View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan
Menurut Muhibbin syah (2010:10) Pendidikan berasal dari kata “ didik”,
lalu kata ini mendapatkan awalan me sehingga menjadi “ mendidik “, artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran,tuntunan,dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran
Dalam pengertian yang sempit, pendidikan berarti perbuatan atau proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian yang agak luas,
pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode – metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas dan
representative pendidikan ialah seluruh tahapan pengembangan kemampuan –
kemampuan dan perilaku–perilaku manusia, juga proses penggunaan hampir
seluruh pengalaman kehidupan (Muhibbin syah 2010:10).
Menurut Ravik Karsidi (2008:24-29) Secara mendasar sekolah bertugas
untuk memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang
diperlukan seseorang agar ia dapat menapaki perjalanan kedewasaannya secara
utuh dan tersalurkannya bakat – bakat potensial yang ia miliki. Namu dalam
konteks social pada kenyataannya sekolah mempunyai beberapa fungsi yakni :
1. Sekolah mempersiapkam seseorang untuk mendapat suatu pekerjaan
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
7
2. Sebagai alat transmisi kebudayaan
3. Sekolah mengajarkan peranan social
4. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
5. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
6. Menciptakan integrasi social
7. Control social pendidikan
B. Hakikat jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan, yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan
bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran jenjang pendidikan
sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi. Seperti hanya yang menurut Suryosubroto (2010:63) bahwa jenjang
pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang di tetapkan
tingkat perkembangan para peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan
pengajaran.
Menurut Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2010
jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan di capai , dan kemampuan
yang dikembangkan. Jenjang pendidikan di sekolah terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Selain jenjang pendidikan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dapat
diselenggarakan pendidikan prasekolah. Syarat–syarat dan tata cara pendirian
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
8
serta bentuk satuan, lama pendidikan, dan penyelenggaraan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di tetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik
yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 13 ayat
1).
Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling
dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu
6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan
pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan
kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi (pasal 15 ayat
1).
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS)
adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus
sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu
3 tahun
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang
pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
9
Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam
waktu 3 tahun.
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan/ atau prpfesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/ atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/ atau kesenian (pasal 16 ayat 1).
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.
Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik
perguruan tinggi disebut dosen.
C. Hakikat Petani
1. Pengertian Keluarga Petani Bawang Merah
Menurut Ali (Suparyanto, 2011) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam
sutu rumah tangga,yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut Balian (2012) Petani adalah sebagai orang desa yang bercocok
tanam dan beternak di daerah pedesaan tidak di kalangan tertutup (greenhouse) di
tengah-tengah kota atau dalam kotak-kotak aspidistir yang diletakkan di atas
ambang jendela.
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
10
Dengan demikian keluarga petani pada hakikatnya adalah keluarga yang
anggotanya memiliki aktifitas memanfaatkan dan mengelola lahan pertanian baik
petani itu memiliki lahan sendiri, penggarap ataupun penyewa.
2. Klasifikasi kepemilikan lahan
Klasifikasi petani di Indonesia berdasarkan kepemilikan lahan menurut
Tohir,2006 dapat di bagi menjadi
a. Memiliki < 0,1 Ha adalah buruh tani
b. Memiliki < 0,1–0,5 Ha adalah petani miskin
c. Memiliki < 0,5-1,0 Ha adalah petani cukupan
d. Memiliki >1 Ha adalah petani mampu
Sedangkan menurut Sayogya,1999 luas lahan pertanian dapat diklasifikasikan
menjadi:
1. Golongan petani kecil dengan luas lahan < 0,5 Ha
2. Golongan petani menengah dengan luas lahan 0,5–1 Ha
3. Golongan petani besar dengan luas lahan >1 Ha
Meskipun terdapat perbedaan, pada dasarnya mereka mengklasifikasikan
petani berdasarkan luas lahan yang dimilikinya,kepemilikan lahan menentukan
status sosial seseorang. Petani dengan garapan yang luas biasanya tingkat
ekonominya lebih tinggi daripada petani yang mempunyai lahan sempit, dengan
rata–rata luas lahan pertanian yang diusahakan oleh kebanyakan petani yaitu <0,5
Ha.
