View
18
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir
1. Ekspor
Adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Sedangkan yang dimaksud
dengan daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi
Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang No. 10 Tahun
1995 tentang kepabeanan. (Agoes Junaedy, Adi Kusrianto, 2014:1).
2. Eksportir
Adalah pengusaha yang dapat melakukan ekspor, yang telah memiliki SIUP atau izin
usaha dari Departemen Teknis atau Lembaga Pemerintah Non Departemen berdasarkan
ketentuan yang berlaku. (Andri Ferianto, S.E, 2015:76)
2.1.1 Instansi-Instansi yang Terkait Dengan Kegiatan Ekspor
Transaksi ekspor ternyata memiliki kompleksitas yang cukup besar, di samping
adanya peraturan antarnegara yang harus dipahami dan kredibilitas pihak pembeli atau
penjual yang harus diyakini, juga ada baiknya kita mengetahui pihak-pihak yang
mungkin akan terlibat dalam transaksi ini. Pihak-pihak yang mungkin terlibat mulai dari
tahap negosiasi, eksekusi, maupun dalam operasional transaksi haruslah kita ketahui,
(Agoes Junaedy, Andi Kusrianto, 2014:12) diantaranya adalah :
a. Penjual (eksportir) bisa juga merupakan agen dari importir dan juga Trading
Company. Eksportir ini bisa disebut Shipper, Seller atau Benefeciary.
b. Pembeli (Importir) bisa juga merupakan agen dari importir atau juga Trading
Company. Importir bisa juga disebut Consignee, Buyer atau Applicant.
c. Bank atau lembaga keuangan lainnya adalah merupakan instansi yang bertugas untuk
memfasilitasi pembayaran internasional. yang fungsinya sebagai fasilitator
pembayaran, keuangan, dan juga penjaminan (L/C dan Bank Guarantee)
d. Asuransi adalah pihak atau perusahaan yang ditujukan sebagai penangung resiko
dalam aktivitas perdagangan ekspor impor, fungsinya sebagai institusi penjaminan
resiko kerugian.
e. Port (pelabuhan) adalah merupakan tempat dimuat atau di bongkarnya barang ekspor
impor dari atau ke sarana penggangkut (moda transportasi barang atau cargo).
Didalam port area juga biasanya terdapat gudang yang fungsinya untuk menyimpan
barang sementara waktu sambil menunggu proses administrasi dan pemuatan barang
(loading ke atas kapal jika ekspor) atau menunggu proses administrasi dan
pengeluaran barang dari port (untuk proses impor).
f. Freight Forwarder adalah jasa pengurusan transportasi yang bertugas mengurus
semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan
barang melalui transportasi darat, laut dan udara yang dapat mencakup kegiatan
penerimaan, penyimpanan, pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan,
penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkut, perhitungan biaya angkutan,
klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya
lainnya.
g. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah pengangkut barang (cargo) yang
bertugas mengangkut barang dari tempat eksportir ke pelabuhan laut atau sebaliknya.
h. PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan) adalah merupakan perusahaan yang
bertindak menyediakan jasa pengurusan formalitas kepabeanan dan hal-hal yang
terkait di dalamnya.
i. Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) adalah berada dibawah kementrian
keuangan. Tugas dan fungsinya adalah mengawasi kegiatan ekspor impor, memungut
bea masuk, bea keluar, serta pajak dalam rangka ekspor maupun impor. Fungsinya
sebagai fasilitator perdagangan, yang berwenang melakukan penundaan atau bahwa
pembebasan pajak dengan syarat-syarat tertantu.
j. Surveyor sebagai lembaga survey apabila dibutuhkan atau dipersyaratkan, bertugas
“memastikan” kondisi (kualitas dan kuantitas) barang sesuai dengan yang diminta
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan cara melakukan inspeksi dan kemudian
menerbitkan sertifikat.
k. Departemen Pemerintahan Terkait adalah Desperindag, Kadin, Depkes atau Bpom,
BKPM, Dirjen Pajak atau KPKN, Dirjen-Dirjen dibawah DepKeu, Deptan atau
Karantina, Dephub, dan lain-lain. Departemen pemerintah ini berguna untuk
pembuatan Certificate Of Origin dan legalisasi dokumen - dokumen yang
dipersyaratkan.
l. Badan sertifikasi lainnya.
