View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT ,tumpuan orang–orang
yang mengharapkan ridho dan rahmat-Nya , dialah yang
menciptakan alam semesta beserta isinya tanpa cacat
sedikitpun juga guna untuk di pelajari dan di
manfaatakan oleh umat manusia .
Dengan berbagai macam hasil pertimbangan dan juga
hasil kerja saya dapat menyingkirkan berbagai macam
halangan dan rintangan dalam pembuatan makalah ini,
yang kami beri judul “ Kompleks Ofiolit”. Besar
harapan saya dengan terselesaikannya makalah ini akan
dapat membawa manfaat pada pembaca sekalian.
Saya menyadari makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun ,dan
penulis berharap semoga ini bermanfaat bagi para
pembaca, amin.
Makassar, 12 Oktober 2014
Penyusun
A. Defenisi Ofiolit
Ofiolit diinterprestasikan sebagai kerak samudera
dan batuan tektonik mantel bagian atas dan akhirnya
membentuk daratan (Penrose, 1972; Coleman 1977 dalam
Clague dan Straley, 1977).
Istilah ofiolit pada awalnya digunakan oleh
Alexandre Brongniart (1813) untuk menyebut susunan
batuan hijau Serpentin dan Diabas di Pegunungan Alpen.
Steinmann (1927) mengubah penggunaan istilah ini
sehingga mencakup serpentin, lava bantal dan
Rijang (Trinitas Steinmann); sekali lagi berdasarkan
pengamatan di pegunungan Alpen. Istilah ini sangat
jarang digunakan sampai sekitar akhir tahun 1950-an dan
awal tahun 1960-an. Sejak saat itu ofiolit sudah
dianggap sebagai kerak samudera yang merupakan hasil
pemekaran lantai samudera.
Ofiolit merupakan kompleks batuan dengan berbagai
karakteristik dari layer ultramafik, dengan ketebalan
dari beberapa ratus meter sampai beberapa kilometer
bersusun atau berlapis dengan batuan gabro dan batuan
dolerite, dan pada bagian atanya tersusun oleh pillow
lava dan breksi, sering berasosiasi dengan batuan
sediment pelagic (Ringwood, 1975). Sedangkan menurut
Hutchison (1983), ofiolit merupakan kumpulan khusus
dari batuan mafik-ultramafik dengan batuan beku sedikit
kaya asam sodium dan khas berasosiasi dengan batuan
sediment laut dalam.
Gambar 1. Proses pembentukan ofiolit
Dari gambar di atas dapat kita lihat 2 lempeng
samudra yang saling bergerak mendekat sehingga terjadi
collision, yang mengakibatkan terbentuknya busur
gunungapi dan daerah pemekaran kerak samudra. Lama
kelamaan kedua lempeng samudra yang saling mendekat
itu, salah satunya akan mengalami peleburan. Hal ini
menyebabkan salah satu dari lempeng itu akan habis, dan
lempeng yang lainnya akan terangkat ke lempeng benua.
Bagian dari lempeng samudra yang terangkat ke lempeng
benua itulah yang dinamakan ofiolit.
B. Tipe Batuan Ofiolit
Menurut Hutchison (1983), bahwa susunan ideal
ofiolit terdiri dari rangkaian beberapa karakteristik
batuan. Pada perkembangan ofiolit, tipe batuannya
tersusun dari bawah ke atas, yaitu :
a) Kompeks ultramafik, terdiri atas harsburgit,
lerzolit dan dunit, biasanya dengan batuan
metamorfik akibat tektonik (umumnya
serpetinit)
b) Kompleks gabro, biasanya membentuk layer –
layer dengan tekstur kumulus, berisi
peridotit kumulus dan piroksenit dan lebih
sedikit terubah dibandingkan dengan kompleks
ultramafik.
c) Kompleks dike, terdiri atas dike diabas
membentuk zona pemisah pad dasar palgiogranit
samapi gabro dan saling bertampalan dengan
ekstrusif lava bantal. (kompleks dike tidak
selalu hadir). Kompleks vulkanik mafik,
umumnya terdiri dari pillow lava (lava
bantal).
d) Pada bagian atas assemblage (kumpulan batuan)
tersebut, kemudian berasosiasi dengan batuan
sediment pelagis yang secara khas meliputi
fasies laut dalam seperti rijang, serpih dan
batugamping mikrit.
