38
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL PERCOBAAN I IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini yaitu: 1. Untuk dapat mengetahui dan dapat membedakan macam- macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi. 2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek. 3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa. B. BAHAN 1) Klasifikasi Tanaman a) Beras (Oryza sativa) Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Class : Monokotiledoneae Ordo : Poales Famili : Graminae Genus : Oryza Spesies : Oryza sativa L. (Tjitrosoepomo, 2000) b) Jagung (Zea mays) WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIR F1F1 13 061

PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

Citation preview

Page 1: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

PERCOBAAN I

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. Untuk dapat mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum

yang umum digunakan dalam sediaan farmasi.

2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel yang

biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek.

3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan

mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.

B. BAHAN

1) Klasifikasi Tanaman

a) Beras (Oryza sativa)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monokotiledoneae

Ordo : Poales

Famili : Graminae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L. (Tjitrosoepomo, 2000)

b) Jagung (Zea mays)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monokotiledoneae

Ordo : Graminae

Famili : Maydeae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L. (Rochani, 2007)

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 2: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

c) Manihot/ubi (Manihot utilisima)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Species : Manihot utilisima (Tjitrosoepomo, 2000)

d) Kentang (Solanum tuberosum)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Angiospermae

Subclass : Dicotiledoneae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L. (Setiadi, 2009)

e) Sagu (Metroxylon sago)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Angiospermae

Subclass : Dicotyledoneae

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Metrixylon

Spesies : Metroxylon sago (Tjitrosoepomo, 2000)

f) Brotowali ( Tinospora Crispa L)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Ordo

Famili : Menisoermaceae

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 3: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

Genus : Tinospora

Spesies : Tinospora Crispa L. (Tjitrosoepomo, 2000)

g) Daun Kaki kuda ( Centellae Herba )

Regnum : Plantae

Divisi : Angiospermae

Class : Dicotiledoneae

Ordo : Umbelliferae

Famili : Apiaceae

Genus : Centella

Spesies : Centella asiatica (Tjitrosoepomo, 2000)

h) Kencur (Kaempferia galanga L.)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga L. (Tjitrosoepomo, 2000)

i) Tapak Liman (Elephantopus scaber L.)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Elephantopus

Spesies : Elephantopus scaber L. (Tjitrosoepomo, 2000)

j) Daun Alpukat (Persea americana P. Mill.)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 4: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

Genus : Persea

Spesies : Persea americana P. Mill. (Tjitrosoepomo, 2000)

k) Lengkuas (Langualis rizoma)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Alpini

Spesies : Langualis rizoma (Tjitrosoepomo, 2000)

l) Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber aromaticum Val (Tjitrosoepomo, 2000)

2. Deskripsi Tanaman

a. Padi (Oryza sativa)

Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya beruas-ruas yang

di dalamnya berongga (kosong), tingginya 1 sampai 1,5 meter. Pada tiap-

tiap buku batang tumbuh daun, yang berbentuk pita dan berpelepah.

Pelepah itu membalut hampir sekeliling batang. Di dalam tanah, dari tiap

buku tumbuh tunas yang dapat mengadakan batang (anak padi). Anak padi

itu dapat pula beranak, dan demikian berturut-turut. Itulah makanya kita

tak heran, apa sebabnya dari sebutir padi dapat tumbuh 40-50 batang. Bila

telah sampai waktunya, dari tiap-tiap batang keluar bunga. Bunga itu

bunga majemuk, yang galibnya disebut sebagai bulir. Pada tiap bulir

keluar 100 sampai 400 bunga. Pada bunga ada 2 helai sekam kelopak dan

2 helai sekam mahkota. Waktu terjadi penyerbukan, bunga itu merekah

(terbuka). Dan kalau penyerbukan telah berlalu, maka dasar bunga itu

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 5: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

tertutup kembali. Sekam mahkota itulah yang selanjutnya menjadi kulit

padi. Sekam mahkota yang dua lembar tersebut tidak sama besarnya.

