160
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi dasar utama perkembangan berbagai hal di dalam kehidupan manusia, karena pada dasarnya pendidikan diwujudkan untuk menciptakan individu-individu yang berkualitas yang siap dan mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dalam kehidupan yang akan datang. Pendidikan dalam tingkat dan ruang lingkup manapun pada wujud nyatanya adalah belajar. Sekolah merupakan tempat pelaksana kegiatan belajar mengajar antar guru dan peserta didik. Kegiatan belajar ini akan berlangsung dengan baik apabila kedua belah pihak dapat bekerja sama menciptakan suasana sekolah yang kondusif. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan

Skrip Si

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skrip Si

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menjadi dasar utama perkembangan berbagai hal di

dalam kehidupan manusia, karena pada dasarnya pendidikan diwujudkan

untuk menciptakan individu-individu yang berkualitas yang siap dan

mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dalam kehidupan yang

akan datang. Pendidikan dalam tingkat dan ruang lingkup manapun pada

wujud nyatanya adalah belajar. Sekolah merupakan tempat pelaksana

kegiatan belajar mengajar antar guru dan peserta didik. Kegiatan belajar

ini akan berlangsung dengan baik apabila kedua belah pihak dapat

bekerja sama menciptakan suasana sekolah yang kondusif. Dalam

keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana

proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai objek didik.

Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal

dalam mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun

kemajuan teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan

proses belajar mengajar. Sebab jika ditinjau dari undang-undang

sebagaimana tersebut di atas tugas guru tidak sekedar menyampaikan

Page 2: Skrip Si

2

materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana

menyiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang terampil

dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

liberalisasi yang terjadi di masa nanti.

Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya

guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik

antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Terjadinya

proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : siswa

menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya

untuk melaksanakan tugas ajar, terjadi perubahan perilaku yang selaras

dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.

Biologi merupakan salah satu pelajaran IPA yang berkaitan

dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara

sistematis, sehingga biologi bukan hanya merupakan penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses menemukan harti

harfiah belajar tersebut. Pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi

wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam

disekitarnya, yang didalamnya terdapat berbagai pokok bahasan yang

memiliki kekhususan karakter masing-masing serta konsep-konsep

yang harus dipahami.

Page 3: Skrip Si

3

Belajar biologi secara bermakna baru akan dipahami apabila

siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan sosial, oleh karena itu,

perlu dicari strategi yang tepat untuk mempelajari biologi terutama

materi keanekaragaman mahluk hidup yang merupakan pembelajaran

yang membahas tentang mengidentifikasi makhluk hidup, dan

mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri ciri yang dimilki,

materi keanekaragaman makhluk hidup banyak terdapat istilah-istilah

latin dalam pembahasanya yang sukar untuk dipahami oleh siswa SMP,

ini senentiasa membuat siswa yang mempelajari biologi motivasinya

cenderung kurang dan membosankan, akan tetapi mengingat nama atau

bahasa latin dari pembahasan materi itu seharusnya diterapakan di setiap

siswa sebagai pembekalan dan pemahaman yang mendalam untuk

proses pembelajaran biologi, agar tercapainya suatu kompetensi

pembelajaran yang baik.

Menghafal adalah proses melakukan sesuatu untuk memori

tindakan, menghafal sering merupakan proses mental yang disengaja

dilakukan untuk menyimpan dalam memori untuk nanti mengingat

barang-barang, pengalaman, nama-nama, janji, alamat, nomor telepon,

daftar, cerita, puisi, gambar, peta, diagram, musik, fakta, atau banyak hal

yang lainnya, menghafal juga dapat merujuk kepada proses menyimpan

data tertentu ke dalam memori perangkat.

Page 4: Skrip Si

4

Namun Sebagian besar siswa menganggap mengahafal

merupakan kegiatan yang membosankan, tetapi sebenarnya kegiatan itu

tidak buruk, hanya perlu dipacu untuk menghafal dengan benar dan

efektif. Dan selama ini otaknya telah membuat peraturan otoriter yang

membuatnya tidak pernah menghafal apapun.“Segala sesuatu yang

sudah ada di buku atau sudah tercatat, tidak perlu dihafalkan karena

terlalu banyak informasi di dunia untuk dihafal, hanya perlu diketahui

lokasi informasinya saat diperlukan kembali”.

Untuk itu peranan guru sangat berpengaruh besar dalam proses

keaktifan dalam proses pembelajaran biologi dimana ada keselarasan

antara pengajar dan siswa dalam tercapainya suatu kompetensi

pembelajaran. Salah satu hal yang dapat meningkatkan hasil belajar

dalam materi keanekaragaman Makhluk hidup adalah dengan

memberikan penugasan untuk menghafal istilah-istilah latin yang

terdapat pada materi tersebut, sehingga dengan adanya penugasan ini

siswa akan menjadi lebih aktif, mandiri dan tingkat pemahaman siswa

pada materi keanekaragaman makhluk hidup jauh lebih baik, sehingga

proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik yang akan mencapai

hasil yang diharapkan.

Dengan latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Pengaruh metode pemberian tugas menghafal

istilah latin biologi terhadap hasil belajar keanekaragaman Makhluk hidup

kelas VII SMP Negeri 2 Keresek Kabupaten.Tangerang

Page 5: Skrip Si

5

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Apakah materi keanekaragaman makhluk hidup merupakan materi yang

sulit untuk dipelajari?

2. Apakah dengan penugasan menghafal istilah-istilah latin biologi pada

materi keanekaragman Makhluk hidup akan membuat siswa menjadi

lebih aktif?

3. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi pada materi

keanekaragaman makhluk hidup merupakan cara belajar yang efesien?

4. Apakah Pemberian tugas menghafal istilah latin biologi lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional?

5. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi dapat

memotivasi siswa untuk mempelajari materi keanekaragaman makhluk

hidup ?

6. Bagaimana metode menghafal istilah latin biologi yang efesien untuk

diterapkan kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya pada materi keanekaragaman makhluk hidup?

7. Apakah pemberian tugas menghafal istilah latin biologi yang

digunakan guru mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi

keanekaragaman makhluk hidup.

Page 6: Skrip Si

6

C. Pembasan masalah

Dari identifikasi masalah yang terpaparkan di atas diperoleh

gambaran permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya

keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu

memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah

yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada analisis “Pengaruh

Metode pemberian tugas menghafal istilah latin Biologi terhadap hasil

Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup pada kelas VII SMP Negeri 2

Keresek Kabupaten.Tangerang”

D. Perumusan masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang ditugaskan untuk menghafal istilah

latin biologi pada materi keanekaragaman makhluk hidup?

2. Bagaiamana hasil belajar siswa yang menggunakan metode

konvensional?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang ditugaskan untuk

menghafal istilah latin biologi dengan siswa yang diajarkan dengan

metode konvensional dalam materi keanekeragaman makhluk hidup?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:

1. Hasil belajar siswa dengan Pemberian tugas menghafal istilah latin

biologi pada materi keanekaragaman makhluk hidup.

Page 7: Skrip Si

7

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional pada

materi keanekaragaman makhluk hidup.

3. Perbedaan hasil belajar antara siswa yang ditugaskan untuk menghafal

istilah latin biologi dengan siswa yang di ajarkan dengan metode

konvensional pada materi keanekaragaman makhluk hidup.

F. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai metode

pemberian tugas menghafal, dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat

menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi guru

Bagi guru bidang studi khususnya biologi dapat menjadikan metode

pemberian tugas menghafal tersebut sebagai salah satu alternatif

dalam proses belajar mengajar.

3. SMP Negeri 2 Kresek Kabupaten Tangerang

Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih

memfokuskan pemahaman pada setiap tugasnya khususnya pada mata

pelajaran biologi dan mengembangkan kemampuan berfikir dan

berpendapat positif, dan memberikan bekal untuk dapat bekerjasama

dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam masyarakat.

Page 8: Skrip Si

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HOPOTESIS

PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Hakekat hasil belajar Keanekaragaman Makhluk hidup

a. Pengertian belajar

Menurut Save M Dagun, dalam kamus besar ilmu

pengetahuan bahwa : “ belajar adalah proses yang menyebabkan

adanya perubahan dalam pengetahuan dan prilaku makhluk hidup

sebagai latihan pendidikan dan pengalaman”. ( Save M Dagun, 1997:

103)

Menuru Sumardi Suryabrata dalam buku yang berjudul

Psikologi pendidikan berpendapat :

- Bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti

behavioral changes, actual maupun potensial )

- Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah

didapatkanya kecakapan baru

- Bahwa perubahan terjadi karena usaha ( dengan

sengaja) ( Suryabrata,2004: 232)

Berdasarkan kedua pendapat diatas maka belajar itu

merupakan proses untuk mengubah kepribadian dan pengetahuan

Page 9: Skrip Si

9

seseorang sebagai hasil reaksi dari belajar. Maka siswa harus berubah

kecakapanya, sikapnya, kebiasaanya, ataupun kepandainnya, tentunya

perubahannya pada kearah yang lebih baik, perubahan itu dapat

terlaksana jika memilki pengalaman da nada usaha untuk berubah

yang berarti adalah belajar.

Dari kutipan di atas jelas bahwa belajar merupakan kegitan

aktif dari invidu yang bersangkutan, dari kegiatan yang dilakukan

mengakibatkan perubahan, perubahan yang dihasilakn dari kegiatan

belajar dijelaskan oleh Yusuf sebagai berikut: “Belajar adalah

berubahnya tabiat atau kemampuan manusia secara bertahap untuk

jangka waktu yang lama, dan disebabkan oleh proses pertumbuahn –

pertumbuahan”.( Yusuf Hadi Miarso, 1984: 80)”.

Karena itu hendaknya sekolah mampu menciptakan suasana

belajar yang kondusif sehingga anak dapat belajar dengan baik dan

berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan Crowbach

menyatakan bahwa : “belajar itu diwujudkan oleh adanya perubahan

tingkah laku, perubahan sebagai hasil dari pengalamaya (Crowbach

dalam modul UT, 1986:112)”.

Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa dengan belajar

seseorang akan melakukan perubahan-perubahan dan perbuatan

sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Hal ini selaras dengan

pendapat yang dikemukan oleh Joni bahwa : “Belajar adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan

Page 10: Skrip Si

10

tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya

seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat temporer ( T.

Raka Joni dalam Modul UT,1986:98)”.

Pendapat T.Raka Joni ini menekankan bahwa pengecualian

pada perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses kematangan

seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat temporer.

Dari kutitapan-kutitapan diatas dapat disimpulakan bahwa

belajar adalah proses bertambahnya atau berubahnya tingkah laku

yang disebabkan oleh proses matangnya seseorang yang bersifat

temporer. Perubahan tingkah laku disini berupa pengetahuan,

keterampilan, sikap, minat dan nilai-nilai pengembangan konsep

mengenai diri sendiri.

b. Pengertian hasil belajar

Menurut Udin (1995:46), hasil belajar adalah : “ Hasil belajar

tingkah laku yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sedangkan menurut Usman Hasil belajar (1996:76) dapat

diartikan juga bahwa: “ Hasil belajar merupkan nilai seseorang yang

belajar dan kemampuan untuk menggunakan apa yang dipelajari

dengan memasukan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya”..

Adapula yang berpendapat bahwa :

“ Hasil belajar sebagai keluaran (output) dari suatu

system pemerosesan masukan (input). Masukan dari

sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi,

Page 11: Skrip Si

11

sedangkan keluaran adalah berupa perbuatan atau

kinerja ( Yusuf. 1996:102)”.

Jadi, berdasarkan kutipan kutipan diatas dapat disimpulakn bahwa

pengertian hasil belajar adalah produk dari proses belajar yang dapat

berupa informasi verbal, kemampuan intelektual, strtegi kognitif,

sikap sikap dan keterampilan motoris. Jika dikaitkan dengan

taksonomi bloom, maka tiga hasil pertama tersebut adalah bersifat

kognitif dan satu lagi bersifat psikomotorik. Tiga hal yang bersifat

kognitif sebagai berikut: (1) informasi verbal, yaitu informasi yang

diterima oleh siswa dalam kegiatan belajar yang disimapan sebagai

jaringan proposisi-proposisi yang membentuk pengetahuan verbal, (2)

kemampuan intelektual , yaitu kemampuan yang memungkinkan

siswa berinteraksi denagn lingkunagnya melalui pengunaan simbol-

simbol atau gagasan-gagasan, (3) stretegi kognitif, yaitu keterampilan

intelektualis khusus yang mempunyai kepentingan tertentu belajar dan

berpikir .

Dengan demikian siswa dapat dikatakan telah berhasil dalam

belajarnya apabila siswa tersebut telah menglami perubahan tingkah

laku, bertambahnya pengetahuan dan didapatkan suatu kecakapan

baru. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dapat

menggunakan evaluasi, evaluasi dapat dilakukan dengan cara

tertulis misalnya ulangan harian dan ulangan umum.

Dimyati dan mudjiono dalam bukunya yang berjudul belajar

Page 12: Skrip Si

12

dan pembelajaran mengemukakan tentang hasil belajar, yaitu

“ Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi gurunya, dari sisi siswa , hasil belajar merupkan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar, sedangkan dari hasil guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran”. ( Dimyati dan Mudjiono,1999:250)

Dari Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar digunakan oleh guru

untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan

pendidikan. Hal ini dapat dicapai apabila siswa sudah memahami

belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik

lagi.

