12
MAKALAH PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SDN SUMBERJAYA 03 Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dosen: Dr. Dwi Deswary, M.Pd Disusun oleh: KELOMPOK I Siti Maryam Sri Rohayani Asmunih Tatik Winarsih Kokom Komariah Anih Rohani

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SDN SUMBERJAYA 03

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dosen: Dr. Dwi Deswary, M.Pd

Disusun oleh: KELOMPOK I Siti Maryam Sri Rohayani Asmunih Tatik Winarsih Kokom Komariah Anih Rohani PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA OKTOBER 2010

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah..............................................................1 B. Identifikasi Masalah.....................................................................7 C. Pembatasan Masalah...................................................................8 D. Perumusan Masalah....................................................................9 E. Kegunaan Penelitian....................................................................10 BAB II KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS...............12 A. Deskripsi Teoretis........................................................................12 1. Budaya Kerja...........................................................................12 2. Sikap terhadap Profesi...........................................................16 3. Disiplin Kerja...........................................................................18 B. Kerangka Berpikir........................................................................22 C. Pengajuan Hipotesis....................................................................23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian.........................................................................25 B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................25 C. Metode Penelitian.........................................................................28 D. Metode Penyusunan Instrumen..................................................30 E. Metode Pengambilan Contoh.....................................................31 F. Metode Analisis Data...................................................................32 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................38

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu tinggi dan berkualitas baik merupakan salah satu syarat bagi keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan nasional sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pada Bab II Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Untuk mencapai tujuan berdasarkan amanat pasal 3 UU Sisdiknas di atas, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maka diperlukan banyak syarat dan faktor demi keberhasilan pencapaian tujuannya.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab II pasal 3.

1

Salah satu regulasi yang telah ditetapkan pemerintah untuk mendukung pencapaian keberhasilan pendidikan nasional, ditetapkan dalam bagian lain (Pasal 51 UU Sisdiknas) yang menyebutkan bahwa: (1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan (2) minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah. Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan. (3) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.2

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu bidang yang didesentralisasi, atau yang oleh pemerintah pusat dilimpahkan wewenang penanganannya kepada pemerintah daerah.3 Berdasarkan aturanaturan tersebut, pendidikan dikelola secara otonom dengan mekanisme pendidikan berbasis masyarakat (community-based management) dan

manajemen berbasis sekolah (school-based management). Dalam konteks school based management, sekolah harus meningkatkan keikutsertaan

masyarakat lokal dalam pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas dan efisiensinya.4 Manajemen berbasis sekolah merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan, yang ditandaiIbid, Bab XIV ayat 1-3. Dikuatkan dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pasal 14. 4 Lihat Penjelasan Bab XIV ayat 1-3 UU Sisdiknas.3 2

adanya kewenangan pengambilan keputusan yang lebih luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang relatif tinggi. Keleluasaan pengambilan keputusan pada tingkat sekolah dimaksudkan agar sekolah dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas program serta agar sekolah dapat lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat yang ditunjang dengan sistem pendukung seperti keterampilan mengelola (managerial skills), keterampilan memperoleh dan memberikan informasi (informatical skills), serta bertumpu pada kerjasama dengan masyarakat (community-based relation). Berdasarkan uraian di atas, terdapat peluang yang luas bagi stakeholders pendidikan di tingkat sekolah (guru dan kepala sekolah) untuk tampil guna mengambil peran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun keberhasilan proses kinerja sebuah sistem atau organisasi, namun bisa dikatakan bahwa yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan kinerja dalam proses pendidikan adalah faktor sumberdaya manusia (SDM) yang berhubungan langsung dalam proses pendidikan tersebut yang tak lain adalah para guru dan kepala sekolah. Oleh sebab itu, kualitas pendidikan seringkali dipandang tergantung kepada peran guru dalam pengelolaan komponenkomponen pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar serta bagaimana gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam memimpin satuan pendidikan bernama sekolah. Inilah tugas berat bagi para guru maupun kepala

sekolah yang pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru maupun kepala sekolah yang memiliki kinerja yang tinggi. Dalam konteks otonomi sekolah, gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja para guru yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas mutu sekolah. Peningkatan kemampuan secara fungsional kepala sekolah sehingga mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Peranan Kepala Sekolah dalam rangka mutu pendidikan sangat penting karena dapat mempengaruhi berhasil dan tidaknya proses pendidikan itu sendiri. Kepala Sekolah dituntut untuk bertindak profesional dan fungsional sebagai manajer dan pemimpin yang efektif serta menjadi pembangkit semangat, mendorong, merintis, dan

memantapkan sekaligus sebagai administrator. Sebagai manajer yang baik, kepala sekolah harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik yang meliputi: (1) perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pengarahan; dan (4) pengawasan. Dengan perkataan lain bahwa Kepala Sekolah adalah salah satu penggerak pelaksanaan manajemen pendidikan yang berkualitas. Penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat dan efektif --dalam pengambilan keputusan, menegakkan disiplin, maupun mempengaruhi guru untuk melakukan pekerjaan yang efisien dan efektif-- akan berpengaruh kuat untuk mencapai kinerja guru yang baik. Motivasi kerja akan timbul dalam diri setiap guru apabila

ada perhatian, kesesuaian, kepercayaan, dan kepuasan yang ditunjukkan oleh kepala sekolah. Di samping itu, komunikasi yang lancar antar sesama guru maupun guru dengan kepala sekolah otomatis akan dapat meningkatkan kinerja.

B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi berbagai permasalahan dalam peningkatan kinerja guru sebagai tulang punggung keberhasilan suatu proses pendidikan. Kurangnya motivasi, perhatian,

dukungan, dan bimbingan dari kepala sekolah jelas akan mempengaruhi hasil kinerja guru yang akan berdampak pada mutu pendidikan.

C. Pembatasan Masalah Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu motivasi, gaya kepemimpinan, fasilitas kerja, lingkungan kerja, dan sebagainya. Namun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan kinerja guru.

D. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru

2. Bagaimana pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru, serta 3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru.