Upload
halfino-berry
View
1.025
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MATA KULIAH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS
Tina Rakhmatin (
Resume Buku “Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company”
(Philip Kotler & Nancy Lee, New Jersey, 2005)
Pengantar
Buku ini pada dasarnya merupakan panduan praktis bagaimana melaksanakan dan
mengelola program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Di dalamnya terdapat
penjelasan mengenai bentuk-bentuk atau jenis-jenis program CSR, keuntungan bagi perusahan
bila melaksanakan program tersebut, praktek-praktek yang umum dilakukan, dalam kondisi apa
sebaiknya program tersebut tepat dilakukan, potensi permasalahan yang mungkin terjadi, serta
bagaimana solusi dan kunci keberhasilan. Dalam setiap jenis kegiatan CSR, disertakan contoh-
contoh program yang telah dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan besar di Amerika.
Sehingga tidak dipungkiri, buku ini sangat tepat dijadikan buku wajib para prakstisi CSR.
Berikut ini hal-hal penting yang disarikan dari buku tersebut.
Dijelaskan Carly Fiorina, Hewlett-Packard, dalam Konferensi Tahunan Business for
Social Responsibility, 2003, bahwa selama beberapa tahun, tujuan-tujuan
pengembangan/pembangunan komunitas merupakan kegiatan filantropi yang terpisah dari
tujuan-tujuan bisnis, dan bukan sesuatu yang fundamental bagi perusahaan. Namun kini, telah
trerjadi perubahan: inovasi-inovasi terkini dan keuntungan kompetitif dapat dihasilkan dari
kegiatan CSR, dan dimasukkan sebagai strategi bisnis.
Dalam buku ini terdapat 6 tipe-tipe utama program sosial perusahaan, membahas kekurangan
dan kelebihan dari tipe tersebut terhadap tujuan dan keuntungan perusahaan, yang terdiri dari
hal-hal yang behubungan dengan marketing (misalnya kegiatan-kegiatan promosi, corporate
social marketing,dll), serta yang tidak berhubungan dengan departemen marketing (misalnya
kegiatan sukarela karyawan dan praktek-praktek bisnis yang bertanggung jawab secara sosial).
Fokus bahasannya adalah:
- Menyatukan praktek-praktek terbaik dari beragam isu-isu sosial yang bisa dilakukan oleh
perusahaan.
- Memilih program yang bisa member hasil terbaik bagi pemecahan masalah sosial dan
juga masalah perusahan.
- Mengembangkan dan melaksanakan rencana-rencana program yang baik.
- Mengevaluasi kegiatan-kegiatan program.
Definisi-Definisi CSR:
1. CSR adalah komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas/masyarakat melalui
kegiatan bisnis dan kontribusi sumber-sumber daya perusahaan yang dilakukan secara
sukarela, dan bisa ditentukan dengan bebas. Kata kunci CSR: discretionary (bebas
menentukan). CSR tidak mengacu pada aktivitas bisnis yang diatur oleh undang-undang,
melainkan komitmen sukarela yang dipilih oleh perusahaan. Komitmen ini harus
ditunjukkan oleh perusahaan agar menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara
sosial. Kontribusi yang dilakukan bisa berupa material dan non-material, sedangkan yang
dimaksud dengan kesejahteraan yang disebutkan dalam definisi tersebut adalah
kesejahteraan yang menyangkut kondisi-kondisi kemanusiaan dan masalah-masalah
lingkungan.
2. Definisi dari World Business Council for Suistanable Development: “CSR adalah
komitmen perusahaan untuk member kontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, yang menyangkut pegawai perusahaan dan keluarganya, komunitas di
sekitarnya, dan masyarakat umum, untuk meningkatkan kualitas hidup mereka”.
3. Definisi dari Organization Business for Social Responsibility: “CSR adalah menjalankan
perusahaan yang sesuai dengan harapan masyarakat umum atas standar etika, hukum,
komersial, dan standar publik.” Artinya, keputusan-keputusan bisnis yang diambil
perusahaan harus memperhatikan nilai-nilai etis, mematuhi hukum, dan menghargai
masyarakat, komunitas, serta lingkungan.