Sekam mahkota yang besar, pada beberapa macam padi mempunyai ekor

atau janggut. Padi yang berekor itu bisaanya disebut orang sebagai padi

janggut atau padi bulu. Yang tidak berekor disebut cereh, dan gabahnya

mudah luruh. Padi bulu bisaanya tak mudah luruh (Fahn, 1995).

b. Jagung (Zea mays)

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.

Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m,

ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur

dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun

beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada

umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.Jagung termasuk

tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar

serabut yang dapat mencapai kedalaman 80 cm meskipun sebagian besar

berada pada kisaran 20 cm. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa

muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang

membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah

terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau

gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga

tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah

daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak

banyak mengandung lignin (Anwar, 2004).

c. Manihot/ubi (Manihot esculenta)

Singkong terdiri atas batang, daun, bunga,umbi, dan kulit umbi.

Batang tanaman singkong berkayu, beruas – ruas, dengan ketinggian

mencapai lebih dari 3 m. Warna batang bervariasi, ketika masih muda

umumnya berwarna hijau dan setelah tua menjadi keputih – putihan,

kelabu, atau hijau kelabu. Batang berlubang, berisi empulur berwarna

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 6: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

putih, lunak, dengan struktur seperti gabus. Susunan daun singkong

berurat, menjari dengan cangap 5 – 9 helai. Daun singkong, terutama yang

masih muda mengandung racun sianida, namun demikian dapat

dimanfaatkan sebagai sayuran dan dapat menetralisir rasa pahit sayuran

lain, misalnya daun papaya dan kenikir. Bunga Bunga tanaman singkong

berumah satu dengan penyerbukan silang sehingga jarang berbuah. Umbi

yang terbentuk merupakan akar yang menggelembung dan berfungsi

sebagai tempat penampung makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya

bulat memanjang, terdiri atas kulit luar tipis (ari) berwarna kecoklat –

coklatan (kering), kulit dalam agak ebal berwarna keputih – putihan

(basah), dan daging berwarna putih atau kuning (tergantung varietasnya)

yang mengandung sianida dengan kadar yang berbeda. Kulit umbi ini

menutupi umbi secara keseluruhan. Karena kulit umbi mempunyai

susunan sel serta mempunyai lapisan tertentu sehingga kulit umbi dapat

dengan mudah dipisahkan dari bagian umbinya (Adam, 2011).

d. Kentang (Solani tuberosum)

Tumbuhan terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk

membulat hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi

bersisik atau halus, biasanya terdapat beberapa mata tunas. Batang

biasanya berongga, bersayap. Daun berseling, bertangkai, majemuk

menyirip gasal, dengan atau tanpa banyak pinak daun, pinak daun samping

berhadapan atau berseling, membundar telur hingga menjorong-

membundar telur, pinak daun yang terkecil agak duduk, berbentuk

membundar telur hingga agak membundar, pinak daun ujung biasanya

yang terbesar. Semua pinak daun berbulu padat, berwarna hijau gelap,

berurat daun menyirip. Perbungaan malai. Bunga putih atau putih ditutupi

dengan merah jambu atau ungu, ditengah kuning kehijauan; kelopak

menggenta, bagian luar berbulu; mahkota bagian luar berbulu. Buah buni

agak membulat, berwarna hijau-kuning, berbiji banyak, beracun. Biji

pipih, berbentuk agak membundar hingga membundar telur, berwarna

kuning pucat kecoklatan (Tjitrosoepomo, 2000).

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 7: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

e. Sagu (Metrixylon sago)

Tinggi batang 10-15 m, tebal kulit 2-3 cm. daunnya berwarna hijau

tua dengan tangkai daun berwarna hijau kekuningan. Panjang tangkai daun

sekitar 6,85 m, sedangkan panjang pelepah daun sekitar 2,71 m, tangkai

daun berduri pada pangkal sampai ujung pinggiran daun. Pada anakan

sagu, durinya sangat banyak dan rapat. Setiap tangkai daun terdiri atas

100-200 helai daun dengan panjang 151-155 cm, dan lebar 8,1 sampai 9,1

cm. termasuk tumbuhan monokotil.

Habitat : Tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah khatulistiwa,

di daerah tepi pantai dan sepanjang aliran sungai pada ketinggian 300-700

m di atas permukaan laut (Tjitrosoepomo, 2000).

f. Kaki Kuda (Cantella asiatica L.)

