Pengertian Sosiologi

Embed Size (px)

Citation preview

Pengertian SosiologiSosiologi Sebagai Ilmu tentang Masyarakat Hakikat Sosiologi Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Secara etimologis, sosiologi berasal dari kata socious dan logos. Kata socious berasal dari bahasa Latin yang artinya kawan, sedangkan kata logos berasala dari bahasa Yunani yang artinya kata atau berbicara. Jadi, sosiologi artinya berbicara tentang kawan, atau dalam arti lebih luas, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia yang selanjutnya disebut masyarakat. Berikut pengertian Sosiologi menurut pengertian beberapa tokoh: 1. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur social, proses-proses social, dan perubahan-perubahan social. 2. Soerjono Soekanto Sosiologi merupakan ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum daripadanya. 3. Peter L. Berger Sosiologi adalah studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dan individu. 4. Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahaman impretatif mengenai tindakan social, dan demikian juga berhubungan dengan suatu penjelasan kausal mengenai arah dan konsekuensi tindakan social itu.

Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan Menurut Soerjono Soekanto, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh orang lain yang ingin mengetahuinya. Perumusan tersebut sebenarnya jauh dari sempurna, tetapi yang terpenting telah mencangkup beberapa unsure pokok (elements) yang tergabung dalam suatu kebulatan, yaitu: 1. Pengetahuan (knowledge) 2. Tersusun secara sistematis 3. Menggunakan pemikiran, dan

4. Dapat ditelaah secara kritis oleh orang lain atau objektif Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena sosiologi sudah memenuhi unsur-unsur ilmu pengetahuan (pengetahuan, sistematis, menggunakan pemikiran, dan objektif) dan memenuhi sifat-sifat ilmu pengetahuan, yaitu sebagai berikut. 1. Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. 2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasilhasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsure-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. 3. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang ada. 4. Sosiologi bersifat non-etik, artinya yang dipersoalkan sosiologi bukan baik buruknya fakta tertentu, tetapi tujuannya menjelaskan secara analitis dari suatu fakta.

Sejarah Perkembangan Sosiologi Sosiologi pada awalnya menjadi bagian dari filsafat sosial yang membahas tentang masyarakat. Namun, masih berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum saja, seperti perang, ketegangan atau konflik sosial, dan kekuasaan pada kelas penguasa. Menurut Peter L. Berger, sosiologi berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena adanya ancaman terhadap tatanan sosial yang selama itu dianggap sudah seharusnya demikian nyata dan benar. Perubahan yang saat itu dianggap sebagai ancaman tersebut antara lain: 1. Terjadinya dua revolusi, yaitu Revolusi Industri dan Revolusi Perancis 2. Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke-15 3. Perubahan di bidang sosial dan politik 4. Meningkatnya individualisme 5. Lahirnya ilmu pengetahuan modern 6. Berkembangnya rasa percaya diri

Menurut Auguste Comte, perubahan tersebut selain berdampak positif seperti berkembangnya demokrasi dalam masyarakat, tetapi juga berdampak negatif seperti konflik antar kelas dalam masyarakat. Selanjutnya, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian tetang masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri. Comte member istilah bagi ilmu yang akan lahir itu dengan istilah Sosiologi. Oleh karena itu, Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi, meskipun Comte belum berhasil mengembangkan hukum-hukum sosial tersebut menjadi ilmu. Sosiologi baru berkembang menjadi ilmu setelah Emile Durkheim mengembangkan metodelogi sosiologi melalui bukunya Rules of Sociological Method. Kemudian, Herbert Spencer mempopulerkan istilah sosiologi melalui buku Principle of Sociology. Setelah buku ini terbit, sosiologi berkembang dengan pesat ke seluruh dunia, termauk ke Indonesia.