Hasil belajar biologi adalah untuk menghantarkan siswa

menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di

sini mengisyaratkan bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu

(knowing) dan hafal (memorizing) tentang konsep-konsep IPA,

melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to

understand) konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan

suatu konsep dengan konsep lain.

Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan

dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku

tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Menurut Rusyan (2000:

Page 13: Skrip Si

13

65) dalam bukunya pendekatan dalam proses belajar mengajar

berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh

seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu

atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu

saat”. Menurut Nana Sudjana (2001: 60) hasil belajar pada dasarnya

merupakan akibat dari suatu proses belajar.

Dari uraian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan akumulasi tahapan belajar yang diperoleh individu setelah

melalui serangkaian proses belajar atau dari suatu pengalaman. dalam

jangka waktu tertentu, yang kemudian diurutkan berdasarkan tingkat

pencapaian tertinggi hingga terendah dan memperoleh perubahan

dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu

itu dikatakan telah belajar.

c. Hakikat metode penugasan

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru

memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar

(Djamarah, 2002:96). Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa

dapat dilakukan didalam kelas, di halaman sekolah, di laboratarium, di

perpustakaan dan lain-lain. Metode ini diberikan karena dirasakan

bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya,

banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar

bahan pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode

inilah yang biasa guru terapkan untuk mengatasinya.

Page 14: Skrip Si

14

Tugas merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara

individual maupun secara kelompok. Tugas yang diberikan kepada

anak didik ada berbagai jenis. karena itu, tugas sangat banyak

macamnya, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas

meneliti, merangkum, menyusun laporan, mengahafal dan lain lain.

Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa,

merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan

tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah

sendiri informasi, Tetapi dalam metode ini sulit mengawasi

kemungkinan siswa untuk tidak bekerja secara mandiri.

Langkah-langkah dalam penugusan metode penugasan yaitu:

(Djamarah,2002:97)

1. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya

mempertimbangkan:

a. Tujuan yang akan dicapai

b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa

yang ditugaskan tersebut.

c. Sesuai dengan kemampuan siswa

d. Ada petunjuk atau sumber yang dapat menbantu pekerjaan

siswa siswa

e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

Page 15: Skrip Si

15

2. Langkah pelaksanaknaan tugas

Adapun langkah pelaksanaan tugas adalah :

a. Diberiakan bimbingan atau pengawasan oleh guru

b. Diberiakan dorongan sehingga anak mau bekerja

c. Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak

menyuruh orang lain untuk mengerjakan.

d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh

dengan baik dan sistematik.

3. Fase mempertanggungjawabkan tugas

Hal yang harus dikerjakan pada fase ini adalah:

a. Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah

dikerjakan.

b. Ada Tanya jawab atau diskusi kelas.

c. Penilain hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes

atau cara lainnya.

Metode tugas mempunyai bebarapa kelebihan dan kekurangan, antara lain

: (Djamarah, 2002 : 97) .

1. Kelebihannya:

a. Lebih merangsang siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar

individual ataupun kelompok.

b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan

guru.

c. Dapat menbina tanggung jawab dan kedisiplinan belajar .

Page 16: Skrip Si

16

d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa .

2. Kekuranganya:

a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas

ataukah orang lain.

b. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif

mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota lainnya dan ia

tidak berpartisifasi dengan baik.

c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan

individu siswa.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka pemahaman guru

terhadap metode penugasan menjadi jelas, dimana pengertian metode

penugasan adalah metode penyajian bahan diman guru memberikan

tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, guru dapat

mengembangkan metode penugasan sesuai dengan kemampuan siswa,

bagi siswa dapat menanamkannya kemandirian dalam setiap tugas

yang diberikan oleh guru.

d. Istilah Latin Dalam Pelajaran Biologi

1. Pengertian istilah latin

Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Bahasa Latin adalah “

sebuah bahasa Italik yang berasal dari Latium sebuah daerah di Italia sekeliling kota Roma. Bahasa ini menjadi penting karena munculnya Kekaisaran Romawi dimana bahasa Latin adalah bahasa resminya”.

Dalam pelajaran biologi terdapat banyak istilah-istilah latin

dalam materi pembelajarannya menurut linnues istilah latin dalam

Page 17: Skrip Si

17

biologi ini untuk menyamaratakan penggunaan bahasa dalam

mempelajari pelajaran biologi.

Alasan Linnaeus sebagai pakar ilmu biologi mengemukakan

bahwa menggunakan bahasa latin karena:

- Agar tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi Makhluk

hidup karena tidak ada Makhluk hidup yang sama nama

spesiesnya.

- Nama ilmiah/bahasa latin jarang berubah.

- Nama ilmiah/nama latin ditulis dalam bahasa yang sama di

seluruh dunia.

Dalam pelajaran Biologi di Sekolah, mengingat dan

menghafal istilah-istilah latin merupakan hal yang sangat penting.

Hal ini disebabkan karena istilah Latin selalu dipergunakan dalam

menyatakan sebuah spesies, baik spesies tumbuhan maupun

hewan. Proses mengingat istilah yang selalu menjadi kesulitan

terbesar siswa. Untuk dapat mengingat istilah Latin itu dengan

baik, sebaiknya seseorang harus melakukan pengenalan terhadap

objeknya bukan hanya sekedar mengenal namanya saja. Semakin

banyak dilakukan pengenalan dengan objeknya secara langsung

kemungkinan besar akan semakin kuat pula ingatannya terhadap

bahasa latinnya. Namun demikian, harus pula disertai dengan

latihan yang rutin baik dalam bentuk membaca, maupun

praktikum, untuk memahami konsep dalam pembelajaran biologi

.

Page 18: Skrip Si

18

e. Hakekat menghafal

1. Pengertian menghafal

Dikutip dari kamus lengkap bahasa indonesia “Menghafal adalah proses melakukan sesuatu tindakan untuk memori, tindakan menghafal sering merupakan proses mental untuk menyimpan dalam memori untuk nanti mengingat barang-barang, nama, daftar, gambar, kata, atau hal lainnya, menghafal juga dapat merujuk kepada proses menyimpan data tertentu kedalam memori (otak)”.

Sedangkan Menurut (Getlat 2002: 32) berpendapat :

“menghafal pelajaran yang telah di berikan oleh pegajar,

pelajaran yang sudah diterima dikelas tersebut perlu

kembali dibaca dan di hafalkan kembali terus menerus

secara kontinu, sehingga pelajaran tersebut dapat dipahami

dan dimengerti, dalam arti kata, ilmu pengetahuan tidak

akan dimiliki begitu saja tanpa upaya untuk kembali

membaca dan menghafalkannya kembali”.

Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

menghafal merupakan proses penyimpanan suatu data tertentu

kedalam memory otak, dan setelah proses pembelajaran dikelas

maupun diluar kelas perlu ada upaya untuk dibaca dan

dihafalkan secara continue sehinnga pelajaran tersebut dapat

dipahami dan dimengerti.

2. Prinsip menghafal

Belajar sebagai proses yang dinamis, ada beberapa kegiatan

yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh pelajar, yaitu

memperhatikan penjelasan guru di dalam proses pembelajaran di

Page 19: Skrip Si

19

kelas maupun di luar kelas, namun Begitu banyak informasi yang

diterima oleh otak kita setiap harinya, baik informasi dalam proses

pembelajaran maupun pada aktifitas sehari hari, dengan

mengetahui prinsip informasi yang ingin dapat tersimpan didalam

memori jangka panjang yang memiliki kapasitas tidak terbatas

yang akan selalu tertanam oleh otak kita sendiri dalam

pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran bioogi yang banyak

menggunakan istilah latin dalam proses pembelajaranya.

(Hanifadia, 2006:56).

Dalam kontek belajar, menghafal merupakan sebuah

kegiatan menginput informasi atau ilmu pengetahuan kedalam otak

dengan tujuan agar dapat “dioutputkan” pada jangka waktu yang

akan mendatang baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk

tertulis, menghafal merupakan suatu proses sistematis dan

berkesinambungan, menghafal tidak dapat dikatakan 100%

memahami dan begitu pula sebaliknya, Menuurut Deasy (2009:34)

secara garis besar menghafal dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Menghafal kontenstual, artinya antara input dan output hafalan

harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya pun harus percis

sama, seperti menghafal pelajaran sejarah dan mata pelajaran

biologi yang banyak menggunakan istilah latin dalam materi

pembelajarannya.

Page 20: Skrip Si

20

b) Menghafal non konstekstual, artinya antara input dan output

tidak harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya, namun antara

output dan input terdapat kesamaan ide-ide pokok hafalanya

misal menghafal rumus-rumus.

3. Metode Menghafal.

Metode menghafal yang baik dan efesien bagi kalangan

pelajar mungkin merupakan hal yang membosankan, walaupun tak

semua pelajar berpendapat demikian, namun sebagaian besar

pelajar setuju bahwa menghafal merupakan aktivitas yang sangat

membosankan” trik cepat menghafal yang efesien antara lain

sebagai berikut:

a) Ciptakan suasana yang rileks

Suasana yang senyaman mungkin,hal ini sangat berpengaruh

saat aktivitas menghafal,kita membutuhkan kerja otak kanan

dan otak kiri memerlukan suasana yang rileks, ini akan

membantu kita memaksimalkan kedua kerja otak tersebut,

dengan demikian kita akan mudah untuk menghafal dan

menyerap pelajaran.

b) Baca dengan cermat

Pada dasarnya, model pokok belajar dalah membaca. bacalah

dengan seksama bahan yang akan kita hafal, lalu yakinlah

bahwa kita benar –benar memahami materi yang kita baca. saat

kita menemukan bagian yang tersulit dari bahan baca kita,

Page 21: Skrip Si

21

bacalah bagian baca itu tersebut dahulu, cara ini sangat berguna

karena biasanya menghafal yang sulit akan membutuhknan

waktu yang sangat lama.dan jika kita telah berhasil memahami

bagian tersebut, kita kan termotivasi untuk memahami bagian

yang lain lebih mudah dan lebih cepat.

c) Ulangi bagian tersulit

Baca kembali bagian tersebut dengan cepat dan berulang-ulang

bagian lain juga dengan keceptan tinggi.

d) Buat “Penanda”

Ciptakan penanda dalam benakmu dengan membuat sebuah

perumpamaan. menurut mikels penandaan peristiwa-peristiwa

yang menarik, baru dan menyenangkan dalam kehidupan kita,

visualkan tanda tersebut menjadi sesuatu yang dapat kita lihat

dengan sejelas-jelasnya, misalnya dengan gambar kartun ,

sketsa atau diagram.

e) Ulangi dengan suara

Ulangi lagi bacaanmu, dengan mengkombinasikan antara yang

kita keluarkan dengan tanda apa yang kita telah pilih dalam

menghafal

Selain itu metode menghafal untuk diterapakan di dalam pembelajaran

biologi, metode yang menarik untuk menghafal istilah latin dalam

pembelajaran biologi

Page 22: Skrip Si

22

- Jembatan keledai merupakan Suata rangkaian kata yang panjang yang

tiap kata mempunyai arti dan makna dari suatu pelajaran, dengan

menggunakn metode ini di harapkan siswa tidak bosan untuk

menghafal dan memahami, bahkan bisa menimbulkan rasa kreatitifitas

hal yang menarik untuk selalu menghafal.

Contoh dari jembatan keledai : Urutan klasifikasi Mahluk Hidup dari

tertinggi sampai terendah menggunakan jembatan keledai berikut ini :

Kingdom - Divisio - (K)Classis - Ordo - Familia - Genus – Species maka

akan dengan mudah kita buat jembatan keledai Raja - Di -Kampung - Orang

– Flores - Gemuk – Seram (Wayne Huang, 2006 :58 )

- Singkatan, merupakan metode menghafal dengan menggunakan

masing-masing huruf pertama dari sekelompok kata kata untuk

membentuk sebuah kata baru, hal ini berguna ketika mengingat kata-

kata dalam urutan tertentu, akronim sangat umum dalam bahasa dan

ditemui banyak bidang. Contoh kita belajar tentang sebutkan klaifikasi

Makhluk hidup, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animilia, maka

kita ambil huruf pertama dari kata-kata tersebut.yaitu M,P,F,P,A,

dengan hanya menghafalkan huruf pertama bisa menjadi lebih mudah.

Cara penyingkatan diatas sungguh baik, namun tidak membantu

untuk memahami atau dimengerti, menurut para ahli memahami

adalah langkah awal yang baik untuk mengingat, namun cara

penyingkatan kata tetap baik digunakan, walau tidak membantu

pengertian. (I.cahyono:2010 23)

Page 23: Skrip Si

23

Berdasarkan urian di atas menghafal sebuah kegiatan

menginput’informasi atau ilmu pengetahuan kedalam otak dengan

tujuan agar dapat “dioutputkan” pada jangka waktu yang akan

mendatang baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tertulis,

menghafal merupakan suatu proses sistematis dan berkesinambungan,

merupakan kegiatan yang bisa melatih untuk meningkatkan daya

pemahaman siswa dalam menguasai sebuah materi pembelajaran.

Dengan metode dan teknik menghafal yang sesuai dengan kondisi

pelajar, diharapkan para pelajar bukan hanya bisa menghafal, namun

bisa untuk memahami konsep dari pembelajaran itu tersebut.

f. Konsep Biologi

Biologi merupkan salah satu cabag IPA yang mempelajari

tentang makhluk hidup dan lingkungan yang mempengaruhinya.

