View
11
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)
PADA PENGOBATAN DIABETES MELLITUS
QURRATU AINI, S.Si., M.Pd
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
2019
Analisis Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera)
Pada Pengobatan Diabetes Melitus
Penulis : Qurratu Aini, S.Si., M.Pd
Editor : Fairuzzabadi SE., M.Sc
Desain Sampul dan Penata Letak :
Haris Mustaqin, S.IP
Cetakan Pertama 2019
© 2019 Syiah Kuala University Press
Penerbit
Syiah Kuala University Press
Jl. Teuku Chik Pante Kulu,
Kopelma Darussalam, Banda Aceh
Aceh, Indonesia, 23111
ISBN : 978-623-7086-38-3
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau
seluruh isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun juga, tanpa
izin tertulis dari editor.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku monograf yang berjudul “Analisis Ekstrak Daun
Kelor (Moringa Oleifera) Pada Pengobatan Diabetes
Melitus”.Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarga beliau yang telah
membawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman yang
berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Buku monograf ini berisi tentang informasi mengenai pengaruh
pemberian ekstrak daun kelor dapat menurunkan kadar glukosa darah,
memperbaiki nekrosa sel β pankreas dan meningkatkan kandungan
butir glikogen hati pada tikus hiperglikemik di laboratorium. Informasi
serta data penelitian tersebut diharapkan agar ekstrak daun kelor dapat
digunakan untuk mengobati diabetes mellitus. Harapan penulis semoga
buku monograf ini dapat memberi informasi dan membantu pemerintah
maupun ilmuwan dalam pengembangan obat herbal serta bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyakarat.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan maupun kekurangan
dalam penulisan buku monograf ini, untuk itu segala kritikan dan saran
demi kesempurnaan buku monograf ini sangat diharapkan.
Banda Aceh, Juli 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................ v
DAFTAR TABEL ....................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................... 1
BAB II. TANAMAN KELOR .................................................... 6
2.1 Ciri-Ciri Tanaman Kelor ......................................... 6
2.2 Kandungan dan Manfaat Daun Kelor ..................... 8
2.3 Peranan Daun Kelor ............................................... 10
BAB III. STRUKTUR ANATOMI PANKREAS DAN HATI .. 14
3.1 Struktur Anatomi Pankreas ..................................... 14
3.2 Strktur Anatomi Hati .............................................. 17
3.3 Metabolisme Glukosa Darah .................................. 18
BAB IV. DIABETES MELLITUS ............................................. 21
4.1 Pengetian Diabetes Mellitus ................................... 21
4.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus .................................. 22
4.3 Kriteria Diagnostik ................................................. 23
4.4 Aloksan ................................................................... 24
BAB V. METODE PENGUJIAN ............................................... 28
5.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................... 28
5.1.1 Penyiapan Hewan Coba ................................. 28
5.1.2 Pembuatan Ekstrak Daun Kelor ..................... 28
5.1.3 Pemberian Aloksan dan Ekstrak Daun Kelor 29
5.1.4 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah ............... 29
5.1.5 Pengambilan Organ dan Pembuatan Sediaan 30
5.2 Analisis Data ........................................................... 31
vi
BAB VI. HASIL UJI EKSTRAK DAUN KELOR .................... 33
6.1 Kadar Glukosa Darah .............................................. 33
6.2 Nekrosa Sel β Pankreas........................................... 38
6.3 Kandungan Butir Glikogen Hati ............................. 45
BAB VII. PENUTUP .................................................................. 56
7.1 Kesimpulan ............................................................. 56
7.2 Kepentingan Monograf ........................................... 56
GLOSARIUM ............................................................................. 59
INDEKS SUBYEK ..................................................................... 64
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 6.1. Rerata Kadar Glukosa Darah pada
