TUGAS ISBD Masalah Sosial

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS KULIAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Disusun oleh : Sujud Abdillah J1E108013

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU APRIL, 2012

DAFTAR ISI

I. II. III. IV. V. VI.

PENDAHULUAN 1 LATAR BELAKANG .. 1 TUJUAN ... 3 LOKASI 3 ISI . 3 PENUTUP 6

PENYALAHGUNAAN OBAT-OBATAN DAN MINUMAN SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA

I.

PENDAHULAUAN Untuk mewujudkan masyarakat yang aman sejahtera tedapat beberapa unsur atau aspek yang mempengaruhinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini bentuk masalah sosial yang tampil dapat berupa masalah pada level individu. Jenis masalah sosial yang pertama adalah masalah sosial yang berkaitan dengan perilaku orang perorang sebagai masyarakat seperti tindakan kriminal, serta berbagai bentuk penyalahgunaan. Masalah kependudukan dan kurang berfungsinya berbagai bentuk aturan sosial. Jenis masalah sosial tersebut dapat dilihat sebagai salah satu hambatan usaha mewujudkan masyarakat aman dan sejahtera.

II.

LATAR BELAKANG Minium-minuman alkohol lebih dikaitkan dengan perilaku yang menyimpang. Dalam tingkat seperti ini alkohol lebih bersifat sebagai jenis minuman biasa, pendorong agar cepat tidur, perlindungan terhadap kedinginan dan sebagai obat penyakit tertentu, tetapi juga berfungsi sebagai sarana dalam rangka mengembangkan symbol solidaritas serta sebagai sarana untuk jembatan dan pengakraban pergaulan, dalam proses selanjutnya banyak di jumpai pemakaian yang berlebihan dan tidak wajar sehingga di samping sudah menyimpang dari berbagai fungsi semula, karena dapat mengakibatkan dampak negatif baik secara fisik maupun sosial. Berdasarkan pemikiran itulah maka untuk aspek yang negatif digunakan konsep penyalahgunaan, karena pada sisi lain dengan pemakain yang wajar dan proporsional bahan itu memang bermanfaat. Nilai terhadap alkohol tersebut muncul dari kenyataan bahwa alkohol dapat mengubah perilaku seseorang. Dampak yang paling jelas dari mabuk alkohol adalah perilaku seseorang dapat menjadi agresif dan kecenderungan pada deviasi dalam perilaku seksual.

Perilaku penyalahgunaan obat terlarang dan kecanduan obat adalah merupakan deviasi pada level individu, sumber permasalahannya dapat berasal dari faktor individual. Ada hal yang dapat digunakan untuk menjelaskan latar belakang masalah dari faktor sosialisasi ini. Pertama adalah urbanisme, suatu penjelasan yang berangkat dari argumen karakteristik dan kehidupan kota. Apabila karakteristik kota dan gaya hidup seperti ini terinternalisasi melalui proses sosialisasi,maka akan lebih mudah mendorong seseorang melakukan penyimpangan termasuk penyalahgunaan obat dan kecanduan obat. Kedua, melalui proses transmisi kultural. Melalui cara ini dapat dijelaskan mengapa seseorang menjadi jahat, sedangkan orang lain tidak, Padahal berasal dari karakteristik sosial yang sama, misalnya masyarakat urban. Seseorang belajar untuk menjadi kriminal, begitu juga menjadi pemakai obat dan pecandu obat melalui proses interaksi. Secara singkat dikatakan bahwa sentiment pro kriminal tumbuh dan berkembang melalui asosiasi dengan orang lain dalam proses interaksi sosial. Ketiga, penjelasan melalui realita perbedaan subkultural. Hal ini penggunaan obat merupakan suatu kebiasaan yang terintegrasi ke dalam subkultural tertentu. Dari uraian tentang ketiga sumber masalah melalui proses sosialisasi tersebut,akan tampak bahwa walaupun sama-sama merupakan sumber masalah dari faktor individu perbedaannya dengan pandangan biologis dan psikologis adalah bahwa teori sosialisasi lebih menitikberatkan pada kekuasaan faktor eksternal yang mendorong individu menjadi berperilaku devian. Pelacakan sumber dan latar belakang masalah penyalahgunaan obat dari level masyarakat yang sudah dibicarakan tersebut pada umumnya menggunakan pandangan struktural yang di dalamnya terkandung perbedaan nilai dan perbedaan kepentingan.

III. TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini tidak lain adalah untuk mengurangi penyalahgunaan obat-obatan dikalangan masyarakat sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat luas. IV. LOKASI Lokasi pengamatan dilakukan di kabupaten Hulu Sungai Selatan yang tepatnya berada disekitar wilayah pasar Kandangan. V. ISI Sikap yang terjadi pada masyarakat terhadap masalah sosial dapat berupa tindakan kolektif untuk melakukan perubahan dalam bentuk tindakan rehabilitatif atau bahkan mengantisipasi agar kondisi yang tidak diharapkan tersebut tidak terkendali. Demikian,upaya penanganan masalah sosial oleh masyarakat tidak semata-mata tindakan reaktif yang bersifat kekagetan pada saat munculnya masalah, apalagi jika respon tersebut baru muncul setelah masalah sosial berkembang menjadi krisis sosial. Dalam hal ini kondisi yang disebut sebagai masalah sosial merupakan salah satu bentuk realitas sosial yang dapat menimbulkan penderitaan. Sehubung dengan hal itu penaganan masalah dapat diupayakn oleh pelayanan sosial oleh negara dengan memanfaatkan institusi sosial. Pemanfaatan institusi social dapat berupa :

