View
226
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Contoh Cover :
PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI PADA
SISWA ………… KECAMATAN ……….. KABUPATEN ………… TAHUN PELAJARAN 20XX/20XX
Disusun untuk memenuhi Tugas LapanganDalam rangka Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
oleh DITPAI Kementerian Agama RI dan Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang
Tahun 2012
OLEH
………………
NIP: ………….
KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN ………….
TAHUN 2012
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
1
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil
penelitian yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan
……… Kecamatan ................ Kabupaten ................ hasil karya dari:
Nama : ……………..
NIP : ……………
Judul : Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui metode
pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa
………… Kecamatan ……….. Kabupaten …………
Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan mendapatkan Penetapan
Angka Kredit Kenaikan Pangkat dalam jabatan fungsional guru.
2
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi penetapan angka kredit
kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru. Karya ilmiah ini tidak
dipublikasikan tetapi telah disetujui dan disahkan untuk didokumentasikan di
perpustakaan SDN ................ Kecamatan ................ Kabupaten .................
Pembimbing Kepala
………………… …………………. NIP: …………. NIP: ……………..
3
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas
penyusunan karya ilmiah dengan judul “Peningkatan Pembelajaran Agama Islam
Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa …………
Kecamatan ……….. Kabupaten ………… Tahun Pelajaran 20xx/20xx” penulisan
karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah
dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi
teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka
pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-
dalamnya kepada:
1. Yth. Direktorat Pendidikan Agama Islam Kemenag RI
2. Yth. Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang
3. Yth. Dekan Fak. Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang
4. Yth. Rekan-rekan Guru SDN ................ Kecamatan ................
Kabupaten ................
5. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan.
Penulis
4
ABSTRAK
Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa ………… Kecamatan ……….. Kabupaten ………… Tahun Pelajaran 20xx/20xx
Kata Kunci: agama islam, metode pemberian tugas belajar dan resitasi
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran berbasis masalah? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran berbasis masalah. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran berbasis masalah.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas................ Kecamatan ................ Kabupaten ................ Tahun Pelajaran 20xx/20xx. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode berbasis masalah dapat berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas................ kecamatan ................
Kabupaten ................ Tahun Pelajaran 20xx/20xxserta metode pembelajaran ini
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran agama islam.
5
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................i
Lembar Pengesahan .......................................................................................ii
Kata Pengantar .............................................................................................iii
Abstrak ..........................................................................................................iv
Daftar Isi .......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................1
B. Perumusan Masalah..........................................................4
C. Tujuan Penelitian .............................................................4
D. Manfaat Penelitian ...........................................................5
E. Batasan Masalah ..............................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran.......................................................6
B. Motivasi............................................................................8
C. Prestasi Belajar agama islam..........................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .........................11
B. Rancangan Penelitian ....................................................12
C. Instrumen Penelitian ......................................................14
D. Metode Pengumpulan Data ...........................................16
6
E. Teknik Analisis Data .....................................................16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus ................................17
B. Pembahasan .................................................................. 25
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................26
B. Saran ..............................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru
harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas
mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan
kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap
dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru
berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai
fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif,
sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan
pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak
pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses
belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau
belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.
Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar
aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana
8
kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar
aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-
temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya
memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan
materi pelajaran.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan
melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada
pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas
peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan
bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.
(Hartoyo, 2000:24).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba
melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran Agama Islam
Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa …………
Kecamatan ……….. Kabupaten ………… Tahun Pelajaran 20xx/20xx”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
metode pemberian tugas belajar dan resitasi?
2. Bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan
resitasi terhadap motivasi belajar siswa?
9
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya
metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi agama islam.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama islam
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi
agama islam.
E. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah
meliputi:
1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa ...........Kecamatan ...........
Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun
pelajaran 20xx/20xx.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan…………..
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman (KBBI, 1996:14)
Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan
lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga
memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan
tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang
menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses
pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan,
kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain
(Soetomo, 1993:120)
Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
11
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang
menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong
yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas
nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang
termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan
meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu
atau belajar (Usman, 2000: 29).
b. Motivasi Ekstrinsik
12
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang
lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh
oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman,
2000: 29).
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai
yang tinggi, dan lain sebagainya.
C. Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan resitasi
1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara
mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada
peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik
mempertanggung jawabkannya.
Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara
- Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru.
- Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan
- Dengan cara tertulis.
Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting
1. Tugas:
Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang
lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak
13
guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat
educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan.
2. Belajar.
Banyak sekali perumusan tentang belajar
Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar
a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf.
b) Belajar adalah penambahan pengetahuan.
c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian.
Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki
seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan,
keadaan jasmaniah dan lain-lain
sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar
dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-
alat, waktu, cara belajar dan sebagainya.
3. Resitasi
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah
dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan
rupiah.
Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu
tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas
ke-Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan
yang harus dimiliki.
Firman Allah S.W.T
Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak
14
besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-
pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang
lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah
Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).
Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain:
a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan).
b. Giat dan rajin berdakwah.
c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin.
d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain.
e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.