Disamping itu, Biologi mempelajari konsep-konsep biologi dalam

mengembangkan teknologi untuk kehidupan sehari-hari dan

meningkatkan kesejahteraan manusia (Didi, 2007:7).

Pembelajaran biologi dalam IPA adalah aktivitas kegiatan

belajar mengajar dalam mengembangkan kemampuan berpikir

sistematis dan kerja ilmiah kemampuan dekleratif yang selama ini

dikembangkan. Hal ini berarti, belajar biologi tidak hanya belajar

dalam wujud pengetahuan dekleratif berupa fakta, konsep, prinsip

hukum, tetapi juga belajar tentang pengetahuan prosedur berupa

cara memperoleh informasi, cara bekerja teknologi IPA, kebiasaan

Page 24: Skrip Si

24

bekerja ilmiah dan keterampilan berpikir. Belajar Biologi

memfokuskan kegiatan pada penemuan dan pengelolaan informasi

melalui kegiatan mengamati, mengukur, mengajukan pertanyaan,

mengklasifikasikan, memecahkan masalah dan sebagainya.

Pembelajaran Biologi memiliki fungsi sebagi berikut ( Iwan ,

2006:3 ) :

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2. Mengembangkan keterampilan dan nilai Ilmiah.

3. Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains

dan teknologi.

4. Menguasai konsep-konsep sains untik bekal hidup di masyrakat

dan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sedangkan tujuan pembelajaran Biologi menurut Depdiknas adalah

Sebagai Berikut:

(1) meningkatkan kesadaran akan kelestrian lingkungan, (2)

menumbuhkan kebanggaan nasional dan menghargai kebesaran

serta kekuasaan Tuhan yang Maha Esa, (3) memahami konsep –

konsep biologi dan saling keterkaitanya, (4) mengembangkan

daya penelaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi

dalam kehidupan sehari-hari , (5) mengembangkan ketrampilan

dasar biologi untuk memperoleh konsep-konsep biologi dan

menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah, (6) menerapkan konsep

dan prinsip biologi dalam kehidupan sehari-hari, (7),

Page 25: Skrip Si

25

mengembangkan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan

kejenjang berikutnya (Depdiknas, 2002:32)’.

Pada hakikatnya materi yang diberikan kepada siswa dalam

pelajaran Biologi merupakan studi tentang alam dan isinya

dengan jalan observasi, pengukuran eksperimen yang dapat

diulang ulang untuk menempatkan atau menguatkan atau

memodifikasi hukum-hukum alam yang berfungsi untuk

menjelaskan sifat-sifat dan prilaku alam dan isinya.

Hendro Darmodjo (1997 : 18) mengemukan bahwa, ” ilmu

pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang objeknya

adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan,

hewan serta manusia yang ditinjau dari segi fisik”.

Biologi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan alam

menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami

konsep. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui

kemampuan berpikir analisis, induktif dan deduktif untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam

sekitar.

Iwan Wahyu (2006 : 3) Mengemukakan bahwa “ Biologi

merupakan ilmu pengetahuan atau sains. Ilmu pengetahuan

adalah kumpulan pengetahuan yang telah ditata dengan aturan

tertentu, sehingga menghasilkan pernyataan-pernyataan yang

berlaku secara umum, Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

Page 26: Skrip Si

26

bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu.

Berdasarkan pengertian diatas dari para ahli biologi

merupakan biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang

berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan. Kata biologi

sendiri berasal dari kata bios dan logos yang merupakan bahasa

Yunani, dimana masing-masing artinya hidup dan ilmu. Selain

struktur, fungsi, tumbuh-kembang, dan adaptasi terhadap

lingkungan tempat hidup, ada juga penggolongan makhluk hidup,

habitatnya, peran pada lingkungan, asal-usul dan evolusinya dan

bersifat memiliki objek, memiliki metode, bersifat sistematis,

universal, objektif, analistis,dan verifikatif.

g. Ruang Lingkup Materi Biologi Tentang keanekeragaman makhluk

hidup.

1. Makhluk hidup memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:

a. Bergerak

Bergerak adalah merupakan perubahan posisi, baik seluruh

tubuh atau sebagian, hal ini disebabkan oleh adanya

tanggapan terhadap rangsang. Rangsang yang dilakukan

ppada tumbuhan antara lain: gerak menutupnya daun putri

malu jika di sentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas

kea rah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro

disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat

gerak, antara lain: gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu

Page 27: Skrip Si

27

alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata

yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu

berjalan, berlari dan lain-lain.

b. Peka terhadap Rangsang (iritabilitas)

Tumbuhan ,hewan dan manusia mempunyai kepekaan

terhadap rangsang, hal ini dapat ditunjukan sebagai berikut :

Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang

sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup

daunya .Pada hewan ,ayam ketika fajar menyingsingkan

akan berkokok.Manusia jika diberi bau yang merangsang

akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.

c. Memerlukan makan (nutrisi)

Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini

bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilakan

energy, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup

mempunyai cara yang berbeda beda dalam memperoleh

makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri

melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat

membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk

hidup lainnya.

d. Bernafas (respirasi)

Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi

makanan, sehingga memperoleh energi dan mengeluarkan

Page 28: Skrip Si

28

karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan vertebrata di darat

dengan paru-paru, ikan bernafas dengan ingsang, cacing

bernafas dengan kulit.Tumbuhan, pada daun bernafas

melalui stomata, pada batang melalui lintisel dan akar

melalui bulu-bulu akar.Manusia bernafas dengan paru-paru.

e. Tumbuh dan berkembang

Tumbuh adalah bertambahnya volume atau makhluk hidup

yang irreversible, berkembang adalah proses menuju

kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan

lingkungan.

f. Berkembang biak (reproduksi)

Berkembang biak adalah memperbanyak diri untuk

mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembangbiak

sebagai berikut: Secara kawin/generatif, yaitu

perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel

sperma.Secara tak kawin/vegetativ, yaitu perkembangbiakan

yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma. Melainkan

melibatkan sel tubuh.

g. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk

menyesuaikan diri terhadap lingkunagn dan untuk

mempertahankan diri, terhadap tiga macam adaptasi , yaitu :

- Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap

Page 29: Skrip Si

29

alatalat tubuhnya.

Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam

untuk menrkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun

yang lebar untuk memperluas bidan penguapan.

- Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap

lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh:

manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada

di pegunagan, kotoran unta kering, tetapi urinenya

kental.

- Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuian diri terhadap

lingkungam dengan tingkah lakunya.contoh: bunglon

merubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke

permukaan secara periodik.

h. Regulasi

Regulasi adalah proses pengaturan keserasian di dalam

tubuh organisme yang di atur oleh syaraf dan hormon.

i. Eksresi

Eksresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme

tubuh. Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilakn

energi , tubuh organisme juga menghasilkan zat sisa yang

harus dikelurakan akan membahayakan tubuh. Contoh:

manusia mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru ,

ikan mengeluarkan oksidasi melalui insang.

Page 30: Skrip Si

30

Salah satu ciri makhluk hidup adalah kepekaan terhadap

rangsang. tumbuan tidak mempunyai system syaraf, tumbuhan

mampu menanggapi rangsang yang ada dalam lingkungan.

2. Klasifikasi Makhluk hidup

Di bumi keanekaragaman makhluk hidup sangat

beranekaragam dan semakin lama bertambah banyak, tentu saja

keanekaragaman juga bertamabah .dengan adanya makhluk

hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu bagaimana kita akan

mempelajarinya? Untuk mempelajarinya makhluk hidup

tersebut, manusia berusaha menyedarhanakan makhluk hidup

dengan menggolong-golongkan makhluk hidup berdasarkan

ciri-ciri yang dimilki.

Di dalam kelompok yang mempunyai ciri-ciri yang

sama pastilah ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian

dibentuk kelompok-kelompok lagi dari perbedaan-perbedaan

tersebut. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang lebih

kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, sehingga

akan diperoleh kelompok terkecil dengan persamaan ciri yang

sama. Ilmu yang mempelajari pengelompokan makhluk hidup

dengan suatu system tertentu di sebut Klasifikasi atau

taksonomi. Lebih jelasnya, simak penjelasanya tentang

klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri berikut ini!

Pada abad ke-18 Carolus Linnaeus (1707-1778) seorang

Page 31: Skrip Si

31

ahli biologi dari swedia memperkenalkan memperkenalkan

klsifikasi berdasarkan persamaan struktur, makhluk hidup yang

mempunyai struktur tubuh yang sama ditempatkan dalam satu

kelompok .bila satu kelompok di temukan perbedaan –

perbedaan. Maka dipisahkan dalam kelompok yang lebih kecil

lagi begitu seterusnya. Hal ini menghasilakan setiap kelompok

kecil mempunyai persamaan ciri.

Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada

dipermukaan bumi ini di bedakan menjadi dua (2) kelompok

dunia kehidupan besar yaitu: dunia hewan atau animalia dan

dunia tumbuhan atau plantae. Selanjutnya setiap dunia akan

dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang di sebut

dengan takson-takson. Dunia hewan akan dibagi menjadi

takson-takson sebagai berikut:

KingdomFilumClass atau kelasOrdo atau bangsaFamilia atau sukuGenus atau margaSpesies atau jenis

Dalam dunia tumbuhan dibagi menjadi takson-takson

sebagai berikut:

KingdomDivisiClass atau kelas

Page 32: Skrip Si

32

Ordo atau bangsaFamilia atau sukuGenus atau marga Spesies atau jenis

Selain itu, di dalam klasifikasi makhluk hidup

menggunakan system yang disebut dengan Sistem Binominal

Nomenklator (sistem nama ganda ) dalam system binominal

Nomenklator mempunyai aturan-aturan sebagai berikut:

- Spesies terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukan

genus dan kata kedua menunjukan spesifikasinya.

- Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua

dengan huruf kecil.

- Menunjukan bahasa latin atau ilmiah atau bahasa yang

dilatinkan dengan cetak miring atau digaris bawahi.

Contoh : nama spesies Pisang ; Musa paradisiaca L

Genus: Musa

Spesies: paradisiaca

Pelaku pengidentifikasi oleh Linnaeus disingkat dengan

L, beberapa alasan dalam klsifikasi menggunakan bahasa latin

karena:

- Agar tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi makhluk

hidup yang sama percis.

- Nama ilmiah jarang berubah.

- Nama ilmiah ditulis dalam bahasa yang sama di seluruh

Page 33: Skrip Si

33

dunia.

Tabel 2.1 Beberapa klasifikasi makhluk hidup.

Urutan takson Hewan TumbuhanKingdom Animalia PlantaeDivisi/filum Chordate SpermatophytaClass Mammalia AngiospermaeFamilia Carnivora LeguminosaeGenus Canidae Papillionaceae

SpesiesCanisfamiliaris(Anjing )

PhaseollusPhaseollus vulgaris(kacang buncis)

Menurut RH. Whittaker yang didukung banyak oleh ahli biologi

, pada tahun 1969 dikembangkan makhluk hidup menggunakan

sistem lima kingdom sebagai berikut:

a. Monera

Pada bagian kingdom ini ini terdapat hal-hal penting yang

perlu diketahui , yaitu:

- Monera berasal dari kata moneras yang artinya tunggal.

- Mikroorganisme ini memliki inti tetap , tidak memiliki

selubung inti sehingga bersifat prakariotik.

Misal : bakteri dan ganggang biru.

a) Bakteri

Struktur bakteri sangat sederhana teatpi mempunyai

peranan yang penting. Umumnya tidak memiliki

klorofil dan bersifat heterotroph. Tempat hidup

bakteri di mana-mana misalnya di kulit, dimulut, di

tanah, dan sebagainya.

Page 34: Skrip Si

34

Berdasrkan bentuknya bakteri di bedakan menjadi 3

macam yaitu:

1. Bacillus: bakteri bebentuk batang atau basil.

Terdapat tiga macam bentuk bacillus, yaitu:

a. Streptobasil ,berbentuk panjang seperti

rantai, contoh: bacillus antrhracis , penyebab

penyakit antraks

b. Diplobasil, berkelompok dua-dua.

c. Basil tunggal.

2. Coccus : bakteri berbentuk bola . terdapat lima

macam bentuk coccus , yaitu :

a. Monococcus, tunggal

b. Diplococcus , berkoloni dua-dua

c. Streptococcus, seperti rantai

d. Staphylococcus, seperti buah anggur

e. Sarcina, berbentuk kubus.

3. Spirillum: bakteri berbentuk spiral. Terdapat tiga

macam bentuk spirillum, yaitu :

a. Spiral, berbentuk lebih dari setengah

lingkaran

b. Koma, berbentuk kurang dari setengah

lingkaran

c. Spirochaeta, berbentuk sulur berpilin.

Page 35: Skrip Si

35

Terdapat bakteri yang menguntungkan dan

merugikan bagi kehidupan manusia.

Bakteri yang menguntungkan bagi manusia , antara

lain:

- Clostidium pasteurianum dan azotobacter

chroococcum ; mengikat nitrogen sehingga

dapat menyuburkan tanah

- Rhizobium radicicola ; terdapat dalam bintil

akar kacang yang dapat menyuburkan tanah.

Bakteri yang merugikan bagi manusia antara lain:

- Salmonella thyposa, penyebab penyakit tipus

- Mycobacterium tuberculosis, penyebab

penyakit TBC

- Clostrodium tetani , penyebab penyakit

titanus

- Shigella dysentriae, penyebb penyakit

disentri.

b) Gangang biru ( Chyanophyta).

