View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8
ii
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Strategi Learning Start With A Question
a. Pengertian Strategi Learning Start With A Question (LSQ)
Riswani (2012:5) mengatakan bahwa strategi Learning Start
With A Question (pembelajaran dimulai dengan pertanyaan)
merupakan teknik sederhana yang dapat diaplikasikan pada situasi
sehari-hari mengenai proses pembelajaran dan dapat memberikan
langkah untuk berkomunikasi dua arah antara guru dan peserta didik,
sehingga mampu menggugah peserta didik untuk mencapai kunci
belajar, yaitu bertanya. Bertanya adalah cara untuk mengungkapkan
rasa keingintahuan akan jawaban yang belum diketahui. Rasa ingin
tahu merupakan dorongan atau rangsangan yang efektif untuk belajar
dan mencari jawaban. Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh
kualitas pertanyaannya, semakin progresif sebuah pertanyaan semakin
sukses orang tersebut menjalani kehidupannya. Teknik ini
dimungkinkan mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran.
Deed (2009:482,483) mengatakan bahwa pertanyaan adalah
sebuah strategi untuk menanggapi dan menunjukkan kesadaran siswa
dalam belajar. Pertanyaan merupakan strategi untuk mengontrol dan
8
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
9
ii
mengatur kondisi siswa dalam belajar. Deed (2009:482,483) juga
mengungkapkan bahwa pertanyaan itu penting, yaitu :
The term strategic isdefined as a conscious choice students
make in order to control and regulate their cognition and
learning. A strategic question is invoked in response to and
indicates an awareness of context and is an intention to exert
control over specific learning experiences.
Istilah strategi merupakan wujud usaha sebagai pilihan untuk
mengontrol dan mengatur kondisi dalam pembelajaran siswa.
Pertanyaan merupakan sebuah strategi yang memiliki fungsi untuk
menanggapi dan menunjukkan kesadaran konteks dan niat untuk
melakukan kontrol atas pengalaman belajar yang spesifik.
Pertanyaan yang siswa lontarkan dapat menjadi fokus dalam
belajar. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dapat mewakili ide-
ide siswa untuk menanggapi suatu permasalahan dalam suatu proses
belajar. Strategi pertanyaan dalam belajar juga memberikan sebuah
kepercayaan diri pada siswa untuk berani berpendapat.
Syafrina (2012:31) mengemukakan bahwaLearning Start With A
Question atau LSQ merupakan suatu strategi yang melibatkan siswa
secara langsung dalam proses pembelajaran aktif. Strategi LSQ ini
siswa dituntut untuk aktif dalam bertanya karena pada prinsipnya
strategi pembelajaran ini dimulai dengan aktivitas bertanya siswa
mengenai materi yang akan disampaikan guru. Siswa terlebih dahulu
diminta membaca oleh guru, kemudian materi tersebut akan dibahas
untuk mencapai pemahaman konsep yang sama. Salah satu cara untuk
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
10
ii
membuat siswa aktif dalam pembelajaran adalah dengan membuat
mereka bertanya tentang materi pelajaran pada penjelasan dari materi
tersebut.
Belajar sesuatu yang baru akan lebih efektif jika peserta didik
itu aktif dan terus bertanya daripada hanya menerima apa yang
disampaikan oleh pengajar. Salah satu cara untuk membuat peserta
didik belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya
tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar.
Strategi ini dapat menggugah peserta didik untuk mencapai kunci
belajar, yaitu bertanya menurut Zaini(2008:44).
Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik diawali
dengan bertanya. Proses bertanya yang dilakukan peserta didik
merupakan proses berpikir yang dilakukan untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan. Kegiatan bertanya dikatakan pembelajaran
yang produktif, sangat berguna untuk (Sanjaya, 2010:266) :
1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam
penguasaan materi pelajaran,
2) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar,
3) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu,
4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan,
5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan
sesuatu.
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
11
ii
b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Learning Start With A
Question (LSQ)
Suprijono (2013:112) mengatakan tentang langkah-langkah
strategi pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ), yaitu :
1) Pilih bahan bacaan yang sesuai dengan materi pembelajaran
kemudian bagikan kepada siswa. Dalam hal ini bacaan tidak
harus di fotocopi. Cara lain adalah dengan cara memilih satu
topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan itu
bacaan yang memuat informasi umum atau bacaan yang
memberi peluang untuk ditafsirkan berbeda-beda.
2) Mintalah kepada siswa unuk mempelajari bacaan secara
sendirian atau dengan teman.
