Upload
fauziah-ridwan
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ki
Citation preview
Kebudayaan Indonesia
Pengertian Kehidupan Sosial, sistem sosial, organisasi sosial, struktur sosial,
masyarakat, dan realitas kehidupan
1.1 kehidupan sosial
Manusia tidak bisa hidup sendiri, karena itu manusia membutuhkan satu sama
lain untuk saling melengkapi atau bisa disebut dengan kehidupan sosial atau
kehidupan bermasyarakat. Selain kegiatan reproduksi ataupun produksi, manusia juga
saling menanggulangi kesulitan bersama baik dalam hal menegakkan norma, hokum,
dan tata nilai maupun mengatasi datangnya musuh, bencana, atau berbagai kegiatan
lainnya seperti rekreasi atau ritual dan seremonial. Agar bisa saling berbaur, pertama
mereka harus selalu menyesuaikan hubungan internal sesuai dengan tuntutan terus
berubah dari zaman ke zaman.
Seiringnya waktu, kehidupan masyarakat dari zaman ke zaman mengalami
perubahan atau transformasi, dikarenakan adanya kemajuan teknologi yang memang
kini mempermudah hidup manusia dengan mengatasi kesulitan yang dihadapi
dilingkungannya. Namun, dampaknya teknologi memaksa manusia hidup dengan
berbagai bentuk peraturan dan tata nilai baru sesuai dengan perkembangan teknologi.
Secara keseluruhan, manusia makin tergantung kepada teknologi, sebaliknya semakin
tertinggal dari peradaban manusia makin tergantung kepada alam.
1.1.1 sistem sosial
Masyarakat dilihat sebagai suatu mesin dengan bagian bagian yang
bekerjasama untuk menjalankan mesin tersebut. Ini merupakan gambran dinamika
yang hidup dari suatu masyarakat.
Ada kepercayaan dan sentiment yang diacu bersama oleh seluruh anggota
masyarakat (commonly held beliefs and sentiments of a society) dan kesadaran
bersama (collective conscience) yang merupakan nilai nilai fundamental kepercayaan
dan sentiment yang diartikulasikan dan terefleksi dalam norma bersama, dimana
kehidupan masyarakat bertumpu.
Masyarakat bisa dilihat melalui sektor jasa atau sektor produksi beserta
seluruh pendukung seperti sistem komunikasi, sistem informasi, sistem transportasi,
dan lain lainnya. Sistem sosial harus dilihat dari : 1. Skala (besaran) sistem, 2. Derajat
diferensiasi sistem sosial, 3. Mode serta derajat integrasi sistem.
Perkembangan sosial dibedakan antara sistem sosial yang bersahaja dari masyarakat
homogen dan masyarakat heterogen. Masyarakat homogeny memiliki kesadaran
tentang adanya ikatan kebersamaan secara mekanik (mechanical solidarity),
sedangkan masyarakat heterogen mempraktikkan ikatan kebersamaan secara organik
(organic solidarity).
Sistem sosial juga terdiri dari bagian bagian yang saling berkaitan (interrelated parts).
Sistem sosial paling sederhana tentunya adalah ciri dari suatu masyarakat yang
bersahaja, juga mungkin hanya terdiri dari dari anggota satu atau beberapa keluarga
atau kerabat yang hidup bersama dengan mendukung eksistensi mereka dan ini umum
pada tikat masyarakat pemburu dan penggeresek (hunter and gatherer, atau hunter
and forager).
Terdapat masyarakat bersahaja yang homogen dikenal sebagai masyarakat tribal atau
masyarakat pendesaan , tapi tidak statis. Ia berkembang dari tahapan bersahaja
menuju tahapan kompleks seperti yang terjadi pada masyarakat modern yang disebut
masyarakat heterogen.
Dalam suatu sistem sosial akan terbentuk jaringan sosial yang dibentuk oleh sekian
banyak niche atau simpul-simpul yang saling bertautan. Masing-masing niche diisi
oleh peran yang berbeda sesuai dengan fungsi masing-masing dalam upaya
mempertahankan kehidupan bersama yang disebut masyarakat. Diantaranya ada
sistem birokrasi, sistem produksi, sistem jasa, sistem pendidikan atau alih budaya,
dan juga mengeisi aspek kebutuhan spiritual atau keagamaan.
Secara garis besar aspek kebutuhan terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut
(Spencer, 1976:57).
1. Aspek biologis : manusia adalah makhluk biologis yang memperlihatkan
keragaman penampilan dan tuntutan kebutuhan berbeda dari lingkungan ke
lingkungan. Latar belakang biologis memberikan gambaran mengenai penampilan
berbagai kelompok berbeda di negeri ini secara fisik, yang erat dengan perkembangan
sejarah masa lalu mereka dalam hal berinteraksi dengan lingkungan.
2. Aspek psikologis (disposisi kejiwaan seorang actor dalam kehidupan
bermasyarakat) : apek psikologis lebih banyak ditekankan pada bagaimana manusia
merespons atau menanggapi dan mengembangkan sistem kepercayaannya yang
menjadi landasan atau pegangan hidup.
3. aspek kultural : ide, pengetahuan, tata nilai, adat-istiadat dan norma yang dianut.