Organisasi Masyarakat Masyarakat yang bersifat lokal dapat tumbuh sebagai bentuk aktualisasi berbagai pranata sosial yang ada dan tidak jarang pula didasarkan pada pengamalan ajaran agama, dengan demikian lebih didorong oleh motivasi religius. Sebagai organisasi yang berbasis pranata dalam masyarakat, institusi ini biasanya kuat eksistensinya termasuk pola kepemimpinannya dan dapat mengikat serta melibatkan mayoritas warga masyarakat dalam komunitas tertentu.

Organisasi Swasta Bagi organisasi swasta ini untuk melakukan dan memberikan pelayanan sosial yang tidak semata-mata berorientasi keuntungan

kepada

lapisan

masyarakat

bawah.

Perusahaan

swasta

yang

berorientasi profit dan memiliki usaha di luar bidang pelayanan social, sebetulnya juga dapat melakukan usaha sampingan dalam bentuk kegiatan pelayanan sosial dan bantuan sosial.

Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial Organisasi dan mekanisme kerjanya semestinya dikembalikan pada watak dan sifat pelayanan sosial yang cenderung mementingkan proses dan bersifat humanis dibanding hasil fisik. Demikian pelayanan sosial yang diberikan lebih mengutamakan pengembangan kapasitas penyandang masalah. Bagi organisasi masyarakat lokal, walaupun jangkauan pelayanan social yang diberikan terbatas oleh ikatan lokalitas atau kekerabatan, tetapi efektivitasnya sudah lebih teruji dan memang sudah mengakar dalam realitas kehidupan masyarakat. Organisasi swasta baik yang langsung melakukan usaha kesejahteraan sosial maupun yang memberi bantuan atau menjadi donator organisasi pelayanan sosial yang ada perlu terus diberi perangsang.

Kerjasama dan Jaringan Dalam rangka optimalisasi kontribusi masing-masing dan mewujudkan hubungan yang sinergis, perlu dijajaki berbagai kemungkinan kerja sama antar organisasi pelayanan sosial yang ada. Keberadaan semacam forum komunikasi cukup relevan dalam rangka membangun komitmen bersama, pertukaran informasi, dan melihat kemungkinan hubungan sinergis dan saling mengisi. Forum semacam ini juga dapat menjadi media bagi stakeholders untuk menjalani proses belajar sosial. Dengan terjalinya komunikasi akan dapat mendorong kesadaran bahwa masing-masing memiliki kekurangan yang dapat di isi oleh kelebihan pihak lain.

Upaya Penanggulangan Masalah Untuk menanggulangi masalah yang terjadi akibat

penyalahgunaan obat-obatan dan minuman beralkohol banyak pihak yang terkait dan terlibat di dalamya. Yang paling utama adalah lingkungan masyarakat sekitar, karena dari gaya hidup dan kebiasaan

yang ada dimasyarakat maka timbullah berbagai variasi perilaku masyarakat itu sendiri. Misalkan saja dalam suatu lingkungan yang religius, maka kecil kemungkinan adanya penyimpangan yang terjadi, karena masyarakat individu pasti akan berpikir beberapa kali untuk melakukan tindakan yang menyimpang sehingga akan berdampak buruk bagi dirinya, baik itu sangsi social maupun sangsi agama. Selain itu peran-peran organisasi masyarakat dan pemerintah juga memiliki andil yang cukup besar untuk mengatasi masalah penyalahgunaan obat-obatan dan minuman ini. Misalkan saja organisasi masyarakat dapat berkontribusi dengan cara memberikan penyuluhan akan dampak dan bahaya bagi orang yang

menyalahgunakan obat-obatan dan minuman tersebut. Sedangkan pemerintah dapat berupaya dengan memberikan himbauan dan melukan pamantauan terhadap para pedagang obat agar tidak menyimpangkan fungsi mereka sebagai pelaku pasar sehingga dapat memfasilitasi terjadinya penyalagunaan tersebut. Penanganan masalah penyalahgunaan dan kecanduan obat juga sering dilakukan dengan mengefektifkan sarana pengendalian social termasuk di dalamnya melalui peraturan hukum yang bersifat mengikat. Maka penanganan masalah penyalahgunaan obat juga dapat dilakukan dengan mengintensifkan dan menata jaringan komunikasi antara unsur yang terkait dengan masalah ini, seperti: Lembaga pendidikan, lembaga yang berkaitan dengan penyaluran hobi, minat dan bakat. Jadi dalam pengentasan penyalahgunaan obat ini dapat dikatakan bahwa dalam masyarakat yang semakin berkembang, lebih dibutuhkan inisiatif kreatifitas dan kompentensi masyarakat sendiri untuk melaksanakan pembangunan.

VI. PENUTUP Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa agar dapat terwujudnya keamanan dan kesejahteraan harus ada kesadaran oleh setiap individu social untuk saling menjaga dan memperhatikan parilaku agar tetap berjalan sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan juga kerjasama antar komponenkomponen masyarakat yang sinergis untuk mencapai tujuan tersebut.