View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
58
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI). Karakteristik mahasiswa yang menjadi populasi
penelitian adalah sebagai berikut.
a. Usia mahasiswa 17-19 tahun dalam lingkup psikologi perkembangan individu
pada saat ini memasuki masa remaja akhir, diutamakan pada mahasiswa
tingkat pertama (angkatan 2013).
b. Mahasiswa terdaftar kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia - Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis - Jurusan Pendidikan Akuntansi (tidak
sedang mengambil cuti),
c. Jumlah mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 adalah 95
mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelas, kelas A dan kelas B. Klasifikasi jenis
kelamin 84 orang perempuan dan 11 orang laki-laki.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 1993:104). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang
obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan
terhadap seluruh populasi. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
yaitu cara mengambil sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dan
berbagai pertimbangan peneliti (Arikunto, 2022:117).
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling ditentukan
dengan langkah- langkah sebagai berikut.
a. Menyebarkan instrumen identitas karier mahasiswa terhadap 95 orang
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi tahun akademik 2013/2014
yang terdiri dari 2 kelas.
59
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi
Tahun Akademik 2013/2014
No Kelas Jumlah
Mahasiswa
1. A 48
2. B 47
Jumlah 95
b. Pengolahan data yang telah disebar dibagi menjadi rendah dan tinggi dalam
aspek eksplorasi dan komitmen selanjutnya diklasifikasikan menjadi 4 status
identitas yakni diffusion, foreclosure, moratorium dan achievement.
c. Mengambil mahasiswa yang termasuk pada kategori diffusion, foreclosure
dan moratorium maksimal 40 orang.
Langkah pengambilan sampel tersebut dimaksud agar dapat menyaring
mahasiswa yang memiliki kategori identitas dari diffusion, foreclosure dan
moratorium. Tujuan pengambilan sampel dengan teknik purposive untuk
digunakan dalam eksperimen Program Bimbingan Karier.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Pendekatan kualitatif sebagai penunjang pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk mengkaji kondisi empirik gambaran tingkat identitas
karier peserta didik dan menguji keefektifan program bimbingan karier untuk
mengembangkan identitas karier. Sementara pendekatan kualitatif digunakan
untuk mengetahui validitas rasional program bimbingan karier untuk
mengembangkan identitas karier.
Tujuan akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersusunnya
program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier. Strategi
penelitian yang dipandang tepat dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan. Menurut Borg & Gall (2003) penelitian dan pengembangan
60
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
merupakan “… a process used to develop and validate educational product”.
Produk yang dimaksud adalah program bimbingan karier untuk mengembangkan
identitas karier.
Menurut Borg dan Gall (2003), langkah-langkah yang seyogianya
ditempuh dalam penelitian pengembangan meliputi : (1) studi pendahuluan
(research and information collecting); (2) perencanaan (planning); (3)
pengembangan produk awal (develop preliminary form of product); (4) revisi
produk awal (main product revision); (5) uji coba terbatas (main field testing); (6)
revisi produk ujicoba (operational product process); (7) ujicoba lebih luas
(operasional field testing); (8) finalisasi produk (final product revision); (9)
diseminasi dan implementasi produk (dissemination and implementation).
Bagan 3.1
Alur Penelitian Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan
Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi UPI Tahun
Akademik 2013/2014
Pengembangan program
hipotetik bimbingan
karier untuk
mengembangkan
identitas karier
mahasiswa.
Studi Pustaka
Pengembangan
instrumen identitas
karier mahasiswa
Uji coba program
bimbingan karier
terhadap
mahasiswa
Program Studi
Pend. Akuntansi
Revisi program
bimbingan karier
hipotetik yang layak
menurut pakar dan
praktisi bimbingan dan
konseling.
Revisi akhir
program
bimbingan karier
untuk
mengembangkan
identitas karier
mahasiswa.
Studi
Lapangan
PENDAHULUAN
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
HASIL
Program
bimbingan karier
untuk
mengembangkan
identitas karier
mahasiswa.
61
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Studi pendahuluan terdiri dari dua kegiatan, yaitu (1) studi pustaka dan (2)
kajian empiris identitas karier. Studi pustaka dilakukan untuk menelaah konsep
identitas karier, konsep bimbingan karier, hasil penelitian terdahulu tentang
identitas karier dan kefektifan program bimbingan karier. Telaah empiris
dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang program bimbingan karier yang
telah diberikan di Jurusan Pendidikan Akuntansi tahun akademik 2013/2014,
permasalahan mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik
2013/2014 dan gambaran identitas karier yang diungkap melalui instrument
identitas karier yang disebar kepada mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi
tahun akademik 2013/2014 untuk menentukan sampel penelitian. Selanjutnya
semua data digunakan untuk menyusun program hipotetik bimbingan karier.