2. PASE-PASE RESITASI
Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase
1. Guru memberikan tugas:
Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan
peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik
akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk
sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai
aspek.
2. Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana
dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (resitasinya).
Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas.3>
3. KEUNTUNGAN METODE RESITASI
15
1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri
dalam segala tugas yang diberikan.
2. Meringankan tugas guru yang diberikan.
3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan
dipertanggung jawabkan dihadapan guru.
4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa
mengharapkan bantuan orang lain.
5. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai
sukses.
6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat
peserta didik.
7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan
peserta didik.
8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam
9. sekolah.
4. KELEMAHAN METODE RESITASI
1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.
2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.
3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan
temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.
5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan
- Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari
sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak ada.
16
- Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka
menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.
-Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit,
jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.
-Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup
memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.
5. LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DIRUMUSKAN TERLEBIH
DAHULU DALAM PELAKSANAAN RESITASI
1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.
b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid.
c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang
akan diajarkan.
2. Pelaksanaan Tugas.
a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol.
b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.
c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid.
d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.
e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai.
f. Saran-saran:
1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus
dikerjakan.
2) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
17
3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak¬anak bekerja
dengan sungguh-sungguh.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8)
mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru
bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan
terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti,
penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama
dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas
dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan
seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan
didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
18
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal
telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung
pada jumlah siklus yang harus dilalui.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di
SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran
20xx/20xx.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September semester gasal 20xx/20xx.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi ........... SDN ...........
Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,
serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan
(dalam Mukhlis, 2000: 3).
19
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan,
sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di
kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu
ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-
tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
20
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Rencana awal/rancangan
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Putaran 1
Putaran 2
Putaran 3
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model
discovery .
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,
dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan
untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
21
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar,
tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar
dan resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes
formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan
adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 .
22
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi
aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas
siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
23
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas
belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas
belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap
lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan
resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan
data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan
resitasi dalam meningkatkan prestasi
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
25
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal …………. di ........... dengan jumlah siswa
22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus INo. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT1 60 √ 12 60 √2 70 √ 13 80 √3 70 √ 14 70 √4 60 √ 15 80 √5 80 √ 16 70 √6 80 √ 17 90 √7 70 √ 18 60 √8 70 √ 19 60 √9 60 √ 20 70 √10 80 √ 21 70 √11 50 √ 22 60 √
Jumlah 750 7 4 Jumlah 770 8 3Jumlah Skor 1520Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200 Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
Keterangan: T : Tuntas
26
TT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 15Jumlah siswa yang belum tuntas : 7Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus INo Uraian Hasil Siklus I123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
69,0915
68,18
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai
rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar
mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh
nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan
yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas
belajar dan resitasi.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal ………….. di ........... dengan jumlah siswa
27
22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus IINo. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT1 60 √ 12 90 √2 80 √ 13 80 √3 80 √ 14 80 √4 90 √ 15 80 √5 90 √ 16 80 √6 60 √ 17 60 √7 80 √ 18 80 √8 70 √ 19 70 √9 60 √ 20 60 √10 80 √ 21 80 √11 90 √ 22 80 √
Jumlah 840 8 3 Jumlah 840 9 2Jumlah Skor 1680Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200 Rata-Rata Skor Tercapai 76,36
Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 17Jumlah siswa yang belum tuntas : 5Klasikal : Belum tuntas
28
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus IINo Uraian Hasil Siklus II123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
76,3617
77,27
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17
siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan
bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah
megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya
peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan
tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk
belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang
dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode
pemberian tugas belajar dan resitasi.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan
alat-alat pengajaran yang mendukung
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal ………… di ........... dengan jumlah siswa
22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau
29
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada
siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus IIINo. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT1 90 √ 12 90 √2 90 √ 13 90 √3 90 √ 14 90 √4 80 √ 15 60 √5 90 √ 16 90 √6 80 √ 17 80 √7 90 √ 18 70 √8 60 √ 19 70 √9 90 √ 20 80 √10 90 √ 21 90 √11 60 √ 22 80 √
Jumlah 910 9 2 Jumlah 890 10 1Jumlah Skor 1800Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200 Rata-Rata Skor Tercapai 81,82
Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 19Jumlah siswa yang belum tuntas : 3Klasikal : Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus IIINo Uraian Hasil Siklus III123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
81,8219
86,36
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa
30
dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk
kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan
lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus
III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga
siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga
siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga
penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
dengan penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari
data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-
masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
31
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas
belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta
hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan
dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang
perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan
dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode
pemberian tugas belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses
belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode
pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru
(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing
68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa
secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami
peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa
32
yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada
setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling
dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/
memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa
dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat
dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi
dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya
aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan
LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat,
memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk
aktivitas di atas cukup besar.
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%),
siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
2. Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa,
rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat
dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga
mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil
yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang
cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
35
topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah
dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam
taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa
berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakuakan di SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun
Pelajaran 20xx/20xx.
36
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
37
Recommended