Upload
arievrifai
View
71
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi dasar utama perkembangan berbagai hal di
dalam kehidupan manusia, karena pada dasarnya pendidikan diwujudkan
untuk menciptakan individu-individu yang berkualitas yang siap dan
mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dalam kehidupan yang
akan datang. Pendidikan dalam tingkat dan ruang lingkup manapun pada
wujud nyatanya adalah belajar. Sekolah merupakan tempat pelaksana
kegiatan belajar mengajar antar guru dan peserta didik. Kegiatan belajar
ini akan berlangsung dengan baik apabila kedua belah pihak dapat
bekerja sama menciptakan suasana sekolah yang kondusif. Dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai objek didik.
Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal
dalam mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun
kemajuan teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan
proses belajar mengajar. Sebab jika ditinjau dari undang-undang
sebagaimana tersebut di atas tugas guru tidak sekedar menyampaikan
2
materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana
menyiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang terampil
dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
liberalisasi yang terjadi di masa nanti.
Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya
guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik
antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Terjadinya
proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : siswa
menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya
untuk melaksanakan tugas ajar, terjadi perubahan perilaku yang selaras
dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.
Biologi merupakan salah satu pelajaran IPA yang berkaitan
dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara
sistematis, sehingga biologi bukan hanya merupakan penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses menemukan harti
harfiah belajar tersebut. Pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam
disekitarnya, yang didalamnya terdapat berbagai pokok bahasan yang
memiliki kekhususan karakter masing-masing serta konsep-konsep
yang harus dipahami.
3
Belajar biologi secara bermakna baru akan dipahami apabila
siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan sosial, oleh karena itu,
perlu dicari strategi yang tepat untuk mempelajari biologi terutama
materi keanekaragaman mahluk hidup yang merupakan pembelajaran
yang membahas tentang mengidentifikasi makhluk hidup, dan
mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri ciri yang dimilki,
materi keanekaragaman makhluk hidup banyak terdapat istilah-istilah
latin dalam pembahasanya yang sukar untuk dipahami oleh siswa SMP,
ini senentiasa membuat siswa yang mempelajari biologi motivasinya
cenderung kurang dan membosankan, akan tetapi mengingat nama atau
bahasa latin dari pembahasan materi itu seharusnya diterapakan di setiap
siswa sebagai pembekalan dan pemahaman yang mendalam untuk
proses pembelajaran biologi, agar tercapainya suatu kompetensi
pembelajaran yang baik.
Menghafal adalah proses melakukan sesuatu untuk memori
tindakan, menghafal sering merupakan proses mental yang disengaja
dilakukan untuk menyimpan dalam memori untuk nanti mengingat
barang-barang, pengalaman, nama-nama, janji, alamat, nomor telepon,
daftar, cerita, puisi, gambar, peta, diagram, musik, fakta, atau banyak hal
yang lainnya, menghafal juga dapat merujuk kepada proses menyimpan
data tertentu ke dalam memori perangkat.
4
Namun Sebagian besar siswa menganggap mengahafal
merupakan kegiatan yang membosankan, tetapi sebenarnya kegiatan itu
tidak buruk, hanya perlu dipacu untuk menghafal dengan benar dan
efektif. Dan selama ini otaknya telah membuat peraturan otoriter yang
membuatnya tidak pernah menghafal apapun.“Segala sesuatu yang
sudah ada di buku atau sudah tercatat, tidak perlu dihafalkan karena
terlalu banyak informasi di dunia untuk dihafal, hanya perlu diketahui
lokasi informasinya saat diperlukan kembali”.
Untuk itu peranan guru sangat berpengaruh besar dalam proses
keaktifan dalam proses pembelajaran biologi dimana ada keselarasan
antara pengajar dan siswa dalam tercapainya suatu kompetensi
pembelajaran. Salah satu hal yang dapat meningkatkan hasil belajar
dalam materi keanekaragaman Makhluk hidup adalah dengan
memberikan penugasan untuk menghafal istilah-istilah latin yang
terdapat pada materi tersebut, sehingga dengan adanya penugasan ini
siswa akan menjadi lebih aktif, mandiri dan tingkat pemahaman siswa
pada materi keanekaragaman makhluk hidup jauh lebih baik, sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik yang akan mencapai
hasil yang diharapkan.
Dengan latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Pengaruh metode pemberian tugas menghafal
istilah latin biologi terhadap hasil belajar keanekaragaman Makhluk hidup
kelas VII SMP Negeri 2 Keresek Kabupaten.Tangerang
5
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi permasalahan pada penelitian ini adalah :
1. Apakah materi keanekaragaman makhluk hidup merupakan materi yang
sulit untuk dipelajari?
2. Apakah dengan penugasan menghafal istilah-istilah latin biologi pada
materi keanekaragman Makhluk hidup akan membuat siswa menjadi
lebih aktif?
3. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi pada materi
keanekaragaman makhluk hidup merupakan cara belajar yang efesien?
4. Apakah Pemberian tugas menghafal istilah latin biologi lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional?
5. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi dapat
memotivasi siswa untuk mempelajari materi keanekaragaman makhluk
hidup ?
6. Bagaimana metode menghafal istilah latin biologi yang efesien untuk
diterapkan kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada materi keanekaragaman makhluk hidup?
7. Apakah pemberian tugas menghafal istilah latin biologi yang
digunakan guru mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi
keanekaragaman makhluk hidup.
6
C. Pembasan masalah
Dari identifikasi masalah yang terpaparkan di atas diperoleh
gambaran permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya
keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu
memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah
yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada analisis “Pengaruh
Metode pemberian tugas menghafal istilah latin Biologi terhadap hasil
Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup pada kelas VII SMP Negeri 2
Keresek Kabupaten.Tangerang”
D. Perumusan masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang ditugaskan untuk menghafal istilah
latin biologi pada materi keanekaragaman makhluk hidup?
2. Bagaiamana hasil belajar siswa yang menggunakan metode
konvensional?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang ditugaskan untuk
menghafal istilah latin biologi dengan siswa yang diajarkan dengan
metode konvensional dalam materi keanekeragaman makhluk hidup?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:
1. Hasil belajar siswa dengan Pemberian tugas menghafal istilah latin
biologi pada materi keanekaragaman makhluk hidup.
7
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional pada
materi keanekaragaman makhluk hidup.
3. Perbedaan hasil belajar antara siswa yang ditugaskan untuk menghafal
istilah latin biologi dengan siswa yang di ajarkan dengan metode
konvensional pada materi keanekaragaman makhluk hidup.
F. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai metode
pemberian tugas menghafal, dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat
menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi guru
Bagi guru bidang studi khususnya biologi dapat menjadikan metode
pemberian tugas menghafal tersebut sebagai salah satu alternatif
dalam proses belajar mengajar.
3. SMP Negeri 2 Kresek Kabupaten Tangerang
Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih
memfokuskan pemahaman pada setiap tugasnya khususnya pada mata
pelajaran biologi dan mengembangkan kemampuan berfikir dan
berpendapat positif, dan memberikan bekal untuk dapat bekerjasama
dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HOPOTESIS
PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Hakekat hasil belajar Keanekaragaman Makhluk hidup
a. Pengertian belajar
Menurut Save M Dagun, dalam kamus besar ilmu
pengetahuan bahwa : “ belajar adalah proses yang menyebabkan
adanya perubahan dalam pengetahuan dan prilaku makhluk hidup
sebagai latihan pendidikan dan pengalaman”. ( Save M Dagun, 1997:
103)
Menuru Sumardi Suryabrata dalam buku yang berjudul
Psikologi pendidikan berpendapat :
- Bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti
behavioral changes, actual maupun potensial )
- Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah
didapatkanya kecakapan baru
- Bahwa perubahan terjadi karena usaha ( dengan
sengaja) ( Suryabrata,2004: 232)
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka belajar itu
merupakan proses untuk mengubah kepribadian dan pengetahuan
9
seseorang sebagai hasil reaksi dari belajar. Maka siswa harus berubah
kecakapanya, sikapnya, kebiasaanya, ataupun kepandainnya, tentunya
perubahannya pada kearah yang lebih baik, perubahan itu dapat
terlaksana jika memilki pengalaman da nada usaha untuk berubah
yang berarti adalah belajar.
Dari kutipan di atas jelas bahwa belajar merupakan kegitan
aktif dari invidu yang bersangkutan, dari kegiatan yang dilakukan
mengakibatkan perubahan, perubahan yang dihasilakn dari kegiatan
belajar dijelaskan oleh Yusuf sebagai berikut: “Belajar adalah
berubahnya tabiat atau kemampuan manusia secara bertahap untuk
jangka waktu yang lama, dan disebabkan oleh proses pertumbuahn –
pertumbuahan”.( Yusuf Hadi Miarso, 1984: 80)”.
Karena itu hendaknya sekolah mampu menciptakan suasana
belajar yang kondusif sehingga anak dapat belajar dengan baik dan
berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan Crowbach
menyatakan bahwa : “belajar itu diwujudkan oleh adanya perubahan
tingkah laku, perubahan sebagai hasil dari pengalamaya (Crowbach
dalam modul UT, 1986:112)”.
Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa dengan belajar
seseorang akan melakukan perubahan-perubahan dan perbuatan
sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Hal ini selaras dengan
pendapat yang dikemukan oleh Joni bahwa : “Belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan
10
tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya
seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat temporer ( T.
Raka Joni dalam Modul UT,1986:98)”.
Pendapat T.Raka Joni ini menekankan bahwa pengecualian
pada perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses kematangan
seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat temporer.
Dari kutitapan-kutitapan diatas dapat disimpulakan bahwa
belajar adalah proses bertambahnya atau berubahnya tingkah laku
yang disebabkan oleh proses matangnya seseorang yang bersifat
temporer. Perubahan tingkah laku disini berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, minat dan nilai-nilai pengembangan konsep
mengenai diri sendiri.
b. Pengertian hasil belajar
Menurut Udin (1995:46), hasil belajar adalah : “ Hasil belajar
tingkah laku yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan menurut Usman Hasil belajar (1996:76) dapat
diartikan juga bahwa: “ Hasil belajar merupkan nilai seseorang yang
belajar dan kemampuan untuk menggunakan apa yang dipelajari
dengan memasukan pengetahuan dan keterampilan yang
diperolehnya”..
Adapula yang berpendapat bahwa :
“ Hasil belajar sebagai keluaran (output) dari suatu
system pemerosesan masukan (input). Masukan dari
sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi,
11
sedangkan keluaran adalah berupa perbuatan atau
kinerja ( Yusuf. 1996:102)”.
Jadi, berdasarkan kutipan kutipan diatas dapat disimpulakn bahwa
pengertian hasil belajar adalah produk dari proses belajar yang dapat
berupa informasi verbal, kemampuan intelektual, strtegi kognitif,
sikap sikap dan keterampilan motoris. Jika dikaitkan dengan
taksonomi bloom, maka tiga hasil pertama tersebut adalah bersifat
kognitif dan satu lagi bersifat psikomotorik. Tiga hal yang bersifat
kognitif sebagai berikut: (1) informasi verbal, yaitu informasi yang
diterima oleh siswa dalam kegiatan belajar yang disimapan sebagai
jaringan proposisi-proposisi yang membentuk pengetahuan verbal, (2)
kemampuan intelektual , yaitu kemampuan yang memungkinkan
siswa berinteraksi denagn lingkunagnya melalui pengunaan simbol-
simbol atau gagasan-gagasan, (3) stretegi kognitif, yaitu keterampilan
intelektualis khusus yang mempunyai kepentingan tertentu belajar dan
berpikir .
Dengan demikian siswa dapat dikatakan telah berhasil dalam
belajarnya apabila siswa tersebut telah menglami perubahan tingkah
laku, bertambahnya pengetahuan dan didapatkan suatu kecakapan
baru. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dapat
menggunakan evaluasi, evaluasi dapat dilakukan dengan cara
tertulis misalnya ulangan harian dan ulangan umum.
Dimyati dan mudjiono dalam bukunya yang berjudul belajar
12
dan pembelajaran mengemukakan tentang hasil belajar, yaitu
“ Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi gurunya, dari sisi siswa , hasil belajar merupkan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar, sedangkan dari hasil guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran”. ( Dimyati dan Mudjiono,1999:250)
Dari Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar digunakan oleh guru
untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan
pendidikan. Hal ini dapat dicapai apabila siswa sudah memahami
belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik
lagi.
Hasil belajar biologi adalah untuk menghantarkan siswa
menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di
sini mengisyaratkan bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu
(knowing) dan hafal (memorizing) tentang konsep-konsep IPA,
melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to
understand) konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan
suatu konsep dengan konsep lain.
Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan
dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku
tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Menurut Rusyan (2000:
13
65) dalam bukunya pendekatan dalam proses belajar mengajar
berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh
seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu
atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu
saat”. Menurut Nana Sudjana (2001: 60) hasil belajar pada dasarnya
merupakan akibat dari suatu proses belajar.
Dari uraian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan akumulasi tahapan belajar yang diperoleh individu setelah
melalui serangkaian proses belajar atau dari suatu pengalaman. dalam
jangka waktu tertentu, yang kemudian diurutkan berdasarkan tingkat
pencapaian tertinggi hingga terendah dan memperoleh perubahan
dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu
itu dikatakan telah belajar.
c. Hakikat metode penugasan
Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
(Djamarah, 2002:96). Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa
dapat dilakukan didalam kelas, di halaman sekolah, di laboratarium, di
perpustakaan dan lain-lain. Metode ini diberikan karena dirasakan
bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya,
banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar
bahan pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode
inilah yang biasa guru terapkan untuk mengatasinya.
14
Tugas merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara
individual maupun secara kelompok. Tugas yang diberikan kepada
anak didik ada berbagai jenis. karena itu, tugas sangat banyak
macamnya, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas
meneliti, merangkum, menyusun laporan, mengahafal dan lain lain.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa,
merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan
tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah
sendiri informasi, Tetapi dalam metode ini sulit mengawasi
kemungkinan siswa untuk tidak bekerja secara mandiri.
Langkah-langkah dalam penugusan metode penugasan yaitu:
(Djamarah,2002:97)
1. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan:
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa
yang ditugaskan tersebut.
c. Sesuai dengan kemampuan siswa
d. Ada petunjuk atau sumber yang dapat menbantu pekerjaan
siswa siswa
e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
15
2. Langkah pelaksanaknaan tugas
Adapun langkah pelaksanaan tugas adalah :
a. Diberiakan bimbingan atau pengawasan oleh guru
b. Diberiakan dorongan sehingga anak mau bekerja
c. Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak
menyuruh orang lain untuk mengerjakan.
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
dengan baik dan sistematik.
3. Fase mempertanggungjawabkan tugas
Hal yang harus dikerjakan pada fase ini adalah:
a. Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah
dikerjakan.
b. Ada Tanya jawab atau diskusi kelas.
c. Penilain hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes
atau cara lainnya.
Metode tugas mempunyai bebarapa kelebihan dan kekurangan, antara lain
: (Djamarah, 2002 : 97) .
1. Kelebihannya:
a. Lebih merangsang siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar
individual ataupun kelompok.
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan
guru.
c. Dapat menbina tanggung jawab dan kedisiplinan belajar .
16
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa .
2. Kekuranganya:
a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas
ataukah orang lain.
b. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif
mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota lainnya dan ia
tidak berpartisifasi dengan baik.
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan
individu siswa.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka pemahaman guru
terhadap metode penugasan menjadi jelas, dimana pengertian metode
penugasan adalah metode penyajian bahan diman guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, guru dapat
mengembangkan metode penugasan sesuai dengan kemampuan siswa,
bagi siswa dapat menanamkannya kemandirian dalam setiap tugas
yang diberikan oleh guru.
d. Istilah Latin Dalam Pelajaran Biologi
1. Pengertian istilah latin
Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Bahasa Latin adalah “
sebuah bahasa Italik yang berasal dari Latium sebuah daerah di Italia sekeliling kota Roma. Bahasa ini menjadi penting karena munculnya Kekaisaran Romawi dimana bahasa Latin adalah bahasa resminya”.
Dalam pelajaran biologi terdapat banyak istilah-istilah latin
dalam materi pembelajarannya menurut linnues istilah latin dalam
17
biologi ini untuk menyamaratakan penggunaan bahasa dalam
mempelajari pelajaran biologi.
Alasan Linnaeus sebagai pakar ilmu biologi mengemukakan
bahwa menggunakan bahasa latin karena:
- Agar tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi Makhluk
hidup karena tidak ada Makhluk hidup yang sama nama
spesiesnya.
- Nama ilmiah/bahasa latin jarang berubah.
- Nama ilmiah/nama latin ditulis dalam bahasa yang sama di
seluruh dunia.
Dalam pelajaran Biologi di Sekolah, mengingat dan
menghafal istilah-istilah latin merupakan hal yang sangat penting.
Hal ini disebabkan karena istilah Latin selalu dipergunakan dalam
menyatakan sebuah spesies, baik spesies tumbuhan maupun
hewan. Proses mengingat istilah yang selalu menjadi kesulitan
terbesar siswa. Untuk dapat mengingat istilah Latin itu dengan
baik, sebaiknya seseorang harus melakukan pengenalan terhadap
objeknya bukan hanya sekedar mengenal namanya saja. Semakin
banyak dilakukan pengenalan dengan objeknya secara langsung
kemungkinan besar akan semakin kuat pula ingatannya terhadap
bahasa latinnya. Namun demikian, harus pula disertai dengan
latihan yang rutin baik dalam bentuk membaca, maupun
praktikum, untuk memahami konsep dalam pembelajaran biologi
.
18
e. Hakekat menghafal
1. Pengertian menghafal
Dikutip dari kamus lengkap bahasa indonesia “Menghafal adalah proses melakukan sesuatu tindakan untuk memori, tindakan menghafal sering merupakan proses mental untuk menyimpan dalam memori untuk nanti mengingat barang-barang, nama, daftar, gambar, kata, atau hal lainnya, menghafal juga dapat merujuk kepada proses menyimpan data tertentu kedalam memori (otak)”.
Sedangkan Menurut (Getlat 2002: 32) berpendapat :
“menghafal pelajaran yang telah di berikan oleh pegajar,
pelajaran yang sudah diterima dikelas tersebut perlu
kembali dibaca dan di hafalkan kembali terus menerus
secara kontinu, sehingga pelajaran tersebut dapat dipahami
dan dimengerti, dalam arti kata, ilmu pengetahuan tidak
akan dimiliki begitu saja tanpa upaya untuk kembali
membaca dan menghafalkannya kembali”.
Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
menghafal merupakan proses penyimpanan suatu data tertentu
kedalam memory otak, dan setelah proses pembelajaran dikelas
maupun diluar kelas perlu ada upaya untuk dibaca dan
dihafalkan secara continue sehinnga pelajaran tersebut dapat
dipahami dan dimengerti.
2. Prinsip menghafal
Belajar sebagai proses yang dinamis, ada beberapa kegiatan
yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh pelajar, yaitu
memperhatikan penjelasan guru di dalam proses pembelajaran di
19
kelas maupun di luar kelas, namun Begitu banyak informasi yang
diterima oleh otak kita setiap harinya, baik informasi dalam proses
pembelajaran maupun pada aktifitas sehari hari, dengan
mengetahui prinsip informasi yang ingin dapat tersimpan didalam
memori jangka panjang yang memiliki kapasitas tidak terbatas
yang akan selalu tertanam oleh otak kita sendiri dalam
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran bioogi yang banyak
menggunakan istilah latin dalam proses pembelajaranya.
(Hanifadia, 2006:56).
Dalam kontek belajar, menghafal merupakan sebuah
kegiatan menginput informasi atau ilmu pengetahuan kedalam otak
dengan tujuan agar dapat “dioutputkan” pada jangka waktu yang
akan mendatang baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk
tertulis, menghafal merupakan suatu proses sistematis dan
berkesinambungan, menghafal tidak dapat dikatakan 100%
memahami dan begitu pula sebaliknya, Menuurut Deasy (2009:34)
secara garis besar menghafal dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Menghafal kontenstual, artinya antara input dan output hafalan
harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya pun harus percis
sama, seperti menghafal pelajaran sejarah dan mata pelajaran
biologi yang banyak menggunakan istilah latin dalam materi
pembelajarannya.
20
b) Menghafal non konstekstual, artinya antara input dan output
tidak harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya, namun antara
output dan input terdapat kesamaan ide-ide pokok hafalanya
misal menghafal rumus-rumus.
3. Metode Menghafal.
Metode menghafal yang baik dan efesien bagi kalangan
pelajar mungkin merupakan hal yang membosankan, walaupun tak
semua pelajar berpendapat demikian, namun sebagaian besar
pelajar setuju bahwa menghafal merupakan aktivitas yang sangat
membosankan” trik cepat menghafal yang efesien antara lain
sebagai berikut:
a) Ciptakan suasana yang rileks
Suasana yang senyaman mungkin,hal ini sangat berpengaruh
saat aktivitas menghafal,kita membutuhkan kerja otak kanan
dan otak kiri memerlukan suasana yang rileks, ini akan
membantu kita memaksimalkan kedua kerja otak tersebut,
dengan demikian kita akan mudah untuk menghafal dan
menyerap pelajaran.
b) Baca dengan cermat
Pada dasarnya, model pokok belajar dalah membaca. bacalah
dengan seksama bahan yang akan kita hafal, lalu yakinlah
bahwa kita benar –benar memahami materi yang kita baca. saat
kita menemukan bagian yang tersulit dari bahan baca kita,
21
bacalah bagian baca itu tersebut dahulu, cara ini sangat berguna
karena biasanya menghafal yang sulit akan membutuhknan
waktu yang sangat lama.dan jika kita telah berhasil memahami
bagian tersebut, kita kan termotivasi untuk memahami bagian
yang lain lebih mudah dan lebih cepat.
c) Ulangi bagian tersulit
Baca kembali bagian tersebut dengan cepat dan berulang-ulang
bagian lain juga dengan keceptan tinggi.
d) Buat “Penanda”
Ciptakan penanda dalam benakmu dengan membuat sebuah
perumpamaan. menurut mikels penandaan peristiwa-peristiwa
yang menarik, baru dan menyenangkan dalam kehidupan kita,
visualkan tanda tersebut menjadi sesuatu yang dapat kita lihat
dengan sejelas-jelasnya, misalnya dengan gambar kartun ,
sketsa atau diagram.
e) Ulangi dengan suara
Ulangi lagi bacaanmu, dengan mengkombinasikan antara yang
kita keluarkan dengan tanda apa yang kita telah pilih dalam
menghafal
Selain itu metode menghafal untuk diterapakan di dalam pembelajaran
biologi, metode yang menarik untuk menghafal istilah latin dalam
pembelajaran biologi
22
- Jembatan keledai merupakan Suata rangkaian kata yang panjang yang
tiap kata mempunyai arti dan makna dari suatu pelajaran, dengan
menggunakn metode ini di harapkan siswa tidak bosan untuk
menghafal dan memahami, bahkan bisa menimbulkan rasa kreatitifitas
hal yang menarik untuk selalu menghafal.
Contoh dari jembatan keledai : Urutan klasifikasi Mahluk Hidup dari
tertinggi sampai terendah menggunakan jembatan keledai berikut ini :
Kingdom - Divisio - (K)Classis - Ordo - Familia - Genus – Species maka
akan dengan mudah kita buat jembatan keledai Raja - Di -Kampung - Orang
– Flores - Gemuk – Seram (Wayne Huang, 2006 :58 )
- Singkatan, merupakan metode menghafal dengan menggunakan
masing-masing huruf pertama dari sekelompok kata kata untuk
membentuk sebuah kata baru, hal ini berguna ketika mengingat kata-
kata dalam urutan tertentu, akronim sangat umum dalam bahasa dan
ditemui banyak bidang. Contoh kita belajar tentang sebutkan klaifikasi
Makhluk hidup, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animilia, maka
kita ambil huruf pertama dari kata-kata tersebut.yaitu M,P,F,P,A,
dengan hanya menghafalkan huruf pertama bisa menjadi lebih mudah.
Cara penyingkatan diatas sungguh baik, namun tidak membantu
untuk memahami atau dimengerti, menurut para ahli memahami
adalah langkah awal yang baik untuk mengingat, namun cara
penyingkatan kata tetap baik digunakan, walau tidak membantu
pengertian. (I.cahyono:2010 23)
23
Berdasarkan urian di atas menghafal sebuah kegiatan
menginput’informasi atau ilmu pengetahuan kedalam otak dengan
tujuan agar dapat “dioutputkan” pada jangka waktu yang akan
mendatang baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tertulis,
menghafal merupakan suatu proses sistematis dan berkesinambungan,
merupakan kegiatan yang bisa melatih untuk meningkatkan daya
pemahaman siswa dalam menguasai sebuah materi pembelajaran.
Dengan metode dan teknik menghafal yang sesuai dengan kondisi
pelajar, diharapkan para pelajar bukan hanya bisa menghafal, namun
bisa untuk memahami konsep dari pembelajaran itu tersebut.
f. Konsep Biologi
Biologi merupkan salah satu cabag IPA yang mempelajari
tentang makhluk hidup dan lingkungan yang mempengaruhinya.
Disamping itu, Biologi mempelajari konsep-konsep biologi dalam
mengembangkan teknologi untuk kehidupan sehari-hari dan
meningkatkan kesejahteraan manusia (Didi, 2007:7).
