27
BAB I I. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan. Praktek supervisi selalu berubah seiring dengan tumbuhnya kesadaran para pemangku kepentingan untuk meningkatkan penjaminan mutu. Kesadaran akan pentingnya meningkatkan mutu

Manajemen Supervisi Kel 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Manajemen Supervisi Kel 1

BAB I

I. Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi

Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi,

pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi

pendidikan, supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan

supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir,

yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan

memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan

jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada

jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari

semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada

semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi

aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang

diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.

Praktek supervisi selalu berubah seiring dengan tumbuhnya kesadaran para pemangku

kepentingan untuk meningkatkan penjaminan mutu. Kesadaran akan pentingnya

meningkatkan mutu terkait pada peran, fungsi, dan pembagian tugas dalam organisasi.

Pelaksanaannya selalu terkait pada konsistensi lembaga, kegiatan akademik, profesionalisme,

dan kesungguhan penyelenggara pendidikan akan pentingnya memastikan bahwa mutu yang

diharapkan dapat terus terjaga sejak langkah perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauannya.

Jadi supervisi merupakan bagian dari manajemen.

I.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Supervisi ?

2) Model apa saja yang ada dalam manajemen Supervisi ?

3) Bagaimana prinsip dasar supervise yang efektif untuk diterapkan dalam suatu

manajemen ?

4) Siapa saja tokoh-tokoh pelopor/penganut dari manajemen supervise ini?

Page 2: Manajemen Supervisi Kel 1

5) Apa yang dimaksud dengan Supervisor dan sistem kerjanya ?

6) Apa saja yang menjadi kegiatan Supervisor ?

7) Keterampilan apa saja yang ada pada Supervisor ?

8) Contoh kasus apa saja yang ada dalam manajemen supervise ini?

Page 3: Manajemen Supervisi Kel 1

BAB II

II.Isi

2.1 Pengertian Supervisi

Pengertian supervisi dapat dijelaskan dari berbagai sudut, baik menurut asal-usul

(etimologi), bentuk perkataanya (morfologi), maupun isi yang terkandung di dalam

perkataanya itu ( semantik ).

Secara Etimologis menurut S. Wajowaskito dan W.J.S. Poerwadarminta dalam N.A

Ametembun yang dikutip Yudi Wirawan (2005:17), supervisi dialih bahasakan dari perkataan

Inggris ” Supervision” yang artinya pengawasan.

Pengertian supervisi secara morfologis menurut N.A Ametembun dalam Yudi Wirawan

(2005 :17) menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkataanya. Supervisi terdiri dari dua

kata, super dan vision. Super adalah atas, lebih sedangkan vision adalah lihat, titik, awasi.

Hal ini senada dengan pendapat Sindu Mulianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet (2006 :3).

Istilah supervisi diambil dari bahasa Inggris yaitu Supervision. Super diartikan sebagai sifat

lebih, hebat, istimewa. Sementara vision adalah visi atau seni melihat sesuatu atau juga

melihat tingkah laku,ulah, dan kerja orang lain.

Pengertian supervisi secara sematik adalah pengertian yang dirumuskan oleh para ahli,

yaitu untuk memperoleh suatu gambaran komparatif.

George R. Terry dan Leslie W.Rue (1982: 1) mengatakan bahwa Supervision is the process

encouranging the members of the work unit to contribute positively toward accomplishing the

organization goals. ( Supervisi adalah suatu proses dalam mendorong anggota unit kerja

untuk sungguh-sungguh berpartipasi terhadap pencapaian tujuan organisasi ).

Menurut Aliminsyah dan Pudji (2004 : 130) supervision (supervisi) adalah ” Pengarahan

pegawai-pegawai secara langsung dalam tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka ”

Lebih ilmiah, G.R terry dalam Sindu Mulianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet

(2006 :3) mengatakan bahwa : supervision is the achieving of desired result by means of the

intellegent utilization of human talents and faciliating resources in manner that provides the

greatest challenge and interest to the human talent. ( supervisi adalah usaha mencapai hasil

yang diinginkan dengan cara mendayagubakan bakat/kemampuan alami manusia dan

Page 4: Manajemen Supervisi Kel 1

sumber-sumber yang memfasilitasi, yang ditekankan pada pemberian tantangan dan perhatian

yang sebesar-besarnya terhadap bakat/kemampuan alami manusia).