Kedudukan Sosiologi di antara Ilmu-Ilmu Lain Berikut beberapa kedudukan atau hubungan sosiologi dengan ilmu lainnya. 1. Sosiologi dengan Ilmu Politik Ilmu politik pada dasarnya mempelajari upaya untuk mendapatkan, mempertahankan, dan melaksanakan kekuasaan. Dalam soiologi, soal upaya untuk mendapatkan, mempertahankan, dan melaksanakan kekuasaan digambarkan sebagai salah satu bentuk dari persaingan, kontroversi, dan konflik. 2. Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi Ekonomi mempelajari usaha-usaha manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan materiilnya, sedangkan sosiologi mempelajari unsure-unsur dalam masyarakat secara keseluruhan. 3. Sosiologi dengan Ilmu Sejarah Sejarah menaruh perhatian pada peristiwa masa silam dan sifat unik dari peristiwa tersebut. Sosiologi memperhatikan peristiwa yang merupakan proses kemasyarakatan yang timbul akibat hubungan antar manusia dalam situasi yang berbeda. 4. Sosiologi dengan Antropologi Perbedaan sosiologi dengan antropologi sangat tipis. Menurut Koentjoroningrat, perbedaan sosiologi dengan antropologi terletak pada metode ilmiahnya. 5. Sosiologi dengan Ilmu-ilmu Pasti

Sosiologi juga berhubungna dengan ilmu-ilmu pasti. Misalnya dengan Matematika sosiologi membutuhkan ilmu statistiknya.

Kegunaan Sosiologi dalam Masyarakat Peran sosiologi sangat dibutuhkan terutama yang berkaitan dengan penelitian, pengolahan data, dan perencanaan kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat. Bentuk peran sosiolog dalam masyarakat : 1. 2. Sosiolog sebagai ahli riset, yaitu sebagai peneliti sosial Sosiolog sebagai konsultan kebijakan, yaitu sosiolog bisa memberikan pertimbanganpertimbangan sosial untuk suatu kebijakan public 3. Sosiolog sebagai teknisi, yaitu dengan cara memberikan saran atau usul terhadap berbagai permasalahan sosial 4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik, yaitu sosiolog pendidik bisa memberikan penyajian fakta yang tidak memihak pada pihak tertentu.

Contoh Soal: 1. Sosiologi didasarkan pada hasil observasi, tidak spekulatif, dan menggunakan akal sehat. Hal ini menunjukkan bahwa sosiologi bersifat a. Empiris b. Kumulatif c. Praktis d. Non Etis e. Teoritis

Pembahasan Sebagai ilmu pengetahuan, Sosiologi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) bersifat empiris artinya kajian sosiologi didasarkan pada hasil observasi, tidak spekulatif dan hanya menggunakan akal sehat, (2) bersifat teoritis artinya sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi, (3) bersifat kumulatif artinya teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori lama, (4) bersifat non etis artinya sosiologi bukan mencari baik buruknya fakta tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis.

(Jawaban: a)

2. Sosiologi adalah studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dan individu. Pengertian sosiologi ini dikemukakan oleh a. b. Selo Soemardjan Soerjono Soekanto c. Peter L. Berger d. Max Weber e. Emile Durkheim

Pembahasan Beberapa pengertian sosiologi menurut tokoh : (1) Soerjono Soekanto, sosiologi merupakan ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum daripadanya, (2) Peter L. Berger, sosiologi adalah studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dan individu, (3) Max Weber, sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahaman impretatif mengenai tindakan social, dan demikian juga berhubungan dengan suatu penjelasan kausal mengenai arah dan konsekuensi tindakan sosial itu.

(Jawaban: c) 3. Tokoh yang disebut sebagai Bapak Sosiologi ialah a. Max Weber b. Auguste Comte c. Herbert Spencer d. Emile Durkheim e. Peter L. Berger

Pembahasan Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi, meskipun Comte belum berhasil mengembangkan hukum-hukum sosial tersebut menjadi ilmu. Sosiologi baru berkembang menjadi ilmu setelah Emile Durkheim mengembangkan metodelogi sosiologi melalui bukunya Rules of Sociological Method. Kemudian, Herbert Spencer mempopulerkan istilah sosiologi melalui buku Principle of Sociology.