4. CSR adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan-
tujuan sosial dan memenuhi komitmen atas tanggung jawab sosial perusahaan.
Bidang-bidang garapan CSR:
- Kesehatan masyarakat (misal: pencegahan AIDS, deteksi kanker payudara, imunisasi
rutin)
- Keamanan (pencegahan kejahatan, dll)
- Pendidikan (pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, pengadaan computer untuk
sekolah-sekolah, dll)
- Lingkungan (daur ulang sampah, dll)
- Pembangunan ekeonomi dan pengembangan msyarakat (pinjaman lunak untuk
pemukiman, dll),
- Kebutuhan-kebutuhan manusia lainnya.
Dukungan perusahaan terhadap permasalahan2 sosial ini bisa berupa: bantuan tunai, pembuatan
iklan, publisitas, sponsorship promosi, bantuan ahli, donasi, layanan, dsb. Perusahaan bisa saja
melakukannya sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan lain.
Arah Perkembangan CSR
Perkembangan CSR berawal dari kegiatan amal perusahaan, berkembang ke trend
penyusunan pelaporan program-program CSR, penegakkan norma perusahaan dalam kegiatan
sosial, dan transisi dari kegiatan amal sebatas sebagai kewajiban menjadi kegiatan amal sebagai
strategi perusahaan.
Kegiatan amal perusahaan di AS mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, kesadaran
penyusunan laporan CSR juga demikian. Pelaporan ini bertujuan untuk menciptakan
transparansi, dan kerap melibatkan pihak ketiga untuk mengaudit program-program CSR. Sikap
para CEO perusahaan pun mengindikasikan komitmen terhadap CSR dan sama-sama
menganggap bahwa melakukan CSR akhirnya adalah kewajiban perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, melayani masyarakat, mengembangkan nilai-nilai sosial, yang
akhirnya membuat dunia ini menjadi lebih baik bagi umat manusia.
Pada tahap awal di tahun 1990-an, CSR tadinya hanya dipandang sebagai “beramal demi
nama baik”. Sifatnya hanya bantuan jangka pendek, disebar ke berbagai lembaga-lembaga
penerima donasi, dan ada kecenderungan justru menghindari isu-isu sosial yang dapat
diasosiakan dengan produk-produk core business perusahaan dan menghindari bidang-bidang
controversial (seperti AIDS) dengan alasan bahwa permasalahan tersebut sebaiknya ditangani
oleh pemerintah, para ahli, dan LSM. CSR pada tahap ini juga hanya berdasarkan pada niatan
pihak manajemen senios dan dewan direksi, bukan berdasarkan kebutuhan untuk mendukung
tujuan-tujuan strategis bisnis.
Pada tahapan selanjutnya, CSR semakin berkembang menjadi program-program strategis
yang fokusnya sesuai dengan nilai-nilai perusahaan, mendukung tujuan-tujuan bisnis, memilih
isu-isu sosial yang berkaitan erat dengan produk perusahaan, misalnya: 1) isu-isu sosial yang
berhubungan dengan bidang marketing produk yang mampu meningkatkan pencapaian target-
target pemasaran (seperti memperluas pasar, mendapatkan pasar baru, atau mengokohkan brand
produk). 2) isu-isu sosial yang dapat membantu perusahaan saat mengalami krisi atau dapat
memengaruhi penentuan kebijakan nasional.
Mengapa melakukan CSR?
Penelitian dan pengalaman-pengalaman dari lembaga Business for Social Responsibility
menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan CSR mendapat manfaat-manfaat
sebagai berikut:
1. Meningkatkan penjualan dan memperluas pasar: konsumen lebih menyukai produk-
produk yang menunjukkan kepedulian sosial dan mereka memiliki image positif terhadap
produk dan perusahaan tersebut.