M. Moh Rifai (1982 : 125) berpendapat bahwa, ”Supervisi adalah pengawasan terhadap

manusianya yang kemudian dipakai sebagai dasar usaha peningkatan kemampuan mereka,

agar mereka dapat meningkatan usaha dan hasilnya”.

Menurut Kimball Wiles (1967). Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut :

“Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”.

Supervisi adalah strategi manajemen yang terdiri atas serangkaian kegiatan untuk memastikan

bahwa mutu yang diharapkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi

memenuhi standar yang telah ditentukan. Supervisi yang merupakan salah satu strategi untuk

memastikan bahwa seluruh langkah pada proses penyelenggaraan dan semua komponen hasil yang

dicapai memenuhi target. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak

mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat

diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian

yang perlu diperbaiki.

2.2 Model Supervisi

2.2.1 Model supervisi konvensional (tradisonal)

Model ini adalah refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada saat

kekuasaan yang otoriter dan feodal akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan

korektif. Pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan. Perilaku supervisi adalah

mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan.

2.2.2 Model supervisi ilmiah

Supervisi ini memilki ciri-ciri, diantaranya : Dilaksanakan secara berencana dan

kontinu, Sistematis, dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu, menggunakan intrumen

pengumpulan data dimana data tersebut obyektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.

2.2.3 Model supervisi klinis

Supervisi klinis difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang

sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang

Page 5: Manajemen Supervisi Kel 1

penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

Beberapa ciri supervisi klinis adalah bantuan yang diberikan bukan bersifat intruksi atau

memerinta tetapi tercipta hubungan manusiawi.

2.2.4 Model supervisi artistic

Supervisi artistik memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup/keahlian khusus untuk

memahami yang dibutuhkan seseorang yang sesuai dengan harapannya. Model artistik

terhadap supervise memerlukan laporan yang menunjukkan bahwa dialog antara supervisor

dengan supervisi dilaksanakan atas dasar kepemimpinan yang di lakukan oleh kedua belah

pihak.

2.3 Prinsip – Prinsip Supervisi

Menurut Agus Dharma(2003:16-21) prinsip-prinsip supervise yang efektif meliputi :

a) Kejelasan berkomunikasi

Kejelasan komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting dan prinsi-prinsip

lainnya sebenarnya hanya berfungsi sebagai penunjang. Taktik dasar untuk

berkomunikasi dengan jelas adalah sebagai berikut :

Gunakan kata-kata atau istilah yang mudah dipahami

Langsung

Ringkas

Hindarrkan pesan-peasan yang bertolak belakang

b) Harapkan yang terbaik

Biasanya orang-orang atau bawahan akan melakukan sesuatu sesuai dengan yang

pimpinan harapkan untuk mereka lakukan. Dalam kaitan ini,terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan,yaitu :

Hargai martabat bawahan

Sampaikan harapan melambung

Tekankan pada kebutuhan masa dating bukan pad waktu lampau

Page 6: Manajemen Supervisi Kel 1

c) Berpegang pada tujuan

Agar dapat berpegang pada tujuan,perhatikan hal-hal berikut :

Berfokus pada satu topic

Dorong adanya perilaku yang mengarah pada tujuan

Batasi adanya interupsi

d) Mendapatkan komitmen

Persetujan dan komitmen dapat diperoleh dengan menggunakan cara-cara berikut:

Ringkasan dan ulangi kembali hal-hal yang telah dibicarakan

Keikutsertaan

Mendengarkan dengan sunguh-sunguh apabila seseorang sedang berbicara

Pastikan bahwa orang lain memahami hal-hal yang telah pimpinan

kemukakan

Menindaklanjuti hal-hal yang telah dibicarakan atau yang telah diputuskan

2.3.1 Ciri-ciri Supervisi yang efektif

Menurut R. Keith Mobley dalam Sindu Mulianto, Eko R. Cahyadi dan M.

Karebet (2006 : 8-12). Ciri-ciri supervise yang efektif yaitu :

1. Pendelegasian

Dalam hal ini supervisor harus dapat membawa timnya kearah target yang telah

ditetapkan. Dengan keterbatasan waktu dan tenaga, akan lebih efektif jika supervisor

mendelegasikan sebagian tugas-tugasnya, terutama yang bersifat teknis kepada anak

buahnya atau anggota timnya.

2. Keseimbangan

Seorang pimpinan diberikan otoritas untuk mengambil keputusan dan memberikan

tugas kepada orang-orang dibawah tanggung jawabnya. Otoritas ini harus digunakan

Page 7: Manajemen Supervisi Kel 1

dengan tepat, artinya supervisor harus menyeimbangkan penggunaan otoritas tersebut.

Supervisor perlu tahu kapan hars menggunakan otoritas ini, dan kapan harus menahan

diri, dan membiarkan anak buah bekerja dengan mengoptimalkan kreativitas mereka.

Keseimbangan juga mengacu pada sikap yang diambil oleh seorang pemimpin, kapan

harus bersikap tegas dan kapan harus member kesempatan kepada anak buahnya

untuk menyampaikan pendapat.

3. Jembatan

Supervisor atau manajer merupakan jembatan antara staf yang mereka pimpin dan

manajemen puncak. Jadi, ia harus dapat menyampaikan keinginan atau usulan

karyawan pada pihak manajemen. Sebaliknya, ia pun harus dapat menyampaikan visi

dan misi yang telah ditetapkan serta keputusan lain yang telah dibuat manajemen

puncak untuk diketahui oleh para karyawan yang menjadi anggota timnya.

4. Komunikasi

Komunikasi disini bukanlah satu arah (memberikan tugas-tugas saja) tetapi yang lebih

utama adalah komunikasi multiarah yang juga mencakup kemampuan mendengarkan

keluhan, masukan, dan pertanyaan dari karyawan. Dalam mengkomunikasikan tugas-

tugas, supervisor perlu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang yang

harus melaksanakan tugas tersebut, yakni bahasa yang sejajar dengan kemampuan ,

dan cara berpikir anak buah.

2.4 Tokoh-tokoh pelopor manajemen supervisi

1. Tahalele (1979) mengemukakan bahwa prinsip supervisi digolongkan menjadi prinsip

positif dan negatif. Prinsip positif berisi anjuran untuk memedomani sesuatu yang baik

dalam pelaksanaan supervisi, sementara prinsip negatif berisi anjuran untuk meninggalkan

sesuatu yang tidak baik, yang berakibat terhalangnya pencapaian tujuan pendidikan.

Adapun prinsip-prinsip positif supervisi menurut Tahalele (1979) adalah:

Ilmiah, yaitu dilaksanakan secara sistematis, objektif, dan menggunakan instrumen.

Sistematis, maksudnya berurut dari masalah satu ke masalah berikutnya secara runtut.

Objektif maksudnya apa adanya, tidak mencari-cari atau mengarang-ngarang.

Page 8: Manajemen Supervisi Kel 1

Menggunakan instrumen, maksudnya, dalam melaksanakan supervisi pembelajaran

harus ada instrumen pengamatan yang dijadikan sebagai panduan,

Kooperatif, artinya terdapat kerja sama yang baik antara supervisor dan karyawan,

Konstruktif, artinya dalam melaksanakan supervisi, hendaknya mengarah kepada

perbaikan, apapun perbaikannya dan seberapun perbaikannya,

Realistik, sesuai dengan keadaan, tidak terlalu idealistik,

Progresif, artinya dilaksanakannya maju selangkah demi selangkah namun tetap

mantap,

Inovatif, yang berarti mengikhtiarkan pembaruan dan berusaha menemukan hal-hal

baru dalam supervisi,

Memberikan kesempatan kepada supervisor dan karyawan untuk mengevaluasi diri

mereka sendiri, dan menemukan jalan pemecahan atas kekurangannya.

2. Djajadisastra (1976) mengemukakan prinsip supervisi adalah prinsip fundamental dan

prinsip praktis. Prinsip fundamental adalah supervisi dipandang sebagai bagian dari

keseluruhan proses pendidikan yang tidak terlepas dari dasar-dasar pendidikan nasional

Indonesia yakni Pancasila. Supervisi pendidikan haruslah menggunakan prinsip-prinsip

sila pertama sampai sila kelima Pancasila. Prinsip fundamental ini haruslah menjiwai

kegiatan supervisi. Prinsip praktis adalah kaidah-kaidah yang harus dijadikan pedoman

praktis dalam pelaksanaan supervisi. Prinsip praktis ini dibagi lagi menjadi prinsip positif

dan negatif.

3. Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut :

“Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”.

Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik.