Pembelajaran biologi dalam IPA adalah aktivitas kegiatan
belajar mengajar dalam mengembangkan kemampuan berpikir
sistematis dan kerja ilmiah kemampuan dekleratif yang selama ini
dikembangkan. Hal ini berarti, belajar biologi tidak hanya belajar
dalam wujud pengetahuan dekleratif berupa fakta, konsep, prinsip
hukum, tetapi juga belajar tentang pengetahuan prosedur berupa
cara memperoleh informasi, cara bekerja teknologi IPA, kebiasaan
24
bekerja ilmiah dan keterampilan berpikir. Belajar Biologi
memfokuskan kegiatan pada penemuan dan pengelolaan informasi
melalui kegiatan mengamati, mengukur, mengajukan pertanyaan,
mengklasifikasikan, memecahkan masalah dan sebagainya.
Pembelajaran Biologi memiliki fungsi sebagi berikut ( Iwan ,
2006:3 ) :
1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan keterampilan dan nilai Ilmiah.
3. Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains
dan teknologi.
4. Menguasai konsep-konsep sains untik bekal hidup di masyrakat
dan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan tujuan pembelajaran Biologi menurut Depdiknas adalah
Sebagai Berikut:
(1) meningkatkan kesadaran akan kelestrian lingkungan, (2)
menumbuhkan kebanggaan nasional dan menghargai kebesaran
serta kekuasaan Tuhan yang Maha Esa, (3) memahami konsep –
konsep biologi dan saling keterkaitanya, (4) mengembangkan
daya penelaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari , (5) mengembangkan ketrampilan
dasar biologi untuk memperoleh konsep-konsep biologi dan
menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah, (6) menerapkan konsep
dan prinsip biologi dalam kehidupan sehari-hari, (7),
25
mengembangkan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan
kejenjang berikutnya (Depdiknas, 2002:32)’.
Pada hakikatnya materi yang diberikan kepada siswa dalam
pelajaran Biologi merupakan studi tentang alam dan isinya
dengan jalan observasi, pengukuran eksperimen yang dapat
diulang ulang untuk menempatkan atau menguatkan atau
memodifikasi hukum-hukum alam yang berfungsi untuk
menjelaskan sifat-sifat dan prilaku alam dan isinya.
Hendro Darmodjo (1997 : 18) mengemukan bahwa, ” ilmu
pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang objeknya
adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan,
hewan serta manusia yang ditinjau dari segi fisik”.
Biologi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan alam
menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami
konsep. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui
kemampuan berpikir analisis, induktif dan deduktif untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
sekitar.
Iwan Wahyu (2006 : 3) Mengemukakan bahwa “ Biologi
merupakan ilmu pengetahuan atau sains. Ilmu pengetahuan
adalah kumpulan pengetahuan yang telah ditata dengan aturan
tertentu, sehingga menghasilkan pernyataan-pernyataan yang
berlaku secara umum, Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
26
bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu.
Berdasarkan pengertian diatas dari para ahli biologi
merupakan biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang
berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan. Kata biologi
sendiri berasal dari kata bios dan logos yang merupakan bahasa
Yunani, dimana masing-masing artinya hidup dan ilmu. Selain
struktur, fungsi, tumbuh-kembang, dan adaptasi terhadap
lingkungan tempat hidup, ada juga penggolongan makhluk hidup,
habitatnya, peran pada lingkungan, asal-usul dan evolusinya dan
bersifat memiliki objek, memiliki metode, bersifat sistematis,
universal, objektif, analistis,dan verifikatif.
g. Ruang Lingkup Materi Biologi Tentang keanekeragaman makhluk
hidup.
1. Makhluk hidup memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
a. Bergerak
Bergerak adalah merupakan perubahan posisi, baik seluruh
tubuh atau sebagian, hal ini disebabkan oleh adanya
tanggapan terhadap rangsang. Rangsang yang dilakukan
ppada tumbuhan antara lain: gerak menutupnya daun putri
malu jika di sentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas
kea rah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro
disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat
gerak, antara lain: gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu
27
alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata
yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu
berjalan, berlari dan lain-lain.
b. Peka terhadap Rangsang (iritabilitas)
Tumbuhan ,hewan dan manusia mempunyai kepekaan
terhadap rangsang, hal ini dapat ditunjukan sebagai berikut :
Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang
sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup
daunya .Pada hewan ,ayam ketika fajar menyingsingkan
akan berkokok.Manusia jika diberi bau yang merangsang
akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.
c. Memerlukan makan (nutrisi)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini
bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilakan
energy, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup
mempunyai cara yang berbeda beda dalam memperoleh
makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri
melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat
membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk
hidup lainnya.
d. Bernafas (respirasi)
Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi
makanan, sehingga memperoleh energi dan mengeluarkan
28
karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan vertebrata di darat
dengan paru-paru, ikan bernafas dengan ingsang, cacing
bernafas dengan kulit.Tumbuhan, pada daun bernafas
melalui stomata, pada batang melalui lintisel dan akar
melalui bulu-bulu akar.Manusia bernafas dengan paru-paru.
e. Tumbuh dan berkembang
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau makhluk hidup
yang irreversible, berkembang adalah proses menuju
kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan
lingkungan.
f. Berkembang biak (reproduksi)
Berkembang biak adalah memperbanyak diri untuk
mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembangbiak
sebagai berikut: Secara kawin/generatif, yaitu
perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel
sperma.Secara tak kawin/vegetativ, yaitu perkembangbiakan
yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma. Melainkan
melibatkan sel tubuh.
g. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkunagn dan untuk
mempertahankan diri, terhadap tiga macam adaptasi , yaitu :
- Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap
29
alatalat tubuhnya.
Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam
untuk menrkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun
yang lebar untuk memperluas bidan penguapan.
- Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap
lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh:
manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada
di pegunagan, kotoran unta kering, tetapi urinenya
kental.
- Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuian diri terhadap
lingkungam dengan tingkah lakunya.contoh: bunglon
merubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke
permukaan secara periodik.
h. Regulasi
Regulasi adalah proses pengaturan keserasian di dalam
tubuh organisme yang di atur oleh syaraf dan hormon.
i. Eksresi
Eksresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme
tubuh. Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilakn
energi , tubuh organisme juga menghasilkan zat sisa yang
harus dikelurakan akan membahayakan tubuh. Contoh:
manusia mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru ,
ikan mengeluarkan oksidasi melalui insang.
30
Salah satu ciri makhluk hidup adalah kepekaan terhadap
rangsang. tumbuan tidak mempunyai system syaraf, tumbuhan
mampu menanggapi rangsang yang ada dalam lingkungan.
2. Klasifikasi Makhluk hidup
Di bumi keanekaragaman makhluk hidup sangat
beranekaragam dan semakin lama bertambah banyak, tentu saja
keanekaragaman juga bertamabah .dengan adanya makhluk
hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu bagaimana kita akan
mempelajarinya? Untuk mempelajarinya makhluk hidup
tersebut, manusia berusaha menyedarhanakan makhluk hidup
dengan menggolong-golongkan makhluk hidup berdasarkan
ciri-ciri yang dimilki.
Di dalam kelompok yang mempunyai ciri-ciri yang
sama pastilah ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian
dibentuk kelompok-kelompok lagi dari perbedaan-perbedaan
tersebut. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang lebih
kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, sehingga
akan diperoleh kelompok terkecil dengan persamaan ciri yang
sama. Ilmu yang mempelajari pengelompokan makhluk hidup
dengan suatu system tertentu di sebut Klasifikasi atau
taksonomi. Lebih jelasnya, simak penjelasanya tentang
klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri berikut ini!
Pada abad ke-18 Carolus Linnaeus (1707-1778) seorang
31
ahli biologi dari swedia memperkenalkan memperkenalkan
klsifikasi berdasarkan persamaan struktur, makhluk hidup yang
mempunyai struktur tubuh yang sama ditempatkan dalam satu
kelompok .bila satu kelompok di temukan perbedaan –
perbedaan. Maka dipisahkan dalam kelompok yang lebih kecil
lagi begitu seterusnya. Hal ini menghasilakan setiap kelompok
kecil mempunyai persamaan ciri.
Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada
dipermukaan bumi ini di bedakan menjadi dua (2) kelompok
dunia kehidupan besar yaitu: dunia hewan atau animalia dan
dunia tumbuhan atau plantae. Selanjutnya setiap dunia akan
dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang di sebut
dengan takson-takson. Dunia hewan akan dibagi menjadi
takson-takson sebagai berikut:
KingdomFilumClass atau kelasOrdo atau bangsaFamilia atau sukuGenus atau margaSpesies atau jenis
Dalam dunia tumbuhan dibagi menjadi takson-takson
sebagai berikut:
KingdomDivisiClass atau kelas
32
Ordo atau bangsaFamilia atau sukuGenus atau marga Spesies atau jenis
Selain itu, di dalam klasifikasi makhluk hidup
menggunakan system yang disebut dengan Sistem Binominal
Nomenklator (sistem nama ganda ) dalam system binominal
Nomenklator mempunyai aturan-aturan sebagai berikut:
- Spesies terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukan
genus dan kata kedua menunjukan spesifikasinya.
- Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua
dengan huruf kecil.
- Menunjukan bahasa latin atau ilmiah atau bahasa yang
dilatinkan dengan cetak miring atau digaris bawahi.
Contoh : nama spesies Pisang ; Musa paradisiaca L
Genus: Musa
Spesies: paradisiaca
Pelaku pengidentifikasi oleh Linnaeus disingkat dengan
L, beberapa alasan dalam klsifikasi menggunakan bahasa latin
karena:
- Agar tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi makhluk
hidup yang sama percis.
- Nama ilmiah jarang berubah.
- Nama ilmiah ditulis dalam bahasa yang sama di seluruh
33
dunia.
Tabel 2.1 Beberapa klasifikasi makhluk hidup.
Urutan takson Hewan TumbuhanKingdom Animalia PlantaeDivisi/filum Chordate SpermatophytaClass Mammalia AngiospermaeFamilia Carnivora LeguminosaeGenus Canidae Papillionaceae
SpesiesCanisfamiliaris(Anjing )
PhaseollusPhaseollus vulgaris(kacang buncis)
Menurut RH. Whittaker yang didukung banyak oleh ahli biologi
, pada tahun 1969 dikembangkan makhluk hidup menggunakan
sistem lima kingdom sebagai berikut:
a. Monera
Pada bagian kingdom ini ini terdapat hal-hal penting yang
perlu diketahui , yaitu:
- Monera berasal dari kata moneras yang artinya tunggal.
- Mikroorganisme ini memliki inti tetap , tidak memiliki
selubung inti sehingga bersifat prakariotik.
Misal : bakteri dan ganggang biru.
a) Bakteri
Struktur bakteri sangat sederhana teatpi mempunyai
peranan yang penting. Umumnya tidak memiliki
klorofil dan bersifat heterotroph. Tempat hidup
bakteri di mana-mana misalnya di kulit, dimulut, di
tanah, dan sebagainya.
34
Berdasrkan bentuknya bakteri di bedakan menjadi 3
macam yaitu:
1. Bacillus: bakteri bebentuk batang atau basil.
Terdapat tiga macam bentuk bacillus, yaitu:
a. Streptobasil ,berbentuk panjang seperti
rantai, contoh: bacillus antrhracis , penyebab
penyakit antraks
b. Diplobasil, berkelompok dua-dua.
c. Basil tunggal.
2. Coccus : bakteri berbentuk bola . terdapat lima
macam bentuk coccus , yaitu :
a. Monococcus, tunggal
b. Diplococcus , berkoloni dua-dua
c. Streptococcus, seperti rantai
d. Staphylococcus, seperti buah anggur
e. Sarcina, berbentuk kubus.
3. Spirillum: bakteri berbentuk spiral. Terdapat tiga
macam bentuk spirillum, yaitu :
a. Spiral, berbentuk lebih dari setengah
lingkaran
b. Koma, berbentuk kurang dari setengah
lingkaran
c. Spirochaeta, berbentuk sulur berpilin.
35
Terdapat bakteri yang menguntungkan dan
merugikan bagi kehidupan manusia.
Bakteri yang menguntungkan bagi manusia , antara
lain:
- Clostidium pasteurianum dan azotobacter
chroococcum ; mengikat nitrogen sehingga
dapat menyuburkan tanah
- Rhizobium radicicola ; terdapat dalam bintil
akar kacang yang dapat menyuburkan tanah.
Bakteri yang merugikan bagi manusia antara lain:
- Salmonella thyposa, penyebab penyakit tipus
- Mycobacterium tuberculosis, penyebab
penyakit TBC
- Clostrodium tetani , penyebab penyakit
titanus
- Shigella dysentriae, penyebb penyakit
disentri.
b) Gangang biru ( Chyanophyta).
Merupakan ganggang bersel satu , berbentuk
koloni atau multi sel. Selain mempunyai klorofil karotenoid
juga mempunyai pigmen yang tergolong fibolobin yaitu
fikosianin berwarna biru dan fikeoeritin berwana merah.