Penyusunan program hipotetik diikuti dengan mempersiapkan materi-materi
program bimbingan karier. Selanjutnya dilakukan uji kelayakan program untuk
mengetahui ketepatan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas
karier mahasiswa. Setelah layak maka dilakukan uji efektivitas program, pada
tahap ini dilakukan pengujian efektivitas progarm bimbingan karier untuk
mengembangkan identitas karier mahasiswa dengan metode pre eksperimental
desain pretest-posttest satu-kelompok. Metode pre eksperimental desain pretest-
posttest satu-kelompok melibatkan tiga langkah: (1) pemberian pretest yang
mengukur variabel terikat; (2) implementasi perlakuan eksperimen (variabel
bebas) untuk para partisipan; dan (3) pemberian posttest yang mengukur kembali
variabel terikat. Efek-efek perlakuan eksperimen ditentukan dengan
membandingkan skor-skor pretest dan posttest.
C. Pengembangan Instrumen
Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini terdapat variabel
identitas karier mahasiswa
1. Definisi Operasional Variabel
Sesuai dengan landasan teoretik yang telah dikemukakan pada Bab II,
Identitas karier dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pemaknaan diri
62
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 terhadap
tujuan, pengalaman, nilai-nilai, kepercayaan, minat dan kemampuan dalam
hubungannya dengan pendidikan yang ditempuh saat ini dan pekerjaan yang
sesuai di masa depan. Pemaknaan diri tersebut dilihat berdasarkan tinggi
rendahnya eksplorasi dan komitmen yang dilakukan mahasiswa terhadap tujuan,
pengalaman, nilai-nilai, kepercayaan, minat dan kemampuannya.
Eksplorasi yang dimaksud adalah rentang waktu untuk berusaha atau aktif
bertanya hingga mencapai keputusan mengenai tujuan, nilai dan kepercayaan.
1. Pengetahuan diri, kemampuan/upaya mahasiswa untuk menilai kebutuhan
dan kemampuan diri dengan tepat dan memiliki gambaran realistis
mengenai kesempatan yang ada di masyarakat.
2. Aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai karier, mahasiswa
mampu menilai perilaku yang benar-benar penting untuk mengumpulkan
informasi mengenai alternatif seperti berbicara dengan orang-orang yang
mewakili dari beberapa pekerjaan.
3. Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial, kesadaran
mahasiswa dalam menilai alternatif-alternatif karier lain yang potensial,
mempertimbangkannya sebagai suatu konsekuensi yang dipilih.
4. Hasrat untuk membuat keputusan lebih awal, mahasiswa mampu
memutuskan karier yang tepat dan benar-benar sesuai untuk dirinya.
Komitmen yang dimaksud adalah membuat pilihan tetap tentang elemen
identitas dan melibatkan aktifitas yang mengarah pada implementasi atas pilihan
tersebut.
1. Aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang telah dipilih, mahasiswa
melakukan kegiatan yang sesuai dengan apa yang sudah dipilihnya untuk
memperoleh pengalaman yang relevan.
2. Tingkat emosi terhadap karier yang dipilih, adanya komitmen
menghasilkan kepercayaan diri dan ketenangan, jika tidak ada maka akan
ada rasa kekecewaan.
63
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
3. Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang
telah dipilihnya, mengetahui dan membangun hubungan dengan sosok
orang yang dapat membantu dalam kariernya.
4. Proyeksi masa depan, memiliki pandangan dan rencana terhadap masa
depan.
5. Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya,
mengetahui berbagai macam kemungkinan yang akan mengubah
keputusannya dan memiliki strategi dalam menghadapinya.
Berdasarkan eksplorasi dan komitmen mengenai karier tersebut kemudian
dikategorikan menjadi 4 status identitas yaitu:
a. Status identitas achievement, yakni tingginya eksplorasi dan komitmen
mahasiswa terhadap kariernya.
b. Status identitas foreclosure, yakni tingginya komitmen mahasiswa pada
kariernya akan tetapi rendah dalam melakukan eksplorasi.
c. Status identitas moratorium, yakni tingginya eksplorasi mahasiswa akan tetapi
rendah dalam komitmen terhadap kariernya.
d. Status identitas diffusion, yakni rendahnya eksplorasi dan komitmen
mahasiswa terhadap kariernya.