Pihak-pihak yang disebutkan di atas biasanya terlibat tergantung dari keperluan
transaksi ekspor impor tersebut. Selain pihak-pihak di atas, juga terdapat pihak-pihak
yang secara tidak langsung terlibat, baik dalam regulasinya maupun institusinya,
seperti antara lain :
1) Bank Indonesia, untuk peraturan dan kebijakan di bidang keuangan dan
perbankan diantaranya (penetapan Legal Lending Limit dan monitor lalu lintas
Devisa)
2) Departemen Kehakiman, menyangkut legalitas transaksi dan lembaga peradilan
apabila terjadi dispute antara pihak-pihak yang bertransaksi.
3) Perusahaan Logistic dan Transportasi (Trucking, Train, dan lain-lain) apabila
pengiriman menggunakan combined transport.
2.1.2 Macam-Macam Dokumen Ekspor
Importir dapat mengeluarkan produk yang diimpor nya dari kawasan Bea dan Cukai
(Customs Terrytory) di pelabuhan tujuan, hanya bila importir mengajukan secara lengkap
semua dokumen yang diperlukan oleh kantor Bea dan Cukai (Costoms Office) setempat. Oleh
karena itu, pastikan bahwa perinci semua dokumen yang harus dilengkapi oleh eksportir telah
tercantum didalam kontrak, di dalam L/C, maupun di dalam surat pesanan (Letter Of Order).
(Agoes Junaedy, Adi Kusrianto. 2014:111)
Dengan mengetahui secara pasti dokumen yang diperlukan oleh importir, maka eksportir
akan terhindar dari klaim dan atau “tidak dibayar”. Disamping itu, eksportir dapat
diperkirakan dan memperhitungkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
Dokumen standar yang dibutuhkan oleh importir dan harus disediakan oleh eksportir agar
lancar, aman, dan sukses dalam memulai dan menekuni kegiatan ekspor antara lain :
1. Commercial Invoice : merupakan nota atau faktur penjualan barang ekspor atau
impor. Diterbitkan oleh penjual, eksportir atau pengirim barang.
2. Packing List : merupakan dokumen packing atau kemasan yang menunjukkan jumlah,
jenis serta berat dari barang ekspor atau impor, juga penjelasan dari uraian barang
yang disebut didalam commercial invoice.
3. DO (Delivery Order) : Dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah penyerahan
barang kepada pembawa surat tersebut, yang ditujukan kepada bagian yang
menyimpan barang (bagian gudang) milik perusahaan atau bagian gudang perusahaan
lain yang memiliki consensus dengan perusahaan yang menerbitkan delivery order.
4. B/L (Bill Of Lading) : konosemen atau bukti pengiriman barang dan pengambilan
barang. Form Bill Of Lading itu sendiri harus sudah mendapatkan legalitas dari dunia
internasional sebagai alat atau bukti pengiriman dan pengambilan barang ekspor atau
impor.
5. COO (Certificate Of Origin) Surat Keterangan Asal Barang : Merupakan sertifikasi
asal barang, dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang atau
komoditas yang diekspor adalah berasal dari daerah atau Negara pengekspor.
6. Polis asuransi (bila dalam pengiriman diasuransikan) : suatu perjanjian asuransi atau
pertanggungan bersifat konsensual (adanya kesepakatan), harus dibuat secara tertulis
dalam suatu akta antara pihak yang mengadakan perjanjian.
7. SI (Shipping Instruction) : surat yang dibuat oleh shipper (pemilik barang atau
perusahaan ekspedisi) yang ditujukan kepada carrier atau kapal (pelayaran) untuk
menerima dan memuat muatan yang tertera dalam surat tersebut.