Mengapa di beri nama ganggang biru? Nama ganggang
36
biru , sebab warna yang dominan biru. Manfaat anggang
biru, antara lain : Anabaena azollae di gunakan sebagai
pupuk, Spirullina sebagai bahan makanan mengandung
protein dan lain-lain.
b. Protista
Protista bersifat eukariotik, yaitu memliki membrane
inti, bersel tunggal dan multiseluler. missal : protozoa yang
mempunyai ukuran sangat kecil, satu sel, hidup di air atau
parasit pada makhluk lain, berkembang biak membelah diri.
berdasarkan alat geraknya hewan bersel satu dibagi
menjadi :
a) Hewan berkaki semu atau Rhizopoda, tubuhnya dapat
membentuk kaki semu / Pseudopodia, contoh : Amoeba
proteus, Entamoeba coli
b) Hewan berbulu getar atau flgellata , memiliki flagel
yang bergerak mirip dengan cambuk .contoh :
Chlamydomono,Trypanosoma, Euglena.
c) Hewan berbulu getar atau Ciliata, memiliki silia yang
selalu bergetar berfungsi sebagai alat gerak dan
mengmabil makanan. Contoh: Paramaecium, Didinum.
d) Hewan berspora atau Sprozoa, berkembang biak dengan
spora. Contoh :Plasmodium
37
c. Fungi
Pada bagian kingdom ini terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
- Jamur terdiri dari sel satu dan sel banyak
- Tubuh tersusun dari benang benang halus disebut hifa
- Hifa ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat.
- Berkembangbiak dengan spora.
Berdasrkan bentuk hifa jamur di bedakan menjadi dua ,
yaitu :
1) Jamur ganggang ( Phycomycetes), jamur ini hifa nya
bersekat-sekat, contoh Rhizopus untuk tempe. Pada
tampe terdapat benang-benag halus disebut miselium
yaitu cabang hifa, apabila tempe membusuk maka
permukaan tempe akan membusuk.
2) Jamur benar ( Eumycetes), jamur ini memiliki hifa yang
bersekat-sekat . berdasarkan pembentuk spora dibedakan
menjadi tiga , yaitu:
(a) Ascomycetes, jamur ini membentuk spora pada
sebuah alat seperti kantong yang disebut askus.
Missal :Penicillium
(b) Basidomycotes, jamur ini membentuk spora pada
sebuah alat seperti botol , umumnya jamur ini
berukuran besar.
38
Misal: Volvariella volvaceae (jamur merang),
Auricula volvaceae(jamur keeping).
(c) Jamur tidak sempurna ( Deuteromycetes), jamur ini
tumbuh pada roti, sisa
makanan,tongko,jagung,kotoran ternak dan
manusia . biasanya termasuk kelompok jamur
penyebab penyakit. Missal : Tinea versicolor
penyebab panu Aspergilus fimugtus penyebab
penyakit saluran pernafasan pada manusia.
d. Plantae
Plantae dibedakan menjadi : ganggang, lumut, paku dan
tumbuhan berbiji.
1) Ganggang atau alga
Berdasarkan zat warna alaga di bedakan menjadi empat
golongan, yaitu:
a) Alaga hijau atau Chloropyceae, memiliki pigmen
hijau dan kuning/karoten, multiselule, berbentuk
benang.
Contoh: Spirogyra,Cholrella,Cholorococcum.
b) Alga merah atau Rhodophyceae,memiliki pigmen
fikoerotin merah , hidup di alut agak alam.
Contoh :Euchema spinosum, bahan pembuat agar-
agar.
39
c) Alga piring atau Phaerophyceae, berwarna coklat
kehijau-hijauan, banyak mengandung asam Alginat
untuk industry tekstil dan obat-obatan.
Contoh Sargassum dan Turninaria.
d) Alga kersik atau Chrysophyceae, hidup dilaut ,
bangkai alga ini di dasar laut alkan membentuk
lapisan tanah yang disebut Diatomae yang berguna
untuk bahan isolasi, alat gerak logam dan bahan
isolator dinamit.
2) Lumut (Bryophyta)
Lumut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Memiki akar, batang, daun, tetapi bukan, akar, daun
sejati, akar disebut Rhizoid dan belum memilki
berkas pembuluh.
b) Rhizoid berfungsi menempelkan tubuh lumut dan
hidup ditempat yang lembab.
c) Berkembang biak dengan kawin dan tak kawin yang
disebut dengan pergiliran keterunan.
3) Tumbuahan paku (Pteridophyta)
a) Tumbuhan paku sudah mempunyai akar batang daun
yang jelas.
b) Pada daun terdapat bulatan berwarna kuning/cokelat
disebut Sorus , sorus merupakan kumpulan kotak
40
spora yang dibungkus indusium.
c) Tempat hidup menempel pada pohon bersifat epifit.
d) Perkembangan secara kawin dan tidak kawin yang
disebut pergiliran keturunan.
Klasifikasi tumbuhan paku dibagi menjadi empat kelas
yaitu:
a) Paku lumut (Psilopitinae) menyerupai tumbuhan
lumut daun sebagian besar epifit.
Contoh: Psilotum nudun
b) Paku ekor kuda ( Equisetinae) batang terdapat dalam
tanah, cabang ruas-ruas , daun fertile menghasilkan
spora.
Contoh Equisetum sylvaticum
c) Paku kawat (Lycopodiinae). Tubuhnya seperti
rambut atau kawat, habitatnya didaerah pegunungan.
d) Paku benar (Filicinae) dapat hidup dimana mana,
sorus berkumpul pada ujung tepi, dan tersebar di
permukaan daun.
Contoh : Suplir, semanggi.
Manfaat tumbuhan paku bagi manusia, yaitu: sebagai
tanaman hias, sebagai tanaman obat-obatan, sebagai
pupuk dan sebagai sayuran.
41
4) Tumbuhan biji (Spermatophyta)
Merupakan tumbuhan penghasil biji yang digunakan
sebagai alat perkembangbiakan, berdasarkan letak bakal
biji di bagi menjadi dua macam yaitu:
a) Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
Gymnospemae adalah tumbuhan yang bakal bijinya
tidak terlindung oleh daun buah, tetapi menempel
pada daun buah.gymnospermae memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
- Pohon berakar tunggang daunya berbentuk seperi
jarum, kecil tebal dan lebar tipis
- Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina di
sebut Strobilus yang mengandung sporangia.
Tumbuhan biji terbuka dibagi beberapa kelas .antara
lain:
(a) Cycadinae: merupakan pohon palem, sedikit
cabang, daun menyirip, contoh Cycas rumphii
(pakis haji)
(b) Gnetinae: batang berkayu ,bercabang,daun
tunggal contoh Gnetum gnemon (melinjo)
(c) Conifirinae : tumbuhan semak, pohon tajuk
berbentuk kerucut, daun berbentuk jarum.
Contoh: pinus merkusii (pinus)
42
Manfaat tumbuahan biji terbuka , antara lain :
- Sebagai bahan industry kertas : batang melinjo
dan pinus
- Sebagai bahan obat-obatan : pinus
- Sebagai bahan makanan : melinjo
- Sebagai tanaman hias : pakis haji
b) Angiospermae
Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal bijnya
tersimpan dalam buah angiospermae memiliki ciri
sebagai berikut :
- Alat perkembanganbiakan berupa bunga
- Organ tubuh akar batang daun sudah dapat
dibedakan dengan jelas
- Susunan daun menyirip, menjari, sejajar dan
beranekragam
- Bakal biji tersimpan dalam daun buah.
- Adanya pembuahan ganda (terjadi dua kali
peleburan) yaitu: antara spermatozoid dengan sel
telur akan menghasilkan zigot atau biji dan
antara spermatozoid dengan inti kandungt
lembaga sekunder (KLS) menghasilkan
cadangan makanan.
Tumbuhan biji tertutup dibagi menjadi dua kelas,
43
yaitu :
a) Dikotil atau dikotiledonae
Tanaman dikotil memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
- Tumbuhan biji berkeping dua
- Akar tunggang
- Daun tersebar berhadap-hadapan
- Tulang daun menyirip atau menjari
- Bagian daun menyirip atau menjari
- Biji memiliki dau daun lembaga.
b) Monokotil / monocotiledonae
Tanaman monokotil memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
- Tumbuhan biji berkeping satu
- Akar serabut
- Daun berseling
- Tulang daun sejajar dan berbentuk pita
- Biji memiilki satu daun lembaga.
e. Animalia
Berdasarkan ada tidaknya tulang ruas belakang pada hewan,
dibedakan menjadi dua:
1) Avertebrata, yaitu hewan yang tidak memiliki ruas
tulang belakang, avertebrata memiliki filum, sebagai
44
berikut :
a) Porifera (hewan berpori-pori)
Hidup di air, seluruh permukaan tubuh berpori-pori,
mempunyai rangka dari zat tanduk, zat spons yag
sering digunakan untuk alat gosok pada waktu
mandi,contoh : Euspongia, Poterion, dan Scypha.
b) Colenterata ( hewan berongga )
Hidup di air, tubuhnya berongga, mempunyai
tentakel untuk menangkap makanan dan sebagai alat
peraba, mempunyai dua bentuk tubuh yaitu polip
menempel pada tempat hidup dan medusa sperti
paying melayang-layang di air .
c) Vermes (cacing)
Berdasrakan bentuk tubuh di bedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a. Platyhelmenthes ( tidak mempunyai rongga dan
anus, tetapi hanya memiliki satu lubang mulut
untuk memasukan makanan dan mengeluarkan
sisa makanan, cacing pipih dibagi menjadi 3
kelas, yaitu:
- Tubellaris (cacing getar) contoh planaria
- Rematoda ( caicing hisap) contoh: hepatica
(cacing hati )
45
- Cestoda ( cacing pita ) cacing pita sapi,
cacing pita babi.
b. Nemathelminthes(cacing giling)
Tubuhnya bulat panjang, tidak bersegmen-
segmen, memiliki mulut dan anus, berkembang
biak dengan kawin, contoh Ascaris lumbricoides
( cacing perut). Ancylostoma duodenele ( cacing
kremi)
c. Annelida( cacing gelang )
Tubuh beruas-ruas, tersusun seperti cincin,
memilki mulut dan anus, antara badan dan
dinding terdapat rongga badan. Contoh:
Cheatopoda ( cacing berambut), yaitu : Wawo
dan palalo (enak dimakan). Hirudinae (cacing
pengisap darah ) yaitu : lintah dan pacet.
d) Arthropoda (hewan berbuku-buku )
Tubuhnya dibedakan atas kepala, dada dan perut.
Memiliki alat indera yang peka terhdap sentuhan
panas,bau bauan, mata majemuk yaitu terdiri atas
beribu-ribu mata kecil yang berbentuk segi enam
disebut mata faset. Arthropoda meliputi empat kelas
antara lain.
- Insecta (serangga),
46
- Crustacea (udang-udangan) ,
- Arachnoidea (labah –labah),
- Myriapoda(lipan).
e) Mollusca (hewan lunak )
Tubuh lunak banyak mengandung lendir dan
terbungkus oleh mantel , cangkang dan zat kapur,
hewan ini dibedakan menjadi tiga kelas,yaitu
Polecypoda (kerang), Gastropoda (cumi-cumi)
Cephalopoda (siput).
f) Echinodermata (hewan berklit duri)
Tubuh diselimuti kulit duri, terdapat lempenh dari
zat kapur memiki alat gerak kaki ambulakar yang
merupakan tabung yang dilengkapi dengan alat
pengisap dan digunakan untuk melekat di dasr air,
system syaraf menyebar ke seluruh tubuh. Alat
pencernaan dari mulut, usus anus, pernafasan insang
tersebar di seluruh permukaan tubuh,
perkembangbiakan secara kawin, mempunyai daya
generasi yaitu mempunyai kemampuan untuk
menumbuhkan kembali bagian tubuh yang terputus,
Echinodermata memiki lima kelas, yaitu Asternoida
(bintang laut), Echinoida (landak laut), Ophiuroida
(bintang laut), Crinoideae (lilia laut) Holothuroidea
47
(tripang).
2) Vertebrata, yaitu kelompok hewan yang memilki ruas
tulang belakang. hewan vertebrata di bagi menjadi lima
kelas, yaitu:
a) Pisces (ikan)
Hidup di air, pernafasan dengan insang, memiliki
sirip untuk menentukan arah gerak didalam
air,memilki gurat sisi untuk mengetahui tekanan di
air. suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan.
Perkembangbiakan dengan cara bertelur. Contoh:
ikan bertulang rawan (chondrichyes); ikan cucut,
ikan pari, ikan hiu, ikan bertulang sejati
(iosteichyes); ikan merah, ikan salem.
b) Amphibia (amfibi)
Hidup di dua tempat, bernafas dengan insang dan
paru-paru, suhu badan poikiloterm , berkembang
biak bertelur dan pembuahan di dalam tubuh
(eksternal ). contoh : katak pohon, salamander.
c) Reptillia (reptil)
Berkulit keras, kering dan bersisik .pada ular
sisiknya sering mengelupas. suhu badan poikiloterm
,berkembnagbiak dengan bertelur, pembuahan di
dalam tubuh betina. Contoh : kadal, buaya , ular.
48
d) Aves (burung)
Tubuh burbulu untuk terbang dan melindungi tubuh,
tubuh berongga supaya ringan, suhu badan
homoiterm atau berdarah panas yaitu suhu tubuh
tetap. Berkembnag biak dengan bertelur dan
pembuahan didalam tubuh (internal). Contoh
kasuari, burung kutilang, burung wallet dan
sebagainya.
e) Mammalia (hewan menyusui )
Memiliki kelenjar susu, berkembang biak dengan
melahirkan anak beberapa yang bertelur, berambut,
suhu badan homoiterm dan bernafas dengan paru-
paru. Contoh:
Sebangsa kera misalnya: monyet,beruk, dan
orang utan.
Sebangsa hewan buas misalnya: harimau dan
singa
Sebangsa pemakan serangga misalnya: tikus, dan
tringgiling
Sebangsa hewan pengerat misalnya:
marmot,bajing dan tikus
Sebangsa hewan berkantong misalnya: kanguru.
49
B. KERANGKA BERPIKIR
Dalam proses pelajaran biologi banyak terdapat istilah-istilah latin
dalam materi pembelajaranya, untuk itu pemberian tugas lisan untuk
penghafalan istilah latin dalam proses pembelajaran biologi membantu
siswa untuk memahami konsep pembelajaran biologi dan membantu untuk
selalu ingat dengan istilah-istilah dalam pembelajaran biologi.
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal
dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali
secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan
yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali.
Pemberian tugas menghafal dapat menumbuhkan motivasi
intrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa
untuk mempelajari konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman,
kejadian, fakta dan fenomena yang dialaminya sendiri, sehingga dapat
memberikan suatu hasil dalam proses pembelajaran biologi yang
diharapkan. dan yang lebih penting daripada itu adalah siswa
memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian seseorang
pendidik dapat menentukan cara dan metode pembelajaran biologi yang
sistematis, metode menghafal yang efesien dan menarik yang diterapkan
dalam pembelajaran biologi, diharapkan peserta didik itu mengerti dengan
materi pembelajaran biologi.. Dengan adanya pemberian tugas menghafal
istilah-istilah latin dalam materi biologi, diharapkan dapat memberikan
stimulus terhadap peserta didik sehingga peserta didik tersebut terpengaruh
50
atau terkondisikan oleh tugas menghafal yang diberikan oleh pengajar agar
hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik.
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis
penelitian yang diajukan adalah bahwa hasil belajar materi
keanekaragaman makhluk hidup yang ditugaskan menghafal istilah latin
biologi akan lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional pada
kelas VII di SMP Negeri 2 Kresek Kabupaten Tangerang.
51
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kresek Kab. Tangerang
yang terletak di Jalan Raya Syeh Nawawi km.23 Kab. Tangerang.
Sekolah yang dipimpin oleh Bpk Supardi Spd. memiliki fasilitas gedung
milik sendiri yang terdiri dari 2 unit lantai selain itu terdapat laboratorium
komputer, laboratorium IPA, laboratorium multimedia, perpustakaan,
Musholla dan lain-lain. SMP Negeri 2 Kresek Kab. Tangerang memiliki
visi untuk Menjadikan SMP Negeri 2 Kresek sebagai sarana prestasi siswa
dan kinerja guru, untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial
dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dan misi Menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran Menumbuh kembangkan semangat keunggulan dan bernalar
sehat kepada para peserta didik, Meningkatkan komitmen seluruh tenaga
kependidikan terhadap tugas pokok dan fungsinya, Mengembangkan cinta
bersih, cinta lingkungan dan kepedulian lingkungan kepada seluruh warga
sekolah baik dilingkungan dalam maupun diluar sekolah.
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2010/2011 selama kurang lebih 5 bulan.Alasan memilih sekolah ini adalah
52
dikarenakan jarak tempuh dan tempat penelitian yang mudah dijangkau
oleh peneliti.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini sekitar
lima bulan yaitu dari bulan April 2011 sampai Agustus 2011 pada
semester genap tahun pelajaran 2010/2011 pokok bahasan
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Tabel 3.1. Rancangan Kegiatan Penelitian
Jenis Kegiatan
Bulan/Minggu
April Mai Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Pengajuan judul x
Studi
Pendahuluanx x
Penelitian
Subjekx x
Penyusunan Instrumen x X
Pelaksanaan Eksperimen x x
Pengumpulan Data x x x x
Pengolahan Data x X x
Penulisan laporan x X X x
Sidang Skripsi x
53
Keterangan: X: Pelaksanaan penelitianB. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan dan perumusan masalah penelitian, maka jenis
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode eksperimen.
Metode ini sebagai metode ilmiah, karena telah memenuhi kaidah kaidah
ilmiah yaitu: empiris, objektif, terukur, rasioanal, dan sistematis. Metode ini
juga disebut metode discovery, karena metode ini dapat ditemukan dan di
kembangkan pada berbagai ilmu teknologi baru, dan dalam metode
kuantitatif ini data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan
menggunakan data statistik.
Dengan melibatkan dua kelompok subjek, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. kelompok eksperimen diberikan
perlakuan dengan metode pemberian tugas menghafal istilah latin biologi,
sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan metode
konvensional . penelitian ini menggunakan disegn research atau rancangan
two group randomized subject post test only.
Rancangan penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Rancangan penelitian
Kelompok Perlakuan Post Test
E X1 O
K X2 O
54
Keterangan :
E = Kelompok Eksperimen
K = Kelompok Kontrol
X1 = Perlakuan pembelajaran dengan pemberian tugas
menghafal istilah-istilah latin biologi
X2 = Perlakuan Pembelajaran Konvensional
O = Tes
C. Populasi dan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2
Kresek Kabupaten Tangerang. Populasi terjangkau seluruh siswa kelas VII
yang berjumlah 3 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik acak atau random sampling. Diperoleh sampel dalam
penelitian ini sebanyak 70 siswa kelas VII, masing masing kelas VII A
sebanyak 35 siswa ( kelas kontrol) dan kelas VII B sebanyak 35 siswa
(kelas eksperimen). Kelas VII B sebagai variabel bebas yang diberi
perlakuan pembelajaran dengan pemberian tugas menghafal istilah latin
Biologi dan kelas VII A sebagai variabel kontrol yang tanpa pemberian
tugas menghafal istilah latin (konvensional). Variabel terikat adalah hasil
belajar kedua kelompok setelah diberi tes yang sama.
55
D. Metode pengumpulan data
1. Variabel Penelitian
X1 = Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode pemberian
tugas menghafal istilah-istilah latin biologi.
X2 = Hasil belajar siswa yang tidak diberikan tugas menghafal istilah-
istilah latin biologi (Konvensional)
2. Langkah-langkah penelitian yang akan penulis laksanakan diantaranya
yaitu:
a)Tahap persiapan
Adapun tahap persiapan yang dilaksanakanpenulis, diantaranya :
1) Menyusun Rencana pelaksanaan Pengajaran ( RPP)
RPP disusun untuk melakukan pembelajaran tentang
Keanekeragaman Makhluk hidup dengan menggunakan metode
penelitian pada kelompok eksperimen.
2) Menyusun Instrumen
Instrumen disusun berupa soal yang berbentuk pilihan ganda.
Adapun soal tersebut terdiri dari 30 soal.
3) Melakukan uji coba instrument
4) Mengolah data hasil uji coba yang berupa soal untuk menentukan
validitas dan reabilitas item pertanyaan soal tersebut.
b). Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilakukan dengan memberikan materi tentang
Keanekeragaman Makhluk hidup dengan menggunakan metode
56
pemberian tugas menghafal istilah latin Biologi , dapat dilihat pada
lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sedangkan
pada kelompok kontrol menggunakan metode Konvensional, dapat
dilihat pada lampiran Rencana Pelaksnaan Pembelajaran (RPP).
Selanjutnya pada kedua kelompok sampel di berikan tes untuk
mengetahui pengaruh metode pemberian tugas menghafal istilah
latin biologi terhadap hasil belajar siswa melalui Soal.
c). Analisis dan kesimpulan
Setelah dilakuakan tes pada kedua kelompok, sehingga didapat
data yang akan dianalisis untuk mendapatkan hasil perhitungan
dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas. Kemudian
data dianalisis untuk mengui hipotesis dan kemudian dapat ditarik
kesimpulan.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu metode
pemberian tugas menghafal istilah latin biologi sebagai variabel bebas
(variabel X) dan hasil belajar Kenakeragaman Makhluk hidup sebagai
variabel terikat (variabel Y).
1. Variabel X (pemberian tugas menghafal istilah latin biologi)
a. Definisi Konseptual
Menghafal merupakan sebuah kegiatan menginput’
informasi atau ilmu pengetahuan kedalam otak dengan tujuan agar
57
dapat “dioutputkan” pada jangka waktu yang akan mendatang baik
dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tertulis.
b. Definisi Operasional
Metode Pembelajaran dengan pemberian tugas untuk
menghafal istilah-istilah latin yang terdapat di pokok bahasan
keanekaragaman makhluk hudup diharapkan untuk lebih
menguatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
oleh guru agar meningkatakan hasil belajar siswa.
2. Variabel Y (Hasil Belajar Keanekaragman Makhluk Hidup)
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk hidup adalah
terjadinya perubahan perilaku kemampuan atau kepandaian
seseorang pada materi Keanekaragaman Makhluk hidup.
b. Definisi Operasional
Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk hidup adalah
hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengalami proses
belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan
kepandaian dan tingkah laku dari siswa itu sendiri.
3. Kisi-kisi Soal
Kisi-kisi instrument untuk mengukur hasil belajar, dapat di
lihat dalam tabel berikut:
58
Tabel 3.3: Kisi-kisi Soal
Pokok Bahasan
Subpokok Bahasan Indikator
Nomor Butir Soal
Ability (kemampuan)
Jumlah
Keankaragaman Makhluk hidup
Mengidentifikasi ciri-ciri Makhluk hidup
Peserta didik mampu mengumpulkan informasi ciri-ciri makhluk hidup
1 C2 1
Klasifikasi Makhluk hidup
Peserta didik mampu mengklasifikasikan Makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilkinya.
23456789 101112
C1C2C3C2C1C2C3C2C1C2C2
11
Menjelaskan dan mendeskripsikan monera
13 C3 1
Mendesripsikan kingdom bakteri, fungi, animalia.