(Jawaban: b)

Nilai & Norma Sosial Nilai Sosial 1. Pengertian Nilai Sosial Nilai sosial diartiak sebagai konsepsi atau pemikiran abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk atau apa yang dianggap penting dan apa yang dianggap tidak penting. Pengertian niali sosial menurut beberapa ahli. a. Robert M.Z. Lawang Nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu. b. Kimball Young Nilai sosial adalah asumsi atau anggapan yang abstrak serta sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting. c. Woods Nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Ciri-Ciri Nilai Sosial a. Merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi antar anggota; b. Memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha memenuhi kebutuhankebutuhan sosial; c. Membantu masyarakat agar dapat berfungsi dengan baik; d. Dapat dipelajari atau bawaan sejak lahir; e. System nilai sosial bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, sesuai dengan penilaian oleh setiap kebudayaan terhadap pola aktivitasnya; f. Setiap nilai sosial dapat memiliki efek yang berbeda terhadap orang dalam masyarakat sebagai keseluruhan; g. Dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat baik secara positif maupun negatif.

3. Fungsi Nilai Sosial a. Sebagai seperangkat alat yang siap dipakai untuk menetapkan harga diri pribadi dan kelompok; b. Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan daya pengikat tertentu. Nilai ini mendorong, menuntun, dan terkadang menekan manusia untuk berbuat baik; c. Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat; d. Sebagai arah dalam berpikir dan bertingkah laku secara ideal dalam masyarakat; e. Menjadi tujuan akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosialnya.

Macam-Macam Nilai Sosial Menurut Notonegoro, nilai dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani atau fisik manusia. 2. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu kegiatan. 3. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai ini dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu: a. Nilai kebenaran atau kenyataan bersumber dari akal manusia (rasio, budi dan cipta); b. Nilai keindahan, bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan dan estetis); c. Nilai moral atau kebaikan, bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa dan etika); d. Nilai religious yang merupakan nilai ketuhanan yang tinggi dan mutlak, bersumber dari keyakinan dan kepercayaan manusia (agama). Berdasarkan cirinya, niali sosial dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Nilai dominan, yaitu nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya bisa didasarkan pada hal-hal berikut: a. Banyaknya orang yang menganut niali tersebut b. Berapa lama nilai tersebut dianut atau digunakan c. Tinggi rendahnya usaha orang untuk membedakan nilai tersebut d. Seberapa bangga orang-orang yang menggunakan niali tersebut

2. Nilai yang mendarah daging (internalized value), yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tanpa melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (kadang tidak disadari).

Norma Sosial 1. Pengertian Norma Sosial Norma sosial adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan dan kendali tingkah laku yang sesuai dan diterima. Berikut pengertian sosial menurut para ahli: a. Robert M.Z. Lawang, norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan telebih dahulu bagaiman tindakan itu akan dinilai oleh orang lain. b. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa norma adalah suatu perangkat agar hubungan di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Norma sosial merupakan sesuatu yang berada di luar individu, membatasi mereka dan mengendalikan tingkah laku mereka. Unsur pokok suatu norma adalah tekanan sosial.

2. Fungsi Norma Sosial Norma sosial memiliki fungsi sebagai berikut. a. Norma sosial merupakan faktor perilaku dalam suatu kelompok tertentu yang memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya akan dinilai orang lain. b. Norma sosial merupakan aturan dan sanksi-sanksi untuk mendorong seseorang, kelompok atau masyarakat mencapai nilai-nilai sosial. c. Norma sosial merupakan aturan-aturan yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat sebagai unsur pengikat dan pengendali manusia dalam hidup bermasyarakat.

