Upload
indah-permata-sari-harahap
View
121
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
1
MASALAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
Oleh: Kelompok I1
A. Pendahuluan
Objek perkembangan dan pertumbuhan adalah perkembangan dan
pertumbuhan manusia sebagai pribadi.Sehingga timbullah permasalahan
mengenai seberapa jauhkah perkembangan dan pertumbuhan manusia
yang dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya. Mengenai masalah
perkembangan dan pertumbuhan ini akan dibahas dalam makalah ini,
namun perhatian perkembangan dan pertumbuhan yang utama tertuju
pada perkembangan manusianya sebagai individu.Sehingga masalah
perkembangan dan pertumbuhan dapat dipahami sebagai dasar umum
perkembangan dan pertumbuhan individu yang saling berhubungan. Atas
dasar inilah yang melatarbelakangi pemakalah dalam menulis makalah
ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Pemenuhan tugas kelompok pada mata kuliah Perkembangan
PesertaDidik.
2. Sebagai calon guru, dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat
pada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-
masalah yang berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan.
Makalah ini akan membahas Masalah Perkembangan dan
Pertumbuhan. Adapun sub materi yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Perkembangan, Pertumbuhan, Kematangan dan Perubahan
2. Konsepsi-Konsepsi Perkembangan
3. Prinsip-Prinsip Perkembangan
1Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas perkuliahan “Perkembangan Peserta Didik” yang disampaikan dilokal TBI-1 semester III (tiga) : Indah Permata Sari
Nim : 10. 340. 0007Nurul Hafni Lubis Nim : 10. 340. 0019Putri Maya Sari Nim : 10. 340. 0020Siti Aisah Nim : 10. 340. 0030
2
4. Teori dan Hukum Perkembangan
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
6. Tugas-Tugas Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan
Oleh karena itu, untuk memahami bagaimana masalah perkembangan dan pertumbuhan
individu digunakan metode pemahaman dan penjelasan mengenai masalah perkembangan dan
pertumbuhan yang terjadi pada individu itu sendiri.
Namun dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, sehingga
kritik dan saran sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan makalah yang sederhana ini
untuk kedepannya.
B. Pengertian Perkembangan, Pertumbuhan, Kematangan dan Perubahan
Adapun pengertian dari perkembangan, pertumbuhan, kematangan dan perubahan yaitu:2
1. Perkembangan
Secara sederhana Seifert&Hoffnungmendefinisikan perkembangan sebagai “long-
termchangesin a person’sgrowth, feeling, patterns of thinking, socialrelationships, an
motor skills.” Sementara itu, Chaplin (1990) mengartikan perkembangan sebagai berikut:
a. Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai
mati.
b. Pertumbuhan
c. Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmani ke dalam
bagian-bagian fungsional.
d. Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi, “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup
konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dari kematian.”
Menurut F.J. Monks, dkk., (1994), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu
proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
2Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 4-8, dan Agus Salim Daulay, Diktat Psikologi Perkembangan, (STAIN Padangsidimpuan, Untuk Kalangan Sendiri, 2007), hlm. 1-2.
3
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar
kembali. Elizabeth B. Hurlock menyebutkan “istilah perkembangan berarti serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.”
Dengan memperhatikan batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
itu adalah perubahan. Maksudnya perkembangan yang lebih maju, lebih matang dan lebih
sempurna. Jadi perkembangan itu adalah perubahan dalam makna proses menuju kepada
kedewasaan.
2. Pertumbuhan
Erat kaitannya dengan istilah perkembangan adalah masalah pertumbuhan. C. P.
Chaplin (1990) mengartikan pertumbuhan sebagai “satu pertambahan atau kenaikan
dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan.”
Sedangkan menurut Desmita pertumbuhan adalah “perkembangan yang merujuk pada
perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran struktur,
seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, dan sebagainya.”
Ini berarti pertumbuhan adalah berkaitan dengan aspek jasmaniah. Jadi pertumbuhan
itu adalah perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi fisik. Pertumbuhan dapat diteliti
dengan mengukur berat, besar, panjang, tenaga dan kekuatan yang dimiliki. Perlu
dijelaskan bahwa istilah pertumbuhan dan perkembangan adalah saling melengkapi dan
merupakan dua proses yang beroperasi secara kontiniu berlangsung secara
interdependensi, saling bergantung satu sama lainnya. Contohnya pada peristiwa
pertumbuhan nampak adanya perubahan jumlah atau ukuran dari hal-hal yang ada,
sedangkan dalam peristiwa perkembangan nampak adanya sifat-sifat atau ciri-ciri yang
baru, yang berbeda dari yang sebelumnya.