Batuan ultramafik merupakan batuan yang kaya
mineral mafik (mineral ferromagnesia) dengan komposisi
utama batuannya adalah mineral olivine, piroksen,
hornblende, mika dan biotit, sehingga batuan ultramafik
memilki indeks warna >79% dan sebagian besar berasal
dari plutonik (Waheed 2002). Menurut Burger (2000)
dalam Nuhsantara (2002), komposisi kimia penyusun
batuan ultramfik, sebagai berikut : SiO2 (38-45%),
MgO(30-45%), Fe2O3 dan FeO (7-10%), Al2O3(0.3-
0.5%),Cr2O3(0.2-1.0%),NiO(0.2-0.3%),CaO(0.01-0.02%),
MnO(0.1-0.3%),NaO (0.00-1.00%), K2O (0.00-0.30%), H2O
(10-14%). Total diekspresikan dalam Fe2O3 dan FeO.
C. Jenis – Jenis Batuan Ultramfik
1.Peridotit
Peridotit biasanya membentuk suatu kelompok batuan
ultramafik yang disebut ofiolit, umumnya membentuk
tekstur kumulus yang terdiri dari atas harsburgit,
lerzolit, werlite dan dunit. Peridotit tersusun atas
mineral – mineral holokristalin dengan ukuran mesium –
kasar dan berbentuk anhedral. Komposisinya terdiri dari
olivine dan piroksen. Mineral asesorisnya berupa
plagioklas, hornblende, biotit dan garnet (William,
1954).
2.Dunit
Menurut William (1954), bahwa dunit meupakan
batuan yang hamper murni olivine (90-100%), umumnya
hadir sebagai forsterit atau kristolit, terdapat
sebagai sill atau korok-korok halus (dalam dimenai
kecil). Sedangkan Waheed(2002), menyatakan bahwa dunit
memiliki komposisi mineral hamper seluruhnya adalah
monomineralik olivine (umumnya magnesia olivin),
mineral asesorisnya meliputi : kromit, magnetit,
ilmenit dan spinel.
Pembentukan dunit berlangsung pada kondisi padat
atau hampir padat (pada temperature yang tinggi) dalam
larutan magma dan sebelum mendingin pada temperature
tersebut, batuan tersebut siap bersatu membentuk massa
olivine anhedral yang saling mengikat (Williams,1954).
Terbentuk batuan yang terdiri dari olivine murni
(dunit) misalnya, membuktikan bahwa ;arutan magma
(liquid) berkomposisi olivine memisah dari larutan yang
lain (Wilson, 1989). Menurut sanders dan Norry (1989),
dunit merupakan anggota dari kompleks ofiolit,
pembentukan dunit terjadi pada sekuen mantel bagian
bawah, sekuen ini berkomposisi sebagian besar atas
peridotit dan peridotit yang terserpentinisasi serta
berasosiasi dengan harsburgit, lerzolit, dan dunit.
Sedangkan menurut Clague dan Straley (1977), menyatakan
bahwa dunit dijumpai pada bagian paling bawah dari
kompleks ofiolit (mantel bagian atas) membentuk tekstur
kumulus.
3.Serpentinit
Serpentinit merupakan batuan hasil alterasi
hidrotermal dari batuan ultramafik, dimana mineral-
mineral olivine dan piroksen jika alterasi akan
membentuk mineral serpentin. Serpentin sangat umum
memiliki komposisi batuan berupa monomineralik
serpentin, batuan tersebut dapat terbentuk dari
serpentinisasi dunit, peridotit (Waheed, 2002).
Serpentinit tersusun oleh mineral grup serpentin >50%
(Williams, 1954). Menurut Hess (1965) dalam Ringwood
(1975), bahwa pada prinsipnya kerak serpentinit dapat
dihasilkan dari mantel oleh hidrasi dari mantel
ultramafik (mantel peridotit dan dunit). Dibawah
pegunungan tengah samudera (mid Oceanic Ridge) pada
temperature <500o. serpentin kemudian terbawa keluar
melalui migrasi litosfer.