Tabel 3.2
Status Identitas Marcia
Komitmen
Rendah Tinggi
Eksplorasi Rendah Identity diffusion Identity foreclosure
Tinggi Identity Moratorium Identity achievement
Sumber: Schwartz (2011)
2. Alat Pengumpul Data
Instrumen merupakan alat bantu dalam penelitian yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data. Pengumpulan data
variabel identitas karier mahasiswa dilakukan dengan menggunakan instrumen
64
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
berbentuk skala, yakni sebuah pengumpul data yang berbentuk daftar cocok
dengan alternatif jawaban tersedia berupa sesuatu yang berjenjang. Bentuk skala
dipilih karena identitas karier merupakan kapasitas dinamis yang sifatnya
threshold sehingga dapat dideskripsikan mulai dari tingkatan paling rendah
sampai dengan tingkatan paling tinggi. Instrumen penelitian disajikan dalam
angket tertutup dalam bentuk daftar cek, yakni angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check (√)
pada kolom jawaban yang sesuai (Arikunto, 2005). Angket yang digunakan untuk
mengumpulkan data dikontruksi oleh peneliti dengan berbagai acuan.
a. Penganalisaan Teori dan Penelitian Terdahulu
Analisis teori tentang identitas karier, terutama yang berkaitan dengan
identitas karier mahasiswa. Selanjutnya analisis terhadap hasil kajian lapangan
yang telah dilakukan peneliti terdahulu.
b. Uji Coba Alat Ukur
Angket sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui
beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.
1) Uji kelayakan Instrumen
Sebelum diujicobakan, angket yang telah disusun dinilai oleh tiga orang
ahli yaitu Dr. Nurhudaya, M. Pd, Dr. Ilfiandra, M.Pd., dan Dr. Ipah Saripah,
M.Pd. Setelah melalui penimbangan (judgement) 3 orang ahli dan petunjuk kedua
pembimbing penulisan tesis terhadap kesesuaian construct dan content instrumen,
uji keterbacaan dan validitas serta reliabilitas instrumen.
Penimbangan perlu dilakukan untuk mendapatkan angket yang sesuai
dengan kebutuhan penelitian. Bila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai,
maka butir pernyataan tersebut akan dibuang atau direvisi kemudian disesuaikan
dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Sebelum dilakukan penimbangan, jumlah
item soal sebanyak 50 butir pernyataan. Setelah dijudgment jumlah item yang
memadai sebanyak 30 butir pernyataan, item pernyataan yang harus diperbaiki 20
item. Sehingga jumlah item yang dipakai dalam uji coba sebanyak 50 item.
2) Uji Keterbacaan
65
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Setelah dilakukan penimbangan butir pernyataan, langkah berikutnya
adalah melakukan validasi eksternal berupa uji keterbacaan setiap butir
pernyataan yang ada dalam instrumen kepada kepada 10 mahasiswa. Uji coba
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa
apakah pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket dapat dipahami.
3) Uji coba (try out) Instrumen
Uji coba meliputi validitas dan reliabilitas. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh kualitas instrumen yang layak pakai yang dapat digunakan dalam
penelitian.
Uji coba instrumen dilakukan kepada 35 orang mahasiswa. Jumlah item
yang diujicobakan sebanyak 50 item. Setelah dilakukan perhitungan validitas,
diperoleh item soal yang valid sebanyak 45 item dan yang tidak valid sebanyak 5
item. Sehingga item soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 item.
Suatu alat ukur dapat digunakan dalam penelitian apabila telah memenuhi
persyaratan yaitu uji validitas dan reliabilitas. Suryabrata (1999:58) menyebutkan
bahwa secara klasik, validitas instrumen didefinisikan sebagai “sejauh mana
instrumen itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur”. Validitas
instrumen merupakan derajat kecermatan-ukur suatu instrumen.
Adapun reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil
pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas
intrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh
oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.
Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek. Skor
perolehan terdiri atas skor murni dan skor kekeliruan alat pengukuran. Oleh
karena itu, reliabilitas instrumen secara operasional dinyatakan sebagai koefisien
korelasi (r) (Suryabrata, 1999:41).
a) Uji Validitas Instrumen
Validitas item adalah derajat kesesuaian antara satu item dengan item-item
yang lainnya dalam suatu perangkat instrumen. Uji validitas dilakukan dengan
66
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
tujuan untuk menunjukan tingkat kesahihan instrumen yang akan digunakan
dalam mengumpulkan data penelitian.