3. Kematangan
Pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap
tertentu akan mencapai tingkat kematangan (maturation), baik secara jasmaniah maupun
rohaniah. Seperti pertumbuhan, kematangan berasal dari istilah yang sering digunakan
dalam biologi, yang menunjuk pada keranuman atau kemasakan. Namun karena dianggap
sesuai dengan perkembangan individu, maka digunakan pula pada kajian Psikologi.
Chaplin (1990) mengartikan kematangan sebagai berikut:
a. Perkembangan proses mencapai kemasakan / usia masak.
4
b. Proses perkembangan yang dianggap berasal dari keturunan atau merupakan tingkah
laku khusus spesies (jenis, rumpun).
Davidoff menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada munculnya pola
perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf.
Dengan demikian kematangan berkaitan dengan unsur fisik dan psikis. Karena
kematangan pada awalnya berasal dari perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian
struktur pada diri individu secara fisik. Contohnya seorang anak tidak akan mampu
berjalan jika tidak ditopang oleh kematangan fisik (kaki) dan didorong oleh pikiran dan
kemauannya untuk mampu berjalan. Berarti kematangan adalah proses akhir dari
perubahan kearah yang lebih sempurna.
4. Perubahan
Perubahan memiliki arti terjadinya sesuatu yang baru. Tetapi bukan selamanya
berubah total. Perubahan bisa berarti penambahan ukuran, takaran, bentuk, ciri, proporsi,
kemampuan, energi, kapasitas, keterampilan, penguasaan, kebiasaan yang sudah ada
sebelumnya. Perubahan juga bisa terjadi pada aspek jasmani dan rohani. Hanya saja, tidak
semua perubahan adalah perkembangan atau pertumbuhan ataupun kematangan. Tetapi
setiap peristiwa perkembangan akan terjadi perubahan, begitu juga dalam hal
pertumbuhan dan kematangan. Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa ciri perubahan
pokok dari pertumbuhan dan perkembangan yaitu sebagai berikut:
a. Adanya penambahan ukuran, takaran, proporsi, bentuk dan kesanggupan serta
perbedaan perbandingan masing-masingnya.Perubahan dalam bentuk, ukuran, serta
b. Hilangnya ciri-ciri yang lama dan munculnya ciri-ciri yang baru.Dengan
menghilangnya bentuk dan ciri-ciri yang lama yang tidak berguna lagi, maka
timbullah ciri-ciri dan bentuk perubahan-perubahan fisik dan mental yang baru.
Kebanyakan perubahan itu merupakan hasil proses kematangan yang pada saat lahir
belum sepenuhnya berkembang. Contohnya di antara ciri dan bentuk pertumbuhan
fisik yang sangat penting adalah tumbuhnya gigi pertama dan kedua yang terlihat jelas
pada masa kanak-kanak memasuki masa remaja. Sedangkan khususnya berkenaan
dengan masalah-masalah pengetahuan dan nilai-nilai moral, kepercayaan agama,
bentuk bahasa yang berbeda.
5
c. Bertambahnya kemampuan, kesanggupan, penguasaan, energi, keterampilan dan
kapasitas dari yang sebelumnya kepada yang lebih positif.
C. Konsepsi-KonsepsiPerkembangan
Sehubungan dengan bagaimana perubahan terjadi, dan dalam kaitannya dalam
perkembangan terdapat beberapa pendapat atau konsepsi. Adapun konsepsi-konsepsi
perkembangan adalah sebagai berikut:3
1. Konsepsi Asosiasi
Para ahli yang mengikuti konsepsi asosiasi berpendapat bahwa pada hakikatnya
perkembangan adalah proses asosiasi (menghubung-hubungkan). Maksudnya bahwa hal-
hal yang primer adalah bagian-bagian sedangkan keseluruhan adalah sekunder. Bagian-
bagian itu terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi. Misalnya bagaimana
terbentuknya pengertian kucing pada anak-anak saat dapat diterangkan yaitu pada saat
melihat kucing, seorang anak memperoleh kesan penglihatan tentang kucing. Selanjutnya
saat mendengar suara kucing mengeong, ia memperoleh kesan pendengaran mengenai
kucing, kemudian saat anak itu mempunyai kesempatan untuk meraba, mengangkat, dan
mencium kucing, ia memperoleh kesan rabaan, kesan bobot, serta kesan bau mengenai
kucing itu. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, gambaran mengenai kucing
semakin lama semakin lengkap. Kesan-kesan secara asosiatif berhubungan satu sama lain
dan membentuk pengertian.