D. Serpentinisasi Pada Mineral Olivin
Menurut Waheed (2002), bahwa serpentin merupakan
suatu pola mineral dengan komposisi H4Mg3Si2O9,
terbentuk melalui alterasi hidrotermal dari mineral
ferromagnesian seperti : olivine, piroksen, dan
amfibol.
Umumnya alterasi pada olivine dimulai pada
pecahan/retakan pada kristalnya secepatnya keseluruhan
kristal mungkin teralterasi dan mengalami pergantian.
Menurut Waheed (2002), bahwa serpentinisasi pada
olivine memerlukan : penambahan air, pelepasan magnesia
atau penambahan silica, pelepasan besi (Mg, Fe) pada
olivine, konversi pelepasan besi dari bentuk ferrous
(Fe2+) ke ferri (Fe3+) ke bentuk magnetit.
E. Bijih Nikel dan hubungannya dengan Ofiolit
Menurut Boldt (1967), bahwa inti bumi mengandung
lebih kurang 3% Nikel, kemudian zona nmantel bumi yang
mempunyai ketebalan sampai 2.898 km mempunyai
kandunungan nikel antara 0.1-0.3% (Anoim,1985). Ni
terdapat dalam mineral olivine, piroksen, ilmenit,
magnetit (Brown dan Wager, 1967) serta mineral
serpentine nickeliferous yang merupakan derivative dari
olivine (Mg, Fe, Ni)2SiO¬4 karena proses hidrotermal
(Fortunadi, 2000).
Ni dalam batuan ultramfik terutama terdapat dalam
mineral mafik. Umumnya proporsinya : Olivin >
Orthopiroksen > Klinopiroksen. Kromit dan magnetit
mungkin juga berisi lebih sedikit Ni. Di dalam mineral
mafik, nikel terutama terdapat dalam jaringan mineral
olivine yang terbentuk pada proses kritalisasi awal.
Masuknya Ni ke dalam struktur mineral olivine melalui
prilaku magmatik. Olivine dapat mengandung 0.4% NiO dan
0.322% Ni. Olivin (mineral yang terbentuk pada
temperature tinggi) sangat tidak stabil di bawah
kondisi atmosfer, sehingga saat terjadi pelapukan akan
melepas ion Ni yang terdapat dalam ikatan atomnya
(Waheed, 2002).
Unsur logam Ni dan Co sebagai penyusun magma basa
hadir dalam kristal olivine dan enstatite karan adanya
kesamaan jari-jari ion (Ni=0.78 dan Co=0.82A) dengan
jari-jari Mg dan Fe sehingga Ni dan Co dapat bertukar
(Proses replacement) dengan Mg dan Fe pada jaringan
mineral asli. Ni dan Co menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam batuan ultramfik, dimana dalam
keadaan segar mengandung Ni sebesar 0.1 sampai 0.3%
(Prijono 1977 dalam Nushantara, 2002).
- Nikel hidrosilikat (garnierite)
Umumnya hidroksidasi dari beberapa unsure kimia
dijumpai berasosiasi denan lingkungan leterit. Ion –
ion
Keterangan
1. axial magma
chamber
2. Sediments
3. pillow basalts
4. sheeted
basaltic dykes
5. layered gabro
6. dunite/
peridotite
cumulates
Gambar 2. Struktur ofiolit
Coleman Robert G., 1977. Ophiolites, Ancient Oceanic
Litosphere?, Springer-Verlag Berlin Heidelberg,
NewYork.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ofiolit
http://geologiaway.blogspot.com/2010/03/ofiolit.html
http://www.womenoceanographers.org/Default.aspx?
pid=28EF75D5-D130-46c0-947E-
5CCBC627B0EE&id=KathrynGillis
http://earthfactory.wordpress.com/2009/06/14/tektonik-
regional-jawa-barat/#more-16
Tugas : Geologi Batuan DasarDosen : Dr. Adi Maulana, ST, MT
Kompleks Ofiolit
Oleh:
GUNAWAN MUH ICHSAN
P300213004
PASCASARJANA TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Recommended