- Validitas isi dan konstruk dilakukan kepada tiga orang ahli untuk menguji
instrumen apakah tepat untuk digunakan ataukah tidak, selanjutnya para ahli
tersebut memberikan pendapatnya terhadap kekurangan instrumen sehingga
dapat dilakukan perbaikan atas pendapat dari para ahli tersebut.
- Uji keterbacaan dilakukan kepada mahasiswa yang berguna untuk menguji
apakah instrumen yang digunakan tiap poinnya dapat dimengerti oleh
mahasiswa.
- Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan teknik pengolahan statistik
yakni Pearson Correlation. Penghitungan validitas butir pernyataan dilakukan
dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for
windows (hasil terlampir). Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh butir
pernyataan yang tidak valid berjumlah 5 butir. Oleh karena itu jumlah item
instrumen yang semula berjumlah 50 item setelah diujicoba berkurang
menjadi 45 item.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda. Makin tinggi harga reliabilitas instrumen,
kemungkinan kesalahan yang terjadi akan makin kecil jika keputusan tentang
variabel pengukuran ditetapkan berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan pengujian dengan
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α). Proses pengujian reliabilitas
instrumen ini dilakukan secara statistik memakai bantuan perangkat lunak
Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for windows.
Guilford (Furqon, 1999) menyatakan harga reliabilitas berkisar antara -1
sampai dengan +1, harga reliabilitas yang diperoleh berada di antara rentangan
tersebut. Semakin tinggi harga reliabilitas instrumen maka semakin kecil
kesalahan yang terjadi, semakin rendah harga reliabilitas instrumen maka semakin
besar kesalahan yang terjadi.
67
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Sedangkan dalam pengkriteriaannya digunakan kriteria Guilford
(Riduwan, 2004:98).
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas
Indeks Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,80-100
0,60-0,799
0,40-0,599
0,20-0,399
0,00-0,199
Derajat keterandalan sangat tinggi
Derajat keterandalan tinggi
Derajat keterandalan cukup
Derajat keterandalan rendah
Derajat keterandalan sangat rendah
Berdasarkan pedoman di atas didapatkan nilai reliabilitas dari tiap variabel
yang dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.4
Reliabilitas Instrumen
Cronbach's
Alpha N of Items
.904 50
Berdasarkan pada pedoman diatas, nilai reliabilitas instrumen kompetensi
pribadi konselor sebesar 0,904 berada pada kategori derajat keterandalan sangat
tinggi.
3. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen yang didasarkan pada definisi operasional tentang
identitas karier mahasiswa , yaitu menyusun kisi-kisi instrumen dengan menyusun
pernyataan-pernyataan yang merujuk pada indikator-indikator dalam kisi-kisi,
selanjutnya pernyataan-pernyataan yang dibuat disusun dalam bentuk angket yang
dapat mengungkap informasi yang diperlukan dari subjek penelitian untuk
mencapai tujuan dari penelitian, kemudian dikembangkan kisi-kisi penelitian
tentang identitas karier mahasiswa seperti terlihat pada tabel. Guna mengetahui
68
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
identitas karier mahasiswa. Sebelum menyusun butir pernyataan, terlebih dahulu
dirumuskan kisi-kisi instrumen. Kemudian disusun butir-butir pernyataan yang
merupakan penjabaran dari kisi-kisi yang telah ditentukan. Selanjutnya disusun
angket dalam bentuk pilihan jawaban. Kisi-kisi instrumen tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Identitas Karier Mahasiswa
Sebelum Uji Coba
Setelah dilakukan validitas instrumen dengan menggunakan SPSS.
Dihasilkan 5 nomor item yang tidak valid seperti yang terlihat dalam tabel 3.6
berikut.