Salah satu tokoh aliran asosiasi yang sangat terkenal adalah John Locke dengan
teorinya Tabularasa. Ia berpendapat bahwa mulanya jiwa anak itu adalah bersih seperti
selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau
empiri. Pengalaman ini terdiri dari dua yaitu pengalaman dalam (sensations) dan
pengalaman luar (reflextions). Keduanya membentuk pengertian yang sederhana
(simpleideas), kemudian dengan asosiasi membentuk pengertian yang kompleks
(komplexideas).
Selain itu ada pula tokoh-tokoh yang mendukung atau tergolong dengan konsepsi
asosiasi yaitu Thordinkedengan teorinya koneksionisme, menurutnya tingkah laku itu
tersusun dari unsur kebiasaan-kebiasaan yang paling sederhana yang pada akhirnya
3Ibid, hlm. 5-10,dan Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 1977), hlm. 75-78.
6
menimbulkan tingkah laku yang kompleks. J. W. Watson dengan teorinya behaviorisme
menurut Watson bahwa tingkah laku tersusun dari unsur-unsur yang paling sederhana,
yaitu refleks. Tingkah laku semakin kompleks akibat dari semakin banyaknya refleks-
refleks yang tersusun, yang berarti terjadi perkembangan. Pavlov dengan teorinya
condition refleks, sama dengan Watson. Pavlov berpendapat bahwa tingkah laku tersusun
dari refleks-refleks. Hanya saja menurutnya ada dua refleks yaitu refleks wajar dan
bersyarat. Perkembangan anak terbentuk dikarenakan refleks bersyarat yaitu refleks
buatan, sebagai hasil dari pembiasaan ataupun latihan.
2. Konsepsi Gestalt
Pendapat aliran ini bertentangan dengan konsepsi asosiasi. Konsepsi ini
mengemukakan bahwa perkembangan itu merupakan proses differensiasi (memisah-
misahkan/membeda-bedakan). Dalam proses differensiasi itu, yang primer adalah
keseluruhan, sedangkan bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Keseluruhan
ada terlebih dahulu, baru diikuti bagian-bagiannya. Kalau orang bertemu temannya,
misalnya dari kejauhan yang disaksikannya bukanlah bajunya yang baru, arlojinya yang
bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman itu sebagai keseluruhan
(Gestalt). Kemudian disaksikannya adalah hal-hal khusus tertentu, seperti bajunya yang
baru, arlojinya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya. Prinsip differensiasi
menurut Gestalt berlaku dalam tiap perkembangan anak, baik perkembangan gerak-gerik
motoris, pengenalan terhadap dunia luar, maupun dalam perkembangan jiwanya.
Orang yang berjasa merintis aliran ini adalah GHR. Von Ehrenfels (1890). Akan
tetapi orang yang dipandang benar-benar pendiri aliran ini adalah Max Wertheimer
dengan eksperimennya tentang “Scheinbewegung” (gerak semu) dalam bukunya
Invetistigation of GestaltTheory.
3. Konsepsi Neo-Gestalt
Aliran Neo-Gestalt yang salah satu bentuk nyatanya adanya psikologi medan yang
dirintis oleh Kurt Lewin. Menurut konsepsi ini perkembangan itu merupakan proses
differensiasi dan stratifikasi. Struktur kepribadian digambarkan terdiri dari lapisan-lapisan
(strata). Lapisan itu semakin lama semakin bertambah. Pada anak kecil kehidupan
7
psikisnya mula-mula hanya terdiri dari satu lapis. Apa yang ditampakkan keluar, itu pula
yang ada di dalam, tidak ada hal yang disembunyikan. Karena itulah anak kecil tidak akan
berdusta dengan sengaja. Jika sekiranya dia berdusta, maka dusta itu adalah dusta khayal.
