View
20
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
AR2132 Sejarah dan Tradisi Arsitektur Indonesia
Dr.Eng. Arif Sarwo Wibowo, S.T., M.T.Kelompok Keahlian Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur
Modul 5
Struktur Masyarakat
Segmen 1: Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan KebijakanInstitut Teknologi Bandung
Segmen 2: Sistem Kekerabatan
AR2132 Sejarah dan Tradisi Arsitektur Indonesia
Dr.Eng. Arif Sarwo Wibowo, S.T., M.T.Kelompok Keahlian Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur
Modul 5
Struktur Masyarakat
Segmen 1Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan KebijakanInstitut Teknologi Bandung
Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Contoh refleksi religi pada arsitekur dan ruang:
• Tradisi menjadikan anggota keluarga yang telah meninggal sebagai bagian dari yang hidup memunculkan konsep pemakaman.
• Mushola selalu tidak boleh kotor dan menghadap Qiblat
1. Pengaruh Religi dan Ritual terhadap Arsitektur
Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Religi dan ritual berlaku pula dalam proses pembangunan rumahdan kampung. Contoh:
• Ritual pemilihan lahan
• Ritual pemancangan tiang utama,
• Ritual pemindahan dapur,
• Ritual menaikan atap.
• Ritual memasuki Rumah Baru
1. Pengaruh Religi dan Ritual terhadap Arsitektur
https://budaya-indonesia.org/Munggah-Molo-Menaikan-Kerangka-Atap-Tradisi-Jawa-dalam-Membangun-Rumah
http://www.ayotegal.com/read/2019/06/19/898/peletakan-batu-pertama-hotel-dafam-di-objek-wisata-guciv
2. Profan dan Sakral
Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Kosmologi, religi dan ritual membuat ruangmemiliki karakter yang bervariasi
Berdasarkan pengalaman kehidupannya, manusiamembedakan ruang menjadi 2 (dua) jenis:
1. Ruang Profan: Ruang yang bersifat homogen dan netral, berkaitan dengan pengalaman aktual sehari-hari.
2. Ruang Sakral: Ruang yang bersifat non-homogen, memiliki nilai kosmologis berupa titik rujukan atautitik pusat orientasi, dan berkaitan denganpengalaman primordial atau religius.
2. Profan dan Sakral
https://www.thejakartapost.com/multimedia/2019/07/15/wayang-kulit-a-story-of-shadows.html
Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
• Penciptaan ruang sakral memungkinkan manusia
untuk menentukan titik rujukan atau pusat.
• Sarana hubungan komunikasi tersebut
seringkali digambarkan sebagai pilar kosmis
atau axis mundi.
• Selain vertikal (Atas-Bawah, Tripartit), kian jauh
dari Axis Mundi, kesakralan berkurang dari sini
muncul konsep Luar-DalamAxis Mundi
2. Profan dan Sakral
Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Contoh Kasus Profan-Sakral pada ArsitekturJawa
Susunan rumah tani tradisionalmaupun istana raja Jawa terbagi dalamdua komponen.
Yang Dalam: bersifat intim ataukeramat (sacred) disebut DALEM(dalam) atau PETANEN (tempat sang tani)
Yang Luar: yang Bergaul denganmasyarakat diberi nama PELATARANatau NJABA (halaman luar).
2. Profan dan Sakral
Sumber: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. 2005
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/pesanggrahan-ambarrukmo/
Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Contoh Kasus Profan-Sakral pada Masjid di Jawa
Struktur kompleks Masjid Agung (Surakarta dan Yogyakarta) memperlihatkan prinsip-prinsip rumahtinggal Jawa Tradisional:
• Pelataran dengan pagar bumi, tamu/pengunjungmasuk melalui pintu gerbang (regol);
• Sampai di bangsal tunggu (pendapa, di India: mandapa), tempat tamu luar dapat berkomunikasidengan orang dalam.