4. Mc. Nerney meninjau supervise sebagai suatu proses penilaian mengatakan: supervise

adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses

pengajaran. Dalam pelaksanaannya, supervise bukan hanya mengawasi apakah para guru

atau pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan intruksi atau

ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru,

bagaimana cara-cara memperbaiki proses belajar mengajar.

Page 9: Manajemen Supervisi Kel 1

2.4.1 Fungsi Supervisi

G.R Terry dan Leslie W. Rue (1982:2) mengatakan bahwa terdapat empat macam

fungsi supervise, keempat fungsi tersebut adalah planning, organizing, motivating, and

controlling.

a. Perencanaan meliputi penentuan cara yang paling efektif dalam pencapaian

pekerjaaan yang akan dilakukan.

b. Pengorganisasian meliputi pendistribusian pekerjaan diantara kelompok kerja dan

mengatur pekerjaan agar berjalan lancer

c. Motivasi meliputi memperoleh karyawan yang mempunyai usaha atau kemampuan

maksimal dalam melakukan pekerjaan

d. Pengawasan dibangun untuk menindaklanjuti melalui kegiatan mengoreksi jika

diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan

2.4.2 Metode Supervisi

Banyak metode yang dapat ditempuh dalam supervise,menurut Komaruddin

(1994:831),metode supervise yaitu :

1) Supervisi preventif

Supervise preventif bertujuan untuk mencegah kemungkinan penyimpangan

atau kesalahan dari sejak awal

2) Supervisi korektif

Supervisi korektif menyelidiki penyimpangan kesalahan dan kelainan. Bilamana

telah ditemukan,maka penyimpangan, kesalahan dan kelainan itu dikembalikan

dan diperbaiki berdasarkan standar. Sifat supervise korektif adalah represif,

artinyan penyimpangan terjadi lebih dahulu.

3) Supervise konstruktif

Supervise konstruktif mengutamakan kesempurnaan kegiatan yang dilaksanakan

dan sikap untuk saat ini dan saat yang akan datang. Oleh karena itu, kesalahan

dan penyimpangan yang sudah terjadi menjadi masukan bagi penyempurnaan

masa yang akan datang.

Page 10: Manajemen Supervisi Kel 1

4) Supervise kreaktif

Karakteristik supervise konstruktif juga merupakan salah satu karakteristik

supervise kreatif. Walaupun demikian, supervise kreatif mempunyai sasaran

yang lebih jauh. Supervise ini lebih mengutamakan pengembangan daya

imajinasi dan daya kreatif sehingga bawahan mempunyai prakarsa sendiri.

5) Supervise kooperatif

Supervise kooperatif mengawali asumsinya, bahwa organisasi merupakan suatu

kelompok yang terintegrasi yang terdiri dari sejumlah unsure mencapai sasaran

yang sama. Dengan asumsi itu, penyelia atau supervisor tidak bertindak sendiri

untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Ia membutuhkan bantuan fungsional

dari segala unsure organisasi . Karena itu supervise mengutamakan kerja sama.

Tidak ada gagasan dan tidak ada sasaran yang dapat dilaksanakan tana kerja

sama dan persepsi yang sama terhadap sasaran. Oleh karena itulah, supervise

kooperatif memandang perlu setiap partisipasi dari unsure sebagai suatu

kesatuan sistim.

2.5 Peranan dan kegiatan Supervisor

2.5.1 Pengertian Supervisor

Menurut Sindu Mullianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet (2006 :3) bahwa

“Supervisor adalah orang yang memiliki kelebihan atau mempunyai keistimewaan, yang

tugasnya melihat dan mengawasi pekerjaan orang lain”. Sementara menurut Komaruddin

(1994:832) supervisor, mandor, pengawas pelaksana atau penyelia yaitu :

a. Seseorang yang mempunyai tugas utama untuk mengawasi kelangsungan

pekerjaan bawahannya

b. Program pengawasan yang menetapkan jadwal dan mengelola sumber-sumber

computer.

Keith Davis dan John W. Newstrom (1990:168) mendefinisikan bahwa “ Penyelia

(supervisor) adalah pemimpin yang menduduiki posisi pada tingkat manajemen paling bawah

dalam organisasi”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli sebagaimana diungkapkan di atas dapat

disimpulkan bahwa supervisor adalah pemimpin yang menduduki posisi pada tingkat bawah

Page 11: Manajemen Supervisi Kel 1

dalam organisasi yang bertugas melihat dan mengawasu pekerjaan bawahannya agar sesuai

dengan arah dan target perusahaan.

