Kehidupan Murid Dan Guru

Embed Size (px)

Citation preview

KEHIDUPAN MURID DAN GURU

A.MURID DAN GURU

Sebagai seorang yang besar dan dapat sekolah dari gaji seorang Guru, saya sedikit banyak telah mengalami perjalanan sejarah kehidupan seorang Guru. Entah itu sejarah tentang perlakuan masyarakat terhadap Guru, tentang dialog keluh antar Guru maupun tentang kepulan asap dapur seorang Guru. Guru selalu ditimang dan rayu dengan banyak istilah. Pahlawan tanpa tanda jasa. Pernah juga saya dengar bahwa setiap orang besar selalu pernah jadi Guru. Entah kenapa itu selau dieluelukan, padahal di alam nyata, Guru yang ada disekitar kita tidak pernah menjadi orang besar. Minimal mereka selalu dihadapkan pada banyaknya problem tidak hanya melulu tentang tercekiknya dompet namun juga tentang tanggung jawab untuk mencerdaskan bangsa. Saya setuju dengan salah satu tokoh (saya lupa namanya) yang sempat berujar bahwa gelar pahlawan tanpa tanda jasa itu lebih terasa sebagai ungkapan hinaan, ejekan, bukan penghormatan, karena ungkapan itu bisa diartikan bahwa kita anggap Guru memang tak berhak memperoleh tanda jasa itu. Ada cerita seorang ksatria yang ingin belajar kepada seorang Resi yang kepiawaiannya dalam mengajar sudah terkenal. Namun sang Resi itu ternyata menolak, karena dia sudah bersumpah hanya akan mengajar ksatria dari Pandawa dan Ngastina, sementara sang ksatria ini tidak masuk dalam keluarga Pandawa ataupun Ngastina. Dengan rasa kecewa, ksatria ini pulang. Namun dia tidak patah arang, semangatnya untuk belajar sangatlah tinggi. Konon, ksatria ini membuat patung yang menyerupai Resi yang dipujanya itu, dan dia kemudia berpura-pura berlatih memanah dan sang patung Resi itu memberikan arahan. Tiap hari dia berlatih secara tekun dengan patung itu.

Singkat cerita, ketika diadu, sang ksatria ini jauh lebih baik dibanding dengan murid yang belajar langsung dengan sang Resi. Ada dua hal yang bisa saya ambil dari kisah itu. Pertama, bahwa bisa saya pastikan kalau saja Resi tidak menolak ksatria itu pasti dia akan menjadi seorang murid yang mau nggugu [manut] apapun yang di perintahkan dan niru apapun yang dilakukan oleh sang Guru. Bahwa untuk menuju dunia pendidikan, untuk mempelajari ilmu diperlukan sebuah keprasahan dan telat bulat untuk benar-benar belajar. Bahwa dalam mempelajari ilmu, salah satu unsur terpenting adalah Guru maka siapkan diri untuk menerima sebuah paket manusia yang bernama Resi. Sang ksatria berhasil melapaui tahap itu, jangankan kepada seorang Resi, kepada bayangbayang Resi saja dia mampu tunduk dan manut. Kedua, bahwa harus ada kemandirian seorang Guru dalam proses transfer ilmu itu. Guru harus bersih dari campur tangan dari pihak luar. Ketika Resi bersumpah hanya akan mengajar ksatria dari Pandawa dan Ngastina, tidak ada yang boleh mengganggu gugat. Kemandirian itu saya dianggap penting, karena saat ini banyaknya pihak yang mencoba mengganggu kemandirian dan independensi seorang Guru dalam mengajar. Sekarang, silahkan hitung kasus betapa banyaknya orang tua yang mencoba merayu Guru, mengibaskan lembaran-lemabaran uang di depan mata seorang Guru yang memang gajinya cekak agar anak orang tua itu bisa mendapatkan nilai baik

B.Interaksi Guru dalam Berbahasa dengan Siswa Faktor lingkungan yang turut berperan besar pula terhadap perkembangan bahasa anak yaitu pengaruh interaksi antara guru dengan siswa. Masa usia anak saat ini lebih terpaku besar pada masa-masa sekolah, dimana anak sering bertemu dengan seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada mereka.

Pengajaran bahasa menjadi hal yang penting bagi keterampilan berbahasa anak untuk mengungkapkan pikiran maupun sebagai bentuk moral kepribadian anak. Sebagai anak usia Sekolah Dasar yang sedang dalam mengalami perkembangan bahasa dan dalam tahap eksplorasi, pengaruh bahasa yang baik dapat sebagai pondasi anak untuk mengembangkan keterampilan berbahasa selanjutnya. Anak usia Sekolah Dasar dapat memahami apa yang diajarkan guru apabila guru meneladankan langsung atau memberi contoh kepada anak. Metode pengajaran bahasa yang dilakukan seorang guru hendaknya tidak hanya sekedar memberikan teori-teori bahasa kepada anak, namun bagaimana hasil yang diperoleh anak untuk dapat berbahasa dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran di sekolah, terjadi interaksi berkomunikasi antara guru dan siswa. Pemerolehan bahasa anak dapat terjadi ketika anak memperhatikan orang yang lebih dewasa dan menirunya. Jadi, hati-hati sekali guru dalam setiap pembicaraan kepada siswanya yang dijadikan sebagai tauladan. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam tahap perkembangan bahasa anak usia Sekolah Dasar yaitu, berikan sesering mungkin kesempatan pada anak untuk berlatih berkomunikasi langsung, bercerita dalam pelajaran berbahasa. Hal tersebut dapat merangsang atau memacu anak untuk mengolah kata membentuk suatu kalimat yang dimengerti orang lain. Berikan pelajaran bahasa kepada siswa, mulai dari hal-hal yang sederhana, dan dapat diberikan contoh serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya yaitu guru dalam berinteraksi dengan murid, sebaiknya menggunakan pemakaian kata yang tepat dan mudah dimengerti anak, sehingga tercipta komunikasi yang interaktif. Menyikapi perkembangan anak usia Sekolah Dasar, yang peka terhadap peniruan segala apa yang diperhatikan, seorang guru hendaknya memberikan tauladan yang baik dalam berbahasa dengan siswa. Bagaimana seorang guru memahami perkembangan bahasa anak usia SD, hal tersebut berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa anak selanjutnya. Perkembangan bahasa anak dapat terhambat ketika seorang guru memberikan komunikasi bahasa yang sulit dimengerti oleh anak pada umumnya, bahasa guru yang menekan anak, ataupun kurangnya rangsangan dari guru. Pintar-pintarlah seorang guru untuk memberikan pelajaran bahasa kepada seorang anak SD sebagai bekal pondasi awal bagi perkembangan pendidikan selanjutnya .