Tingkatan dan Jenis Norma dalam Masyarakat 1. Tingkatan Norma Sosial Berdasarkan tingkatan atau kekuatan mengikatnya, norma sosial dapat dibagi sebagai berikut. a. Cara (usage) Cara merupakan norma yang menunjuk pada suatu bentuk perbuatan yang terus menerus dan memiliki pola tertentu. Norma ini memiliki kekuatan yang sangat lemah disbanding norma lainnya. Penyimpangan terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman berat, tetapi mendapat celaan atau cemoohan. b. Kebiasaan (folksways) Kebiasaan merupakan perbuata yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga dapat dikatakan bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Norma ini memiliki kekuatanyang lebih besar dari cara. Sanksi terhadap pelanggaran norma ini berupa teguran atau sindiran. c. Tata Kelakuan (Mores) Tata kelakuan merupakan aturan yang berlandaskan pada apa yang baik dan seharusnya menurut ajaran agama, filsafat atau nilai budaya. Pelanggaran terhadapnya bisa diusir atau disebut jahat. d. Adat Istiadat (Custom) Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggarnya akan mendapatkan sanksi berat. e. Hukum (Laws) Hukum merupakan norma yang lebih tepat disebut norma tertulis. Hukum merupakan norma yang memiliki kekuatan mengikat yang tegas.

2.

Jenis-Jenis atau Macam-Macam Norma Sosial Berdasarkan bidang-bidangnya, jenis norma dapat dibagi sebagai berikut. a. Norma Agama Norma agama merupakan norma yang megandung peraturan-peraturan yang sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang atau masyarakat.

b. Norma Kesopanan Norma kesopanan adalah petunjuk yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya, pada saat makan menggunakan tangan kanan. c. Norma Kebiasaan Norma kebiasaan adalah tata aturan seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu kegiatan yang didasarkan pada tradisi atau perilaku yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. d. Norma Kesusilaan Norma kesusilaan adalah salah satu aturan yagn berasal dari akhlak atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang baik dan apa yang buruk. e. Norma Hukum Norma hukum adalah tata aturan yang paling tegas sanksi dan hukumannya serta bersifat memaksa. Norma hukum dibedakan menjadi dua bagian, yaitu norma tertulis dan norma tidak tertulis.

Contoh Soal: 1. Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan aktivitas atau kegiatan, merupakan nilai a. Material b. Vital c. Kerohanian d. Kebenaran e. Keindahan

Pembahasan Menurut Notonegoro, nilai dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (1) Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani atau fisik manusia. (2) Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu kegiatan. (3) Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia

(Jawaban: b)

2. Salah satu ciri nilai, yaitu a. Semua nilai di masyarakat berdampak bagi setiap anggota masyarakat b. Merupakan bawaan sejak lahir c. Merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi d. Setiap kebudayaan mempunyai nilai yang sama e. Nilai sosial menimbulkan kesulitan dalam masyarakat

Pembahasan Ciri-ciri nilai yaitu sebagai berikut : (1) Merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi antar anggota; (2) Memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial; (3) Membantu masyarakat agar dapat berfungsi dengan baik; (4) Dapat dipelajari atau bawaan sejak lahir; (5) System nilai sosial bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, sesuai dengan penilaian oleh setiap kebudayaan terhadap pola aktivitasnya; (6) Setiap nilai sosial dapat memiliki efek yang berbeda terhadap orang dalam masyarakat sebagai keseluruhan; (7) Dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat baik secara positif maupun negatif. (Jawaban: c) 3. Norma hukum bagi masyarakat mempunyai sifat berikut a. Dapat dipaksakan karena berlaku untuk umum b. Tidak dapat dipaksakan karena harus ada kesadaran sendiri c. Tergantung situasi dan kondisi masyarakat d. Tergantung jenis pelanggaran dan jenis sanksinya e. Tingkatannya paling rendah dan sanksinya ringan

Pembahasan Norma hukum adalah tata aturan yang paling tegas sanksi dan hukumannya serta bersifat memaksa. Norma hukum dibedakan menjadi dua bagian, yaitu norma tertulis dan norma tidak tertulis. (Jawaban: a)

Interaksi Sosial Hakikat Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah hubungan timbale balik berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Menurut Gillin, interaksi sosial adalah hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, individu dan kelompok, atau antar kelompok.