2.5.2 Fungsi Supervisor

Terdapat beberapa pendapat menurut para ahli mengenai fungsi supervisor. Menurut

Sindu Mulianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet (2006 :67) seorang supervisor memiliki

peran ganda atau dwi fungsi. Suatu saat ia mewakili perusahaan menyampaikan instruksi

kerja, perintah atau informasi lain kepada bawahan serta harus menjaga kepentingan

perusahaan. Disaat lain, ia harus menyampaiakan keluhan karyawan kepada atasan,

memperjuangkan kebutuhan karyawan, dan membela nasib karyawan sesuai dengan norma-

norma, peraturan, perundang-undangan yang berlaku.

Keith davis dan John W. Newstrom (1990: 168-170) mengemukakan bahwa terdapat

lima pandangan yang agak berbeda tentang peran atau fungsi supervisor. Lima pandangan

tersebut yaitu :

a. Orang penting dalam manajemen. Pandangan manajemen tradisional tentang penyelia

adalah bahwa mereka merupakan orang penting dalam manajemen (key person in

management). Mereka mengambil keputusan, mengendalikan pekerjaan, menafsirkan

pekerjaan, dan umumnya merupakan orang penting dalam proses penyelesaian

pekerjaan. Mereka mewakili pimpinan kepada karyawan dan mereka juga mewakili

karyawan kepada pimpinan. Mereka dapat menahan segala sesuatu yang mengalir ke

atas atau ke bawah.

b. Penyelia di tengah. Menurut sudut pandang di tengah ( in the middle of view point ).

Para penyelia terhimpit diantara berbagai kekuatan social pimpinan dan karyawan

yang saling berlawanan.

c. Penyelia pinggiran. Penyelia pinggiran ( marginal supervisor ) disisihkan dari atau

pada bagian pinggiran, aktivitas, dan pengaruh yang mempengaruhi departemennya.

Tidak diterima oleh pimpinan, diabaikan oleh staf, dan bukan salah satu dari

karyawan biasa, penyelia benar merupakan orang-orang yang bekerja sendiri.

d. Karyawan lain. Pandangan keempat tentang penyelia adalah bahwa mereka dalam

segala hal tetap merupakan pegawai biasa kecuali jabatan. Pertama, mereka sering

kurang memiliki wewenang. Pusat pengambilan keputusan berad ditempat lain, jadi

penyelia hanya melaksanakan keputusan, melakukan pekerjaan secara operasional,

Page 12: Manajemen Supervisi Kel 1

melaksanakan perintah, berkomunikasi, dan pola pemikiran mereka jauh lebih dekat

dengan para karyawan ketimbang dengan pimpinan yang lebih tinggi.

e. Spesialis perilaku. Dalam situasi tertentu pimpinan memandang para penyelia

terutama sebagai spesialis perilaku. Para peneyelia adalah spesialis yang sama seperti

semua staf umumnya dengan siapa mereka berinteraksi. Mereka membina sisi

manusia dalam pengoperasian perusahaan, dan staf menangani aspek teknisnya.

Mereka bukan pejabat utama melainkan termasuk dalam kalangan spesialis yang

menangani masalah operasional.

2.5.3 Kegiatan Supervisor

Semua organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan para karyawan yang

disupervisi melaksanakan fungsi yang tidak serupa. Dengan demikian, masalah yang dihadapi

para supervisor dan kegiatan yang mereka lakukan tentunya berbeda. Supervisor adalah

manajer tingkat pertama yang langsung berhubungan dengan karyawan. Menurut Agus

Dharma (2003: 5-6) sebagai manajer, supervisor terlihat dalam setiap kegiatan manajemen,

kegiatan tersebut adalah :

LINGKUP PENGAWASAN

PERENCANAAN

PENGAWASAN

PENGORGANISASIAN PELAKSANAN

PENGAWASAN

PENGENDALIAN

PENGAWASAN

Koordinasi Pengawasan dan Jaminan Kualitas

Page 13: Manajemen Supervisi Kel 1

a. Perencanaan. Menetapkan tujuan, memutuskan cara pencapaian tujuan, menetapkan

arah tindakan, serta menetapkan kebijakan dan prosedur.

b. Pengorganisasian. Menetapkan pembagian kerja, penugasan kerja, pengelompokan

pekerjaan untuk koordinasi, serta menetpkan wewenang dan tanggung jawab.

