Upload
dabolajah
View
512
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
"ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN ALAM"
1. pendahuluan
Untuk menentukan sebuah tolak ukur sebuah teknologi yang sedang
ada dan di sertai juga dengan pengetahuan alam yang ada di sekitar
kita.
2. Latar Belakang
Supaya diharapkan memahmi dan mengerti pengembangan ilmu
teknologi dan pengetahuan lingkungan, hubungan lingkungan dengan
pembangan, serta pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh
proses pembangunan.
3.PEMBAHASAN
PEMBANGUNAN ADALAH SEBUAH PROSES PRODUKSI DAN
KONSUMSI DIMANA MATERI DAN ENERGI DIOLAH DENGAN
MENGGUNAKAN FAKTOR PRODUKSI, SEPERTI MODAL, MESIN MESIN
(CAPITAL), TENAGA KERJA (LABOR DAN HUMAN RESOURCES), DAN
BAHAN BAKU (NATURAL RESOURCES). DALAM HAL PENYEDIAAN
BAHAN BAKU DAN PROSES PRODUKSI KEGIATAN PEMBANGUNAN
DAPAT MEMBAWA DAMPAK KEPADA LINGKUNGAN ALAM DAN
MASYARAKAT SEKITARNYA, YANG PADA GILIRANNYA AKAN
BERDAMPAK KEPADA KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN. DALAM
MEMPERHATIKAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN YANG TIDAK
HANYA MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN SAAT INI TAPI JUGA
MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN MASA MENDATANG, MAKA
PEMBANGUNAN HARUS DILAKSANAKAN SECARA BERKELANJUTAN.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ADALAH PEMBANGUNAN YANG
MEMENUHI KEBUTUHAN MASA KINI TANPA MENGURANGI KEMAMPUAN
GENERASI MASA MENDATANG. DIDALAMNYA TERDAPAT DUA GAGASAN
PENTING TUJUAN YANG HARUS DICAPAI UNTUK KEBERLANJUTAN
PEMBANGUNAN ADALAH : KEBERLANJUTAN EKOLOGIS,
KEBERLANJUTAN EKONOMI, KEBERLAJUTAN SOSIAL BUDAYA DAN
POLITIK, KEBERLANJUTAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN. SEDANGKAN
PEMBANGUNAN KEBERLANJUTAN MEMPUNYAI PRINSIP PRINSIP
DASAR DAN PRINSIP DASAR TERSEBUT DARI SETIAP ELEMEN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAPAT DIRINGKAS MENJADI 4
(EMPAT), YAITU: PEMERATAAN, PARTISIPASI, KEANEKARAGAMAN
(DIVERSITY), INTEGRASI DAN PERSPEKTIF JANGKA PANJANG.
Pembangunan berkelanjutan
memastikan bahwa generasi
yang akan dating memiliki
kesempatan ekonomi yang sama
dalam mencapai
kesejahteraannya, sepertihalnya
generasi sekarang. Untuk dapat
melaksanakan pembangunan
berkelanjutan diperlukan cara
mengelola dan memperbaiki
portofolio asset ekonomi,
sehingga nilai agregatnya tidak
berkurang dengan berjalannya
waktu. Portofolio asset ekonomi
tersebut adalah capital alami
(Kn), capital fisik (Kp) dan capital
manusia (Kh), secara sistematis
pembangunan berkelanjutan
dapat dijabarkan dalam gambar
berikut: Dalam paradigma
ekonomi, pembangunan
berkelanjutan dapat
diterjemahkan sebagai
pemeliharaan kapital. Ada empat
variasi kebijakan mengenai
pembangunan berkelanjutan :
KESINAMBUNGAN YANG SANGAT LEMAH (VERY WEAK SUSTAINABILLITY) ATAU “HARTWICK-
SOLOW SUSTAINABILITY” YANG HANYA MENSYARATKAN KAPITAL DASAR TOTAL YANG HARUS
DIPELIHARA. KESINAMBUNGAN INI DAPAT DICAPAI DENGAN MEMASTIKAN BAHWA TINGKAT/
LAJU KONSUMSI BERADA DI BAWAH HICKSIAN INCOME, DIMANA HICKSIAN INCOME INI
DIDEFINISIKAN SEBAGAI TINGKAT KONSUMSI MAKSIMUM YANG DAPAT MEMBANGUN KONDISI
MASYARAKAT YANG LEBIH SEJAHTERA DI AKHIR PERIODE PEMBANGUNAN DIBANDINGKAN
DENGAN KONDISI AWALNYA. DIASUMSIKAN NATURAL CAPITAL DAPAT DISUBSITUSI DENGAN
KAPITAL BUATAN MANUSIA (MAN-MADE CAPITAL) TANPA BATAS. DENGAN KATA LAIN, DEPLESI
SUMBERDAYA ALAM TIDAK DIPERHITUNGKAN DALAM PENILAIAN KEGIATAN EKONOMI (HARNETT,
1998)
KESINAMBUNGAN YANG LEMAH (WEAK SUSTAINABILITY), MENSYARATKAN PEMELIHARAAN
KAPITAL TOTAL, DENGAN KENDALA BAHWA MODAL ALAMI YANG PENTING (CRITICAL NATURAL
CAPITAL) HARUS DILESTARIKAN. MISALNYA : BILA SUMBERDAYA AIR DAN KERAGAMAN SPESIES
MERUPAKAN HAL YANG PENTING BAGI STABILITAS EKOSISTEM, SUMBERDAYA TERSEBUT TIDAK
DAPAT DIKORBANKAN BAGI ALASAN-ALASAN PERTUMBUHAN EKONOMI.
KESINAMBUNGAN YANG KUAT (STRONG SUSTAINABILITY) MENSYARATKAN BAHWA TIDAK ADA
SUBSTITUSI BAGI MODAL ALAMI (NATURAL CAPITAL), KARENA NATURAL CAPITAL INI
MEMPERKUAT KESEJAHTERAAN MANUSIA DAN DEGRADASI NATURAL CAPITAL TERSEBUT DAPAT
DIKEMBALIKAN KONDISINYA KE KONDISI AWAL. KESINAMBUNGAN YANG KUAT MENSYARATKAN
PEMELIHARAAN KAPITAL TOTAL, DENGAN KENDALA BAHWA AGREGRAT KAPITAL TOTAL HARUS
DILESTARIKAN.
KESINAMBUNGAN YANG SANGAT KUAT (VERY STRONG SUSTAINABILITY) MENSYARATKAN BAHWA
KESINAMBUNGAN SISTEM EKOLOGI ADALAH ESENSI PEMBANGUNAN EKONOMI YANG
BERKELANJUTAN. PEMBANGUNAN YANG BERGANTUNG PADA SUMBERDAYA (RESOURCE-
DEPENDENT “DEVELOPMENT”) DIPERBOLEHKAN, NAMUN DEMIKIAN, PERTUMBUHAN YANG
BERGANTUNG PADA SUMBERDAYA (RESOURCES-DEPENDENT “GROWTH”) TIDAK DAPAT
DIBENARKAN. INTERPRETASI INI MENSYARATKAN PEMISAHAN SETIAP KOMPONEN DARI
NATURAL CAPITAL. PADA KENYATAANNYA, VERY STRONG SUSTAINABILITY LEBIH MERUPAKAN
SISTEM DARIPADA SUATU KONSEP EKONOMI.
#MUTU LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RESIKO#
MANUSIA HIDUP DI BUMI TIDAKLAH SENDIRIAN, MELAINKAN BERSAMA
MAHKLUK LAIN YAITU TUMBUHAN, HEWAN DAN JASAD RENIK. MAHKLUK
HIDUP YANG LAIN ITU BUKANLAH SEKEDAR KAWAN HIDUP YANG HIDUP
BERSAMA SECARA NETRAL ATAU PASIF TERHADAP MANUSIA,
MELAINKAN HIDUP MANUSIA ITU TERKAIT ERAT PADA MEREKA. TANPA
MEREKA MANUSIA TIDAKLAH DAPAT HIDUP. KENYATAAN INI DAPAT KITA
LIHAT DENGAN MENGANDAIKAN DI BUMI INI TIDAK ADA HEWAN DAN
TUMBUHAN. DARI MANAKAH KITA MENDAPAT OKSIGEN DAN MAKANAN?
