Upload
nena-tamara
View
12
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pulpitis
Citation preview
Membedakan Pulpitis, Nekrosis, dan Gangren dengan Mudah
Penyakit jaringan pulpa terdiri dari : 1. Pulpitis a. Pulpitis Reversible b. Pulpitis Irreversible c. Pulpitis Hiperplastik Kronis 2. Nekrosis3. Gangren
1. PULPITISa. Pulpitis Reversible
Suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang
disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu
kembali pada keadaan tidakterinflamasi setelah stimuli
ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat
dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang mengalami
inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera
setelah stimuli dihilangkan.
Histopatologi
Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke
perubahan inflamasi ringan-sampai-sedang terbatas pada
daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya
karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin
reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran
pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan adanya sel
inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten.
Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat
juga sel inflamasi akut.
Sebab-sebab
Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang
mampu melukai pulpa, misal:
- trauma : akibat pukulan atau hubungan oklusal yang
terganggu;
- syok termal : pada waktu melakukan preparasi kavitas
dengan bur tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama
berkontak dengan gigi, atau karena panas yang berlebihan
pada waktu memoles tumpatan
- dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang
berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang
dentinnya terbuka
- penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau
beroklusi dengan suatu restorasi emas
- stimulus kimiawi : bahan makanan manis atau masam atau
iritasi tumpatan silikat atau akrilik polimerisasi
- bakteri dari karies. Setelah insersi suatu restorasi,
pasien sering mengeluh tentang sensitivita sringan
terhadap perubahan temperatur, terutama dingin.
Gejala-gejala
- Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa
sakit tajam yang hanya sebentar.
- Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin
daripada panas dan oleh udara dingin.
- Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila
penyebabnya telah ditiadakan.
Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan
irreversibel adalah kuantitatif, rasa sakit pulpitis
irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih
lama.
Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya
peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau
aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit
dapat datang tanpa stimulus yang nyata.
Pulpitis reversibel asimptomatik dapat disebabkan karena
karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah
karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.
Diagnosis
Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala
pasien dan berdasarkan tes klinis.
- Rasa sakitnya tajam
- Berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila
stimulus dihilangkan.
- Dingin, manis, atau masam biasanya menyebabkan rasa
sakit.
- Rasa sakit dapat menjadi kronis.
- Pulpa dapat sembuh sama sekali, atau rasa sakit dapat tiap
kali dapat berlangsung lebih lama dan interval keringanan
dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya pulpa mati.
- Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur,
terutama dingin, aplikasi dingin merupakan suatu cara
yang bagus untuk menemukan dan mendiagnosis gigi yang
terlibat.
- Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara
normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas,
dan pada pemeriksaan radiografi jaringan periapikal
adalah normal.
Anamnesa :
· Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan
asin
· Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus
menerus
· Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan
dihilangkan
Pemeriksaan Objektif :
· Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan
· Intra oral :
o Perkusi (-)
o Karies mengenai dentin/karies profunda
o Pulpa belum terbuka
o Sondase (+)
o Chlor etil (+)b. Pulpitis Irreversible
Kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat
simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh
stimulus noksius. Pulpitis irreversibel akut menunjukkan
rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas
atau dingin, atau rasa sakit timbul secara spontan. Rasa
sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam,
dan tetap ada setelah stimulus termal dihilangkan.
Histopatologi
Gangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan
akut di dalam pulpa. Pulpitis irreversibel dapat
disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung
lama seperti misalnya karies. Bila karies menembus dentin
dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Bila karies
tidak diambil, perubahan inflamasi di dalam pulpa akan
meningkat keparahannya jika kerusakan mendekati pulpa.
Sebab-sebab
Sebab paling umum pulpitis irreversibel adalah
- Keterlibatan bakteri pulpa melalui karies, meskipun
faktor klinis, kimiawi, termal, atau mekanis yang telah
disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga
menyebabkan pulpitis.
- Pulpitis reversibel dapat memburuk menjadi
pulpitis irreversibel.
Gejala-gejala
Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme
rasa sakit dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
- perubahan temperatur, terutama dingin
- bahan makanan manis atau masam
- tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau
pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi
- sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh
darah pulpa.