Berbagai Perlakuan .................................................. 34
Tabel 6.2. Rerata Nekrosa Sel β Pankreas pada
Berbagai Perlakuan .................................................. 39
Tabel 6.3. Rerata Kandungan Butir Glikogen
HatiTikus pada Berbagai Perlakuan ........................ 47
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Daun Kelor (Moringa oleifera) .............................. 7
Gambar 2.2. Struktur Kimia Quercetin ....................................... 11
Gambar 2.3. Struktur Kimia Koempferol ................................... 11
Gambar 3.1. Mekanisme Homeostasis Glukosa ......................... 16
Gambar 4.1. Struktur Kimia Aloksan ......................................... 24
Gambar 6.1. Rerata Kadar Glukosa Darah pada
Berbagai Perlakuan .............................................. 33
Gambar 6.2. Rerata Nekrosa Sel β pada Berbagai
Perlakuan ............................................................... 38
Gambar 6.3. Nekrosa Sel β Pankreas pada Perlakuan A ............ 40
Gambar 6.4. Nekrosa Sel β Pankreas pada Perlakuan B ............. 41
Gambar 6.5. Nekrosa Sel β Pankreas pada Perlakuan C ............. 42
Gambar 6.6. Nekrosa Sel β Pankreas pada Perlakuan D ............ 43
Gambar 6.7. Nekrosa Sel β Pankreas pada Perlakuan E ............. 44
Gambar 6.8. Rerata Kandungan Butir Glikogen
Hati pada Berbagai Perlakuan................................ 46
Gambar 6.9. Kandungan Butir Glikogen Hati pada
Perlakuan A ........................................................... 48
Gambar 6.10. Kandungan Butir Glikogen Hati pada
Perlakuan B .......................................................... 49
ix
Gambar 6.11. Kandungan Butir Glikogen Hati pada
Perlakuan C ......................................................... 50
Gambar 6.12. Kandungan Butir Glikogen Hati pada
Perlakuan D ......................................................... 51
Gambar 6.13. Kandungan Butir Glikogen Hati pada
Perlakuan E .......................................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang
menimbulkan gangguan multisistem dan mempunyai karakteristik
hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi insulin baik absolut
maupun relatif atau hilangnya respons terhadap insulin pada jaringan
target sehingga kadar glukosa dalam darah tinggi (Smeltzer et al.,
2009 dan Dewi dkk., 2014). Peningkatan kadar glukosa dalam darah
menyebabkan dehidrasi sel-sel jaringan. Hal ini terjadi karena
sebagian glukosa tidak dapat dengan mudah berdifusi melewati
membran sel, dan naiknya tekanan osmotik dalam cairan ekstraselular
menyebabkan timbulnya perpindahan osmotik air keluar dari sel.
Selain efek dehidrasi selular langsung akibat glukosa yang berlebihan,
keluarnya glukosa ke dalam urin akan menimbulkan keadaan diuresis
osmotik (Guyton dan Hall, 1997). Diabetes mellitus dapat terjadi
karena beberapa faktor diantaranya faktor stres, sistem kekebalan,
radikal bebas, faktor gizi (hiperglikemia), genetik, infeksi dan faktor
lainnya yang berakibat pada kerusakan atau kelelahan sel-sel beta
pankreas sehingga tidak mampu memproduksi insulin (Stumvoll et al.,
2005). Jumlah kasus diabetes di dunia mengalami peningkatan secara
signifikan pada sepuluh tahun belakangan ini dan merupakan
penyebab kematian keenam di seluruh dunia. Jumlah kasus tersebut
diperkirakan akan meningkat dari 135 juta pada tahun 1995 menjadi
380 juta pada tahun 2025. Jumlah terbesar dari peningkatan angka ini
6
BAB II
TANAMAN KELOR
2.1 Ciri-Ciri Tanaman Kelor
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang
asli berasal dari kawasan sekitar Himalaya yaitu India, Pakistan,
Blanglades dan Afganistan, kemudian menyebar ke kawasan di
sekitarnya sampai Benua Afrika dan Asia-Barat. Tanaman kelor yang
paling banyak dibudidayakan yaitu dari famili Moringaceae,
habitatnya berada di daerah tropis maupun sub-tropis (Manohar et al.,
2012 dan Amien, 2010). Tanaman ini tumbuh baik pada tanah
berpasir dan memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap tanah
yang kering termasuk wilayah pesisir. Budidaya tanaman ini secara
optimum tergantung pada lingkungan yang tepat supaya mampu
tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman ini sangat cocok
tumbuh di daerah kering, karena dapat ditumbuhkan dengan air hujan
tanpa teknik irigasi yang mahal (Saveur et. al., 2010). Tanaman ini
tumbuh subur mulai dari daratan rendah sampai ketinggian 700 m di
atas permukaan laut (Amien, 2010).
Klasifikasi tanaman kelor adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Brassicales
14
BAB III
STRUKTUR ANATOMI
PANKREAS DAN HATI
3.1 Struktur Anatomi Pankreas
Pankreas adalah suatu organ retroperitoneal yang terletak di
belakang lambung dan mempunyai berat sekitar 100 g. Bagian
endokrin pankreas terdapat sel-sel endokrin yang menyusun hanya
sekitar 2 % dari volume pankreas tetapi merupakan kelompok sel-sel
yang penting. Sel-sel endokrin membentuk pulau-pulau Langerhans
(Johnson, 2011).
Pulau-pulau Langerhans merupakan mikroorgan endokrin
multihormonal di pankreas, kebanyakan pulau berdiameter 100 – 200
µm dan mengandung beberapa ratus sel. Pulau-pulau kecil sel
endokrin di temukan tersebar di antara sel-sel eksokrin pankreas. Pada
sediaan, setiap pulau terdiri atas sel-sel bulat atau poligonal pucat,
yang tersusun berderet yang dipisahkan oleh suatu jalinan kapiler
darah (Carlos dan Carneiro, 2007).
Pulau Langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yaitu sel
alfa, beta, dan delta, yang dapat dibedakan dari ciri morfologik dan
pewarnaannya (Guyton dan Hall, 1997). Pada manusia, sel alfa
memiliki granul teratur dengan pusat padat yang dikelilingi daerah
bening berbatas membran. Sel beta memiliki granul tak teratur dengan
pusat yang terdiri atas kristal insulin tak beraturan yang tergabung
dengan seng (Carlos dan Carneiro, 2007). Populasi sel-sel alpha pulau
Langerhans mensekresikan hormon peptida glukagon, populasi sel-sel
21
BAB IV
DIABETES MELLITUS
4.1 Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengalirkan
atau mengalihkan (siphon). Mellitus adalah kata Latin untuk madu,
atau gula. Diabetes melitus adalah penyakit dimana seseorang
mengeluarkan atau mengalirkan sejumlah besar urin yang terasa manis
(Corwin, 2000).
Diabetes mellitus merupakan penyakit hiperglikemia yang
ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2000). Peranan utama insulin dalam metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein dapat dimengerti paling jelas dengan
memeriksa berbagai akibat defisiensi insulin pada manusia.
Manifestasi utama penyakit diabetes mellitus adalah hiperglikemia,
yang terjadi akibat (1) berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke
dalam sel, (2) berkurangnya penggunaan glukosa oleh berbagai
jaringan, dan (3) peningkatan produksi glukosa (glukoneogenesis)
oleh hati (Murray et. al., 2003). Kelebihan glukosa intrasel dan pada
banyak sel dapat terjadi defisiensi glukosa intrasel dan juga terjadi
penurunan pemasukan asam amino ke dalam otot dan peningkatan
lipolisis (Ganong, 2008).
Diabetes ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat
badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan),
hiperglikemia, glikosuria, ketosis, asidosis, dan koma (Ganong, 2008).