2. Memperkuat brand positioning: konsumen member penilaian lebih terhadap produk yang
telah dikenal melakukan kegiatan-kegiatan sosial.
3. Meningkatkan citra perusahaan
4. Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam merekrut, memotivasi, dan
mempertahankan karyawan.
5. Mengurangi biaya operasional, misalnya untuk yang mengadopsi kepedulian lingkungan
dalam bentuk pengurangan sampah, penggunaan kembali barang-barang tertentu, dan
penghematan listrik dan air.
6. Meningkatkan daya tarik perusahaan bagi para investor dan analis keuangan.
Hal-hal yang harus dipenuhi dalam melakukan CSR:
1. Memilih isu atau permasalahan sosial yang akan ditangani
2. Mengembangkan dan melaksanakan rencana-rencana program
3. Melakukan evaluasi
Jenis kebijakan/kegiatan sosial perusahaan
Terdapat 6 jenis kebijakan/kegiatan sosial perusahaan:
1. Cause promotions: mengkampanyekan isu sosial tertentu, misalnya yang dilakukan Body
Shop dengan slogannya ‘no animal test’. Bisa dilakukan sendiri oleh satu perusahaan atau
bersama-sama dengan perusahaan lain.
2. Cause-related marketing: mengumpulkan dana dengan cara menyisihkan prosentase
tertentu dari penjualan produk untuk didonasikan bagi kegiatan sosial.
3. Corporate social marketing: dukungan perusahaan pada kegiatan kampanye perubahan
prilaku yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, keamanan, pelestarian
lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Bisa dilakukan satu perusahaan sendiri
ataupun bekerja sama dengan lembaga-lembaga publik atau organisasi-organisasi
nonprofit.
4. Corporate filantrophy: perusahaan melakukan kontribusi langsung, biasanya dalam
bentuk donasi, atau layanan-layanan.
5. Community volunteering: perusahaan mendorong karyawan, partner bisnis, atau cabang-
cabang franchise-nya untuk menjadi relawan dan ikut mendukung kegiatan organisasi-
organisasi komunitas lokal.
6. Socially responsible business practices: perusahaan mengadopsi dan melaksanakan
praktek-praktek bisnis dan investasi yang mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan melindungi kelestarian lingkungan.
Corporate Cause Promotions: Meningkatkan Kesadaran dan Kepedulian akan
Permasalahan Sosial
Dalam CSR jenis ini, perusahaan menyediakan dana, kontribusi, atau menyediakan sumber
daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian akan sebuah masalah
sosial. Komunikasi persuasif merupakan focus utama dari cause promotions ini. Kampanye
sosial yang sukses memanfaatkan prinsip-prinsip komunikasi efektif, mempublikasikan pesan-
pesan yang memotivasi, dan memilih saluran media yang efektif dan efisien. Rencana-rencana
kampanye didasarkan pada target audiens, sasaran dan tujuan-tujuan komunikasi, media
komunikasi yang memiliki peluang untuk digunakan, dan penentuan positioning.
Cause promotions dibedakan dari bentuk-bentuk CSR lainnya terutama dari penekanan pada
strategi promosi atau strategi kampanyenya. Perbedaan tersebut bisa lebih dirinci kembali
sebagai berikut:
- Cause promotions tidak tergantung pada tingkat penjualan produk, sehingga berbeda
dengan cause-related marketing.
- Cause promotions tidak berfokus pada perubahan perilaku, sehingga berbeda dengan
corporate social marketing. Walaupun kampanye cause promotions menyerukan atau
mengajak bertindak, cause promotions biasanya hanya terbatas pada kontribusi, donasi,
atau penyediaan waktu, atau menandatangani petisi.
- Cause promotions tidak sekadar memberikan donasi uang, melainkan terlibat lebih jauh
dalam kegiatan-kegiatan kampanyenya, karenanya berbeda dengan corporate
philanthropy.