1415161718192021222324252627282930
C1C2C1C3C2C1C2C2C3C1C1C1C2C3C1C2C3
17
59
4. Analisis Butir Soal (Item Analysis)
a. Uji Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran
soal agar soal tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit, sehingga dapat
memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuannya dan juga tidak
putus asa dalam mengerjakan soal-soal. Adapun rumus yang digunakan
untuk menghitung indeks kesukaran:
Keterangan:
P = indeks kesukaran (proporsi)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah total siswa (Suharsimi, 2009:208)
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
P = 0,00-0,30 Sukar
P = 0,30-0,70 Sedang
P = 0,70-1,00 Mudah (Suharsimi, 2009:210)
Contoh perhitungan tingkat kesukaran butir soal no. 1:
Berikut ini disajikan data mengenai uji tingkat kesukaran butir soal:
Diketahui: B = 8 JS = 22 maka
60
Berikut ini disajikan hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat
dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Butir Soal
B JS P KeteranganButir Soal
B JS P Keterangan
1 8 35 0.36 sedang 16 6 35 0.27 Sukar
2 11 35 0.50 sedang 17 7 35 0.32 Sedang
3 6 35 0.27 Sukar 18 8 35 0.36 Sedang
4 11 35 0.50 Sedang 19 9 35 0.41 Sedang
5 12 35 0.55 Sedang 20 8 35 0.36 Sedang
6 13 35 0.59 Sedang 21 13 35 0.59 Sedang
7 14 35 0.64 Sedang 22 6 35 0.27 Sedang
8 7 35 0.32 Sedang 23 7 35 0.32 Sedang
9 8 35 0.36 Sedang 24 8 35 0.36 Sedang
10 5 35 0.23 Sukar 25 11 35 0.50 Sedang
11 4 35 0.18 Sukar 26 11 35 0.50 Sedang
12 3 35 0.14 Sukar 27 14 35 0.64 Sedang
13 5 35 0.23 Sukar 28 13 35 0.59 Sedang
14 13 35 0.59 Sedang 29 14 35 0.64 Sedang
15 8 35 0.36 Sedang 30 12 35 0.55 Sedang
61
b. Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan
siswa yang memiliki kemampuan rendah. Dengan demikian, jika ada soal
yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai dan kurang pandai,
maka soal tersebut kurang baik untuk digunakan. Rumus pengujian daya
pembeda adalah sebagai berikut:
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda soal (diskriminasi)
BA = Jumlah responden kelompok atas yang menjawab benar
BB = Jumlah responden kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Jumlah responden kelompok atas
JB = Jumlah responden kelompok bawah
62
PA= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(proporsi indeks kesukaran)
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(proporsi indeks kesukaran) (Suharsimi, 2009:214)
Indeks daya beda diklasifikasikan sebagai berikut:
D = 0,00-0,2 Buruk
D = 0,21-0,4 Cukup
D = 0,41-0,7 Baik
D = 0,71-1,00 Baik sekali (Suharsimi, 2009:218)
Cara menentukan daya pembeda soal untuk kelompok kecil yang
kurang dari 100 orang, maka seluruh total siswa dibagi menjadi dua
kelompok yaitu 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Lalu cari
tingkat kesukaran kelompok atas (PA) dan kelompok bawah (PB). Selisih
PA dan PB adalah nilai daya pembeda soal. Contoh untuk butir soal no.1:
D = PA – PB = 0,63– 0,09 = 0,54
Berikut di sajikan hasil perhitungan untuk daya pembeda dapat di
lihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Analisis Daya Pembeda
63
c. Uji Validitas
Sebuah data dikatakan baik dan akurat jika data tersebut valid.Jika
datanya valid, maka instrument yang digunakan pasti telah teruji
validitasnya.Validitas merupakan ukuran kesahihan atau keakuratan
sebuah data yang mendekati kebenaran, walaupun belum mencapai 100%
karena segala sesuatu pasti memiliki keterbatasan. Jenis validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir soal atau item untuk
Butir Soal
PA PB D Keterangan Kesimpulan
1 0.64 0.09 0.55 Baik Dipakai2 0.91 0.09 0.82 Baik Dipakai3 0.55 0.09 0.55 Baik Dipakai4 0.73 0.27 0.45 Cukup Dipakai 5 0.82 0.27 0.55 Baik Dipakai6 0.82 0.36 0.45 Cukup Dipakai7 0.82 0.45 0.36 Cukup Dipakai8 0.45 0.18 0.27 Cukup Diperbaiki 9 0.55 0.18 0.36 Cukup Dipakai10 0.36 0.09 0.27 Cukup Diperbaiki 11 0.36 0.00 0.36 Cukup Dipakai 12 0.27 0.00 0.27 Cukup Dipakai13 0.36 0.09 0.27 Cukup Dipakai14 0.64 0.55 0.09 Buruk Diperbaiki 15 0.55 0.18 0.36 Cukup Dipakai16 0.45 0.09 0.36 Cukup Dipakai 17 0.45 0.18 0.27 Cukup Diterima18 0.55 0.18 0.36 Cukup Diterima19 0.64 0.18 0.45 Buruk Dipakai 20 0.45 0.27 0.18 Cukup Dipakai21 0.82 0.36 0.45 Cukup Dipakai22 0.36 0.18 0.18 Cukup Dipakai23 0.36 0.27 0.09 Cukup Dipakai24 0.45 0.27 0.18 Buruk Tidak Dipakai 25 0.73 0.27 0.45 Cukup Dipakai 26 0.36 0.64 -.027 Buruk Tidak dipakai 27 0.64 0.64 0.00 Buruk Tidak dipakai 28 0.64 0.55 0.09 Buruk Tidak dipakai 29 0.55 0.73 -0.18 Buruk Tidak dipakai 30 0.73 0.36 0.36 Cukup Dipakai
64
menguji kevalidan setiap soal. Variabel yang digunakan berupa variabel
kontinu (interval) dan diskrit murni, sehingga untuk menguji validitasnya
digunakan rumus koefisien korelasi biserial (Suharsimi, 2009:283).
Rumus koefisien korelasi biserial adalah:
pbi = Koefisien korelasi biserial
Mp = Rata-rata skor dari siswa yang menjawab benar bagi item
yang dicari validitasnya
Mt = Rata-rata skor total
St= Simpangan baku/standar deviasi dari skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
( p =banyaknya siswa yang menjawab benar)
jumlah seluruh siswa
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p)
Dengan St ( SD) =
SD = Standar Deviasi
Y2 /N = Total dari setiap skor yang dikuadratkan dibagi N
(Y/N)2= Total semua skor dibagi N lalu dikuadratkan
Kriteria kevalidan menurut Riduwan (2007:98) yaitu:
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
65
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah
Setelah mendapatkan nilai rpbis lalu dimasukkan ke dalam rumus uji-t:
t = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi rpbis
n = Jumlah responden
Lalu bandingkan thitung dengan ttabel (α = 0,05 dan dk = n-2) melalui kaidah
keputusan: Jika thitung> ttabel berarti data valid dan sebaliknya, jika thitung<
ttabel berarti data tidak valid.
Contoh perhitungan validitas butir soal:
Item no.1 dimana Mp = 16.13 Mt = 12,5 St = 5,4 p = 0,36 q = 0,64
= 0,51
kemudian dimasukkan ke rumus uji-t: = 16,28
lalu thitung bandingkan dengan ttabel dimana dk = 20 dan α = 0,05, maka
diperoleh nilai ttabel = 1,72.
66
Berikut ini disajikan tabel tentang uji validitas butir soal dapat dilihat pada
(Tabel 3.5).
Tabel 3.6. Uji Validitas Butir Soal
Butir Soal
thitung ttabelKesim-pulan
KeputusanButir Soal
thitung ttabelKesim-pulan
Keputusan
1 2.62 1.70 Valid Dipakai 16 2.39 1.70 Valid Dipakai
2 4.35 1.70 Valid Dipakai 17 1.78 1.70 Valid Dipakai
3 2.78 1.70 Valid Dipakai 18 2.50 1.70 Valid Dipakai
4 2.22 1.70 Valid Dipakai 19 2.73 1.70 Valid Dipakai
5 3.91 1.70 Valid Dipakai 20 1.76 1.70 Valid Dipakai
6 2.98 1.70 Valid Dipakai 21 2.06 1.70 Valid Dipakai
7 1.96 1.70 Valid Dipakai 22 2.04 1.70 Valid Dipakai
8 2.09 1.70 Valid Dipakai 23 1.78 1.70 Valid Dipakai
9 2.88 1.70 Valid Dipakai 24 0.39 1.70Tidak Valid
Tidak Dipakai
10 2.13 1.70 Valid Dipakai 25 1.82 1.70 Valid Dipakai
11 2.16 1.70 Valid Dipakai 26 0.56 1.70Tidak Valid
Tidak Dipakai
12 2.12 1.70 Valid Dipakai 27 0.07 1.70Tidak Valid
Tidak Dipakai
13 4.28 1.70 Valid Dipakai 28 0.50 1.70Tidak Valid
Tidak Dipakai
14 2.16 1.70 Valid Dipakai 29 -1.76 1.70Tidak Valid
Tidak Dipakai
15 3.15 1.70 Valid Dipakai 30 2.51 1.70 Valid Dipakai
d. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya,
dengan adanya uji ini diharapkan data yang diperoleh dapat dipercaya.Jika
validitas menggambarkan keshahihan atau ketepatan data yang sesuai
dengan kenyataan, maka reliabilitas menggambarkan ketetapan data dalam
beberapa kali uji.Walaupun terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan
perubahan, namun tidak terlalu mempengaruhi tingkat reliabilitas dari data
tersebut.
67
Uji reliabilitas instrumen yang digunakan adalah metode Kuder
Richardson-20 (KR-20). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas
yang item pertanyaannya menggunakan jawaban benar atau ya dan jawaban
salah atau tidak. Selain itu, metode ini digunakan untuk item pertanyaan
yang berjumlah ganjil. Langkah-langkah metoode KR-20, yaitu sebagai
berikut:
Langkah 1: Menghitung jumlah siswa yang menjawab benar (p)
dan jumlah siswa yang menjawab salah (q) dari setiap
butir pertanyaan.
Langkah 2: Mengalikan jumlah benar (p) dan jumlah salah (q) dari
langkah ke- 1 dan 2 dari setiap butir pertanyaan
kemudian menjumlahkan hasil perkaliannya.
Langkah 3: Mencari simpangan baku dari skor total dengan rumus:
dimanaY = skor total
N = jumlah siswa
Langkah 4: Menghitung reliabilitas dengan rumus:
r 11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
k = Banyaknya item atau butir soal
s = Simpangan baku dari skor total setiap butir soal
68
pq = Jumlah hasil perkalian p dan q
Langkah 5: Mencari rtabel apabila diketahui signifikasi = 0,05 dan
dk= n-2 sehingga diperoleh rtabel
Langkah 6: Membuat keputusan dengan membandingkan r11
dengan r table. Kaidah keputusan: Jika r11> r table berarti
reliabel dan r11< r table berarti tidak reliabel (Riduwan,
2007:104-108)
Contoh perhitungan reliabilitas dengan metode KR-20:
Diketahui: k = 25 s = 5,4 pq = 6,65
r tabel = (0,05; 20) = 0,35
Bandingkan nilai kedua r, maka r11>r table sehingga kesimpulannya
adalah data reliable.
F. Teknik analisis Data
1. Teknik Deskripsi Data
Analisa Data dilakukan dalam deskripsi data meliputi gambaran umum
responden, distribusi ,disribusi frekuensi, menyajikan data dalam bentuk table
dan garfik ( histogram dan polygon) , menghitung tendensi sentral dan
menghitung ukuran penyebaran.
2. Teknik Pengujian persyaratan Data
69
Sebelum melakukan analisa data, maka dilakukan pengujian persyaratan
data, yaitu Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan kurva
distribusi frekuensi, sedangkan uji Homogenitas dimaksudkan untuk memastikan
bahwa data penelitian diperoleh dari sampel-sampel yang homogen , dan juga
untuk memperkuat asumsi bahwa semua hal yang mempengaruhi hasil belajar
siswa kecuali hal yang diteliti sama.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan agar data memenuhi persyaratan yaitu
berdistribusi normal, sehingga data dapat diolah ke proses selanjutnya.
Dalam penelitian ini, metode uji normalitas yang digunakan adalah metode
Chi-Kuadrat (Chi-Square). Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil dari suatu data
2) Mencari nilai rentangan (R)
3) Mencari banyaknya kelas (BK)
4) Mencari panjang kelas
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong (tabel distribusi frekuensi)
6) Menghitung mean (rataan)
7) Mehitung simpangan baku (standar deviasi/S)
Langkah 1 – 7 pengerjaannya telah dilakukan pada saat membuat tabel
distribusi frekuensi. Perhitungan metode Chi-Kuadrat dapat dimulai
dari langkah no. 8
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
70
(a) Menentukan batas kelas atau tepi kelas, yaitu angka skor kiri
kelas interval pertama dikurangi 0,5 lalu angka skor-skor kanan
ditambah 0,5
(b) Mencari nilai Z-skor untuk batas kelas interval dengan rumus:
dengan X adalah nilai mean/rataan dan S
adalah nilai simpangan baku/ standar deviasi
(c) Mencari luas 0 – z dari tabel kurva normal dengan
menggunakan nilai z (nilai negatif tidak berpengaruh)
(d) Mencari luas tiap kelas interval atau nilai F (zi) dengan cara:
jika nilai Z negatif ( nilai z < 0), maka 0,5 – nilai tabel dan jika
nilai z positif (nilai z > 0), maka 0,5 + nilai tabel
(e) Mencari nilai Li dengan mengurangkan F(zi) baris kedua
dengan F(zi) baris pertama dan seterusnya.