Makin bertambah dewasa, lapisan-lapisan tersebut semakin bertambah. Pada orang
dewasa, isi batinnya dapat digambarkan berlapis-lapis. Lapisan yang paling mudah
terpengaruh dan dinyatakan keluar, lapisan paling dalam adalah hal yang paling bersifat
pribadi, mungkin dipandang hal yang top secret, yang tidak akan dinyatakan kepada
setiap orang melainkan hanya akan dinyatakan kepada seseorang tertentu. Hal ini
merupakan hal yang paling dipertahankan dan paling sukar untuk dipengaruhi dari luar.
Kurt Lewin berpendapat bahwa hakikat perkembangan adalah perubahan tingkah
laku. Selanjutnya digambarkan bahwa perkembangan itu berarti:
a. Perubahan di dalam variasi tingkah laku, organisasi dan strukturnya.
b. Perubahan dalam taraf realita dan bertambah lamanya aktivitas.
c. Semakin terdifferensiasinya tingkah laku
d. Differensiasi dan stratifikasi.
4. Konsepsi Sosiologis
Para ahli yang mengikuti aliran sosiologis menganggap bahwa perkembangan itu
adalah proses sosialisasi. Pada mulanya anak a-sosial (pra-sosial), kemudian dalam
perkembangannya lambat laun menjadi sosial. Salah seorang ahlinya yang cukup terkenal
adalah James Mark Baldwin (1864-1934). Dia adalah ahli biologi, sosiologi, psikologi
dan filsafat. Salah satu karyanya dalam lapangan psikologi adalah Mental Development
inthe Child andtheRase(1895).
Baldwin mengembangkan hipotesisnya tentang circularreaction. Dengan berpangkal
dengan kesejajaran antara ontogenesis (jiwa perseorangan) dan filogenesis (jiwa bangsa-
bangsa). Baldwin menerangkan perkembangan sebagai proses sosialisasi dalam bentuk
imitasi yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi. Tingkah laku pribadi dan kebiasaan
adalah imitasi terhadap diri sendiri sedangkan adaptasi adalah peniruan terhadap yang
lain. Dalam imitasi dan adaptasi inilah berlangsung seleksi.
Menurut Baldwin ada dua macam peniruan, yaitu non-delibarateimitation (misalnya
terjadi kalau anak meniru gerakan-gerakan, sikap, gaya orang dewasa)dan
8
deliberateimitation(kalau anak-anak bermain peranan sosial), dan peniruan itu berproses
dalam tiga taraf, yaitu:
a. Projectifstage, anak mendapatkan kesan mengenai model (objek) yang ditiru.
b. Subjectivestage, timbul kecenderungan pada anak untuk meniru model atau objek
yang sedang ditiru.
c. Objective, anak telah menguasai hal yang ditirunya itu.
5. Konsepsi Freudianisme
Sebenarnya konsepsi ini tergolong konsepsi sosiologis akan tetapi dalam variasi
yang berbeda. Freud berpendapat bahwa sumber pokok dari tingkah laku manusia adalah
libido seksualis. Untuk memenuhi dorongan-dorongan libido seksual ini maka anak
bertingkah laku, dan dalam melakukan aktivitas ini anak belum mengenal batas norma
yang berlaku dalam masyarakat, melanggar atau tidak.
Proses perkembangan dari moral yang heteronom yaitu moral yang pedoman-
pedomannya yang terdapat di luar, menjadi moral yang otonom yaitu moral yang
pedoman-pedomannya terdapat dalam diri si subjek sendiri. Ini disebut proses
Internalisasi. Proses internalisasi berlangsung dengan sublimasi dan identifikasi (mirip
sekali dengan imitasi), juga berdasar hukum efek. Lewat ketiga jalan tersebut cara lambat
laun anak berkembang dari a-moral menjadi bermoral.
Konsepsi Freud ini sejalan dengan pendapatnya tentang struktur kepribadian yang
didasarkan atas tingkat kehidupan, yaitu:
a. Tingkatan Animal adalah id, yaitu gudang dorongan atau tenaga, yang sifatnya
primitif, dengan prinsip dengan memperoleh kenikmatan.
b. Tingkatan Ratio adalah melahirkan ego, sebagai pengembangan dari id yang telah
berhadapan dengan realitas. Ego adalah sebagian dari id yang telah dipengaruhi oleh
dunia luar melalui persepsi kesadaran.
c. Tingkatan Moral adalah aktualisasi dari pribadi yang superego. Superego sering
berhubungan dengan nilai, norma, dan tata kerama.