Merupakan ganggang bersel satu , berbentuk

koloni atau multi sel. Selain mempunyai klorofil karotenoid

juga mempunyai pigmen yang tergolong fibolobin yaitu

fikosianin berwarna biru dan fikeoeritin berwana merah.

Mengapa di beri nama ganggang biru? Nama ganggang

Page 36: Skrip Si

36

biru , sebab warna yang dominan biru. Manfaat anggang

biru, antara lain : Anabaena azollae di gunakan sebagai

pupuk, Spirullina sebagai bahan makanan mengandung

protein dan lain-lain.

b. Protista

Protista bersifat eukariotik, yaitu memliki membrane

inti, bersel tunggal dan multiseluler. missal : protozoa yang

mempunyai ukuran sangat kecil, satu sel, hidup di air atau

parasit pada makhluk lain, berkembang biak membelah diri.

berdasarkan alat geraknya hewan bersel satu dibagi

menjadi :

a) Hewan berkaki semu atau Rhizopoda, tubuhnya dapat

membentuk kaki semu / Pseudopodia, contoh : Amoeba

proteus, Entamoeba coli

b) Hewan berbulu getar atau flgellata , memiliki flagel

yang bergerak mirip dengan cambuk .contoh :

Chlamydomono,Trypanosoma, Euglena.

c) Hewan berbulu getar atau Ciliata, memiliki silia yang

selalu bergetar berfungsi sebagai alat gerak dan

mengmabil makanan. Contoh: Paramaecium, Didinum.

d) Hewan berspora atau Sprozoa, berkembang biak dengan

spora. Contoh :Plasmodium

Page 37: Skrip Si

37

c. Fungi

Pada bagian kingdom ini terdapat hal-hal yang harus

diperhatikan, antara lain :

- Jamur terdiri dari sel satu dan sel banyak

- Tubuh tersusun dari benang benang halus disebut hifa

- Hifa ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat.

- Berkembangbiak dengan spora.

Berdasrkan bentuk hifa jamur di bedakan menjadi dua ,

yaitu :

1) Jamur ganggang ( Phycomycetes), jamur ini hifa nya

bersekat-sekat, contoh Rhizopus untuk tempe. Pada

tampe terdapat benang-benag halus disebut miselium

yaitu cabang hifa, apabila tempe membusuk maka

permukaan tempe akan membusuk.

2) Jamur benar ( Eumycetes), jamur ini memiliki hifa yang

bersekat-sekat . berdasarkan pembentuk spora dibedakan

menjadi tiga , yaitu:

(a) Ascomycetes, jamur ini membentuk spora pada

sebuah alat seperti kantong yang disebut askus.

Missal :Penicillium

(b) Basidomycotes, jamur ini membentuk spora pada

sebuah alat seperti botol , umumnya jamur ini

berukuran besar.

Page 38: Skrip Si

38

Misal: Volvariella volvaceae (jamur merang),

Auricula volvaceae(jamur keeping).

(c) Jamur tidak sempurna ( Deuteromycetes), jamur ini

tumbuh pada roti, sisa

makanan,tongko,jagung,kotoran ternak dan

manusia . biasanya termasuk kelompok jamur

penyebab penyakit. Missal : Tinea versicolor

penyebab panu Aspergilus fimugtus penyebab

penyakit saluran pernafasan pada manusia.

d. Plantae

Plantae dibedakan menjadi : ganggang, lumut, paku dan

tumbuhan berbiji.

1) Ganggang atau alga

Berdasarkan zat warna alaga di bedakan menjadi empat

golongan, yaitu:

a) Alaga hijau atau Chloropyceae, memiliki pigmen

hijau dan kuning/karoten, multiselule, berbentuk

benang.

Contoh: Spirogyra,Cholrella,Cholorococcum.

b) Alga merah atau Rhodophyceae,memiliki pigmen

fikoerotin merah , hidup di alut agak alam.

Contoh :Euchema spinosum, bahan pembuat agar-

agar.

Page 39: Skrip Si

39

c) Alga piring atau Phaerophyceae, berwarna coklat

kehijau-hijauan, banyak mengandung asam Alginat

untuk industry tekstil dan obat-obatan.

Contoh Sargassum dan Turninaria.

d) Alga kersik atau Chrysophyceae, hidup dilaut ,

bangkai alga ini di dasar laut alkan membentuk

lapisan tanah yang disebut Diatomae yang berguna

untuk bahan isolasi, alat gerak logam dan bahan

isolator dinamit.

2) Lumut (Bryophyta)

Lumut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Memiki akar, batang, daun, tetapi bukan, akar, daun

sejati, akar disebut Rhizoid dan belum memilki

berkas pembuluh.

b) Rhizoid berfungsi menempelkan tubuh lumut dan

hidup ditempat yang lembab.

c) Berkembang biak dengan kawin dan tak kawin yang

disebut dengan pergiliran keterunan.

3) Tumbuahan paku (Pteridophyta)

a) Tumbuhan paku sudah mempunyai akar batang daun

yang jelas.

b) Pada daun terdapat bulatan berwarna kuning/cokelat

disebut Sorus , sorus merupakan kumpulan kotak

Page 40: Skrip Si

40

spora yang dibungkus indusium.

c) Tempat hidup menempel pada pohon bersifat epifit.

d) Perkembangan secara kawin dan tidak kawin yang

disebut pergiliran keturunan.

Klasifikasi tumbuhan paku dibagi menjadi empat kelas

yaitu:

a) Paku lumut (Psilopitinae) menyerupai tumbuhan

lumut daun sebagian besar epifit.

Contoh: Psilotum nudun

b) Paku ekor kuda ( Equisetinae) batang terdapat dalam

tanah, cabang ruas-ruas , daun fertile menghasilkan

spora.

Contoh Equisetum sylvaticum

c) Paku kawat (Lycopodiinae). Tubuhnya seperti

rambut atau kawat, habitatnya didaerah pegunungan.

d) Paku benar (Filicinae) dapat hidup dimana mana,

sorus berkumpul pada ujung tepi, dan tersebar di

permukaan daun.

Contoh : Suplir, semanggi.

Manfaat tumbuhan paku bagi manusia, yaitu: sebagai

tanaman hias, sebagai tanaman obat-obatan, sebagai

pupuk dan sebagai sayuran.

Page 41: Skrip Si

41

4) Tumbuhan biji (Spermatophyta)

Merupakan tumbuhan penghasil biji yang digunakan

sebagai alat perkembangbiakan, berdasarkan letak bakal

biji di bagi menjadi dua macam yaitu:

a) Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)

Gymnospemae adalah tumbuhan yang bakal bijinya

tidak terlindung oleh daun buah, tetapi menempel

pada daun buah.gymnospermae memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

- Pohon berakar tunggang daunya berbentuk seperi

jarum, kecil tebal dan lebar tipis

- Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina di

sebut Strobilus yang mengandung sporangia.

Tumbuhan biji terbuka dibagi beberapa kelas .antara

lain:

(a) Cycadinae: merupakan pohon palem, sedikit

cabang, daun menyirip, contoh Cycas rumphii

(pakis haji)

(b) Gnetinae: batang berkayu ,bercabang,daun

tunggal contoh Gnetum gnemon (melinjo)

(c) Conifirinae : tumbuhan semak, pohon tajuk

berbentuk kerucut, daun berbentuk jarum.

Contoh: pinus merkusii (pinus)

Page 42: Skrip Si

42

Manfaat tumbuahan biji terbuka , antara lain :

- Sebagai bahan industry kertas : batang melinjo

dan pinus

- Sebagai bahan obat-obatan : pinus

- Sebagai bahan makanan : melinjo

- Sebagai tanaman hias : pakis haji

b) Angiospermae

Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal bijnya

tersimpan dalam buah angiospermae memiliki ciri

sebagai berikut :

- Alat perkembanganbiakan berupa bunga

- Organ tubuh akar batang daun sudah dapat

dibedakan dengan jelas

- Susunan daun menyirip, menjari, sejajar dan

beranekragam

- Bakal biji tersimpan dalam daun buah.

- Adanya pembuahan ganda (terjadi dua kali

peleburan) yaitu: antara spermatozoid dengan sel

telur akan menghasilkan zigot atau biji dan

antara spermatozoid dengan inti kandungt

lembaga sekunder (KLS) menghasilkan

cadangan makanan.

Tumbuhan biji tertutup dibagi menjadi dua kelas,

Page 43: Skrip Si

43

yaitu :

a) Dikotil atau dikotiledonae

Tanaman dikotil memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

- Tumbuhan biji berkeping dua

- Akar tunggang

- Daun tersebar berhadap-hadapan

- Tulang daun menyirip atau menjari

- Bagian daun menyirip atau menjari

- Biji memiliki dau daun lembaga.

b) Monokotil / monocotiledonae

Tanaman monokotil memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

- Tumbuhan biji berkeping satu

- Akar serabut

- Daun berseling

- Tulang daun sejajar dan berbentuk pita

- Biji memiilki satu daun lembaga.

e. Animalia

Berdasarkan ada tidaknya tulang ruas belakang pada hewan,

dibedakan menjadi dua:

1) Avertebrata, yaitu hewan yang tidak memiliki ruas

tulang belakang, avertebrata memiliki filum, sebagai

Page 44: Skrip Si

44

berikut :

a) Porifera (hewan berpori-pori)

Hidup di air, seluruh permukaan tubuh berpori-pori,

mempunyai rangka dari zat tanduk, zat spons yag

sering digunakan untuk alat gosok pada waktu

mandi,contoh : Euspongia, Poterion, dan Scypha.

b) Colenterata ( hewan berongga )

Hidup di air, tubuhnya berongga, mempunyai

tentakel untuk menangkap makanan dan sebagai alat

peraba, mempunyai dua bentuk tubuh yaitu polip

menempel pada tempat hidup dan medusa sperti

paying melayang-layang di air .

c) Vermes (cacing)

Berdasrakan bentuk tubuh di bedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu:

a. Platyhelmenthes ( tidak mempunyai rongga dan

anus, tetapi hanya memiliki satu lubang mulut

untuk memasukan makanan dan mengeluarkan

sisa makanan, cacing pipih dibagi menjadi 3

kelas, yaitu:

- Tubellaris (cacing getar) contoh planaria

- Rematoda ( caicing hisap) contoh: hepatica

(cacing hati )

Page 45: Skrip Si

45

- Cestoda ( cacing pita ) cacing pita sapi,

cacing pita babi.

b. Nemathelminthes(cacing giling)

Tubuhnya bulat panjang, tidak bersegmen-

segmen, memiliki mulut dan anus, berkembang

biak dengan kawin, contoh Ascaris lumbricoides

( cacing perut). Ancylostoma duodenele ( cacing

kremi)

c. Annelida( cacing gelang )

Tubuh beruas-ruas, tersusun seperti cincin,

memilki mulut dan anus, antara badan dan

dinding terdapat rongga badan. Contoh:

Cheatopoda ( cacing berambut), yaitu : Wawo

dan palalo (enak dimakan). Hirudinae (cacing

pengisap darah ) yaitu : lintah dan pacet.

d) Arthropoda (hewan berbuku-buku )

Tubuhnya dibedakan atas kepala, dada dan perut.

Memiliki alat indera yang peka terhdap sentuhan

panas,bau bauan, mata majemuk yaitu terdiri atas

beribu-ribu mata kecil yang berbentuk segi enam

disebut mata faset. Arthropoda meliputi empat kelas

antara lain.

- Insecta (serangga),

Page 46: Skrip Si

46

- Crustacea (udang-udangan) ,

- Arachnoidea (labah –labah),

- Myriapoda(lipan).

e) Mollusca (hewan lunak )

Tubuh lunak banyak mengandung lendir dan

terbungkus oleh mantel , cangkang dan zat kapur,

hewan ini dibedakan menjadi tiga kelas,yaitu

Polecypoda (kerang), Gastropoda (cumi-cumi)

Cephalopoda (siput).

f) Echinodermata (hewan berklit duri)

Tubuh diselimuti kulit duri, terdapat lempenh dari

zat kapur memiki alat gerak kaki ambulakar yang

merupakan tabung yang dilengkapi dengan alat

pengisap dan digunakan untuk melekat di dasr air,

system syaraf menyebar ke seluruh tubuh. Alat

pencernaan dari mulut, usus anus, pernafasan insang

tersebar di seluruh permukaan tubuh,

perkembangbiakan secara kawin, mempunyai daya

generasi yaitu mempunyai kemampuan untuk

menumbuhkan kembali bagian tubuh yang terputus,

Echinodermata memiki lima kelas, yaitu Asternoida

(bintang laut), Echinoida (landak laut), Ophiuroida

(bintang laut), Crinoideae (lilia laut) Holothuroidea

Page 47: Skrip Si

47

(tripang).

2) Vertebrata, yaitu kelompok hewan yang memilki ruas

tulang belakang. hewan vertebrata di bagi menjadi lima

kelas, yaitu:

a) Pisces (ikan)

Hidup di air, pernafasan dengan insang, memiliki

sirip untuk menentukan arah gerak didalam

air,memilki gurat sisi untuk mengetahui tekanan di

air. suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan.

