selama makan dan minum.
4. Berikan makanan yang sesuai dengan
keadaan dan keinginan klien untuk
menghindari rasa mual muntah.
5. Berikan umpan balik positif terhadap
pasien yang menunjukkan selera makan.
6. Pantau berat badan klien.
7. Berikan obat antipiretik dan obat
antibiotik sesuai dengan indikasi:
• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg
• Tremenza Pseudoephedrine HCL
60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg
tablet
• Ibuprofen 400mg
- Keluarga mengatakan
kecemasannya sudah
mulai berkurang.
O : - Nenek An.A tampak
mengerti.
- Keluarga tampak
tenang.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
S : Nenek An.A mengatakan
An.A mengalami mual
muntahnya saat makan.
O : - BB An.A (11kg)
- An.A tampak lemas.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan
2, 3, 4, 5, 6, 7.
Universitas Sumatera Utara
Kamis/
01 Juni
2017
1.
3.
1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.
2. Melakukan vital sign pada An.A
3. keluarga melakukan cara kompres hangat
pada axilla dan temporal .
4. Menganjurkan klien untuk memakai
pakaian yang bahannya dapat menyerap
keringat seperti katun dan kaos.
5. Menganjurkan klien mengkonsumsi obat sesuai indikasi dokter.
1. Menganjurkan klien memakan makan
yang bergizi dan tinggi protein.
2. Menciptkan lingkungan yang tenang
selama makan dan minum.
3. Berikan makanan yang sesuai dengan
keadaan dan keinginan klien untuk
menghindari rasa mual muntah.
4. Berikan umpan balik positif terhadap
pasien yang menunjukkan selera makan.
5. Pantau berat badan klien.
6. Berikan obat antipiretik dan obat
antibiotik sesuai dengan indikasi:
• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg
• Tremenza Pseudoephedrine HCL
60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg
tablet
• Ibuprofen 400mg
S : Nenek An.A mengatakan
demam An.A sudah berkurang.
0 : - Suhu 37,7°C
RR : 24x/menit
Nadi : 82x/menit
- An.A masih tampak
lemah.
- Mukosa mulut An.A
lembab.
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S : Nenek An.A mengakatakan
cucunya sudah mau makan dan
masih ada tersisa.
0 : An.A masih kelihatan
lemah.
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
Jumat/
02 Juni
2017
1.
3.
1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.
2. Melakukan vital sign pada An.A.
3. Mengajurkan keluarga melakukan
kompres hangat jika suhu An.A tinggi.
1. Menganjurkan klien memakan makan
yang bergizi dan tinggi protein.
2. Menciptkan lingkungan yang tenang
selama makan dan minum.
3. Berikan makanan yang sesuai dengan
keadaan dan keinginan klien untuk
menghindari rasa mual muntah.
4. Berikan umpan balik positif terhadap
pasien yang menunjukkan selera makan.
5. Pantau berat badan klien.
6. Berikan obat antipiretik dan obat
antibiotik sesuai dengan indikasi:
• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg
• Tremenza Pseudoephedrine HCL
60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg
tablet
• Ibuprofen 400mg
S : Nenek An.A mengatakan
An.A tidak demam lagi.
O : - S :36,6°C
N : 82 x/menit
P : 21x/menit
- An.A tampak mulai
bersemangat.
- Mukosa mulut lembab.
- BB An.A meningkat
(13 kg)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Nenek An.A mengatakan
cucunya sudah mau makan dan
tidak ada tersisa .
0 : An.A sudah dapat
beraktivitas seperti biasa.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
Universitas Sumatera Utara
Recommended