Tabel 3.6
Variabel Aspek Indikator Nomer
Item
Banyaknya
Item ∑
(+) (-)
Identitas
Karier
Mahasiswa
Eksplorasi Pengetahuan diri 1 – 8 5 3 8
Aktifitas untuk mendapatkan
informasi mengenai karier 9 – 13 5 0 5
Mempertimbangkan berbagai
alternatif karier yang potensial 14 – 17 3 1 4
Keinginan untuk membuat keputusan lebih awal
18 – 22 4 1 5
Komitmen Aktifitas untuk mengimplementasikan karier
yang telah dipilih
23 – 28 5 1 6
Tingkat Emosi 29 – 35 5 2 7
Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap
karier yang telah dipilihnya
36 – 40 4 1 5
Proyeksi masa depan 41 – 45 3 2 5
Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang
telah dipilihnya
46 – 50 3 2 5
Jumlah 50
69
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Hasil Validitas Instrumen
Item Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33,
34, 35, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
45 item soal
Item Tidak Valid dan
dihilangkan
7, 8, 32, 36, 37 5 item soal
Item-item yang tidak valid tersebut dihilangkan sehingga jumlah item
sebelum uji coba 50 berkurang menjadi 45 item yang digunakan untuk
mengungkap identitas karier mahasiswa. Digambarkan lebih jelas dalam tabel 3.7
berikut.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Identitas Karier Mahasiswa
Setelah Uji Coba
Aspek Indikator Sub Indikator Nomer
Item
Banyaknya
Item ∑ (+) (-)
Identitas
Karier
Mahasiswa
Eksplorasi Pengetahuan diri 1 – 6 5 3 6
Aktifitas untuk mendapatkan
informasi mengenai karier
7 – 11 5 0 5
Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial
12 – 15 3 1 4
Keinginan untuk membuat
keputusan lebih awal
16 – 20 4 1 5
Komitmen Aktifitas untuk mengimplementasikan karier
yang telah dipilih
21 – 26 5 1 6
Tingkat Emosi 27 – 32 5 2 6
Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap
karier yang telah dipilihnya
33 – 35 4 1 3
Proyeksi masa depan 36 – 40 3 2 5
Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang
telah dipilihnya
41 – 45 3 2 5
70
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
4. Kriteria Penyekoran
Instrumen merupakan alat bantu dalam penelitian yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data. Untuk variabel
identitas karier mahasiswa, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
instrumen berbentuk skala, yakni sebuah pengumpul data yang berbentuk daftar
cocok dengan alternatif jawaban tersedia berupa sesuatu yang berjenjang. Bentuk
skala dipilih karena identitas karier merupakan kapasitas dinamis yang sifatnya
threshold sehingga dapat dideskripsikan mulai dari tingkatan paling rendah
sampai dengan tingkatan paling tinggi. Instrumen penelitian disajikan dalam
angket tertutup dalam bentuk daftar cek, yakni angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check (√)
pada kolom jawaban yang sesuai (Arikunto, 2005).
Instrumen identitas Karier menggunakan skala pembentukan identitas
remaja dari Marcia (1993) yang diadaptasi. Instrumen ini berbentuk angket
berskala dengan kategori pilihan jawaban, Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak
Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), yang masing-masing diberi skor
1 (STS), 2 (TS), 3 (S) dan 4 (SS).
5. Penilaian dan Pengukuran
Hasil penilaian dalam variabel identitas karier akan dikelompokkan
menjadi dua kelompok yakni rendah dan tinggi untuk menggambarkan eksplorasi
dan komitmen yang dilakukan oleh mahasiswa. Analisis data terkait profil
identitas karier mahasiswa menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft
Excel 2007. Tahapan teknik analisis data dijabarkan sebagai berikut.
a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor
maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi.
Jumlah 45
71
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor
minimal ideal = jumlah skor x skor terendah.
c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: rentang
skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal.
d. Mencari interval skor dengan rumus: interval skor = rentang skor/2.
Dari langkah langkah di atas di atas didapatkan interval yang kemudian
didapatkan kategorisasi sebagai berikut.
Tabel 3.8
Kategorisasi Rentang Skor
Tingkatan Rentang
Rendah x < skor minimal ideal + 1.interval
Tinggi x > skor minimal ideal + 1.interval
Dari langkah langkah di atas di atas, kemudian dikategorikan sesuai
dengan 4 status identitas.
Tabel 3.9
Status Identitas Marcia
No Status Identitas Eskplorasi Komitmen
1. Diffusion Rendah Rendah
2. Foreclosure Rendah Tinggi
3. Moratorium Tinggi Rendah
4. Achievement Tinggi Tinggi
Pengkategorian status tersebut mengelompokkan mahasiswa menjadi
empat status yang berbeda, penjelasan setiap statusnya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.10
Penjelasan Setiap Status Identitas
Status Penjelasan
72
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Identitas
Diffusion
Mahasiswa pada status ini memiliki eksplorasi dan komitmen
yang rendah. Mereka mengalami kebingungan, tidak
mempunyai gambaran masa depan, tidak mampu memaknai
yang dimiliki, tidak mampu mengendalikan masa depannya
secara optimis maupun pesimis.
Foreclosure
Mahasiswa pada status ini rendah dalam eksplorasi, tetapi
tinggi dalam komitmen. Terdapat pengaruh atau andil yang
kuat dari orang tua atau figur lain yang dianggap penting
terhadap rencana hidupnya. Mereka melihat dirinya hidup
dengan ideal dan bergantung pada tugas yang dihadapi.