2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial Menurut Charles P. Loomis, suatu hubungan dikatakan sebagai interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Jumlah pelaku dua orang atau lebih b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan cara verbal (ucapan) atau dnegan symbol/lambang tertentu c. Adanya dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang d. Adanya tujuan yang hendak dicapai

3. Syarat Interaksi Sosial Interaksi sosial akan terjadi jika memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. a. Kontak sosial Kata kontak (contact) berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti bersama-sama dan tangere (tango) yang berarti menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh atau saling bersebtuhan, misalnya berjabat tangan. Kontak sosial tidak selalu bersentuh fisik, tetapi bisa juga melalui alat seperti telepon. Macam-macam kontak:

a. Kontak sosial bersifat primer apabila pihak yang berinteraksi bertemu secara lagsung b. Kontak juga bersifat sekunder, yaitu apabila interaksi yang berlangsung melalui alat perantara, misalnya pesawat telepon c. Kontak sekunder bisa terjadi secara langsung,misalnya Presiden melakukan telecoference dengan kepala daerah se-Indonesia. Kontak sekunder juga bisa terjadi secara tidak langsung, misalnya Presiden menyuruh sekertarisnya agar mengundang seluruh kepala daerah ke Jakarta.

b. Komunikasi sosial Komunikasi merupakan syarat kedua terjadinya interaksi sosial. Hal yang penting dalam komunikasi adalah adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerak fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan.

Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, mendorong interaksi sosial, antara lain sebagai berikut. 1. Imitasi Imitasi adalah suatu tindakan yang meniru orang lain, baik dalam hal sikap maupun tingkah laku. Tindakan meniru atau imitasi merupakan cara belajar dengan jalan mengikuti contoh perbuatan orang lain, misalnya cara berpakaian, berbicara dan bergaul. Imitasi memiliki dua kemungkinan, yaitu imitasi positif dan imitasi negatif. 2. Sugesti Sugesti adalah pandangan , pendapat, dan sikap yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan diterima oleh pihak lain. Proses ini hampir sama dengan imitasi, tetapi titik tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihakyang menerima dilanda oleh emosinya sehingga menghambat daya pikirnya yang rasional. Oleh karena itu, sugesti merupakan anjuran tertentu yang menghasilkan reaksi spontan atau langsung dan tanpa berpikir rasional tentang reaksinya tersebut.

3. Identifikasi Identifikasi adalah kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Sifat identifikasi lebih dalam dari imitasi dan sugesti karena kepribadian seseorang dapat terbentuk melalui proses ini. 4. Simpati Simpati adalah proses kejiwaan di mana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang, baik karena sikapnya,

penampilannya maupun perbuatannya. 5. Empati Empati mirip dengan simpati. Akan tetapi, perasaan empati lebih dalam lagi. Dalam perasaan empati seseorang merasa seolah-olah seperti orang lain atau menjadi orang lain. Mislnya, jika ada orang tua temanmu yang meninggal, seseorang merasa ikut sedih, atau bahkan menangis.

Status, Peranan, dan Hubungan Individu dalam Interaksi Sosial 1. Status sosial atau kedudukan sosial adalah posisi seseorang secara umum dalam masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain. Status seseorang dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut. a. Ascribed Status Ascribed status merupakan status seseorang yang diperoleh dengan sendirinya tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuannya. Status ini diperoleh sejak lahir atau berdasarkan keturunan. Misalnya, seseorang yang lahir dari keluarga bagsawan, maka ia akan mendapt gelar kebangsawanannya secara otomatis. b. Achieved Status Achieved status merupakan status yang diperoleh seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi tergantung pada kemampuan individu untuk mencapainya. Misalnya, setiap orang bisa menjadi dokter asal ia mampu mencapainya.

c. Assigned Status Assigned status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain. Assigned status berhubungan dengan achieved status. Artinya seseorang atau kelompok memberikan status yang lebih tinggi karena jasanya. Misalnya gelar kepahlawanan atau gelar siswa teladan. d. Peranan (peran sosial) adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status sosial. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status, sebaliknya tidak ada status tanpa peranan.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Ada dua macam bentuk interaksi atau proses sosial yang muncul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan perasaan sosial disosiatif. 1. Proses sosial yang asosiatif a. Kerja sama Kerja sama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya orang atau kelompok orang melakukan interaksi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhannya sendiri atau kebutuhan bersama.