Selain itu, bagi Frued tenaga atau kekuatan psikis mempunyai latar belakang
biologis, yang disebutnya libido. Libido sebagai naluri dibaginya kepada yaitu:
9
a. Naluri kehidupan, yang berhubungan dengan dorongan hidup yang bersifat kebutuhan
fisik, seperti makan, dan minum. Termasuk terhadap naluri terhindar dari rasa sakit,
kena musibah dan agresif.
b. Naluri kematian (Thonatos), yang berakibat negatif atau buruk bagi manusia, dengan
merusak diri.
c. Naluri libido (Eros), yang berorientasi kepada kenikmatan atau kepuasan.
6. Konsepsi Bio-Sosial
Konsepsi ini dikembangkan Robert J. Havighurst dalam bukunya “Human
Development and Education” dan mengatakan “Livingislearningandgrowingislearning,”
maksudnya setiap makhluk hidup itu dalam mempertahankan hidupnya harus belajar dan
karena belajar maka dia dapat berkembang. Untuk belajar diperlukan kemasakan /
kematangan biologis dengan latihan-latihan (untuk kemasakan sosial).
Menurutnya faktor penyebab timbulnya tugas-tugas perkembangan adalah:
a. Psysicalmaturation.
b. The culturalpresure of society.
c. The personal valueandaspiration of the individual.
d. Gabungan semuanya (a-c).
D. Prinsip-PrinsipPerkembangan
Secara garis besar peristiwa perkembangan mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:4
1. Perkembangan itu mengikuti pola-pola tertentu, tidak terjadi secara tiba-tiba, berlangsung
secara teratur, berangsur-angsur dan terus-menerus.Contohnya perkembangan anak yang
normal akan tampak berturut-turut, memiringkan badan, telungkup, angkat kepala, duduk,
merangkak, berjalan dengan bantuan, kemudian berjalan.
2. Perkembangan itu selalu menuju ke diferensiasi dan integrasi, serta ada yang berlangsung
di luar kontrol dari anak manusia.
3. Perkembangan itu merupakan pemenuhan kebutuhan sebagai sumber dinamis aktivitas
dan perpaduan antara dorongan-dorongan mempertahankan diri dan pengembangan diri.
4Ibid, hlm. 96-97.
10
4. Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat atau keadaan perkembangan
sebelumnya.
5. Perkembangan merupakan hasil dari peristiwa maturation (kematangan), imitation
(peniruan), culturalpressure (tekanan kebudayaan), readness (kesiap-siagaan) dan learning
(pembelajaran).
6. Perkembangan antara anak yang satu berbeda dengan anak yang lainnya, baik dalam
perkembangan masing-masing organ atau aspek kejiwaan maupun cepat atau lambatnya
perkembangan tersebut.
E. Teori dan Hukum Perkembangan
1. Teori Perkembangan
Dalam pembicaraan mengenai pengertian perkembangan sudah tampak adanya proses
dan organisasi yang sangat kompleks. Berhubung beberapa aspek didalamnya diberikan
penonjolan tertentu, maka timbullah berbagai teori dan hukum mengenai psikologi
perkembangan. Adapun teori dan hukum perkembangan itu adalah sebagai berikut:5
a. Teori Irama dan Tempo
Perkembangan antara anak yang satu dengan anak yang lain belum tentu sama,
ada yang cepat merangkak dan ada pula yang lambat. Jadi tempo perkembangan dari
anak-anak itu tidak sama. Tetapi bukan berarti jarak yang dilalui perkembangan itu terlalu
jauh. Kemudian perkembangan anak itu mempunyai irama kadang-kadang berlangsung
dengan cepat dan kadang-kadang lambat, atau seolah-olah terhenti. Contohnya ada anak
dalam seminggu banyak memiliki perbendaharaan kata-kata, sedangkan temannya
ketinggalan.
b. Teori Masa Peka
Masa peka adalah masa yang paling subur dalam perkembangan tiap-tiap aspek,
artinya bahwa ada masa-masa tertentu yang sedemikian pesat perkembangan fungsi-
fungsi jasmaniah dan rohaniah. Masa peka merupakan masa yang terjadinya dalam
perkembangan pada saat-saat tertentu. Seperti timbulnya masa peka berbahasa,
menggambar, meniru dan sebagainya.
c. Teori Masa Menentang
5Agus Salim Daulay, Op. cit, hlm 10-12, dan Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hlm. 180-181.
