View
231
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
word
Citation preview
BAB IV
PELAKSANAAN KONSTRUKSI DI LAPANGAN
Proses pelaksanaan konstruksi di lapangan diperlukan metode pelaksanaan
konstruksi, dimana metode pelaksanaan konstruksi ini merupakan kunci untuk
dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bangunan fisik. Metode
pelaksanaan harus dipilih sesuai dengan kondisi lapangan, jenis pekerjaan, waktu
yang tersedia, volume pekerjaan dan besarnya biaya yang di alokasikan sehingga
pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan rencana secara efektif dan
efisien.
Kegiatan pelaksanaan di lapangan dalam laporan ini hanya
menitikberatkan pada pelaksanaan pekerjaan yang diamati selama 2 bulan di
lokasi proyek.
4.1 Material
Material yang digunakan di proyek adalah sebagai berikut:
a. Semen Portland
Semen portland yang digunakan adalah semen portland jenis 1 menurut
N.I.8.1965 atau type 1 menurut ASTM.C.150 dan menurut Standard
Semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
b. Agregat Halus
Agregat halus yang digunakan berupa pasir alam. Agregat halus tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, tidak boleh mengandung bahan
organis yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrems-Harder,
dan memenuhi persyaratan gradasi.
c. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton berupa kerikil. Agregat harus terdiri dari butir
yang keras, kekal dan tidak berpori, tidak mengandung lebih dari 20%
butir pipih dari seluruh agregat, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
1%, tidak boleh mengandung zat-zat rektif alkali, dan tidak boleh
kehilangan berat lebih dari 50% dengan mesin pengaus Los Angeles.
38
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, garam, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang
dapat merusak beton baja.
e. Bata Ringan (Hebel)
Bata ringan terbuat dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air,
dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara
kimiawi). Ukuran bata ringan ini adalah ukuran 60 cm x 20 cm dengan
ketebalan 8 cm - 10 cm. Pada saat pemasangan di lapangan ukuran
panjang bata ini bisa disesuaikan menurut gambar rencana. Bata ringan
yang digunakan dalam proyek apartemen ini adalah produksi Aeroblog.
f. Kawat pengikat
Kawat pengikat yang digunakan terbuat dari baja lunak diameter 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
g. Baja Tulangan
Baja harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang baja harus bulat serta memenuhi persyaratan.
Baja tulangan yang digunakan adalah U-24 polos dan U-39 ulir, produksi
Master Steel , Cakra Steel, dan Interwood Steel.
4.2 Penyediaan alat
Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan alat-alat yang bisa
mengakomodir atau mempermudah suatu pekerjaan. baik peralatan manual,
ringan, maupun peralatan berat untuk dapat menunjang kelancaran kegiatan
pembangunan.
Peralatan–peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan
apartemen The Jarrdin antara lain:
a. Bar cutter
Alat ini digunakan untuk memotong besi tulangan. Pemotongan
besi tulangan dengan alat ini memerlukan waktu yang lebih singkat
karena dapat memotong beberapa besi tulangan sekaligus.
39
Tulangan dipotong sesuai dengan batasan yang telah diberi tanda,
sesuai dengan gambar rencana tulangan.
Gambar 4.1 Bar cutter
b. Bar Bender
Bar bender digunakan untuk membengkokkan tulangan sesuai
dengan bentuk yang diinginkan.
Gambar 4.2 Bar Bender
c. Tower Crane
Tower Crane digunakan untuk mengangkat muatan secara vertikal,
menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke
tempat lain yang ditentukan dengan mekanisme pendongkrak
(luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling). Tower crane
juga mempunyai kapasitas angkut yaitu 1,2 ton untuk mengangkut
dan memindahkan material yang diperlukaan dalam pelaksanaan
apartemen ini.
40
Gambar 4.3 Tower Crane
d. Dump truck
Untuk pengangkutan material dengan jarak tempuh yang relatif
jauh dengan kapasitas yang cukup besar untuk mengangkut tanah
yang telah diurug.
e. Concrete Vibrator
Alat ini berfungsi untuk menggetarkan campuran beton agar
campuran tersebut dapat mengisi bekisting/cetakan dengan baik
dan merata sehingga mencegah timbulnya rongga-rongga yang
dapat mempengaruhi daya dukung/kekuatan beton.
Gambar 4.4 Concrete Vibrator
41
f. Mixer Truck
Digunakan untuk mengangkut campuran beton yang telah dipesan
dari pabrik ke tempat proyek dalam jumlah yang banyak dan
mengaduk campuran beton agar beton tetap homogen. Kapasitas
campuran beton yang dapat diangkut oleh mixer truck berkisar
antara 5 – 7 m3. Campuran beton yang sudah diolah di pabrik biasa
disebut beton ready mixed.