Rasa sakit biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya
dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan,
tanpa penyebab yang jelas.Pasien dapat melukiskan rasa
sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-
nyentak, dan umumnya adalah parah.
Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus
tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung
pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus
eksternal.
Diagnosis
- Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang
meluas ke pulpa atau karies di bawah tumpatan.
- Pulpa mungkin sudah terbuka.
- Waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan
terlihat suatu lapisan keabu-abuan yang menyerupai buih
meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya. Probing
ke dalam daerah ini tidak menyebakan rasa sakit
pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang lebih
dalam. Pada tingkat ini dapat terjadi sakit dan
perdarahan.
- Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat
terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masuk ke
kamar pulpa.
Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu
yang nyata yang belum diketahui secara klinis, mungkin
memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual
tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan
suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga
menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu
tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau tumpatan
mengancam integritas pulpa. Pada tingkat awal pulpitis
irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit
yang bertahan setelah penghilangan stimulus termal. Pada
tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi
secara normal. Hasil pemeriksaan untuk tes mobilitas,
perkusi dan palpasi adalah negatif.
Anamnesa :
· Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus
menjalar kebelakang telinga·
· Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit
Pemeriksaan Objektif :
· Ekstra oral : tidak ada kelainan
· Intra oral : Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa
makanan
o Pulpa terbuka bisa juga tidak
o Sondase (+)
o Khlor ethil (+)
o Perkusi bisa (+) bisa (-)
c. Pulpitis Hiperblastik Kronis
Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah
suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh
suatu pembukaan karies luas yang kadang-kadang tertutup
oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat
rendah yang berlangsung lama.
Histopatologi
Secara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup
epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat. Polip pulpa
gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh epithelium
skuamasi yang bertingkat-tingkat/berstrata daripada
polip pulpa gigi permanen. Epithelium semacam itu dapat
berasal dari gingival atau dari sel epithelial mukosa
atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan
didalam kamar pulpa sering berubah menjadi granulasi,
yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi
karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung
vaskuler, muda dan berisi neutrofil PMF, limfosit, dan
sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi
kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan
epithelial
Sebab-sebab
- Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan
progresif merupakan penyebabnya.
- Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan
suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang
resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis.
- Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan
infeksi bacterial sering mengadakan stimulus.
Gejala-gejala
Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala,
kecuali selama mastikasi, bila tekanan bolus makanan
menyebabkan rasa tidak menyenangkan
Diagnosis
Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak
dan orang muda. Penampilan jaringan polipoid secara
klinis adalah khas :
ü Suatu massa pulpa yang kemerah-merahan dan seperti
daging mengisi sebagian besar kamar pulpa atau kavitas
atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi.
ü Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan
normal daripada jaringan pulpa normal dan lebih
sensitif daripada jaringan gingival.
ü Pemotongan jaringan ini tidak menyebabkan rasa sakit.
ü Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman
pembuluh darah yang subur.
ü Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati kavitas
atau gigi, maka akan terlihat seolah-olah jaringan gusi
tumbuh di dalam kavitas.
Tidak begitu sukar untuk mendiagnosis pulpitis
hiperplastik kronis dengan hanya pemeriksaan klinis.
Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau
kavitas gigi adalah khas dalam penampilannya. Radiografi
umumnya menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka
dengan pembukaan kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah atau
sama sekali tidak terhadap tes termal, kecuali jika
digunakan dingin yang ekstrim, seperti etil klorida.
Diperlukan lebih banyak arus daripada gigi normal untuk
mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan tester
pulpa listrik.
2. NEKROSIS Nekrosis pulpa adalah kondisi kematian pulpa akibat proses inflamasi lanjutan dari pulpa akut/kronik atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma. Nekrosis pulpa dapat terjadi parsialis atau totalis. Ada 2 tipe nekrosis pulpa, yaitu:1.Tipe koagulasi: terdapat bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah menjadi bahan yang padat.2. Tipe likuefaksi : enzim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan yang lunak atau cair. Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir berupa H2S,amoniak,bahan-bahan yang bersifat lemak,protamain,air,CO2, indol,skatol,putresin dan kadaverin yang menyebabkan bau busuk.