3) Mintalah kepada siswa untuk memberi tanda pada bagian
bacaan yang tidak dipahami. Anjurkan kepada mereka untuk
memberi tanda sebanyak mungkin. Jika waktu
memungkinkan, gabungkan pasangan belajar dengan
pasangan yang lain, kemudian minta mereka untuk
membahas poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi
tanda.
4) Di dalam pasangan atau kelompok kecil, minta kepada siswa
untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah
mereka baca.
5) Kumpulkan materi pelajaran dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
6) Sampaikan materi pelajaran dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
Strategi pembelajaran ini lebih menekankan pada teknik
bertanya. Teknik bertanya merupakan cara yang digunakan oleh guru
untuk mengajukan sejumlah pertanyaan kepada siswanya dengan
memperhatikan karakteristik dan latar belakang siswa. Pembelajaran
ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang menantang, siswa
akan terangsang untuk berimajinasi sehingga dapat mengembangkan
gagasan-gagasan barunya yang berisi tentang informasi yang lengkap.
Bertanya dalam proses belajar mengajar memegang peranan penting,
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
12
ii
sebab bertanya dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan, bertanya juga
sebagai alat untuk menuntun proses berpikir siswa, dan memusatkan
perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
2. Pembelajaran Aktif dan Keaktifan
Dimyati (2010:113,117) mengatakan bahwa keaktifan siswa dalam
peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari
kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit
diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati di antaranya dalam bentuk
kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur.
Kegiatan psikis memiliki contoh seperti mengingat kembali isi pelajaran
pertemuan sebelumnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam
memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen,
membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan kegiatan psikis
lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut harus disangkutkan kepada suatu
karakteristik, yaitu keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Keterlibatan tersebut terjadi pada kegiatan kognitif dalam
pencapaian atau perolehan pengetahuan, pada saat siswa mengadakan
latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan, dan sewaktu siswa
menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap
dan nilai. Pembelajaran aktif dapat menunjuk kepada keaktifan mental,
baik intelektual maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
13
ii
banyak hal dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam
berbagai bentuk keaktifan fisik.
Pembelajaran aktif, diharapkan dapat menjadikan siswa lebih
mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang
dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi
sumber belajar yang terdapat disekitarnya. Siswa juga diharapkan terlebih
dahulu berlatih untuk berprakarsa, berpikir secara teratur, kritis, tanggap
dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari, serta lebih terampil dalam
menggali, menjelajah, mencari dan mengembangkan informasi yang
bermakna baginya.
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang
memungkinkan terjadinya semangat belajar pada diri siswa. Kegiatan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses belajar, apabila terjadi proses
perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Perubahan perilaku pada diri siswa salah satunya adalah keaktifan pada
siswa tersebut.
Sudjana (2010:61) mengungkapkan bahwa proses belajar adalah
melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat sebagai berikut:
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
b. Terlibat dalam pemecahan permasalahan,
c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya,
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah,
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
14
ii
g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,
h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
3. Prestasi Belajar
Prestasi merupakan keseluruhan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditujukkan dengan
nilai tes yang diberikan oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
Mulyasa (2014:189) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan
belajar pada hakikatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang
untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Arifin (2011:12) prestasi belajar merupakan suatu masalah
yang bersifat parenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang
rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi sesuai dengan
bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar memiliki fungsi
utama, antara lain :
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai
“tedensi keingintauan (couriosity) dan merupakan kebutuhan
umum manusia”.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan
sebagai pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik
(feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator itern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu
institusi pendidikan. Asumsi adalah kurikulum yang digunakan
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
15
ii
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator
ekstern dalam arti bahwa tinggi rendanya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di
masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan
relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap
(kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta
didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena
peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh
materi.
Beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang diperoleh
siswa selama kurun waktu tertentu, dalam hal ini diimbangi dengan
peningkatan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang ditunjukkan
dari nilai tes yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Prestasi belajar
siswa juga diukur dengan keadaan lingkungan keluarga dan fasilitas-
fasilitas yang ada di sekolah. Huitt(2009:3,4) mengatakan tentang
pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar bahwa :
While the home context factors are indirectly related to school
learning, they are importat control parameters. When two school
have equal achievement, but one school as a greater percentage f
students on free lunch, then the educators at tha school are
providing a higher quality learning environment for studenst.
Prestasi belajar siswa secara tidak langsung dipengaruhi oleh
konteks rumah, orang tua sebagai parameter kontrol penting dalam
pembelajaran disekolah. Huitt juga menjelaskan bahwa lingkungan belajar
yang berkualitas tinggi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
16
ii
4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(IPA)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pembelajaran IPA menurut Susanto (2015:165) merupakan
salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA
merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh
sebagian besar peserta didik. Anggapan sebagian besar peserta didik
yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti
dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah yang dilaporkan oleh
Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan.
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan
suatu kesimpulan. Para guru yang khususnya mengajar sains di
sekolah dasar diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat
pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak
kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Siswa
yang melakukan pembelajaran juga tidak mendapat kesulitan dalam
memahami konsep sains, hal tersebut dikemukakan oleh Susanto
(2015:167).
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
17
ii
b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Widodo (2007:1) mengatakan bahwa anak usia SD mempunyai
karakteristik tersendiri dalam hal ini harus dipahami oleh guru
sehingga dalam proses pembelajaran di kelas menjadi pertimbangan
tersendiri. Guru harus memahami karakteristik siswa dan juga harus
memahami perkembangan intelektualnya. Proses perkembangan anak
dilakukan secara asimilasi atau usaha-usaha mengurangi perbedaan
antara individu atau kelompok dalam lingkungan tanpa membedakan
satu dengan yang lainnya
Susanto (2015:167) menjelaskan tentang hakikat pembelajaran
sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa
Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam
sebagai produk, proses dan sikap. IPA juga sebagai prosedur dan IPA
juga sebagai teknologi. Sikap dalam pembelajaran IPA yang dimaksud
ialah sikap ilmiah. Pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan
dapat menumbuhkan sikap ilmiah seperti seorang ilmuwan.
Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu kealaman, yaitu ilmu
tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang
diamati. Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses
ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
18
ii
sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting
berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.
Trianto (2014:143) mengatakan tentang hakikat dan tujuan
pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan anatara lain :
1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk
meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip
dan konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling
ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi.
3) Ketrampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,
memecahkan masalah dan melakukan observasi.
4) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif,
jujur terbuka, benar dan dapat bekerja sama.
5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan
prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam.
Proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan
ketrampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,
membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu
sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas
proses pendidikan maupun produk pendidikan.Susanto (2015:170)
mengungkapkan bahwa IPA memiliki karakteristik sebagai dasar
untuk memahaminya yaitu :
1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan
teori. 2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta
mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam.
4) IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi hanya
sebagian atau beberapa saja.
5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran
yang bersifat objektif.
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
19
ii
Hakikat IPA dapat dipahami bahwa pembelajaran sains
merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses
yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konse-
konsep IPA. Pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan
penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep
IPA. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran IPA mendapat
pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan
sederhana menurut Susanto (2015:170).
c. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Susanto (2015:171,172) mengatakan bahwa pembelajaran sains
di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam
(IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih
terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata
pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Tujuan pembelajaran sains di
sekolah dasar dimaksudkan untuk:
1) Memperoleh keyakinan terhada kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetauan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubunan yang saling memengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
20
ii
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
5. Cuaca dan Pengaruhnya bagi Manusia
a. Penyebab terjadinya cuaca
Syuri (2005:120) mengatakan bahwa bumi berupa benda kecil
yang ada di ruang angkasa. Bumi mendapat cahaya matahari hanya
satu per sejuta energi yang masuk. Energi tersebut sudah cukup untuk
menjaga bumi tetap hangat dan untuk kehidupan di bumi. Cahaya
matahari yang diserap bumi hanya dua pertiganya saja. sepertiganya
dipantulkan kembali ke ruang angkasa. energi yang sampai di bumi
akan memanaskan bumi namun, bumi tidak langsung panas secara
tiba-tiba. Bumi mengalami pemanasan secara perlahan bahkan, ada
bagian bumi yang dingin. Perbedaan panas inilah yang menyebabkan
terjadinya badai, angin, kabut dan hujan. Keadaan tersebut dikatakan
sebagai cuaca.
Kondisi cuaca dapat dipengaruhi oleh keadaan langit, dengan
melihat keadaan langit, kita dapat meramalkan cuaca yang akan
terjadi. Langit terdapat awan yang memiliki bentuk bermacam-
macam. Bentuk-bentuk awan inilah kita dapat meramalkan keadaan
cuaca menurut Syuri (2005:121).