Gambar 4.5 Mixer Truck
g. Concrete Bucket
Bucket adalah tempat pengangkutan campuran beton dari truck
mixer sampai ke tempat pengecoran. Kapasitas concrete bucket
adalah 0.8 m3. Setelah dilakukan slump test dan telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan, maka campuran dari truck mixer
dituangkan ke dalam concrete bucket, kemudian pengangkutan
dilakukan dengan bantuan tower crane. Pada proyek The Jarrdin,
concrete bucket digunakan untuk pengecoran kolom, balok dan
pelat.
42
Gambar 4.6 Concrete Bucket
i. Theodolite
Theodolite adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian
tanah dan lantai agar sesuai dengan elevasi yang direncanakan.
Theodolite sangat membantu proses konstruksi dari awal sampai
akhir proyek.
Gambar 4.7 Theodolite
j. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi /
peil lantai, balok, lain – lain yang membutuhkan elevasi. Alat ini
sanagt berguna untuk mengecek ketebalan lantai saat pengecoran,
sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu, waterpass
juga dapat digunakan untuk pengecekan bekisting pada kolom.
43
Gambar 4.8 Waterpass
k. Scaffolding
Scaffolding adalah alat penyangga atau penunjang bekisting yang
terdiri dari susunan yang dapat dibongkar pasang. Scaffolding
terdiri dari beberapa bagian, diantaranya main frame, cross brace,
brace lock dan joint pin.
Gambar 4.9 Scaffolding
l. Bekisting
Pada proyek konstruksi bangunan bekisting memiliki fungsi yaitu
membuat bentuk dan dimensi pada suatu kostruksi beton. Bahan
yang digunakan untuk bekisting balok adalah multiplex dengan
tebal minimum 12 mm, dipasang sesuai dengan ukuran dan
bentuk seperti tertera pada gambar rencana, sedangkan untuk
bekisting kolom menggunakan bekisting yang terbuat dari besi,
seperti tertera pada gambar 4.10
44
Gambar 4.10 Bekisting
4.3 Metode Pelaksanaan Konstruksi
Dalam proses pelaksanaan di lapangan diperlukan metoda pelaksanaan
konstruksi. Metode pelaksanaanya harus diplih sesuai dengan kondisi lapangan,
jenis pekerjaan, volume pekerjaan dan biaya sehingga pekerjaannya dapat
dilakukan sesuai dengan rencana secara efektif dan efisien.
4.3.1 Pekerjaan Struktur Atas
Pekerjaan struktur atas meliputi kolom, balok dan pelat dimana harus
dilakukan tahapan-tahapan perkerjaan agar sesuai yang direncanakan, yaitu :
a. Pengukuran Awal
Setiap penambahan elemen baru pada tiap lantai maka harus dilakukan
pengukuran agar elemen yang dibuat sejajar dengan elemen sebelumnya.
b. Pemasangan Scaffolding
Scaffolding pada lantai berikutnya dipasang apabila pengecoran lantai
pertama sudaah selesai dan kering. Alat ini merupakan alat penyangga
yang digunakan sebagai tumpuan beban sementara. Yang terdiri dari
beberapa bagian, diantaranya main frame, cross brace, brace lock dan
joint pin.
45
4.3.2 Pekerjaan Penulangan
Penulangan merupakan faktor yang menentukan kuat tidaknya sebuah
konstruksi beton. Penulangan berfungsi sebagai pembentuk antara elemen pelat
dan juga sebagai pembentuk kesatuan antara elemen pelat dengan rangka balok
dan kolom.
Pelaksanaan penulangan beton memerlukan keahlian khusus karena
bentuk, ukuran dan jarak antar tulangan yang dibuat harus sesuai dengan gambar
rencana. Proses pembuatan pekerjaan penulangan meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a. Pengukuran Tulangan
Pada umumnya panjang tulangan yang datang dari pabrik adalah 12 meter.
Sebelum pekerjaan penulangan dilakukan tulangan harus diukur terlebih
dahulu untuk menyesuaikannya dengan gambar rencana, setelah diukur
lalu diberi tanda dengan maksud sebagai batasan panjang tulangan yang
akan dipotong.
b. Pemotongan Tulangan
Tulangan dipotong sesuai dengan batasan yang telah diberi tanda, sesuai
dengan gambar rencana tulangan. Pemotongan dilakukan menggunakan
bar cutter.
c. Pembengkokan Tulangan
Pembengkokan tulangan dilakukan diatas bangku penjepit besi dan
pemegang tulangan besi dipakai kunci tulangan dengan tangkai yang
panjang. Untuk pembuatan sengkang tulangan fondasi menggunakan alat
seperti penggulung, karena sengkang yang dipasang berbentuk bulat dan
spiral. Tujuan dari pekerjaan pembengkokan tulangan ini yaitu untuk
membuat tulangan sengkang pada kolom dan balok.
d. Penyambungan Tulangan
Penyambungan dilakukan apabila tulangan yang tersedia kurang panjang
dikarenakan terbatasnya panjang tulangan yang ada di pasaran. Perlu
46
diperhatikan, penyambungan tulangan tidak boleh dilakukan pada daerah
momen positif (daerah tarik).