(f) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan
luas tiap interval dengan jumlah siswa atau Li x f0
9) Mencari chi-kuadrat hitung (2hitung)
10) Membandingkan 2hitungdan 2
tabel untuk α = 0,05 dan dk = k – 1
dimana k adalah jumlah kelas, lalu dapat disimpulkan:
Jika 2hitung≥ 2
tabel maka data berdistribusi tidak normal
Jika 2hitung≤2
tabel maka data berdistribusi normal
Hipotesis yang diuji:
71
H0: Data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: Data tidak berasal dari data berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan uji persyaratan analisis data untuk
mengetahui tingkat kesamaan dari data yang akan diolah. Uji
homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan Uji F, yaitu:
1) Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada
tabel penolong seperti pada (Tabel 3.6)
Tabel 3.6: Tabel Penolong untuk Uji F
No. X1 X2 (X1 – 1)2 (X2 - 2)2
(X1 – 1)2 (X2 - 2)2
2) Menghitung rataan (mean) dari masing-masing kelompok dengan
rumus:
3) Mencari selisih X dengan lalu hasilnya dikuadratkan
4) Menghitung nilai varians (S12dan S2
2) dengan rumus:
dan mencari S22 dengan menggunakan data X2 dan
2
5) Membandingkan nilai S12dan S2
2 dengan skor S yang terbesar menjadi
pembilang dan yang kecil menjadi penyebut, sehingga:
72
atau
6) Membandingkan Fhitung dengan nilai F tabel untuk α = 0,05 dan jika
S1>S2 maka F tabel dicari dengan (α, dk1, dk2), tetapi jika S2>S1 maka F
tabel dicari dengan (α, dk2, dk1). Jika salah satu nilai dk tidak terdapat
pada tabel, maka dapat dicari dengan rumus umum interpolasi, yaitu:
F(a) = x dan F(b) = y dimana a< c < b
a = nilai dk yang lebih rendah dari c
b = nilai dk yang lebih tinggi dari c
c = nilai dk yang dicari diantara kedua nilai a dan b
Nilai x diganti dengan nilai tabel dari a dengan harga = 0,05
Nilai y diganti dengan nilai tabel dari b dengan harga = 0,05
Sehingga didapat nilai c yang merupan nilai tabel yang dicari
Keputusan dari uji homogenitas dengan uji-F yaitu:
Jika Fhitung ≥ Ftabel berarti data tidak homogen
Jika Fhitung ≤ F tabel berarti data homogen
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk dua sampel (kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol) yang jumlah sampel dari kedua kelompok
73
tersebut tidak sama (n1 ≠ n2) dan data bersifat homogen, maka
digunakan rumus t-test dengan pooled varian dan derajat kebebasan
(dk) = n1 + n2 – 2, yaitu:
t = thitung
X1 = rata-rata sampel ke- 1
X2 = rata-rata sampel ke- 2
n1 = jumlah anggota sampel ke- 1
n2 = jumlah anggota sampel ke- 2
s1 = varians sampel ke-1
s2 = varians sampel ke- 2 (Sugiyono, 2008:273)
Untuk ttabel digunakan harga = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2
Jika nilai dk tidak terdapat pada tabel, maka dapat dicari melalui rumus
interpolasi, yaitu:
a = nilai dk yang lebih rendah dari c
b = nilai dk yang lebih tinggi dari c
c = nilai dk yang dicari diantara kedua nilai a dan b
Nilai x diganti dengan nilai tabel dari a dengan harga = 0,05
Nilai y diganti dengan nilai tabel dari b dengan harga = 0,05
K Jika Jika thitung > ttabel maka tolak H0 atau terima Ha
Keputusan: Jika thitung < ttabel maka terima H0 atau tolak Ha
74
Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t.tes dalam tabel
dilakukan pada taraf signifikasi 0,05. Apabila thitung ttabel , berarti
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh metode pemberin tugas
menghafal istilah-istilah latin biologi terhadap hasil belajar
Keanekaragaman Makhluk Hidup, sedangkan apabila thitung ttabel,
berarti dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh metode pemberian
tugas menghafal istilah latin biologi terhadap hasil belajar
Keanekaragaman Makhluk Hidup, artinya siswa yang diajarkan
dengan menggunakan metode pemberian tugas menghafal istilah latin
biologi, hasil belajarnya lebih tinggi dari pada siswa yang diajar
dengan motode pembelajaran konvensional.
G.Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan adalah uji pihak kanan dimana
hipotesis nol (H0) lebih kecil atau sama dengan ( ≤ ) hipotesis alternatifnya
(H1). Dengan kata lain Ha lebih besar ( > ) dari H0. Hipotesis statistik dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: µ1= µ2
H1: µ1> µ2
Ho: Perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan metode
pemberian tugas menghafal istilah-latin biologi pada pokok
bahasan Keanekeragaman Makhluk hidup lebih rendah dan sama
dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.
75
H1: Perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan metode
pemberian tugas menghafal istilah latin biologi pada pokok bahasan
Keanekaragaman Makhluk hidup lebih tinggi daripada siswa yang
diajarkan dengan metode konvensional.
µ1: Rata-rata hasil belajar pokok bahasan Keanekargaman Makhluk hidup
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode tugas menghafal
istilah latin Biologi
µ2: Rata-rata hasil belajar pokok bahasan Keanekaragaman Makhluk hidup
siswa yang tidak menggunakan metode tugas menghafal istilah latin
Biologi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Dari Responden Karakteristik Dari Responden
Dalam penelitian yang dilakukan di sekolah SMPN 2 Kresek
banyaknya responden kelompok eksperimen adalah 35 orang siswa yang
terdiri dari 17 laki-laki dan 18 perempuan. Dari responden kelompok kontrol
berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 19 siswa
perempuan, sehingga seluru responden adalah 70 siswa.
1. Ciri-ciri Fisik
Secara umum responden memiliki fisik yang sangat bervariasi. Dilihat
dari bentuk dan postur tubuh responden, yaitu terdiri dari siswa yang berbadan
relatif kecil sampai yang bertubuh tinggi besar. Dari warna kulit responden
terdiri dari siswa yang berkulit terang sampai yang berkulit gelap. Dari segi
kebugaran juga dapat dilihat bahwa rata-rata responden dalam keadaan bugar.
Hal ini dapat merupakan cerminan bahwa sekolah SMPN 2 Kresek tidak
membedakan latar belakang budaya, maka setiap orang memiliki peluang
yang sama untuk menjadi siswa di sekolah ini.
2. Ciri-ciri Psikis
Siswa kelas VII SMPN 2 Kresek merupakan masa peralihan dari
anak-anak menjadi masa remaja. Perkembangan emosi pada anak-anak
berpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Sikap saling
pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama
dalam kehidupan sosial dan hal ini akan mudah dicapai oleh anak-anak yang
berkemampuan intelektual tinggi. Siswa yang sehat jasmani dan rohaninya
biasanya cenderung lebih aktif dan berkreatif. Responden dalam penelitian ini
umumnya memiliki ciri-ciri rata-rata standar (didak terlalu pintar dan tidak
terlalu bodoh).
3. Ciri-ciri Sosial Ekonomi
Umumnya siswa kelas VII SMPN 2 Kresek berasal dari latar
belakang sosial ekonomi yang beragam. Mulai dari rata-rata menengah
kebawah sampai menengah keatas. Kondisi demikian jika disiasati dengan
baik dan bijaksana akan saling menguntungkan bagi perkembangan siswa
dalam bermasyarakat. Sehingga akan timbul rasa saling menghargai dan
saling membantu satu sama lain.
B. Deskripsi Data
1. Data Kelompok Eksperimen
Dari nilai hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan
motode pemberian tugas menghafal istilah latin biologi nilai mulaidari 56
sampai 84 dengan mean 78,2 modus 77,68 median 74,5 simpangan baku
10,91 danvarians 119,16 .
Selanjutnya data tersebut dihitung dengan langkah berikut, untuk
dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan histrogram.
Langkah menyusun daftar disrtibusi frekuensi adalah sebagai berikut:
a. Rentangdayayaitu data terbesardikurangi data terkecil
R= 84 – 56 = 28
b. Banyaknya interval kelas K = 1 + 3,3 Log n
K = 1 + 3,3 Log 35
= 1 + 3.3 (1,544)
= 1 + 5.095
= 6.095
c. PanjangKelas
d. Standar poin diambil dari nilai terkecil
Tabel 4.1Data Kelompok Eksperimen
Dari table
diperoeh
n = 35
X = 2508
X2 = 182236
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan menggunakan metode pemberian tugas menghafal istilah-
istilah latin biologi.
e. Mean =
f. Modus
Diketahui : L = 76 – 0,5 = 75,5 Ditanya : Mo ?
d1 = 2
d2 = 4
i = 5
Jawab:
Mo = 75.5 +
= 75,5 + 1.66 = 77,16
g. Median
Diketahui : L = 71 – 0,5 = 70,5 Ditanya : Me ?
n = 35
Cf = 14
f = 7
i = 5
Jawab:
= 70,5 + 2,5 = 73
h. Simpangan Baku (S)
i. Varians (S2)
S2=
= 73.89
Gambar 1Histogram Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup Dengan
Metode Pemberian tugas menghafal istilah-istilah latin biologi.
Dapat disimpulkan dari hasil pemberian tugas menghafal istilah-
istilah latin biologi nilai frekuensi absolute dari bagian diatas tertinggi 9
dengan hasil nilai antara 76 – 80 dan terendah 4 dengan nilai antara 56 –
60. Dari perhitungan diatas didapat mean 73,4 modus 69,79 median78,41
simpangan baku dan varians 73.89 hasil ini termasuk dalam katagori
baik.
2. Data kelompok Kontrol
Dari nilai hasil belajar Keanekaraganan Makhluk Hidup untuk
kelompok kontrol nilai mulai dari 52 sampai 80 dengan mean 65,1 modus
69,79 median 67.95 simpangan baku 10,80 dan varians 116,80
Selanjutnya data tersebut dihitung dengan langkah berikut, untuk
dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan histrogram.
Langkah menyusun daftar disrtibusi frekuensi adalah sebagai berikut:
a. Rentang daya yaitu data terbesar dikurangi data terkecil
R= 80 – 52 = 28
b. Banyaknya interval kelas K = 1 + 3,3 Log n
K = 1 + 3,3 Log 35
=1 + 3.3 (1,544)
= 1 + 5.095
= 6.095
c. Panjang Kelas
d. Standar poin diambil dari nilai terkecil
Tabel 4.3 Data Kelompok Kontrol
Dari table diperoeh
n = 35
X = 2332
X2 = 157424
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup
dengan Pembelajaran Konvensional
e. Mean =
f. Modus
Diketahui : L = 67 – 0.5 = 66.5 Ditanya : Mo ?
d1 = 7
d2 = 6
i = 5
Jawab:
Mo = 66.5 +
= 66.5 + 2.69 = 69.79
g. Median
Diketahui : L = 67 – 0,5 = 66,5 Ditanya : Me ?
n = 35
Cf = 14
f = 12
i = 5
Jawab:
= 66.5 + 1.45 = 67,95
h. Simpangan Baku (S)
i. Varians (S2)
S2= 6.562
= 43.06
Gambar 2
Histogram Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup Dengan Pembelajaran Konvensional
Dapat disimpulkan dari hasil pembelajaran Konvensional nilai
frekuensi absolute dari bagian diatas tertinggi 12 dengan hasil nilai antara
67 – 71 dan terendah 5 dengan nilai antara 52 – 56. Dari perhitungan di
atas didapat mean 66,7 modus 68,77 median 67,95 simpangan baku 6,56
dan varians 43,06 hasil ini termasuk dalam katagori cukup.
C. Analisis Persyaratan Data
1. Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-
Kuadrat dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Mean =
b. S =
c. Menentukan Batas Kelas atauTepi Kelas
1) 55,5 – 60,5
2) 60,5 – 65,5
3) 65,5 – 70,5
4) 70,5 – 75,5
5) 75,5 – 80,5
6) 80,5 – 85,5
d. Mencari nilai Z Skor
e. Mencari luas 0 – z dari tabel kurva normal, maka diperoleh :
0,4812; 0,4382; 0,3186; 0,1293; 0,0948; 0,2939; 0,4192
f. Mencari luas tiap kelas interval maka diperoleh :
0,5 – 0,4812= 0,0188
0,5 –0,4382= 0,0618
0,5 –0,3186=0,1814
0,5 – 0,1293= 0,3707
0,5 +0,0948= 0,5948
0,5 + 0,2939= 0,7939
0,5 + 0,4192= 0,9192
g. Mencari nilai Li
0,0618–0,0188= 0,043
0,1814– 0,0618= 0,1196
0,3707–0,1814= 0,1893
0,5948– 0,3707= 0.2241
0,7939–0,5948=0,1991
0,9192–0,7939= 0,1253
h. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
0,043 X35 = 1,505
0,1196 X 35 =4,186
0,1893 X35 = 6.625
0.2241X 35 =7,843
0,1991X 35 = 6,968
0,1253X 35 = 4,385
i. Membuat daftar distribusi yang diharapkan (fe) dari hasil pengamatan.
