3
Biosintesis Hormon Steroid Berdasarkan target organnya, hormon steroid terbagi menjadi dua sub kelompok yakni hormon seksual termasuk hormon progestasional (progestin dan estrogen) dan hormon adrenal. Kedua kelompok tersebut berasal dari kolesterol yang mempunyai struktur dasar siklopentanoperhidrofenantren. Struktur kerangka C-27 pada kolesterol berasal dari Acetil-CoA yang telah mengalami serangkaian peristiwa sebagai berikut : diawali dari pembentukan asestat menjadi mevalonat yang membutuhkan enzim HMG-CoA reduktase kemudian diubah menjadi squalene dilanjutkan dengan lanosterol. Selanjutnya, lanosterol akan diubah menjadi kolesterol sebagai produk intermediate dengan mengambil tiga gugus karbon. Selai sebagai prekursor hormon steroid, kolesterol yang banyak terdapat di membran sel juga merupakan salah satu komponen bagi kelangsungan hidup sel.

tugas farmakognosi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

111

Citation preview

Page 1: tugas farmakognosi

Biosintesis Hormon Steroid

Berdasarkan target organnya, hormon steroid terbagi menjadi dua sub kelompok

yakni hormon seksual termasuk hormon progestasional (progestin dan estrogen) dan hormon

adrenal. Kedua kelompok tersebut berasal dari kolesterol yang mempunyai struktur dasar

siklopentanoperhidrofenantren. Struktur kerangka C-27 pada kolesterol berasal dari Acetil-

CoA yang telah mengalami serangkaian peristiwa sebagai berikut : diawali dari pembentukan

asestat menjadi mevalonat yang membutuhkan enzim HMG-CoA reduktase kemudian diubah

menjadi squalene dilanjutkan dengan lanosterol. Selanjutnya, lanosterol akan diubah menjadi

kolesterol sebagai produk intermediate dengan mengambil tiga gugus karbon. Selai sebagai

prekursor hormon steroid, kolesterol yang banyak terdapat di membran sel juga merupakan

salah satu komponen bagi kelangsungan hidup sel.

Biosintesis hormon steroid termasuk testoteron dimulai dari perubahan kolesterol

menjadi pregnenolon. Pengaturan biosintesis hormon steroid diperantarai oleh peningkatan

cAMP intaselular ataupun oleh Ca+2 melalui jalur inositol trifosfat. Rangsangan terhadap

cAMP dapat bersifat akut maupun kronis. Rangsangan akut dimulai sejak pengiriman

kolesterol ke dalam inner mitokondria dengan perantaraan steroidogenic acute regulatory

(StAR), sedangkan rangsangan kronis terjadi pada saat pengubahan kolesterol menjadi

Page 2: tugas farmakognosi

pregnenolon. Dalam stadium ini, proses konversi berlangsung di dalam mitokondria dengan

membubuhkan enzim side chain cleavage (scc). NADPH, oksigen serta sitokrom P450 secara

terbatas sesuai dengan kebutuhan . Berbeda dengan reseptor hormon protein, reseptor steroid

terletak di dalam sitoplasma sel atau inti sel. Mula-mula hormon masuk kedalam sel dengan

cara difusi dan segera mengikat reseptor protein spesifikdi dalam sitoplasma. Reseptor

hormon streroid secara inaktif berada dalam suatu heat shock protein 90 (hsp 90). Apabila

terjadi ikatan antara hormon dan reseptor, maka hsp 90 menjadi aktif dan melepaskan diri.

Kemudian ikatan hormon dan reseptor akan segera menuju ke nukleus. Di dalam nukleus,

ikatan kompleks hormone reseptor akan mempengaruhi koaktivator dan faktor transkripsi

secara menyeluruh untuk menghasilkan suatu kompleks transkripsional aktif yang nantinya

akan mempertinngi ekspresi gen dan menimbulkan efek hormon steroid.

Mekanisme Kerja Hormon Steroid

1. Hormon steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik sel

target hormon steroid maupun sel lain. Tetapi reseptor hormon steroid hanya terdapat di

dalam sel target yaitu dalam sitoplasmanya.

2. Bila hormon steroid berikatan dengan reseptor sitoplasma maka kompleks hormon

reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan ditransportasi ke tempat kerjanya

(sites of action) di dalam inti sel yaitu pada kromatin. Selanjutnya terjadilah beberapa hal

yang berhubungan dengan peningkatan sintesis protein sesuai dengan fungsi masing-

masing sel target.