• Akhirnya masuk ke dalam bangunan paling keramat(sacred) dengan atap susunan/tumpuk model wantilan Bali), Dalem.
Atap susun tiga mengekspresikan predikat kesucian, ke-keramat-an, atau kesakralan bagibangunan, konon masih mengandung makna tribuwana dalam filsafat Jawa-Hindu.
2. Profan dan Sakral
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Masjid_Agung_Yogyakarta.jpg
Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Desa dan rumah memiliki nilai simbolik yang berbeda pada tiap konteks budaya tradisional.
Namun secara umum dapat diamati bahwasimbolisasi desa dan rumah pada masyarakattradisional selalu berkaitan dengan konsep:
1. Kosmologi (oposisi simbolik),
2. Metafora tubuh (antropomorfisme),
3. Jenis binatang (kerbau, naga, ayam jago, dll)
4. Obyek tertentu (perahu, dll.).
3. Mitos dan Simbol
Sumber: Lagopoulous (1975) in Oliver, P. (1975)
Dogon village (Mali, West Africa) diagrammed, with the parts identified anthropomorphically
Religi dan Ritual: Profan dan Sakral, Mitos dan Simbol
Simbolisme pada atap Arsitektur Asia Tenggara,
(Domenig 1980: 20)
1-6: Kalimantan,
7: Central Sulawesi,
8: South-east Sulawesi,
9-10: South Sulawesi,
11: Flores,
12: Singapore
13: Riau,
14: West Sumatra,
15: West Java,
16: Tanimbar,
17-18: Roti,
19-22: Laos (Yuan),
23: Thailand,
24: Kampuchea
3. Mitos dan Simbol
AR2132 Sejarah dan Tradisi Arsitektur Indonesia
Dr.Eng. Arif Sarwo Wibowo, S.T., M.T.Kelompok Keahlian Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur
Modul 5
Struktur Masyarakat
Segmen 2Sistem Kekerabatan
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan KebijakanInstitut Teknologi Bandung
Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan adalah tata hubungan antara anggota suatukeluarga yang ditentukan oleh batas-batas:
A. Kesadaran kekerabatan (kinship awareness): hubungan darah
B. Pergaulan kekerabatan (kinship affiliations): keluasan lingkuppergaulan
C. Hubungan kekerabatan (kinship relations): hak dan kewajiban
Sistem Kekerabatan
Tata hubungan kekerabatan ditentukan oleh prinsip-prinsip keturunan (principle of descent) yang ragamnya dapat dibedakan menjadi 4 (empat):
a. Prinsip Patrilineal: hubungan kekerabatan berdasarkan pada garis pria atau kerabat ayah saja, sedangkan kerabat ibu tidak diperhitungkan. Contoh: masyarakat Batak
b. Prinsip Matrilineal: hubungan kekerabatan berdasarkan pada garis wanita atau kerabat ibusaja, sedangkan kerabat bapak tidak diperhitungkan. Contoh: Masyarakat Minangkabau
c. Prinsip Bilineal: hubungan kekerabatan berdasarkan pada garis pria untuk sejumlah hak dan kewajiban tertentu, dan melalui garis wanita untuk sejumlah hak dan kewajiban lainnya. Contoh: Masyarakat Umbundu di Angola, Afrika Barat, dimana urusan pemeliharaan ternakdan harta warisan berupa ternak diatur melalui garis ayah, sementara urusan pertanian dan tanah diatur melalui garis ibu.
d. Prinsip Bilateral: hubungan kekerabatan berdasarkan pada garis pria maupun wanita.
a. No 3 dan 4 disebut sebagai Cognatic
1. Prinsip Keturunan
Sistem Kekerabatan
sumber:Tropen Museum
Prinsip keluarga inti, keturunan BilateralArsitektur Tradisional Jawa
Prinsip keluarga besar, keturunan MatrilinealArsitektur Tradisional Minangkabau
1. Prinsip Keturunan
Sistem Kekerabatan
Kelompok kekerabatan dapat dibedakan ragamnya menjadi:
1. Keluarga Inti (nuclear family)
Monogami: terdiri dari seorang suami, seorang isteri dan anak-anak yang belum menikah.