2.1.3 Istilah – Istilah Ekspor
Dalam kegiatan ini dikenal bebrapa istilah yang lazim digunakan antara lain :
a. Daerah Pabean
(Ali Purwito, 2013:38) Daerah Pabean di definisikan sebagai berikut :
“Wilayah republik indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang
udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan
landas kontinen yang didalamnya berlaku undang-undang kepabeanan”.
b. Kantor pabean
Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jendral Bea dan Cukai
tempat dipenuhinya kewajiban pabean. Kantor Pabean berarti tempat penyerahan
bukti pembayaran pungutan Negara. Jadi, tidak semua kantor dimana pegawai Bea
dan Cukai termasuk kantor pabean, demikian juga dengan Kantor Wilayah Bea
dan Cukai.
(https://belajarexim.blogspot.co.id/2016/12/apaitukantorpabean.htmldiunduh19feb
ruari2018)
c. Kawasan Berikat
Kawasan Berikat adalah suatu bangunan, tempat, atau kawasan dengan batas-
batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan
barang dan bahan, kegiatan rancangan bangun, perekayasaan, penyortiran,
pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan bahan
asal impor atau barang dan bahan dari dalam Daerah Pabean Indonesia lainnya,
yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor.
(https://www.kanal.web.id/2016/07/pengertian-kawasan-berikat-dan.html-
diunduh19februari2018)
d. Container yard
Kawasan pelabuhan yang digunakan untuk menimbun peti kemas atau kontainer
yang akan dimuat atau dibongkar dari kapal.
e. Stuffing
Kegiatan memasukkan dan menyusun barang ke dalam kontainer di gudang
ekspor maupun CFS.
f. Stevedoring
Kegiatan pembongkaran barang dari kapal dengan menggunakan peralatan
mekanis, non mekanis dan moda transportasi pendukung nya
g. Cargodoring
Kegiatan mengeluarkan muatan atau barang dan dermaga dan penggangkut dari
dermaga kelapangan penumpukan barang di gudang atau lapangan penumpukan
dan sebaliknya.
h. THC (Terminal Handling Charge)
Adalah biaya yang dikenakan oleh terminal pelabuhan untuk penanganan kargo
di terminal tertentu dalam pelabuhan tertentu di negaratertentu.
https://asuransimarinesyariah.wordpress.com/2014/04/11/perusahaanbongkarmu
atstevedoringcompany/diunduh19februari2018)
Istilah-istilah singkat yang biasa di pakai dalam proses ekspor dan impor (Agoes
Junaedy, Adi Kusrianto, 2014:241) :
1. Shipper : si pengirim barang
2. Consignee : si penerima barang
3. Notify Party : pihak kedua setelah consignee yang berhak untuk memberitahu
tentang adanya suatu pengiriman dan penerimaan barang ekspor atau impor
4. Shipping Mark dan Number : jumlah karton tanda pengiriman yang tercantum di
kemasan barang.
5. Description Of Good : perincian atau uraian barang
6. Gross Weight : berat kotor barang
7. Neet weight : berat bersih barang
8. LCL (Less Than Container Loaded) : jenis pengiriman barang kurang dari satu
kontainer sehingga barang dikirim bersama barang eksportir lain dalam satu
kontainer yang dipakai bersama
9. FCL (Full Container Loaded) : jenis pengiriman dengan menggunakan satu
kontainer untuk dipakai oleh seorang eksportir, tidak dicampur barang orang lain.
10. CFS (Container Freight Station) : lapangan untuk membongkar barang yang
dikirim dengan mode LCL.
11. CY (Container Yard) : mode pengiriman dari Tempat Penumpukan Peti Kemas
negara asal sampai ke tempat penumpukan peti kemas Negara tujuan.
12. Vessel : kapal laut
13. Mother Vessel : kapal penggangkut dengan kapasitas besar yang mengangkut
kontainer dari pelabuhan transit menuju pelabuhan tujuan
14. Voyage : nomor keberangkatan kapal yang biasa disingkat dengan V, atau Voy.
15. ETD (Estimation Time Of Departure) : perkiraan waktu keberangkatan kapal
16. ETA (Estimation Time Of Arrival) : perkiraan waktu kedatangan kapal
17. B/L (Bill Of Lading) : konosemen atau bukti pengiriman barang dan pengambilan
barang
18. POL (Port Of Loading) : pelabuhan muat
19. POD (Port Of Discharge): pelabuhan bongkar
20. P/L (Packing List) : daftar rincian barang secara mendetail yang berisikan nama
shipper, consignee, notify party, nama vessel dan voy
21. Commercial invoice : daftar rincian barang secara mendetail yang berisikan nama
shipper, consignee, notify party, nama vessel dan voy
22. FOB (Free On Board) : metode pembayaran di pelabuhan bongkar
23. CIF (Cost Insurance) : metode pembayaran di pelabuhan muat
24. C.&.F (Cost And Freight) : metode pembayaran yang tidak jauh berbeda dengan
C.I.F, tetapi dalam kasus C.&.F, pihak shipper tidak membayar asuransi atau tidak
mengasuransikan barang tersebut
25. Shipping Schedule : jadwal ini diterbitkan oleh shipping agent
26. Closing Time : tenggang waktu normal yang diperbolehkan bagi kargo atau
barang yang masuk ke tempat penimbunan sementara, seperti gudang CFS atau
UPTK
27. PE (Persetujuan Ekspor) : lembar persetujuan ekspor ini bisa diperoleh dan di
print sendiri oleh pihak shipper atau EMKL yang memiliki sistem online (E.D.I =
Electronic Data Intercharge), setelah pengajuan dokumen-dokumen ekspor
seperti packing list, commercial invoice dan PEB yang telah disetujui oleh pihak
Bea dan Cukai
28. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang): pengisian form PEB diajukan dengan
sistem online melalui sistem EDI.
29. Discrepancy : penyimpangan dari yang tertulis pada syarat-syarat yang tertera
pada sebuah L/C
30. Demmurage : sewa pengguna kontainer dan batas waktu pemakaian kontainer
dalam pelabuhan (CY) dari bongkar (discharges) kapal sampai pintu ke luar
pelabuhan (get out)
31. Detention : batas waktu pemakaian kontainer di luar pelabuhan antara depot out
(keluar gudang) kontainer maskapai pelayaran sampai masuk ke pintu pelabuhan
(depot in) atau dari pintu keluar pelabuhan (depot out) sampai kontainer masuk ke
gudang kontainer (depot in) maskapai pelayaran
32. Incoterm : kumpulan istilah-istilah (terms) dalam perdagangan internasional yang
ditetapkan oleh Internasional Chamber Of Commerce dan berlaku sejak tahun
1936 dan digunakan di seluruh dunia hingga kini
33. Jalur Merah : jalur umum yang dikenakan kepada importir baru, importir lama
yang memiliki catatan khusus, importir dengan resiko tinggi karena track record
yang tidak baik,
34. Jalur Kuning : jalur ini diperuntukkan untuk importir dengan track record yang
baik dan dari segi komoditi impot bersifat resiko rendah (low risk) untuk kedua
jalur tadi pemeriksaan fisik barang tetap akan dilaksanakan dengan dasar-dasar
tertentu, misalnya terkena random sampling oleh sistem.
35. Jalur Hijau : jalur ini diperuntukkan untuk importir dengan track record yang baik
dan dari segi komoditi impot bersifat resiko rendah (low risk) untuk kedua jalur
tadi pemeriksaan fisik barang tetap akan dilaksanakan dengan dasar-dasar tertentu,
misalnya terkena random sampling oleh sistem
36. Jalur Mitra Utama (MITA) : fasilitas yang saat ini hanya berada pada kantor
pelayanan utama
37. Jalur Prioritas : jalur khusus untuk importir yang memiliki track record sangat
baik, untuk importir jenis ini pengeluaran barangnya dilakukan secara otomatis
yang merupakan prioritas dari segi pelayanan
2.1.4 Definisi dan Peran Pelabuhan.
Pelabuhan adalah tempat persinggahan kapal, yang mempunyai sarana dan fasilitas
untuk melaksanakan kegiatan pelabuhan. Fungsi pelabuhan adalah tempat melaksanakan
kegiatan bongkar muat (Hananto Soewedo, 2015 :81)
Peran pelabuhan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pintu gerbang arus barang keluar atau masuk ke atau dari daerah atau
negara lain.
2. Memperlancar arus penumpang antar pulau.
3. Tempat penyerahan tenaga kerja yang cukup potensial.
4. Penunjang pertumpuhan ekonomi nasional.
2.2 Gambaran Umum PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang
Sejarah Singkat PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang
PT.Arindo Jaya Mandiri Semarang merupakan salah satu perusahaan freight
forwarder atau PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan)yang menangani pengurusan
jasa Ekspor-Impor di Indonesia, terutama di wilayah Tanjung Emas Semarang. PT. Arindo
Jaya Mandiri Semarang didirikan pada bulan juli tahun 1993 dengan PPJK No : 060100
001606 07 / 09 / 2002, Dan berkantor di JL. Veteran No. 58 Semarang, Dalam menjalankan
bisnis, PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang di dukung oleh beberapa tenaga professional dan
kredibel yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan atau customer.
2.2.1 Visi dan Misi PT. Arindo Jaya Mandiri
a. Visi
Selalu menjadi perusahaan penggangkutan yang professional dan berkualitas, yang mampu
tumbuh dan berkembang tanpa henti yang diakui di dalam negeri, bahkan dalam dunia bisnis
internasional.
b. Misi
1. Menjadi perusahaan yang memiliki keuangan dan kinerja yang baik
2. Terkemuka sebakgai perusahaan yang memegang teguh tanggungjawab
3. Memiliki kerja tim dalam lingkungan kerja baik
4. Terkemuka sebagai perusahaan yang mampu memberikan servis terbaik bagi seluruh
pelanggannya.
Lokasi perusahaan : Kantor pusat dari PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang terletak di JL.
Veteran No.58 Semarang.Telp. (024) 84449922
2.2.2 STRUKTUR ORGANISASI :
Struktur Organisasi PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang
Berikut ini adalah keterangan jabatan dan tugas dari masing-masing
Jabatan :
1. Direktur :
Direktur adalah orang yang bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan.
Tugas dan tanggungjawab direktur selaku pucuk pimpinan PT. Arindo Jaya
Mandiri Semarang meliputi :
a. Memimpin perusahaan menuju kondisi yang diinginkan oleh seluruh elemen
perusahaan.
b. Mengadakan perencanaan kerja, program kerja dan program kerja jangka
panjang dan pendek berdasarkan sumber daya yang dimiliki.
c. Mengadakan pembagian tugas diantara unit- unit perencanaan dan
pelaksanaan tugas.
d. Mengawasi dan mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas.
DTUR
OPERASIONAL PEMASARAN DOKUMEN KEUANGAN
e. Bersama bagian keuangan menyusun anggaran pendapatan dan belanja
perusahaan.
f. Menerima pertangung jawaban bawahannya.
2. Bagian Keuangan :
Adalah bagian yang mengelola uang perusahaan masuk dan keluar. Bagian
keuangan ini terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a. Bagian akuntansi, yang bertugas :
1. Melakukan pembukuan atas piutang dari costumer yang melakukan transaksi
ekspor kepada perusahaan.
2. Melakukan pembukuan terhadap hutang perusahaan kepada pelanggan. Bagian
akuntansi memasukkan daftar nama pelanggan dalam pembukuan hutang
tersebut.
3. Membuat laporan kas masuk dan keluar.
4. Melaporkan kepada bagian keuangan mengenai pelanggan yang menunggak.
b. Bagian piutang, yang bertugas :
1. Membuat dan menyampaikan surat-surat tagihan kepada pelanggan dan
konsumen.
2. Melakukan penagihan piutang atas piutang yang terjadi.
3. Mencatat dan memproses pembayaran piutang.
4. Berkoordinasi dengan bagian akuntansi mengenai piutang tertagih dan belum
tertagih.