4.3.3 Pekerjaan Kolom
Pekerjaan penulangan kolom dilakukan setelah tie beam selesai. Pada
Penulangan kolom ini harus diperhatikan stek dari kolom dibawahnya. Agar
seluruh tulangan utama berdiri tegak, selanjutnya tulangan sengkang dimasukan
melingkari seluruh tulangan utama. Ikatan tersebut dibentuk dari kawat baja lunak
dan jarak untuk sengkang sudah tertera didalam gambar rencana. Untuk bagian
bawah tulangan utama diberikan tulang sengkang yang lebih rapat agar tulangan
tidak menempel pada bekisting, maka setiap sisi luar dikaitkan beton decking
yang tebalnya sama dengan selimut beton.
4.3.4 Pekerjaan Bekisting Kolom
Setelah pekerjaan penulangan kolom selesai maka dilanjutkan dengan
pekerjaan bekisting. Pemasangan bekisting pada kolom dilakukan setelah
pekerjaan penulangan kolom selesai dirakit. Setelah tulangan kolom terpasang
dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan bekisting kolom yang
terbuat dari besi plat. Cetakan dari besi pelat tersebut disatukan dengan cara
dipaku/diterrot. Sebelum dipasang bekisting kolom diolesi rebbal terlebih dahulu,
hal tersebut dilakukan agar campuran beton yang nantinya mengeras tidak
menempel pada dinding bekisting.
Urutan pekerjaan sebelum pemasangan bekisting pada kolom diantaranya:
a. Membuat tanda As - to - As kolom.
b. Membuat tanda untuk dimensi kolom.
c. Memeriksa tulangan utama dan sengkang.
Pemasangan bekisting dilakukan apabila ketiga pekerjaan tersebut sudah
selesai, adapun tahapan pemasangan bekisting sebagai berikut:
a. Mengatur panel kolom
b. Mengatur presisi kolom
47
c. Mengatur arah vertikal kolom
d. Mengatur arah vertikal dan horizontal
e. Memasang beton decking
f. Bekisting siap untuk di cor
4.3.5 Pengecoran Kolom
Untuk pengecoran kolom, yang digunakan beton ready mix. Tahapan
pekerjaannya, yaitu:
a. Mengangkut adukan dengan mobil ready mix dengan kapasitas 7 m3.
b. Mengeluarkan adukan dari truk mixer kemudian ditampung kedalam
bucket. Ketika pengeluaran adukan beton ditambahkan air untuk
memudahkan pada saat pemompaan adukan diwaktu pengecoran
berlangsung.
c. Mengangkat bucket dengan tower crane untuk mencapai lokasi
pengecoran. Setelah itu katup dibuka oleh operator dan posisi selang
karet di tempatkan diatas kolom dan jarak antara kolom dengan
selang karet tidak lebih dari 1,5 meter.
Pada waktu pengecoran, dilakukan pemadatan beton yang dilakukan
sebagian dengan alat penggetar (vibrator), untuk mencegah timbulnya rongga-
rongga dalam beton dan adukan beton lebih merata.
Gambar 4.11 Pengecoran kolom
48
4.3.6 Pengecoran Balok dan Plat
Pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan dengan Concrete pump dan
bantuan tower crane. Pengecoran dengan menggunakan beton Ready Mix.
Sebelum melakukan pengecoran ditentukan terlebih dahulu posisi untuk concrete
pump agar pada saat pelaksanaanya berjalan dengan lancar dan mudah untuk
keluar masuk concrete mixer pada saat melakukan pengecoran, sehingga untuk
lokasi concrete pump ditempatkan di samping tower yang sedang dicor.
Setelah mixer truck tiba dilokasi, dilakukan pengujian Slump Test dengan
cara mengambil sampel campuran beton dari mixer truck untuk slump test
diperoleh penurunan 12 ± 2 cm setelah itu dibuat benda uji berbentuk kubus dan
silinder sebanyak 6 buah untuk setiap mixer truck.
Setelah pengujian slump test selesai dari mixer truck, adukan beton
dituangkan kedalam concrete pump, kemudian concrete pump tersebut diangkat
menggunakan crane tower dan diarahkan ke lokasi pengecoran, kemudian adukan
beton dituangkan ke plat dan balok. Pada saat pengecoran selesai, alat vibrator
dimasukan ke dalam balok dan plat untuk meminimalisir adanya campuran udara
didalam beton.
Gambar 4.12 Pengecoran balok dan pelat lantai
49
4.3.7 Perawatan
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan
hujan sampai beton itu mengeras perlu dilakukan perawatan. Perawatan dapat
diartikan semua kegiatan yang bertujuan agar struktur tetap memenuhi atau dalam
keadaan baik. Setelah pengecoran beton harus dibasahi selama 14 hari berturut-
turut. Proses pengerasan tidak boleh terganggu terutama oleh getaran-getaran,
lantai tidak boleh digunakan untuk penimbunan bahan / barang ataupun untuk
melakukan kegiatan kerja dengan beban berat. Selain itu permukaan beton yang
masih basah harus dijaga dan dilindungi dari air hujan yang dapat menyebabkan
terbukanya permukaan yang masih lunak.
50
Recommended