Adiwilaga, 2006 mengklasifikasikan petani berdasarkan kepemilikan lahan
yaitu sebagai berikut:
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
11
a. Petani pemilik yaitu yang memiliki lahan pertanian sendiri dengan luasan
tertentu untuk dikerjakan sendiri atau disewakan kepada orang lain
b. Petani sistem bagi hasil merupakan kesempatan antara petani pemilik lahan
dengan penggarap, biasanya disesuaikan dengan kebiasaan dengan kebiasaan
masyarakat setempat, bias di bagi setengah–setengah atau tergantung
kesepakatan dalam pengelolaan biasanya biaya penguasaan lahan di bebankan
pada petani penggarap, sehingga pemilik mendapatkan hasil setelah di kurangi
biaya produksi, namun ada juga pemilik yang mendapatkan bagian lebih besar
dibanding penggarap sedang biaya produksi di tanggung oleh penggarap.
c. Petani penyewa yaitu jika petani tersebut menyewa lahan pertanian dari
pemiliknya dengan jangka waktu tertentu dengan menyerahkan sejumlah uang
yang telah ditentukan maka petani berhak mengelola tanah sewaannya.
d. Buruh tani adalah golongan orang–orang yang bekerja pada orang lain dan
mendapatkan imbalan sesuai dengan pekerjaannya baik itu berupa sejumlah
uang ataupun hasil pertanian, dan mereka tidak memiliki lahan.
D. Hakikat Minat
1. Pengertian minat
Slameto (2010:57) berpendapat bahwa minat adalah kecenderungan yang
tetap, untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan–kegiatan yang
diminati seseorang,diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Crow and crow (Djalli, 2011:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan
orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
12
Holland (Djalli, 2011:122) berpendapat bahwa, minat adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan,
misalnya minat belajar, dan lain-lain.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli tentang minat di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan dari dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas atau kegiatan tertentuberdasarkan kesenangan atau
ketertarikan pada obyek tertentu dan obyek tersebut bernilai lebih baginya, jadi
dalam penelitian iniminat menyekolahkan anak dapat dikatakan sebagai suatu
kecenderungan jiwa seseorang untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang
perguruan tinggi disertai dengan perasaan senang.
2. Klasifikasi minat
Menurut Nursalam (Suparyanto,2011), minat seseorang dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a. Rendah
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat. Yaitu keluarga petani dan
buruh tani yang sama sekali tidak memiliki keinginan untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang Perguruan Tinggi.
b. Sedang
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
Yaitu keluarga petani dan buruh tani yang memiliki keinginan menyekolahkan
anaknya ke perguruan tinggi tetapi bukan dalam waktu segera.
c. Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
13
Yaitu keluarga petani dan buruh tani yang memiliki keinginan menyekolahkan
anaknya ke perguruan tinggi dalam waktu segera.
E. Kesejahteraan Keluarga
Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materill
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan (Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun2009).
Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dinamis keluarga dimana
terpenuhi semua kebutuhan : fisik materil, mental spiritual dan social, yang
memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta
memungkinkan anak–anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang
diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang mantap dan
matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas (BKKBN, 2011).
Materi pokok pembangunan keluarga sejahtera bertitik dari pelaksanaan 8
fungsi keluarga yang terdiri dari :
1. Fungsi Keagamaan
Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam
kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama.
Keluarga juga dapat menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan
nilai– nilai agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak baik dan
bertaqwa.
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
14
2. Fungsi sosial budaya
Manusia adalah makhluk social. Ia bukan hanya membutuhkan orang lain
tetapi juga ia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Setiap keluarga tinggal
disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluarga sebagian dari
masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial
budaya setempat. Disamping itu keluarga juga mampu menanamkan rasa
memiliki terhadap budaya daerahnya tetapi tidak berlebih-berlebihan, sehingga ia
mampu menghargai perbedaan budaya harus dijadikan rahmat bukan dijadikan
bahan ejekan yang menyebabkan terjadinya permusuhan dan perpecahan.
3. Fungsi cinta dan kasih sayang
Mendapatkan cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orang tua untuk
memenuhinya. Dengan kasih sayang orang tuanya, anak belajar bukan hanya
menyayangi yang lainnya tetapi juga belajar menghargai orang lain. Membimbing
dan mendidik anak dengan penuh cinta kasih akan membuat anak berkembang
menjadi anak yang lembut, penuh kasih saying dan bijaksana.
4. Fungsi perlindungan
Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota
keluarga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa
aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya. Dalam ajaran islam bahwa
salah satu tujuan pernikahan adalah diperolehnya rasa aman, tenang dan tentram.
5. Fungsi reproduksi
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
15
Salah satu tujuan perkawinan adalah melestarikan keturunan, karena itu
pengembangan keturunan bagi suatu keluarga akan mengurangi kebahagiaan
bahkan menjadi sebab penderitaan batin bagi keluarga.
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak–anaknya. Keluarga
selain berfungsi sebagai pendidik juga sebagai pembimbing dan pendamping
dalam tumbuh kembang anak, baik secara fisik, mental sosial dan spiritual.
Mendidik anak adalah kewajiban orang tua. Orang tua wajib mengarahkan
anaknya agar mengenal, mengetahui dan menjalankan kewajibannya.
7. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan berupa sandang pangan dan papan adalah kewajiban
setiap orang tua, tetapi selai dari itu adalah bagaimana mendorong anggota
keluarganya untuk hidup sederhana tidak berlebih–lebihan sehingga ia dapat
menghargai setiap jerih payah yang telah di lakukan oleh orang tuanya.
8. Fungsi lingkungan
Kemampuan keluarga dalam pelestarian lingkungan merupakan langkah
yang positif. Penempatan diri untuk keluarga sejahtera dalam lingkungan sosial
budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara serasi, selaras dan seimbang.
Upaya pengembangan fungsi keluarga ini dimaksudkan sebagai wahana bagi
keluarga agar dapat mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya menjadi
keluarga sejahtera dengan difasilitasi oleh institusi masyarakat sebagai lingkungan
sosialnya dan dukungan kemudahan dari pemerintah.
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
16
Allah SWT melarang manusia untuk membuat kerusakan di muka bumi ini
dan melakukan apa saja yang mengancam kelestarian alam dan lingkungan hidup,
karena akibat buruknya akan dirasakan oleh manusia. Berdasarkan hal itulah
bahwa suatu keluarga sejahtera tidak bias lepas dari fungsi kelestarian lingkungan
ini.
Dalam pendapatan keluarga Indonesia menurut BKKBN, 2011 di
klasifikasikan menurut kelompok sebagai berikut :
a. Keluarga pra sejahtera
Keluarga pra sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang,
papan, kesehatan dan pendidikan.
b. Keluarga sejahtera I
Keluarga sejahtera I yaitu keluarga–keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan
sosial psikologisnya, seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani, pakaian,
ruang untuk interaksi keluarga, dalam keadaan sehat, mempunyai penghasilan,
bias baca tulis dan keluarga berencana.
c. Keluarga sejahtera II
Keluarga sejahtera II yaitu keluarga–keluarga yang disamping telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan
kebutuhan perkembangannya seperti kebutuhan untuk peningkatan agama,
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
17
menabung, berinteraksi dalam keluarga, ikut melaksanakan kegiatan dalam
masyarakat dan mampu memperoleh informasi.
d. Keluarga sejahtera III
Keluarga sejahtera III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan
pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan yang
maksumal terhadap masyarakat, seperti secara teratur memberikan sumbangan
dalam bentuk material dankeuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan
serta berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga
kemasyarakatan atau yayasn–yayasan sosial, keagamaan,kesenian, olah raga,
pendidikan dan sebagainya.
e. Keluarga sejahtera III plus
Keluarga sejahtera III plus yaitu keluarga–keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis
maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Pada umumnya keluarga pra sejahtera dan sejahtera I terdiri dari dua jenis
kelompok keluarga. Kelompok pertama yaitu keluarga–keluarga yang miskin dan
sangat miskin yang disebabkan karena bodoh atau buta huruf atau bertubi–tubi
terkena musibah dan tidak bekerja, rentan dan cacat, janda miskin dengan anak
banyak, serta sebab–sebab lain yang tidak mungkin bagi yang bersangkutan untuk
bangkit dengan kekuatan sendiri. Mereka itu pada umumnya tidak mampu
mempunyai pendapatan yang cukup untuk menutup belanja pokok untuk hidup
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
18
selayaknya manusia dan keluarga yang layak. Kelompok dua yaitu keluarga–
keluarga yang tidak peduli terhadap pembangunan yang sedang berjalan.