Poligami:
• Poligini: terdiri dari seorang suami dengan beberapa isteri dan anak-anak yang belummenikah.
• Poliandri: terdiri dari seorang isteri dengan beberapa suami dan anak-anak yang belummenikah.
2. Keluarga Luas (extended family)
Terdiri dari beberapa keluarga inti yang menjalin hubungan keluarga yang erat dan tinggalbersama pada suatu rumah atau pekarangan. Contoh: Masyarakat Minangkabau, dimanabeberapa keluarga inti dari garis wanita tinggal bersama dalam satu rumah adat yang besar.
Kelompok kekerabatan inibiasanya bersesuaian denganunit hunian seperti rumah, kampung, suku hingga negara.
2. Kelompok Kekerabatan
Sistem Kekerabatan
3. Kindred
Merupakan kesatuan kekerabatan yang menjadi aktif bila ada peristiwa sepertipertemuan, upacara, pesta dan kegiatan lainnya. Contoh: Masyarakat Iban di Serawak
4. Fratri
Kelompok kekerabatan patrilineal atau matrilineal yang bersifat lokal, dan merupakangabungan dari kelompok klen setempat.
5. Paroh Masyarakat (moiety)
Kelompok kekerabatan gabungan klen-klen kecil atau bagian lokal dari klen besar, yang mempunyai fungsi politis untuk menjaga keseimbangan kekuasaan dan kekuatan dalammasyarakat.
Kelompok kekerabatan inibiasanya bersesuaian denganunit hunian seperti rumah, kampung, suku hingga negara.
2. Kelompok Kekerabatan
Sistem Kekerabatan
Contoh Kindred and Klen
Kindred, Bilateral, Matrilineal
Rumah Besar (Arsitektur Desa Karampuang, Bugis, Sulsel): sebuah rumah di mana seluruh masyarakatdesa merasa bahwa ini adalah rumah mereka.
Satuan-satuan masyarakat lebih mengenalpembagian keluarga berdasarkan generasi, dibandingkan keturunan langsung.
Prinsip Kekerabatan bilateral, pewarisan matrilineal
2. Kelompok Kekerabatan
Sistem Kekerabatan
Contoh Kindred and Klen
Keluarga Klen, Patrilineal
• Huta = kampung tradisional Suku Batak.
• Huta terdiri dari keluarga-keluarga pendiri hutayang berasal dari satu marga yang disebut margaraja, dan keluarga-keluarga bermarga lain yang datang kemudian atau kawin dengan putri margaraja tersebut.
• Prinsip Kekerabatan patrilineal, pewarisanpatrilineal
2. Kelompok Kekerabatan
Sistem Kekerabatan
Contoh Moety
• Jaringan Permukiman Baliagaterbentuk dari gabungan suku
• Nagari terbentukdari gabungan suku
2. Kelompok Kekerabatan
Sistem Kekerabatan
• House Societies: Rumah yang ditujukan tidak hanya sebagai struktur fisik tetapi sekelompok kerabat yang tinggal di dalamnya/ kesatuan rumah sama dengan kesatuan kekerabatan (Rumah~ Karo North Sumatera; Uma ~ Sakudei Borneo; Amu ~ Savu Polynesia; Uma ~ Tetum; Fada ~ MambaiPolynesia; Tongkonan ~ Toraja Celebes).
• Fungsi rumah sebagai pusat organisasi kekerabatan, umumnya ditandai dengan :
1. Rumah memiliki nama
2. Diabadikan dari waktu ke waktu dan tidak akan hilang dalam ingatan keluarga sekalipunsudah tidak ada
3. Elaborasi façade yang rumit
4. Memiliki tempat untuk upacara
5. tempat untuk pergantian generasi (sudut bagi leluhur)
3. House Society
Recommended