11
Sudah banyak hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa perkembangan anak itu
tidak berlangsung dengan aman, tenang dan teratur. Akan tetapi terdapat adanya masa-
masa terjadinya kegoncangan dan ledakan yang dapat membawa perubahan yang bersifat
radikal. Misalnya pada umur 14-16 tahun, pada masa ini anak bersifat keras kepala,
memperlihatkan kenakalannya, seolah-seolah mereka menentang.
d. Teori Rekapitulasi
Teori ini mengatakan bahwa perkembangan psikis anak merupakan ulangan
singkat dan perkembangan umat manusia. Artinya, bahwa seluruh perkembangan atau
peradaban budaya manusia itu terulang kembali dalam beberapa waktu saja dalam
perkembangan anak. Hal ini diperkuat dengan beberapa fakta bahwa:
1) Anak kecil mempunyai kesamaan dengan suku bangsa primitif. Seperti senang
terhadap warna-warna menyolok dan sebagainya.
2) Pada anak terdapat pikiran yang animistis dan juga pada suku bangsa yang primitif,
misalnya takut akan hantu, benda-benda keramat dan sebagainya.
3) Periodisasi perkembangan anak itu sesuai dengan jalannya perkembangan umat
manusia, yaitu:
a) Adanya masa berburu dan menyamun (merampas).
b) Adanya masa beternak.
c) Adanya masa bertani.
d) Adanya masa berdagang.
e) Adanya masa transportasi (pemindahan) dan transformasi (perubahan) dan
sebagainya.
Masa ini dilalui oleh perkembangan umat manusia pada zaman dahulu dan juga
terdapat pada masa anak-anak. Karena rumusan inilah maka teori ini lebih dikenal dengan
teori rekapitulasi (ulangan).
e. Teori Eksplorasi (Penjelajahan dan Penemuan)
Teori ini mengatakan bahwa anak manusia pada mulanya memasuki dunia ini
sebagai orang asing belum mengenal dunia. Karena berbagai macamnya di dunia ini maka
ia menjelajah dan menemukan bermacam-macam hal, bermacam-macam nilai
kemanusiaan dan sebagainya. Misalnya anak menemukan dan mengalami bermacam-
12
macam corak dan ragam, sehingga anak mempelajarinya dan pengetahuannya pun
bertambah dan sudah tentu anak tersebut berkembang.
2. Hukum Perkembangan
Selain teori-teori yang telah disebutkan masih ada lagi beberapa hokum mengenai
perkembangan, yaitu:
a. Hukum Perpaduan Kodrat dan Iradat
Dimana arah perkembangan anak ditentukan oleh kodratnya yaitu berupa bakat,
pembawaan, potensi dan disposisi (kecenderungan). Tetapi, kodrat tersebut dalam
kesempurnaan perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan anak. Karenanya
kedua faktor ini harus salinh melengkapi dan serasi.
b. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
Sebagai makhluk hidup manusia mempunyai dorongan/.hasrat untuk
mempertahankan diri. Hal ini terwujud pada usaha makan ketika lapar,
menyelamatkan diri apabila ada bahaya.Pada anak kecil usaha ini diwujudkan dengan
menangis, apabila lapar, haus, rasa tidak enak badan, dan sebagainya, kemudian si ibu
akan tanggap dengan tanda-tanda tersebut.
Dari usaha untuk mempertahankan diri berlanjut menjadi usaha untuk
mengembangkan diri.Pada anak-anak biasanya terlihat rasa ingin tahunya itu besar
sekali, sehingga ank-anak tidak henti-hentinya bertanya mengenai suatu hal dan
dirinya akan merasa senang apabila dunianya diisi dengan berbagai pengalaman dan
pengetahuan yang didapat dari sekelilingnya. Melalui kegiatan bermain, berkumpul
dengan teman, bercerita dan sebagainya itu dapat dianggap sebagai dorongan untuk
mengembangkan diri.
c. Hukum Kesatuan Organ
Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organ ialah bahwa berkembangnya fungsi
fisik maupun mental psikologis pada diri manusia itu tidak berkembang lepas satu
sama lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan. Misalnya perkembangan panca indera
berhubungan dengan perkembangan fantasi, berpikir, emosi dan lain-lain.
d. Hukum Perkembangan Semasa Perkembangan
13
Bagi tiap-tiap anak perkembangan fungsi-fungsi yang ada dalam dirinya hampir
sama kaidahnya. Misalnya fungsi berjalan berkaitan dan ada perbandingannya dengan
fungsi berbicara. Karena energi yang digunakan untuk berjalan dapat memberi
dampak terhadap energi berbicara.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi
perkembangan telah dijawab oleh para ahli psikologi dengan jawaban yang berbeda-beda.
Namun pada dasarnya pendapat yang berbeda-beda dapat dikelompkkan kepada tiga
golongan yaitu:6
1. Pendapat para ahli pengikut aliran Nativisme yaitu bahwa perkembangan individu itu
semata-mata dipengaruhi oleh faktor dasar yang dibawa sejak lahir, berupa pembawaan
yang terdapat dalam diri individu itu sendiri. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah
Schopenhauer.
2. Pendapat para ahli pengikut aliran Empirisme yaitu bahwa perkembangan itu semata-mata
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor dasar / pembawaan tidak berpengaruh sama
sekali. Jadi, aliran empirisme ini menjadikan faktor lingkungan maha kuasa dalam
menentukan perkembangan seorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke.
3. Pendapat para ahli pengikut aliran Konvergensi, aliran inilah yang menjadi penengah
antara aliran nativisme dan empirisme yang berbeda. Menurut aliran konvergensi ini
bahwa perkembangan itu dipengaruhi oleh kedua-duanya, baik dasar / pembawaan
maupun lingkungan. Keduanya turut menentukan perkembangan seorang individu. Tokoh
utama aliran ini adalah William Stern. Sejalan dengan pendapat ini,Ki Hajar Dewantara
tokoh pendidikan nasional juga mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor
ajar/lingkungan (faktor eksternal).
G. Tugas-Tugas Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan
6Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), hlm. 185-189.
14
Selain itu ada hal yang sangat penting yang tidak boleh terlupakan dalam membahas
perkembangan, yaitu mengenai tugas-tugas perkembangan sepanjang rentang kehidupan
menurut Havighurst, yaitu sebagai berikut:7
1. Masa Bayi dan Awal Masa Kanak-Kanak
a. Belajar memakan makanan padat.
b. Belajar berjalan.
c. Belajar berbicara.
d. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
e. Mempelajari perbedaan seks dan tata
f. Mempersiapkan diri untuk membaca.
g. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
2. Akhir Masa Kanak-Kanak
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang
umum.
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang
tumbuh.
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung.
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
i. Mencapai kebebasan pribadi.
3. Masa Remaja
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
7 Elizabeth B. Hurlock, DevelopmentalPsychology, A Life SpanApproach, (New York: McGraw Hill Book, 1980), Alih Bahasa: Dra. Istiwidayanti, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, Edisi Kelima, 1991), hlm. 10.
15
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karier ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku
mengembangkan ideologi.
4. Awal Masa Dewasa
a. Mulai bekerja.
b. Memilih pasangan.
c. Belajar hidup dengan tunangan.
d. Mulai membina keluarga.
e. Mengasuh anak.
f. Mengelola rumah tangga.
g. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
h. mencari kelompok social yang menyenangkan.
5. Masa Usia Pertengahan
a. Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara.
b. Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan bahagia.
c. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa.
d. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu.
e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang
terjadi pada tahap ini.
f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan.
g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
6. Masa Tua
a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan)
keluarga.
c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.
16
e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
f. Meyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan tugas-tugas
perkembangan, adalah sebagai berikut:8
1. Yang Menghalangi, yaitu:
a. Tingkat perkembangan yang mundur.
b. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada
bimbingan untuk dapat menguasainya.
c. Tidak ada motivasi.
d. Kesehatan yang buruk.
e. Cacat tubuh.
f. Tingkat kecerdasan yang rendah.
2. Yang Membantu, yaitu:
a. Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan (dipercepat).
b. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan
bimbingan untuk menguasainya.
c. Motivasi.
d. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh.
e. Tingkat kecerdasan yang tinggi.
f. Kreativitas.
H. Penutup
I. Daftar Kepustakaan
Chaplin, C. P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. 1990.
Daulay, Agus Salim. Diktat Psikologi Perkembangan. STAIN Padangsidimpuan, Untuk
Kalangan Sendiri. 2007.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005.
Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. 1997.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga, Edisi Kelima. 1991.
8Ibid, hlm. 11.
17
Monks, F. J., Knoers A. M. P. dan Siti Rahayu Haditono. Psikologi Perkembangan,
Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
1994.
Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
1993.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. 1990.