Umumnya kelompok dua ini tidak mengikuti gerak pembangunan yang sedang
berlangsung, tidak menjadi anggota PKK, tidak ikut keluarga berencana ( KB ),
tidak mengikuti anjuran tentang syarat–syarat kesehatan yang baik, tidak
mendengarkan anjuran melalui radio, televise, maupun surat kabar tentang
pembangunan maupun mengikuti dirinya sendiri atau tersisih dari berbagai
informasi dan ajakan pembangunan tersebut. Sebagian tidak miskin tetapi karena
miskin informasi, maka tidak terlihat adanya kelompok keluarga yang sejalan
dengan arah pembangunan yang sekarang. Untuk kelompok keluarga yang
pertama perlu uluran tangan dan bantuan agar bias dientaskan dari lembah
kemiskinannya. Sedangkan untukkelompok yang kedua perlu diberikan bantuan
informasi dan ajakan untuk meningkatkan tekad dan motivasinya agar mau
menyatu dan mendengarkan informasi pembangunan yang cocok dengan keadaan
dirinya.
Kesimpulan dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan akan tercapai apabila semua kebutuhan manusia baik
jasmani, rokhani, dan social dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup
tersebut manusia perlu meningkatkan pendapatan keluarga dan membatasi
kelahiran. Maka upaya pemerintah untuk membangun keluarga sejahtera adalah
dengan memprogramkan keluarga berencana dengan membentuk keluarga kecil
bahagian dan sejahtera.
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
19
F. Hasil penelitian yang relevan
Nama
Endang Cuciswara
2003
Puji Arni Astuti
2005
Isnaeni Rizqi S
2014
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
pengaruh penghasilan
petani terhadap minat
menyekolahkan anak di
Desa Kalilandak
Kecamatan Purwareja
Kabupaten Banjarnegara
Untuk mengetahui
hubungan antara
pendapatan penambang
pasir dengan minat
menyekolahkan anak di
Desa Pesanggrahan
Kecamatan Kesugihan
Kabupaten Cilacap
1. Mengetahui kesejahteraan
petani bawang merah di
Desa Rengasbandung
Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes.
2. Mengetahui minat
menyekolahkan anak ke
jenjang perguruan tinggi
petani bawang merah di
Desa Rengasbandung
Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes
3. Mengetahui pengaruh
kesejahteraan dengan
minat menyekolahkan anak
ke jenjang perguruan tinggi
di Desa Rengasbandung
Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes
Pengumpulan
Data
Angket dan Dokumentasi Angket dan Dokumentasi Angket dan Dokumentasi
Metode
Penelitian
Proposional random
sampling
Survey dengan
pendekatan Korelasi
total sampling
Analisis Data Deskriptif Kualitatif Regresi dan Korelasi Korelasi product moment
Hasil
Penelitian
Bahwa semakin tinggi
kesejahteraan keluarga
semakin tinggi pula minat
menyekolahkan anak dan
sebaliknya
Jika penghasilan tinggi
keluarga akan mampu
memenuhi sarana dan
prasarana yang
diperlukan oleh anak –
anak dalam belajar
sehingga dapat
meningkatkan minat
dalam menyekolahkan
anak – anak dan
sebaliknya .
Semakin tinggi
kesejahteraan petani pemilik
maka semakin tinggi pula
minat menyekolahkan anak
ke perguruan tinggi. Bahwa
semakin rendah
kesejahteraan petani pemilik
maka semakin rendah pula
minat menyekolahkan anak
ke jenjang perguruan tinggi.
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
20
G. Kerangka pikir
Gambar 2.1 Bagan alir Kerangka Pikir
H. Rumusan hipotesis
- Kesejahteraan petani bawang merah di Desa Rengasbandung Kecamatan
Jatibarang Kabupaten Brebes termasuk dalam keluarga ≥ 20% keluarga
Sejahtera III
- Minat menyekolahkan anak kejenjang perguruan tinggi ≥ 20% berminat ke
Perguruan Tinggi
- Terdapat pengaruh positif antara kesejahteraan terhadap minat
menyekolahkan anak kejenjang perguruan tinggi
Indikator Minat
- Informasi
a. Tv / media
b. Tokoh masyarakat
c. Penyuluhan
- Perhatian
a. Psikologis/ mental
b. Fasilitas
- Kepedulian
Indikator Kesejahteraan
- Pangan
- Papan
- Sandang
- Kesehatan
- Komunikasi dan Rekreasi
- Transportasi
- Kegiatan masyarakat
- Informasi
- Peribadatan
- Pendidikan
- Penghasilan
Perguruan Tinggi
Kesejahteraan
Minat menyekolahkan
anak
Kajian Kesejahteraan dengan Minat..., Isnaeni Rizqi Syahlita, FKIP UMP 2014
Recommended