28
BAB V
METODE PENGUJIAN
5.1 Teknik Pengumpulan Data
5.1.1 Penyiapan Hewan Coba
Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus (Rattus wistar)
jantan berumur tiga bulan dengan berat badan 200 – 250 gram. Tikus
diperoleh dari kandang pemeliharaan Laboratorium Patologi Jurusan
Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah
Kuala. Tikus ini diaklimatisasi selama tujuh hari di kandang
percobaan. Kandang tikus terbuat dari bak plastik berukuran 70 cm x
44 cm x 20 cm dengan bagian atas ditutup kawat jaring dan bagian
bawah dialasi dengan sekam dengan ketebalan 3 cm. Hewan coba
diberi pakan berupa pelet pakan berupa pelet jenis 789-S. Makanan
dan minuman tikus diberi secara ad libitum.
5.1.2 Pembuatan Ekstrak Daun Kelor
Pembuatan ekstrak daun kelor berpedoman pada Gupta et al.
(2012), daun kelor yang telah dikering anginkan kemudian dihaluskan
sebanyak 3 kg kemudian dicampurkan ke dalam 75 % etanol selama
72 jam. Etanol kemudian dievaporasi pada temperatur 35 ± 2oC
selama 48 jam dan diperoleh residu bersih sebanyak (25,7 g/BB) yang
disimpan pada suhu -4oC, ini merupakan ekstrak cair.
33
BAB VI
HASIL UJI EKSTRAK DAUN KELOR
6.1 Kadar Glukosa Darah
Analisis varian terhadap kadar glukosa darah tikus pada
berbagai perlakuan menunjukkan adanya pengaruh perlakuan yang
berbeda sangat nyata (P<0.01).
Gambar 6.1 Rerata Kadar Glukosa Darah pada Berbagai
Perlakuan : A =
Kontrol negatif diberi akuades dan NaCl fisiologis, B =
Kontrol positif diberi 75 mg/kg BB aloksan dan
diinkubasi selama 21 hari, C = 75 mg/kg BB aloksan dan
150 mg/kg BB ekstrak daun kelor selama 21 hari, D = 75
mg/kg BB aloksan dan 300 mg/kg BB ekstrak daun
kelor selama 21 hari, dan E = 75 mg/kg BB aloksan dan
450 mg/kg BB ekstrak daun kelor selama 21 hari.
0
50
100
150
200
A B C D E
Rata
-rata
(m
g/d
L)
Perlakuan
53
Gupta et al., (2012) menyatakan bahwa flavonoid yang
terkandung dalam ekstrak daun kelor berperan sebagai sekresi insulin
atau insulin memetik, yang dapat mempengaruhi mekanisme
pleiotropic untuk melemahkan komplikasi diabetes. Penyediaan
fitokimia dari Moringa oleifera mengungkapkan adanya bioflavonoid
yang bertanggungjawab untuk menstimulasi penyerapan glukosa pada
jaringan perifer dan aktivitas regulasi atau ekspresi dari enzim-enzim
penghambat terlibat dalam metabolisme karbohidrat.
Referensi :
Edoga, C. O., Njoku O. O., Amadi, E. N., and Okeke J. J. 2013. Blood
Sugar Lowering Effect of Moringa oleifera Lam in Albino
Rats. International Journal of Science and Technology.
Volume 3. No. 1.
Edoga, C. O., Njoku O. O., Amadi, E. N., and Okeke J. J. 2013. Blood
Sugar Lowering Effect of Moringa oleifera Lam in Albino
Rats. International Journal of Science and Technology.
Volume 3. No. 1.
Gupta, R., Manas, M., Vijay, K. B., Pawan, K., Sunita, Y., Raka, K.,
and Radhey, S. G. 2012. Evaluation of Antidiabetic and
Antioxidant Activity of Moringa oleifera in experimental
diabetes. Journal of Diabetic 4:164-171.
54
Guyton, A. C. dan J. E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Diterjemahkan dari Textbook of Medical Physiology 9th
Ed.
oleh I. Setiawan, K. A. Tengadi dan A. Santoso. Jakarta:EGC.