Etiologi Nekrosis pulpa pada umumnya disebabkan oleh kondisi radang pulpitis ireversibel tanpa penanganan atau terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang mengganggu suplai aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian sisa nekrosis dari pulpa dicairkan atau dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalam beberapa jam pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis.
Patofisiologi Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi karena adanya infeksi bakteri pada jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan lingkungan oral akibat terbentuknya tubulus dentinalis sehingga memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Tubulus dentinalis terbentuk sebagai hasil dari prosedur operatif atau restoratif yang kurang baik atau akibat material restoratif material yang bersifat iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada enamel dan dentin, proses erosi, atrisi dan abrasi. Dari tubulus dentinalis ini infeksi bakteri dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan peradangan. Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblas memiliki kemampuan untuk melakukan pemulihan jika terjadi peradangan. Akan tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau proses lanjutan dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa/nekrosis. Hal ini sebagai akibat dari kegagalan jaringan pulpa dalam usaha pemulihan atau penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya. Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Trauma pada gigi menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama pada apeks dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa. Karena kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia infark
sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi rendah.
Manifestasi klinis dan Diagnosis Nekrosis pulpa dapat terjadi parsial atau total. Tipe parsial dapat memperlihatkan gejala pulpitis irreversibel. Nekrosis total, sebelum mengenai ligamentum periodontal biasanya tidak menunjukkan gejala. Tidak merespon terhadap tes suhu atau elektrik. Kadang-kadang bagian depan mahkota gigi akan menghitam. Tampilan radiografik pada destruksi tulang ataupun pada bagian yang mengalami fraktur merupakan indikator terbaik dari nekrosis pulpa dan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk perkembangan. Kurangnya respon terhadap test suhu dan elektrik tanpa bukti radiografik adanya destruksi tulang terhadap bagian fraktur tidak menjamin harusnya terapi endodontik. Kondisi dari nekrosis pulpa terlihat tidak berhubungan dengan lokasi terjadinya fraktur akar gigi pada apikal, tengah ataupun bidang incisal tetapi lebih berhubungan dengan kavitas oral ataupun beberapa dislokasi segmen incisal. Perawatan edontotik adapun biasanya dilakukan pada segmen koronal pada kanal akar gigi. Kemampuan diagnostik dokter benar-benar diuji ketika terdapat beberapa kanal pada gigi. Misalnya gigi molar yang memiliki 3 kanal, kanal pertama tetap sehat, kanal kedua mengalami inflamasi akut, dan kanal ketiga mengalami nekrosis.Lingkungan pulpa memiliki keunikan dibandingkan dengan jaringan lunak tubuh lainnya. Karena pulpa memiliki lingkungan “non compliant” yang menyebabkan produk inflamasi lebih lambat dihilangkan dibandingkan jaringan lunak tubuh yang lain. Keadaan ini menyebabkan terjadinya destruksi lokal dalam jaringan pulpa. Anamnesis pada nekrosis pulpa berupa tidak ada gejala rasa sakit, keluhan sakit terjadi bila terdapat peradangan periapikal. Pemeriksaan perkusi tidak didapatkan nyeri dan pada palpasi juga tidak terdapat pembengkakan serta mobilitas gigi normal. Foto rontgen gigi biasanya normal kecuali bila terdapat kelainan periapikal terjadi perubahan berupa radiolusen pada lesi.