Pemenuhan kebutuhan hidup lebih mudah diperoleh melalui proses kerja sama. b. Akomodasi Akomodasi mempunyai dua pengertian yaitu: 1. Akomodasi dalam arti keadaan, yakni suatu keadaan atau kondisi selesainya suatu konflik atau pertikaian. Terjadi keseimbangan interaksi antar orang atau kelompok. 2. Akomodasi dalam arti proses, yakni upaya untuk mencapai penyelesaian suatu konflik atau pertikaian sehingga terjadi keseimbangan lagi. Bentuk-bentuk akomodasi sebagai suatu proses antara lain sebagai berikut: 1. Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya terjadi karena adanya paksaan,

2. Compromise, yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya karena masing-masing pihak bersedia mengerti satu sama lain. 3. Arbritation, yaitu penyelesaian masalah dilakukan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang berselisih, 4. Mediation, yaitu bentuk akomodasi seperti arbitration yanitu dengan mengundang pihak ketiga yang netral dan tidak mengikat untuk mengusahakan penyelesaian secara damai tetapi kedudukannya hanya sebagai penasihat, 5. Conciliation, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai tujuan bersama, toleration, yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang berbentuk formal yang sering timbul tanpa sadar dan tanpa direncanakan. 6. Stalemate, yaitu suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertikai berhenti pada suatu titik tertentu karena tidak ada lagi kemungkinan untuk maju atau mundur, 7. Adjudication, yaitu suatu penyelesaian perkara di pengadilan. c. Asimilasi Asimilasi adalah suatu proses atau usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antar individu atau antar kelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama. Asimilasi akan muncul jika ada kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan kebudayaan. Kemudian, individu-individu dalam kelompok tersebut saling berinteraksi secara langsung dan terus menerus dalam jangka waktu lama sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri. d. Akulturasi Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat dengan suatukebudayaan tertentu dihadapkan dengan suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lamba laun unsur-unsur asing

itu diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. 2. Proses sosial yang disosiatif a. Persaingan Persaingan adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian public dengan cara menarik perhatian public atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. b. Kontravensi Contravention adalah suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan konflik, dan ditandai dengan gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang. c. Konflik Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan ditandai adanya pertikaian atau perselisihan pendapat.

Contoh Soal: 1. Adanya kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain disebut. a. Sugesti b. Imitasi c. Simpati d. Identifikasi e.Motivasi

Pembahasan Imitasi adalah suatu tindakan yang meniru orang lain, baik dalam hal sikap maupun tingkah laku, Sugesti adalah pandangan , pendapat, dan sikap yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan diterima oleh pihak lain. Identifikasi adalah kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.

Simpati adalah proses kejiwaan di mana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang, baik karena sikapnya, penampilannya maupun perbuatannya.

(Jawaban: d)

2.

Budi ialah anak seorang petani kurang mampu. Karena keuletan dan ketekunannya, ia kini menjadi seorang dokter. Status yang diperoleh Budi termasuk a. b. c. Ascribed Status Achieved Status Assigned Status d.Status karena pemberian e. Status karena keturunan

Pembahasan Ascribed status merupakan status seseorang yang diperoleh dengan sendirinya sejak lahir atau berdasarkan keturunan. Achieved status merupakan status yang diperoleh seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja. Assigned status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain.

(Jawaban: b)

3.

Usaha manusia untuk merdakan ketegangan atau menyelesaikan masalah adar mencapai keseimbangan lagi disebut a. b. Asimilasi Akulturasi c. Akomodasi d. Kerjasama e. Asosiasi

Pembahasan Asimilasi adalah suatu proses atau usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antar individu atau antar kelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat dengan suatukebudayaan tertentu dihadapkan dengan suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lamba laun unsur-unsur asing itu diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. Akomodasi

dalam arti proses, yakni upaya untuk mencapai penyelesaian suatu konflik atau pertikaian sehingga terjadi keseimbangan lagi.