5. Melapor kepada keuangan mengenai piutang yang tak tertagih, upaya yang
telah dilakukan untuk menagih piutang dan meminta pertimbangan tentang
upaya lain yang mungkin bisa dilaksanakan.
3. Bagiano perasinal :
Bagian operasional adalah bagian yang menjalankan kegiatan perusahaan
dilapangan. Bagian operasional terdiri dari 4 bidang yaitu :
a. Bidang pengepakan barang, yang bertugas :
1) Melakukan pengepakan barang ditempat si eksportir.
2) Melakukan penataan barang yang akan di ekspor.
b. Bidang muat barang, yang bertugas :
Bertangungjawab atas pemuatan barang ke kontainer dan pemuatan barang di
atas kapal.
c. Bidang pengiriman barang, yang bertugas :
1) Memeriksa apakah barang sudah bisa dikirim apa belum.
2) Mencatat atau mendata barang mengenai jenis barang, isi barang,
mengukur berat barang.
3) Menyerahkan perinci tentang barang yang akan dikirimkan kepada bagian
pembuat dokumen untuk dibuatkan dokumen nya.
4. Bagian pemasaran :
Bertugas mengendalikan sasaran-sasaran dari program perusahaan. Berhasil
tidaknya program perusahaan tergantung dari kemampuan dalam
memperkenalkan program perusahaan kepada masyarakat luas. Bagian pemasaran
dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Bagian penjualan, yang bertugas :
a. melaksanakan program pemasaran yang telah ditentukan.
b. Mempromosikan, memperkenalkan produk perusahaan, dan mencari order.
2) Bagian pelayanan pelanggan, yaitu bertugas :
a. Melayani pelanggan seoptimal mungkin.
b. Mencatat order masuk
3) Menerima tamu
4) Menyampaikan dan menegosiasi dengan setiap pelanggan
5) Menerima komplain, saran dan kritik dari pelanggan untuk dijadikan acuan
dalam meningkatkan mutu pelayanan.
6) Memunculkan image yang baik untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan.
5. Bagian dokumen :
Bagian ini bertugas membuat dokumen yang diperlukan agar barang tersebut baik
dan benar. Bagian dokumen terdiri dari :
a. Bagian dokumen SI ( Shipping Instruction )
Bertugas melaksanakan intruksi dari manager dokumen, agar dibuatkan SI baru
atas nama PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang dengan berdasarkan copy SI dan
INV (invoice) dari eksportir,
b. Bagian PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
Bertugas mengeluarkan surat pemberitahuan Ekspor barang yang ditujukan ke
Bea Cukai, dimana dalam dokumen PEB tersebut berisi tentang pajak yang akan
dibebankan kepada eksportir sesuai dengan barang yang diekspor.
c. Bagian COO ( Certificate Of Original )
Bertugas untuk membeli dokumen COO pada Desperindag dengan
menggunakan copy B/L. Dokumen COO tersebut berisi tempat tujuan ekspor.
Dimana dokumen tersebut akan diberikan kepada importir.
d. Bagian PL (Packing List) dan INV (Invoice)
Bertugas membuat dokumen atau surat-surat yang berisi identitas batang yang
akan diekspor, dimana dokumen tersebut akan diberikan kepada importir.
6. Jam kerja perusahaan
Jam kerja di PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang dalam satu minggu ada 6 hari
kerja, yaitu hari senin-sabtu. Pada hari senin-sabtu, jam kerja dimulai pada pukul
08.30 - 16.30 WIB, dan setiap harinya diberi waktu istirahat dari pukul 12.00 -
13.00 WIB.
2.2.3 Tabel : Jam kerja PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang
Hari Kerja Jam Istirahat
1. Senin 08.00-16.30 12.00-13.00
2. Selasa 08.00-16.30 12.00-13.00
3. Rabu 08.00-16.30 12.00-13.00
4. Kamis 08.00-16.30 12.00-13.00
5. Jum’at 08.00-16.30 11.30-13.30
6. Sabtu 08.30-12.30 -
Sumber : PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang
Recommended