Upload
richard-talakua
View
228
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sejak diberlakukannya UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, telah terjadi perubahan yang fundamental dalam berbagai aspek peneyelenggaraan pemerintahan daerah, termasuk bidang keuangan daerah. Dalam upaya mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal secara optimal sesuai dengan perkembangan dinamika dan tuntutan masyarakat, perubahan tersebut diharapkan menciptakan sistem pengelolaan keuangan daerah yang lebih efisien, transparan dan akuntabel.Sejalan dengan perubahan dimaksud dalam tata pengelolaan keuangan daerah, maka pada tataran operasional di daerah, Kementerian Dalam Negeri RI telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 beserta perubahannya dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.Sebagai implikasi atas perubahan besar di bidang pengelolaan keuangan daerah dituntut kesiapan daerah, baik secara kelembagaan maupun personel, dalam mengelola perubahan manajemen keuangan daerah dan kemampuan untuk melakukan transformasi mindset bagi aparatur daerah sebagai akibat dari perubahan dari pendekatan incremental budgeting menjadi pendekatan performance budgeting.Salah satu pasal (pasal 89) Permendagri No. 13 Tahun 2006, mengharuskan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki acuan Standar Satuan Harga dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.Standar Satuan Harga” digunakan sebagai acuan untuk menilai kewajaran harga penawaran yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel yang berlaku di seluruh wilayah Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni. Selain itu, juga, dengan adanya Standar Satuan Harga, keberagaman dan perbedaan besaran harga pada saat penyusunan dan penetapan harga barang dan jasa disetiap wilayah yang relatif berdekatan dapat dihindari.B. PENGGUNAAN SATUAN HARGASebagai salah satu upaya untuk membantu kelancaran proses pembahasan dan penilaian kewajaran harga maupun perhitungan biaya (costing) dalam penyusunan perencanaan program dan kegiatan yang dilakukan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, perlu ditunjang dengan tersedianya Standar Harga Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni. Penyusunan ini dilakukan dengan mengacu pada data dan informasi yang valid dan realibel dari berbagai sumber terpercaya dan telah melalui proses analisis data harga pasar yang berlaku ditambah dengan biaya transportasi, inflasi, margin, serta pajak.
Citation preview
PENYUSUNAN STANDAR SATUAN HARGA BARANG DAN JASA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN ANGGARAN 2013
A. LATAR BELAKANG
Sejak diberlakukannya UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, telah terjadi
perubahan yang fundamental dalam berbagai aspek peneyelenggaraan
pemerintahan daerah, termasuk bidang keuangan daerah. Dalam upaya
mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal secara
optimal sesuai dengan perkembangan dinamika dan tuntutan masyarakat,
perubahan tersebut diharapkan menciptakan sistem pengelolaan keuangan
daerah yang lebih efisien, transparan dan akuntabel.
Sejalan dengan perubahan dimaksud dalam tata pengelolaan keuangan
daerah, maka pada tataran operasional di daerah, Kementerian Dalam Negeri
RI telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
beserta perubahannya dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 21 Tahun
2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sebagai implikasi atas perubahan besar di bidang pengelolaan
keuangan daerah dituntut kesiapan daerah, baik secara kelembagaan maupun
personel, dalam mengelola perubahan manajemen keuangan daerah dan
kemampuan untuk melakukan transformasi mindset bagi aparatur daerah
sebagai akibat dari perubahan dari pendekatan incremental budgeting menjadi
pendekatan performance budgeting.
Salah satu pasal (pasal 89) Permendagri No. 13 Tahun 2006,
mengharuskan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki acuan Standar Satuan
Harga dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.
Standar Satuan Harga” digunakan sebagai acuan untuk menilai
kewajaran harga penawaran yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel
yang berlaku di seluruh wilayah Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni. Selain
itu, juga, dengan adanya Standar Satuan Harga, keberagaman dan perbedaan
besaran harga pada saat penyusunan dan penetapan harga barang dan jasa
disetiap wilayah yang relatif berdekatan dapat dihindari.
B. PENGGUNAAN SATUAN HARGA
Sebagai salah satu upaya untuk membantu kelancaran proses
pembahasan dan penilaian kewajaran harga maupun perhitungan biaya
(costing) dalam penyusunan perencanaan program dan kegiatan yang
i
Lampiran:Keputusan Bupati Teluk Bintuni Nomor……..Tahun 2012 Tentang Standar Satuan Harga Barang dan Jasa Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni Tahun Anggaran 2013
dilakukan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, perlu ditunjang
dengan tersedianya Standar Harga Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten
Teluk Bintuni. Penyusunan ini dilakukan dengan mengacu pada data dan
informasi yang valid dan realibel dari berbagai sumber terpercaya dan telah
melalui proses analisis data harga pasar yang berlaku ditambah dengan
biaya transportasi, inflasi, margin, serta pajak.
C. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
i. Adanya keseragaman harga satuan disetiap SKPD untuk setiap
kegiatan yang sama, dengan tetap memperhatikan lokasi atau
wilayah pada masing-masing kantor;
ii. Sebagai dasar perhitungan dalam penyusunan perencanaan
besaran biaya untuk suatu kegiatan;
iii. Sebagai salah satu dasar yang dapat digunakan dalam melakukan
evaluasi atau pengawasan maupun pemeriksaan terhadap suatu
kegiatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.
iv. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparan dan akuntabilitas
dalam pemanfaatan anggaran di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Teluk Bintuni.
2. Sasaran / Target
Sasaran dari penyusunan Buku Standar Satuan Harga adalah
tersedianya suatu buku pedoman yang dapat dipedomani oleh setiap
SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dalam
menyusun perencanaan pembiayaan suatu kegiatan yang bersifat fisik
maupun non fisik termasuk menggunakan jasa pihak ke tiga.
D. SURVEY LAPANGAN
1. Tahap Persiapan
Dilakukan dengan menelaah kelayakan dan kesesuaian harga
pada buku standar harga barang dan jasa Pemerintah Kabupaten Teluk
Bintuni Tahun Anggaran 2012, serta mengumpulkan data harga di
Kabupaten sekitar (Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong) sebagai
data pembanding.
2. Penentuan Lokasi dan Sampel
Survey lapangan dilakukan pada setiap lokasi yang telah
ditetapkan menjadi sasaran survey, dengan menggunakan metodologi
berikut :
ii
1. Responden
Yang menjadi responden pada pendataan ini adalah pedagang
besar, rekanan, kontraktor yang ada di Wilayah Kabupaten Teluk
Bintuni;
2. Pemilihan Responden
Pemilihan responden dilakukan secara purposive oleh pengawas
dengan memperhatikan bahwa responden terpilih pernah melayani
kebutuhan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.
3. Harga yang di Data
Harga satuan barang dan jasa yang di data menyangkut harga
semua jenis barang maupun jasa yang menjadi kebutuhan
Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.
4. Metoda
Metoda (cara) pendataan di lapangan dilakukan melalui wawancara
langsung terhadap responden terpilih, pendataan harga satuan
barang dan jasa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
i. Menanyakan harga transaksi yang berlaku
Menanyakan realisasi harga transaksi atau harga yang berlaku
pada saat pendataan untuk setiap item yang ada.
ii. Memperkirakan harga satuan barang dan jasa
Apabila pada saat responden tidak melakukan transaksi,
responden diminta untuk memperkirakan harga satuan barang
dan jasa yang didata sesuai dengan harga yang berlaku pada
saat pendataan.
iii. Harga yang dituliskan pada kuesioner
1) Harga dari masing-masing responden beserta keterangannya.
2) Harga akhir yang dicantumkan merupakan harga tertinggi dari
paling sedikit 1-3 responden yang dianggap mewakili untuk
setiap jenis bidang barang dan jasa yang yang telah
ditetapkan.
3. Faktor yang berpengaruh terhadap harga satuan
Secara umum harga barang akan naik setiap tahunnya, atau
dengan perkataan lain harga barang tahun berikutnya akan lebih tinggi
daripada harga tahun sebelumnya. Besarnya kenaikan harga barang
dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan deflasi dari nilai barang tersebut.
Dengan pengecualian pada jenis barang elektronik dan teknologi
iii
informasi (komputer, laptop, printer, LCD dan segala perlengkapan yang
berhubungan dengan teknologi informasi).
Harga barang-barang elektronik dan teknologi informasi sangat
dipengaruhi oleh nilai tukar Dollar Amerika Serikat ($ US) terhadap
Rupiah, serta nilai keusangan dari produk tersebut,
Akibat dari kedua hal di atas, maka harga barang elektronik dan
teknologi informasi tidak dapat ditentukan dengan pasti, ada
kemungkinan barang tersebut sudah tidak diproduksi lagi tetapi sisa
barang masih ada dipasaran, atau bahkan tidak ditemukan lagi di tahun
2013.
Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi besaran harga
akhir dalam Standar Satuan Harga Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni,
antara lain:
1. Estimasi tingkat inflasi tahun 2013, merujuk ke PMK Nomor 66
Tahun 2012, tentang penetapan estimasi inflasi pada sektor
usaha untuk tahun 2013. Estimasi inflasi sebesar 5,5%;
2. Estimasi tingkat inflasi didaerah pesisir dan pedalaman,
khususnya untuk bahan bangunan, dan analisa pekerjaan,
berkisar 10-20% dari harga disekitar Kota Bintuni;
3. Pajak PPn sebesar 10 %;
4. Keuntungan dan Biaya Overhead sebesar maksimal 15%, yang
mengacu ke Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa;
5. Khusus untuk pengadaan ternak, dapat dianggarkan biaya
asuransi;
6. Untuk jenis barang yang tidak termasuk dalam Standar Satuan
ini, dapat diadakan sesuai dengan harga pasar yang berlaku;
7. Untuk daerah yang aksesibilitasnya sulit untuk dijangkau,
perhitungan terhadap tambahan alokasi biaya transportasi yang
tidak tercaantum dalam Standar Satuan Harga, dilakukan
tersendiri, sesuai dengan harga pasar yang berlaku, diluar harga
yang tertera dalam buku Standar Satuan Harga.
iv