c. Pendayagunaan SDM. Ikut menyeleksi orang untuk melaksanakan pekerjaan,

menempatkan dan memberikan orientasi untuk melaksanakan pekerjaan serta melatih

dan menilai kinerja karyawan.

d. Pembinaan. Member contoh, memotivasi, dan memberdayakan karyawan. Termasuk

disini adalah upaya menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan

untuk berkinerja bagus.

e. Pengendalian. Menghimpun informasi tentang pencapaian hasil, membandingkannya

dengan standar/rencana, dan melakukan tindakan perbaikan jika perlu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Christina Christenson, Thomas W. Johnson dan John

E. Stinson (1982: 6-7) bahwa sebagai manajer supervisor melakukan berbagai kegiatan

manajemen,yaitu :

a. Perencanaan meliputi menetapkan tujuan, memutuskan cara pencapaian tujuan,

menetapkan arah tindakan, menetapkan kebijakan dan prosedur.

b. Pengorganisasian meliputi menetapkan pembagian kerja, pengelompokan pekerjaan

untuk koordinasi serta menetapkan wewenang dan tanggung jawab.

c. Pendayagunaan pegawai, menempatkan dan memberikan orientasi untuk

melaksanakan pekerjaan, melatih karyawan dan menilai kinerja karyawan.

d. Pengaturan meliputi menuntun dan mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan

pekerjaan, berkomunikasi dengan karyawan, membuat motivasi yang positif serta

menangani masalah karyawan.

e. Pengendalian meliputi menghimpun informasi tentang pencapaian hasil,

membandingkannya dengan standar/rencana, dan melakukan tindakan perbaikan jika

diperlukan.

Menurut Sindu Mulianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet (2006:7-8) bahwa peran

manajerial seorang supervisor adalah mencakup :

a. Perencanaan. Pembuatan rencana mencakup rencana kerja dan interaksi antar anggota

tim. Perencanaan juga perlu memerhatikan keterbatasan sumber daya yang dimiliki

Page 14: Manajemen Supervisi Kel 1

dan keterbatasan waktu yang dialokasikan untuk mencapai target yang telah

ditentukan.

b. Pengorganisasian. Supervisor atau manajer perlu melakukan pengorganisasian orang,

tugas,waktu dan fasilitas yang diperlukan. Dalam menjalankan fungsi ini, supervisor

atau manajer perlu menempatkan orang yang tepat didalam pekerjaan yang sesuai

dengan keterampilan dan minat orang tersebut (staffing). Pekerjaan ini juga menuntut

supervisor membuat jadwal untuk mengatur lalu lintas orang dan kegiatan agar tidak

ada yang berbenturan.

c. Implementasi. Dalam tahap ini perlu disusun berbagi scenario implementasiyang

sesuai dengan rencana dan jenis pekerjaan yang harus diselsesaikan.

d. Evaluasi dan pengawasan. Evaluasi dan pengawasan ini tidak hanya dilakukan satu

titik (titik awal atau titik akhir), melainkan secara regular dibeberapa titik sepanjang

perjalanan menjuju target. Fungsi evaluasi dan pengawasan ini adalah untuk melihat

apakah semua kegiatan sudah lancer dan menuju arah yang benar.yaitu pencapaian

target.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

dari supervisor meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pemberdayaan SDM,

pembinaan, dan pengawasan.

2.6 Keterampilan Dasar Supervisor

Agar efektif melaksanakan pekerjaan supervisinya, para supervisor memerlukan suatu

keterampilan. Keterampilan dasar seorang supervisor menurut Kimball Wiles, 1955) dalam

Piet Sahertian (2008:18) yang harus dimiliki supervisor yaitu :

1. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.

2. Keterampilan dalam proses kelompok.

3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan.

4. Keterampilan dan mengatur personalia sekolah.

5. Keterampilan dalam evaluasi.

Karena setiap profesi membutuhkan keterampilan, maka keterampilan berikut juga harus

dimiliki oleh seorang supervisor untuk menunjang pekerjaannya:

Page 15: Manajemen Supervisi Kel 1

1. Keterampilan Teknis

Pengetahuan produk sendiri atau product knowledge, produk pesaing, dan produk

pengganti, keterampilan menjual dan bernegosiasi, pengetahuan pelanggan (Customer

relationship manajement), segmentasi dan area kerja pengetahuan pasar/industri.