Sejak ribuan tahun lalu, tanaman ini telah digunakan sebagai obat

untuk mengobati berbagai penyakit pada hampir seluruh belahan dunia.

Selain digunakan sebagai obat, pegagan juga dikonsumsi sebagai lalap

terutama oleh masyarakat di Jawa Barat. Jenis pegagan ada dua macam

yaitu pegagan merah dan pegagan hijau. Tanaman ini merupakan terna

tahunan yang tumbuh merambat. Pegagan tidak mempunyai batang,

rimpang pendek, dan stolon yang merayap. Panjangnya antara 10 cm – 80

cm. Akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang dapat

membentuk tumbuhan baru. Pegagan berdaun tunggal, berbentuk ginjal,

panjang tangkai daun antara 5 cm – 15 cm. Tepi daun bergerigi atau

beringgit, penampang 1 cm – 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2

– 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut (BPOM RI, 2010).

g. Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

Rimpang kencur merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh

diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman

ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu

dalam masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan

tanaman kencur sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam

jumlah yang besar. Bagian dari tanaman kencur yang diperdagangkan

adalah buah akar yang tinggal didalam tanah yang disebut dengan rimpang

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 8: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

kencur atau rizoma. Daun kencur berbentuk bulat lebar, tumbuh mendatar

diatas permukaan tanah dengan jumlah daun tiga sampai empat helai.

Permukaan daun sebelah atas berwarna hijau sedangkan sebelah bawah

berwarna hijau pucat. Panjang daun berukuran 10 – 12 cm dengan lebar 8

– 10 cm mempunyai sirip daun yang tipis dari pangkal daun tanpa tulang

tulang induk daun yang nyata. Rimpang kencur terdapat didalam tanah

bergerombol dan bercabang cabang dengan induk rimpang ditengah. Kulit

ari berwarna coklat dan bagian dalam putih berair dengan aroma yang

tajam. Rimpang yang masih muda berwarna putih kekuningan dengan

kandungan air yang lebih banyak dan rimpang yang lebih tua ditumbuhi

akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan (BPOM RI,

2010).

h. Tapak Liman (Elephantopus schaber L.)

Tapak liman mempunyai ciri – ciri batang pendek, susunan daun

berbentuk roset dan kaku, tepi daun bergerigi, ujung daun tumpul, batang

bunga muncul di tengah – tengah roset daun, bunga berbentuk bongkol dan

berwarna ungu. Tumbuh di kawasan Kebun Raya bogor banyak ditemukan

di derah yang berumput, secara ekologis tanaman ini bermanfaat sebagai

penutup tanah ground cover dan dapat juga bermanfaat sebagai tanaman

obat (BPOM RI, 2010).

i. Rimpang Lengkuas (Alpinieae galanga L.)

Lengkuas mempunyai nama daerah Laos (Jawa) sering digunakan

sebagai bumbu penyedap masakan atau rempah, mempunyai aroma harum

dan rasa yang pedas. Banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara, di

Indonesia, China dan Thailand. Selain untuk penyedap, digunakan juga

sebagai obat tradisional, untuk mengobati gangguan lambung,

menghilangkan kembung, anti jamur, menghilangkan gatal, menambah

nafsu makan, demam dan sakit tenggorokan. Akhir-akhir ini banyak

digunakan sebagai pengobatan dan pencegahan (Chemoprevention)

kanker. Lengkuas ada 2 macam lengkuas merah dan lengkuas putih.

Lengkuas putih banyak dipakai sebagai bumbu penyedap dan lengkuas

merah lebih mempunyai khasiat sebagai obat. Kandungan ACA (Acetoxy

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 9: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

Chavicol Acetate) lebih banyak pada ekstraksi lengkuas merah daripada

lengkuas putih. Lengkuas mempunyai potensi untuk menurunkan angka

kejadian kanker yang diinduksi oleh karsinogen (BPOM RI, 2010).

j. Avocat (Persea americana Mill)

Alpukat tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun

dan pekarangan yang lapisan tanahnya gembur dan subur serta tidak

tergenang air. Tumbuh di daerah tropik dan subtropik dengan curah hujan

antara 1.800 mm sampai 4.500 mm tiap tahun. Pada umumnya tumbuhan

ini cocok dengan iklim sejuk dan basah. Tumbuhan tidak tahan terhadap

suhu rendah maupun tinggi. Di Indonesia tumbuh pada ketinggian tempat

antara 1 m sampai 1000 m di atas permukaan laut. Buah alpukat memiliki

biji yang berkeping dua, sehingga termasuk dalam kelas Dicotyledoneae.

Biji bulat seperti bola, keping biji putih kemerahan. Kepingan ini mudah

terlihat apabila kulit bijinya dilepas atau dikuliti. Kulit biji umumnya

mudah lepas dari bijinya. Pada saat buah masih muda, kulit biji itu

menempel pada daging buahnya. Bila buah telah tua, biji akan terlepas

dengan sendirinya (BPOM RI, 2010).

k. Brotowali (Tinospora crispa L.)

Brotowali merupakan tumbuhan yang mudah ditemukan dan

mudah dalam perawatan penanamannya, tumbuh secara liar di hutan,

ladang atau ditanam di halaman dekat pagar sebagai tumbuhan obat.

Tanaman ini menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari.

Merambat dengan panjang mencapai 2,5 meter atau lebih. Brotowali

tumbuh baik di hutan terbuka atau semak belukar di daerahtropis.

Brotowali menyebar merata hampir di seluruh wilayah Indonesia dan

beberapa Negara lain di Asia tenggara dan India. Batang Brotowali hanya

sebesar jari kelingking, berbintil- binti lrapat dan rasanya pahit. Daun

Brotowali merupakan dan tunggal, tersebar, berbentuk jantung dengan

ujung runcing, tepi daun rata, pangkalnya berlekuk, memiliki panjang 7-12

cm dan lebar 7-11 cm. Tangkai daun menebal pada pangkal dan ujung,

pertulangandaunmenjari dan berwarna hijau. Bunga majemuk berbentuk

tandan, terletak pada batang kelopaktiga. Memiliki enam mahkota,

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 10: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

berbentuk benang berwarna hijau.Benang sari berjumlah enam, tangkai

berwarna hijau muda dengan kepala sari kuning.Buah Brotowali keras

seperti batu, berwarna hijau (BPOM RI, 2010).

l. Rimpang Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val.)

Rimpang lempuyang wangi merupakan tumbuhan terna, berbatang

semu, tingginya kurang lebih 1 m. Daun berbentuk lanset dengan panjang

14-40 cm dan lebar 3-8,5 cm, bagian pangkal daun berbentuk bulat telur

atau runcing, permukaan daun bagian atas berbulu dengan panjang bulu 4-

5 mm. Bunganya berupa mayang tersembul di atas tanah, gagang bunga

lebih panjang daripada mayang, ramping dan sangat kuat, bersisik,

berbentuk lanset. Sisik berwarna merah dengan panjang sisik 3-6,5 cm.

Daun pelindung lebih panjang daripada kelopak bunga, berbentuk jorong

dengan ujung yang rata, berbulu rapat berwarna hijau kemerahan atau

merah gelap, tetapi pada bagian tepi hampir tak berbulu, panjang daun

pelindung 1,5-4 cm dan lebar 1,25-4 cm. Mayang berbentuk bulat telur,

panjangnya 3,5-10,5 cm, lebar 1,75-5,5 cm, panjang kelopak bunga 13-17

mm. Mahkota bunga berwarna kuning terang atau putih kekuningan, tinggi

tabung 2-3 cm, berbentuk bulat telur dan rata pada bagian ujung. Kepala

sari berbentuk jorong, berwarna kuning terang panjangnya 8-10 mm

(BPOM RI, 2010).

3. Deskripsi Simplisia

1. Deskripsi Simplisia Sagu Amylum Sagu

Amylum solani yang yaitu mikroskop dengan pembesaran 15x10, dapat

dilihat anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati tunggal.

2. Deskripsi Simplisia Singkong Amylum manihot

Amylum manihot yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran

15x10 kami dapat melihat bentuknya yang berupa butir tunggal, butir agak

bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati, dan juga hilus yang

berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas, yang berupa butir

majemuk sedikit.

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 11: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

3. Deskripsi Simplisia Amylum solani

Amylum solani yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran

15x10, dapat dilihat berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat

telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas.

4. Deskripsi Simplisia Amylum maydis

Dengan pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk

amylum maydis ini berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,

kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.

5. Deskripsi Simplisia Amylum oryzae

Bentuk amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10

yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur,

terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat

lamella.

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 12: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

C. HASIL PENGAMATAN

1. Identifikasi Amilum Secara Kimiawi

No. AmilumPerubahan Warna

Sebelum Dipanaskan Setelah Dipanaskan1. Amilum

Zea mays L. + I2

Ungu Putih kekuningan

2. Amilum Solanum

tuberosum L. + I2

Ungu kecokelatan Biru

3. Amilum Oryza

sativa L. + I2

Ungu Putih

4. Amilum Manihot

esculenta + I2

Biru Pekat Putih

5. Amilum Metroxylon sagu Rottb.

+ I2

Biru Pekat Putih

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 13: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

2. Identifikasi Secara Mikroskopi

No. Simplisia Mikroskopis

1. Jagung

(Zea mays L.)

butirnya bersegi banyak, tunggal, dan bentuknya bulat telur, serta tidak memiliki lamella. Ini sesuai dengan literatur bahwa pati jagung ketika dilihat secara mikroskopik akan tampak seperti butirnya bersegi banyak, tunggal, dan bentuknya bulat telur, serta tidak memiliki lamella

2. Kentang

(Solanum tuberosum L.)

butirnya tunggal dan tidak beraturan yang jumlahnya 2 – 4, hilusnya berupa titik pada ujung yang sempit, serta memiliki lamella. Ini sesuai dengan literatur bahwa pati kentang ketika dilihat secara mikroskopik akan tampak seperti butirnya tunggal dan tidak beraturan yang jumlahnya 2 – 4, hilusnya berupa titik pada ujung yang sempit, serta memiliki lamella.

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Butir Segi banyak

Hilus

Hilus

lamella

Page 14: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

3. Beras

(Oryza sativa L.)

butirya bersegi banyak, tunggal dan majemuk bulat, memiliki hilus di bagian tengah,dan tidak memiliki lamella. Ini sesuai dengan literatur bahwa pati beras ketika dilihat secara mikroskopik butirya bersegi banyak, tunggal dan majemuk bulat, memiliki hilus di bagian tengah,dan tidak memiliki lamella

4. Sagu

(Metroxylon sagu Rottb.)

butirnya berbentuk bulat atau bulat telur, dan tunggal, hilus dan lamellanya tidak terlihat jelas. Ini sesuai dengan literatur bahwa pati sagu ketika dilihat secara mikroskopik butirnya berbentuk bulat atau bulat telur, dan tunggal, hilus dan lamellanya tidak terlihat jelas

5. Ubi

(Manihot utilisima)

butirnya tunggal, agak bulat/bersegi banyak, hilus berada di tengah, lamella tidak jelas terlihat. Ini sesuai dengan

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Hilus

Butir Segi banyak

Butir Bulat telur

hilus

Hilus

Butir Bulat

Page 15: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

literatur bahwa pati ubi ketika dilihat secara mikroskopik butirnya tunggal, agak bulat/bersegi banyak, hilus berada di tengah, lamella tidak jelas terlihat

3. Tabel Uji Organoleptik Dan Uji Makroskopik

Nama

Bahan

Uraian

Makroskopik

Uraian Organoleptik

Warna Bau Rasa

Daun Tapak

Kuda

Bentuk daun

hampir bulat

Hijau Tidak berbau Tidak berasa

Rimpang

Kencur

Buentuk bulat,

tidak

beraturan

Putih agak

abu-abu

Bau khas dan

tajam

Agak pedas

Daun Tapak

Liman

Bentuk

lonjong agak

panjang

Hijau

kecoklatan

Seperti aroma

teh

Pahit

Rimpang

Lengkuas

Rajangan

berbentuk

bulat dan

tidak

beraturan,

tekstur keras

Krem

kecoklatan

Tidak

berbau/bau

lemah

Tidak

berasa/rasa

lemah

Daun

Alpukat

Daun

berbentuk

oval

Hijau Aroma teh Tidak berasa

Batang

Brotowali

Seperti

ranting kecil,

tekstur keras

Putih di dalam

dan coklat di

luar

Tidak berbau Pahit sekali

Rimpang

Lempuyang

Wangi

Bentuk

rajangan tidak

beraturan

Putih agak

crem

Bau tajam dan

khas

Tidak berasa

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 16: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