SEBALIKNYA SEANDAINYA TIDAK ADA MANUSIA, TUMBUHAN, HEWAN
DAN JASAD RENIK AKAN DAPAT MELANGSUNGKAN KEHIDUPANNYA
SEPERTI TERLIHAT DARI SEJARAH BUMI SEBELUM ADA MANUSIA.
KARENA ITU ANGGAPAN BAHWA MANUSIA ADALAH MAHKLUK YANG
PALING BERKUASA SEBENARNYA TIDAK BENAR.
LANJUTAN NYA NIHHHH....... Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup yang lain untuk
kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup
mereka.
Secara umum di masyarakat sering disebut istilah “lingkungan hidup” cukup dengan “lingkungan saja”.
Anda tentu bertanya apa sih yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Lingkungan hidup itu terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik :
a. Komponen abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari
dansebagainya.
b. Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan
menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum
dari kebutuhan organisme.
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk
mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah
perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan
mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya
pencemaran, erosi, dan banjir. Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan?
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat
memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas
lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah/kerasan tinggal
ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan
minum, perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
sebagainya.
KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DIBEDAKAN BERDASARKAN BIOFISIK, SOSIAL EKONOMI, DAN BUDAYA YAITU :
a. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup
seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati
seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar
komponen berlangsung seimbang.
b. Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika
kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
c. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang
dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa
bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat
istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di
lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya
dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
Keterbatasan Ekologis Dalam Pembangunan dan Upaya Pelestariannya
Pengertian Ekologi
LANJUTAN NYA LAGI NIH...
Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah ekologi adalah Earns Haeckel (1834 –
1919) pada tahun 1860. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oikos” yang berarti
rumah dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah ilmu tentang mahkluk
hidup dalam rumahnya, atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga
mahkluk hidup.
Menurut Miller (1975), ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara
organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Odum
(1971) ekologi adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem.
Struktur di sini menunjukan suatu keadaan atau susunan dari sistem ekologi pada waktu
dan tempat tertentu. Keadaan itu termasuk kepadatan/kerapatan, biomas, penyebaran
potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
mencirikan keadaan sistem tersebut yang kadang-kadang mengalami perubahan.
Sedangkan fungsinya menggambarkan peran setiap komponen yang ada dalam sistem
ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana
fungsi organisme di alam.
KESADARAN LINGKUNGAN
Paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development) mendudukkan Sumberdaya Alam (natural resources) pada ordinat yang harus dijaga kelestariannya secara dinamis karena menyangkut fungsinya yang vital sebagai modal pembangunan (capital development) dan pilar utama dalam menopang sistem kehidupan. Sumberdaya alam meliputi hutan, perairan, dan pertambangan serta segala yang terkandung didalamnya merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yang dalam pemanfaatannya harus bijak dan tanpa mengurangi prospek generasi-generasi mendatang. Oleh karena itu, manusia sebagai mahluk yang terlibat, menjadi subjek sekaligus objek dalam setiap tahapan pembangunan, mengambil manfaat, merencanakan dan menciptakan diri secara aktif dalam pelestarian sumberdaya alam.
Pembangunan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture development) menurut Technical Advisory Committee of the CGIAR (TAC/ CGIAR, 1988) adalah pengelolaaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan pertanian. Olehnya, daya dukungan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) berupa materi plasma nutfah tanaman (germplasm) menjadi sangat vital dalam menunjang pembangunan pertanian berkelanjutan.