Moratorium
Mahasiswa pada status ini tinggi dalam eksplorasi akan tetapi
rendah dalam komitmen. Mahasiswa masih dikuasai oleh
konsep-konsep sebelumnya, biasanya cemas, bingung dan
ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu.
Achievement
Mahasiswa pada status ini tinggi dalam eksplorasi dan
komitmen. Mereka memandang bahwa masa depan adalah
sesuatu yang harus diperjuangkan, mampu mengontrol proses
eksplorasi hingga mencapai suatu komitmen, dan mereka
memiliki self definition yang stabil.
D. Pengembangan Program
1. Struktur Program
Program bimbingan karier dalam penelitian ini mengacu pada teori
identitas Marcia untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa. Teori
identitas Marcia menjadi dasar teori dalam mengembangkan program dengan
menjadikan profil mahasiswa yang dikategorikan dalam status identitas sebagai
dasar kebutuhan pembuatan program. Adapun struktur program sebagai berikut.
73
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
a. Orientasi Program yaitu landasan pembuatan program penelitian yang
mengacu pada teori identitas Marcia sebagai pedoman utama.
b. Rasional dan Asumsi Program menjelaskan mengenai pandangan teori
identitas terhadap manusia khususnya dalam mengembangkan identitas karier
yang menitikberatkan pada pemaknaan atau disebut sebagai eksplorasi dan
komitmen.
c. Tujuan program yaitu menerapkan pendekatan teori identitas untuk
mengembangkan identitas karier mahasiswa.
d. Peran konselor yaitu menjabarkan tugas-tugas konselor dalam melaksanakan
program pribadi dari mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program.
e. Kompetensi konselor yaitu menjelaskan kemampuan-kemampuan konselor
dalam melaksanakan program bimbingan karier dalam penelitian ini.
f. Struktur dan tahapan program yaitu menjelaskan dengan rinci tahapan,
tujuan, deskripsi kegiatan, dan system penunjang pelaksanaan program .
g. Evaluasi program yaitu mecakup evaluasi proses dan hasil.
h. Indikator pencapaian pelaksanaan program bimbingan karier dalam
mengembangkan identitas karier mahasiswa
2. Isi Program
Program bimbingan karier merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi
siswa agar memiliki pemahaman tentang dirinya, kemampuan mengembangkan
potensi dirinya dan memecahkan masalah-masalah yang dialaminya terutama
dalam bidang karier.
Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah kepada pencapaian
karier yang mantap, dengan memperhatikan keunikan karakteristik karier serta
ragam permasalahan yang dialami (Syamsu Yusuf, 2009:53). Program bimbingan
karier dalam penelitian ini didasarkan pada teori identitas yang bertujuan untuk
membantu mahasiswa dalam mengembangkan identitas karier. Kegiatan
pengembangan dilakukan melalui kegiatan pelayanan bimbingan yang berkenaan
dengan masalah karier.
74
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Proses belajar karier dalam pendekatan teori identitas menurut Loedwijk
(Meijers, 1998) membedakan enam dasar kondisi untuk menjadikannya sebagai
situasi belajar, yang dia sebut sebagai lingkungan pembelajaran yang kuat, yaitu :
1. Lingkungan pembelajaran yang kuat ,yang pertama harus berfungsi dengan
baik, keadaan dan situasinya harus menyerupai yang sebenarnya yang akan
dimasuki oleh mahasiswa.
2. Lingkungan pembelajaran yang kuat harus seperti kehidupan. Mahasiswa harus
dikondisikan agar selalu waspada terhadap apa yang dia bisa dan tidak bisa dia
lakukan oleh pengetahuan yang telah dimilikinya, lalu bagaimana dan kapan
dia bisa menggunakan keterampilannya.
3. Lingkungan pembelajaran yang kuat merangsang untuk melakukan suatu
aktifitas, lingkungan tersebut menstimulasi interaksi yang terintegrasi dengan
mata kuliah yang dipelajari.
4. Lingkungan pembelajaran yang kuat menyediakan pelatihan dan model
perilaku, guru/dosen dikhususkan untuk menjadi sebagai seorang pelatih.
5. Lingkungan pembelajaran yang kuat mengajarkan mahasiswa bagaimana cara
belajar. Pembelajaran tidak dilakukan dengan mengajarkan meta kognitif
(kecuali jika diperlukan), tapi pembelajaran dilakukan dengan membiarkan
mahasiswa untuk bertanggung jawab atas apa yang dipelajari.