Penatalaksanaan1. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa tanpa Pembengkakan Nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respon terhadap stimulus, gigi tersebut mungkin masih mengandung jaringan terinflamasi vital di saluran akar di daerah
apeks dan memiliki jaringan periradikuler terinflamasi yang menimbulkan nyeri (periodontitis akut). Oleh karena itu, demi kenyamanan dan kerja sama pasien, anestesi lokal hendaknya diberikan. Setelah pemasangan isolator karet, debridemen merupakan perawatan pilihan. Pada panjang kerja yang diperkirakan. Saluran akar tidak boleh diperlebar tanpa mengetahui panjang kerja. Selama pembersihan saluran akar dan pada penyelesaian prosedur ini dilakukan irigasi dengan larutan NaCl, kemudian keringkan dengan paper point, jika saluran akar cukup lebar, diisi dengan pasta CaOH dan ditambal sementara. Sejumlah klinisi menempatkan pelet kapas yang dibasahi medikamen intrakanal di kamar pulpa sebelum penambalan sementara, sebetulnya pemberian medikamen itu tidak bermanfaat.2. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan Terlokalisasi Gigi nekrosis dengan pembengkakan terlokalisasi atau abses periapikal/periradikuler akut adalah adanya suatu pengumpulan pus yang terlokalisasi dalam tulang alveolar pada apeks akar gigi setelah gigi nekrosis. Biasanya pembengkakan terjadi dengan cepat, pus akan keluar dari saluran akar ketika kamar pulpa di buka.Perawatan abses alveolar akut mula-mula dilakukan trepanasi kemudian debridemen saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran akar secara sempurna bila waktu memungkinkan. Lakukan drainase untuk meredakan tekanan dan nyeri serta membuang iritan yang sangat poten yaitu pus. Pada gigi yang drainasenya mudah setelah pembukaan kamar pulpa, instrumentasi harus dibatasihanya di dalam saluran akar. Pada pasien dengan abses periapikal tetapi tidak dapat dilakukan drainase melalui saluran akar, maka drainase dilakukan dengan menembus foramen apikal menggunakan file kecil sampai no.25.Selama dan setelah pembersihan dan pembentukan saluran akar, lakukan irigasi dengan NaCl sebanyak-banyaknya. Saluran akar dikeringkan dengan paper point, kemudian diisi dengan pasta CaOH dan diberi pelet kapas lalu ditambal sementara.Beberapa klinisi menyarankan, jika drainase melalui saluran akar tidak dapat dihentikan, kavitas akses dapat dibiarkan terbuka untuk drainase lebih lanjut, dan menasehati pasien berkumur dengan salin hangat selama 3 menit setiap jam. Bila perlu beri resep analgetik dan antibiotik. Membiarkan gigi terbuka untuk drainase, akan mengurangi kemungkinan rasa sakit dan pembengkakan yang
berlanjut.3. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan MenyebarPada lesi-lesi ini pembengkakan terjadi dengan progresif dan menyebar cepat ke jaringan. Kadang-kadang timbul tanda-tanda sistemik, yaitu suhu pasien naik. Penatalaksanaan pertama yang paling penting adalah debridemen, pembersihan dan pembentukan saluran akar. Foramen apikalis dilebarkan sampai ukuran file no. 25 agar dapat meningkatkan aliran eksudat.Bila pembengkakan luas, lunak dan menunjukan fluktuasi, mungkin diperlukan insisi malalui jaringan lunak pada tulang. Mukosa di atas daerah yang terkena dikeringkan terlebih dahulu, kemudian jaringan disemprot dengan anestetik lokal, misalnya khlor etil. Insisi intraoral dibuat melalui pembengkakan lunak yang mengalami fluktuasi ke plat tulang kortikal. Suatu isolator karet atau kain kasa yang digunakan untuk drainase dimasukkan selama beberapa hari. Pasien disarankan berkumur dengan larutan salin hangat selama 3 sampai 5 menit setiap jam. Pada bengkak yang difus dan cepat berkembang, harus diberikan antibiotik dan analgetik. Antibiotik pilihan pertamanya adalah penisilin mengingat mikroorganisme penyebab biasanya streptokokus. Jika pasien alergi terhadap penisilin, gunakan eritromisin atau klindamisin.
3. GANGRENGangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak.Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangren pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1 mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh
suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1 mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.
Gejala klinik
Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi
tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi
perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna
kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangren pulpa dapat
disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut
sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes
dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi
tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan
rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang
panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa
tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya
yang masih vital.
Diagnosis dan differential diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan
objektif (extraoral dan
intraoral).Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara
objektif didapatkan :
- Karies profunda (+)-
- Pemeriksaan sonde (-), dengan menggunakan sonde mulut,
lalu ditusukkan beberapa kali ke dalam karies, hasilnya
(-). Pasien tidak merasakan sakit.-
- Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung sonde
mulut yang bulat,diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit,
hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit.-
- Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil
kapas lalusentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium
kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari
mulut pasien.-
- Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang
besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang
telah terbuka dan jaringan periodontium
memperlihatkan penebalan.
Bila pada peristiwa nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob, maka kematian pulpa ini disebut gangren pulpa.