Bentang alam Indonesia notabene memiliki geografi dan kondisi ekologi yang bervariasi, menjadi penyebab tingginya tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) yang secara simetris menyimpan manfaat besar. Keanekaragaman hayati berupa kekayaan sumberdaya genetik (SDG) khususnya plasma nutfah tanaman, membuka peluang bagi upaya mencari dan memanfaatkan materi-materi genetik untuk dimuliakan (plant breeding). Materi genetik sangat berguna bagi upaya perbaikan sifat tanaman sehingga aspek ketersediaannya, keamanannya (safety), dan keanekaragamannya merupakan modal dasar dalam pengembangan pertanian maupun industri pertanian. Oleh karena itu, pengkajian, penelitian (research), dan pendayagunaan serta pelestarian plasma nutfah harus tetap terlaksana secara berkesinambungan.
PENTINGNYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KHUSUSNYA SDG
PLASMA NUTFAH TANAMAN JUGA BERKAITAN ERAT DENGAN PREDIKAT
INDONESIA SEBAGAI NEGARA “MEGABIODIVERSITY” TERBESAR KEDUA DI DUNIA
BAIK JENIS, GENETIK, MAUPUN EKOSISTEM TANAMAN-TANAMAN POTENSIAL.
INDONESIA DIHUNI 25.000 SPECIES TANAMAN BERBUNGA (10% DARI JUMLAH
TANAMAN BERBUNGA DI DUNIA). SELAIN ITU, INDONESIA JUGA MENJADI PUSAT
KEANEKARAGAMAN JENIS PALEM TERBESAR DI DUNIA SERTA LEBIH DARI 400
SPECIES POHON DIPTEROCARPECEAE YANG MERUPAKAN POHON PENGHASIL
KAYU KOMERSIL PALING BERNILAI DI ASIA TENGGARA. DALAM SEGI
PENDAYAGUNAAN, 1500 SPESIES TANAMAN TINGKAT TINGGI DAN 500 SPESIES
SAYURAN, HANYA SEKITAR 10% YANG TERMANFAATKAN. DARI 95% NUTRISI
YANG DIBUTUHKAN, BARU 30 JENIS YANG BERASAL DARI TANAMAN TINGKAT
TINGGI. DARI 30 JENIS TANAMAN TINGKAT TINGGI, BARU 8 JENIS YANG
DIMANFAATKAN SEBAGAI SUMBER ENERGI MANUSIA, DAN DARI 8 JENIS
TANAMAN TADI BARU 3 JENIS YANG MENJADI BAHAN PANGAN YAITU GANDUM,
BERAS, DAN JAGUNG YANG MEMENUHI SEKITAR 75% KEBUTUHAN SEREALIA
BAGI MANUSIA. SELAIN ITU, PELESTARIAN PLASMA NUTFAH TANAMAN
POTENSIAL INDONESIA BERKAITAN LANGSUNG DENGAN KEBUTUHAN PANGAN
YANG SEMAKIN MENINGKAT SEIRING DENGAN PERTAMBAHAN JUMLAH
PENDUDUK, PERKEMBANGAN TEKNOLOGI, PERUBAHAN GAYA HIDUP DAN POLA
KOMSUMSI, PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PERTANIAN, SERTA BERBAGAI HAL
YANG DIHADAPI DUNIA ABAD INI MELIPUTI MASALAH AIR, LAHAN, DAN ENERGI.
ARUS GLOBALISASI, MODERNISME, DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
MENGHEMPAS SELURUH LOKUS KEHIDUPAN MANUSIA DAN MEMBAWA
DAMPAK BESAR TIDAK HANYA PADA ASPEK KEHIDUPAN SOSIAL,
EKONOMI, MAUPUN POLITIK NAMUN MERAMBAH SECARA SISTEMIK
KESELURUH ASPEK KEHIDUPAN LAIN SEPERTI ASPEK BUDAYA,
LINGKUNGAN, HINGGA ASPEK PSIKOLOGIS. PAKEM YANG TAK BISA
DIPUNGKIRI BAHWA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN TINGGINYA
INTENTITAS KEGIATAN MANUSIA DIMUKA BUMI TELAH MENIMBULKAN
BANYAK DAMPAK DESTRUKTIF TERHADAP JEJARING KEHIDUPAN, YANG
PALING MENCEMASKAN ADALAH KETIDAKSEIMBANGAN EKOSISTEM
YANG BERMUARA PADA BERBAGAI MALAPETAKA ALAM BERUPA
BENCANA BAGI MANUSIA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN ITU SENDIRI.
EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP SUMBERDAYA ALAM TANPA UPAYA
REKLAMASI MENGAKIBATKAN HILANGNYA RIBUAN SPESIES (EXTINCT)
DIMUKA BUMI. IUCN (THE WORLD CONSERVATION UNION) ATAU LEMBAGA
JARINGAN INFORMASI PEKERJA LINGKUNGAN –TERDIRI DARI SEKITAR
10.000 ILMUWAN DISELURUH DUNIA– DALAM RED LIST MENGINGATKAN
BAHWA 15.589 SPESIES BINATANG DAN TUMBUHAN TERANCAM PUNAH.
SEJAUH INI SUDAH ADA 844 KEPUNAHAN SEJAK TAHUN 1500, 129
CATATAN MENGENAI KEPUNAHAN SPESIES BURUNG, 103 DIANTARANYA
TERJADI SEJAK TAHUN 1800. SELAIN ITU, LAJU KEPUNAHAN TELAH
MENCAPAI ANGKA 100 HINGGA 1.000 KALI DARI LAJU KEPUNAHAN
ALAMI. SPESIES HEWAN YANG TERANCAM PUNAH MENINGKAT DARI
ANGKA 5.204 JENIS MENJADI 7.266 JENIS SEJAK TAHUN 1996.
SEDANGKAN UNTUK JENIS TUMBUHAN DAN LUMUT, ADA 8.323 JENIS
YANG NYARIS PUNAH DARI ANGKA SEKITAR 3.000 JENIS SEBELUMNYA.
(KOMPAS, 2004).
Di Indonesia, dari 6978 spesies tanaman endemik, 174 spesies diantaranya terancam punah. Laju deforestasi yang pesat (dari 1,6 juta ha dekade 1985–1997 menjadi 2,1 juta ha pada dekade 1997–2001) melalui tingginya alih fungsi kawasan hutan menjadi pemukiman, perindustrian, perkebunan dan pertambangan, pembalakan hutan (illegal logging), dan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat menyebabkan jutaan plasma nutfah musnah.
Intensifnya sistem pertanian modern (High External Input Agriculture) dengan input varietas-varietas tanaman baru tidak diimbangi dengan upaya mempertahankan penggunaan varietas-varietas lokal (land race), dan tingginya aktifitas pengambilan serta pertukaran (introduksi) materi plasma nutfah secara ilegal menyebabkan laju erosi genetik kian tak terkendali. Celakanya lagi, pembangunan kawasan perkotaan kurang memperhatikan aspek lingkungan sehingga dalam kerangka sistemik, situasi tersebut menjadi penyebab perubahan iklim (climate change), pemanasan global (global warming), hilangnya habitat, kelangkaan air bersih, polusi, banjir, hingga ancaman kelaparan yang kini menjadi masalah krusial.
MASIHH LANJUTAN.... Keprihatinan masyarakat dunia terhadap kemerosotan (degradasi) dan deplesi lingkungan hidup
khususnya mengenai erosi genetik telah menjadi topik penting sejak tahun 1980 hingga saat ini.
Perkembangan tersebut dapat dilihat sejak Konvensi PBB mengenai Keanekaragaman Hayati (The UN
Convention on Biological Diversity), KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Jeneiro Brazil tahun 1992
hingga kontroversi pengembangan bioteknologi (baca: rekayasa genetik) tahun 1995 sampai tahun
2000 yang mencetuskan Protokol Kartagena (The Cartagena Protocol on Biosafety) mengenai
Keamanan Hayati.