- Cause promotions memberikan partisipasi dalam pengembangan dan implementasi
materi-materi promosi, tidak sekadar melakukan kerja sukarela.
- Cause promotions mengutamakan komunikasi eksternal, sehingga berbeda dengan
dengan socially responsible business practices.
Cause Promotions yang umum dilakukan:
- Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang masalah sosial tertentu dengan
cara menyebarluaskan/mempublikasikan data-data statistik, fakta-fakta, miswalnya data
tentang jumlah anak-anak yang kelaparan di Amerika. Bisa juga berupa publikasi kisah-
kisah nyata dari pengalaman orang-orang atau pengalaman organisasi-organisasi yang
sedang memutuhkan bantuan atau yang telah dibantu oleh program CSR perusahaan.
- Mendorong masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang isu sosial yang diangkat,
dengan cara mengunjungi website, menyebarkan brosur, dll.
- Mendorong masyarakat untuk mendonasikan uang atau menyumbangkan waktu dan tenaga
mereka untuk turut serta dalam program sosial tertentu.
- Mengajak masyarakat untuk mendonasikan barang-barang tertentu selain uang (missal: baju
bekas, HP bekas).
- Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara-acara tertentu, misalnya menghadiri
pameran seni karya fotografer minoritas, menjadi peserta acara gerak jalan yang bertujuan
pengumpulan dana, atau menandatangani petisi pembatasan animal testing.
Keuntungan cause promotions bagi perusahaan:
- Memperkuat brand positioning.
- Membangun loyalitas konsumen.
- Menciptakan preferensi produk pada target pasar.
- Menyediakan layanan agar konsumen ikut berkontribusi dan berpartisipasi dalam isu
sosial yang diangkat.
- Memberi peluang bagi karyawan untuk ikut terlibat dalam kegiatan sosial yang mereka
minati.
- Menciptakan partnership atau kerjasama dengan pihak-pihak lain.
- Memperkuat citra perusahaan.
Potensi permasalahan dalam kegiatan cause promotions:
- Peralatan promosi yang tidak dapat bertahan lama: brosur, poster, artikel, acara-acara
sosial, T-shirt, dll, yang diupayakan oleh perusahaan, bisa berakhir dalam waktu singkat
dan akhirnya tidak masuk dalam memori publik. Karenanya, harus diupayakan komponen
kampanye yang bersifat jangka panjang.
- Terdapat kesulitan untuk menelusuri investasi total dan hasil dari investasi promosi.
- Akan banyak terjadi pelonjakan permintaan kontribusi/partisipasi dari organisasi-
organisasi yang berhubungan dengan isu sosial yang diangkat.
- Pendekatan cause promotions membutuhkan lebih banyak waktu, tenaga, dan lebih
banyak keterlibatan daripada sekadar mendonasikan uang.
- Bentuk-bentuk kampanye yang dilakukan akan mudah ditiru oleh pihak lain.
Cause Promotions tepat untuk dilakukan bila:
- Perusahaan memiliki akses yang mudah ke target pasar.
- Isu sosial yang diangkat bisa dihubungkan dengan produk-produk perusahaan.
- Terdapat peluang untuk berkontribusi dalam bentuk layanan dari perusahaan.
- Keterlibatan karyawan dapat membantu pelaksanaan program dan karyawan merasa
senang dengan keterlibatan tersebut.
- Perusahaan menginginkan keterlibatan dan komitmen yang terbatas, karena cause
promotions tidak semendalam dan sesulit bentuk-bentuk CSR lain yang bertujuan
mengubah prilaku, ataupun membangun infrastruktur tertentu.
- Terdapat peluang untuk melakukan co-branding, di mana kegiatan CSR ini tidak hanya
mengangkat isu sosial, tetapi juga memperkuat brand/identitas produk.
Cause-Related Marketing: Berkontribusi pada Isu Sosial Berdasarkan Penjualan Produk
Kontribusi Cause-Related Marketing (CRM) yang umum dilakukan adalah:
- Sejumlah nominal tertentu dari harga setiap produk yang terjual.
- Sejumlah nominal tertentu dari setiap pendaftaran atau pembukaan rekening.
- Prosentase tertentu dari penjualan sebuah produk atau suatu transaksi.
- Bagian tertentu dari hasil penjualan, misalnya dari komisi penjualan.
- Perusahaan menentukan kontribusi konsumen pada program sosial, yang dihubungkan
dengan produknya.
- Prosentase tertentu dari keuntungan bersih hasil penjualan produk.
- Bisa dilakukan terhadap satu produk khusus, atau beberapa ataupun semua produk.
- Bisa dilakukan dalam waktu khusus, momen tertentu, atau tidak dibatasi waktu atau
momen tertentu.
Keuntungan CRM bagi perusahaan:
- Menarik konsumen baru.
- Mengumpulkan donasi untuk program sosial.
- Mendapatkan ceruk pasar khusus.
- Meningkatkan penjualan produk
- Membangun partnership atau kerjasama yang mendukung upaya CRM
- Membangun identitas produk yang positif.
Potensi permasalahan dalam kegiatan CRM:
- Perjanjian kontrak yang menjelaskan kontribusi perusahaan harus diperjelas antara
perusahaan dan badan amal yang bersangkutan, dan ini membutuhkan lebih banyak
waktu dan lebih menyita perhatian daripada jenis-jenis CSR lainnya seperti cause
promotions dan program relawan untuk komunitas.
- Batasan-batasan hukum dan transparansi data harus diteliti lebih dalam, sehingga
membutuhkan perhatian dan waktu yang lebih banyak, termasuk koordinasi dengan
pihak-pihak lain yang bekerja sama dalam CRM ini.
- Perusahaan dan juga para partner dalam CRM harus membangun system penelurusan
yang baik untuk meyakinkan publik bahwa donasi yang dilakukan oleh konsumen benar-
benar disalurkan.
- Karena nominal donasi dari setiap produk biasanya kecil, maka tingkat partisipasi
konsumen haruslah tinggi, karenanya dibutuhkan investasi promosi yang tidak sedikit.
- Konsumen bisa jadi bersikap skeptis pada bentuk kampanye seperti ini, daripada sikap
tehadap kegiatan amal biasa.
- Meskipun tidak umum, sebagian konsumen bisa jadi tidak mau membeli produk itu
karena tidak merasa cocok dengan program sosial yang dihubungkan dengan produk.
- Membutuhkan jaringan media yang kuat, disesuaikan dengan panduan prioritas
berkenaan dengan identitas produk dan standar geografis.
Corporate Social Marketing: Kampanye yang Mendukung Perubahan Prilaku Masyarakat
Kampanye Corporate Social Marketing (CSM) yang umum dilakukan biasanya menyangkut isu-
isu sosial adalah:
- Masalah kesehatan masyarakat: pencegahan kebiasaan merokok, perokok pasif, kanker
payudara, kanker prostat, kebiasan aktivitas olahraga, kehamilan remaja, AIDS, dll.
- Masalah pencegahan kecelakaan: keamanan lalu lintas, penyimpanan senjata yang aman,
pencegahan tindakan bunuh diri, dll.
- Masalah lingkungan: konservasi air, penghematan listrik, polusi udara, dll.
- Masalah keterlibatan masyarakat/komunitas: kerja sukarela, pengumpulan suara, donor
darah, donor organ tubuh, dll.
Keuntungan CSM bagi perusahaan:
- Membantu brand positioning.
- Menciptakan preferensi identitas produk (brand preference)
- Meningkatkan penjualan
- Meningkatkan keuntungan perusahaan melalui pengurangan biaya perusahaan.
- Mampu menarik minat partner-partner yang kredibel dan antusias (lembaga-lembaga
sector publik, organisasi-organisasi nonprofit, dan kelompok-kelompok tertentu)
- Memberi efek nyata terhadap perubahan sosial.
Potensi Permasalahan dalam kegiatan CSM:
- Ada sebagian isu sosial bisa jadi tidak cocok bagi perusahaan. Konsumen cenderung
bersikap skeptis dan mempertanyakan alasan perusahaan mengkampanyekan isu sosial
tertentu. Bisa dikatakan, konsumen memiliki ‘penciuman’ terhadap agenda tersembunyi
yang bisa dengan cepat menghakimi ketulusan dan otentisitas kegiatan CSM tersebut.
- Bagi banyak isu sosial dan program CSR, keahlian klinis dan teknis sangat dibutuhkan,
karenanya harus didukung oleh keterlibatan kalangan professional.
- Perubahan prilaku masyarakat tidak dapat terjadi dalam satu malam. Publik internal harus
diingatkan bahwa kampanye yang dilakukan akan melalui banyak tahapan, dan
pengukluran hasil program harus dimonitor dengan baik.
- Bersiaplah dengan kritik-kritik dari pihak-pihak yang memandang bahwa isu yang
diangkat CSM bukanlah urusan Anda. Misalnya tentang kebiasaan merokok, sebagian
kalangan akan menganggap bahwa kebiasaan merokok adalah hak pribadi setiap orang.
Corporate Social Marketing/CSM tepat dilakukan perusahaan apabila:
- Tujuan utama program ini adalah untuk mendukung sasaran-sasaran dan tujuan
marketing perusahaan sekaligus agenda sosial perusahaan.
- Isu sosial yang akan diangkat perusahaan adalah yang berpotensi mengubah perilaku
individual.
- Dana yang akan digukan untuk program ini sebagian besarnya berasal dari departemen
pemasaran dan dapat diintegrasikan ke dalam komunikasi pemasaran.
- Perilaku individu yang ingin diubah dapat dikaitkan dengan satu atau lebih produk dan
diintegrasikan ke dalam fitur, penentuan harga, jaringan distribusi dan program promosi
produk.
Menyusun rencana CSM:
- Melakukan analisis situasi, yang dimulai dari focus dan tujuan kampanye, termasuk juga
analisis SWOT internal dan eksternal perusahaan.
- Menentukan target audiens/publik.
- Menentukan tujuan perubahan prilaku apa yang diinginkan.
- Menentukan hambatan-hambatan dan motivasi-motivasi dalam perubahan prilaku
tersebut, untuk menentukan strategi-strategi yang tepat.
- Mengembangkan marketing mix, terdiri atas: product, price, place, promotion (4P).
- Membuat rencana evaluasi dan monitoring.
- Menentukan budget dan sumber-sumber dana.
- Menyelesaikan rencana implementasi (idealnya 3 tahun, mengingat perubahan prilaku
mungkin akan berjalan lambat).
Corporate Philanthropy: Kontribusi Langsung bagi Program Sosial
Corporate philanthropy adalah kontribusi langsung dari perusahaan untuk kegiatan amal
atau program, sosial, yang biasanya berupa uang tunai, donasi, atau layanan sukarela di dalam
perusahaan.
Program-program Corporate Philanthropy yang umum dilakukan:
- Menyediakan donasi tunai
- Pemberian beasiswa
- Menyumbangkan produk
- Menyumbangkan layanan
- Menyediakan keterampilan teknis
- Memperbolehkan penggunaan fasilitas-fasilitas perusahaan dan jaringan distribusi.
- Menawarkan penggunaan peralatan milik perusahaan
Keuntungan Corporate Philanthropy bagi perusahaan:
- Membangun reputasi bersama organisasi-organisasi terpandang
- Menciptakan community goodwill dan menarik perhatian nasional.
- Memperkuat industry perusahaan.
- Membangun brand positioning.
- Memberi efek positif terhadap isu-isu sosial dan komunitas lokal.
- Memberi peluang bagi perusahaan untuk member konttribusi yang bukan bersifat materil.