Syuri (2005:121) mengatakan tentang proses terbentuknya
awan yaitu ketika udara menjadi dingin, uap air yang ada di udara
mengembun membentuk titik-titik air. Titik-titik air inilah yang
membentuk awan. Keadaan awan dapat menunjukkan kondisi cuaca
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
21
ii
yang terjadi, contohnya cuaca berawan, cerah, panas, dingin, atau
hujan. Banyaknya uap air yang mengembun maka awan akan menjadi
semakin luas dan tebal. Tebalnya awan kemungkinan hujan akan
turun semakin besar.
Syuri (2005:122) mengatakan bahwa awan dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu :
1) Awan sirus, berwarna putih dan ringan. Awan ini
merupakan awan yang sangat tinggi di langit. Awan ini
terbentuk dari kristal-kristal es.
2) Awan kumulus, menyerupai kapas. Bentuk awan ini pipih
di bagian bawah dan sangat dekat dengan permukaan bumi.
Awan kumulus yang sangat luas disebut awan
cumulonimbus. Awan ini menyebabkan terjadinya hujan
lebat dan guntur.
3) Awan stratus, dekat dengan permukaan bumi dan berlapis-
lapis. Awan stratus ketika sangat dekat dengan permukaan
bumi, maka awan ini berubah menjadi kabut.
b. Musim
Yousnelly (2010:107) mengatakan bahwa Indonesia mengalami
dua musim, yaitu musim panas (kemarau) dan musim hujan.
pergantian musim ini disebabkan oleh kedudukan Matahari yang
setiap setengah tahunnya berubah terhadap Bumi. Musim panas
terjadi ketika matahari terletak di sebelah utara garis khatulistiwa
sehingga bumi di sebelah utara menjadi lebih panas dibandingkan
bagian selatan, hal ini menyebabkan tekanan udara di bagian utara
menjadi lebih rendah dibandingkan bagian selatan. Angin akan
mengalir dari arah selatan ke arah utara. Angin yang mengalir tidak
banyak mengandung uap air dan sifatnya kering, akibatnya terjadi
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
22
ii
musim kemarau yang berlangsung dari bulan April sampai bulan
Oktober.
Yousnelly (2010:107) mengatakan bahwa musim panas atau
kemarau bisa mendatangkan keuntungan dan kerugian. Keuntungan
yang diperoleh, misalnya pakaian basah yang dijemur cepat kering
dan manusia dapat melakukan berbagai kegiatannya tanpa takut hujan
turun. Musim kemarau terjadi sangat lama menyebabkan manusia
mengalami kerugian yaitu :
1) Persediaan air akan berkurang karena banyak sungai yang kering.
2) Tumbuhan banyak yang layu dan akhirnya mati.
3) Hewan-hewan banyak yang mati karena kehausan.
4) Terjadi kebakaran hutan.
Musim hujan terjadi ketika matahari terletak di sebelah selatan
garis khatulistiwa, tekanan udara di bagian selatan menjadi lebih
rendah dibandingkan bagian utara. Angin akan bertiup dari arah utara
ke arah selatan. Angin yang mengalir bersifat basah dan banyak
mengandung uap air, akibatnya terjadi musim hujan yang biasa
berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan April menurut
Yousnelly (2010:108).
Hujan yang terjadi apabila turun sangat deras dan terus
menerus dapat mendatangkan bahaya banjir. Banjir disebabkan oleh
ulah manusia misalnya, penebangan pohon di hutan yang
mengakibatkan hutan menjadi gundul dan pembuangan sampah
sembarangan di sungai menurut Yousnelly (2010:108).
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
23
ii
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Syafrina (2012), “Implementasi Strategi Learning Start With A Question
(LSQ) dalam Meningkatkan kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
SMAN 1 Padang”, Program Studi Pendidikan Matematika.Hasil tes
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Nilai rata-rata
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Uji
homogenitas data tes kemampuan komunikasi matematis sehingga
didapat p-value sebesar 0,487, sedangkan taraf signifikansi diperoleh
kesimpulan bahwa data bersifat homogen.
2. Firanda (2012), “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start
With A Question dalam peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada
Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA N 7 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2011/2012”, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Model
Active Learning dengan teknik Learning Start With A Question dapat
meningkatkan keaktifan pada peserta didik. Peserta didik mampu
mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru pada siklus I
mencapai 70,37% dan pada siklus II naik menjadi 74,07%. Peserta didik
mampu mengemukakan pembahasan jawaban soal latihan yang diberikan
latihan yang diberikan oleh guru pada siklus I mencapai 62,96% dan
pada siklus II naik menjadi 77,78%.