4. Tabel Uji Mikroskopik

Nama

Bahan

Nama Fragmen Gambar Mikroskopis

Lengkuas

(Langualis

Rizoma)

Epidermis dan jaringan

Lengkuas

(Langualis

Rizoma)

Fragmen serabut dengan

dinding sel tebal

Lengkuas

(Langualis

Rizoma)

Jaringan berkas

pembuluh lengkuas

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 17: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

Brotowali

(Tinospora

crispa L.)

Butir-butir pati

Brotowali

(Tinospora

crispa L.)

Hablur kalsium

Kaki Kuda

(Centella

asiatica L.))

Kaki Kuda

(Centella

asiatica L.))

Epidermis

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 18: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

Kaki Kuda

(Centella

asiatica L.))

Rambut penutup

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 19: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

D. PEMBAHASAN

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi terutama sebagai bahan bakar

(misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan

glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan,

kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau

mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam

komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan

amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat

pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini

belum pernah bisa tuntas dijelaskan.

Pati berguna untuk kebutuhan gizi, perlindungan, dan yang bersifat

menghisap/membalut. Pati digunakan dalam preparasi penaburan bedak talkum

dalam aplikasinya ke kulit. Pati juga digunakan untuk penawar keracunan iodin,

sebagai agen penghancur dalam pil dan tablet, dan sebagai diluent ekstrak padatan

dalam obat. Pati juga membantu diagnosa dalam identifikasi obat secara kasar dan

merupakan indikator titrasi iodometri. Pati juga merupakan material awal

produksi komersial dari glukosa cair, dekstrosa, dan dekstrin. Pati dalam industri

berguna sebagai perekat kertas dan pakaian.

Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat di alam. Sebagian

besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum juga

tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam

biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum

merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi

kentang.Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah

polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.

Identifikasi secara mikroskopi dilakukan dengan menggunakan

mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan diteteskan pada kaca preparat. Sampel

diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil yang diperoleh yaitu pada amilum

jagung (Zea mays), tidak terlihat adanya lamella, bentuk amilum ini berupa butir

bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir pati dan hilus

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 20: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

yang berupa rongga atau celah. Pada amilum kentang (Solanum tuberosum),

didalam mikroskop amilum solani berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau

bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas. Pada amilum

padi (Oryza sativa), bentuk amilumnya dalam mikroskop yaitu butir bersegi

banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus

yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella. Pada amilum ubi (Manihot

utilisima), dapat terlihat bentuknya yang berupa butir tunggal, butir agak bulat

atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan

titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.

Sedangkan bentuk amilum Sagu (Metroxylon sago) merupakan serbuk hablur

putih, tidak berbau, tidak berasa.

Hasil yang diperoleh pada praktikum identifikasi ini disediakan 5 macam

larutan amilum, yaitu pati jagung (amilum Zea mays L.), pati beras (amilum

Oryza sativa), pati kentang (amilum Solanum tuberosum), pati sagu (amilum

Metroxylon sagu) dan pati singkong (amilum Manihot esculenta). Kelima larutan

pati tersebut masing-masing diambil beberapa tetes dengan pipet dan masing-

masing tabung diberi satu tetes larutan iodium. Tujuan dari penambahan larutan

iodium adalah untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan

tersebut yang dapat diketahui dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.

Kondisi larutan setelah ditetesi amilum yaitu terdapat perubahan warna

dari sebelumnya yang tidak berwarna atau jernih. Pati jagung berubah menjadi

warna ungu muda, menandakan positif amilum. Pati beras berubah menjadi warna

ungu muda, menandakan positif amilum. Pati singkong berubah menjadi warna

ungu tua, menandakan positf amilum. Pati sagu berubah menjadi biru tua..