Perkembangbiakan dengan cara bertelur. Contoh:

ikan bertulang rawan (chondrichyes); ikan cucut,

ikan pari, ikan hiu, ikan bertulang sejati

(iosteichyes); ikan merah, ikan salem.

b) Amphibia (amfibi)

Hidup di dua tempat, bernafas dengan insang dan

paru-paru, suhu badan poikiloterm , berkembang

biak bertelur dan pembuahan di dalam tubuh

(eksternal ). contoh : katak pohon, salamander.

c) Reptillia (reptil)

Berkulit keras, kering dan bersisik .pada ular

sisiknya sering mengelupas. suhu badan poikiloterm

,berkembnagbiak dengan bertelur, pembuahan di

dalam tubuh betina. Contoh : kadal, buaya , ular.

Page 48: Skrip Si

48

d) Aves (burung)

Tubuh burbulu untuk terbang dan melindungi tubuh,

tubuh berongga supaya ringan, suhu badan

homoiterm atau berdarah panas yaitu suhu tubuh

tetap. Berkembnag biak dengan bertelur dan

pembuahan didalam tubuh (internal). Contoh

kasuari, burung kutilang, burung wallet dan

sebagainya.

e) Mammalia (hewan menyusui )

Memiliki kelenjar susu, berkembang biak dengan

melahirkan anak beberapa yang bertelur, berambut,

suhu badan homoiterm dan bernafas dengan paru-

paru. Contoh:

Sebangsa kera misalnya: monyet,beruk, dan

orang utan.

Sebangsa hewan buas misalnya: harimau dan

singa

Sebangsa pemakan serangga misalnya: tikus, dan

tringgiling

Sebangsa hewan pengerat misalnya:

marmot,bajing dan tikus

Sebangsa hewan berkantong misalnya: kanguru.

Page 49: Skrip Si

49

B. KERANGKA BERPIKIR

Dalam proses pelajaran biologi banyak terdapat istilah-istilah latin

dalam materi pembelajaranya, untuk itu pemberian tugas lisan untuk

penghafalan istilah latin dalam proses pembelajaran biologi membantu

siswa untuk memahami konsep pembelajaran biologi dan membantu untuk

selalu ingat dengan istilah-istilah dalam pembelajaran biologi.

Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal

dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali

secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan

yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali.

Pemberian tugas menghafal dapat menumbuhkan motivasi

intrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa

untuk mempelajari konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman,

kejadian, fakta dan fenomena yang dialaminya sendiri, sehingga dapat

memberikan suatu hasil dalam proses pembelajaran biologi yang

diharapkan. dan yang lebih penting daripada itu adalah siswa

memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian seseorang

pendidik dapat menentukan cara dan metode pembelajaran biologi yang

sistematis, metode menghafal yang efesien dan menarik yang diterapkan

dalam pembelajaran biologi, diharapkan peserta didik itu mengerti dengan

materi pembelajaran biologi.. Dengan adanya pemberian tugas menghafal

istilah-istilah latin dalam materi biologi, diharapkan dapat memberikan

stimulus terhadap peserta didik sehingga peserta didik tersebut terpengaruh

Page 50: Skrip Si

50

atau terkondisikan oleh tugas menghafal yang diberikan oleh pengajar agar

hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik.

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis

penelitian yang diajukan adalah bahwa hasil belajar materi

keanekaragaman makhluk hidup yang ditugaskan menghafal istilah latin

biologi akan lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional pada

kelas VII di SMP Negeri 2 Kresek Kabupaten Tangerang.

Page 51: Skrip Si

51

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kresek Kab. Tangerang

yang terletak di Jalan Raya Syeh Nawawi km.23 Kab. Tangerang.

Sekolah yang dipimpin oleh Bpk Supardi Spd. memiliki fasilitas gedung

milik sendiri yang terdiri dari 2 unit lantai selain itu terdapat laboratorium

komputer, laboratorium IPA, laboratorium multimedia, perpustakaan,

Musholla dan lain-lain. SMP Negeri 2 Kresek Kab. Tangerang memiliki

visi untuk Menjadikan SMP Negeri 2 Kresek sebagai sarana prestasi siswa

dan kinerja guru, untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial

dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dan misi Menciptakan

lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran Menumbuh kembangkan semangat keunggulan dan bernalar

sehat kepada para peserta didik, Meningkatkan komitmen seluruh tenaga

kependidikan terhadap tugas pokok dan fungsinya, Mengembangkan cinta

bersih, cinta lingkungan dan kepedulian lingkungan kepada seluruh warga

sekolah baik dilingkungan dalam maupun diluar sekolah.

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran

2010/2011 selama kurang lebih 5 bulan.Alasan memilih sekolah ini adalah

Page 52: Skrip Si

52

dikarenakan jarak tempuh dan tempat penelitian yang mudah dijangkau

oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini sekitar

lima bulan yaitu dari bulan April 2011 sampai Agustus 2011 pada

semester genap tahun pelajaran 2010/2011 pokok bahasan

Keanekaragaman Makhluk Hidup

Tabel 3.1. Rancangan Kegiatan Penelitian

Jenis Kegiatan

Bulan/Minggu

April Mai Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

Pengajuan judul x

Studi

Pendahuluanx x

Penelitian

Subjekx x

Penyusunan Instrumen x X

Pelaksanaan Eksperimen x x

Pengumpulan Data x x x x

Pengolahan Data x X x

Penulisan laporan x X X x

Sidang Skripsi x

Page 53: Skrip Si

53

Keterangan: X: Pelaksanaan penelitianB. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan dan perumusan masalah penelitian, maka jenis

penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode eksperimen.

Metode ini sebagai metode ilmiah, karena telah memenuhi kaidah kaidah

ilmiah yaitu: empiris, objektif, terukur, rasioanal, dan sistematis. Metode ini

juga disebut metode discovery, karena metode ini dapat ditemukan dan di

kembangkan pada berbagai ilmu teknologi baru, dan dalam metode

kuantitatif ini data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan

menggunakan data statistik.

Dengan melibatkan dua kelompok subjek, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. kelompok eksperimen diberikan

perlakuan dengan metode pemberian tugas menghafal istilah latin biologi,

sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan metode

konvensional . penelitian ini menggunakan disegn research atau rancangan

two group randomized subject post test only.

Rancangan penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Rancangan penelitian

Kelompok Perlakuan Post Test

E X1 O

K X2 O

Page 54: Skrip Si

54

Keterangan :

E = Kelompok Eksperimen

K = Kelompok Kontrol

X1 = Perlakuan pembelajaran dengan pemberian tugas

menghafal istilah-istilah latin biologi

X2 = Perlakuan Pembelajaran Konvensional

O = Tes

C. Populasi dan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2

Kresek Kabupaten Tangerang. Populasi terjangkau seluruh siswa kelas VII

yang berjumlah 3 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik acak atau random sampling. Diperoleh sampel dalam

penelitian ini sebanyak 70 siswa kelas VII, masing masing kelas VII A

sebanyak 35 siswa ( kelas kontrol) dan kelas VII B sebanyak 35 siswa

(kelas eksperimen). Kelas VII B sebagai variabel bebas yang diberi

perlakuan pembelajaran dengan pemberian tugas menghafal istilah latin

Biologi dan kelas VII A sebagai variabel kontrol yang tanpa pemberian

tugas menghafal istilah latin (konvensional). Variabel terikat adalah hasil

belajar kedua kelompok setelah diberi tes yang sama.

Page 55: Skrip Si

55

D. Metode pengumpulan data

1. Variabel Penelitian

X1 = Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode pemberian

tugas menghafal istilah-istilah latin biologi.

X2 = Hasil belajar siswa yang tidak diberikan tugas menghafal istilah-

istilah latin biologi (Konvensional)

2. Langkah-langkah penelitian yang akan penulis laksanakan diantaranya

yaitu:

a)Tahap persiapan

Adapun tahap persiapan yang dilaksanakanpenulis, diantaranya :

1) Menyusun Rencana pelaksanaan Pengajaran ( RPP)

RPP disusun untuk melakukan pembelajaran tentang

Keanekeragaman Makhluk hidup dengan menggunakan metode

penelitian pada kelompok eksperimen.

2) Menyusun Instrumen

Instrumen disusun berupa soal yang berbentuk pilihan ganda.

Adapun soal tersebut terdiri dari 30 soal.

3) Melakukan uji coba instrument

4) Mengolah data hasil uji coba yang berupa soal untuk menentukan

validitas dan reabilitas item pertanyaan soal tersebut.

b). Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilakukan dengan memberikan materi tentang

Keanekeragaman Makhluk hidup dengan menggunakan metode

Page 56: Skrip Si

56

pemberian tugas menghafal istilah latin Biologi , dapat dilihat pada

lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sedangkan

pada kelompok kontrol menggunakan metode Konvensional, dapat

dilihat pada lampiran Rencana Pelaksnaan Pembelajaran (RPP).

Selanjutnya pada kedua kelompok sampel di berikan tes untuk

mengetahui pengaruh metode pemberian tugas menghafal istilah

latin biologi terhadap hasil belajar siswa melalui Soal.

c). Analisis dan kesimpulan

Setelah dilakuakan tes pada kedua kelompok, sehingga didapat

data yang akan dianalisis untuk mendapatkan hasil perhitungan

dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas. Kemudian

data dianalisis untuk mengui hipotesis dan kemudian dapat ditarik

kesimpulan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu metode

pemberian tugas menghafal istilah latin biologi sebagai variabel bebas

(variabel X) dan hasil belajar Kenakeragaman Makhluk hidup sebagai

variabel terikat (variabel Y).

1. Variabel X (pemberian tugas menghafal istilah latin biologi)

a. Definisi Konseptual

Menghafal merupakan sebuah kegiatan menginput’

informasi atau ilmu pengetahuan kedalam otak dengan tujuan agar

Page 57: Skrip Si

57

dapat “dioutputkan” pada jangka waktu yang akan mendatang baik

dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tertulis.

b. Definisi Operasional

Metode Pembelajaran dengan pemberian tugas untuk

menghafal istilah-istilah latin yang terdapat di pokok bahasan

keanekaragaman makhluk hudup diharapkan untuk lebih

menguatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

oleh guru agar meningkatakan hasil belajar siswa.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Keanekaragman Makhluk Hidup)

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk hidup adalah

terjadinya perubahan perilaku kemampuan atau kepandaian

seseorang pada materi Keanekaragaman Makhluk hidup.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk hidup adalah

hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengalami proses

belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan

kepandaian dan tingkah laku dari siswa itu sendiri.

3. Kisi-kisi Soal

Kisi-kisi instrument untuk mengukur hasil belajar, dapat di

lihat dalam tabel berikut:

Page 58: Skrip Si

58

Tabel 3.3: Kisi-kisi Soal

Pokok Bahasan

Subpokok Bahasan Indikator

Nomor Butir Soal

Ability (kemampuan)

Jumlah

Keankaragaman Makhluk hidup

Mengidentifikasi ciri-ciri Makhluk hidup

Peserta didik mampu mengumpulkan informasi ciri-ciri makhluk hidup

1 C2 1

Klasifikasi Makhluk hidup

Peserta didik mampu mengklasifikasikan Makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilkinya.

23456789 101112

C1C2C3C2C1C2C3C2C1C2C2

11

Menjelaskan dan mendeskripsikan monera

13 C3 1

Mendesripsikan kingdom bakteri, fungi, animalia.

1415161718192021222324252627282930

C1C2C1C3C2C1C2C2C3C1C1C1C2C3C1C2C3

17

Page 59: Skrip Si

59

4. Analisis Butir Soal (Item Analysis)

a. Uji Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran

soal agar soal tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit, sehingga dapat

memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuannya dan juga tidak

putus asa dalam mengerjakan soal-soal. Adapun rumus yang digunakan

untuk menghitung indeks kesukaran:

Keterangan:

P = indeks kesukaran (proporsi)

B = Jumlah siswa yang menjawab benar

JS = Jumlah total siswa (Suharsimi, 2009:208)

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

P = 0,00-0,30 Sukar

P = 0,30-0,70 Sedang

P = 0,70-1,00 Mudah (Suharsimi, 2009:210)

Contoh perhitungan tingkat kesukaran butir soal no. 1:

Berikut ini disajikan data mengenai uji tingkat kesukaran butir soal:

Diketahui: B = 8 JS = 22 maka

Page 60: Skrip Si

60

Berikut ini disajikan hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat

dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Butir Soal

B JS P KeteranganButir Soal

B JS P Keterangan

1 8 35 0.36 sedang 16 6 35 0.27 Sukar

2 11 35 0.50 sedang 17 7 35 0.32 Sedang

3 6 35 0.27 Sukar 18 8 35 0.36 Sedang

4 11 35 0.50 Sedang 19 9 35 0.41 Sedang

5 12 35 0.55 Sedang 20 8 35 0.36 Sedang

6 13 35 0.59 Sedang 21 13 35 0.59 Sedang

7 14 35 0.64 Sedang 22 6 35 0.27 Sedang

8 7 35 0.32 Sedang 23 7 35 0.32 Sedang

9 8 35 0.36 Sedang 24 8 35 0.36 Sedang

10 5 35 0.23 Sukar 25 11 35 0.50 Sedang

11 4 35 0.18 Sukar 26 11 35 0.50 Sedang

12 3 35 0.14 Sukar 27 14 35 0.64 Sedang

13 5 35 0.23 Sukar 28 13 35 0.59 Sedang

14 13 35 0.59 Sedang 29 14 35 0.64 Sedang

15 8 35 0.36 Sedang 30 12 35 0.55 Sedang

Page 61: Skrip Si

61

b. Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan

siswa yang memiliki kemampuan rendah. Dengan demikian, jika ada soal

yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai dan kurang pandai,

maka soal tersebut kurang baik untuk digunakan. Rumus pengujian daya

pembeda adalah sebagai berikut:

Keterangan:

D = Indeks daya pembeda soal (diskriminasi)

BA = Jumlah responden kelompok atas yang menjawab benar

BB = Jumlah responden kelompok bawah yang menjawab benar

JA = Jumlah responden kelompok atas

JB = Jumlah responden kelompok bawah

Page 62: Skrip Si

62

PA= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(proporsi indeks kesukaran)

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(proporsi indeks kesukaran) (Suharsimi, 2009:214)

Indeks daya beda diklasifikasikan sebagai berikut:

D = 0,00-0,2 Buruk

D = 0,21-0,4 Cukup

D = 0,41-0,7 Baik

D = 0,71-1,00 Baik sekali (Suharsimi, 2009:218)

Cara menentukan daya pembeda soal untuk kelompok kecil yang

kurang dari 100 orang, maka seluruh total siswa dibagi menjadi dua

kelompok yaitu 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Lalu cari

tingkat kesukaran kelompok atas (PA) dan kelompok bawah (PB). Selisih

PA dan PB adalah nilai daya pembeda soal. Contoh untuk butir soal no.1:

D = PA – PB = 0,63– 0,09 = 0,54

Berikut di sajikan hasil perhitungan untuk daya pembeda dapat di

lihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Analisis Daya Pembeda

Page 63: Skrip Si

63

c. Uji Validitas

Sebuah data dikatakan baik dan akurat jika data tersebut valid.Jika

datanya valid, maka instrument yang digunakan pasti telah teruji

validitasnya.Validitas merupakan ukuran kesahihan atau keakuratan

sebuah data yang mendekati kebenaran, walaupun belum mencapai 100%

karena segala sesuatu pasti memiliki keterbatasan. Jenis validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir soal atau item untuk

Butir Soal

PA PB D Keterangan Kesimpulan

1 0.64 0.09 0.55 Baik Dipakai2 0.91 0.09 0.82 Baik Dipakai3 0.55 0.09 0.55 Baik Dipakai4 0.73 0.27 0.45 Cukup Dipakai 5 0.82 0.27 0.55 Baik Dipakai6 0.82 0.36 0.45 Cukup Dipakai7 0.82 0.45 0.36 Cukup Dipakai8 0.45 0.18 0.27 Cukup Diperbaiki 9 0.55 0.18 0.36 Cukup Dipakai10 0.36 0.09 0.27 Cukup Diperbaiki 11 0.36 0.00 0.36 Cukup Dipakai 12 0.27 0.00 0.27 Cukup Dipakai13 0.36 0.09 0.27 Cukup Dipakai14 0.64 0.55 0.09 Buruk Diperbaiki 15 0.55 0.18 0.36 Cukup Dipakai16 0.45 0.09 0.36 Cukup Dipakai 17 0.45 0.18 0.27 Cukup Diterima18 0.55 0.18 0.36 Cukup Diterima19 0.64 0.18 0.45 Buruk Dipakai 20 0.45 0.27 0.18 Cukup Dipakai21 0.82 0.36 0.45 Cukup Dipakai22 0.36 0.18 0.18 Cukup Dipakai23 0.36 0.27 0.09 Cukup Dipakai24 0.45 0.27 0.18 Buruk Tidak Dipakai 25 0.73 0.27 0.45 Cukup Dipakai 26 0.36 0.64 -.027 Buruk Tidak dipakai 27 0.64 0.64 0.00 Buruk Tidak dipakai 28 0.64 0.55 0.09 Buruk Tidak dipakai 29 0.55 0.73 -0.18 Buruk Tidak dipakai 30 0.73 0.36 0.36 Cukup Dipakai

Page 64: Skrip Si

64

menguji kevalidan setiap soal. Variabel yang digunakan berupa variabel

kontinu (interval) dan diskrit murni, sehingga untuk menguji validitasnya

digunakan rumus koefisien korelasi biserial (Suharsimi, 2009:283).

Rumus koefisien korelasi biserial adalah:

pbi = Koefisien korelasi biserial

Mp = Rata-rata skor dari siswa yang menjawab benar bagi item

yang dicari validitasnya

Mt = Rata-rata skor total

St= Simpangan baku/standar deviasi dari skor total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar

( p =banyaknya siswa yang menjawab benar)

jumlah seluruh siswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p)

Dengan St ( SD) =

SD = Standar Deviasi

Y2 /N = Total dari setiap skor yang dikuadratkan dibagi N

(Y/N)2= Total semua skor dibagi N lalu dikuadratkan

Kriteria kevalidan menurut Riduwan (2007:98) yaitu:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Page 65: Skrip Si

65

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah

Setelah mendapatkan nilai rpbis lalu dimasukkan ke dalam rumus uji-t:

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi rpbis

n = Jumlah responden

Lalu bandingkan thitung dengan ttabel (α = 0,05 dan dk = n-2) melalui kaidah

keputusan: Jika thitung> ttabel berarti data valid dan sebaliknya, jika thitung<

ttabel berarti data tidak valid.

Contoh perhitungan validitas butir soal:

Item no.1 dimana Mp = 16.13 Mt = 12,5 St = 5,4 p = 0,36 q = 0,64

= 0,51

kemudian dimasukkan ke rumus uji-t: = 16,28

lalu thitung bandingkan dengan ttabel dimana dk = 20 dan α = 0,05, maka

diperoleh nilai ttabel = 1,72.

Page 66: Skrip Si

66

Berikut ini disajikan tabel tentang uji validitas butir soal dapat dilihat pada

(Tabel 3.5).

Tabel 3.6. Uji Validitas Butir Soal

Butir Soal

thitung ttabelKesim-pulan

KeputusanButir Soal

thitung ttabelKesim-pulan

Keputusan

1 2.62 1.70 Valid Dipakai 16 2.39 1.70 Valid Dipakai

2 4.35 1.70 Valid Dipakai 17 1.78 1.70 Valid Dipakai

3 2.78 1.70 Valid Dipakai 18 2.50 1.70 Valid Dipakai

4 2.22 1.70 Valid Dipakai 19 2.73 1.70 Valid Dipakai

5 3.91 1.70 Valid Dipakai 20 1.76 1.70 Valid Dipakai

6 2.98 1.70 Valid Dipakai 21 2.06 1.70 Valid Dipakai

7 1.96 1.70 Valid Dipakai 22 2.04 1.70 Valid Dipakai

8 2.09 1.70 Valid Dipakai 23 1.78 1.70 Valid Dipakai

9 2.88 1.70 Valid Dipakai 24 0.39 1.70Tidak Valid

Tidak Dipakai

10 2.13 1.70 Valid Dipakai 25 1.82 1.70 Valid Dipakai

11 2.16 1.70 Valid Dipakai 26 0.56 1.70Tidak Valid

Tidak Dipakai

12 2.12 1.70 Valid Dipakai 27 0.07 1.70Tidak Valid

Tidak Dipakai

13 4.28 1.70 Valid Dipakai 28 0.50 1.70Tidak Valid

Tidak Dipakai

14 2.16 1.70 Valid Dipakai 29 -1.76 1.70Tidak Valid

Tidak Dipakai

15 3.15 1.70 Valid Dipakai 30 2.51 1.70 Valid Dipakai

d. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya,

dengan adanya uji ini diharapkan data yang diperoleh dapat dipercaya.Jika

validitas menggambarkan keshahihan atau ketepatan data yang sesuai

dengan kenyataan, maka reliabilitas menggambarkan ketetapan data dalam

beberapa kali uji.Walaupun terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan

perubahan, namun tidak terlalu mempengaruhi tingkat reliabilitas dari data

tersebut.

Page 67: Skrip Si

67

Uji reliabilitas instrumen yang digunakan adalah metode Kuder

Richardson-20 (KR-20). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas

yang item pertanyaannya menggunakan jawaban benar atau ya dan jawaban

salah atau tidak. Selain itu, metode ini digunakan untuk item pertanyaan

yang berjumlah ganjil. Langkah-langkah metoode KR-20, yaitu sebagai

berikut:

Langkah 1: Menghitung jumlah siswa yang menjawab benar (p)

dan jumlah siswa yang menjawab salah (q) dari setiap

butir pertanyaan.

Langkah 2: Mengalikan jumlah benar (p) dan jumlah salah (q) dari

langkah ke- 1 dan 2 dari setiap butir pertanyaan

kemudian menjumlahkan hasil perkaliannya.

Langkah 3: Mencari simpangan baku dari skor total dengan rumus:

dimanaY = skor total

N = jumlah siswa

Langkah 4: Menghitung reliabilitas dengan rumus:

r 11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item

k = Banyaknya item atau butir soal

s = Simpangan baku dari skor total setiap butir soal

Page 68: Skrip Si

68

pq = Jumlah hasil perkalian p dan q

Langkah 5: Mencari rtabel apabila diketahui signifikasi = 0,05 dan

dk= n-2 sehingga diperoleh rtabel

Langkah 6: Membuat keputusan dengan membandingkan r11

dengan r table. Kaidah keputusan: Jika r11> r table berarti

reliabel dan r11< r table berarti tidak reliabel (Riduwan,

2007:104-108)

Contoh perhitungan reliabilitas dengan metode KR-20:

Diketahui: k = 25 s = 5,4 pq = 6,65

r tabel = (0,05; 20) = 0,35

Bandingkan nilai kedua r, maka r11>r table sehingga kesimpulannya

adalah data reliable.

F. Teknik analisis Data

1. Teknik Deskripsi Data

Analisa Data dilakukan dalam deskripsi data meliputi gambaran umum

responden, distribusi ,disribusi frekuensi, menyajikan data dalam bentuk table

dan garfik ( histogram dan polygon) , menghitung tendensi sentral dan

menghitung ukuran penyebaran.

2. Teknik Pengujian persyaratan Data

Page 69: Skrip Si

69

Sebelum melakukan analisa data, maka dilakukan pengujian persyaratan

data, yaitu Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan kurva

distribusi frekuensi, sedangkan uji Homogenitas dimaksudkan untuk memastikan

bahwa data penelitian diperoleh dari sampel-sampel yang homogen , dan juga

untuk memperkuat asumsi bahwa semua hal yang mempengaruhi hasil belajar

siswa kecuali hal yang diteliti sama.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan agar data memenuhi persyaratan yaitu

berdistribusi normal, sehingga data dapat diolah ke proses selanjutnya.

Dalam penelitian ini, metode uji normalitas yang digunakan adalah metode

Chi-Kuadrat (Chi-Square). Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

1) Mencari skor terbesar dan terkecil dari suatu data

2) Mencari nilai rentangan (R)

3) Mencari banyaknya kelas (BK)

4) Mencari panjang kelas

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong (tabel distribusi frekuensi)

6) Menghitung mean (rataan)

7) Mehitung simpangan baku (standar deviasi/S)

Langkah 1 – 7 pengerjaannya telah dilakukan pada saat membuat tabel

distribusi frekuensi. Perhitungan metode Chi-Kuadrat dapat dimulai

dari langkah no. 8

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

Page 70: Skrip Si

70

(a) Menentukan batas kelas atau tepi kelas, yaitu angka skor kiri

kelas interval pertama dikurangi 0,5 lalu angka skor-skor kanan

ditambah 0,5

(b) Mencari nilai Z-skor untuk batas kelas interval dengan rumus:

dengan X adalah nilai mean/rataan dan S

adalah nilai simpangan baku/ standar deviasi

(c) Mencari luas 0 – z dari tabel kurva normal dengan

menggunakan nilai z (nilai negatif tidak berpengaruh)

(d) Mencari luas tiap kelas interval atau nilai F (zi) dengan cara:

jika nilai Z negatif ( nilai z < 0), maka 0,5 – nilai tabel dan jika

nilai z positif (nilai z > 0), maka 0,5 + nilai tabel

(e) Mencari nilai Li dengan mengurangkan F(zi) baris kedua

dengan F(zi) baris pertama dan seterusnya.