Alam secara hakiki adalah representasi (simulacrum) manusia, harus diperlakukan secara manusiawi
pula. Menurut (Keraf, 2001), ada 9 prinsip “Etika Lingkungan” dalam pembangunan: i) Hormat terhadap
alam (respect for nature), ii) Bertanggungjawab kepada alam (responsibility for nature), iii) Solidaritas
kosmis (cosmic solidarity), iv) Peduli kepada alam (carrying for nature), v) Tidak merugikan (no harm),
vi) Hidup selaras dengan alam (living harmony with nature), vii) Keadilan, viii) Demokrasi dan ix)
Integritas moral.
Peningkatan kualitas dan kuantitas hidup untuk mencapai yang lebih baik (life good) adalah cita-cita
dari setiap individu maupun masyarakat. Olehnya, berbagai ikhtiar untuk mencapai hal tersebut harus
diformulasi secara holistik dan komprehensif agar perubahan yang dilakukan tidak hanya pada tataran
instrumental saja, melainkan mengakar dari tataran nilai (paradigm) sehingga manusia mampu
terbebas dari berbagai ambivalensi yang terjadi selama ini. Sekarang saatnya merenungkan sejenak
dan melihat secara jernih persoalan-persoalan lingkungan hidup. Bagaimana masa depan generasi
mendatang bilamana bumi tak bisa dirawat oleh generasi sekarang?
Perubahan paradigma perlu komitmen dalam implementasinya. Resolusi terhadap berbagai persoalan
lingkungan hidup khususnya pelestarian SDG harus dilakukan oleh semua kalangan tanpa terkecuali
karena persoalan lingkungan hidup adalah persoalan universal. Perhatian serius oleh seluruh
stakeholder adalah hal yang utama, penegakan hukum (law enforcement) oleh pemerintah,
kongkritisasi pembangunan berkelanjutan diberbagai sektor, pembangunan SDM berwawasan
lingkungan melalui peningkatan kapasitas, kesadaran dan etika lingkungan hingga upaya pelestarian
SDG melalui kegiatan eksplorasi dan konservasi oleh berbagai kalangan. Jika upaya pelestarian
lingkungan hidup merujuk pada pembangunan manusia, maka yang harus dilakukan secara bertahap
adalah peningkatan kesadaran, etika dan pembangunan kapasitas SDM berwawasan lingkungan.
PENCEMARAN DAN PERSUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP OLEH PROSES PEMBANGUNAN
Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, dimana proses
pelaksanaan pembangunan disatu pihak menghadapi permasalahan jumlah
penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan yang tinggi, akan tetapi
tersedianya sumber daya alam terbatas, atas dasar tersebut dimana
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat
tersebut, baik generasi sekarang maupun generasi mendatang adalah
pembangunan berwawasan lingkungan.Untuk mencapai tujuan utama tersebut,
maka sejak awal perencanaan usaha atau kegiatan sudah diperkirakan
perubahan rona lingkungan akibat pembentukan suatu kondisi lingkungan yang
baru, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, yang ditimbulkan
sebagai akibat diselenggarakannya usaha atau kegiatan pembangunan. Atas
dasar tersebutlah bahwa perlu pengaturan lebih lanjut mengenai usaha atau
kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup.
Maksud dari analisa mengenai dampak lingkungan kedalam proses
perencanaan suatu usaha atau kegiatan tersebut, sehingga dapat diambil
keputusan optimal dari berbagai alternative, karena analisis mengenai dampak
lingkungan merupakan salah satu alat untuk mempertimbangkan akibat yang
ditimbulkan oleh suatu rencana atau kegiatan terhadap lingkungan hidup, guna
mempersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negative dan
mengembangkan dampak positif
MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAPAT DISEBABKAN OLEH RENCANA
KEGIATAN DISEGALA SECTOR SEPERTI :
1. Bidang Pertambangan dan Energi yaitu pertambangan umum, tranmisi, PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU, ekspoitasi, kilangan/pengolahan dan tarnmisi minyak/gas bumi,
2. Bidang Kesehatan yautu : rumah sakit kelas A/setara kelasA atau kelas I dan industri farmasi,
3. Bidang Pekerjaan Umum yaitu :pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan raya/tol, pengolahan sampah, peremajaan kota dan gedung bertingkat/apartemen,
4. Bidang Pertanian yaitu : Usaha tambak udang, sawah, perkebunan dan pertanian,
5. Bidang Parpostel seperti hotel, padang golf, taman rekreasi dan kawasan parawisata,
6. Bidang Tranmigarasi dan Pemukiman Perambahan Hutan,
7. Bidang perindustrian seperti : Industri semen, kertas pupuk kimia/petrokimia, peleburan baja, timah hitam, galangan kapal, pesawat terbang dan industri kayu lapis.