Sedangkan pada pati kentang berubah menjadi biru tua pula. Hal ini menunjukkan

bahwa masih terdapat amilum dalam larutan pati kentang tersebut, namun amilum

yang terkandung di dalamnya berada dalam keadaan rusak sehingga tidak

menunjukkan perubahan warna yang signifikan. Dan dari kelima larutan ini,

setalah dilakukan pemanasan, keempat larutan berubah menjadi bening, hal ini

disebabkan karena molekul-molekul akan saling menjauh sehingga tidak bisa lagi

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 21: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

mengikat I2, akibatnya warna ungu atau biru yang khas yang dtimbulkan menjadi

menghilang atau bening.

Fungsi amilum dalam dunia faramasi  digunakan sebagai bahan

penghancur (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah

ditelan dalam saluran cerna. Selain itu amilum digunakan sebagai bahan pengisa

dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi

yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur.

Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum

terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien

dan sebagai basis untuk supositoria.Sebagai amilum normal, penggunaanya

terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak

mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat

sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang

mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam

pembuatan tablet cara granulasi basah.

Analisis suatu obat tradisional/jamu harus menyertakan uji subyektif,

meskipun uji ini memerlukan praktek dan pengalaman yang luas. Hal ini perlu

dilakukan untuk membandingkan kesan subyektif dengan sifat khas yang

disimpan dan diklasifikasikan sebelumnya. Penentuan identifikasi berbagai sifat

yang demikian merupakan suatu langkah yang penting pada identifikasi. 

Pemeriksaan terhadap bahan baku obat herbal dilakukan untuk mengetahui

mutu dari bahan obat tersebut. Pemeriksaan bahan yang dilakukan meliputi

pemeriksaan secara mikroskopik, makroskopik dan organoleptis. Pemeriksaan

secara organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa. Sedangkan

pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk

simplisia secara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari

simplisia. Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi

jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat agar preparat yang

terlihat menjadi lebih jelas. Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop

dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Namun terdapat beberapa kendala

yang dihadapi pada pemeriksaan makroskopik dan organoleptis. Simplisia satu

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 22: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan bau yang hampir mirip pada

sebagian besar simplisia. Kendala lain pada pemeriksaan mikroskopis adalah

ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat sehingga antara pengamatan

simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur dan dapat mempengaruhi

pemeriksaan.

Berdasarkan hal tersebut, untuk Pengamatan morfologi dilakukan dengan

mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran, warna dan bentuk simplisia

dan merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan tanaman karena mengingat

tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula.

Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan

yang diuji berupa sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari

pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari epidermis, hypodermis,

sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada batang terdiri dari epidermis,

hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe kolateral. Pada

akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem, dan xilem.

Pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat haksel secara

langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari haksel. Uji

makroskopik dari daun tapak kuda, bentuk daunnya hampir bulat. Untuk rimpang

kunyit, bentuk rajangannya bulat tak beraturan, daun tapak liman berbentuk

lonjong agak panjang, rimpang lengkuas rajangannya berbentuk bulat tak

beraturan dan tekstur keras, daun alpukat berbentuk oval, batang brotowali

bentuknya bulat dan bertekstur kasar, rajangannnya berbentuk bulat tak beraturan

dan terakhir rimpang lempuyang wangi rajangannya juga berbentuk bulat tak

beraturan.

Pemeriksaan uji organoleptik adalah pemeriksaan dengan menggunakan

alat indera manusia meliputi uji warna, bau, rasa dari bahan/simplisia. Dalam

buku resmi dinyatakan pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk, warna,

bau, dan rasa yang dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk mengenal simpllisia

nabati sebagai syarat baku.

Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan

sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 23: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus, indra pembau, pembauan juga dapat

digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya

ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan,

serta indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis dapat dengan

mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa

asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.