(f) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan

luas tiap interval dengan jumlah siswa atau Li x f0

9) Mencari chi-kuadrat hitung (2hitung)

10) Membandingkan 2hitungdan 2

tabel untuk α = 0,05 dan dk = k – 1

dimana k adalah jumlah kelas, lalu dapat disimpulkan:

Jika 2hitung≥ 2

tabel maka data berdistribusi tidak normal

Jika 2hitung≤2

tabel maka data berdistribusi normal

Hipotesis yang diuji:

Page 71: Skrip Si

71

H0: Data berasal dari populasi berdistribusi normal

H1: Data tidak berasal dari data berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan uji persyaratan analisis data untuk

mengetahui tingkat kesamaan dari data yang akan diolah. Uji

homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan Uji F, yaitu:

1) Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada

tabel penolong seperti pada (Tabel 3.6)

Tabel 3.6: Tabel Penolong untuk Uji F

No. X1 X2 (X1 – 1)2 (X2 - 2)2

(X1 – 1)2 (X2 - 2)2

2) Menghitung rataan (mean) dari masing-masing kelompok dengan

rumus:

3) Mencari selisih X dengan lalu hasilnya dikuadratkan

4) Menghitung nilai varians (S12dan S2

2) dengan rumus:

dan mencari S22 dengan menggunakan data X2 dan

2

5) Membandingkan nilai S12dan S2

2 dengan skor S yang terbesar menjadi

pembilang dan yang kecil menjadi penyebut, sehingga:

Page 72: Skrip Si

72

atau

6) Membandingkan Fhitung dengan nilai F tabel untuk α = 0,05 dan jika

S1>S2 maka F tabel dicari dengan (α, dk1, dk2), tetapi jika S2>S1 maka F

tabel dicari dengan (α, dk2, dk1). Jika salah satu nilai dk tidak terdapat

pada tabel, maka dapat dicari dengan rumus umum interpolasi, yaitu:

F(a) = x dan F(b) = y dimana a< c < b

a = nilai dk yang lebih rendah dari c

b = nilai dk yang lebih tinggi dari c

c = nilai dk yang dicari diantara kedua nilai a dan b

Nilai x diganti dengan nilai tabel dari a dengan harga = 0,05

Nilai y diganti dengan nilai tabel dari b dengan harga = 0,05

Sehingga didapat nilai c yang merupan nilai tabel yang dicari

Keputusan dari uji homogenitas dengan uji-F yaitu:

Jika Fhitung ≥ Ftabel berarti data tidak homogen

Jika Fhitung ≤ F tabel berarti data homogen

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk dua sampel (kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol) yang jumlah sampel dari kedua kelompok

Page 73: Skrip Si

73

tersebut tidak sama (n1 ≠ n2) dan data bersifat homogen, maka

digunakan rumus t-test dengan pooled varian dan derajat kebebasan

(dk) = n1 + n2 – 2, yaitu:

t = thitung

X1 = rata-rata sampel ke- 1

X2 = rata-rata sampel ke- 2

n1 = jumlah anggota sampel ke- 1

n2 = jumlah anggota sampel ke- 2

s1 = varians sampel ke-1

s2 = varians sampel ke- 2 (Sugiyono, 2008:273)

Untuk ttabel digunakan harga = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2

Jika nilai dk tidak terdapat pada tabel, maka dapat dicari melalui rumus

interpolasi, yaitu:

a = nilai dk yang lebih rendah dari c

b = nilai dk yang lebih tinggi dari c

c = nilai dk yang dicari diantara kedua nilai a dan b

Nilai x diganti dengan nilai tabel dari a dengan harga = 0,05

Nilai y diganti dengan nilai tabel dari b dengan harga = 0,05

K Jika Jika thitung > ttabel maka tolak H0 atau terima Ha

Keputusan: Jika thitung < ttabel maka terima H0 atau tolak Ha

Page 74: Skrip Si

74

Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji

kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t.tes dalam tabel

dilakukan pada taraf signifikasi 0,05. Apabila thitung ttabel , berarti

dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh metode pemberin tugas

menghafal istilah-istilah latin biologi terhadap hasil belajar

Keanekaragaman Makhluk Hidup, sedangkan apabila thitung ttabel,

berarti dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh metode pemberian

tugas menghafal istilah latin biologi terhadap hasil belajar

Keanekaragaman Makhluk Hidup, artinya siswa yang diajarkan

dengan menggunakan metode pemberian tugas menghafal istilah latin

biologi, hasil belajarnya lebih tinggi dari pada siswa yang diajar

dengan motode pembelajaran konvensional.

G.Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang digunakan adalah uji pihak kanan dimana

hipotesis nol (H0) lebih kecil atau sama dengan ( ≤ ) hipotesis alternatifnya

(H1). Dengan kata lain Ha lebih besar ( > ) dari H0. Hipotesis statistik dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: µ1= µ2

H1: µ1> µ2

Ho: Perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan metode

pemberian tugas menghafal istilah-latin biologi pada pokok

bahasan Keanekeragaman Makhluk hidup lebih rendah dan sama

dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

Page 75: Skrip Si

75

H1: Perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan metode

pemberian tugas menghafal istilah latin biologi pada pokok bahasan

Keanekaragaman Makhluk hidup lebih tinggi daripada siswa yang

diajarkan dengan metode konvensional.

µ1: Rata-rata hasil belajar pokok bahasan Keanekargaman Makhluk hidup

siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode tugas menghafal

istilah latin Biologi

µ2: Rata-rata hasil belajar pokok bahasan Keanekaragaman Makhluk hidup

siswa yang tidak menggunakan metode tugas menghafal istilah latin

Biologi.

Page 76: Skrip Si

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Dari Responden Karakteristik Dari Responden

Dalam penelitian yang dilakukan di sekolah SMPN 2 Kresek

banyaknya responden kelompok eksperimen adalah 35 orang siswa yang

terdiri dari 17 laki-laki dan 18 perempuan. Dari responden kelompok kontrol

berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 19 siswa

perempuan, sehingga seluru responden adalah 70 siswa.

1. Ciri-ciri Fisik

Secara umum responden memiliki fisik yang sangat bervariasi. Dilihat

dari bentuk dan postur tubuh responden, yaitu terdiri dari siswa yang berbadan

relatif kecil sampai yang bertubuh tinggi besar. Dari warna kulit responden

terdiri dari siswa yang berkulit terang sampai yang berkulit gelap. Dari segi

kebugaran juga dapat dilihat bahwa rata-rata responden dalam keadaan bugar.

Hal ini dapat merupakan cerminan bahwa sekolah SMPN 2 Kresek tidak

membedakan latar belakang budaya, maka setiap orang memiliki peluang

yang sama untuk menjadi siswa di sekolah ini.

2. Ciri-ciri Psikis

Siswa kelas VII SMPN 2 Kresek merupakan masa peralihan dari

anak-anak menjadi masa remaja. Perkembangan emosi pada anak-anak

berpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Sikap saling

pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama

Page 77: Skrip Si

dalam kehidupan sosial dan hal ini akan mudah dicapai oleh anak-anak yang

berkemampuan intelektual tinggi. Siswa yang sehat jasmani dan rohaninya

biasanya cenderung lebih aktif dan berkreatif. Responden dalam penelitian ini

umumnya memiliki ciri-ciri rata-rata standar (didak terlalu pintar dan tidak

terlalu bodoh).

3. Ciri-ciri Sosial Ekonomi

Umumnya siswa kelas VII SMPN 2 Kresek berasal dari latar

belakang sosial ekonomi yang beragam. Mulai dari rata-rata menengah

kebawah sampai menengah keatas. Kondisi demikian jika disiasati dengan

baik dan bijaksana akan saling menguntungkan bagi perkembangan siswa

dalam bermasyarakat. Sehingga akan timbul rasa saling menghargai dan

saling membantu satu sama lain.

B. Deskripsi Data

1. Data Kelompok Eksperimen

Dari nilai hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan

motode pemberian tugas menghafal istilah latin biologi nilai mulaidari 56

sampai 84 dengan mean 78,2 modus 77,68 median 74,5 simpangan baku

10,91 danvarians 119,16 .

Selanjutnya data tersebut dihitung dengan langkah berikut, untuk

dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan histrogram.

Langkah menyusun daftar disrtibusi frekuensi adalah sebagai berikut:

a. Rentangdayayaitu data terbesardikurangi data terkecil

R= 84 – 56 = 28

Page 78: Skrip Si

b. Banyaknya interval kelas K = 1 + 3,3 Log n

K = 1 + 3,3 Log 35

= 1 + 3.3 (1,544)

= 1 + 5.095

= 6.095

c. PanjangKelas

d. Standar poin diambil dari nilai terkecil

Tabel 4.1Data Kelompok Eksperimen

Dari table

diperoeh

n = 35

Page 79: Skrip Si

X = 2508

X2 = 182236

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan menggunakan metode pemberian tugas menghafal istilah-

istilah latin biologi.

e. Mean =

f. Modus

Diketahui : L = 76 – 0,5 = 75,5 Ditanya : Mo ?

d1 = 2

d2 = 4

i = 5

Jawab:

Mo = 75.5 +

= 75,5 + 1.66 = 77,16

g. Median

Diketahui : L = 71 – 0,5 = 70,5 Ditanya : Me ?

Page 80: Skrip Si

n = 35

Cf = 14

f = 7

i = 5

Jawab:

= 70,5 + 2,5 = 73

h. Simpangan Baku (S)

i. Varians (S2)

S2=

= 73.89

Page 81: Skrip Si

Gambar 1Histogram Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup Dengan

Metode Pemberian tugas menghafal istilah-istilah latin biologi.

Dapat disimpulkan dari hasil pemberian tugas menghafal istilah-

istilah latin biologi nilai frekuensi absolute dari bagian diatas tertinggi 9

dengan hasil nilai antara 76 – 80 dan terendah 4 dengan nilai antara 56 –

60. Dari perhitungan diatas didapat mean 73,4 modus 69,79 median78,41

simpangan baku dan varians 73.89 hasil ini termasuk dalam katagori

baik.

2. Data kelompok Kontrol

Dari nilai hasil belajar Keanekaraganan Makhluk Hidup untuk

kelompok kontrol nilai mulai dari 52 sampai 80 dengan mean 65,1 modus

69,79 median 67.95 simpangan baku 10,80 dan varians 116,80

Selanjutnya data tersebut dihitung dengan langkah berikut, untuk

dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan histrogram.

Langkah menyusun daftar disrtibusi frekuensi adalah sebagai berikut:

a. Rentang daya yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

Page 82: Skrip Si

R= 80 – 52 = 28

b. Banyaknya interval kelas K = 1 + 3,3 Log n

K = 1 + 3,3 Log 35

=1 + 3.3 (1,544)

= 1 + 5.095

= 6.095

c. Panjang Kelas

d. Standar poin diambil dari nilai terkecil

Tabel 4.3 Data Kelompok Kontrol

Dari table diperoeh

Page 83: Skrip Si

n = 35

X = 2332

X2 = 157424

Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup

dengan Pembelajaran Konvensional

e. Mean =

f. Modus

Diketahui : L = 67 – 0.5 = 66.5 Ditanya : Mo ?

d1 = 7

d2 = 6

i = 5

Jawab:

Mo = 66.5 +

= 66.5 + 2.69 = 69.79

g. Median

Page 84: Skrip Si

Diketahui : L = 67 – 0,5 = 66,5 Ditanya : Me ?

n = 35

Cf = 14

f = 12

i = 5

Jawab:

= 66.5 + 1.45 = 67,95

h. Simpangan Baku (S)

i. Varians (S2)

S2= 6.562

= 43.06

Page 85: Skrip Si

Gambar 2

Histogram Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup Dengan Pembelajaran Konvensional

Dapat disimpulkan dari hasil pembelajaran Konvensional nilai

frekuensi absolute dari bagian diatas tertinggi 12 dengan hasil nilai antara

67 – 71 dan terendah 5 dengan nilai antara 52 – 56. Dari perhitungan di

atas didapat mean 66,7 modus 68,77 median 67,95 simpangan baku 6,56

dan varians 43,06 hasil ini termasuk dalam katagori cukup.

C. Analisis Persyaratan Data

1. Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-

Kuadrat dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Mean =

Page 86: Skrip Si

b. S =

c. Menentukan Batas Kelas atauTepi Kelas

1) 55,5 – 60,5

2) 60,5 – 65,5

3) 65,5 – 70,5

4) 70,5 – 75,5

5) 75,5 – 80,5

6) 80,5 – 85,5

d. Mencari nilai Z Skor

e. Mencari luas 0 – z dari tabel kurva normal, maka diperoleh :

0,4812; 0,4382; 0,3186; 0,1293; 0,0948; 0,2939; 0,4192

Page 87: Skrip Si

f. Mencari luas tiap kelas interval maka diperoleh :

0,5 – 0,4812= 0,0188

0,5 –0,4382= 0,0618

0,5 –0,3186=0,1814

0,5 – 0,1293= 0,3707

0,5 +0,0948= 0,5948

0,5 + 0,2939= 0,7939

0,5 + 0,4192= 0,9192

g. Mencari nilai Li

0,0618–0,0188= 0,043

0,1814– 0,0618= 0,1196

0,3707–0,1814= 0,1893

0,5948– 0,3707= 0.2241

0,7939–0,5948=0,1991

0,9192–0,7939= 0,1253

h. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,043 X35 = 1,505

0,1196 X 35 =4,186

0,1893 X35 = 6.625

0.2241X 35 =7,843

0,1991X 35 = 6,968

0,1253X 35 = 4,385

i. Membuat daftar distribusi yang diharapkan (fe) dari hasil pengamatan.

Page 88: Skrip Si

Tabel 4.5 Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup SMPN 2 Kresek dengan Menggunakan Metode pemberian tugas menghafal istilah-istilah

latin biologi.

j. Mencaj. Mencari Chi -kuadrat hitung (2hitung)

=

= 4.136+ 0.008+ 0,058 + 0,090 + 0,592 + 0.086= 4,97

No.Batas

KelasZ Luas 0 - Z

LuasTiapKela

s IntervalFe Fo

1 55,5 -2,08 0,4812 0,0188 1,505 4

2 59,5 -1,54 0,4382 0,0618 4,186 4

3 63,5 -0,91 0,3186 0,1814 6.625 6

4 67,5 -0,33 0,1293 0,3707 7,843 7

5 71,5 0,33 0,0948 0,6293 6,968 9

6 75,5 0,93 0,2939 0,7939 4,385 5

7 79,5 1,53 0,4192 0,9192

fo = 35

Page 89: Skrip Si

Dengan membandingkan 2hitungdan 2

tabel untuk α = 0,05 dan dk = k

– 1 = 7 – 1 = 6 , maka dicari dalam tabel chi-kuadrat didapat 2tabel = 12,6

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika 2hitung≥ 2

tabel maka data berdistribusi tidak normal

Page 90: Skrip Si

Jika 2hitung≤2

tabel maka data berdistribusi normal

Ternyata 2hitung≤2

tabel, atau 4,97 ≤ 12,6.

maka data hasil belajar materi Keanekaragaman Makhluk Hidup

di SMP Negeri 2 Kresek berdistribusi normal.

2. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol

a. Mean =

b. Simbangan Baku (S)

c. Menentukan Batas Kelas atauTepi Kelas

1) 51,5 – 56,5

2) 56,5 – 61,5

3) 61,5 – 65,5

4) 65,5 – 71,5

5) 71,5 – 76,5

6) 76,5 – 81,5

d. Mencarinilai Z Skor

Page 91: Skrip Si

e. Mencari luas 0 – z dari tabel kurva normal, maka diperoleh :

0,4896; 0,4394; 0,2852; 0,0714; 0,2673; 0,4319; 0,4878

f. Mencari luas tiap kelas interval maka diperoleh :

0,5 – 0,4896= 0,0104

0,5 – 0,4394= 0,0606

0,5 – 0,2852= 0,2148

0,5 – 0,0714= 0,4286

0,5 + 0,2673= 0,7673

0,5 + 0,4319= 0,9319

0,5 + 0,4878= 0,9878

g. Mencari nilai Li

0,0606–0,0104= 0,0502

0,2148– 0,0606= 0,1542

0,4286– 0,2148= 0,2138

0,7673– 0,4286= 0,3387

0,9319– 0,7673= 0,1646

0,9878– 0,9319= 0,0559

h. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,0502 X 40 = 1,588

0,1542 X 40 = 6,044

0,2138 X 40 = 8,988

0,3387 X 40 = 9,308

0,1646 X 40 = 7,424

0,0559 X 40 = 2,724

Page 92: Skrip Si

i. Membuat daftar distribusi yang diharapkan (fe) dari hasil pengamatan

Tabel 4.6 Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup

dengan Menggunakan Pembelajaran Konvensional

j. Mencari c

j. Menacari Chi-kuadrat hitung (2hitung)

No.Batas

KelasZ Luas 0 – Z

Luas Tiap Kelas

IntervalFe Fo

1 51,5 -2,31 0,4896 0,0104 1,588 5

2 56,5 -1,55 0,4394 0,0606 6,044 4

3 61,5 -0,79 0,2852 0,2148 8,988 5

4 65,5 -0,18 0,0714 0,4286 9,308 12

5 71,5 0,73 0,2673 0,7673 7,424 6

6 76,5 1,49 0,4319 0,9319 2,724 3

81,5 2,25 0,4878 0,9878

fo = 35

Page 93: Skrip Si

=

= 7,331+ 0,691 + 1,769 + 0,778+ 0,273+ 0.027 = 10,869

Dengan membandingkan 2hitung dan 2

tabel untuk α = 0,05 dan dk = k

– 1 = 7 – 1 = 6 , maka dicari dalam tabel chi-kuadrat didapat 2tabel = 12,6

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika 2hitung≥ 2

tabel maka data berdistribusi tidak normal

Jika 2hitung≤2

tabel maka data berdistribusi normal

Ternyata 2hitung≤2

tabel, atau 10,869 ≤ 12,6 maka data hasil belajar

Keanekaragaman Makhluk Hidup SMP Negeri 2 Kresek berdistribusi

normal.

3. Uji homogenitas

a. berdasarkan tabel kelas diatas diperoleh data sebagai berikut :

n1 = 35

X1 = 2516

X2 = 183024

=

n2 = 35

X2 = 2332

X2 = 157424

=

Page 94: Skrip Si

Tabel 4.7Tabel Penolong untuk Uji F

b. Menghitung nilai varians (S12dan S2

2)

=

=

Pengujian Hipotesis untuk homogenitas digunakan rumus :

=

Page 95: Skrip Si

Kriteria pengujian

Terima Ho jika Fhitung< Ftabel. Berdasarkan perhitungan diatas Fhit = 1,038

sedangkan Ftab 1,69 maka Fhit< Ftab yaitu Fhit 1,038 < Ftab 1,78 ini berarti data

homogen.

D. Pengujian Hipotesis Penelitian

Perhitungan untuk uji hipotesis (uji-t) dilakukan pada nilai nilai berikut :

n1 = 35

=

n2 = 35

=

Selanjutnya dihitung nilainya sebagai berikut :

Page 96: Skrip Si

dk= n1+n2-2 = 35 + 35 - 2= 68

= 1,67 – 0,003

= 1,667

Dari hasil perhitungan didapat thit = 3.129 sedangkan ttab = 1,667 untuk n =

35 dan derajat kebebasan n1+n2-2 = 68 pada taraf signifikan 0,05.

Berdasarkan nilai tersebut maka diperoleh thit> ttab hal ini dapat disimpulkan

bahwa tolak Ho dan terima H1.

Jadi dapat disimpulkanbahwa rata-rata hasil belajar Keanekaragaman Makhluk

Hidup yang memperoleh pembelajaran melalui metode pemberian tugas

menghafal istilah latin biologi lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional.

Page 97: Skrip Si

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Mengacu pada hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan pada

bagian pada awal, maka dapat dirumuskan beberapa interprestasi hasil penelitian

yaitu:

Tabel 4.8 Perbandingan Statistik Antara Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan Motode Pemberian tugas menghafal istilah-istilah latin biologi dan Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan

Pembelajaran Konvensional

Ukuran statistik

Hasil Belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup

Pemberian tugas menghafal istilah-

istilah latin biologi.

Pembelajaran Konvensional

N 35 35

Skor Total 2508 2332

Nilai Tertinggi 84 80

Nilai Terendah 56 52

Rentang 28 28

Banyak Interval Kelas 5,902 5,902

Panjang Kelas 5 5

Mean 78,2 65,1

Modus 77,16 69,79

Median 74,5 67.95

Varians 119,16 116,84

Simpangan Baku 10,91 10.80

Page 98: Skrip Si

1. Metode Pemberian tugas menghafal istilah latin Biologi.

Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup siswa yang diajar

dengan menggunakan metode pemberian tugas Menghafal istilah-istilah latin

biologi mempunyai rentang nilai terendah 56 dan tertinggi 84 yang berada

pada kriteria cukup sampai sangat baik. Nilai mean sebesar 78,2 nilai modus

77,68 dan nilai median atau nilai tengah sebesar 74,5 Memberikan gambaran

bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode

pemberian tugas menghfal istilah-istilah latin sudah baik.

Berdasarkan distribusi frekuensi data hasil belajar Keanekaragaman

Makhluk Hidup dengan metode pemberian tugas menghafal istilah-istilah

latin biologi diketahui bahwa nilai yang paling terbanyak terletak pada kelas

interval 5 dengan frekuensi 9,berada pada kriteria sangat baik. Sedangkan

berdasarkan kriteria nilai teoritis, nilai tertinggi pada posisi 76 – 80 dengan

jumlah frekuensi 9, sedangkan yang terendah pada posisi interval 56 – 62

dengan jumlah frekuensi 4 pada kriteria cukup.

2. Metode Pembelajaran Konvensional

Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup siswa yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran konvensional mempunyai rentang nilai

terendah 52 dan tertinggi 80 yang berada pada kriteria cukup sampai sangat

baik. Nilai mean sebesar 65,1 nilai modus 69,19 dan nilai median atau nilai

Page 99: Skrip Si

tengah sebesar 67.95. Memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sudah cukup.

Berdasarkan distribusi frekuensi data hasil belajar Keanekaragaman

Makhluk Hidup dengan metode pembelajaran konvensional diketahui bahwa

nilai yang paling terbanyak terletak pada kelas interval 4 dengan frekuensi

12,berada pada kriteria cukup. Sedangkan berdasarkan kriteria nilai teoritis,

nilai tertinggi pada posisi 77 – 81 dengan jumlah frekuensi 3, sedangkan yang

terendah pada posisi interval 52 – 56 dengan jumlah frekuensi 5 pada kriteria

buruk.

Dengan demikian siswa yang memperoleh pengajaran dengan

menggunakan metode pemberian tugas menghafal istilah-istilah latin Biologi

terlihat lebih aktif dan cepat tanggap dalam memahami konsep-konsep materi

Keanekaragaman Makhluk Hidup yang disampaikan. Informasi dan konsep

yang diperoleh relatif lebih melekat pada ingatan siswa sehingga mampu

memotivasi dalam meningkatkan hasil belajar Keankekaragaman Makhluk

Hidup siswa. Sedangkan siswa yang di ajar dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional terlihat lebih monoton dan kurang cepat tanggap

terhadap konsep materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang disampaikan.

Sehingga menimbulkan rasa bosan dan kurangnya motivasi pada siswa dalam

proses pembelajaran.

3. Uji Persyaratan Data

Page 100: Skrip Si

Berdasarkan uji persyaratan analisa data diperoleh hasil normalitas

variabel hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup yang diajar dengan

menggunakan motode pemberian tugas menghafal istilah latin biologi

diperoleh nilai 2hitung ≤ 2

tabel , atau 10,636 ≤ 12,6 dan variabel hasil belajar

Keanekaragaman Makhluk Hidup yang diajar dengan menggunakan

pembelajaran konvensional diperoleh nilai 2hitung ≤ 2

tabel , atau 12,448 ≤ 12,6.

Dengan demikian data hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup

berdistribusi secara normal.

Berdasarkan uji persyaratan analisa data diperoleh hasil homogenitas

antara variabel eksperimen dengan variabel kontrol diperoleh nilai yaitu Fhit

1,28 < Ftab 1,69. Dengan demikian data hasil belajar Keanekaragaman

Makhluk Hidup kedua kelompok tersebut homogen.

4. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan analisis perbandingan dengan menggunakan uji-t

ternyata menunjukan bahwa diterimanya hipotesis tandingan (H1) yang

menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup

yang diajarkan menggunakan motode pemberian tugas menghafal istilah-

istilah latin Biologi lebih tinggi dibanding rata-rata hasil belajar

Keanekaragaman Makhluk Hidup siswa yang diajar dengan pembelajaran

konvensional. Hal ini mengandung arti bahwa penggunaan metode pemberian

tugas menghafal istilah-istilah latin Biologi pada pokok bahasan

Keanekaragaman Makhluk Hidup di SMP Negeri 2 Kresek lebih efektif

Page 101: Skrip Si

dibanding dengan yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada pokok

bahasan yang sama.

5. Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti mengalami hambatan, yaitu

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Penelitian ini merupakan

pengalaman pertama dalam melakukan penelitian secara ilmiah, sehingga

dalam perumusan dan penyusunan rencana serta strategi penelitian terasa

masih banyak kekurangan.

Page 102: Skrip Si

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan metode

penugasam untuk menghafal istilah latin biologi tergolong baik. Hal

ini ditunjukan dengan mean 78.2 Modus 77.16, Median 74.5 dan

simpangan baku 10.91

2. Hasil belajar Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan metode

pembelajaran konvensional tergolong cukup . Hal ini ditunjukan

dengan mean 65.1 Modus 69.79 , Median 67.95 dan simpangan baku

8.59.

3. Hasil belajar dalam pembelajaran biologi Materi Keanekaragaman

Makhluk Hidup yang ditugaskan untuk menghafal istilah-istilah latin

biologi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar dengan metode

konvensional, artinya metode penugasan yang ditugaskan untuk

menghafal istilah-istilah latin biologi menunjukan adanya pengaruh

hasil belajar Biologi materi Keanekaragaman Makhluk Hidup

.

Page 103: Skrip Si

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini, maka dapat direkomendasikan bagi

sekolah agar bisa menggunakan metode penugasan dalam

pembelajaran biologi. Hal tersebut digunakan untuk meningkatkan

hasil belajar biologi materi keanekaragaman Makhluk Hidup. Bagi

siswa dan sekolah, Hasil tersebut dapat digunakan sebagai bahan

intropeksi diri, bahwa hasil belajar dapat ditentukan oleh berbagai

metode penugasan dalam pembelajaran biologiyang tepat dan sesuai,

sedangkan secara keseluruhan dapat digunakan untuk perbaikan mutu

pendidikan di wilayah populasi SMP Negeri 2 Kreseki Kabupaten

Tangerang.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas , maka dapat diajukan

saan sebagai berikut:

1. Untuk sekolah, hendaknya memperhatikan guru yang memiliki

kompetensi yang baik karena dengan hal tersebut maka akan dapat

menunjang keberhasilan proses pembelajaran disekolah, sehingga

tercapai hasil pembelajaran yang optimal.

2. Untuk setiap guru, hendaknya terus menerus meningkatkan

pengetahuan dan kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan

agar mampu mendorong meningkatnyya hasil belajar Biologi. Seorang

guru tidak cukup hanya mampu dalam penyampaian materi pelajaran

Page 104: Skrip Si

tetapi juga harus memiliki kompetensi dalam memilih metode

pengajaran yang tepat sehingga tujuan meningkatkan hasil belajar

akan terwujud.

3. Untuk siswa/siswi, hendaknya menguasai materi-materi yang telah

diajarkan sehingga memilki bekal pengetahuan yang baik. Minat

belajar Biologi yang ada saat ini lebih ditingkatkan lagi terutama

dengan menerapkan kesadaran, keimanan, harapan dan cita-cita pada

diri masing-masing untuk meraih sebanyak-banyaknya ilmu

pengetahuan.

Page 105: Skrip Si