Hemant, U. D, Shingane, P. and Patave, T. R. 2014. A Study on the
Effect of Moringa oleifera Lam. Pod Extract on Alloxan
Induced Diabetic Rats. Pelagia Research Library Asian
Journal of Plant Science and Research 4 (1):36 – 41.
Jin, E.S., Park, B.Y., Sherry, A.D., Malloy, C.R. 2007. Role of Excess
Glycogenolysis in Fasting Hyperglycemia Among Pre-
Diabetic and Diabetic Zucker (fa/fa) rats Diabetes 56:777-785.
Jung, U. J., Lee, M. K., Park, Y.B., Jeon, S.M., and Choi, M. S. 2006.
Antihyperglycemic and Antioxidant Properties of Caffeic Acid
in db/db mice. J Pharmacol and Experiment Therapeutics
318:476-483.
Manohar. V. S., Jayasree, K. K., Kishore, L., M. Rupa, Rohit, D., and
N. Chandrasekhar. 2012. Evaluation of Hypoglycemic and
Antihyperglycemic Effec of Freshly Prepared Aqueous Extract
of Moringa oleifera Leaves in Normal and Diabetic Rabbits.
Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 4 (1):249-
253.
Mayes, P. A. 2003. Metabolisme Glikogen. di dalam: Murray, R. K.,
Granner, D. K., Mayes, P. A., Rodwell, V. W. Biokimia
Harper’s Edisi 25. Penerjemah: Hartono A. Penerbit EGC.
Hlm:187-194. Terjemahan dari Harper’s Biochemistry.
Nugroho, A. E., 2006. Hewan Percobaan Diabetes Mellitus : Patologi
dan Mekanisme Aksi Diabetogenik. Review Biodiversitas.
Volume 7. Nomor 4.
Oyedepo, T. A, S.O. Babarside dan T. A. Ajayeoba. 2013. Evaluation
of Anti-Hyperlipedemic Effect of Aqueous Leaves Extract of
55
Moringa oleifera in Alloxan Induced Diabetic Rats.
International Journal of Biochemistry Research and Review 3
(3) : 162 -170.
Stumvoll, M., Goldstein, B. J., Van, H. T. W. 2005. Type 2 Diabetes:Principles of Pathogenesis and Therapy. Lancet 365:1333-46.
Suharmiati. 2003. Pengujian Bioaktivitas Anti Diabetes Mellitus
Tumbuhan Obat. Badan Penelitian Pengembangan dan
Kesehatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
dan Teknologi Kesehatan. Departemen Kesehatan RI.
Surabaya.
Tende, J. A., I. Ezekiel, A. A. U. Dikko and A. D. T. Goji. 2011. Br. J.
Pharmacology Toxicol, 2 (1), 1 – 4.
Wilson, J. D. dan D. W. Daniel. 1981. Textbook of Endocrinology 7th
Ed. WB. Saunders Company. USA:Philadelphia.
Zada, A. 2009. Pengaruh Diet Rumput Laut Eucheuma sp. Terhadap
Jumlah Eritrosit Tikus Wistar dengan Diabetes Aloksan.
Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
Kedokteran. Universitas Diponegoro: Semarang.
56
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pemberian ekstrak daun kelor dapat mempengaruhi kadar
glukosa darah, nekrosa sel β pankreas, dan kandungan butir
glikogen hati pada tikus yang diinduksi aloksan.
2. Pemberian ekstrak daun kelor pada dosis 450 mg/kg BB
mampu menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan
(P<0.01).
3. Pemberian ekstrak daun kelor pada dosis 450 mg/kg BB
mampu memperbaiki sel β pankreas yang mengalami nekrosa
secara signifikan (P<0.01).
4. Pemberian ekstrak daun kelor pada dosis 450 mg/kg BB
mampu meningkatkan kandungan butir glikogen hati secara
signifikan (P<0.01).
7.2 Kepentingan Monograf
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang
banyak menarik perhatian karena angka prevelensi yang bertambah
setiap tahunnya terutama di negara berkembang salah satunya di
Recommended