Memahami betul apa itu segmentasi, targeting, positioning, differentation, selling,

brand dan process. Keterampilan ini berguna untuk melatih team dan tenaga penjual,

mealith salesman baru dan mempresentasikan produk di hadapan beberapa pelanggan

sekaligus jika diperlukan.

2. Keterampilan Human Relations

Bekerja sendiri sebagai sales berbeda sekali dengan bekerja sebagai supervisor dengan

memimpin suatu kelompok kerja, menjadi supervisor harus mempunya ketarampilan

human relationship, bekerja efektif dengan orang lain, team, atasan, administrasi. Oleh

karena itu, bacaan tentang kepemimpinan, komunikasi, teknik pendelegasian,

konseling dan coahing dan problem solving menjadi bacaan wajib untuk supervisor.

Supervisor tidak semata-mata berurusan dengan aspek meteril tetapi berhadapan

dengan manusia-manusia yang berbeda perilaku.

a) Hubungan pribadi : pribadi orang yang bersangkutan;

b) Hubungan fungsionil : fungsi yang dijalankan seseorang;

c) Hubungan instrumental : didasarkan atas pandangan memperalat bawahan;

d) Hubungan konvensionil : didasarkan atas kebiasaan atau kelaziman yang berlaku.

3. Keterampilan administratif

Keterampilan ini kelihatannya yang banyak dilupkan, itu karena supervisor ketika

menjadi sales selalu melimpahkan tugas ini pada administrasi. Menjadi Seorang

Supervisor membutuhkan teterampilan mengorganisir dan manajemen sehingga

menyeimbangkan antara orientasi pekerjaan dan orientasi manusia. Kemudian setelah

memenuhi keterampilan diatas, kita akan mengetahui berbagai macam tipe-tipe

seorang supervisor. Tipe-tipenya antara lain:

1. Otokratis : supervisor penentu segalanya.

2. Demokratis : mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau gontong

royong secara kekeluargaan.

3. Manipulasi diplomatis : mengarahkan orang yang disupervisi untuk melaksanakan

apa yang dikehendaki supervisor dengan cara musulihat.

Page 16: Manajemen Supervisi Kel 1

4. Laissez-faire : memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang

disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.

2.6 Contoh kasus Manajemen Supervisi

2.7 Penerapan Manajemen Supervise Pendidikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pelaksanaan supervisi kelas dalam

pembinaan keterampilan mengajar guru di SMP Muhammadiyah se-Kota Malang, (2)

Pelaksanaan supervisi klinis dalam pembinaan keterampilan mengajar guru di SMP

Muhammadiyah se-Kota Malang, dan (3) Upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah

dalam pembinaan keterampilan mengajar guru di SMP Muhammadiyah se-Kota Malang.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dan kualitatif. Informasi dan Sampel Penelitian adalah 5 kepala sekolah dan 5

guru masing-masing SMP Muhammadiyah di wilayah Kota Malang. Teknik

pengambilan data untuk pendekatan kualitatif menggunakan teknik observasi,

wawancara mendalam, dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data dengan

pendekatan kuantitatif  dengan menggunakan angket.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

Supervisi pengajaran menurut kepala sekolah diperoleh modus (Mo) 3.28, median

(Me) 3.44, nilai rata-rata (Mean) 3.489, dan standar deviasi (s) 0.2056.  sedangkan

supervisi pengajaran menurut guru diperoleh modus (Mo) 3.28, median (Me) 3.44, nilai

rata-rata (Mean) 3.489, dan standar deviasi (s) 0.2056.

Prosedur pelaksanaan supervisi kelas terdiri atas: (1) Tahap Persiapan, meliputi; (a)

menyiapkan instrumen dan (b) menyiapkan jadwal bersama, (2) Tahap Pelaksanaan,

yaitu pelaksanaan observasi supervisi kepala sekolah, (3) Tahap Pelaporan, meliputi;  (a)

mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi di kelas, (b) menganalisis hasil

supervisi, (c) mengevaluasi bersama antara kepala sekolah dan guru, dan (d) membuat

catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan, dan  (4) Tahap Tindak

lanjut, meliputi; (a) mendisukusikan dan membuat solusi bersama, (b) memberitahukan

hasil pelaksanaan kunjungan kelas,  dan (c) mengkomunikasikan kepada guru.

Sedangkan pelaksanaan supervisi klinis belum berjalan secara optimal.

Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah memahami dan memecahkan

masalah-masalah proses belajar-mengajar dan membantu guru memecahkan masalah-

masalah yang dihadapinya sehari-hari dalam melaksanakan tugas pokoknya.

Mengikutsertakan kegiatan yang dilakukan di Musyawarah Guru Mata Pelajaran

Page 17: Manajemen Supervisi Kel 1

(MGMP), KKG, maupun di PKG menyangkut teknis-edukatif yang ditujukan untuk

memperbaiki proses belajar-mengajar

Jika merujuk pendapatnya Glickman (1985) peranan supervisi. Pertama, seharusnya

supervisi dijadikan sebagai sarana untuk pemberian bimbingan dan bantuan kepada guru

dan staf tata usaha agar mampu meningkatkan kinerjanya, Kedua, Pemberian bimbingan

dan bantuan dilakukan secara langsung dan tidak perlu ada perantara, Ketiga, Pemberian

bantuan dan bimbingan harus dikaitkan dengan peristiwa yang memerlukan bimbingan,

keempat, Kegiatan supervisi dilakukan secara berkala agar terjadi mekanisme yang ajeg

dan rutin, Kelima, Supervisi terjadi dalam suasana yang kondusif penuh sifat

kekeluargaan agar terjalin kerjasama yang baik, dan keenam, Supervisi dilakukan

dengan mengunakan catatan agar apa yang dilakukan dan ditemukan tidak hilang.

Temuan dan hal-hal penting lainnya merupakan bahan binaan yang sangat penting

artinya dan dapat dibahas dalam pertemuan rutin pengawas dan kepala sekolah.

Seorang supervisor berperan penting dalam pembinaan keterampilan mengajar guru. Jika

dilihat perannya, peran supervisor adalah memberi support (supprting), membantu

(assisting), dan mnegikutsertakan (sharing). Peranan seorang supervisor ialah

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas

dalam mengembangkan ptensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggungjawab.

Suasana yang demikan hanya dapat terjadi bila kepemimpinan dari supervisor itu

bercorak demokratis bukan otokratis. Sehingga pada gilirannya guru-guru dapat tumbuh

secara personal maupun profesional.

Page 18: Manajemen Supervisi Kel 1

BAB III

III.Penutup

3.1 KesimpulanBerdasarkan beberapa kajian dan isi materi dapat disimpulkan bahwa :

Supervisi yang berarti juga pengawasan adalah strategi manajemen yang terdiri atas serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa mutu yang diharapkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi memenuhi standar yang telah ditentukan.

Prinsip-prinsip supervivi mencakup kejelasan berkomunikasi, harapan yang terbaik, berpegang pada tujuan, dan mendapatkan komitmen.

Ciri-ciri supervisi yang efektif yaitu : Pendelegasian Keseimbangan Jembatan Komunikasi

Ada 4 fungsi supervisi atau supervisior yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), motivasi (motivating), pengawasan (controling)

Ada beberapa Meroda supervisi yakni1. Supervisi preventif2. Supervisi koektif3. Supervisi konstruktif4. Supervis kreatif5. Supervisi kooperatif

Supervisior merupakan orang yang memiliki kelebihan atau mempunyai keistimewaan, yang tugasnya melihat dan mengawasi pekerjaan orang lain

Beberapa fungsi supervisior adalah sebagai orang pening dalam manajemen, penyelia di tengah, penyelia pinggiran, karyawan lain, dan sosialisasi perilaku

Supervisior merupakan element atau karyawan mutlak yang seharusnya ada dalam suatu perusahaan.

3.2 SaranSaran penulis kepada setiap perusahaan dan khususnya industri sudah seharusnya

menerapkan konsep manajemen perusahaan dengan berpedoman kepada sistem dan prinsip supervisi dalam pengelolaan manajemen karena ini akan sangat membantu kinerja perusahaan dalam menciptakan kualitas produksi yang efektif dan optimal.. Dengan menempatakan seorang supervisior dalam perusahaan itu akan sangat memebantu kinerja direktur dalam menerapkan kebijakan pengorganisasian, perencanaan dan pengawasan yang terjamin dan tersampaikan dengan baik dalam setiap tahapannya.

Sehingga penting bagi setiap industri perusahaan memenrapakan metoda dan fungsi supervsi yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan karyawan guna meningkatkan optimalinya prose manajemen perusahaan.

Page 19: Manajemen Supervisi Kel 1