(Jawaban: c)

Pengendalian Sosial Pengertian Pengendalian Sosial Pengendalian sosial adalah suatu proses yang direncanakan atau tidak direncanakan dengan tujuan mengajak, membimbing, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah atau norma yang berlaku. Pengertian pengendalian sosial menurut para ahli. a. Astrid S. Susanto Pengendalian sosial adalah kontrol yang bersifat psikologis dan non fisik, yaitu karena merupakan tekanan mental terhadap individu sehingga individu akan bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian kelompok karena ia tinggal dalam kelompok. b. Robert M.Z. Lawang Pengendalian sosial adalah semua cara yang dipergunakan suatu masyarakat untuk mengembalikan si penyimpang pada garis yang normal atau yang sebenarnya. c. Joseph S. Roucek Pengendalian sosial adalah segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

Cara Pengendalian Sosial 1. Berdasarkan siapa yang menjadi pihak yang melakukan pengendalian sosial dibagi menjadi sebagai berikut. a. Pengendalian seorang individu terhadap individu lainnya, misalnya seorang teman menegur kesalahan temannya. b. Pengendalian seorang individu terhadap suatu keompok sosial, misalnya seorang guru yang mengajarkan disiplin kepada murid-muridnya.

c. Pengendalian suatu kelompok sosial terhadap seorang individu, misalnya penangakapan satuan polisi terhadap seorang pengedar narkoba. d. Pengendalian suatu kelompok sosial terhadap kelomok sosial lainnya, misalnya pengawasan yang dilakukan oleh parlemen (lembaga legislatif) terhadap lembaga kepresidenan (lembaga eksekutif). 2. Berdasarkan dari sifatnya, cara pengendalian sosial dibagi menjadi berikut. a. Preventif ,merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguangangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan, misalnya melalui sosialisasi, pendidikan formal, dan pendidikan informal. b. Represif, merupakan usahan yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan,misalnya penjatuhan sanksi terhadap para warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.

Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Pengendalian Sosial Beberapa lembaga yang memegang peranan penting dalam pengendalian sosial sebagai berikut. 1. Kepolisian Kepolisian merupakan badan pemerintah yang tugas utamanya memelihara keamanan dan ketertiban umum, termasuk menyelidik dan menangkap orang-orang yang melakukan pelanggaran norma hukum. 2. Peradilan Peradilan merupakan lembaga pemerintah untuk mengadili perselisihan-perselisihan hukum yang terjadi dalam masyarakat. 3. Adat Istiadat Di dalam adat, terdapat aturan-aturan tentang beberapa segi kehidupan manusia yang tumbuh dari usaha manusia dalam suatu daerah tertentu sebagai kelompok sosial untuk mengatur tata tertib atau tingkah laku anggota masyarakatnya.

4. Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat adalah orang-orang yang disegani dan dihormati dalam leingkungan masyarakatnya, yang bisa dikarenakan aktivitas dalam kelompoknya, kecakapannya atau sifat-sifat yang dimilikinya. 5. Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan yang bersifat formal. Lembaga pendidikan memberikan pelajaran-pelajaran tentang nilai-nilai yang baik, bimbingan dan ketrampilan sehingga para anak didiknya dapat berguna di masyarakat.

Contoh Soal 1. Pendidikan agama di sekolah merupakan salah satu usaha untuk mencegah para siswa melakukan pelanggaran nilai dan norma sosial. Usaha ini termsauk pengendalian sosial yagn bersifat a. Preventif b. Represif c. Agresif d. Kuratif e. Persuasif

Pembahasan Pengendalian sosial Preventif ,merupakan suatu usaha pencegahan terhadap

terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan, misalnya melalui sosialisasi, pendidikan formal, dan pendidikan informal. Pengendalian sosial Represif, merupakan usahan yang bertujuan untuk

mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan,misalnya penjatuhan sanksi terhadap para warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.

(Jawaban : a) 2. Berikut yang termasuk contoh pengawasan dari individu terhadap kelompok yaitu a. Sarah menegur Tia karena Tia mencotek saat ujian b. Penonton yang kecewa meminta artis yang sedang menggung menghentikan pertunjukannya