6. Lingkungan pembelajaran yang kuat secara sistematis mengembangkan
kesadaran terhadap kemampuan yang dimiliki mahasiswa. Perhatian konstan
harus diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa menikmati dan termotivasi,
tapi mahasiswa juga harus diberikan alat yang memungkinkan mereka untuk
bisa melihat perkembangan yang telah mereka buat, yang memungkinkan
mereka untuk mengembangkan perasaan akan kompetensi yang mereka miliki.
Struktur dan tahapan program bimbingan karier berdasarkan teori identitas
untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa dilakukan secara berkala sesuai
dengan hasil dari pencapaian di setiap tahapannya. Seluruh kegiatan layanan
bimbingan dilakukan di dalam kelas dengan durasi waktu 1x pertemuan dihitung
50 menit.
75
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Adapun deskrpsi kegiatan program sebagai berikut.
Tabel 3.11
Struktur dan Tahapan Program Bimbingan Karier untuk
Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa
No. Tahap Layanan Tujuan Sistem
Penunjang
1. Tahap I Orientasi, Pre Test
(1x pertemuan)
1. Mahasiswa memahami tujuan umum dan garis besar layanan
2. Mahasiswa memahami tujuan
pengungkapan tentang identitas karier
Instrumen Identitas Karier Mahasiswa
2. Tahap II
(2x pertemuan) “Pengetahuan
diri”
1. Mahasiswa mampu menilai
kebutuhan dan kemampuan diri dengan tepat dan menyadari kesempatan yang ada di
masyarakat (dunia kerja) 2. Mahasiswa berdiskusi dengan
temannya mengenai pengetahuan sifat-sifat dirinya
3. Mahasiswa mampu memecahkan
permasalahan pribadi 4. Mahasiswa mengetahui apa yang
harus dilakukan berdasarkan penilaian diri yang sudah dilakukan
SKLBK
Johari Windows Metode: diskusi,
dialog, refleksi dan penugasan.
3. Tahap III
(2x pertemuan)
“Jejak Karier Keluarga”
1. Mahasiswa mengetahui
kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pencarian informasi
karier 2. Mahasiswa memiliki
pengetahuan terhadap karier
dalam keluarga 3. Mahasiswa menyadari berbagai
pekerjaan-pekerjaan yang potensial
SKLBK
Genogram
Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
4. Tahap IV (2x pertemuan)
“Peta Konsep
Karier”
1. Keputusan terhadap pekerjaan yang diinginkan yang dijadikan
tujuan karier 2. Menyadari berbagai hal yang
mempengaruhi karier
SKLBK Mind Map
Metode: diskusi,
dialog, refleksi dan penugasan.
76
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
5. Tahap IV (1x pertemuan)
“Aku Apa Adanya”
1. Mahasiswa memahami berbagai macam bentuk emosi
2. Mahasiswa memiliki keterampilan dalam merasakan dan mengelola emosi
3. Mahasiswa memiliki sikap percaya diri dan ketenangan
pada pilihan kariernya
SKLBK Story Telling
Metode: diskusi, dialog, refleksi
dan penugasan.
6. Tahap V (1x pertemuan)
“Berkomunikasi”
1. Mahasiswa menyadari siapa saja yang dapat membantu terhadap
pilihan kariernya 2. Mahasiswa memiliki sosok yang
dapat dijadikan inspirasi
3. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan baik
SKLBK Bedah Film
Metode: diskusi, dialog, refleksi
dan penugasan.
7. Tahap VI (1x pertemuan)
“Rencana masa depan”
1. Mahasiswa memiliki rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang
2. Mahasiswa memiliki target-target yang harus dicapai
3. Mahasiswa memiliki tujuan karier yang jelas dan realistis
SKLBK Metode: diskusi,
dialog, refleksi dan penugasan.
8. Tahap VII (1x pertemuan)
“Alasan untuk
selalu tetap”
1. Mahasiswa mampu bertahan terhadap pilihan kariernya
2. Mahasiswa mampu menyusun beberapa pertanyaan dan
jawaban sebagai penjelasan pemilihan karier
3. Mahasiswa mampu menyusun
berbagai hal yang mungkin akan menjadi hambatan dalam karier
dan bagaimana penanganannya
SKLBK
Metode: diskusi, dialog, refleksi
dan penugasan.