Pengujian haksel, dilakukan uji organoleptik 7 haksel antara lain daun

tapak kuda, rimpang kencur, daun tapak liman, rimpang lengkuas, daun alpukat,

batang brotowali, dan rimpag lempuyang wangi. Uji organoleptik pada daun tapak

kuda yaitu berwarna hijau, tidak berbau dan tidak berasa. Uji organoleptik rimpng

kencur yaitu berwarna putih agak keabu-abuan, berbau khas dan tajam, rasa agak

pedas. Uji organoleptik daun tapak liman yaitu berwarna hijau kecoklatan,

beraroma teh dan rasa pahit. Uji organoleptik rimpang lengkuas yaitu berwarna

krem kecoklatan, tidak berbau atau beu lemah dan tidak berasa/rasa lemah. Uji

organoleptik daun alpukat yaitu berwarna hijau, beraroma teh, dan tidak berasa.

Uji organoleptik batang brotowali yaitu berwarna putih di dalam dan coklat di

luar, tidak berbau dan rasanya sangat pahit. Uji organoleptik rimpang lempuyang

wangi yaitu berwarna krem, berbau tajam dan khas, dan tidak berasa.

Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki

kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan

mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu,

metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan

pengamatannya juga cepat diperoleh. Dengan demikian, uji organoleptik dapat

membantu analisis usaha untuk meningkatkan produksi atau pemasarannya.

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 24: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

E. PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Identifikasi amilum secara mikroskopi yaitu pada jagung yaitu butir

bersegi banyak, tunggal/majemuk bentuk bulat telur, hilus ditengah tidak

terlihat jelas, tidak ada lamella. Pada kentang yaitu butir tunggal, tidak

beraturan atau bulat telur, butir majemuk jarang, terdiri 2-4, hilus berupa

titik pada ujung yang sempit, lamella konsentris jelas. Pada beras / padi

yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat., hilus di

tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Pada sagu yaitu

butiran bulat atau butir telur, tunggal, amilum bertipe kosentrik, terdapat

hilus dan lamela, namun hilus dan lamelanya tidak terlalu jelas kelihatan

dan pada ubi yaitu butir tunggal, agak bulat/bersegi banyak, hilus di

tengah berupa titik, garis lurus/bercabang 3, lamella tidak jelas, konsentris,

butir majemuk sedikit, terdiri dari 2/3 butir tunggal bentuk tidak sama.

Sedangkan identifikasi secara kimiawi yaitu pada jagung sebelum

dipanaskan berwarna ungu dan setelah dipanaskan berwarna putih

kekuningan. pada kentang sebelum dipanaskan berwarna ungu kecoklatan

dan setelah dipanaskan berwarna biru. pada padi/beras sebelum

dipanaskan berwarna ungu dan setelah dipanaskan berwarna putih. Pada

ubi sebelum dipanaskan berwarna biru pekat dan setelah dipanaskan

berwarna putih dan pada sagu sebelum dipanaskan berwarna biru pekat

dan setelah dipanaskan berwarna putih.

2. Uji organoleptik adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat indera

manusia meliputi uji warna, bau, rasa dari bahan/simplisia.

3. Pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat haksel secara

langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari haksel.

Dimana haksel yang digunakan adalah daun tapak kuda, rimpang

lengkuas, daun tapak liman, rimpang kencur, daun alpukat, batang

brotowali, dan rimpang lempuyang wangi.

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 25: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

b. Saran

Berdasarkan penjelasan mengenai identifikasi amilum secara mikroskopik

dan kimiawi di harapkan kepada pembaca menjadikan ini sebagai referensi

pengetahuan mengenai identifikasi amilum secara mikroskopik dan kimiawi dan

para pembaca menjadi terinspirasi untuk mempelajari mengenai identifikasi

amilum secara mikroskopik dan kimiawi.

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061

Page 26: PERCOBAAN FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Mediak dan Terapi, Farmasi UMI, Makassar.

Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Adam, M., Hasan, H., 2011. Penuntun Praktikum Farmakognosi. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Anwar, E. et al. 2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Jilid III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Fahn, A., 1995, Anatomi Tumbuhan edisi ketiga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Gunawan, D., Mulyani, S., 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.

Poedjiadi.2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Universitas Indonesia Press.

WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061