3. Chin (2001), ”Learning in Science: What Do Students’ Questions Tell Us
About Their Thinking?”, jurnal Internsional Nanyang technology
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
24
ii
university Singapore.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
pertanyaan-pertanyaan siswa merupakan aspek penting dari
pembelajaran, karena dapat merangsang siswa untuk terlibat dalam
proses berpikir seperti menjelaskan. Pertanyaan adalah pengetahuan
umum penting di kalangan pendidikan yang tau betapa pentingnya
mengetahui bagaimana mengajar dengan baik.
4. Deed (2009), “Strategic Questions: A Means of building Metacognitive
Langue”, Internasional Journal of Teaching and Learning in Higher
Education. Mengkaji bagaimana siswa belajar dan memahami apa yang
guru ajarkan itu penting. Pertanyaan strategis yang dihasilkan oleh siswa
memberikan sejumlah petunjuk tentang merancang tugas menjadi lebih
menarik. Pertanyaan strategis sangat mendukung tujuan berpikir tentang
menyusun strategi dari belajar dan mengajar perilaku.
C. Kerangka Pikir
Sampai saat ini pelajaran IPA cenderung dikeluhkan sebagai mata
pelajaran yang susah karena pelajaran IPA termasuk mata pelajaran yang
terdapat hitung-hitungan dan juga hafalannya. Dalam pelajaran IPA sering
sekali didapati kata-kata asing dan kebanyakan siswa sulit untuk menghafal
dan mengerti arti kata asing tersebut. Kebanyakan siswa cenderung bersikap
pasif pada saat pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Bahkan ada
sebagian dari mereka yang benar-benar tidak mengetahui tentang materi yang
akan diajarkan.
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
25
ii
Proses pembelajaran dibutuhkan suasana yang sangat mendukung demi
kenyamanan dalam belajar. Penerapan suatu model, strategi dan metode
dalam pembelajaran sangatlah penting untuk meningkatkan kemampuan
siswa. Peran guru juga sangat penting dalam suatu pembelajaran demi
memberi suasana yang berbeda sehingga siswa mampu menikmati proses
pembelajaran. Media dalam pembelajaran IPA juga sangat penting sebagai
alat bantu guru saat menjelaskan materi, dan juga dengan penggunaan media
siswa jadi tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Learning Start With A Question (LSQ) atau pembelajaran yang dimulai
dengan pertanyaan. Pembelajaran ini meminta siswa untuk membaca dan
memahami bacaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, lalu
dari bacaan tersebut siswa memberikan tanda pada bagian yang tidak
dipahami. Siswa diminta untuk membahas poin-poin yang tidak diketahui
dengan teman sebangku atau kelompok kecil, siswa diminta untuk
menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca.
Model pembelajaran yang telah ditentukan, diharapkan siswa mampu
aktif di dalam kelas saat pembelajaran dan juga prestasi belajar siswa akan
meningkat. Tujuan model pembelajaran ini juga untuk mendorong siswa agar
dapat memahami dan mengerti materi yang diajarkan oleh guru, dan menarik
minat dan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran belangsung.
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
26
ii
Bagan 2.1
Bagan Kerangka Pikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dituliskan diatas, maka
hipotesis penelitian ini adalah “terdapat pengaruh strategi Learning Start With
A Question (LSQ) terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa mata
pelajaran IPA kelas III di Sekolah Dasar Negeri”.
1. Terdapat pengaruh strategi Larning Start With A Question (LSQ) terhadap
keaktifan siswa mata pelajaran IPA materi cuaca di kelas III SD Negeri 03
Jambusari dan SD Negeri 03 Jeruklegi Kulon.
2. Terdapat pengaruh strategi Learning Start With A Question (LSQ) terhadap
prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA materi cuaca di kelas III SD
Negeri 03 Jambusari dan SD Negeri 03 Jeruklegi Kulon.
Kondisi awal
Dalam pembelajaran guru
masih menggunakan model
pembelajaran yang
konvensional, belum
menggunakan model ataupun
strategi pembelajaran yang lain
Siswa memiliki
keaktifan yang
rendah dan
prestasi belajar
siswa menurun
Kegiatan Pembelajaran
menggunakan strategi
Learning Start With A
Question
Strategi Pembelajaran Learning
Start With A Question dapat
meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa
SD N 3 Jambusari sebagai
kelompok eksperimen dan
SDN jeruklgi kulon
sebagai kelompok .
Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)..., Ika Kusuma Wardhani, FKIP UMP, 2017
Recommended