9. Tahap VIII Refleksi Akhir, Post Test
(1x pertemuan)
1. Menganalisis hasil perolehan tes dan membandingkan dengan pencapaian di awal pertemuan.
2. Penjelasan hasil
Instrumen Identitas Karier Mahasiswa
Keterangan :
Pertemuan setiap layanan tertuang dalam SKLBK
3. Uji Kelayakan Program
Program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier
mahasiswa sebelum diuji cobakan terlebih dahulu diuji kelayakannya oleh pakar
77
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
atau praktisi. Pakar dan praktisi yang dimaksud adalah Prof. Uman Suherman
A.S., M.Pd., Dr. Amin Budiamin, M. Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M. Pd.
Berdasarkan hasil pertimbangan, sehingga diadakan perbaikan program
dengan maksud menyajikan program yang layak untuk diuji coba pada mahasiswa
Jurusan Pendidikan Akuntansi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.
Terdapat perbaikan dalam penulisan kalimat, sistematika dan redaksi yang
digunakan dalam program.
4. Tahap Uji Coba Program
Pelaksanakan program bimbingan karier yang telah dirancang sebelumnya.
Berikut rancangan kegiatan pelaksanaan program bimbingan karier untuk
mengembangkan identitas karier mahasiswa.
Tabel 3.12
Tahap Pelaksanaan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan
Identitas Karier Mahasiswa
Tahapan Tahapan Program Sistem Penunjang
1. Layanan Orientasi Instrumen Identitas Karier Mahasiswa
2. Pengetahuan kelebihan dan
kemampuan diri
SKLBK (terlampir)
3. Pengetahuan informasi karier dan pekerjaan-pekerjaan yang potensial
SKLBK (terlampir)
4. Pengetahuan terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi karier
SKLBK (terlampir)
5. Tingkat emosi SKLBK (terlampir)
6. Kemampuan berkomunikasi
secara efektif
SKLBK (terlampir)
7. Membuat rencana masa depan SKLBK (terlampir)
8. Membuat penjelasan untuk tetap bertahan pada keputusan
SKLBK (terlampir)
9. Evaluasi hasil akhir Instrumen Identitas
Karier Mahasiswa
E. Teknik Pengumpulan Data
78
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
Pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia
Bumi Siliwangi Bandung tahun pelajaran 2013/2014.
1. Tahap Persiapan
Langkah-langkah persiapan dalam pengumpulan data ditempuh secara
administratif dan personal. Secara administratif persiapan meliputi :
a. Pembuatan proposal penelitian lalu diseminarkan dan mengajukan
pembimbing tesis sesuai dengan judul penelitian.
b. Pelaksanaan bimbingan mulai dari perbaikan proposal, draft bab I, draft bab
2, draft bab 3 beserta instrumen Identitas Karier mahasiswa dan Program
Bimbingan Karier yang akan diuji coba.
c. Pengurusan perizinan penelitian kepada pihak pimpinan Program Studi
Pendidikan Akuntansi UPI.
d. Penjajagan dan pembuatan appointment dengan staf kurikulum dan staf
pengajar untuk keperluan pengumpulan data.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini memerlukan kecermatan dari peneliti dan bantuan dari
berbagai pihak yang ditunjuk untuk kepentingan kelancaran penelitian ini.
Pelaksanaan penelitian yaitu.
a. Penyusunan instrumen identitas karier sesuai dengan definisi operasional,
aspek dan indikator identitas karier.
b. Pernimbangan kelayakan instrument dengan men-judge instrument kepada
pakar dan praktisi di bidang Bimbingan dan Konseling.
c. Penghitungan validitas dan reliabilitas instrument kemudian menentukan item-
item yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.
d. Penyusunan program teoretik berdasarkan teori identitas.
e. Penimbangan kelayakan program kepada pakar dan praktisi bidang bimbingan
dan konseling
79
Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu
f. Pengumpulan data mencakup penyampaian tujuan pemilihan alternatif respons
skala, penyebaran skala, penjelasan petunjuk pemilihan alternatif respons
skala dan pengumpulan skala.
g. Pengumpulan data studi pendahuluan sebagai data pre-test dengan
menyebarkan instrumen Identitas Karier Mahasiswa
h. Pelaksanaan program bimbingan karier mengacu pada dasar kebutuhan yang
diperoleh dari hasil pretest.
i. Pengumpulan data post-test untuk memperoleh data efektivitas Program
Bimbingan karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa.
3. Tahap Pelaporan
Pada tahap pelaporan dimulai dari penyusunan draft bab I-V dan
melampirkan hasil-hasil penelitian dalam bentuk administratif pada pembimbing.
Melaporkan juga lampiran-lampiran bukti penelitian saat uji coba program
bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.
Recommended