Tabel 4.5 Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup SMPN 2 Kresek dengan Menggunakan Metode pemberian tugas menghafal istilah-istilah
latin biologi.
j. Mencaj. Mencari Chi -kuadrat hitung (2hitung)
=
= 4.136+ 0.008+ 0,058 + 0,090 + 0,592 + 0.086= 4,97
No.Batas
KelasZ Luas 0 - Z
LuasTiapKela
s IntervalFe Fo
1 55,5 -2,08 0,4812 0,0188 1,505 4
2 59,5 -1,54 0,4382 0,0618 4,186 4
3 63,5 -0,91 0,3186 0,1814 6.625 6
4 67,5 -0,33 0,1293 0,3707 7,843 7
5 71,5 0,33 0,0948 0,6293 6,968 9
6 75,5 0,93 0,2939 0,7939 4,385 5
7 79,5 1,53 0,4192 0,9192
fo = 35
Dengan membandingkan 2hitungdan 2
tabel untuk α = 0,05 dan dk = k
– 1 = 7 – 1 = 6 , maka dicari dalam tabel chi-kuadrat didapat 2tabel = 12,6
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika 2hitung≥ 2
tabel maka data berdistribusi tidak normal
Jika 2hitung≤2
tabel maka data berdistribusi normal
Ternyata 2hitung≤2
tabel, atau 4,97 ≤ 12,6.
maka data hasil belajar materi Keanekaragaman Makhluk Hidup
di SMP Negeri 2 Kresek berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol
a. Mean =
b. Simbangan Baku (S)
c. Menentukan Batas Kelas atauTepi Kelas
1) 51,5 – 56,5
2) 56,5 – 61,5
3) 61,5 – 65,5
4) 65,5 – 71,5
5) 71,5 – 76,5
6) 76,5 – 81,5
d. Mencarinilai Z Skor
e. Mencari luas 0 – z dari tabel kurva normal, maka diperoleh :
0,4896; 0,4394; 0,2852; 0,0714; 0,2673; 0,4319; 0,4878
f. Mencari luas tiap kelas interval maka diperoleh :
0,5 – 0,4896= 0,0104
0,5 – 0,4394= 0,0606
0,5 – 0,2852= 0,2148
0,5 – 0,0714= 0,4286
0,5 + 0,2673= 0,7673
0,5 + 0,4319= 0,9319
0,5 + 0,4878= 0,9878
g. Mencari nilai Li
0,0606–0,0104= 0,0502
0,2148– 0,0606= 0,1542
0,4286– 0,2148= 0,2138
0,7673– 0,4286= 0,3387
0,9319– 0,7673= 0,1646
0,9878– 0,9319= 0,0559
h. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
0,0502 X 40 = 1,588
0,1542 X 40 = 6,044
0,2138 X 40 = 8,988
0,3387 X 40 = 9,308
0,1646 X 40 = 7,424
0,0559 X 40 = 2,724
i. Membuat daftar distribusi yang diharapkan (fe) dari hasil pengamatan
Tabel 4.6 Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup
dengan Menggunakan Pembelajaran Konvensional
j. Mencari c
j. Menacari Chi-kuadrat hitung (2hitung)
No.Batas
KelasZ Luas 0 – Z
Luas Tiap Kelas
IntervalFe Fo
1 51,5 -2,31 0,4896 0,0104 1,588 5
2 56,5 -1,55 0,4394 0,0606 6,044 4
3 61,5 -0,79 0,2852 0,2148 8,988 5
4 65,5 -0,18 0,0714 0,4286 9,308 12
5 71,5 0,73 0,2673 0,7673 7,424 6
6 76,5 1,49 0,4319 0,9319 2,724 3
81,5 2,25 0,4878 0,9878
fo = 35
=
= 7,331+ 0,691 + 1,769 + 0,778+ 0,273+ 0.027 = 10,869
Dengan membandingkan 2hitung dan 2
tabel untuk α = 0,05 dan dk = k
– 1 = 7 – 1 = 6 , maka dicari dalam tabel chi-kuadrat didapat 2tabel = 12,6
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika 2hitung≥ 2
tabel maka data berdistribusi tidak normal
Jika 2hitung≤2
tabel maka data berdistribusi normal
Ternyata 2hitung≤2
tabel, atau 10,869 ≤ 12,6 maka data hasil belajar
Keanekaragaman Makhluk Hidup SMP Negeri 2 Kresek berdistribusi
normal.
3. Uji homogenitas
a. berdasarkan tabel kelas diatas diperoleh data sebagai berikut :
n1 = 35
X1 = 2516
X2 = 183024
=
n2 = 35
X2 = 2332
X2 = 157424
=
Tabel 4.7Tabel Penolong untuk Uji F
b. Menghitung nilai varians (S12dan S2
2)
=
=
Pengujian Hipotesis untuk homogenitas digunakan rumus :
=
Kriteria pengujian
Terima Ho jika Fhitung< Ftabel. Berdasarkan perhitungan diatas Fhit = 1,038
sedangkan Ftab 1,69 maka Fhit< Ftab yaitu Fhit 1,038 < Ftab 1,78 ini berarti data
homogen.
D. Pengujian Hipotesis Penelitian
Perhitungan untuk uji hipotesis (uji-t) dilakukan pada nilai nilai berikut :
n1 = 35
=
n2 = 35
=
Selanjutnya dihitung nilainya sebagai berikut :
dk= n1+n2-2 = 35 + 35 - 2= 68
= 1,67 – 0,003
= 1,667
Dari hasil perhitungan didapat thit = 3.129 sedangkan ttab = 1,667 untuk n =
35 dan derajat kebebasan n1+n2-2 = 68 pada taraf signifikan 0,05.
Berdasarkan nilai tersebut maka diperoleh thit> ttab hal ini dapat disimpulkan
bahwa tolak Ho dan terima H1.
Jadi dapat disimpulkanbahwa rata-rata hasil belajar Keanekaragaman Makhluk
Hidup yang memperoleh pembelajaran melalui metode pemberian tugas
menghafal istilah latin biologi lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Mengacu pada hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan pada
bagian pada awal, maka dapat dirumuskan beberapa interprestasi hasil penelitian
yaitu:
Tabel 4.8 Perbandingan Statistik Antara Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan Motode Pemberian tugas menghafal istilah-istilah latin biologi dan Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan
Pembelajaran Konvensional
Ukuran statistik
Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup
Pemberian tugas menghafal istilah-
istilah latin biologi.
Pembelajaran Konvensional
N 35 35
Skor Total 2508 2332
Nilai Tertinggi 84 80
Nilai Terendah 56 52
Rentang 28 28
Banyak Interval Kelas 5,902 5,902
Panjang Kelas 5 5
Mean 78,2 65,1
Modus 77,16 69,79
Median 74,5 67.95
Varians 119,16 116,84
Simpangan Baku 10,91 10.80
1. Metode Pemberian tugas menghafal istilah latin Biologi.
Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup siswa yang diajar
dengan menggunakan metode pemberian tugas Menghafal istilah-istilah latin
biologi mempunyai rentang nilai terendah 56 dan tertinggi 84 yang berada
pada kriteria cukup sampai sangat baik. Nilai mean sebesar 78,2 nilai modus
77,68 dan nilai median atau nilai tengah sebesar 74,5 Memberikan gambaran
bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode
pemberian tugas menghfal istilah-istilah latin sudah baik.
Berdasarkan distribusi frekuensi data hasil belajar Keanekaragaman
Makhluk Hidup dengan metode pemberian tugas menghafal istilah-istilah
latin biologi diketahui bahwa nilai yang paling terbanyak terletak pada kelas
interval 5 dengan frekuensi 9,berada pada kriteria sangat baik. Sedangkan
berdasarkan kriteria nilai teoritis, nilai tertinggi pada posisi 76 – 80 dengan
jumlah frekuensi 9, sedangkan yang terendah pada posisi interval 56 – 62
dengan jumlah frekuensi 4 pada kriteria cukup.
2. Metode Pembelajaran Konvensional
Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup siswa yang diajar
dengan menggunakan pembelajaran konvensional mempunyai rentang nilai
terendah 52 dan tertinggi 80 yang berada pada kriteria cukup sampai sangat
baik. Nilai mean sebesar 65,1 nilai modus 69,19 dan nilai median atau nilai
tengah sebesar 67.95. Memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sudah cukup.
Berdasarkan distribusi frekuensi data hasil belajar Keanekaragaman
Makhluk Hidup dengan metode pembelajaran konvensional diketahui bahwa
nilai yang paling terbanyak terletak pada kelas interval 4 dengan frekuensi
12,berada pada kriteria cukup. Sedangkan berdasarkan kriteria nilai teoritis,
nilai tertinggi pada posisi 77 – 81 dengan jumlah frekuensi 3, sedangkan yang
terendah pada posisi interval 52 – 56 dengan jumlah frekuensi 5 pada kriteria
buruk.
Dengan demikian siswa yang memperoleh pengajaran dengan
menggunakan metode pemberian tugas menghafal istilah-istilah latin Biologi
terlihat lebih aktif dan cepat tanggap dalam memahami konsep-konsep materi
Keanekaragaman Makhluk Hidup yang disampaikan. Informasi dan konsep
yang diperoleh relatif lebih melekat pada ingatan siswa sehingga mampu
memotivasi dalam meningkatkan hasil belajar Keankekaragaman Makhluk
Hidup siswa. Sedangkan siswa yang di ajar dengan menggunakan metode
pembelajaran konvensional terlihat lebih monoton dan kurang cepat tanggap
terhadap konsep materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang disampaikan.
Sehingga menimbulkan rasa bosan dan kurangnya motivasi pada siswa dalam
proses pembelajaran.
3. Uji Persyaratan Data
Berdasarkan uji persyaratan analisa data diperoleh hasil normalitas
variabel hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup yang diajar dengan
menggunakan motode pemberian tugas menghafal istilah latin biologi
diperoleh nilai 2hitung ≤ 2
tabel , atau 10,636 ≤ 12,6 dan variabel hasil belajar
Keanekaragaman Makhluk Hidup yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran konvensional diperoleh nilai 2hitung ≤ 2
tabel , atau 12,448 ≤ 12,6.
Dengan demikian data hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup
berdistribusi secara normal.
Berdasarkan uji persyaratan analisa data diperoleh hasil homogenitas
antara variabel eksperimen dengan variabel kontrol diperoleh nilai yaitu Fhit
1,28 < Ftab 1,69. Dengan demikian data hasil belajar Keanekaragaman
Makhluk Hidup kedua kelompok tersebut homogen.
4. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan analisis perbandingan dengan menggunakan uji-t
ternyata menunjukan bahwa diterimanya hipotesis tandingan (H1) yang
menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup
yang diajarkan menggunakan motode pemberian tugas menghafal istilah-
istilah latin Biologi lebih tinggi dibanding rata-rata hasil belajar
Keanekaragaman Makhluk Hidup siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional. Hal ini mengandung arti bahwa penggunaan metode pemberian
tugas menghafal istilah-istilah latin Biologi pada pokok bahasan
Keanekaragaman Makhluk Hidup di SMP Negeri 2 Kresek lebih efektif
dibanding dengan yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada pokok
bahasan yang sama.
5. Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian, peneliti mengalami hambatan, yaitu
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Penelitian ini merupakan
pengalaman pertama dalam melakukan penelitian secara ilmiah, sehingga
dalam perumusan dan penyusunan rencana serta strategi penelitian terasa
masih banyak kekurangan.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan metode
penugasam untuk menghafal istilah latin biologi tergolong baik. Hal
ini ditunjukan dengan mean 78.2 Modus 77.16, Median 74.5 dan
simpangan baku 10.91
2. Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan metode
pembelajaran konvensional tergolong cukup . Hal ini ditunjukan
dengan mean 65.1 Modus 69.79 , Median 67.95 dan simpangan baku
8.59.
3. Hasil belajar dalam pembelajaran biologi Materi Keanekaragaman
Makhluk Hidup yang ditugaskan untuk menghafal istilah-istilah latin
biologi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar dengan metode
konvensional, artinya metode penugasan yang ditugaskan untuk
menghafal istilah-istilah latin biologi menunjukan adanya pengaruh
hasil belajar Biologi materi Keanekaragaman Makhluk Hidup
.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ini, maka dapat direkomendasikan bagi
sekolah agar bisa menggunakan metode penugasan dalam
pembelajaran biologi. Hal tersebut digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar biologi materi keanekaragaman Makhluk Hidup. Bagi
siswa dan sekolah, Hasil tersebut dapat digunakan sebagai bahan
intropeksi diri, bahwa hasil belajar dapat ditentukan oleh berbagai
metode penugasan dalam pembelajaran biologiyang tepat dan sesuai,
sedangkan secara keseluruhan dapat digunakan untuk perbaikan mutu
pendidikan di wilayah populasi SMP Negeri 2 Kreseki Kabupaten
Tangerang.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas , maka dapat diajukan
saan sebagai berikut:
1. Untuk sekolah, hendaknya memperhatikan guru yang memiliki
kompetensi yang baik karena dengan hal tersebut maka akan dapat
menunjang keberhasilan proses pembelajaran disekolah, sehingga
tercapai hasil pembelajaran yang optimal.
2. Untuk setiap guru, hendaknya terus menerus meningkatkan
pengetahuan dan kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan
agar mampu mendorong meningkatnyya hasil belajar Biologi. Seorang
guru tidak cukup hanya mampu dalam penyampaian materi pelajaran
tetapi juga harus memiliki kompetensi dalam memilih metode
pengajaran yang tepat sehingga tujuan meningkatkan hasil belajar
akan terwujud.
3. Untuk siswa/siswi, hendaknya menguasai materi-materi yang telah
diajarkan sehingga memilki bekal pengetahuan yang baik. Minat
belajar Biologi yang ada saat ini lebih ditingkatkan lagi terutama
dengan menerapkan kesadaran, keimanan, harapan dan cita-cita pada
diri masing-masing untuk meraih sebanyak-banyaknya ilmu
pengetahuan.