Potensi Permasalahan Corporate Philanthropy:
Beberapa tantangan dan potensi permasalahan yang berhubungan dengan program
semacam ini sama dengan program-program sosial lainnya. Namun dalam beberapa hal, tetap
ada perbedaan. Berbeda dengan bentuk program lain, perusahaan yang melakukan hal ini
kemungkinan kurang mendapat perhatian. Cause promotions, cause-related marketing, dan social
marketing memungkinkan mendapat perhatian karena program-program tersebut bersifat inheren
dengan aktivitas kampanye dan komunikasi perusahaan. Sebagian orang berpendapat kegiatan
filantropi perusahaan tidak perlu terlalu digembar-gemborkan, dengan alasan bahwa tindakan
mereka akan lebih “berbicara” dibandingkan upaya-upaya publikasi, dan masyarakat akan
merasa bahwa filantropi mereka hanyalah upaya kehumasan belaka. Di lain pihak, sebagian lagi
berpendapat bahwa publik harus tahu filantropi perusahaan karena data penelitian menyebutkan
bahwa kegiatan amal perusahaan seringkali dijadikan pertimbangan dalam pembelian produk.
Tantangan dari kegiatan filantropi lainnya adalah pengawasan kegiatan dan pengukuran hasil
kegiatan. Lagi-lagi, berbeda dengan bentuk-bentuk program sosial lain, filantropi perusahaan
seringkali tergantung pada umpan balik/feedback terhadap hasil-hasil donasi yang dilakukan.
Pada akhirnya, para manager perusahaan yang melakukan filantropi tanpa panduan dan target-
target yang jelas akan kesulitan menetapkan tujuan dan konsensus besarnya pemberian donasi.
Corporate Philanthropy tepat dilakukan perusahaan apabila:
- Perusahaan memang memiliki target/tujuan kemasyarakatan dan target/tujuan yang
bersifat sumbangan/donasi.
- Organanisasi-organisasi komunitas dan kembaga-lembaga kemasyarakatan mendapat
manfaat dari sumber-sumber daya perusahaan yang tidak terpakai.
Pengembangan corporate philanthropy:
- Mempertimbangkan prioritas-prioritas kegiatan filantropi yang telah menjadi fokus
perusahaan berdasarkan berbagai faktor seperti tujuan-tujuan bisnis, minat karyawan, dan
pertimbangan konsumen. Hal ini akan memperbesar dukungan dari pihak manajemen,
selain itu bisa dikaitkan dengan jenis-jenis kegiatan CSR lainnya.
- Ketika memilih partner dalam kegiatan filantropi, para manager harus
mempertimbangkan track record kerjasama yang baik, manajemen fiskal yang baik dari
calon partner.
- Untuk menentukan besarnya donasi filantropis, perusahaan harus mempertimbangkan
panduan yang telah ditetapkan sebelumnya, termasuk prosentase pajak keuntungan, atau
indeks lainnya seperti jumlah karyawan perusahaan.
- Meskipun sulit, para manager dituntut untuk mampu membuat system pengukuran yang
akan menghitung jumlah donasi, memperkirakan nilai layanan sukarela perusahaan, dan
menyediakan informasi tentang efek dari filantropi yang dilakukan.
Community Volunteering: Keterlibatan Karyawan dalam Kegiatan Sosial
Community volunteering adalah bentuk program sosial perusahaan yang mendorong
karyawan, partner bisnis, ataupun pemilik franchise, untuk menyumbangkan waktu mereka
dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan organisasi komunitas lokal. Upaya-upaya
sukarela itu bisa berupa sumbangan keterampilan, gagasan-gagasan, atau ikut menyumbang
tenaga dalam kegiatan yang bersifat fisik.
Socially Responsible Business Practices
Socially Responsible Business Practices merupakan bentuk CSR di mana perusahaan
mengadaptasi dan melaksanakan praktek-praktek bisnis dan melakukan investasi yang
mendukung kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melindungi kelestarian
lingkungan hidup.