8. Bidang Perhubungan seperti: Pembangunan Jaringan kereta api, Sub Way, pembangunan pelabuhan dan badar udara,
9. Bidang perdagangan,
10. Bidang pertahanan dan keamanan seperti : Pembangunan genung amunisi, pangkalan angkatan laut, pangkalan angkatan udara dan pusat latihan tempur,
11. Bidang pengembangan tenaga nuklir seperti : Pembangunan dan pengopearian reactor nuklir dan nuklir non reactor,
12. Bidang kehutanan yaitu : Pembangunan taman safari, kebun binatang, hak pengusaha hutan, hak pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan Pengusaha parawisata alam,
13. Bidang pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B-3) dan 14 Bidang kegiatan terpadu/multisektor (wajib AMDAL).
SEDANGKAN YANG MENJADI UKURAN DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP ADALAH :
a. jumlah manusia
jumlah manusia yang akan terkena dampak tersebut adalah pengertian manusia yang akan terkena dampak mencakup
aspek yang sangat luas terhadap usaha atau kegiatan, yang penentuannya didasarkan pada perubahan sendi-sendi
kehidupan masyarakat dan jumlah manusia yang terkena dampaknya tersebut, dimana manusia yang secara langsung
terkena dampak lingkungan akan tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan yang telah dilaksanakan,
b.luas wilayah
terhadap luas wilayah persebaran dampak adalah merupakan salah satu factor yang dapat menentukan pentingnya
dampak terhadap lingkungan, dimana rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami
perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak,
c.lamanya dampak berlangsung dapat berlangsung pada suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap dari
kelangsungan uasah atau kegiatan, dengan kata lain akan berlangsung secara singkat yakni hanya pada tahap tertentu
siklus usaha atau kegiatan akan tetapi dapat pula berlangsung relative lama yang akan menimbulkan dampak yang
sangat merugikan lingkungan hidup didalam masyarakat/manusia dilingannya yang telah merusak tatanan dan susunan
lingkungan hidup disekitarnya,
d.intensitas dampak mengandung pengertian perubahan lingkungan yang timbul bersifat hebat atau drastic serta
berlangsung diareal yang luas dalam kurun waktu yang relative singkat, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan yang
mendasar pada komponen lingkungan hidup yang berdasarkan pertimbangan ilmiah serta dapat mengakibatkan spesies-
spesies yang langka atau endemik terancam punah atau habitat alamnya mengalami kerusakan,
e.komponen lingkungan lain yang terkena dampak, akibat rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder
dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena
dampak primer,
f.sifat kumulatif dampak adalah pengertian bersifat bertambah, menumpuknya atau bertimbun, akibat kegiatan atau
usaha yang pada awalnya dampak tersebut tidak tampak atau tidak dianggap penting, akan tetapi karena aktivitas
tersebut bekerja secara berulang kaliatau terus menerus maka lama kelamaan dampaknya bersifat kumulatif yang
mengakibatkan pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasikan oleh lingkungan alam atau social dan menimbulkan
efek yang saling memperkuat (sinergetik) akaibat pencemaran dan
g. berbalik dan tidak berbaliknya dampak ada yang bersifat dapat dipulihkan dan terdapat pula yang tidak dapat
dipulihkan walaupun dengan upaya manusia untuk memulihkannya kembali, karena perubahan yang akan dialami oleh
suatu komponen lingkungan yang telah tercemar dengan kadar pencemaran yang sangat tinggi, tidak akan dapat
dipulihkan kembali seperti semula.